Anda di halaman 1dari 30

Makalah Geografi Pembahasan Litosfer

Disusun Oleh Kelompok 1 X MB 6 :


1. Aldrich Yohanes R Ginting
2. Arthur Rai Steve Boang Manalu
3. Gosyen Sembiring
4. Kezia Kasinami Manurung
5. Teresa Maura
6. Vanessa Anggi Nicora L.Tobing

SMA SANTO THOMAS 1 MEDAN

0
KATA PENGANTAR

Kami panjatkan puji syukur pada Tuhan Yang Maha Esa karena telah
memberikan berkat kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah dengan tema
litosfer.Litosfer, sebagai salah satu lapisan terluar Bumi, memegang peranan krusial
dalam pemahaman kita terhadap dinamika planet ini. Makalah ini akan menggali lebih
dalam tentang struktur, komposisi, dan peran litosfer dalam membentuk wajah
geologis Bumi. Dengan melibatkan konsep-konsep geologi, kita dapat memahami
bagaimana litosfer mempengaruhi proses alam seperti tektonika lempeng,
pembentukan gunung, dan interaksi manusia dengan kerak bumi. Dengan pemahaman
yang lebih mendalam, kita dapat menghargai kompleksitas dan pentingnya litosfer
dalam konteks geosains. Bumi, dihiasi oleh keindahan alam yang memukau,
menyimpan rahasia besar di dalam lapisan tersembunyi yang disebut litosfer.

Lapisan padat ini, yang membentang dari dasar samudra hingga puncak
gunung, memiliki peran sentral dalam membentuk dunia yang kita kenal. Melalui
kata-kata ini, mari kita memulai perjalanan mendalam untuk memahami litosfer,
menjelajahi komposisinya yang kompleks, dan merenungi dampaknya yang
melampaui ketebalan permukaan. Selamat datang, pembaca, pada sebuah petualangan
ilmiah menuju inti dari fondasi tersembunyi Bumi.

Daftar Isi

1
Kata
Pengantar…………………………………………………………………
……1
Daftar
Isi…………………………………………………………………………
……..2
BAB 1:
Pendahuluan……………………………………………………………….
3
1.1 Latar belakang……………………………..
……………………….3
1.2 Rumusan
Masalah………………………………………………..3
1.3 Tujuan………………………………………………………
…………..3
BAB 2:
Pembahasan………………………………………………………………4
2.1

Litosfer…………………………………………………………………4
2.2

Batuan………………………………………………………………….6
2.3

Tektonisme………………………………………………………….8
2.4
Vulkanisme…………………………………………………………
15
2.5
Seisme………………………………………………………………..20
2.6
Eksogen………………………………………………………………30

Kesimpulan………………………………………………………………………
….33

2
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bumi tersusun atas beberapa lapisan yaitu:Barisfer(lapisan inti bumi yang merupakan bahan padat yang tersusun
dari lapisan nikel dan besi),lapisan antara(lapisan yang terdapat di atas barisfer dengan tebal 1700 km), dan
lapisan Litosfer (lapisan paling luar yang terletak di atas lapisan antara dengan ketebalan 1200 km).

Secara harfiah Litosfer artinya “Lapian Batu” (The Stone Sphere). Ahli-
ahli geofisika menggunakan istilah litosfer dalam pengertian yang terbatas yaitu kulit luar bumi yang tipis,
disebut dengan kerak (Crust). Pada lapisan inilah makhluk hidup di planet bumi tinggal. Litosfer ini terletak
paling atas atau paling luar dari bagian bumi, sehingga sering disebut dengan kerak bumi dan terdiri atas batuan
dengan ketebalan 1200 km. Yang dimaksud batuan disini bukanlah benda yang keras saja yang dilihat dalam
kehidupan sehari - hari berupa batu, akan tetapi juga dalam bentuk tanah liat, abu gunung api, pasir, kerikil, dan
sebagainya.

Litosfer merupakan lapisan bumi yang merupakan tempat tinggal makhluk hidup, baik manusia, hewan, dan
tumbuhan. Semua aktifita manusia dilakukan di lapisan ini. Lapisan litosfer memiliki beragam bentuk, ada yang
berupa pegunungan, dataran tinggi, maupun dataran rendah. Perbedaan ini dipengaruhi oleh faktor alam yaitu
tenaga endogen dan tenaga eksogen.Tenaga endogen dan eksogen ialah tenaga yang membentuk dan mengubah
permukaan bumi ini. Jika tenaga endogen ialah tenaga yang berasal dari dalam bumi yang memiliki sifat
membentuk, maka tenaga eksogen adalah tenaga yang berasal dari luar bumi yang sifatnya merusak.Oleh sebab
itu, kita perlu mengkaji lebih dalam mengenai litosfer, mulai dari lapisan bumi, geomagnetisme, proses dalam
litosfer, lantai samudera, tektonik lempeng, serta klasifikasi batuan guna menambah wawasan kita mengenai
litosfer yang merupakan bagian dari planet Bumi yang dihuni oleh manusia.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat kami rumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apa itu litoshfer ?
2. Bagaimana Struktur dan jenis-jenis batuan?
3. Bagaimana Proses tektonisme?
4. Bagaimana Proses vulkanisme ?
C. Tujuan
penulisan makalah ini berujuan untuk :
1. dapat mendeskripsikan tentang pengertian litosfer
2. dapat mendeskripsikan struktur dan jenis-jenis batuan
3. dapat mendeskripsikan proses tektonisme
4. dapat mendeskripsikan proses vulkanisme

3
BAB 2
PEMBAHASAN

Litosfer

A. Pengertian Litosfer
Litosfer berasal dari kata lithos dan sphere. Lithos artinya batuan, sedangkan sphere
artinya lapisan. Litosfer merupakan lapisan kulit bumi yang paling luar dan sifatnya
padat. Litosfer memiliki ketebalan rata-rata sekitar 1200 km. Lapisan ini terdiri dari
lapisan sial yang bersifat granitis, dan lapisan sima yang bersifat basaltis pada bagian
bawahnya. Disebut lapisan sial karena mengandung unsur-unsur silisium (Si) dan
aluminium (Al), sedangkan lapisan sima banyak tersusun dari unsur-unsur silisium (Si)
dan magnesium (Mg).

B. Struktur Lapisan Bumi


Bentuk permukaan bumi selalu berubah melalui proses geologis pada litosfer, dari
perubahan cepat hingga lambat yang dapat memakan jutaan tahun. Proses ini membentuk
beragam relief seperti gunung, perbukitan, dataran rendah, air terjun, danau, serta
berbagai jenis batuan lainnya.

Litosfer merupakan lapisan paling luar yang sering disebut sebagai kerak bumi. Litosfer
yang paling tebal terdapat di bawah benua (kerak benua), sedangkan yang paling tipis
terdapat di bawah samudra (kerak samudra). Di bawah litosfer terdapat lapisan selubung
atau mantel yang bersifat plastis dan pijar yang disebut juga dengan astenosfer. Di bawah
lapisan astenosfer terdapat lapisan inti luar, sedangkan bagian paling dalam dari lapisan
bumi adalah inti bumi (core). Litosfer dapat terbentuk karena adanya pergerakan lempeng
mulai dari lempeng besar hingga yang kecil dengan kecepatan gerakan sampai 12 cm per
tahunnya.

Kerak benua merupakan benda padat yang terdiri dari batuan granit di bagian atasnya
dan batuan beku basalt di bagian bawahnya dengan berat jenis rata-rata sekitar 2,7 g/cm³
dan rata-rata ketebalannya sekitar 40 km. Kerak samudra merupakan benda padat yang
terdiri dari endapan di dasar samudra pada bagian atas terdiri atas batuan basaltis dengan
berat jenis rata-rata mencapai 3,3 g/cm³ dan rata-rata ketebalannya antara 5-10 km yang
di bagian bawahnya adalah batuan vulkanik dan yang paling bawah tersusun dari batuan
beku gabro dan peridotit

4
C. Tenaga Endogen
Tenaga endogen adalah tenaga yang berasal dari dalam perut bumi yang mempengaruhi
perubahan kulit bumi.Lapisan litosfer yang bergerak dipengaruhi oleh adanya tenaga
endogen. Contoh dari tenaga endogen adalah bebatuan di kawasan geopark nasional
Karangsambung karang bolong di kebumen, Jawa tengah di bawah ini:

Gambar di atas menampilkan singkapan batuan purba dari lantai samudra yang terbuka
di permukaan tanah di geopark nasional Karangsambung. Batuan tersebut
menggambarkan proses geologi dari lebih dari 120 juta tahun yang lalu dan kawasan ini
kaya akan fosil serta berbagai jenis bebatuan alami. Fenomena singkapan batu tersebut
menjadi bukti adanya tenaga endogen yang berasal dari dalam bumi yang mempengaruhi
terhadap permukaan bumi. Tenaga endogen ini akan menghasilkan aktivitas tektonisme,
vulkanisme, dan seisme.

Batuan

A. Pengertian dan Karakteristik Batuan


Batuan adalah kumpulan mineral yang terikat bersama melalui proses geologis. Mereka
muncul dalam berbagai bentuk dan ukuran, membentuk landasan dasar dari lapisan-lapisan

5
yang membentuk kerak Bumi. Kita akan merinci karakteristik fisik dan kimia batuan, yang
mencakup sifat-sifat seperti warna, tekstur, dan kekerasan.

B. Klasifikasi Batuan: Cermin Dari Proses Pembentukan


Batuan dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok utama: batuan beku, batuan sedimen,
dan batuan metamorf. Klasifikasi ini memberikan wawasan mendalam tentang sejarah dan
proses yang membentuk batuan tersebut. Batuan beku lahir dari magma, sedangkan batuan
sedimen terbentuk melalui akumulasi partikel, dan batuan metamorf mengalami transformasi
akibat tekanan dan panas.

C. Pembentukan Batuan Beku: Cerita Magma yang


Dingin
Batuan beku membentuk landasan kita, mulai dari granit yang megah hingga batuan basalt
yang terbentang di dasar samudra. Proses pendinginan magma menghasilkan kristal dan
tekstur khas, memberikan karakteristik unik pada batuan ini. Penelusuran asal usul dan
pembentukan batuan beku mengajak kita untuk menyusuri kisah pendinginan magma di
dalam dan di luar permukaan Bumi.

D. Batuan Sedimen: Jalan Panjang Dari Kehidupan


Organik
Batuan sedimen mencatat perjalanan panjang partikel-partikel kecil yang terakumulasi untuk
membentuk lapisan-lapisan padat. Dari batu pasir yang halus hingga batu kapur yang indah,
kita akan mengeksplorasi proses sedimentasi dan transformasi organik menjadi batuan yang
menjelma sebagai arsip berharga bagi sejarah lingkungan dan kehidupan masa lalu.

E. Batuan Metamorf: Transformasi di Dalam Keheningan


Bumi
Batuan metamorf menggambarkan kekuatan dan ketahanan batuan dalam menghadapi
tekanan dan panas yang luar biasa. Melalui proses metamorfosis, batuan seperti batu lempung
atau batu pasir berubah menjadi batuan baru dengan sifat yang berbeda. Penjelajahan ini
mengajak kita untuk menyelami keheningan dan perubahan dalam kerak Bumi yang kadang-
kadang terlupakan.

F. Batuan Sebagai Indikator Geologi: Membaca Catatan


Zaman

6
Setiap batuan adalah catatan geologis yang membantu kita memahami sejarah Bumi. Fosil,
mineral, dan struktur internal batuan memberikan petunjuk tentang lingkungan dan peristiwa
yang mendefinisikan zaman-zaman tertentu. Mempelajari batuan adalah membaca kronologi
geologis dan merangkai kembali kisah panjang evolusi planet ini.

G. Pemanfaatan dan Eksploitasi Batuan: Sumber Daya


Berharga dan Tantangan Lingkungan
Selain peran fundamentalnya dalam pembentukan Bumi, batuan juga menjadi sumber daya
berharga. Pertambangan dan eksploitasi sumber daya mineral dari batuan memberikan
kontribusi vital pada perkembangan industri dan ekonomi. Namun, tantangan eksploitasi ini
juga mengajak kita untuk mempertimbangkan

TEKTONISME
Pengertian Tektonisme
Tektonisme adalah tenaga yg berasal dari kulit bumi yg menyebabkan perubahan
letak dan bentuk lapisan permukaan bumi, baik mendatar maupun vertikal. Berdasarkan
rentang waktu, proses terjadi nya, dan ruang lingkup spasial nya, tenaga tektonik
menghasilkan gerak epirogenetik (epirogenesa) dan gerak orogenetic (orogenesa) yang
sama-sama dipengaruhi oleh tenaga endogen.

Gerak Epirogenesa adalah gerakan dari dalam bumi yang rentang waktunya lambat dan ruang
lingkup yang luas.

Gerak epirogenesa dibagi dua, yaitu:

1) Epirogenesa positif: gerak yang menyebabkan turunnya daratan sehingga pemukaan laut
tampak seolah-olah naik. Contoh nya:

· Turunnya pulau-pulau di Indonesia bagian timur (Kepulauan Maluku dari barat daya
sampai Kepulauan Banda)

· Turunnya lembah yg terdapat di Sungai Kongo, Afrika hingga mencapai 2.000 km


di bawah permukaan laut.

7
2) Epirogenesa negatif: gerak yang menyebabkan naiknya dartan sehingga permukaan laut
seolah-olah turun. Cotoh nya:

· Naiknya Pulau Timor dan Pulau Buton.

· Naiknya Dataran Tinggi Colorado di Amerika Serikat.

· Terjadinya kenaikan Pulau Simeulue pada bagian utara, saat terjadi gempa bumi di
Aceh

· Pantai Stockholm yg mengalami kenaikan sekitar 1 meter setiap 100 tahun.

Gerak orogenesa adalah gerakan dari dalam bumi yang rentang waktunya lebih cepat dan
ruang lingkup yang relatif sempit

Contoh akibat progress orogenesa, yaitu:

· Terbentuknya pegunungan Sirkum Pasifik dan Sirkum Mediterania.

· Adanya dataran seperti Dataran Tinggi Bandung yang ada di Jawa Barat dan
Dataran Tinggi Karo yang ada di Sumatera Utara.

· Terbentuknya depresi/cekungan, misalnya Lembah Jawa Tengah dan Lembah


Semangko.

· Terbentuknya palung laut, dengan kedalaman lebih dari 5.000 meter. Misalnya
Palung Laut Mindanao dan Palung Laut Kai.

· Terbentuknya lubuk yang bentuknya membulat dengan kedalaman lebih dari 5.000
meter. Contohnya Lubuk Laut Sulu dan Lubuk Laut Banda.

Gerakan orogenesa ini terjadi karena adanya gaya kompresi atau tekanan pada kerak bumi
yang cukup intens. Gerak orogenesa dibagi dua yaitu gerakan yang mengakibatkan patahan
dan lipatan.

1) Patahan

Patahan terjadi ketika kulit bumi bersifat padat dan keras mengalami retak atau patah saat
terjadinya gerakan orogenesa. Pada patahan, ada perpindahan signifikan karena massa batuan
mengalami pergeseran titik yang semula bertampalan (kontak) kemudian berpindah lokasi
(dislocated/displaced). Bidang tempat terjadinya patahan disebut sesar. Ciri adanya dapat
dikenali dari adanya perbedaan ketinggian yang mencolok.

2) Lipatan

8
Lipatan atau folding pada dasarnya adalah gerakan horizontal di mana kerak bumi yang
elastis mengalami perubahan bentuk atau deformasi, tapi tidak patah. Deformasi ini membuat
kerak bumi tersebut terlipat sehingga membentuk pegunungan dan perbukitan. Lipatan
merupakan pencerminan dari suatu lengkungan yang mekanismenya disebabkan oleh dua
proses, yaitu buckling (melipat) dan bending (melengkung).

Faktor-faktor terjadinya lipatan adalah:

1. Adanya intrusi batuan beku

2. Adanya lengseran atau perubahan gaya berat serta tenaga endogen dan eksogen

3. Kerak bumi yang elastis sehingga saat mengalami deformasi tidak retak atau patah

Proses terjadinya lipatan diawali dari Proses terjadinya lipatan diawali dari adanya tekanan
atau dorongan. Tekanan tersebut kemudian membentuk lapisan tanah yang tadinya datar
menjadi melengkung atau bending. Tenaga tektonik akan terus mendorong sehingga tanah
yang telah melengkung berubah bentuk menjadi melipat atau blucking. Lipatan itu kemudian
mendapat dorongan lagi sehingga menjadi lipatan miring. Begitu seterusnya hingga
membentuk lipatan rebah dan sesar sungkup. Jika tekanan atau dorongan sudah melebihi
batas kelenturan tanah, maka lipatan berubah menjadi patahan.

Proses lipatan ini akan menghasilkan dua jenis pegunungan/perbukitan yaitu sinklinal dan
antiklinal. Sinklinal disini artinya adalah lipatannya menghadap ke bawah, sedangkan
antiklimal lipatannya menghadap ke atas

Unsur-unsur lipatan:

· Plunge, sudut yang terbentuk oleh poros dengan horizontal pada bidang vertikal.
· Core, bagian dari suatu lipatan yang letaknya disekitar sumbu lipatan.
· Crest, daerah tertinggi dari suatu lipatan biasanya selalu dijumpai pada bagian
antiklin.
· Limb (sayap), bagian dari lipatan yang terletak downdip ( sayap yang dimulai dari
lengkungan maksimum sinklin sampai hinge sinklin ), atau updip (sayap yang dimulai dari
lengkungan maksimum sinklin sampai hinge antiklin). Sayap lipatan dapat berupa bidang
datar (planar), melengkung (curve), atau bergelombang(wave).
· Fore limb, sayap yang curam pada lipatan yang simetri.
· Back limb, sayap yang curam pada lipatan yang simetri.
· Back limb, sayap yang landai.
· Hinge point, titik yang merupakan kelengkungan maksimum pada suatu
perlipatan.

9
· Hinge zone, garis yang menghubungkan hinge point pada suatu perlapaisan yang
sama.
· Hinge zone, daerah sekitar hinge point.
· Inflection point, merupakan titik balik dari suatu lengkungan pada sayap lipatan
atau pertengahan antara dua perlengkungan maksimum.
· Trough, daerah terendah pada suatu lipatan selalu dijumpai pada sinklin.
· Axial line, garis khayal yang menghubungkan titik-titik dari lengkungan
maksimum pada tiap permukaan lapisan dari suatu struktur lapisan.
· Axial plane, bidang sumbu lipatan yang membagi sudut sama besar antara sayap-
sayap lipatannya.
· Half-wavelength, jarak antara dua titik inflection (inflection points).

Jenis-jenis lipatan:

Berdasarkan unsur geometri atau kedudukan bidang sumbunya, terdapat bermacam-macam


lipatan, diantaranya adalah :
· Lipatan tegak (symmetric folds) adalah lipatan yang garis sumbunya membagi
secara simetris atau sama besar antara antiklin dan sinklinal.
· Lipatan miring (asymmetric folds) adalah lipatan yang garis sumbunya tidak
simetris dan membentuk sudut.
· Lipatan menggantung adalah lipatan yang menyerupai lipatan miring, akan tetapi
bagian puncaknya terdorong sangat tinggi sehingga mempunyai bentuk seperti menggantung
· Lipatan menutup (recumbent folds) adalah lipatan yang terbentuk karena lipatan
yang satu menekan sisi lipatan yang lain sehingga menyebabkan sumbu lipat hampir datar.
· Lipatan rebah (overturned fold) adalah lipatan yang tertekan terus menerus
sehingga mengakibatkan puncaknya melandai seperti rebahan. Terjadinya lipatan ini karena
tekanan tenaga secara horizontal hanya berasal dari satu arah.
· Lipatan sesar sungkup (overtrust) adalah lipatan yang disebabkan oleh adanya
pergerakan pada sepanjang kerak bumi dimana pergerakan tersebut menekan satu sisi dengan
sangat kuat sehingga menyebabkan lipatan menjadi retak.

Macam-macam lipatan berdasarkan bentuknya :


· Lipatan paralel (concentric fold) adalah suatu lipatan diana jarak ketebalan tiap
lapisan tetap sama dan mempunya jarak lapisan sejajar dengan sumbu utama.
· Liptan similar ( similar fold) adalah lipatan yang jarak lapisannya sejajar dengan
sumbu utama. Ukuran antiklinal dan sinklinalnya juga tidak banyak berubah.
· Lipatan disharmonik adalah lipatan yang tidak sama teratur karena lapisannya
tersusun dari bahan-bahan yang berbeda.

10
· Lipatan ptigmatik adalah lipatan yang terbalik terhadap sumbunya.
· Lipatan chevron (chevron fold) adalah lipatan bersudut yang sendinya tajam
dengan sayap lipatan berupa bidang planar.
· Lipatan isoklinal (isoclinal fold) adalah lipatan yang bidang sumbu atau
sayapnya sejajar disebabkan oleh adanya tekanan secara terus menerus.
· Lipatan klin bands adalah lipatan yang bersudut tajam dan dibatasi oleh
permukaan planar.
· Lipatan seretan (drag fold) adalah lipatan yang terbentuk karena adanya seretan
suatu sesar.
· Lipatan kelopak adalah lipatan yang bagian dalamnya mempunyai daya tekanan
sehingga sayap tengahnya tidak menjadi tipis.

Berikut ini adalah contoh bentang alam yang terbentuk seagai hasil tenaga endogen, lipatan,
dan patahan:

a. Pegunungan LIpatan Sirkum Pasifik

Pegunungan Lipatian Sirkum Pasifik terbentuk karena adanya sulluksi taleskan antardua
lempeng teldonik. Subedukasi terjadi antara lempeng benua dengan kengeng sartius

Subduksi terjadi ketika terjadi tabrakan antara lempeng samudra dan teropeng benuo
Lempeng benua yang terangkat ini kemudian akan mengalami pelipatan, membentuk gunung
dan bukit. Sementara, lempeng samudra yang ada di bawalinya cenderung akan meleleh
menjadi magma di kerak bumi bagian dalam atau mantel atas. Wilayah Indonesia yang
termasuk Sirkum Pasifik yaitu Pulau Sulawesi, Maluku, Halmahera, dan Papua

b. Pegunungan Dieng

Pegunungan Dieng merupakan salah satu contoh horst yaitu daratan yang mengalami
kenaikan tinggi akibat tenaga endogen. Horst terbentuk dari tenaga tektogenesa secara
vertikal. Tenaga tektogenesa merupakan pergerakan yang terjadi di lempeng perut bumi.

11
Gambaran dari tenaga tektogenesa yaitu melakukan dorongan yang memusat ke arah sesar
kemudian dua titik patahan terdorong ke atas.

Hal ini menyebabkan pergerakan sesar yang bagian kanan dan kiri menjadi lebih tinggi
daripada bagian tengah. Dataran yang terbentuk horst menarik karena pembagian topografi
antara dataran tinggi dan dataran rendah. Selain dataran tinggi Dieng, contoh horst lainnya
adalah di pegunungan Jawa Tengah dan Wonosari, Gunung Kidul Provinsi Yogyakarta.

c. Ciletuh Sukabumi

Daerah Ciletuh merupakan fosil tektonik yang memperlihatkan pendampingan dua zona yang
disusun oleh batuan yang berasal dari lempeng samudra dan lempeng benua. Dua penggalan
kerak bumi yang sangat berbeda sifatnya yang Werbentuk karena adanya subduksi
(tumbukan) dan kedua lempeng tersebut. Kanena keunikan dan kelangkaan geologinya
kawasan Ciletuh dijadikan sebagai "Laboratorium Alam Geologi Jawa Barat.

d) Bukit Barisan

Pembentukan Bukit Barisan dimulai dari peristiwa bertumbuknya dua lempeng. antara
Lempeng Indo-Australia dengan Lempeng Eurasia. Pembentukannya terjadi sekitar 45,6 juta
tahun lalu yang mengakibatkan rangkaian sistematis dari pergerakan relatif lempeng-lempeng
di- sertai dengan perubahan kecepatan relatif antarlempeng

12
VULKANISME
A. PENGERTIAN Vulkanisme
Vulkanisme adalah segala peristiwa yang berhubungan dengan magma yang keluar
menuju permukaan bumi melalui rekahan dalam kerak bumi. Di dalam litosfer,
magma menempati suatu kantong yang dinamakan dapur magma (batholit).
Kedalaman dan besar dapur magma itu sangat bervariasi. Perbedaan letak ini
merupakan penyebab adanya perbedaan kekuatan letusan yang terjadi. Magma
berbentuk cair dan berpijar. Magma bergerak naik ke permukaan bumi melalui
diatrema, yaitu saluran yang mirip pipa. Ada dua bentuk gerakan magma yang
berhubungan dengan vulkanisme, yaitu intrusi dan ekstrusi magma.

1. Intrusi Magma

Intrusi magma adalah peristiwa menyusupnya magma di antara lapisan batu-batuan,


tetapi tidak mencapai permukaan bumi. Instrusi magma dapat dibedakan sebagai berikut

a. Batolit, merupakan batuan beku yang terbentuk di dalam dapur magma karena
penurunan suhu yang
sangat lambat.

b. Lakolit, merupakan
batuan beku yang berasal
dari resapan magma di
antara dua lapisan litosfer
yang berbentuk cembung.

c. Sill (intrusi datar


atau lempeng intrusi),

13
merupakan magma yang naik dan membeku di antara dua lapisan litorsfer, related tipis
dan membentuk horizontal atau searah perlapisan batuan

d. Diatrema, merupakan batuan pengisi pipa gunung api berbentuk silinder dari dapur
magma sampai ke permukaan bumi.

e. Dikes, merupakan magma yang menerobos lapisan kerak bumi dengan arah vertical
atau memotong beberapa lapisan batuan.

f. Apofisa, berupa cabang dari intrusi gang, tetapi lebih kecil atau percabangan magma
yang ukurannya kecil atau sering disebut dengan urat-urat magma.

2. Ekstrusi Magma

Ekstrusi magma adalah proses keluarnya magma dari dalam bumi dan sampai ke
permukaan bumi. Hal ini terjadi bila tekanan gas cukup kuat dan ada retakan pada kulit
bumi. Hasil ekstrusi magma disebut erupsi. Bentuk esktrusi magma adalah lava dan lahar.

a. Lava adalah magma yang keluar dan mengalir di permukaan bumi

b. Lahar, yaitu material campuran antara lava dan materi-materi yang terdapat di
permukaan bumi berupa pasir, kerikil, atau debu, dengan air sehingga membentuk
lumpur. Jika bercampur dengan material padat, maka disebut lahar panas dan jika
bercampur dengan air hujan, air sungai, atau air danau di sekitar gunung, maka disebut
dengan lahar dingin.

Bedasarkan bentuk keluarnya magma, erupsi gunung dibedakan menjadi 3, yaitu:

a. Erupsi linear merupakan letusan gunung api, di mana magma yang terdapat di
dalamnya mengalir keluar melalui retakan yang membentuk garis panjang.
Contoh: deretan pegunungan di Jawa Tengah

b. Erupsi Areal Merupakan aktivitas keluarnya magma melalui lubang besar. Hal
ini disebabkan oleh letak magma yang sangat dekat dengan permukaan bumi.
Contoh: Yellow Stone National Park di Amerika Serikat

c. Erupsi Sentral adalah letusan yang terjadi keluar melalui sebuah lubang yang
membentuk gunung api yang terpisah-pisah. Contoh: Gunung Krakatau, Gunung
Semeru

Bedasarkan sifatnya, erupsi gunung api dibedakan menjadi 3 yaitu:

a. Erupsi eksplosif: tenaga gas sangat besar dan letak sumber magma sangat dalam
sehingga terjadi ledakan yang sangat dashyat

14
b. Erupsi efusif: tekanan gas magma lemah dan sumber magma tidak dalam sehingga
tidak terjadi ledakan yang kuat

c. Erupsi campuran: erupsi eksplosif diselilingi erupsi efusif.

Berbagai macam bahan yang dikeluarkan oleh tenaga vulkanisme, yaitu:

a. Bahan Cair (Efusia): Lava, Lahar panas, Lahar dingin

b. Bahan Padat (Elfata): Menurut asal (Eflata autogen/pyrodastic, Elfata alogen),


Menurut Ukuran (Bom, Lapili (kerikil), Pasir, Debu, Batu Apung)

c. Bahan Gas (Ekshalasi): Solfatar (H2S), Fumarol (uap air), Mofet (CO2)

Bedasarkan tipe bentuknya gunung berapi dapat dibedakan menjadi 3 yaitu sebagar
berikut:

a. Gunung api perisai karena magma cair keluar dengan tekanan rendah hamper tanpa
letusan, magma yang keluar sangat encer. Magma yang encer akan mengalir ke segala
arah sehingga membentuk lereng yang sangat landai. Hal ini membuat gunung tidak
menjulang tinggi tetapi melebar. Contohnya Gunung Maona Loa dan Maona Kea di
kepulauan Hawaii.

b. Gunung Api Maar terjadi akibat adanya letusan eksplosif. Gunung api ini biasanya
tidak tiinggi, dan terdiri atas timbuhan bahan padat (eflata). Contohnya gunung Lemongan
di Jawa timur dan Gunung Dieng

c. Gunung Api Strato terjadi akibat erupsi campuran antara eksplosif dan efusif yang
bergantian secara terus menerus. Hal ini menyebabkan lerengnya berlapis-lapis dan terdiri
dari bermacam-macam batuan. Misalnya Gunung Merapi, Semeru, Merbabu, dan Kelud.

§ Tipe stromboli mempunyai interval waktu letusan yang hamper sama di setiap
letusannya. Contoh: Gunung Raung di Jawa Timur Indonesia dan Gunung
Vesuvius di Italia

§ Tipe Hawaii Merupakan ketusan yang terjadi pada gunung yang memiliki lava
sangat cair serta pada gunung dengan bentuk perisai yang dapat mengalir ke
segala arah. Contoh: Gunung Maona Loa dan Maona Kea di Hawaii

§ Tipe Merapi memiliki lava yang kental dan bisa meyumbat mulut kawah. Hal
ini mengakibatkan tekanan gas menjadi semakin kuat serta menybabkan
sumbatan di mulut kawah menjadi pecah dan terangkat ke atas serta terlempar
keluar. Letusan ini juga mengeluarkan awan panas yang disebut gloedwolk.
Contoh: Gunung Merapi di Jawa Tengah dan Yogyakarta.

§ Tipe Vulkano mengeluarkan material padat seperti bom, abu vulkanik, Lapili,
dan juga bahan cair seperti lava. Letusan tipe ini didasarkan atas kekuatan

15
erupsi dan kedalaman dapur magma. Dapur magma tipe ini memiliki
kedalaman bervariasi, mulai dangkal hingga dalam sehingga kekuatan
erupsinya pun mulai dari sedang hingga tinngi. Contoh: Gunung Vesuvius dan
Etna di Italia

§ Tipe Perret atau Plinian memiliki ledakan yang sangat dashyat dan bisa
merusak lingkungan, karena ledakannya yang dashyat ini, material yang
dikeluarkan bisa terlempar sejauh hingga 80km. Letusan ini memiliki gas yang
sangat tinggi dan juga awan yang menyembur menyerupai kembang kol.
Contoh: Gunung Krakatau yang Meletus tahun 1883.

§ Tipe Pelee adalah letusan gunung api yang terjadi jika terdapat sumbatan kawah
di puncak gunung api yang berbentuk jarum sehingga mengakibatkan adanya
tekanan gas yang bertambah besar. Saat erupsi, lava tersebut cenderung encer
dan mengalir dengan kecepatan tinggi sehingga sangat membahayakan.
Contoh: Gunung Hibok-Hibok di Filipina

§ Tipe Sint Vincent terjadi pada gunung api yang memiliki danau kawan. Ketika
gunung ini Meletus, maka air di danau kawah tersebut akan ikut tumpah
bersama lava. Hal ini sangatlah berbahaya bagi daerah yang ada di sekitarnya
karena dapat diterjang banjir lahar panas. Contoh: Gunung Kelud pada tahun
1919.

Puncak aktivitas vulkanisme adalah Meletus atau erupsi. Aktivitas ini pada akhirnya
akan berhenti. Setelah berhenti magma dalam periode pendinginan, tetapi masih tetap
menunjukkan sisa kegiatannya. Keadaan itu sering disebut dengan gejala pascavulkanik.
Pascavulkanik ini dapat dibedakan dalam beberapa bentuk gejala antara lain sumber gas,
sumber air panas, sumber air mineral (makdani), dan geyser.

a. Sumber Gas, gas yang dikeluarkan pada pascavulkanik berupa sumber gas belerang
(solfatar), sumber gas uap air atau zat lemas, dan sumber gas asam arang atau disebut
mofet. Sumber uap air yang keluar dengan tekanan tinggi dikenal sebagai tenaga
geotermal. Sumber uap air ini bisa digunakan untuk pembangkit tenaga Listrik.
Sementara gas aa marang sangat berbahaya karena dapat mematikan makhluk hidup.

b. Sumber Air Panas, air tanah berasal dari air hujan yang meresap ke dalam tanah.
Begitu pula di gunung api, air hujan meresap ke dalam tanah dan bergerak ke bagian yang
lebih dalam dan mendekati batuan yang masih panas. Akibatnya, air menjadi panas
bahkan sampai mendidih. Melalui celah-celah batuan di bagian bawah air itu keluar
sebagai mata air panas

c. Sumber Air Mineral, sumber air mineral terjadi karena pemanasan air oleh sisa
kegiatan vulkanik. Namun dalam sumber air ini terlarut zat kimia produk gunung api,

16
sehingga air itu mengandung belerang atau zat kimia lain. Sumber air ini banyak
ditemukan di daerah sekitar gunung api yang aktif atau yang sudah istrahat.

Geyser adalah sumber mata air panas yang memancar secara berkala. Geyser terjadi karena
gas panas yang asalnya dari batuan magma memanaskan bagian bawah air yang terdapat
dalam celah di dalam bumi. Uap air yang terjadi tidak dapat mengadakan sirkulasi sampai ke
permukaan bumi sehingga terjadilan akumulasi uap air setempat. Ketika ada jalan keluar ke
permukaan bumi, terjadilah pancaran

SEISME

A. Pengertian Seisme

Seisme adalah gerakan pada kulit bumi yang disebabkan oleh tenaga dari dalam bumi.
Seisme biasa disebut sebagai gempa bumi. Gempa Bumi ialah getaran yang terjadi di
permukaan bumi, biasanya disebabkan oleh pergerakan lempeng bumi (kerak bumi). Getaran
tersebut adalah akibat dari pelepasan energi secara tiba-tiba sehingga menyebabkan
gelombang seismik. Gempa bumi merupakan proses endogen yaitu akibat adanya pergerakan
bumi. Ilmu yang mempelajari gempa bumi dinamakan seismologi.

Seisme dapat dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan penyebabnya dan bentuk
episentrumnya. Episentrum adalah titik di permukaan bumi yang berada tepat di atas
hiposentrum atau fokus gempa seperti permukaan bumi/dasar laut. Hiposentrum adalah titik
di dalam bumi yang menjadi sumber pelepasan energi seisme.

17
Sumber: tribun.com

a. Gempa atau seisme dapat diklasifikasikan lewat beberapa hal yaitu sebagai
berikut:

1) Berdasarkan Penyebabnya

a) Gempa bumi runtuhan (Fall Earthquake)

Gempa ini terjadi akibat runtuhnya batu-batu raksasa di sisi gunung,atau

akibat runtuhnya gua-gua besar. Radius getaran tidak begitubesar atau tidak terasa.

b) Gempa bumi vulkanik (Volcanic Earthquake)

Gempa ini terjadi akibat aktivitas gunung api. Dalam banyak peristiwa, gempa bumi ini
mendahului erupsi gunung api, tetapi lebih sering terjadi secara bersamaan. Getaran gempa
vulkanik lebih terasa dibandingkan getaran gempa runtuhan, getarannya terasa di daerah yang
lebih luas.

c) Gempa bumi tektonik (Tectonic Earthquake)

Gempa ini terjadi akibat proses tektonik di dalam litosfer yang berupa pergeseran lapisan
batuan tua terjadi dislokasi. Gempa ini memiliki kekuatan yang sangat besar dan meliputi
daerah yang sangat luas.

2) Berdasarkan bentuk episentrum

a) Gempa linear: yaitu gempa yang episentrumnya berbentuk garis.Gempa tektonik


merupakan gempa linear. Salah satu akibat tektonisme adalah patahan.

b) Gempa sentral; yaitu gempa yang episentrumnya berupa titik. Gunung api pada
erupsi sentral adalah sebuah titik letusan, demikian juga runtuhan retak bumi.

3) Berdasarkan kedalaman hiposentrum

a) Gempa dangkal, memiliki kedalaman hiposentrumnya kurang dari 100 km di bawah


permukaan bumi.

b) Gempa menengah, dengan kedalaman hiposentrum antara 100 km-300 km di bawah


permukaan bumi
c) Gempa dalam, memiliki kedalaman hiposentrumnya antara 300-700 km di bawah
permukaan bumi. Sampai saat ini tercatat gempa terdalam 700 km.

18
4) Berdasarkan jarak episentrum

a) Gempa setempat, berjarak kurang dari 10.000 km.


b) Gempa jauh, berjarak 10.000 km.
c) Gempa jauh sekali, berjarak lebih dari 10.000 km.

5) Berdasarkan letak pusat gempa

a) Gempa laut, terjadi jika letak episentrum terletak di dasar laut atau dikatakan
episentrumnya terletak di permukaan laut.Gempa ini terjadi karena getaran permukaan
dirambatkan di permukaan laut bersamaan dengan yang dirambatkan pada permukaan
bumi di dasar laut.
b) Gempa darat, terjadi jika episentrumnya berada di daratan

b. Gelombang gempa

Titik di bawah tanah, tepat di tempat bebatuan berguncang dan menyebabkan gempa
bumi disebut pusat atau hiposentrum. Mungkin, titik ini berada ratusan kilometer di bawah
tanah. Gerakan bebatuan menyebabkan getaran yang disebut gelombang seismik. Gelombang
seismik bergerak sangat cepat ke segala arah dari pusat gempa. Gelombang paling kuat
terjadi pada titik hiposentrum yang ada di permukaan bumi yang letaknya tepat di atas pusat
gempa (episentrum). Semakin jauh dari pusat, gelombang seismik akan semakin lemah.
Jumlah kerusakan yang biasa terjadi akibat gelombang seismik tergantung pada banyaknya
jenis bebatuan yang membentuk permukaan bumi. Pada dasarnya, ada tiga macam
gelombang gempa,yaitu sebagai berikut:

1) Gelombang longitudinal atau gelombang primer (P), yaitu gelombangyang merambat


dari hiposentrum ke segala arah dan tercatat pertama kali oleh seismograf dengan kecepatan
antara 7 - 14 km per detik dan periode gelombang 5 - 7 detik.

2) Gelombang transversal atau gelombang sekunder (S), yaitu gelombang yang


merambat dari hiposentrum ke segala arah dan tercatat sebagai gelombang kedua oleh
seismograf dengan kecepatan antara 4 - 7 km per detik dan periode gelombang 11 - 13 detik.

3) Gelombang panjang atau gelombang permukaan, yaitu gelombangyang merambat dari


episentrum menyebar ke segala arah di permukaan bumi dengan kecepatan antara 3,5 - 3,9
km per detik dan periode gelombang relatif lama.

19
Dulu ukuran kekuatan gempa yang sering digunakan BMKG yaitu Skala Richter (SR),
namun kini menggunakan skala magnitudo, karena dianggap lebih akurat. Sedangkan, skala
Modified Mercalli Intensity (MMI) biasa digunakan untuk mengukur guncangan yang
dirasakan warga saat terjadi gempa. Kekuatan gempa juga dapat diukur dengan Skala Omari
dan Skala Cancani.

Indonesia menjadi daerah yang rawan gempa dikarenakan Indonesia terletak di wilayah yang
disebut "Cincin Api Pasifik," yang merupakan daerah aktif secara geologis dengan banyak
lempeng tektonik yang saling bertabrakan. Aktivitas tektonik ini menyebabkan serangkaian
gempa bumi dan letusan gunung berapi di wilayah Indonesia. Wilayah Indonesia berada di
pertemuan beberapa lempeng tektonik besar, seperti lempeng Indo-Australia, Eurasia,
Pasifik, dan Filipina. Gerakan lempeng-lempeng ini menyebabkan tekanan dan gesekan
antara lempeng, yang akhirnya dapat melepaskan energi dalam bentuk gempa bumi.Selain
itu, Indonesia memiliki banyak gunung berapi aktif karena letaknya yang berada di sepanjang
"Ring of Fire" atau Cincin Api Pasifik. Letusan gunung berapi juga bisa menjadi sumber
kerawanan di Indonesia. Kombinasi dari faktor-faktor geologis ini menyebabkan Indonesia
menjadi rawan terhadap gempa bumi dan aktivitas seismik lainnya.

Dalam ilmu gempa bumi, ada beberapa istilah kunci yang digunakan untuk menggambarkan
fenomena dan karakteristik gempa. Beberapa di antaranya termasuk:

a. Sesar: Permukaan di mana lempeng tektonik bertemu. Gempa sering terjadi di


sepanjang patahan-patahan ini ketika ada pergeseran atau pelepasan energi.

20
b. Hiposenter (atau fokus): Lokasi di dalam bumi di mana gempa bumi terjadi. Ini
adalah titik di mana energi gempa dilepaskan atau sumber gempa bumi

c. Episenter: Lokasi di permukaan bumi yang tepat di atas hiposenter atau fokus. Ini
adalah titik yang paling dekat dengan sumber gempa di permukaan bumi.

d. Magnitudo: Ukuran energi yang dilepaskan oleh gempa bumi, biasanya diukur
dengan skala seperti Skala Richter atau Skala Magnitudo Moment (Mw).

e. Ampiltudo: Besarnya getaran yang dirasakan di permukaan bumi. Getaran ini bisa
diukur oleh seismograf dan dijelaskan dalam skala MMI (Modified Mercalli Intensity).

f. Homoseista: Garis yang menghubungkan tempat-tempat di permukaan bumi yang


dilalui gempa pada waktu yang sama

g. Isoseista: Garis di permukaan bumi yang menghubungkan tempat-tempat dengan


intensitas yang sama

h. Makroseisma: Gempa berkekuatan sangat besar yang bisa dirasakan tanpa alat
perekam.

i. Pleistoseista: Garis khayal yang membatasi wilayah dengan kerusakan paling besar
akibat gempa bumi.

Sumber: https://bloggeografi.id/2020/03/27/istilah-istilah-dalam-gempa-bumi/

21
Untuk menentukan letak suatu episentrum gempa, diperlukan catatan gempa bumi
dari minimal tiga pencatat gempa bumi, dengan cara sebagai berikut: Jarak stasiun ke
episentrum dapat dihitung dengan menggunakan Hukum Laska berikut:

J = { ( S – P ) – 1 } X 1 megameter

Keterangan:

J = menunjukkan jarak ke episentrum


S = Saat tibanya gelombang S pada seismograf
P = Saat tibanya gelombang P pada seismograf
1 = 1 menit (konstanta)
1 megameter = 1.000 km

Contoh soal:

Suatu gempa tektonik di tercatat pada seismograf stasion di Sorong sebagai berikut:

a. Gelombang longitudinal tercatat pada jam 11.35’.20"


b. Gelombang transversal tercatat pada jam 11.36’.35"

Berapa jarak Sorong dari episentrum gempa?

Jawab:

Δ = {(11.36’.35” – 11.35’.20”) – 1’} × 1.000 km

=( 01’ 15” – 1’) × 1.000 km

= (15/60) × 1.000 km

= 1/4 × 1.000 km

= 250 km

Jarak dari episentrum ke Garut adalah sekitar 250 km.

· Hubungan Gempa bumi dan Tsunami

22
Gempa bumi dan tsunami seringkali terkait erat satu sama lain. Gempa bumi yang terjadi di
dasar laut atau dekat pantai memiliki potensi untuk memicu tsunami. Ketika terjadi gempa
bumi di dasar laut, energi yang dilepaskan bisa menyebabkan pergerakan vertikal yang cepat
pada lapisan dasar samudra. Ini bisa mengangkat kolom air di atasnya dan menciptakan
gelombang besar yang bergerak dengan kecepatan tinggi ke arah pantai. Gelombang-
gelombang ini yang dikenal sebagai tsunami dapat berkembang menjadi gelombang raksasa
yang menyapu pantai dengan kekuatan yang sangat merusak.Pusat Gempa (hiposentrum)
yang terletak di dasar laut dapat menjadi titik awal terjadinya tsunami. Kedalaman dan
kekuatan gempa bumi mempengaruhi potensi tsunami yang dihasilkan. Gempa bumi dangkal
dengan magnitudo yang besar cenderung memiliki potensi yang lebih besar untuk
menciptakan tsunami yang merusak. Oleh karena itu, ketika terjadi gempa bumi di wilayah
yang dekat dengan laut atau di dasar laut, peringatan dini akan tsunami menjadi krusial untuk
memperingatkan penduduk di daerah pantai terdekat agar segera mengambil langkah-langkah
evakuasi ke tempat yang lebih aman. Kesadaran akan hubungan erat antara gempa bumi dan
potensi tsunami sangat penting dalam upaya mitigasi risiko bencana alam di daerah-daerah
pesisir yang rentan terhadap ancaman tsunami. Sistem peringatan dini dan edukasi
masyarakat juga menjadi kunci dalam mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh kedua
bencana tersebut.

Gejala-gejala tsunami meliputi:

· Gempa Bumi: Tsunami sering kali terkait dengan gempa bumi yang terjadi di dasar
laut. Gempa ini bisa dirasakan sebagai getaran kuat di daerah pesisir.

· Perubahan Level Air: Sebelum tsunami tiba, terkadang ada perubahan mendadak
pada level air laut. Misalnya, pantai yang terkena bisa mengalami surut yang ekstrem, di
mana air laut mundur jauh dari pantai, mengungkap dasar laut yang biasanya terendam.

· Gelombang Awal: Tsunami pertama kali muncul sebagai gelombang yang mirip
dengan gelombang laut biasa, tetapi seringkali lebih besar dan memiliki jarak antara satu
puncak gelombang ke puncak gelombang berikutnya yang lebih besar dari gelombang
laut biasa.

· Gelombang yang Terus Meninggi: Gelombang tsunami memiliki kecenderungan


untuk terus membesar ketika mendekati pantai. Mereka bisa menjadi gelombang yang
sangat tinggi dan kuat saat mencapai daratan.

· Arus Laut yang Cepat: Tsunami juga bisa menghasilkan arus laut yang sangat
cepat dan kuat yang menyapu ke daratan. Arus ini bisa merusak dan mengangkat apapun
yang ada di jalurnya.

· Suara Gemuruh: Terkadang, tsunami datang dengan suara gemuruh yang


menakutkan, meskipun ini tidak selalu terjadi.

23
· Peringatan Dini: Sistem peringatan dini bisa memberikan notifikasi kepada
penduduk sebelum tsunami tiba, memberikan waktu untuk evakuasi dan mengambil
langkah-langkah keselamatan.

Sumber: Kompas.com

Mitigasi Gempa bumi

Mitigasi adalah upaya yang dilakukan untuk mengurangi risiko bencana. Hal terkait
mitigasi juga diatur dalam UU Nomor 24 Tahun 2007. Undang-Undang tersebut juga memuat

24
definisi tentang mitigasi. Mitigasi dapat dilakukan dengan tiga tahapan yaitu sebelum terjadi,
Ketika berlangsung dan setelah terjadi gempa bumi.

Langkah mitigasi gempa bumi pun dibedakan menjadi tiga, yakni langkah sebelum
gempa, langkah saat terjadi gempa, dan langkah pasca gempa.

· Sebelum gempa yang dapat mengurangi dampaknya adalah sebagai berikut:


1. Mendirikan bangunan sesuai aturan baku (tahan gempa)
2. Kenali lokasi bangunan tempat Anda tinggal
3. Tempatkan perabotan pada tempat yang proporsional
4. Siapkan peralatan seperti senter, P3K, makanan instan, dll
5. Periksa penggunaan listrik dan gas
6. Catat nomor telepon penting
7. Kenali jalur evakuasi
8. Ikuti kegiatan simulasi mitigasi bencana gempa

· Ketika terjadi gempa, ikuti langkah berikut ini:


1. Tetap tenang
2. Hindari sesuatu yang kemungkinan akan roboh, kalau bisa ke tanah lapang
3. Perhatikan tempat Anda berdiri, kemungkinan ada retakan tanah
4. Turun dari kendaraan dan jauhi pantai.

· Setelah gempa, ikuti langkah berikut ini:


1. Cepat keluar dari bangunan. Gunakan tangga biasaPeriksa sekitar Anda. Jika ada
yang terluka, lakukan pertolongan pertama.
2. Hindari bangunan yang berpotensi roboh.

EKSOGEN

25
Tenaga eksogen adalah tenaga yang berasal dari luar bumi yang memiliki
kemampuan untuk mengubah atau merusak bentuk-bentuk lapisan kulit bumi
yang telah dibangun oleh tenaga endogen. Sumber tenaganya yaitu air hujan, air
laut, air Sungai, suhu, angin, organisme dan es.
Tenaga eksogen dapat dibedakan menjadi empat:
1. Pelapukan
Pelapukan adalah proses penghancuran massa batuan. Pelapukan
dibedakan menjadi tiga yaitu:

a) Pelapukan mekanik, adalah rusaknya batuan karena pengaruh


waktu yang lama. Faktor yang paling dominan adalah suhu, udara,
tekanan, dan juga kristalisasi garam. Pelapukan mekanik ini hanya
bisa ditemukan di daerah yang mempunyai iklim ekstrim.
b) Pelapukan organik, adalah rusaknya batu-batuan akibat aktivitas
makhluk hidup. Contohnya pada batu yang hancur karena
ditumbuhi lumut, dan tanaman lain, atau batu yang berlubang
karena dilubangi oleh semut.
c) Pelapukan kimia, adalah rusaknya batuan-batuan akibat perubahan
susunan kimia batuan yang terlapukkan. Contohnya pelapukan
stalaktit dan stalakmit di goa. Pelapukan kimia banyak terjadi di
daerah tropis.

2. Pengikisan (erosi)
Erosi merupakan peristiwa pindahnya atau tersangkutnya tanah dari suatu
tempat ke tempat yang lainnya oleh media alam. Berdasarkan tenaga
pengikisnya, erosi dibedakan sebagai berikut:

a) Abrasi, adalah proses alam yang berupa pengikisan tanah di daerah


pesisir pantai yang disebabkan oleh ombak dan arus laut yang
sifatnya merusak.
b) Ablasi, adalah erosi yang disebabkan oleh air hujan atau Sungai
yang mengikis pegunungan-pegunungan kemudian mengangkut
bahan-bahan yang telah dihancurkan tadi diendapkan Kembali ke
tempat lain.
c) Eksarasi, adalah erosi yang disebabkan oleh gletser es. Erosi oleh
gletser merupakan pengikisan yang dilakukan oleh gletser di
daerah pegunungan.
d) Deflasi, adalah erosi oleh angin. Sering tejadi di daerah gurun atau
daerah yang beriklim kering.

26
3. Masswasting
Masswasting atau pergerakan massa batuan merupakan gerakan serpihan
batuan karena proses pelapukan atau sedimentasi yang menuruni lereng
karena adanya pengaruh gaya gravitasi. Jenis jenis masswasting:

a) Rayapan (Soil Creep)


b) Aliran Tanah (Earth Flow)
c) Tanah Longsor (Landslide)
d) Guguran batu (Rock Fall)

4. Sedimentasi
Sedimentasi atau pengendapan meruoakan peristiwa terbawanya suatu
material oleh angin, air laut, atau es (gletser) yang kemudian diendapkan
pada suatu tempat. Bentuk bentuk muka bumi hasil sedimentasi:

Tabel 3.4 Jenis Sedimentasi dan Hasilnya


Jenis Proses Bentuk Alam
Sedimentasi
Sedimentasi Sedimentasi akuatis adalah  Kipas Aluvial
Akuatis sedimentasi yang disebabkan oleh  Meander
air. Proses ini mengandalkan  Oxbow Lake
kekuatan aliran air. Ketika aliran  Dataran banjir
air kuat, maka materi akan terbawa, (flood plain)
Ketika aliran air melemah, maka  Delta
akan mengendap di dasar
Sedimentasi Sedimentasi ini terjadi karena  Gumuk Pasir
Aeolis angin membawa bahan-bahan yang  Bukit Barchan
kemudian mengalami (bukit
pengendapan. berbentuk
bulan sabit)
 Batu Jamur
Sedimentasi Sedimentasi marine merupakan  Spit
Marine sedimentasi yang terjadi karena air  Tombolo

27
laut dan terjadi/diendapkan dilaut.  Barrier Beach
Sedimentasi marine terjadi akibat  Gosong
dari perubahan arus laut, yang  Nehrung
mengendapkan materi didalam
dasar laut.
Sedimentasi Sedimentasi glasial adalah  Moraine
Glasial sedimentasi yang terjadi karena es  Till Plain
atau gletser. Sedimentasi ini terjadi  Drumlin
karena adanya gletser, materialnya  Kettle
sedimen (halus-kasar),  Eskers
geomorfologinya pegunungan es,
dan ditemukan di iklim yang
dingin.

Kesimpulan
Secara garis besar, lapisan bumi terdiri atas beberapa bagian, yaitu: kerak bumi
(crush), selimut (mantle), dan inti (core). Struktur bumi seperti itu mirip dengan telur,
yaitu cangkangnya sebagai kerak, putihnya sebagai selimut, dan kuningnya sebagai inti
bumi. Lapisan bumi yang paling luar adalah kerak bumi dan menjadi tempat tinggal bagi
seluruh makhluk hidup. Selimut atau selubung bumi merupakan lapisan yang letaknya di
bawah lapisan kerak bumi, lapisan ini berfungsi untuk melindungi bagian dalam bumi.
Inti Bumi (Core) terbagi menjadi dua macam yaitu inti luar dan inti dalam. Inti luar
berupa zat cair yang memiliki kedalaman 2.900- 5.100 km, dan inti dalam berupa zat
padat yang berkedalaman 5.100-6.371 km.

Bumi memiliki empat lapisan, yaitu kerak, mantel, inti luar, dan inti dalam, yang
setiap lapisannya punya karakteristik dan fungsi masing-masing. Sebagai satu-satunya
planet yang dihuni oleh makhluk hidup, kita perlu mengenali Bumi agar tahu seperti apa
struktur planet yang kita tinggali.

Litosfer berada pada bagian kerak bumi. Litosfer adalah kerak bumi terluar yang
tersusun atas lempeng-lempeng tektonik yang sangat sulit bergerak. Posisi litosfer berada
di atas batuan terapung yang relatif mudah bergerak satu sama lain. Ketebalan rata-rata
litosfer adalah 100 km dengan susunan kerak bumi dan mantel. Litosfer Bumi meliputi
kerak dan bagian teratas dari mantel Bumi yang mengakibatkan kerasnya lapisan terluar
dari planet Bumi. Litosfer ditopang oleh astenosfer, yang merupakan bagian yang lebih
lemah, lebih panas, dan lebih dalam dari mantel. Batas antara litosfer dan astenosfer
dibedakan dalam hal responnya terhadap tegangan: litosfer tetap padat dalam jangka
waktu geologis yang relatif lama dan berubah secara elastis karena retakan-retakan,
sedangkan astenosfer berubah seperti cairan kental.

28
Salah satu fungsi litosfer telah disebutkan sebelumnya, yakni untuk melindungi
bagian dalam planet bumi. Di samping itu, litosfer memiliki peran krusial dalam
kehidupan di bumi.

Litosfer memberikan manfaat yang besar bagi kehidupan kita. Bagian atas litosfer
menjadi tempat tinggal bagi manusia, hewan, dan tanaman. Aktivitas manusia
berlangsung di permukaan lapisan litosfer ini.

Sementara itu, lapisan litosfer bagian bawah menyimpan berbagai mineral berharga
yang sangat berguna. Bahan-bahan mineral tersebut antara lain minyak bumi, gas alam,
emas, batu bara, besi, nikel, dan timah, yang merupakan sumber daya penting bagi
kehidupan manusia.

Dengan beragam jenis dan sifat fisiknya, litosfer memengaruhi lanskap, sumber daya
alam, dan kehidupan di bumi. Belajar dan mengenal lapisan litosfer membantu kita
menghargai dan melindungi bumi, Sobat Pintar. Dengan begitu, kita dapat mengambil
tindakan yang lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan.

29

Anda mungkin juga menyukai