Anda di halaman 1dari 23

TUGAS MAKALAH KIMIA LINGKUNGAN

“GEOSFER DAN JENIS-JENIS TANAH”

KELOMPOK 1 :

Bayu Setiawan (331710054)


Desi Ramandhanty (331710071)
Nelfia Nelasari (331710049)
Siti Nuraeni (331710072)

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI PELITA BANGSA
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kimia lingkungan
sebagai pemenuhan tugas kelompok yang berjudul “GEOSFER DAN JENIS-JENIS
TANAH” ini tepat pada waktunya.

Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Kami menyadarii makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak hal-hal yang harus diperbaiki. Maka dari itu, kami juga mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca guna menyempurnakan makalah ini.

Cikarang, 27 September 2018

Kelompok 1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ i

DAFTAR ISI............................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang............................................................................................. 1


1.2. Rumusan Masalah........................................................................................ 1
1.3. Tujuan Penulisan.......................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Geosfer....................................................................................... 2

2.2. Pengertian Tanah.......................................................................................... 9

2.3. Jenis-Jenis Tanah.......................................................................................... 9

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan................................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. iii


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Bumi dan segala isinya memang tidak akan pernah habisnya untuk dibahas.
Mulai dari struktur bumi itu sendiri sampai kehidupan di dalamnya. Berangkat dari
topik itulah kami akan mencoba membahas mengenai Geosfer yang merupakan
permukaan bumi itu sendiri, serta bagian-bagian dari geosfer yakni Litosfer, Atmosfer,
dan Jenis-jenis tanah.
Kebanyakan masyarakat awam kurang memahami apa itu Geosfer, Litosfer dan
Atmosfer. Dalam makalah ini kami akan menyajikan pembahasan mengenai lapisan
bumi tersebut. Adapun hal-hal yang akan dibahas diantaranya mengenai pengertian,
gambaran umum, sampai fungsi dari lapisan-lapisan tersebut.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimanakah gambaran umum mengenai Geosfer dan jenis-jenisnya?
2. Apa saja jenis-jenis tanah di bumi dan fungsinya?

1.3. Tujuan Penulisan


1. Mengetahui seperti apakah gambaran umum dari Geosfer
2. Mengetahui seperti apakah karakteristik lapisan Litosfer
3. Mengetahui seperti apakah karakteristik lapisan Atmosfer
4. Mengetahui jenis-jenis tanah di bumi
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Gambaran Umum Geosfer


Geosfer merupakan istilah baru pengganti sebutan lama “Erdoberflache”.
Geosfer sendiri berasal dari kata geos yang berarti bumi dan sphere yang berarti lapisan.
Secara sederhana geosfer berarti lapisan-lapisan yang terdapat di permukaan bumi.
Adapun hal-hal yang dikaji dalam fenomena geosfer antaranya mengenai
Litosfer, Atmosfer, Hidrosfer, Biosfer, dan Antroposfer.
1. Litosfer
Litosfer merupakan lapisan terluar dari bumi yang sering disebut sebagai
kenampakan permukaan bumi atau lazim disebut sebagai relief bumi. Dalam makalah
ini penulis akan mencoba menjelaskan mengenai definisi litosfer, aspek-aspek litosfer,
bagian-bagian litosfer, serta jenis-jenis pergerakan lempeng.
a. Definisi Litosfer

Litosfer berasal dari kata lithos yang berarti batuan dan sphere yang artinya
lapisan. Jadi, litosfer merupakan lapisan batuan yang menjadi kenampakan permukaan
bumi baik di daratan maupun lautan. Presentase daratan (sering disebut Litosfer Atas)
krang lebih 35%, dan sisanya merupakan presentase dari lautan (Litosfer Bawah).
Litosfer sendiri tersusun dari oksigen, silikon, aluminium, besi, kalsium, natrium, dan
magnesium.

b. Aspek-aspek Litosfer
Litosfer terdiri dari beberapa aspek, yakni :
01. Batuan
Aspek ini merupakan aspek terpenting dari Litosfer karena merupakan
bahan utama pembentuk muka bumi. Batuan dibedakan menjadi 3
kelompok berdasarkan proses terjadinya, yakni :
a. Batuan Beku (Ignous Rocks)
Kelompok batuan ini disebut beku karena berasal dari proses
pembekuan magma. Walaupun secara penyebaran tidak merata, tapi di
bumi jumlah batuan kelompok ini paling banyak ditemukan.
Adapun contoh-contoh batuannya antara lain :
 Granodiorite
 Peridotite
 Perlite
 Gypsum
 Proxenite
 Scoria
 Andesit
b. Batuan Sedimen (Sedimentary Rocks)
Kelompok batuan ini terjadi akibat proses pengendapan, kimiawi,
dan biologis. Contoh batuannya yaitu :
 Sasphalt
 Kapur
 Chert
 Sandstone
 Shale
 Silstone
 Dolomite
c. Batuan Metamorf (Metamorphic Rocks)
Jenis batuan ini disebabkan karena proses malihan dari batuan yang
telah ada sebelumnya. Contoh batuannya yakni :
 Schist
 Marmer
 Quartslt
 Serpentinite
 Eclogite
02. Tanah
Sebagai salah satu unsur pendukung litosfer, tanah dapat ditinjau
berdasarkan dua sudut pandang dalam ilmu geografi, yakni sudut pandang
geologi dan pedologi. Dalam sudut pandang geologi, tanah merupakan
batuan yang telah hancur karena proses-proses tertentu. Sedangkan menurut
sudut pandang pedologi, tanah merupakan media untuk tumbuhnya berbagai
jenis flora yang ada di bumi.
03. Gunung dan Pegunungan
Relief bumi yang menjulang tinggi (lebih dari 600m), dan berbentuk
kerucut besar disebut gunung. Deretan-deretan gunung yang berdiri
memanjang kemudian disebut pegunungan.
Pegunungan dapat diklasifikasikan menjadi beberapa bagian, yaitu
berdasarkan ketinggian dan cara terbentuknya.
Berdasarkan ketinggiannya, pegunungan diklasifikasikan menjadi :
a. Pegunungan Rendah : ketinggiannya antara 0-500 m
b. Pegunungan Sedang : ketinggian berkisar 500-1500 m
c. Pegunungan Tinggi : ketinggian lebih dari 1500 m
Berdasarkan cara terbentuknya, pegunungan dikelompokkan menjadi :
a) Pegunungan Lipatan : terjadi karena proses pelipatan oleh tenaga
tektonik
b) Pegunungan Patahan : terjadi karena proses tenaga secara vertikal dan
atau horizontal
c) Pegunungan Vulkanik : terjadi karena proses vulkanisme (gerakan
magma) atau bisa juga disebabkan karena peristiwa erupsi.
04. Dataran Tinggi
Akibat proses denudasi yang mengiringi suatu proses terbentuknya
pegunungan, maka terbentuklah suatu daratan di tempat yang tinggi, disebut
Dataran Tinggi.
Dataran tinggi dibagi kedalam 4 jenis, antara lain :
i. Plato Tektonik : terbentuk akibat gerakan bumi yang masif dengan skala
luas. Contoh : Plato Brasilia.
ii. Plato Terbelah : terbentuk akibat erosi dan kekuatan cuaca. Contoh :
Plato Tibet.
iii. Plato Loess : terbentuk karena proses sedimentasi debu dari Gurun Gobi.
Contoh : Plato yang banyak terdapat di lembah Huang He, Cina.
iv. Plato Lava : terbentuk karena proses erupsi vulkanik yang menggenai
tempat yang lebih rendah sampai ketinggian 1000 meter. Comtoh : Plato
Ular Columbia, AS.
05. Bukit dan Perbukitan
Merupakan deretan ‘pegunungan-pegunungan’ kecil yang
ketinggiannya berkisar antara 100-700 meter. Contohnya : Monadnock,
Mesa, Buttle, Drumlin.
06. Dataran Rendah
Adalah struktur batuan horizontal dengan relief rendah. Contohnya :
daratan pantai.
07. Bentuk Muka Bumi Dasar Laut
Seperti halnya daratan, laut yang juga merupakan bagian dari litosfer
memiliki relief-relief, yakni :
a. Ambang Laut : dasar laut dangkal yang memisahkan dua laut yang lebih
dalam. Contoh : Ambang Laut Sulawesi.
b. Punggung Laut : perbukitan yang ada di laut dengan puncaknya yang
berada di bawah maupun diatas laut. Contoh : Punggung Laut Sibolga.
c. Gunung Laut : gunung yang muncul di permukaan laut. Contoh :
Gunung Krakatau.
d. Lubuk Laut (Basin) : laut dalam berbentuk bulat dan cekung yang terjadi
akibat gerakan lempeng tektonik dan menyebabkan dasar laut turun.
Contoh : Lubuk Laut Banda.
e. Palung Laut (Trench) : dasar laut yang curam, sempit, dalam, dan
memanjang. Contoh : Palung Jawa.
2. Atmosfer
1. Definisi Atmosfer
Berasal dari kata atmos yang berarti uap atau udara dan sphere atau sphaira
yang berarti lapisan atau bola. Jadi, secara sederhana dapat dartikan atmosfer
merupakan lapisan udara bumi.
Sebagai lapisan udara, unsur pembentuk atmosfer terdiri dari banyak gas,
contohnya Nitrogen dengan presentase terbesar yakni70% , Oksigen sebesar 20%, dan
lainnya. Jika unsur Nitrogen merupakan unsur penyusun terbesar dalam atmosfer, maka
unsur yang paling sedikit adalah ozon. Inilah mengapa kita sebagai generasi penerus
dan penjaga bumi harus senantiasa menjaga kondisi lapisan ozon agar tidak cepat rusak
atau kehilangan fungsinya.
2. Struktur Atmosfer
Berdasarkan temperatur dan variasinya, struktur atmosfer adalah sebagai
berikut:
a. Troposfer

Troposfer merupakan lapisan yang paling dekat dengan bumi serta


memiliki dampak yang langsung dirasakan oleh makhluk hidup di bumi.
Lapisan ini mempunyai karakteristik unik yaitu setiap naik 100 meter, maka
suhu udara akan turun ±0,65°C dan bila turun tiap 35 meter, maka udara menjadi
naik 1°C yang disebut dengan Gradient Temperature Vertical. Suhu rata-rata
udara di lapisan ini untuk daerah yang paling rendah (pantai) adalah 27° C,
sementara temperatur udara di daerah paling tinggi bisa mencapai -60°C.
Seperti yang sudah dijelaskan di awal, troposfer memiliki dampak yang
langsung dirasakan oleh makhluk hidup di bumi, karena di lapisan ini terjadi
fenomena dan atau gejala-gejala alam seperti cuaca, iklim, halilintar, dan
lainnya.

b. Stratosfer
Sebelum memasuki lapisan ini, terdapat sebuah lapisan ‘pembatas’ yang
disebut Tropopause. Stratosfer di bagi menjadi 2, yakni :
a. Lapisan Isotermal, merupakan lapisan yang memiliki suhu relatif seragam.
b. Lapisan Inverse, merupakan lapisan yang suhunya tidak seragam
(dipengaruhi ketinggian tempat).
c. Mesosfer
Memiliki ketinggian antara 50-85 km menjadikan lapisan Mesosfer
memiliki suhu yang bisa mencapai titik sangat rendah, yakni -90°C. Lapisan ini
juga memiliki lapisan pembatas yang bernama Mesopause yang membatasi
Mesosfer dengan lapisan Termosfer.
d. Termosfer
Lapisan yang berada pada ketinggian sekitar 85-500 km ini sering juga
disebut sebagai lapisan Ionosefer karena di lapisan ini terjadi proses penyerapan
radiasi sinar X dan ultraviolet yang menyebabkan terkonsentrasinya proton dan
elektron dan menghasilkan proses ionisasi.
e. Eksosfer
Merupakan lapisan terluar dari atmosfer dan memiliki ketinggian diatas
500km. Di lapisan eksosfer ini pengaruh gravitasi bumi sudah sangat kecil dan
sebaliknya, pengaruh gravitasi dari luar angkasa sangat kuat.
3. Hidrosfer

Merupakan bagian dari permukaan bumi yang terdiri dari lapisan air. Hidrosfer
berasal dari kata hidros yang berarti air serta spere yang berarti lapisan. Beberapa
element dari hidrosfer bumi antara lain adalah sungai, danau, laut, gletser, air tanah,
serta uap air yang berada di lapisan udara.

Hidrosfer memiliki siklus yang dinamakan sebagai siklus hidrologi, dimana ada
3 jenis siklus hidrologi, yaitu :

1) Siklus pendek, dimana air laut mengalami proses penguapan menjadi uap air yang
nantinya akan mengalami proses terjadinya hujan kondensasi menjadi awan.
Melalui sebuah proses, awan akan diubah menjadi embun atau air hujan yang
pada akhirnya akan kembali ke laut.
2) Siklus sedang, dimana uap air yang berasal dari proses penguapan air laut akan
menuju daratan oleh bantuan angin. Uap air tersebut nantinya akan berubah
menjadi awan yang selanjutnya akan kembali ke daratan dalam bentuk air hujan.
Air hujan tersebut pada akhirnya akan kembali ke lautan melalui aliran sungai
dan yang lainnya.
3) Siklus panjang, dimana uap air dari lautan akan dibawa ke daratan oleh perantara
angin. Di ketinggian tertentu, uap tersebut akan mengalami proses pendinginan
hingga mencapai titik beku yang mengakibatkan timbulnya awan dengan
kandungan kristal es yang nantinya akan kembali ke bumi dalam jenis-jenis hujan
dalam bentuk es atau salju di daerah pegunungan. Es tersebut nantinya akan
mengalir dalam bentuk gletser menuju ke lautan kembali.

Contoh Fenomena Hidrosfer :

Contoh Hidrosfer dalam bentuk materinya yaitu: air, salju, uap (gas). Contoh Hidrosfer
dalam bentuk fenomena dan gejala geografi yaitu: Tumpukan salju di pegunungan Jaya
Wijaya, Papua-Indonesia. pasang surut air di pantai, arus laut, pergerakan air tanah dan
lain sebagainya.
4. Biosfer
Secara harfiah, biosfer merupakan bagian bumi terluar yang mencakup daratan,
air, serta udara yang menjadi faktor pendukung utama dari keberlangsungan kehidupan
serta proses biotik. Sedangkan menurut geofisiologi, biosfer merupakan sistem ekologi
global yang menyatukan seluruh makhluk hidup serta hubungan yang terjadi di antara
mereka termasuk interaksinya terhadap unsur litosfer, hidrosfer, dan atmosfer bumi.
Beberapa anggapan telah menyatakan bahwa biosfer telah berlangsung sekitar 3,5
milyar tahun dari 4,5 milyar tahun usia bumi. Jadi, selisih antara usia bumi denagn
berlangsungnya proses biosfer adalah sekitar 1 milyar tahun lamanya.

Contoh Fenomena Biosfer :

Untuk contoh Biosfer dalam bentuk materinya yaitu: adanya flora dan faunaSedangkan
contoh Biosfer dalam bentuk fenomena dan gejala yaitu: persebaran flora dan fauna di
belahan bumi, habitatnya meliputi kondisi ruangan yang mendukungnya. Adanya
harimau jawa, badak bercula satu, burung garuda, cendrawasih beserta kehidupan dan
habitatnya.

5. Antroposfer

Antroposfer merupakan bagian dari permukaan bumi yang menjadi tempat


hidup bagi manusia. Antroposfer berasal dari kata antropos yang berarti manusia, dan
spaira yang berarti lingkungan. Dengan kata lain, antroposfer merupakan bagian dari
geosfer yang menjadi tempat hidup bagi manusia serta memiliki fungsi lingkungan
hidup bagi manusia. Contoh dari antroposfer adalah wilayah pedesaan, wilayah
perkotaan, lokasi pemukiman, dan lain sebagainya.

Contoh Fenomena Antroposfer :

Contoh Anthroposfer dalam bentuk materinya yaitu: kehidupan biologis manusia


meliputi kelahiran dan kematian Contoh Anthroposfer dalam bentuk fenomena dan
gejalanya yaitu: kehidupan sosial manusia, aktivitas ekonomi, budaya dan lain-lain.
Seperti di Indonesia adanya suku Jawa, Sunda, Batak dan lain-lain, dengan segala
kebudayaan yang melekat padanya.
2.2. Pengertian Tanah
Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai
tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran penopang tumbuh tegaknya tanaman
yang menyuplai kebutuhan air dan udara. Secara kimiawi berfungsi sebagai gudang
hara dan sumber penyuplai hara atau nutrisi meliputi senyawa organik dan anorganik
sederhana dan unsur-unsur essensial seperti N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, dan
Cl, dan secara biologi berfungsi sebagai habitat biota (organisme) yang berpartisipasi
aktif dalam penyediaan hara tersebut dan zat aditif (pemacu tumbuh, proteksi, bagi
tanaman, yang ketiganya secara integral mampu menunjang produktifitas tanah untuk
menghasilkan biomass dan produksi baik tanaman pangan, tanaman obat-obatan,
industri perkebunan, maupun kehutanan.
Tanah terbentuk dari bebatuan yang mengalami pelapukan. Proses pelapukan
ini terjadi dalam waktu yang lama bahkan hingga ratusan tahun. Pelapukan batuan
menjadi tanah juga dibantu dengan beberapa mikroorganisme, perubahan suhu dan air.
2.3. Jenis-Jenis Tanah
a. Ultisols

Gambar 2.1. Tanah Ultisols

Sifat atau ciri tanah Ultisols yaitu terdapat pengendapan liat dari lapisan A
(iluviasi) dan diendapkan di lapisan B (eluviasi), sehingga kadar liat horizon B > 1,2
kandungan liat horizon A atau disebut Horizon Argilik. Tanah ordo Ultisol merupakan
tanah penimbunan liat di horison bawah, bersifat masam, kejenuhan basa (KB) pada
kedalaman 180 cm dari permukaan tanah kurang dari 35%.KB < 35% dapat didekati
dengan mengukur pH (kemasamantanah) < 6,5. Padanan nama tanah sistem klasifikasi
lama (FAO/Unesco, 1970) termasuk tanah Podzolik Merah Kuning, Latosol, dan
Hidromorf Kelabu. Warna tanah biasanya merah sampai kuning karena kandungan Al,
Fe dan Mn yang tinggi. Untuk meningkatkan produktivitas tanah dapat dilakukan
melalui pemberian kapur, pemupukan , penambahan BO, dan penanaman tanaman
adaptif. Penerapan teknik budidaya tanaman lorong (tumpang sari), terasiring, drainase
dan pengolahan tanah yang seminim mungkin.

b. Entisols

Gambar 2.2. Tanah Entisols

Sifat ciri utama tanah ordo Entisol solum dangkal yaitu hanya lapisan A dan
diikuti lapisan C atau R, sehingga merupakan tanah yang masih sangat muda yaitu
barutingkat permulaan dalam perkembangan. Tidak ada horison penciri lain
kecualiepipedon ochrik, albik atau histik. Entisol terjadi di daerah dengan bahan induk
dari pengendapan material baru atau di daerah-daerah tempat laju erosi atau
pengendapan lebih cepat dibandingkan dengan laju pembentukan tanah. Kata Ent
berarti recent atau baru. Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah
Aluvial atau Regosol. Pengelolaan lahan dilakukan dengan cara memperbanyak
tanaman penutup tanah seperti rumput atau alang-alang. Pembuatan terasering pada
lereng miring agar tidak mudah tererosi. Pemberian mulsa (plastik atau organik) dan
bedengan untuk mengurangi penguapan dan memperbaiki drainase. Membiarkan apa
adanya tanaman yang sudah ada disitu yang tumbuh alami atau melakukan penanaman
pohon-pohon untuk jadi hutan lindung, karena kurang baik untuk budidaya.Melakukan
rotasi tanaman untuk menjaga ketersediaan unsur hara. Pada daerah berlereng
memanfaatkan dengan sistem agroforestri.
c. Histosols

Gambar 2.3. Tanah Histosols


Sifat utama ordo Histosols termasuk ordo Histosol merupakan tanah-tanah
dengan kandungan bahan organik lebih dari 20% (untuk tanah bertekstur pasir) atau
lebih dari 30% (untuk tanah bertekstur liat). Lapisan yang mengandung bahan organic
tinggi tersebut tebalnya lebih dari 40 cm. Kata Histos berarti jaringan tanaman. Padanan
dengan sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah Organik atau Organosol. Tidak
mempunyai horizon, mempunyai epipedon histik, bahan organik fibrik, hemik atau
saprik ketebalan BO mencapai puluhan meter bisa sampai ratusan meter. Berwarna
kroma mantap atau meningkat dengan bertambahnya kedalaman dan mempunyai warna
kurang dari 3. Tekstur beragam dan tidak berstruktur atau berblok pada lapisan atas.
Cara pengelolaan tanah Histosols dengan cara pengapuran,pemupukan unsur makro dan
mikro. Pembuatan saluran drainase, dijadikan kawasan konservasi, dan tidak menebang
dan membabat vegetasi didaerah tersebut. Tanaman semusim dan tanaman tahunan
dapat dibudidayakan pada lahan gambut tetapi yang paling berhasil atau menunjukkan
harapan adalah tanaman sayuran seperti : buncis, kacang panjang, bayam. Tanaman
buah-buahan (seperti nanas, pepaya dan rambutan). Dan tanaman perkebunan (terutama
kelapa, kelapa sawit, kopi dan karet).
d. Inceptisols

Gambar 2.4. Tanah Inceptisols


Ciri utama ordo Inceptisols batas horizon baur dan terdapat lapisan A, B dan C
sehingga solum tanah dalam. Tanah dengan horison bawah penciri kambik, telah
terdapat proses pembentukan tanah alterasi. Tekstur beragam dari kasar hingga halus
(tergantung pada tingkat pelapukan bahan induknya). Merupakan tanah yang belum
matang (immature) yang perkembangan profilnya lebih lemah dibanding dengan tanah
matang dan masih banyak menyerupai sifat bahan induknya. Cara Pengendalian tanah
Inceptisols memerlukan masukan yang tinggi baik masukan anorganik (pemupukan
berimbang N, P dan K) maupun masukan organik (pengembalian sisa panen ke dalam
tanah, pemberian pupuk kandang atau pupuk hijau). Memiliki tingkat kelerengan tinggi
maka harus dengan pola tanaman tahunan atau agroforestry. Inceptisols di Indonesia
digunakan untuk tanaman padi sawah dan sebaiknya untuk tanaman budidaya yang
semusim apabila didaerah yang datar. untuk bercocok tanam hortikultura tanaman
pangan, sampai dikembangkan sebagai lahan-lahan perkebunan besar seperti sawit,
kakao, kopi, dan lain sebagainya, bahkan pada daerah-daerah yang eksotis,
dikembangkan pula untuk agrowisata.
e. Alfisols

Gambar 2.5. Tanah Alfisols


Sifat ciri utama ordo Alfisols dicirikan adanya selaput liat. Tanah dengan horizon
argilik (endapan liat di lapisan B), kandik, atau natrik. KB >35%. Kesuburan alami
tinggi. Bentuk wilayah beragam dari bergelombang hingga tertoreh tekstur berkisar
antara sedang hingga halus, Drainasenya baik . bahan organic pada umunya sedang
hingga rendah.Jeluk tanah dangkal hingga dalam. Mempunyai sifat kimia dan fisika
relatif baik. Cara pengelolaan tanah sebaiknya dilakukan dengan alternatif sebagai
berikut : Pembuatan terassering pada lahan yang berlereng miring (15%) sampai curam
(45%). Adanya tanaman lorong, Penambahan unsur hara organic, irigasi yang baik.
Pembuatan guludan searah dengan kontur. Penggunaan Alfisol di Indonesia diusahakan
menjadi pesawahan (padi) baik tadah hujan atau pun berpengairan, perkebunan (buah-
buahan),tegalan, hutan produsi (sengon) dan padang rumput (savanna).
f. Vertisols

Gambar 2.6. Tanah Vertisols


Ciri utama tanah ordo Vertisol merupakan tanah dengan kandungan liat tinggi
(lebih dari 30%) di seluruh horison, mempunyai sifat mengembang saat basah dan
mengkerut saat kering. Kalau kering tanah mengkerut sehingga tanah pecahpecah dan
keras serta terdapat rekahan sedalam > 50 cm (vertik). Padanan dengan sistem
klasifikasi lama adalah termasuk tanah Grumusol atau Margalit.Tanah Vertisol
memiliki kapasitas tukar kation dan kejenuhan basa yang tinggi, ESP yang tinggi.
Vertisol menggambarkan penyebaran tanah-tanah dengan tekstur liat berat dan
mempunyai warna gelap, pH yang relatif tinggi serta kapasitas tukar kation dan
kejenuhan basa yang juga relatif tinggi. Cara pengelolaan tanah Vertisols dengan
memanfaatkan irigasi yang baik. Pemupukan secukupnya hanya untuk unsur hara yang
kurang kebanyakan unsur P , sebagai pembatas. Melakukan pengolahan tanah agar
membuat tanah tetap jenuh. Dalam mengatasi kembang mengkerutnya tanah vertisol
yaitu dengan memperbanyak bahan organik seperi kompos dan pupuk kandang. Usaha
pertanian yang sesuai Kapas,seringkali air melalui irigasi dan dapat tumbuh pada
kisaran yang luas. Sorgum,pensetum dan sesame, dapat tumbuh pada curah hujan
200mm/tahun atau lebih besar. Padi dengan sistem irigasi yang sudah baik. Tanaman-
tanaman lain yang terdapat adalah jagung,rumput makanan ternak,bunga
matahari,risius,gula beet,tembakau.
g. Andisols

Gambar 2.7. Tanah Andisols


Sifat utama tanah Andisols merupakan tanah yang berkembang dari bahan induk
abu vulkan, batu apung (pumice) dan sinder. Banyak mengandung mineral dalam tanah.
Potensi fiksasi fosfat tinggi. Daya menahan air tinggi, Porositas tinggi dan
permeabilitas cepat. Berat Isi tanah rendah, Ketebalan solum antara 100 sampai 225
cm. Warna hitam, kelabu sampai coklat tua. Tanah mineral dengan sifat andik yang
tidak memiliki horison argilik, natrik, spodik dan oksik. Mempunyai satu atau lebih dari
: epipedon histik, molik, umbrik, Cara pengelolan tanah Andisols dengan meningkatkan
penutupan tanah (pemberian mulsa atau penambahan vegetasi di atasnya). Pembuatan
teras pada lereng miring (8-15%). Penerapan pola tanam tumpangsari yang dapat
menutup tanah sepanjang tahun. Membuat bedengan agar mengurangi pencucian unsur
hara dan erosi.Usaha pertanian yang sesuai untuk tanah Andisols seperti di Sumatera
Andisols digunakan untuk budidaya tanaman industri (tembakau cerutu Deli). Lembang
(Jawa barat) merupakan sentral produksi hortikultura. Jawa Timur menjadi sentra untuk
hortikultura dan tanaman tahunan. Di Temanggung (Jawa Tengahdimanfaatkan untuk
budidaya tanaman tembakau. Di Wonosobo ditanami tanaman kentang menjadi
unggulan. Tetapi harus diperhatikan sungguh sungguh agar tidak terjadi erosi tinggi.
h. Oxisols

Gambar 2.8. Tanah Oxisols


Sifat utama tanah ordo Oxisol merupakan tanah tua sehingga mineral mudah
lapuk tinggal sedikit (banyak kwarsa SiO2). Kandungan liat tinggi tetapi tidak aktif
sehingga kapasitas tukar kation (KTK) rendah, yaitu kurang dari 16 me/100 g liat.
Banyak mengandung oksida-oksida besi atau oksida Al. Memiliki horizon oksik atau
kandik dengan cadangan mineral yang sedikit, batas horizon baur. Padanan dengan
sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah Latosol (Latosol Merah & Latosol Merah
Kuning), Lateritik, atau Podzolik Merah Kuning. Cara Pengelolaan tanah Oxisols
dengan membuat irigasi untuk suplai air. Pemupukan tanah agar suplai unsur hara yang
di butuhkan tersedia. Memperbaiki sifat kimia dengan cara pengapuran dan
penambahan BO. Usaha pertanian yang sesuai yaitu dijadikan hutan lindung,
permukaan tanah harus dalam kondisi tertutup untuk mencegah erosi dan
mengintensifkan pelapukan tanah. Dapat juga terjadi pengerasan tanah karena adanya
Fe yang tinggi. Pemupukan unsur anorganik atau pengapuran juga diperlukan masukan
bahan organik yang cukup besar untuk mempertahankan kondisi tanah.
i. Spodosol

Gambar 2.9. Tanah Spodosols


Sifat utama tanah yang termasuk ordo Spodosol merupakan tanah dengan horizon
bawah terjadi penimbunan Fe dan Al-oksida dan humus (horison spodik) sedang,
dilapisan atas terdapat horison eluviasi (pencucian) yang berwarna pucat (albic).
Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah Podzol. Adanya lapisan
pasir masam berwarna putih abu-abu ( horizon albik ) diatas lapisan lempung berpasir
(SL = Sandy Loam) yang berwarna gelap. Terbentuknya tanah ini pada bahan induk
pasir kuarsa dipercepat oleh adanya vegetasi yang menghasilkan seresah masam. Cara
Pengelolaan tanah Spodosols elalu diusahakan adanya penutup lahan. Pembuatan
bedengan, guludan atau terasering sesuai dengan kelerengannya. Untuk meningkatkan
produktivitas tanah dapat dilakukan melalui pemberian kapur, pemupukan ,
penambahan BO, dan penanaman tanaman adaptif. Sebaiknya tanah Spodosol tidak
dijadikan lahan pertanian, tetapi tetap dibiarkan sebagai hutan. Kalau sudah terlanjur
dibuka sebaiknya dilakukan reboisasi. Usaha pertanian yang sesuai dijaga selalu
sebagai daerah konservasi. Spodosol banyak digunakan sebagai hutan, kecuali itu dapat
juga digunakan sebagi daerah rumput ternak (pasture), savanna atau tempat rekreasi.
j. Mollisols

Gambar 2.10. Tanah Mollisols


Sifat ciri utama tanah Mollisols mempunyai horison (lapisan) permukaan
berwarna gelap yang mengandung bahan organik yang tinggi. Tanah ini kaya akan
kationkation basa, oleh karena itu tanah ini juga tergolong sangat subur. Mollisol secara
karakter terbentuk di bawah rumput dalam iklim yang sedang. Agregasi tanah baik,
struktur remah dan gembur berbentuk prisma sehingga tanah tidak keras bila kering.
Cara pengelolaannya dengan memanfaatkan tanah sebaikbaiknya sesuai dengan
kebutuhan dan berdasarkan ilmu pengetahuan yang jelas. Budidaya tanaman semusim
yang akarnya tidak lebih dari 50 cm. Usaha pertanian yang sesuai yaitu untuk usaha
budidaya tanaman semusim yang memiliki akar pendek seperti jagung, kacang tanah,
dan padi.
k. Aridisols

Gambar 2.11. Tanah Aridisols


Sifat ciri utama tanah aridisols yaitu reaksi-reaksi fisik, kimia dan biologi berjalan
lambat karena kurangnya air. Akibatnya Aridisol merupakan tanah yang memiliki sifat
hampir sama dengan bahan induknya. Aridisol memiliki KB tinggi karena rendahnya
proses pencucian. Aridisol memiliki kandungan bahan organik yang rendah dan tidak
adanya proses fertilisasi, serta tidak ditemukannya horizon eluviasi. Pada permukaan
tanah sering ditemukan adanya gravel pavement. Ditemukanya caliche atau lapisan
akumulasi karbonat, ini terjadi karena CaCO3 diendapkan oleh air perkolasi yang mulai
habis. Selain itu juga ditemukan horizon salik dan natrik. Cara pengelolaannya perlu
dilakukan pengolahan tanah dengan penambahan bahan organik dalam tanah.
Penanaman sistem cover crop serta penambahan vegetasi diarea yang dibutuhkan guna
melindungi dari terjadinya run off yang besar. Usaha pertanian yang sesuai mengingat
lingkungannya yang kering, Aridisol termasuk sangat sulit dimanfaatkan sebagai lahan
untuk bercocok tanam. Tetapi dapat dilakukan budidaya tanaman yang membutuhkan
intensitas cahaya matahari yang tinggi dan membutuhkan air yang sedikit, misalnya
tebu, buah naga dan nanas.
l. Gelisols

Gambar. 2.12. Tanah Gelisols


Gelisol adalah tanah yang terbentuk dalam lingkungan permafrost (lingkungan
yang sangat dingin). Dinamakan gelisol karena terbentuk dari material gelic. Gelic
adalah campuran dari bahan mineral dan organik tanah yang tersegresi es pada lapisan
yang aktif. Tanah jenis ini membeku pada ketebalan 100-200 cm dari permukaan tanah.
Gelisols tidak memiliki horizon B dan hanya memiliki horizon A yang berada di lapisan
es. Bahan organik tanah Gelisol banyak terakumulasi di lapisan atas, sehingga Gelisols
kebanyakan berwarna hitam atau coklat tua. Meskipun pengaruh pencairan es di
sebagian besar wilayah, tanah Gelisol termasuk tanah yang subur karena adanya bahan
organik yang relatif tinggi pada bagian atas Gelisol. Kandungan kimia yang dominan
pada Gelisol adalah potassium dan kalium, tetapi bahan kimia ini sangat mudah tercuci
oleh pencairan es. Gelisols ditemukan terutama di Siberia, Alaska dan Kanada.
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Geosfer adalah lapisan-lapisan yang terdapat dalam permukaan bumi. Geosfer
terdiri dari bebrapa bagian yaitu diantaranya Litosfer, Atmosfer, Hidrosfer, Biosfer, dan
Antroposfer. Litosfer merupakan lapisan terluar dari bumi yang sering disebut sebagai
kenampakan permukaan bumi atau lazim disebut sebagai relief bumi. Lalu, atmosfer
secara sederhana dapat dartikan lapisan udara bumi. Hidrosfer merupakan bagian dari
permukaan bumi yang terdiri dari lapisan air. Biosfer merupakan bagian bumi terluar
yang mencakup daratan, air, serta udara yang menjadi faktor pendukung utama dari
keberlangsungan kehidupan serta proses biotik. Dan Antroposfer merupakan bagian
dari permukaan bumi yang menjadi tempat hidup bagi manusia.
Tanah merupakan lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai
tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran penopang tumbuh tegaknya tanaman
yang menyuplai kebutuhan air dan udara. Tanah terdiri dari beberapa jenis, diantaranya
ada ultisols, entisols, histosols, inceptisols, alfisols, vertisols, andisols, oxisols,
spodosols, mollisols, aridisols, dan gelisols.
DAFTAR PUSTAKA

Erizal,“KlasifikasiTanah”web.ipb.ac.id/~erizal/mektan/KLASIFIKASI%20TANAH.p
df (Diakses Pada 25 September 2018)

http://www.forda-mof.org//files/MENGENAL_JENIS.pdf (Diakses Pada 25


September 2018)

Yasrulika,“Pengertian Tanah Menurut Ensiklopedia”


https://id.scribd.com/doc/268680723/Pengertian-Tanah-Menurut-Ensiklopedi-
Indonesia-Adalah-Campuran-Bagia1 (Diakses Pada 28 September 2018 pukul 14.30
WIB)

Ad Chun, “Pengertian Geosfer” http://adchuna4.blogspot.com/2016/01/pengertian-


geosfer.html (Diakses pada 25 September 2018)

Anda mungkin juga menyukai