Basalt.
Basalt (/iconbslt/, /bslt/, /bslt/, or /beslt/)[1][2][3] adalah batuan beku yang
ekstrusif, terbentuk dari solidifikasi magma yang terjadi di permukaan bumi. Biasanya basalt
berwarna abu-abu atau hitam, karena pembekuannya cepat di permukaan bumi. Basalt juga
terbentuk di Bulan, Mars, Venus, dan bahkan di asteroid Vesta.
Basalt merupakan salah satu batuan paling umum di Bumi.
Catatan kaki
1.
2.
3.
^ Yourdictionary.com
Pranala luar
Wikisource memiliki teks artikel Ensiklopedia Britannica 1911 mengenai Basalt.
Basalt Columns
Gunung berapi
Jenis
gunung
berapi
Kaldera
Kerucut abu
Kerucut pasilan
Kerucut vulkanis
Kubah lava
Lubang retak
Maar
Medan vulkanis
Supervulkan
Batuan
vulkanis
Vulkanisme bimodal
Volcanic rock
Agglomerate
Andesite
Basalt
Basaltic andesite
Dacite
Komatiite
Latite
Obsidian
Rhyodacite
Rhyolite
Trachyte
Tuff
Daftar gunung
Sabuk vulkanis
Daftar
dan
kelompok
gunung
berapi
Batu Basalt
Batu Basalt adalah salah satu Batuan Beku bersifat basa yang terbentuk dari
proses pembekuan magma di permukaan atau dekat permukaan bumi. Karena
terbentuk pada permukaan bumi maka termasuk ke dalam batu ekstrusif
(vulkanik). Basalt umumnya terbentuk dari proses pembekuan yang berlangsung
cepat. Basalt juga dapat terbentuk dari pembekuan lelehan lava yang
mengandung gas, namun gasnya telah menguap. Batu Basalt umumnya bersifat
massive dan keras, ia memiliki kristal kristal kecil, umumnya berwrana gelap.
Batu ini biasa dimanfaatkan sebagai bahan bangunan.
BATU BASALT
Mar 8
Posted by RaVen
263 Votes
4. Lahar adalah lava yang bercampur dengan gas, meterial piroklastik, air,
tanah tumbuhan
c
Magma keluar di permukaan bumi antara lain melalui puncak gunung berapi. Gunung berapi
ada di daratan ada pula yang di lautan. Magma yang sudah mencapai permukaan bumi akan
membeku. Magma yang membeku kemudian menjadi batuan beku. Batuan beku muka bumi
selama beribu-ribu tahun lamanya dapat hancur terurai selama terkena panas, hujan, serta
aktivitas tumbuhan dan hewan. Selanjutnya hancuran batuan tersebut tersangkut oleh air,
angin atau hewan ke tempat lain untuk diendapkan. Hancuran batuan yang diendapkan
disebut batuan endapan atau batuan sedimen. Baik batuan sedimen atau beku dapat berubah
bentuk dalam waktu yang sangat lama karena adanya perubahan temperatur dan tekanan.
Batuan yang berubah bentuk disebut batuan malihan atau batuan metamorf.
Batuan Beku
Dimulai dari batuan beku, batuan beku adalah batuan cair pijar atau magma dari
dalam bumi yang membeku. Berdasarkan tempat proses membekunya batuanbatuan beku tersebut terdiri atas :
Batuan dalam, membeku secara perlahan-lahan di dalam
Batuan korok, membeku di daerah korok
Batuan leleran, membeku secara tiba-tiba di permukaan bumi
Batuan beku dibedakan berdasarkan sifat kimiawinya yaitu :
Batuan asam, mengandung banyak asam salisilat merupakan senyawa
silikon dan oksida, mengandung kwarsa berwarna keputih-putihan.
Batuan basa, kadar asam salisilatnya rendah banyak mengandung
magnesium dan besi, warnanya gelap/hitam
Berikut adalah contoh-contoh batuan beku :
1. Granit
Proses terbentuk
: Batuan ini terbentuk dari hasil pembekuan magma
berkomposisi asam yang membeku di dalam dapur magma, sehingga batu ini
merupakan jenis batu beku dalam.
Massa jenis
Warna
2. Gabro
Proses Terbentuk
: terbentuk dari magma yang membeku di dalam
gunung. Termasuk batuan dalam
Massa Jenis
Warna
Karakteristik lain
: Batuan gabro berwarna gelap kehijauan, menunjukkan
kandungan silika rendah sehingga magma asal bersifat basa. Struktur batuan ini
adalah massive, tidak terdapat rongga atau lubang udara maupun retakanretakan. Batuan ini masih segar dan tidak pernah terkena gaya endogen yang
dapat meninggalkan retakan pada batuan.Batuan ini memeiliki tekstur fanerik
karena mineral-mineralnya dapat dilihat langsung secara kasat mata dan mineral
yang besar menunjukkan bahwa mineral tersebut terbentuk pada suhu
pembekuan yang relatif lambat sehingga bentuk mineralnya besar-besar.Derajat
kristalisasi sempurna, bahwa batuan ini secara keseluruhan tersusun atas kristal
sehingga disebut holocrystalline. Tekstur seperti ini menunjukkan proses
pembentukan magma yang lambat. Ion-ion penyusun mineral pada batuan,
dalam lingkungan bertekanan tinggi dan temperatur yang luar biasa tinggi dapat
bergerak sangat cepat dan menyusun dirinya sedemikian rupa sehingga
membentuk suatu bentuk yang teratur dan semakin berukuran besar.
3. Andesit
Proses terbentuk :Batuan ini berasal dari lelehan lava gunung merapi yang
meletus, batu Andesit terbentuk (membeku) ketika temperatur lava yang
meleleh turun antara 900 sampai dengan 1,100 derajat Celsius. Merupakan jenis
batuan beku luar.
Massa Jenis
: 2,8 3 gram/cm3
Warna
Nisan kuburan
Cobek
Lumping jamu
Cungkup (kap lampu taman)
Arca untuk hiasan
Batu pembuat candi
Sarkofagus
Punden berundak
Meja batu
Pusat kerajinan dan pemotongan batu Andesit juga terdapat di daerah Cirebon
dan Majalengka Jawa Barat. Karena di daerah ini banyak terdapat perbukitan
yang merupakan daerah tambang Batu Andesit. Untuk batu Andesit di daerah
cirebon umum nya bewarna abu-abu dan terdiri dari 2 Jenis utama: Andesit Bintik
dan Andesit Polos.
4.Diorit
Proses terbentuk
: Merupakan batuan hasil terobosan batuan beku (instruksi)
yang Terbentuk dari hasil peleburan lantai samudra yang bersifat mafic pada
suatu subduction zone. biasanya diproduksi pada busur lingkaran volkanis, dan
membentuk suatu gunung didalam cordilleran ( subduction sepanjang tepi suatu
benua, seperti pada deretan Pegunungan). Terdapat emplaces yang besar
berupa batholiths ( banyak beribu-ribu mil-kwadrat) dan mengantarkan magma
sampai pada permukaan untuk menghasilkan gunung api gabungan dengan
lahar andesite. Termasuk jenis batuan beku dalam
Massa jenis
Warna
Kegunaan
: batu diorit ini dapat dijadikan sebagai batu ornamen
dinding maupun lantai bangunan gedung atau untuk batu belah untuk pondasi
bangunan / jalan raya.
5. Basalt
Proses Terbentuk
: Berasal dari hasil pembekuan magma berkomposisi
basa di permukaan atau dekat permukaan bumi. Biasanya membentuk lempeng
samudera di dunia. Mempunyai ukuran butir yang sangat baik sehingga
kehadiran mineral mineral tidak terlihat.
Massa jenis
Warna
: 2,7 3 gram/cm3
: Gelap
Karakteristik lain
: Batuan Basalt lazimnya bersifat masif dan keras,
bertekstur afanitik, terdiri atas mineral gelas vulkanik, plagioklas, piroksin.
Amfibol dan mineral hitam. Kandungan mineral Vulcanik ini hanya dapat terlihat
pada jenis batuan basalt yang berukuran butir kuarsa, yaitu jenis dari batuan
basalt yang bernama gabbro. Berdasarkan komposisi kimianya, basalt dapat
dibedakan menjadi dua tipe, yaitu basalt alkali dan basalt tholeitik. Perbedaan di
antara kedua tipe basalt itu dapat dilihat dari kandungan Na2O dan K2O. Untuk
konsentrasi SiO2 yang sama, basalt alkali memiliki kandungan Na2O dan K2O
lebih tinggi daripada basalt tholeitik.
Manfaat
: Basalt kerap digunakan sebagai bahan baku dalam
industri poles, bahan bangunan / pondasi bangunan (gedung, jalan, jembatan,
dll) dan sebagai agregat.
6. Obsidian
Proses Terbentuk
:Obsidian merupakan batuan yang terbentuk oleh hasil
kegiatan erupsi gunung api bersusunan asam hingga basa yang pembekuannya
sangat cepat sehingga akan terbentuk gelas atau kaca daripada kristal dominan.
Obsidian adalah batuan yang disusun secara keseluruhan dari kaca amorf dan
sedikit kristal feldspar, mineral hitam dan kuarsa.
Massa Jenis
Warna
: Warnanya bening seperti kaca dan warnanya kadangkadang hitam mulus, merah tua, agak hijau atau abu-abu. Batu ini jarang yang
berwarna kuning atau merah putih atau biru. Batu obsidian sering ditemukan
dalam keadaan mengkilau mulus walaupun belum dipoles. Batu obsidian terbuat
dari 70% silicon dioxide bahkan lebih dan jika tercampur mineral mineral
tertentu warnanya akan berubah.
Karakteristik lain
: Batu obsidian mempunyai nilai keras 5-5.5 berdasarkan
daftar keras Mohs dan termasuk batu mulia tanggung.
Manfaat
Proses Terbentuk
: Batu apung merupakan hasil material erupsi gunung api yang
membeku
ketika didalamnya masih terdapat udara sehingga mempunyai sifat titik
berongga-rongga tersebar secara tidak merata. Batu apung mengandung
silika tinggi, dan termasuk jenis batuan beku luar.
Massa Jenis
: dibawah 1 gram/cm3
Warna
Karakteristik lain
: dapat terapung di air, kedap suara, batuapung
juga tahan terhadap api, kondensi, jamur dan panas.
Manfaat
: Dalam sektor industri lain, batu apung
digunakan sebagai bahan pengisi (filler), pemoles/penggosok (polishing),
pembersih (cleaner), stonewashing, abrasif, isolator temperatur tinggi dan lainlain.
8. Diorit
Batuan ini bertekstur feneris, mengandung feldspar plagioklas calsiksodik dalam jumlah yang
besar dengan tipe sodik yang banyak. Plagioklasnya melebihi ortoklas, kwarsa tidak ada,
tetapi mengandung augit dalam jumlah sedikit. Harnbledia biasanya lebih banyak dari biotit.
Diorite sangat mirip dengan gabro, tetapi diorit plagioklasnya lebih asam (sodik) daripada
labradorit. Batuan dengan plagioklas yang lebih basa disebut dengan gabro. Jika banyak
penokris disebut dengan porfir diorit. diorit terdiri dari kurang lebih 65% plagioklas dan 35%
mineral silikat gelap seperti biotit dan augit. Mineral-mineral accesorisnya kwarsa, apotik,
kalsit, klorit, granit, dan epidot. Varietas yang umum adalah diorite hornblende. Warna diorit
cerah abu-abu gelap hijau keabu-abuan.
9. Liparit
Lapirit merupakan batuan bertekstur porfiris dan umumnya berwarna putih, mineral
pembentuknya feldspar, kuarsa, biotit dan mungkin juga mineral berwarna gelap.
9. Dasit
Dasit merupakan batuan yang memiliki ciri-ciri berwarna abu-abu terang, mineral plagioklas
berbutir kasar dalam masa dasar lebih halus. Dasit mengandung 15-20% kwarsa, kurang lebih
60% feldaspar dan 10-20% biotit atau hornblande. Mineral silikat ada dalam jumlah sedikit.
Misalnya biotit, hornblende, dan augit. Jika panerisnya plagioklas atau kwarsa banyak,
disebut dengan porfir dan dasit. Masa dasar dari batuan ini biasanya berbutir halus, tetapi
dapat juga secara gradual menjadi glass.
10. Skoria
Skoria merupakan batuan yang terbentuk jika air dan gelombang-gelombang gas lainnya
keluar melalui lava yang mampat (stiff lava), yang luabang-lubangnya lebih besar kalau
dibandingkan dengan purnice. Warna skoria coklat kemerahan sampai abu-abu gelap dan
hitam.
11. Tufa Gelas
Tufa Gelas merupakan batuan piroklastik yang disusun oleh material hasil gunung api yang
banyak mengandung debu vulkanik dan mineral gelas, dengan warna putih kekurangan, abuabu dan kuning kecoklatan. Kegunaan digunakan sebagai timbunan.
B. BATUAN SEDIMEN
Batuan endapan atau batuan sedimen adalah salah satu dari tiga kelompok
utama batuan (bersama dengan batuan beku dan batuan metamorfosis) yang
terbentuk melalui tiga cara utama: pelapukan batuan lain (clastic); pengendapan
(deposition) karena aktivitas biogenik; dan pengendapan (precipitation) dari
larutan. Jenis batuan umum seperti batu kapur, batu pasir, dan lempung,
termasuk dalam batuan endapan. Batuan endapan meliputi 75% dari permukaan
bumi.
Batuan sedimen (batuan endapan) adalah batuan yang terjadi akibat
pengendapan materi hasil erosi. Sekitar 80% permukaan benua tertutup oleh
batuan sedimen. Materi hasil erosi terdiri atas berbagai jenis partikel yaitu ada
yang halus, kasar, berat dan ada juga yang ringan. Cara pengangkutannya pun
bermacam-macam seperti terdorong (traction), terbawa secara melompatlompat (saltion), terbawa dalam bentuk suspensi, dan ada pula yang larut
(salution). Klasifikasi lebiih lanjut seperti berikut:
Berdasarkan proses pengendapannya
batuan sedimen klastik
batuan sedimen kimiawi
batuan sedimen organik
Berdasarkan tenaga alam yang mengangkut
batuan sedimen aerik
batuan sedimen aquatik
batuan sedimen marin
batuan sedimen glastik
Berdasarkan tempat endapannya
batuan sedimen limnik
Proses Terbentuk
:Konglomerat merupakan suatu bentukan fragmen dari proses
sedimentasi, batuan yang berbutir kasar, terdiri atas fragmen dengan bentuk membundar
dengan ukuran lebih besar dari 2mm yang berada ditengah-tengah semen yang tersusun oleh
batupasir dan diperkuat & dipadatkan lagi kerikil. Dalam pembentukannya membutuhkan
energi yang cukup besar untuk menggerakan fragmen yang cukup besar biasanya terjadi pada
sistem sungai dan pantai.
Warna
: berwarna warni
Manfaat
: Biasanya batuan tersebut menjadi batuan penyimpan
hidrokarbon (reservoir rocks) atau bisa juga menjadi batuan induk sebagai
penghasil hidrokarbon (source rocks).
2. Batu Pasir
Proses Terbentuk
:Batupasir adalah suatu batuan sedimen klastik yang dimana partikel
penyusunya kebanyakan berupa butiran berukuran pasir. Kebanyakan batupasir dibentuk dari
butiran-butiran yang terbawa oleh pergerakan air, seperti ombak pada suatu pantai atau
saluran di suatu sungai. Butirannya secara khas di semen bersama-sama oleh tanah kerikil
atau kalsit untuk membentuk batupasir tersebut. Batupasir paling umum terdiri atas butir
kwarsa sebab kwarsa adalah suatu mineral yang umum yang bersifat menentang laju arus.
Warna
Manfaat
: Batupasir mempunyai banyak kegunaan didalam industri
konstruksi sebagai suatu kumpulan dan batu-tembok. batupasir hasil galian
dapat digunakan sebagai material di dalam pembuatan gelas/kaca.
3. Breksi
Karakteristik
: Breksi merupakan batuan sedimen klastik yang memiliki
ukuran butir yang cukup besar (diameter lebih dari dua milimeter) dengan
tersusun atas batuan dengan fragmen menyudut (tajam). Ruang antara fragmen
besar bisa diisi dengan matriks partikel yang lebih kecil atau semen mineral yang
mengikat batu itu bersama-sama. Spesimen yang ditunjukkan di atas memiliki
ukuran garis tengah sekitar dua inci (lima sentimeter).
Warna
Manfaat
: sebagai Hiasan Bisa, misalnya di ukir hingga halus
membentuk vas bunga, meja kecil, atau asbak.
Proses Terbentuknya
: Stalaktit dan Stalakmit adalah bentukan alam khas daerah Karst.
Air yang larut di daerah karst akan masuk ke lobang-lobang (doline) kemudian turun ke gua
dan menetes-netes dari atap gua ke dasar gua. Nah tetesan-tetesan air yang mengandung
kapur ini lama-lama kapurnya membeku dan menumpuk sedikit demi sedikit lalu berubah
jadi batuan kapur yang bentuknya runcing-runcing. Stalaktit adalah batu yang terbentuk di
atap gua, bentuknya meruncing ke bawah, sedangkan stalakmit adalah batu yang terbentuk di
dasar gua bentuknya meruncing ke atas.
Warna
Manfaat
: sebagai keindahan alam (biasanya di gua-gua),
dapat di jadikan hiasan rumah.
Tempat
yang di sekitar air terjun.
5. Batu Lempung
Proses Terjadinya
: Type utama batulempung menurut terjadinya terdiri dari lempung
residu dan lempung letakan (sedimen), lempung residu adalah sejenis lempung yang
terbentuk karena proses pelapukan (alterasi) batuan beku dan ditemukan disekitar batuan
induknya. Kemudian material lempung ini mengalami proses diagenesa sehingga membentuk
batu lempung.
Warna
Manfaat
celengan, dll.
Tempat
pinggiran danau.
Batu Gamping merupakan batuan carbonat yang paling banyak terdapat, demngan
kenampakan textur aphanitik sampai phanero-cristalin. Warna putih keabu-abuan, abu-abu,
abu-abu gelap, hitam, kuning, coklat, dan lainnya oleh adanya kotoran-kotoran, oksid besi
dan zat-zat organik. Limestone berbutir mulus, pecahannya conchoidal. Bila ditetesi HCL
memercik/berbuih. Mudah larut terutama dalam air yang mengandung CO2 sehingga terjadi
lubang-lubang, celah-celah, diaklas- diaklas dan lainnya. tebal dapat dari beberpa centimeter
sampai beberapa ratus meter. Beberapa limestone seluruhnya dapat terdiri dari butir-butir
calcit. Keras dari limestone sangat berbeda-beda, ada yang keras dan ada yang lunak, agak
keras, dan sebaginya, tergantung dari texturnya. Selama proses pelapukan dari limestone,
calcium carbonatnya dapat terlarut, dan yang tertinggal adalah kotoran-kotorannya, yang
kemudian dapat terkonsentrasi dan membentuk clay atau loams yang berwarna merah atau
kuning, oleh aksidasi dari mineral-mineral oksida besi.
Ciri-ciri: Warna putih keabu-abuan, agak lunak, dan bila ditetesi asam membentuk gas
karbondioksida.
Calcium carbonat tidak larut dalam air murni, tetapi bila aornya mengandung CO2 maka
calcium carbonat itu mudah berubah menjadi biocarbonat. Jadi dibawah tekanan atmosfer, air
yang banyak mengandung CO2 secara perlahan-lahan melarutkan calcium carbonat, terutama
bila air tersebut berasal dari tempat yang dalam dengan tekanan yang lebih besar dan
kandungan CO2 nya lebih banyak, maka daya melarutkan lebih tinggi. Bila larutan tersebut
mencapai permukaan bumi dibawah tekanan atmosfer, calcium carbonatnya segera
diendapkan oleh proses evaporasi, dan proses ini dapat dipercepat oleh adanya kegiatan dari
tumbuh-tumbuhan (algae). Calcum carbonat yang doiendapkan di mulut/lubang mata air itu
disebut travertine. Pada gua-gua kapur, terjadi pula pengendapan dari calcium carbonat oleh
tetesan-tetesan air secara perlahan-lahan yang terdiri dari kristal-kristal halus dan kompak,
yang disebut dengan dripstone. Warna putih, kuning, atau cokelat. Struktur fibrous atau
konsentris. Yang tumbuh dari bawah disebut stalagnite.
8. Serpin
Serpin berasal dari lumpur yang mengendap. Terdiri dari butiran-butiran batu lempung atau
tanah liat, pada umumnya sepertiga terdiri atas kuarsa, sepertiga bahan tanah, sepertiga bahan
lain termasuk karbonat, besi oksida, feldspar, dan zat organik. Berwarna abu-abu kehijauan,
merah, atau kuning. Dimanfaatkan sebagi bahan bangunan. Berasal dari endapan hasil
pelapukan batuan tanah liat.
C. BATU METAMORF
Batuan metamorf adalah batuan yang terbentuk dari proses metamorfisme
batuan-batuan sebelumnya karena perubahan temperatur dan tekanan.
Metamorfisme terjadi pada keadaan padat (padat ke padat) meliputi proses
kristalisasi, reorientasi dan pembentukan mineral-mineral baru serta terjadi
dalam lingkungan yang sama sekali berbeda dengan lingkungan batuan asalnya
terbentuk. Banyak mineral yang mempunyai batas-batas kestabilan tertentu
yang jika dikenakan tekanan dan temperatur yang melebihi batas tersebut maka
akan terjadi penyesuaian dalam batuan dengan membentuk mineral-mineral
baru yang stabil. Disamping karena pengaruh tekanan dan temperatur,
metamorfisme juga dipengaruhi oleh fluida, dimana fluida (H 2O) dalam jumlah
bervariasi di antara butiran mineral atau pori-pori batuan yang pada umumnya
mengandung ion terlarut akan mempercepat proses metamorfisme.
Batuan metamorf memiliki beragam karakteristik. Karakteristik ini dipengaruhi
oleh beberapa faktor dalam pembentukan batuan tersebut ;
Komposisi mineral batuan asal
Tekanan dan temperatur saat proses metamorfisme
Pengaruh gaya tektonik
Pengaruh fluida
Pada pengklasifikasiannya berdasarkan struktur, batuan metamorf
diklasifikasikan menjadi dua, yaitu :
oliasi, struktur planar pada batuan metamorf sebagai akibat dari pengaruh
tekanan diferensial (berbeda) pada saat proses metamorfisme.
Non foliasi, struktur batuan metamorf yang tidak memperlihatkan penjajaran
mineral-mineral dalam batuan tersebut.
Jenis-jenis Metamorfisme
Metamorfisme kontak/termal
Metamorfisme oleh temperatur tinggi pada intrusi magma atau ekstrusi lava.
Metamorfisme regional
Metamorfisme oleh kenaikan tekanan dan temperatur yang sedang, dan terjadi
pada daerah yang luas.
Metamorfisme Dinamik
Metamorfisme akibat tekanan diferensial yang tinggi akibat pergerakan patahan
lempeng.
Warna
: Abu-abu
Ukuran butir
Struktur
: Foliated (Gneissic)
Komposisi
Derajat metamorfisme
Ciri khas
lapisan tipis kaya
Ganes adalah batuan matemorf dengan kristal-kristal yang kasar, biasanya berlapis-lapis
akibat pemisahan mineral-mineral yang berbeda sehingga membentuk foliasi sekunder yang
kasar. Terbentuk pada tempat yang dalam dan pada tingkat metamorfise, yang tinggi
bersama-sama dengan struktur pegunungan lipatan. Pada prinsipnya gneiss berasal dari
batuan beku silllicaous seperti granit, monozit kwarsa, syenite, dan granodiorit, tetapi dapat
juga dari rhyolit, tuff, arkosa dan batu pasir feldspatik. Mineral-mineral utama pada gneis
adalah kwarsa dan feldspat, sedangkan mineral-mineral yang lain adalah, biotite, horblende
dan augite. Warna bervariasi tergantung pada warna mineral dominan yang ada. Pelapisan
disini dihasilkan oleh pergantian warna-warna mineral yang terang dan gelap atau oleh
perbedaan ukuran butir dengan pelapisan yang tebal dan kasar ataupun tipis. Sering
mengandung mineral-mineral metamorf yang lain seperti garnet, epidot, tournaline, graphite,
dan silimanite. Jika batuan beku (sebagian bahn induknya) adalah sari batuan mafic tertentu,
mungkin greiss tersebut dapat berkembang manjadi serpentine olivin, augite, horblede dan
biotite. Jika bahan beku (sebagian bahan induknya) dapat dikenal maka nama batuan dapat
ditentukan seperti misalnya : gabbro gneiss, syenite gneiss ataupun granite gneiss. Gneiss
yang berasal dari batuan sedimen, contohnya : quatzite gneiss conglomerate gneiss, politic
gneiss (dari sedimen clay) dan calc gueniss (dari cilliceous limetone dan dolomite) gneiss
yang berbentuk oleh penerobosan mineral-mineral batuan beku kedalam folisasi akan
menghasilkan campuran batuan dalam bentuk dike yang tipis dari material-material
quartzfeldspathic. Ini disebut injection gneiss. Batuan ini tersebar luas dan mungkin
menempati bagian terbesar dari tipe gneiss lainnya.
2. Sekis
Schist (sekis) adalah batuan metamorf yang mengandung lapisan mika, grafit, horndlende.
Mineral pada batuan ini umumnya terpisah menjadi berkas-berkas bergelombang yang
diperlihatkan dengan kristal yang mengkilap.
Asal
Warna
Ukuran butir
Struktur
: Foliated (Schistose)
Komposisi
3. Marmer
Warna
: Bervariasi
Ukuran butir
Struktur
: Non foliasi
Komposisi
Marmer adalah metamorfisme dari batuan kapur, baik itu batu kapur kalsit maupun batu
kapur dolomit. Terbentuknya terutama disebabkan oleh reksistelisasi calsit. (dolomit) yang
biasanya berbutir lebih kasar daripada batu kapur aslinya. Marmer yang terbentuk oleh
dolomitc disebut marmer dolomit (dolomitic marble). Akibat proses metamorfos dan
rekristalisasi, pelapisan sering meliuk atau bahkan tidak terlihat sama sekali. Umumnya
marmer danmarmer dolomit terbentuk oleh metamorfisme kontak atau regional dan dijumpai
bersama-sama dengan phyllite, slate, schist, dan metakwarsa. Struktur batu kapur sangat
bervariasi dari yang berbutir sangat halus hingga berbutir sangat kasar. Pada tipe-tipe
metamorfose kontak ditunjukan dari adanya orientasi kristal-kristal yang memanjang sebagai
hasil tekanan yang searah. Meneral-mineral aksesor pada marmer banyak macamnya antara
lain: tremolit, forserite, periclose, diopside, wollastonite, brucite, spincl, felspar, dan garnet,
yang kesemuanya ini tergantung pada macam material batuan asalnya. Warna yang
ditimbulakn mulai dari cerah atau putih apabila terdiri dari kalsit dan dolomit, tetapi bisa
berwarna kelabu, merah, coklat atau kombinasi warna tergantung pada mineral-mineral
aksesornya. Contoh-contoh batuan marmer yakni: breccia marble, tremolite marble, graphite
marble, talcose marble, phlogopite marble.
4. Kuarsit
Adalah salah satu batuan metamorf yang keras dan kuat. Terbentuk ketika
batupasir (sandstone) mendapat tekanan dan temperatur yang tinggi. Ketika
batupasir bermetamorfosis menjadi kuarsit, butir-butir kuarsa mengalami
rekristalisasi, dan biasanya tekstur dan struktur asal pada batupasir terhapus
oleh proses metamorfosis .
Asal
Warna
Ukuran butir
: Medium coarse
Struktur
: Non foliasi
Komposisi
: Kuarsa
5.Milonit
: Metamorfisme dinamik
Warna
Ukuran butir
: Fine grained
Struktur
: Non foliasi
Komposisi
: Dapat dibelah-belah
6. serpinit
Serpentinit, batuan yang terdiri atas satu atau lebih mineral serpentine dimana
mineral ini dibentuk oleh proses serpentinisasi (serpentinization). Serpentinisasi
adalah proses proses metamorfosis temperatur rendah yang menyertakan
tekanan dan air, sedikit silica mafic dan batuan ultramafic teroksidasi dan terhidrolize dengan air menjadi serpentinit.
Asal
Warna
: Non foliasi
Komposisi
: Serpentine
Ciri khas
7.Hornfels
Warna
Ukuran butir
: Fine grained
Struktur
: Non foliasi
Komposisi
: Kuarsa, mika
Ciri khas
8. Sekismika
Sekismika dihasilkan oleh metamorfosa regional dengan tingkat lebih tinggi dibandingkan
phyllite, mempunyai foliasi dan kristalin. Ummnya berbutir lebih kasar dari slate dan phyllite
tetapi lebih halus dari gneias. Foliasi tersebut terbentuk oleh kristal-kristal berbentuk lempeng
(play) dan kristal-kristal prismatik. Mineral-mineral berbentuk lempengan tersebut antara lain
: chlorite, sericite, muscovite, biotite, dan tolc, sedangkan mineral-mineral prismatik adalah
actinolite, kyanite, hornblede, staurolite, dan silimanite. Kadang-kadang schist hanya terdiri
dari satu macam mineral saja, contohnya talc schist, tetapi pada umumnya terdiri dari dua
atau lebih mineral seperti calcite sericalcite albite schist. Sekis sering mengandung
mineral-mineral yang bersifat antara lempengan dan pragmatik (flaky nor prismatic), tetapi
equigracular seperti misalnya : garnet dan feldspar, yang biasanya bertekstur porphyroblastic.
Batuan-batuan scihist dapat pula berasal dari gabbro, basalt, ultrabasin, tuff, shale dan
sandstone. Jika beberapa teksture asli batuan asal masih ada, akibat tekanan yang kuat,
maka batuan disebut, metabasalt, metagabbro dan sebagainya.
9. Filit
Filit berkaitan dengan perkembangan aktivitas metamorfik yaitu baliknya temperatur atau
bertambah besarnya rekristalisasi maka slate berubah menjadi filit. Filit secara dominan
tersusun dari mineral-mineral kelompok mika seperti: mika, maricite, dan chlorite. Batuan ini
lebih kasar daripada slate, tetapi ada batas yang tegas antara keduanya baik dalam hal ukuran
butir maupun kandungan mineralnya. Mineral-mineral seperti muscovit, mika, sericite, dan
cholite terdapat dalam jumlah yang besar. Mineral-mineral asesore dalam jumlah yang sedikit
antara lain megnetit, hematit, graphite, dan tourmaline. Filit disebut pula sericite phllite,
chlorite phyllite atau sericite phyllite. Warna dari putih perak, merah sampai kehijau-hijauan.
Sifat dalam (tenacery) : brittle dan sering mempunyai pegangan halus hingga agak kasar. Filit
dihasilkan oleh metamorfose regional tingkat rendah terutama dari mineral clay, shall, dan
juga tuff dan tuffacous sedimen.
10. Sabak
Sabak merupakan batuan berbutir halus dan homogen, mempunyai achistosity planar,
tergantung pada pelapisannya. Oleh karena itu biasanya mempunyai beberapa sudut untuk
masing-masing perlapisan sehingga batuan menjadi balah/rekah kedalam lapisan yang tipis.
Sabak merupakan salah satu istilah struktur dan tidak ada kaitannya dengan komposisinya.
Perlapisan asli dari slate masihg dapat terlihat, apabila berasal dari abtuan beku basalt seperti
struktur amigdoloidal. Sabak berbutir sangat halus dan hanya dapat dideterminasi dengan
mikroskop. Hanya sedikit mineral sabak yang berbutir kasar seperti: kwarsa, feldspar,
cholorite, biotite, magnetite, hematite, kalsit, dan ineral-mineral yang terdapat pada batuan
shale. Warna yang ditimbulakan dari warna merah, hijau, abu-abu, hingga hitam. Warna
merah karena ada mineral yang hemalit, hijau karena ada mineral cholorite. Warna abu-abu
karena adanya mineral-mineral dari karbon dan bahan-bahan organik seperti grafit. Sabak
yang berasal dari batu pasir graywacke disebut graywacke slate.
11. kuarsit
Kuarsit adalah metamorfose dari batuan pasir, jika strukturnya tak mengalami perubahan dan
masih menunjukan struktur aslinya. Kuarsit terbentuk akibat panas yang tinggi sehingga
menyebabkan rekristalisasi kwarsa dan felsdpar. Akibat tekanan pada kwarsit dapat
mengakibatkan hancurnya kwarsit tersebut dan menghasilkan tekstur granoblastik. Kuarsit
sangat keras karena adanya sementasi sirikat (biasanya kwasa kristalin) yang terendapkan
disekitar butir-butir kuarsa yang lebih besar, sehingga menghasilkan ikatan butir yang sangat
kuat. Mineral lain yang dijumpai dalam kuarsit adalah: apatite, zircon, epidote, dan
hornblede. Kuarsit dapat berbentuk akibat metamorfisme kontak atau metamorfis regional
dari pada panas dan tekanan terhadap batu pasir, chert, vien kuarsit, dan kuarsit pigmatit.
Sering berlapis-lapis dan dapat mengandung fosil. Warna dari kuarsit bervariasi dari putih,
coklat hingga mendekati hitam. Adanya hematit memberikan warna merah muda (pink)
sedangkan chlori memberikan warna kehijau-hijauan.
Kalo ada yang salah pengelompokan jenis batuannya, mohon di koment+bimbingannya ya ^^
Tentang iklan-iklan ini
Share this:
Batu Gabro
Batu Gabro adalah salah satu jenis Batuan Beku bersifat basa yang terbentuk
dari proses pembekuan magma secara lambat di dalam permukaan bumi. Batu
Gabro terbentuk dari magma yang membeku di dalam gunung. Karena terbentuk
di dalam bumi, maka ia termasuk Batu Intrusif (Plutonik). Batu Gabro umumnya
berwarna gelap, hitam kehijauan. Struktur batuan ini massive, artinya tidak
terdapat rongga, lubang udara, atau retakan retakan. Teksturnya fenerik,
artinya kandung mineral batu Gabro dapat dilihat langsung secara kasat mata,
dan mineralnya berukuran besar. Ukuran Mineral yang besar membuktikan
bahwa proses pembekuannya berlangsung secara lambat. Batu Gabro sering
dimanfaatkan untuk palapis dinding atau lantai rumah, serta digunakan untuk
pembagunan yang memiliki nilai estetika/keindahan.
BATU GABRO
Baca juga :
didominasi oleh gabro. Basal terbentuk pada permukaan kerak karena magma
asal batuan ini mengalami pendinginan yang cepat. Pada kedalaman lebih besar,
laju pendinginan akan lebih lambat sehingga kristal memiliki waktu untuk
berkembang, inilah yang menyebabkan terbentuknya batu gabro.
Di kerak benua, gabro dapat ditemukan dalam aliran lava tebal yang
berkomposisi "basaltik", di mana terjadi pendinginan lambat sehingga
memungkinkan pembentukan kristal besar. Gabro juga bisa hadir pada plutonik
dalam, yang terbentuk ketika magma mengirimkan material berkomposisi
"basaltik" yang mengkristal lebih dahulu (tidak sempat keluar ke permukaan).
Kegunaan Batu Gabro
Dalam industri batu interior, gabro dikenal dengan nama "granit hitam", yang
biasa digunakan sebagai ubin lantai, batu nisan, dan "facing stone". Gabro juga
digunakan pada banyak proyek konstruksi, biasa disebut sebagai "base material
constructions". Penggunaan gabro yang paling umum dalam konstruksi adalah
sebagai agregat (hasil crushed stone). Gabro yang dihancurkan biasanya dipakai
pada pembangunan jalan, kereta api, dan landasan konstruksi bangunan.
Baca
juga
Definisi
Batuan
Granit
Yang
Wajib
Dipahami
Gabro
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Gabro / bro / mengacu pada sekelompok besar batuan beku yang gelap, umumnya
faneritik (kasar), mafik, dan intrusif yang secara kimia setara dengan basal. Gabro terbentuk
ketika magma cair terperangkap di bawah permukaan bumi dan perlahan-lahan mendingin
menjadi massa holokristalin.
Banyak dari kerak samudera bumi terbuat dari gabro, dan terbentuk pada punggung tengah
samudera. Gabro juga ditemukan sebagai pluton yang berasosiasi dengan vulkanisme benua.
Karena sifat alaminya yang bervariasi, istilah "gabro" dapat diterapkan secara luas untuk
berbagai batuan intrusif. Banyak juga batuan yang dikategorikan "gabroik".
Daftar isi
1 Etimologi
2 Petrologi
3 Distribusi
4 Kegunaan
5 Lihat juga
6 References
7 Pranala Luar
Etimologi
Istilah "gabro" mulai digunakan ada tahun 1760-an untuk nama satu set jenis batuan yang
ditemukan di ofiolit pada Pegunungan Apennini di Italia.[1] Kemudian, pada tahun 1809, ahli
geologi Jerman bernama Christian Leopold von Buch menggunakan istilah yang lebih ketat
dalam deskripsinya terhadap batuan-batuan ofiolitik Italia ini.[2] Dia memberi nama "gabro"
ke batuan yang ahli geologi modern saat ini menyebutnya "metagabro" (Gabro yang
berbetamorfosa).[3] Von Buch menggunaakn istilah gabro (gabbro) berdasarkan nama dari
sebuah desa yang bernama Gabbro di wilayah Rosignano Marittimo, Toskana.
Petrologi
Pemandangan pegunungan utama yang terdiri dari Gabro, Isle of Skye, Skotlandia.
Gabro sebagai xenolit pada Diorit, wilayah timur Sierra Nevada, Rock Creek Canyon,
California, Amerika Serikat.
Gabro bersifat padat, berwarna kehijauan atau berwarna gelap dan mengandung piroksen,
plagioklas, serta sejumlah kecil amfibol dan olivin.
Piroksen yang ada kebanyakan merupakan klinopiroksen yang pada umumnya augit, tetapi
sejumlah kecil ortopiroksen juga dapat hadir. Jika jumlah ortopiroksen lebih dari 95% dari
total kandungan piroksen (konten klinopiroksen 5% atau kurang ), maka batuan itu disebut
norit. Di sisi lain, gabro memiliki lebih dari 95% piroksen dalam bentuk monoklinik
klinopiroksen . Batuan yang seimbang kandungan ortopiroksen dan klinpiroksennya disebut
gabro-norit. Konten Plagioklas feldspar yang kaya kalsium (labradorit-bitounit) dan
piroksen pada gabro bervariasi antara 10% - 90%. Jika lebih dari 90% plagioklas yang hadir,
maka batuan adalah anortosit. Di sisi lain, batuan yang mengandung lebih dari 90% piroksen
(kedua jenisnya), maka batuan itu disebut piroksenit. Gabro dapat juga mengandung
sejumlah kecil olivin ( disebut "Gabro olivin" jika sejumlah besar olivin hadir), amfibol dan
biotit. Isi kuarsa di gabro kurang dari 5% dari total volume. 'Gabro kuarsa' atau monzogabro
juga diketahui dapat terjadi (jika gabro mengandung sejumlah besar kuarsa) misalnya
cizlakit di Pohorje di timur laut Slovenia, yang mungkin berasal dari magma yang sangat
jenuh dengan silika. Eksesit mewakili gabro yang magma induknya tidak jenuh dengan silika,
yang mengakibatkan pembentukan mineral feldspatoid seperti nefelin, kankrinit, dan sodalit
sebagai mineral aksesori. (Saturasi atau kejenuhan Silika dari batuan dapat dievaluasi dengan
metode mineralogi normatif). Gabro mengandung sejumlah kecil -biasanya beberapa persenoksida besi-titanium seperti magnetit, ilmenit, dan ulvospinel.
Gabro umumnya berbutir kasar, dengan kristal yang ukurannya mulai dari 1 mm hingga
lebih. Batuan dengan butiran lebih halus yang setara dengan gabro disebut juga diabas (juga
dikenal sebagai dolerit), namun istilah mikrogabro juga sering digunakan untuk diabas.
Gabro mungkin dapat berbutir sangat kasar hingga pegmatitik, dan beberapa kumpulan
piroksen-plagioklas pada dasarnya adalah gabro berbutir kasar yang menunjukkan habit
kristal acicular.
Distribusi
Gabro dapat terbentuk masif, intrusi seragam melalui kristalisasi in-situ dari piroksen dan
plagioklas, atau sebagai bagian dari intrusi berlapis sebagai kumpulan endapan piroksen dan
plagioklas (biasa disebut akumulasi piroksen-plagioklas)
Gabro merupakan bagian penting dari kerak samudera, dan dapat ditemukan di banyak
kompleks ofiolit. Sabuk panjang intrusi gabroik biasanya terbentuk pada zona proto-rift dan
sekitar margin rifrt zone kuno, menginterusi sisi - sisi rift. Hipotesis lidah mantel (mantle
plume) mengandalkan identifikasi intrusi mafik dan ultramafik serta juga vulkanisme basal.
Kegunaan
Gabro sering mengandung sejumlah kromium, nikel, kobalt, emas, perak, platinum,
dam tembaga sulfida.
Variasi Okelar (kebundaran) gabro menyebabkan gabro sering digunakan sebagai batuan hias,
paving stones dan juga dikenal dengan nama dagang yang keliru yakni 'granit hitam'. Garo
merupakan jenis yang populer dari batu nisan kuburan yang digunakan dalam upacara
penguburan. Gabro juga digunakan di dapur dengan istilah keliru yang sama uyakni 'granit
hitam'.
Lihat juga
Peridotit
kristalisasi raksional
References
1.
^ Bortolotti, V. et al.
2.
^ Bortolotti, V. et al.
3.
Pranala Luar
Granit
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Pranala luar
Batu Granit
Batu Granit adalah salah satu jenis batuan beku bersifat asam yang terbentuk
dari proses pembekuan magma yang secara lambat di dalam permukaan bumi.
Karena terbentuk di dalam bumi, maka batu grait merupakan Batu Intrusif
(Plutonik). Kata Granit berasal dari bahasa latin yaitu Granum yang artinya butir
padi. Batu Granit umumnya Berwarna Putih, abu-abu, atau campuran keduanya,
terkadang juga berwarna merah muda atau jingga. Batuan ini kasar, keras, dan
kuat, sering terdapat di pinggir pantai, pinggir sungai, atau di dasar sungai. Batu
Granit sering dimanfaatkan sebagai bahan bangunan.
BATU GRANIT
Baca juga :
Baca juga :
Ketika magma meletus atau keluar ke permukaan bumi sisa lelehan magma yang
belum sempat terkristal tadi akan mengkristal dengan cepat akibat suhu
dipermukaan yang lebih dingin. Hasil akhirnya, ini akan menghasilkan batuan
dengan dua ukuran kristal yang berbeda. Kristal besar yang terbentuk perlahanlahan dibawah permukaan (dikenal sebagai "fenokris"), dan kristal kecil yang
terbentuk dengan cepat di permukaan (dikenal sebagai "groundmass").
"Andesit porfiri" adalah nama yang digunakan untuk batuan dengan dua
ukuran kristal yang berbeda.
Jika Anda memeriksa batuan yang tampak seperti andesit, tetapi Anda tidak
yakin bahwa itu memenuhi klasifikasi mineralogi atau kimia andesit, maka Anda
sebaiknya menyebut batuan tersebut sebagai "Andesitoid". Itu berarti bahwa
untuk sementara batuan tersebut tampak seperti andesit, pemeriksaan atau
pengujian kimia mikroskopis mungkin akan membuktikan lain.
Andesite
Batu Andesite adalah batuan beku yang mempunyai kandungan silica lebih
tinggi dibandingkan dengan batuan basalt, dan mempunyai kandungan silika
lebih rendah dibandingkan dengan batuan rhyolite atau felsite. Secara umum
mempunyai warna yang menandakan dengan baik akan kandungan silika dari
lava, dengan kandungan basalt yang terlihat gelap dan kandungan felsitenya
terang. Walaupun demikian para Geologist akan selalu melakukan analisa kimia
di dalam identifikasi batuan andesite ini, di lapangan batuan ini dicirikan oleh
warna abu-abu atau medium sampai merah dari lava andesite. Nama Andesite
dinamakan dari pegunungan Andes di Amerika Selatan, dimana busur batuan
batuan vulkanik baercampur dengan magma basalt dengan batuan-batuan keras
jenis granit yang menghasilkan lava dengan komposisi intermiediate. Batuan
Andesite mempunyai kandungan fluida lebih sedikit dibandingkan batuan basalt
dan diletuskan dengan hebatnya dikarenakan adanya gas gas terlarut yang
terdapat di dalamnya.
Jenis batuan Andesite ini berbentuk kristalin. Bagian-bagian kecil yang berwarna
hitam disebut mineral biotite dan yang berwarna putih disebut potassium
feldspar. Hornblende dan pyroxen adalah mineral-mineral gelap lainnya yang
terdapat pada batuan Andesite. Batuan Andesite mempunyai lebih dari 20
persen kandungan kuarsa dan yang terbanyak adalah mineral plagioklas,
walaupun mineral-mineral ini kadang hanya terlihat di bawah mikroskop. Batuan
Andesite mempunyai kesamaan pembentukannya secara letusan dengan batuan
diorite.
Kristal terbesar dinamakan phenocryst, terbentuk jauh sebelum lava terletuskan
dan membeku, dan kristal-kristal tersebut dari bentuknya dapat menceritakan
sejarah dari proses perjalanan magma. Lava yang seperti ini yang mempunyai
banyak phenocrysts, dinamakan bertexture porphyritic.
Andesit
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Pranala luar
Diabas
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Halaman ini belum atau baru diterjemahkan sebagian dari bahasa Inggris.
Bantulah Wikipedia untuk melanjutkannya. Lihat panduan penerjemahan Wikipedia.
Diabas
Diabas atau dolerit atau mikrogabbro[1] adalah batuan mafik, holokristalin, dan
subvulkanik yang setara dengan basalt vulkanik atau gabro plutonik. Diabas pada dike dan
sill biasanya berwujut tubuh intrusif dangkal dan memperlihatkan butir - butir halus hingga
aphanitic chilled margin dan dapat mengandung takilit (gelas mafik gelap). Diabas adalah
nama yang digunakan di Amerika utara, dolerit adalah nama yang digunakan di hampir
seluruh dunia, walau kadang-kadang istilah diabas digunakan juga untuk menggantikan
dolerit dan basalt, namun banyak ahli petrologi lebih memilih menggunakan istilah
mikrogabro untuk menghindari kebingungan.
Petrografi
Diabas biasanya memiliki tekstur halus tapi terlihat, dengan kristal - kristal plagioklas
berbentuk bilah euhedral (62%) tertanam dalam matriks halus klinopiroksen, biasanya augit
(20-29%), dengan sedikit olivin (3% sampai dengan 12% di olivin diabas ), magnetit (2%),
dan ilmenit (2%).[2] Aksesori dan alterasi mineral termasuk hornblende, biotit, apatit, pirhotit,
kalkopirit, serpentin, klorit, dan kalsit. Tekstur ini disebut bertekstur diabasik dan umum
ditemukan di diabas. Tekstur diabasik ini juga disebut interstitial.[3] Feldspar dengan
kandungan tertinggi adalah anortit (sebagai lawan albit), selain itu terdapat pula labradorit.
Kegunaan
Diabas digunakan sebagai batu pecah dan batu hias. Di Tasmania, menjadi salah satu batu
yang paling umum ditemukan, telah digunakan sebagai batu bangunan, untuk lansekap dan
untuk mendirikan dinding pertanian anti air.
Artikel bertopik geologi ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia
dengan mengembangkannya.
Referensi
1.
2.
3.
Batuan Diabase
07.43
No comments
BatuDasit
,sertatanggul.(Suharwanto,2014).
dasitseluruhnyatersusunolehmassakristal(Sukandarrumidi,
2009).Granularitaspadadasitiniyaitufanerikkarenadapat
terlihat dengan mata. Bentuk butir pada dasit ini adalah
subhedralkarenabentukkristaldaributiranmineraldibatasi
olehsebagianbidangkristalyangsempurna(Gautama,2012).
Relasi pada dasit ini adalah inequigranular karena ukuran
butirnyatidaksama.Komposisiyangterdapatpadadasitini
adalah muskovit dan kuarsa. Jika disamakan dengan
petrogenesadasittersebutmempunyaibanyakkesamaandan
keterkaitan.Dasitmemilikifenokriskuarsadanfeldsparalkali
bersamadenganplagioklasasamdansedikitbiotit(Soedarmo,
1979).
Pada petrogenesa menjelaskan bahwa Dasit dalam proses
pembentukannya merupakan batuan beku yang termasuk
dalam jenis vulkanik, karena dasit dalam proses
pembentukannyamengalamipendinginanmagmayangcepat.
bergabungdenganandesit danmembentukaliranlava
,sertatanggul.(James,2009). Dasit
banyakdipergunakansebagaisebagaibatuornamendinding
maupunlantaibangunangedungatauuntukbatubelahuntuk
pondasi bangunan. Persebaran dasit di Indonesia yaitu di
daerah Gorontalo, Lampung, dan daerah Tandung Kec.
Pamboang(Majene)(Nouval,2009).
Dasit
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Dasit
Dasit adalah batuan beku vulkanik. Dasit mempunyai tekstur afanitik hingga porfiritik dan
memiliki komposisi intermediet (pertengahan) antara Andesit dan Riolit. Kata Dasit datang
dari Dacia, sebuah provinsi di Kekaisaran Roma yang terletak antara Sungai Danube dan
Pegunungan Carpathia ( Rumania dan Moldova modern ) di mana batuan ini pertama kali
ditemukan.
Komposisi
Dasit terdiri dari sebagian besar plagioklas feldspar dengan biotit, hornblende, dan piroxen
(augit dan atau enstatit) . Dasit mempunyai kuarsa yang membundar, Fenokris berjenis
corroded, atau sebagai sebuah unsur di massa dasar.[1] Proporsi relatif dari Feldspar dan
kuarsa di dasit, dan di banyak batuan vullkanik diilustrasikan di diagram QAPF. Dasit juga
diklasifikasikan berdasarkan konten silika dan alkali di Klasifikasi TAS. Plagioklas pada dasit
memiliki rentang dari oligoklas hingga andesin dan labradorit. Sanidin muncul, tapi hanya
berjumlah sedikit di sebagian dasit dan ketika sanidin itu melimpah akan mengubah batuan
tersebut menjadi riolit.
Massa dasar dari batuan ini terdiri dari Plagioklas dan kuarsa
Tekstur
Referensi
1.
2012 June 28
by Vani Novita
Deskripsi fisik
Warna
:
coklat
kehijauan
struktur
:
masif
sifat
batuan:
felsik
kiomposisi
mineral:plagioclasefeldspar
dengan
biotite,hornblende,danpyroxene
prosentasi mineralpenyusun nya: pada batu dasit terdapat mineral feldspar yang berwarna
putihdengan
komposisi
35
%
Tekstur: pada batu dasit terdapat sisi yang berwarna terangdan berwarna gelapdimana sisi
yang berwarna terang ialah sebagianbesar yaitu mineral feldspar
Ganesa
Batuan dasit ,yang memiliki kenampakan warna yaitucokelat kehijauan,sifat batuan dari dasit
yaituasam,struktur batuannya massif atau pejal,dan derajatkristalisasinya holokristalin
dimana komposisi mineralpenyusunnya mayoritas adalah mineralkristalin,derajat
granularitasnya adalah fanerik sedang kasar.Dacite sebagian besar terdiri atasplagioclase
feldspar denganbiotite, hornblende,danpyroxene.
Rijang
Pranala luar
Wikimedia Commons memiliki galeri mengenai:
Rijang
Artikel bertopik geologi ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia
dengan mengembangkannya.
Chert adalah penamaan umum yang digunakan untuk batuan siliceous sebagai sebuah
kelompok (grup), namun ada yang mengaplikasikannya untuk tipe spesifik dari chert (Boggs,
1987).
Batuan Sedimen Siliceous dapat dibagi berdasarkan kenampakan secara kasar (gross
morphology) kedalam dua tipe mendasar: (1) Bedded cher (2) Nodular chert. Bedded chert
lebih lanjut dibedakan oleh content dari organisme siliceous yang bermacam-macam
jenisnya. Mineralogi tidak dapat digunakan untuk menjadi dasar pengklasifikasian batuan
sedimen siliceous karena batuan jenis ini semua kandungan utamanya adalah kuarsa yang
berukuran halus (chert) (Boggs, 1987).
Menurut Boggs (1987), klasifikasi chert adalah sebagai berikut:
1. Bedded Chert
Diatomaceous Chert
Radiolarian Chert
Spicular Chert
2. Nodular chert
Deskripsi Batuan
1. Bedded Chert
a. Diatomaceous Chert
Tersusun oleh lapisan-lapisan dan lensa diatomite. Diatomaceous chert tersusun oleh semen
silica padat atau massa dasar berupa diatomite yang memadat.
Kenampakan khas dari diatomite adalah berwarna terang, butirannya halus, mudah pecah,
tergolong ke dalam siliceous rocks.
Lapisan-lapisan dari diatomaceous rock dapat membuat strata dengan ketebalan beberapa
ratus meter yang membentuk sedimentary sequence. Contohnya dapat ditemukan di
California, Miocene Monterey Formation.
b. Radiolarian Chert
Radiolarian chert tersusun oleh lapisan-lapisan yang teratur. Massa dasar radiolarian chert
berupa radiolarite yang berukuran mikrokristalin, bersemen siliceous yang kompak.
Radiolarite merupakan batuan yang mempunyai butiran yang halus.
Radiolarian chert basanya berasosiasi dengan tuff, batuan vulkanik basa seperti basalt bantal,
batugamping pelagic, dan batu pasit turbidit yang dapat digunakan sebagai indicator laut
dalam. Beberapa radiolarian chert juga dapat berasosiasi dengan batugamping micritic dan
batuan lain yang terdeposisi pada kedalaman 200 100 m
c. Spicular Chert
Spicular chert mempunyai struktur yang keras dan padat. Spicular chert terbentuk di laut dan
dapat berasosiasi dengan batupasir glauconitic, lanau, dolomites, batugamping argaillaceous
dan phosphorites.
Spicular chert tidak berasosiasi dengan batuan vulkanik dan mungkin terendapkan di laut
dangkal (beberapa ratus meter)
Komposisi Penyusun
2. Nodular chert
Berisi fosil silika atau merupakan relict structure dari bedding chert. Fosil silika tersebut
merupakan fosil calcareous atau oolith. Nodular chert jarang ditemukan berasosiasi dengan
batupasir, batulanau, sedimen lacustrine dan evaporites. Karena umumnya terbentuk dari
ubahan mineral karbonat dan fossil serta dapat pula berupa hasil ubahan dari anhydrite.
Sehingga nodular chert biasa berasosiasi dengan batugamping dan dolomite.
Sedangkan komposisi kimia dari rijang adalah tercermin dalam tabel sebagai
berikut:
sebagai calcilutite.
b. Batugamping oolitik (Oolitic limestone) batugamping yang komponen utamanya terdiri dari
bahan atau allokem oolit yang berbentuk bulat.
c.
Batugamping berfosil (Fossiliferous limestone) merupakan batuan karbonat hasil dari proses
biokimia. Fosil yang terdiri dari bahan / mineral kalsit atau dolomit merupakan bahan utama
Diatomite, terlihat seperti kapur (chalk), tetapi tidak bereaksi dengan asam. Berasal dari
organisme planktonic yang dikenal dengan diatoms (Diatomaceous Earth).
Rijang (Chert), merupakan batuan yang sangat keras dan tahan terhadap proses lelehan,
masif atau berlapis, terdiri dari mineral kuarsa mikrokristalin, berwarna cerah hingga gelap.
Rijang dapat terbentuk dari hasil proses biologi (kelompok organisme bersilika, atau dapat
juga dari proses diagenesis batuan karbonat.
4. Batuan Organik
Endapan organik terdiri daripada kumpulan material organik yang akhirnya mengeras
menjadi batu. Contoh yang paling baik adalah batubara. Serpihan daun dan batang tumbuhan
yang tebal dalam suatu cekungan (biasanya dikaitkan dengan lingkungan daratan), apabila
mengalami tekanan yang tinggi akan termampatkan, dan akhirnya berubah menjadi bahan
hidrokarbon batubara.
Tabel dibawah adalah daftar nama-nama Batuan Sedimen Non-klastik (berdasarkan
genesa pembentukannya).
Kelompok
An-organik
Nama Batuan
Calcite, CaCO3
Batugamping Klastik
Dolomite, CaMg(CO3)2
Dolomite
klastik
Biokimia
Non-klastik
Rijang (Chert)
Non-klastik
Halite, NaCl
Batu Garam
Non-klastik
Gypsum, CaSO4-2H2O
Batu Gypsum
Calcite, CaCO3
Batugamping Terumbu
Non-klastik
Mikrokristalin Quartz
Rijang (Chert)
Non-klastik
Batubara
Proses pembentukan batuan sedimen non klastik ini mempunyai 1 sifat yang sama
dari pembentukan batuan sedimen klastik yaitu pembentukan dari larutan larutan. Dimana
larutan larutan tersebut adalah bahan kimia berupa unsur tertentu. Pada sedimen klastik
proses yang melibatkan proses kimiawi ini hanya pada fase diagenesis, yaitu proses perekatan
batuan oleh larutan larutan yang mengisi rongga rongga pada material lepasan. Namun
pada batuan sedimen non klastik ini proses kimiawi menjadi proses utama dari pembentukan
batuan. Hal ini juga tergantung dari jenis batuan sedimen non klastik tersebut. Jika termasuk
dalam kelompok batuan evaporit, maka pembentukannya adalah berupa kristalisasi material
karena proses pengupan air. Jika kelompok batuan karbonatan maka akan melibatkan proses
biologis karena larutan kimia berasal dari pelarutan sisa-sisa organisme. Yang kemudian
mengalami pengendapan dan penguapan sehingga terbentuk batuan karbonatan. Kemudian
kelompok batuan silikat, maka pembentukannya dapat terjadi pada zona laut dalam. Dimana
tidak terdapat unsur karbonatan, melainkan unsur silikat hasil pelarutan dari organisme
radiolaria dan diatomae. Kemudian mengalami proses pengendapan dan kompaksi. Dan yang
terakhir adalah batuan organik sebagai contoh adalah batu bara. Dimana proses
pembentukannya karena sisa sisa organisme tumbuhan terlarut oleh air dan termampatkan
pada suatu cekungan dengan kondisi tekanan tinggi maka dapat berubah menjadi
hidrokarbon. Larutan hidrokarbon ini yang kelak dapat menjadi batu bara setelah terproses
sangat lama. Jadi proses pembentukannya secara keseluruhan didominasi oleh perlarutan
material menjadi bahan kimia tertentu. Kemudian bahan kimia tersebut mengalami proses
pengendapan dan kompaksi pada keadaan dan kondisi tertentu sehingga dapat membentuk
batuan.
Jenis jenis dari batuan sedimen non klastik dapat dijelaskan oleh Klasifikasi
Sedimen berdasarkan Koesoemadinata (1981) :
DAFTAR PUSTAKA
http://miningundana07.wordpress.com/2009/10/08/batuan-sedimen-non-klastik/ Diakses pada hari
senin, tanggal 28 April 2014, pukul 22:30 WIB
http://rafliriandi.tumblr.com/post/54266351862/petrologi-batuan-sedimen-klastik-dan-non-klastik
Diakses pada hari senin, tanggal 28 April 2014, pukul 22:35 WIB
http://pojanwibawa.wordpress.com/tag/batuan-sedimen-non-klastik/ Diakses pada hari senin,
tanggal 28 April 2014, pukul 22:35 WIB
Batu Konglomerat
Batu Konglomerat adalah salah satu jenis batuan sedimen yang merupakan
suatu
fragmen
(pecahan)
dari
proses
sedimentasi
(Pengendapan).
Batu
BATU KONGLOMERAT
Batuan Konglomerat
Ciri-ciri :
Berwarna kelabu keputihan
Tersusun atas beberapa sens (kerikil-kerikil bulat), tidak ada goresan, tidak mengkilap,
kekerasan 5,5-6 patahan tidak sempurna,p ermukaan tidak rata, berat.
Genesa :
Konglomerat merupakan suatu bentukan fragmen dari proses sedimentasi, batuan yang
berbutir kasar, terdiri atas fragmen dengan bentuk membundar dengan ukuran lebih besar dari
2mm yang berada ditengah-tengah semen yang tersusun oleh batupasir dan diperkuat &
dipadatkan lagi kerikil. Dalam pembentukannya membutuhkan energi yang cukup besar
untuk menggerakan fragmen yang cukup besar biasanya terjadi pada sistem sungai dan
pantai.
Konglomerat adalah batuan sedimen yang tersusun dari bahan-bahan dengan ukuran berbeda
dan bentuk membulat yang direkat menjadi batuan padat. Bentuk fragmen yang membulat
akibat adanya aktivitas air, umumnya terdiri atas mineral atau batuan yang mempunyai
ketahanan dan diangkut jauh dari sumbernya. Di antara fragmen- fragmen konglomerat diisi
oleh sedimen-sedimen halus sebagai perekat yang umumnya terdiri atas Oksida Besi, Silika,
dan Kalsit. Fragmen-fragmen konglomerat dapat terdiri atas satu jenis mineral atau batuan
atau beraneka macam campuran. Seperti halnya breksi, sifatnya yang heterogen menjadikan
berwarna-warni. Konglomerat umumnya diendapkan pada air dangkal.
Kegunaan :
Digunakan Sebagai pondasi bangunan.
Baca juga :
Pada bulan September 2012, NASA "Mars Rover Curiosity" menemukan sebuah
singkapan konglomerat pada permukaan Mars. Fragmen bulat dalam
konglomerat memberikan bukti yang paling meyakinkan bahwa air pernah
mengalir di permukaan Mars. Pada tahap awal pembentukannya,
Sebelum mengenal lebih jauh mengenai batu pasir, sebaiknya perlu dipahami
perbedaan istilah antara "Batu Pasir" dan "Pasir". Untuk seorang ahli geologi kata
"pasir" pada batu pasir mengacu pada ukuran partikel butiran dalam batuan
tersebut, dimana partikel atau butiran tersebut terdiri dari berbagai ukuran yaitu
1/16 mm - 2 mm. Sedangkan pengertian batu pasir adalah batuan yang
tersusun atas butiran pasir.
mudah lapuk akan diubah dan mineral atau partikel yang secara fisik lemah akan
hilang atau hancur.
Apabila batuan granit adalah sumber bahan asli dari pasir, maka batu pasir
akan tersusun atas butiran-butiran mineral dari hornblende, biotit, ortoklas dan
kuarsa. Hornblende dan biotit yang paling rentan mengalami perubahan kimia
dan fisika sehingga mereka akan tersingkir di tahap awal transportasi. Ortoklas
dan kuarsa akan bertahan lama karena ikatan kimia mereka lebih intens dan
tidak rentan terhadap pembelahan (cleavege). Mineral kuarsa biasanya paling
banyak membentuk butiran pasir, butiran-butiran kuarsa inilah yang akan
membentuk batu pasir yang biasa kita sebut sebagai "batu pasir kuarsa".
Pendeskripsian batu pasir secara umum (untuk orang awam) biasanya mengacu
kepada jumlah persen bahan penyusun batu pasir (butiran mineral atau batuan,
ataupun bahan organik). Sebagai contoh apabila dalam suatu batupasir dominan
tersusun atas butiran mineral kuarsa maka biasa disebut batu pasir kuarsa
atau batu pasir silika. Apabila butiran dari batu pasir ada mengandung emas
biasa disebut batu pasir emas, jika mengandung intan biasa disebut batu
pasir intan. Sebenarnya istilah batu pasir emas dan batu pasir intan ini muncul
karena keterdapatan mineral emas atau intan dalam sebuah batu pasir, atau
bisa saja hanya sebagai pasir lepas yang mengandung butiran emas ataupun
intan. seperti yang kita ketahui bahwa emas memiliki resistensi dan fleksibilitas
yang tinggi, begitu juga intan. Inilah yang memungkinkan kedua mineral
berharga ini tahan terhadap proses pelapukan kimia dan fisika selama proses
transportasi berlangsung.
Secara spesifik deskripsi dan penamaan batu pasir akan mengacu atau
berdasarkan batuan asalnya, berdasarkan kehadiran matriks lempungnya, dan
berdasarkan komposisi butiran dalam batupasir tersebut. Penamaan batu pasir
berdasarkan batuan asalnya sebagai contoh batupasir silisiklastik (butiran
terigen), batupasir epiklastik, dan batupasir volkaniklasitik. Penamaan batu pasir
berdasarkan kehadiran matriks lempungnya sebagai contoh batupasir arenit dan
batupasir wacke. Penamaan batu pasir berdasarkan komposisi butiran
KLASIFIKASI BATUPASIR
Batupasir merupakan jenis batuan sedimen klastik. Batuan sedimen klastik
merupakan batuan sedimen yang terbentuk oleh proses pembentukan kembali
segala macam sumber batuan pada kondisi tekanan (P) dan temperatur (T) normal
di permukaan bumi. Proses pembentukan batuan sedimen klastika ini secara alami
dapat dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu:
1.
Proses pelapukan baik mekanis (proses penghancuran batuan secara
desintegratif) maupun secara kimiawi (dekomposisi).
2.
Proses erosi dan transportasi atau pengangkutan material sedimentasi dari
sumbernya melalui beberapa media, yaitu berupa air, angin, ataupun es.
3.
Proses pengendapan, yang merupakan tahap terakhir dari perjalanan
material yang terangkut dari hasil pengangkutan batuan asal yang dikenal juga
dengan bahan-bahan allogenik.
Batuan klastik ini tersusun atas klastika atau butiran-butiran yang memiliki ukuran
tertentu. Ukuran butir dari batuan sedimen ini diklasifikasikan oleh Wentworth
menjadi beberapa kelompok, yaitu:
Berikut akan lebih dibahas mengenai atas dasar apa dilakukannya klasifikasi
batupasir dan apa saja klasifikasinya.
1. Klasifikasi batupasir berdasarkan batuan asalnya:
- Batupasir Silisiklastik (butiran terigen)
= Batupasir Epiklastik: endapan yang berasal dari rombakan batuan terdahulu akibat
pelapukan dan erosi, termasuk batuan volkanik dan non-volkanik.
= Batupasir Volkaniklastik: terdiri dari material volkanik (hasil rombakan mupun
tidak), termasuk endapan piroklastik dan endapan epiklastik.
- Batupasir non-silisiklastik (batuan karbonat dan evaporit).
2. Klasifikasi batupasir berdasarkan kehadiran matriks lempung:
1.
Batupasir arenit : matriks < 15%
2.
Btupasir wacke : matriks > 15%
3. Klasifikasi batupasir berdasarkan Pettijohn (1987)
Pada umumnya, klasifikasi batupasir menurut Pettijohn (1987), Folk (1974), dan
Gilbert (1982) merupakan klasifikasi yang didasarkan oleh komposisi batupasir
tersebut. Adapun komposisi batupasir ini adalah butiran (terdiri dari fragmen batuan,
kuarsa, dan feldspar), matriks, dan semen. Hasil dari klasifikasi ini menghasilkan
beberapa jenis penamaan batupasir, yaitu batupasir kuarsa (quartz arenite),
batupasir arkose
(greywacke).
(arkoses),
batupasir
litik
(litharenites),
batupasir
wacke
Batupasir
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
batupasir dapat dapat diidentikkan dengan daerah tertentu. Sebagai contoh, sebagian besar
wilayah di bagian barat Amerika Serikat dikenal dengan batupasir warna merahnya.
Batupasir tahan terhadap cuaca tapi mudah untuk dibentuk. Hal ini membuat jenis batuan ini
merupakan bahan umum untuk bangunan dan jalan. Karena kekerasan dan kesamaan ukuran
butirannya, batupasir menjadi bahan yang sangat baik untuk dibuat menjadi batu asah
(grindstone) yang digunakan untuk menajamkan pisau dan berbagai kegunaan lainnya.
Bentukan batuan yang terutama tersusun dari batupasir biasanya mengizinkan perkolasi air
dan memiliki pori untuk menyimpan air dalam jumlah besar sehingga menjadikannya sebagai
akuifer yang baik.
Asal Batupasir
Batupasir asalnya adalah klastik ( lawan dari organik, seperti kapur dan batubara; atau kimia,
seperti gipsum dan jasper).[1] Batupasir terbentuk dari butiran yang tersemen yang kemudian
disebut fragmen dari batuan asal atau fragmen dari kristal-kristal mineral. Semen yang
mengikat butir-butir bersama biasanya merupakan kalsit, lempung, dan silika. Ukuran butir
batupasir (di geologi) adalah berkisar dari 0,0625 mm hingga 2 mm (0,002-0,79 inci).
Lempung dan sedimen dengan ukuran butir lebih kecil dan tak terlihat oleh mata telanjang
(seperti batulanau dan shale), biasanya disebut sedimen argillaceous; sedang batuan dengan
ukuran butir lebih besar ( breksi dan konglomerat) disebut sedimen rudaceous.
Pembentukan Batupasir terjadi dua tahap. Pertama, sebuah perlapisan atau kumpulan
perlapisan terakumulasi sebagai akibat dari sedimentasi, baik oleh air ( di aliran, danau, atau
laut) atau oleh udara ( di padang pasir). Biasanya, Sedimentasi terjadi ketika pasir terlepas
dari suspensi dimana pasir tersebut menggelinding atau terseret di sepanjang dasar aliran atau
di bagian bawah tubuh air( juga di padang pasir). Akhirnya, ketika telah berakumulasi, pasir
berubah menjadi batupasir ketika dikompaksi oleh tekanan dan endapan diatasnya serta
disementasi oleh presipitasi mineral-mineral di dalam pori-pori antar butiran.
Galeri
Batu pasir
Referensi
1. ^ " A Basic Sedimentary Rock "A Basic Sedimentary Rock Classification", L.S.
Fichter, Department of Geology/Environmental Science, James Madison
University (JMU), Harrisonburg, Virginia, October 2000, JMU-sed-classif (accessed:
March 2009): separates clastic, chemical & biochemical (organic).
Kategori:
Batuan sedimen
Bahan bangunan
Batuan gamping nummulites ini saya dapatkan pada daerah yang bernama Bayat ,
Yogyakarta. Batuan ini saya terdapat disekitar perkarangan warga sekitar.
1.
Gamping Terumbu
Proses pembentukan batuan gamping terumbu berasal dari pengumpulan
plankton, moluska, algae yang keudian membentuk terumbu. Jadi gamping
terumbu berasal dari organisme. Batuan sedimen yang memiliki komposisi
mineral utama dari kalsit (CaCO3) terbentuk karena aktivitas dari coral atau
terumbu pada perairan yang hangat dan dangkal dan terbentuk sebagai hasil
sedimentasi organik.
2.
Gamping Oolitik
Batuan sedimen kimiawi yang terbentuk dari butiran kalsit. Batuan ini
baik untuk bahan bangunan.Memiliki lapisan (LIAS) yaitu lapisan gamping dan
serpih laut dalam yang tersusun berselang-seling. Lapisan ini mengendap
sebagai lumpur laut dalam dan gampingnya terpisah keika batuan mengeras.
Batuan sedimen klastik yang terbentuk karena adanya akumulasi zat-zat
organik dimana memiliki partikel butiran kapur dan butirannya bundar serta agak
halus. Terbentuknya sebagsi hasil sedimentasi mekanik.
3.
Gamping Numulitis
Bongkah batu atau gamping numuliites merupakan "olistolit" hasil suatu
pelongsoran besar didasar laut dari tepian menuju tengah cekungan yang dalam.
Fosil
yang
ada menunjukkan
bahwa pada
kala Eosen
kawasan
sekitar
sedimen
bioklastik
yang
dipenuhi
oleh
fosil
Foramnifera
Gamping Kristalin
Batu gamping kristalin merupakan salah satu jenis batuan sedimen yang
terbentuk dari batuan sediment seperti yang kita kira, batuan sedimen terbentuk
dari batuan sedimen, tidak juga terbentuk dari clay dan sand, melainkan batuan
ini terbentuk dari batu-batuan bahkan juga terbentuk dari kerangka calcite yang
berasal dari organisme microscopic di laut yang dangkal. Sehingga sebagian
perlapisan batu gamping hampir murni terdiri dari kalsit, dan pada perlapisan
yang lain terdapat sejumlah kandungan silt atau clay yang membantu ketahanan
dari batu gamping tersebut terhadap cuaca. Sehingga lapisan yang gelap pada
bagian atas batuan ini mengandung sejumlah besar fraksi dari silika yang
terbentuk dari kerangka mikrofosil, sehingga dimana lapisan pada bagian ini
lebih tahan terhadap cuaca.
KETERANGAN BATUAN
BATUAN BEKU, BATUAN SEDIMEN DAN METAMORF
BATUAN BEKU (Batuan yang terbentuk dari hasil pembekuan magma)
1. Basalt (Basalt)
Batuan beku basa berwarna gelap (hitam), berbutir halus dan mengandung banyak mineral
Plagioklas dan Piroksen, kandungan silika (SiO2) rendah (45-50%). Basal terbentuk dari
larutan magma yang menerobos hingga mencapai permukaan bumi berbentuk lava yang
kemudian membeku dengan cepat.
2. Gabro (Gabbro)
Batuan beku berbulir kasar, komposisi mineralnya sama dengan yang dikandung oleh Basal
yaitu Plagioklas dan Piroksin. Batuan ini berasal dari magma yang proses pembekuannya
secara perlahan dan lebih dalam dari permukaan bumi (plutonik) disbanding proses
pembekuan basal, sehingga butiran mineralnya tumbuh lebih besar.
3. Granit (Granite)
Disebut batuan beku asam berbulir kasar. Mineral pembentuknya berwarna terang (Kuarsa
Ortoklas) proses pembekuannya perlahan dan jauh dari permukaan bumi.
4. Andesit (Andesite)
Batuan beku berwarna abu-abu gelap yang terbentuk sebagai lava menyerupai basalt.
Andesit dapat dibedakan dengan basalt dengan adanya mineral-mineral yang lebih kasar
seperti Plagioklas, Homblenda dan Biotit.
5. Diabas (Diabase)
Batuan beku berwarna abu-abu dan berbutir sedang. Mineral Piroksen dan Plagioklas
berbentuk seperti jarum yang saling bersilangan. Diabas terbentuk dari magma yang
menerobos hingga dekat ke permukaan bumi.
6. Dasit (Dacite)
Batuan beku berwarna abu-abu terang dicirikan dengan mineral Plagioklas berbutir kasar
dalam masa dasar lebih halus.
1.
2.
3.
4.
BATUAN SEDIMEN (Batuan yang terbentuk oleh proses pengen dapan mineral dan
partikel-partikel batuan. Batuan sedimen umumnya membentuk susunan yang
berlapis-lapis)
Rijang (Chert)
Disebut sebagai batuan sedimen laut dalam. Batuan ini terbentuk oleh proses pengendapan
yang terjadi pada dasar samudra. Fosil renik Radiolaria yang dijumpai di dalam batu rijang di
daerah Karangsambung menunjukkan umur 85 juta tahun hingga mencapai 140 juta tahun
yang lalu.
Konglongmerat (Conglomerate)
Batuan sedimen klastik yang disusun oleh fragmen mineral dan butiran batuan berbentuk
membulat berukuran kerikil (lebih besar dari 2 mm). Faragmen-fragmen ini diikat oleh masa
dasar batu pasir.
Batu Pasir (Sandstone)
Batuan sedimen klastik yang didalamnya terdapat butiran berukuran pasir (umumnya butiran
berukuran hingga 2 mm)
Batu Gamping Numulites (Nummulites Limestone)
Batuan sedimen Bioklastik yang dipenuhi oleh fosil Foraminifera Nummulites. Fosil
Nummulites member petunjuk bahwa batuan ini diendapkan di laut dangkal dan berumur
hingga 55 juta tahun yang lalu.
5. Batu Gamping Merah (Kalsilutite)
Batuan ini terbentuk di dasar laut dalam dimana batu gamping masih bisa terbentuk. Di
daerah Karangsambung batu gamping merah berselang seling dengan batu rijang.
6. Kalkarenit (Calcarenit)
Merupakan jenis batu gamping klastik yang berukuran butir menyerupai ukuran butir batu
pasir. Batuan ini terbentuk di lingkungan laut. Butiran berukuran pasir bisa berupa mineral
kuarsa di dalam masa dasar karbonat.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
BATUAN METAMORF (Batuan yang terbentuk dari batuan asal yang dipengaruhi
oleh tekanan dan temperatur)
Kuarsit (Quartzite)
Batuan Metamorf yang disusun oleh mineral kuarsa (SiO2) berwarna putih terang. Kuarsit
terbentuk dari metamorfosa batu pasir kuarsa.
Serpentinit (Serpentinite)
Batuan metamorf yang merupakan ubahan dari batuan ultrabasa (misalnya dunite) penyusun
kerak samudra. Serpentinit memiliki warna kehijauan yang ornamental.
Sekis Mika (Mica Schist)
Batuan metamorf berwarna putih keperakan oleh hadirnya mineral mika. Umumnya kepingan
mika berukuran lebih dari 1 mm saling berangkai membentuk bidang-bidang yang saling
sejajar (disebut Schistosity).
Filit (Phyllite)
Batuan metamorf hasil dari metamorfik regional satu rendah, berbutir halus yang merupakan
ubahan dari batu lempung. Filit berwarna hitam keperakan dari mineral Klorit, Muskofit dan
Serisit yang membentuk saling sejajar
Marmer (Marble)
Batuan metamorf yang massif (tidak berfoliasi) berwarna terang dan biasanya san gat keras.
Marmer merupakan ubahan dari batu gamping.
Gneis (Gneiss)
Batuan metamorf berbulir kasar dan memperlihatkan perlapisan . Kesan perlapisan ini
sebagai hasil pemisahan mineral-mineral berwarna gelap dan mineral barwarna terang.
2. Gabro (Gabbro)
Batuan beku berbutir kasar, komposi mineralnya sama dengan yang dikandung oleh
Basal. Batuan ini berasal dari magma yang pembekuannya relatif lambat dan
berada jauh di dalam permukaan bumi (plutonik) dibanding pembekuan basal.
Akibatnya butiran mineralnya lebih besar.
3. Granit (Granite)
Disbeut batuan beku asam berbutir kasar. Mineral pembentuknya berwarna terang
(kuarsa ortoklas) dan proses pembekuannya lambat dan jauh dari permukaan
bumi.
4. Andesit (Andesite)
Batuan beku berwarna abu-abu gelap yang terbentuk sebagai lava menyerupai
basalt. Andesit dapat dibedakan dengan basalt dengan adanya mineral-mineral
yang lebih kasar seperti plagioklas, homblenda dan biotit.
5. Diabas (Diabase)
Batuan beku berwarna abu-abu dan berbutir sedang. Mineral piroksen dan
plagioklas berbentuk seperti jarum yang saling bersilangan. Diabas terbentuk dari
magma yang menerobos hingga dekat permukaan bumi.
6. Dasit (Dacite)
Batuan beku berwarna abu-abu terang dicirikan dengan mineral plagioklas berbutir
kasar dan terbentuk jauh di dalam bumi.
BATUAN SEDIMEN (Batuan yang terbentuk oleh proses pengendapan mineral dan
partikel-partikel batuan dan umunya memiliki struktur berlapis-lapis)
1. Rijang (Chert)
DIsebut sebagai batuan sedimen laut dalam. Batuan ini terbentuk dari proses
pengendapan yang terjadi pada dasar samudera. Fosil renik Radiolaria yang
dijumpai dalam batu rijang di daerah Karangsambung Kebumen menunjukkan umur
85 juta tahun hingga 140 juta tahun.
2. Konglomerat (Conglomerate)
Batuan sedimen klastik yang tersusun oleh fragmen mineral dan butiran batuan
berbentuk membulat berukuran kerikil (lebih besar dari 2 mm). Fragmen-fragmen
ini diikat oleh masa dasar batu pasir.
3. Batupasir (Sandstone)
Batuan sedimen klastik yang didalamnya terdapat butiran berukuran pasir
(umumnya butiran berukuran hingga 2 mm).
6. Kalkarenit (Calcarenit)
Merupakan jenis batugamping klastik yang berukuran butir menyerupai ukuran
butir batupasir. Batuan ini terbentuk di lingkungan laut. Butiran berukuran pasir
bisa berupa mineral kuarsa di dalam masa dasar karbonat.
BATUAN METAMORF (Batuan yang terbentuk dari batuan asal yang dipengaruhi
oleh tekanan dan suhu)
1. Kuarsit (Quartzite)
Batuan metamorf yang tersusun oleh mineral kuarsa (SiO2) berwarna putih terang.
Kuarsit terbentuk dari metamorfosa batuan pasir kuarsa.
2. Serpentin (Serpentinite)
Batuan metamorf yang merupakan ubahan dari batuan ultrabasa misalnya dunite
penyusun kerak samudera. Serpentinite memiliki warna kehijauan yang
ornamental.
4. Filit (Phylite)
Batuan metamorf hasil dari metamorfik regional berbutir halus dan merupakan
ubahan dari batulempung. Filit berwarna hitam keperakan yang berasal dari
mineral klorit, muskovit dan serisit membentuk bidang saling sejajar.
5. Marmer
Batuan metamorf yang masif (tidak berfoliasi) berwarna terang dan biasanya
sangat keras. Marmer merupakan ubahan dari batugamping.
6. Gneis (Gneiss)
Batuan metamorf berbutir kasar dan memerlihatkan adanya struktur "perlapisan"
karena hasil pemisahan mineral berwarna gelap dan mineral terang.
Batuan Sedimen
Untuk ukuran butir dipakai klasifikasi ukuran butir dari wentworth sebagai
berikut:
Klasifikasi berdasarkan genesanya:
a) Batuan Sedimen Klastik/Mekanik (Clastic Sedimentary Rock)
Batuan sedimen klastik, yaitu yang terbentuk melalui proses perombakan batuan
lain yang telah ada sebelumnya. Hasil rombakan itu kemudian mengalami
transportasi oleh media air, angin atau es dan diendapkan di tempat lain.
Endapan tersebut disebut sebagai sedimen. Dengan berjalannya waktu, endapan
sedimen mengalami pembatuan atau litifikasi menjadi batuan sedimen.
Tabel dibawah adalah daftar nama-nama Batuan Sedimen Klastik (berdasarkan
ukuran dan bentuk butir)
KLASIFIKASI BATUAN SEDIMEN KLASTIK
Tekstur Ukuran Butir Komposisi Nama Batuan
Klastik Gravel > 2 mm Fragmen batuan membundar Konglomerat
Fragmen batuan menyudut Breksi
1/16 - 2 mm Mineral kuarsa dominan Batupasir Kuarsa
Kuarsa dan felspar Batupasir Arkose
Kuarsa, felspar, lempung dan fragmen batuan Batupasir Graywacke
< 1/256 mm Laminasi Serpih masif Lempung Tekstur Klastik: 1. Besar butir
(Grain size) 2. Pemilahan (Sorting) 3. Pembundaran (Roundness) 4. Kemas
(Fabric) b) Batuan Sedimen Non-Klastik (Nonclastic Sedimentary Rock) Tekstur
Non-Klastik: 1. Amorf (Amorphous) 2. Olit (Oolitic) 3. Pisolit (Pisolitic) 4. Sferolit
(Spherulitic) 5. Membungkal (Saccharoidal) c) Batuan Sedimen Kimiawi
(Chemical Sedimentary Rock) terbentuk dari pengendapan akibat proses kimiawi
(evaporasi / presipitasi). Contoh : batugaram (halit), batugipsum, anhidrit,
travertin, chert. Struktur Kimiawi: 1. Stilolit (Stylolite) 2. Konkresi (Concretion) 3.
Septaria (Septaria) 4. Geoda (Geode) 5. Kerucut dlm kerucut (Cone-in-cone) d)
Batuan Sedimen Organik/Biogenik (Organogenetic Sed.Rock) terbentuk dari
pengendapan bahan organis (sisa-sisa hewan & tumbuhan).Contoh :
batugamping, batubara, dolomit, diatomit, radiolarit Struktur Organik/Biologi: 1.
Bioherma (Bioherm) 2. Biostroma (Biostrome) Klasifikasi berdasarkan komposisi
utamanya: a) Batuan Sedimen Detritus Kasar (Coarse Clastic Sedimentary Rock)
Contoh : breksi, konglomerat, kokuina b) Batuan Sedimen Detritus Sedang
(Medium Clastic Sedimentary Rock) Contoh : batupasir, arkosa, grewak c) Batuan
Sedimen Detritus Halus (Fine Clastic Sedimentary Rock) Contoh : batulanau,
batulempung, batulumpur, serpih d) Batuan Sedimen Karbonat
(Carbonatic/Calcareous Sed.Rock) Contoh : batugamping, dolomit, kapur (chalk),
kalkarenit e) Batuan Sedimen Evaporit (Evaporite Sedimentary Rock) Contoh :
batugipsum, batugaram, anhidrit, travertin f) Batuan Sedimen Silikaan/Kersikan
(Siliceous Sedimentary Rock) Contoh : batuapi (flint), rijang, jasper, fosforit,
diatomit, radiolarit g) Batuan Sedimen Besian (Ferriferous Sedimentary Rock)
Contoh : batu silikat besi, batu oksida besi, batu sulfida besi h) Batuan Sedimen
Fosfatik (Phosphatic Sedimentary Rock) Contoh : fosforit, kolofanit, batugamping
fosfatik Klasifikasi berdasarkan tenaga yang mengangkut hasil pelapukan dan
erosi batuan sedimen: a) Sedimen Aquatis, yaitu sedimen yang diendapkan oleh
tenaga air. contohnya : gosong pasir, flood plain, delta, dan lain-lain. b) Sedimen
Aeolis atau Aeris, yaitu sedimen yang diendapkan oleh tenaga angin. contohnya :
tanah loss, sand dunes. c) Sedimen Glassial, yaitu sedimen yang diendapkan
oleh gletser. contohnya morena, drimlin Klasifikasi berdasarkan terbentuknya
(lingkungan pengendapan): a) Sedimen laut (marine), diendapkan di laut
contohnya batu gamping, dolomit,napal, dan sebagainya. b) Sedimen darat
(teristris/kontinen), prosesnya terjadi di darat, misalnya endapan sungai
(aluvium), endapan danau, talus, koluvium, endapan gurun (aeolis), dan
sebagainya. c) Sedimen transisi, lokasi pembentukanya terletak antara darat dan
laut, misalnya endapan delta dan endapan rawa-rawa (limnis). Klasifikasi Grabau
(1904): Menurut Grabau, batu gamping dapat dibagi menjadi lima berdasarkan
ukuran dan teksturnya,yaitu: a) Kalsidurit, yaitu batugamping yang berukuran
butirnya > 2 mm atau lebih besar dari ukuran pasir.
b) Kalkarenit, yaitu batugamping dengan ukuran butir sama dengan ukuran pasir
(1/16 2 mm).
c) Kalsilutit, yaitu batugamping yang ukurannya (ukuran butir) lebih kecil dari
ukuran pasir.
d) Kalsipuluerit, yaitu batugamping hasilpresipitasi kimiawi, sifatnya kristalin.
e) Batugamping organic, yaitu hasil pertumbuhan organisme secara insitu,
misalnya terumbu dan stromabolity.
Klasifikasi Folk (1962):
Berdasarkan perbandingan relief antara allochem, mikrit, dan sparit serta jenis
allochem yang dominant, maka Folk membagi batu gamping menjadi 4 Famili:
a) Pellet,yaitu suatu butiran yang strukturnya microcritalinne (warnanya
gelap),kalau mengandung kotoran binatang maka disebut (facialpellet).
Sedangkan jika mempunyai ukuran yang agak besar disebut lump.
b) Oolit,yaitu suatu butiran yang intinya dilapisi oleh unsur karbonat, intinya
berfosil dan apabila disayat maka mempunyai bentukkonsentris.
c) Fossil,yaitu termasuk kedalam allochemical, karena mengalami transportasi
ditempat tersebut, misalnya Globigerina yang hidup secara plankton.
d) Intaclast,yaitu suatu endapan yang berupa gel Lumpur karbonat , belum
memadat, semi plastis, lalu ada erosi yang membentuk tubuh (discret body).
Klasifikasi Dunham (1962):
Dunham membuat klasifikasi batuan karbonat berdasarkan tekstur
pengendapan, meliputi ukuran butir dan pemilahan/sortasi. Hal ini yang perlu
diperhatikan dalam klasifikasi antara lain:
a) Derajat perubahan tekstur pengendapan.
b) Komponen asli terikat dan tidak terikat selama proses deposisi.
c) Tingkat kelimpahan antara butiran (grain) dengan Lumpur karbonat.
Berdasarkan ketiga hal tersebut di atas, maka Dunham membuat klasifisikasi:
a) Boundstone : hubungan antar komponen tertutup yang berhubungan dengan
rapat (oolite).
b) Grainstone : hubungan antara komponen-komponen tanpa Lumpur.
c) Packstone : ada lumpur, tetapi yang banyak adalah komponen betolit.
d) Mudstone : Lumpur wackestone.
BATUAN BEKU
Klasifikasi berdasarkan cara terjadinya (ROSENBUSH,1877-1967):
a) Batuan dalam
Bertekstur faneritik yang berarti mineral-mineral yang menyusun batuan
tersebut dapat dilihat tanpa bantuan alat pembesar.
b) Batuan gang
Bertekstur porfiritik dengan massa dasar faneritik.
c) Batuan gang
Bertekstur porfiritik dengan massa dasar afanitik.
d) Batuan lelehan
Bertekstur afanitik, dimana individu mineralnya tidak dapat dibedakan atau tidak
dapat dilihat dengan mata biasa.
Menurut Heinrich (1956) batuan beku dapat diklasifikasikan menjadi beberapa
keluarga atau kelompok:
a) keluarga granit riolit: bersifat felsik, mineral utama kuarsa, alkali felsparnya
melebihi plagioklas
b) keluarga granodiorit qz latit: felsik, mineral utama kuarsa, Na Plagioklas
dalam komposisi yang berimbang atau lebih banyak dari K Felspar
c) keluarga syenit trakhit: felsik hingga intermediet, kuarsa atau foid tidak
dominant tapi hadir, K-Felspar dominant dan melebihi Na-Plagioklas, kadang
plagioklas juga tidak hadir
d) keluarga monzonit latit: felsik hingga intermediet, kuarsa atau foid hadir
dalam jumlah kecil, Na-Plagioklas seimbang atau melebihi K-Felspar
e) keluarga syenit fonolit foid: felsik, mineral utama felspatoid, K-Felspar
melebihi plagioklas
f) keluarga tonalit dasit: felsik hingga intermediet, mineral utama kuarsa dan
plagioklas (asam) sedikit/tidak ada K-Felspar
g) keluarga diorite andesit: intermediet, sedikit kuarsa, sedikit K-Felspar,
plagioklas melimpah
h) keluarga gabbro basalt: intermediet-mafik, mineral utama plagioklas (Ca),
sedikit Qz dan K-felspar
i) keluarga gabbro basalt foid: intermediet hingga mafik, mineral utama
felspatoid (nefelin, leusit, dkk), plagioklas (Ca) bisa melimpah ataupun tidak
hadir
j) keluarga peridotit: ultramafik, dominan mineral mafik (ol,px,hbl), plagioklas
(Ca) sangat sedikit atau absen.
2. Bentonit
Genesa Bentonit secara umum dapat dibagi menjadi 4 (empat) macam yaitu,
Terjadi karena pengaruh pelapukan,Terjadi karena pengaruh hydrothermal,Terjadi
karena akibat devitrivikasi dari tufa gelas yang diendapkan di dalam air (lakustrin
sampai neritic). Terjadi karena proses pengendapan kimia dalam suasana basa
(alkali) dan sangat silikan. Ditemukan di patik, Sepat, Gunung kidul.
3. Lempung
Lempung kata umum untuk partikel mineral berkerangka dasar silikat yang
berdiameter kurang dari 4 mikrometer. Lempung mengandung leburan silika
dan/atau aluminium yang halus. Unsur-unsur ini, silikon, oksigen, dan aluminum
adalah unsur yang paling banyak menyusun kerak bumi. Lempung terbentuk dari
proses pelapukan batuan silika oleh asam karbonat dan sebagian dihasilkan dari
aktivitas panas bumi. Ditemukan di Tontongan, karangsambung, kebumen.
4. Lempung Merah
Pada umumnya batuan keras basalt dan andesit akan menjadikan lempung
berwarna, sehingga disebut lempung merah. Ditemuukan di karangsambung,
kebumen.
5. Batu Pasir
Batu pasir terbentuk dari sementasi dari butiran-butiran pasir yang terbawa oleh
aliran sungai, angin, dan ombak dan akhirnya terakumulasi pada suatu tempat.
Ukuran butiran dari batu pasir ini 1/16 hingga 2 milimeter. Komposisi batuannya
bervariasi, tersusun terutama dari kuarsa, feldspar atau pecahan dari batuan,
misalnya basalt, riolit, sabak, serta sedikit klorit dan bijih besi. Ditemukan di
karang sambung, Kebumen.
warna umum adalah coklat muda, coklat, kuning, merah, abu-abu dan putih.
Karena lapisan batu pasir sering kali membentuk karang atau bentukan
topografis tinggi lainnya, warna tertentu batu pasir dapat dapat diidentikkan
dengan daerah tertentu. Ditemukan di karang sambung, Kebumen.
7. Pasir Besi
Secara umum pasir besi terdiri dari mineral opak yang bercampur dengan
butiran-butiran dari mineral non logam seperti, kuarsa, kalsit, feldspar, ampibol,
piroksen, biotit, dan tourmalin. mineral tersebut terdiri dari magnetit, titaniferous
magnetit, ilmenit, limonit, dan hematit, Titaniferous magnetit adalah bagian
yang cukup penting merupakan ubahan dari magnetit dan ilmenit. Mineral bijih
pasir besi terutama berasal dari batuan basaltik dan andesitik volkanik.
Ditemukan di sungai luk ulo, Kebumen.
8. Kalkarenit
Calcarenite memiliki ukuran butir 1/16 hingga 2 milimeter, batuan ini terdiri dari
50% atau lebih material carbonate detritus, yaitu material yang tersusun
terutama atas fosil dan oolit. Ditemukan di seling, karangsambung, Kebumen.
9. Pasir Hijau
Batu ini terbentuk dari aktivitas vulkani, batu ini merupakan kristal olivin yang
dihasilkan dari letusan gunung berapi kerucut yang letusan (erupsi) dan
longsorannya (erosi) menyebar di sekeliling gunung. Ditemukan di
sembaro,karangsambung, Kebumen.
10. Graywacke
Graywacke adalah salah satu tipe dari batu pasir yang 15% atau lebih
komposisinya adalah matrix yang terbuat dari lempung, sehingga menghasilkan
sortasi yang jelek dan batuan menjadi berwarna abu-abu gelap atau kehijauan.
Ditemukan di karang gayam, karangsambung, Kebumen.
17. Zeolite
Zeolit mempunyai struktur porous yang dapat mengakomodasi berbagai kation
seperti Na +, K + , Ca 2 +, Mg 2 + dan lain-lain. Ion-ion positif yang agak longgar
diadakan dan mudah dapat ditukar dengan orang lain dalam larutan kontak.
Beberapa mineral zeolit lebih umum analcime , chabazite , Klinoptilolit ,
heulandite , natrolite , phillipsite , dan stilbite . Sebuah formula mineral
contohnya adalah: Na 2 Al 2 Si 3 O 10-2H 2 O, rumus untuk natrolite. Zeolit alam
bentuk di mana gunung batu dan abu lapisan bereaksi dengan alkali tanah..
Zeolit juga mengkristal dalam lingkungan pasca pengendapan selama periode
yang berkisar antara ribuan sampai jutaan tahun di cekungan laut dangkal.
Ditemukan di nanggulan, kulon progo.
18. Rijang
Batuan Rijang berwarna merah karena mengandung unsur besi dan magnesium.
merupakan foliasi vertikal dengan terdapat kekar yang telah terisi oleh material.
Komposisi batuan ringan yaitu rijang dan karbonat dengan warna mrah tua
karena mengandung SiO2 nonklastik.Batuan dasar samudra pada kedalaman
minimal 4.000 meter ini seharusnya horizontal, tapi menjadi tegak karena
pengaruh tektonik yang mengangkatnya. Ditemukan di pelabuhan ratu,
sukabumi.
19. Kalsedon
Batu kalsedon (yang artinya jika tanpa bantuan mikroskop, kristal-kristal kuarsa
yang tersusun amat rapat di dalamnya akan teralu kecil untuk dilihat oleh mata
telanjang). Termasuk mineral yang keras, nilai kerasnya 6.5-7 dalam daftar keras
Mohs dan batu kalsedon warnanya seperti diselimuti kabut, sehingga kusam atau
buram cahayanya. Tidak seperti batu-batu kuarsa lainnya yang seperti kristal.
Batu kalsedon banyak berlubang-lubang lembut, sehingga gampang untuk diberi
warna-warna khusus dalam batu tersebut. Batu kalsedon tertentu akan
mengkilau dari dalam setelah dipoles secara teratur. Batu kalsedon terdapat di
berbagai tempat di seluruh dunia dan warnanya bermacam-macam dari abu-abu,
putih, hitam, oranye, coklat, kuning, coklat-kemerahan, hijau muda sampai hijau
tua, lavender, biru dan ada juga yang campur-campur seperti batu akik (agaat)
atau jasper. Ditemukan di totongan sadang, Kebumen.
20. Bioklastik
Tekstur Bioklastik Terdiri dari fragmen-fragmen ataupun cangkang-cangkang
binatang, yang berupa klast (pernah lepas-lepas) : cocquina, foraminifera, keral
(lepas-lepas). Ditemukan di alian, Kebumen.
21. Algae
Algae, merupakan tanaman alga berkapur di Tubuh terumbu karang. Lalu dia
mengeras menjadi batu. Ditemukan di gombong, Kebumen.
22. Silisifaid
adalah fosil dari pohon-pohon Sempur tua yang telah tertimbun jutaan tahun
lalu, dimana kekerasan batu ini cukup keras sekali. bahkan kadangkala kita
temui fosil pohon ini kadang kala masih hampir utuh. Ditemui di cikotek, Cikoten.
23. Krisopras
Batu krisopras adalah sejenis batu akik dengan dua atau lebih warna dalam
garis-garis atau lapisan-lapisan sejajar. Kata Ibrani untuk batu ini adalah syohain.
Orang zaman dahulu kala menemukan batu krisopras di tanah Hawila. Sekarang
ini krisopras dianggap batu setengah berharga. Ditemukan di karanggayam,
karang sambung, Kebumen
24. Pospat
Genesa batuan phospat terjadi dalam gua-gua gunung kapur sebagai hasil
proses reaksi kimia antara kotoran, urine, bangkai burung-burung dan kelelawar
yang tinggal menempati gua-gua tersebut dengan batuan kapur dengan batuan
waktu dan suhu yang berlangsung cukup lama. Umumnya batuan phospat
mengandung mineral cryptokristalin yang terdiri dari tri calcium phospat dengan
bermacam-macam prosentase kandungan air dan mengandung sedikit Kalsium
Carbonat (CaCO3), umumnya kurang dari 10 % kandungan flourite dengan
prosentase 3 sampai 4 % dan zat organik lainnya. Ditemukan di Wuryantoro,
wonogiri, Solo.
Ca(HCO3)2 larut dalam air sehingga lambat laun terjadi rongga dalam bentuk
gua atau sungai bawah tanah.
Seperti dijelaskan dimuka, secara geologi batu ganoping mungkin berubah
menjadi dolomitan (MgO 2,2% - 10,9%)atau dolomit (MgO > 19,9%) karena
pengaruh pelindian (leaching) atau peresapan unsur magnesium dari laut
kedalam batu gamping tersebut. Disamping itu dolomit juga diendapkan secara
tersendiri atau bersamaan dengan batu gamping. Ada hubungan yang erat
antara batu gamping dan dolomit seperti yang dikemukan oleh Pettijohn (1949).
Batu Kuarsa, Manfaat Dan Khasiatnya Abdi Maulana May 26, 2015 Ilmu Batuan 3
Comments 3,327 Views Pernahkah anda mendengar dan melihat batu kuarsa? Pastinya anda
ada yang sudah pernah mendengar tentang jenis batu yang memiliki sifat keras ini dan ada
pula yang belum. Dalam tulisan ini penulis akan membahas mengenai batu kuarsa untuk anda
semua agar anda bisa mengenal lebih dekat dengan batu ini. Batu kuarsa adalah jenis batuan
yang banyak ditemukan di kerak kontinental bumi. Batu kuarsa merupakan jenis batu kristal
mineral yang terbentuk dari silicon dioxde. Silicon dioxde terjadi ketika oksigen dan silikon
membaur menjadi satu. Batu kuarsa memiliki skala kekerasan 7 mohs dan densitas 2,65
gr/cm3. Bentuk dari batu ini yang paling umum adalah prisma segi enam yang memiliki
ujung segienam. Asal nama batu kuarsa dan khasiatnya Nama batu kuarsa diambilkan dari
bahasa slav yang memiliki arti keras. Batu kuarsa ini memang memiliki bentuk fisik yang
keras. Ini ditunjukan pada besarnya skala kekerasan pada batu ini yang memiliki tingkat
kekerasan sebesar 7 mohs. Batu kuarsa ini seringkali kita temukan, namun tidak sedikit batu
yang memiliki skala sebesar 7 mohs ini merupakan batu sintetis alias buatan manusia. Batu
kuarsa yang asli jarang sekali ditemukan, karena batu ini amat langka. Seperti batu-batu akik
lainnya, kuarsa juga dianggap banyak memiliki khasiat. Khasiat batu kuarsa dimaksud adalah
seperti misal diyakini bisa meningkatkan rasa optimisme, bisa dijadikan jimat, dapat
menambah keharmonisan rumah tangga, dapat menjadi alat penyembuh penyakit dan lain
sebagainya. Bahan bongkahan kuarsa 2016 x 1344 99.4 kB.jpeg, Bahan bongkahan kuarsa,
mineral yang memiliki kekerasan 7 skala mohs dan terbentuk pada suhu 700 drajat celcius
Quarsa asal Tanzania 640 x 480 100 kB.jpeg, Quarsa asal Tanzania Kuarsa kecubung
mentahan quartz amethyst 640 x 533 98.9 kB.jpeg, Kuarsa kecubung mentahan quartz
amethyst Bahan mentah bongkahan kuarsa amethyst atau kecubung 1000 x 959 98 kB.jpeg,
Bahan mentah bongkahan kuarsa amethyst atau kecubung Phantom Quarz 400 x 338 60.6
kB.jpeg, Phantom Quarz Kuarsa yang memiliki warna kuning kecoklatan 1780 x 1520 98.6
kB.jpeg, Kuarsa yang memiliki warna kuning kecoklatan Chalcedony Quarz Kuarsa varian
chalcedony 461 x 346 82.2 kB.jpeg, Chalcedony Quarz Kuarsa varian chalcedony Batu
kuarsa banyak dimanfaatkan untuk banyak hal. Salah satu diantara pemanfaatan batuan
kuarsa adalah untuk perhiasan cincin batu akik yang banyak dikenakan oleh kaum laki-laki.
Pemanfaatan batu jenis kuarsa ini yang lainnya selain untuk perhiasan cincin batu akik adalah
untuk kaca, gelas kuarsa, ampelas dan peralatan pengikis yang lainnya. Selain itu juga batu
ini banyak dimanfaatkan untuk pembuatan komponen mikro elektronik. Batu ini bisa
dimanfaatkan untuk banyak hal karena sifat kristal pada batu ini yang keras bagai batu
karang, tahan air, dan tahan temperatur tinggi. Pemanfaatan batu kuarsa untuk perhiasan batu
akik Sebagaimana yang disampaikan di atas bahwa batu kuarsa juga dimanfaatkan untuk
perhiasan cincin batu akik. Cincin batu akik batu kuarsa keindahannya tidak kalah dengan
batu akik dari batu lainnya. Warna batunya yang bening mengkilap akan mampu menarik
siapa saja yang melihatnya. Cincin batu kuarsa ini memiliki variasi warna. Ada warna bening,
ungu, kuning dan lain sebagainya. Bagaimana dengan harganya? Harga cincin batu akik ini
bervariasi. Ada yang murah,sedang dan mahal. Tergantung keindahan, peminat, dan
keunikaannya. Semakin unik, langka dan banyak peminat akan semakin membuat batu ini
menjadi semakin mahal. Begitu pun sebaliknya. Walaupun secara kimia susunan batu kuarsa
itu sama yaitu tersusun dari Si02, namun batu kuarsa keberadaannya terbedakan menjadi dua
macam, yaitu batu kuarsa crystallin dan batu kuarsa cryptocrystallin. Yang termasuk
golongan batu kuarsa crystallin adalah aventurine, batu kecubung kasihan, batu kuarsa biru,
rosa quartz, citrine, batu mata garuda, batu mata kucing, batu kinyang asap, batu mata
harimau, dan prasiolite. Yang termasuk batu kuarsa jenis cryptocrystallin adalah batu
kalsedon, bayu akik bawang, batu akik, batu darah, batu carnelian, dan batu jasper. Dari
berbagai macam jenis batu kuarsa yang disebutkan di atas batu kuarsa yang paling murni
adalah batu kuarsa yang tidak memiliki warna, transparant, dan terkadang agak tampak
seperti susu. Batu kuarsa berbeda dengan batu intan, batu kuarsa ini tidak memijarkan
cahaya. Dan batu ini juga berbeda dengan batu aqua marine yang memancarkan cahaya
banyak warna, batu kuarsa tidak memancarkan cahaya banyak warna jika dilihat dari sudut
yang berbeda. Berat batu kuarsa yang paling besar yang pernah tercatat dalam sejarah adalah
sebesar 48 ton dengan panjang 610 cm. Baca juga artikel lainnya tentang Inilah Batu Sumur
Bandung Yang Sangat Antik di Majalahbatu.com Deskripsi: Batu kuarsa adalah jenis batu
yang terbentuk dari unsur silicon dan dioxida. Jenis batuan ini memiliki sifat keras. Karena
sifatnya yang bagus dan keras batuan ini dimanfaatkan untuk banyak hal, salah satunya untuk
cincin batu akik
http://www.majalahbatu.com/
http://www.majalahbatu.com/2015/05/batu-kuarsa.html
Ilmu Kebumian
Kuarsa
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Contoh Kuarsa
Kuarsa adalah salah satu mineral yang umum ditemukan di kerak kontinen bumi. Mineral ini
memiliki struktur kristal heksagonal yang terbuat dari silika trigonal terkristalisasi (silikon
dioksida, SiO2), dengan skala kekerasan Mohs 7 dan densitas 2,65 g/cm. Bentuk umum
kuarsa adalah prisma segienam yang memiliki ujung piramida segienam.
Pranala luar
Wikimedia Commons memiliki galeri mengenai:
Kuarsa
(Inggris) Mindat.org
Serpentinit
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Serpentinit
Serpentin
Mineral
sekunder:
Jenis
batuan:
Batuan
metamorf
Serpentinit adalah batuan yang terdiri dari satu atau lebih mineral kelompok serpentine.
Mineral dalam kelompok ini dibentuk oleh serpentinisasi, hidrasi dan transformasi
metamorfik dari batuan ultrabasa yang berasal dari mantel bumi. Alterasi mineral sangat
penting di dasar laut pada batas lempeng tektonik.
Serpentinisasi adalah proses metamorfik geologi suhu rendah yang melibatkan panas dan air
di mana batuan ultramafik dan mafik dengan kandungan silika yang rendah teroksidasi
(oksidasi anaerobik dari Fe2 + oleh proton-proton air yang mengarah ke pembentukan H2)
dan dihidrolisis dengan air menjadi serpentinit. Peridotit, termasuk dunit, yang berada di dan
dekat dasar laut dan di sabuk pegunungan diubah menjadi serpentin, brusit, magnetit, dan
mineral lainnya - beberapa mineral langka seperti awaruit (Ni3Fe), dan bahkan besi murni.
Dalam proses tersebut sejumlah besar air diserap ke dalam batuan sehingga meningkatkan
volume dan menghancurkan struktur.[1]
: Hijau kehitaman
Struktur
: Foliasi, Schistositic
Tekstur :
Ketahanan Metamorfosa : Kristaloblastik
Ukuran butir
: Fanerik
Bentuk Kristal
: Euhedral
Komposisi
Deskripsi Komposisi :
Mika berwarna putih dengan bentuk berlembar dan dapat digores dengan kuku
tersebar pada setiap foliasi. Kelimpahannya pada batuan sekitar 5 %.
Petrogenesa
Foto Batuan
BATUAN ULTRAMAFIK
07.56 Minex (Mining Exploration) No comments
TERMINOLOGI
1. Batuan ultramafik kaya akan mineral mineral mafik ( ferro magnesian )
seperti olivine, piroksen dan amphibol.
2. Kebanyakan batuan ultramafik mengandung kurang lebih 45 % silica
( bagaimanapun orthoproksenit di klasifikasikan sebagai batuan ultramafik
akan tetapi mengandung hamper 60 % silica.
3. Semua batuan ultramafik memiliki indeks warna > 70.
4. Pada umumnya batuan ultramfik kekurangan feldspar
5. Batuan ultramafik tidak memiliki pasangan yang tepat diantara lava.
6. Densitas magma ultramafik akan menjadi tinggi dan terus meningkat
sepanjang porsi sialic di dalam bumi.
KLASIFIKASI BATUAN ULTRAMAFIK
Dunit
Orthopiroksenit : bronzitit
Hornblendit
Merupakan batuan ultramafik monomineral yang seluruhnya mengandung
mineral hornblend.
Peridotitit
Merupakan batuan ultramafik yang mengandung lebih banyak olivine tetapi juga
mengandung mineral mineral mafik lainnya di dalam jumlah yang signifikan.
Bedasarkan
mineral
mineral
mafik,
maka
batuan
peridotit
dapat
di
Piroksen peridotit
Hornblen peridotit
Bedasarkan
pada
tipe
piroksen
diatas,
piroksen
peridotit
dapat
diklasifikasikan kedalam:
Mika
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Artikel atau bagian dari artikel ini diterjemahkan dari mica di
en.wikipedia.org. Isinya mungkin memiliki ketidakakuratan. Selain
itu beberapa bagian yang diterjemahkan kemungkinan masih
memerlukan penyempurnaan. Pengguna yang mahir dengan bahasa
yang bersangkutan dipersilakan untuk menelusuri referensinya dan
menyempurnakan terjemahan ini.
(Pesan ini dapat dihapus jika terjemahan dirasa sudah cukup tepat)
Batu bermika
Pelat mika
Serpihan mika
Mika adalah sejenis mineral. Kata "mika" berasal dari kata bahasa Latin micare,
"bergemerlapan", sebab mineral satu ini terlihat gemerlap (khususnya saat berskala kecil).
Mika memiliki bentuk lamela berkilap hitam.
Daftar isi
1 Klasifikasi mika
o
2 Deposit
6 Rujukan
7 Pranala luar
Klasifikasi mika
Deposit
Dalam laporan British Geological Survey tahun 2005, India memiliki deposit mika terbesar
sedunia. China adalah produsen mika terbesar karena sepertiga mika di dunia ini dihasilkan
olehnya, dibayang-bayangi dengan ketat oleh AS, Korea Selatan, dan Kanada. Deposit
Lempeng Mika yang banyak pernah ditambang di New England dari abad 19 sampai 1960an. Tambang mika yang besar berada di Connecticut, New Hampshire, dan Maine.
Mika didistribusikan secara luas dan terdapat di daerah batuan beku, batuan metamorf, dan
batuan sedimen. Kristal-kristal mika berukuran besar yang digunakan untuk berbagai aplikasi
biasanya ditambang dari pegmatit granit.
Sampai abad ke-19, kristal-kristal mika berukuran besar lumayan langka dan mahal sebagai
akibat dari suplai yang terbatas di Eropa. Namun harganya lumayan dramatis saat cadangan
mika yang besar ditemukan dan ditambang di Afrika serta Amerika Selatan pada awal 1800an. Lempengan mika terbesar yang pernah ditambang berasal dari sebuah tambang di
Denholm, Quebec, Kanada.[2]
Kikisan dan lempengan tipis (serpihan) mika diproduksi di banyak tempat. Mika serpihan
berasal dari beberapa sumber: batu metamorf bernama sekis sebagai sebuah produk
sampingan dari pengolahan sumber feldspar dan kaolin, dari endapan letakan, dan dari
pegmatit. Deposit mika lempengan lebih sedikit daripada mika serpihan dan kikisan. Mika
lempengan kadang-kadang didapatkan dari penambangan mika kikisan dan serpihan. Sumber
mika lempengan yang terpenting adalah cadangan pegmatit.
Sifat dan Kegunaan
Karena memiliki kuat dielektrik yang tinggi dan stabilitas kimiawi yang sempurna, mika
sering dijadikan bahan pembuatan kondensator untuk penerapan frekuensi radio. Selain
digunakan sebagai insulator dalam alat listrik tegangan tinggi, mika yang juga merupakan
bias ganda biasanya digunakan untuk membuat lempeng gelombang paruh.
Karena tahan panas, mikalah yang digunakan (bukannya kaca) dalam berbagai jendela untuk
kompor dan pemanas minyak tanah. Mika juga dipakai untuk memisahkan konduktor listrik
dalam kabel yang dirancang untuk memiliki sebuah tingkat tahan api agar menyediakan
integritas sirkuit. Idenya adalah mencegah bersatunya konduktor yang terbuat dari logam agar
tidak terjadi korsleting sehingga kable tetap operasional saat kebakaran terjadi, ini penting
untuk berbagai aplikasi seperti penerangan darurat.
Ilit atau mika lempung memiliki kapasitas tukar kation untuk lempung 2:1. Ion-ion K+ di
antara lapisan-lapisan mika mencegah pembengkakan dengan menghalangi molekul air.
Karena bisa ditekan menjadi film (saput) tipis, mika sering digunakan pada tabung GeigerMuller untuk mendeteksi penetrasi rendahnya partikel Alfa.
Aventurin merupakan salah satu variasi kuarsa dengan inklusi mika yang digunakan sebagai
sebuah batu permata.
Pelat mika hasil kempaan sering digunakan sebagai pengganti kaca dalam rumah kaca.
Beberapa merk pasta gigi menyertakan mika putih serbuk yang berfungsi sebagai sebuah
ampelas (abrasi) yang ringan untuk membantu pemolesan permukaan gigi, serta
menambahkan keindahan bersifat kosmetik ke pasta gigi yang tampak lebih berkilauan.
Gemerlap dari mika digunakan pula dalam riasan, karena membuat kulit tampak berseriseri dengan jernih atau menolong menyamarkan ketidaksempurnaan.
Pelat mika digunakan pula untuk menyediakan struktur bagi kawat pemanas (seperti Kanthal,
Nikrom, dll.) dalam unsur pemanasan dan bertahan sampai 900 C (1,650 F). [3] [4] [5]
Penggunaan mika yang lain adalah sebagai substrat dalam produksi permukaan saput tipis
yang ultra flat (seperti permukaan emas). Meski permukaan saput terendapkan masih kasar
dikarenakan kinetik endap, bagian belakangnya saput (film) pada antarmuka mika-film
menyediakan kedataran yang amat sangat (ultra flat), ketika saput dihilangkan dari substrat.
Mika muskovit merupakan substrat paling umum bagi penyiapan sampel untuk atomic force
microscope. Permukaan mika yang baru saja dibelah telah digunakan sebagai substrat
pencitraan yang bersih dalam atomic force microscope, sebagai misal membolehkan
pencitraan berbagai saput/lapisan bismut,[6] glikoprotein plasma,[7] membran sel,[8] dan
berbagai molekul asam deoksiribonukleat.[9]
Penyekat yang terbuat dari mika digunakan dalam elektronika untuk menyediakan penyekat
elektrik di antara sebuah komponen penghasil panas dengan heat sink (sungap bahang) yang
dipakai untuk mendinginkannya[10]. Kata yang sama kadang-kadang digunakan oleh para
teknisi sebagai istilah bagi karet atau getah sintetik (biasanya biru atau abu-abu) yang
digunakan untuk tujuan yang sama, tapi tidak terdiri dari mineral silikat.
Helen Hansma, seorang ilmuwan peneliti yang berafiliasi dengan University of California,
mengemukakan bahwa sifat-sifat mika yang uniklah yang memungkinkan terbentuknya
kehidupan di dalam lautan berjuta-juta tahun yang lalu.[11] [12] Dalam atomic force microscope,
sampel biologis diletakkan di atas mika karena atom-atomnya yang datar. Bahkan molekul
asam deoksiribonukleat (DNA) lugas akan terlihat sebagai tepian (rabung) yang kecil. Saat
mengamati mika dengan menggunakan mikroskop, disarankan untuk menggunakan sedikit
alga serta bahan-bahan organik yang lain guna mengetahui apakah berbagai molekul
kehidupan awal bisa jadi berevolusi di dalam mika pada masa-masa sebelum evolusi
membran sel atau vesikel lipid. Mika menyediakan sebuah tempat yang beruang serta
berwaktu dan perlindungan dari lautan terbuka. Penelitian lebih jauh akan memberikan
sejumlah prediksi tambahan mengenai energi serta entropi untuk kehidupan. Mika merupakan
batu tuasejumlah bukti sel-sel kehidupan paling primitif ditemukan di Pulau Akilia,
Greenland, dimana biotit, sebuah common mica juga ditemukan. Ion-ion Kalium, yang
menyatukan pelat-pelat mika, yang dibutuhkan pula oleh sel. Sup primordial (yang juga
disebut sup purba atau sup prabiotik) berasam amino serta sejumlah balok bangunan
kehidupan yang sederhana mungkin telah terserap di antara pelat-pelat mika hidrofil. Wilayah
planar yang besar di antara pelat telah mengfasilitasi terbentuknya rantai molekul yang
panjang. Ruang negatif yang menyimpan ion potasium di mika terpisah sepanjang 0,5 nm,
sama halnya dengan asam amino di dalam protein. Sementara lempung juga menyediakan
penjarakan yang mendorong proses tersebut, tapi wilayah planarlah yang mendorong proses
tadi dengan lebih baik lagi. Pemuain serta pemendekan yang disebakan perubahan suhu dan
arus laut menyediakan daya mekanis yang menolong penyusunan kembali molekul serta
memicu pembentukan ikatan kimia.
Mika pada zaman kuno
Ukiran tangan yang terbuat dari mika dan berasal dari tradisi Hopewell
Manusia menggunakan mika sejak zaman prasejarah. Penggunakan mika paling awal
ditemukan dalam sejumlah lukisan gua dari zaman Paleolitik tua (40.000 SM sampai 10.000
SM). Warna pertama adalah merah (besi oksida, hematit, atau oker merah) dan hitam (dioksid
manggan, pyrolusite), kendati hitam dari juniper (sejenis semak) maupun zat arang pohon
cemara juga telah ditemukan saat itu. Terkadang putih dari kaolin (tanah liat) atau mika
digunakan.
Beberapa kilometer sebelah timur lautnya Ciudad de Mxico terdapat situs purba
Teotihuacan. Struktur Teotihuacan yang penampilannya paling menarik perhatian adalah
piramid matahari yang menjulang tinggi. Piramid itu berisikan banyak sekali mika dari
tambang lokal dalam lapisan-lapisan yang tebalnya sampai 30 cm.[13]
Selama berabad-abad, bubuk halus dari mika digunakan untuk berbagai tujuan, termasuk
untuk dekorasi. Gulal dan Abeer berwarna yang digunakan penganut Agama Hindu di India
Utara dalam festival holi mengandung kristal-kristal kecil yang halus dari mika. Istana
Padmanabhapuran di Thiruvananthapuram, India, memiliki jendela-jendela mika berwarna.
Rujukan
1. ^ Deer, W. A., R. A. Howie and J. Zussman (1966) An Introduction to the
Rock Forming Minerals, Longman, ISBN 0-582-44210-9
2. ^ "Denholm" (dalam French). MRC de La Valle-de-la-Gatineau. Diakses
tanggal 2008-08-27.
3. ^ "Precision Pressed Products". 071103 precisionv-1mica.com
4. ^ "S & J Trading Inc : Mica Products". 071103 sjmica.com
5. ^ "Mica Products". 071103 indiamart.com
6. ^ Weisenhorn, A. L.; et al. (1991). "Atomically resolved images of bismuth
films on mica with an atomic force microscope". Journal of Vacuum
Science & Technology, B: Microelectronics and Nanometer Structures 9 (2):
13331335. doi:10.1116/1.585190.
7. ^ Marchant, Roger E.; Lea, A. Scott; Andrade, Joseph D.; Bockenstedt,
Paula (1992). Journal of Colloid and Interface Science 148 (1): 261272.
doi:10.1016/0021-9797(92)90135-9.
8. ^ Singh, Seema; Keller, David J. (1991). "Atomic force microscopy of
supported planar membrane bilayers". Biophysical Journal 60 (6): 1401
1410. PMC 1260200.
9. ^ Thundat, T.; Allison, D. P.; Warmack, R. J.; Brown, G. M.; Jacobson, K. B.;
Schrick, J. J.; Ferrell, T. L. Scanning Microscopy (1992), 6(4), 911-18
10.^ See pictures and use on [1] [2] [3] [4]
11.^ Life On Earth May Have Originated As The Organic Filling In A Multilayer
Sandwich Of Mica Sheets
12.^ NPR: Life on Earth May Have Begun In Between Rocks
Sekis
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Artikel ini perlu diwikifikasi agar memenuhi standar kualitas
Wikipedia. Anda dapat memberikan bantuan berupa penambahan
pranala dalam, atau dengan merapikan tata letak dari artikel ini. Tulisan
yang tidak dirapikan dalam jangka waktu yang ditentukan akan dihapus
sewaktu-waktu oleh Pengurus.
Untuk keterangan lebih lanjut, klik [tampilkan] di bagian kanan.
[tampilkan]
Sekis (bahasa Inggris: schist) adalah typical dari jenis batuan metamorf, batuan ini terbentuk
pada saat batuan sediment atau batuan beku yang terpendam pada tempat yang dalam
mengalami tekanan dan temperatur yang tinggi. Hampir dari semua jejak jejak asli batuan
( termasuk kandungan fosil) dan bentuk bentuk struktur lapisan ( seperti layering dan ripple
marks) menjadi hilang akibat dari mineral-mineral mengalami proses migrasi dan
rekristalisasi. Pada batuan ini terbentuk goresan goresan yang tersusun dari mineral mineral
seperti hornblende yang tidak terdapat pada batuan batuan sediment.
Pada batuan gneiss, kurang dari 50 persen dari mineral mempunyai bentuk penjajaran yang
tipis dan terlipat pada lapisan-lapisan. Kita dapat melihat bahwasannya tidak seperti pada
batuan sekis yang mempunyai pensejajaran mineral yang sangat kuat, batuan gneiss tidak
retak atau hancur sepanjang bidang dari pensejajaran mineral tersebut, dan terbentuk urat-urat
yang tebal yang terdiri dari butiran-butiran mineral di dalam batuan tersebut, hal ini tidak
seperti kebanyakan bentuk bentuk perlapisan yang terdapat pada batuan sekis. Dengan proses
metamorfosa lebih lanjut batuan gneiss dapat berubah menjadi magmatite dan akhirnya
terkristalisasi secara total menjadi batuan granit.
Meskipun batuan ini terubah secara alamiah, gneiss dapat mengekalkan bukti terjadinya
proses geokimia di dalam sejarah pembentukannya, khususnya pada mineral mineral seperti
zircon yang bertolak belakang dengan proses metamorfosa itu sendiri. Batuan batuan keras
yang berumur tua seperti pada batuan gneiss yang berasal dari bagian barat Greenland, Isotop
atom karbon dari batuan tersebut menunjukkan bahwasannya ada kehidupan pada masa
batuan tersebut terbentuk, yaitu sekitar 4 millyar tahun yang lalu.
: Foliasi, Schistositic
Tekstur
: Fanerik
Bentuk Kristal
: Euhedral
Komposisi
: Klorit, Kuarsa
Deskripsi Komposisi :
Klorit berwarna hijau dengan kilap kaca, karena kilap yang dimiliki mineral ini
sama dengan kilap yang dimliki oleh kaca, mineral ini dapat digores dengan kaca
dan cerat mineral ini berwarna putih. Mineral ini tersebar secara merata pada
bataun dan merupakan mineral utama penyusun batuan kelimpahannya sekitar
80%.
Kuarsa berwarna putih dengan kilap kaca dan kekerasannya tujuh transparansi
mineral transparan dan ceratnya berwarna putih. Mineral ini terletah diantara
laminasi-laminasi klorit dengan bentuk yang prismatic. Kelimpahan mineral ini
pada batuan sekitar 18%.
Petrogenesa :
Berdasarkan komposisi utama penyusun bautannya yang klorit dapat diketahui
bahwa mineral ini terbentuk dari batuan beku basa ataupun ultra basa yang
mengalami metamorfisme, dengan pengaruh yang dominan adalah pengaruh
tekanan. Klorit sendiri merupakan mineral ubahan dari olivine ataupun piroksen,
mineral ini sangat melimpah pada batuan beku basa ataupun ultra basa.
Tekanan
mengakibatkan
penjajaran-penjajaran
mineral
pipih
dan
mineral
Phyllite adalah jenis batuan metamorf foliated terutama terdiri dari kuarsa, serisit
mika, dan klorit; batu itu merupakan gradasi dalam derajat metamorfosis antara batu
tulis dan sekis mika. Menit kristal grafit, serisit, klorit atau memberikan kemilau, halus
kadang-kadang emas pada permukaan belahan dada (atau schistosity). Phyllite terbentuk
dari metamorfosis lanjutan dari batu tulis.
Para protolith (atau batuan induk) untuk phyllite merupakan serpih atau pelite. Mineral
penyusunnya plat lebih besar daripada yang di batu tulis tetapi tidak terlihat dengan
mata telanjang. Phyllites dikatakan memiliki "tekstur phyllitic" dan biasanya
diklasifikasikan sebagai memiliki nilai rendah dalam fasies metamorf regional.
Phyllite memiliki fissility baik (kecenderungan untuk membagi ke dalam lembar) dan akan
membentuk bawah rendah kondisi metamorf kelas. Phyllites biasanya hitam ke abu-abu
kehijauan atau abu-abu terang. Foliation ini biasanya berkerut atau bergelombang dalam
penampilan.
Seperti yang sudah dijelaskan pada tulisan litosfer, dapat di jelaskan bahawa batuan
metamorf adalah batuan yang terbentuk dari batuan sebelumnya dan mengalami perubahan
karena kenaikan temperature dan tekanan. Perubahan ini menghasilkan sifat yang berbeda
dengan batuan asalnya. Ciri umum yang dimiliki batuan ini adalah keras, padat, dan
berfoliasi.
Terdapat beberapa batuan metamorf berdasarkan sifat fisisnya, diataranya adalah jenis bataun
metamorf filit (phyllite).
Gambar
batuan filit
Filit
Jenis Batuan
Metamorf
Warna
Hitam, Abu-abu
Tekstur
Struktur
Komposisi Mineral
Pipih (30%)
Deskripsi Komposisi
Kegunaan
Keberadaan
Filit
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Filit
Filit adalah tipe batuan metamorf berfoliasi yang terbuat dari batusabak yang
termetamorfosis lebih jauh dan menyebabkan mika putih berbutir sangat halus menjadi
memiliki orientasi tertentu.[1] Filit memiliki komposisi utama berupa kuarsa, serisit mika, dan
klorit.[2]
Filit terdiri dari lapisan-lapisan mika berbutir halus yang memiliki orientasi tertentu, sedang
batusabak terdiri dari lapisan - lapisan lempung yang sangat halus dengan orientasi tertentu,
dan sekis mempunyai lapisan lapisan yang tebal dengan orientasi tetentu.[1] Batuan - batuan
berfoliasi tersebut menggambarkan gradasi dalam derajat metamorfisme dimulai dari
batusabak hingga sekis.[citation needed]
References
1.
2.
Marmer (Marble) adalah batuan metamorf terdiri dari mineral karbonat yang mengkristal
kebanyakan kalsit dan dolomit. ahli geologi menggunkan kata marmer untuk merujuk pada batuan
kapur bermetamorfosis. namun tukang batu menggunakan istilah yang lebih luas. Marmer
umumnya digunakan sebagai bahan bangunan dan kerajinan seperti patung, prasasti dan lain
sebagainya.
Secara Bahasa kata Marmer berasal dari bahasa yunani yaitu Marmaron dari asal kata marmaros,
batu bersinar, batu kristal, mungkin kata kerja marmairo, berkilau atau bersinar. ini juga
merupakan dasar untuk kata marmer dalam bahasa inggris marmoreal yang berarti seperti
marmer.
Ciri ciri batu marmer utama: campuran warna yang berbeda-beda, dapat mempunyai pita-pita
warna, kristal-kristalnya sedang sampai kasar, bila di tetesi asam mengeluarkan bunyi mendesis.
Cara terbentuknya : terjadi bila batu kapur mengalami perubahan suhu dan tekanan tinggi.
Berdasarkan ciri fisik marmer adalah batuan yang dihasilkan dari metamorphosis batuan karbobat
sedimen, paling sering kapur dolomit atau rock. metamorfosis menyebabkan rekristalisasi dari
butiran karbonat asli. Batu marmer yang dihasilkan biasanya terdiri dari sebuah mosaik kristal
karbonat. Tekstur sedimen primer dan struktur batuan karbonat asli (protolith) yang biasanya
sudah diubah atau dihancurkan.
Marmer putih yang murni adalah hasil dari metamorfosis dari (silikat) dangat murni batu kapur
atau dolomit protolith. Karakteristik dan vena banyak jenisnya dan motifnya karena marmer
terkena kotoran berbagai mineral seperti tanah liat, pasir, oksida besi dan rijang yang pada
awalnya hadir sebagai butir atau lapisan dalam batu kapur.
Warna hijau pada batuan marmer itu sering di sebabkan oleh serpentin yang di hasilkan dari batu
kapur dan magnesium awalnya tinggi atau dolostone dengan kotoran silika. kotoran ini telah di
mobilisasidan rekrsitalisasi oleh tekanan intens dan panas metamorfisme tersebut.
Marmer biasanya di gunakan sebagai kerajinan seperti prasasti marmer dan patung marmer.
Marmer Putih telah digunakan dalam patung berharga sejak jaman klasik. Preferensi ini harus
digunakan dengan kelembutan, isotopi relatif dan homogenitas, dan resistensi relatif terhadap
penghancuran. Juga indeks bias rendah kalsit memungkinkan cahaya untuk menembus beberapa
milimiter kebatu sebelum tersebar keluar, sehingga tampilan dari karakteristik lilin memberi
hidup dari patung marmer yang dibuat. selain itu marmer juga digunakan sebagai bahan dalam
konstruksi bangunan baik interior maupun ekstrior seperti lantai, dinding dan lain-lain.
batu breksi, batu obsidian, manfaat batu obsidian, batu breksi adalah, pengertian marmer,
pemanfaatan marmer, pengertian batu sabak, manfaat batu opsidian, penjelasan batu obsidian,
jenis marmer, pengertian batu granit, rumus kimia marmer, karakteristik marmer, berat jenis
marmer, ciri ciri batuan marmer, batu berbentuk tiang sebagai tugu peringatan, fungsi marmer,
jenis-jenis marmer, batu jamur adalah, warna batu marmer, gambar batu marmer, berat jenis batu
marmer, jenis batu dan penjelasannya, apa yang dimaksud dengan batu konglomerat, jenis batu
akik
Marmer
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Marmer adalah batuan kristalin kasar yang berasal dari Batu kapur atau dolomit. Marmer
yang murni berwarna putih dan terutama disusun oleh mineral kalsit.
Kegunaan
Sebagai satu- satunya planet di tata surya yang dapat dihuni oleh manusia, Bumi tersusun atas
berbagai macam bahan penyusun. Salah satu diantara bahan penyusun yang menyusun planet
bumi adalah jenis jenis batuan penyusun lapisan Bumi. Ya, batuan ini dapat dengan mudah
kita temukan di bumi. Hal ini karena batuan adalah salah satu unsur yang menyusun bumi
yang mengalami proses terjadinya siklus batuan.
Batuan di Bumi ada banyak sekali jenisnya. Secara umum, batuan di bumi dibedakan menjadi
tiga macam, yakni batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf atau malihan. Ketiga
jenis batuan ini kemudian terdiri dari beberapa batuan lain lagi.
Pengertian batuan marmer
Salah satu jenis batuan yang ada di Bumi adalah batu marmer. Batuan marmer ini merupakan
salah satu jenis batuan metamorf atau malihan, dimana proses terbentuknya batu marmer ini
karena diakibatkan oleh proses metamorfosis batu kapur atau batu gamping. Batu marmer
seringkali kita temukan sebagai batu yang menghiasi rumah, sebagai batu yang digunakan
untuk lantai, dinding, bahkan furniture seperti meja, bangku, dan lain sebagainya.
Alasan mengapa batu marmer ini seringkali dipilih sebagai batu penghias rumah adalah
karena batu ini mempunyai tampilan yang sangat indah. Marmer mempunyai corak atau pola
tertenu dan mempunyai beragam warna yang mengombinasinya, hal inilah yang membuat
marmer indah dan cocok digunakan sebagai bahan untuk dekorasi bagunan. Selain itu juga
karena batu marmer mempunyai sifat yang tanah lama dan juga mudah dipahat. Pada
kesempatan kali ini kita akan membahas lebih banyak mengenai batu marmer. Artikel ini
akan menjelaskan mengenai berbagai macam informasi mengenai batu marmer.
2. Gugusan kristal yang ada di batu marmer relatif sama dengan tekstur halur sampai
yang agak kasar.
3. Pada umumnya marmer tersusun atas mineral kalsit dengan mineral minor lainnya
seperti mika, klhorit, kuarsa, dan jenis silikat lainnya seperti graphit, hematit, dan juga
limorit.
4. Mempunyai nilai komersil atau ekonomi yang bergantung pada warna dan tekstur
batu tersebut.
5. Terpengaruh oleh porositas, kekuatan regangan, dan kekuatan terhadap cuaca.
Itulah beberapa ciri yang melekat pada batu marmer yang akan membedakannya dengan jenis
batuan yang lainnya.
Baca juga: ciri-ciri air tanah yang baik, ciri- ciri air tanah yang tercemar
Statuary marble, yakni jenis batuan marmer yang putih bersih dan mempunyai
teksture yang bagus.
Architectural marble, yakni batuan marmer yang mempunyai warna teksur, mutu, dan
kekuatan yang bagus.
Ornamental marble, yakni batuan marmer yang memiliki warna yang indah.
Onix marble, yakni batuan marmer yang yang jernih dan terdiri dari materal- material
organik dan juga kalsit.
Cipolin marble, yakni batuan marmer yang banyak mengandung mika dan juga talk.
Ruin marble, merupakan batuan marmer yang bertekstur hakus dan juga kristal yang
tidak teratur.
Breccia marble, merupakan batuan marmer yang mempunyai tekstur asar dan juga
paesegi.
Shell marble, merupakan batuan marmer yang terdiri dari fosil- fosil.
Carrara marble, yakni batu marmer yang mempunyai warna putih murni. Batu jenis
ini seringkali digunakan oleh bangsa Yunani dan Romawi sebagai bahan dasar
pembuatan patung dan juga air mancur.
Limestone, yakni marmer yang yang memiliki warna begie atau coklat. Batu marmer
ini bisa ditemukan dari danau ataupun bekas danau.
Breksi, yakni batu marmer yang terbentuk karena adanya bekas longsoran tanah.
Marmer budidaya, adalah marmer yang dibuat oleh manusia, yakni kombinasi antara
debu marmer dan juga semen.
Marmer hijau, yakni batuan pertama yang hanya sekedar terlihat seperti mamrmer
namun bukan marmer asli.
Itulah jenis- jenis dari batu marmer yang mana jenis- jenis tersebut disandarkan pada warna
dan juga tekstur batuan itu sendiri.
Proses Terbentuknya Batu Marmer
Batu marmer ini adalah batu yang dihasilkan dari proses metamorfosa batuan kapur atau
gamping selama kurun waktu yang lama. Untuk mengetahui lebih lengkap mengenai ciri- ciri
batu ini, bisa dibaca di proses terjadinya marmer.
Banyak sekali jeis furniture yang dibutuhkan oleh manusia. seiring dengan kemajuan zaman,
furniture- furniture ini dibuat dengan menggunakan berbagai macam bahan, tidak hanya
kayu, namun juga aneka batu alam. Salah satu jenis batu alam yang dipilih sebagai bahan
pembuatan furniture adalah batuan marmer. Batuan marmer ini sangat banyak digunakan
sebagai bahan pembuatan aneka macam furniture seperti meja, kiursi, jendela, guci, perapian,
dan juga bahan- bahan- bahan kerajinan lainnya.
Batu marmer ini dipilih sebagai bahan pembuat furniture karena mempunyai sifat yang lunak.
Batu marmer merupakan jenis batu alam yang yang dapat tembus cahaya, inilah yang
membuatnya mempunyai sifat lunak. Selain itu batuan marmer juga mempunyai manfaat
tinggi untuk menyerap cat. Batu marmer juga mempunyai teksutur yang lembut sehingga
mudah di pahat.
3. Sebagai bahan pembuat batu nisan
Batu nisan biasanya dibuat dari batu- batuan alam yang mempunyai corak keindahan khusus.
salah satu batu yang banyak digunakan adalah batu marmer. Seperti yang telah dijelaskan
sebalumbya bahwasannya batu mamer mempunyai tampilan yang menarik serta menawarkan
kemudahan yakni mudah dipahat. Hal- hal seperti itulah yang menjadikan batu marmer
dipilih sebagai salah satu batu untuk pembuatan batu nisan. Selain itu, alasan lainnya adalah
karena batu marmer ini bersifat tahan lama atau awet, dan tahan terhadap hujan.
4. Bahan dasar pembersi rumah
Selain digunakan untuk bahan keindahan atau hiasan, ternyeta batu marmer juga bisa
digunakan sebagai bahan dasar pembersih rumah. Batu marmer ini terdiri atas kalsit, yakni
semacam mineral dengan kekerasa Mosh tiga. Maka dari itulah batu marmer ini sering
digunakan sebgai bahan dasar dalam pembuatan cairan pembersih kamar mandi maupun
dapur. Karena batu marmer ini bersifat lembut, maka pembersig dari batu marmer ini tidak
menyebabkan goresan atau kerusakan lainnya.
5. Sebagai pupuk
Selain kotoran dan juga kompos, ternyata pupuk bisa juga dibuat dari bahan batu. Salah satu
yang digunakan adalah batu marmer ini. Batu marmer ketika dipanaskan maka akan
membuang kandungan karbondioksida yang terkandung dalam batu tersebut, sehingga yang
tersisa adalah kalsiumoksida atau zat kapur. Zat kapur ini bisa digunakan sebagai penguranh
keasaman pada tanah, maka dari itu bisa digunakan sebagai pupuk untuk lahan pertanian.
Untuk hasil yang lebih baik maka pemakaian pupuk batu marmer ini diterapkan bersamasama dengan jenis pupuk lainnya.
baca juga: cara menyuburkan tanah kering dan tandus
6. Untuk bahan pewarna
Marmer yang mempunyai warna putih ini seringkali digunakan sebagai penghasil produk
yang dikenal sebagai kapur sirih. Kapur sisrih ini merupakan serbuk putih yang digunakan
sebagai pigmen, brighteer, dan juga pengisis dalam cat, kertas, serta prosuk- produk lainnya.
7. Penetral asam
Batu marmer bisa juga dimanfaatkan sebagai penetral asam karena batu ini terdiri dari
kalsium karbonat. Hal tersebut membuat batu marmer menjadi jenis batuan yang sangat
efektif untuk menetralisir asam. Batu marmer yang mencapai kemurnian tinggi,maka akan
hancur manjadi bubuk. Bubuk yang berasal dari hancurnya batu marmer ini diproses
sedemikian rupa hingga siap digunakan sebagai penetral rasa asam. Kadar asam yang
seringkali dikurangi dengan menggunakan batu marmer ini adalah asam tanah, asam sungai,
asam dalam industri kimia, hingga asam dalam tubuh manusia.
Sponsors Link
Batu Marmer Dan Keistimewaannya Abdi Maulana July 3, 2015 Ilmu Batuan 0 Comments
806 Views Batu Marmer pada umumnya tersusun atas beberapa mineral kalsit atau biasa
disebut dengan kalsium karbonat atau CaCO3 dan juga beberapa kandungan mineral minor
yang lainnya antara lain seperti kuarsa, klorit, tremolit, mika dan silikat lainnya antara lain
seperti hematite, graphit dan limonit. Nilai komersil dari batu jenis marmer sangat bergantung
terhadap tekstur dan warna. Batu jenis marmer yang dinilai memiliki kualitas yang sangat
tinggi adalah jenis marmer yang fisiknya berwarna putih jernih, hal tersebut disebabkan
adanya kandungan kalsit yang lebih dari 90%. Batu Marmer yang memiliki warna abu-abu
biasanya dihasilkan dari adanya kandungan grapit dalam batuan tersebut, sedangkan batu
jenis marmer yang memiliki warna pink dan warna merah biasanya diakibatkan karena
kandungan hematite di dalam batuan tersebut, sedangkan yang memiliki warna kuning dan
yang berwarna krem biasanya dipengaruhi karena adanya kandungan limonit di dalam batuan
tersebut. Batuan jenis marmer ini jika dilihat berdasarkan besar butirannya batu jenis marmer
biasanya mempunyai tekstur dari halus dan yang berstektur kasar. Goa The Marble Caves of
Patagonia, Chile 728 x 485 102 kB.jpeg, Goa The Marble Caves of Patagonia, Chile Batu
Marmer untuk dinding kamar mandi mewah 1280 x 800 100 kB.jpeg, Batu Marmer untuk
dinding kamar mandi mewah Aneka kerajinan dari batu marmer 640 x 480 95.4 kB.jpeg,
Aneka kerajinan dari batu marmer Penambangan marmer Indonesia 453 x 300 91.9
kB.jpeg, Penambangan marmer Indonesia, batu marmer yang merupakan salah satu batu
penghias rumah anda Sifat lain yang juga berpengaruh terhadap mutu dan kualitas dari batu
Marmer ini adalah karena porositas, dan juga kekuatan regangan serta ketahanan batuan
tersebut terhadap segala pengaruh suhu maupun cuaca. Marmer merupakan hasil dari bahan
galian yang memang sudah sangat lama dikenal masyarakat luas, marmer bahkan sangat
menarik perhatian yang akhirnya menimbulkan sensasi dan pencarian saat marmer dengan
keistimewaan dapat tembus cahaya diketemukan, marmer tersebut mempunyai harga
penawaran yang sangat menggiurkan, walaupun beritanya hanya dari orang per orang serta
diliputi banyak misteri dan segala hal mistik lainnya. Proses pembentukan batu Marmer Batu
Marmer juga biasa dikenal pula dengan sebutan lain batu pualam. Batu ini merupakan batuan
hasil dari proses malihan atau metamorfosis dari batuan asalnya yang berupa dolomite atau
batu kapur. Pengaruh temperatur serta tekanan yang dihasilkan dari gaya endogen akan
menyebabkan terjadinya proses kristalisasi ulang pada batuan ini dan membentuk bermacam
foliasi ataupun non foliasi. Dan akibat dari rekristalisasi tersebut maka akan menghilangkan
struktur asli batuan tersebut, hingga akhirnya membentuk sebuah tekstur baru serta
keteraturan butir. Pembentukan jenis mineral ini di Indonesia sendiri sudah ditemukan sejak
sekitar 30 60 juta tahun yang silam. Batu Marmer keberadaannya akan selalu berasosiasi
terhadap batu gamping. Karena setiap ada batuan marmer maka bisa dipastikan juga akan ada
batu gamping, akan tetapi tidak selalu jika ada batu gamping pasti ada batu marmer. Karena
keberadaan dari marmer sendiri berhubungan dengan sebuah proses dari gaya endogen yang
selalu mempengaruhinya baik itu berupa tekanan atau bisa juga perubahan dari temperatur
yang sangat tinggi. Di Indonesia sendiri penyebaran dari marmer tersebut sangat banyak.
Untuk mengetahui akan besar kecilnya cadangan suatu kandungan batu Marmer biasanya
akan dilakukan suatu eksplorasi geofisika supaya diketahui baik itu penyebaran horizontal
ataupun vertikal, yang kemudian dibuat sebuah sumur uji serta pengeboran untuk dapat
mengetahui akan ketebalan lapisan tersebut. Dan untuk mengetahui akan kualitas marmer
pada suatu lokasi maka akan diambil sampel untuk diuji di laboratorium secara fisika maupun
kimia. Marmer untuk saat ini merupakan barang yang tergolong mewah, kecuali untuk
marmer dengan ukuran yang kecil sebagai souvenir. Batu pualam atau marmer yang
mengkilap umumnya dijadikan suatu ciri fisik dari kemewahan sebuah bangunan. Baca juga
artikel lainnya tentang Tips Penggunaan Batu Alam Untuk Dinding Rumah di
www.majalahbatu.com Deskripsi: Batu Marmer termasuk dalam barang yang mewah dan
masih dalam pangsa pasar yang terbatas, hanya kalangan menengah dan atas, kecuali untuk
souvenir yang kecil masih dapat dijangkau kalangan menengah ke bawah.
http://www.majalahbatu.com/
http://www.majalahbatu.com/2015/07/batu-marmer.html
Ilmu Kebumian
Gneis
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Artikel ini perlu diwikifikasi agar memenuhi standar kualitas
Wikipedia. Anda dapat memberikan bantuan berupa penambahan
pranala dalam, atau dengan merapikan tata letak dari artikel ini. Tulisan
yang tidak dirapikan dalam jangka waktu yang ditentukan akan dihapus
sewaktu-waktu oleh Pengurus.
Untuk keterangan lebih lanjut, klik [tampilkan] di bagian kanan.
[tampilkan]
Gneiss adalah typical dari jenis batuan metamorf, batuan ini terbentuk pada saat batuan
sedimen atau batuan beku yang terpendam pada tempat yang dalam mengalami tekanan dan
temperatur yang tinggi. Hampir dari semua jejak jejak asli batuan ( termasuk kandungan
fosil) dan bentuk bentuk struktur lapisan ( seperti layering dan ripple marks) menjadi hilang
akibat dari mineral-mineral mengalami proses migrasi dan rekristalisasi. Pada batuan ini
terbentuk goresan goresan yang tersusun dari mineral mineral seperti hornblende yang tidak
terdapat pada batuan batuan sediment.
Pada batuan gneiss, kurang dari 50 persen dari mineral mineral menjadi mempunyai bentuk
bentuk penjajaran yang tipis dan terlipat pada lapisan-lapisan. Kita dapat melihat
bahwasannya tidak seperti pada batuan schist yang mempunyai pensejajaran mineral yang
sangat kuat, batuan gneiss tidak retak atau hancur sepanjang bidang dari pensejajaran mineral
tersebut, dan terbentuk urat-urat yang tebal yang terdiri dari butiran-butiran mineral di dalam
batuan tersebut, hal ini tidak seperti kebanyakan bentuk bentuk perlapisan yang terdapat pada
batuan schist. Dengan proses metamorfosa lebih lanjut batuan gneiss dapat berubah menjadi
magmatite dan akhirnya terkristalisasi secara total menjadi batuan granit.
Meskipun batuan ini terubah secara alamiah, gneiss dapat mengekalkan bukti terjadinya
proses geokimia di dalam sejarah pembentukannya, khususnya pada mineral mineral seperti
zircon yang bertolak belakang dengan proses metamorfosa itu sendiri. Batuan batuan keras
yang berumur tua seperti pada batuan gneiss yang berasal dari bagian barat Greenland, Isotop
atom karbon dari batuan tersebut menunjukkan bahwasannya ada kehidupan pada masa
batuan tersebut terbentuk , yaitu sekitar 4 millyar tahun yang lalu.
Baca juga :
menghasilkan batuan arsitektur seperti ubin lantai, dinding, tapak tangga, kusen
jendela, countertops, dan batu nisan.
tekanan yang tinggi. Rekristalisasi ini meningkatkan ukuran butiran mineral yang
dipisahkan menjadi "bands" sebagai indikasi transformasi yang menghasilkan
batuan dan mineral yang lebih stabil dalam lingkungan pembentukannya.
Genes dapat terbentuk dalam beberapa cara. Terbentuknya genes yang paling
umum dimulai dengan batu serpih, yang merupakan batuan sedimen.
Metamorfosis regional dapat mengubah serpih (shale) menjadi batu sabak, lalu
filit (phyllite), kemudian sekis, dan akhirnya menjadi genes. Selama transformasi
ini, partikel lempung di serpih berubah menjadi mika dan tumbuh bertambah
besar (growthing). Akhirnya, lembaran mika mulai mengkristal menjadi mineral
bertekstur granular. Munculnya mineral bertekstur granular sebagai tanda proses
transisi
ke
genes.
Panas dan tekanan yang tinggi juga dapat membuat batu granit termetamorfosa
menjadi batuan dengan tekstur "banded" yang dikenal sebagai "granit genes".
Perubahan pada batu granit ini biasanya lebih kepada perubahan struktural
dibandingkan perubahan mineralogi. Granit genes juga dapat terbentuk melalui
metamorfosis batuan sedimen. Produk akhir dari metamorfosisnya adalah
batuan banded dengan komposisi mineralogi seperti granit.
Baca juga :