Anda di halaman 1dari 15

Pengelolaan Sampah dengan Material

Recovery Facility (MRF)


Disusun Oleh:
Dhea Cahya Nadhifah 21080117130068
Herni Fitriand 21080117120031
Adnan Farras Nugraha 21080117130083
Farid Ikhsanudin Irawan 21080118140066
Apa itu MRF????
 Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) atau Material Recovery
Facility (MRF) didefinisikan sebagai tempat berlangsungnya kegiatan
pemisahan dan pengolahan sampah secara terpusat (Wibowo, 2007)
 Instalasi pengolahan sampah terpadu (MRF) merupakan fasilitas mengenai
pengelolaan sampah dimana yang bertujuan untuk mengolah sampah dan
memanfaatkannya kembali dengan harapan dapat mereduksi jumlah
sampah yang dihasilkan dengan memisahkan bahan yang tercampur sesuai
jenis masing-masing dan mempersiapkannya untuk dijual kembali. MRF
harus memiliki residu yang minimal dan menghasilkan bahan yang
memenuhi spesifikasi pasar (Wrap, 2006)
 MRF merupakan salah satu bagian dari pengelolaan sampah. Pengelolaan
sampah yang baik selain dapat mereduksi sampah namun juga dapat
mereduksi Gas Rumah Kaca (GRK), terutama dalam konsumsi bahan
bakar untuk transportasi sampah dan sampah yang ditimbun di TPA
(US EPA, 2009)
 Komponen-komponen sampah yang dapat dipisahkan,
terdiri sampah basah dan kering. Sampah kering yang dapat
dikelola antara lain adalah kertas, plastik, kaca dan logam,
sedangkan sampah basah dapat dimanfaatkan sebagai
kompos.
 Pada dasarnya tujuan dari penerapan MRF sebagai sistem
pengelolaan sampah terpadu adalah untuk mereduksi
volume sampah yang akan masuk ke tempat pembuangan
akhir.
 Kegiatan pokok yang dilakukan di lokasi Material Recovery
Facility meliputi pemilahan sampah, pengelolaan lanjut
sampah, pengolahan sampah, dan peningkatan mutu produk
daur ulang.
(Al Mudhar, 2002)
Penggolongan fasilitas MRF

1. Fasilitas pre-processing, merupakan tahap awal


pemisahan sampah, mengetahui jenis sampah yang
masuk
2. Fasilitas pemilahan, bisa secara manual maupun
mekanis.
3. Fasilitas pengolahan sampah secara fisik
4. Fasilitas pengolahan yang lain seperti komposting,
ataupun RDF
Perencanaan pengolahan sampah
dengan MRF

Diagram alir Material Pengolahan Sampah dengan MRF


Faktor-faktor yang menentukan
fungsi dari MRF

1. Peranan MRF dalam pengelolaan sampah.


2. Jenis komponen yang diolah.
3. Bentuk sampah yang diserahkan ke MRF.
4. Pengemasan dan penyimpanan produk.
Bagian-Bagian MRF
 Conveyor
Digunakan untuk mengangkut bahan ke dan dari peralatan mekanik menuju
MRF. Conveyor Belt merupakan jenis yang paling umum digunakan dalam
fasilitas karena secara efektif dapat mengangkut bahan dan sangat berguna
 Pemisahan Magnetik
Pemisahan magnetik merupakan komponen yang pasti ada pada setiap MRF,
baik secara manual atau mekanis. Pemisahan magentik memisahkan besi dari
daur ulang yang bercampur dengan sampah lain
 Screening
Digunakan untuk bahan yang terpisah dengan ukuran yang berbeda menjadi
dua atau lebih ukuran distribusi
 Klasifikasi Udara
Dugunakan untuk memisahkan bahan ringan dari bahan yang lebih berat
dengan menggunakan aliran udara yang dihembuskan secara zig-zag ke dalam
sebuah drum yang berputar. Klasifikasi udara menguntungkan pada output
dari unit pemisahan lainnya
 Pemisahan Logam Non Besi
Pemisahan logam non besi didasarkan pada konduktivitas, desain yang biasa
digunakan pada fasilitas MRF adalah Rotating Disc Separator. Dapat digunakan
untuk memisahkan berbagai logam tambahan yang memiliki nilai seperti timah,
tembaga, perak, emas dan titanium
 Sistem deteksi dan rute
Digunakan untuk memisahkan kaca, plastik dan karton dalam MRF.
Kontaminasi dari bahan lain yang tidak termasuk objek yang teridentifikasi
dalam sistem DAR harus sebisa mungkin ditiadakan
 Pengurangan ukuran
Pengurangan ukuran adalah unit operasi untuk mengurangi bahan secara
mekanis, dilakukan melalui pencacahan, pemotongan dan penggilingan
 Pemadatan dan penggulungan
Pemadatan digunakan untuk meningkatkan densitas bahan yang telah dipulihkan
sehingga bahan dapat disimpan dan diangkut dengan efisiensi biaya
Skema MRF
Jenis MRF berdasarkan Kapasitas

Berdasarkan kapasitasnya, MRF dibagi menjadi tiga jenis (Material Recovery


Facility Handbook, 2003):
1. MRF kecil
MRF kecil mengolah limbah kurang dari 10 ton per hari. Pada
umumnya MRF ini memiliki luas bangunan mencapai 15.000 ft2.
Pemrosesan di MRF ini lebih bersifat manual, dengan tipe peralatan yang
digunakan seperti forklift, glass crusher, can blower dan sebagainya.
2. MRF medium
MRF medium mengolah limbah kurang dari 100 ton per hari. Pada
umumnya MRF ini memiliki luas bangunan mencapai 20.000 ft2.
3. MRF besar
MRF besar mengolah limbah kurang dari 500 ton per hari. Proses
pengoalahan limbah pada skala ini jarang sekali dilakukan oleh pihak swasta.
Tahapan Mendesain MRF
Menurut Tchobanoglous, Theisen dan Vigil, 1993, Tahapan yang dilakukan
sebelum mendesain MRF, yaitu:
1. Analisa Kelayakan
Analisa kelayakan merupakan suatu tahap untuk menentukan layak atau
tidaknya suatu lahan untuk MRF yang berkaitan dengan studi analisis yang
menyangkut:
 Rencana pengelolaan sampah, merupakan hubungan antara MRF
dengan pengelolaan sampah.
 Desain konsep
 Pertimbangan ekonomi
 Sistem pemilikan dan pengoperasian
 Sistem usaha
2. Perancangan Awal
 Pembuatan diagram alir material
 Mass balance material
 Loading rate untuk unit operasi
 Lay out dari komponen fisik MRF
3. Perancangan Akhir
 Perancangan akhir merupakan persiapan akhir dari MRF dan
spesifikasi yang akan digunakan dalam pengoperasian serta perkiraan
biaya akhir.
Keuntungan menggunakan
MRF
1. Menghemat lahan TPA.
2. Menghemat energi.
3. Menciptakan lapangan kerja.
4. Mengurangi biaya pengelolaan sampah.
5. Meningkatkan kualitas lingkungan.
Kekurangan MRF

1. Sulit mencari tempat (Harus strategis)


2. Menghasilkan Emisi lingkungan/Pencemaran udara
3. Menimbulkan Kebisingan
DAFTAR PUSTAKA
Al Mudhar, M. Hartono, R. Suryantoro, A. Hadi, A. 2002. Studi Penanganan
Sampah Di Wilayah Surabaya Metropolitan. Laporan Hasil Penelitian.
Kerjasama Badan Penelitian dan Pengembangan Jawa Timur dan
Universitas Negri Malang.
Firmansyah, Muhammad. 2016. Perencanaan Pengelolaan Sampah Terpadu
Perumahan Kota Citra Graha Provinsi Kalimantan Selatan (Design of
Integrated Solid Waste Management in Kota Citra Graha Residence South
Kalimantan Province). Jukung Jurnal Teknik Lingkungan, 2 (2): 73-82.
Tchobanoglous, G. Theisen, H. & Vigil, S.A. 1993. Integrated Solid
Waste Management Engineering Principles and Management
Issues. Mc Graw-Hill. Singapore.
US, EPA. 2009. Waste Home - Measuring Greenhouse Gas Emissions from Waste
Climate Change - What You Can Do.
Wibowo, Arianto dan Darwin T Djajawinata. 2007. Penanganan Sampah
Terpadu. Jakarta.
Wrap. 2006. Material Recovery Facilities. Avaible from:
http://www.wrap.org.uk/sites/files/wrap/MRF_v6_19Dec06_LC.pdf
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai