Anda di halaman 1dari 28

Proses di Litosfer

OLEH :

ANNISA TIARA LINANTI


CINDY DIAZ
DWITISSA NAVARIA
MENTARI M. LUBIS

KELAS IX.4 1
Pengertian Litosfer
 Litosfer adalah lapisan kerak bumi yang paling
atas yang terdiri dari batuan, umumnya lapisan
ini terjadi dari senyawa kimia yang kaya akan
SO2.
 Itulah sebabnya lapisan litosfer seringkali
dinamakan lapisan silikat.
 Menurut Klarke dan Washington, batuan atau
litosfer di permukaan bumi ini hampir 75%
terdiri dari silikon oksida dan aluminium oksida.

2
Proses Terjadinya Litosfer
 Berdasarkan proses terjadinya, batuan dapat dibagi menjadi tiga
bagian :
 (1) Batuan Beku
Ini dikarenakan magma mengalami pendinginan dan zat cair pijar
berangsur-angsur menjadi dingin dan beku :
(a) Batuan beku dalam (plutonik)
Hasil pembekuan magma di dalam litosfer, sehingga proses
pendinginannya sangat lambat.
Menghasilkan : batuan beku dengan kristal penuh yang besar-
besar (holokristalin).
(b) Batuan beku korok (porfirik)
Pembekuannya berlangsung lebih cepat karena magma telah
meresap diantara lapisan-lapisan litosfer.
(c) Batuan beku luar (episif)
Magma berubah menjadi larva yang meleleh, dan proses
pembekuan larva di permukaan bumi menjadi cepat.
Menghasilkan : lelehan batuan beku dengan kristal yang halus
bahkan ada yang tidak berkristal. 3
Proses Terjadinya Litosfer
 (2) Batuan Sedimen (Endapan)
 Berasal dari batuan beku yang telah tersingkap oleh tenaga dari
luar akan diangkut ke tempat lain dan di tempat baru itulah lalu
diendapkan.
a. Batuan sedimen pasirklitik
stalaktit dan stalakmit
b. Batuan sedimen kimiawi
c. lapisan humus dari hutan Batuan sedimen organik

4
Proses Terjadinya Litosfer
 (3) Batuan Malihan
 Terjadi karena adanya tekanan dan suhu yang tinggi
sehingga menempatkan dan meremukkan batuan yang
sudah ada sebelumnya, baik itu yang berupa batuan
beku atau batuan endapan.
 Dengan adanya berbagai proses pembentukan jenis-
jenis batuan di atas, akan menghasilkan material-
material yang bernilai ekonomis tinggi.

5
B. Bentuk Muka Bumi Akibat
Tenaga Endogen
 Tenaga endogen terdiri dari tiga bagian :
• Tektonisme
• Vulkanisme
• Gempa bumi

6
C. Gempa Bumi
 Gempa bumi adalah getaran yang dapat dirasakan di permukaan
bumi karena adanya gerakan, terutama yang berasal dari dalam
lapisan-lapisan bumi. Secara umum penyebab terjadinya gempa
bumi dapat dibedakan menjadi 3 yaitu :
 a. Gempa tektonis
Sebagian besar gempa bumi disebabkan oleh proses tektonik,
yaitu gerakan yang terjadi di dalam kulit bumi secara tiba-tiba,
baik berupa patahan maupun pergerakan.
 b. Gempa vulkanis
Gempa vulkanis adalah gempa yang disebabkan oleh adanya
letusan atau retakan yang terjadi di dalam struktur gunung berapi.
 c. Gempa runtuhan
Gempa runtuhan disebabkan oleh adanya longsoran massa
batuan, intensitas gempa runtuhan sangat kecil sehingga tidak
terasa pada jarak yang jauh. Gempa runtuhan disebut juga
dengan gempa terban.
7
Bagaimana batuan di
kelaskan ?
 Kerak bumi terdiri dari pada beraneka jenis batu-batuan.
 Tiap-tiap batu-batuan ini berbeda daripada yang lainnya, baik
tentang corak, bentuk rupa, warna, ketelusan air, cara terjadinya,
mau pun kekuatannya menahan kuasa gondolan.
 Bagi ahli-ahli geologi yang mengkaji kandungan dan
perkembangan bumi secara fizikal, pengetahuan tentang batu-
batan ini sangatlah penting.
 Begitulah juga bagi ahli-ahli Geografi. Mereka perlu mempunyai
pengetahuan asas tentang jenis jenis batu-batuan yang biasa
terdapat dan juga hubungannya dengan rupa bumi.
 Batu-batuan juga menjadi asas bagi tanah-tanah dan sedikit
sebanyaknya menentukan jenis jenis tumbuhan dan penggunaan
tanah-tanih di sesuatu kawasan.
 Oleh itu kita perlu mengetahui dan mengenal batu-batuan yang
terdapat di sekeliling kita.

8
Pengkelasan Batuan
 Pengkelasan ini dibuat dengan berdasarkan :
(a) kandungan mineral yaitu jenis-jenis mineral yang terdapat di
dalam batuan ini.
(b) tekstur batuan, yaitu size dan bentuk hablur-hablur mineral di
dalam batuan.
(c) struktur batuan, yaitu susunan hablur mineral di dalam batuan.
 Secara umum, batu-batuan boleh digolongkan kepada tiga
kumpulan yang besar iaitu:
(a) batuan igneus;
(b) batuan endapan;
(c) batuan metamorfosis.

9
Batuan Igneus
 Batuan igneus terjadi akibat daripada penyejukan dan pembekuan
magma dari dalam kerak bumi.
 Batu ini biasanya berbentuk hablur, tidak berlapis-lapis dan tidak
mengandungi fosil.
 Batu igneus boleh dikelaskan berdasarkan kandungan bahan-
bahan logam di dalamnya.
 Jikalau batuan ini mengandung lebih banyak silika maka batu itu
digolongkan sebagai batuan asid.
 Sebagai batuan granit, batuan igneus jenis asid ini tidaklah padat
dan lebih muda warnanya daripada batuan bes.
 Batuan bes pula lebih padat dan lebih hitam warnanya kerana
banyak mengandungi oksid bes, seperti besi, aluminium dan
magnesium.

10
Batuan Igneus
 Dari segi asal kejadiannya, batuan igneus boleh dikelaskan
kepada dua jenis iaitu :
 l. Batuan Igneus Plutonik atau Rejahan - Batu ini adalah batu
igneus yang terjadi di bahagian bawah kerak bumi. Penyejukan
dan pembekuan cecair ini berlaku secara perlahan-lahan. Oleh
kerana itu terjadilah hablur-hablur kasar yang mudah dikenal.
 Batu jalar dalam ini, umpamanya granit, diorit dan gabro terdedah
di permukaan bumi akibat daripada proses gondolan dan hakisan.
 2. Batu Gunung Berapi atau Terobosan - Batu gunung berapi
adalah batu cecair yang telah melimpah keluar dari gunung berapi
sebagai lava. Lava ini membeku dengan cepat di permukaan bumi
dan hablur yang dihasilkannya berbentuk halus.
Batu gunung berapi atau batu jalar luar yang biasa terdapat ialah
batu basol. Batu basol ini menghasilkan hanyutan lava, litupan
lava dan daratan tinggi lava. Setengah-setengah batu basol
membeku dengan cara yang luar biasa dan menghasilkan
menara-menara batu. Sebahagian daripada lava cair itu mungkin
mengalir keluar melalui rekahan-rekahan. Lava cair itu kemudian11
membeku dalam bentuk daik yang tegak dan sil yang datar.
Batuan Igneus
 Kebanyakan batu igneus keras lagi kukuh. Oleh karena
itulah batu igneus biasanya dipecahkan untuk
kegunaan membuat jalan raya, tugu-tugu peringatan
dan batu-batu nisan yang berukir.

12
Batuan Endapan
 Batu endapan terjadi daripada enapan yang terkumpul
di kawasan perairan. Kejadiannya memakan masa
yang panjang. Batuan ini dapat dibezakan daripada
batuan jenis lain oleh sifat-sifatnya yang berlapis-lapis.
Oleh sebab itu batuan ini disebut batu-batan berlapis.
Tebal lapisannya berbeza-beza dari beberapa
sentimeter hingga ke beberapa meter. Bentuknya
kasar atau berbiji-biji halus, mungkin juga lembut atau
keras. Bahan-bahan yang membentuk batuan enapan
ini mungkin telah diangkut oleh sungai-sungai, glasier,
angin atau binatang-binatang.

13
Batuan Endapan
 Batuan endapan tidak berhablur dan seringkali
mengandungi fosil-fosil binatang, tumbuh-
tumbuhan dan hidup-hidupan halus. Batuan
enapan inilah yang paling berbeza sekali cara
kejadiannya jika dibandingkan dengan batuan
lain, batuan enapan dapat dikelaskan
berdasarkan umurnya. Berbagai-bagai jenis
batu-batan yang terjadi dalam jangka waktu
yang sama telah dijeniskan ke dalam satu
golongan. Mengetahui sifat-sifat pelbagai jenis
batu-batan itu sangatlah penting.

14
Batu Endapan
 Batuan enapan boleh dikelaskan kepada tiga jenis utama dengan
berdasarkan kepada asal kejadiannya dan kandungannya iaitu :
 l. Batuan enapan yang terjadi secara mekanik - Batuan jenis ini
terjadi daripada pemaduan bahan-bahan yang terkumpul daripada
batuan yang lain. Batu pasir merupakan batuan enapan yang
paling banyak terdapat. Batuan ini terjadi daripada pasir dan
kadang-kadang serpihan batu kuarza. Susunan, kandungan dan
warnanya sangatlah berbeza-beza. Batu pasir banyak dipecahkan
di kuari-kuari untuk kegunaan membuat rumah atau membuat
batu penggiling. Batu pasir yang lebih besar dikenal sebagai grit.
Apabila batu-batu kelikir yang lebih besar berpadu dengan
kukuhnya sehingga menjadi batu besar, maka batuan itu disebut
konglomeret (sekiranya bulat) dan brekia (sekiranya bersegi-segi).
Batuan enapan yang lebih halus menjadi tanah liat yang banyak
digunakan untuk membuat bata, syil atau batu lodak. Pasir dan
batu kelikir mungkin terdapat dalam bentuk yang tidak berpadu.

15
Batuan Endapan
 2. Batuan enapan yang terjadi secara organik - Batu ini terjadi
daripada bangkai hidup-hidupan yang halus. Contohnya,
organisma seperti karang dan kerang yang telah reput dagingnya
akan meninggalkan kulit-kulit yang keras. Kebanyakan batu yang
terjadi secara ini terdiri daripada jenis kalkeria antaranya
termasuklah batu kapur dan kapur. Batu yang mengandungi
karbon juga terjadi secara organik. Batuan ini terjadi daripada
pemendapan tumbuh-tumbuhan yang telah reput seperti yang
terdapat di kawasan paya dan hutan. Batuan di atas memberikan
tekanan kepada tinggalan tumbuh-tumbuhan itu dan
memampatkannya menjadi jisim karbon yang padat. Akhirnya
tinggalan ini menjadi gambut, lignit atau arang batu. Semua
bahan-bahan ini sangat tinggi nilainya dari segi ekonomi.

16
Batuan Endapan
 3. Batuan enapan yang terjadi secara kimia -
Batu jenis ini terenap melalui tindakan kimia
larutan yang berbagai jenis. Natrium klorid
(garam batu) berpunca daripada lapisan yang
pada satu masa dahulu berada di dasar laut
atau tasik. Gipsum atau kulsium sulfat didapati
dari penyejatan yang berlaku di tasik-tasik
masin seperti Laut Mati yang sangat masin
airnya itu. Kalium karbonat dan nitrat juga
terjadi dengan cara yang sama.

17
Batuan Metamorfosis
 Tekanan dan haba yang sangat tinggi akan menyebabkan semua
batu-batuan, baik batuan igneus mahupun batuan enapan akan
bertukar menjadi batuan metamorfosis.
 Sifat-sifat asal batuan tersebut mungkin berubah oleh kuasa-
kuasa tersebut di atas tadi terutamanya apabila pergerakan bumi
yang sangat kuat berlaku dan dengan cara ini tanah
lempung akan berubah menjadi batu loh, batu kapur menjadi batu
marmar, batu pasir menjadi kuarzit, batu granit menjadi gneis, syal
menjadi syis, arang batu menjadi grafit dan grafit menjadi berlian.
 Batuan metamorfosis seperti batu marmar dan syis banyak
dijumpai di Malaysia.
 Batu marmar misalnya boleh didapati di Pulau Langkawi dan syis
pula boleh didapati di kawasan pergunungan di Sarawak.

18
Batuan Metamorfosis
 Batuan metamorfosis ialah batuan yang telah
mengalami perubahan fizikal dan kimia akibat haba
dan tekanan yang sangat tinggi.
 Perubahan fizikal dan kimia yang dimaksudkan itu
ialah perubahan dari segi tekstur, struktur dan
komposisi mineral batuan.
 Batuan metamorfosis mungkin berasal daripada
batuan igneus, batuan enapan atau batuan
metamorfosis yang lain. Suhu yang diperlukan untuk
berlakunya proses metamorfisma ialah antara 100°C
hingga 800°C. Pada suhu ini batuan masih lagi
berkeadaan lembut. Dalam keadaan yang lembut ini,
batuan boleh berubah dari segi susunan mineralnya

19
Batuan Metamorfosis
 Hablur dalam mineral pula boleh berubah dari segi saiz dan
bentuknya. Komposisi batuan juga boleh berubah akibat tindak
balas kimia. Tekanan yang kuat mungkin menghimpit hablur
menjadi rata atau panjang.
 Apabila magma panas mengalir keluar ke permukaan muka bumi
ataupun memasuki celah-celah rekahan, batuan kerak bumi yang
disentuhnya berubah menjadi batuan metamorfosis. Proses ini
dikenali sebagai metamorfisma terma. Batu marmar dan slat bintik
terbentuk secara metamorfisma terma ini.
 Metamorfisma yang berlaku secara besar-besaran adalah
metamorfisma serantau. Di kawasan kerak bumi yang pernah
mengalami proses pembentukan gunung terdapat batuan
metamorfosis seperti syis dan gneis.
 Hal ini terjadi apabila batuan yang terdapat jauh di dalam kerak
bumi mengalami tekanan yang kuat dan haba yang tinggi.
Tekanan dan haba yang tinggi menyebabkan batuan mertgalami
proses penghabluran semula.
20
Batuan Metamorfosis
 Batuan metamorfosis mempunyai ciri-ciri yang jelas. Kesemua
batuan metamorfosis mempunyai struktur berhablur.
 Batuan metamorfosis mempunyai mineral yang sama seperti
batuan igneus, tetapi sering terdapat juga mineral yang hanya
terbentuk pada suhu dan tekanan yang sangat tinggi. Sesetengah
batuan metamorfosis mampat dan menjadi lebih padat akibat
tekanan yang sangat tinggi yang dialaminya. Pemadatan batuan
menyebabkan molekulnya menjadi lebih rapat dan isipadu batuan
lebih kecil. Sesetengah batuan metamorfosis yang berjalur
mempunyai mineral yang tersusun dalam lapisan-lapisan yang
selari. Batuan metamorfosis berjalur ini terjadi apabila mineral
dalam batuan itu mengalami penghabluran semula atau terhimpit
akibat tekanan. Jaluran juga terjadi apabila mineral yang
mempunyai kepadatan berlainan terasing lalu membentuk lapisan-
lapisan.

21
Batuan Metamorfosis

 Hal ini terjadi apabila batuan yang terdapat jauh di dalam kerak
bumi mengalami tekanan yang kuat dan haba yang tinggi.

 Tekanan dan haba yang tinggi menyebabkan batuan mengalami


proses penghabluran semula.

 Contoh batuan berjalur ialah batu loh dan syis. Batuan ini boleh
pecah menjadi lapisan-lapisan yang nipis.
 Batuan metamorfosis tidak berjalur seperti batu marmar dan
kuarzit pula tidak boleh pecah kepada beberapa lapisan.

22
Pelapukan Batuan
 Pelapukan atau weathering (weather) merupakan perusakan
batuan pada kulit bumi karena pengaruh cuaca (suhu, curah
hujan, kelembaban, atau angin).
 Karena itu pelapukan adalah penghancuran batuan
dari bentuk gumpalan menjadi butiran yang lebih kecil
bahkan menjadi hancur atau larut dalam air. Pelapukan
dibagi dalam tiga macam, yaitu pelapukan mekanis,
pelapukan kimiawi, dan pelapukan biologis.

23
Pelapukan Batuan
 Pelapukan Mekanis
 Pelapukan mekanis atau sering disebut pelapukan fisis adalah
penghancuran batuan secara fisik tanpa mengalami perubahan
kimiawi.
 Penghancuran batuan ini bisa disebabkan oleh akibat
pemuaian, pembekuan air, perubahan suhu tiba-tiba, atau
perbedaan suhu yang sangat besar antara siang dan malam.
Untuk lebih jelasnya bagaimana perubahan itu, perhatikan baik-
baik berikut ini:
a. Akibat pemuaian
b. Akibat Pembekuan Air
c. Akibat perubahan Suhu tiba-tiba
d. Perbedaan Suhu yang besar antara Siang dan Malam

24
Pelapukan Batuan
 Pelapukan Kimiawi
 Pelapukan kimiawi adalah pelapukan yang terjadi akibat
peristiwa kimia.
 Biasanya yang menjadi perantara air, terutama air hujan.
Tentunya Anda masih ingat bahwa air hujan atau air tanah
selain senyawa H2O, juga mengandung CO2 dari udara.
 Oleh karena itu mengandung tenaga untuk melarutkan yang
besar, apalagi jika air itu mengenai batuan kapur atau karst.
Batuan kapur mudah larut oleh air hujan.
 Oleh karena itu jika Anda perhatikan pada permukaan batuan
kapur selalu ada celah-celah yang arahnya tidak beraturan.
Hasil pelapukan kimiawi di daerah karst biasa menghasilkan
karren, ponor, sungai bawah tanah, stalagtit, tiang-tiang kapur,
stalagmit, atau gua kapur.

25
Pelapukan Batuan
 Pelapukan Biologis
 Pelapukan biologis atau disebut juga pelapukan organis terjadi
akibat proses organis. Pelakunya adalah mahluk hidup, bisa
oleh tumbuh-tumbuhan, hewan, atau manusia. Akar tumbuh-
tumbuhan bertambah panjang dapat menembus dan
menghancurkan batuan, karena akar mampu mencengkeram
batuan. Bakteri merupakan media penghancur batuan yang
ampuh. Cendawan dan lumut yang menutupi permukaan
batuan dan menghisap makanan dari batu bisa menghancurkan
batuan tersebut
 Pelapukan merupakan proses proses alami yang
menghancurkan batuan. Jenis pelapukan :
 Pelapukan biologi merupakan pelapukan yang disebabkan oleh
makhluk hidup.
 Pelapukan Fisika merupakan pelapukan yang disebabkan oleh
proses fisika .
26
Pelapukan Batuan
 Pelapukan dapat dibedakan menjadi pelapukan fisik
dan kimiawi.
 Pelapukan kimiawi, yaitu pelapukan yang terjadi
karena perubahan komposisi kimiawi; pelapukan ini
menyebabkan batuan mengalami perubahan
komposisi kimia; agen utama penyebab pelapukan tipe
ini adalah air.
 Pelapukan fisik adalah pelapukan yang terjadi karena
kerusakan fisik batuan seperti pecahnya batuan karena
akar tumbuhan, atau pecahnya batuan karena
perubahan temperatur; pelapukan ini menyebabkan
batuan pecah menjadi fragmen-fragmen batuan yang
lebih kecil

27
TERIMA KASIH

28

Anda mungkin juga menyukai