INDUSTRI (PLI)
ION EXCHANGER
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Praktikum Pengolahan Limbah
Industri
Laboratorium PLI
Oleh :
2019
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Penggunaan air di dalam industry, seperti air proses, air umpan boiler, dan air
pendingin memerlukan pengolahan terlebih dahulu agar mencapai persyaratan yang telah
ditetapkan.
Air sisa pembuangan cucian merupakan limbah yang mencemari lingkungan, tetapi
dengan adanya pengolahan diharapkan air tersebut dapat digunakan sebagai air umpan
boiler.
Pengolahan air disini bertujuan untuk memisahkan zat padat terlarut, zat tersuspensi,
dan koloid. Penggunaan alat penukar ion diharapkan dapat mengurangi ion-ion yang tidak
dikehendaki baik kation maupun anion yang ada di dalam air, sehingga air yang dihasilkan
dpat digunakan sebagai air untuk berbagai proses dan air umpan boiler.
Berdasarkan pada keberadaan gugus, resin penukar ion dapat secara luas
diklasifikasikan dalam 4 golongan:
1. Resin penukar kation bersifat asam kuat (mengandung gugus HSO2)
Resin penukar kation asam kuat yang beroperasi dengan siklus H, akan
diregenerasi dengan menggunakan asam HCl atau H2SO4. Reaksi pada tahap layanan
adalah sebagai berikut:
Konsentrasi asam kelarutan yang dihasilkan oleh reaksi (2.3) disebut free
mineral acid (FMA). Jika nilai FMA turun, berarti kemampuan resin mendekati titik
habis dan regenerasi harus dilakukan. Reaksi pada tahap regenerasi adalah sebagai
berikut:
3. Resin penukar anion bersifat basa kuat ( mengandung gugus amina tersier
kuartener)
Resin penukar kation asam kuat sikluh hydrogen akan menguabh garam-garam
terlarut menjadi asam (reaksi 2.4), dan resin penukar anion basa kuat akan
menghilangkan asam-asam tersebut, termasuk asam silikat dan asam karbonat. Reaksi
yang terjadi pada tahap dan regenerasi adalah sebagai berikut:
Limbah pembilasan tingkat laju alir rendah digabungkan dengan larutan garam
dan dibuang. Sedangkan limbah pembilasan tingkat laju alir tinggi disimpan dan
digunakan sebagai pelarut senyawa untuk regenerasi.
III. METODELOGI
3.1. Alat dan Bahan
Tabel 3.1. Alat dan Bahan
Alat Jumlah Bahan Jumlah
Conductometer 1 Air
Turbidity meter 1 HCl 5% 10 L
Gelas kimia 100ml 2 NaOH 5% 10 L
Gelas kimia 50ml 1 Resin penukar kation 50 gram
Pipet 10ml 2 Resin penukar anion 50 gram
Labu titrasi 250ml 2 Indicator EBT 1 gram
Buret 1 EDTA 50 ml
Klem 1 Larutan buffer pH 10 40 ml
KCN 10% 20 ml
Melakukan proses
Melakukan backwash
backwash terhadap resin
Mengukur ketinggian secara terpisah antara
dengan ekspansi resin
resin kolom resin penukar
mencapai sekitar 50%
kation dan anion
dari ketinggian awal
c. Proses regenerasi
Memasukkan
resin sebanyak
Mencatat waktu
50 gram kedalam Mengambil
yang dibutuhkan
kolom dan sampel 10ml dari
Mencatat nilai sampai total
alirkan air umpan keluaran kolom
total hardness hardness
yang bersih dan analisa pH
pada air umpan mengalami
melalui bagian serta total
kenaikan (kondisi
atas kolom hardness
jenuh)
dengan debit
tertentu
e. Analisa total hardness
Pertukaran kation
Effluent:
Tabel 1. Hubungan DHL, total hardness, dan pH terhadap waktu pertukaran kation
Total Hardness
Waktu (menit) DHL (𝞵S/cm) pH
(mg/l CaCO3)*
0 41,8 208,416 6
15 38,8 60,12 6
30 40,4 70,14 6
45 43,5 90,18 7
60 35,2 50,12 7
Pertukaran anion
Effluent:
b. Proses backwash
Umpan:
- Tinggi resin = 72 cm
- Laju alir :
Kation = 5,61 gpm/ft2
Anion = 5,75 gpm/ft2
- Kekeruhan = 1,79 NTU
Effluent backwash :
Table 3. Hubungan kekeruhan terhadap waktu pada proses backwash
Waktu Kekeruhan (NTU)
(menit) Resin kation Resin anion
5 1,79 1,79
10 2,09 1,99
15 1,80 1,85
30
25
20 Resin Kation
15 Resin Anion
10
5
0
0 10 20 30 40 50 60 70
Waktu (menit)
2
Kekeruhan (NTU)
1.8
1.6
Resin Kation
1.4
Resin Anion
1.2
1
0 5 10 15 20
Waktu (menit)
𝑉 0,751 gpm
Q=𝐴= = 5,61 gpm/ft2
0,134 𝑓𝑡 2
𝑉 0,77 gpm
Q = 𝐴 = 0,134 𝑓𝑡 2 = 5,75 gpm/ft2
= 0.134 𝑓𝑡 2
2,4 𝑚𝑙 0,001 𝐿 60 𝑠
V= 𝑥 𝑥 = 0,144 L/menit
𝑠 1 𝑚𝑙 1 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
0,144 𝐿 1 𝑔𝑝𝑚
V= 𝑥 𝐿 = 0,038 𝑔𝑝𝑚
𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 3,78
𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑉 0,038 gpm
Q=𝐴= 0,134 𝑓𝑡 2
= 0,284 gpm/ft2
VI. PEMBAHASAN
Air permukaan akan banyak mengandung logam terlarut seperti Fe2+, Ca2+, dan Mg2+.
Maka dari itu untuk digunakan sebagai air umpan boiler atau air proses harus dilakukan
pengolahan terlebih dahulu yaitu dengan menggunakan resin penukar ion. Resin penukar ion
akan berfungsi menukarkan ion yang tidak dikehendaki.
Air umpan yang digunakan adalah air permukaan dengan nilai kekeruhan 2,29 NTU
atau bisa dikatakan sebagai air tidak keruh. Air dikatakan keruh apabila air tersebut
mengandung banyak partikel bahan yang tersuspensi sehingga memberikan warna/rupa yang
berlumpur atau kotor dan mempunyai standar nilai kekeruhan 5-25 NTU.
Pada proses service pertukaran ion, air umpan masuk melalui bagian atas kolom resin
penukar kation dan dilanjutkan masuk kedalam kolom resin penukar anion. Di bagian atas
kolom resin penukar kation dan anion terdapat sambungan selang, sehingga menyebabkan
adanya air umpan yang masuk kedalam resin penukar anion tanpa melewati kolom resin
penukar kation terlebih dahulu, yang menyebabkan nilai DHL pada titik waktu tertentu
meningkat dan membuat sistem tidak stabil (nilai DHL naik-turun). Nilai DHL yang
seharusnya adalah terus menurun karena setelah melewati kolom penukar kation dan anion
diharapkan garam-garam sodium didalam air berikatan dengan resin dan menghasilkan H2O
dengan pH netral.
Air yang keluar dari resin penukar kation akan memiliki nilai pH yang asam
dikarenakan air yang telah masuk melewati resin penukar kation akan ditukar ionnya dengan
ion H+ , sehingga membentuk senyawa FMA (Free Mineral Acid) yang mempunyai nilai pH
dibawah 4. Sehingga dapat dikatakan apabila pH FMA sudah mendekati netral resin perlu di
regenerasi. Setelah melewati resin penukar kation, air masuk kedalam resin penukar anion yang
akan menukar ion OH- dengan senyawa FMA dari resin sebelumnya, sehingga menghasilkan
H2O yang mempunyai pH netral.
Hasil dari percobaan yang diolah adalah Total Hardness yang menunjukkan kesadahan
air. Penyebab air menjadi sadah adalah karena adanya ion-ion Ca2+, Mg2+, atau karena adanya
ion-ion logam bervalensi banyak seperti Fe, Mn, dan Zn. Penentuan Ca dan Mg dalam air sadah
dilakukan dengan titrasi EDTA (Ethylene Diamin Tetra Acetic). pH untuk titrasi adalah 10
dengan indicator EBT ( Eriochrom Black T). Dengan diketahuinya volume titrasi maka dapat
diketahui pula Total Hardnessnya. Penjumlahan akhir Total Hardness yang didapat adalah
478,976 mg/L sebagai CaCO3. Dimana hasil tersebut masih masuk dalam kesadahan
maksimum untuk air minum yang nilainya 500 mg/L sebagai CaCO3. Tetapi masuk
kedalam klasifikasi air sangat sadah karena berapa diatas >180 mg/L sebagai CaCO3.
Untuk proses backwash yang telah dilakukan, ekspansi terjadi hanya sekitar 20% saja
karena terbatasnya tinggi kolom resin yang tersedia. Tinggi resin awal untuk resin kation dan
anion adalah sekitar 72 cm dan setelah dilakukan backwash tinggi resin menjadi 92 cm untuk
resin penukar kation dan 88 cm untuk resin penukar anion. Untuk backwash dilakukan secara
terpisah yaitu resin penukar kation terlebih dahulu lalu resin penukar anion. Pelaksanaan
backwash dilakukan pada laju alir yang dikatakan sudah memadai yaitu 5 gpm/ft2, sehingga
resin tidak mengalami channeling dan unggun fouling. Proses backwash dikatakan cukup
apabila effluent backwash terlihat jernih dan resin mengembang smapai 50% atau tergantung
dari freeboard yang tersedia. Air sisa backwash dapat dialirkan ke unit pengolahan air bersih
atau clarifier.
KESIMPULAN
1. Nilai total hardness setelah memasuki kolom penukar ion mengalami penurunan
mulai dari 208,416 mg/L sebagai CaCO3 menjadi 50,12 mg/L sebagai CaCO3.
2. Laju alir untuk proses pertukaran ion adalah 0,284 gpm/ft2
3. Laju alir untuk proses backwash resin penukar kation adalah 5,61 gpm/ft2 dan
resin penukar anion adalah 5,75 gpm/ft2
4. Ekspansi hasil backwash resin penukar kation sebesar 21,73 % dan resin penukar
anion sebesar 21,6 %.
DAFTAR PUSTAKA
A.S.Gokhle, P.K; Mathor and K.S. VenkaTeswarhu. 1987. “Ion Exchange Resin for Water
Purification; Properties and Characteristion”. Water chemestry Division. Bhabha Atomic. Research
Centre. Bombay, India.
Diyah, Erlina, Lestari. 2006.”Kimia Air”. Diktat Penyegaran Operator dan Supervisor Reaktor. Pusbang
Teknologi Reaktor Riset.
Endang, Asijati W. 2004.“Ion Exchanger”. Diktat pada National Training Course on Water Chemistry of
Nuclear Reaktor Sistem. Departemen Kimia FMIPA. Universitas Indonesia.