Pengelolaan Sampah
Sanitation Status Report adalah ringkasan kondisi sanitasi terkini untuk semua aspek berdasarkan dokumen Strategi
Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK) dengan pemutakhiran data terkini berdasarkan berbagai sumber data lain yang
disepakat. Dokumen ini menjadi dasar bagi proses analisis lanjutan dalam kegiatan Fasilitasi Pendampingan
Implementasi. Huruf berwarna biru berarti penjelasan atas informasi yang diperlukan atau contoh isian. Sesuaikan
berdasarkan kondisi kabupaten/kota.
1. GAMBARAN UMUM
1.1 Data Umum
Kabupaten Ciamis merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Barat, yang letaknya
berada di ujung tenggara dengan jarak dari ibukota Provinsi sekitar 121 km. Posisi geografis
Kabupaten Ciamis berada pada koordinat 108° 19’ sampai dengan 108° 43’ Bujur Timur dan 7° 03’
39” sampai dengan 7° 39’ 36” Lintang Selatan.
Berdasarkan letak geografisnya Kabupaten Ciamis berada pada posisi strategis karena
dilalui jalan Nasional lintas Provinsi Jawa Barat-Provinsi Jawa Tengah dan lintas Ciamis-Cikijing-
Cirebon. Kabupaten Ciamis berbatasan dengan daerah kabupaten/kota lainnya yaitu sebagai
berikut :
Sebelah Utara : Kabupaten Majalengka dan Kabupaten Kuningan
Sebelah Barat : Kabupaten Ciamis dan Kota Ciamis
Sebelah Timur : Kota Banjar dan Kabupaten Cilacap Provinsi Jawa Tengah
Sebelah Selatan : Kabupaten Pangandaran
Kabupaten Ciamis dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang
Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Jawa Barat yang wilayahnya
telah dikurangi dengan Kota Banjar berdasarkan Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2002 tentang
Pembentukan Kota Banjar di Provinsi Jawa Barat. Selanjutnya wilayah Kabupaten Ciamis kembali
berkurang setelah dibentuknya Kabupaten Pangandaran sesuai dengan Undang-Undang Nomor 21
Tahun 2012 tentang Pembentukan Kabupaten Pangandaran di Provinsi Jawa Barat, sehingga luas
wilayah Kabupaten Ciamis menjadi 1.597,67 km2 .
1
.
Gambar 1
Peta Administrasi Kabupaten Ciamis
Aspek Demografi
Kependudukan merupakan salah satu aspek penting yang dijadikan sebagai pertimbangan
dalam perencanaan pembangunan daerah. Penduduk sebagai objek sekaligus subjek dalam
pembangunan wilayah merupakan salah satu potensi internal yang cukup penting dalam
pengembangan wilayah itu sendiri.
Perkembangan jumlah penduduk di Kabupaten Ciamis Tahun 2014-2018 rata-rata laju
pertumbuhannya sebesar 0,567%, seperti terlihat dari grafik di bawah ini:
Grafik
Jumlah Penduduk di Kabupaten Ciamis Tahun 2014-2018
Perkembangan jumlah penduduk per kecamatan di Kabupaten Ciamis Tahun 2016- 2020 adalah
sebagai berikut:
2
Tabel
Jumlah Penduduk per Kecamatan
di Kabupaten Ciamis Tahun 2016-2020
Tahun
No. Kecamatan
2016 2017 2018 2019 2020
1 Banjasari 80.325 80.564 80.930 81.119 81.543
2 Banjaranyar 46.444 46.241 46.247 46.504 47.016
3 Lakbok 63.520 63.844 64.093 64.633 64.937
4 Purwadadi 45.417 45.714 45.670 46.106 46.552
5 Pamarican 77.341 77.153 77.494 78.096 78.877
6 Cidolog 21.738 21.598 21.777 21.827 21.840
7 Cimaragas 17.849 18.108 18.185 18.326 18.528
8 Cijeungjing 57.067 57.231 57.811 58.532 59.204
9 Cisaga 41.590 41.045 41.251 41.536 41.720
10 Tambaksari 24.504 24.679 24.728 24.719 24.791
11 Rancah 63.188 62.776 62.791 63.044 63.205
12 Rajadesa 61.793 62.200 62.443 61.929 62.741
13 Sukadana 26.616 26.729 26.981 27.184 27.604
14 Ciamis 107.037 107.673 108.235 109.318 109.839
15 Baregbeg 46.785 47.183 47.631 48.139 48.724
16 Cikoneng 60.844 61.122 61.527 62.333 62.601
17 Sindangkasih 56.971 57.282 57.682 58.377 58.980
18 Cihaurbeuti 58.678 58.413 58.769 59.248 59.877
19 Sadananya 41.781 42.254 42.734 43.099 43.755
20 Cipaku 74.348 74.201 74.641 75.141 75.729
21 Jatinagara 30.480 30.820 31.103 31.410 31.664
22 Panawangan 60.211 59.843 60.046 60.271 60.660
23 Kawali 46.306 46.744 46.957 47.269 47.761
24 Lumbung 35.134 35.368 35.577 35.809 36.234
25 Panjalu 55.795 55.691 55.867 56.200 56.713
26 Sukamantri 28.874 28.907 29.094 29.247 29.692
27 Panumbangan 67.710 68.040 68.243 68.886 69.475
Jumlah 1.398.346 1.401.423 1.408.507 1.418.301 1.430.262
Sumber: Kabupaten Ciamis Dalam Angka 2017-2021, BPS
3
Jumlah Kelurahan/ Jumlah Penduduk
Luas Jumlah rumah tangga Kepadatan
No Kecamatan Desa (jiwa)
(km2) (jiwa/km2)
Perdesaan Perkotaan Perdesaan Perkotaan Perdesaan Perkotaan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
10 Tambaksari 6 - 73,03 23087 411,00
11 Rancah 12 1 68,14 47571 8998 728,95
12 Rajadesa 9 2 68,33 50587 9590 1017,46
13 Sukadana 6 - 39,61 22944 - 476,27
14 Ciamis 1 11 34,11 6346 96932 3245,61
15 Baregbeg 6 3 36,16 27840 16840 1272,68
16 Cikoneng 4 5 43,6 20652 31381 1328,36
17 Sindangkasih 3 6 66,69 13237 34756 1973,09
18 Cihaurbeuti 7 4 36,38 28601 18682 933,23
19 Sadananya 7 1 80,91 30762 4871 946,28
20 Cipaku 7 6 34,99 31371 27984 962,74
21 Jatinagara 6 - 81,36 30505 - 926,80
22 Panawangan 17 1 69,46 43680 4333 728,51
23 Kawali 6 5 30,43 21559 23532 316,65
24 Lumbung 6 2 30,11 22244 8726 1298,39
25 Panjalu 7 1 33,16 38604 12575 770,63
26 Sukamantri 4 1 43,37 16682 4758 586,51
27 Panumbangan 13 1 33,8 37240 19825 1098,86
*) Perkotaan mengacu pada BPS
Berdasarkan kriteria yang ada dalam Standar Pelayanan Minimun (SPM), wilayah
pengembangan pelayanan persampahan dapat diidentifikasi. Terdapat 2 (dua) kriteria utama
dalam penetapan prioritas penanganan persampahan saat ini yaitu tata guna lahan/klasifikasi
wilayah (komersial/CBD, permukiman, fasilitas umum, terminal, dsb) dan kepadatan penduduk.
Rencana Pengembangan Persampahaan berdasarkan hasil input data pada Instrumen
Profil Sanitasi telah dapat diketahui hasil dari penentuan wilayah dan kebutuhan pelayanan
persampahan Kabupaten Ciamis dengan sistem dan zona Persampahan setiap kelurahan.
terdapat 3 (tiga) zona yang dapat diilustrasikan adalah sebagai berikut:
Zona 1, merupakan Kepadatan rendah dengan indikator kawasan non Central Bussines
Distric (CBD) dengan area yang harus terlayani dengan system tidak langsung yakni dari
rumah tangga ke Tempat Pengumpulan Sementara (TPS) baru ke Tempat Pengolahan
Akhir (TPA). Minimal 80% cakupan layanan harus diatasi dalam jangka menengah (5
tahun) ke depan. Di Kabupaten Ciamis Tidak Terdapat zona 1 . Dalam peta diberi warna
hijau.
Zona 2, merupakan kawasan dengan kepadatan 25-100 orang/ha dengan area yang
dalam jangka waktu menengah (medium term action) harus terlayani (>70%) dengan
system layanan langsung dari sumber ke TPA. Dalam Zona ini terdapat 3 Kecamatan
yaitu Kecamatan Kawali, Kecamatan Panumbangan, kec. Sindang Kasih, dan Kecamatan
Cikoneng. Dalam peta diberi warna hijau.
Zona 3, merupakan area padat namun bukan kawasan bisnis (Central Business
District/CBD) karena itu harus terlayani penuh 100% (full coverage) yang harus diatasi
dengan pilihan system langsung ke TPA dalam jangka waktu pendek. Zona ini mencakup
Kecamatan Cidolog, Pamarica, Lakbok, Tambaksari, SUkadana, Cipaku Sdananya,
JAtinegara, Rajadesa, Cihaurbeuti, Panjalu, Lumbung, Panawangan, Sukamantri . Dalam
peta diberi warna kuning.
4
Zona 4, merupakan area padat dan kawasan bisnis (CBD) karena itu harus terlayani
penuh 100% dengan dilengkapi pelayanan penyapuan jalan (full coverage & street
sweeping). yang harus diatasi dengan pilihan system langsung ke TPA dalam jangka
waktu pendek. Zona ini mencakup Desa yaitu Buana Mekar, Karangpanimbal, Tiga
Herang, Pataharja, Kecamatan Baregbeg, Kecamatan Cisaga, Kecamatan Cijeunjing,
Kecamatan Ciamis, Kecamatan Cisaga, dan Kecamatan Banjarsari. Dalam peta diberi
warna merah.
Peta Zona Sanitasi Pengelolaan Persampahan Kabupaten Ciamis dapat dilihat pada Peta
yaitu bahwa sebagian besar zona dan system persampahan di dominasi area daerah padat dan
CBD
Dari peta dapat diketahui beberapa indikator yang dibutuhkan untuk menentukan zona
dan pentahapan sistem persampahan adalah kepadatan penduduk dan apakah area termasuk
5
Central Business District (CBD) atau bukan pada masa yang akan datang. Area yang digunakan
sebagai dasar penentuan adalah Desa/kelurahan. Tiap kelurahan diseleksi berdasarkan
indikator-indikator dalam diagram di atas sehingga nantinya akan muncul pentahapan sistem
persampahan dari tiap kelurahan tersebut. Pentahapan sistem tersebut terdiri dari empat
pentahapan yakni:
Penanganan Jangka Panjang- layanan seperlunya
Penanganan Jangka menengah- Layanan Penuh
Penanganan Jangka Menengah- Layanan > 70%
Penanganan Jangka Pendek- Pelayanan Penuh, termasuk penyapuan jalan
Berdasarkan Distribusi target Provinsi Jawa Barat, Kabupaten Ciamis mendapatkan distribusi seperti
pada table berikut :
Target Jangka
Target Target 2024 (Referensi)
Indikator Pendek
RPJMN
Provinsi Jawa Kabupaten Kabupaten
2020-2024
Barat Ciamis Ciamis
Penanganan Sampah Perkotaan 80,0% 83,0% 96,5% 90,3%
Pengurangan Sampah Prkotaan 20,0% 17,0% 3,5% 3,5%
Berdasarkan target tersebut, terlihat bahwa target persampahan Kabupaten Ciamis adalah
pencapaian peningkatan penanganan sampah perkotaan sebesar 95,5% untuk jangka menengah
dan pengurangan sampah perkotaan sebesar 3,5%.
2. TEKNIS
2.1 PenangananSampah
2.1.2 Pengumpulan
6
1 Jumlah gerobak Unit 44
Jumlah motor Unit 24
Jumlah pick-up Unit 1
2 Kapasitas angkut (total) M3/unit
3 Ritase Rit/hari
4 Jumlah desa/kelurahan dengan sistem pengumpulan Desa/kelurahan
mandiri (dikelola masyarakat)*
5 Volume sampah yang dikelola secara mandiri M3/hari
*tambahkan informasi mengenai sarana dan prasarana yang dimiliki
7
Sarana Penampungan Sementara
8
2.1.4 Pengolahan dan Pemrosesan Akhir (Perkotaan)
Tambahkan foto dari sarana pengolahan dan pemrosesan akhir yang dimiliki:
3. KELEMBAGAAN
3.1 Pengaturan
Jelaskan peraturan yang ada di kabupaten/kota yang berkaitan dengan pengelolaan persampahan.
N
Peraturan Keterangan atas isi peraturan:
o
(1) (2) (3)
Apakah ada peraturan terkait sebutkan hal-hal yang diatur (penanganan dan pengurangan)
pengelolaan persampahan? Jika ada, di dalam peraturan tersebut:
sebutkan. a. Pemilahan; memilah sampah dari sumbernya sesuai
dengan jenis sampah. Dilakukan minimal dengan
PERATURAN DAERAH KABUPATEN menyediakan fasilitas tempat sampah organik dan
CIAMIS anorganik disetiap rumah tangga, kawasan permukiman,
NOMOR 2 TAHUN 2018 kawasan komersial, kawasan industri, kawasan khusus,
TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH fasilitas umum, fasilitas sosial dan fasilitas lainnya.
b. pengumpulan; dilakukan sejak pemindahan sampah dari
tempat sampah rumah tangga ke TPS/TPST sampai ke
TPA dengan tetap menjamin terpisahnya sampah sesuai
dengan jenis sampah
c. pengangkutan; dilaksanakan dengan cara:
sampah rumah tangga ke TPS/TPST menjadi
tanggung jawab lembaga pengelola sampah yang
dibentuk oleh RT/RW;
sampah dari TPS/TPST ke TPA menjadi tanggung
jawab SKPD;
sampah kawasan permukiman, kawasan komersial,
kawasan industri dan kawasan khusus dari sumber
1
sampah ke TPS/TPST dan /atau
TPA menjadi tanggung jawab pengelola kawasan;
sampah dari fasilitas umum, fasilitas sosial dan
fasilitas lainnya dari sumber sampah dan/atau dari
TPS/TPST sampai ke TPA menjadi tanggung jawab
SKPD.
Pelaksanaan pengangkutan sampah tetap menjamin
terpisahnya sampah sesuai dengan jenis sampah.
Alat pengangkutan sampah harus memenuhi persyaratan
keamanan, kesehatan lingkungan, kenyamanan dan
kebersihan.
d. pengolahan; dilakukan dengan mengubah karakteritik,
komposisi dan jumlah sampah yang dilaksanakan di
TPS/TPST dan di TPA.
Pengolahan sampah sebagaimana dimaksud dengan cara
memanfaatkan kemajuan teknologi yang ramah
lingkungan.
e. pemprosesan akhir sampah, dilakukan dengan
pengembalian sampah dan /atau residu hasil pengolahan
ke media lingkungan secara aman
Apakah ada peraturan terkait
2 dengan baku mutu lindi? Jika ada,
sebutkan.
3 Apakah ada peraturan terkait Jika ada, sebutkan hal-hal yang diatur di dalam peraturan
retribusi persampahan? Jika ada, tersebut
sebutkan.
Apakah ada peraturan terkait Jika ada, sebutkan hal-hal yang diatur di dalam peraturan tersebut:
pembentukan organisasi penyedia
4 layanan persampahan? Jika ada,
sebutkan.
x Sebutkan nama
Bidang Kebersihan, organisasi.
Persampahan dan
Pertamanan
SKPD Induk
Dinas Perumahan
Rakyat Kawasan
Permukiman dan
Lingkungan Hidup
Selanjutnya matriks di atas diperinci lebih lanjut ke dalam matriks “Kontribusi, Legitimasi, Kesediaan
Terlibat, Pengaruh, Perlunya Keterlibatan” berikut:
Tinggi:
SH1 Pengetahuan
isu X
SH2 Sedang
SH3 Rendah
SH4 Rendah
SH5 Tinggi
· Kontribusi (nilai): Apakah pemangku kepentingan memiliki informas atau keahlian tentang masalah yang dapat
membantu program tersebut?
· Legitimasi: Seberapa sahkah para pemangku kepentingan untuk mendapatkan keterlibatan?
· Kesediaan untuk terlibat: seberapa besar keinginan para pemangku kepentingan untuk terlibat?
· Pengaruh: seberapa besar pengaruh yang dimiliki oleh stakeholder?
· Perlunya keterlibatan: apakah merupakan seseorang/lembaga yang dapat menggagalkan atau mendelegitimasi
proses jika mereka tidak termasuk dalam pengelolaan program?
5. PENDANAAN DAN KEUANGAN
:
N
Deskripsi Jumlah (Rp)
o
(1) (2) (3)
Program Pengelolaan Persampahan Renstra DPRKPLH Tahun 2021 – 2024
- Penanganan Sampah dengan melakukan 2021 : Rp 6.561.035.500; 2022: Rp 6 .561.035.500; 2023: Rp 7.500.000.000 ; 2024:
Pemilahan, Pengumpulan, Pengangkutan, Rp 8 .250.000.000
Pengolahan, dan Pemrosesan Akhir
1
Sampah di TPA/TPST/SPA
Kabupaten/Kota
- Peningkatan Peran serta Masyarakat 2021 : Rp 1.635.296.000; 2022: Rp 1.635.296.000; 2023: Rp 1.800.000.000; 2024:
dalam Pengelolaan Persampahan Rp 1 .980.000.000
2 Besaran retribusi pengelolaan Biaya / Tarif Layanan
persampahan berdasarkan peraturan
a. SSRD / Karcis Retribusi Kebersihan
daerah yang berlaku (jabarkan):
1. Peningkatan cakupan layanan (tidak terbatas pada wilayah Ibukota Kabupaten Ciamis),
melalui pembentukan Lembaga Pengelola Sampah
2. Penanganan dan pengurangan sampah mandiri berbasis desa/Kelurahan
3. Peningkatan efisiensi teknis untuk penanganan sampah, optimalisasi infrastruktur
eksisting (TPS, TPS 3R),
4. Optimalisasi fasilitas di TPA Banjaranyar, Kecamatan Banjarsari (pengomposan,
biogas) dan pembangunan TPA baru di Ciminyak untuk menggantikan TPA
Handapherang.
5. Peningkatan kerjasama dengan CSR (pembelajaran/replikasi)
6. Penambahan Jumlah armada pengangkutan