Anda di halaman 1dari 14

Struktur Lapisan Bumi dan Material Pembentuknya

Bumi telah terbentuk sekitar 4,6 milyar tahun yang lalu. Bumi merupakan planet
dengan urutan ketiga dari delapan planet yang dekat dengan matahari. Jarak bumi dengan
matahari sekitar 150 juta km, berbentuk bulat dengan radius 6.370 km. Bumi merupakan
satu-satunya planet yang dapat dihuni oleh berbagai jenis mahluk hidup. Permukaan bumi
terdiri dari daratan dan lautan. Secara struktur, lapisan bumi dibagi menjadi tiga bagian, yaitu
sebagai berikut :
1. Kerak bumi (crush) merupakan kulit bumi bagian luar (permukaan bumi). Tebal
lapisan kerak bumi mencapai 70 km dan merupakan lapisan batuan yang terdiri dari
batu-batuan basa dan masam. Lapisan ini menjadi tempat tinggal bagi seluruh
mahluk hidup. Suhu di bagian bawah kerak bumi mencapai 1.100 oC. Lapisan kerak
bumi dan bagian di bawahnya hingga kedalaman 100 km dinamakan litosfer.
2. Selimut atau selubung (mantle) merupakan lapisan yang terletak di bawah lapisan
kerak bumi. Tabal selimut bumi mencapai 2.900 km, mencakup sekitar 80% total isi
bumi, dan merupakan lapisan batuan padat. Suhu di bagian bawah selimut bumi
mencapai 3.000 oC.
Berdasarkan konstruksi kimia atau materialnya, mantel bumi dibedakan sebagai berikut.

1. Mantel luar, jauh lebih tipis dari mantel dalam. Mantel luar berada sekitar 10-300 km
di bawah permukaan bumi. Temperaturnya sekitar 1.400-3.0000C dan berat jenisnya
3,4-4,3 g/cm3.
2. Mantel dalam, berada diantara 300-2.890 km di bawah permukaan bumi.
Temperaturnya sekitar 3.0000C. Batuannya tidak selalu cair karena tekanan yang
tinggi. Berat jenisnya 4,3-5,4 g/cm3.
Berdasarkan arus atau gerakan lapisannya, mantel bumi dibedaka menjadi litosfer
dan astenosfer. Astenosfer adalah bagian cair yang liat dari mantel luar. Litosfer adalah
bagian kental dari kerak dan mantel luar. Litosfer mengapung di atas astenosfer, seperti
halnya es di atas air.
1. Inti bumi (core), yang terdiri dari material cair, dengan penyusun utama logam besi
(90%), nikel (8%), dan lain-lain yang terdapat pada kedalaman 2900 5200 km.
Lapisan ini dibedakan menjadi lapisan inti luar dan lapisan inti dalam.

A. Inti luar
Berada di kedalaman sekitar 2.890-5.150 km di bawah permukaan bumi. Ketebalan
inti sekitar 2.200 km. Inti tersusun dari unsur utama besi, sedikit nikel, serta sekitar 10%
sulfur dan oksigen. Inti luar begitu panas sehingga material logamnya mencair. Temperatur
nagian inti luar sekitar 4.000-5.0000C. Berat jenisnya antara 10-12 gr/cm3.

B.Inti dalam
Berada 5.150-6.370 km di bawah permukaan bumi. Inti dalam yang menjadi pusat
bumi bersifat padat dan ketebalannya sekitar 1.250 km. Inti dalam tersusun dari unsur utama
besi, nikel, dan unsur ringan seperti sulfur, karbon, oksigen, silikon, dan potasium.
Temperatur bagian inti dalam sekitar 5.000-6.0000C. Tekanan yang sangat kuat menyebabkan
inti bumi bersifat padat meskipun temperaturnya sangat panas. Berat jenis inti dalam sekitar
15 gr/cm3. Perputaran bumi menyebabkan inti luar berputar mengelilingi inti dalam dan bumi
menjadi magnetis.
Berdasarkan susunan kimianya, bumi dapat dibagi menjadi empat bagian, yakni
bagian padat (lithosfer) yang terdiri dari tanah dan batuan; bagian cair (hidrosfer) yang terdiri
dari berbagai bentuk ekosistem perairan seperti laut, danau dan sungai; bagian udara
(atmosfer) yang menyelimuti seluruh permukaan bumi serta bagian yang ditempati oleh
berbagai jenis organisme (biosfer).
Keempat komponen tersebut berinteraksi secara aktif satu sama lain, misalnya dalam
siklus biogeokimia dari berbagai unsur kimia yang ada di bumi, proses transfer panas dan
perpindahan materi padat.

A. ATMOSFER
Atmosfer adalah lapisan udara yang menyelimuti bumi secara menyeluruh dengan
ketebalan lebih dari 650 km. Gerakan udara dalam atmosfer terjadi terutama karena adanya
pengaruh pemanasan sinar matahari serta perputaran bumi. Perputaran bumi ini akan
mengakibatkan bergeraknya masa udara, sehingga terjadilah perbedaan tekanan udara di
berbagai tempat di dalam atmosfer yang dapat menimbulkan arus angin.

B. HIDROSFER
Air adalah senyawa gabungan dua atom hidrogen dengan satu atom oksigen
menjadi H2O. Sekitar 71% permukaan bumi merupakan wilayah perairan. Lapisan air yang
menyelimuti permukaan bumi disebut hidrosfer.

C. LITHOSFER
Lithosfer berasal dari bahasa yunani yaitu lithos artinya batuan, dan sphera artinya
lapisan. Lithosfer merupakan lapisan kerak bumi yang paling luar dan terdiri atas batuan
dengan ketebalan rata-rata 1200 km. Lithosfer adalah lapisan kulit bumi paling luar yang
berupa batuan padat. Lithosfer tersusun dalam dua lapisan, yaitu kerak dan selubung, yang
tebalnya 50 100 km. Lithosfer merupakan lempeng yang bergerak sehingga dapat
menimbulkan pergeseran benua.
Lithosfer memegang peranan penting dalam kehidupan tumbuhan. Tanah terbentuk
apabila batu-batuan di permukaan litosfer mengalami degradasi, erosi maupun proses fisika
lainnya menjadi batuan kecil sampai pasir. Selanjutnya bagian ini bercampur dengan hasil
pemasukan komponen organis mahluk hidup yang kemudian membentuk tanah yang dapat
digunakan sebagai tempat hidup organisme.
Tanah merupakan sumber berbagai jenis mineral bagi mahluk hidup. Dalam wujud
aslinya, mineral-mineral ini berupa batu-batuan yang treletak berlapis di permukaan bumi.

Melalui proses erosi mineral-mineral yang menjadi usmber makanan mahluk hidup
ini seringkali terbawa oleh aliran sungai ke laut dan terdeposit di dasar laut.

Lithosfer terdiri dari dua bagian utama, yaitu :

1. Lapisan sial

Yaitu lapisan kulit bumi yang tersusun atas logam silisium dan alumunium,
senyawanya dalam bentuk SiO2 dan Al2O3. Pada lapisan sial (silisium dan alumunium) ini
antara lain terdapat batuan sedimen, granit andesit jenis-jenis batuan metamor, dan batuan
lain yang terdapat di daratan benua. Lapisan sial dinamakan juga lapisan kerak, bersifat padat
dan batu bertebaran rata-rata 35 km. Kerak bumi ini terbagi menjadi dua bagian yaitu :

a) Kerak benua, kerak bumi paling tebal yang berada di bawah benua dengan
ketebalan 30-40 km dan ketebalan maksimum 70 km. Umurnya lebih tua dari kerak
samudra dengan batuan berumur 3,8 miliar tahun. Tersusun atas batuan induk dan
terbagi atas dua lapisan, dengan bagian atas dari batuan granit dan bagian bawah
dari batuan basal dan diorit. Berat jenis sekitar 2,7 gram/cm3.
b) Kerak samudera, berada di bawah samudra dengan ketebalan sekitar 6-11 km.
Umurnya sangat muda dibanding kerak benua dengan umur tidak lebih dari 200
juta tahun. Material pembentuk sebagian besar batuan basal, yang berwarna gelap,
halus, berpasir, dan lebih berat. Kerak samudra terbentuk dari lava sangat cair yang
mendingin cepat. Berat jenisnya sekitar 3 gram/cm3.

2. Lapisan sima (silisium magnesium)

Yaitu lapisan kulit bumi yang tersusun oleh logam logam silisium dan magnesium
dalam bentuk senyawa Si O2 dan Mg O lapisan ini mempunyai berat jenis yang lebih besar
dari pada lapisan sial karena mengandung besi dan magnesium yaitu mineral ferro
magnesium dan batuan basalt. Lapisan merupakan bahan yang bersipat elastis dan mepunyai
ketebalan rata rata 65 km .
Lithosfer merupakan bagian bumi yang langsung berpengaruh terhadap kehidupan
dan memiliki manfaat yang sangat besar bagi kehidupan di bumi. Lithosfer bagian atas
merupakan tempat hidup bagi manusia, hewan dan tanaman.
Manusia melakukan aktifitas di atas lithosfer. Selanjutnya lithosfer bagian bawah
mengandung bahan bahan mineral yang sangat bermanfaat bagi manusia. Bahan bahan
mineral atau tambang yang berasal dari lithosfer bagian bawah diantaranya minyak bumi dan
gas, emas, batu bara, besi, nikel dan timah.

D. Biosfer
Biosfer merupakan sistem kehidupan paling besar karena terdiri dari gabungan
ekosistem yang ada di planet bumi. Sistem ini mencakup semua mahluk hidup yang
berinteraksi dengan lingkungannya sebagai kesatuan utuh

BATUAN PEMBENTUK KERAK BUMI


1. BATUAN BEKU
Batuan yang terbentuk dari proses pembekuan/pengkristalan magma dalam
perjalanannya menuju permukaan bumi, termasuk hasil aktivitas gunungapi.

1. Batuan Beku Dalam = batuan plutonik, batuan yg membeku jauh di bawah


permukaan bumi, contoh: granit
2. Batuan Beku Korok/Gang = batuan intrusif / hipabisal, batuan yg membeku
sebelum sampai ke permukaan bumi, contoh: granit porfir
3. Batuan Beku Luar/Leleran = batuan ekstrusif / efusif, batuan yg membeku di
permukaan bumi, contoh: batuan vulkanis

BATUAN SEDIMEN/ENDAPAN
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk karena adanya proses pengendapan
(sedimentasi). Butir-bitir batuan sedimen berasal dari berbagai macam batuan melalui proses
pelapukan, baik pelapukan oleh angin maupun air. Butiran-butiran hasil pelapukan atau
pengikisan tersebut mengnedap secara berlapis yang makin lama makin tebal dan padat.
Padatnya lapisan itu disebabkan adanya tekanan atau beban yang terlalu berat. Tekanan yang
terlalu lama membentuk agregat batuan yang padat. Karena pemadatan dan sedimentasi itulah
endapan-endapan berangsur-angsur berubah menjadi batuan sedimen.
Penamaan batuan sedimen biasanya berdasarkan besar butir penyusun batuan
tersebut Penamaan tersebut adalah: breksi, konglomerat, batupasir, batu lempung
Breksi adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih besar dari 2 mm dengan
bentuk butitan yang bersudut
Konglomerat adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih besar dari 2 mm
dengan bentuk butiran yang membudar
Batu pasir adalah batuan sedimen dengan ukuran butir antara 2 mm sampai 1/16 mm
Batu lanau adalah batuan sedimen dengan ukuran butir antara 1/16 mm sampai 1/256
mm
Batu lempung adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih kecil dari 1/256 mm
Batuan sedimen dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu menurut tenaga yang
mengendapkan, tempat pengendapan, dan cara pengendapan.

a. Menurut Tenaga yang Mengendapkannya


1) Batuan Sedimen Akuatis, yaitu batuan sedimen yang berasal dari pengendapan
butiran- butiran batuan oleh air sungai, danau, atau air hujan
2) Batuan Sedimen Aerolis (Aeris), yaitu batuan sedimen yang berasal dari
pengendapan butir-butir batuan oleh angin.
3) Batuan Sedimen Glasial, yaitu batuan sedimen yang berasal dari pengendapan
butiran-butiran batuan oleh gletser.
b. Menurut Tempat Pengendapan
1) Batuan Sedimen Terestris, yaitu batuan sedimen yang di endapkan di darat.
2) Batuan Sedimen Marine, yaitu batuan sedimen yang diendapkan di laut
3) Batuan Sedimen Limnis, yaitu batuan sedimen yang diendapkan di danau.
4) Batuan Sedimen Fluvial, yaitu batuan sedimen yang diendapkan di sungai
5) Batuan Sedimen Sedimen, yaitu batuan sedimen yang diendapkan di daerah-daerah
yang terdapat es atau gletser.
c .Menurut cara Pengendapannya
Batuan Sedimen Mekanis, yaitu batuan sedimen yang diendapkan secara mekanis
tanpa mengubah susunaan kimianya. Sebuah pengamatan menunjukkan bahwa batuan
kerikil ataun pasir merupakan potongan sederhana dari batuan dan mineral.
1. Batuan Sedimen Kimiawi, yaitu batuan sedimen yang diendapkan secara kimiawi.
Pada proses pembentukan batuan ini terjadi perubahan susunan kimianya. Contohnya
batu kapur.
2. Batuan Sedimen Organik, yaitu batuan sedimen yang diendapkan melalui kegiatan
organik. Contohnya terumbu karang.
3. Batuan Sedimen Piroklastik, yaitu batuan sedimen hasil erupsi gunung api berupa
abu/debu. Contohnya tufa

3. BATUAN METAMORF/MALIHAN
Batuan yang terbentuk dari proses perubahan batuan asal (batuan beku maupun
sedimen), baik perubahan bentuk/struktur maupun susunan mineralnya akibat pengaruh
tekanan dan/atau temperatur yang sangat tinggi, sehingga menjadi batuan yang baru.

1. Batuan Metamorf Kontak/Sentuh/Termal , yaitu batuan malihan akibat bersinggungan


dengan magma, contoh: marmer, kuarsit, batu tanduk.
2. Batuan Metamorf Tekan/Dinamo/Kataklastik = batuan malihan akibat tekanan yang
sangat tinggi, contoh: batusabak, sekis, filit
3. Batuan Metamorf Regional/Dinamo-Termal = batuan malihan akibat pengaruh
tekanan dan temperatur yang sangat tinggi, contoh: genes, amfibolit, grafit

SIKLUS BATUAN
Sebelumnya kita sudah tahu bahwa di bumi ada tiga jenis batuan yaitu batuan beku,
batuan sedimen, dan batuan metamorf. Ketiga batuan tersebut dapat berubah menjadi batuan
metamorf tetapi ketiganya juga bisa berubah menjadi batuan lainnya. Semua batuan akan
mengalami pelapukan dan erosi menjadi partikel-partikel atau pecahan-pecahan yang lebih
kecil yang akhirnya juga bisa membentuk batuan sedimen. Batuan juga bisa melebur atau
meleleh menjadi magma dan kemudian kembali menjadi batuan beku. Kesemuanya ini
disebut siklus batuan atau Rock Cycle.
Semua batuan yang ada di permukaan bumi akan mengalami pelapukan. Penyebab
pelapukan tersebut ada 3 macam:
1. Pelapukan secara fisika: perubahan suhu dari panas ke dingin akan membuat batuan
mengalami perubahan. Hujan pun juga dapat membuat rekahan-rekahan yang ada di
batuan menjadi berkembang sehingga proses-proses fisika tersebut dapat membuat
batuan pecah menjadi bagian yang lebih kecil lagi.
2. Pelapukan secara kimia: beberapa jenis larutan kimia dapat bereaksi dengan batuan
seperti contohnya larutan HCl akan bereaksi dengan batu gamping. Bahkan air pun
dapat bereaksi melarutan beberapa jenis batuan. Salah satu contoh yang nyata adalah
hujan asam yang sangat mempengaruhi terjadinya pelapukan secara kimia.
3. Pelapukan secara biologi: Selain pelapukan yang terjadi akibat proses fisikan dan
kimia, salah satu pelapukan yang dapat terjadi adalah pelapukan secara biologi. Salah
satu contohnya adalah pelapukan yang disebabkan oleh gangguan dari akar tanaman
yang cukup besar. Akar-akar tanaman yang besar ini mampu membuat rekahan-
rekahan di batuan dan akhirnya dapat memecah batuan menjadi bagian yang lebih
kecil lagi.
Setelah batuan mengalami pelapukan, batuan-batuan tersebut akan pecah menjadi bagian
yang lebih kecil lagi sehingga mudah untuk berpindah tempat. Berpindahnya tempat dari
partikel-partikel kecil ini disebut erosi. Proses erosi ini dapat terjadi melalui beberapa cara:
1. Akibat grafitasi: akibat adanya grafitasi bumi maka pecahan batuan yang ada bisa
langsung jatuh ke permukaan tanah atau menggelinding melalui tebing sampai
akhirnya terkumpul di permukaan tanah.
2. Akibat air: air yang melewati pecahan-pecahan kecil batuan yang ada dapat
mengangkut pecahan tersebut dari satu tempat ke tempat yang lain. Salah satu contoh
yang dapat diamati dengan jelas adalah peranan sungai dalam mengangkut pecahan-
pecahan batuan yang kecil ini.
3. Akibat angin: selain air, angin pun dapat mengangkut pecahan-pecahan batuan yang
kecil ukurannya seperti halnya yang saat ini terjadi di daerah gurun.
4. Akibat glasier: sungai es atau yang sering disebut glasier seperti yang ada di Alaska
Sekarang juga mampu memindahkan pecahan-pecahan batuan yang ada.
Pecahan-pecahan batuan yang terbawa akibat erosi tidak dapat terbawa selamanya.
Seperti halnya sungai akan bertemu laut, angin akan berkurang tiupannya, dan juga glasier
akan meleleh. Akibat semua ini, maka pecahan batuan yang terbawa akan terendapkan.
Proses ini yang sering disebut proses pengendapan. Selama proses pengendapan, pecahan
batuan akan diendapkan secara berlapis dimana pecahan yang berat akan diendapkan terlebih
dahulu baru kemudian diikuti pecahan yanga lebih ringan dan seterusnya. Proses
pengendapan ini akan membentuk perlapisan pada batuan yang sering kita lihat di batuan
sedimen saat ini.
Komposisi Lapisan Bumi

Bumi adalah planet ketiga dari delapan planet dalam Tata Surya. Diperkirakan
usianya mencapai 4,6 milyar tahun. Jarak antara Bumi dengan matahari adalah 149.6 juta
kilometer atau 1 AU (ing: astronomical unit). Bumi mempunyai lapisan udara (atmosfer) dan
medan magnet yang disebut (magnetosfer) yang melindung permukaan Bumi dari angin
matahari, sinar ultraungu, dan radiasi dari luar angkasa. Lapisan udara ini menyelimuti bumi
hingga ketinggian sekitar 700 kilometer. Lapisan udara ini dibagi menjadi Troposfer,
Stratosfer, Mesosfer, Termosfer, dan Eksosfer.

Lapisan ozon, setinggi 50 kilometer, berada di lapisan stratosfer dan mesosfer dan
melindungi bumi dari sinar ultraungu. Perbedaan suhu permukaan bumi adalah antara -70 C
hingga 55 C bergantung pada iklim setempat. Sehari dibagi menjadi 24 jam dan setahun di
bumi sama dengan 365,2425 hari. Bumi mempunyai massa seberat 59.760 milyar ton, dengan
luas permukaan 510 juta kilometer persegi. Berat jenis Bumi (sekitar 5.500 kilogram per
meter kubik) digunakan sebagai unit perbandingan berat jenis planet yang lain, dengan berat
jenis Bumi dipatok sebagai 1.

Bumi mempunyai diameter sepanjang 12.756 kilometer. Gravitasi Bumi diukur


sebagai 10 N kg-1 dijadikan unit ukuran gravitasi planet lain, dengan gravitasi Bumi dipatok
sebagai 1. Bumi mempunyai 1 satelit alami yaitu Bulan. 70,8% permukaan bumi diliputi air.
Udara Bumi terdiri dari 78% nitrogen, 21% oksigen, dan 1% uap air, karbondioksida, dan gas
lain.

Bumi diperkirakan tersusun atas inti dalam bumi yang terdiri dari besi nikel beku
setebal 1.370 kilometer dengan suhu 4.500 C, diselimuti pula oleh inti luar yang bersifat cair
setebal 2.100 kilometer, lalu diselimuti pula oleh mantel silika setebal 2.800 kilometer
membentuk 83% isi bumi, dan akhirnya sekali diselimuti oleh kerak bumi setebal kurang
lebih 85 kilometer.

Kerak bumi lebih tipis di dasar laut yaitu sekitar 5 kilometer. Kerak bumi terbagi
kepada beberapa bagian dan bergerak melalui pergerakan tektonik lempeng (teori Continental
Drift) yang menghasilkan gempa bumi.

Titik tertinggi di permukaan bumi adalah gunung Everest setinggi 8.848 meter, dan
titik terdalam adalah palung Mariana di samudra Pasifik dengan kedalaman 10.924 meter.
Danau terdalam adalah Danau Baikal dengan kedalaman 1.637 meter, sedangkan danau
terbesar adalah Laut Kaspia dengan luas 394.299 km2.

Komposisi dan struktur

Bumi adalah sebuah planet kebumian, yang artinya terbuat dari batuan, berbeda
dibandingkan gas raksasa seperti Jupiter. Planet ini adalah yang terbesar dari empat planet
kebumian, dalam kedua arti, massa dan ukuran. Dari keempat planet kebumian, bumi juga
memiliki kepadatan tertinggi, gravitasi permukaan terbesar, medan magnet terkuat dan rotasi
paling cepat. Bumi juga merupakan satu-satunya planet kebumian yang memiliki lempeng
tektonik yang aktif.

Bentuk

Bentuk planet Bumi sangat mirip dengan bulatan gepeng (oblate spheroid), sebuah
bulatan yang tertekan ceper pada orientasi kutub-kutub yang menyebabkan buncitan pada
bagian katulistiwa. Buncitan ini terjadi karena rotasi bumi, menyebabkan ukuran diameter
katulistiwa 43 km lebih besar dibandingkan diameter dari kutub ke kutub. Diameter rata-rata
dari bulatan bumi adalah 12.742 km, atau kira-kira 40.000 km/. Karena satuan meter pada
awalnya didefinisikan sebagai 1/10.000.000 jarak antara katulistiwa ke kutub utara melalui
kota Paris, Prancis.
Topografi lokal sedikit bervariasi dari bentuk bulatan ideal yang mulus, meski pada
skala global, variasi ini sangat kecil. Bumi memiliki toleransi sekitar satu dari 584, atau
0,17% dibanding bulatan sempurna (reference spheroid), yang lebih mulus jika dibandingkan
dengan toleransi sebuah bola biliar, 0,22%. Lokal deviasi terbesar pada permukaan bumi
adalah gunung Everest (8.848 m di atas permukaan laut) dan Palung Mariana (10.911 m di
bawah permukaan laut). Karena buncitan katulistiwa, bagian bumi yang terletak paling jauh
dari titik tengah bumi sebenarnya adalah gunung Chimborazo di Ekuador.

Proses alam endogen/tenaga endogen adalah tenaga bumi yang berasal dari dalam
bumi. Tenaga alam endogen bersifat membangun permukaan bumi ini. Tenaga alam eksogen
berasal dari luar bumi dan bersifat merusak. Jadi kedua tenaga itulah yang membuat berbagai
macam relief di muka bumi ini seperti yang kita tahu bahwa permukaan bumi yang kita huni
ini terdiri atas berbagai bentukan seperti gunung, lembah, bukit, danau, sungai, dsb. Adanya
bentukan-bentukan tersebut, menyebabkan permukaan bumi menjadi tidak rata. Bentukan-
bentukan tersebut dikenal sebagai relief bumi.

Komposisi kimia

F. W. Clarkes Table kerak oksida


Senyawa Formula Komposisi
Silika SiO2 59,71%
Alumina Al2O3 15,41%
Kapur CaO 4,90%
Magnesia MgO 4,36%
sodium oxide Na2O 3,55%
iron(II) oxide FeO 3,52%
potasium oxida K2 O 2,80%
besi(III) oxida Fe2O3 2,63%
Air H2O 1,52%
titanium dioxida TiO2 0,60%

phosphorus pentoxida P2O5 0,22%


Total 99,22%
(1,5%), and aluminium (1,4%); dan 1,2% selebihnya terdiri dari berbagai unsur-unsur
langka. Karena proses pemisahan massa, bagian inti bumi dipercaya memiliki kandungan
utama besi (88,8%), dan sedikit nikel (5,8%), sulfur (4,5%), dan selebihnya kurang dari 1%
unsur langka. Massa bumi kira-kira adalah 5,981024 kg. Kandungan utamanya adalah
besi(32,1%), oksigen (30,1%), silikon (15,1%), magnesium (13,9%), sulfur (2,9%), nikel
(1,8%), kalsium (

Ahli geokimia F. W. Clarke memperhitungkan bahwa sekitar 47% kerak bumi terdiri
dari oksigen. Batuan-batuan paling umum yang terdapat di kerak bumi hampir semuanya
adalah oksida (oxides); klorin, sulfur, dan florin adalah kekecualian dan jumlahnya di dalam
batuan biasanya kurang dari 1%. Oksida-oksida utama adalah silika, alumina, oksida besi,
kapur, magnesia, potas dan soda. Fungsi utama silika adalah sebagai asam, yang membentuk
silikat. Ini adalah sifat dasar dari berbagai mineral batuan beku yang paling umum.
Berdasarkan perhitungan dari 1,672 analisa berbagai jenis batuan, Clarke menyimpulkan
bahwa 99,22% batuan terdiri dari 11 oksida (lihat tabel kanan).

Hubungan antara Suhu dengan Ketinggian


Sama halnya dengan udara. Udara juga memiliki berat dan punya kecenderungan
untuk menekan udara di bawahnya. Akibatnya lokasi yang lebih rendah memiliki kerapatan
molekul udara yang lebih tinggi. Intinya, molekul udara di dataran rendah menjadi lebih
padat, sedangkan di dataran tinggi jadi lebih renggang.
Lalu apa hubungannya molekul udara dengan suhu yang dingin? Semua itu berkaitan
dengan teori Gerak Brown (Browning Motion). Jadi ternyata molekul gas itu bergerak terus
sepanjang waktu, menghasilkan energi kinetis (energi yang diperoleh karena gerakan). Dan
seperti yang dijelaskan di atas, di dataran rendah molekulnya lebih padat daripada dataran
tinggi.
Perumpamaannya, bayangkan sebuah ruangan dengan 10 orang yang terus bergerak.
Pasti suatu saat menimbulkan tabrakan dan gesekan antar orang bukan? Nah di hukum fisika,
gesekan dan tabrakan akan menimbulkan panas. Sekarang apa yang terjadi bila dengan
ruangan yang sama kita tambah menjadi 100 orang, lalu 1000 orang. Pasti semakin
padat orang yang ada di ruangan tersebut semakin banyak gesekan yang terjadi bukan?
Begitu pula dengan molekul gas yang ada di sekitar kita.
Jadi mari kita tarik kesimpulannya: Semakin tinggi sebuah wilayah, tekanan udara
makin kecil, energi kinetis makin kecil, gesekan antar molekul udara makin berkurang dan
suhu juga makin kecil.

Anda mungkin juga menyukai