PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari memperlihatkan bahwa di bumi tidak ada
mineral yang abadi.Segala sesuatu akan berubah baik fisik maupun kimiawi,terutama
yang berada dalam lingkungan atmosfer.Dalam geologi perubahan dialam ini
dinamakan proses pelapukan (weathering),jadi pelapukan diartikan sebagai perubahan
akibat cuaca.Telah diketahui bahwa batuan dialam terbuka,sebenarnya semakin lama
semakin mengecil,bukan semakin membesar.Hal ini terjadi karena adanya pelapukan
pada batuan tersebut.Bila memperhatikan batuan yang ada di halaman rumah,atau di
sungai,secara sepintas tampaknya tak terjadi apa-apa dengan batuan
tersebut.Tapi,kalau kita perhatikan terus menerus dan secara berkala,maka kita bisa
diyakinkan,batuan itu melapuk. Batuan beku itu retak-retak,kemudian secara perlahan
terkelupas seperti kulit bawang.Hasil proses pelapukan ini berupa pecahan-pecahan
batuanlepas yang menutupi permukaan bumi secara tidak teratur yang dinamakan
regolith.Tubuh tanah (soil), lumpur dalam lembah,pasir di gurun dan material lain
yang urai merupakan bagian dari regolith.
Batuan, baik batuan beku, sedimen, maupun metamorf yang tersingkap diatas
permukaan bersentuhan dengan atmosfer, hidrosfer, dan biosfer akan mengalami
proses pelapukan.Batuan akan berubah secara fisik dan atau kimiawi. Batuan beku
yang mulanya berwarna hitam atau abu, warnanya berubah menjadi kuning
kecoklatan pada bagian luarnya, karena pengaruh cuaca. Akibat proses cuaca dan
waktu, perubahan dari batuan yang keras melapuk menjadi batuan halus (tanah)
dalam waktu yang amat lama. Beberapa penelitian menyimpulkan, selama dua ribu
tahun baru terjadi pelapukan setebal satu inci. Mengingat umur bumi sudah tiga ribu
juta tahun itulah tanah hasil pelapukannya cukup tebal dibeberapa tempat. Namun di
tempat lainnya pelapukannya tak terlihat, karena hasil pelapukan yang tipis itu segera
berpindah ketempat lain.
Hasil dari pelapukan tersebut adalah tanah, Tanah adalah hasil terakhir
pelapukan batuan yang terkena kekuatan alam, seperti misalnya air mengalir,
gelombang, gletser dan angin. Tanah terdiri dari pasir dan tanah liat. Aslinya berupa
batuan yang telah terpecah-pecahmenjadi kepingan sangat kecil, mulai dari kerikil
dan pasir sampai butir-butir koloid yang halus dan kasat mata. Tanah juga
mengandung bahan-bahan hewani dan nabati, baik yang hidup dan yang lapuk,
misalnya akar-akaran, bakteri, jamur, cacing dan serangga. Daratan tempat kita
berpijak terdiri dari pasir dan tanah. Baik pasir maupun tanah asalnya dari batuan.
Tidak peduli betapa keras dan tahannya, batuan itu akhirnya pecah dan hancur
menjadi butiran pasir kecil.
2. Tujuan
1. Mengenal batuan yang menyusun lapisan kulit bumi litosfer sebagai pada konsep
dasar mikroba di alam
3. Manfaat
1. Untuk mengenal batuan yang menyusun lapisan kulit bumi litosfer sebagai pada
konsep dasar mikroba di alam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Litosfer
Litosfer adalah kulit terluar dari planet berbatu. Litosfer berasal dari kata
Yunani, litosfer berasal dari kata lithos artinya batuan, dan sphere artinya lapisan.
Secara harfiah litosfer adalah lapisan bumi yang paling luar atau biasa disebut dengan
kulit bumi. Litosfer merupakan lapisan batuan/ kulit bumi yang bulat dengan
ketabalan kurang lebih 1200 km. Ahli- ahli geofisika menggunakan istilah litosfer
dalam pengertian yang lebih terbatas yaitu kulit luar bumi yang tipis, disebut kerak
(crust).
Pada lapisan ini pada umumnya terjadi dari senyawa kimia yang kaya akan
Si02, itulah sebabnya lapisan litosfer sering dinamakan lapisan silikat dan memiliki
ketebalan rata-rata 30 km yang terdiri atas dua bagian, yaitu Litosfer atas (merupakan
daratan dengan kira-kira 35% atau 1/3 bagian) dan Litosfer bawah (merupakan lautan
dengan kira-kira 65% atau 2/3 bagian) (Hidayat, 2009).
4. Komposisi Batuan
Daratan terdiri dari macam-macam batu-batuan (rocks) yang mengandung
elemen-elemen kimis Si dan Al (Sial). Menurut Jaya 2014 mengatakan susunan dari
batuan yaitu Batu-batuan adalah asusiasi antara mineral-mineral yang satu dengan
yang lain, berhubungan erat sebagai akibat dari gaya-gaya kohesi baik secara
langsung ataupun dengan perantaran semen, sehingga mewujudkan suatu bentuk yang
merupakan bagian padat.
Mineral adalah benda padat (jarang sekali dalam bentuk cairan) yang
mempunyai massa dengan sifat-sifat fisik dan kimis yang sama. Bentuk mineral yaitu
:
1. Mineral kristal
Mineral pada umumnya dimana ion, atom, mempunyai letak yang mempunyai
sifat mekanis yang hampir komposisi kimia yang sedikit sekali variasinya.
2. Mineral amorf
Gel, mempunyai sifat-sifat struckturil dan fisik serta komposisi kimis yang sifat-
sifatnya bervariasi. Beberapa contoh mineral yang termasuk dalam komposisi
petrografi batu-batuan sediment antara lain :
Karbonat = Kalsit (CaCO3)
Dolomite(CaMg(CO3)2)
Siderit Anhidrit (FeCO3)
Sulfat = Anhidrit (SnSO)
Gypsum (CaSO +2H2O)
Chlorat = Garam (NaCl), Mineral (KaCl)
Argilous = Kaolinit Al4 [Si4O10]OH] 8 Montmorillonit.
Asal mula dari semua batu-batuan adalah batu-batuan beku atau batu-batuan
erutrip (eruptive rock = igneus rock) yang terjadi sebagai akibat dari pendiginan
magma (magma = cairan dengan komposisi kimis yang komplek). Batu-batuan yang
sedemikian sekarang ini masih terjadi dengan jalan pendinginan lava vulkanis, yang
berasal dari bagian bawah kulit bumi, sepanjang umur geologis batu-batuan erutip ini
telah berubah bentuknya oleh proses-proses alamiah seperti halnya perubahan
temperatur, hujan , erosi yang yang di sebabkan oleh air atau angin dan sebagainya
dan bahan-bahan hasil dari pengikisan ini di bawa oleh air sungai ke laut atau ke
samudra, dibawa ke dataran yang lebih rendah. Di sana diendapkan berupa lapisan-
lapisan yang di sebut batu-batuan sedimen.
Gambar 1.1. Lapisan Tanah
Pebedaannya dengan batu-batuan erutip, batu-batuan sedimen mempunyai
asapretrasifilkasi (berlapis-lapis) dan mengandung sisa tumbuh-tumbuhan atau
binatang-binatang fosil yang tersebut diatas . Batu-batuan sedimintasi yang telah
mengalami tekanan tinggi atau persentuhan dengan lava cair dari batu-batuan erutip.
Batu-batuan sedimen tersebut berubah menjadi batu-batuan moerfis yang mempunyai
aspek kristal dan tidak mengandung sisa-sisa organis sebagaimana halnya batu-batuan
erutip dan tak terletak berlapis-lapis sebagaimana halnya batu batuan sedimen.
1. Hasil Praktikum
Tabel 1. Jenis Jenis Batuan
No.
No Jenis Batuan Nama Batuan Ciri dan Karakteristik
Sampel
Granit Bersifat asam
Berbutir kasar
Berwarna terang keabuan 1
Warna gelap
Bersifat massif dan keras
Basal
Bertekstur afanitik
Terdidi atas mineral gelas vulkanik 7
Manfaat sebagai bahan baku dalam
industry poles, bahan bangunan/pondasi
bangunan
Ultra basa plutonik
Peridotile
Butiran kasar dengan suatu tenunan
crystallkine 8
Mineral tersusun atas olivine dan
pyroxene
Memunyai tanda berupa retakan,
Obsidian
gelembung yang cenderung di
permukaan batu
9
Berwarna cerah mengkilat seperti kaca
Kombinasi warna hitam pekat
Bersifat keras dan serihan tajam
Warna keabua-buan
Tekstur berpori-pori dan ringan
Terbentuk dari magma
Batu Apung Digunakan untuk mengamplas kayu,
dalam industry digunakan sebagai
pengisi atau filter 10
Isolator temperatur tinggi
Mengandung oksida SiO2, AL2O3, Fe2O3,
dan Cl
Mengandung mineral feldspar, kuarsa,
obsidian, kristobalit dan tridimiat
Batu pasir Warna krem
(Sandstone) Tekstur klastik
Struktur non stratified
11
Komposisi butir kuarsa
Kuarsit coklat
Bersifat sangat keras, kompak, massif
30
dan kristalin
Struktur non foliasi
Ciri khas lebih keras dibanding glass
2. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan ditemukan terdapat 25
jenis batuan yang teramati berasal dari jenis batuan yang berbeda. Pengamatan pada
jenis batuan beku yaitu batu basal, andesit, gabro, peridotile, riolit, diorite, batu
apung, granit, dosit porfir dan obsidian. Batuan sedimen yang teramati yaitu
lempung, limestone, slate, napal, batuan pasir, travertine, batu breccias, lempung
clay dan klongkomerat. Pada batuan metamort yang teramati yaitu black marble,
kuarsit, marmer murni, sekis homblede, filit dan gness. Semua jenis-jenis batuan
memiliki tekstur, struktur dan komposisi berbeda tergantung dari bagaimana proses
terbentuknya batuan dan pelapukan yang terjadi pada masing-masing batuan.
Pelapukan pada lapisan litosfer bumi terjadi dengan bantuan suatu mikroba yang
terdapat dalam lapisan litorsfer bumi yang berupa batuan. Mengingat mikroba dapat
bekerja secara spesifik untuk dapat mendekomposer suata benda yang ada di alam
maka mikroba akan dapat bekerja berdasarkan komposisi yang terdapat dalam
masing-masing batuan maupun benda lain yang akan di dekompeser.
PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan pada 25 macam batuan dari jenis batuan yang
berbeda yaitu batuan beku yaitu batu basal, andesit, gabro, peridotile, riolit, diorite,
batu apung, granit, dosit porfir dan obsidian. Batuan beku memiliki tekstur ringan,
cenderung kasar, memiliki warna terang seperti kekuniangan, abu-abu dengan
permukaan ada yang berpori-pori. Batuan sedimen yang teramati yaitu lempung,
limestone, slate, napal, batuan pasir, travertine, batu breccias, lempung clay dan
klongkomerat memiliki struktur yang kasar, warna cerah sampai gelap, memiliki
butiran yang halus namun ada beberapa yang kasar. Pada batuan metamort yang
teramati yaitu black marble, kuarsit, marmer murni, sekis homblede, filit dan gness
batuan ini paling sering digunakan dalam industri untuk bahan dan pondasi bangun
dengan tektur halus, kasar dan keras.
2. Saran
1. Secara umum menambah pengetahuuan pembaca dapat mengetahui jenis batuan
yang menyusun litosfer.
2. Secara khusus bagi mahasiswa Jurusan Pendidikan Biologi dapat mempelajari dan
mengetahui jenis, kandungan dan peran organism di alam terutama pada
pelapukan batuan pada llitosfer bumi.
Daftar Pustaka