BAB VI
UTILITAS DAN PENGOLAHAN PABRIK
VI.1 Utilitas
Unit utilitas berfungsi sebagai unit pendukung yang bertugas untuk menyuplai kebutuhan
bagi unit-unit lainnya. Utilitas di PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. terdiri dari beberapa unit.
Utilitas yang terdapat di PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. terbagi atas:
a. Unit penyedia air (water supply section)
b. Unit pembangkit energi listrik
c. Unit penyedia udara tekan
d. Unit penyediaan bahan bakar
e. Unit pembuatan kantong semen
f. Unit fabrikasi dan perbaikan mesin
g. Unit peralatan berat
meter dengan diameter 22 inchi. Casing yang digunakan adalah pipa dengan diameter
kurang dari 22 inchi yang dibawahnya dipasang penyaring yang berfungsi agar kotoran
tidak terhisap bersama air sedangkan pada ujung atas pipa dipasang pompa. Air kemudian
melalui filter rock dan disaring dengan pipa penyaring. Air yang telah disaring tersebut
kemudian dialirkan ke bak penampung. Penggunaan air tanah hanya terbatas untuk
kepentingan perumahan dan poliklinik yang setiap harinya sekitar 6000 liter.
Tabel VI.1 Karakteristik Air Bersih
Parameter Keterangan Parameter Keterangan
Warna Tidak berwarna Besi 0,2 mg/lt
Bau Tidak berbau Klorida 250 mg/lt
Rasa Tidak berasa Sulfat 250 mg/lt
pH 6,5 8,5 Nitrat 0,1 mg/lt
Kekeruhan 10 ppm Timbal 3,0 mg/lt
Zat organik 10 mg/lt Mangan 0,1 mg/lt
Kesadahan 150 500 Besi 0,2 mg/lt
Sumber : Departemen Kontrol Proses, 2012
2. Sumber Air Permukaan
Air permukaan yang diambil adalah air sungai yang mengalir dibelakang pabrik
yaitu sungai Cileungsi, untuk itu perlu diketahui karakteristik dari air di sungai Cileungsi
yang dapat dilihat pada tabel 5.2. dan table 5.3. Air baku kemudian diolah di Instalasi
Water Treatment (IWT) sebelum didistribusikan ke pemakai yang 85 % diantaranya
digunakan untuk air pendingin yang syarat baku mutunya dapat dilihat pada tabel 5.4. Air
tersebut ditampung pada bak sirkulasi yang sekaligus berfungsi sebagai bak cadangan yang
berada pada tiap plant. Untuk menjaga kualitas air pendingin agar tetap terjaga optimum
maka dilakukan secondary treatment yaitu memberi tambahan klor, corrosion dan scale
inhibitor serta blow down dan pembersihan bak secara periodik.
Permasalahan yang dihadapi dalam system tersebut antara lain :
Scale/kerak pada pipa dan peralatan
Korosi/karat pada pipa yang tertanam dalam tanah
Fouling organisme
Kehilangan air karena kebocoran bak, tidak tersirkulasinya air secara baik
Kontaminasi debu, tanah, dll
Tabel VI.2 Karakteristik Air Sungai Cileungsi Sifat Fisik
Parameter Keterangan
Warna Keruh
Bau Amis
Rasa Asin
pH 7 8,5
Kekeruhan 20 ppm
Total Padatan 1200 Lt
Pengolahan air di PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. melalui beberapa tahapan proses, yaitu :
1. Pengolahan Pendahuluan
Sebelum mengalami proses pengolahan, air dari sungai Cileungsi harus mengalami
pembersihan awal agar proses selanjutnya dapat berlangsung dengan lancar. Air dilewatkan
trash screen untuk memisahkan kotoran berukuran besar kemudian dipompakan ke bak
pengendap yang dilengkapi pengaduk.
2. Pengolahan Pertama
Pengolahan pertama bertujuan untuk menghilangkan zat padat yang masih terikut
dari pengolahan pendahuluan dengan cara pengendapan (sedimentasi) dan atau
pengapungan. Setelah diendapkan, air dipompakan ke dalam tiga unit alat penyaring
(clarrifier) yang alirannya telah diatur oleh distributor. Bahan-bahan kimia yang
ditambahkan adalah sebagai berikut :
Alum, berfungsi untuk membentuk flok dari partikel-partikel pengotor yang
terdispersi.
Reaksi :
Al (SO4)3.18 H2O + Ca (HCO3)2CaSO4 + 2 Al(OH)2 + 6 CO2 +18H2O
NaOCl, berfungsi untuk membunuh bakteri.
Reaksi :
NaOCl + H2O HOCl + NaOH
HOClOCl- + H+
3. Pengolahan Kedua
Proses yang utama pada pengolahan kedua ini adalah penyaringan, tujuannya untuk
menyaring debu-debu halus yang masih lolos dengan menggunakan sand filter yang terdiri
dari antrasit, pasir, dan kerikil sebagai media penyaring.
Pengolahan ini mempunyai 2 unit penyaring yang masing-masing terdiri dari 3
silinder yang mempunyai ukuran dan dimensi media yang berbeda-beda sesuai dengan
kualitas air yang diinginkan. Air yang telah disaring, ditampung dalam bak penampung
air.Untuk menjaga pH air maka ditambahkan NaOH (caustic soda).
4. Pengolahan Lanjutan
Pengolahan lanjutan bertujuan untuk menghilangkan sisa-sisa debu yang tidak
terendapkan di proses sebelumnya. Selain itu proses ini juga dimaksudkan untuk
membunuh mikroorganisme pengganggu di dalam air proses. Bahan kimia yang
ditambahkan di dalam proses ini adalah :
Kuri flok, merupakan bahan sintetis yang berfungsi mengendapkan debu yang
tidak terflokulasi oleh alum.
Bussan 77, berfungsi membunuh lumut yang dapat menyumbat pipa.
VI.1.2.1 Diesel
Diesel menghasilkan tenaga mekanik untuk menggerakan generator sehingga
menghasilkan listrik.
Untuk memulai kerja diesel, listrik supply dari generator emergency yang dihasilkan dari
diesel berkapasitas 200 kW yang dihidupkan dengan accu atau baterai. Listrik ini digunakan untuk
menghidupkan MCC (Motor Control Center) yang kemudian mensupply kerja awal diesel. Setelah
generator menghasilkan listrik maka supply listrik tidak lagi dari MCC tetapi dari generator. Satu
unit generator terdiri dari alternator, diesel dan perangkat pelengkap. Untuk selanjutnya emergency
generator yang digunakan IDO (Industry Diesel Oil) yang berasal dari minyak bumi yang telah
mengalami beberapa tahapan proses yang dibeli dari Pertamina. Kebutuhan setiap diesel mencapai
4000 liter/jam berasal dari minyak bumi yang telah mengalami beberapa tahapan proses yang dibeli
dari Pertamina.
VI.1.2.2 Turbin
Bahan bakar berasal dari batu bara dengan memanfaatkan uap air sebagai penggerak
generator. Air yang digunakan adalah air demineralisasi, untuk menghindari terjadinya korosi/ karat
pada alat sehingga mengganggu proses perpindahan panas. Jumlah air yang dibutuhkan 60
ton/jam.
Air yang berasal dari water treatment ditampung dalam make up tank yang berfungsi
sebagai control level. Air ini dialirkan utnuk mengisi deaerator tank dengan suhu 1050C (deaerator
tank berfungsi untuk menguapkan O2) yang juga dengan mengalirkan steam dari boiler. Dari
aerator tank air dialirkan boiler untuk pemanasan dengan tiap tahap :
Tahap pemanasan awal untuk menaikkan suhu.
Tahap evaporasi untuk menguapkan air menjadi steam/uap panas.
Tahap pemanasan lanjut untuk mengubah uap menjadi super heated steam.
Steam yang keluar dari boiler dengan suhu 3600C dialirkan kedalam turbin uap
yang menggerakkan generator sehingga menghasilkan listrik dan sebagian steam masuk
aerator tank untuk menjaga suhu. Exhaust steam dari turbin didinginkan dalam kondensor
dengan mengalirkan air pendingin (cooling water) dan direcycle lagi ke deaerator tank.
Kapasitas : 50 ton/jam
Power motor : 500 kW, 66-330 rpm
Jumlah grinding roller: 2 pasang
Storage
Pada PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. unit pembuatan kantong semen
merupakan divisi tersendiri, Paper Bag Division (PBD) yang telah membuat kantong
khusus untuk memenuhi kebutuhan sendiri. Bahan baku yang digunakan untuk pembuatan
kantong semen adalah:
a. Kertas
Jenis kertas yang digunakan untuk pembuatan kantong semen adalah kertas
Regular Kraft dan kertas Extensible Kraft (cuplak) antara lain:
Regular Kraft eurocan, dari Kanada
Regular Kraft canfor, dari Kanada
Regular Kraft KKA, dari kertas kraft Aceh
Extensible Kraft (cuplak), dari Scandinavia
Extensible Kraft (cuplak), dari kertas kraft Aceh
Kualitas kertas yang digunakan diuji untuk mengetahui kekuatan kerta tersebut.
b. Lem
Digunakan untuk melekatkan bagian-bagian tepi kertas agar terbentuk menjadi
kantong-kantong kertas. Lem dibuat dengan mencampurkan tepung kanji (tapioca)
dan air dengan perbandingan 1:10 lalu dimasak sampai suhu 600C kemudian
ditambahkan tawas dari poly vinyl acetate (PVA) sebagai pengawet.
c. Benang dan Kapas
Jenis benang yang dipakai dalah benang Polyester Fibred dan benang
Polypropylene Multifilament. Benang dipilih warna putih untuk semen Portland
dan merah untuk semen putih.
d. Tinta
Digunakan untuk memberi warna/ mencetak logo kantong semen merk dagang
perusahaan. Warna standard yang digunakan adalah warna merah dan biru. Jenis
tinta yang dipakai adalah Callier dari Singapura, Camantika dari Jepang dan DTC
dari Jakarta.
e. Filler Cord
Digunakan untuk menutup lubang jahitan dan bantalan benang sehingga
memperkuat kantong semen, jenis filter cord yang dipakai adalah poly amida rope.
Mesin pembuat kantong semen terdiri atas dua mesin utama, yaitu:
1. Tubing Machine
Konstruksi pada tubing machine dibagi menjadi lima unit:
Papper roll stand unit, digunakan untuk meletakkan gulungan kertas yang
akan dibuat kantong setengah jadi
Printing unit, digunakan untuk mencetak logo/ cap perusahaan pada
lembaran kertas yang akan dibuat kantong.
Edge position controller and web draw unit, digunakan untuk menjaga agar
tegangan dari lembaran kertas tidak berubah serta mengatur posisi dari
lapisan kantong bagian dalam dan bagian terluar pada saat lembaran
kantong akan dipotong.
Longitudinall pasting unit, digunakan untuk membentuk lem pada
lembaran kantong yang dipotong.
Tube forming unit, digunakan untuk membentuk lembaran beberapa lapis
kertas menjadi kantong semen.
2. Automatic sewing machine lune
Konstruksi pada sewing machine terbagi menjadi empat unit, yaitu:
Automatic tube feeder, digunakan untuk mengambil dan memasukkan tube
ke mesin automatic valve former.
Automatic valve former, digunakan untuk melipat katup pada kantong
kertas.
Double head sewing, digunakan untuk menjahit sisi atas dan bawah kantong
kertas.
Automatic bag collector, digunakan untuk menumpuk kantong yang sudah
dijahit.
Berdasarkan kebutuhannya dibuat jenis kantong semen sesuai dengan jenis semen yang
ada, yaitu:
a. Portland cement tipe I
6 lapis dengan kapasitas 50 kg
b. Fly Ash cement
5 lapis (1 lapis polyethylene coating), isi 40 kg dan 50 kg untuk luar pulau Jawa.
4 lapis (1 lapis polyethylene coating), isi 40 kg untuk pulau Jawa
c. Oil well cement
6 lapis (1 lapis polyethylene coating), isi 40 kg dan 50 kg untuk luar pulau Jawa.
4 lapis (1 lapis polyethylene coating), isi 40 kg untuk pulau Jawa
d. White cement
6 lapis (1 lapis polyethylene coating), isi 40 kg dan 50 kg
4 lapis (1 lapis polyethylene coating), isi 40 kg
e. Big bag
Untuk kapasitas besar
lanjut akan menimbulkan panas (ledakan). Selain CO, polutan gas lainnya adalah NO2, N2,
SO2, CO3, dan O2 sisa.
Upaya yang dilakukan perusahaan untuk menghindari terjadinya limbah asap
adalah melakukan tindakan preventif, yakni dengan mengoperasikan pembakaran
berdasarkan kondisi operasi yang ditentukan. Selain itu, juga membuat konstruksi
cerobong asap setinggi mungkin (60m) agar gas buang tidak sampai mencemari
lingkungan sekitar dan menyebar bersama udara bebas sehingga kadar gas buang dapat
ditekan sekecil mungkin. Untuk penanganan gas limbah CO dilakukan pengawasan pada
inlet dan outlet cyclone sehingga bila kadar CO sudah mencapai 1% operasi electrostatic
precipitator(EP) dihentikan untuk mencegah terjadinya ledakan.