Kelompok 4 :
2) Zeolit
Zeolit merupakan mineral yang banyak terdapat di dalam batuan yang
merupakan lapisan tanah sedimen yang terbentuk dari timbunan abu vulkano
karena adanya letusan gunung berapi. Terbentuknya di alam sangat
bergantung pada lingkungan, umur batuan dan kedalaman dari permukaan
tanah, sehingga dapat terjadi zeolit yang jenisnya berlainan terdapat dalam
batuan yang sama.
Zeolit mempunyai sifat yang sangat khas, apabila mengalami
dehidrasi, kristal zeolit akan membentuk rongga yang dapat saling
berhubungan dan membentuk 1-3 arah sehingga akan terlihat seperti
sangkar[1]. Struktur kristal yang unik ini membuat zeolit mempunyai
kemampuan sebagai absorben.
Karakteristik lainnya adalah dapat mempunyai kemampuan sebagai
penukar ion secara sangat selektif untuk ion cesium dan unsur radioaktif
lainnya Zeolit merupakan kristal aluminosilikat terhidrasi yang mengandung
kation alkali atau alkali tanah dalam kerangka tiga dimensi. Kerangka dasar
sturuktur zeolit terdiri dari unit tetrahedral AlO2dan SiO2 yang saling
berhubungan melalui atom O, sehingga zeolit mempunyai rumus empiris
sebagai berikut x/n Mn+[(AlO2)x(SiO2)y].zH2O. Komponen pertama
M n+ adalah sumber kation yang dapat bergerak bebas dan dapat dipertukarkan
secara sebagian atau secara sempurna oleh kation lain [2,3] , sehingga sangat
baik bila digunakam sebagai bahan penukar ion.
c. Proses
Pertukaran ion merupakan suatu proses dimana ion-ion yang terjerap pada
suatu permukaan media filter ditukar dengan ion-ion lain yang berada dalam air.
Proses ini dimungkinkan melalui suatu fenomena tarik menarik antara permukaan
media bermuatan dengan molekul-molekul bersifat polar.
Apabila suatu molekul bermuatan menyentuh suatu permukaan yang
memiliki muatan berlawanan maka molekul tersebut akan terikat secara kimiawi
pada permukaan tersebut. Pada kondisi tertentu molekul-molekul ini dapat
ditukar posisinya dengan molekul lain yang berada dalam air yang memiliki
kecenderungan lebih tinggi untuk diikat. Dengan demikian maka proses
pertukaran dapat terjadi. Media yang dapat melakukan proses pertukaran seperti
ini diantaranya adalah Zeolit (baik alami atau buatan) dan resin.
Proses pertukaran yang berlangsung secara umum mengikuti kaidah-
kaidah tertentu. yaitu:
1) Pertama kation-kation dengan valensi lebih besar akan dipertukarkan terlebih
dahulu sebelum kation-kation dengan valensi lebih kecil. Sebagai contoh
apabila didalam akuarium kita terdapat besi (ber-valensi 3), kalsium (ber-
valensi 2) dan amonium (ber- valensi1 ) dalam jumlah yang sama, maka besi
akan teleibh dahulu dijerap oleh zeolite, menyusul kalsium dan terakhir
amonium.
2) Kedua, kation yang konsentrasinya paling tinggi didalam akuarium akan
dijerap telebih dahulu walaupun valensi lebihkecil. Sebagai contoh dalam
kasus diatas, apabila konsentrasi (jumlah) amonium jauh lebih banyak
dibandingkan denga besi dan kalsium, maka sesuai dengan aturan 2, amonium
akan cenderung di jerap terlebih dahulu.
Dengan proses-proses tersebut diatas maka filter kimia dapat diberlakukan
untuk "menjernihkan" air. dari paritkel-partikel berukuran molekuler yang tidak
bisa diproses secara mekanik atau biologi. Beberapa hal yang bisa di hilangkan
dengan filter kimia diantaranya adalah pengaruh racun, kesadahan, warna dan
partikel organik terlarut.
d. Fungsi
1) Water softening dan demineralisasi air
Proses softening air adalah proses menghilangkan zat-zat kimia
pengeras air yakni ion kalsium dan magnesium. Sedangkan proses
demineralisasi adalah proses menghilangkan seluruh kandungan ion-ion
mineral yang terlarut di dalam air.
Jika R adalah senyawa resin, maka reaksi pertukaran ion kalsium yang
terjadi pada proses softening air adalah sebagai berikut:
2 RNa + Ca →
2+
R2Ca + 2 Na+
Pada proses softening air, pertukaran ion terjadi pada saat air dengan
kandungan ion kalsium (Ca2+) dan magnesium (Mg2+) melewati gugusan resin
kation. Pada awalnya molekul resin mengikat lemah ion sodium (Na+), dan
karena ion molekul resin memiliki gaya tarik-menarik yang lebih kuat dengan
ion kalsium dan magnesium, maka terjadilah proses pertukaran ion. Molekul
resin melepas ion sodium ke dalam air, diikuti dengan pengikatan ion kalsium
dan magnesium ke molekul resin.
c. Cara Kerja
d. Fungsi
Pada dasarnya, reverse osmosis machine atau mesin osmosa terbalik berguna
untuk memurnikan air. Di dalamnya terdapat membran yang sangat halus sebagai
penyaring air. Ukuran membran tersebut cuma sekitar 0,0001 mikron. Anda bisa
membayangkan ukuran ini seperti sehelai rambut yang dipotong menjadi sejuta
helai rambut yang sangat tipis.
Kecilnya ukuran membran yang dipakai dalam mesin RO membuat semua
kotoran pasti akan tertahan oleh membran tersebut dan hanya air (H2O) yang bisa
melewatinya. Sebenarnya air juga tidak sanggup melewati membran, tetapi
karena diberikan tekanan semipermeable sehingga air seolah-olah didorong serta
dipaksa melewati membran ini. Hasilnya adalah air yang berhasil melewati
membran benar-benar murni H2O yang tidak terkontaminasi.
Kegunaan utama mesin reverse osmosis ialah memproduksi air yang
higienis. Air tersebut bebas dari kontaminan seperti mineral dan logam berat
lainnya. Jadi air yang dihasilkan dari mesin ini memiliki kualitas yang mendekati
murni. Air semacam ini biasanya disebut air demineralisasi.