Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari memperlihatkan bahwa di bumi tidak ada
mineral yang abadi.Segala sesuatu akan berubah baik fisik maupun kimiawi,terutama
yang berada dalam lingkungan atmosfer.Dalam geologi perubahan dialam ini
dinamakan proses pelapukan (weathering),jadi pelapukan diartikan sebagai perubahan
akibat cuaca.Telah diketahui bahwa batuan dialam terbuka,sebenarnya semakin lama
semakin mengecil,bukan semakin membesar.Hal ini terjadi karena adanya pelapukan
pada batuan tersebut.Bila memperhatikan batuan yang ada di halaman rumah,atau di
sungai,secara sepintas tampaknya tak terjadi apa-apa dengan batuan
tersebut.Tapi,kalau kita perhatikan terus menerus dan secara berkala,maka kita bisa
diyakinkan,batuan itu melapuk. Batuan beku itu retak-retak,kemudian secara perlahan
terkelupas seperti kulit bawang.Hasil proses pelapukan ini berupa pecahan-pecahan
batuanlepas yang menutupi permukaan bumi secara tidak teratur yang dinamakan
regolith.Tubuh tanah (soil), lumpur dalam lembah,pasir di gurun dan material lain
yang urai merupakan bagian dari regolith.
Batuan, baik batuan beku, sedimen, maupun metamorf yang tersingkap diatas
permukaan bersentuhan dengan atmosfer, hidrosfer, dan biosfer akan mengalami
proses pelapukan.Batuan akan berubah secara fisik dan atau kimiawi. Batuan beku
yang mulanya berwarna hitam atau abu, warnanya berubah menjadi kuning
kecoklatan pada bagian luarnya, karena pengaruh cuaca. Akibat proses cuaca dan
waktu, perubahan dari batuan yang keras melapuk menjadi batuan halus (tanah)
dalam waktu yang amat lama. Beberapa penelitian menyimpulkan, selama dua ribu
tahun baru terjadi pelapukan setebal satu inci. Mengingat umur bumi sudah tiga ribu
juta tahun itulah tanah hasil pelapukannya cukup tebal dibeberapa tempat. Namun di
tempat lainnya pelapukannya tak terlihat, karena hasil pelapukan yang tipis itu segera
berpindah ketempat lain.
Hasil dari pelapukan tersebut adalah tanah, Tanah adalah hasil terakhir
pelapukan batuan yang terkena kekuatan alam, seperti misalnya air mengalir,
gelombang, gletser dan angin. Tanah terdiri dari pasir dan tanah liat. Aslinya berupa
batuan yang telah terpecah-pecahmenjadi kepingan sangat kecil, mulai dari kerikil
dan pasir sampai butir-butir koloid yang halus dan kasat mata. Tanah juga
mengandung bahan-bahan hewani dan nabati, baik yang hidup dan yang lapuk,
misalnya akar-akaran, bakteri, jamur, cacing dan serangga. Daratan tempat kita
berpijak terdiri dari pasir dan tanah. Baik pasir maupun tanah asalnya dari batuan.
Tidak peduli betapa keras dan tahannya, batuan itu akhirnya pecah dan hancur
menjadi butiran pasir kecil.

2. Tujuan
1. Mengenal batuan yang menyusun lapisan kulit bumi litosfer sebagai pada konsep
dasar mikroba di alam
3. Manfaat
1. Untuk mengenal batuan yang menyusun lapisan kulit bumi litosfer sebagai pada
konsep dasar mikroba di alam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian Litosfer
Litosfer adalah kulit terluar dari planet berbatu. Litosfer berasal dari kata
Yunani, litosfer berasal dari kata lithos artinya batuan, dan sphere artinya lapisan.
Secara harfiah litosfer adalah lapisan bumi yang paling luar atau biasa disebut dengan
kulit bumi. Litosfer merupakan lapisan batuan/ kulit bumi yang bulat dengan
ketabalan kurang lebih 1200 km. Ahli- ahli geofisika menggunakan istilah litosfer
dalam pengertian yang lebih terbatas yaitu kulit luar bumi yang tipis, disebut kerak
(crust).
Pada lapisan ini pada umumnya terjadi dari senyawa kimia yang kaya akan
Si02, itulah sebabnya lapisan litosfer sering dinamakan lapisan silikat dan memiliki
ketebalan rata-rata 30 km yang terdiri atas dua bagian, yaitu Litosfer atas (merupakan
daratan dengan kira-kira 35% atau 1/3 bagian) dan Litosfer bawah (merupakan lautan
dengan kira-kira 65% atau 2/3 bagian) (Hidayat, 2009).

Bumi tersusun dari beberapa lapisan menurut Hidayat 2009 yaitu :

a. Kulit bumi (lithosfer)


Lapisan ini pada kedalaman 50-200 km, tebalnya sekitar 1200 km, dengan
masa jenis rata-rata 2,9 gram/cc. Lapisan ini merupakan lapisan bebatuan yang
mengapung diatas astenosfer. Lithosfer disebut juga kulit bumi terdiri dua bagian
yaitu:
1. Lapisan sial yaitu lapisan kulit bumi yang tersusun atas logam silisium dan
alumunium, senyawanya dalam bentuk SiO2 dan Al2O3. L a p i s a n i n i
m e m i l i k i ketebalan rata-rata 35Km. lapisan sial disebut juga lapisan kerak.
Pada lapisan sial (silisium dan alumunium) ini antara lain terdapat batuan
sedimen, granit andesit jenis-jenis batuan metamor, dan batuan lain yang
terdapat di daratan benua.
Kerak bumi di bagimenjadi dua, yaitu:
 Kerak benua, kerak benua merupakan benda padat yang terdiri dari
batuan granit dibagian atasnya dan batuan beku basalt dibagian
bawahnya. usia lapisan kerak benua adalah sekitar 3,7-4, 28 miliar
tahun ditemukan di Narryer Gneiss Terranedi Barat Australia dan di
Acasta Gneiss, Kanada.
 Kerak samudra. Merupakan benda padat yang terdiri atas endapan
dilaut pada bagian atasnya, kemudian di bagian bawahnya batuan
vulkanik, dan yang paling bawah batuan beku gabro dan peridolit.
Usia kerak samudra saat i n i adalah sekitar 200 juta tahun. Kerak ini
menempati dasar samudra.
2. Lapisan Sima yaitu lapisan bumi yang disusun oleh logam-logan sillisium dan
magnesium dalam bentuk senyawa SiO2 dan MgO. Lapisan ini mempunyai
berat jenis yang lebih besar daripada lapisan sial, karena mengandung besi dan
magnesium yaitu mineral ferromagnesium dan batuan basalt. Lapisan ini
bersifat elastis dan mempunyai ketebalan rata-rata 65Km.
b. Selimut (Mantel)
Lapisan ini mempunyai 3 bagian berturut-turut :
1. Mesosfer merupakan lapisan ini dikedalaman sekitar 2900 km, wujudnya
padat terletak dibawah atenosfer dengan ketebalan 2400-2750 km.
2. Astenosfer merupakan lapisan ini dikedalaman 700 km, wujudnya agak kental
tebalnya 100-400km. Diduga lapisan ini tempat formasi magma.
c. Inti Bumi (Barisfer atau Centrosfer)
Terdiri atas dua bagian, yaitu inti luar (outer core) dan inti dalam (core).
Lapisan inti luar merupakan satu-satunya lapisan cair. Inti luar terdiri atas besi,
nikel, dan oksigen. Lapisan ini mempunyai tebal ±2.255 kilometer. Adapun
lapisan inti dalam setebal ±1.200 kilometer. Inti dalam merupakan bola logam
yang padat dan mampat, bersuhu sangat panas sekitar 4.500°C. Lapisan ini
terbentuk dari besi dan nikel padat. Lapisan inti dalam merupakan pusat bumi.
3. Jenis Batuan
Malik 2014 mengatakan bahwa secara umum batuan terbagi atas 3 bagian, yaitu ;
A. Batuan Beku (Igneus Rock)
Batuan beku terbentuk sebagai akibat pembekuan magma dalam permukaan bumi
(dalam batolit), pipa magma/kawah (vent), sill, dike (retas),dan di atas permukaan
bumi (lelehan). Berdasarkan tempat terjadinya, batuan beku dapat dibagi menjadi
2 (dua) :
1. Batuan beku intrusif (intrusive rocks) Batuan beku ini terbagi pula menjadi :
a) Batuan beku dalam (plutonik), terjadi sebagaiakibat pembekuan
magma yang jauh di dalam bumi.Batuan ini dicirikan dengan
komposisi Kristal berukuran besar/kasar (faneritik), mudah dibedakan
secara mata telanjang (megaskopis).Plutonik diambil dari nama dewa
bangsa Yunani kuno, dewa penguasa bumi. Contoh : granit , grano
diorit, diorit, sianit, gabro.
b) Batuan beku porfir, terbentuk di sekitar pipa magma/kawah, komposisi
kristal beragam, ada yang besar/kasar, dan sedang (porfiritik). Contoh :
granit porfir, riolit porfir, granodiorit porfir, dasit porfir, diorit porfir,
andesit porfir.
c) Batuan beku afanitik, tekstur kristal halus Contoh : andesit, dasit,
basal, latit, riolit, trakit.
2. Batuan beku ekstrusif (extrusive rocks, volcanicrocks).Terbentuk sebagai
akibat magma/lava yang mengalir kepermukaan bumi kemudian mendingin
dan membeku dengan cepat, dicirikan dengan komposisikristal yang sangat
halus (amorf). Contoh : obsidian, batuapung, pitchstone, lava, perlit, felsit,
basal.
B. Batuan Sedimen (Sedimentary Rock)
Batuan sedimen (endapan) terbentuk sebagai akibat pengendapan material yang
berasal dari pecahan, bongkah batuan yang hancur karena proses alam, kemudian
terangkut (tertransportasi) oleh air, angin, es, dan terakumulasi dalam satu tempat
(cekungan), kemudian termampatkan/kompaksi (compacted) menjadi satu lapisaN
batuan baru. Batuan sedimen mempunyai ciri berlapis sebagai akibat terjadinya
perulangan pengendapan. Batuan sedimen dapat dibagi menjadi :
1. Batuan sedimen klastik/detrital/fragmental Terbentuk sebagai akibat kompaksi
dari material batuan beku, batuan sedimen lain, dan batuan malihan, dengan
ukuran butir beragam. Karena pembentukan tersebut diakibatkan oleh angin,
air, atau es, maka disebut juga batuan sedimen mekanik (mechanical
sediment). Contoh : batugamping, batupasir, batulempung, breksi,
konglomerat, tilit (tillite, konglomerat/breksi yang terendapkan oleh es),
batulanau, arkosa (batupasir felspar), arenaceous(serpih pasiran), argillaceous
(serpih lempungan), carbonaceous(serpih gampingan). Ukuran besar butir
batuan sedimen klastik diklasifikasikan berdasarkan skala besar butir
Wentworth sebagai berikut :

2. Batuan sedimen organic


Batuan sedimen yang mengandung sisa organisme yang terawetkan (fosil).
Contoh : batugamping gastropoda, batugamping kerang, batugamping amonit,
batugamping koral (terumbu), batugamping foram, batugamping alga (muddy
limestones), batubara, radiolarit (mengandung fosil radiolaria), batubara,
diatomaceous earth (mengandung fosil diatome).
3. Batuan sedimen kimia Contoh : batugamping kristalin, travertin, tufa (stalaktit
dan stalagmit), dolomit, gipsum, anhidrit, halit (batugaram).Louis V. Pirsson
dalam “Rocks and Rock Minerals” (1957) mengemukakan bahwa berdasarkan
besar butir, batuan sedimen dapat dibagi menjadi 3 kelompok :
1) Rudit (rudites), berukuran butir lebih dari 2 mm. Contoh :
konglomerat, breksi .
2) Arenit (arenites), berukuran butir antara 1/16-2 mm. Contoh :
batupasir, arkosa, batupasir wake (graywacke).
3) Lutit(lutites, latin : lutum= lumpur), berbutir halus berukuran kurang
dari 1/16 mm. Contoh : batulempung, batulanau, mudstones, argilit.
C. Batuan Malihan / Metamorf (Metamorphic Rock)
Batuan malihan/ubahan (metamorphic, Yunani : meta= berubah, morphe =
bentuk) berasal dari batuan beku atau batuan sedimen yang termalihkan (terubah)
di dalam bumi sebagai akibattekanan dan temperature yang sangat tinggi yang
mengakibatkan perubahan sifat fisik dan kimia dari batuan asal. Contoh : marmer
malihan dari batugamping, kuarsit malihan dari batupasir kuarsa, genes malihan
dari granit.
A. Pengelompokan Batuan Malihan / Metamorf
1. Batuan malihan kontak/termal
Terbentuk sebagai akibat adanya terobosan (intrusi) magma, panas yang
ditimbulkan saat terjadi penerobosan mengakibatkan batuan sekelilingnya
terubah menjadi batuan malihan. Zona sentuh antara intrusi magma
dengan batuan sekitarnya disebut daerah pemanggangan (baked zone).
Contoh : marmer, kuarsit, hornfel, epidorit
2. Batuan malihan dinamik atau kinetik
Pembentukan batuan malihan sebagai akibat adanya tekanan yang kuat
yang menyebabkan terlipatnya serta terubah satu lapisan batuan. Karena
pembentukan batuan malihan ini meliputi cakupan daerah yang sangat
luas maka disebut juga malihan regional.
B. Tekstur Batuan Malihan / Metamorf
1. Foliasi, mendaun (foliated)
Susunan mineral pembentuk batuan memperlihatkan bentuk yang sejajar
dan teratur. Contoh : genes, sekis, sabak (slate), filit.
2. Non foliasi, membutir
Bentukan dan susunan mineral pembentuk batuan memeperlihatkan
bentuk membutir atau pejal (massive). Contoh : marmer, kuarsit, antrasit,
grafit.

C. Batuan Piroklastik Gunungapi (Volcanic Rock)


Obsidian, batuapung, lava merupakan batuan gunungapi hasil
pembekuan magma yang termasuk kedalam batuan beku ekstrusif, juga
disebut batuan leleran/lelehan (effusive). Selain hasil pembekuan magma,
gunungapi menghasilkan pula beberapa produk sebagai hasil letusan yaitu :
gas, abu, awan panas,tuf, bahan padat berukuran kecil hingga beberapa ton
beratnya (bom gunungapi).Lahar adalah aliran masa berupa campuran air dan
material lepas dalam berbagai ukuran yang sebagian besar berasal dari
letusan/kegiatan gunungapi (Haryadi & Mujtahid, 2003, Gunungapi Nusa
Tenggara Barat, Publikasi Khusus, Ikatan Ahli Geologi Indonesia Nusa
Tenggara). Lahar hujan adalah lahar yang terbentuk akibat hujan lebat di
daerah puncak/lereng gunungapi, umumnya terjadi setelah letusan (Heryadi &
Mujtahid, 2003, Gunungapi Nusa Tenggara Barat, Publikasi Khusus, Ikatan
Ahli Geologi Indonesia Nusa Tenggara).

4. Komposisi Batuan
Daratan terdiri dari macam-macam batu-batuan (rocks) yang mengandung
elemen-elemen kimis Si dan Al (Sial). Menurut Jaya 2014 mengatakan susunan dari
batuan yaitu Batu-batuan adalah asusiasi antara mineral-mineral yang satu dengan
yang lain, berhubungan erat sebagai akibat dari gaya-gaya kohesi baik secara
langsung ataupun dengan perantaran semen, sehingga mewujudkan suatu bentuk yang
merupakan bagian padat.
Mineral adalah benda padat (jarang sekali dalam bentuk cairan) yang
mempunyai massa dengan sifat-sifat fisik dan kimis yang sama. Bentuk mineral yaitu
:
1. Mineral kristal
Mineral pada umumnya dimana ion, atom, mempunyai letak yang mempunyai
sifat mekanis yang hampir komposisi kimia yang sedikit sekali variasinya.
2. Mineral amorf
Gel, mempunyai sifat-sifat struckturil dan fisik serta komposisi kimis yang sifat-
sifatnya bervariasi. Beberapa contoh mineral yang termasuk dalam komposisi
petrografi batu-batuan sediment antara lain :
 Karbonat = Kalsit (CaCO3)
Dolomite(CaMg(CO3)2)
Siderit Anhidrit (FeCO3)
 Sulfat = Anhidrit (SnSO)
Gypsum (CaSO +2H2O)
 Chlorat = Garam (NaCl), Mineral (KaCl)
 Argilous = Kaolinit Al4 [Si4O10]OH] 8 Montmorillonit.

Asal mula dari semua batu-batuan adalah batu-batuan beku atau batu-batuan
erutrip (eruptive rock = igneus rock) yang terjadi sebagai akibat dari pendiginan
magma (magma = cairan dengan komposisi kimis yang komplek). Batu-batuan yang
sedemikian sekarang ini masih terjadi dengan jalan pendinginan lava vulkanis, yang
berasal dari bagian bawah kulit bumi, sepanjang umur geologis batu-batuan erutip ini
telah berubah bentuknya oleh proses-proses alamiah seperti halnya perubahan
temperatur, hujan , erosi yang yang di sebabkan oleh air atau angin dan sebagainya
dan bahan-bahan hasil dari pengikisan ini di bawa oleh air sungai ke laut atau ke
samudra, dibawa ke dataran yang lebih rendah. Di sana diendapkan berupa lapisan-
lapisan yang di sebut batu-batuan sedimen.
Gambar 1.1. Lapisan Tanah
Pebedaannya dengan batu-batuan erutip, batu-batuan sedimen mempunyai
asapretrasifilkasi (berlapis-lapis) dan mengandung sisa tumbuh-tumbuhan atau
binatang-binatang fosil yang tersebut diatas . Batu-batuan sedimintasi yang telah
mengalami tekanan tinggi atau persentuhan dengan lava cair dari batu-batuan erutip.
Batu-batuan sedimen tersebut berubah menjadi batu-batuan moerfis yang mempunyai
aspek kristal dan tidak mengandung sisa-sisa organis sebagaimana halnya batu-batuan
erutip dan tak terletak berlapis-lapis sebagaimana halnya batu batuan sedimen.

5. Konsep Dasar Mikroba di Alam Sebagai Pelapukan Batuan


Proses pelapukan batuan merupakan perubahan fisik batuan. Mikroba di alam
dapat berasal dari tumbuh-tumbuhan dan binatang. Misalnya pelapukan oleh
perpanjangan akar tanaman, pelapukan oleh bakteri, cacing, semut dsb. Penyebabnya
adalah proses organisme yaitu binatang tumbuhan dan manusia, binatang yang dapat
melakukan pelapukan antara lain cacing tanah, serangga. Dibatu-batu karang daerah
pantai sering terdapat lubang-lubang yang dibuat oleh binatang.
Pengaruh yang disebabkan oleh tumbuh tumbuhan ini dapat bersifat mekanik
atau kimiawi. Pengaruh sifat mekanik yaitu berkembangnya akar tumbuh-tumbuhan
di dalam tanah yang dapat merusak tanah disekitarnya. Pengaruh zat kimiawi yaitu
berupa zat asam yang dikeluarkan oleh akar- akar serat makanan menghisap garam
makanan. Zat asam ini merusak batuan sehingga garam-garaman mudah diserap oleh
akar. Manusia juga berperan dalam pelapukan melalui aktifitas penebangan pohon,
pembangunan maupun penambangan.
Mikroba pada kandungan masing-masing jenis dan struktur batuan, Struktur
batuan adalah sifat fisisdan susunan kimia batuan, sehingga terjadinya perbedaan
antara satu jenis batuan dengan batuan lainnya. Batu kapur berbeda dengan andesit
atau basalt, misalnya. Perbedaan ini menyebabkan perbedaan dalam proses
pelapukan. Kebalikan dari reaksi Bowen, mineral yang terbentuk pada saat awal
pembentukan magma suhu da tekanan tinggi. Olivin misalnya akan mudah lapuk
daripada kwarss. Efektivitas pelapukan dipengaruhi luas, banyak kekar, akan lebih
cepat lapuk karena permukaan kontaknya lebih luas.
Temperatur (suhu) berfungsi untuk mempecepat proses pelapukan fisik dalam
pembentukan liat dari minerak-mineral bahan induk. Mendorong mikrobiologi lebih
aktif karena perbedaan temperatur menghasilkan mikroba berbeda. Adapun unsur-
unsur mikroba mendorong proses pelapukan. Mikroba adalah unsur-unsur hayati yang
aktif akibat perubahan temperatur. Mempercepat kesempurnaan proses dekomposisi
biomasa tanah hingga mineralisasinya. Kadar biomas tanah bervariasi. Tanah yang
terbentuk dari pelapukan dengan temperatur rendah, cenderung memiliki kadar
biomas yang rendah.Contohnya: didaerah kutub. Adapun tanah yang terbentuk pada
temperatur tinggi kadar biomasnya rendah tetapi matang karena proses mineralisasi
terhadap sisa-sisa tanaman berlangsung dengan cepat (Anomin, 2014).
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Praktikum
Tabel 1. Jenis Jenis Batuan

No.
No Jenis Batuan Nama Batuan Ciri dan Karakteristik
Sampel
Granit  Bersifat asam
 Berbutir kasar
 Berwarna terang keabuan 1

 Dapat menambah kalium tanah

 Berstruktur ofanatik yaitu individu


Riolit mineralnya tidak data dilihat dengan
(Rhyolite) mata biasa
 Terbentuk melalui pembekuan tiba-tiba
2
ketika magma sampai kepermukaan bumi
dan langsung menjadi lava yang
1. Batuan Beku langsung menjadi padat karena
pendinginan dari lingkungan

Dosit Porfir  Batu segar berwarna putih keabua-buan


 Batu lapuk berwarna coklat keabua-buan
3
 Struktur massif
 Tekstur afanitik hingga orfiritik

Diorit  Tekstur fenotis


 Mengandung felolsar plagioklas
calsiksodik dalam jumlah yang besar
4
dengan tipe sodik yang banyak
 Diorite mirip gabro tetapi deorit
plagioklanya lebih asam (sodik dari ada
plabrodorit)
 Warna cerah abu-abu gelap, abu-abu
bercampur putih.
Andesit  Warna abu-abu hijau tetapi sering
merah/jingga
5
 Tekstur halus
 Berasal dari letusan larva gunung merapi
Gabro  Warna gelap kehijauan
 Tekstur fanerik
 Struktur massif 6
 Komposisi basaltic

 Warna gelap
 Bersifat massif dan keras
Basal
 Bertekstur afanitik
 Terdidi atas mineral gelas vulkanik 7
 Manfaat sebagai bahan baku dalam
industry poles, bahan bangunan/pondasi
bangunan
 Ultra basa plutonik
Peridotile
 Butiran kasar dengan suatu tenunan
crystallkine 8
 Mineral tersusun atas olivine dan
pyroxene
 Memunyai tanda berupa retakan,
Obsidian
gelembung yang cenderung di
permukaan batu
9
 Berwarna cerah mengkilat seperti kaca
 Kombinasi warna hitam pekat
 Bersifat keras dan serihan tajam
 Warna keabua-buan
 Tekstur berpori-pori dan ringan
 Terbentuk dari magma
Batu Apung  Digunakan untuk mengamplas kayu,
dalam industry digunakan sebagai
pengisi atau filter 10
 Isolator temperatur tinggi
 Mengandung oksida SiO2, AL2O3, Fe2O3,
dan Cl
 Mengandung mineral feldspar, kuarsa,
obsidian, kristobalit dan tridimiat
Batu pasir  Warna krem
(Sandstone)  Tekstur klastik
 Struktur non stratified
11
 Komposisi butir kuarsa

Limestone  Warna putih keabuan


 Agak lunak
 Mudah larut dalam air yang mengandung 12
Batuan Sidemen
2. CO2
(Endapan)
 Berbutir mulus, pecahannya conchoidal
 Campuran dari mineral halus (oksida
besi, kuarsa, dan bahan organism)
 Terbentuk dari abrasi pantai dan danau
 Mengandung banyak silica
Lempung Clay 13
 Butir batu halus
 Bersifat liat atau lastis
 Struktur padat mengandung banyak
mineral
Lempung  Struktur padat dengan susunan mineral
(Claystone) yang lebih banyak dari batu lain
 Tersusun dari mineral lempung yang 14
ukuran butirannya halus
 Mirip dengan batu serih

 Tersusun atas fragmen bersudut besar


Batu Breccia
(argular)
 Ukuran fragmen breksi lebih besar dari
2mm, dimana ruang antara fragmennya 15
kecil (biasa disebut matriks) atau semen
berupa mineral yang mengikat batuan
secara bersama-sama
 Warna abu-abu muda
Napal (Marl)  Beukuran lempung
 Terdiri dari mineral karbonat dan non
karbonat 16
 Berbutir sangat halus hingga menengah
lunak
 Memiliki retakan subconchoidal
 Berwana-warni
Konglomerat  Butir kasar
 Rata-rata berukuran lebih dari 2mm
 Terdiri dari materi sidemen yang halus 17
dan kasar (pasir dan kerikil)
 Dapat menyimaan hidrokarbon atau
dapat menghasilkan hidrokarbon
Travertine  Calium carbonat yang diendapkan di
mulut/lubang mata air
18
 Warna putih, kuning atau coklat
 Struktur fibtouskonsentris
Slate  Warna abu-abu, hitam, hijau, merah
 Struktur foliated
 Mudah membelah menjadi lembaran tipis 27

 Tersusun atas butir-butir halus

Micca Schist  Warna abu-abu mengkilap


 Mengandung mineral stress mineral yang
23
stabil dalam kondisi tekanan, berbentuk
pipih, primatik tumbuh tegak

Sekis  Warna abu-abu


Homblende  Tekstur berlapis, berbutir sedang atau
halus
24
 Penamaan batuan ini juga didasarkan
kepada kandungan mineral yang
dominan, contoh sekis mika, sekis kloit

Marmer Murni  Warna putih atau kuning


 Tekstur berbutir halus, berbentuk sedang
3. Batuan Metamorf  Merupakan ubahan 25
 Digunakan untuk dinding, lantai dan
mebel
 Terbentuk dalam tempat yang dalam
Gneiss dengan tekanan tinggi
 Komposisi dari kuarsa, feldspar,
26
amhibolt dan mika
 Struktur kasar, nampak lapisan kuarsa
dan feldsarnya yang berselang-seling
Black Marble  Campuran warna berbeda
 Memunyai pita-pita warna
28
 Kristalnya sedang sampai kasar
 Bila ditetesi asam mengeluarkan bunyi
mendesis
 Warna hitam, abu-abu, merah kehijauan
Filit
 Tekstur leicloblatik, berkerut dan
bergelombang 29
 Struktur mengandung mineral pipih 30%
 Komposisi mika, kuarsa
 Warna abu-abu, merah, kekuningan,

Kuarsit coklat
 Bersifat sangat keras, kompak, massif
30
dan kristalin
 Struktur non foliasi
 Ciri khas lebih keras dibanding glass

2. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan ditemukan terdapat 25
jenis batuan yang teramati berasal dari jenis batuan yang berbeda. Pengamatan pada
jenis batuan beku yaitu batu basal, andesit, gabro, peridotile, riolit, diorite, batu
apung, granit, dosit porfir dan obsidian. Batuan sedimen yang teramati yaitu
lempung, limestone, slate, napal, batuan pasir, travertine, batu breccias, lempung
clay dan klongkomerat. Pada batuan metamort yang teramati yaitu black marble,
kuarsit, marmer murni, sekis homblede, filit dan gness. Semua jenis-jenis batuan
memiliki tekstur, struktur dan komposisi berbeda tergantung dari bagaimana proses
terbentuknya batuan dan pelapukan yang terjadi pada masing-masing batuan.
Pelapukan pada lapisan litosfer bumi terjadi dengan bantuan suatu mikroba yang
terdapat dalam lapisan litorsfer bumi yang berupa batuan. Mengingat mikroba dapat
bekerja secara spesifik untuk dapat mendekomposer suata benda yang ada di alam
maka mikroba akan dapat bekerja berdasarkan komposisi yang terdapat dalam
masing-masing batuan maupun benda lain yang akan di dekompeser.

Dari hasil pengamatan diketahui ciri karakteristik dari masing-masing batuan


yang sudah tercantum dalam tabel hasil pengamatan dimana batuan beku terbentuk
dari pembekuan magma. Bumi didominasi batuan beku dan dilapisi batuan sedimen
yang tipis. Sedangkan batuan sedimen dihasilkan oleh proses di permukaan bumi
seperti pelapukan dan erosi, batuan beku - dan metamorf adalah batuan yang dibentuk
oleh proses internal yang tidak dapat langsung diamati.
Batuan yang terbentuk dari pendinginan dan solidifikasi magma jauh di dalam
kerak bumi (plutonik) akan berbeda dengan hasil erupsi (volkanik) karena terbentuk
di dua lingkungan yang berbeda. Batuan beku umumnya dapat dilihat dilapangan
dengan cirri-ciri tidak menunjukan adanya lubang-lubang atau struktur, lubang-
lubang yang terisi oleh mineral sekunder, dengan tekstur halus cenderung kasar untuk
menentuka nkomposisi mineral dapat dilihat dari indeks warna dari bentuk kristal,
sebagai dasar penentuan mineral penyusun batuan ada yang berwarna cerah dan
gelap.
Batuan sedimen ini merupakan hasil rombakan material-material yang telah
ada sebelumnya. Tekstur batuan sidemn adalah adanya kristal-kristal tidak ruang
pori-pori antarbutir, struktur yang terdapat pada batuan sedimen lebih bergantung
pada hubungan antar butir yang mengontrol dari teksturnya yang bertutir halus, klasik
dengan warna mlai dari warna cerah hingga kegelapan seperti putih keabuan, abu-abu
mengkilap, dan abu-abu gelap.
Batuan metamorf yang teramati memiliki warna berwarna putih jernih, putih
susu , hitam, abu-abu, merah dengan tekstur cenderung kasar, tidak memiliki belahan,
adanya belahan seperti lembaran-lembaran, umumnya mengandung mineral karbonat
ini adalah bereaksi dengan HCl. Batuan metamorf ini paling banyak baik dalam
bidang industri dan paling banyak digunakan sebagai bahan maupun pondasi
bangunan karena memiliki tekstur yang keras dan kokoh.
BAB IV

PENUTUP

1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan pada 25 macam batuan dari jenis batuan yang
berbeda yaitu batuan beku yaitu batu basal, andesit, gabro, peridotile, riolit, diorite,
batu apung, granit, dosit porfir dan obsidian. Batuan beku memiliki tekstur ringan,
cenderung kasar, memiliki warna terang seperti kekuniangan, abu-abu dengan
permukaan ada yang berpori-pori. Batuan sedimen yang teramati yaitu lempung,
limestone, slate, napal, batuan pasir, travertine, batu breccias, lempung clay dan
klongkomerat memiliki struktur yang kasar, warna cerah sampai gelap, memiliki
butiran yang halus namun ada beberapa yang kasar. Pada batuan metamort yang
teramati yaitu black marble, kuarsit, marmer murni, sekis homblede, filit dan gness
batuan ini paling sering digunakan dalam industri untuk bahan dan pondasi bangun
dengan tektur halus, kasar dan keras.

2. Saran
1. Secara umum menambah pengetahuuan pembaca dapat mengetahui jenis batuan
yang menyusun litosfer.
2. Secara khusus bagi mahasiswa Jurusan Pendidikan Biologi dapat mempelajari dan
mengetahui jenis, kandungan dan peran organism di alam terutama pada
pelapukan batuan pada llitosfer bumi.
Daftar Pustaka

Anonim. 2009. Pelapukan Batuan. tersedia pada


http://myspillheart.blogspot.co.id/2009/06/pelapukan-batuan.html diakses tanggal
13 Maret 2017

Hidayat T. 2012. Makalah Litosfer tersedia pada


https://taufikhidayat93.blogspot.co.id/2012/05/makalah-litosfer.html diakses
tanggal 10 Maret 2017

Jaya. 2014. Batuan. tersedia pada http://eprints.ums.ac.id/15424/4/Bab_I.pdf diakses


tanggal 10 maret 2017

Malik Y. 2014 Mengenal Batuan. tersedia pada


http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/195901011989011-
YAKUB_MALIK/HANDOUT_BATUAN.pdf diakses tanggal 10 Maret 2017

Anda mungkin juga menyukai