Anda di halaman 1dari 14

Jurusan Teknik Kimia

Institut Teknologi Sepuluh Nopember

BAB VI
UTILITAS DAN PENGOLAHAN PABRIK

VI.1 Utilitas
Unit utilitas berfungsi sebagai unit pendukung yang bertugas untuk menyuplai kebutuhan
bagi unit-unit lainnya. Utilitas di PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. terdiri dari beberapa unit.
Utilitas yang terdapat di PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. terbagi atas:
a. Unit penyedia air (water supply section)
b. Unit pembangkit energi listrik
c. Unit penyedia udara tekan
d. Unit penyediaan bahan bakar
e. Unit pembuatan kantong semen
f. Unit fabrikasi dan perbaikan mesin
g. Unit peralatan berat

VI.1.1 Unit Penyediaan Air (Water Supply Section)


Unit pengolahan air atau water supply section merupakan salah satu unit utilitas yang
bertugas mengelola air untuk kebutuhan industri maupun rumah tangga. Unit ini sangat
berpengaruh dalam kelancaran produksi semen di PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. dari awal
hingga akhir proses. Kebutuhan air di PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. sebanyak 8400
m3/hari. Unit penyediaan air atau water supply memiliki tugas antara lain:
a. Menjaga kelancaran produksi air bersih dengan mengoperasikan instalasi water
treatment.
b. Menjamin kelancaran stok dan distribusi air bersih dari instalasi produksi
(water treatment) ke setiap pemakai yaitu:
c. Pengambilan dan pengolahan air tanah serta pendistribusiannya ke kompleks
perumahan, poliklinik, dan instalasi pusat produksi air minum karyawan.
d. Pemeriksaan kualitas air, baik air baku ataupun air bersih secara perodik
termasuk limbah.
e. Merawat dan memperbaiki seluruh sistem water treatment / water supply serta
jaringan distribusi ke lokasi pemakaian pada seluruh plant.
Secara garis besar PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Mengelola dan mengkonsumsi
air untuk memenuhi kebutuhan domestik rumah tangga dan industri berasal dari 2 macam sumber
yaitu :
1. Sumber Air Tanah
Air tanah ini berasal dari 11 buah sumur dalam (depp well) yang terdapat di
komplek pabrik dengan kapasitas rata-rata sebesar 200 liter/menit tiap sumurnya.
Pangambilan air tanah dilakukan dengan cara mengebor tanah hingga kedalaman 40-60

Laporan Kerja Praktek 79


PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
Jurusan Teknik Kimia
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

meter dengan diameter 22 inchi. Casing yang digunakan adalah pipa dengan diameter
kurang dari 22 inchi yang dibawahnya dipasang penyaring yang berfungsi agar kotoran
tidak terhisap bersama air sedangkan pada ujung atas pipa dipasang pompa. Air kemudian
melalui filter rock dan disaring dengan pipa penyaring. Air yang telah disaring tersebut
kemudian dialirkan ke bak penampung. Penggunaan air tanah hanya terbatas untuk
kepentingan perumahan dan poliklinik yang setiap harinya sekitar 6000 liter.
Tabel VI.1 Karakteristik Air Bersih
Parameter Keterangan Parameter Keterangan
Warna Tidak berwarna Besi 0,2 mg/lt
Bau Tidak berbau Klorida 250 mg/lt
Rasa Tidak berasa Sulfat 250 mg/lt
pH 6,5 8,5 Nitrat 0,1 mg/lt
Kekeruhan 10 ppm Timbal 3,0 mg/lt
Zat organik 10 mg/lt Mangan 0,1 mg/lt
Kesadahan 150 500 Besi 0,2 mg/lt
Sumber : Departemen Kontrol Proses, 2012
2. Sumber Air Permukaan
Air permukaan yang diambil adalah air sungai yang mengalir dibelakang pabrik
yaitu sungai Cileungsi, untuk itu perlu diketahui karakteristik dari air di sungai Cileungsi
yang dapat dilihat pada tabel 5.2. dan table 5.3. Air baku kemudian diolah di Instalasi
Water Treatment (IWT) sebelum didistribusikan ke pemakai yang 85 % diantaranya
digunakan untuk air pendingin yang syarat baku mutunya dapat dilihat pada tabel 5.4. Air
tersebut ditampung pada bak sirkulasi yang sekaligus berfungsi sebagai bak cadangan yang
berada pada tiap plant. Untuk menjaga kualitas air pendingin agar tetap terjaga optimum
maka dilakukan secondary treatment yaitu memberi tambahan klor, corrosion dan scale
inhibitor serta blow down dan pembersihan bak secara periodik.
Permasalahan yang dihadapi dalam system tersebut antara lain :
Scale/kerak pada pipa dan peralatan
Korosi/karat pada pipa yang tertanam dalam tanah
Fouling organisme
Kehilangan air karena kebocoran bak, tidak tersirkulasinya air secara baik
Kontaminasi debu, tanah, dll
Tabel VI.2 Karakteristik Air Sungai Cileungsi Sifat Fisik
Parameter Keterangan
Warna Keruh
Bau Amis
Rasa Asin
pH 7 8,5
Kekeruhan 20 ppm
Total Padatan 1200 Lt

Laporan Kerja Praktek 80


PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
Jurusan Teknik Kimia
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Tabel VI.3 Karakteristik Air Sungai Cileungsi Sifat Kimia


Parameter Keterangan
Air Raksa 0,02 mg/lt
Aluminium 0,3 mg/lt
Besi 0,4 mg/lt
Kesadahan 600 mg/lt
Klorida 300 mg/lt
Natrium 400 mg/lt
Perak 0,05 mg/lt
Nitrat 10 mg/lt
Nitrit 0,1 mg/lt
Timbal 0,05 mg/lt
Seng 5 mg/lt

Tabel VI.4 Syarat Baku Air Pendingin


Parameter Keterangan Parameter Keterangan
Temperatur Suhu udara Klorida Maks. 600 mg/lt
Ph 6,5-9 Sulfat Maks. 400 mg/lt
Kekeruhan Maks. 25 ppm Nitrat Maks. 1 mg/lt
Kesadahan Maks. 500 mg/lt CO2 Maks. 20 mg/lt
Total Padatan Maks.1500 mg/lt Mangan Maks. 0,5 mg/lt
Besi Maks 1 mg/lt Magnesium Maks. 150 mg/lt
Sumber : Departemen Kontrol Proses, 2012

Pengolahan air di PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. melalui beberapa tahapan proses, yaitu :
1. Pengolahan Pendahuluan
Sebelum mengalami proses pengolahan, air dari sungai Cileungsi harus mengalami
pembersihan awal agar proses selanjutnya dapat berlangsung dengan lancar. Air dilewatkan
trash screen untuk memisahkan kotoran berukuran besar kemudian dipompakan ke bak
pengendap yang dilengkapi pengaduk.
2. Pengolahan Pertama
Pengolahan pertama bertujuan untuk menghilangkan zat padat yang masih terikut
dari pengolahan pendahuluan dengan cara pengendapan (sedimentasi) dan atau
pengapungan. Setelah diendapkan, air dipompakan ke dalam tiga unit alat penyaring
(clarrifier) yang alirannya telah diatur oleh distributor. Bahan-bahan kimia yang
ditambahkan adalah sebagai berikut :
Alum, berfungsi untuk membentuk flok dari partikel-partikel pengotor yang
terdispersi.
Reaksi :
Al (SO4)3.18 H2O + Ca (HCO3)2CaSO4 + 2 Al(OH)2 + 6 CO2 +18H2O
NaOCl, berfungsi untuk membunuh bakteri.
Reaksi :
NaOCl + H2O HOCl + NaOH
HOClOCl- + H+
3. Pengolahan Kedua

Laporan Kerja Praktek 81


PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
Jurusan Teknik Kimia
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Proses yang utama pada pengolahan kedua ini adalah penyaringan, tujuannya untuk
menyaring debu-debu halus yang masih lolos dengan menggunakan sand filter yang terdiri
dari antrasit, pasir, dan kerikil sebagai media penyaring.
Pengolahan ini mempunyai 2 unit penyaring yang masing-masing terdiri dari 3
silinder yang mempunyai ukuran dan dimensi media yang berbeda-beda sesuai dengan
kualitas air yang diinginkan. Air yang telah disaring, ditampung dalam bak penampung
air.Untuk menjaga pH air maka ditambahkan NaOH (caustic soda).
4. Pengolahan Lanjutan
Pengolahan lanjutan bertujuan untuk menghilangkan sisa-sisa debu yang tidak
terendapkan di proses sebelumnya. Selain itu proses ini juga dimaksudkan untuk
membunuh mikroorganisme pengganggu di dalam air proses. Bahan kimia yang
ditambahkan di dalam proses ini adalah :
Kuri flok, merupakan bahan sintetis yang berfungsi mengendapkan debu yang
tidak terflokulasi oleh alum.
Bussan 77, berfungsi membunuh lumut yang dapat menyumbat pipa.

Tabel VI.5 Karakteristik Air Hasil Pengolahan


Parameter Keterangan Parameter Keterangan
Temperatur < 30oC Klorida 196,49 mg/lt
Ph 7 Sulfat 4,42 mg/lt
Kekeruhan 0,00 ppm Nitrat 0,00 mg/lt
Kesadahan 4,39 mg/lt CO2 0,00 mg/lt
Total Padatan 334,06 mg/lt Mangan 0,64 mg/lt
Besi 0,2 mg/lt Magnesium 0,00 mg/lt
Sumber : Departemen Kontrol Proses, 2012
Instalasi water treatment merupakan sarana untuk melakukan kegiatan mulai dari
pengambilan air baku dari sungai Cileungsi yang kemudian memprosesnya menjadi air bersih yang
siap dipakai atau didistribusikan sebagai pendingin, air baku boiler. Utilitas umum da perusahaan
group secara kuantitatif maupun kualitatif. Instalasi ini terletak di areal P-6/8 dengan menempati
lahan 2 Ha. Desain instalasi peralatan:
Pembuatan desain : KURITA Water Industry Japan 1982
Input (air baku) : turbidity = 800 ppm SiO2 max
Iron = 1,2 ppm sebagai Fe
Output (air bersih) : turbidity = 2 ppm SiO2
Iron = 0,3 ppm Fe max
Chlor = 0,1 ppm sebagai Cl2
Kemampuan 3
: 1.000 m /jam, semi automatic system
Proses Treatment : physical-chemical-fisio chemical treatment

Tipe Clarifier : up-flow solid contact recirculating konst.


Besi 3 x 350 m3/jam + 300 m3/jam. Dia 13m x 5,1 mh
Blow down : automatic system pneumatic

Laporan Kerja Praktek 82


PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
Jurusan Teknik Kimia
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Chemicals : Aluminum sulphate Al2(SO)4 17% Al2O3 + NaOH


Poly aluminum chloride (PAC) Al2O3 10% liquid
Anion polymer/ kuriflock PA-322
Sodium hypochloride (NaOCl) 10% Cl2

Tipe filter : Horizontal cylindrical pressure filter, silica sand,


authrcitecoal
Backwash System : manual
Pompa-pompa : jenis centrifugal single stage

VI.1.2 Unit Penyediaan Tenaga Listrik


Kebutuhan listrik PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. diproduksi sendiri oleh divisi
utilitas yaitu power supply section. Namun pada jangka panjangnya, pihak perusahaan bekerjasama
dengan PLN (Perusahaan Listrik Negara) untuk menyuplai listriknya. Pada saat ini pabrik telah
mengoperasikan dua power station listrik yaitu power I dan power II.
Power station memberikan daya kepada pemakai terus menerus selama produksi 24 jam
sehari. Antara power station I dan power station II dapat bekerja secara parallel (inter connection)
untuk saling menunjang.
Kebutuhan listik digunakan untuk keperluan penerangan gedung, pendingin ruangan,
pompa-pompa blower, pengisi baterai, fan, penggerak crane, menyuplai peralatan bahan bantu dan
sebagainya. Pengoperasian dilakukan dari central remote control yang terdapat di ruangan central.
Listrik dapat dibangkitkan dengan mengubah tenaga gerak menjadi energi listrik dengan
menggunakan generator. Tenaga gerak dapat berasal dari:
Tenaga air (adanya debit dari ketinggian)
Tenaga uap (adanya tekanan)
Tenaga gas (adanya panas)
Tenaga diesel (adanya gerakan piston)
Table VI.6 Kapasitas Pembangkit Listrik PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
Jenis Jumla Kapasitas (MW) Total
Tempat Bahan Bakar
pembangkit h unit masing-masing (MW)
Power I Diesel 5 8,20 41 IDO
Power II Diesel 9 19,00 171 IDO
Power II Turbin Gas 1 11,87 11,87 Batu Bara
Power II Turbin Gas 2 42,00 84 Gas bertekanan

VI.1.2.1 Diesel
Diesel menghasilkan tenaga mekanik untuk menggerakan generator sehingga
menghasilkan listrik.
Untuk memulai kerja diesel, listrik supply dari generator emergency yang dihasilkan dari
diesel berkapasitas 200 kW yang dihidupkan dengan accu atau baterai. Listrik ini digunakan untuk

Laporan Kerja Praktek 83


PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
Jurusan Teknik Kimia
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

menghidupkan MCC (Motor Control Center) yang kemudian mensupply kerja awal diesel. Setelah
generator menghasilkan listrik maka supply listrik tidak lagi dari MCC tetapi dari generator. Satu
unit generator terdiri dari alternator, diesel dan perangkat pelengkap. Untuk selanjutnya emergency
generator yang digunakan IDO (Industry Diesel Oil) yang berasal dari minyak bumi yang telah
mengalami beberapa tahapan proses yang dibeli dari Pertamina. Kebutuhan setiap diesel mencapai
4000 liter/jam berasal dari minyak bumi yang telah mengalami beberapa tahapan proses yang dibeli
dari Pertamina.

VI.1.2.2 Turbin
Bahan bakar berasal dari batu bara dengan memanfaatkan uap air sebagai penggerak
generator. Air yang digunakan adalah air demineralisasi, untuk menghindari terjadinya korosi/ karat
pada alat sehingga mengganggu proses perpindahan panas. Jumlah air yang dibutuhkan 60
ton/jam.
Air yang berasal dari water treatment ditampung dalam make up tank yang berfungsi
sebagai control level. Air ini dialirkan utnuk mengisi deaerator tank dengan suhu 1050C (deaerator
tank berfungsi untuk menguapkan O2) yang juga dengan mengalirkan steam dari boiler. Dari
aerator tank air dialirkan boiler untuk pemanasan dengan tiap tahap :
Tahap pemanasan awal untuk menaikkan suhu.
Tahap evaporasi untuk menguapkan air menjadi steam/uap panas.
Tahap pemanasan lanjut untuk mengubah uap menjadi super heated steam.
Steam yang keluar dari boiler dengan suhu 3600C dialirkan kedalam turbin uap
yang menggerakkan generator sehingga menghasilkan listrik dan sebagian steam masuk
aerator tank untuk menjaga suhu. Exhaust steam dari turbin didinginkan dalam kondensor
dengan mengalirkan air pendingin (cooling water) dan direcycle lagi ke deaerator tank.

VI.1.2.3 Turbin Gas


Bahan bakar yang digunakan adalah gas bertekanan (compress natural gas) 700
psi. Sedangkan gas dari pertamina hanya mencapai 200 psi sehingga tekanan perlu
dinaikkan menggunakan compressor gas.
Prinsip kerja mesin turbin ini adalah pemampatan dan pengalirann udara yang
kontinyu sehingga compressor harus terus beroperasi. Turbin mempertahankan agar
compressor terus bekerja dan menghasilkan udara. Mesin turbin gas merupakan mesin
pesawat terbang jenis boeing 747.

VI.1.3 Unit Penyediaan Udara Tekan


1. Udara Tekan

Laporan Kerja Praktek 84


PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
Jurusan Teknik Kimia
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Udara tekan dipergunakan untuk berbagai macam hal diantaranya untuk


pembersihan debu pada peralatan, menggerakkan damper valve, pengadukan lapisan
material di blending silo dan transportasi material dengan air slide.
Prinsip penyediaan udara tekan :
Udara dari atmosfer ditarik dengan kompresor berkapasitas 16.500 m3/jam dengan
daya 180 HP dan bekerja pada tekanan 100 psig menuju ke filter udara yang selanjutnya
dikeringkan di pengering udara. Udara yang telah kering dialirkan menuju ke peralatan-
peralatan yang membutuhkan udara tekan.Udara tekan yang dihasilkan mempunyai
tekanan 4 kg/cm2.
2. Udara Bebas
Udara bebas berguna untuk memenuhi kebutuhan udara pembakaran, pendingin
klinker dalam grate cooler dan pendingin peralatan.Kebutuhan udara bebas ini dapat
diperoleh dengan menggunakan fan.
Udara pembakaran dalam memproduksi semen terdapat dua macam yaitu :
Udara Primer
Udara primer adalah semua udara yang masuk rotary kiln melalui burner gun
yang berasal dari primary air fan dan transportasi blower batubara.Udara primer ini
digunakan untuk pembakaran di rotary kiln.Temperatur udara primer dipengaruhi
oleh temperatur batubara yang sedang ditransfer ke dalam rotary kiln antara 34
35oC. Besarnya udara primer sekitar 10 18% dari total udara yang diperlukan
untuk pembakaran di rotary kiln. Kapasitas blower untuk penyediaan udara primer
di plant 11 sendiri sebesar 8700 m3/jam.
Udara Sekunder
Udara sekunder adalah udara yang ditarik ke dalam rotary kiln dari cooler
sebesar.Udara tersebut merupakan udara yang digunakan untuk pembakaran di
rotary kiln. Pemakaian udara sekunder ini sangat efektif untuk proses pembakaran
karena mempunyai temperatur tinggi yaitu 800 900 o C. Pemakaian batubara akan
lebih hemat dengan adanya temperatur tinggi.
Udara Tersier
Udara tersier adalah udara yang ditarik ke dalam suspension preheater dari
cooler, dimana udara tersebut digunakan untuk membantu pemanasan di
suspension preheater. Pemakian udara tersier ini sangat efektif untuk proses
pembakaran karena mempunyai temperatur tinggi. Temperatur udara tersier ini
sebesar 700 oC.
Untuk udara sekunder dan dan tersier merupakan udara yang digunakan kembali dari
cooler yang disuplai dari 5 buah fan. Dengan kapasitas sebagai berikut:
Fan chamber 1 : 54000 m3/jam

Laporan Kerja Praktek 85


PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
Jurusan Teknik Kimia
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Fan chamber 2 : 60000 m3/jam


Fan chamber 3 : 72000 m3/jam
Fan chamber 4 : 84000 m3/jam
Fan throat chamber : 54000 m3/jam
Setelah dari cooler udara tersebut dialirkan menuju kiln (udara sekunder) sebesar 77760
m3/jam. Dan 32400 m3/jam dialirkan menuju SP (udara tersier). Sedangkan sisanya sebesar 213840
m3/jam sebagai udara exhaust untuk udara pendingin electrostatic precipitator.

VI.1.4 Unit Penyediaan Bahan Bakar


Bahan bakar yang digunakan oleh PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. pada
plant 11 adalah solar, IDO (Industrial Diesel Oil) dan batubara.
a. Solar
Solar digunakan untuk bahan bakar alat-alat transportasi seperti truk, alat berat dan
kendaraan operasional pabrik. Bahan bakar ini langsung dibeli dari Pertamina dan dikirim
ke pabrik dengan menggunakan tangki yang kemudian ditampung dalam tempat pengisian
solar.
b. Penyediaan Industrial Diesel Oil (IDO)
PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. plant 11 membutuhkan minyak IDO dengan
kapasitas panas 10000 kcal/kg terak menurut analisa Number Heat Value (NHV) untuk memenuhi
kebutuhan prosesnya. Minyak IDO digunakan terutama untuk bahan bakar mesin yang
menggunakan generator, pemanasan awal pada preheater dan kiln, dan pemanas udara sebelum
menggiling bahan mentah.
Di areal pabrik, minyak ditampung di tangki penampungan kecil-kecil yang berkapasitas
2500 liter, kemudian dialirkan ke unit-unit yang membutuhkan. Dari tangki-tangki tersebut aliran
minyak dikendalikan oleh valve generator. Minyak yang dialirkan dalam pipa dijaga agar selalu
penuh sehingga bagian dalam pipa tidak terisi udara.
c. Penyediaan Batubara
Pada plant 11 PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. menggunakan batubara untuk
pemanasan awal di preheater dan pembakaran terak di kiln. Berdasarkan analisa Number
Heat Value (NHV), panas yang terkandung di dalam batubara sebesar 6013 kcal/kg terak
dan kapasitas batubara yang digunakan sebanyak 46,4 ton/jam, meliputi kebutuhan
batubara di preheater sebanyak 28 ton/jam dan di kiln sebanyak 18,4 ton/jam. Batubara di
datangkan dari terminal batubara di Cigading seluas 18 Ha yang terletak di zona PT
Krakatau Steel Cilegon, Serang, kemudian disimpan di coal storage dan dihomogenkan
lagi. Untuk mendapatkan nilai bakar yang tinggi yaitu sekitar 6013 kcal/kg, maka batubara
perlu mengalami proses penggilingan dan pengurangan kadar air. Kedua proses tersebut
terjadi di coal grinding dengan menggunakan roller mill dengan spesifikasi :
Tipe : Vertical Roller Mill

Laporan Kerja Praktek 86


PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
Jurusan Teknik Kimia
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Kapasitas : 50 ton/jam
Power motor : 500 kW, 66-330 rpm
Jumlah grinding roller: 2 pasang

Storage

Reclaimer scrapper 150ton/jam

Belt Conveyor > 50mm

Vibrating screen dan Iron Separator Crusher


< 50mm
Hopper

Ekstraktor 10,5 52,5 ton/jam

Rotary air lock feeder

Gas panas dari Mixing Chamber 250-3000C


Roller mill 170 mesh
Gambar 6.1. Proses Alir Material Coal Grinding
Batubara yang diterima di lokasi
Gas panas dibuangpabrik di simpankedalam
ke lingkungan storage
lingkungan dansuhu 60-70oC
pada
Bag Filter
dihomogenkan lagi. Dengan bantuan reclaimer scrapper dimasukan bertahap melalui belt
conveyor menuju vibrating screen dan iron separator. Benda-benda asing tertarik oleh
Hopper
medan magnet dari iron separator. Vibrating screen memisahkan batubara yang masih
berukuran besar (ukuran lebihdan
dari Pneumatic Tangki-tangki
50 mm). Partikel lokasi
dengan ukuran pembakaran
lebih besar dari 50di
mmKiln dan SP
Screw conveyor conveyor
dihaluskan dalam crusher yang bekerja seperti hammer. Sedangkan partikel kecil
diteruskan oleh belt conveyor. Partikel besar yang telah dihaluskan kemudian bergabung
dengan partikel kecil yang lolos dari vibrating screen.
Dari hopper, material masuk atau diumpankan ke dalam ekstraktor yang berputar
ekstromat. Dari ekstraktor masuk ke dalam mill melalui rotary air lock feeder yang
dipanasi gas dari mixing chamber. Gas dan batubara keluar dari bagian atas mill menuju
bag filter. Batubara dengan kandungan kurang lebih 9 persen tertahan di bagian bag filter
dan dilepaskan dengan cara purging dan jatuh ke screw untuk kemudian ditampung dalam
hopper. Dengan bantuan screw conveyor dan pneumatik conveyor diangkut ke tangki-
tangki lokasi pembakaran tanur dan suspension preheater.

VI.1.5 Unit Pembuatan Kantong Semen

Laporan Kerja Praktek 87


PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
Jurusan Teknik Kimia
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Pada PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. unit pembuatan kantong semen
merupakan divisi tersendiri, Paper Bag Division (PBD) yang telah membuat kantong
khusus untuk memenuhi kebutuhan sendiri. Bahan baku yang digunakan untuk pembuatan
kantong semen adalah:
a. Kertas
Jenis kertas yang digunakan untuk pembuatan kantong semen adalah kertas
Regular Kraft dan kertas Extensible Kraft (cuplak) antara lain:
Regular Kraft eurocan, dari Kanada
Regular Kraft canfor, dari Kanada
Regular Kraft KKA, dari kertas kraft Aceh
Extensible Kraft (cuplak), dari Scandinavia
Extensible Kraft (cuplak), dari kertas kraft Aceh
Kualitas kertas yang digunakan diuji untuk mengetahui kekuatan kerta tersebut.
b. Lem
Digunakan untuk melekatkan bagian-bagian tepi kertas agar terbentuk menjadi
kantong-kantong kertas. Lem dibuat dengan mencampurkan tepung kanji (tapioca)
dan air dengan perbandingan 1:10 lalu dimasak sampai suhu 600C kemudian
ditambahkan tawas dari poly vinyl acetate (PVA) sebagai pengawet.
c. Benang dan Kapas
Jenis benang yang dipakai dalah benang Polyester Fibred dan benang
Polypropylene Multifilament. Benang dipilih warna putih untuk semen Portland
dan merah untuk semen putih.
d. Tinta
Digunakan untuk memberi warna/ mencetak logo kantong semen merk dagang
perusahaan. Warna standard yang digunakan adalah warna merah dan biru. Jenis
tinta yang dipakai adalah Callier dari Singapura, Camantika dari Jepang dan DTC
dari Jakarta.
e. Filler Cord
Digunakan untuk menutup lubang jahitan dan bantalan benang sehingga
memperkuat kantong semen, jenis filter cord yang dipakai adalah poly amida rope.
Mesin pembuat kantong semen terdiri atas dua mesin utama, yaitu:
1. Tubing Machine
Konstruksi pada tubing machine dibagi menjadi lima unit:
Papper roll stand unit, digunakan untuk meletakkan gulungan kertas yang
akan dibuat kantong setengah jadi
Printing unit, digunakan untuk mencetak logo/ cap perusahaan pada
lembaran kertas yang akan dibuat kantong.
Edge position controller and web draw unit, digunakan untuk menjaga agar
tegangan dari lembaran kertas tidak berubah serta mengatur posisi dari

Laporan Kerja Praktek 88


PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
Jurusan Teknik Kimia
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

lapisan kantong bagian dalam dan bagian terluar pada saat lembaran
kantong akan dipotong.
Longitudinall pasting unit, digunakan untuk membentuk lem pada
lembaran kantong yang dipotong.
Tube forming unit, digunakan untuk membentuk lembaran beberapa lapis
kertas menjadi kantong semen.
2. Automatic sewing machine lune
Konstruksi pada sewing machine terbagi menjadi empat unit, yaitu:
Automatic tube feeder, digunakan untuk mengambil dan memasukkan tube
ke mesin automatic valve former.
Automatic valve former, digunakan untuk melipat katup pada kantong
kertas.
Double head sewing, digunakan untuk menjahit sisi atas dan bawah kantong
kertas.
Automatic bag collector, digunakan untuk menumpuk kantong yang sudah
dijahit.
Berdasarkan kebutuhannya dibuat jenis kantong semen sesuai dengan jenis semen yang
ada, yaitu:
a. Portland cement tipe I
6 lapis dengan kapasitas 50 kg
b. Fly Ash cement
5 lapis (1 lapis polyethylene coating), isi 40 kg dan 50 kg untuk luar pulau Jawa.
4 lapis (1 lapis polyethylene coating), isi 40 kg untuk pulau Jawa
c. Oil well cement
6 lapis (1 lapis polyethylene coating), isi 40 kg dan 50 kg untuk luar pulau Jawa.
4 lapis (1 lapis polyethylene coating), isi 40 kg untuk pulau Jawa
d. White cement
6 lapis (1 lapis polyethylene coating), isi 40 kg dan 50 kg
4 lapis (1 lapis polyethylene coating), isi 40 kg
e. Big bag
Untuk kapasitas besar

VI.1.6 Unit Peralatan Berat


Unit ini disebut HED (Heavy Equipment Division) dan bertugas menangani
pengoperasian dan perawatan alat berat. HED dibagi menjadi 3 departemen yaitu:
Mining Heavy Equipment Dept. (MHED)
Production Mobile Equipment Dept. (PMED)
Light Medium Equipment Transportation and Operation Dept. (LMETOD)
Masing-masing department dibagi menjadi 4 seksi:
1. Aplikasi alat berat
Pemilihan jenis, model, kapasitas dan merk alat berat untuk aplikasi medan operasi
tertentu mengacu pada performance hard book dan petunjuk teknis ekonomis
2. Pengoperasian alat berat

Laporan Kerja Praktek 89


PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
Jurusan Teknik Kimia
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Tugas yang dilakukan meliputi penempatan dan pengaturan kendaraan alat-alat


berat, pemantauan, test dan evaluasi.
3. Perawatan (maintenance)
Bertugas melakukan preventive maintenance dan predictive maintenance.
4. Administrasi dan staf
Tugas yang dilakukan adalah pelayanan administasi, part purchasing, pengolahan
dan teknis pengoperasian alat berat.

VI.1.7 Unit Fabrikasi dan Perbaikan Mesin


Unit fabrikasidan perbaikan mesin berada dibawah TSD (Technical Service
Division) yang bertugas melakukan pembuatan suku cadang mesin/ alat produksi serta
melakukan perbaikan mesin/alat produksi tersebut. Unit ini bekerja berdasarkan pesanan
dari unit produksi dan terbagi atas 5 kelompok kerja:
1. Machine Tool
Unit ini bertugas membuat suku cadang yang dibutuhkan sesuai kemampuan mesin
perkakas yang ada. Suku cadang yang dapat dibuat antara lain roda gigi, baut, mur
dan sebagainya
2. Rigger
Bertugas dalam bidang pengangkutan, misalnya pengangkutan alat dari unit
fabrikasi ke unit produksi
3. Fitter
Bertugas melepas dan memasang kembali bagian bagian alat yang akan dan telah
terpakai
4. Fabrikasi
Bertugas mengerjakan/ membuat bagian-bagian mesin yang ada hubungannya
dengan pengelasan dan penggunaan plat plat baja sebagai benada kerja, misalnya
membuat bucket, siklon, dan lain-lain
5. Welder
Unit ini bertugas sebagai tenaga pengelasan.

VI.2 Pengolahan Limbah


Limbah merupakan suatu masalah yang membutuhkan perhatian besar.Untuk itu
perlu dilakukan penanganan khusus dalam pengelolaan agar tidak mencemari lingkungan
sekitar. Proses penanganan dan pengolahan limbah dapat dilihat pada Gambar 6.2

Laporan Kerja Praktek 90


PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
Jurusan Teknik Kimia
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Gambar 6.2 Proses Penanganan dan Pengolahan Limbah

VI.2.1 Limbah Cair


Limbah cair yang ada berasal dari laboratorium, terutama dari coal laboratory dan
chemical laboratory berupa larutan kimia yang digunakan untuk keperluan pengujian,
beberapa di antaranya mengandung logam berat. Selain itu, dihasilkan dari buangan air
sanitasi, pencucian mesin dan peralatan, limbah minyak IDO yang terjadi karena
kebocoran pada pipa-pipa, dan oli.
Departemen yang menghasilkan limbah cair akan menyimpan dan mengumpulkan
limbah yang dihasilkannya. Limbah dibawa ke general affairs untuk disimpan di gudang.
Limbah cair yang masih bisa diolah dan dimanfaatkan, akan dimanfaatkan kembali.
Limbah cair yang sudah tidak termanfaatkan dialirkan ke parit dan ditampung di bak-bak
untuk dipisahkan antara minyak dan air. Hasil penyaringan air akan dialirkan ke sungai
sedangkan minyak akan dipompa masuk ke dalam truk untuk dibawa ke lahan kosong,
dibakar, atau digunakan untuk pelatihan pemadam kebakaran. Terkadang limbah dibawa ke
PT Indocement Tunggal Prakarsa Citeureup dan dikirim ke PPLI (Penampungan
Pengolahan Limbah Indonesia), Bogor untuk diolah lebih lanjut.

VI.2.2 Limbah Gas (Asap)


Limbah asap yang keluar dari cerobong di unit kiln kadang-kadang berwujud asap
hitam karena pembakaran yang tidak sempurna di kiln, yaitu terikutnya batubara yang
tidak terbakar keluar dari cerobong. Seperti diketahui bahwa kandungan terbesar dalam
batubara adalah karbon (C) dan pembakaran yang tidak sempurna akan menghasilkan
karbon monoksida (CO) yang berbahaya bagi manusia, khususnya pernapasan. Kadar
normal CO yaitu 0,01 0,02 %. Kenaikan kadar CO sangat dihindari karena bila bereaksi

Laporan Kerja Praktek 91


PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
Jurusan Teknik Kimia
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

lanjut akan menimbulkan panas (ledakan). Selain CO, polutan gas lainnya adalah NO2, N2,
SO2, CO3, dan O2 sisa.
Upaya yang dilakukan perusahaan untuk menghindari terjadinya limbah asap
adalah melakukan tindakan preventif, yakni dengan mengoperasikan pembakaran
berdasarkan kondisi operasi yang ditentukan. Selain itu, juga membuat konstruksi
cerobong asap setinggi mungkin (60m) agar gas buang tidak sampai mencemari
lingkungan sekitar dan menyebar bersama udara bebas sehingga kadar gas buang dapat
ditekan sekecil mungkin. Untuk penanganan gas limbah CO dilakukan pengawasan pada
inlet dan outlet cyclone sehingga bila kadar CO sudah mencapai 1% operasi electrostatic
precipitator(EP) dihentikan untuk mencegah terjadinya ledakan.

VI.2.3 Limbah Padat (Debu)


Penanganan limbah padat berupa debu yang terikut dalam gas buang maupun debu
yang timbul selama proses produksi menjadi tanggung jawab Departemen Produksi,
pelaksanaannya diserahkan pada masing-masing seksi yang berada di bawah Departemen
Produksi, yaitu seksi Raw Mill, Burner dan Coal Mill. Peralatan yang digunakan di dalam
pengendalian pencemaran adalah dust collector dan electrostatic precipitator (EP) yang
mempunyai efisiensi penangkapan debu tinggi, yaitu 96% untuk dust collector dan 99%
untuk electrostatic precipitator.

Laporan Kerja Praktek 92


PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.

Anda mungkin juga menyukai