Anda di halaman 1dari 10

“KARAKTERISTIK MASSA BATUAN”

OLEH :

SAHRI RAMADHAN LEE PARAKASI

093 2019 0257

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “
Karakteristik Massa Batuan” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas tambahan final. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu
dalam proses pengerjaan makalah ini. Kami menyadari, makalah yang kami tulis
ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Makassar, 19 Juni 2022

Penulis,
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kondisi massa batuan dalam merespon gaya luar akan dipengaruhi oleh
karakteristik massa batuannya. Salah satu gambaran massa batuan merespon gaya
luar adalah kegiatan pengeboran massa batuan untuk penyediaan lubang ledak.
Klasifikasi massa batuan merupakan suatu pendekatan rancangan empiris yang
digunakan secara luas di dalam rekayasa batuan. Pendekatan klasifikasi massa
batuan dapat digunakan sebagai dasar praktis untuk memperkirakan kualitas massa
batuan baik di permukaan atau di bawah tanah. Dalam perkembangan rekayasa
batuan, Rock Mass Rating System (Bieniawski, 1989) merupakan klasifikasi massa
batuan yang sering digunakan dalam berbagai penyelidikan geoteknik.

B. Rumusan Masalah
1. Apa devinisi dari batuan dan massa batuan ?
2. Bagaimana proses pembentukan batu?
2. Apa saja macam-macamnya ?

C. Tujuan dan Manfaat Dalam penulisan makalah ini secara garis besar
mempunyai beberapa tujuan, yaitu :
1) Untuk mengetahui tentang karakteristik massa batuan
2) Untuk mengetahui berbagai macam karakteristik massa batuan
3). Untuk mengetahui bagaimana proses pembentukan batu
BAB II
PEMBAHASAN

A. Devinisi
a. Devinisi batuan
Batuan adalah material kompleks dengan variasi sifat-sifatnya yang sangat luas,
mulai dari jenis batuan, mineralogy, ukuran butir dan struktur serta lainnya.
Kumpulan batuan yang disebut massa batuan yang bisa juga disebut dengan joined
rock mosses merupakan gabungan dari blok atau partikel angular batuan brittle
yang saling mengunci dan dipisahkan oleh bidang-bidang ketidakmenerusan dalam
bentuk kekar, patahan, bidang perlapisan dan lainnya yang bisa jadi diisi oelh
material lunak.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, batu didefinisikan sebagai benda keras
dan padat yang berasal dari bumi atau planet lain, tetapi bukan seperti logam.
Dalam geologi, batu adalah agregat yang terbentuk secara alami dan koheren
dari satu atau lebih mineral. Agregat itu merupakan unit dasar yang menyusun Bumi
padat dan biasanya membentuk volume yang dapat dikenali dan dipetakan

b. Devinisi massa batuan


Massa batuan adalah susunan blok-blok material batuan yang dipisahkan oleh
berbagai tipe ketidakmenerusan geologi.

B. Proses pembentukan batuan


Menurut penelitian para ahli, diketahui bahwa pembentukan batu memerlukan
waktu hingga jutaan tahun. Siklus batu yang panjang ini berawal dari terbentuknya
batuan beku, pelapukan batuan beku, pergerakan batuan, sedimentasi,
metamorfosis dan pencairan magma kembali.
Menurut proses pembentukannya, batuan dibagi menjadi tiga jenis utama.
Jenis-jenis batu tersebut adalah :
(1) batuan beku, yang telah memadat dari bahan cair yang disebut magma;
(2) batuan sedimen, yang terdiri dari fragmen yang berasal dari batuan yang
sudah ada sebelumnya atau bahan yang diendapkan dari larutan; dan
(3) batuan metamorf, yang berasal dari batuan beku maupun batuan sedimen
dalam kondisi yang menyebabkan perubahan komposisi mineralogi, tekstur, dan
struktur internal.
Ketiga jenis-jenis batu ini, pada gilirannya, dibagi lagi menjadi banyak
kelompok dan jenis berdasarkan berbagai faktor, di mana yang paling penting
adalah atribut kimia, mineralogi, dan tekstur.

C. Karakteristik massa batuan


Menurut asal-usulnya, batuan dapat dibagi menjadi tiga kelompok atau jenis
batuan utama, diantaranya:

1. Batuan beku (igneous)


2. Batuan sedimen/batuan endap, dan
3. Batuan metamorf

Dari ketiga kelompok batuan tersebut (beku, sedimen, dan metamorf), bagian
terbesar dari batuan yang terbuka di permukaan tanah adalah batuan sedimen yang
mencapai 75%. Dan dari bagian tersebut yang menonjol adalah batuan serpih
(serpih empung, batu lanau, batu lumpur dan batu lempung) yang meliputi 50%
lebih dari batuan sedimen terbuka. Informasi distribusi jenis batuan di Indonesia
dapat diperoleh dari peta geologi yang dikeluarkan oleh Direktorat Geologi.
Jenis batuan, sebagian besar berada di perut bumi dan hanya sedikit yang nampak
di permukaan bumi. Batuan yang ada di perut bumi berukuran besar dan terhubung
dengan perut bumi. Sementara batuan yang ada di permukaan bumi memiliki
ukuran yang beragam dan dapat diamati secara langsung.
Ada banyak jenis batuan yang ternyata masing-masing punya karakteristik
tersendiri dan kegunaannya bagi sebuah bangunan, meski sama-sama punya sifat
yang kokoh dan kuat.

1. Jenis Batuan Beku

Batuan beku terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, yang
sebagian besar terdiri atas silika (SiO2). Namun tergantung pada komposisi
magmanya, batuan beku dapat berbeda-beda dari sisi warnanya, kepadatan,
komposisi mineral dan teksturnya. Jenis batuan beku kemudian diidentifikasi dan
diklasifikasi berdasar ciri-ciri tersebut.
Perbedaan warna terutama disebabkan oleh adanya mineral. Batuan yang
mengandung banyak mineral warna disebut ultramafik, contohnya batuan peridotit
yang membentuk selubung bumi. Batuan biasa yang berwarna gelap disebut mafik,
misalnya batuan basalt dan gabro. Selanjutnya batuan yang berwarna muda disebut
felsik, contohnya granit.
Perbedaan tekstur terjadi karena perbedaan laju pendinginan magma. Laju
pendingan magma, tergantung pada letak magma nya yang dapat terjadi di dapur
magma, di dalam saluran magma (korok) dan dipermukaan bumi. Umumnya
semakin dalam letak magma, semakin lambat mendinginnya sehingga kristal
mineralnya cukup waktu untuk tumbuh sebelum magma mengeras, dan batuannya
akan bertekstur kasar. Berikut tiga jenis batuan yang masuk kategori batuan beku.
a. Batuan Beku Plutonik
Batuan beku plutonik adalah batuan yang terbentuk dari magma yang
membeku jauh di dalam bumi dan hanya terdiri dari kristal saja. Proses pendinginan
batuan beku dalam ini sangat lambat sekali, maka dari itu terjadi pengkristalan yang
sempurna. Kristal batuan beku dalam ini berukuran besar dan kasar. Kelompok
batuan beku plutonik meliputi batu granit, batu gabro, batu diorit, dan batu syenit.
b. Batuan Beku Gang
Sedangkan batuan beku gang terbentuk dari magma yang membeku di
dalam korok atau gang, sehingga secara letak lebih dekat dengan permukaan bumi.
Proses pendinginan magma untuk membentuk batuan beku gang terjadi lebih cepat,
dengan pengkristalan yang tidak terlalu sempurna. Akibatnya, batuan ini ada yang
memiliki kristal besar, kristal kecil, dan bahkan tidak mengkristal. Kelmpok batuan
beku gang mencakup batu batu profir granit, batu profir gabro, batu profir syenit,
dan batu granit fosfir.
c. Batuan Beku Vulkanis
Disebut juga batuan beku luar, leleran, atau ekstrusi, jenis batuan beku ini
tercipta dari magma yang keluar ke permukaan bumi (lava). Jika di luar pemukaan
bumi, maka proses pendinginan lava akan berlangsung sangat cepat dan kecil
kemungkinan proses kristalisasi terjadi. Kelompok batuan beku vulkanis contohnya
batu rhyolit, batu andesit, batu trachit, batu basalt, batu obsidian, dan batu apung.

2. Jenis Batuan Sedimen

Batuan sedimen adalah jenis batuan yang terjadi karena proses pengendapan
materi hasil erosi atau pelarutan. Dengan kata lain, batuan sedimen merupakan
batuan yang berasal dari batuan yang sudah pernah ada sebelumnya. Batuan
sedimen hanya menyusun sekitar 5% dari total volume kerak bumi dan menutupi
sekitar 75% dari permukaan bumi. Selain itu, sekitar 80% permukaan benua
memang tertutup oleh batuan sedimen.
Pada umumnya, batuan sedimen memiliki warna yang terang atau cerah,
putih, kuning maupun abu-abu terang. Soal warna, hal ini sangat tergantung dari
komposisi bahan yang membentuknya. Merujuk laman Museum Gunungapi
Merapi Kabupaten Sleman, berikut jenis batuan sedimen menurut cara
pembentukannya.
a. Batuan Sedimen dari Medium Pengendapannya
Menurut medium pengendapannya, batuan sedimem diklasifikasi
menjadi;batuan sedimen aeris, glasial, aquatic, dan marine. Batuan sedimen aeris
ialah batuan sedimen yang berasal dari pengendapan angin, contohnya tanah loss,
tanah tuf, dan tanah pasir di gurun. Sedangkan batuan sedimen glasial berasal dari
pengendapan es/gletser, misalnya moraine.
Batuan sedimen aquatic merupakan batuan sedimen yang berasal dari
pengendapan air. Contohnya yang banyak dikenal masyarakat mencakup breksi,
konglomerat, batu pasir. Terakhir batuan sedimen marine, adalah batuan sedimen
yang berasal dari pengendapan air laut misalnya batu gamping dan batu garam.
b. Batuan Sedimen dari Tempat Pengendapannya
Berdasarkan tempat pengendapannya, batuan sedimen terbagi menjadi
batuan sedimen teristis, limnis, continental, fluvial, dan glacial. Jenis batuan
sedimen teristis adalah batuan yang tempat pengendapannya ada di darat.
Sementara batuan sedimen limnis berasal dari hasil pengendapan di danau.
Contohnya, tuff danau dan tanah liat danau.
Jenis batuan sedimen continental yang diendapkan di laut, contohnya
meliputi tanah loss, tanah merah, dan tanah gurun pasir. Jika sudah di darat, danau
dan laut, maka batuan sedimen fluvial berasal dari hasil pengendapan di sungai.
Kemudian batuan sedimen glacial adalah batuan sedimen yang diendapakan di
tempat yang terdapat es atau salju.
c. Batuan Sedimen dari Cara Pengendapannya
Selain klasifikasi berdasarkan medium dan tempat pengendapannya, batuan
sedimen juga terbentuk dari cara pengendapan. Pertama ada batuan sedimen klastis,
yakni batuan sedimen yang terbentuk dari pelapukan dan erosi dai jenis batuan lain
yang kemudian molekulnya mengendap, bergabung dan mengeras menjadi satu.
Contoh jenis batuan sedimen klastis adalah breksi dan batuan pasir.
Adapula batuan sedimen kimia yang terbentuk dari proses pelapukan
kimiawi yang kemudian mengalami pemisahan molekul zat. Molkul zat yang
terpisah kemudian bersatu dengan molekul zat lainnya, dan akhirnya membentuk
batuan. Kendati ada juga yang mengatakan bahwa batuan sedimen kimia adalah
larutan di dalam air dan langsung diendapkan.
Terakhir ada jenis batuan sedimen organis yang terbentuk karena kumpulan
jasad renik yang kemudian menjadi batuan. Beberapa peneliti menyebut bahwa
batuan sedimen organis adalah larutan di dalam air yang kemudian diambil oleh
organisme, dan melalui organisme itu membentuk batuan endapan organis.
3. Jenis Batuan Metamorf

Kegunaan batuan metamorf adalah untuk mengetahui suhu dan juga tekanan
yang terjadi jauh di dalam permukaan bumi. Foto: Pinterest
Jenis batuan metamorf adalah batuan yang terbentuk oleh proses
metamorfisme pada batuan yang telah ada sebelumnya. Batuan asalnya dapat
berupa batuan beku, sedimen maupun metamorf. Proses metamorfosisme adalah
proses yang menyebabkan perubahan komposisi mineral, tekstur dan struktur pada
batuan karena panas dan tekanan tinggi, serta larutan kimia yang aktif.
Ketika gerakan lempeng mendorong batuan beku atau batuan sedimen jauh
ke dalam bumi, tekanan dan suhu tinggi memampatkan dan meremukkannya
menjadi batuan metamorf. Perubahan dapat terjadi karena suhu yang tinggi, tekanan
yang berat atau gabungan keduanya yang berlangsung berabad-abad.
Kegunaan batuan metamorf ini adalah untuk mengetahui suhu dan juga
tekanan yang terjadi jauh di dalam permukaan bumi. Kelompok jenis batuan
metamorf, seperti dilansir dari Balai Pengembangan Multimedia Pendidikan dan
Kebudayaan Kemendikbud, adalah sebagai berikut.
a. Batuan Metamorf Dinamo
Jenis batuan metamorf dinamo terjadi lantaran perubahan mineral satu ke
mineral lainnya, dimana batuan yang disebabkan karena tekanan tinggi yang
dihasilkan oleh gerak diatropisme. Metamosfosa ini banyak dijumpai di daerah
patahan dan lipatan. Misalnya batu lumpur (mudstone) menjadi batu tulis (slate),
batu bara menjadi antrasit, sabak, gneis dan serpih.
b. Batuan Metamorf Kontak
Batuan metamorf kontak terjadi karena pengaruh intrusi magma yang panas
dan jauh, sehingga menyebabkan makin berkurangnya derajat metamorfosa karena
temperatur semakin rendah. Pada zona metamorfosa tersebut banyak dijumpai
mineral-mineral bahan galian yang letaknya relatif teratur menurut jauhnya dari
batuan intrusi. Contoh batuan metamorf kontak adalah marmer dari batu gamping
(limestone) dan antrasit dari batubara.
c. Batuan Metamorf Pneumatalitis
Batuan metamorf pneumatolitis terbentuk karena pengaruh gas-gas dari
magma. Pengaruh gas panas pada mineral batuan menyebabkan perubahan
komposisi kimiawi mineral tersebut. Contoh batuan metamorf pneumatolitis kontak
adalah kuarsa dengan gas borium berubah menjadi turmalin.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan asal-usulnya, batuan terpilah dalam 3 jenis, yakni batuan beku;


batuan sedimen; dan batuan metamorf. Batuan beku merupakan kumpulan mineral
silikat hasil dari pendinginan magma. Adapun batuan sedimen adalah hasil
rombakan dari bantuan beku, batuan metamorf, atau batuan sedimen yang telah ada
sebelumnya. Sementara batuan metamorf terbentuk dari batuan induk yang
mengalami perubahan tekstur dan komposisi mineral di fase padat, usai ada
perubahan fisika (tekanan, temperatur, atau keduanya). Ketiga jenis batuan itu dapat
mengalami siklus batuan (jentera batuan) sehingga berubah bentuk atau tipe.
DAFTAR PUSTAKA

http://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/98173#:~:text=Klasifikasi%2
0massa%20batuan%20merupakan%20suatu,permukaan%20atau%20di%2
0bawah%20tanah
http://eprints.upnyk.ac.id/26522/
https://zdocs.tips/doc/mbjecky-ahino-dbd-114-096-kristian-kaharap-dbd-
114-145klasifikasi-massa-batuan-rpq798xz7q12
https://www.rumah.com/panduan-properti/jenis-batuan-41850
https://www.merdeka.com/jabar/jenis-jenis-batu-beserta-karakteristik-dan-
proses-pembentukannya-kln.html
https://www.rumah.com/panduan-properti/jenis-batuan-41850
https://tirto.id/memahami-pengertian-batuan-siklus-batuan-dan-jenis-jenis-
batuan-f9xA

Anda mungkin juga menyukai