“ KIMIA ANALITIK”
DISUSUN OLEH :
TIM DOSEN
A. Pendahuluan
Sebelum praktikan melakukan percobaan, perlulah kiranya disadari bahwa urutan
langkah yang terdapat dalam prosedur ini hanya merupakan suatu tuntunan yang perlu dikerjakan
oleh praktikan, yang berisikan garis besar tentang cara-cara analisis. Jadi langkah-langkah
ataupun pereaksi yang digunakan tidak mutlak seperti yang tercantum dalam prosedur. Hal ini
menuntut kepada praktikan akan penguasaan teori-teori dasar analisis, sifat kation dan sifat
anion. Lebih lanjut, sebelum melakukan percobaan, praktikan harus mengerti maksud dan fungsi
dari masing-masing pereaksi, serta langkah-langkah yang terdapat dalam prosedur ini. Atau
dengan kata lain “ praktikan harus mengerti dan menguasai prosedur sebelum melakukan
percobaan”.
B. Penyiapan Sampel
Tata kerja yang terdapat dalam prosedur ini didasarkan atas kelarutannya. Sampel yang
berupa larutan dapat langsung di analisis. Sedangkan sampel yang berbentuk padat harus di
larutkan dengan pelarut tertentu.
C. Pelarutan Sampel
Sampel yang padat harus di tumbuk dengan mortar sampai halus, kemudian di ambil sedikit
dan di coba di larutkan dalam 1 ml (a) air dingin dan panas (b) HNO3 dingin dan panas 6 M
(c) HNO3 15 M dingin dan panas (d) HCl 6 M dingin dan panas (e) HCl 12 M dingin dan
panas (f) aqua regia ( 1 bagian HNO3 dengan 3 bagian HCl). Carilah pelarut yang tepat
sesuai dengan urutan di atas jika telah di temukan pelarut yang tepat, maka ambil sekitar
0,15 gram sampel dan larutkan dalam 3 ml pelarut tersebut.
1. Pada sampel yang telah berupa larutan yang jernih, tambahkan kepadanya tetes demi tetes
HCl 4 M, sambil di kocok. Teruskan penambahan HCl sampai pengendapan sempurna
(dapat di amati dengan adanya penambahan HCl yang sudah tidak menimbulkan endapan
lagi).
2. Putarlah endapan dengan sentrifuge, dan kemudian pisahkan endapannya. Endapan putih
yang terbentuk berupa kation golongan 1 terdiri dari AgCl, Hg2Cl2, dan PbCl2. (Sedangkan
filtrate terdiri dari kation golongan 2-6).
3. Cucilah endapannya dengan 0,5 ml HCl 0,1 M dingin, sebanyak dua kali. Selanjutnya
pindahkan endapan dalam beaker 50 ml, dan tambahkan 2 ml aquadest. Didihkan selama 1
menit. Setelah itu saringlah larutan dalam keadaan panas dengan kertas saring.
4. Endapan berupa AgCl dan Hg2Cl2. Sedangkan filtrate berupa larutan PbCl2.
5. Bagilah filtrate ke dalam 2 tabung reaksi. ( jika terbentuk endapan panaskan lebih dahulu
sehingga larut). Pada salah satu tabung tambahkan beberapa tetes H2SO4 3 M. Jika terbentuk
endapan putih dari PbSO4, berarti terdapat Pb.
Pada tabung yang lain tambahkan beberapa tetes K2CrO4 0,1 M. Terbentuknya endapan
kuning PbCrO4, menunjukkan adanya Pb.
6. Jika pada test no 6 menunjukkan adanya Pb, maka pada endapan yang diperoleh pada no.5,
harus di cuci lebih dahulu dengan air mendidih beberapa kali (sampai semua sisa PbCl2 telah
larut).
7. Selanjutnya pada endapan yang terdapat dalam kertas saring di siram dengan 1 ml NH 3
6 M.Terbentuknya endapan abu-abu HgNH2Cl atau endapan hitam Hg pada kertas saring
menunjukkan adanya Hg.
8. Pada filtrat tambahkan HNO3 6 M, sampai suasana larutan bersifat asam. Terbentuknya
endapan putih dari AgCl yang tak larut dalam HNO3 menunjukkan adanya Ag.
IDENTIFIKASI GOLONGAN I
Pendahuluan
Di dalam pembuatan larutan standart asam yang biasa dipakai adalah HCl dan H2SO4.
Asam Nitrat tidak dipakai karena mempunyai sifat yang tidak stabil dan mudah mengeluarkan
gas NO, lagipula HNO3 adalah suatu oksidator kuat, sehingga dapat merusak indikator. Untuk
titrasi yang memerlukan pemanasan, lebih baik memakai H2SO4, sebab asam ini tidak mudah
menguap pada pemanasan, tetapi dalam beberapa hal misalnya dengan air kapur dan air barit
dapat membentuk endapan, sehingga sering menyulitkan. Dengan HCl kurang baik, karena HCl
sering keluar sebagai gas pada pemanasan. Namun demikian titrasi yang terbanyak adalah
memakai HCl, sebab umumnya HCl membentuk garam yang mudah larut dalam air.
Larutan standart yang diinginkan biasanya dibuat dengan mengencerkan asam yang
pekat. Tetapi dalam pengenceran sering diperoleh konsentrasi yang tidak tepat, hanya mendekati
saja; oleh sebab itu perlu di standarisasikan.
Cara mengerjakan :
Dalam prosedur ini dilakukan secara tidak langsung, yaitu garam ammonium diberi NaOH
standart yang berlebih dan di didihkan. Kemudian kelebihan NaOH dititrasi dengan larutan HCl
standart.
1. Ambil dengan pipet takar 10 ml larutan garam ammonium, masukkan dalam beaker glass dan
diberi v ml NaOH yang normalitasnya N(NaOH) (NaOH harus di buat berlebih), didihkan
selama 5 menit.
2. Setelah dingin pindahkan dalam Erlenmeyer, di beri indikator metil orange dan di titrasi
dengan larutan HCl standart (N(X)) sampai warna menjadi pink, catat volume yang diperlukan.
3. Ulangi percobaan di atas paling sedikit 3 kali.
Pendahuluan
Basa-basa yang sering di pakai dalam pembuatan larutan standart alkali adalah NaOH, KOH, dan
Ba(OH)2, sebab basa-basa ini merupakan basa kuat dan mudah larut dalam air. Diantara basa-basa
tersebut NaOH adalah yang paling murah, maka lebih banyak di pakai. Tetapi NaOH padat
umumnya tidak murni dan mengandung sedikit Na2CO3, karena itu untuk membuat larutan standart
NaOH, Na2CO3 harus dihilangkan. Untuk menghilangkan karbonat tersebut biasanya dengan
memberikan BaCl2 padat atau Ba(OH)2, sehingga karbonat di ubah menjadi BaCO3 yang mengendap
dan selanjutnya dapat di saring. Atau dapat juga dengan melarutkan NaOH padat dalam air suling
dan membiarkannya beberapa saat, sehingga bagian larutan yang jernih inilah yang di ambil untuk di
encerkan.
Karena pembuatan larutan standart basa yang diinginkan sering kurang tepat sebab diperoleh
harga yang mendekati saja, maka perlu distandarisasi.
A. Membuat Larutan NaOH 0,1 N
Tujuan :
Membuat larutan standart NaOH yang konsntrasinya 0,1 N.
Alat dan Bahan :
Pipet NaOH Padat
Beaker Glass 100 ml Air Suling
Neraca
Gelas Ukur
Labu Takar 250 ml
Cara Mengerjakan:
1. Timbang dengan tepat 0,100 gram H2C2O4. 2H2O
2. Masukkan ke dalam Erlenmeyer dan larutkan dengan 25 ml air suling, kemudian
berilah 2 tetes indicator pp.
3. Titrasi larutan tersebut dengan larutan NaOH (dari percobaan A) sampai terjadi
perubahan warna, dan catat volume yang diperlukan.
4. Ulangi percobaan di atas paling sedikit 3 kali.
5. Perhitungan :
Reaksi :
2NaOH + H2C2O4 → Na2C2O4 + 2 H2O
1 mol H2C2O4 = 2 gram ek. H2C2O4
Volume NaOH yang diperlukan untuk titrasi = v ml, konsntrasi = N(NaOH)
Berat asam oksalat = 100 mgram, BM asam oksalat = Mr asam oksalat
Cara mengerjakan :
1. Timbanglah dengan botol timbang asam asetat glacial sebanyak 1 gram.
2. Pindahkan asam ini dengan mencucinya sampai tidak tersisa ke dalam labu takar 100 ml, dan
diisi dengan air suling sampai garis tanda, kemudian di kocok hingga homogen.
3. Ambil larutan tersebut dengan pipet takar sebanyak 10 ml, masukkan ke dalam Erlenmeyer
dan diberi 2 tetes indikator Phenolpthalein.
4. Titrasilah dengan larutan NaOH standart (N(NaOH)) sampai terjadi perubahan warna.
5. Ulangi titrasi ini paling sedikit 3 kali.
6. Perhitungan :
Reaksi :
CH3COOH + NaOH → CH3COONa + H2 O
1 mol CH3COOH = 1 gram ek. CH3COOH
Dalam 10 ml asam asetat memerlukan NaOH - N(NaOH) sebanyak v ml, dalam 100 ml
memerlukan NaOH - N(NaOH) = 10. v ml
Maka CH3COOH = 10 . v . N(NaOH) mgram ek.
BM CH3COOH = M,
CH3COOH = 10 .v . . N(NaOH) . M mgram
GRAVIMETRI
Pendahuluan:
GRAVIMETRI adalah salah satu metoda analisis kuantitatip dengan cara-cara
“penimbangan”. Metoda ini menyangkut suatu proses isolasi serta sistem berat dari suatu
zat/unsur atau suatu susunan campuran yang didefinisikan sebagai suatu zat dalam bentuk murni
yang nyata dan mungkin. Jadi dalam analisis gravimetri ini zat yang diselidiki kemudian
diendapkan menjadi konstituen yang telah diketahui susunan kimianya, lalu ditetapkan kadarnya
dengan cara-cara penimbangan beratnya. Dalam metoda ini terdapat beberapa langkah teknis
yang penting dan perlu diperhatikan, yaitu meliputi:
1. Proses pengendapan zat
2. Proses penyaringan dari endapan
3. Proses pencucian dari endapan
4. Proses pengeringan dengan atau tanpa pemijaran
5. Proses penimbangan endapan
Penjelasan dari masing-masing proses di atas, dapat diketahui dan dipelajari dalam
penjelasan teoritis atau dalam buku kepustakaan yang sesuai.
Prosedur:
Catatan:
𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑠
RENDEMEN = 𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 x 100% = ...........%
OKSIDIMETRI
Yang dapat digolongkan ke dalam titrasi oksidimetri adalah suatu titrasi di mana
berlangsungnya reaksi berdasarkan oksidasi-reduksi dari zat-zat yang saling bereaksi. Pada
prinsipnya cara kerja di dalam titrasi oksidimetri ini, dapat digolongkan menjadi beberapa sub-
metoda yaitu:
I. Permanganometri
II. Khromatometri
III. Iodo / Iodimetri
Permanganometri
Dasar teori :
Prosedur Kerja:
1. Timbang dengan tepat 0,806 gram kristal KMnO4 dalam gelas arloji
3. Tutup dengan gelas arloji dan didihkan selama 10 menit. Setelah itu didinginkan
4. Kemudian larutan disaring dengan corong yang ada glasswool-nya
5. Larutan violet yang didapat lalu disimpan dalam botol warna coklat.
B. Standarisasi KMnO4 dengan Asam oksalat
Tujuan : Untuk menetapkan larutan KMnO4 sebagai larutan standard
Alat dan Bahan :
- Neraca analitik - Erlenmeyer * Asam Oksalat
- Labu takar 250 mL - Fullpipet H2SO4 1 N
- Buret lengkap - Gelas Ukur Lart. KMnO4 – NX
- Pembakar Spiritus - Termometer
Prosedur Kerja :
1. Timbanglah dengan tepat 0,15 gram H2C2O4.xH2O dan larutkan dalam labu takar
dengan 250 mL air-suling, aduklah hingga homogen
2. Bila sukar larut, panaskan untuk mempermudah larutnya kristal
3. Ambil 10 mL larutan tersebut dengan fullpipet, masukkan daln erlenmeyer. Kemudian
tambahkan 2 – 5 mL H2SO4 1 N dan panaskan hingga 70 oC
4. Titrasi larutan ini dengan larutan KMnO4 – NX sampai titik ekivalen
5. Lakukan percobaan minimal 3 kali dan catatlah hasilnya.
BM asam oksalat = Mr
150 x 2 10
x 250 = V x NX
𝑀𝑟
150 x 2 1 10
------- jadi : NX = x x
𝑀𝑟 𝑉 250
Prosedur Kerja :
1. Timbang dengan tepat 1,10 gram KNO2 / NaNO2 dan larutkan dengan air dalam
volumetric-flash (labu-takar) ukuran 250 mL.
2. Ambil mL larutan Nitrit di atas ke dalam erlenmeyer dan tambahkan dengan mL
larutan H2SO4 1 N
3. Panaskan campuran larutan ini sampai 50o – 70oC dan kemudian dititrasi
4. Keluarkan tetes demi tetes larutan standard KmnO4 dari buret, hingga tercapainya titik
ekivalen yang ditandai warna violet muda
5. Lakukan percobaan ini, minimal 3 kali dan catatlah hasilnya
Perhitungan :
V1 ∙ N1 x 250 ∙ Mr Nitrit
X= gram
10
Dalam 250 mL larutan Nitrit akan terdapat sejumlah berat Nitrit yang besarnya :
V1 ∙ N1 x 250 ∙ Mr Nitrit
%= x 100%
10 x L x 1,10
V1 ∙ N1 x 250 ∙ Mr Nitrit
{ 𝑥 25} 𝑥 100% = .....
10 x