Anda di halaman 1dari 9

Mata Kuliah : Geologi Tata Lingkungan

Tugas :3

KLASIFIKASI BATUAN DAN MANFAATNYA


Tugas ini disusun guna memenuhi nilai tugas mata kuliah Geologi Tata Lingkungan

Disusun Oleh :

Viera Mustika Octaviani (163060025)

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
2020
Batuan adalah benda padat yang terbuat secara alami dari mineral atau
mineraloid. Secara umum terdapat tiga jenis batuan yang ada di permukaan bumi,
yang berasal dari proses pembentukan yang berbeda-beda. Magma yang keluar
dari perut bumi dan membeku karena mengalami proses pendinginan mengasilkan
batuan beku. Batuan yang lebih dahulu terbentuk, yang mengalami pelapukan,
erosi, dan kemudian lapukannya diangkut oleh air, udara yang selanjutnya
diendapkan dan berakumulasi di dalam cekungan pengendapan, membentuk
sedimen. Material-material sedimen itu kemudian terkompaksi, mengeras,
mengalami litifikasi, dan terbentuklah batuan sedimen. Batuan beku atau batuan
sedimen dapat berubah bentuk dalam waktu yang sangat lama dengan adanya
perubahan temperatur serta tekanan yang kemudian menjadi batuan metamorf.
1. Jenis-Jenis Batuan
a. Batuan Beku
Merupakan batuan yang terbentuk sebagai hasil pembekuan magma, suatu
masa larutan silikat cair liat, pijar dan mudah bergerak (mobile). Pembekuan
magma menjadi batuan beku dapat terjadi pada saat sebelum magma keluar dari
dapurnya, ditengah perjalanan, dan ketika sudah berada diatas permukaan bumi.
Pembekuannya terjadi di dalam, jauh dibawah permukaan bumi. Proses
pendinginannya sangat lambat. Hal ini mengakibatkan terbentuknya hablur-hablur
mineral besar-besar dan sempurna.
Batuan beku yang membeku sebelum magma keluar dan terjadi pada saat
lapisan dalam disebut batuan plutonik, jika membeku di tengah perjalanan disebut
batuan korok atau porforik. Adapun jika magma telah keluar dan membeku di
permukaan bumi, disebut batuan beku luar atau efusi/vulkanik. Berdasarkan
teksturnya batuan beku dibedakan menjadi 2, yaitu :
a. Batuan beku plutonik
Batuan beku yang proses pendinginan magma berada pada kedalaman
yang besar dan proses pembekuannya terjadi secara perlahan
sehinggamemberi kesempatan untuk pengintian dan pembentukan kristal
secara sempurna yangdicirikan dengan mineral penyusun batuan
berukuran besar (> 1 mm).
Contoh : Gabro, Diorit, Granit, Granodiorit, Dunit, Peridotit, dll.
b. Batuan beku vulkanik
Batuan beku yang proses pendinginan magma beradadi permukaan atau
didekat permukaan bumi, sehingga proses pembekuannya terjadidengan
relatif cepat dengan melepaskan kandungan gasnya. Oleh karena itu
seringmemperlihatkan struktur aliran dan banyak lubang gasnya
(vesikuler), yangmenyebabkan terbentuknya mineral penyusun berukuran
halus atau masif (< 1 mm).
Contoh : Basalt, Andesit, Dasit, Obssidian, Riolit,Trakit,dll
Perbedaan antara keduanya bisa dilihat dari besar mineral penyusun
batuannya. Batuan beku plutonik umumnya terbentuk dari pembekuan magma
yang relatif lebih lambat sehingga mineral-mineral penyusunnya relatif besar.
Sedangkan batuan beku vulkanik umumnya terbentuk dari pembekuan magma
yang sangat cepat (misalnya akibat letusan gunung api) sehingga mineral
penyusunnya lebih kecil.
 Berdasarkan tempat proses membekunya batuan-batuan beku tersebut
terdiri atas :
a. Batuan dalam, membeku secara perlahan-lahan di dalam
b. Batuan korok, membeku di daerah korok
c. Batuan leleran, membeku secara tiba-tiba di permukaan bumi
 Batuan beku dibedakan berdasarkan sifat kimiawinya yaitu :
a. Batuan asam, mengandung banyak asam salisilat merupakan senyawa
silikon dan oksida, mengandung kwarsa berwarna keputih-putihan.
b. Batuan basa, kadar asam salisilatnya rendah banyak mengandung
magnesium dan besi, warnanya gelap/hitam
b.Batuan Sedimen
Batuan Sedimen ini merupakan batuan yang terbentuk oleh proses
geomorfologi dan dipengaruhi oleh lamanya waktu. Batuan sedimen secara umum
dibedakan menjadi 2 jenis :
Klasifikasi sediment klastik dibedakan berdasarkan atas ukuran butirnya, yaitu
sebagai berikut :
 Ludit (psepit) termasuk berbutir kasar mulai dari gravel (krikil) halus
hingga bongkah (boulder) dengan ukuran diameternya 2-256mm
 Arenit (samit) termasuk berbutir sedang, dengan ukuran diameternya 0,06-
2mm, mulai dari pasir halus hingga pasir kasar.
 Lutit (pelit) termasuk berbutir halus, ukuran diameternya 0,04-0,06mm,
mulai dari lempung higga debu kasar.
 Contoh sediment klastik adalah breksi, konglomerat, batu pasir, lempung,
serpih dan kaolin.
a. Sedimen klastik yang terbentuk oleh proses mekanik
Batuan sediment klastik terbentuk melalui proses pengendapan dari
material-material yang mengalami proses transportasi. Besar butir dari batuan
sediment klastik bervariasi dari mulai ukuran lempung sampai ukuran bongkah.
Biasanya batuan tersebut menjadi batuan penyimpan hidrokarbon (reservoir
rocks) atau bisa juga menjadi batuan induk sebagai penghasil hidrokarbon (source
rocks). Contoh sediment klastik adalah breksi, konglomerat, batu pasir, lempung,
serpih dan kaolin
b.  Sedimen non-klastik yang terbentuk karena proses kimiawi
Batuan sedimen kimia terbentuk melalui proses presipitasi dari larutan.
Biasanya batuan tersebut menjadi batuan pelindung (seal rocks) hidrokarbon dari
migrasi. Contohnya anhidrit dan batu. Batuan sedimen ini biasanya mengandung
mineral seperti kalsit, dolomit, kuarsa sekunder, gypsum dan chert.
Batuan sedimen terbentuk melalui tiga cara utama : pelapukan batuan lain
(clastic); pengendapan (deposition) karena aktivitas biogenik; dan pengendapan
(precipitation) dari larutan.Batuan endapan meliputi 75% dari permukaan bumi.

Batuan sedimen memiliki ciri yang mudah dikenal, yaitu sebagai berikut :
 Batuan endapan biasanya berlapis-lapis
 Mengandung sisa-sisa jasad atau bekasnya, seperti terdapatnya cangkang
binatang koral dan serat-serat kayu.
 Adanya keseragaman yang nyata dari bagian-bagian berbentuk bulat yang
menyusunnya.
 Penamaan batuan sedimen berdasarkan butir
a) Penamaan batuan sedimen biasanya berdasarkan besar butir penyusun
batuan tersebut Penamaan tersebut adalah :
b) Breksi adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih besar dari 2 mm
dengan bentuk butitan yang bersudut.
c) Konglomerat adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih besar dari
2 mm dengan bentuk butiran yang membudar.
d) Batu pasir adalah batuan sedimen dengan ukuran butir antara 2 mm
sampai 1/16 mm
e) Batu lanau adalah batuan sedimen dengan ukuran butir antara 1/16 mm
sampai 1/256 mm
f) Batu lempung adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih kecil dari
1/256
Berikut adalah contoh-contoh dan karakteristik dari batu sedimen :
1. Konglomerat
Proses Terbentuk    :Konglomerat merupakan suatu bentukan fragmen dari proses
sedimentasi, batuan yang berbutir kasar, terdiri atas fragmen
dengan bentuk membundar dengan ukuran lebih besar dari
2mm yang berada ditengah-tengah semen yang tersusun oleh
batupasir dan diperkuat & dipadatkan lagi kerikil. Dalam
pembentukannya membutuhkan energi yang cukup besar
untuk menggerakan fragmen yang cukup besar biasanya
terjadi pada sistem sungai dan pantai.
Warna                     : Berwarna warni
Manfaat                   : Biasanya batuan tersebut menjadi batuan penyimpan
hidrokarbon (reservoir rocks) atau bisa juga menjadi batuan
induk sebagai penghasil hidrokarbon (source rocks).
2. Batu Pasir

Proses Terbentuk         :Batupasir adalah suatu batuan sedimen klastik yang


dimana partikel penyusunya kebanyakan berupa butiran
berukuran pasir. Kebanyakan batupasir dibentuk dari
butiran-butiran yang terbawa oleh pergerakan air, seperti
ombak pada suatu pantai atau saluran di suatu sungai.
Butirannya secara khas di semen bersama-sama oleh
tanah kerikil atau kalsit untuk membentuk batupasir
tersebut. Batupasir paling umum terdiri atas butir kwarsa
sebab kwarsa adalah suatu mineral yang umum yang
bersifat menentang laju arus.
Warna                       : Coklat dan putih
Manfaat                      : Batupasir mempunyai banyak kegunaan didalam industri
konstruksi sebagai suatu kumpulan dan batu-tembok.
batupasir hasil galian dapat digunakan sebagai material di
dalam pembuatan gelas/kaca.
3. Breksi

Karakteristik            : Breksi merupakan batuan sedimen klastik yang memiliki


ukuran butir yang cukup besar (diameter lebih dari dua
milimeter) dengan tersusun atas batuan dengan fragmen
menyudut (tajam). Ruang antara fragmen besar bisa diisi
dengan matriks partikel yang lebih kecil atau semen mineral
yang mengikat batu itu bersama-sama. Spesimen yang
ditunjukkan di atas memiliki ukuran garis tengah sekitar
dua inci (lima sentimeter).
Warna                       : merah kecoklatan, keemasan, coklat
Manfaat                    : sebagai Hiasan Bisa, misalnya di ukir hingga halus
membentuk vas bunga, meja kecil, atau asbak.

c.Batuan metamorfosis atau Batuan metamorf (methamorphic rock)


Merupakan batuan yang berasal dari batuan induk yang mengalami
perubahan tekstur dan komposisi mineral sebagai akibat perubahan kondisi fisik
disebabkan oleh tekanan dan temperatur.batuan sebelumnya akan berubah tekstur
dan strukturnya sehingga membentuk batuan baru dengan tekstur dan struktur
yang baru pula. Contoh batuan tersebut adalah batu sabak atau slate yang
merupakan perubahan batu lempung. Apabila semua batuan-batuan yang
sebelumnya terpanaskan dan meleleh maka akan membentuk magma yang
kemudian mengalami proses pendinginan kembali dan menjadi batuan-batuan
baru lagi. Beberapa contoh batuan metamorf adalah Gneis, batu sabak, batu
garnet, dan pualam.
Batuan metamorf menyusun sebagian besar dari kerak Bumi.Mereka
terbentuk jauh dibawah permukaan bumi oleh tegasan yang besar dari batuan
diatasnya serta tekanan dan suhu tinggi. Mereka juga terbentuk oleh intrusi batu
lebur, disebut magma, ke dalam batuan padat dan terbentuk terutama pada kontak
antara magma dan batuan yang bersuhu tinggi.
Ciri-ciri batuan ini :
 Adanya perlapisan,
 Silang siur atau struktur gelembur gelombang klastik.
Batuan metamorf memiliki beragam karakteristik. Karakteristik ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor dalam pembentukan batuan tersebut ;
a. Komposisi mineral batuan asal
b. Tekanan dan temperatur saat proses metamorfisme
c. Pengaruh gaya tektonik
d. Pengaruh fluida
Pada pengklasifikasiannya berdasarkan struktur, batuan metamorf
diklasifikasikan menjadi dua, yaitu :
a. Oliasi, struktur planar pada batuan metamorf sebagai akibat dari pengaruh
tekanan diferensial (berbeda) pada saat proses metamorfisme.
b. Non foliasi, struktur batuan metamorf yang tidak memperlihatkan
penjajaran mineral-mineral dalam batuan tersebut.
Jenis-jenis Metamorfisme
a. Metamorfisme kontak/termal
Metamorfisme oleh temperatur tinggi pada intrusi magma atau ekstrusi
lava.
b. Metamorfisme regional
Metamorfisme oleh kenaikan tekanan dan temperatur yang sedang, dan
terjadi pada daerah yang luas.
c. Metamorfisme Dinamik
Metamorfisme akibat tekanan diferensial yang tinggi akibat pergerakan
patahan lempeng.

Anda mungkin juga menyukai