Anda di halaman 1dari 152

Basal

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Basalt.
Basalt (/iconbslt/, /bslt/, /bslt/, or /beslt/)[1][2][3] adalah batuan beku yang
ekstrusif, terbentuk dari solidifikasi magma yang terjadi di permukaan bumi. Biasanya basalt
berwarna abu-abu atau hitam, karena pembekuannya cepat di permukaan bumi. Basalt juga
terbentuk di Bulan, Mars, Venus, dan bahkan di asteroid Vesta.
Basalt merupakan salah satu batuan paling umum di Bumi.

Catatan kaki
1.

^ Oxford English Dictionary: basalt

2.

^ basalt definition - Dictionary - MSN Encarta. Archived 2009-10-31.

3.

^ Yourdictionary.com

Pranala luar
Wikisource memiliki teks artikel Ensiklopedia Britannica 1911 mengenai Basalt.

Basalt Columns

Basalt in Northern Ireland

Lava - water interface

Petrology of Lunar Rocks and Mare Basalts

Pillow lava USGS[nonaktif]


[sembunyikan]

Gunung berapi
Jenis
gunung
berapi

Gunung berapi bawah es

Gunung berapi bawah danau

Gunung berapi bawah laut

Gunung berapi gabungan

Gunung berapi kerucut

Gunung berapi lumpur

Gunung berapi perisai piroklastik

Gunung berapi perisai

Gunung berapi somma

Kaldera

Kerucut abu

Kerucut pasilan

Kerucut vulkanis

Kubah lava

Lubang retak

Maar

Medan vulkanis

Supervulkan

Batuan
vulkanis

Vulkanisme bimodal

Volcanic rock

Agglomerate

Andesite

Basalt

Basaltic andesite

Dacite

Komatiite

Latite

Obsidian

Rhyodacite

Rhyolite

Trachyte

Tuff

Daftar gunung

Gunung berapi dekade

Sabuk vulkanis

Daftar
dan
kelompok
gunung
berapi

Batu Basalt
Batu Basalt adalah salah satu Batuan Beku bersifat basa yang terbentuk dari
proses pembekuan magma di permukaan atau dekat permukaan bumi. Karena
terbentuk pada permukaan bumi maka termasuk ke dalam batu ekstrusif
(vulkanik). Basalt umumnya terbentuk dari proses pembekuan yang berlangsung
cepat. Basalt juga dapat terbentuk dari pembekuan lelehan lava yang
mengandung gas, namun gasnya telah menguap. Batu Basalt umumnya bersifat
massive dan keras, ia memiliki kristal kristal kecil, umumnya berwrana gelap.
Batu ini biasa dimanfaatkan sebagai bahan bangunan.

BATU BASALT

JENIS JENIS BATUAN, CIRI CIRI DAN PROSES TERBENTUKNYA (Update)

Mar 8
Posted by RaVen

263 Votes

1. Batuan pembentuk litosfer

Pada lithosfer terdapat tiga jenis batuan yaitu:


1. Batuan beku
2. Batuan sedimen
3. Batuan metamorf

1. Awal Mula Batuan


1. Semua batuan pada mulanya dari magma
2. Magma adalah benda cair, panas, pijar yang bersuhu diatas 1000C
3. Lava adalah magma yang sudah muncul ke permukaan

4. Lahar adalah lava yang bercampur dengan gas, meterial piroklastik, air,
tanah tumbuhan

c
Magma keluar di permukaan bumi antara lain melalui puncak gunung berapi. Gunung berapi
ada di daratan ada pula yang di lautan. Magma yang sudah mencapai permukaan bumi akan
membeku. Magma yang membeku kemudian menjadi batuan beku. Batuan beku muka bumi
selama beribu-ribu tahun lamanya dapat hancur terurai selama terkena panas, hujan, serta
aktivitas tumbuhan dan hewan. Selanjutnya hancuran batuan tersebut tersangkut oleh air,
angin atau hewan ke tempat lain untuk diendapkan. Hancuran batuan yang diendapkan
disebut batuan endapan atau batuan sedimen. Baik batuan sedimen atau beku dapat berubah
bentuk dalam waktu yang sangat lama karena adanya perubahan temperatur dan tekanan.
Batuan yang berubah bentuk disebut batuan malihan atau batuan metamorf.

Batuan Beku

Dimulai dari batuan beku, batuan beku adalah batuan cair pijar atau magma dari
dalam bumi yang membeku. Berdasarkan tempat proses membekunya batuanbatuan beku tersebut terdiri atas :
Batuan dalam, membeku secara perlahan-lahan di dalam
Batuan korok, membeku di daerah korok
Batuan leleran, membeku secara tiba-tiba di permukaan bumi
Batuan beku dibedakan berdasarkan sifat kimiawinya yaitu :
Batuan asam, mengandung banyak asam salisilat merupakan senyawa
silikon dan oksida, mengandung kwarsa berwarna keputih-putihan.
Batuan basa, kadar asam salisilatnya rendah banyak mengandung
magnesium dan besi, warnanya gelap/hitam
Berikut adalah contoh-contoh batuan beku :

1. Granit

Proses terbentuk
: Batuan ini terbentuk dari hasil pembekuan magma
berkomposisi asam yang membeku di dalam dapur magma, sehingga batu ini
merupakan jenis batu beku dalam.
Massa jenis
Warna

: sekitar 2,2 2,3 gram/cm3


: putih, abu-abu, atau campuran keduanya.

Batuan ini banyak di temukan di daerah pinggiran pantai dan di pinggiran


sungai besar ataupun di dasar sungai.
Batu Granit dapat digunakan sebgai :
Batu bahan bangunan
Monumen
Jembatan
Jebagai dekorasi
Bahan tegel
dll.

2. Gabro

Proses Terbentuk
: terbentuk dari magma yang membeku di dalam
gunung. Termasuk batuan dalam
Massa Jenis

:2,9 3,21 gram/cm3

Warna

: Gelap kehijauan , coklat bercampur putih

Karakteristik lain
: Batuan gabro berwarna gelap kehijauan, menunjukkan
kandungan silika rendah sehingga magma asal bersifat basa. Struktur batuan ini
adalah massive, tidak terdapat rongga atau lubang udara maupun retakanretakan. Batuan ini masih segar dan tidak pernah terkena gaya endogen yang
dapat meninggalkan retakan pada batuan.Batuan ini memeiliki tekstur fanerik
karena mineral-mineralnya dapat dilihat langsung secara kasat mata dan mineral
yang besar menunjukkan bahwa mineral tersebut terbentuk pada suhu
pembekuan yang relatif lambat sehingga bentuk mineralnya besar-besar.Derajat
kristalisasi sempurna, bahwa batuan ini secara keseluruhan tersusun atas kristal
sehingga disebut holocrystalline. Tekstur seperti ini menunjukkan proses
pembentukan magma yang lambat. Ion-ion penyusun mineral pada batuan,
dalam lingkungan bertekanan tinggi dan temperatur yang luar biasa tinggi dapat
bergerak sangat cepat dan menyusun dirinya sedemikian rupa sehingga
membentuk suatu bentuk yang teratur dan semakin berukuran besar.
3. Andesit

Proses terbentuk :Batuan ini berasal dari lelehan lava gunung merapi yang
meletus, batu Andesit terbentuk (membeku) ketika temperatur lava yang
meleleh turun antara 900 sampai dengan 1,100 derajat Celsius. Merupakan jenis
batuan beku luar.
Massa Jenis

: 2,8 3 gram/cm3

Warna

: agak gelap (abu-abu tua).

Batu andesit sering digunakan sebagai :

Nisan kuburan
Cobek
Lumping jamu
Cungkup (kap lampu taman)
Arca untuk hiasan
Batu pembuat candi
Sarkofagus
Punden berundak
Meja batu
Pusat kerajinan dan pemotongan batu Andesit juga terdapat di daerah Cirebon
dan Majalengka Jawa Barat. Karena di daerah ini banyak terdapat perbukitan
yang merupakan daerah tambang Batu Andesit. Untuk batu Andesit di daerah
cirebon umum nya bewarna abu-abu dan terdiri dari 2 Jenis utama: Andesit Bintik
dan Andesit Polos.
4.Diorit

Proses terbentuk
: Merupakan batuan hasil terobosan batuan beku (instruksi)
yang Terbentuk dari hasil peleburan lantai samudra yang bersifat mafic pada
suatu subduction zone. biasanya diproduksi pada busur lingkaran volkanis, dan
membentuk suatu gunung didalam cordilleran ( subduction sepanjang tepi suatu
benua, seperti pada deretan Pegunungan). Terdapat emplaces yang besar
berupa batholiths ( banyak beribu-ribu mil-kwadrat) dan mengantarkan magma
sampai pada permukaan untuk menghasilkan gunung api gabungan dengan
lahar andesite. Termasuk jenis batuan beku dalam
Massa jenis

: 2,8 2,9 gram/cm3

Warna

: Kelabu bercampur putih, atau hitam bercampur putih

Kegunaan
: batu diorit ini dapat dijadikan sebagai batu ornamen
dinding maupun lantai bangunan gedung atau untuk batu belah untuk pondasi
bangunan / jalan raya.
5. Basalt

Proses Terbentuk
: Berasal dari hasil pembekuan magma berkomposisi
basa di permukaan atau dekat permukaan bumi. Biasanya membentuk lempeng
samudera di dunia. Mempunyai ukuran butir yang sangat baik sehingga
kehadiran mineral mineral tidak terlihat.
Massa jenis
Warna

: 2,7 3 gram/cm3
: Gelap

Karakteristik lain
: Batuan Basalt lazimnya bersifat masif dan keras,
bertekstur afanitik, terdiri atas mineral gelas vulkanik, plagioklas, piroksin.
Amfibol dan mineral hitam. Kandungan mineral Vulcanik ini hanya dapat terlihat
pada jenis batuan basalt yang berukuran butir kuarsa, yaitu jenis dari batuan
basalt yang bernama gabbro. Berdasarkan komposisi kimianya, basalt dapat
dibedakan menjadi dua tipe, yaitu basalt alkali dan basalt tholeitik. Perbedaan di
antara kedua tipe basalt itu dapat dilihat dari kandungan Na2O dan K2O. Untuk
konsentrasi SiO2 yang sama, basalt alkali memiliki kandungan Na2O dan K2O
lebih tinggi daripada basalt tholeitik.
Manfaat
: Basalt kerap digunakan sebagai bahan baku dalam
industri poles, bahan bangunan / pondasi bangunan (gedung, jalan, jembatan,
dll) dan sebagai agregat.

6. Obsidian

Proses Terbentuk
:Obsidian merupakan batuan yang terbentuk oleh hasil
kegiatan erupsi gunung api bersusunan asam hingga basa yang pembekuannya
sangat cepat sehingga akan terbentuk gelas atau kaca daripada kristal dominan.
Obsidian adalah batuan yang disusun secara keseluruhan dari kaca amorf dan
sedikit kristal feldspar, mineral hitam dan kuarsa.

Massa Jenis

: 2,36 2,5 gram/cm3

Warna
: Warnanya bening seperti kaca dan warnanya kadangkadang hitam mulus, merah tua, agak hijau atau abu-abu. Batu ini jarang yang
berwarna kuning atau merah putih atau biru. Batu obsidian sering ditemukan
dalam keadaan mengkilau mulus walaupun belum dipoles. Batu obsidian terbuat
dari 70% silicon dioxide bahkan lebih dan jika tercampur mineral mineral
tertentu warnanya akan berubah.
Karakteristik lain
: Batu obsidian mempunyai nilai keras 5-5.5 berdasarkan
daftar keras Mohs dan termasuk batu mulia tanggung.
Manfaat

Dapat dijadikan sebagai perhiasan cincin


Dijadikan kerajinan
Di Itali, Perancis dan Belanda batu ini dipercayai sebagai jimat pengusir roh
jahat yang harus dimiliki di tiap rumah.

7. Pumice (batu apung)

Proses Terbentuk
: Batu apung merupakan hasil material erupsi gunung api yang
membeku
ketika didalamnya masih terdapat udara sehingga mempunyai sifat titik
berongga-rongga tersebar secara tidak merata. Batu apung mengandung
silika tinggi, dan termasuk jenis batuan beku luar.
Massa Jenis

: dibawah 1 gram/cm3

Warna

: Putih, dan coklat muda

Karakteristik lain
: dapat terapung di air, kedap suara, batuapung
juga tahan terhadap api, kondensi, jamur dan panas.
Manfaat
: Dalam sektor industri lain, batu apung
digunakan sebagai bahan pengisi (filler), pemoles/penggosok (polishing),
pembersih (cleaner), stonewashing, abrasif, isolator temperatur tinggi dan lainlain.

8. Diorit

Batuan ini bertekstur feneris, mengandung feldspar plagioklas calsiksodik dalam jumlah yang
besar dengan tipe sodik yang banyak. Plagioklasnya melebihi ortoklas, kwarsa tidak ada,
tetapi mengandung augit dalam jumlah sedikit. Harnbledia biasanya lebih banyak dari biotit.
Diorite sangat mirip dengan gabro, tetapi diorit plagioklasnya lebih asam (sodik) daripada
labradorit. Batuan dengan plagioklas yang lebih basa disebut dengan gabro. Jika banyak
penokris disebut dengan porfir diorit. diorit terdiri dari kurang lebih 65% plagioklas dan 35%
mineral silikat gelap seperti biotit dan augit. Mineral-mineral accesorisnya kwarsa, apotik,
kalsit, klorit, granit, dan epidot. Varietas yang umum adalah diorite hornblende. Warna diorit
cerah abu-abu gelap hijau keabu-abuan.
9. Liparit

Lapirit merupakan batuan bertekstur porfiris dan umumnya berwarna putih, mineral
pembentuknya feldspar, kuarsa, biotit dan mungkin juga mineral berwarna gelap.
9. Dasit

Dasit merupakan batuan yang memiliki ciri-ciri berwarna abu-abu terang, mineral plagioklas
berbutir kasar dalam masa dasar lebih halus. Dasit mengandung 15-20% kwarsa, kurang lebih
60% feldaspar dan 10-20% biotit atau hornblande. Mineral silikat ada dalam jumlah sedikit.
Misalnya biotit, hornblende, dan augit. Jika panerisnya plagioklas atau kwarsa banyak,
disebut dengan porfir dan dasit. Masa dasar dari batuan ini biasanya berbutir halus, tetapi
dapat juga secara gradual menjadi glass.
10. Skoria

Skoria merupakan batuan yang terbentuk jika air dan gelombang-gelombang gas lainnya
keluar melalui lava yang mampat (stiff lava), yang luabang-lubangnya lebih besar kalau
dibandingkan dengan purnice. Warna skoria coklat kemerahan sampai abu-abu gelap dan
hitam.
11. Tufa Gelas

Tufa Gelas merupakan batuan piroklastik yang disusun oleh material hasil gunung api yang
banyak mengandung debu vulkanik dan mineral gelas, dengan warna putih kekurangan, abuabu dan kuning kecoklatan. Kegunaan digunakan sebagai timbunan.
B. BATUAN SEDIMEN
Batuan endapan atau batuan sedimen adalah salah satu dari tiga kelompok
utama batuan (bersama dengan batuan beku dan batuan metamorfosis) yang
terbentuk melalui tiga cara utama: pelapukan batuan lain (clastic); pengendapan
(deposition) karena aktivitas biogenik; dan pengendapan (precipitation) dari
larutan. Jenis batuan umum seperti batu kapur, batu pasir, dan lempung,
termasuk dalam batuan endapan. Batuan endapan meliputi 75% dari permukaan
bumi.
Batuan sedimen (batuan endapan) adalah batuan yang terjadi akibat
pengendapan materi hasil erosi. Sekitar 80% permukaan benua tertutup oleh
batuan sedimen. Materi hasil erosi terdiri atas berbagai jenis partikel yaitu ada
yang halus, kasar, berat dan ada juga yang ringan. Cara pengangkutannya pun
bermacam-macam seperti terdorong (traction), terbawa secara melompatlompat (saltion), terbawa dalam bentuk suspensi, dan ada pula yang larut
(salution). Klasifikasi lebiih lanjut seperti berikut:
Berdasarkan proses pengendapannya
batuan sedimen klastik
batuan sedimen kimiawi
batuan sedimen organik
Berdasarkan tenaga alam yang mengangkut
batuan sedimen aerik
batuan sedimen aquatik
batuan sedimen marin
batuan sedimen glastik
Berdasarkan tempat endapannya
batuan sedimen limnik

batuan sedimen fluvial


batuan sedimen marine
batuan sedimen teistrik
Penamaan batuan sedimen biasanya berdasarkan besar butir penyusun batuan
tersebut. Penamaan tersebut adalah: breksi, konglomerat, batupasir, batulanau,
batulempung, stalaktit dan stalakmit, moraine

Berikut adalah contoh-contoh dan karakteristik dari batu apung :


1. Konglomerat

Proses Terbentuk
:Konglomerat merupakan suatu bentukan fragmen dari proses
sedimentasi, batuan yang berbutir kasar, terdiri atas fragmen dengan bentuk membundar
dengan ukuran lebih besar dari 2mm yang berada ditengah-tengah semen yang tersusun oleh
batupasir dan diperkuat & dipadatkan lagi kerikil. Dalam pembentukannya membutuhkan
energi yang cukup besar untuk menggerakan fragmen yang cukup besar biasanya terjadi pada
sistem sungai dan pantai.
Warna

: berwarna warni

Manfaat
: Biasanya batuan tersebut menjadi batuan penyimpan
hidrokarbon (reservoir rocks) atau bisa juga menjadi batuan induk sebagai
penghasil hidrokarbon (source rocks).

2. Batu Pasir

Proses Terbentuk
:Batupasir adalah suatu batuan sedimen klastik yang dimana partikel
penyusunya kebanyakan berupa butiran berukuran pasir. Kebanyakan batupasir dibentuk dari
butiran-butiran yang terbawa oleh pergerakan air, seperti ombak pada suatu pantai atau
saluran di suatu sungai. Butirannya secara khas di semen bersama-sama oleh tanah kerikil
atau kalsit untuk membentuk batupasir tersebut. Batupasir paling umum terdiri atas butir
kwarsa sebab kwarsa adalah suatu mineral yang umum yang bersifat menentang laju arus.
Warna

: Coklat dan putih

Manfaat
: Batupasir mempunyai banyak kegunaan didalam industri
konstruksi sebagai suatu kumpulan dan batu-tembok. batupasir hasil galian
dapat digunakan sebagai material di dalam pembuatan gelas/kaca.

3. Breksi

Karakteristik
: Breksi merupakan batuan sedimen klastik yang memiliki
ukuran butir yang cukup besar (diameter lebih dari dua milimeter) dengan
tersusun atas batuan dengan fragmen menyudut (tajam). Ruang antara fragmen
besar bisa diisi dengan matriks partikel yang lebih kecil atau semen mineral yang
mengikat batu itu bersama-sama. Spesimen yang ditunjukkan di atas memiliki
ukuran garis tengah sekitar dua inci (lima sentimeter).
Warna

: merah kecoklatan, keemasan, coklat

Manfaat
: sebagai Hiasan Bisa, misalnya di ukir hingga halus
membentuk vas bunga, meja kecil, atau asbak.

4. Stalakmit dan Stalagmit

Proses Terbentuknya
: Stalaktit dan Stalakmit adalah bentukan alam khas daerah Karst.
Air yang larut di daerah karst akan masuk ke lobang-lobang (doline) kemudian turun ke gua
dan menetes-netes dari atap gua ke dasar gua. Nah tetesan-tetesan air yang mengandung
kapur ini lama-lama kapurnya membeku dan menumpuk sedikit demi sedikit lalu berubah
jadi batuan kapur yang bentuknya runcing-runcing. Stalaktit adalah batu yang terbentuk di
atap gua, bentuknya meruncing ke bawah, sedangkan stalakmit adalah batu yang terbentuk di
dasar gua bentuknya meruncing ke atas.
Warna

: kuning, coklat, krem, keemasan, putih

Manfaat
: sebagai keindahan alam (biasanya di gua-gua),
dapat di jadikan hiasan rumah.
Tempat
yang di sekitar air terjun.

: Sangat sering di temukan di daerah gua, ada juga

5. Batu Lempung

Proses Terjadinya
: Type utama batulempung menurut terjadinya terdiri dari lempung
residu dan lempung letakan (sedimen), lempung residu adalah sejenis lempung yang
terbentuk karena proses pelapukan (alterasi) batuan beku dan ditemukan disekitar batuan
induknya. Kemudian material lempung ini mengalami proses diagenesa sehingga membentuk
batu lempung.
Warna

: Coklat, keemasan, coklat, merah, abu-abu

Manfaat
celengan, dll.

: Dapat dijadikan kerajinan, seperti asbak, patung,

Tempat
pinggiran danau.

: Sering ditemukan di Pinggiran Sungai ataupun

6. Batu gamping (batu kapur)

Batu Gamping merupakan batuan carbonat yang paling banyak terdapat, demngan
kenampakan textur aphanitik sampai phanero-cristalin. Warna putih keabu-abuan, abu-abu,
abu-abu gelap, hitam, kuning, coklat, dan lainnya oleh adanya kotoran-kotoran, oksid besi
dan zat-zat organik. Limestone berbutir mulus, pecahannya conchoidal. Bila ditetesi HCL
memercik/berbuih. Mudah larut terutama dalam air yang mengandung CO2 sehingga terjadi
lubang-lubang, celah-celah, diaklas- diaklas dan lainnya. tebal dapat dari beberpa centimeter
sampai beberapa ratus meter. Beberapa limestone seluruhnya dapat terdiri dari butir-butir
calcit. Keras dari limestone sangat berbeda-beda, ada yang keras dan ada yang lunak, agak
keras, dan sebaginya, tergantung dari texturnya. Selama proses pelapukan dari limestone,
calcium carbonatnya dapat terlarut, dan yang tertinggal adalah kotoran-kotorannya, yang
kemudian dapat terkonsentrasi dan membentuk clay atau loams yang berwarna merah atau
kuning, oleh aksidasi dari mineral-mineral oksida besi.
Ciri-ciri: Warna putih keabu-abuan, agak lunak, dan bila ditetesi asam membentuk gas
karbondioksida.

Terbentuk dari hasil pemadatan


cangkang hewan lunak atau hewan laut yang telah mati. Cangkang tersebut terdiri dari kapur
tidak musnah.
7. Travertin

Calcium carbonat tidak larut dalam air murni, tetapi bila aornya mengandung CO2 maka
calcium carbonat itu mudah berubah menjadi biocarbonat. Jadi dibawah tekanan atmosfer, air
yang banyak mengandung CO2 secara perlahan-lahan melarutkan calcium carbonat, terutama
bila air tersebut berasal dari tempat yang dalam dengan tekanan yang lebih besar dan
kandungan CO2 nya lebih banyak, maka daya melarutkan lebih tinggi. Bila larutan tersebut
mencapai permukaan bumi dibawah tekanan atmosfer, calcium carbonatnya segera
diendapkan oleh proses evaporasi, dan proses ini dapat dipercepat oleh adanya kegiatan dari
tumbuh-tumbuhan (algae). Calcum carbonat yang doiendapkan di mulut/lubang mata air itu
disebut travertine. Pada gua-gua kapur, terjadi pula pengendapan dari calcium carbonat oleh
tetesan-tetesan air secara perlahan-lahan yang terdiri dari kristal-kristal halus dan kompak,
yang disebut dengan dripstone. Warna putih, kuning, atau cokelat. Struktur fibrous atau
konsentris. Yang tumbuh dari bawah disebut stalagnite.
8. Serpin

Serpin berasal dari lumpur yang mengendap. Terdiri dari butiran-butiran batu lempung atau
tanah liat, pada umumnya sepertiga terdiri atas kuarsa, sepertiga bahan tanah, sepertiga bahan
lain termasuk karbonat, besi oksida, feldspar, dan zat organik. Berwarna abu-abu kehijauan,
merah, atau kuning. Dimanfaatkan sebagi bahan bangunan. Berasal dari endapan hasil
pelapukan batuan tanah liat.
C. BATU METAMORF
Batuan metamorf adalah batuan yang terbentuk dari proses metamorfisme
batuan-batuan sebelumnya karena perubahan temperatur dan tekanan.
Metamorfisme terjadi pada keadaan padat (padat ke padat) meliputi proses
kristalisasi, reorientasi dan pembentukan mineral-mineral baru serta terjadi
dalam lingkungan yang sama sekali berbeda dengan lingkungan batuan asalnya
terbentuk. Banyak mineral yang mempunyai batas-batas kestabilan tertentu
yang jika dikenakan tekanan dan temperatur yang melebihi batas tersebut maka
akan terjadi penyesuaian dalam batuan dengan membentuk mineral-mineral
baru yang stabil. Disamping karena pengaruh tekanan dan temperatur,
metamorfisme juga dipengaruhi oleh fluida, dimana fluida (H 2O) dalam jumlah
bervariasi di antara butiran mineral atau pori-pori batuan yang pada umumnya
mengandung ion terlarut akan mempercepat proses metamorfisme.
Batuan metamorf memiliki beragam karakteristik. Karakteristik ini dipengaruhi
oleh beberapa faktor dalam pembentukan batuan tersebut ;
Komposisi mineral batuan asal
Tekanan dan temperatur saat proses metamorfisme
Pengaruh gaya tektonik
Pengaruh fluida
Pada pengklasifikasiannya berdasarkan struktur, batuan metamorf
diklasifikasikan menjadi dua, yaitu :
oliasi, struktur planar pada batuan metamorf sebagai akibat dari pengaruh
tekanan diferensial (berbeda) pada saat proses metamorfisme.
Non foliasi, struktur batuan metamorf yang tidak memperlihatkan penjajaran
mineral-mineral dalam batuan tersebut.

Jenis-jenis Metamorfisme
Metamorfisme kontak/termal
Metamorfisme oleh temperatur tinggi pada intrusi magma atau ekstrusi lava.
Metamorfisme regional
Metamorfisme oleh kenaikan tekanan dan temperatur yang sedang, dan terjadi
pada daerah yang luas.
Metamorfisme Dinamik
Metamorfisme akibat tekanan diferensial yang tinggi akibat pergerakan patahan
lempeng.

Berikut adalah contoh dan karakteristik dari betuan metamorf :


1.
Gneiss (ganes)

Merupakan batuan yang terbentuk dari hasil metamorfosisme batuan beku


dalam temperatur dan tekanan yang tinggi. Dalam Gneiss dapat diperoleh
rekristalisasi dan foliasi dari kuarsa, feldspar, mika dan amphibole.
Asal

: Metamorfisme regional siltstone, shale, granit

Warna

: Abu-abu

Ukuran butir

: Medium Coarse grained

Struktur

: Foliated (Gneissic)

Komposisi
Derajat metamorfisme
Ciri khas
lapisan tipis kaya

: Kuarsa, feldspar, amphibole, mika


: Tinggi
: Kuarsa dan feldspar nampak berselang-seling dengan
amphibole dan mika.

Ganes adalah batuan matemorf dengan kristal-kristal yang kasar, biasanya berlapis-lapis
akibat pemisahan mineral-mineral yang berbeda sehingga membentuk foliasi sekunder yang
kasar. Terbentuk pada tempat yang dalam dan pada tingkat metamorfise, yang tinggi
bersama-sama dengan struktur pegunungan lipatan. Pada prinsipnya gneiss berasal dari
batuan beku silllicaous seperti granit, monozit kwarsa, syenite, dan granodiorit, tetapi dapat
juga dari rhyolit, tuff, arkosa dan batu pasir feldspatik. Mineral-mineral utama pada gneis
adalah kwarsa dan feldspat, sedangkan mineral-mineral yang lain adalah, biotite, horblende
dan augite. Warna bervariasi tergantung pada warna mineral dominan yang ada. Pelapisan
disini dihasilkan oleh pergantian warna-warna mineral yang terang dan gelap atau oleh
perbedaan ukuran butir dengan pelapisan yang tebal dan kasar ataupun tipis. Sering
mengandung mineral-mineral metamorf yang lain seperti garnet, epidot, tournaline, graphite,
dan silimanite. Jika batuan beku (sebagian bahn induknya) adalah sari batuan mafic tertentu,
mungkin greiss tersebut dapat berkembang manjadi serpentine olivin, augite, horblede dan
biotite. Jika bahan beku (sebagian bahan induknya) dapat dikenal maka nama batuan dapat
ditentukan seperti misalnya : gabbro gneiss, syenite gneiss ataupun granite gneiss. Gneiss
yang berasal dari batuan sedimen, contohnya : quatzite gneiss conglomerate gneiss, politic
gneiss (dari sedimen clay) dan calc gueniss (dari cilliceous limetone dan dolomite) gneiss
yang berbentuk oleh penerobosan mineral-mineral batuan beku kedalam folisasi akan
menghasilkan campuran batuan dalam bentuk dike yang tipis dari material-material
quartzfeldspathic. Ini disebut injection gneiss. Batuan ini tersebar luas dan mungkin
menempati bagian terbesar dari tipe gneiss lainnya.
2. Sekis

Schist (sekis) adalah batuan metamorf yang mengandung lapisan mika, grafit, horndlende.
Mineral pada batuan ini umumnya terpisah menjadi berkas-berkas bergelombang yang
diperlihatkan dengan kristal yang mengkilap.
Asal

: Metamorfisme siltstone, shale, basalt

Warna

: Hitam, hijau, ungu

Ukuran butir

: Fine Medium Coarse

Struktur

: Foliated (Schistose)

Komposisi

: Mika, grafit, hornblende

Derajat metamorfisme : Intermediate Tinggi


Ciri khas
kristal garnet

: Foliasi yang kadang bergelombang, terkadang terdapat

3. Marmer

Terbentuk ketika batu gamping mendapat tekanan dan panas sehingga


mengalami perubahan dan rekristalisasi kalsit. Utamanya tersusun dari kalsium
karbonat. Marmer bersifat padat, kompak dan tanpa foliasi.
Asal

: Metamorfisme batu gamping, dolostone

Warna

: Bervariasi

Ukuran butir

: Medium Coarse Grained

Struktur

: Non foliasi

Komposisi

: Kalsit atau Dolomit

Derajat metamorfisme : Rendah Tinggi


Ciri khas
: Tekstur berupa butiran seperti gula, terkadang terdapat
fosil, bereaksi dengan HCl.

Marmer adalah metamorfisme dari batuan kapur, baik itu batu kapur kalsit maupun batu
kapur dolomit. Terbentuknya terutama disebabkan oleh reksistelisasi calsit. (dolomit) yang
biasanya berbutir lebih kasar daripada batu kapur aslinya. Marmer yang terbentuk oleh
dolomitc disebut marmer dolomit (dolomitic marble). Akibat proses metamorfos dan
rekristalisasi, pelapisan sering meliuk atau bahkan tidak terlihat sama sekali. Umumnya
marmer danmarmer dolomit terbentuk oleh metamorfisme kontak atau regional dan dijumpai
bersama-sama dengan phyllite, slate, schist, dan metakwarsa. Struktur batu kapur sangat
bervariasi dari yang berbutir sangat halus hingga berbutir sangat kasar. Pada tipe-tipe
metamorfose kontak ditunjukan dari adanya orientasi kristal-kristal yang memanjang sebagai
hasil tekanan yang searah. Meneral-mineral aksesor pada marmer banyak macamnya antara
lain: tremolit, forserite, periclose, diopside, wollastonite, brucite, spincl, felspar, dan garnet,
yang kesemuanya ini tergantung pada macam material batuan asalnya. Warna yang
ditimbulakn mulai dari cerah atau putih apabila terdiri dari kalsit dan dolomit, tetapi bisa
berwarna kelabu, merah, coklat atau kombinasi warna tergantung pada mineral-mineral
aksesornya. Contoh-contoh batuan marmer yakni: breccia marble, tremolite marble, graphite
marble, talcose marble, phlogopite marble.
4. Kuarsit

Adalah salah satu batuan metamorf yang keras dan kuat. Terbentuk ketika
batupasir (sandstone) mendapat tekanan dan temperatur yang tinggi. Ketika
batupasir bermetamorfosis menjadi kuarsit, butir-butir kuarsa mengalami
rekristalisasi, dan biasanya tekstur dan struktur asal pada batupasir terhapus
oleh proses metamorfosis .
Asal

: Metamorfisme sandstone (batupasir)

Warna

: Abu-abu, kekuningan, cokelat, merah

Ukuran butir

: Medium coarse

Struktur

: Non foliasi

Komposisi

: Kuarsa

Derajat metamorfisme : Intermediate Tinggi


Ciri khas

: Lebih keras dibanding glass

5.Milonit

Milonit merupakan batuan metamorf kompak. Terbentuk oleh rekristalisasi


dinamis mineral-mineral pokok yang mengakibatkan pengurangan ukuran butirbutir batuan. Butir-butir batuan ini lebih halus dan dapat dibelah seperti
schistose.
Asal

: Metamorfisme dinamik

Warna

: Abu-abu, kehitaman, coklat, biru

Ukuran butir

: Fine grained

Struktur

: Non foliasi

Komposisi

: Kemungkinan berbeda untuk setiap batuan

Derajat metamorfisme : Tinggi


Ciri khas

: Dapat dibelah-belah

6. serpinit

Serpentinit, batuan yang terdiri atas satu atau lebih mineral serpentine dimana
mineral ini dibentuk oleh proses serpentinisasi (serpentinization). Serpentinisasi
adalah proses proses metamorfosis temperatur rendah yang menyertakan
tekanan dan air, sedikit silica mafic dan batuan ultramafic teroksidasi dan terhidrolize dengan air menjadi serpentinit.

Asal

: Batuan beku basa

Warna

: Hijau terang / gelap

Ukuran butir : Medium grained


Struktur

: Non foliasi

Komposisi

: Serpentine

Ciri khas

: Kilap berminyak dan lebih keras dibanding kuku jari

7.Hornfels

Hornfels terbentuk ketika shale dan claystone mengalami metamorfosis oleh


temperatur dan intrusi beku, terbentuk di dekat dengan sumber panas seperti
dapur magma, dike, sil. Hornfels bersifat padat tanpa foliasi.
Asal

: Metamorfisme kontak shale dan claystone

Warna

: Abu-abu, biru kehitaman, hitam

Ukuran butir

: Fine grained

Struktur

: Non foliasi

Komposisi

: Kuarsa, mika

Derajat metamorfisme : Metamorfisme kontak

Ciri khas

8. Sekismika

: Lebih keras dari pada glass, tekstur merata

Sekismika dihasilkan oleh metamorfosa regional dengan tingkat lebih tinggi dibandingkan
phyllite, mempunyai foliasi dan kristalin. Ummnya berbutir lebih kasar dari slate dan phyllite
tetapi lebih halus dari gneias. Foliasi tersebut terbentuk oleh kristal-kristal berbentuk lempeng
(play) dan kristal-kristal prismatik. Mineral-mineral berbentuk lempengan tersebut antara lain
: chlorite, sericite, muscovite, biotite, dan tolc, sedangkan mineral-mineral prismatik adalah
actinolite, kyanite, hornblede, staurolite, dan silimanite. Kadang-kadang schist hanya terdiri
dari satu macam mineral saja, contohnya talc schist, tetapi pada umumnya terdiri dari dua
atau lebih mineral seperti calcite sericalcite albite schist. Sekis sering mengandung
mineral-mineral yang bersifat antara lempengan dan pragmatik (flaky nor prismatic), tetapi
equigracular seperti misalnya : garnet dan feldspar, yang biasanya bertekstur porphyroblastic.
Batuan-batuan scihist dapat pula berasal dari gabbro, basalt, ultrabasin, tuff, shale dan
sandstone. Jika beberapa teksture asli batuan asal masih ada, akibat tekanan yang kuat,
maka batuan disebut, metabasalt, metagabbro dan sebagainya.
9. Filit

Filit berkaitan dengan perkembangan aktivitas metamorfik yaitu baliknya temperatur atau
bertambah besarnya rekristalisasi maka slate berubah menjadi filit. Filit secara dominan
tersusun dari mineral-mineral kelompok mika seperti: mika, maricite, dan chlorite. Batuan ini
lebih kasar daripada slate, tetapi ada batas yang tegas antara keduanya baik dalam hal ukuran
butir maupun kandungan mineralnya. Mineral-mineral seperti muscovit, mika, sericite, dan
cholite terdapat dalam jumlah yang besar. Mineral-mineral asesore dalam jumlah yang sedikit

antara lain megnetit, hematit, graphite, dan tourmaline. Filit disebut pula sericite phllite,
chlorite phyllite atau sericite phyllite. Warna dari putih perak, merah sampai kehijau-hijauan.
Sifat dalam (tenacery) : brittle dan sering mempunyai pegangan halus hingga agak kasar. Filit
dihasilkan oleh metamorfose regional tingkat rendah terutama dari mineral clay, shall, dan
juga tuff dan tuffacous sedimen.
10. Sabak

Sabak merupakan batuan berbutir halus dan homogen, mempunyai achistosity planar,
tergantung pada pelapisannya. Oleh karena itu biasanya mempunyai beberapa sudut untuk
masing-masing perlapisan sehingga batuan menjadi balah/rekah kedalam lapisan yang tipis.
Sabak merupakan salah satu istilah struktur dan tidak ada kaitannya dengan komposisinya.
Perlapisan asli dari slate masihg dapat terlihat, apabila berasal dari abtuan beku basalt seperti
struktur amigdoloidal. Sabak berbutir sangat halus dan hanya dapat dideterminasi dengan
mikroskop. Hanya sedikit mineral sabak yang berbutir kasar seperti: kwarsa, feldspar,
cholorite, biotite, magnetite, hematite, kalsit, dan ineral-mineral yang terdapat pada batuan
shale. Warna yang ditimbulakan dari warna merah, hijau, abu-abu, hingga hitam. Warna
merah karena ada mineral yang hemalit, hijau karena ada mineral cholorite. Warna abu-abu
karena adanya mineral-mineral dari karbon dan bahan-bahan organik seperti grafit. Sabak
yang berasal dari batu pasir graywacke disebut graywacke slate.
11. kuarsit

Kuarsit adalah metamorfose dari batuan pasir, jika strukturnya tak mengalami perubahan dan
masih menunjukan struktur aslinya. Kuarsit terbentuk akibat panas yang tinggi sehingga
menyebabkan rekristalisasi kwarsa dan felsdpar. Akibat tekanan pada kwarsit dapat
mengakibatkan hancurnya kwarsit tersebut dan menghasilkan tekstur granoblastik. Kuarsit
sangat keras karena adanya sementasi sirikat (biasanya kwasa kristalin) yang terendapkan
disekitar butir-butir kuarsa yang lebih besar, sehingga menghasilkan ikatan butir yang sangat
kuat. Mineral lain yang dijumpai dalam kuarsit adalah: apatite, zircon, epidote, dan
hornblede. Kuarsit dapat berbentuk akibat metamorfisme kontak atau metamorfis regional
dari pada panas dan tekanan terhadap batu pasir, chert, vien kuarsit, dan kuarsit pigmatit.
Sering berlapis-lapis dan dapat mengandung fosil. Warna dari kuarsit bervariasi dari putih,
coklat hingga mendekati hitam. Adanya hematit memberikan warna merah muda (pink)
sedangkan chlori memberikan warna kehijau-hijauan.
Kalo ada yang salah pengelompokan jenis batuannya, mohon di koment+bimbingannya ya ^^
Tentang iklan-iklan ini

Share this:

Batu Gabro
Batu Gabro adalah salah satu jenis Batuan Beku bersifat basa yang terbentuk
dari proses pembekuan magma secara lambat di dalam permukaan bumi. Batu
Gabro terbentuk dari magma yang membeku di dalam gunung. Karena terbentuk
di dalam bumi, maka ia termasuk Batu Intrusif (Plutonik). Batu Gabro umumnya
berwarna gelap, hitam kehijauan. Struktur batuan ini massive, artinya tidak
terdapat rongga, lubang udara, atau retakan retakan. Teksturnya fenerik,
artinya kandung mineral batu Gabro dapat dilihat langsung secara kasat mata,
dan mineralnya berukuran besar. Ukuran Mineral yang besar membuktikan
bahwa proses pembekuannya berlangsung secara lambat. Batu Gabro sering
dimanfaatkan untuk palapis dinding atau lantai rumah, serta digunakan untuk
pembagunan yang memiliki nilai estetika/keindahan.

BATU GABRO

Batu Gabro dan Proses Pembentukannya


Apa Itu Batu Gabro ?
Gabro adalah batuan beku intrusif, berwarna gelap, dan tersusun atas kristalkristal mineral yang berukuran kasar (coarse-grained). Batuan ini selalu
berwarna hitam atau hijau gelap karena mineral utamanya adalah plagioklas dan
augit. Gabro adalah batuan yang paling melimpah pada kerak samudera.
Gabro memiliki berbagai kegunaan di industri konstruksi, biasanya digunakan
sebagai "base material" (landasan) konstruksi setelah dilakukan proses
penghancuran (stone crusher).

Baca juga :

Batuan Andesit dan Proses Pembentukannya

Kenampakan batu gabro, plagioklas dan piroksen terlihat mendominasi.

Ciri-ciri dan Komposisi Mineral pada Batuan Gabro


Gabro terutama terdiri dari mineral yang kaya kalsium-plagioklas feldspar
(biasanya labradorit atau bytownite) dan klinopiroksen (augit). Sejumlah kecil
olivin dan ortopiroksen biasanya juga hadir di batuan ini. Tidak seperti banyak
batuan beku lainnya, batuan ini biasanya mengandung sedikit kuarsa.
Dilapangan, gabro terlihat mirip dengan basal, hal ini dikarenakan Komposisi
gabro sama dengan basal. Perbedaan mendasar antara kedua jenis batuan ini
adalah ukuran butir mineralnya. Basal adalah batuan beku ekstrusif yang
mengalami pendinginan dengan cepat sehingga memiliki kristal yang lebih
halus. sedangkan gabro adalah batuan beku intrusif yang mengalami
pendinginan secara perlahan-lahan sehingga masih sempat terjadi pertumbuhan
kristal.

Proses Terbentuknya Batu Gabro


Banyak ungkapan dari para ahli yang mengatakan bahwa kerak samudera
terbuat dari basal. Kata "basal" yang disebutkan sebenarnya mengacu pada
komposisi "basaltik" kerak samudera tersebut. Batuan Basal hanya terbentuk
tipis di permukaan kerak samudera, sedangkan ke arah yang lebih dalam akan

didominasi oleh gabro. Basal terbentuk pada permukaan kerak karena magma
asal batuan ini mengalami pendinginan yang cepat. Pada kedalaman lebih besar,
laju pendinginan akan lebih lambat sehingga kristal memiliki waktu untuk
berkembang, inilah yang menyebabkan terbentuknya batu gabro.
Di kerak benua, gabro dapat ditemukan dalam aliran lava tebal yang
berkomposisi "basaltik", di mana terjadi pendinginan lambat sehingga
memungkinkan pembentukan kristal besar. Gabro juga bisa hadir pada plutonik
dalam, yang terbentuk ketika magma mengirimkan material berkomposisi
"basaltik" yang mengkristal lebih dahulu (tidak sempat keluar ke permukaan).
Kegunaan Batu Gabro
Dalam industri batu interior, gabro dikenal dengan nama "granit hitam", yang
biasa digunakan sebagai ubin lantai, batu nisan, dan "facing stone". Gabro juga
digunakan pada banyak proyek konstruksi, biasa disebut sebagai "base material
constructions". Penggunaan gabro yang paling umum dalam konstruksi adalah
sebagai agregat (hasil crushed stone). Gabro yang dihancurkan biasanya dipakai
pada pembangunan jalan, kereta api, dan landasan konstruksi bangunan.

Baca

juga

Definisi

Batuan

Granit

Yang

Wajib

Dipahami

Batuan gabro kadang-kadang mengandung sejumlah mineral logam yang


bernilai ekonomis. Gabro mengandung sejumlah besar mineral ilmenit yang
dapat ditambang sebagai penghasil titanium. Terkadang gabro dapat bertindak
sebagai batuan sumber (source rock) dari nikel, kromium atau platinum.
Pencarian lain yang berhubungan dengan artikel ini : batu gabro, ciri ciri batu
gabro, pengertian batu gabro, gabro, manfaat batu gabro, pengertian
batuan gabro. Fungsi batu gabro, batuan gabro adalah, gabro adalah,
gambar batu gabro.

Gabro
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Spesimen gabro, di California, Amerika Serikat.

Klasifikasi gabro pada diagram QAPF

Gabro dari jarak dekat, California, Amerika Serikat.

Fotomikrograf dari sayatan tipis gabro.

Gabro / bro / mengacu pada sekelompok besar batuan beku yang gelap, umumnya
faneritik (kasar), mafik, dan intrusif yang secara kimia setara dengan basal. Gabro terbentuk
ketika magma cair terperangkap di bawah permukaan bumi dan perlahan-lahan mendingin
menjadi massa holokristalin.
Banyak dari kerak samudera bumi terbuat dari gabro, dan terbentuk pada punggung tengah
samudera. Gabro juga ditemukan sebagai pluton yang berasosiasi dengan vulkanisme benua.
Karena sifat alaminya yang bervariasi, istilah "gabro" dapat diterapkan secara luas untuk
berbagai batuan intrusif. Banyak juga batuan yang dikategorikan "gabroik".

Susunan mineral batuan beku

Daftar isi

1 Etimologi

2 Petrologi

3 Distribusi

4 Kegunaan

5 Lihat juga

6 References

7 Pranala Luar

Etimologi
Istilah "gabro" mulai digunakan ada tahun 1760-an untuk nama satu set jenis batuan yang
ditemukan di ofiolit pada Pegunungan Apennini di Italia.[1] Kemudian, pada tahun 1809, ahli
geologi Jerman bernama Christian Leopold von Buch menggunakan istilah yang lebih ketat
dalam deskripsinya terhadap batuan-batuan ofiolitik Italia ini.[2] Dia memberi nama "gabro"
ke batuan yang ahli geologi modern saat ini menyebutnya "metagabro" (Gabro yang
berbetamorfosa).[3] Von Buch menggunaakn istilah gabro (gabbro) berdasarkan nama dari
sebuah desa yang bernama Gabbro di wilayah Rosignano Marittimo, Toskana.

Petrologi

Pemandangan pegunungan utama yang terdiri dari Gabro, Isle of Skye, Skotlandia.

Gabro sebagai xenolit pada Diorit, wilayah timur Sierra Nevada, Rock Creek Canyon,
California, Amerika Serikat.
Gabro bersifat padat, berwarna kehijauan atau berwarna gelap dan mengandung piroksen,
plagioklas, serta sejumlah kecil amfibol dan olivin.
Piroksen yang ada kebanyakan merupakan klinopiroksen yang pada umumnya augit, tetapi
sejumlah kecil ortopiroksen juga dapat hadir. Jika jumlah ortopiroksen lebih dari 95% dari
total kandungan piroksen (konten klinopiroksen 5% atau kurang ), maka batuan itu disebut
norit. Di sisi lain, gabro memiliki lebih dari 95% piroksen dalam bentuk monoklinik
klinopiroksen . Batuan yang seimbang kandungan ortopiroksen dan klinpiroksennya disebut
gabro-norit. Konten Plagioklas feldspar yang kaya kalsium (labradorit-bitounit) dan
piroksen pada gabro bervariasi antara 10% - 90%. Jika lebih dari 90% plagioklas yang hadir,
maka batuan adalah anortosit. Di sisi lain, batuan yang mengandung lebih dari 90% piroksen
(kedua jenisnya), maka batuan itu disebut piroksenit. Gabro dapat juga mengandung
sejumlah kecil olivin ( disebut "Gabro olivin" jika sejumlah besar olivin hadir), amfibol dan
biotit. Isi kuarsa di gabro kurang dari 5% dari total volume. 'Gabro kuarsa' atau monzogabro
juga diketahui dapat terjadi (jika gabro mengandung sejumlah besar kuarsa) misalnya
cizlakit di Pohorje di timur laut Slovenia, yang mungkin berasal dari magma yang sangat
jenuh dengan silika. Eksesit mewakili gabro yang magma induknya tidak jenuh dengan silika,
yang mengakibatkan pembentukan mineral feldspatoid seperti nefelin, kankrinit, dan sodalit
sebagai mineral aksesori. (Saturasi atau kejenuhan Silika dari batuan dapat dievaluasi dengan
metode mineralogi normatif). Gabro mengandung sejumlah kecil -biasanya beberapa persenoksida besi-titanium seperti magnetit, ilmenit, dan ulvospinel.
Gabro umumnya berbutir kasar, dengan kristal yang ukurannya mulai dari 1 mm hingga
lebih. Batuan dengan butiran lebih halus yang setara dengan gabro disebut juga diabas (juga
dikenal sebagai dolerit), namun istilah mikrogabro juga sering digunakan untuk diabas.
Gabro mungkin dapat berbutir sangat kasar hingga pegmatitik, dan beberapa kumpulan
piroksen-plagioklas pada dasarnya adalah gabro berbutir kasar yang menunjukkan habit
kristal acicular.

Gabro biasanya memiliki tekstur equigranular, meskipun dapat sewaktu-waktu bertekstur


porfiritik, terutama ketika oikokris plagioklas telah tumbuh lebih awal dari massa dasar
mineral.

Batuan zuma, Nigeria, dengan intrusi berbentuk masif

Distribusi
Gabro dapat terbentuk masif, intrusi seragam melalui kristalisasi in-situ dari piroksen dan
plagioklas, atau sebagai bagian dari intrusi berlapis sebagai kumpulan endapan piroksen dan
plagioklas (biasa disebut akumulasi piroksen-plagioklas)
Gabro merupakan bagian penting dari kerak samudera, dan dapat ditemukan di banyak
kompleks ofiolit. Sabuk panjang intrusi gabroik biasanya terbentuk pada zona proto-rift dan
sekitar margin rifrt zone kuno, menginterusi sisi - sisi rift. Hipotesis lidah mantel (mantle
plume) mengandalkan identifikasi intrusi mafik dan ultramafik serta juga vulkanisme basal.

Kegunaan
Gabro sering mengandung sejumlah kromium, nikel, kobalt, emas, perak, platinum,
dam tembaga sulfida.
Variasi Okelar (kebundaran) gabro menyebabkan gabro sering digunakan sebagai batuan hias,
paving stones dan juga dikenal dengan nama dagang yang keliru yakni 'granit hitam'. Garo
merupakan jenis yang populer dari batu nisan kuburan yang digunakan dalam upacara
penguburan. Gabro juga digunakan di dapur dengan istilah keliru yang sama uyakni 'granit
hitam'.

Lihat juga

Peridotit

Diferensiasi batuan beku

kristalisasi raksional

References
1.

^ Bortolotti, V. et al.

2.

^ Bortolotti, V. et al.

3.

^ Gabbro at SandAtlas geology blog.

Pranala Luar

Ocean drilling program gabbro petrology

Scientists find the elusive gabbro

Granit
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Sebuah dinding dengan granit.


Granit adalah jenis batuan intrusif, felsik, igneus yang umum dan banyak ditemukan. Granit
kebanyakan besar, keras dan kuat, dan oleh karena itu banyak digunakan sebagai batuan
untuk konstruksi. Kepadatan rata-rata granit adalah 2,75 gr/cm dengan jangkauan antara 1,74
dan 2,80. Kata granit berasal dari bahasa Latin granum.

Meja granit sebagai bidang acuan dalam proses pengukuran


Dalam bidang industri dan rekayasa, granit banyak dipakai sebagai bidang acuan dalam
berbagai pengukuran dan alat pengukur. Hal ini dikarenakan granit bersifat kedap air, kaku
(rigid), non-higroskopis dan memiliki koefisien ekspansi termal yang sangat rendah. Salah
satu penerapannya adalah pada mesin pengukur koordinat (Coordinate Measuring Machine).

Pranala luar

Wikimedia Commons memiliki galeri mengenai:


Granit

The Emplacement and Origin of Granite

Batu Granit
Batu Granit adalah salah satu jenis batuan beku bersifat asam yang terbentuk
dari proses pembekuan magma yang secara lambat di dalam permukaan bumi.
Karena terbentuk di dalam bumi, maka batu grait merupakan Batu Intrusif
(Plutonik). Kata Granit berasal dari bahasa latin yaitu Granum yang artinya butir
padi. Batu Granit umumnya Berwarna Putih, abu-abu, atau campuran keduanya,
terkadang juga berwarna merah muda atau jingga. Batuan ini kasar, keras, dan
kuat, sering terdapat di pinggir pantai, pinggir sungai, atau di dasar sungai. Batu
Granit sering dimanfaatkan sebagai bahan bangunan.

BATU GRANIT

Batuan Andesit dan Proses Pembentukannya


Apa Itu Batu Andesit ?
Andesit adalah nama salah satu batuan beku ekstrusif yang tersusun atas
butiran mineral yang halus (fine-grained). Batuan beku ekstrusif ini biasanya
ringan dan berwrna abu-abu gelap. Pada kondisi cuaca tertentu, Andesit sering
terlihat berwarna coklat sehingga untuk mengidentifikasinya perlu dilakukan
pemeriksaan yang lebih detail. Andesit kaya akan mineral plagioklas feldspar
dan
biasanya
mengandung
biotit,
piroksen,
atau
amphibole.
Pencarian yang berhubungan dengan artikel ini : batu andesit, batu alam
andesit, andesit, batuan andesit, batu andesit adalah, jenis batu andesit, jenis
batu alam andesit. Batuan andesit terbentuk dari, batu andesite, pengertian
batuan andesit, foto batu andesit, batuan beku andesit, deskripsi batuan
andesit, lava andesit. Gambar batu andesit, ciri ciri batu andesit, kegunaan batu
andesit, deskripsi batuan beku andesit, gambar batuan andesit, kegunaan
batuan andesit, apa itu batu andesit.

Baca juga :

Batuan Konglomerat dan Kegunaannya

Nama Andesit berasal dari Pegunungan Andes di Amerika Selatan. Andesit di


pegunungan Andes terbentuk sebagai lava "interbedded" bersamaan dengan
deposit abu vulkanik (ash) dan tuf di bagian sisi-sisi stratovolcano yang curam.
Stratovolcano andesit ditemukan di atas zona subduksi di Amerika Tengah,
Meksiko, Washington, Oregon, Jepang, Indonesia, Filipina, Karibia, Selandia Baru,
dan dibeberapa lokasi lainnya.

Gambar macam-macam batuan andesit.

Bagaimana Proses Terbentuknya Batuan Andesit ?


Andesit ditemukan dalam aliran lava yang dihasilkan oleh stratovulkano. Lava
yang naik ke ke permukaan akan mengalami proses pendinginan dengan cepat,
hal inilah yang menyebabkan tekstur andesit menjadi lebih halus. Butir mineral
dalam andesit biasanya sangat kecil sehingga tidak dapat dilihat tanpa
menggunakan alat pembesar. Beberapa jenis andesit mengandung sejumlah
besar "glass", dan ada juga yang terlihat jejak lava gas vesikular dengan tekstur
amigdaloidal.
Andesit adalah batuan umum kerak benua yang biasanya berada di atas
zona
subduksi.
Andesit
umumnya
terbentuk
setelah
"melting"
(pelelehan/pencairan) lempeng samudera akibat subduksi. Subduksi yang
menyebabkan "melting" pada zona ini merupakan sumber magma yang apabila
naik
ke
permukaan
akan
membentuk
Andesit.
Andesit juga dapat terbentuk jauh dari lingkungan zona subduksi. Sebagai
contoh, batuan ini dapat terbentuk pada "ocean ridges" dan "oceanic hotspots"
yang dihasilkan dari "pelelehan sebagian" (partial melting) batuan basaltik.
Andesit juga dapat terbentuk selama letusan pada struktur dalam lempeng
benua di mana sumber magma meleleh dalam kerak benua atau bercampur
dengan magma benua. Kesimpulannya, ada banyak lingkungan lain dimana
andesit
mungkin
dapat
terbentuk.
Pencarian lainnya yang terkait dengan postingan ini : manfaat batu andesit,
gambar batu alam andesit, pengertian batu andesit. Ciri batu andesit,
fungsi batu andesit, ciri-ciri batuan andesit.
Pengertian Andesit Porfiri ?
Kadang-kadang andesit terlihat mengandung kristal plagioklas, amphibole, atau
piroksen yang berukuran besar. Kristal-kristal besar ini dikenal sebagai
"fenokris". Mereka mulai terbentuk ketika magma yang mengalami pendinginan
di bawah permukaan mendekati suhu kristalisasi dari mineral-mineral tersebut.
Kristalisasi mineral pada suhu tinggi ini mulai terbentuk di bawah permukaan
dan tumbuh menjadi kristal besar sebelum magma meletus.

Baca juga :

Definisi Batuan Granit Yang Wajib Dipahami

Ketika magma meletus atau keluar ke permukaan bumi sisa lelehan magma yang
belum sempat terkristal tadi akan mengkristal dengan cepat akibat suhu
dipermukaan yang lebih dingin. Hasil akhirnya, ini akan menghasilkan batuan
dengan dua ukuran kristal yang berbeda. Kristal besar yang terbentuk perlahanlahan dibawah permukaan (dikenal sebagai "fenokris"), dan kristal kecil yang
terbentuk dengan cepat di permukaan (dikenal sebagai "groundmass").
"Andesit porfiri" adalah nama yang digunakan untuk batuan dengan dua
ukuran kristal yang berbeda.

Definisi Andesit Sering Jadi Permasalahan


Banyak peneliti telah mengklasifikasikan batuan beku berdasarkan kimia dan
komposisi mineralogi. Namun, semua klasifikasi tersebut belum dicapai satu
kesepakatan untuk definisi baku dari Andesit. Untuk batuan bertekstur halus
seperti andesit, klasifikasi batuan beku yang ada tidak mungkin digunakan
secara tepat di lapangan ataupun dalam pembelajaran mahasiswa/siswa. Batuan
Andesit membutuhkan analisis kimia atau mineral yang lebih spesifik.

Jika Anda memeriksa batuan yang tampak seperti andesit, tetapi Anda tidak
yakin bahwa itu memenuhi klasifikasi mineralogi atau kimia andesit, maka Anda
sebaiknya menyebut batuan tersebut sebagai "Andesitoid". Itu berarti bahwa
untuk sementara batuan tersebut tampak seperti andesit, pemeriksaan atau
pengujian kimia mikroskopis mungkin akan membuktikan lain.

Andesite
Batu Andesite adalah batuan beku yang mempunyai kandungan silica lebih
tinggi dibandingkan dengan batuan basalt, dan mempunyai kandungan silika
lebih rendah dibandingkan dengan batuan rhyolite atau felsite. Secara umum
mempunyai warna yang menandakan dengan baik akan kandungan silika dari
lava, dengan kandungan basalt yang terlihat gelap dan kandungan felsitenya
terang. Walaupun demikian para Geologist akan selalu melakukan analisa kimia
di dalam identifikasi batuan andesite ini, di lapangan batuan ini dicirikan oleh
warna abu-abu atau medium sampai merah dari lava andesite. Nama Andesite
dinamakan dari pegunungan Andes di Amerika Selatan, dimana busur batuan
batuan vulkanik baercampur dengan magma basalt dengan batuan-batuan keras
jenis granit yang menghasilkan lava dengan komposisi intermiediate. Batuan
Andesite mempunyai kandungan fluida lebih sedikit dibandingkan batuan basalt
dan diletuskan dengan hebatnya dikarenakan adanya gas gas terlarut yang
terdapat di dalamnya.
Jenis batuan Andesite ini berbentuk kristalin. Bagian-bagian kecil yang berwarna
hitam disebut mineral biotite dan yang berwarna putih disebut potassium
feldspar. Hornblende dan pyroxen adalah mineral-mineral gelap lainnya yang
terdapat pada batuan Andesite. Batuan Andesite mempunyai lebih dari 20
persen kandungan kuarsa dan yang terbanyak adalah mineral plagioklas,
walaupun mineral-mineral ini kadang hanya terlihat di bawah mikroskop. Batuan
Andesite mempunyai kesamaan pembentukannya secara letusan dengan batuan
diorite.
Kristal terbesar dinamakan phenocryst, terbentuk jauh sebelum lava terletuskan
dan membeku, dan kristal-kristal tersebut dari bentuknya dapat menceritakan
sejarah dari proses perjalanan magma. Lava yang seperti ini yang mempunyai
banyak phenocrysts, dinamakan bertexture porphyritic.

Andesit
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Contoh batuan andesit


Andesit adalah suatu jenis batuan beku vulkanik dengan komposisi antara dan tekstur
spesifik yang umumnya ditemukan pada lingkungan subduksi tektonik di wilayah perbatasan
lautan seperti di pantai barat Amerika Selatan atau daerah-daerah dengan aktivitas vulkanik
yang tinggi seperti Indonesia. Nama andesit berasal dari nama Pegunungan Andes.
Batu andesit banyak digunakan dalam bangunan-bangunan megalitik, candi dan piramida.
Begitu juga perkakas-perkakas dari zaman prasejarah banyak memakai material ini,
misalnya: sarkofagus, punden berundak, lumpang batu, meja batu, arca dll.
Di zaman sekarang batu andesit ini masih digunakan sebagai material untuk nisan kuburan
orang Tionghoa, cobek, lumpang jamu, cungkup/kap lampu taman dan arca-arca untuk
hiasan. Salah satu pusat kerajian dari batu andesit ini adalah Magelang.
Pusat kerajinan dan pemotongan batu Andesit juga terdapat di daerah Cirebon dan
Majalengka Jawa Barat. Karena di daerah ini banyak terdapat perbukitan yang merupakan
daerah tambang Batu Andesit. Untuk batu Andesit di daerah cirebon umum nya bewarna abuabu dan terdiri dari 2 Jenis utama: Andesit Bintik dan Andesit Polos.

Pranala luar

(Inggris) Igneous Rock Textures

(Inggris) Origins of the Continental Crust

(Inggris) Island arc magmatism

(Inggris) Experimental and Theoretical Constraints on Peridotite Partial Melting in


the Mantle Wedge

Diabas
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Halaman ini belum atau baru diterjemahkan sebagian dari bahasa Inggris.
Bantulah Wikipedia untuk melanjutkannya. Lihat panduan penerjemahan Wikipedia.

Diabas
Diabas atau dolerit atau mikrogabbro[1] adalah batuan mafik, holokristalin, dan
subvulkanik yang setara dengan basalt vulkanik atau gabro plutonik. Diabas pada dike dan
sill biasanya berwujut tubuh intrusif dangkal dan memperlihatkan butir - butir halus hingga
aphanitic chilled margin dan dapat mengandung takilit (gelas mafik gelap). Diabas adalah
nama yang digunakan di Amerika utara, dolerit adalah nama yang digunakan di hampir
seluruh dunia, walau kadang-kadang istilah diabas digunakan juga untuk menggantikan
dolerit dan basalt, namun banyak ahli petrologi lebih memilih menggunakan istilah
mikrogabro untuk menghindari kebingungan.

Petrografi
Diabas biasanya memiliki tekstur halus tapi terlihat, dengan kristal - kristal plagioklas
berbentuk bilah euhedral (62%) tertanam dalam matriks halus klinopiroksen, biasanya augit
(20-29%), dengan sedikit olivin (3% sampai dengan 12% di olivin diabas ), magnetit (2%),
dan ilmenit (2%).[2] Aksesori dan alterasi mineral termasuk hornblende, biotit, apatit, pirhotit,

kalkopirit, serpentin, klorit, dan kalsit. Tekstur ini disebut bertekstur diabasik dan umum
ditemukan di diabas. Tekstur diabasik ini juga disebut interstitial.[3] Feldspar dengan
kandungan tertinggi adalah anortit (sebagai lawan albit), selain itu terdapat pula labradorit.

Kegunaan
Diabas digunakan sebagai batu pecah dan batu hias. Di Tasmania, menjadi salah satu batu
yang paling umum ditemukan, telah digunakan sebagai batu bangunan, untuk lansekap dan
untuk mendirikan dinding pertanian anti air.
Artikel bertopik geologi ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia
dengan mengembangkannya.

Referensi
1.

^ "BGS Rock Classification Scheme - Dolerite (Synonymous with


Microgabbro)".

2.

^ Klein, Cornelus and Cornelius S. Hurlbut, Jr.(1986) Manual of Mineralogy,


Wiley, 20th ed., p. 483 ISBN 0-471-80580-7

3.

^ Morehouse, W. W. (1959) The Study of Rocks in Thin Section, Harper &


Row, p. 160

Batuan Diabase
07.43

No comments

batuan ini saya temukan disekitar perdesaan di daerah Bayat, Yogyakarta .


Batuan ini memiliki ciri sebagai berikut :
1. Terdiri dari mineral plagioklas dan piroksen
2. Merupakan batuan beku
3. Terlihat runcing runcing yang tidak searah pada mineralnya
4. Memiliki butiran yang sedang
5. Pada batuan yang saya temukan termasuk ke Porfiritik .
6. Terbentuk dari magma yang menerobos kepermukaan bumi
7. Memiliki warna abu-abu
8. memiliki tekstur yang khas

Igneous Rock: Batu Dasit

BatuDasit

Dasitmerupakanbatuan bekuyang termasuk dalamjenis


vulkanik, karena dasit dalam proses pembentukannya
mengalami pendinginan magma yang cepat. Proses
terbentuknyadasitpadasuhusekitar900C1200C.(Bishop
& Hamilton, 1999). Kandungan silika yang terdapat pada
dasit berkisar diantara 52% 66%. Dalam proses
pembentukannya dasit adalah batuan ekstrusif felsik yangmenengah dalam
komposisi antara andesit dan riolit

.(Dietrich, 1924). Dalam

pembentukannya sering ditemukan bergabung dengan andesit, dan membentuk aliran


lava

,sertatanggul.(Suharwanto,2014).

Dasit ini termasuk dalam jenis batuan vulkanik karena

permukaan batu tersebut halus.Warna pada dasit ini adalah


jenis felsik yaitu putih keabuabuan.Struktur pada dasit ini
adalah masif karena tidak terdapat aliran atau jejak gas.
Derajat kristalin pada dasit ini adalah holokristalin karena

dasitseluruhnyatersusunolehmassakristal(Sukandarrumidi,
2009).Granularitaspadadasitiniyaitufanerikkarenadapat
terlihat dengan mata. Bentuk butir pada dasit ini adalah
subhedralkarenabentukkristaldaributiranmineraldibatasi
olehsebagianbidangkristalyangsempurna(Gautama,2012).
Relasi pada dasit ini adalah inequigranular karena ukuran
butirnyatidaksama.Komposisiyangterdapatpadadasitini
adalah muskovit dan kuarsa. Jika disamakan dengan
petrogenesadasittersebutmempunyaibanyakkesamaandan
keterkaitan.Dasitmemilikifenokriskuarsadanfeldsparalkali
bersamadenganplagioklasasamdansedikitbiotit(Soedarmo,
1979).
Pada petrogenesa menjelaskan bahwa Dasit dalam proses
pembentukannya merupakan batuan beku yang termasuk
dalam jenis vulkanik, karena dasit dalam proses
pembentukannyamengalamipendinginanmagmayangcepat.

Proses terbentuknya dasit pada suhu sekitar 900C


1200C.(Arindita, 2012). Kandungan silika yang terdapat
pada dasit berkisar diantara 52% 66%. Dalam proses
pembentukannya dasit adalah batuan ekstrusi felsik yangmenengah dalam
komposisi antara andesit dan riolit

. Dalam pembentukannya sering ditemukan

bergabungdenganandesit danmembentukaliranlava

,sertatanggul.(James,2009). Dasit

banyakdipergunakansebagaisebagaibatuornamendinding
maupunlantaibangunangedungatauuntukbatubelahuntuk
pondasi bangunan. Persebaran dasit di Indonesia yaitu di
daerah Gorontalo, Lampung, dan daerah Tandung Kec.
Pamboang(Majene)(Nouval,2009).

Dasit
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Dasit
Dasit adalah batuan beku vulkanik. Dasit mempunyai tekstur afanitik hingga porfiritik dan
memiliki komposisi intermediet (pertengahan) antara Andesit dan Riolit. Kata Dasit datang
dari Dacia, sebuah provinsi di Kekaisaran Roma yang terletak antara Sungai Danube dan
Pegunungan Carpathia ( Rumania dan Moldova modern ) di mana batuan ini pertama kali
ditemukan.

Komposisi

Dasit ada di Region O3 di Klasifiakasi TAS

Diagram QAPF Afanitik menunjukkan letak Dasit

Dasit terdiri dari sebagian besar plagioklas feldspar dengan biotit, hornblende, dan piroxen
(augit dan atau enstatit) . Dasit mempunyai kuarsa yang membundar, Fenokris berjenis
corroded, atau sebagai sebuah unsur di massa dasar.[1] Proporsi relatif dari Feldspar dan
kuarsa di dasit, dan di banyak batuan vullkanik diilustrasikan di diagram QAPF. Dasit juga
diklasifikasikan berdasarkan konten silika dan alkali di Klasifikasi TAS. Plagioklas pada dasit
memiliki rentang dari oligoklas hingga andesin dan labradorit. Sanidin muncul, tapi hanya
berjumlah sedikit di sebagian dasit dan ketika sanidin itu melimpah akan mengubah batuan
tersebut menjadi riolit.
Massa dasar dari batuan ini terdiri dari Plagioklas dan kuarsa

Tekstur

Dasit berwarna Abu-abu, hitam, coklat, dan pumis


Pada spesimen tangan banyak horndblende dan biotit pada dasit berwarna abu-abu atau coklat
pucat dan batuan kuning dengan feldspar putih, dan kristal-kristal hitam dari biotit dan
hornblende. Dasit lain, terutama piroxen-bearing dacite, berwarna gelap[1]
Dalam sayatan tipis, dasit mungkin mempunyai tekstur afanitik hingga porfiritik. Dasit
Porfiri mengandung fenokris plagioklas dan kuarsa. Butir-butir horndblende subhedral dan
biotit elongated juga hadir. Fenokris sanidin dan augit (atau enstatit) ditemukan di beberapa
sampel. Masa dasar batuan-batuan ini biasanya mikrokristalin afanitik

Referensi
1.

^ a b [./Berkas:PD-icon.svg ] One or more of the preceding


sentences incorporates text from a publication now in the public domain: Flett, John
Smith (1911).

Batuan Dasit (Dacite)

2012 June 28
by Vani Novita

Deskripsi fisik
Warna
:
coklat
kehijauan
struktur
:
masif
sifat
batuan:
felsik
kiomposisi
mineral:plagioclasefeldspar
dengan
biotite,hornblende,danpyroxene
prosentasi mineralpenyusun nya: pada batu dasit terdapat mineral feldspar yang berwarna
putihdengan
komposisi
35
%
Tekstur: pada batu dasit terdapat sisi yang berwarna terangdan berwarna gelapdimana sisi
yang berwarna terang ialah sebagianbesar yaitu mineral feldspar
Ganesa
Batuan dasit ,yang memiliki kenampakan warna yaitucokelat kehijauan,sifat batuan dari dasit
yaituasam,struktur batuannya massif atau pejal,dan derajatkristalisasinya holokristalin
dimana komposisi mineralpenyusunnya mayoritas adalah mineralkristalin,derajat
granularitasnya adalah fanerik sedang kasar.Dacite sebagian besar terdiri atasplagioclase
feldspar denganbiotite, hornblende,danpyroxene.

Rijang

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Suatu nodul flint berukuran 3,8 cm.


Rijang atau batuapi (Bahasa Inggris: flint atau flintstone) adalah batuan endapan silikat
kriptokristalin dengan permukaan licin (glassy). Disebut "batu api" karena jika diadu dengan
baja atau batu lain akan memercikkan bunga api yang dapat membakar bahan kering.
Rijang biasanya berwarna kelabu tua, biru, hitam, atau coklat tua. Rijang terutama ditemukan
dalam bentuk nodul pada batuan endapan seperti kapur atau gamping. Sejak Zaman Batu,
rijang banyak dipergunakan untuk membuat senjata dan peralatan seperti pedang, mata anak
panah, pisau, kapak, dll.
Proses pembentukan rijang belum jelas atau disepakati, tapi secara umum dianggap bahwa
batuan ini terbentuk sebagai hasil perubahan kimiawi pada pembentukan batuan endapan
terkompresi, pada proses diagenesis. Ada teori yang menyebutkan bahwa bahan serupa
gelatin yang mengisi rongga pada sedimen, misalnya lubang yang digali oleh mollusca, yang
kemudian akan berubah menjadi silikat. Teori ini dapat menjelaskan bentuk kompleks yang
ditemukan pada rijang.

Pranala luar
Wikimedia Commons memiliki galeri mengenai:
Rijang

(Inggris) Flint vs Chert Authentic Artefacts Collectors Assn.

(Inggris) General quartz & silica ref.

(Inggris) Flintsource.net European Artefacts - detailed site

(Inggris) Flint and steel clarifications

Artikel bertopik geologi ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia
dengan mengembangkannya.

Klasifikasi, Deskripsi Petrologi, Komposisi, dan Petrogenesa Rijang (Chert)

Dasar Penamaan (Klasifikasi) Chert

Chert adalah penamaan umum yang digunakan untuk batuan siliceous sebagai sebuah
kelompok (grup), namun ada yang mengaplikasikannya untuk tipe spesifik dari chert (Boggs,
1987).
Batuan Sedimen Siliceous dapat dibagi berdasarkan kenampakan secara kasar (gross
morphology) kedalam dua tipe mendasar: (1) Bedded cher (2) Nodular chert. Bedded chert
lebih lanjut dibedakan oleh content dari organisme siliceous yang bermacam-macam
jenisnya. Mineralogi tidak dapat digunakan untuk menjadi dasar pengklasifikasian batuan
sedimen siliceous karena batuan jenis ini semua kandungan utamanya adalah kuarsa yang
berukuran halus (chert) (Boggs, 1987).
Menurut Boggs (1987), klasifikasi chert adalah sebagai berikut:

1. Bedded Chert

Diatomaceous Chert

Radiolarian Chert

Spicular Chert

Few or Non Fossiliferous Chert

2. Nodular chert

Deskripsi Batuan
1. Bedded Chert
a. Diatomaceous Chert
Tersusun oleh lapisan-lapisan dan lensa diatomite. Diatomaceous chert tersusun oleh semen
silica padat atau massa dasar berupa diatomite yang memadat.
Kenampakan khas dari diatomite adalah berwarna terang, butirannya halus, mudah pecah,
tergolong ke dalam siliceous rocks.
Lapisan-lapisan dari diatomaceous rock dapat membuat strata dengan ketebalan beberapa
ratus meter yang membentuk sedimentary sequence. Contohnya dapat ditemukan di
California, Miocene Monterey Formation.

b. Radiolarian Chert
Radiolarian chert tersusun oleh lapisan-lapisan yang teratur. Massa dasar radiolarian chert
berupa radiolarite yang berukuran mikrokristalin, bersemen siliceous yang kompak.
Radiolarite merupakan batuan yang mempunyai butiran yang halus.
Radiolarian chert basanya berasosiasi dengan tuff, batuan vulkanik basa seperti basalt bantal,
batugamping pelagic, dan batu pasit turbidit yang dapat digunakan sebagai indicator laut
dalam. Beberapa radiolarian chert juga dapat berasosiasi dengan batugamping micritic dan
batuan lain yang terdeposisi pada kedalaman 200 100 m

c. Spicular Chert
Spicular chert mempunyai struktur yang keras dan padat. Spicular chert terbentuk di laut dan
dapat berasosiasi dengan batupasir glauconitic, lanau, dolomites, batugamping argaillaceous
dan phosphorites.
Spicular chert tidak berasosiasi dengan batuan vulkanik dan mungkin terendapkan di laut
dangkal (beberapa ratus meter)

d. Few or Non Fossiliferous Chert


Lapisan-lapisan pada chert ada yang sedikit mengandung siliceous organisme dan ada yang
tidak sama sekali. Organisme siliceous yang terdapat di dalam chert dapat diamati melalui
pengamatan mikroskopik.
Few fossiliferous chert mempunyai tekstur yang dianalogikan seperti batugamping dengan
komposisi kaya akan unsur besi yang terkandung oleh hematite, magnetite, siderite, ankerite
atau yang miskin alumina kaya silica.
Few Fossiliferous chert biasa berasosiasi dengan Formasi Iron Precambrian. Contohnya
adalah pada zaman Devonian Missisipian Arkansas Novacullite di Arkansas dan Oklahoma
dan Caballos Novacullite, Texas.
Sedangkan untuk yang tidak mengandung skeletal atau Non Fossiliferous Chert,
memiliki kesamaan dengan radiolarian chert, baik secara megaskopis maupun
secara asosiasi litologinya. Non Fossiliferous Chert mempunyai ukuran
mikrokristalin dan bersemen siliceous yang kompak.

Gambar 1. Chert dalam Ukuran Hand Spicemen

Gambar 2. Chert yang terlipat

Gambar 3. Bedded Chert dan Sayatan Radiolarian Chert


2. Nodular chert
Nodular chert berbentuk subspheroidal, tersusun akan lensa-lensa atau lapisan-lapisan yang
tidak teratur dengan ukuran mencapai puluhan centimeter.
Nodular chert pada umumnya tidak memiliki struktur internal, akan tetapi beberapa nodular
chert tersusun oleh fosil yang akan silica atau memiliki struktur relict seperti bedding.
Nodular chert memiliki warna hijau gelap hingga hitam, tergolong ke dalam batuan
karbonatan dan cenderung berbentuk parallel bedding.
Nodular chert jarang ditemukan berasosiasi dengan batupasir, batulanau, sedimen lacustrine
dan evaporites. Karena umumnya terbentuk dari ubahan mineral karbonat dan fossil serta
dapat pula berupa hasil ubahan dari anhydrite. Sehingga nodular chert biasa berasosiasi
dengan batugamping dan dolomite.

Gambar 4. Nodule Chert

Komposisi Penyusun

Kelimpahan kandungan organime siliceous dapat dijadikan dasar pengklasifikasian subdivisi


chert, terutama untuk chert berlapis (bedded chert). Klasifikasi subdivisi chert berlapis dan
hubungannya dengan komposisi organisme siliceous adalah sebagai berikut:
1. Bedded Chert
a. Diatomaceous Chert
Tersusun atas deposit Diatomaceous dengan semen atau massa dasar berupa silika.
b. Radiolarian Chert
Tersusun atas deposit Radiolarian yaitu mikrokristalin radiolarit yang
tersemenkan oleh semen atau massa dasar berupa silika.

Gambar 5. Mikrokristalin Radiolarian Chert dan Radiolarit Penyusun Batuan


c. Spicular Chert
Tersusun atas deposit siliceous sipucle organisme invertebrata dengan semen berupa silika
namun sementasinya masih longgar.

Gambar 6. Spicular of Sponges


d. Few or Non Fossiliferous Chert
Tersusun atas sedikit sampai bahkan tidak mengandung sisa sekeletal siliceous. Few
fossiliferous chert mempunyai tekstur yang dianalogikan seperti batugamping dengan
komposisi kaya akan unsur besi yang terkandung oleh hematite, magnetite, siderite, ankerite
atau yang miskin alumina kaya silica.

2. Nodular chert

Berisi fosil silika atau merupakan relict structure dari bedding chert. Fosil silika tersebut
merupakan fosil calcareous atau oolith. Nodular chert jarang ditemukan berasosiasi dengan
batupasir, batulanau, sedimen lacustrine dan evaporites. Karena umumnya terbentuk dari
ubahan mineral karbonat dan fossil serta dapat pula berupa hasil ubahan dari anhydrite.
Sehingga nodular chert biasa berasosiasi dengan batugamping dan dolomite.

Sedangkan komposisi kimia dari rijang adalah tercermin dalam tabel sebagai
berikut:

Tabel Komposisi Kimia Rijang (Koesomadinata, 1981)


Petrogenesa
Secara umum chert mengalami diagenesis secara fisik dan kimiawi. Proses diagenesa chert
secara fisik berupa kompaksi dan secara kimiawi meliputi sementasi, rekristalisasi dan
replacement.
Secara fisik perubahan yang terjadi adalah terutama perubahan tekstur. Proses
kompaksi akan merubah penempatan butiran sedimen sehingga terjadi kontak
antar butir. Perubahan penempatan butiran sedimen terjadi akibat beban
akumulasi sedimen atau material lain. Dengan demikian volume batuan sedimen
yang terbentuk menjadi lebih kecil namun sangat kompak.

Gambar 7. Diagenesa dari Chert Berlapis


Contoh yang terjadi adalah perubahan dari siliciclastic mud menjadi mudstone (porositas
berkurang dari 60 80% menjadi 10 20 %) dan perubahan dari siliciclastic sand menjadi
sandstone (porositas menurun dari 35 40% menjadi 20%). Perubahan siliciclastic mud
menjadi mudstone dapat dijumpai pada radiolarian chert dan spicular chert.
Untuk proses diagenesa secara kimiawi, perubahan yang terjadi adalah perubahan komposisi
kimianya. Diagenesis kimiawi yang terjadi pada chert meliputi cementation, recrystalization
dan replacement.
Sementasi diawali dengan keluarnya air dari ruang pori-pori sehingga material yang terlarut
di dalamnya mengendap dan merekat (menyemen) material di dalamnya. Material semennya
dapat berupa karbonat (CaCO3), silica (SiO2), oksida (besi) atau mineral-mineral lempung.
Proses ini mengakibatkan porositas sedimen menjadi lebih kecil dari material semula.
Contoh yang terjadi adalah perisipitasi silika dari butiran kuarsa menjadi butiran kristal baru.
Pada chert, perispitasi silika dapat dijumpai pada nodular chert.
Rekristalisasi terjadi pada saat sedimen terakumulasi dimana mineral-mineral yang kurang
stabil mengkristal kembali (terjadi rekristalisasi), menjadi yang lebih stabil. Proses ini
umumnya terjadi batu gamping terumbu yang porous.
Contoh yang terjadi adalah proses perubahan dari lime mud menjadi lime stone. Chert yang
mengalami proses ini adalah nodular chert, radiolarian chert dan spicular chert.
Replacement adalah proses kristalisasi dari mineral baru di dalam tubuh mineral yang lama
atau agregasi mineral akibat perbedaan komposisi, proses terjadi secara simultan berupa
solution dan deposisi. Mineral baru memiliki struktur dan tekstur yang sama dengan mineral
yang lama.
Contohnya adalah perubahan dari fossils (calcite) menjadi fossils (chert). Proses ini dapat
ditemukan pada Few Fossilliferous chert dan Nodular Chert.

BATUAN SEDIMEN NON KLASTIK


Batuan Sedimen non klastik adalah batuan sedimen yang tidak berasal dari pecahan
batuan atau material lain. Proses pembentukannya dapat berupa proses kimiawi dan organik.
Sebagai contoh batuan sedimen non klastik yang terbentuknya dari proses kimiawi adalah
batu rijang dan batu halit dari proses evaporasi. Kemudian contoh batuan sedimen non klastik
yang terbentuknya dari proses organik adalah batugamping yang berasal dari organisme yang
telah mati dan batu bara yang berasal dari sisa sisa tumbuhan yang telah terubahkan. Dalam
keadaan tertentu proses yang terjadi tergolong kompleks. Dimana sulit membedakan antara
batuan yang berasal dari proses kimia dengan batuan yang berasal dari proses biologi (yang
secara langsung juga mengalami proses kimia). Jadi proses yang dominan sebagai pembentuk
batuan sedimen non klastik ini adalah reaksi kimia. Dimana macam-macam sedimen non
klastik ini dibedakan menjadi 4 kelompok yaitu :
1. Batuan Sedimen Evaporit
Batuan sedimen evaporit adalah batuan sedimen yang terbentuk karena proses penguapan
yang terjadi di daerah laut (evaporasi). Proses penguapan air laut menjadi bentuk uap
mengakibatkan tertinggalnya bahan kimia yang kemudian dapat menghablur apabila hampir
semua kandungan air menjadi uap. Prose pembentukan garam adalah melalui proses ini.
Dimana proses penguapan ini membutuhkan cahaya sinar matahari yang cukup lama.
Contohnya adalah batuan garam (rock salt) yang berupa halite (NaCl) dan batuan gipsum
yang berupa gipsum (CaSO4.2H2O)
2. Batuan Sedimen Karbonat
Batuan sedimen karbonat terbentuk melalui prose kimiawi dan juga proses biokimia.
Kelompok batuan karbonat adalah batugamping dan dolomit. Mineral utama pembentuk
batuan karbonat adalah : Kalsit (CaCO3), Dolomit (CaMG(CO3)2).
Nama-nama batuan karbonat:
a.

Mikrit (Micrite) (microcrystalline limestone), berbutir sangat halus, mempunyai warna


kelabu cerah hingga gelap, tersusun dari lumpur karbonat (lime mud) yang juga dikenali

sebagai calcilutite.
b. Batugamping oolitik (Oolitic limestone) batugamping yang komponen utamanya terdiri dari
bahan atau allokem oolit yang berbentuk bulat.

c.

Batugamping berfosil (Fossiliferous limestone) merupakan batuan karbonat hasil dari proses
biokimia. Fosil yang terdiri dari bahan / mineral kalsit atau dolomit merupakan bahan utama

yang membentuk batuan ini.


d. Kokina (Coquina) cangkang fosil yang tersedimen.
e. Chalk terdiri dari kumpulan organisme planktonic seperti coccolithophores; fizzes readily in
acid.
f. Batugamping kristalin (Crystalline limestone).
g. Travertine terbentuk dalam gua batugamping dan di daerah air panas hasil dari proses kimia.
h. Batugamping intraklastik (intraclastic limestone), pelleted limestone.
3. Batuan Silika
Batuan sedimen silika tersusun dari mineral silika (SiO2). Batuan ini terhasil dari proses
kimiawi dan atau biokimia, dan berasal dari kumpulan organisme yang berkomposisi silika
seperti diatomae, radiolaria dan sponges. Kadang-kadang batuan karbonat dapat menjadi
batuan bersilika apabila terjadi reaksi kimia, dimana mineral silika mengganti kalsium
karbonat. Kelompok batuan silika adalah:

Diatomite, terlihat seperti kapur (chalk), tetapi tidak bereaksi dengan asam. Berasal dari
organisme planktonic yang dikenal dengan diatoms (Diatomaceous Earth).

Rijang (Chert), merupakan batuan yang sangat keras dan tahan terhadap proses lelehan,
masif atau berlapis, terdiri dari mineral kuarsa mikrokristalin, berwarna cerah hingga gelap.
Rijang dapat terbentuk dari hasil proses biologi (kelompok organisme bersilika, atau dapat
juga dari proses diagenesis batuan karbonat.

4. Batuan Organik
Endapan organik terdiri daripada kumpulan material organik yang akhirnya mengeras
menjadi batu. Contoh yang paling baik adalah batubara. Serpihan daun dan batang tumbuhan
yang tebal dalam suatu cekungan (biasanya dikaitkan dengan lingkungan daratan), apabila
mengalami tekanan yang tinggi akan termampatkan, dan akhirnya berubah menjadi bahan
hidrokarbon batubara.
Tabel dibawah adalah daftar nama-nama Batuan Sedimen Non-klastik (berdasarkan
genesa pembentukannya).
Kelompok
An-organik

KLASIFIKASI BATUAN SEDIMEN NON-KLASTIK


Tekstur
Komposisi

Nama Batuan

Klastik atau Nonklastik

Calcite, CaCO3

Batugamping Klastik

Klastik atau Non-

Dolomite, CaMg(CO3)2

Dolomite

klastik

Biokimia

Non-klastik

Mikrokristalin quartz, SiO2

Rijang (Chert)

Non-klastik

Halite, NaCl

Batu Garam

Non-klastik

Gypsum, CaSO4-2H2O

Batu Gypsum

Klastik atau Nonklastik

Calcite, CaCO3

Batugamping Terumbu

Non-klastik

Mikrokristalin Quartz

Rijang (Chert)

Non-klastik

Sisa Tumbuhan yang terubah

Batubara

Tabel.1 Klasifikasi Batuan Sedimen Non Klastik (berdasarkan genesa pembentukannya)

Proses pembentukan batuan sedimen non klastik ini mempunyai 1 sifat yang sama
dari pembentukan batuan sedimen klastik yaitu pembentukan dari larutan larutan. Dimana
larutan larutan tersebut adalah bahan kimia berupa unsur tertentu. Pada sedimen klastik
proses yang melibatkan proses kimiawi ini hanya pada fase diagenesis, yaitu proses perekatan
batuan oleh larutan larutan yang mengisi rongga rongga pada material lepasan. Namun
pada batuan sedimen non klastik ini proses kimiawi menjadi proses utama dari pembentukan
batuan. Hal ini juga tergantung dari jenis batuan sedimen non klastik tersebut. Jika termasuk
dalam kelompok batuan evaporit, maka pembentukannya adalah berupa kristalisasi material
karena proses pengupan air. Jika kelompok batuan karbonatan maka akan melibatkan proses
biologis karena larutan kimia berasal dari pelarutan sisa-sisa organisme. Yang kemudian
mengalami pengendapan dan penguapan sehingga terbentuk batuan karbonatan. Kemudian
kelompok batuan silikat, maka pembentukannya dapat terjadi pada zona laut dalam. Dimana
tidak terdapat unsur karbonatan, melainkan unsur silikat hasil pelarutan dari organisme
radiolaria dan diatomae. Kemudian mengalami proses pengendapan dan kompaksi. Dan yang
terakhir adalah batuan organik sebagai contoh adalah batu bara. Dimana proses
pembentukannya karena sisa sisa organisme tumbuhan terlarut oleh air dan termampatkan
pada suatu cekungan dengan kondisi tekanan tinggi maka dapat berubah menjadi
hidrokarbon. Larutan hidrokarbon ini yang kelak dapat menjadi batu bara setelah terproses
sangat lama. Jadi proses pembentukannya secara keseluruhan didominasi oleh perlarutan
material menjadi bahan kimia tertentu. Kemudian bahan kimia tersebut mengalami proses
pengendapan dan kompaksi pada keadaan dan kondisi tertentu sehingga dapat membentuk
batuan.
Jenis jenis dari batuan sedimen non klastik dapat dijelaskan oleh Klasifikasi
Sedimen berdasarkan Koesoemadinata (1981) :

Diagram.1 Klasifikasi Batuan Sedimen (Koesoemadinata,1981)

Pada klasifikasi tersebut batuan sedimen dibedakan menjadi 6 golongan


yaitu : batuan detritus halus, batuan detritus kasar, batuan evaporit, batuan sedimen silika,
batuan organik (golongan batubara), dan batuan karbonat. Dimana pada klasifikasi tersebut
menunjukkan proses genesa pembentukan batuan tersebut melalui proses sedimentasi jenis
apa saja yaitu berupa : sedimentasi kimiawi, sedimentasi mekanis dan sedimentasi organis.
Namun dalam klasifikasi tersebut tak sepenuhnya menjelaskan tentang batuan sedimen non
klastik. Karena masih terdapat klasifikasi batuan sedimen akibat proses sedimentasi mekanis
yang menghasilkan batuan sedimen golongan detritus halus dan detritus kasar. Dimana
batuan golongan detritus masuk dalam pembahasan batuan sedimen klastik atau hasil dari
kompaksi material detritus (pecahan) yang berproses secara mekanis. Sehingga pembahasan
dan pengelompokkan batuan sedimen non klastik pada klasifikasi menurut koesoemadinata
(1981) hanya 4 golongan saja yaitu : batuan golongan evaporit, batuan golongan sedimen
silika, batuan golongan organik (batubara) dan batuan golongan karbonat.

Gb.1 Batugamping terumbu

Gb.3 Batu Diatomit

Gb.2 Batu Bara

Gb.4 Batu Dolomit

Gb.5 Batu Gypsum

Gb.6 Batu Garam

DAFTAR PUSTAKA
http://miningundana07.wordpress.com/2009/10/08/batuan-sedimen-non-klastik/ Diakses pada hari
senin, tanggal 28 April 2014, pukul 22:30 WIB
http://rafliriandi.tumblr.com/post/54266351862/petrologi-batuan-sedimen-klastik-dan-non-klastik
Diakses pada hari senin, tanggal 28 April 2014, pukul 22:35 WIB
http://pojanwibawa.wordpress.com/tag/batuan-sedimen-non-klastik/ Diakses pada hari senin,
tanggal 28 April 2014, pukul 22:35 WIB

Batu Konglomerat
Batu Konglomerat adalah salah satu jenis batuan sedimen yang merupakan
suatu

fragmen

(pecahan)

dari

proses

sedimentasi

(Pengendapan).

Batu

Konglomerat tersusun atas fragmen (pecahan) yang telah membundar kemudian


terikat dan terpadatkan menjadi satu oleh batu pasir dan kerikil. Fragmen dari
bebatuan pada batu konglomerat lebih besar dari 2 mm. Materialnya berupa
kerikil kerikil berbentuk bundar, batu batu dan pasir melekat satu sama lain.
Batu Konglomerat biasanya dimanfaatkan untuk bahan bangunan.

BATU KONGLOMERAT

Batuan Konglomerat

Ciri-ciri :
Berwarna kelabu keputihan
Tersusun atas beberapa sens (kerikil-kerikil bulat), tidak ada goresan, tidak mengkilap,
kekerasan 5,5-6 patahan tidak sempurna,p ermukaan tidak rata, berat.
Genesa :
Konglomerat merupakan suatu bentukan fragmen dari proses sedimentasi, batuan yang
berbutir kasar, terdiri atas fragmen dengan bentuk membundar dengan ukuran lebih besar dari
2mm yang berada ditengah-tengah semen yang tersusun oleh batupasir dan diperkuat &
dipadatkan lagi kerikil. Dalam pembentukannya membutuhkan energi yang cukup besar
untuk menggerakan fragmen yang cukup besar biasanya terjadi pada sistem sungai dan
pantai.
Konglomerat adalah batuan sedimen yang tersusun dari bahan-bahan dengan ukuran berbeda
dan bentuk membulat yang direkat menjadi batuan padat. Bentuk fragmen yang membulat
akibat adanya aktivitas air, umumnya terdiri atas mineral atau batuan yang mempunyai
ketahanan dan diangkut jauh dari sumbernya. Di antara fragmen- fragmen konglomerat diisi
oleh sedimen-sedimen halus sebagai perekat yang umumnya terdiri atas Oksida Besi, Silika,
dan Kalsit. Fragmen-fragmen konglomerat dapat terdiri atas satu jenis mineral atau batuan
atau beraneka macam campuran. Seperti halnya breksi, sifatnya yang heterogen menjadikan
berwarna-warni. Konglomerat umumnya diendapkan pada air dangkal.
Kegunaan :
Digunakan Sebagai pondasi bangunan.

Definisi Batu Konglomerat

Batu Konglomerat adalah batuan sedimen klastik yang mempunyai bentuk


fragmen membundar (rounded). Ukuran diameter fragmennya >2mm, ruang
antara fragmen umumnya diisi dengan partikel yang lebih kecil dan/atau semen
kimia yang mengikat batuan bersama-sama. Jadi secara umum konglomerat
tersusun atas bagian utama yang disebut sebagai fragmen, matriks, dan
semen.

Konglomerat yang tersusun atas : fragmen, matriks, dan semen.

Komposisi Batuan Konglomerat


Konglomerat dapat memiliki berbagai komposisi. Sebagai batuan sedimen klastik
dapat berisi fragmen dari bahan batuan atau produk pelapukan yang tercuci dan
terbawa pada suatu lingkungan pengendapan. Fragmen konglomerat tersebut
dapat berupa partikel mineral seperti kuarsa atau juga dapat berupa batuan
sedimen, batuan metamorf, dan batuan beku. Matriks yang mengikat fragmen
besar dapat berupa campuran pasir, lumpur dan semen kimia.

Baca juga :

Macam-macam Definisi Granit yang Wajib Dipahami

Proses Terbentuknya Batuan Konglomerat


Batuan konglomerat merupakan batuan sedimen klastik yang terakumulasi dari
fragmen-fragmen yang berukuran cukup besar. Dibutuhkan air yang kuat untuk
mengangkut partikel fragmen sebesar ini. Jadi lingkungan pengendapannya
mungkin akan ada disepanjang aliran yang mengalir cepat atau pantai dengan
ombak yang kuat. Bentuk bulat dari fragmen mengindikasikan bahwa terjadi
proses perubahan bentuk fragmen (sortasi) oleh kecepatan aliran air selama
proses transportasi berlangsung.

Pada bulan September 2012, NASA "Mars Rover Curiosity" menemukan sebuah
singkapan konglomerat pada permukaan Mars. Fragmen bulat dalam
konglomerat memberikan bukti yang paling meyakinkan bahwa air pernah
mengalir di permukaan Mars. Pada tahap awal pembentukannya,

konglomerat hanya merupakan sedimen yang tersusun atas kerikil dan


fragmen lepas koral. Selanjutnya pasir halus dan tanah liat (lanau - lempung)
akan mengisi ruang antara fragmen tersebut, kemudian terjadi proses lain yang
menyaring turun partikel untuk mengisi ruang interstitial. Pengendapan semen
kimia kemudian mengikat sedimen menjadi batuan utuh, yang akhirnya disebut
sebagai Batu Konglomerat.

Kegunaan Batuan Konglomerat


Konglomerat tidak banyak digunakan secara komersial. Bentuk dan kekuatan
fisiknya yang sangat minimal sehingga tidak dapat diandalkan untuk
menjadikannya sebagai batuan yang bernilai ekonomis tinggi. Ini sudah tentu
bekaitan dengan kekuatan ikatan antar fragmen, matriks, dan semen yang ada
dalam konglomerat tersebut. Konglomerat hanya dapat dihancurkan untuk
membuat agregat halus yang dapat digunakan sebagai pendukung infrastruktur
(bangunan) kelas sederhana. Walaupun banyak juga batuan konglomerat yang
berwarna-warni dan menarik, tetapi sangat jarang digunakan orang sebagai batu
hias ataupun untuk interior.

Konglomerat juga dapat digunakan sebagai alat prospeksi, sebagai


contoh: butiran berlian (dengan "host-rock" Kimberlite) biasanya berada dalam
tubuh konglomerat. Jika konglomerat mengandung fragmen dari kimberlite maka
sumber kimberlite seharusnya berada di sekitar konglomerat tersebut, entah
dekat
ataupun
jauh,
tinggal
dilakukan
prospeksi
selanjutnya.
Pencarian lainnya yang berhubungan dengan artikel ini : batu konglomerat,
batuan konglomerat, kegunaan batu konglomerat. Batuan konglomerat
adalah, konglomerat adalah, batu konglomerat adalah, batu breksi dan
konglomerat, pengertian batu konglomerat, proses terbentuknya batu
konglomerat, gambar batu konglomerat.

Batu Pasir dan Proses Pembentukannya


Pengertian Batu Pasir
Batu pasir adalah batuan sedimen klastik yang terdiri dari butiran mineral
berukuran pasir atau bahan organik. Di dalam batu pasir terdapat semen yang
mengikat butiran-butiran pasir dan biasanya terdiri dari partikel matriks (lanau
atau lempung) yang menempati ruang antar butiran pasir. Batu pasir adalah
salah satu jenis batuan sedimen yang paling umum dan banyak ditemukan
dalam cekungan sedimen di seluruh dunia. Batu pasir sering ditambang untuk
digunakan sebagai bahan konstruksi. Di bawah permukaan, batu pasir sering
berfungsi sebagai akuifer air tanah untuk atau sebagai reservoir minyak dan gas
alam.

Sebelum mengenal lebih jauh mengenai batu pasir, sebaiknya perlu dipahami
perbedaan istilah antara "Batu Pasir" dan "Pasir". Untuk seorang ahli geologi kata
"pasir" pada batu pasir mengacu pada ukuran partikel butiran dalam batuan
tersebut, dimana partikel atau butiran tersebut terdiri dari berbagai ukuran yaitu
1/16 mm - 2 mm. Sedangkan pengertian batu pasir adalah batuan yang
tersusun atas butiran pasir.

Gambar batu pasir.

Pelapukan dan Transportasi Pasir


Pasir biasanya tersusun atas partikel atau butiran mineral, batuan atau bahan
organik yang telah berubah menjadi ukuran "pasir" oleh proses pelapukan dan
terangkut ke suatu lingkungan pengendapan oleh media transportasi berupa air,
angin atau es. Waktu dan jarak transportasi mereka mungkin singkat atau
signifikan. Selama perjalanan butiran ini, akan selalu ditindaklanjuti oleh
pelapukan kimia dan fisika.

Jika pasir diendapkan dekat dengan sumber batuannya, komposisinya akan


menyerupai batuan induknya. Namun, semakin lama waktu dan jarak yang
memisahkan batuan sumber dari endapan pasirnya, komposisi tersebut akan
signifikan berubah selama proses transportasi. Butiran yang terdiri dari bahan

mudah lapuk akan diubah dan mineral atau partikel yang secara fisik lemah akan
hilang atau hancur.

Apabila batuan granit adalah sumber bahan asli dari pasir, maka batu pasir
akan tersusun atas butiran-butiran mineral dari hornblende, biotit, ortoklas dan
kuarsa. Hornblende dan biotit yang paling rentan mengalami perubahan kimia
dan fisika sehingga mereka akan tersingkir di tahap awal transportasi. Ortoklas
dan kuarsa akan bertahan lama karena ikatan kimia mereka lebih intens dan
tidak rentan terhadap pembelahan (cleavege). Mineral kuarsa biasanya paling
banyak membentuk butiran pasir, butiran-butiran kuarsa inilah yang akan
membentuk batu pasir yang biasa kita sebut sebagai "batu pasir kuarsa".

Jenis Butiran, Deskripsi, dan Penamaan Batu Pasir


Butiran dalam batu pasir dapat terdiri dari mineral, batuan atau bahan organik.
Besaran jumlah (persen) jenis butiran pasir tergantung pada sumber
butirannya dan bagaimana mereka mengalami proses transportasi. Butiran
mineral dalam batupasir biasanya tersusun atas kuarsa kadang-kadang bisa
sangat tinggi jumlahnya (>90% SiO2). Hal ini disebebabkan karena butiran
pasirnya telah mengalami transportasi yang berulang-ulang oleh media angin
atau air, atau biasa dikatakan sebagai "mature". Butiran Pasir lainnya dapat
mengandung sejumlah besar feldspar dan jika mereka berasal dari batuan induk
dengan kandungan kuarsa yang signifikan maka butiran pasir feldspar tersebut
akan dikatakan "immature".

Pendeskripsian batu pasir secara umum (untuk orang awam) biasanya mengacu
kepada jumlah persen bahan penyusun batu pasir (butiran mineral atau batuan,
ataupun bahan organik). Sebagai contoh apabila dalam suatu batupasir dominan
tersusun atas butiran mineral kuarsa maka biasa disebut batu pasir kuarsa
atau batu pasir silika. Apabila butiran dari batu pasir ada mengandung emas
biasa disebut batu pasir emas, jika mengandung intan biasa disebut batu
pasir intan. Sebenarnya istilah batu pasir emas dan batu pasir intan ini muncul
karena keterdapatan mineral emas atau intan dalam sebuah batu pasir, atau
bisa saja hanya sebagai pasir lepas yang mengandung butiran emas ataupun
intan. seperti yang kita ketahui bahwa emas memiliki resistensi dan fleksibilitas
yang tinggi, begitu juga intan. Inilah yang memungkinkan kedua mineral
berharga ini tahan terhadap proses pelapukan kimia dan fisika selama proses
transportasi berlangsung.

Secara spesifik deskripsi dan penamaan batu pasir akan mengacu atau
berdasarkan batuan asalnya, berdasarkan kehadiran matriks lempungnya, dan
berdasarkan komposisi butiran dalam batupasir tersebut. Penamaan batu pasir
berdasarkan batuan asalnya sebagai contoh batupasir silisiklastik (butiran
terigen), batupasir epiklastik, dan batupasir volkaniklasitik. Penamaan batu pasir
berdasarkan kehadiran matriks lempungnya sebagai contoh batupasir arenit dan
batupasir wacke. Penamaan batu pasir berdasarkan komposisi butiran

penyusunnya sebagai contoh batupasir arkose dan batupasir litik. Banyak


klasifikasi batu pasir yang dibuat oleh para ahli, sebagai contoh klasifikasi
pettijhon (1987), klasifikasi folk (1974), dan klasifikasi gilbert (1982).

KLASIFIKASI BATUPASIR
Batupasir merupakan jenis batuan sedimen klastik. Batuan sedimen klastik
merupakan batuan sedimen yang terbentuk oleh proses pembentukan kembali
segala macam sumber batuan pada kondisi tekanan (P) dan temperatur (T) normal
di permukaan bumi. Proses pembentukan batuan sedimen klastika ini secara alami
dapat dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu:
1.
Proses pelapukan baik mekanis (proses penghancuran batuan secara
desintegratif) maupun secara kimiawi (dekomposisi).
2.
Proses erosi dan transportasi atau pengangkutan material sedimentasi dari
sumbernya melalui beberapa media, yaitu berupa air, angin, ataupun es.
3.
Proses pengendapan, yang merupakan tahap terakhir dari perjalanan
material yang terangkut dari hasil pengangkutan batuan asal yang dikenal juga
dengan bahan-bahan allogenik.
Batuan klastik ini tersusun atas klastika atau butiran-butiran yang memiliki ukuran
tertentu. Ukuran butir dari batuan sedimen ini diklasifikasikan oleh Wentworth
menjadi beberapa kelompok, yaitu:
Berikut akan lebih dibahas mengenai atas dasar apa dilakukannya klasifikasi
batupasir dan apa saja klasifikasinya.
1. Klasifikasi batupasir berdasarkan batuan asalnya:
- Batupasir Silisiklastik (butiran terigen)
= Batupasir Epiklastik: endapan yang berasal dari rombakan batuan terdahulu akibat
pelapukan dan erosi, termasuk batuan volkanik dan non-volkanik.
= Batupasir Volkaniklastik: terdiri dari material volkanik (hasil rombakan mupun
tidak), termasuk endapan piroklastik dan endapan epiklastik.
- Batupasir non-silisiklastik (batuan karbonat dan evaporit).
2. Klasifikasi batupasir berdasarkan kehadiran matriks lempung:
1.
Batupasir arenit : matriks < 15%
2.
Btupasir wacke : matriks > 15%
3. Klasifikasi batupasir berdasarkan Pettijohn (1987)

4. Klasifikasi batupasir berdasarkan Folk (1974)

5. Klasifikasi batupasir berdasarkan Gilbert (1982)

Pada umumnya, klasifikasi batupasir menurut Pettijohn (1987), Folk (1974), dan
Gilbert (1982) merupakan klasifikasi yang didasarkan oleh komposisi batupasir
tersebut. Adapun komposisi batupasir ini adalah butiran (terdiri dari fragmen batuan,
kuarsa, dan feldspar), matriks, dan semen. Hasil dari klasifikasi ini menghasilkan
beberapa jenis penamaan batupasir, yaitu batupasir kuarsa (quartz arenite),

batupasir arkose
(greywacke).

(arkoses),

batupasir

litik

(litharenites),

batupasir

wacke

Batupasir Kuarsa (Quartz Arenites): berasosiasi dengan sedimen eolian,


beach, shelf (lingkungan kerak stabil), tingkat kematangan: matang (mature) hingga
sangat matang (supermature), interbedded dengan shallow marine limestone,
umumnya memiliki struktur sedimen lapisan bersilang, mineralogi kuarsa, rijang
kuarsit lebih dari 90%, semen silika, karbonat, hematit.

gambar sample batupasir arenite

Batupasir Arkose (Arkoses): memiliki butiran feldspar dengan persentase


yang tinggi, warnanya merah atau merah muda, lingkungan non-marine (sering
fluviatil pada iklim semi-arid), tingkat kematngan: matang (mature) atau submatang
(submature), mineralogi: kuarsa < 90% (rata-rata 50-60%), feldspar > fragmen litik
10-75% (rata-rata 20-40%), semen karbonat, silika, feldspar, hematit, mineral sulfat
(barit, pirit, mineral lempung).

gambar batupasir arkose

Batupasir Litik (Litharenites): penamaan tergantung dari jenis fragmen


butiran yang hadir, lingkungan deltaik atau fluviatil, mineraalogi fragmen litik 10-80%,
feldspar, kuarsa, semen karbonat, silika, mineral lempung, oksida besi, pirit, matriks
lempung / klorit (kalau ada).
batupasir litik
Batupasir wacke (Greywacke): sebagian besar keras dan berwarna abuabu gelap dengan matriks melimpah, feldspar dan butiran litik umumnya hadir,
diendapkan oleh arus turbidit pada cekungan air dalam, menunjukkan struktur
sedimen turbidit.
V

Batupasir
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Bagian interior batupasir merah di Arizona, AS.


Batupasir (Bahasa Inggris: sandstone) adalah Batuan Sedimen yang terutama terdiri dari
mineral berukuran pasir atau butir-butir batuan. Sebagian besar batupasir terbentuk oleh
kuarsa atau feldspar karena mineral-mineral tersebut paling banyak terdapat di kulit bumi.
Seperti halnya pasir, batupasir dapat memiliki berbagai jenis warna, dengan warna umum
adalah coklat muda, coklat, kuning, merah, abu-abu dan putih. Karena lapisan batupasir
sering kali membentuk karang atau bentukan topografis tinggi lainnya, warna tertentu

batupasir dapat dapat diidentikkan dengan daerah tertentu. Sebagai contoh, sebagian besar
wilayah di bagian barat Amerika Serikat dikenal dengan batupasir warna merahnya.
Batupasir tahan terhadap cuaca tapi mudah untuk dibentuk. Hal ini membuat jenis batuan ini
merupakan bahan umum untuk bangunan dan jalan. Karena kekerasan dan kesamaan ukuran
butirannya, batupasir menjadi bahan yang sangat baik untuk dibuat menjadi batu asah
(grindstone) yang digunakan untuk menajamkan pisau dan berbagai kegunaan lainnya.
Bentukan batuan yang terutama tersusun dari batupasir biasanya mengizinkan perkolasi air
dan memiliki pori untuk menyimpan air dalam jumlah besar sehingga menjadikannya sebagai
akuifer yang baik.

Asal Batupasir
Batupasir asalnya adalah klastik ( lawan dari organik, seperti kapur dan batubara; atau kimia,
seperti gipsum dan jasper).[1] Batupasir terbentuk dari butiran yang tersemen yang kemudian
disebut fragmen dari batuan asal atau fragmen dari kristal-kristal mineral. Semen yang
mengikat butir-butir bersama biasanya merupakan kalsit, lempung, dan silika. Ukuran butir
batupasir (di geologi) adalah berkisar dari 0,0625 mm hingga 2 mm (0,002-0,79 inci).
Lempung dan sedimen dengan ukuran butir lebih kecil dan tak terlihat oleh mata telanjang
(seperti batulanau dan shale), biasanya disebut sedimen argillaceous; sedang batuan dengan
ukuran butir lebih besar ( breksi dan konglomerat) disebut sedimen rudaceous.
Pembentukan Batupasir terjadi dua tahap. Pertama, sebuah perlapisan atau kumpulan
perlapisan terakumulasi sebagai akibat dari sedimentasi, baik oleh air ( di aliran, danau, atau
laut) atau oleh udara ( di padang pasir). Biasanya, Sedimentasi terjadi ketika pasir terlepas
dari suspensi dimana pasir tersebut menggelinding atau terseret di sepanjang dasar aliran atau
di bagian bawah tubuh air( juga di padang pasir). Akhirnya, ketika telah berakumulasi, pasir
berubah menjadi batupasir ketika dikompaksi oleh tekanan dan endapan diatasnya serta
disementasi oleh presipitasi mineral-mineral di dalam pori-pori antar butiran.

Galeri

Batu pasir

Referensi
1. ^ " A Basic Sedimentary Rock "A Basic Sedimentary Rock Classification", L.S.
Fichter, Department of Geology/Environmental Science, James Madison
University (JMU), Harrisonburg, Virginia, October 2000, JMU-sed-classif (accessed:
March 2009): separates clastic, chemical & biochemical (organic).
Kategori:

Batuan sedimen

Bahan bangunan

Batuan gamping nummulites ini saya dapatkan pada daerah yang bernama Bayat ,
Yogyakarta. Batuan ini saya terdapat disekitar perkarangan warga sekitar.

Gambar : Batuan gamping Nummulites yang diambil pada 9 Juni 2015


Batuan sedimen ini memberikan petunjuk bahwa batuan ini diendapkan dilaut dangkal dan
berumur hingga 55 juta tahun yang lalu. Nummulites ini adalah mahluk hidup yang termasuk
kedalam kingdom rhizaria dan termasuk kedalam filum foraminifora. dari kejauhan kelihatan
fosil ini membentuk seperti koin yang lonjong .

Jenis-Jenis Batu Gamping

1.

Gamping Terumbu
Proses pembentukan batuan gamping terumbu berasal dari pengumpulan
plankton, moluska, algae yang keudian membentuk terumbu. Jadi gamping
terumbu berasal dari organisme. Batuan sedimen yang memiliki komposisi
mineral utama dari kalsit (CaCO3) terbentuk karena aktivitas dari coral atau
terumbu pada perairan yang hangat dan dangkal dan terbentuk sebagai hasil
sedimentasi organik.

2.

Gamping Oolitik
Batuan sedimen kimiawi yang terbentuk dari butiran kalsit. Batuan ini
baik untuk bahan bangunan.Memiliki lapisan (LIAS) yaitu lapisan gamping dan
serpih laut dalam yang tersusun berselang-seling. Lapisan ini mengendap
sebagai lumpur laut dalam dan gampingnya terpisah keika batuan mengeras.
Batuan sedimen klastik yang terbentuk karena adanya akumulasi zat-zat
organik dimana memiliki partikel butiran kapur dan butirannya bundar serta agak
halus. Terbentuknya sebagsi hasil sedimentasi mekanik.

3.

Gamping Numulitis
Bongkah batu atau gamping numuliites merupakan "olistolit" hasil suatu
pelongsoran besar didasar laut dari tepian menuju tengah cekungan yang dalam.
Fosil

yang

ada menunjukkan

bahwa pada

kala Eosen

kawasan

sekitar

Karangsambung merupakan laut dangkal di mana pada tepi-tepi cekungan


diendapkan batu gamping numulites.
Batuan

sedimen

bioklastik

yang

dipenuhi

oleh

fosil

Foramnifera

Nummulities yang memberikan petunjuk bahwa batuan ini diendapkan dilaut


dangkal dan berumur hingga 55 juta tahun lalu.
4.

Gamping Kristalin
Batu gamping kristalin merupakan salah satu jenis batuan sedimen yang
terbentuk dari batuan sediment seperti yang kita kira, batuan sedimen terbentuk
dari batuan sedimen, tidak juga terbentuk dari clay dan sand, melainkan batuan
ini terbentuk dari batu-batuan bahkan juga terbentuk dari kerangka calcite yang
berasal dari organisme microscopic di laut yang dangkal. Sehingga sebagian
perlapisan batu gamping hampir murni terdiri dari kalsit, dan pada perlapisan
yang lain terdapat sejumlah kandungan silt atau clay yang membantu ketahanan

dari batu gamping tersebut terhadap cuaca. Sehingga lapisan yang gelap pada
bagian atas batuan ini mengandung sejumlah besar fraksi dari silika yang
terbentuk dari kerangka mikrofosil, sehingga dimana lapisan pada bagian ini
lebih tahan terhadap cuaca.

KETERANGAN BATUAN
BATUAN BEKU, BATUAN SEDIMEN DAN METAMORF
BATUAN BEKU (Batuan yang terbentuk dari hasil pembekuan magma)
1. Basalt (Basalt)
Batuan beku basa berwarna gelap (hitam), berbutir halus dan mengandung banyak mineral
Plagioklas dan Piroksen, kandungan silika (SiO2) rendah (45-50%). Basal terbentuk dari
larutan magma yang menerobos hingga mencapai permukaan bumi berbentuk lava yang
kemudian membeku dengan cepat.
2. Gabro (Gabbro)
Batuan beku berbulir kasar, komposisi mineralnya sama dengan yang dikandung oleh Basal
yaitu Plagioklas dan Piroksin. Batuan ini berasal dari magma yang proses pembekuannya
secara perlahan dan lebih dalam dari permukaan bumi (plutonik) disbanding proses
pembekuan basal, sehingga butiran mineralnya tumbuh lebih besar.
3. Granit (Granite)
Disebut batuan beku asam berbulir kasar. Mineral pembentuknya berwarna terang (Kuarsa
Ortoklas) proses pembekuannya perlahan dan jauh dari permukaan bumi.
4. Andesit (Andesite)
Batuan beku berwarna abu-abu gelap yang terbentuk sebagai lava menyerupai basalt.
Andesit dapat dibedakan dengan basalt dengan adanya mineral-mineral yang lebih kasar
seperti Plagioklas, Homblenda dan Biotit.
5. Diabas (Diabase)
Batuan beku berwarna abu-abu dan berbutir sedang. Mineral Piroksen dan Plagioklas
berbentuk seperti jarum yang saling bersilangan. Diabas terbentuk dari magma yang
menerobos hingga dekat ke permukaan bumi.
6. Dasit (Dacite)
Batuan beku berwarna abu-abu terang dicirikan dengan mineral Plagioklas berbutir kasar
dalam masa dasar lebih halus.

1.

2.

3.
4.

BATUAN SEDIMEN (Batuan yang terbentuk oleh proses pengen dapan mineral dan
partikel-partikel batuan. Batuan sedimen umumnya membentuk susunan yang
berlapis-lapis)
Rijang (Chert)
Disebut sebagai batuan sedimen laut dalam. Batuan ini terbentuk oleh proses pengendapan
yang terjadi pada dasar samudra. Fosil renik Radiolaria yang dijumpai di dalam batu rijang di
daerah Karangsambung menunjukkan umur 85 juta tahun hingga mencapai 140 juta tahun
yang lalu.
Konglongmerat (Conglomerate)
Batuan sedimen klastik yang disusun oleh fragmen mineral dan butiran batuan berbentuk
membulat berukuran kerikil (lebih besar dari 2 mm). Faragmen-fragmen ini diikat oleh masa
dasar batu pasir.
Batu Pasir (Sandstone)
Batuan sedimen klastik yang didalamnya terdapat butiran berukuran pasir (umumnya butiran
berukuran hingga 2 mm)
Batu Gamping Numulites (Nummulites Limestone)

Batuan sedimen Bioklastik yang dipenuhi oleh fosil Foraminifera Nummulites. Fosil
Nummulites member petunjuk bahwa batuan ini diendapkan di laut dangkal dan berumur
hingga 55 juta tahun yang lalu.
5. Batu Gamping Merah (Kalsilutite)
Batuan ini terbentuk di dasar laut dalam dimana batu gamping masih bisa terbentuk. Di
daerah Karangsambung batu gamping merah berselang seling dengan batu rijang.
6. Kalkarenit (Calcarenit)
Merupakan jenis batu gamping klastik yang berukuran butir menyerupai ukuran butir batu
pasir. Batuan ini terbentuk di lingkungan laut. Butiran berukuran pasir bisa berupa mineral
kuarsa di dalam masa dasar karbonat.

1.
2.
3.

4.

5.
6.

BATUAN METAMORF (Batuan yang terbentuk dari batuan asal yang dipengaruhi
oleh tekanan dan temperatur)
Kuarsit (Quartzite)
Batuan Metamorf yang disusun oleh mineral kuarsa (SiO2) berwarna putih terang. Kuarsit
terbentuk dari metamorfosa batu pasir kuarsa.
Serpentinit (Serpentinite)
Batuan metamorf yang merupakan ubahan dari batuan ultrabasa (misalnya dunite) penyusun
kerak samudra. Serpentinit memiliki warna kehijauan yang ornamental.
Sekis Mika (Mica Schist)
Batuan metamorf berwarna putih keperakan oleh hadirnya mineral mika. Umumnya kepingan
mika berukuran lebih dari 1 mm saling berangkai membentuk bidang-bidang yang saling
sejajar (disebut Schistosity).
Filit (Phyllite)
Batuan metamorf hasil dari metamorfik regional satu rendah, berbutir halus yang merupakan
ubahan dari batu lempung. Filit berwarna hitam keperakan dari mineral Klorit, Muskofit dan
Serisit yang membentuk saling sejajar
Marmer (Marble)
Batuan metamorf yang massif (tidak berfoliasi) berwarna terang dan biasanya san gat keras.
Marmer merupakan ubahan dari batu gamping.
Gneis (Gneiss)
Batuan metamorf berbulir kasar dan memperlihatkan perlapisan . Kesan perlapisan ini
sebagai hasil pemisahan mineral-mineral berwarna gelap dan mineral barwarna terang.

BATUAN BEKU (Batuan yang terbentuk dari hasil pembekuan magma)


1. Basalt (Basalt)
Batuan beku basa berwarna gelap (hitam), berbutir halus dan mengandug banyak
mineral plagioklas dan piroksen, kandungan silika (SiO2) rendah sekitar 45-50%.
Basalt terbentuk dari larutan magma yang menerobos hingga mencapai permukaan
bumi berbentuk lava yang kemudian membeku dengan cepat.

2. Gabro (Gabbro)
Batuan beku berbutir kasar, komposi mineralnya sama dengan yang dikandung oleh
Basal. Batuan ini berasal dari magma yang pembekuannya relatif lambat dan
berada jauh di dalam permukaan bumi (plutonik) dibanding pembekuan basal.
Akibatnya butiran mineralnya lebih besar.

3. Granit (Granite)
Disbeut batuan beku asam berbutir kasar. Mineral pembentuknya berwarna terang
(kuarsa ortoklas) dan proses pembekuannya lambat dan jauh dari permukaan
bumi.

4. Andesit (Andesite)
Batuan beku berwarna abu-abu gelap yang terbentuk sebagai lava menyerupai
basalt. Andesit dapat dibedakan dengan basalt dengan adanya mineral-mineral
yang lebih kasar seperti plagioklas, homblenda dan biotit.

5. Diabas (Diabase)
Batuan beku berwarna abu-abu dan berbutir sedang. Mineral piroksen dan
plagioklas berbentuk seperti jarum yang saling bersilangan. Diabas terbentuk dari
magma yang menerobos hingga dekat permukaan bumi.

6. Dasit (Dacite)
Batuan beku berwarna abu-abu terang dicirikan dengan mineral plagioklas berbutir
kasar dan terbentuk jauh di dalam bumi.

BATUAN SEDIMEN (Batuan yang terbentuk oleh proses pengendapan mineral dan
partikel-partikel batuan dan umunya memiliki struktur berlapis-lapis)
1. Rijang (Chert)
DIsebut sebagai batuan sedimen laut dalam. Batuan ini terbentuk dari proses
pengendapan yang terjadi pada dasar samudera. Fosil renik Radiolaria yang
dijumpai dalam batu rijang di daerah Karangsambung Kebumen menunjukkan umur
85 juta tahun hingga 140 juta tahun.

2. Konglomerat (Conglomerate)
Batuan sedimen klastik yang tersusun oleh fragmen mineral dan butiran batuan
berbentuk membulat berukuran kerikil (lebih besar dari 2 mm). Fragmen-fragmen
ini diikat oleh masa dasar batu pasir.

3. Batupasir (Sandstone)
Batuan sedimen klastik yang didalamnya terdapat butiran berukuran pasir
(umumnya butiran berukuran hingga 2 mm).

4. Batugamping Numulites (Numulites Limestone)


Batuan sedimen bioklastik yang dipenuhi oleh fosil Foraminifera Nummulites. Fosil
Foraminifera Nummulites memberi petunjuk bahwa batuan ini diendapkan di laut
dangkal dan berumur hingga 55 juta tahun lalu.

5. Batugamping merah (Kalsilutite)


Batuan ini terbentuk di dasar laut dimana batugamping masih bisa terbentuk. Di
daerah Karangsambung, batugamping merah berselang-seling dengan batu rijang.

6. Kalkarenit (Calcarenit)
Merupakan jenis batugamping klastik yang berukuran butir menyerupai ukuran
butir batupasir. Batuan ini terbentuk di lingkungan laut. Butiran berukuran pasir
bisa berupa mineral kuarsa di dalam masa dasar karbonat.

BATUAN METAMORF (Batuan yang terbentuk dari batuan asal yang dipengaruhi
oleh tekanan dan suhu)
1. Kuarsit (Quartzite)
Batuan metamorf yang tersusun oleh mineral kuarsa (SiO2) berwarna putih terang.
Kuarsit terbentuk dari metamorfosa batuan pasir kuarsa.

2. Serpentin (Serpentinite)
Batuan metamorf yang merupakan ubahan dari batuan ultrabasa misalnya dunite
penyusun kerak samudera. Serpentinite memiliki warna kehijauan yang
ornamental.

3. Sekis Mika (Mica Schist)


Batuan metamorf berwarna putih keperakan karena hadirnya mineral mika.
Umumnya kepingan mika berukuran lebih dari 1 mm saling berangkai membentuk
bidang-bidang yang saling sejajar (schistosity).

4. Filit (Phylite)
Batuan metamorf hasil dari metamorfik regional berbutir halus dan merupakan
ubahan dari batulempung. Filit berwarna hitam keperakan yang berasal dari
mineral klorit, muskovit dan serisit membentuk bidang saling sejajar.

5. Marmer
Batuan metamorf yang masif (tidak berfoliasi) berwarna terang dan biasanya
sangat keras. Marmer merupakan ubahan dari batugamping.

6. Gneis (Gneiss)
Batuan metamorf berbutir kasar dan memerlihatkan adanya struktur "perlapisan"
karena hasil pemisahan mineral berwarna gelap dan mineral terang.

Batuan Sedimen

Untuk ukuran butir dipakai klasifikasi ukuran butir dari wentworth sebagai
berikut:
Klasifikasi berdasarkan genesanya:
a) Batuan Sedimen Klastik/Mekanik (Clastic Sedimentary Rock)
Batuan sedimen klastik, yaitu yang terbentuk melalui proses perombakan batuan
lain yang telah ada sebelumnya. Hasil rombakan itu kemudian mengalami
transportasi oleh media air, angin atau es dan diendapkan di tempat lain.
Endapan tersebut disebut sebagai sedimen. Dengan berjalannya waktu, endapan
sedimen mengalami pembatuan atau litifikasi menjadi batuan sedimen.
Tabel dibawah adalah daftar nama-nama Batuan Sedimen Klastik (berdasarkan
ukuran dan bentuk butir)
KLASIFIKASI BATUAN SEDIMEN KLASTIK
Tekstur Ukuran Butir Komposisi Nama Batuan
Klastik Gravel > 2 mm Fragmen batuan membundar Konglomerat
Fragmen batuan menyudut Breksi
1/16 - 2 mm Mineral kuarsa dominan Batupasir Kuarsa
Kuarsa dan felspar Batupasir Arkose
Kuarsa, felspar, lempung dan fragmen batuan Batupasir Graywacke
< 1/256 mm Laminasi Serpih masif Lempung Tekstur Klastik: 1. Besar butir
(Grain size) 2. Pemilahan (Sorting) 3. Pembundaran (Roundness) 4. Kemas
(Fabric) b) Batuan Sedimen Non-Klastik (Nonclastic Sedimentary Rock) Tekstur
Non-Klastik: 1. Amorf (Amorphous) 2. Olit (Oolitic) 3. Pisolit (Pisolitic) 4. Sferolit
(Spherulitic) 5. Membungkal (Saccharoidal) c) Batuan Sedimen Kimiawi
(Chemical Sedimentary Rock) terbentuk dari pengendapan akibat proses kimiawi
(evaporasi / presipitasi). Contoh : batugaram (halit), batugipsum, anhidrit,
travertin, chert. Struktur Kimiawi: 1. Stilolit (Stylolite) 2. Konkresi (Concretion) 3.
Septaria (Septaria) 4. Geoda (Geode) 5. Kerucut dlm kerucut (Cone-in-cone) d)
Batuan Sedimen Organik/Biogenik (Organogenetic Sed.Rock) terbentuk dari
pengendapan bahan organis (sisa-sisa hewan & tumbuhan).Contoh :
batugamping, batubara, dolomit, diatomit, radiolarit Struktur Organik/Biologi: 1.
Bioherma (Bioherm) 2. Biostroma (Biostrome) Klasifikasi berdasarkan komposisi
utamanya: a) Batuan Sedimen Detritus Kasar (Coarse Clastic Sedimentary Rock)
Contoh : breksi, konglomerat, kokuina b) Batuan Sedimen Detritus Sedang
(Medium Clastic Sedimentary Rock) Contoh : batupasir, arkosa, grewak c) Batuan
Sedimen Detritus Halus (Fine Clastic Sedimentary Rock) Contoh : batulanau,
batulempung, batulumpur, serpih d) Batuan Sedimen Karbonat
(Carbonatic/Calcareous Sed.Rock) Contoh : batugamping, dolomit, kapur (chalk),
kalkarenit e) Batuan Sedimen Evaporit (Evaporite Sedimentary Rock) Contoh :
batugipsum, batugaram, anhidrit, travertin f) Batuan Sedimen Silikaan/Kersikan
(Siliceous Sedimentary Rock) Contoh : batuapi (flint), rijang, jasper, fosforit,
diatomit, radiolarit g) Batuan Sedimen Besian (Ferriferous Sedimentary Rock)
Contoh : batu silikat besi, batu oksida besi, batu sulfida besi h) Batuan Sedimen
Fosfatik (Phosphatic Sedimentary Rock) Contoh : fosforit, kolofanit, batugamping
fosfatik Klasifikasi berdasarkan tenaga yang mengangkut hasil pelapukan dan
erosi batuan sedimen: a) Sedimen Aquatis, yaitu sedimen yang diendapkan oleh

tenaga air. contohnya : gosong pasir, flood plain, delta, dan lain-lain. b) Sedimen
Aeolis atau Aeris, yaitu sedimen yang diendapkan oleh tenaga angin. contohnya :
tanah loss, sand dunes. c) Sedimen Glassial, yaitu sedimen yang diendapkan
oleh gletser. contohnya morena, drimlin Klasifikasi berdasarkan terbentuknya
(lingkungan pengendapan): a) Sedimen laut (marine), diendapkan di laut
contohnya batu gamping, dolomit,napal, dan sebagainya. b) Sedimen darat
(teristris/kontinen), prosesnya terjadi di darat, misalnya endapan sungai
(aluvium), endapan danau, talus, koluvium, endapan gurun (aeolis), dan
sebagainya. c) Sedimen transisi, lokasi pembentukanya terletak antara darat dan
laut, misalnya endapan delta dan endapan rawa-rawa (limnis). Klasifikasi Grabau
(1904): Menurut Grabau, batu gamping dapat dibagi menjadi lima berdasarkan
ukuran dan teksturnya,yaitu: a) Kalsidurit, yaitu batugamping yang berukuran
butirnya > 2 mm atau lebih besar dari ukuran pasir.
b) Kalkarenit, yaitu batugamping dengan ukuran butir sama dengan ukuran pasir
(1/16 2 mm).
c) Kalsilutit, yaitu batugamping yang ukurannya (ukuran butir) lebih kecil dari
ukuran pasir.
d) Kalsipuluerit, yaitu batugamping hasilpresipitasi kimiawi, sifatnya kristalin.
e) Batugamping organic, yaitu hasil pertumbuhan organisme secara insitu,
misalnya terumbu dan stromabolity.
Klasifikasi Folk (1962):
Berdasarkan perbandingan relief antara allochem, mikrit, dan sparit serta jenis
allochem yang dominant, maka Folk membagi batu gamping menjadi 4 Famili:
a) Pellet,yaitu suatu butiran yang strukturnya microcritalinne (warnanya
gelap),kalau mengandung kotoran binatang maka disebut (facialpellet).
Sedangkan jika mempunyai ukuran yang agak besar disebut lump.
b) Oolit,yaitu suatu butiran yang intinya dilapisi oleh unsur karbonat, intinya
berfosil dan apabila disayat maka mempunyai bentukkonsentris.
c) Fossil,yaitu termasuk kedalam allochemical, karena mengalami transportasi
ditempat tersebut, misalnya Globigerina yang hidup secara plankton.
d) Intaclast,yaitu suatu endapan yang berupa gel Lumpur karbonat , belum
memadat, semi plastis, lalu ada erosi yang membentuk tubuh (discret body).
Klasifikasi Dunham (1962):
Dunham membuat klasifikasi batuan karbonat berdasarkan tekstur
pengendapan, meliputi ukuran butir dan pemilahan/sortasi. Hal ini yang perlu
diperhatikan dalam klasifikasi antara lain:
a) Derajat perubahan tekstur pengendapan.
b) Komponen asli terikat dan tidak terikat selama proses deposisi.
c) Tingkat kelimpahan antara butiran (grain) dengan Lumpur karbonat.
Berdasarkan ketiga hal tersebut di atas, maka Dunham membuat klasifisikasi:
a) Boundstone : hubungan antar komponen tertutup yang berhubungan dengan
rapat (oolite).
b) Grainstone : hubungan antara komponen-komponen tanpa Lumpur.
c) Packstone : ada lumpur, tetapi yang banyak adalah komponen betolit.
d) Mudstone : Lumpur wackestone.

BATUAN BEKU
Klasifikasi berdasarkan cara terjadinya (ROSENBUSH,1877-1967):

a) Effusive Rock ; untuk batuan beku yang terbentuk dipermukaan.


b) Diko Rock ; untuk batuan beku yang terbentuk dekat dengan permukaan.
c) Deep seated rock ; untuk batuan beku yang jauh didalam bumi.oleh W.T
Huang 1962, jenis batuan ini disebut batuan plutonik, sedangkan batuan effusive
rock disebut batuan volkanik.
Klasifikasi berdasarkan tempat kejadiannya (genesa):
a) Batuan beku dalam (pluktonik), terbentuk jauh di bawah permukaan bumi.
Proses pendinginan sangat lambat sehingga batuan seluruhnya terdiri atas
kristal-kristal (struktur holohialin). contoh :Granit, Granodiorit, dan Gabro.
b) Batuan beku korok (hypabisal), terbentuk pada celah-celah atau pipa gunung
api. Proses pendinginannya berlangsung relatif cepat sehingga batuannya terdiri
atas kristal-kristal yang tidak sempurna dan bercampur dengan massa dasar
sehingga membentuk struktur porfiritik. Contoh batuan ini dalah Granit porfir
dan Diorit porfir.
c) Batuan beku luar (efusif) terbentuk di dekat permukaan bumi. Proses
pendinginan sangat cepat sehingga tidak sempat membentuk kristal. Struktur
batuan ini dinamakan amorf. Contohnya Obsidian, Riolit dan Batuapung.
Klasifikasi berdasarkan Senyawa kimia ( CJ. Hughes, 1962 ):

Klasifikasi berdasarkan ukuran kristalnya:


a) Batuan beku volkanik.
Biasanya mempunyai ukuran kristal yang relative halus, karena membeku
dipermukaan atau dekat dengan permukaan bumi.
b) Batuan beku hipabisal.
Biasanya mempunyai kristal kristal yang berukuran sedang atau percampuran
antara kasar dan halus, karena membeku di dalam permukaan bumi.
c) Batuan beku plutonik.
Biasanya mempunyai kristal kristal yang berukuran kasar, karena membeku
jauh di dalam permukaan bumi.
Klasifikasi berdasarkan susunan mineralogi:
a) Kelompok Granit Riolit
Berasal dari magma yang bersifat asam,terutama tersusun oleh mineral-mineral
kuarsa ortoklas, plaglioklas Na, kadang terdapat hornblende,biotit,muskovit
dalam jumlah yang kecil.
b) Kelompok Diorit Andesit
Berasal dari magma yang bersifat intermediet,terutama tersusun atas mineral
mineral plaglioklas, Hornblande, piroksen dan kuarsa biotit,orthoklas dalam
jumlah kecil
c) Kelompok Gabro Basalt
Tersusun dari magma yang bersifat basa dan terdiri dari mineral-mineral
olivine,plaglioklas Ca,piroksen dan hornblende.
d) Kelompok Ultra Basa
Tersusun oleh olivin dan piroksen.mineral lain yang mungkin adalah plagliokals
Ca dalam jumlah kecil.
klasifikasi menurut Russel B. Travis berdasarkan tekstur batuan beku yang
didasarkan pada ukuran butir mineralnya:

a) Batuan dalam
Bertekstur faneritik yang berarti mineral-mineral yang menyusun batuan
tersebut dapat dilihat tanpa bantuan alat pembesar.
b) Batuan gang
Bertekstur porfiritik dengan massa dasar faneritik.
c) Batuan gang
Bertekstur porfiritik dengan massa dasar afanitik.
d) Batuan lelehan
Bertekstur afanitik, dimana individu mineralnya tidak dapat dibedakan atau tidak
dapat dilihat dengan mata biasa.
Menurut Heinrich (1956) batuan beku dapat diklasifikasikan menjadi beberapa
keluarga atau kelompok:
a) keluarga granit riolit: bersifat felsik, mineral utama kuarsa, alkali felsparnya
melebihi plagioklas
b) keluarga granodiorit qz latit: felsik, mineral utama kuarsa, Na Plagioklas
dalam komposisi yang berimbang atau lebih banyak dari K Felspar
c) keluarga syenit trakhit: felsik hingga intermediet, kuarsa atau foid tidak
dominant tapi hadir, K-Felspar dominant dan melebihi Na-Plagioklas, kadang
plagioklas juga tidak hadir
d) keluarga monzonit latit: felsik hingga intermediet, kuarsa atau foid hadir
dalam jumlah kecil, Na-Plagioklas seimbang atau melebihi K-Felspar
e) keluarga syenit fonolit foid: felsik, mineral utama felspatoid, K-Felspar
melebihi plagioklas
f) keluarga tonalit dasit: felsik hingga intermediet, mineral utama kuarsa dan
plagioklas (asam) sedikit/tidak ada K-Felspar
g) keluarga diorite andesit: intermediet, sedikit kuarsa, sedikit K-Felspar,
plagioklas melimpah
h) keluarga gabbro basalt: intermediet-mafik, mineral utama plagioklas (Ca),
sedikit Qz dan K-felspar
i) keluarga gabbro basalt foid: intermediet hingga mafik, mineral utama
felspatoid (nefelin, leusit, dkk), plagioklas (Ca) bisa melimpah ataupun tidak
hadir
j) keluarga peridotit: ultramafik, dominan mineral mafik (ol,px,hbl), plagioklas
(Ca) sangat sedikit atau absen.

Klasifikasi batuan beku berdasarkan warnanya yaitu:


Menurut SJ. Shand (1943):
a) Leucocratic rock, kandungan mineral mafic < 30% b) Mesocratic rock,
kandungan mineral mafic 30% - 60% c) Melanocratic rock, kandungan mineral
mafic 60% - 90% d) Hypermalanic rock, kandungan mineral mafic > 90%
Menurut SJ Elis (1948):
a) Felsic : bila memiliki indeks warna <10% b) Mafelsic : bila memiliki indeks
warna 10% - 40 % c) Mafic : bila memiliki indeks warna 40% - 70% d) Ultramafic :
bila memiliki indeks warna >70%
BATUAN METAMORF

Klasifikasi berdasarkan tingkatannya yang menggambarkan tingkat perubahan


yang terjadi pada batuan asalnya:
a) Batuan metamorf tingkat rendah, seperti slate (batu sabak)
b) Batuan metamorf tingkat menengah, seperti filit
c) Batuan metamorf tingkat tinggi, seperti skis
Klasifikasi berdasarkan teksturnya:

Klasifikasi berdasarkan komposisi kimianya batuan metamorf:


a. Calcic Metamorphic Rock
adalah batuan metamorf yang berasal dari batuan yang bersifat kalsik (kaya
unsur Al), umumnya terdiri atas batulempung dan serpih. Contoh: batusabak dan
Phyllite.
b. Quartz Feldsphatic Rock
adalah batuan metamorf yang berasal dari batuan yang kaya akan unsur kuarsa
dan feldspar. Contoh : Gneiss.
c. Calcareous Metamorphic Rock
adalah batuan metamorf yang berasal dari batugamping dan dolomit. Contoh :
Marmer
d. Basic Metamorphic Rock
adalah batuan metamorf yang berasal dari batuan beku basa, semibasa dan
menengah, serta tufa dan batuan sedimen yang bersifat napalan dengan
kandungan unsur K, Al, Fe, Mg.
e. Magnesia Metamorphic Rock
adalah batuan metamorf yang berasal dari batuan yang kaya akan Mg. Contoh :
serpentit, sekis.
Batuan vulkanik
Klasifikasi batuan vulkanik:
a) batuan volkanik instrusif yang sering disebut dengan batuan non fragmental
b) batuan beku ekstrusif (ekplosif) yang sering disebut dengan batuan
fragmental (piroklasik). Klasifikasi batuan piroklastik berdasrkan ukurannya
(Schmid, 1981):
Ukuran Piroklas Endapan piroklastik
Tefra (tak terkonsolidasi) Batuanpiroklastik (terkonsolidasi)
> 64 mm Bom, blok Lapisan bom / blok
Tefra bom atau blok Aglomerat, breksi piroklastik
2 64 mm lapili Lapisan lapili atau
Tefra lapili Batulapili (lapillistone)
1/16 2 mm Abu/debu kasar Abu kasar Tuf kasar
< 1/16 mm Abu/debu halus Abu/debu halus tuf halus
c) batuan volkanik ekstrusif (efusif), seperti aliran lava.

Jenis- Jenis Batuan Sedimen


1. Tufa
Merupakan suatu spongi, batuan karbonat yang porous, diendapkan sebagai
lapisan tipis di permukaan, di dekat mata air (Springs) dan sungai (rivers).
Ditemukan di kaligendig, karangsambung, Kebumen.

2. Bentonit
Genesa Bentonit secara umum dapat dibagi menjadi 4 (empat) macam yaitu,
Terjadi karena pengaruh pelapukan,Terjadi karena pengaruh hydrothermal,Terjadi
karena akibat devitrivikasi dari tufa gelas yang diendapkan di dalam air (lakustrin
sampai neritic). Terjadi karena proses pengendapan kimia dalam suasana basa
(alkali) dan sangat silikan. Ditemukan di patik, Sepat, Gunung kidul.

3. Lempung
Lempung kata umum untuk partikel mineral berkerangka dasar silikat yang
berdiameter kurang dari 4 mikrometer. Lempung mengandung leburan silika
dan/atau aluminium yang halus. Unsur-unsur ini, silikon, oksigen, dan aluminum
adalah unsur yang paling banyak menyusun kerak bumi. Lempung terbentuk dari
proses pelapukan batuan silika oleh asam karbonat dan sebagian dihasilkan dari
aktivitas panas bumi. Ditemukan di Tontongan, karangsambung, kebumen.

4. Lempung Merah
Pada umumnya batuan keras basalt dan andesit akan menjadikan lempung
berwarna, sehingga disebut lempung merah. Ditemuukan di karangsambung,
kebumen.

5. Batu Pasir
Batu pasir terbentuk dari sementasi dari butiran-butiran pasir yang terbawa oleh
aliran sungai, angin, dan ombak dan akhirnya terakumulasi pada suatu tempat.
Ukuran butiran dari batu pasir ini 1/16 hingga 2 milimeter. Komposisi batuannya
bervariasi, tersusun terutama dari kuarsa, feldspar atau pecahan dari batuan,
misalnya basalt, riolit, sabak, serta sedikit klorit dan bijih besi. Ditemukan di
karang sambung, Kebumen.

6. Batu Pasir Merah


Seperti halnya pasir, batu pasir dapat memiliki berbagai jenis warna, dengan

warna umum adalah coklat muda, coklat, kuning, merah, abu-abu dan putih.
Karena lapisan batu pasir sering kali membentuk karang atau bentukan
topografis tinggi lainnya, warna tertentu batu pasir dapat dapat diidentikkan
dengan daerah tertentu. Ditemukan di karang sambung, Kebumen.

7. Pasir Besi
Secara umum pasir besi terdiri dari mineral opak yang bercampur dengan
butiran-butiran dari mineral non logam seperti, kuarsa, kalsit, feldspar, ampibol,
piroksen, biotit, dan tourmalin. mineral tersebut terdiri dari magnetit, titaniferous
magnetit, ilmenit, limonit, dan hematit, Titaniferous magnetit adalah bagian
yang cukup penting merupakan ubahan dari magnetit dan ilmenit. Mineral bijih
pasir besi terutama berasal dari batuan basaltik dan andesitik volkanik.
Ditemukan di sungai luk ulo, Kebumen.

8. Kalkarenit
Calcarenite memiliki ukuran butir 1/16 hingga 2 milimeter, batuan ini terdiri dari
50% atau lebih material carbonate detritus, yaitu material yang tersusun
terutama atas fosil dan oolit. Ditemukan di seling, karangsambung, Kebumen.

9. Pasir Hijau
Batu ini terbentuk dari aktivitas vulkani, batu ini merupakan kristal olivin yang

dihasilkan dari letusan gunung berapi kerucut yang letusan (erupsi) dan
longsorannya (erosi) menyebar di sekeliling gunung. Ditemukan di
sembaro,karangsambung, Kebumen.

10. Graywacke
Graywacke adalah salah satu tipe dari batu pasir yang 15% atau lebih
komposisinya adalah matrix yang terbuat dari lempung, sehingga menghasilkan
sortasi yang jelek dan batuan menjadi berwarna abu-abu gelap atau kehijauan.
Ditemukan di karang gayam, karangsambung, Kebumen.

11. Batu Gamping


Batu gamping adalah batuan sedimen yang memiliki komposisi mineral utama
dari kalsit (CaCO3). Batuan karbonat yang hampir seluruhnya kalsium karbonat
(CaCO3), atau secara spesifik adalah batuan karbonat yang mengandung lebih
dari 95% kalsit dan kurang dari 5% dolomit. Teksturnya bervariasi antara rapat,
afanitis, berbutir kasar, kristalin atau oolit. Batu gamping dapat terbentuk baik
karena hasil dari proses organisme atau karena proses anorganik. Ditemukan di
wonogiri, jogjakarta.

12. Gamping Merah


Gamping berwarna merah. Singkapan yang merupakan endapan laut dalam ini
berlapis hampir vertikal membentuk puncak-puncak punggungan yang sempit.

Ditemukan di karangsambung, Kebumen

13. Gamping Numulities


Bongkah batu gamping numuliites merupakan "olistolit" hasil suatu pelongsoran
besar didasar laut dari tepian menuju tengah cekungan yang dalam. Fosil yang
ada menunjukkan bahwa pada kala Eosen kawasan sekitar Karangsambung
merupakan laut dangkal di mana pada tepi-tepi cekungan diendapkan batu
gamping numulites.

14. Breksi Vulkanik


Breksi Vulkanik (Qb); Terdiri dari breksi yang bersifat andesitik, lava, batupasir
tufaan dan breksi lahar. Breksi andesit umumnya melapuk sedang berwarna
kuning kecoklatan, komponen batuan andesitik (4 45 cm) agak segar,
menyudut tanggung, tertanam pada masadasar pasir tufa berbutir kasar, agak
padat sebagian mudah hancur. Lava andesit umumnya melapuk ringan berwarna
abu-abu tua, padu, bertekstur kasar dan porfiritik, terkekarkan cukup intensif dan
terisi oleh mineral kuarsa. Breksi lahar umumnya melapuk sedang, berwarna
coklat tua, komponen tufa dan batuan agak segar yang berukuran pasir kasar
hingga kerakal, menyudut sampai membulat tanggung, agak padu. Ditemukan di
kedung jati, Bantul.

15. Breksi Pumice


Breksi batuapung (Pumice) mempunyai kuat tekan 75,62 kg/cm2. kedap suara,
mudah dibentuk atau dipahat menjadi blok-blok yang berukuran besar, sehingga
dapat mengurangi pelesteran. Selain itu lain juga tahan terhadap api, kondensi,
jamur dan panas, serta cocok untuk akustik. Dalam sektor industri lain, batuini
digunakan sebagai bahan pengisi (filler), pemoles/penggosok (polishing),
pembersih (cleaner), stonewashing, abrasif, isolator temperatur tinggi dan lainlain. Ditemukan di semiilir, Jogjakarta.

16. Konglomerat kuarsa


Konglomerat hampir sama dengan breksi, yaitu memiliki ukuran butir 2-256
milimeter dan terdiri atas sejenis atau campuran rijang, kuarsa, granit, dan lainlain, hanya saja fragmen yang menyusun batuan ini umumnya bulat atau agak
membulat. Pada konglomerat, terjadi proses transport pada material-material
penyusunnya yang mengakibatkan fragmen-fragmennya memiliki bentuk yang
membulat. Ditemukan di watupuru, kulonprogo.

17. Zeolite
Zeolit mempunyai struktur porous yang dapat mengakomodasi berbagai kation
seperti Na +, K + , Ca 2 +, Mg 2 + dan lain-lain. Ion-ion positif yang agak longgar
diadakan dan mudah dapat ditukar dengan orang lain dalam larutan kontak.
Beberapa mineral zeolit lebih umum analcime , chabazite , Klinoptilolit ,
heulandite , natrolite , phillipsite , dan stilbite . Sebuah formula mineral
contohnya adalah: Na 2 Al 2 Si 3 O 10-2H 2 O, rumus untuk natrolite. Zeolit alam
bentuk di mana gunung batu dan abu lapisan bereaksi dengan alkali tanah..
Zeolit juga mengkristal dalam lingkungan pasca pengendapan selama periode
yang berkisar antara ribuan sampai jutaan tahun di cekungan laut dangkal.
Ditemukan di nanggulan, kulon progo.

18. Rijang
Batuan Rijang berwarna merah karena mengandung unsur besi dan magnesium.
merupakan foliasi vertikal dengan terdapat kekar yang telah terisi oleh material.
Komposisi batuan ringan yaitu rijang dan karbonat dengan warna mrah tua
karena mengandung SiO2 nonklastik.Batuan dasar samudra pada kedalaman
minimal 4.000 meter ini seharusnya horizontal, tapi menjadi tegak karena
pengaruh tektonik yang mengangkatnya. Ditemukan di pelabuhan ratu,
sukabumi.

19. Kalsedon
Batu kalsedon (yang artinya jika tanpa bantuan mikroskop, kristal-kristal kuarsa
yang tersusun amat rapat di dalamnya akan teralu kecil untuk dilihat oleh mata
telanjang). Termasuk mineral yang keras, nilai kerasnya 6.5-7 dalam daftar keras
Mohs dan batu kalsedon warnanya seperti diselimuti kabut, sehingga kusam atau
buram cahayanya. Tidak seperti batu-batu kuarsa lainnya yang seperti kristal.
Batu kalsedon banyak berlubang-lubang lembut, sehingga gampang untuk diberi
warna-warna khusus dalam batu tersebut. Batu kalsedon tertentu akan
mengkilau dari dalam setelah dipoles secara teratur. Batu kalsedon terdapat di
berbagai tempat di seluruh dunia dan warnanya bermacam-macam dari abu-abu,
putih, hitam, oranye, coklat, kuning, coklat-kemerahan, hijau muda sampai hijau
tua, lavender, biru dan ada juga yang campur-campur seperti batu akik (agaat)
atau jasper. Ditemukan di totongan sadang, Kebumen.

20. Bioklastik
Tekstur Bioklastik Terdiri dari fragmen-fragmen ataupun cangkang-cangkang
binatang, yang berupa klast (pernah lepas-lepas) : cocquina, foraminifera, keral
(lepas-lepas). Ditemukan di alian, Kebumen.

21. Algae
Algae, merupakan tanaman alga berkapur di Tubuh terumbu karang. Lalu dia
mengeras menjadi batu. Ditemukan di gombong, Kebumen.

22. Silisifaid
adalah fosil dari pohon-pohon Sempur tua yang telah tertimbun jutaan tahun
lalu, dimana kekerasan batu ini cukup keras sekali. bahkan kadangkala kita
temui fosil pohon ini kadang kala masih hampir utuh. Ditemui di cikotek, Cikoten.

23. Krisopras
Batu krisopras adalah sejenis batu akik dengan dua atau lebih warna dalam
garis-garis atau lapisan-lapisan sejajar. Kata Ibrani untuk batu ini adalah syohain.
Orang zaman dahulu kala menemukan batu krisopras di tanah Hawila. Sekarang
ini krisopras dianggap batu setengah berharga. Ditemukan di karanggayam,
karang sambung, Kebumen

24. Pospat
Genesa batuan phospat terjadi dalam gua-gua gunung kapur sebagai hasil
proses reaksi kimia antara kotoran, urine, bangkai burung-burung dan kelelawar
yang tinggal menempati gua-gua tersebut dengan batuan kapur dengan batuan
waktu dan suhu yang berlangsung cukup lama. Umumnya batuan phospat
mengandung mineral cryptokristalin yang terdiri dari tri calcium phospat dengan
bermacam-macam prosentase kandungan air dan mengandung sedikit Kalsium
Carbonat (CaCO3), umumnya kurang dari 10 % kandungan flourite dengan
prosentase 3 sampai 4 % dan zat organik lainnya. Ditemukan di Wuryantoro,
wonogiri, Solo.

GENESA BATU GAMPING ATAU BATU KAPUR

GENESA BATU GAMPING ATAU BATU KAPUR

Dikenal batu gamping non-klastik, merupakan koloni dari binatang laut


antara lain Coelenterata, Molusca, Protozoa, Foraminifera. Batu gamping Koral
merupakan
pertumbuhan/perkembangan
koloni
Koral.
Batu
gamping
klastik,merupakan hasil rombakan jenis batu gamping non klasik melalui proses
erosi oleh air, transportasi, sortasi,sedimentasi. Oleh karenanya selama proses
tersebut terikut jenis mineral lain yang merupakan pengotor dan memberi warna
pada batu gamping yang brsangkutan. Akibat adanya proses sortasi secara
alamiah akan terbentuk pengelompokan ukuran butir. Dikenla jenis kalsidurit
apabila batu gamping tersebut fragmental, kalkarenit apabila batu gamping
terebut berukuran pasir, dan kalsilutit apabila batu gamping tersebut berukuran
lempung. Tingkat pengotoran/kontaminasi oleh mineral asing berkaitan erat
dengan ukuran butirnya. Pada umumnya jenis batu gamping ini dilapangan
menunjukkan berlapis. Adanya perlapisan dan struktur sedimen yang lain serta
adanya kontaminasi mineral tertentu yang akan memberi warna dalam beberapa
hal memberikan nilai tambah setelah batu gamping tersebut terkena sentuhan
teknologi.
Selain itu mata air mineral dapat pula mengendapkan batu gamping yang
disebut sebagai endapan sinter kapur. Batu gamping jenis ini terjadi karena
proses kimia di alam, peredaran air panas alam maka melarutlah batu gamping
di bawah permukaan yang kemudian diendapkan kembali dipermukaan bumi.
Secara kimia batu gamping terdiri atas kalsium karbonat (CaCO3). Di alam tidak
jarang pula dijumpai batu gamping magnesium . Kadar magnesium yang tinggi
mengubah batu gamping menjadi batu gamping dolomitan dengan komposisi
kimia CaCO3MgCO3. Hasil penyelidikan hingga kini meyebutkan bahwa kadar
Calsium Oksida batu gamping di Jawa umumnya tinggi (CaO>50%). Selain
magnesium batu gamping kerapkali tercampur dengan lempung, pasir, bahkan
jenis mineral lain.
Pada umumnya batu gamping yang padat gamping yang padat dan keras
mempunyai berat jenis 2. Selain yang pejal (masif) dijumpai pula batu gamping
yang sarang (porus). Mengenai warna dapat dikatakan bervariasi dari putih susu,
abu -abu tua, coklat, merah, bahkan hitam. Semuanya disebabkan karena jumlah
dan jenis pengotor yang ada. Warna kemerahan disebabkan oleh mangan, oksida
besi sedang kehitaman karena zat organik. Batu gamping yang mengalami
metamorfose berubah menjadi marmer.
Dibeberapa daerah berbatu gamping yang tebal lapisannya didapatkan gua atau
sungai bawah tanah yang terjadinya berkaitan erat dengan kerjanya air tanah.
Air hujan yang mengandung CO2 dari udara dan CO2 hasil pembusukan zat
organik dipermukaan setelah meresap kedalam tanah dapat melarutkan batu
gamping yang dilaluinya sepanjang rekahan. Reaksi kimia yang berlangsung
adalah :

CaCO3 + 2CO2 + H2O>>>>>>>>Ca(HCO3 )2 + CO2

Ca(HCO3)2 larut dalam air sehingga lambat laun terjadi rongga dalam bentuk
gua atau sungai bawah tanah.
Seperti dijelaskan dimuka, secara geologi batu ganoping mungkin berubah
menjadi dolomitan (MgO 2,2% - 10,9%)atau dolomit (MgO > 19,9%) karena
pengaruh pelindian (leaching) atau peresapan unsur magnesium dari laut
kedalam batu gamping tersebut. Disamping itu dolomit juga diendapkan secara
tersendiri atau bersamaan dengan batu gamping. Ada hubungan yang erat
antara batu gamping dan dolomit seperti yang dikemukan oleh Pettijohn (1949).

Batu Kuarsa, Manfaat Dan Khasiatnya Abdi Maulana May 26, 2015 Ilmu Batuan 3
Comments 3,327 Views Pernahkah anda mendengar dan melihat batu kuarsa? Pastinya anda
ada yang sudah pernah mendengar tentang jenis batu yang memiliki sifat keras ini dan ada
pula yang belum. Dalam tulisan ini penulis akan membahas mengenai batu kuarsa untuk anda
semua agar anda bisa mengenal lebih dekat dengan batu ini. Batu kuarsa adalah jenis batuan
yang banyak ditemukan di kerak kontinental bumi. Batu kuarsa merupakan jenis batu kristal
mineral yang terbentuk dari silicon dioxde. Silicon dioxde terjadi ketika oksigen dan silikon
membaur menjadi satu. Batu kuarsa memiliki skala kekerasan 7 mohs dan densitas 2,65
gr/cm3. Bentuk dari batu ini yang paling umum adalah prisma segi enam yang memiliki
ujung segienam. Asal nama batu kuarsa dan khasiatnya Nama batu kuarsa diambilkan dari
bahasa slav yang memiliki arti keras. Batu kuarsa ini memang memiliki bentuk fisik yang
keras. Ini ditunjukan pada besarnya skala kekerasan pada batu ini yang memiliki tingkat
kekerasan sebesar 7 mohs. Batu kuarsa ini seringkali kita temukan, namun tidak sedikit batu
yang memiliki skala sebesar 7 mohs ini merupakan batu sintetis alias buatan manusia. Batu
kuarsa yang asli jarang sekali ditemukan, karena batu ini amat langka. Seperti batu-batu akik
lainnya, kuarsa juga dianggap banyak memiliki khasiat. Khasiat batu kuarsa dimaksud adalah
seperti misal diyakini bisa meningkatkan rasa optimisme, bisa dijadikan jimat, dapat
menambah keharmonisan rumah tangga, dapat menjadi alat penyembuh penyakit dan lain
sebagainya. Bahan bongkahan kuarsa 2016 x 1344 99.4 kB.jpeg, Bahan bongkahan kuarsa,
mineral yang memiliki kekerasan 7 skala mohs dan terbentuk pada suhu 700 drajat celcius
Quarsa asal Tanzania 640 x 480 100 kB.jpeg, Quarsa asal Tanzania Kuarsa kecubung
mentahan quartz amethyst 640 x 533 98.9 kB.jpeg, Kuarsa kecubung mentahan quartz
amethyst Bahan mentah bongkahan kuarsa amethyst atau kecubung 1000 x 959 98 kB.jpeg,
Bahan mentah bongkahan kuarsa amethyst atau kecubung Phantom Quarz 400 x 338 60.6
kB.jpeg, Phantom Quarz Kuarsa yang memiliki warna kuning kecoklatan 1780 x 1520 98.6
kB.jpeg, Kuarsa yang memiliki warna kuning kecoklatan Chalcedony Quarz Kuarsa varian
chalcedony 461 x 346 82.2 kB.jpeg, Chalcedony Quarz Kuarsa varian chalcedony Batu
kuarsa banyak dimanfaatkan untuk banyak hal. Salah satu diantara pemanfaatan batuan
kuarsa adalah untuk perhiasan cincin batu akik yang banyak dikenakan oleh kaum laki-laki.
Pemanfaatan batu jenis kuarsa ini yang lainnya selain untuk perhiasan cincin batu akik adalah
untuk kaca, gelas kuarsa, ampelas dan peralatan pengikis yang lainnya. Selain itu juga batu
ini banyak dimanfaatkan untuk pembuatan komponen mikro elektronik. Batu ini bisa
dimanfaatkan untuk banyak hal karena sifat kristal pada batu ini yang keras bagai batu
karang, tahan air, dan tahan temperatur tinggi. Pemanfaatan batu kuarsa untuk perhiasan batu
akik Sebagaimana yang disampaikan di atas bahwa batu kuarsa juga dimanfaatkan untuk
perhiasan cincin batu akik. Cincin batu akik batu kuarsa keindahannya tidak kalah dengan
batu akik dari batu lainnya. Warna batunya yang bening mengkilap akan mampu menarik
siapa saja yang melihatnya. Cincin batu kuarsa ini memiliki variasi warna. Ada warna bening,
ungu, kuning dan lain sebagainya. Bagaimana dengan harganya? Harga cincin batu akik ini
bervariasi. Ada yang murah,sedang dan mahal. Tergantung keindahan, peminat, dan
keunikaannya. Semakin unik, langka dan banyak peminat akan semakin membuat batu ini
menjadi semakin mahal. Begitu pun sebaliknya. Walaupun secara kimia susunan batu kuarsa
itu sama yaitu tersusun dari Si02, namun batu kuarsa keberadaannya terbedakan menjadi dua
macam, yaitu batu kuarsa crystallin dan batu kuarsa cryptocrystallin. Yang termasuk
golongan batu kuarsa crystallin adalah aventurine, batu kecubung kasihan, batu kuarsa biru,
rosa quartz, citrine, batu mata garuda, batu mata kucing, batu kinyang asap, batu mata
harimau, dan prasiolite. Yang termasuk batu kuarsa jenis cryptocrystallin adalah batu
kalsedon, bayu akik bawang, batu akik, batu darah, batu carnelian, dan batu jasper. Dari

berbagai macam jenis batu kuarsa yang disebutkan di atas batu kuarsa yang paling murni
adalah batu kuarsa yang tidak memiliki warna, transparant, dan terkadang agak tampak
seperti susu. Batu kuarsa berbeda dengan batu intan, batu kuarsa ini tidak memijarkan
cahaya. Dan batu ini juga berbeda dengan batu aqua marine yang memancarkan cahaya
banyak warna, batu kuarsa tidak memancarkan cahaya banyak warna jika dilihat dari sudut
yang berbeda. Berat batu kuarsa yang paling besar yang pernah tercatat dalam sejarah adalah
sebesar 48 ton dengan panjang 610 cm. Baca juga artikel lainnya tentang Inilah Batu Sumur
Bandung Yang Sangat Antik di Majalahbatu.com Deskripsi: Batu kuarsa adalah jenis batu
yang terbentuk dari unsur silicon dan dioxida. Jenis batuan ini memiliki sifat keras. Karena
sifatnya yang bagus dan keras batuan ini dimanfaatkan untuk banyak hal, salah satunya untuk
cincin batu akik
http://www.majalahbatu.com/
http://www.majalahbatu.com/2015/05/batu-kuarsa.html
Ilmu Kebumian

Kuarsa
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Contoh Kuarsa
Kuarsa adalah salah satu mineral yang umum ditemukan di kerak kontinen bumi. Mineral ini
memiliki struktur kristal heksagonal yang terbuat dari silika trigonal terkristalisasi (silikon
dioksida, SiO2), dengan skala kekerasan Mohs 7 dan densitas 2,65 g/cm. Bentuk umum
kuarsa adalah prisma segienam yang memiliki ujung piramida segienam.

Pranala luar
Wikimedia Commons memiliki galeri mengenai:
Kuarsa

(Inggris) Quartz - Mineral Galleries

(Inggris) Quartz - Mineral.net

(Inggris) Arkansas quartz, Rockhounding Arkansas

(Inggris) Gilbert Hart Nomenclature of Silica, American Mineralogist, Volume 12,


pages 383-395, 1927

(Inggris) Mindat.org

(Inggris) Queensland University of Technology - Origin of the word quartz

(Inggris) PDF of Charles Sawyer's cultured quartz process description

(Inggris) Herkimer Diamonds: Quartz Crystals

Batu Kuarsa (Batu Quartz)


Batu kuarsa adalah batu kristal mineral yang terbuat dari silicon dioxide (ketika
silicon dan oxygen menyatu) dan merupakan mineral kedua (setelah feldspar)
yang paling banyak dan yang paling umum ditemukan di kerak kontinen bumi
(mencakup 12% dari keseluruhan). Batu kuarsa amat beragam dan sebagian
dijadikan batu perhiasan dan sebagian amat langka. Mineral ini memiliki struktur
kristal heksagonal yang terbuat dari silika trigonal terkristalisasi (silikon dioksida,
SiO2), dengan skala kekerasan Mohs 7 dan densitas 2,65 g/cm. Bentuk umum
kuarsa adalah prisma segienam yang memiliki ujung piramida segienam.

Batu kuarsa ada dua


macam walaupun secara kimia mereka memiliki komposisi yang sama yaitu
SiO2.
Batu kuarsa macrocrystalline, contoh batu-batunya adalah aventurine, batu
kecubung kasihan (batu amethyst), batu kuarsa biru, rose quartz, citrine, batu
mata garuda, batu mata kucing, batu kinyang asap (smoky quartz), batu mata
harimau dan prasiolite. Batu kuarsa macam ini biasanya agak transparent
sampai transparent total.
Batu kuarsa cryptocrystalline, contoh batu-batunya adalah batu kalsedon (batu
chalcedony), batu akik bawang (batu chrysoprase), batu akik, batu darah, batu
carnelian dan batu jasper. Batu kuarsa macam ini biasanya sedikit transparent
sampai buram alias susah tembus pandang.
Batu kuarsa paling murni adalah batu kuarsa yang jernih tidak berwarna,
transparent dan kadang agak bersusu. Berbeda dengan batu intan atau berlian,
batu kuarsa tidak memijar cahaya dan tidak seperti batu aquamarine juga batu
kuarsa tidak memancar berbagai cahaya yang berlainan jika dilihat dari sudut
berbeda. Batu kuarsa yang paling besar yang pernah tercatat adalah berberat 48
ton dan panjangnya sekitar 610 cm.

Batu kuarsa diberi nama


dari bangsa Slav yang artinya keras. Batunya awet, tahan lama, indah dan
tidak mudah rusak. Walaupun batunya banyak ditemukan secara alami tetapi
kebanyakan batu kuarsa yang digunakan dalam kebutuhan industri adalah
buatan manusia.
Kegunaan atau manfaat
Batu kuarsa dipercayai memiliki pengaruh-pengaruh antara lain;
1. Batu bola kristal kuarsa digunakan untuk memprediksi masa depan oleh para
peramal.
2. Batu bola kristal kuarsa yang digunakan sebagai jimat dipercayai dihuni oleh
roh-roh yang dikasih makan secara rutin dengan digosoknya dengan darah darah
rusa.
3. Digunakan untuk menyimpan informasi yang dimana bisa diakses dengan
memegang batu tersebut.
4. Digunakan untuk menyembuhkan penyakit, dan dapat juga membantu
meningkatkan keseimbangan dan keharmonisan rumah tangga.
5. Memberi kebahagiaan, harapan dan optimisme.
6. Batu kuarsa juga digunakan untuk membantu menjalankan projek astral dan
batu ini dipercayai mempunyai koneksi erat antara dimensi fisik dan dimensi
pikiran

Serpentinit
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Serpentinit

Sebuah sampel batuan


serpentinit, yang
sebagian tersusun dari
kristolit, Slowakia
Mineral
utama:

Serpentin

Mineral
sekunder:
Jenis
batuan:

Batuan
metamorf

Serpentinit adalah batuan yang terdiri dari satu atau lebih mineral kelompok serpentine.
Mineral dalam kelompok ini dibentuk oleh serpentinisasi, hidrasi dan transformasi
metamorfik dari batuan ultrabasa yang berasal dari mantel bumi. Alterasi mineral sangat
penting di dasar laut pada batas lempeng tektonik.
Serpentinisasi adalah proses metamorfik geologi suhu rendah yang melibatkan panas dan air
di mana batuan ultramafik dan mafik dengan kandungan silika yang rendah teroksidasi
(oksidasi anaerobik dari Fe2 + oleh proton-proton air yang mengarah ke pembentukan H2)
dan dihidrolisis dengan air menjadi serpentinit. Peridotit, termasuk dunit, yang berada di dan
dekat dasar laut dan di sabuk pegunungan diubah menjadi serpentin, brusit, magnetit, dan
mineral lainnya - beberapa mineral langka seperti awaruit (Ni3Fe), dan bahkan besi murni.

Dalam proses tersebut sejumlah besar air diserap ke dalam batuan sehingga meningkatkan
volume dan menghancurkan struktur.[1]

Deskripsi Batuan Metamorf


Add Comment
tugas
Saturday, March 21, 2015
Serpentinit
Deskripsi Megaskopis :
Warna

: Hijau kehitaman

Struktur

: Foliasi, Schistositic

Tekstur :
Ketahanan Metamorfosa : Kristaloblastik
Ukuran butir

: Fanerik

Bentuk Kristal

: Euhedral

Komposisi

: Mika, Serpentin, Hornblende

Deskripsi Komposisi :

Mika berwarna putih dengan bentuk berlembar dan dapat digores dengan kuku
tersebar pada setiap foliasi. Kelimpahannya pada batuan sekitar 5 %.

Serpentin berwarna hijau tua agak kehitaman dengan bentuk berserabut


prismatic dengan kilap mutiara, dapat digores dengan koin tembaga dan cerat

berwarna putih. Kelimpahannya pada batuan sekitar 70%.


Hornblende berwarna hitam dengan bentuk prismatic dengan kilap kaca dan
ceratnya berwarna putih, dapat digoren dengan paku baja dan kelimpahannya
sekitar 20 %.

Petrogenesa

Berdasarkan strukturnya yang foliasi dapat diketahui bahwa pengaruh


metamorfisme yang dominan pada saat pembentukan batuan ini adalah
tekanan. Tekanan mengakibatkan mineral-mineral yang pipih mengelompok dan
membentuk penjajaran mineral. Berdasarkan komposisi utama batuan yang
berupa serpentin dapat diketahui bahwa batuan ini terbentuk dari batuan beku
basa sampai ultra basa yang mengalami metamorfosa regional. Karena mineral
serpentin sendiri merupakan mineral hasil metamorfosa mineral olivine ataupun
piroksen. Mineral ini banyak terkandung pada batuan beku basa ataupun ultra
basa. Batuan ini mengalamai metamorfisme pada kedalaman kerak bumi pada
zona subduksi, karena pengaruh dorongan tektonik batuan ini terangkat dan
tersingkap pada permukaan bumi.

Foto Batuan

KARAKTERISTIK BATU SERPENTINIT


Februari 23, 2011
lionel08upi Physics_Science_Holics 1 Komentar

Batuan Serpentinit merupakan batuan


metamorf yang terbentuk dari mineral serpentin akibat perubahan basalt dasar laut yang
bertekanan tinggi pada temperatur rendah. Mineral serpentin tergolong dalam kelas mineral
Silikat yaitu Phyllosilicates. Batuan Serpentinit sering digunakan untuk batu hias dan dipakai
untuk industri mineral. Batuan ini banyak ditemukan di negara Swedia, Italia, Rusia, di
wilayah California, dan pertambangan Norberg.
Mineral Serpentin mengandung chrysotile yaitu mineral serpentin yang mengkristal
membentuk serat tipis yang panjang. Mineral serpentin memiliki beberapa senyawa kimia
antara lain:

Antigorite; (Mg, Fe)3 Si2 O5 (OH)4

Clinochrysotile; Mg3 Si2 O5 (OH)4

Lizardite; Mg3 Si2 O5 (OH)4

Orthochrysotile; Mg3 Si2 O5 (OH)4

Parachrysotile; (Mg,Fe)3 Si2 O5 (OH)4

Berikut karakteristik Batu Serpentinit:


Warna
Kekerasan
Bidang Belahan (Cleavage)
Kilauan (Luster)
Bentuk Kristal
Berat Jenis
Goresan

Hijau kehitaman, cokelat, merah dan hitam


2,5-5
Tidak ada
Berminyak atau lilin
Ortorombik, monoklin, dan heksagonal
2,5-2,6
Putih

BATUAN ULTRAMAFIK
07.56 Minex (Mining Exploration) No comments
TERMINOLOGI
1. Batuan ultramafik kaya akan mineral mineral mafik ( ferro magnesian )
seperti olivine, piroksen dan amphibol.
2. Kebanyakan batuan ultramafik mengandung kurang lebih 45 % silica
( bagaimanapun orthoproksenit di klasifikasikan sebagai batuan ultramafik
akan tetapi mengandung hamper 60 % silica.
3. Semua batuan ultramafik memiliki indeks warna > 70.
4. Pada umumnya batuan ultramfik kekurangan feldspar
5. Batuan ultramafik tidak memiliki pasangan yang tepat diantara lava.
6. Densitas magma ultramafik akan menjadi tinggi dan terus meningkat
sepanjang porsi sialic di dalam bumi.
KLASIFIKASI BATUAN ULTRAMAFIK
Dunit

Merupakan batuan ultramafik monomineral yang seluruhnya mengandung


mineral olivine ( umumnya magnesia ). Mineral mineral penyerta dapat terdiri
dari : chromit, magnetit, ilmenit dan spinel.
Piroksenit
Merupakan batuan ultramafik monomineral yang seluruhnya mengandung
mineral piroksen. batuan batuan piroksenit selanjutnya diklasifiksikan kedalam
orthorombik piroksin atau monoklin piroksen :

Orthopiroksenit : bronzitit

Klinopiroksenit : diopsidit, diallagit.

Gambar 1: Jenis Batuan Dunite

Hornblendit
Merupakan batuan ultramafik monomineral yang seluruhnya mengandung
mineral hornblend.

Gambar 2: Jenis Batuan Horblendit


Serpentinit
Merupakan batuan ultrAmafik monomineral yang seluruhnya mengandung
mineral serpentin. Tetapi batuan ini dapat terbentuk dari batuan dunit yang
terserpentinisasikan, atau dari hornblendit, ataupun peridotit.

Gambar 3: Jenis Batuan Serpentinite

Peridotitit
Merupakan batuan ultramafik yang mengandung lebih banyak olivine tetapi juga
mengandung mineral mineral mafik lainnya di dalam jumlah yang signifikan.
Bedasarkan

mineral

mineral

klasifikasikan sebagai berikut :

mafik,

maka

batuan

peridotit

dapat

di

Piroksen peridotit

Hornblen peridotit

Mika peridotit ( seperti kimberlit )

Gambar 4: Jenis Batuan Peridotit


Piroksen peridotit adalah salah satu dari banyaknya batuan ultramafik yang
umum.

Bedasarkan

pada

tipe

piroksen

diatas,

piroksen

peridotit

dapat

diklasifikasikan kedalam:

Harzburgit : olivine + orthopiroksen ( enstatit atau bronzit )

Wehrlite : olivine + clinopiroksen ( diopsid atauu diallag )

Lherzolite : olivine + orthopiroksen + clinopiroksen

LOKASI KETERDAPATAN TUBUH TUBUH ULTRAMAFIK


Lokasi keterdapatan tubuh tubuh ultramafik dapat disederhanakan menjadi 3
tipe utama :

Batuan ultramafik yang berassosiasi dengan lapisan intrusi. Yaitu adanya


fakta yang jelas pada lokasi ini batuan batuan ultramafik menembus sisa
dari mineral mineral mafik yang berat selama masa kristalisasi batuan
dasar. (intrusi skaergaard, Great Dike Afrika ).

Tubuh yang berukuran kecil bercampur menyeluruh dengan batuan


ultramafik ( lensa, lembaran, dikes, stock, dll ). Kadang kadang sebuah

pengisi dari ruang magmatic diindikasikan bahwa ultramafik mungkin


telah terintrusi oleh padatan massa kristalin.

Terjadinya ultramafik yang sangat luas, jelas berassosiasi/ berdampingan


dengan pembentukan ofiolit, subduksi mlange, busur kepulauan terluar
dan sabuk - sabuk orogen ( ural area, himalaya, new Zealand, new
Caledonia, sulawesi, etc ).

Mika
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Artikel atau bagian dari artikel ini diterjemahkan dari mica di
en.wikipedia.org. Isinya mungkin memiliki ketidakakuratan. Selain
itu beberapa bagian yang diterjemahkan kemungkinan masih
memerlukan penyempurnaan. Pengguna yang mahir dengan bahasa
yang bersangkutan dipersilakan untuk menelusuri referensinya dan
menyempurnakan terjemahan ini.
(Pesan ini dapat dihapus jika terjemahan dirasa sudah cukup tepat)

Batu bermika

Pelat mika

Serpihan mika

Mika adalah sejenis mineral. Kata "mika" berasal dari kata bahasa Latin micare,
"bergemerlapan", sebab mineral satu ini terlihat gemerlap (khususnya saat berskala kecil).
Mika memiliki bentuk lamela berkilap hitam.
Daftar isi

1 Klasifikasi mika
o

1.1 Mika dengan antarlapisan yang tidak mencukupi

2 Deposit

3 Sifat dan Kegunaan

4 Peran mika dalam kehidupan primitif

5 Mika pada zaman kuno

6 Rujukan

7 Pranala luar

Klasifikasi mika

Mika memiliki rumus umum kimia [1]


X2Y46Z8O20(OH,F)4
dengan X biasanya adalah K, Na, atau Ca, tetapi dapat pula Ba, Rb, atau
Cs;
Y terutama adalah Al, Mg, atau Fe, dan dapat pula Mn, Cr, Ti, Li, dsb.;
Z terutama sekali adalah Si atau Al, tapi bisa pula mencakup Fe 3+ atau Ti.

Secara struktural, mika bisa digolongkan sebagai disoctahedral (Y = 4) dan trisoctahedral (Y


= 6). Jika ion X adalah K atau Na, maka mika itu termasuk golongan common. Tapi apabila
ion X adalah Ca, maka mika digolongkan sebagai mika rapuh.

Mika dengan antarlapisan yang tidak mencukupi


Mika yang berjaringan sangat halus dengan muatan ion dan air yang biasanya lebih bervariasi
secara informal dijuluki mika lempung, diantaranya:

Hidro-muskovit dengan H3O+ bersama-sama dengan K dalam tempat X;

Ilit dengan kekurangan K dalam tempat X dan lebih banyak Si dalam


tempat Z;

Fengit dengan Mg atau Fe2+ menggantikan Al dalam tempat Y site dan


peningkatan Si dalam tempat Z.

Deposit

Output Mika dalam 2005

Dalam laporan British Geological Survey tahun 2005, India memiliki deposit mika terbesar
sedunia. China adalah produsen mika terbesar karena sepertiga mika di dunia ini dihasilkan
olehnya, dibayang-bayangi dengan ketat oleh AS, Korea Selatan, dan Kanada. Deposit
Lempeng Mika yang banyak pernah ditambang di New England dari abad 19 sampai 1960an. Tambang mika yang besar berada di Connecticut, New Hampshire, dan Maine.
Mika didistribusikan secara luas dan terdapat di daerah batuan beku, batuan metamorf, dan
batuan sedimen. Kristal-kristal mika berukuran besar yang digunakan untuk berbagai aplikasi
biasanya ditambang dari pegmatit granit.
Sampai abad ke-19, kristal-kristal mika berukuran besar lumayan langka dan mahal sebagai
akibat dari suplai yang terbatas di Eropa. Namun harganya lumayan dramatis saat cadangan
mika yang besar ditemukan dan ditambang di Afrika serta Amerika Selatan pada awal 1800an. Lempengan mika terbesar yang pernah ditambang berasal dari sebuah tambang di
Denholm, Quebec, Kanada.[2]
Kikisan dan lempengan tipis (serpihan) mika diproduksi di banyak tempat. Mika serpihan
berasal dari beberapa sumber: batu metamorf bernama sekis sebagai sebuah produk
sampingan dari pengolahan sumber feldspar dan kaolin, dari endapan letakan, dan dari
pegmatit. Deposit mika lempengan lebih sedikit daripada mika serpihan dan kikisan. Mika
lempengan kadang-kadang didapatkan dari penambangan mika kikisan dan serpihan. Sumber
mika lempengan yang terpenting adalah cadangan pegmatit.
Sifat dan Kegunaan

Karena memiliki kuat dielektrik yang tinggi dan stabilitas kimiawi yang sempurna, mika
sering dijadikan bahan pembuatan kondensator untuk penerapan frekuensi radio. Selain

digunakan sebagai insulator dalam alat listrik tegangan tinggi, mika yang juga merupakan
bias ganda biasanya digunakan untuk membuat lempeng gelombang paruh.
Karena tahan panas, mikalah yang digunakan (bukannya kaca) dalam berbagai jendela untuk
kompor dan pemanas minyak tanah. Mika juga dipakai untuk memisahkan konduktor listrik
dalam kabel yang dirancang untuk memiliki sebuah tingkat tahan api agar menyediakan
integritas sirkuit. Idenya adalah mencegah bersatunya konduktor yang terbuat dari logam agar
tidak terjadi korsleting sehingga kable tetap operasional saat kebakaran terjadi, ini penting
untuk berbagai aplikasi seperti penerangan darurat.
Ilit atau mika lempung memiliki kapasitas tukar kation untuk lempung 2:1. Ion-ion K+ di
antara lapisan-lapisan mika mencegah pembengkakan dengan menghalangi molekul air.
Karena bisa ditekan menjadi film (saput) tipis, mika sering digunakan pada tabung GeigerMuller untuk mendeteksi penetrasi rendahnya partikel Alfa.
Aventurin merupakan salah satu variasi kuarsa dengan inklusi mika yang digunakan sebagai
sebuah batu permata.
Pelat mika hasil kempaan sering digunakan sebagai pengganti kaca dalam rumah kaca.
Beberapa merk pasta gigi menyertakan mika putih serbuk yang berfungsi sebagai sebuah
ampelas (abrasi) yang ringan untuk membantu pemolesan permukaan gigi, serta
menambahkan keindahan bersifat kosmetik ke pasta gigi yang tampak lebih berkilauan.
Gemerlap dari mika digunakan pula dalam riasan, karena membuat kulit tampak berseriseri dengan jernih atau menolong menyamarkan ketidaksempurnaan.
Pelat mika digunakan pula untuk menyediakan struktur bagi kawat pemanas (seperti Kanthal,
Nikrom, dll.) dalam unsur pemanasan dan bertahan sampai 900 C (1,650 F). [3] [4] [5]
Penggunaan mika yang lain adalah sebagai substrat dalam produksi permukaan saput tipis
yang ultra flat (seperti permukaan emas). Meski permukaan saput terendapkan masih kasar
dikarenakan kinetik endap, bagian belakangnya saput (film) pada antarmuka mika-film
menyediakan kedataran yang amat sangat (ultra flat), ketika saput dihilangkan dari substrat.
Mika muskovit merupakan substrat paling umum bagi penyiapan sampel untuk atomic force
microscope. Permukaan mika yang baru saja dibelah telah digunakan sebagai substrat
pencitraan yang bersih dalam atomic force microscope, sebagai misal membolehkan
pencitraan berbagai saput/lapisan bismut,[6] glikoprotein plasma,[7] membran sel,[8] dan
berbagai molekul asam deoksiribonukleat.[9]
Penyekat yang terbuat dari mika digunakan dalam elektronika untuk menyediakan penyekat
elektrik di antara sebuah komponen penghasil panas dengan heat sink (sungap bahang) yang
dipakai untuk mendinginkannya[10]. Kata yang sama kadang-kadang digunakan oleh para
teknisi sebagai istilah bagi karet atau getah sintetik (biasanya biru atau abu-abu) yang
digunakan untuk tujuan yang sama, tapi tidak terdiri dari mineral silikat.

Peran mika dalam kehidupan primitif

Helen Hansma, seorang ilmuwan peneliti yang berafiliasi dengan University of California,
mengemukakan bahwa sifat-sifat mika yang uniklah yang memungkinkan terbentuknya
kehidupan di dalam lautan berjuta-juta tahun yang lalu.[11] [12] Dalam atomic force microscope,
sampel biologis diletakkan di atas mika karena atom-atomnya yang datar. Bahkan molekul
asam deoksiribonukleat (DNA) lugas akan terlihat sebagai tepian (rabung) yang kecil. Saat
mengamati mika dengan menggunakan mikroskop, disarankan untuk menggunakan sedikit
alga serta bahan-bahan organik yang lain guna mengetahui apakah berbagai molekul
kehidupan awal bisa jadi berevolusi di dalam mika pada masa-masa sebelum evolusi
membran sel atau vesikel lipid. Mika menyediakan sebuah tempat yang beruang serta
berwaktu dan perlindungan dari lautan terbuka. Penelitian lebih jauh akan memberikan
sejumlah prediksi tambahan mengenai energi serta entropi untuk kehidupan. Mika merupakan
batu tuasejumlah bukti sel-sel kehidupan paling primitif ditemukan di Pulau Akilia,
Greenland, dimana biotit, sebuah common mica juga ditemukan. Ion-ion Kalium, yang
menyatukan pelat-pelat mika, yang dibutuhkan pula oleh sel. Sup primordial (yang juga
disebut sup purba atau sup prabiotik) berasam amino serta sejumlah balok bangunan
kehidupan yang sederhana mungkin telah terserap di antara pelat-pelat mika hidrofil. Wilayah
planar yang besar di antara pelat telah mengfasilitasi terbentuknya rantai molekul yang
panjang. Ruang negatif yang menyimpan ion potasium di mika terpisah sepanjang 0,5 nm,
sama halnya dengan asam amino di dalam protein. Sementara lempung juga menyediakan
penjarakan yang mendorong proses tersebut, tapi wilayah planarlah yang mendorong proses
tadi dengan lebih baik lagi. Pemuain serta pemendekan yang disebakan perubahan suhu dan
arus laut menyediakan daya mekanis yang menolong penyusunan kembali molekul serta
memicu pembentukan ikatan kimia.
Mika pada zaman kuno

Ukiran tangan yang terbuat dari mika dan berasal dari tradisi Hopewell

Manusia menggunakan mika sejak zaman prasejarah. Penggunakan mika paling awal
ditemukan dalam sejumlah lukisan gua dari zaman Paleolitik tua (40.000 SM sampai 10.000
SM). Warna pertama adalah merah (besi oksida, hematit, atau oker merah) dan hitam (dioksid
manggan, pyrolusite), kendati hitam dari juniper (sejenis semak) maupun zat arang pohon

cemara juga telah ditemukan saat itu. Terkadang putih dari kaolin (tanah liat) atau mika
digunakan.
Beberapa kilometer sebelah timur lautnya Ciudad de Mxico terdapat situs purba
Teotihuacan. Struktur Teotihuacan yang penampilannya paling menarik perhatian adalah
piramid matahari yang menjulang tinggi. Piramid itu berisikan banyak sekali mika dari
tambang lokal dalam lapisan-lapisan yang tebalnya sampai 30 cm.[13]
Selama berabad-abad, bubuk halus dari mika digunakan untuk berbagai tujuan, termasuk
untuk dekorasi. Gulal dan Abeer berwarna yang digunakan penganut Agama Hindu di India
Utara dalam festival holi mengandung kristal-kristal kecil yang halus dari mika. Istana
Padmanabhapuran di Thiruvananthapuram, India, memiliki jendela-jendela mika berwarna.
Rujukan
1. ^ Deer, W. A., R. A. Howie and J. Zussman (1966) An Introduction to the
Rock Forming Minerals, Longman, ISBN 0-582-44210-9
2. ^ "Denholm" (dalam French). MRC de La Valle-de-la-Gatineau. Diakses
tanggal 2008-08-27.
3. ^ "Precision Pressed Products". 071103 precisionv-1mica.com
4. ^ "S & J Trading Inc : Mica Products". 071103 sjmica.com
5. ^ "Mica Products". 071103 indiamart.com
6. ^ Weisenhorn, A. L.; et al. (1991). "Atomically resolved images of bismuth
films on mica with an atomic force microscope". Journal of Vacuum
Science & Technology, B: Microelectronics and Nanometer Structures 9 (2):
13331335. doi:10.1116/1.585190.
7. ^ Marchant, Roger E.; Lea, A. Scott; Andrade, Joseph D.; Bockenstedt,
Paula (1992). Journal of Colloid and Interface Science 148 (1): 261272.
doi:10.1016/0021-9797(92)90135-9.
8. ^ Singh, Seema; Keller, David J. (1991). "Atomic force microscopy of
supported planar membrane bilayers". Biophysical Journal 60 (6): 1401
1410. PMC 1260200.
9. ^ Thundat, T.; Allison, D. P.; Warmack, R. J.; Brown, G. M.; Jacobson, K. B.;
Schrick, J. J.; Ferrell, T. L. Scanning Microscopy (1992), 6(4), 911-18
10.^ See pictures and use on [1] [2] [3] [4]
11.^ Life On Earth May Have Originated As The Organic Filling In A Multilayer
Sandwich Of Mica Sheets
12.^ NPR: Life on Earth May Have Begun In Between Rocks

13.^ Fagan, Garrett G. (2006). Archaeological Fantasies: How


Pseudoarchaeology Misrepresents the Past and Misleads the Public. New
York: Routledge. pp. p. 102. ISBN 0415305934.

Sekis
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Artikel ini perlu diwikifikasi agar memenuhi standar kualitas
Wikipedia. Anda dapat memberikan bantuan berupa penambahan
pranala dalam, atau dengan merapikan tata letak dari artikel ini. Tulisan
yang tidak dirapikan dalam jangka waktu yang ditentukan akan dihapus
sewaktu-waktu oleh Pengurus.
Untuk keterangan lebih lanjut, klik [tampilkan] di bagian kanan.
[tampilkan]

Sekis (bahasa Inggris: schist) adalah typical dari jenis batuan metamorf, batuan ini terbentuk
pada saat batuan sediment atau batuan beku yang terpendam pada tempat yang dalam
mengalami tekanan dan temperatur yang tinggi. Hampir dari semua jejak jejak asli batuan
( termasuk kandungan fosil) dan bentuk bentuk struktur lapisan ( seperti layering dan ripple
marks) menjadi hilang akibat dari mineral-mineral mengalami proses migrasi dan
rekristalisasi. Pada batuan ini terbentuk goresan goresan yang tersusun dari mineral mineral
seperti hornblende yang tidak terdapat pada batuan batuan sediment.

Pada batuan gneiss, kurang dari 50 persen dari mineral mempunyai bentuk penjajaran yang
tipis dan terlipat pada lapisan-lapisan. Kita dapat melihat bahwasannya tidak seperti pada
batuan sekis yang mempunyai pensejajaran mineral yang sangat kuat, batuan gneiss tidak
retak atau hancur sepanjang bidang dari pensejajaran mineral tersebut, dan terbentuk urat-urat
yang tebal yang terdiri dari butiran-butiran mineral di dalam batuan tersebut, hal ini tidak
seperti kebanyakan bentuk bentuk perlapisan yang terdapat pada batuan sekis. Dengan proses
metamorfosa lebih lanjut batuan gneiss dapat berubah menjadi magmatite dan akhirnya
terkristalisasi secara total menjadi batuan granit.
Meskipun batuan ini terubah secara alamiah, gneiss dapat mengekalkan bukti terjadinya
proses geokimia di dalam sejarah pembentukannya, khususnya pada mineral mineral seperti
zircon yang bertolak belakang dengan proses metamorfosa itu sendiri. Batuan batuan keras
yang berumur tua seperti pada batuan gneiss yang berasal dari bagian barat Greenland, Isotop
atom karbon dari batuan tersebut menunjukkan bahwasannya ada kehidupan pada masa
batuan tersebut terbentuk, yaitu sekitar 4 millyar tahun yang lalu.

Deskripsi Batuan Metamorf Sekis


Add Comment
tugas
Saturday, March 21, 2015

Warna batuan: Hijau


Struktur

: Foliasi, Schistositic

Tekstur

Ketahanan Metamorfosa : Kristaloblastik


Ukuran butir

: Fanerik

Bentuk Kristal

: Euhedral

Komposisi

: Klorit, Kuarsa

Deskripsi Komposisi :

Klorit berwarna hijau dengan kilap kaca, karena kilap yang dimiliki mineral ini
sama dengan kilap yang dimliki oleh kaca, mineral ini dapat digores dengan kaca
dan cerat mineral ini berwarna putih. Mineral ini tersebar secara merata pada
bataun dan merupakan mineral utama penyusun batuan kelimpahannya sekitar

80%.
Kuarsa berwarna putih dengan kilap kaca dan kekerasannya tujuh transparansi
mineral transparan dan ceratnya berwarna putih. Mineral ini terletah diantara
laminasi-laminasi klorit dengan bentuk yang prismatic. Kelimpahan mineral ini
pada batuan sekitar 18%.

Petrogenesa :
Berdasarkan komposisi utama penyusun bautannya yang klorit dapat diketahui
bahwa mineral ini terbentuk dari batuan beku basa ataupun ultra basa yang
mengalami metamorfisme, dengan pengaruh yang dominan adalah pengaruh
tekanan. Klorit sendiri merupakan mineral ubahan dari olivine ataupun piroksen,
mineral ini sangat melimpah pada batuan beku basa ataupun ultra basa.
Tekanan

mengakibatkan

penjajaran-penjajaran

mineral

pipih

dan

mineral

prismatic. Diperkirakan batuan ini terbentuk karena metamorfosa regional pada


zona penunjaman lempeng, karena metamorfisme pada daerah ini memiliki
pengaruh tekanan yang tinggi.
Gambar Batuan :

Batu Phyllite / Melihan Foliated

Phyllite adalah jenis batuan metamorf foliated terutama terdiri dari kuarsa, serisit
mika, dan klorit; batu itu merupakan gradasi dalam derajat metamorfosis antara batu

tulis dan sekis mika. Menit kristal grafit, serisit, klorit atau memberikan kemilau, halus
kadang-kadang emas pada permukaan belahan dada (atau schistosity). Phyllite terbentuk
dari metamorfosis lanjutan dari batu tulis.
Para protolith (atau batuan induk) untuk phyllite merupakan serpih atau pelite. Mineral
penyusunnya plat lebih besar daripada yang di batu tulis tetapi tidak terlihat dengan
mata telanjang. Phyllites dikatakan memiliki "tekstur phyllitic" dan biasanya
diklasifikasikan sebagai memiliki nilai rendah dalam fasies metamorf regional.
Phyllite memiliki fissility baik (kecenderungan untuk membagi ke dalam lembar) dan akan
membentuk bawah rendah kondisi metamorf kelas. Phyllites biasanya hitam ke abu-abu
kehijauan atau abu-abu terang. Foliation ini biasanya berkerut atau bergelombang dalam
penampilan.

BATUAN FILIT (Metamorf)


Posted on February 23, 2011 | Leave a comment

Seperti yang sudah dijelaskan pada tulisan litosfer, dapat di jelaskan bahawa batuan
metamorf adalah batuan yang terbentuk dari batuan sebelumnya dan mengalami perubahan
karena kenaikan temperature dan tekanan. Perubahan ini menghasilkan sifat yang berbeda
dengan batuan asalnya. Ciri umum yang dimiliki batuan ini adalah keras, padat, dan
berfoliasi.
Terdapat beberapa batuan metamorf berdasarkan sifat fisisnya, diataranya adalah jenis bataun
metamorf filit (phyllite).

Gambar
batuan filit

Dibawah ini tabel karakteristik batuan Filit :


Nama Batuan

Filit

Jenis Batuan

Metamorf

Warna

Hitam, Abu-abu

Tekstur

Lepidoblastik (Terdiri dari mineral mineral yang


tabular).

Struktur

Filitik (Terlihat rekristalisasi yang lebih kasar dari


slaty cleavage, sudah mulai terjadi pemisahan
mineral granular (segregasi) tetapi belum
sempurna, lebih kilap daripada batu sabak.)\

Komposisi Mineral

Pipih (30%)

Deskripsi Komposisi

Pada batu filit terdapat mineral pipih yang sangat


luas

Kegunaan

Untuk dinding, mebel, lantai

Keberadaan

Bukit Sipako. Karangsambung, Kab.Kebumen.


Jawa Tengah.

Filit
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Filit

Kenampakan mikroskop pada sayatan tipis filit ( dengan mikroskop polarisasi)


Halaman ini belum atau baru diterjemahkan sebagian dari bahasa Inggris.
Bantulah Wikipedia untuk melanjutkannya. Lihat panduan penerjemahan Wikipedia.

Filit adalah tipe batuan metamorf berfoliasi yang terbuat dari batusabak yang
termetamorfosis lebih jauh dan menyebabkan mika putih berbutir sangat halus menjadi
memiliki orientasi tertentu.[1] Filit memiliki komposisi utama berupa kuarsa, serisit mika, dan
klorit.[2]
Filit terdiri dari lapisan-lapisan mika berbutir halus yang memiliki orientasi tertentu, sedang
batusabak terdiri dari lapisan - lapisan lempung yang sangat halus dengan orientasi tertentu,
dan sekis mempunyai lapisan lapisan yang tebal dengan orientasi tetentu.[1] Batuan - batuan
berfoliasi tersebut menggambarkan gradasi dalam derajat metamorfisme dimulai dari
batusabak hingga sekis.[citation needed]

References
1.
2.

^ a b Stephen Marshak Essentials of Geology, 3rd ed.


^ Mottana, Annibale, Rodolfo Crespi and Giuseppe Liborio (1978) Simon &
Schuster's Guide to Rocks and Minerals.
Artikel bertopik geologi ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia
dengan mengembangkannya.

Marmer (Marble) adalah batuan metamorf terdiri dari mineral karbonat yang mengkristal
kebanyakan kalsit dan dolomit. ahli geologi menggunkan kata marmer untuk merujuk pada batuan
kapur bermetamorfosis. namun tukang batu menggunakan istilah yang lebih luas. Marmer
umumnya digunakan sebagai bahan bangunan dan kerajinan seperti patung, prasasti dan lain
sebagainya.
Secara Bahasa kata Marmer berasal dari bahasa yunani yaitu Marmaron dari asal kata marmaros,
batu bersinar, batu kristal, mungkin kata kerja marmairo, berkilau atau bersinar. ini juga
merupakan dasar untuk kata marmer dalam bahasa inggris marmoreal yang berarti seperti
marmer.

Ciri ciri batu marmer utama: campuran warna yang berbeda-beda, dapat mempunyai pita-pita
warna, kristal-kristalnya sedang sampai kasar, bila di tetesi asam mengeluarkan bunyi mendesis.
Cara terbentuknya : terjadi bila batu kapur mengalami perubahan suhu dan tekanan tinggi.
Berdasarkan ciri fisik marmer adalah batuan yang dihasilkan dari metamorphosis batuan karbobat
sedimen, paling sering kapur dolomit atau rock. metamorfosis menyebabkan rekristalisasi dari
butiran karbonat asli. Batu marmer yang dihasilkan biasanya terdiri dari sebuah mosaik kristal
karbonat. Tekstur sedimen primer dan struktur batuan karbonat asli (protolith) yang biasanya
sudah diubah atau dihancurkan.
Marmer putih yang murni adalah hasil dari metamorfosis dari (silikat) dangat murni batu kapur
atau dolomit protolith. Karakteristik dan vena banyak jenisnya dan motifnya karena marmer
terkena kotoran berbagai mineral seperti tanah liat, pasir, oksida besi dan rijang yang pada
awalnya hadir sebagai butir atau lapisan dalam batu kapur.
Warna hijau pada batuan marmer itu sering di sebabkan oleh serpentin yang di hasilkan dari batu
kapur dan magnesium awalnya tinggi atau dolostone dengan kotoran silika. kotoran ini telah di
mobilisasidan rekrsitalisasi oleh tekanan intens dan panas metamorfisme tersebut.
Marmer biasanya di gunakan sebagai kerajinan seperti prasasti marmer dan patung marmer.
Marmer Putih telah digunakan dalam patung berharga sejak jaman klasik. Preferensi ini harus
digunakan dengan kelembutan, isotopi relatif dan homogenitas, dan resistensi relatif terhadap
penghancuran. Juga indeks bias rendah kalsit memungkinkan cahaya untuk menembus beberapa
milimiter kebatu sebelum tersebar keluar, sehingga tampilan dari karakteristik lilin memberi
hidup dari patung marmer yang dibuat. selain itu marmer juga digunakan sebagai bahan dalam
konstruksi bangunan baik interior maupun ekstrior seperti lantai, dinding dan lain-lain.
batu breksi, batu obsidian, manfaat batu obsidian, batu breksi adalah, pengertian marmer,
pemanfaatan marmer, pengertian batu sabak, manfaat batu opsidian, penjelasan batu obsidian,
jenis marmer, pengertian batu granit, rumus kimia marmer, karakteristik marmer, berat jenis
marmer, ciri ciri batuan marmer, batu berbentuk tiang sebagai tugu peringatan, fungsi marmer,
jenis-jenis marmer, batu jamur adalah, warna batu marmer, gambar batu marmer, berat jenis batu
marmer, jenis batu dan penjelasannya, apa yang dimaksud dengan batu konglomerat, jenis batu
akik

Ciri Ciri Batu Marmer


batu breksi, batu obsidian, manfaat batu obsidian, batu breksi adalah, pengertian marmer,
pemanfaatan marmer, pengertian batu sabak, manfaat batu opsidian, penjelasan batu obsidian,
jenis marmer, pengertian batu granit, rumus kimia marmer, karakteristik marmer, berat jenis
marmer, ciri ciri batuan marmer, batu berbentuk tiang sebagai tugu peringatan, fungsi marmer,
jenis-jenis marmer, batu jamur adalah, warna batu marmer, gambar batu marmer, berat jenis batu
marmer, jenis batu dan penjelasannya, apa yang dimaksud dengan batu konglomerat, jenis batu
akik
dibawah ini sebagian dari contoh gambar marmer

Marmer
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Marmer adalah batuan kristalin kasar yang berasal dari Batu kapur atau dolomit. Marmer
yang murni berwarna putih dan terutama disusun oleh mineral kalsit.
Kegunaan

Kegunaan Batu Marmer dapat digunakan di rumah untuk perabotan, komponen


komponen bangunan seperti lantai, meja, kamar mandi, jendela. Selain itu
Marmer juga dapat digunakan untuk bahan baku pembuatan Piala , Patung,
prasasti , papan nama ,vandel dll.

Batuan Marmer : Pengertian, Ciri-ciri,


Jenis, dan Manfaat
Advertisement

Sebagai satu- satunya planet di tata surya yang dapat dihuni oleh manusia, Bumi tersusun atas
berbagai macam bahan penyusun. Salah satu diantara bahan penyusun yang menyusun planet
bumi adalah jenis jenis batuan penyusun lapisan Bumi. Ya, batuan ini dapat dengan mudah
kita temukan di bumi. Hal ini karena batuan adalah salah satu unsur yang menyusun bumi
yang mengalami proses terjadinya siklus batuan.
Batuan di Bumi ada banyak sekali jenisnya. Secara umum, batuan di bumi dibedakan menjadi
tiga macam, yakni batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf atau malihan. Ketiga
jenis batuan ini kemudian terdiri dari beberapa batuan lain lagi.
Pengertian batuan marmer
Salah satu jenis batuan yang ada di Bumi adalah batu marmer. Batuan marmer ini merupakan
salah satu jenis batuan metamorf atau malihan, dimana proses terbentuknya batu marmer ini
karena diakibatkan oleh proses metamorfosis batu kapur atau batu gamping. Batu marmer
seringkali kita temukan sebagai batu yang menghiasi rumah, sebagai batu yang digunakan
untuk lantai, dinding, bahkan furniture seperti meja, bangku, dan lain sebagainya.
Alasan mengapa batu marmer ini seringkali dipilih sebagai batu penghias rumah adalah
karena batu ini mempunyai tampilan yang sangat indah. Marmer mempunyai corak atau pola
tertenu dan mempunyai beragam warna yang mengombinasinya, hal inilah yang membuat
marmer indah dan cocok digunakan sebagai bahan untuk dekorasi bagunan. Selain itu juga
karena batu marmer mempunyai sifat yang tanah lama dan juga mudah dipahat. Pada
kesempatan kali ini kita akan membahas lebih banyak mengenai batu marmer. Artikel ini
akan menjelaskan mengenai berbagai macam informasi mengenai batu marmer.

Ciri- ciri Batu Marmer


Sebagai salah satu jenis batu alam, dan salah satu jenis batuan metamorf atau malihan, batu
marmer ini mempunyai ciri khusus yang membedakannya dengan jenis batu lain. Beberapa
jenis dari batu marmer adalah sebagai berikut:
1. Mempunyai struktur batu yang kompak.

2. Gugusan kristal yang ada di batu marmer relatif sama dengan tekstur halur sampai
yang agak kasar.
3. Pada umumnya marmer tersusun atas mineral kalsit dengan mineral minor lainnya
seperti mika, klhorit, kuarsa, dan jenis silikat lainnya seperti graphit, hematit, dan juga
limorit.
4. Mempunyai nilai komersil atau ekonomi yang bergantung pada warna dan tekstur
batu tersebut.
5. Terpengaruh oleh porositas, kekuatan regangan, dan kekuatan terhadap cuaca.
Itulah beberapa ciri yang melekat pada batu marmer yang akan membedakannya dengan jenis
batuan yang lainnya.
Baca juga: ciri-ciri air tanah yang baik, ciri- ciri air tanah yang tercemar

Jenis- jenis Batuan Marmer


Sebagai salah satu jenis batuan alam dan sebagai salah satu jenis batuan malihan atau
metamorf, batu marmer ini mempunyai beberapa jenis. Jenis dari batu marmer ini biasanya
dibedakan berdasarkan warna, tekstur, dan juga komposisi mineral yang menyusun batuan
tersebut. Jenis- jenis dari batuan marmer antara lain sebagai berikut:

Statuary marble, yakni jenis batuan marmer yang putih bersih dan mempunyai
teksture yang bagus.

Architectural marble, yakni batuan marmer yang mempunyai warna teksur, mutu, dan
kekuatan yang bagus.

Ornamental marble, yakni batuan marmer yang memiliki warna yang indah.

Onix marble, yakni batuan marmer yang yang jernih dan terdiri dari materal- material
organik dan juga kalsit.

Cipolin marble, yakni batuan marmer yang banyak mengandung mika dan juga talk.

Ruin marble, merupakan batuan marmer yang bertekstur hakus dan juga kristal yang
tidak teratur.

Breccia marble, merupakan batuan marmer yang mempunyai tekstur asar dan juga
paesegi.

Shell marble, merupakan batuan marmer yang terdiri dari fosil- fosil.

Carrara marble, yakni batu marmer yang mempunyai warna putih murni. Batu jenis
ini seringkali digunakan oleh bangsa Yunani dan Romawi sebagai bahan dasar
pembuatan patung dan juga air mancur.

Limestone, yakni marmer yang yang memiliki warna begie atau coklat. Batu marmer
ini bisa ditemukan dari danau ataupun bekas danau.

Breksi, yakni batu marmer yang terbentuk karena adanya bekas longsoran tanah.

Marmer budidaya, adalah marmer yang dibuat oleh manusia, yakni kombinasi antara
debu marmer dan juga semen.

Marmer hijau, yakni batuan pertama yang hanya sekedar terlihat seperti mamrmer
namun bukan marmer asli.

Itulah jenis- jenis dari batu marmer yang mana jenis- jenis tersebut disandarkan pada warna
dan juga tekstur batuan itu sendiri.
Proses Terbentuknya Batu Marmer
Batu marmer ini adalah batu yang dihasilkan dari proses metamorfosa batuan kapur atau
gamping selama kurun waktu yang lama. Untuk mengetahui lebih lengkap mengenai ciri- ciri
batu ini, bisa dibaca di proses terjadinya marmer.

Manfaat Batuan Marmer


Sebagai salah satu jenis batuan yang banyak diminatil oleh orang- orang, marmer ternyata
mempunyai banyak manfaat. Marmer yang mempunyai visualisasi indah ini sering digunakan
untuk berbagai keperluan manusia. Berkut ini akan dijelaskan mengenai manfaat yang
diperoleh manusia dari batu marmer. Atau bisa juga dikatakan sebagai penggunaan batuan
marmer oleh manusia, yakni sebagai berikut:
1. Penghias rumah
Fungsi yang paling sering diambil manusia dari batu marmer adalah menjadikannya sebagai
bahan penghias rumah. Struktur batuan ,marmer yang indah dengan pola- pola tertentu dan
juga perzampuran berbagai warna ini tampak cocok sekali apabila batu maremer dijadikan
bahan penghias rumah. Penghias rumah dari bahan batu marmer ini dilakukan dengan
menjadikan marmer ini sebagai bahan utama konstruksi bangunan paling luar di rumah kita.
misalnya, bagian lantai, tangga, veneer atau dinding. Dengan demikian rumah kita akan
mempunyai dekorasi yang indah dengan full batu marmer sebagai penyusunnya. Batu
marmer apabila dijadikan bahan konstruksi atau penghias rumah maka akan menjadikan
rumah tersebut tampak mewah dan eksklusif. Banyak orang yang sengaja menjadikan
marmer sebagi hiasan rumah mereka. Setidaknya ditemukan beberapa alasan mengapa batu
marmer ini dipilih sebagai bahan penghias rumah. Alasan- alan tersebut antara lain:

Marmer merupakan jenis batu alam yang tanah lama

Batuan marmer ini mudah ubtuk dibersihkan

Mempunyai penampilan yang menakjubkan

2. Sebagai bahan dasar pembuatan berbagai macam furniture


sponsored links

Banyak sekali jeis furniture yang dibutuhkan oleh manusia. seiring dengan kemajuan zaman,
furniture- furniture ini dibuat dengan menggunakan berbagai macam bahan, tidak hanya
kayu, namun juga aneka batu alam. Salah satu jenis batu alam yang dipilih sebagai bahan
pembuatan furniture adalah batuan marmer. Batuan marmer ini sangat banyak digunakan
sebagai bahan pembuatan aneka macam furniture seperti meja, kiursi, jendela, guci, perapian,
dan juga bahan- bahan- bahan kerajinan lainnya.
Batu marmer ini dipilih sebagai bahan pembuat furniture karena mempunyai sifat yang lunak.
Batu marmer merupakan jenis batu alam yang yang dapat tembus cahaya, inilah yang
membuatnya mempunyai sifat lunak. Selain itu batuan marmer juga mempunyai manfaat
tinggi untuk menyerap cat. Batu marmer juga mempunyai teksutur yang lembut sehingga
mudah di pahat.
3. Sebagai bahan pembuat batu nisan
Batu nisan biasanya dibuat dari batu- batuan alam yang mempunyai corak keindahan khusus.
salah satu batu yang banyak digunakan adalah batu marmer. Seperti yang telah dijelaskan
sebalumbya bahwasannya batu mamer mempunyai tampilan yang menarik serta menawarkan
kemudahan yakni mudah dipahat. Hal- hal seperti itulah yang menjadikan batu marmer
dipilih sebagai salah satu batu untuk pembuatan batu nisan. Selain itu, alasan lainnya adalah
karena batu marmer ini bersifat tahan lama atau awet, dan tahan terhadap hujan.
4. Bahan dasar pembersi rumah
Selain digunakan untuk bahan keindahan atau hiasan, ternyeta batu marmer juga bisa
digunakan sebagai bahan dasar pembersih rumah. Batu marmer ini terdiri atas kalsit, yakni
semacam mineral dengan kekerasa Mosh tiga. Maka dari itulah batu marmer ini sering
digunakan sebgai bahan dasar dalam pembuatan cairan pembersih kamar mandi maupun
dapur. Karena batu marmer ini bersifat lembut, maka pembersig dari batu marmer ini tidak
menyebabkan goresan atau kerusakan lainnya.
5. Sebagai pupuk
Selain kotoran dan juga kompos, ternyata pupuk bisa juga dibuat dari bahan batu. Salah satu
yang digunakan adalah batu marmer ini. Batu marmer ketika dipanaskan maka akan
membuang kandungan karbondioksida yang terkandung dalam batu tersebut, sehingga yang
tersisa adalah kalsiumoksida atau zat kapur. Zat kapur ini bisa digunakan sebagai penguranh
keasaman pada tanah, maka dari itu bisa digunakan sebagai pupuk untuk lahan pertanian.
Untuk hasil yang lebih baik maka pemakaian pupuk batu marmer ini diterapkan bersamasama dengan jenis pupuk lainnya.
baca juga: cara menyuburkan tanah kering dan tandus
6. Untuk bahan pewarna

Marmer yang mempunyai warna putih ini seringkali digunakan sebagai penghasil produk
yang dikenal sebagai kapur sirih. Kapur sisrih ini merupakan serbuk putih yang digunakan
sebagai pigmen, brighteer, dan juga pengisis dalam cat, kertas, serta prosuk- produk lainnya.
7. Penetral asam
Batu marmer bisa juga dimanfaatkan sebagai penetral asam karena batu ini terdiri dari
kalsium karbonat. Hal tersebut membuat batu marmer menjadi jenis batuan yang sangat
efektif untuk menetralisir asam. Batu marmer yang mencapai kemurnian tinggi,maka akan
hancur manjadi bubuk. Bubuk yang berasal dari hancurnya batu marmer ini diproses
sedemikian rupa hingga siap digunakan sebagai penetral rasa asam. Kadar asam yang
seringkali dikurangi dengan menggunakan batu marmer ini adalah asam tanah, asam sungai,
asam dalam industri kimia, hingga asam dalam tubuh manusia.
Sponsors Link

8. Sumber kalsium tambahan untuk hewan ternak


Saat hewan ternak kita kekurangan kalsium, maka kita bisa mneggunakan batuan marmer
untuk menambah jumlah kalsium untuk hewan ternak kita tersebut. Hewan ternak yang
membutuhkan banyak kalsium ini antara lain adalah sapi dan ayam, terutama untuk
menghasilkan susu dan juga telur. Biasanya, pasokan atau tambahan kalsium ini diberikan
dengan cara dicampur ke dalam makanan. Bubuk dari batu marmer dapa digunakan sebagai
bahan pembuatan suplemen ini karena mengandung banyak kalsium dan juga mempunyai
tekstur yang lembut sehingga tidak melaukai gigi hewan ternak tersebut.
9. Sebagai alat terapi penyembuh penyakit tertentu
Batu marmer dapat bertindak sebagai dekongestan kuat yang digunakan untuk meredakan
pembengkakan dan juga melancarkan aliran darah dalam tubuh. Bahkan apabila dikombinasi
dengan batu- batu panas, batu maremer ini dapat mengurangi vasodilatasi dan juga
penyempitan organ tubuh yang pada akhirnya dapat menyebabkan menyebarnya nutrisi di
dalam tubuh. Caranya adalah dengan memotong dan memoles batu marmer menjadi berbagai
bentuk dan juga ukuran sesuai dengan yang dibutuhkan. Apabila nutrisi sudah menyebar ke
dalam tubuh, maka beberapa penyakit yang menyerang jaringan tubuh akan sembuh, seperti
peradangan pada luka akut, meredakan sakit akibat penyumbatan daerah sinus, mengurangi
lingkaran bengkak dan gelap pada mata.
Itulah beberapa manfaat yang dihasilkan oleh batu marmer yang bisa dirasakan oleh
manusia.Sebagai salah satu batu alam, batu marmer memang mempunyai berbagai manfaat
bagi kehidupan manusia.

Batu Marmer Dan Keistimewaannya Abdi Maulana July 3, 2015 Ilmu Batuan 0 Comments
806 Views Batu Marmer pada umumnya tersusun atas beberapa mineral kalsit atau biasa
disebut dengan kalsium karbonat atau CaCO3 dan juga beberapa kandungan mineral minor
yang lainnya antara lain seperti kuarsa, klorit, tremolit, mika dan silikat lainnya antara lain
seperti hematite, graphit dan limonit. Nilai komersil dari batu jenis marmer sangat bergantung
terhadap tekstur dan warna. Batu jenis marmer yang dinilai memiliki kualitas yang sangat
tinggi adalah jenis marmer yang fisiknya berwarna putih jernih, hal tersebut disebabkan
adanya kandungan kalsit yang lebih dari 90%. Batu Marmer yang memiliki warna abu-abu
biasanya dihasilkan dari adanya kandungan grapit dalam batuan tersebut, sedangkan batu
jenis marmer yang memiliki warna pink dan warna merah biasanya diakibatkan karena
kandungan hematite di dalam batuan tersebut, sedangkan yang memiliki warna kuning dan
yang berwarna krem biasanya dipengaruhi karena adanya kandungan limonit di dalam batuan
tersebut. Batuan jenis marmer ini jika dilihat berdasarkan besar butirannya batu jenis marmer
biasanya mempunyai tekstur dari halus dan yang berstektur kasar. Goa The Marble Caves of
Patagonia, Chile 728 x 485 102 kB.jpeg, Goa The Marble Caves of Patagonia, Chile Batu
Marmer untuk dinding kamar mandi mewah 1280 x 800 100 kB.jpeg, Batu Marmer untuk
dinding kamar mandi mewah Aneka kerajinan dari batu marmer 640 x 480 95.4 kB.jpeg,
Aneka kerajinan dari batu marmer Penambangan marmer Indonesia 453 x 300 91.9
kB.jpeg, Penambangan marmer Indonesia, batu marmer yang merupakan salah satu batu
penghias rumah anda Sifat lain yang juga berpengaruh terhadap mutu dan kualitas dari batu
Marmer ini adalah karena porositas, dan juga kekuatan regangan serta ketahanan batuan
tersebut terhadap segala pengaruh suhu maupun cuaca. Marmer merupakan hasil dari bahan
galian yang memang sudah sangat lama dikenal masyarakat luas, marmer bahkan sangat
menarik perhatian yang akhirnya menimbulkan sensasi dan pencarian saat marmer dengan
keistimewaan dapat tembus cahaya diketemukan, marmer tersebut mempunyai harga
penawaran yang sangat menggiurkan, walaupun beritanya hanya dari orang per orang serta
diliputi banyak misteri dan segala hal mistik lainnya. Proses pembentukan batu Marmer Batu
Marmer juga biasa dikenal pula dengan sebutan lain batu pualam. Batu ini merupakan batuan
hasil dari proses malihan atau metamorfosis dari batuan asalnya yang berupa dolomite atau
batu kapur. Pengaruh temperatur serta tekanan yang dihasilkan dari gaya endogen akan
menyebabkan terjadinya proses kristalisasi ulang pada batuan ini dan membentuk bermacam
foliasi ataupun non foliasi. Dan akibat dari rekristalisasi tersebut maka akan menghilangkan
struktur asli batuan tersebut, hingga akhirnya membentuk sebuah tekstur baru serta
keteraturan butir. Pembentukan jenis mineral ini di Indonesia sendiri sudah ditemukan sejak
sekitar 30 60 juta tahun yang silam. Batu Marmer keberadaannya akan selalu berasosiasi
terhadap batu gamping. Karena setiap ada batuan marmer maka bisa dipastikan juga akan ada
batu gamping, akan tetapi tidak selalu jika ada batu gamping pasti ada batu marmer. Karena
keberadaan dari marmer sendiri berhubungan dengan sebuah proses dari gaya endogen yang
selalu mempengaruhinya baik itu berupa tekanan atau bisa juga perubahan dari temperatur
yang sangat tinggi. Di Indonesia sendiri penyebaran dari marmer tersebut sangat banyak.
Untuk mengetahui akan besar kecilnya cadangan suatu kandungan batu Marmer biasanya
akan dilakukan suatu eksplorasi geofisika supaya diketahui baik itu penyebaran horizontal

ataupun vertikal, yang kemudian dibuat sebuah sumur uji serta pengeboran untuk dapat
mengetahui akan ketebalan lapisan tersebut. Dan untuk mengetahui akan kualitas marmer
pada suatu lokasi maka akan diambil sampel untuk diuji di laboratorium secara fisika maupun
kimia. Marmer untuk saat ini merupakan barang yang tergolong mewah, kecuali untuk
marmer dengan ukuran yang kecil sebagai souvenir. Batu pualam atau marmer yang
mengkilap umumnya dijadikan suatu ciri fisik dari kemewahan sebuah bangunan. Baca juga
artikel lainnya tentang Tips Penggunaan Batu Alam Untuk Dinding Rumah di
www.majalahbatu.com Deskripsi: Batu Marmer termasuk dalam barang yang mewah dan
masih dalam pangsa pasar yang terbatas, hanya kalangan menengah dan atas, kecuali untuk
souvenir yang kecil masih dapat dijangkau kalangan menengah ke bawah.
http://www.majalahbatu.com/
http://www.majalahbatu.com/2015/07/batu-marmer.html
Ilmu Kebumian

Gneis
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Artikel ini perlu diwikifikasi agar memenuhi standar kualitas
Wikipedia. Anda dapat memberikan bantuan berupa penambahan
pranala dalam, atau dengan merapikan tata letak dari artikel ini. Tulisan
yang tidak dirapikan dalam jangka waktu yang ditentukan akan dihapus
sewaktu-waktu oleh Pengurus.
Untuk keterangan lebih lanjut, klik [tampilkan] di bagian kanan.
[tampilkan]

Gneiss adalah typical dari jenis batuan metamorf, batuan ini terbentuk pada saat batuan
sedimen atau batuan beku yang terpendam pada tempat yang dalam mengalami tekanan dan
temperatur yang tinggi. Hampir dari semua jejak jejak asli batuan ( termasuk kandungan
fosil) dan bentuk bentuk struktur lapisan ( seperti layering dan ripple marks) menjadi hilang
akibat dari mineral-mineral mengalami proses migrasi dan rekristalisasi. Pada batuan ini
terbentuk goresan goresan yang tersusun dari mineral mineral seperti hornblende yang tidak
terdapat pada batuan batuan sediment.
Pada batuan gneiss, kurang dari 50 persen dari mineral mineral menjadi mempunyai bentuk
bentuk penjajaran yang tipis dan terlipat pada lapisan-lapisan. Kita dapat melihat
bahwasannya tidak seperti pada batuan schist yang mempunyai pensejajaran mineral yang
sangat kuat, batuan gneiss tidak retak atau hancur sepanjang bidang dari pensejajaran mineral
tersebut, dan terbentuk urat-urat yang tebal yang terdiri dari butiran-butiran mineral di dalam
batuan tersebut, hal ini tidak seperti kebanyakan bentuk bentuk perlapisan yang terdapat pada
batuan schist. Dengan proses metamorfosa lebih lanjut batuan gneiss dapat berubah menjadi
magmatite dan akhirnya terkristalisasi secara total menjadi batuan granit.
Meskipun batuan ini terubah secara alamiah, gneiss dapat mengekalkan bukti terjadinya
proses geokimia di dalam sejarah pembentukannya, khususnya pada mineral mineral seperti
zircon yang bertolak belakang dengan proses metamorfosa itu sendiri. Batuan batuan keras
yang berumur tua seperti pada batuan gneiss yang berasal dari bagian barat Greenland, Isotop
atom karbon dari batuan tersebut menunjukkan bahwasannya ada kehidupan pada masa
batuan tersebut terbentuk , yaitu sekitar 4 millyar tahun yang lalu.

Pengertian, Tekstur, dan Proses Terbentuknya Batuan Genes (Gneiss)


Pengertian Batu Genes (Gneiss)
Batu Genes (Gneiss) adalah batuan metamorf berfoliasi yang terindikasi oleh
"bands" (garis-garis) dan lensa dari berbagai komposisi mineral. Band-band
dalam batuan ini biasanya mengandung mineral yang bertekstur granular, yang
memperlihatkan orientasi memanjang (penjajaran) dari mineral penyusunnya.
Penampilan dan tekstur seperti inilah yang menjadi penciri utama batuan genes.
Dengan kata lain, suatu batuan yang terdefinisi sebagai genes dilihat dari
teksturnya, bukan dari komposisi mineral penyusunnya.

Untuk informasi sesuai dengan nama batuan


silahkan lihat DISINI
Pencarian yang terkait dengan artikel ini : batuan genes, batu genes, gambar
batu genes, batu gneiss, batuan gneiss, batu gneis, batuan gneis. Proses
pembentukan batu genes, terjadinya batu genes, genesa batu genes, kegunaan
batu genes, manfaat batuan genes, fungsi batu genes, deskripsi batu genes.

Gambar batu genes (gneiss).

Proses Terbentuknya Batuan Genes (Gneiss)


Genes biasanya terbentuk oleh metamorfisme regional di batas lempeng
konvergen. Batuan ini merupakan salah satu jenis batuan metamorf berkualitas

tinggi dimana butiran mineral penyusunnya direkristalisasi oleh suhu dan


tekanan yang tinggi. Rekristalisasi ini meningkatkan ukuran butiran mineral yang
dipisahkan menjadi "bands" sebagai indikasi transformasi yang menghasilkan
batuan dan mineral yang lebih stabil dalam lingkungan pembentukannya.
Genes dapat terbentuk dalam beberapa cara. Terbentuknya genes yang paling
umum dimulai dengan batu serpih, yang merupakan batuan sedimen.
Metamorfosis regional dapat mengubah serpih (shale) menjadi batu sabak, lalu
filit (phyllite), kemudian sekis, dan akhirnya menjadi genes. Selama transformasi
ini, partikel lempung di serpih berubah menjadi mika dan tumbuh bertambah
besar (growthing). Akhirnya, lembaran mika mulai mengkristal menjadi mineral
bertekstur granular. Munculnya mineral bertekstur granular sebagai tanda proses
transisi
ke
genes.
Panas dan tekanan yang tinggi juga dapat membuat batu granit termetamorfosa
menjadi batuan dengan tekstur "banded" yang dikenal sebagai "granit genes".
Perubahan pada batu granit ini biasanya lebih kepada perubahan struktural
dibandingkan perubahan mineralogi. Granit genes juga dapat terbentuk melalui
metamorfosis batuan sedimen. Produk akhir dari metamorfosisnya adalah
batuan banded dengan komposisi mineralogi seperti granit.

Baca juga :

Macam-macam Definisi Granit Yang Wajib Dipahami Geologist

Tekstur dan Komposisi Batu Genes


Meskipun genes tidak dicirikan dari komposisinya, sebagian spesimen memiliki
bands butiran feldspar dan kuarsa dalam tekstur "interlocking". Band-band ini
biasanya dicirikan dengan selang-seling perubahan warna mineral yang gelap
dan terang dalam bentuk yang memanjang (orientasi/penjajaran mineral).
Orientasi mineral gelap kadang-kadang menunjukkan tekanan dari proses
metamorfosis yang dilewatinya.

Beberapa spesimen dari genes mengandung mineral khas karakteristik


lingkungan metamorf. Mineral ini antara lain adalah biotit, cordierite, sillimanite,
kyanite, staurolite, andalusite dan garnet. Batu genes kadang-kadang dinamai
berdasarkan komposisi mineral-mineral ini, contohnya "garnet genes",
"korundum genes", dan "biotit genes".

Kegunaan Batu Genes


Genes biasanya sulit pecah seperti kebanyakan batuan metamorf lainnya. Hal ini
memungkinkan genes dapat digunakan sebagai batu pecah pada konstruksi
jalan, pondasi bangunan, dan proyek-proyek lansekap. Beberapa jenis genes
dapat dibuat menjadi menjadi blok dan lempengan yang digunakan pada
berbagai bangunan, paving, dan pagar. Beberapa genes juga dapat dipoles dan

menghasilkan batuan arsitektur seperti ubin lantai, dinding, tapak tangga, kusen
jendela, countertops, dan batu nisan.

Pengertian, Tekstur, dan Proses Terbentuknya Batuan Genes (Gneiss)


Pengertian Batu Genes (Gneiss)
Batu Genes (Gneiss) adalah batuan metamorf berfoliasi yang terindikasi oleh
"bands" (garis-garis) dan lensa dari berbagai komposisi mineral. Band-band
dalam batuan ini biasanya mengandung mineral yang bertekstur granular, yang
memperlihatkan orientasi memanjang (penjajaran) dari mineral penyusunnya.
Penampilan dan tekstur seperti inilah yang menjadi penciri utama batuan genes.
Dengan kata lain, suatu batuan yang terdefinisi sebagai genes dilihat dari
teksturnya, bukan dari komposisi mineral penyusunnya.

Untuk informasi sesuai dengan nama batuan


silahkan lihat DISINI
Pencarian yang terkait dengan artikel ini : batuan genes, batu genes, gambar
batu genes, batu gneiss, batuan gneiss, batu gneis, batuan gneis. Proses
pembentukan batu genes, terjadinya batu genes, genesa batu genes, kegunaan
batu genes, manfaat batuan genes, fungsi batu genes, deskripsi batu genes.

Gambar batu genes (gneiss).

Proses Terbentuknya Batuan Genes (Gneiss)


Genes biasanya terbentuk oleh metamorfisme regional di batas lempeng
konvergen. Batuan ini merupakan salah satu jenis batuan metamorf berkualitas
tinggi dimana butiran mineral penyusunnya direkristalisasi oleh suhu dan

tekanan yang tinggi. Rekristalisasi ini meningkatkan ukuran butiran mineral yang
dipisahkan menjadi "bands" sebagai indikasi transformasi yang menghasilkan
batuan dan mineral yang lebih stabil dalam lingkungan pembentukannya.
Genes dapat terbentuk dalam beberapa cara. Terbentuknya genes yang paling
umum dimulai dengan batu serpih, yang merupakan batuan sedimen.
Metamorfosis regional dapat mengubah serpih (shale) menjadi batu sabak, lalu
filit (phyllite), kemudian sekis, dan akhirnya menjadi genes. Selama transformasi
ini, partikel lempung di serpih berubah menjadi mika dan tumbuh bertambah
besar (growthing). Akhirnya, lembaran mika mulai mengkristal menjadi mineral
bertekstur granular. Munculnya mineral bertekstur granular sebagai tanda proses
transisi
ke
genes.
Panas dan tekanan yang tinggi juga dapat membuat batu granit termetamorfosa
menjadi batuan dengan tekstur "banded" yang dikenal sebagai "granit genes".
Perubahan pada batu granit ini biasanya lebih kepada perubahan struktural
dibandingkan perubahan mineralogi. Granit genes juga dapat terbentuk melalui
metamorfosis batuan sedimen. Produk akhir dari metamorfosisnya adalah
batuan banded dengan komposisi mineralogi seperti granit.

Baca juga :

Macam-macam Definisi Granit Yang Wajib Dipahami Geologist

Tekstur dan Komposisi Batu Genes


Meskipun genes tidak dicirikan dari komposisinya, sebagian spesimen memiliki
bands butiran feldspar dan kuarsa dalam tekstur "interlocking". Band-band ini
biasanya dicirikan dengan selang-seling perubahan warna mineral yang gelap
dan terang dalam bentuk yang memanjang (orientasi/penjajaran mineral).
Orientasi mineral gelap kadang-kadang menunjukkan tekanan dari proses
metamorfosis yang dilewatinya.

Beberapa spesimen dari genes mengandung mineral khas karakteristik


lingkungan metamorf. Mineral ini antara lain adalah biotit, cordierite, sillimanite,
kyanite, staurolite, andalusite dan garnet. Batu genes kadang-kadang dinamai
berdasarkan komposisi mineral-mineral ini, contohnya "garnet genes",
"korundum genes", dan "biotit genes".

Kegunaan Batu Genes


Genes biasanya sulit pecah seperti kebanyakan batuan metamorf lainnya. Hal ini
memungkinkan genes dapat digunakan sebagai batu pecah pada konstruksi
jalan, pondasi bangunan, dan proyek-proyek lansekap. Beberapa jenis genes
dapat dibuat menjadi menjadi blok dan lempengan yang digunakan pada
berbagai bangunan, paving, dan pagar. Beberapa genes juga dapat dipoles dan
menghasilkan batuan arsitektur seperti ubin lantai, dinding, tapak tangga, kusen
jendela, countertops, dan batu nisan.

Anda mungkin juga menyukai