Anda di halaman 1dari 2

Nama : Jumiati

NIM : HAB 118 013

Semester : 3

Mata Kuliah : Struktur Atom dan Molekul

Dosen Pengampu : Rendy Muhamad Iqbal, S.Si,M.Si

Siklus Born-Haber
Siklus Born-Haber merupakan suatu pendekatan yang digunakan untuk menganalisis suatu
energi reaksi. Pendekatan ini dinamai dari dua orang ilmuwan Jerman Max Born dan Fritz
Haber, yang mengembangkan pendekatan ini pada tahun1919. Siklus Born-Haber berkaitan
erat dengan pembentukan senyawa ionik dari reaksi logam dengan halogen atau unsur non
logam lainnya seperti oksigen. Siklus Born-Haber digunakan terutama sebagai cara untuk
menghitung energi kisi atau lebih tepatnya entalpi. Siklus ini menerapkan hukum Hess dalam
menghitung entalpi kisinya, dengan membandingkan perubahan entalpi pembentukan standar
dari senyawa ionik ke entalpi yang diperlukan untuk membuat ion berfasa gas dari unsur
bebasnya. Berikut ini merupakan salah satu siklus Born-Haber untuk pembentukan HCl :

Gambar 1. Siklus Born-Haber HCl

(https://id.m.wikipedia.org)
Senyawa HCl terbentuk melalui beberapa tahapan yang diuraikan sebagai berikut :

1. Penguapan
Pada tahap ini, larutan HCl diubah menjadi gas HCl melalui suatu proses yang disebut
penguapan.

HCl(aq)  HCl(g)
2. Disosiasi (D)
Disosiasi (D) merupakan suatu proses ketika senyawa ionik (kompleks atau garam)
terpisah menjadi partikel, ion, atau radikal yang lebih kecil, dan biasanya dapat
dikembalikan seperti semula. Disosiasi juga dapat dikatakan sebagai proses
penguraian suatu molekul menjadi atom-atomnya dalam keadaan gas. Pada tahapan
ini, gas HCl diuraikan menjadi H dan Cl. Energi yang menyertai proses ini disebut
energi disosiasi ikatan (BDE).

HCl (g)  H(g) + Cl (g)


3. Ionisasi
Pada tahap ini, terjadi proses pengionan gas H menjadi gas H +. Energi yang menyertai
proses ini disebut energi ionisasi (IE).

H(g)  H+ (g)
4. Afinitas Elektron (-EA)
Negatif dari perubahan energi yang terjadi ketika satu elektron diterima oleh atom
suatu unsur dalam keadaan gas. Unsur yang memiliki afinitas elektron bertanda
negatif, maka ia mempunyai kecenderungan lebih besar dalam menyerap elektron
daripada unsur yang afinitas elektronnya bertanda positif. Pada tahap ini, gas Cl
diubah menjadi gas Cl-.

Cl(g)  Cl- (g)


5. Pengembunan
Pada tahap ini, gas H+ diubah menjadi larutan H+ melalui suatu proses yang disebut
pengembunan.

H+ (g)  H+ (aq)
6. Pengembunan
Pada tahap ini, gas Cl- diubah menjadi larutan Cl- melalui suatu proses yang disebut
pengembunan.

Cl- (g)  Cl- (aq)


7. Pembentukan kisi larutan HCl
Pada tahap ini, pasangan ion H+ dan Cl- berubah membentuk kisi larutan HCl. Energi
yang menyertai proses pembentukan kisi larutan HCl ini disebut energi kisi.

H+ (aq) + Cl- (aq  HCl s(aq)

Anda mungkin juga menyukai