Anda di halaman 1dari 19

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat-Nya maka
saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “LITOSFER”. Penulisan
makalah ini merupakan salah satu tugas mata pelajaran GEOGRAFI. Makalah ini berisi
tentang Litosfer,dengan bahasa yang singkat, padat, dan mudah dimengerti. Makalah ini
saya lengkapi dengan pendahuluan sebagai pembuka yang menjelaskan latar belakang
dan tujuan pembuatan makalah. Pembahasan yang menjelaskan litosfer. Penutup yang
berisi tentang kesimpulan yang menjelaskan isi dari makalah saya.
Makalah ini juga saya lengkapi dengan daftar pustaka yang menjelaskan sumber
dan referensi bahan dalam penyusunan. Saya menyadari bahwa makalah ini masih
belum sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan
makalah ini akan saya terima, Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
baik yang menyusun maupun yang membaca.

Muara enim, 14 Februari 2015

1
DAFTAR ISI

Kata pengantar................................................................................................1
Daftar isi.........................................................................................................2
Bab 1 Pendahuluan.........................................................................................3
1.1 latar belakang............................................................................................3
1.2 rumusan masalah......................................................................................4
1.3 tujuan penulisan........................................................................................4
Bab 2 isi..........................................................................................................5
2.1 pengertian litosfer.....................................................................................5
2.2 struktur dan jenis – jenis batuan...............................................................6
Bab 3 penutup.................................................................................................18
3.1 kesimpulan................................................................................................18
3.2 saran..........................................................................................................18
Daftar pustaka.................................................................................................19

2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bumi tersusun atas beberapa lapisan yaitu:Barisfer(lapisan inti bumi yang
merupakan bahan padat yang tersusun dari lapisan nikel dan besi),lapisan
antara(lapisan yang terdapat di atas barisfer dengan tebal 1700 km), dan lapisan
Litosfer (lapisan paling luar yang terletak di atas lapisan antara dengan ketebalan
1200 km).
Secara harfiah Litosfer artinya “Lapian Batu” (The Stone Sphere). Ahli-
ahli geofisika menggunakan istilah litosfer dalam pengertian yang terbatas yaitu
kulit luar bumi yang tipis, disebut dengan kerak (Crust). Pada lapisan inilah
makhluk hidup di planet bumi tinggal. Litosfer ini terletak paling atas atau paling
luar dari bagian bumi, sehingga sering disebut dengan kerak bumi dan terdiri atas
batuan dengan ketebalan 1200 km. Yang dimaksud batuan disini bukanlah benda
yang keras saja yang dilihat dalam kehidupan sehari - hari berupa batu, akan tetapi
juga dalam bentuk tanah liat, abu gunung api, pasir, kerikil, dan sebagainya.
Litosfer merupakan lapisan bumi yang merupakan tempat tinggal makhluk
hidup, baik manusia, hewan, dan tumbuhan. Semua aktifita manusia dilakukan di
lapisan ini. Lapisan litosfer memiliki beragam bentuk, ada yang berupa
pegunungan, dataran tinggi, maupun dataran rendah. Perbedaan ini dipengaruhi
oleh faktor alam yaitu tenaga endogen dan tenaga eksogen.Tenaga endogen dan
eksogen ialah tenaga yang membentuk dan mengubah permukaan bumi ini. Jika
tenaga endogen ialah tenaga yang berasal dari dalam bumi yang memiliki sifat
membentuk, maka tenaga eksogen adalah tenaga yang berasal dari luar bumi yang
sifatnya merusak.Oleh sebab itu, kita perlu mengkaji lebih dalam mengenai
litosfer, mulai dari lapisan bumi, geomagnetisme, proses dalam litosfer, lantai
samudera, tektonik lempeng, serta klasifikasi batuan guna menambah wawasan
kita mengenai litosfer yang merupakan bagian dari planet Bumi yang dihuni oleh
manusia.

3
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat kami rumuskan masalah sebagai
berikut :
1. Apa itu litoshfer ?
2. Bagaimana Struktur dan jenis-jenis batuan?
3. Bagaimana Proses tektonisme?
4. Bagaimana Proses vulkanisme ?
1.3 Tujuan
penulisan makalah ini berujuan untuk :
1. dapat mendeskripsikan tentang pengertian litosfer
2. dapat mendeskripsikan struktur dan jenis-jenis batuan
3. dapat mendeskripsikan proses tektonisme
4. dapat mendeskripsikan proses vulkanisme

4
BAB II
Isi
2.1 Pengertian Litoshfer
Litosfer merupakan bagian paling atas dari lapisan-lapisan penyusun bumi.
Litosfer berasal dari lithos (batuan) dan sphaira (lingkungan), jadi litosfer
diartikan sebagai lapisan batuan yang membungkus bola bumi. Menurut Suess
dan Wiechert, litosfer meliputi kerak bumi dengan tebal 30 sampai 70 km dan
selubung bumi bagian paling atas (upper most mantle) (Gambar No. 2) Holmes
membagi kerak bumi menjadi beberapa bagian sebagai berikut:
1. Bagian atas yang mempunyai tebal 15 km dengan berat jenis kurang lebih 2,7
dan mempunyai tipe magma granit.
2. Bagian tengahyang mempunyai tebal 25 km dengan berat jenis 3,5 dan
mempunyai tipe magma basalt.
3. Bagian bawah yang mempunyai tebal 20 km dengan berat jenis 3,5 dan
mempunyai tipe magma peridotit dan magma eklogit.

Gambar 1. Irisan litosfer


Bagian atas dan bagian tengah kerak bumi disebut sial karena sebagian
besar substansinya terdiri dari silisium dan aluminium sedangkan bagian bawah
disebut sima karena sebagain besar terdiri dari silisium dan magnesium. Tebal sial
dan sima pada kerak bumi tidak sama. Di bawah kontinen (benua) lapisan sial
lebih tebal daripada di dasar samudera. Kerak bumi terutama tersusun dari mineral
dan batuan. Oleh karena itu untuk selanjutnya akan dibahas mengenai mineral dan
batuan.

5
2.2 Struktur dan Jenis-Jenis Batuan
1. Pengertian batuan
Batuan merupakan himpunan mineral, baik sejenis atau tidak sejenis,
antara satu dengan yang lain terikat secara padat atau gembur yang memiliki arti
penting sebagai penyusun kerak bumi. Dari pengertian tesebut dapat dipahami
bahwa batuan tidak harus keras sebagaimana anggapan masyarakat pada
umumnya.Pasir yang terhampar luas di pantai, secara geologis dapat disebut
sebagai batuan. Himpunan mineral penyusun batuan bisa terdiri dari satu jenis
mineral atau bermacam-macam. Batuan yang terbentuk dari himpunan mineral
yang sejenis dinamakan mono mineral rock, sedangkan yang tersusun dari
berbagai jenis mineral dinamakan poly mineral rock. Batuan gamping secara
dominan tersusun dari mineral CaCO3. Pada daerah karst banyak ditemukan
diaklas/retakan-retakan pada batuan. Aliran air yang melalui retakan tersebut akan
melarutkan CaCO3 dan mengendapkannya ditempat lain seperti pada atap dan
dinding gua membentuk kristal-kristal kalsit. Pada fenomea ini kalsit disebut
sebagai mineral.
2. Struktur dan jenis-jenis batuan
Ada beberapa cara terbentuknya batuan. Berdasarkan proses-proses
yang mempengaruhinya batuan dapat terjadi dengan cara sebagai berikut.
a. Sebagai akibat proses-proses kimia yang menyebabkan timbulnya endapan
kimia.
b. Sebagai akibat proses-proses kimia – fisis, yang didalamnya tidak hanya
benda- benda yang bereaksi yang berpengaruh, akan tetapi juga temperatur
dan tekanan yang tinggi.
c. Sebagai akibat proses-proses fisis, termasuk semua gerakan yang
mengakibatkan bertambah banyaknya (akumulasi) mineral yang selanjutnya
terjadi pengkristalan pada suhu rendah, baik oleh turunnya suhu ataupun
menguapnya sebagian dari pelarutnya
d. Sebagai akibat proses-proses biologi, baik yang bersifat phytogin maupun
zoogin

6
e. Karena berubahnya batuan yang telah ada oleh berbagai proses. Atas
dasar bermacam-macam cara terbentuknya batuan seperti di atas maka
batuan dapat dikelompokkan menjadi 3 macam yaitu batuan beku,
batuan sedimen dan batuan metamorf.
a. Batuan Beku
1) Pengertian batuan beku
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari pembekuan magma.
Magma adalah bahan cair pijar dengan temperatur tinggi yang terdapat di
dalam kerak bumi (dapur magma). Magma yang telahkeluar di permukaan
bumi disebut lava. Magma maupun lava jika mengalami pendinginan akan
membeku dan membentuk batuan beku. Batuan beku dapat dibedakan
menjadi beberapa
macam, antara lain sebagai berikut.
a) Klasifikasi Batuan Beku
(1) Berdasarkan Kandungan Silikon Oksida
Banyak sedikitnya kandungan kwarsa (silikon oksida) dalam
batuan akan menentukan tingkat keasaman batuan. Semakin banyak
kandungan kwarsa makin asam batuan tersebut.Pembagiannya adalah
sebagai berikut.
- Batuan Asam (Acid Rocks), batuan yang mengandung 65 – 75% Si
O2,
contoh : granit, riolit, liparite, pegmatite, obsidian, dan pumice.
- Batuan Beku menengah (intermidiert rock), batuan yang
mengandung 55– 65 Si O2, contoh : diorite, andesit, porfirit, syenit,
trachyt. Batuan ini sering sering dinamakan batuan intermedier.-
Batuan basa (basic rocks), batuan yang mengandung 45 – 55% Si
O2,contoh : diabas, basalt, gabro.
- Batuan Ultra-Basa (ultra basic rocks), batuan yang mengandung Si
O2
kurang dari 45%.Contoh : peridotit, dunit, piroksenit. Salah satu cara
untuk mengidentifikasi jenis batuan beku di lapangan adalah dengan

7
melihat warnanya. Batuan beku asam karena banyak mengandung
mineral silikat berwarna cerah, sedang batuan beku basa banyak
mengandung mineral-mineral fero-magnesia berwarna gelap.
Dikaitkan dengan usaha pertanian, batuan yang banyak mengandung
kuarsa kurang subur dibandingkan dengan batuan beku yang lain,
karena kuarsa tidak mengandung unsur hara yang dibutuhkan
tumbuhan. (Munir, Moch.1996)
(2) Klasifikasi batuan beku berdasarkan tempat terjadinya
Berdasarkan cara terjadinya, magma yang membeku berhubungan
erat dengan letak (kedalaman) magma tersebut membeku. Hal ini
berpengaruh terhadap struktur batuan beku yang terjadi.Sehubungan
dengan hal itu, maka batuan beku dapat dibedakan sebagai berikut.
- Batuan Beku dalam
Batuan beku dalam terbentuk oleh pembekuan magma ketika
masih jauh di dalam kerak bumi.Batuan ini disebut juga batuan
plutonik atau batuan abisik.Pada umumnya mempunyai struktur
holokristalin, artinya batuan tersebut seluruhnya terdiri dari kristal-
kristal. Seluruh mineral yang ada pada magma dapat membentuk
kristal sesuai dengan karakteristiknya. Hal ini terjadi karena proses
pembekuannya berlangsung secara lambat.Batuan dengan struktur
holokristalin dapat dilihat pada gambar 2. berikut

Gambar 2: Batuan beku dengan struktur holokristalin


- Batuan beku luar

8
Batuan beku luar terbentuk oleh pembekuan lava (magma yang
sudah di permukaan bumi). Lava ini mengalami pendinginan
mendadak akibat kontak dengan atmofer secara langsung.
Pembekuan yang terjadi secara cepat menyebabkan mineral-
mineral yang ada di dalam lava tidak sempat mengkristal.
Akibatnya terbentuklah struktur gelas atau amorf atau holohialin,
artinya dalam batuan tersebut di dalamnya tidak ada mineral yang
membentuk kristal (lihat gambar 3).
Dalam perjalanannya ke permukaan bumi, ketika magma masih
dalam kondisi suhu yang tinggi, adamineral tertentu telah
membentuk kristal. Mineral yang telah mengkristal ini akan
terseret oleh aliran magma ke permukaan bumi dan membentuk
struktur porfir. Mineral dalam batuan yang mempunyai struktur
porfir dapat berkembang dalam dua atau tiga generasi. Mineral
yang sama dapat ditemukan dalam ukuran yang berbeda, ada yang
besar dan ada yang kecil.

Gambar 3. Obsidian dengan struktur holohiali

- Batuan beku gang

Batuan ini terbentuk dari pembekuan magma yang terletak


pada gang atau celah-celah antara bagian dalam kerak bumi dengan
permukaan bumi.Batuan yang terletak di bagian bawah mempunyai
struktur holokristalin, sedangkan yang lebih dekat dengan
permukaan bumi berstruktur porfir. Struktur batuan yang demikian

9
disebut hipokristalin, yaitu sebagian mineral berbentuk kristal yang
bagus dan sebagian yang lain amorf.
Batuan yang membeku di dalam bumi juga dinamakan batuan intrusive
sedangkan yang membeku di luar bumi dinamakan batuan ekstrusif atau efusif.
Sebenarnya masih banyak cara untuk mengklasifikasikan batuan beku, misalnya
berdasarkan tekstur dan komposisi kimia, golongan kapur alkali dan sebagainya.
b) Klasifikasi batuan beku berdasarkan teksturnya
Tekstur batuan beku dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu
sebagai berikut.
- Fanerik, jika kristal-kristal mineral pembentuknya dapat diamati secara jelas
dengan mata telanjang secara langsung.
- Afanitik, jika kristal-kristal mineral pembentuknya ukurannya sangat lembut
sehingga tidak bisa diamati secara langsung dengan mata telanjang.
- Porfiritik, jika sebagian kristal-kristal mineralnya pembentuknya sebagian
bersifat fanerik (berukuran besar) dan sebagian lagi afanitik (berukuran lembut).
Mineral yang berukuran besar disebut fenokris, sedangkan yang halus disebut
massa dasar atau matrik.
c) Nama-nama batuan beku
Untuk memahami macam-macam batuan beku akan lebih mudah jika sudah
mengenal berbagai macam sifat mineral. Di bawah ini deskripsi beberapa batuan
beku yang banyak ditemukan di permukaan bumi.
- Granit; merupakan batuan plutonik dengan struktur holokristalin dan tekstur
dengan butiran sedang (medium grained). Komposisi batuan granit terdiri dari
kwarsa berwarna putih atau kelabu, ortoklas berwarna merah muda, putih atau
abu-abu, plagioklas dalam jumlah yang sedikit, biotit, hornblende dan
kadangkadang terdapat piroksin (augit). Mineral-mineral aksesor yang hampir
selalu menyertai antara lain apatit, magnetit, dan zircon. Kadang-kadang batuan
granit ada yang berbutir kasar (coarse grained), misalnya pegmatit. Pegmatit
berasal dari batuan granit yang mempunyai komposisi mineralogi lebih asam, dan
mengandung mineral-mineral mika dalam bentuk besar-besar, tetapi yang utama
mengandung feldspar dan kwarsa. - Rhyolit, batuan ini merupakan batuan beku

10
luar dengan komposisi mineral sama dengan batuan granit. Teksturnya yaitu
porfir, mineralnya berbutir halus (fine grained). Rhyolit biasanya berwana terang
seperti granit.
- Syenit; merupakan batuan plutonik, komposisi mineralnya sama dengan batuan
granit, tetapi tidak mengandung kwarsa atau hanya sedikit saja. Warnanya lebih
tua daripada batuan granit dan jarang ditemukan di permukaan bumi. Batuan
effusifnya dinamakan trachyt atau profit syenit. Pada batuan ini terdapat fenokrist-
fenokrist berukuran besar yang berasal dari mineral sanidin dan ditemukan
mineral aksesor, yaitu apatit, zircon dan titanit.
- Diorit; merupakan batuan plutonik dengan struktur holokristalin dengan tekstur
coarse grained (butir kasar). Komposisi mineralnya terdiri dari plagioklas,
hornblende dan sedikit mengandung kwarsa serta ortoklas. Warna diorite lebih tua
dari pada batuan granit yaitu hijau cerah atau hijau ke-abu-abuan.
- Andesite; merupakanbatuan beku luar dengan komposisi mineral hampir sama
dengan diorit, yaitu plagioklas, hornblende dan sedikit augit atau piroksin. Batuan
andesit biasanya berwarna kelabu, strukturnya porfir, teksturnya fine grained.
- Gabro; merupakan bantuan plutonik, berstruktur holokristalin dan teksturnya
berbutir kasar (coarse grained). Batuan ini memiliki komposisi mineral yang
didominasi oleh piroksin. Kandungan mineral yang lain adalah olivine,
hornblende, dan plagioklas, gabro berwarna hitam, kadang-kadang hijau.
- Basalt; merupakan batuan beku luar, komposisi kimianya hampir sama dengan
gabro, strukturnya mikrokristalin, teksturnya fine grained (ground mass). Pada
batuan ini biasanya terdapat massa seperti kaca yang tidak mengkristal
berdampingan dengan kristal-kristal kecil augit, plagioklas, olivine. Fanokrist
yang kecil yang bercahaya dari augit dan olivine tersebar dan menghiasi warna
gelap massa basalt, sehingga batuan basalt terlihat berwarna hitam arang atau
kelabu gelap. Batuan basalt merupakan batuan utama diantara batuan beku luar
yang banyak dijumpai di permukaan bumi.

11
Gambar 4. Beberapa jenis batuan yang dihasilkan
oleh aktivitas vulkanisme
- Obsidian; merupakan batuan beku luar yang berstruktur gelas (volcanic
glass). Obsidian terbentuk dari magma yang mengalami pendinginan sangat
cepat, sehingga kristalisasi mineral tidak terjadi. Massanya homogen dan
komposisi kimianya berbeda-beda dari satu tempat ke tempat lain. Obsidian
berwarna gelap yang sering dijumpai berasal dari pendinginan lava asam.
- Pumice; merupakan batuan yang berasal dari jenis obsidian, karena gas-gas
yang terdapat dalamnya keluar terlebih dahulu sebelum membeku. Akibatnya
pumice mempunyai pori-pori, ringan, dan porous sehingga mengapung dalam
air.
- Piroklastik (pyroclastic rock), batuan ini proses pembentukannya semata-
mata tergantung pada letusan gunung berapi. Batuan tersebut terdiri dari abu
vulkanik, pasir, kerikil, batu kecil dan batu besar (volcanic ash, sand, cinder,
lapili, bomb). Debu dan pasir yang mengeras dan membentuk batuan padat,
keras dan terdiri dari fragmen-fragmen besar dinamakan volcanic tuff (tuff
vulkanik), sedangkan debu, pasir dan kerikil yang membentuk fragmen
fragmen bersudut tajam untuk membentuk suatu lapisan batuan dinamakan
volcanic breccias (breksi vulkanis).
b. Batuan Sedimen (Endapan)
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk sebagai hasil pengendapan.
Batuan tersebut berasal dari tempat lain dan diangkut oleh gaya geologi berupa
air, angin, es, maupun karena adanya aktivitas makhluk hidup. Batuan yang telah
mengalami pelapukan akan dikikis, atau dilarutkan, kemudian diangkut oleh air,
atau gletser dan diendapkan di tempat yang lebih rendah letaknya, seperti dataran

12
rendah, dasar danau, laut, atau samudera. Pada awalnya endapan tersebut
merupakan batuan yang lunak. Karena adanya proses diagenesis (pemadatan dan
sementasi) maka sedimen lunak akan menjadi keras. Pasir yang semula
merupakan fragmen-fragmen yang lepas dan gembur akan menjadi batuan pasir
yang padat.
Sifat utama dari batuan sedimen yang dibentuk oleh air dalam kondisi normal
ialah berlapis-lapis secara horisontal (Gambar No 8).Aliran air yang berubah-ubah
arah, terjadinya pengikisan dan pengendapan silih berganti, menyebabkan lapisan-
lapisan yang dibentuk tidak lagi mendatar. Perlapisan batuan juga terbentuk oleh
tenaga angin. Pengendapan oleh angin akan mengikuti kontur topografi tempat
sedimen tersebut diendapkan dan arah lapisan sangat ditentukan pula oleh arah
angin bertiup. Batuan endapan yang dibentuk oleh aktivitas organisme pada
umumnya tidak membentuk perlapisan.

Gambar 5.: Batuan sedimen yang telah tersingka


Di beberapa tempat terdapat batuan endapan yang terbentuk dalam
susunan tumpang tindih. Hal ini terjadi karena pada waktu proses pengendapan
mengalami perubahan kondisi sehingga menghasilkan lapisan-lapisan batuan yang
berbeda dalam hal komposisi, warna, ukuran dan kepadatan butir-butir
penyusunnya. Perlapisan simpang siur menunjukkan adanya perubahan arah arus
selama sedimentasi (Gambar No 6).

13
Gambar 6: Lapisan silang siur
Berdasarkan cara terbentuknya, batuan sedimen dapat diklasifikasikan
menjadi 3 macam yaitu sedimen kimia, sedimen klastika, dan sedimen organik.
Bantuan sedimen kimia
1) Sedimen kimia terbentuk melalui pengendapan unsur-unsur yang ada pada
larutan. Batuan ini pada umumnya tersusun dari kristal-kristal dan terjadi karena
proses pengendapan, yaitu konsentrasi dan pengendapan dari larutan yang telah
jenuh. Berikut beberapa contoh batuan sedimen kimia.
a) Batu Kapur (limestone). Batuan ini terdapat secara luas di permukaan bumi. Di
beberapa tempat membentuk jalur pegunungan, misalnya pegunungan kapur di
sepanjang sisi selatan Pulau jawa. Batuan kapur bisa terbentuk karena proses
kimia atau karena hasil dari aktivitas organisme. Secara dominan, batuan kapur
terdiri dari mineral kalsit. Semua sifat-sifat kalsit dapat digunakan untuk
mengidentifikasi batuan kapur. Kalsit sangat reaktif asam khlorida (HCl). Untuk
mendeteksi secara mudah adalah dengan menuangkan cairan HCl, maka
gelembung-gelembung busa akan keluar dari batuan tersebut.
b) Marl; adalah batuan sedimen kimiawi yang tersusun dari kalsit dan partikelpartikel
tanah liat. Terlihat hampir sama dengan limestone. Ciri khas utamanya kelihatan
bila Marl bereaksi dengan asam khlorida, akan meninggalkan noda hitam pada
permukaan sebagai akibat pengkonsentrasian tanah liat setelah reaksi berlangsung.
c) Dolomit; adalah sejenis batuan sedimen yang namanya sama dengan nama mineral
yang merupakan unsur utamanya, terlihat menyerupai batu kapur (limestone),
perbedaannya terletak pada reaksinya yang lebih lambat terhadap asam khlorida.
Dolomite terbentuk melalui proses transformasi kimia endapan-endapan kalkarius.
d) Gipsum; adalah batuan sedimen kimia yang banyak terdapat, berupa butiran
kasar, atau halus dan kadang-kadang dalam bentuk surat-surat lain (selenit),
berwarna putih, kadang-kadang jambu, biru atau warna-warna corak lainnya.
e) Garam Dapur; berupa agregasi kristal-kristal berwarna cerah dan mengandung
mineral halit. Terdapatnya garam-garam batu pada endapan sering diselang-seling
oleh anhidrit, dan persenyawaan kompleks yang mengandung potassium, sodium
dan magnesium.

14
2) Batuan sedimen organik
Batuan sedimen organik terbentuk dari larutan-larutan dengan bantuan
organisme baik tumbuh-tumbuhan maupun hewan melalui proses biokimia dan
biomekanik. Oleh karena itu sebenarnya antara sedimen organik dan sedimen
kimia sulit dipisahkan secara nyata.Batuan kapur merupakan contoh batuan
sedimen yang di samping terbentuk secara kimia juga terbentuk secara
organik.Batuan sedimen yang mengandung silisium terbentuk dari asam silisium
dengan perantaraan hewan radiolaria atau tumbuh-tumbuh diatomea (batuan
radiolarit dan diatomit).
Batubara terbentuk pada kondisi air berawa dari sisa tumbuh-tumbuhan
yang proses pembusukannya tidak sempurna. Karena tertimbun oleh endapan
seperti pasir dan lempung dalam jangka waktu sangat lama, zat karbon (C) secara
relatif akan makin banyak dibandingkan dengan unsur-unsur lain. Pada proses
pembentukan batubara akan keluar antara lain N2, O2 dan H2. Stadium pertama
pembentukan batubara adalah berupa gambut (peat) yang berwarna kuning, coklat
atau hitam. Pada stadium ini kandungan karbon masih rendah yaitu antara 52%
62%. Stadium kedua berupa lignit atau batubara muda atau batubara coklatberupa
massa padat berwarna coklat atau hitam dengan kandungan karbon 63% - 70%.
Stadium selanjutnya terbentuk batubara berupa massa yang lebih padat daripada
lignit, berwarna hitam dengan kandungan karbon 71% - 82%. Pada stadium ini
tidak dapat dilihat lagi struktur dari tumbuh-tumbuhan. Jika tekanan dan
temperatur meningkat lagi, batubara akan mengalami metamorfosis menjadi
antrasit nerupa massa padat dan keras, berwarna hitam keabu-abuan, kandungan
karbonnya meningkat sampai 95%. Stadium terakhir dari pembentukan batubara
dinamakan grafit dengan kandungan karbon mencapai 99% dan sangat keras.
Diatome terbentuk dari akumulasi endapan kerangka tumbuhan bersel satu
diatomae yang tumbuh pada dasar laut atau danau berair asin. Endapan diatomae
ini dapat ditemukan di dom Sangiran. Karang dibangun oleh organisme koral dan
algae calcareous.Syarat hidup koral adalah dasar laut dapat ditembus oleh cahaya
matahari, yaitu dengan kedalaman kurang dari 50 meter, temperatur air sekitar 21
26°C, dan airnya jernih.Karang tumbuh dari dasar laut menuju ke atas.Dengan

15
demikian ketebalan maksimun karang adalah sekitar 50 meter.Pada kenyataannya
dapat ditemukan lapisan batuan kapur ketebalannya lebih dari 50 meter.Hal
inimerupakan indikator bahwa selama pembentukan karang tersebut dasar laut
mengalami penurunan sebelum kemudian terangkat menjadi sebuah pegunungan
3) Batuan sedimen mekanik/klastika
Sesuai namanya, batuan sedimen mekanik terbentuk melalui proses mekanik,
terdiri dari fragmen-fragmen batuan yang susunan kimianya tetap sama dengan
batuan asalnya. Batuan ini disebut juga sedimen klastik. Berdasarkan ukuran dari
bagian pecahannya, batuan sedimen mekanik dikelompokkan menjadi 4 yaitu
psephitic rock, psaminitic rock, micro fragmental rock dan fine fragmental rock.
a) Psephitic rock, terdiri dari fragmen batuan dengan diameter di atas 2 mm.
Berdasarkan teksturnya dikelompokkan menjadi: blok-blok yaitu batuan
bersegi-segi dengan diameter antara 10 mm – 100 mm, boulder yaitu batuan
yang bundar dengan diameter di atas 100 mm, landwaste yaitu batuan
bersegisegi dengan diameter antara 2mm – 10mm, pebble yaitu batuan
bundar dengan diameter antara 10 mm – 100 mm, gravel yaitu batuan
bundar dengan diameter antara 2mm – 10mm. Batuan yang terdiri dari
fragmen-fragmen yang tidak bulat (bersegi), menyatu dan mengeras akibat
tersegmentasi dinamakan breksi (gambar No 12). Breksi yang fragmen
batuan penyusunnya terdiri dari batuan vulkanik dinamakan breksi vulkanik.
Ada dua jenis batuan breksi, yaitu breksi polymix jika fragmennya lebih
dari satu jenis batuan dan breksi monomix jika fragmennya terdiri dari satu
jenis batuan.

16
b) Psammitic rock, merupakan batuan sedimen mekanik yang terdiri dari
fragmenfragmen dengan diameter antara 0,05 – 2 mm, contohnya pasir dan
batu pasir. Diantara fragmen-fragmen batu pasir, komposisi terdiri dari
kwarsa, feldspar, mika, glaukonit, dan lain-lain. Salah satu mineral yang
paling dominan sebagai penyusunnya akan menentukan nama pasir tersebut,
antara lain pasir kwarsa dan pasir feldfar. Pemberian nama batuan pasir juga
berdasarkan bahan yang menjadi perekatnya (semen) misalnya batu pasir
ferriginous, batuan pasir kalkarius, batuan pasir silisius apabila bahan
perekatnya ferriginous, kalkarius, silisius.
c) Micro fragmental rocks, terdiri dari fragmen-fragmen dengan diameter 0,01
mm sampai 0,05 mm. Tanah los (loess) merupakan contoh dari batuan ini.
Tanah los terbentuk secara eolus, yaitu diangkut dan diendapkan di tempat
lain oleh tenaga angin. Tanah los merupakan endapan daratan atau endapan
terrestik.
d) Fine fragmental rock, adalah fragmen-fragmen batuan yang berdiameter
kurang dari 0,01 mm. contohnya adalah tanah liat. Tanah liat sebagian
merupakan produk dari akumulasi partikel-partikel mekanik yang amat kecil
dan sebagian merupakan produk penguraian unsur-unsur kimia dari batuan
lain. Kaolinit dan montmorillonit adalah mineral-mineral yang paling khas
sebagai pembentuk tanah liat.

BAB III
PENUTUP

3.1 kesimpulan
Lapisan kulit bumi tempat manusia
hidup merupakan bagian dari kerak bumi. Segala kejadian atau peristiwa di kulit
bumi tidak terlepas dari segala aktivitas kerak bumi, yaitu dari poses tenaga

17
geologis, berupa tenaga endogen sebagai tenaga pembentuk muka bumi dalam bentuk
epirogenesis dan orogensis, yang pada akhirnya menghasilkan relief. Tenaga
inilah yang mula-mula membentuk muka bumi dalam bentuk tinggi-rendah, menonjol,
datar atau membentuk lekukan. Terbentuknya relief semata-mata bukanlah hasil
dari tenaga endogen, namun tenaga eksogen pun ikut berperan melalui proses
pelapukan, pengerosian, dan sedimentasi.Dari hasil bentukan kedua tenaga
ini, kita akan mendapatkan hamparan muka bumi, mulai dari puncak gunung yang paling
tinggi sampai ke tepi pantai, bahkan dasar laut, agar dapat dimanfaatkan untuk
berbagai aktivitas.

3.2 Saran
        Jaga danlestarikan bumi kita dengan baik untuk generasi kita mendatang serta
kurangi aktivitas kita yang menyebabkan pemanasan global (global warming).

DAFTAR PUSTAKA

Yulir Yulmadia, 2004. Geografi untuk SMA Kelas 1. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Hestianto Yusman, 2007. Geografi 1 kelas X. Jakarta: Yudhistira.

Tim Kreatif, 2009. Geografi SMA/MA


kelas X. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

18
http://sains.geoklik.com/pengertian-vulkanisme-dan-bentuk-bentuk-instrusi-
magma/

http://dennynatalian.blogspot.com

19

Anda mungkin juga menyukai