Anda di halaman 1dari 42

BISMILLAHIRROHMANIRROHIM

ASSLAMU ‘ALAIKUM WAROHAMTULLAHI WABAROKATUH


BAHAN BANGNUNAN DAN PROPERTY

4th MEETING
Wednesday 2022

ABDI NASRULLAH, S. Pd., M.M., MT (C)


abdinasrullah4@gmail.com
Batu - Batuan
1. Definisi Batu secara Umum dan
Geologis
Secara umum, batu merupakan material bangunan yang tersedia secara
alami di alam yang telah digunakan sejak awal peradaban manusia. Secara
geologis, batu didefinisikan sebagai suatu substansi padat yang tercipta
akibat efek dari tiga proses geologis, yaitu :

Pembekuan Magma, Proses Sedimentasi melalui Penguburan,


Pemampatan, dan Modifikasi secara Kimiawi, serta Proses Metamorphosis

Batuan yang tercipta akibat proses pembekuan magma disebut Batuan Beku
(Igneous Rock), Contohnya: basalt, andesit, dan rhiolit. Batuan yang tercipta
akibat Proses sedimentasi adalah Batuan Sedimen (Sedimentary Rock),
Contohnya: Batu Kapur. Batuan yang tercipta akibat suhu serta tekanan yang
tinggi mempengaruhi batuan yang sudah ada, disebut Batuan Metamorf
(Metamorphic Rock), contohnya: Marmer.
Pengertian Sedimentasi

Apa itu sedimentasi? Dilansir Britannica Encyclopedia, sedimentasi adalah


proses pengendapan material dari keadaan suspensi atau larutan cairan atau
udara yang terbawa dorongan gravitasi misalnya endapan talus atau
akumulasi puing-puing batuan dasar tebing.

Sementara dalam buku Geografi Paket C Setara SMA/MA yang disusun oleh
Kustopo (2017), sedimentasi adalah pengendapan atau penimbunan
material hasil dari pengikisan dan pelapukan air, angin, gletser ke suatu
wilayah yang nantinya diendapkan.
Proses Sedimentasi
Proses sedimentasi akan menciptakan endapan berupa batuan sedimen
yang nantinya membentuk permukaan bumi. Contoh sedimentasi
misalnya terjadi pada pasir dan lanau dapat terbawa dalam suspensi
dalam air sungai.
Ketika mencapai wilayah rendah terjadilah proses sedimentasi atau
pengendapan. Seiring waktu berjalan, material tersebut terkubur dapat
menjadi batupasir dan batulanau (batuan sedimen) melalui litifikasi.
Dengan begitu, dapat kita pahami bahwa proses sedimentasi melalui
proses yang panjang. Namun, dalam prosesnya sendiri terbagi menjadi
dua yaitu secara geologis dan proses yang dipercepat.
Secara geologis, urutan proses sedimentasi adalah pelapukan, erosi,
transportasi, lalu deposisi atau pengendapan. Sementara proses
sedimentasi yang dipercepat yaitu pengendapan dalam waktu singkat.
Biasanya proses ini didorong oleh aktivitas manusia seperti
penambangan. Pembentukan sedimen ini dapat mengganggu
keseimbangan lingkungan dan alam.
Jenis-Jenis Sedimentasi
Jenis-jenis sedimentasi ini dibagi menjadi dua bagian berdasarkan proses
endapan dan lokasi endapan. Yuk simak penjelasan lengkapnya sebagai
berikut:
1. Jenis Sedimentasi Berdasarkan Proses Endapan
Masih dari sumber yang sama, berdasarkan prosesnya, jenis sedimentasi
yaitu sedimen Akuatis, sedimen Marine, sedimen Aeolis, dan sedimen
Glasial.
Sedimen Akuatis
Sedimen jenis ini merupakan hasil pengendapan oleh air dapat berupa
Meander yaitu sungai yang berkelok, Oxbow Lake yaitu kelokan sungai
atau meander yang terpisah dari aliran sungai, Delta yaitu endapan
sedimen oleh air sungai, dan tanggul alam jika volume air meningkat
dengan cepat.
Sedimen Marine
Merupakan hasil pengendapan air laut yang disebabkan oleh pengaruh
gelombang. Contoh bentang alam hasil pengendapan marine misalnya
pesisir, spit, tombolo, dan penghalang pantai.
Sedimen Aeolis
Pengendapan aeolis merupakan hasil dari endapan oleh angin, biasanya
berupa bukit pasir (sand dune). Adanya gumuk pasir disebabkan akumulasi
pasir yang banyak dan tiupan angin yang kuat. Angin mengangkut pasir dan
mengendapkan di suatu tempat bertahap dan menghasilkan timbunan pasir
yang disebut sand dune.
Sedimen glasial
Jenis sedimen ini merupakan hasil dari endapan oleh gletser yaitu timbunan
material pada lembah.

2. Jenis Sedimentasi Berdasarkan Lokasi Endapan


Sedangkan jenis sedimen berdasarkan lokasi endapan yaitu sedimen Teristris,
sedimen Fluvial, sedimen Limnis, sedimen Marine, dan sedimen Lakustris.
Sedimen Teristris: Pengendapan di daratan atau dataran banjir
Sedimen Fluvial: Pengendapan di dasar sungai yang berakibat pada
pendangkalan sungai
Sedimen Limnis: Pengendapan di daerah rawa-rawa
Sedimen Marine: Pengendapan di perairan laut
Sedimen Lakustris: Pengendapan di dasar danau
2. Klasifikasi Batu-Batuan

• Batuan Beku

Batuan yang tercipta akibat proses pembekuan magma (Symes 2016). Magma dapat membeku di
bawah maupun di atas permukaan bumi. Bila magma membeku di dalam permukaan bumi,
maka batuan beku tersebut disebut batuan beku dalam atau batuan beku intrusif atau
plutonik, namun jika magma membeku saat berhasil keluar ke permukaan bumi (menjadi
lava), maka batuan beku tersebut disebut batuan beku luar atau batuan beku ekstrusif.
Contoh dari batuan beku intrusif adalah granit, diorite, gabbro, dan peridot, sedangkan
contoh dari batuan beku ekstrusif adalah obsidian, riolit, andesit, dan basalt.
Granit
Proses terbentuk : Batuan ini terbentuk dari hasil pembekuan magma
berkomposisi asam yang membeku di dalam dapur magma, sehingga batu ini
merupakan jenis batu beku dalam.
Massa jenis : Sekitar 2,2 – 2,3 gram/cm3
Warna : Putih, abu-abu, atau campuran keduanya.
Tempat : Batuan ini banyak di temukan di daerah pinggiran pantai
dan di pinggiran sungai besar ataupun di dasar sungai.
 
Batu Granit dapat digunakan sebagai :
•Batu bahan bangunan
•Monumen
•Jembatan
•Jebagai dekorasi
•Bahan tegel
•dll.
Gabro
Proses Terbentuk : Terbentuk dari magma yang membeku di
dalam gunung. Termasuk batuan dalam
Massa Jenis : 2,9 – 3,21 gram/cm3
Warna : Gelap kehijauan , coklat bercampur putih
Karakteristik lain : Batuan gabro berwarna gelap kehijauan,
menunjukkan kandungan silika rendah sehingga magma asal bersifat
basa. Struktur batuan ini adalah massive, tidak terdapat rongga atau
lubang udara maupun retakan-retakan. Batuan ini masih segar dan
tidak pernah terkena gaya endogen yang dapat meninggalkan retakan
pada batuan.Batuan ini memeiliki tekstur fanerik karena mineral-
mineralnya dapat dilihat langsung secara kasat mata dan mineral
yang besar menunjukkan bahwa mineral tersebut terbentuk pada
suhu pembekuan yang relatif lambat sehingga bentuk mineralnya
besar-besar.Derajat kristalisasi sempurna, bahwa batuan ini secara
keseluruhan tersusun atas kristal sehingga disebut holocrystalline.
Tekstur seperti ini menunjukkan proses pembentukan magma yang
lambat. Ion-ion penyusun mineral pada batuan, dalam lingkungan
bertekanan tinggi dan temperatur yang luar biasa tinggi dapat
bergerak sangat cepat dan menyusun dirinya sedemikian rupa
sehingga membentuk suatu bentuk yang teratur dan semakin
berukuran besar.
Diorit
Proses terbentuk : Merupakan batuan hasil terobosan batuan beku (instruksi) yang
Terbentuk dari hasil peleburan lantai samudra yang bersifat mafic pada suatu subduction zone.
biasanya diproduksi pada busur lingkaran volkanis, dan membentuk suatu gunung didalam
cordilleran ( subduction sepanjang tepi suatu benua, seperti pada deretan Pegunungan).
Terdapat emplaces yang besar berupa batholiths ( banyak beribu-ribu mil-kwadrat) dan
mengantarkan magma sampai pada permukaan untuk menghasilkan gunung api gabungan
dengan lahar andesite. Termasuk jenis batuan beku dalam
Massa jenis : 2,8 – 2,9 gram/cm3
Warna : Kelabu bercampur putih, atau hitam bercampur putih
Kegunaan : batu diorit ini dapat dijadikan sebagai batu ornamen dinding maupun
lantai bangunan gedung atau untuk batu belah untuk pondasi bangunan / jalan raya.
Basalt
Proses Terbentuk : Berasal dari hasil pembekuan magma berkomposisi
basa di permukaan atau dekat permukaan bumi. Biasanya membentuk
lempeng samudera di dunia. Mempunyai ukuran butir yang sangat baik
sehingga kehadiran mineral mineral tidak terlihat.
Massa jenis : 2,7 – 3 gram/cm3
Warna : Gelap
Karakteristik lain  : Batuan Basalt lazimnya bersifat masif dan keras,
bertekstur afanitik, terdiri atas mineral gelas vulkanik, plagioklas,
piroksin. Amfibol dan mineral hitam. Kandungan mineral Vulcanik ini
hanya dapat terlihat pada jenis batuan basalt yang berukuran butir
kuarsa, yaitu jenis dari batuan basalt yang bernama gabbro.
Berdasarkan komposisi kimianya, basalt dapat dibedakan menjadi dua
tipe, yaitu basalt alkali dan basalt tholeitik. Perbedaan di antara kedua
tipe basalt itu dapat dilihat dari kandungan Na2O dan K2O. Untuk
konsentrasi SiO2 yang sama, basalt alkali memiliki kandungan Na2O dan
K2O lebih tinggi daripada basalt tholeitik.
Manfaat : Basalt kerap digunakan sebagai bahan baku dalam
industri poles, bahan bangunan / pondasi bangunan (gedung, jalan,
jembatan, dll) dan sebagai agregat.
Proses Terbentuk : Obsidian merupakan batuan yang
terbentuk oleh hasil kegiatan erupsi gunung api bersusunan
asam hingga basa yang pembekuannya sangat cepat sehingga
akan terbentuk gelas atau kaca daripada kristal dominan.
Obsidian adalah batuan yang disusun secara keseluruhan dari
Obsidian
kaca amorf dan sedikit kristal feldspar, mineral hitam dan
kuarsa.
Massa Jenis : 2,36 – 2,5 gram/cm3
Warna : Warnanya bening seperti kaca dan
warnanya kadang-kadang hitam mulus, merah tua, agak hijau
atau abu-abu. Batu ini jarang yang berwarna kuning atau
merah putih atau biru. Batu obsidian sering ditemukan dalam
keadaan mengkilau mulus walaupun belum dipoles. Batu
obsidian terbuat dari 70% silicon dioxide bahkan lebih dan jika
tercampur mineral mineral tertentu warnanya akan berubah.
Karakteristik lain : Batu obsidian mempunyai nilai
keras 5-5.5 berdasarkan daftar keras Mohs dan termasuk batu
mulia tanggung.
Manfaat :
•Dapat dijadikan sebagai perhiasan cincin
•Dijadikan kerajinan
•Di Itali, Perancis dan Belanda batu ini dipercayai sebagai
jimat pengusir roh jahat yang harus dimiliki di tiap rumah.
• Batuan Sedimen

Batuan Sedimen merupakan batuan yang terbentuk melalui proses sedimentasi suatu material
yang berada di permukaan bumi dan di dalam air (Symes 2016). Proses sedimentasi ini dapat
terjadi melalui tiga cara, yaitu: Pelapukan Batuan Lain (clastic); Pengendapan (deposition)
karena Aktivitas Biogenik; dan Pengendapan (precipitation) dari Larutan. Berdasarkan
proses pembentukannya, batuan sedimen diklasifikasikan menjadi empat jenis, yaitu :
Batuan Sedimen Klastik, Batuan Sedimen akibat proses Biokimia, Batuan Sedimen akibat
proses Kimia, dan Batuan Sedimen Golongan Lain.
Konglomerat
Proses Terbentuk : Konglomerat merupakan suatu bentukan fragmen dari proses
sedimentasi, batuan yang berbutir kasar, terdiri atas fragmen dengan bentuk membundar
dengan ukuran lebih besar dari 2mm yang berada ditengah-tengah semen yang tersusun oleh
batupasir dan diperkuat & dipadatkan lagi kerikil. Dalam pembentukannya membutuhkan energi
yang cukup besar untuk menggerakan fragmen yang cukup besar biasanya terjadi pada sistem
sungai dan pantai.
Warna : Berwarna warni
Manfaat : Biasanya batuan tersebut menjadi batuan penyimpan hidrokarbon
(reservoir rocks) atau bisa juga menjadi batuan induk sebagai penghasil hidrokarbon (source
rocks).
Batu Pasir
Proses Terbentuk : Batupasir adalah suatu batuan sedimen klastik yang dimana partikel
penyusunya kebanyakan berupa butiran berukuran pasir. Kebanyakan batupasir dibentuk dari
butiran-butiran yang terbawa oleh pergerakan air, seperti ombak pada suatu pantai atau saluran
di suatu sungai. Butirannya secara khas di semen bersama-sama oleh tanah kerikil atau kalsit
untuk membentuk batupasir tersebut. Batupasir paling umum terdiri atas butir kwarsa sebab
kwarsa adalah suatu mineral yang umum yang bersifat menentang laju arus.
Warna : Coklat dan putih
Manfaat : Batupasir mempunyai banyak kegunaan didalam industri konstruksi
sebagai suatu kumpulan dan batu-tembok. batupasir hasil galian dapat digunakan sebagai
material di dalam pembuatan gelas/kaca.
Travertin
• Calcium carbonat tidak larut dalam air murni, tetapi bila aornya
mengandung CO2 maka calcium carbonat itu mudah berubah menjadi
biocarbonat. Jadi dibawah tekanan atmosfer, air yang banyak
mengandung CO2 secara perlahan-lahan melarutkan calcium
carbonat, terutama bila air tersebut berasal dari tempat yang dalam
dengan tekanan yang lebih besar dan kandungan CO2 nya lebih
banyak, maka daya melarutkan lebih tinggi. Bila larutan tersebut
mencapai permukaan bumi dibawah tekanan atmosfer, calcium
carbonatnya segera diendapkan oleh proses evaporasi, dan proses ini
dapat dipercepat oleh adanya kegiatan dari tumbuh-tumbuhan
(algae). Calcum carbonat yang diendapkan di mulut/lubang mata air 
itu disebut travertine. Pada gua-gua kapur, terjadi pula pengendapan
dari calcium carbonat oleh tetesan-tetesan air secara perlahan-lahan
yang terdiri dari kristal-kristal halus dan kompak, yang disebut
dengan dripstone. Struktur fibrous atau konsentris. Yang tumbuh dari
bawah disebut stalagnite.
• Warna : Putih, kuning, atau cokelat.
• Manfaat : Untuk keperluan indoor (lantai, tangga, dinding, dsb)
maupun outdoor (monument, patung, dsb).
• Batuan Metamorf

Batuan metamorf (atau batuan malihan) adalah salah satu kelompok utama batuan yang merupakan hasil
transformasi atau ubahan dari suatu tipe batuan yang telah ada sebelumnya oleh suatu proses yang disebut
metamorfisme, yang berarti "perubahan bentuk" (Symes 2016). Proses metamorfisme tersebut dapat
disebabkan oleh perubahan temperatur dan tekanan. Batuan metamorf dapat dibedakan menjadi berikut ini:
a. Batuan Metamorf Kontak
Batuan yang mengalami metamorfosis sebagai akibat dari adanya suhu yang sangat tinggi (sebagai akibat
dari aktivitas magma). Adanya suhu yang sangat tinggi menyebabkan terjadinya perubahan bentuk maupun
warna batuan. Contohnya batu kapur (gamping) menjadi marmer.
b. Batuan Metamorf Dinamo
Batuan yang mengalami metamorfose sebagai akibat dari adanya tekanan yang tinggi (berasal dari tenaga
endogen) dalam waktu yang lama. Contohnya batu lumpur (mud stone) menjadi batu tulis (slate). Batuan
ini banyak dijumpai di daerah patahan atau lipatan.
Marmer
Terbentuk ketika batu gamping mendapat tekanan dan panas sehingga mengalami perubahan dan rekristalisasi kalsit.
Utamanya tersusun dari kalsium karbonat. Marmer bersifat padat, kompak dan tanpa foliasi.
Asal : Metamorfisme batu gamping, dolostone
Warna : Bervariasi
Ukuran butir : Medium – Coarse Grained
Struktur : Non foliasi
Komposisi : Kalsit atau Dolomit
Derajat metamorfisme : Rendah – Tinggi
Ciri khas : Tekstur berupa butiran seperti gula, terkadang terdapat fosil, bereaksi dengan HCl.

Marmer adalah metamorfisme dari batuan kapur, baik itu batu kapur kalsit maupun batu kapur dolomit. Terbentuknya
terutama disebabkan oleh reksistelisasi calsit. (dolomit) yang biasanya berbutir lebih kasar daripada batu kapur aslinya. Marmer
yang terbentuk oleh dolomitc disebut marmer dolomit (dolomitic marble). Akibat proses metamorfos dan rekristalisasi, pelapisan
sering meliuk atau bahkan tidak terlihat sama sekali. Umumnya marmer danmarmer dolomit terbentuk oleh metamorfisme kontak
atau regional dan dijumpai bersama-sama dengan phyllite, slate, schist, dan metakwarsa. Struktur batu kapur sangat bervariasi dari
yang berbutir  sangat halus hingga berbutir sangat kasar. Contoh-contoh batuan marmer yakni: breccia marble, tremolite marble,
graphite marble, talcose marble, phlogopite marble.
HASIL OLAHAN BATU & APLIKASI PADA BIDANG TEKNIK
ARSITEKTUR

• Olahan Batu Alam


Batu alam adalah salah satu material yang banyak digunakan masyarakat sebagai bahan bangunan, terutama untuk proses
penyelesaian akhir (finishing). Kesan alami serta tampilannya yang dekoratif menjadi salah satu alasan batu alam menjadi
begitu populer. Keragaman jenis serta cara pemasangannya yang mampu menghasilkan berbagai macam pola dan tampilan
membuat batu alam seolah menjadi elemen wajib dalam pembangunan sebuah rumah, mulai dari taman, pagar, bahkan kamar
mandi.

Namun, tidak semua bagian rumah dapat mempergunakan material batu alam ini. Ruangan yang mudah terkena kotoran seperti
dapur atau garasi sebaiknya menghindari pemakaian batu alam karena karakter batu alam yang akan sulit dibersihkan apabila
terkena kotoran seperti cipratan oli atau minyak.
1. Batu Marmer
Batu alam ini banyak digunakan sebagai penutup finishing lantai atau dinding. Harga marmer per
m2 cukup mahal dan keunikan serta keindahan marmer membuatnya lebih banyak dipakai
pada rumah atau bangunan mewah dengan biaya pembangunan yang besar. Marmer memiliki
sifat yang sensitif terhadap perubahan cuaca, maka hindari penggunaan marmer untuk bagian
rumah yang sering terkena hujan dan panas.

2. Batu Andesit

Batu andesit adalah batu yang paling keras di antara batu alam lain yang umumnya dipakai. Batu
andesit juga memiliki tingkat porositas kecil karena berpori rapat. Batu jenis ini berasal dari
gunung berapi dan memiliki beberapa ciri yang mudah dikenali, yaitu berwarna abu-abu atau
hitam. Sifat batu yang padat dan tahan terhadap cuaca serta lumut, membuat batu ini menjadi
favorit untuk mempercantik suatu bangunan dan cocok dipakai di segala ruang.

3. Batu Sabak
Di pasaran, batu sabak atau slate stone lebih dikenal dengan sebutan batu kali.
Selain sangat kuat untuk pondasi, jenis batuan ini dapat dibelah menjadi lempengan tipis
untuk pelapis dinding maupun lantai. Pengaplikasian batu sabak ini sebagian besar digunakan
untuk bagian luar (eksterior) misalnya dinding, pagar, kolam, pilar (kolom) serta taman
kering. Batu ini juga dapat dimanfaatkan sebagai interior lantai, paving, maupun agregat
dekoratif. Batuan ini juga merupakan isolator listrik yang bagus, sehingga sering digunakan
sebagai bahan dasar pembuatan panel listrik dan kotak saklar.
HASIL OLAHAN BATU & APLIKASI PADA BIDANG TEKNIK
ARSITEKTUR

• Olahan Batu Split


Batu split adalah salah satu jenis batu matreal bangunan yang diperoleh dengan cara membelah atau memecah batu
yang berukuran besar menjadi ukuran kecil-kecil. Batu Split juga sering disebut dengan nama batu belah, karena
disesuaikan dengan proses mendapatkannya yaitu dengan cara membelah batu.
Secara umum fungsi utama batu split adalan sebagai bahan campuran utama untuk pembuatan beton cor.
Selaian batu split, bahan pembuatan beton cor adalah pasir dan semen. Proses pembuatan beton cor ini adalah
dengan mencampur batu split, pasir dan semen dengan menggunakan media air. Setelah tercampur maka adonan
ini dicetak sesuai dengan peruntukannya. Namun demikian setelah melihat jenis ukuran batu split, ternyata
fungsinya tidak hanya sebagai bahan campuran beton cor saja tetapi juga berfungsi untuk keperluan yang lain.
Untuk mendapatkan batu split, bongkahan batu yang diperoleh dari hasil penambangan akan dibelah dengan mensin
penghancur (crusher machine). Bongkahan batu yang dihancurkan tersebut akan menghasilkan batu split berbagai
macam ukuran. Batu yang sudah dihancurkan (crushed) tersebut kemudian akan dikelompokkan dan disortir
berdasarkan ukurannya.
Batu Split Ukuran 0 - 5 mm (mili meter).

Jenis ini sering disebut juga dengan istilah Abu Batu. Ukuran ini merupakan jenis ukuran yang
paling lembut, ukuran partikelnya menyerupai pasir lembut. Batu split jenis ukuran ini banyak
dibutuhkan untuk campuran dalam proses pengaspalan atau dapat digunakan sebagai pengganti
pasir. Material batu split ukuran ini merupakan bahan utama untuk pembuatan gorong-gorong
dan batako press.

Batu Split Ukuran 5 - 10 mm (mili meter)

disebut juga dengan batu split ukuran 3/8 cm (centi meter). Material batu split jenis ini banyak
digunakan untuk campuran dalam proses pengaspalan jalan, mulai dari jalan yang ringan
sampai jalan kelas 1.Batu split jenis ukuran ini akan dicampur dengan aspal menjadi Aspal
Mixed Plantatau secara umum disebut dengan aspal hot mixed.

Batu Split Ukuran 10 - 20 mm (mili meter).

Material batu split jenis ini banyak digunakan untuk bahan  pengecoran segala macam
konstruksi, mulai dari konstuksi ringan sampai konstruksi berat. Bangunan-bangunan yang
menggunakan beton cor dari bahan batu split ukuran ini antara lain Jalan Tol, Gedung
bertingkat, Landasan Pesawat Udara, Bantalan Kereta Api, Pelabuhan dan Dermaga, Tiang
Pancang dan Jembatan dan sebagainya.
Batu Split Jenis Agregat A.

Matreal batu split ini termasuk dalam jenis sirtu. Batu split jenis Agregat A ini merupakan campuran
antara beberapa jenis ukuran baru split. Bahan campurannya terdiri dari abu batu, pasir, batu split
ukuran 10-20 mm, batu split ukuran 20-30 mm dan batu split ukuran 30-50 mm. Pencampuran bahan
ini tidak ada pedoman komposisi yang pasti atau baku dari masing-masing bahan. Komposisi
disesuaikan dengan jenis penggunaannya. Batu split jenis Agregat A ini pada umumnya digunakan
sebagai bahan pengecoran dinding, pembuatan dinding dan campuran bahan beton cor.

Batu Split Jenis Agregat B.

Matreal batu split ini termasuk dalam jenis sirtu.  Bahan campurannya terdiri dari tanah, abu batu,
pasir, batu split ukuran 10-20 mm, batu split ukuran 20-30 mm dan batu split ukuran 30-50 mm.
Pencampuran bahan ini tidak ada pedoman komposisi yang pasti atau baku dari masing-masing bahan.
Batu split jenis Agregat B ini pada umumnya digunakan untuk bahan timbunan awal pengerasan jalan
dengan tujuan untuk meratakan dan mengikat lapisan batu split yang digelar pada lapisan di atasnya. 

Batu Split Jenis Agregat C.

Campuran matreal batu split ini sering disebut batu asalan. Batu split jenis Agregat C ini merupakan
campuran antara beberapa jenis ukuran baru split. Bahan campurannya terdiri dari tanah, abu batu,
pasir, batu split apa saja dan dengan komposisi yang tidak beraturan. Batu split jenis Agregat C ini
pada umumnya digunakan untuk bahan timbunan untuk pengurukan lahan, reklamasi dan lain-lain.
Penerapan Batuan Pada Bangunan
❖ Batu granit, dari golongan batuan beku, memiliki keunggulan sebagai material yang dapat digunakan untuk membangun
suatu konstruksi bangunan, terutama pada bagian dinding. Batu granit sering digunakan sebagai bahan pembuat dinding, hal
ini disebabkan memiliki warna yang terang, ketahanan terhadap cuaca dan hujan asam, dan struktur yang besar, keras, dan
kuat. The Great Wall of China (bangunan terpanjang, 8851,8 km) dan The Empire State Building di New York (tinggi 381
m, bangunan tertinggi sampai tahun 1972) merupakan contoh bangunan fenomenal yang menggunakan batu granit sebagai
material penyusun dindingnya.

❖ Batu kapur, dari golongan batuan sedimen, memiliki keunggulan sebagai material yang dapat digunakan untuk membuat
bahan bangunan semen. Semen dapat digunakan untuk bermacam-macam keperluan, salah satunya dalam pembuatan beton.
Beton terbuat dari semen yang dicampur dengan pasir, kerikil, dan air. Selain sebagai material pembuat bahan bangunan,
batu kapur dapat juga digunakan sebagai bahan penyususn bangunan. Batu kapur sebagai penyusun bangunan ditemukan
pada bangunan yang berdiri 5000 tahun yang lalu dan sampai sekarang masih berdiri, yaitu pyramid di Mesir.

❖ Marmer, dari golongan batuan metamorf, memiliki keunggulan sebagai bahan bangunan dan bahan pembuat dekorasi
seperti patung, interior ruangan, dan sebagainya. Marmer sering digunakan dalam suatu konstruksi bangunan karena
sifatnya yang indah, memiliki variasi warna dan mudah dipotong serta dipoles. Marmer pernah digunakan sebagai bahan
penyusun salah satu bangunan terindah di dunia, yaitu Taj Mahal, The Washington Monument, dan patung Abraham Lincoln
(Lincoln Memorial).
Gambar The Great Wall of China 

Gambar Pyramid

Gambar Taj Mahal


BATU ALAM
Batu alam

• semua bahan yang menyusun kerak bumi dan merupakan suatu


agregat mineral-mineral yang telah mengeras akibat proses secara
alami seperti, membeku, pelapukan, mengendap dan adanya proses
kimia.
Unsur-unsur yang membentuk batuan yang
merupakan lapisan
(kerak) luar bumi :
• Oksigen (O2) : 49,4 %
• Silisium (Si) : 25,4 %
• Aluminium (Al) : 7,5 %
• Besi ( Fe ) : 4,7 %
• Kalsium (Ca) : 3,4 %
• Natrium (Na) : 2,6 %
• Kalium (K) : 2,4 %
• Magnesium (Mg) : 2,0 %
Sifat Fisik batu alam untuk bangunan

• Mempunyai kuat tekan dan kuat lentur yang tinggi


• Keras dan tidak mudah hancur
• Daya serap air relative kecil
• Tahan terhadap pengaruh cuaca
• Tahan terhadap keausan
Pengujian Batu Alam, meliputi :

• Analisa Petrografi,
• Analisa kimia,
• Analisa defraktometer sinar X,
• Analisa besar butir,
• Analisa berat jenis (bulk density),
• Pengujian Daya serap air pada batuan.
• Pengujian ketahanan batuan terhadap pelapukan,
• Pengujian ketahanan batuan terhadap keausan,
• Pengujian Kuat Tekan Bebas.
Analisa Petrografi

• analisa batuan secara mikroskopis untuk


mengetahui :
-jenis,
- tekstur,
- struktur komposisi mineral
- dan nama batuan.
Analisa kimia

• analisa batuan secara kimia untuk mengetahui komposisi kimia


batuan.
Analisa defraktometer sinar X

• digunakan pada batuan yang berbutir sangat halus seperti tanah liat
untuk mengetahui unsur kimianya.
Analisa besar butir

• Batuan dipanaskan dalam oven pada suhu 100°C selama 24 jam,


kemudian
• didinginkan pada suhu kamar.

• dilakukan dengan cara diayak menggunakan ayakan berjenjang yang


mempunyai ukuran tertentu.
Analisa berat jenis (bulk density)

• Batuan dipanaskan dalam oven pada suhu 100°C selama 24 jam,


kemudian
• didinginkan pada suhu kamar.
• Batuan ditimbang beratnya dan
• diukur volumenya.
• Berat jenis batuan diperoleh dengan membagi berat dengan volume.
Pengujian ketahanan batuan terhadap
pelapukan
• Untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh reaksi kimia unsur-unsur
alkali (K dan Na) pada batuan.
• Unsur-unsur ini apabila prosentasenya tinggi, akan merugikan bila
digunakan untuk agregat pada konstruksi bangunan.
Pengujian ketahanan batuan terhadap
keausan
• ketahanan batauan terhadap aus ini diartikan sebagai sifat daya
tahan batuan terhadap penggosokan bahan lain.
• Pengujian dilakukan menggunakan bolabola baja yang terdapat pada
mesin LOS ANGELES.
Pengujian Kuat Tekan Bebas

• Untuk mencegah kerusakan konstruksi akibat beban yang bekerja,


maka agregat harus cukup kuat menahan tekanan.
• Kuat tekan batuan adalah kemampuan batuan dalam menahan
beban yang diberikan sehingga batuan tersebut pertama kali
mengalami deformasi.
• Jelaskan syarat-syarat yang harus dipenuhi apabila batu
alam akan digunakan untuk jalan ( minimal 3) !
• Jelaskan jenis-jenis pengujian yang dilakukan untuk
mengetahui sifat fisik dan mekanik batu alam ( min 3 )!
• . Jelaskan sifat-sifat fisik yang harus dimiliki batu alam yang
digunakan untuk bahan bangunan !
• Jelaskan jenis-jenis batu alam yang digunakan untuk bahan
bangunan !
ALHAMDULILLAHI RABBIL ‘ALAMIN
WASSALAMU ‘ALAIKUM
WAORHAMTULLAHI WABAROKATUH
THANK YOU
&
SEE YOU NEXT MEETING

Abdi Nasrullah, S. Pd,. M.M,. M.T (c)


abdinasrullah4@gmail.com
0813 2942 9579

Anda mungkin juga menyukai