Anda di halaman 1dari 67

MAKALAH PROSES INDUSTRI KIMIA

“UNIT OPERASI DAN PERALATAN INDUSTRI KIMIA”

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK :2

NAMA :
1) Muhammad Daffa Shidqi Nasrullah (18644009)
2) Sheilvina Milliviyanthi Dessy (18644013)
3) Oktaviani (18644034)
4) Fredy Siswanto (18644043)

KELAS : III A

PROGRAM STUDI : S1 Terapan Teknologi Kimia Industri

POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA


2019
KATA
PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah
ini bisa selesai pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi
dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik
dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat
membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………..


i
DAFTAR ISI …………………………………………………………………….
ii

UNIT OPERASI DAN PERALATAN INDUSTRI KIMIA


1. Kelompok Unit Operasi Pengangkutan (Transportasi Dan Perpindahan
Panas Dalam Fluida)……………………………………………………..
1
2. Kelompok Unit Operasi Bahan Terpecah………………………………..
15

3. Kelompok Unit Operasi Fraksionasi Pemisahan Campuran Molekuler …


26
4. Kelompok Unit Operasi Reaksi …………………………………………
34
5. Simbol-Simbol Peralatan Industri Kimia ………………………………. 35

SOAL DAN JAWABAN ………………………………………………………. 55


KESIMPULAN ………………………………………………………………… 61
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………….. 63

ii
UNIT OPERASI DAN PERALATAN INDUSTRI KIMIA

 Unit operasi dalam Industri Kimia


 Simbol-simbol peralatan dalam Industri Kimia

Tujuan Pengajaran :

1. Mampu menjelaskan kelompok unit operasi pengangkutan


(transportasi dan perpindahan panas (HE) dalam fluida);

2. Mampu menjelaskan kelompok unit operasi bahan terpecah;

3. Mampu menjelaskan kelompok unit operasi fraksionasi pemisahan


campuran molekuler;
4. Mampu menjelaskan kelompok unit operasi reaksi;
5. Mampu menjelaskan simbol-simbol peralatan industri kimia.

1. Kelompok Unit Operasi Pengangkutan (Transportasi


Dan Perpindahan Panas Dalam Fluida)
Mentransfer energi panas (entalpi) antara dua atau lebih fluida,
antara permukaan padat dengan fluida, atau antara partikel padat dengan
fluida, pada temperatur yang berbeda serta terjadi kontak termal. Lebih
lanjut, heat exchanger dapat pula berfungsi sebagai alat pembuang panas,
alat sterilisasi, pesteurisasi, pemisahan campuran, distilisasi (pemurnian,
ekstraksi), pembentukan konsentrat, kristalisasi, atau juga untuk
mengontrol sebuah proses fluida.

Satu bagian terpenting dari heat exchanger adalah permukaan


kontak panas. Pada permukaan inilah terjadi perpindahan panas dari satu
zat ke zat yang lain. Semakin luas bidang kontak total yang dimiliki
oleh heat exchanger tersebut, maka akan semakin tinggi nilai efisiensi
perpindahan panasnya. Pada kondisi tertentu, ada satu komponen
tambahan yang dapat digunakan untuk meningkatkan luas total bidang
kontak perpindahan panas ini. Komponen tersebut adalah sirip.

Heat exchanger dapat diklasifikasikan menjadi berbagai jenis


berdasarkan beberapa aspek. Secara ringkas macam-macam heat
exchanger dapat digambarkan menjadi bagan di atas. Untuk lebih jelasnya
akan kita bahas satu per satu macam-macam heat exchanger tersebut.

1
A. Macam-macam Heat Exchanger Berdasarkan Proses
Transfer Panas

1. HeatExchangerTipeKontakTakLangsung
Heat exchanger tipe ini melibatkan fluida-fluida yang saling bertukar
panas dengan adanya lapisan dinding yang memisahkan fluida-fluida
tersebut. Sehingga pada heat exchanger jenis ini tidak akan terjadi kontak
secara langsung antara fluida-fluida yang terlibat. Heat exchanger jenis ini
masih dibagi menjadi beberapa jenis lagi, yaitu:
o HeatExchangerTipeDirect-Transfer
Pada heat exchanger tipe ini, fluida-fluida kerja mengalir secara
terus-menerus dan saling bertukar panas dari fluida panas ke fluida
yang lebih dingin dengan melewati dinding pemisah. Yang
membedakan heat exchanger tipe ini dengan tipe kontak tak
langsung
lainnya adalah aliran fluida-fluida kerja yang terus-menerus
mengalir tanpa terhenti sama sekali. Heat exchanger tipe ini sering
disebut juga dengan heat exchanger recuperator.
o StorageTypeExchanger
Heat exchanger tipe ini memindahkan panas dari fluida panas ke
fluida dingin secara intermittent (bertahap) melalui dinding
pemisah. Sehingga pada jenis ini, aliran fluida tidak secara terus-
menerus terjadi, ada proses penyimpanan sesaat sehingga energi
panas lebih lama tersimpan di dinding-dinding pemisah antara
fluida-fluida tersebut. Tipe ini biasa pula disebut
dengan regenerative heat exchanger.
o Fluidized-BedHeatExchanger
Heat exchanger tipe ini menggunakan sebuah komponen solid
yang berfungsi sebagai penyimpan panas yang berasal dari fluida
panas yang melewatinya. Fluida panas yang melewati bagian ini
akan sedikit terhalang alirannya sehingga kecepatan aliran fluida
panas ini akan menurun, dan panas yang terkandung di dalamnya
dapat lebih efisien diserap oleh padatan tersebut. Selanjutnya fluida
dingin mengalir melalui saluran pipa-pipa yang dialirkan melewati
padatan penyimpan panas tersebut, dan secara bertahap panas yang
terkandung di dalamnya ditransfer ke fluida dingin.

2
Fluidized-Bed Heat Exchanger

2. HeatxchangerTipeKontakLangsung
Suatu alat yang di dalamnya terjadi perpindahan panas antara satu atau
lebih fluida dengan diikuti dengan terjadinya pencampuran sejumlah
massa dari fluida-fluida tersebut disebut dengan heat exchanger tipe
kontak langsung. Perpindahan panas yang diikuti percampuran fluida-
fluida tersebut, biasanya diikuti dengan terjadinya perubahan fase dari
salah satu atau labih fluida kerja tersebut. Terjadinya perubahan fase
tersebut menunjukkan terjadinya perpindahan energi panas yang cukup
besar. Perubahan fase tersebut juga meningkatkan kecepatan perpindahan
panas yang terjadi. Macam-macam dari heat exchanger tipe ini antara lain
adalah:

 ImmiscibleFluidExchangers
Heat exchanger tipe ini melibatkan dua fluida dari jenis berbeda untuk
dicampurkan sehingga terjadi perpindahan panas yang diinginkan. Proses
yang terjadi kadang tidak akan mempengaruhi fase dari fluida, namun bisa
juga diikuti dengan proses kondensasi maupun evaporasi. Salah satu
penggunaan heat exchanger ini adalah pada sebuah alat pembangkit listrik
tenaga surya berikut.

3
 Gas-LiquidExchanger
Pada tipe ini, ada dua fluida kerja dengan fase yang berbeda yakni cair dan
gas. Namun umumnya kedua fluida kerja tersebut adalah air dan udara.
Salah satu aplikasi yang paling umum dari heat exchanger tipe ini adalah
pada cooling tower tipe basah. Cooling tower biasa dipergunakan pada
pembangkit-pembangkit listrik tenaga uap yang terletak jauh dari sumber
air. Udara bekerja sebagai media pendingin, sedangkan air bekerja sebagai
media yang didinginkan. Air disemprotkan ke dalam cooling tower
sehingga terjadi percampuran antara keduanya diikuti dengan perpindahan
panas. Sebagian air akan terkondensasi lagi sehingga terkumpul pada sisi
bawah cooling tower, sedangkan sebagian yang lain akan menguap dan
ikut terbawa udara ke atmosfer.

Wet Cooling Tower Termasuk ke Dalam Heat Exchanger Tipe Direct-Contact

4
 Liquid-VapourExchanger
Perpindahan panas yang terjadi antara dua fluida berbeda fase yakni uap
air dengan air, yang juga diikuti dengan pencampuran sejumlah massa
antara keduanya, termasuk ke dalam heat exchanger tipe kontak
langsung. Heat exchanger tipe ini dapat berfungsi untuk menurunkan
temperatur uap air dengan jalan menyemprotkan sejumlah air ke dalam
aliran uap air tersebut (pada boiler proses ini biasa disebut
dengan desuperheater spray; baca artikel berikut), atau juga berfungsi
untuk meningkatkan temperatur air dengan mencampurkan uap air ke
sebuah aliran air (proses ini terjadi pada bagian deaerator pada siklus
pembangkit listrik tenaga uap).

B. Macam-macam Heat Exchanger Berdasarkan Jumlah Fluida Kerja


Sebagaan besar proses perpindahan panas antar fluida, melibatkan hanya dua jenis
fluida yang berbeda. Semisal air dengan air, uap dengan air, uap dengan air laut,
dan lain sebagainya. Namun ada pula heat exchanger yang melibatkan lebih dari
dua fluida kerja yang berbeda jenis. Umumnya heat exchanger jenis ini digunakan
pada proses-proses kimiawi, seperti pada contoh sistem di bawah ini yaitu proses
penghilangan kandungan nitrogen dari bahan baku gas alam. Pada sistem ini
dihasilkan gas alam dengan kandungan nitrogen yang lebih rendah sehingga
penggunaan gas alam tersebut pada kebutuhan porses pembakaran selanjutnya
dapat lebih efisien.

Proses Pengolahan Gas Alam Melibatkan Multi Fluid Heat Exchanger


5
C. Macam-macam Heat Exchanger Berdasarkan Bidang Kotak
Perpindahan Panas

Pengklasifikasian heat exchanger selanjutnya adalah berdasarkan luas


bidang kontak terjadinya perpindahan panas antar fluida. Parameter yang
digunakan dalam pengklasifikasian ini adalah sebuah satuan besar luas
permukaan bidang kontak di setiap volume heat exchanger. Semakin luas
permukaan bidang kontak perpindahan panas per satuan volume, maka
akan semakin besar efisiensi perpindahan panas yang didapatkan. Namun
hal tersebut harus juga memperhatikan jenis fluida kerja yang digunakan.
Semakin besar kandungan partikel di dalam fluida tersebut, maka semakin
rendah juga kebutuhan luas permukaan bidang kontak perpindahan panas
pada heat exchanger. Pengklasifikasian heat exchanger berdasarkan hal
ini antara lain adalah Compact Heat Exchanger dengan luas bidang kontak
di atas 700 m2/m3; Laminar Flow Heat Exchanger dengan luas bidang
permukaan di atas 3000 m2/m3; serta Micro Heat Exchanger dengan luas
bidang kontak di atas 15000 m2/m3. Untuk lebih jelasnya mari kita
perhatikan gambar di bawah ini.

Klasifikasi Heat Exchanger Berdasarkan Luas Permukaan Perpindahan Panas

6
Dalam proses-proses industri, perpindahan energi
dilaksanakan dengan berbagai ragam cara, termasuk di antaranya
dengan konduksi di dalam pemanas tahanan-listrik; konduksi-
konveksi didalam penukar panas (heat exchanger), ketel didih
(boiler) dan kondensor (condensor), radiasi di dalam tungku
(furnace) dan pengering panas-radiasi (radiant-heat dryer), dan
dengan berbagai metode khusus seperti pemanasan dielektrik.
Sering kali peralatan itu bekerja dalam kondisi keadaan-stedi
(steady state). Tetapi dalam berbagai proses ada pula yang
operasinya siklus, seperti misalnya dalam tungku regenerasi dan
dalam bejana-proses berpengaduk.
Peralatan penukar panas pada umumnya digunakan di
industri kimia, baik di bagian proses maupun utilitas. Peralatan
tersebut dapat berupa penukar panas yang berfungsi sebagai
pemanas atau pendingin, boiler, dryer, cooling tower, condensor,
evaporator, dan sebagainya. Terkadang dalam alat penukar panas
disertai juga perpindahan massa, misalnya penguapan,
pengembunan, atau perpindahan massa antar fase.

Rancangan umum peralatan penukar-panas.


Perancangan dan pengujian peralatan praktis untuk
pertukaran.panas didasarkan atas prinsip-prinsip perpindahan
panas. Pertama, harus dibuat dulu neraca bahan dan neraca energi.
Dari hasil neraca itu, dihitung luas bidang perpindahan- panas
yang diperlukan. Besaran yang harus dihitung selanjutnya adalah
koefisien perpindahan-panas menyeluruh, beda-suhu rata-rata, dan
dalam peralatan siklus (daur), waktu siklusnya. Dalam peranti-
peranti sederhana, besaran-besaran ini dapat dievaluasi dengan
mudah dengan ketelitian yang cukup tinggi, tetapi dalam peralatan
yang rumit evaluasi ini mungkin tidak mudah dan mengandung
berbagai ketakpastian. Rancangan akhir hampir selalu merupakan
kompromi yang didasarkan atas pertimbangan keteknikan guna
7
memberikan unjuk-kerja menyeluruh yang terbaik dari berbagai
segi persyaratan tugas kerjanya.
Kadang-kadang rancangan itu ditentukan oleh berbagai
pertimbangan yang hampir tidak ada hubungannya sama sekali
dengan perpindahan-panas, seperti, umpamanya, ruang yang
tersedia untuk menempatkan peralatan itu, atau penurunan tekanan
yang dapat diperbolehkan dalam arus fluida. Penukar-panas jenis
tabung, pada umumnya dirancang sesuai dengan berbagai standar
dan kode, seperti Standards of the Turbulen Exchanger
Manufacturers Association (TEMA) 'Standar Asosiasi Pembuat
Penukar Panas jenis Tabung’, dan ASME-API Unfired Pressure
Vessel Code* 'Kode Bejana Tanpa-Api dari ASME-API', yang
memuat secara rinci bahan alat, metode pembuatan, teknik
perancangan, dan dimensinya.

Penukar-panas merupakan peralatan yang sangat penting


dan banyak digunakan dalam industri pengolahan; sedemikian
rupa, sehingga rancangannya pun sudah sangat berkembang.
Standar-standar yang telah disusun dan diterima oleh TEMA sudah
ada dan meliputi perincian mengenai bahan konstruksi, metode
konstruksi, teknik perancangan, dan dimensi-dimensi dari penukar
panas. Bagian berikut ini akan menguraikan beberapa jenis
penukar-panas yang penting-penting saja dan membahas prinsip-
prinsip yang berkenaan dengan segi keteknikan, perancangan, dan
operasinya.

8
Arah aliran dalam alat penukar panas.
Penukar panas dapat dibedakan berdasarkan pola aliran ada dua macam yaitu :
a. searah (cocurrent); arah aliran media panas dan dingin searah
b. berlawanan arah (counter current); arah aliran media panas dan dingin
berlawanan arah.

media panas media panas

media dingin
media dingin

b. counter current
a. cocurrent

Arah aliran media panas dan dingin.


Jika fluida yang satu masuk pada satu ujung penukar panas, sedang fluida
yang satu lagi pada ujung yang lain, lalu masing-masing mengalir menurut
arah yang berlawanan. Aliran demikian biasanya dinamakan aliran lawan-
arah (counter current flow) atau aliran berlawman (counterflow). Kulva suhu
terhadap panjang untuk kasus demikian terlihat pada Gambar (a) Keempat
suhu terminal ditandai sebagai berikut :
Suhu-masuk fluida panas,
Tha Suhu-keluar fluida panas.
Thb Suhu-masuk fluida
dingin, Tca Suhu-keluar
fluida dingin, Tcb

9
Aliran searah jarang digunakan pada penukar panas
satu-liritas seperti pada Gambar (b), karena, kalau kita
periksa Gambal tersebut akan terlihat bahwa dengan cara ini
kita tidak akan dapat membuat suhu-keluar fluida yang satu
mendekati suhu- masuk fluida yang kedua, dan panas yang
dapat dipindahkan akan kurang dan yang dapat dipindahkan
bila aliran itu lawan-arah.
Pada penukar panas lintas banyak, aliran searah
digunakan pada beberapa lintas, terutama karena alasan
mekanik, dan hal ini mempunyai pengaruh terhadap
kapasitas dan pendekatan suhu. Aliran searah biasanya
digunakan dalam situasi khusus, di mana suhu maksimum
fluida dingin perlu dibatasi, atau dalam hal dimanater dapat
keharusan mengubah suhu fluida dengan cepat; sedikitnya,
salah satu fluida.

10
Contoh : penukar-panas pipa-rangkap (double pipe exchanger)

Alat penukar panas ini dirakit dari pipa logam standar


dengan pipa-balik dan ujung-balik yang standar pula, dimana
ujung balik itu diperlengkapi dengan peti gasket. Fluida yang
satu mengalir di dalam pipa, sedang fluida yang kedua
mengalir di dalam ruang anulus antara pipa-luar dan pipa-
dalam.
Fungsi penukar panas ialah untuk menaikkan suhu
fluida dingin dan menurunkan suhu fluida panas. Contoh
penukar in biasanya menggunakan pipa dalam dengan
diameter 1 ¼ in. dan pipa luar 2 ½ in., keduanya pipa IPS.
Penukar panas demikian mungkin terdiri dari beberapa
lintasan yang disusun dalam susunan vertikal.
Penukar-panas pipa-rangkap biasanya digunakan bila
luas permukaan yang diperlukan tidak lebih dari 100 sampal
150 ft2. Untuk kapasitas yang lebih besar biasanya diperlukan
penukar-panas jenis selongsong-dan-tabung (shell-and-tubes

11
exchanger) yang lebih rumit, yang mempunyai luas
peirnukaan beberapa ribu kaki persegi.

Penukar panas lintas-tunggal 1-1 (1-1 shell and tube


exchanger).

Penukar-panas pipa-rangkap (double-pipe exchanger)


yang sederhanaternyata tidak memadai untuk laju aliran yang
lebih besar dari yang dapat ditangani dengan beberapa buah
tabung saja. Jika kita menggunakan banyak penukar-panas
pipa-rangkap secara paialel, bobot logam yang digunakan
sebagai pipa-luar akan menjadi sedemikian tinggi sehingga
penggunaan konstrukksi selongsong dan tabung (shell- and-
tube) seperti pada dibawah ini, di mana satu selongsong
melayani sejumlah tabung sekallgus, akan menjadi lebih
ekonomis.
Penukar-panas ini, karena hanya melakukan satu
lintas di sebelah selongsong dan satu lintas pula di dalam
tabung, disebut penukar-panas 1-1.

Dalam penukar-panas itu, koefisien perpindahan-


panas sisi-selongsong (sebelah ke selongsong) dan koefisien
sisi-tabung sama-sama penting, dan keduanya harus cukup
besar agar koefisien menyeluruh yang memuaskan, dapat
tercapai. Kecepatan dan keturbulenan zat cair sisi-selongsong
juga tidak kalah pentingnya dari kecepatan dan keturbulenan

12
zat cair sisi-tabung.
Untuk meningkatkan aliran silang dan menaikkan
kecepatan rata-rata fluida sisi-selongsong maka pada
selongsong itu dipasang sekat-sekat.Dalam konstruksi yang
terlihat pada Gambar tersebut, sekat-sekat A terbuat dari
lembaran logam berbentuk piring bundar yang satu asinya
dipotong, Dalam praktek biasanya segmen itu dipotong pada
tinggi seperempat diameter selongsong. Sekat-sekat
demikian disebut sekat 25 persen (25 percent baffles). Sekat
Itu lalu diberi lubang-lubang untuk melakukan tabung-
tabung.
Agar kebocoran dapat dibuat minimum, ruang-bebas
pemasangan antara sekat dan selongsong dan tabung harus
dibuat sekecil mungkin. Sekat itu ditunjang oleh sebuah atau
beberapa buah batangan pemandu C yang dipasangkan di
antara kedua plat tabung (tube sheet) D dan D' dengan
sekrup pengencang. Agar sekat-sekat itu terpasang erat di
tempatnya, pada batangan C itu dipasang pula potongan-
potongan tabung pendek E sebagai penjaga Jarak antara
sekat-sekat. Dalam merakit penukar- panas itu, plat tabung
harus dipasang terlebih dahulu, lalu berturut-turut batangan
penunjang, penjarak (tabung penjaga jarak), dan sekat, dan
barulah tabung- tabungnya.
Peti gasket (stuffing box) sebagaimana terlihat pada
ujung kanan, gunanya adalah untuk menampung
kemungkinan ekspansi tabung itu. Tetapi konstruksi ini
hanya praktis untuk selongsong kecil.

Koefisien perpindahan-panas
Koefisien perpindahan-panas hi, untuk fluida sisi-
tabung dalam penukai-panas selongsong-dan-tabung dapat
dihitung dan Pers. Korelasi yang sesuai. Koefisien yang

13
untuk sisi-selongsong ho tidak dapat dihitung seperti itu
karena arah alirannya sebagian sejajar dengan tabung dan
sebagian lagi menyilangnya; disamping itu luas penampang
aliran dan kecepatan massa aliran berubah-ubah pula pada
waktu fluida itu bolak-balik menyilang berkas tabung itu di
dalam selongsong.
Demikian pula, kebocoran antara sekat dan
selongsong, serta antara sekat dan tabung menyebabkan
terjadinya hubungan singkat antara sebagian zat-cair sisi-
selongsong dan hal ini menurunkan efektivitas penukar-
panas itu. Suatu persamaan untuk pendekatan namun sangat
bermanfaat untuk menaksir koefisien sisi selongsong, ialah
persamaan Donohue3 (4), yang didasarkan atas kecepatan-
massa yang dirata-ratakan dengan pembobotan, Ge antara
fluida yang mengalir sejajar dengan tabung dan fluida yang
mengalir menyilang tabung. Kecepatan massa Gb, yang
sejajar dengan tabung ialah laju aliran-massa dibagi dengan
luas bidang bebas yang dapat di.gunakan untuk aliran dalam
jendela sekat Sb. (Jendela sekat ialah bagian dari penampang
selongsong yang tidak diisi sekat). Luas ini sama dengan luas
jendela sekat dikurangi dengan luas yang diisi tabung ; atau

(1)

dimana fb = fraksi luas penampang selongsong yang digunakan


oleh Jendela sekat (biasanya 0,1955)

Ds = diameter-dalam selongsong
Nb = banyaknya tabung dalam jendela sekat
Do = diameter-luar tabung.

14
2. Kelompok Unit Operasi Bahan Terpecah

Proses Pemecahan ( Crushing ) merupakan salah satu operasi size reduction yang
digunakan dalam industri yang mengerjakan bahan-bahan mentah dalam bentuk
padat atau bahan padat terfluidisasi.
Mengecilkan ukuran berarti membagi-bagi suatu bahan padat menjadi
bagian- bagian yang lebih kecil dengan menggunakan gaya mekanik.

Operasi s ize reduction digunakan dalam industri yang mengerjakan


bahan-bahan mentah dalam bentuk padat atau bahan padat terfluidisasi.
Mengecilkan ukuran berarti membagi-bagi suatu bahan padat menjadi bagian-
bagian yang lebih kecil dengan menggunakan gaya mekanik. Operasi tersebut
mempunyai tujuan untuk mereduksi ukuran suatu padatan agar diperoleh
permukaan yang lebih besar dan untuk mempermudah proses selanjutnya. Dengan
adanya pengecilan ukuran dapat menyebabkan bahan akan:
 Dapat diangkut dengan lebih mudah
 Mempunyai bentuk yang lebih baik
 Lebih mudah untuk diproses lebih lanjut

Secara umum tujuan dari size reduction atau pemecahahan ini adalah:
1. Menghasilkan padatan dengan ukuran maupun spesifik permukaan tertentu.
2. Memecahkan bagian dari mineral atau kristal dari persenyawaan kimia
yang terpaut pada padatan tertentu.

Proses reduksi dapat dibedakan menjadi :


1. Proses pemecahan (crushing) : Memecah padatan sampai ukuran kasar.
2. Proses penggilingan (grinding) : Digunakan untuk mendapatkan hasil yang

15
halus.

Crusher dan Grinder dikelompokkan dalam tiga kelompok besar yaitu :


1. Coarse Crusher (pemecah kasar) untuk umpan yang berdiameter antara 2
sampai dengan lebih dari 96 inchi.
2. Intermediate Crusher (pemecah antara) untuk umpan yang berdiameter
antara 1sampai dengan lebih dari 3 inchi
3. Fine Grinder (pemecah halus) untuk umpan yang berdiameter antara 0.25
sampai dengan lebih dari 0.5 inchi, dan hasil akhirnya bisa mencapai 200
mesh.

Gambar 1. Flow diagram penggunaan size reduction

B. Coarse dan Intermediate Crusher


Coarse dan intermediate crusher termasuk kedalam spesifikasi alat
crusher (alat pemecah). Alat pemecah atau bisa disebut dengan crusher,
dapat memecah bongakahan-bongkahan besar menjadi kepingan-kepingan
kecil. Coarse crusher dapat menghasilkan padatan dengan ukuran 2 sampai
96 inchi. Sedangkan intermediate crusher merupakan reduksi ukuran
perantara yaitu sekitar 1 sampai 3 inchi.
Coarse Crusher berfungsi untuk memecahkan padatan kasar menjadi
ukuran yang lebih kecil sesuai dengan spesifikasi (persyaratan gradasi) yang
dibutuhkan

16
Beberapa peralatan yang termasuk kedalam coarse crusher adalah :
1. Jaw Crusher (Pemecah tipe rahang)
Jaw crusher diperkenalkan oleh Blake dan Dodge , dan beroperasi
dengan menerapkan penghancur bertekanan. Merupakan salah satu
peralatan pemecah batu yang paling terkenal di dunia. Jaw Crusher sangat
ideal dan sesuai untuk penggunaan pada saat penghancuran tahap pertama
dan tahap kedua. Memiliki kekuatan anti-tekanan dalam menghancurkan
bahan paling tinggi hingga dapat mencapai 320 Mpa.
Jaw Crusher bekerja mengandalkan kekuatan motor. Melalui roda
motor, poros eksentrik digerakkan oleh sabuk segitiga dan slot wheel untuk
membuat jaw plate bergerak seirama. Oleh karena itu, material dalam
rongga penghancuran yang terdiri dari jaw plate, jaw plate yang bergerak
dan side-lee board dapat dihancurkan dan diberhentikan melalui pembukaan
pemakaian.

Gambar 2. Cross Section dari Jaw Crusher (Coulson & Richardson’s,


Particle and separation Technology)

Jaw crusher dibagi menjadi dua jenis, yaitu :

17
a. Jaw crusher system blake (titik engsel diatas)
Suatu eksentrik menggerakkan batang yang dihubungkan dengan
dua toggle, toggle yang satu dipakukan pada kerangka dan satu lagi ke
rahang ayun. Titik pivat terletak pada bagian atas rahang gerak atau
diatas kedua rahang pada garis tengah bukan rahang. Pada sistem ini,
umpan dimasukkan kedalam rahang berbentuk V yang terbuka ke atas.
Satu rahang tetap dan tidak bergerak, sedangkan rahang yang satu lagi
membuat sudut 20 derajat – 30 derajat dan dapat bergerak maju mundur
yang digerakkan oleh sumbu eksentrik, sehingga memberikan kompresi
yang besar terhadap umpan yang terjepit diantara dua rahang. Muka
rahang ini mempunyai alur dangkal yang horizontal. Umpan besar yang
terjepit antara bagian atas rahang dipecah dan jatuh keruang bawahnya
yang lebih sempit dan dipecah. Pada mesin ini baut pecah yang
berfungsi sebagai penahan apabila terdapat material solid dengan ukuran
yang lebih besar dan keras maka dia akan pecah dengan sendirinya
tetapi tidak akan merusak keseluruhan dari pada alat jaw crusher.

Gambar.3 Blake-type jaw crusher. (Allis Chalmers Co.)

b. Jaw crusher system dodge ( titik engsel di bawah )


Dodge jaw crusher sama seperti pada cara kerja blake jaw
crusher. Pada sistem ini, titik engsel berada dibawah sedangkan bagian
atas bergerak maju mundur. Hambatan yang dialami kemungkinan
lapisan rahang mengalami kerusakan selama proses berlangsung.

18
Supaya rahang tidak cepat rusak , maka biasanya dilapisi dengan bahan
yang tahan tekanan dan getaran. Misalnya manganese stell. Untuk
mendapatkan usaha dan pergerakan yang teratur maka dipasang sebuah
roda penggerak yang dibuat dari besi uang pejal.

Gambar 4. Dodge Jaw crusher

2. Giratory Crusher (pemecah giratori)


Crusher ini beroperasi dengan kisaran. Bagian crusher pemecah
berbentuk conis, karena itu kadang disebut cone crusher. Gyratory
crusher hampir sama dengan jaw crusher, perbedaannya terletak pada
cara pemberian tekanan dimana untuk giratory crusher tekanan
diberikan dari arah samping. Hasil pemecahan crusher ini rata – rata
berbentuk kubus dan agak uniform hal ini karena bentuk lengkung dari
cone dan bowl yang mempunyai permukaan cekung (concave).

19
Gambar 5. Gyratory Crusher

Selain coarse crusher terdapat juga jenis peralatan Intermediate


crusher, diantaranya :
1. Cone Crusher
Cone Crusher digunakan secara luas sebagai mesin pemecah batu
sekunder dan tersier seperti halnya jaw crusher untuk pemecah batu primer.
Crusher jenis cone merupakan mesin serba guna bagi kebanyakan pasir dan
kerikil serta material yang memiliki ukuran butir asal (sebelum dipecah) 20-
25 cm yang tidak memerlukan lagi crusher primer. Untuk batu hasil ledakan,
cone crusher berfungsi sebagai crusher lanjutan dan/atau crusher akhir
setelah crusher primer. Head cone standar dengan rasio pemecahan 6-8 : 1,
mengurangi ukuran material menjadi minimum 20 mm. Head cone halus
dapat mengurangi material menjadi 6 mm dengan rasio pemecahan 4-6 :
1. Berbagai susunan liner menyesuaikan masing-masing mesin dengan
ukuran batu yang akan dipecah dan persyaratan produk. Gradasi produk
berubah mengikuti bukaan setting samping yang tertutup.

20
Gambar 6. Cone crusher

2. Roll Crusher
Roll Crusher sangat diperlukan untuk menghasilkan produk dengan
ukuran tertentu. Crusher jenis tekanan ini menghasilkan variasi pemecahan
yang lebih besar dibanding jenis crusher lainnya. Crusher dengan roll ganda
memiliki rasio pemecahan terbatas antara 2 -2,5 : 1. Roll triple menghasilkan
rasio pemecahan 4 - 5 : 1. Untuk meningkatkan produksi serta agar keausan
dapat merata, harus diusahakan agar material yang masuk dapat tersebar
merata di permukaan roll. Gradasi keluaran diatur dengan bukaan setting
pembuang. Roll tidak terpengaruh oleh kelembaban atau plastisitas material
seperti pada crusher jenis cone.

Gambar 7. Crushing rolls

C. Fine Crusher
Milling merupakan proses kelanjutan dari primary crushing dan
secondary crushing. Beda antara milling (fine crushing) dengan

21
crushing adalah terletak pada proses penghancurannya, dimana pada
crushing lebih banyak menggunakan compressive stress, sedangkan pada
milling menggunakan shearing stress. Hal ini dilakukan apabila dipandang
perlu untuk mengolah mineral dengan proses konsentrasi, dimana
dibutuhkan butiran mineral dengan ukuran yang halus. Tertiary crushing
umumnya dilakukan dengan menggunakan alat giling (mill), yaitu
silinder dari baja yang di dalamnya diisi grinding media, dan apabila
silinder diputar pada as-nya akan terjadi grinding action.
Fine Crusher disebut juga Fine Size Reduction, adalah alat yang
digunakan untuk mereduksi padatan halus. Salah satu contoh alat yang
termasuk dalam Fine Size Reduction adalah grinder. Jenis grinder yang
digunakan dalam Fine Size Reduction adalah :
a. Fine grinder

Fine grinder adalah alat yang digunakan untuk mereduksi partikel

dengan ukuran 20 mesh. Contoh alat yang termasuk dalam fine grinder

adalah ball mill, tube mill, rad mill, roller mill, ring roll pulverizer.

b. Ultra fine grinder

Ultra fine grinder adalah alat yang digunakan untuk mereduksi


partikel dengan ukuran lebih kecil dari ¼ inchi sedangkan produknya
berukuran antara 1-50 μm. Contoh alat yang termasuk dalam ultra fine
grinder adalah hammer mill dengan internal dissification, fluid energy
mill, agitated mill.
Berikut pembahasan beberapa contoh alat diatas :
a. Tube Mill
Tube mill merupakan bagian dari grinding equipment yang dikenal
juga dengan sebutan tumbling mill. Tumbling Mill atau Revolving mill
terdiri dari satu shell berbentuk silinder yang pada dinding dalamnya
dilapisi dengan liner (pelapis) dan dimuati grinding media, kemudian
diputar pada as-nya yang horizontal. Shell silinder dibuat dari plat baja,
pelapis liner yang dapat diganti-ganti dibuat dari baja atau alloy,
sedang grinding media terdiri dari bola-bola baja, bola keramik atau

22
batuan yang relatif bulat atau batang-batang baja. Kalau shell silinder
yang berisi bola-bola baja dan yang berputar pada as-nya ke dalamnya
dimasukkan batuan yang akan dihancurkan melalui lubang pemasukan
pada salah satu ujung silinder, maka produknya keluar melalui lubang
pengeluaran pada ujung yang lain. Kecepatan perputaran shell silinder
dibuat sedemikian rupa, sehingga bola-bola baja terangkut pada dinding
silinder dan kemudian jatu bebas menimpa material yang ada di dalam
shell silinder.
Karena perputaran shell silinder, maka grinding media
mengadakan gerakan:
1) Berputar menurut sumbunya yang sejajar dengan sumbu shell silinder.
2) Cascading action, menggelundung (berguling) ke bawah. Cataracting
action, jatuh bebas menurut arah parabola dan menimpa material
yang ada dibawahnya. Perputaran shell silinder dan gerakan
grinding media mengakibatkan tenaga tumbukan dan menggiling
yang akan menghancurkan partikel yang ada dalam Tumbling mill.
Proses penghancuran (grinding) dapat dilakukan dalam keadaan
kering atau basah. Partikel-partikel yang sudah halus dapat keluar
dari shell silinder secara
3) overflow (overflow discharge mill) atau melalui grade, yaitu plat yang
berlubang-lubang pada ujung pengeluaran (grade discharge mill).
Klasifikasi Tumbling mill ini dilakukan berdasarkan grinding
media, perbandingan ukuran shell silinder dan metoda pengeluaran
(discharge).

23
Gambar 8. Tube Mill

b. Ball Mill
Ball Mill adalah Tumbling mill yang mempunyai ukuran panjang
kira-kira sama dengan diameternya dan berisi grinding media berupa
bola-bola baja atau alloy. Bentuknya dapat berupa silinder disebut
cylindrical Ball Mill atau berbentuk Cone disebut conical Ball Mill.
Posisi grinding media pada Cylindrical ball mill terbagi rata sepanjang
shell, sedangkan pada conical ball mill terbagi menurut bola-bola baja
yang sama dengan diameter shell. Jadi bola-bola baja yang besar berada
pada diameter shell yang besar untuk menghancurkan partikel besar,
sedang bola-bola baja yang kecil (sudah aus) berada pada cone
section dekat ujung pengeluaran untuk menghancurkan partikel yang
sudah halus. Feed (umpan) untuk ball mill dapat berukuran 3 inci (max)
dan digiling sampai menjadi 50 mesh (0,29 mm). kalau feed (umpan)
makin kecil, maka produknya dapat lebih halus lagi (200 mesh = 0,074
mm). Dalam operasi ball mill kecepatan perputan shell silinder harus
dibuat setinggi mungkin, tetapi dihindarkan agar muatanya (grinding
media dan batuan) tidak ikut berputar bersama shell silinder.

Gambar 9. Ball Mill

c. Rod Mill
Rod Mill bentuknya hamper sama dengan Ball mill, berbentuk shell

24
silinder dengan ukuran panjangnya lebih besar dari diameternya (1 1/3 – 3
kali), dimuati dengan grinding media berupa batang-batang baja (stel
rod) pengganti bola-bola baja.

Gambar 10. Rod Mill

4) Ring roll pulverizer


Alat ini merupakan alat mekanik yang digunakan untuk
mengrinding dalam berbagai tipe material. Sebagai contoh digunakan
dalam proses pelumatan batubara pada pembakaran dengan
menggunakan steam generating furnace yang berbahan dasar fosil. Tipe
mill ini terdiri dari dua ring yang terpisah oleh sebuah bola besar. Ketika
ring yang dibawah berputar, ring yang atas menekan bola kebawah
melalui satu set spring. Material yang akan dilumatkan diletakkan pada
bagian tengah pulverizer (tergantung desain) dan ground sebagai ring
yang lebih rendah berputar menyebabkan bola melintasi orbital antara
ring atas dan bawah. Bahan yang sudah dilumatkan dibawa ke luar mill
dengan laju alir udara yang dilewatkan pada bahan tersebut.

5) Hammer Mill
Hammer mill merupakan aplikasi dari gaya pukul (impact force).
Prinsip kerja hammer mill adalah rotor dengan kecepatan tinggi akan
memutar palu-palu pemukul di sepanjang lintasannya. Bahan masuk akan
terpukul oleh palu yang berputar dan bertumbukan dengan dinding, palu
atau sesama bahan. Akibatnya akan terjadi pemecahan bahan. Proses ini
berlangsung terus hingga di dapatkan bahan yang dapat lolos dari saringan
di bagian bawah alat. Jadi selain gaya pukul dapat juga terjadi sedikit gaya

25
sobek. Menurut Smith (1955), hammer mill, terdiri atas martil/palu yang
berputar pada porosnya dan sebuah saringan yang terbuat dari plat baja.
Bagian utama dari hammer mill adalah corong pemasukan, pemukul,
corong pengeluaran, motor penggerak, alat transmisi daya, rangka
penunjang dan ayakan.

Gambar 11. Hammer mill

26
3. Kelompok Unit Operasi Fraksionasi Pemisahan
Campuran Molekuler
Dalam Kimia dan teknik kimia, proses pemisahan digunakan untuk
mendapatkan dua atau lebih produk yang lebih murni dari
suatu campuran senyawa kimia.

Sebagian besar senyawa kimia ditemukan di alam dalam keadaan


yang tidak murni. Biasanya, suatu senyawa kimia berada dalam keadaan
tercampur dengan senyawa lain. Untuk beberapa keperluan seperti sintesis
senyawa kimia yang memerlukan bahan baku senyawa kimia dalam
keadaan murni atau proses produksi suatu senyawa kimia dengan
kemurnian tinggi, proses pemisahan perlu dilakukan. Proses pemisahan
sangat penting dalam bidang teknik kimia. Suatu contoh pentingnya proses
pemisahan adalah pada proses pengolahan minyak bumi. Minyak bumi
merupakan campuran berbagai huuuhidrokarbon. Pemanfaatan
hidrokarbon-hidrokarbon penyusun minyak bumi akan lebih berharga bila
memiliki kemurnian yang tinggi. Proses pemisahan minyak bumi menjadi
komponen-komponennya akan menghasilkan produk LPG, solar, avtur,
pelumas, dan aspal.

Secara mendasar, proses pemisahan dapat diterangkan sebagai


proses perpindahan massa. Proses pemisahan sendiri dapat diklasifikasikan
menjadi proses pemisahan secara mekanis atau kimiawi. Pemilihan jenis
proses pemisahan yang digunakan bergantung pada kondisi yang dihadapi.
Pemisahan secara mekanis dilakukan kapanpun memungkinkan karena
biaya operasinya lebih murah dari pemisahan secara kimiawi. Untuk
campuran yang tidak dapat dipisahkan melalui proses pemisahan mekanis
(seperti pemisahan minyak bumi), proses pemisahan kimiawi harus
dilakukan.

Proses pemisahan suatu campuran dapat dilakukan dengan


berbagai metode. Metode pemisahan yang dipilih bergantung pada fase
komponen penyusun campuran. Suatu campuran dapat berupa campuran
homogen (satu fase) atau campuran heterogen (lebih dari satu fase). Suatu

27
campuran heterogen dapat mengandung dua atau lebih fase: padat-padat,
padat-cair, padat-gas, cair-cair, cair-gas, gas-gas, campuran padat-cair-gas,
dan sebagainya. Pada berbagai kasus, dua atau lebih proses pemisahan
harus dikombinasikan untuk mendapatkan hasil pemisahan yang
diinginkan.

EVAPORATOR

Evaporator adalah alat yang banyak digunakan dalam industri


kimia untuk memekatkan suatu larutan. Pada proses fisik, evaporator
memerlukan energi untuk mengubah cair menjadi uap. Evaporator
menggunakan proses penguapan untuk menurunkan pelarut,
evaporator membutuhkan panas dalam pengoperasiannya. salah satu
sumber panas untuk evaporator berasal dari uap air yang terbentuk
dari boiler steam atau buangan uap proses lain

. Rotary vakum evaporator adalah instrumen yang


menggunakan prinsip destilasi (pemisahan). Prinsip utama dalam instrumen
ini terletak pada penurunan tekanan pada labu alas bulat dan pemutaran
labu alas bulat hingga berguna agar pelarut dapat menguap lebih cepat
dibawah titik didihnya. Instrumen ini lebih disukai, karena hasil yang
diperoleh sangatlah akurat. Bila dibandingkan dengan teknik pemisahan
lainnya, misalnya menggunakan teknik pemisahan biasa yang
menggunakan metode penguapan menggunakan oven. Maka bisa dikatakan
bahwa instrumen ini akan jauh lebih unggul. Karena pada instrumen ini
memiliki suatu teknik yang berbeda dengan teknik pemisahan yang lainnya.
Dan teknik yang digunakan dalam rotary vakum evaporator ini bukan
hanya terletak pada pemanasannya tapi dengan menurunkan tekanan pada
labu alas bulat dan memutar labu alas bulat dengan kecepatan tertentu.
Karena teknik itulah, sehingga suatu pelarut akan menguap dan senyawa
yang larut dalam pelarut tersebut tidak ikut menguap namun mengendap.
Dan dengan pemanasan dibawah titik didih pelarut, sehingga senyawa yang

28
terkandung dalam pelarut tidak rusak oleh suhu tinggi.

29
Metode Evaporasi
Prinsip-prinsip Evaporasi
1. Penguapan atau evaporasi merupakan perubahan wujud zat dari cair
menjadi uap

Penguapan betujuan memisahkan pelarut (solvent) dari larutan


sehingga menghsilkan larutan yang lebih pekat

2. Evaporasi merupakan proses pemisahan terroal, dipakani secara luas


untukk merekatkan cairan dalam bentuk larutan, suspensi maupun
emulsi dengan cara menguapkan pelarutnya, umumnya air dan cairan.

3. Evaporasi menghasilkan cairan yang lebih pekat, tetapi masih berup


cairan pekat yang dapat dipompa sebagai hasil utama, reaksi kadang-
kadang ada pula cairan volatile sebagai hasil utama, misalnya selama
pemulihan pelarut.

Pertimbangan Pemilihan Evaporator :

1. Kontak panas harus tetap menjaga produk yang harus diuapkan

2. Pemeriksaan permukaan cukup mudah dengan membukan rak


evaporator
3. Ekonomis dibuat bertingkat atau rekompressi termal/mekanis
4. Ukuran disesuaikan dengan kapsitas produksinya
5. Mudah pembersihan dan perawatannya
6. Mudah dioperasikan, suara tidak gaduh
7. Bahan pembuatannya cukup baik

30
Komponen dan Cara kerja evaporator
a. Komponen evaporator

Gambar rangkaian alat evaporator

Pada gambar diatas, akan saya jelaskan beberapa nama beserta fungsinya :

1. Hot plate : berfungsi untuk mengatur suhu pada waterbath dengan


temperatur yang diinginkan (tergantung titik didih dari pelarut)

2. Waterbath : sebagai wadah air yang dipanaskan oleh hot plate untuk labu
alas yang berisi “sampel”

3. Ujung rotor “sampel” : berfungsi sebagai tempat labu alas bulat sampel
bergantung.
4. Lubang kondensor : berfungsi pintu masuk bagi air kedalam
kondensor yang airnya disedot oleh pompa vakum.

5. Kondensor : serfungsi sebagai pendingin yang mempercepat proses


perubahan fasa, dari fasa gas ke fasa cair.

6. Lubang kondensor : berfungsi pintu keluar bagi air dari dalam kondensor.
7. Labu alas bulat penampung : berfungsi sebagai wadah bagi penampung

31
pelarut.
8. Ujung rotor “penampung” : berfungsi sebagai tempat labu alas
bulat penampung bergantung.

Cara kerja
4. Dimasukkan aquadest kedalam waterbath
5. Dimasukkan larutan sampel yang akan diuapkan ke labu als bulat
6. Dipanaskan waterbath sesuai suhu pelarut yang digunakan
7. Labu alas bulat yang berisi sampel di pasang pada ujung rotor
8. Dialiri air pendingin dan vakum dijalankan.

9. Tombol rotor diputar dengan kecepatan tertentu (5-8 putaran)

Perlu diperhatikan, bahwa penguapan dapat terjadi karena adanya


pemanasan menggunakan hot plate yang dibantu dengan penurunan
tekanan pada labu alas bulat “sampel” yang dipercepat dengan pemutaran
pada labu alas bulat “sampel”. Dengan bantuan pompa vakum yang
mengalirkan air dingin (es) dari suatu wadah kedalam kondensor dan
dikeluarkan lagi oleh kondensor kepada wadahnya lagi dan dimasukkan
lagi dan seterusnya, karena proses ini berjalan secara kontinyu. sehingga
ketika uap dari pelarut mengenai dinding-dinding kondensor, maka pelarut
ini akan mengalami yang proses yg dinamakan proses kondensasi, yaitu
proses yang mengalami perubahan fasa dari fasa gas ke fasa cair. Adapun
demikian, proses penguapan ini dilakukan hingga diperoleh pelarut yang
sudah tidak menetes lagi pada labu alas bulat penampung dan juga bisa
dilihat dengan semakin kentalnya zat yang ada pada labu alas bulat sampel
dan terbentuk gelembung-gelembung pecah pada permukaan zatnya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses evaporator


1. Konsentrasi dalam cairan
Untuk liquida msuk evaporator dalam keadaan encer, juga semakin pekat
larutan, semakin tinggi pula titik didih larutan dan untuk ini harus

32
diperhatikan adanya kenaikan titik didih (KTD).

2. Kelatutan solute dalam larutan


a. Dengan demikian pekatnya larutan, maka konsentrasi solute makin
tinggi pula, sehingga btas hasil kali kelarutan dapat terlampaui yang
akibatnya terbentuk Kristal solute. Jika dengan adanya hal ini, dalam
evaporasi harus diperhatikan batas konsentrasi solute yang maksimal
yang dapat dihasilkan oleh proses evaporasi.

b. Pada umumnya, kelarutan suatu granul/solid makin besar dengan


makin tingginya suhu, sehingga pada waktu “drainage” dalam keadaan
dingin dapat terbentuk Kristal yang dalam hal ini dapat merusak
evaporator. Jadi harus diperhatikan suhu drainage.

c. Sensitifitas materi terhadap suhu dan lama pemanasan


Beberapa zat materi yang dipanaskan dalam evaporasi tidak tahan
terhadap suhu tinggi atau terhadap pemanasan yang terlalu alam.
Misalnya bahan-bahan biologis seperti susu, jus, bahan-bahan farmasi
dan sebagainya. Jadi untuk zat-zat semacam ini diperlukan suatu cara
tertentu untuk mengurangi waktu pemanasan dan suhu operasi.

d. Pembuataan buih dan percikan


Kadang-kadang beberapa zat, seperti larutan NaOH, “skim milk” dan
beberapa asam lemak akan menimbulkan buih, busa yang cukup
banyak selama penguapan disertai dengan percikan-percikan liquida
yang tinggi. Buih/percikan ini dapat terbawa oleh uap yang keluar
dari evaporator dan akibatnya terjadi kehilangan. Jadi harus
diusahakan pencegahannya.

e. Pembentukan kerak
Banyak larutan yang sifatnya mudah membentuk kerak/endapan.
Dengan terbentuknya kerak ini akan mengurangi overall heat
transfer coefficient, jadi diusahakan konsentrasi/teknikevaporator
yang tepat karena biaya pembersihan kerak atau memakan waktu
atau biaya.

33
EVAPORASI

Operasi evaporasi atau penguapan pada dasarnya merupakan operasi


pendidihan khusus, dimana terjadi peristiwa perpindahan panas dalam cairan
mendidih. Tujuan operasi evaporasi adalah untuk memperoleh larutan pekat
dari larutan encer dengan jalan pendidihan dan penguapan. Yang dimaksud
dengan larutan adalah terdiri dari zat terlarut yang tidak mudah menguap dan
pelarut yang mudah menguap. Pelarutnya dalam kebanyakan hal adalah air,
tetapi dapat juga cairan lain.
Memeriksa kondisi evaporator sebelum dioperasikan :

a. Evaporator sebelum dioperasikan harus


diperiksa bagian-bagiannya agar kinerjanya
menjadi optimum.
b. Kondensor diperiksa fungsi kerjanya dengan cara
membersihkan ruang kondensasi.
c. Injeksi uap juga diperiksa apakah pengukur
tekanan berfungsi dengan baik atau tidak.
d. Perangkap uap juga diperiksa jika terjadi kebocoran-keborocan

e. Perangkap tetap dibersihkan dari debu dan kotoran.

Pelaksanaan Proses Evaporasi

Evaporasi dilaksanakan dengan cara menguapkan sebagian dari pelarut pada


titik didihnya, sehingga diperoleh larutan zat cair pekat yang konsentrasinya
lebih tinggi. Uap yang terbentuk pada evaporasi biasanya hanya terdiri dari
satu komponen, dan jika uapnya berupa campuran umumnya tidak diadakan
usaha untuk memisahkan komponenkomponennya.
Dalam evaporasi zat cair pekat merupakan produk yang dipentingkan,
sedangkan uapnya biasanya dikondensasikan dan dibuang. Disinilah letak
perbedaan antara evaporasi dan distilasi. Proses evaporasi dengan skala

34
komersial di dalam industri kimia dilakukan dengan peralatan yang namanya
evaporator.

Perlengkapan peralatan :

Evaporator, kondensor, Injeksi uap, perangkap uap,


perangkap tetes Proses evaporasi didokumentasikan
dalam lembar pelaporan sesuai data :
- Kerja kondensor

- Kerja injeksi uap

- Kerja perangkap uap

- Kerja perangkap tetes

Contoh-contoh Operasi Evaporasi dalam Industri Kimia

- Pemekatan larutan NaOH

- Pemekatan larutan KNO3

- Pemekatan larutan NaCL

- Pemekatan larutan nira dan lain-lain.

35
4. Kelompok Unit Operasi Reaksi

Reaksi kimia adalah suatu proses alam yang selalu menghasilkan


antarubahan senyawa kimia. Senyawa ataupun senyawa-senyawa awal
yang terlibat dalam reaksi disebut sebagai reaktan. Reaksi kimia biasanya
dikarakterisasikan dengan perubahan kimiawi, dan akan menghasilkan
satu atau lebih produk yang biasanya memiliki ciri-ciri yang berbeda dari
reaktan. Secara klasik, reaksi kimia melibatkan perubahan yang
melibatkan pergerakan elektron dalam pembentukan dan pemutusan ikatan
kimia, walaupun pada dasarnya konsep umum reaksi kimia juga dapat
diterapkan pada transformasi partikel-partikel elementer seperti
pada reaksi nuklir.

Reaksi-reaksi kimia yang berbeda digunakan bersama dalam sintesis


kimia untuk menghasilkan produk senyawa yang diinginkan.
Dalam biokimia, sederet reaksi kimia
yang dikatalisis oleh enzim membentuk lintasan metabolisme, di mana
sintesis dan dekomposisi yang biasanya tidak mungkin terjadi di dalam sel
dilakukan.

36
5. Simbol-simbol Peralatan Industri Kimia
Dalam membaca flow proses suatu Proses di Industri Kimia akan
menggunakan symbol-symbol dari peralatan yang digunakan. Flow proses ini
menggunakan peralatan-peralatan proses baik peralatan besar seperti reaktor,
menara distilasi dan lain lainnya juga peralatan kecil seperti pompa, kompresor
serta lain lainnya. Symbol-symbol yang ada sudah menjadi kesepakatan
internasional dengan adanya dokumen anotasi dan symbol peralatan proses
engineering dalam industri kimia.Tujuan dari adanya symbol-symbol yang
digunakan yaitu dapat memberikan gambaran proses yang real/nyata sehingga
dapat dipahami dan dimengerti.

37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
Simbol Nama Alat Fungsi

53
Pompa Transportasi Fluida

Heater Pemanas

Cooler Pendingin

Tanki Tempat Penampungan

Decanter Pemisah

Evaporator Penguapan

Vessel Pemisah

Destilasi Pemisah

54
55
SOAL DAN JAWABAN

1. Sebutkan & jelaskan jenis heat exchanger tipe kotak langsung !


Heat exchanger jenis ini masih dibagi menjadi beberapa jenis lagi,
yaitu:
Jawab:
 Heat Exchanger Tipe Direct-Transfer
Pada heat exchanger tipe ini, fluida-fluida kerja mengalir
secara terus-menerus dan saling bertukar panas dari fluida
panas ke fluida yang lebih dingin dengan melewati dinding
pemisah.
 Storage Type Exchanger
Heat exchanger tipe ini memindahkan panas dari fluida
panas ke fluida dingin secara intermittent (bertahap)
melalui dinding pemisah
 Fluidized-Bed Heat Exchanger
Heat exchanger tipe ini menggunakan sebuah komponen

56
solid yang berfungsi sebagai penyimpan panas yang berasal
dari fluida panas yang melewatinya

2. Sebutkan & jelaskan perbedaan penukar panas berdasarkan pola


alirannya !
Jawab:

Penukar panas dapat dibedakan berdasarkan pola aliran ada dua


macam yaitu : searah (cocurrent); arah aliran media panas dan
dingin searah dan berlawanan arah (counter current); arah aliran
media panas dan dingin berlawanan arah.

3. Dalam teknik kimia proses pemisahan digunakan untuk?


Jawab:

Dalam Kimia dan teknik kimia, proses pemisahan digunakan untuk


mendapatkan dua atau lebih produk yang lebih murni dari
suatu campuran senyawa kimia.

4. Pemilihan Evaporator yang baik dapat dilakukan dengan


mempertimbangkan beberapa hal, yaitu?

Jawab:

 Kontak panas harus tetap menjaga produk yang harus


diuapkan

 Pemeriksaan permukaan cukup mudah dengan


membukan rak evaporator
 Ekonomis dibuat bertingkat atau rekompressi
termal/mekanis
 Ukuran disesuaikan dengan kapsitas produksinya
 Mudah pembersihan dan perawatannya
 Mudah dioperasikan, suara tidak gaduh
 Bahan pembuatannya cukup baik

5. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi jalannya Evaporator !

57
Jawab:

 Konsentrasi dalam cairan

 Kelatutan solute dalam larutan

6. Apakah fungsi dari Heat Exchanger tipe Liquid-


VapourExchanger ?
Jawab:
Heat exchanger tipe ini dapat berfungsi untuk menurunkan
temperatur uap air dengan jalan menyemprotkan sejumlah air ke
dalam aliran uap air tersebut (pada boiler proses ini biasa disebut
dengan desuperheater spray;), atau juga berfungsi untuk
meningkatkan temperatur air dengan mencampurkan uap air ke
sebuah aliran air (proses ini terjadi pada bagian deaerator pada
siklus pembangkit listrik tenaga uap).

7. Sebutkan besaran-besaran yang harus dihitung dalam rancangan


umum peralatan penukar panas!
Jawab:
 koefisien perpindahan-panas menyeluruh
 beda-suhu rata-rata
 dan dalam peralatan siklus (daur)
 waktu siklusnya

8. Prinsip utama dari instrument Rotary vakum evaporator


adalah….
Jawab:
Prinsip utama dalam instrumen ini terletak pada penurunan
tekanan pada labu alas bulat dan pemutaran labu alas bulat
hingga berguna agar pelarut dapat menguap lebih cepat dibawah
titik didihnya.

9. Kapan Penukar-panas pipa-rangkap bisa digunakan?

58
Jawab:

Penukar-panas pipa-rangkap biasanya digunakan bila luas


permukaan yang diperlukan tidak lebih dari 100 sampal 150
ft2. Untuk kapasitas yang lebih besar biasanya diperlukan
penukar-panas jenis selongsong-dan-tabung (shell-and-tubes
exchanger) yang lebih rumit, yang mempunyai luas
peirnukaan beberapa ribu kaki persegi.
10. Sebutkan contoh-contoh Operasi Evaporasi dalam Industri
Kimia!
Jawab:

 Pemekatan larutan NaOH

 Pemekatan larutan KNO3

 Pemekatan larutan NaCL

 Pemekatan larutan nira dan lain-lain.


11. Sebutkan 5 peralatan di Industri Kimia dan gambarkan simbolnya!
Jawab:
1. Evaporator

2. Tangki

3. Cooler

4. Heater

59
5. Decanter

12. Sebutkan macam-macam Heat Exchanger berdasarkan Bidang


Kotak Perpindahan Panas!
Jawab:
1. Compact Heat Exchanger 
2. Laminar Flow Heat Exchanger 
3. Micro Heat Exchanger

13. Apa yang dimaksud dengan Heat Exchanger Tipe Kontak


Langsung?
Jawab:
Yaitu Heat Exchanger yang di dalamnya terjadi perpindahan panas
antara satu atau lebih fluida dengan diikuti dengan terjadinya
pencampuran sejumlah massa dari fluida-fluida tersebut.

14. Apa tujuan penggunaan Evaporator dalam proses industry?


Jawab:

Bertujuan memisahkan pelarut (solvent) dari larutan


sehingga menghasilkan larutan yang lebih pekat

15. Apa fungsi dari Peti Gasket ( Stuffing Box ) dalam Penukar-
panas shell- and-tube?
Jawab:

Yaitu untuk menampung kemungkinan ekspansi tabung


dalam alat tersebut.

60
16. Jelaskan macam-macam jenis Heat Exchanger tipe kontak tak
langsung !
Jawab:
 Heat Exchanger Tipe Direct-Transfer
 Storage Type Exchanger
 Fluidized-Bed Heat Exchanger

17. Sebutkan Faktor-faktor yang mempengaruhi proses evaporator!


Jawab:
 Konsentrasi dalam cairan
 Kelatutan solute dalam larutan
 sensitifitas materi terhadap suhu dan lama pemanasan
 Pembuataan buih dan percikan
 Pembentukan kerak

18. Sebutkan Cara kerja evaporator!


Jawab:
 memasukkan aquadest kedalam waterbath
 memasukkan larutan sampel yang akan diuapkan ke labu
alas bulat
 memanaskan waterbath sesuai suhu pelarut yang digunakan
 Labu alas bulat yang berisi sampel di pasang pada ujung
rotor
 mengaliri air pendingin dan vakum dijalankan.
 Tombol rotor diputar dengan kecepatan tertentu (5-8
putaran)

19. Sebutkan kondisi evaporator yang harus diperiksa sebelum


dioperasikan!
Jawab:
 Evaporator sebelum dioperasikan harus diperiksa bagian-
bagiannya agar kinerjanya menjadi optimum.
 Kondensor diperiksa fungsi kerjanya dengan cara
membersihkan ruang kondensasi.
 Injeksi uap juga diperiksa apakah pengukur tekanan
berfungsi dengan baik atau tidak.
 Perangkap uap juga diperiksa jika terjadi kebocoran-
keborocan
 Perangkap tetap dibersihkan dari debu dan kotoran.

61
20. Sebutkan nama dan fungsi komponen evaporator!
Jawab:
 Hot plate : berfungsi untuk mengatur suhu pada waterbath
dengan temperatur yang diinginkan (tergantung titik didih
dari pelarut)
 Waterbath : sebagai wadah air yang dipanaskan oleh hot
plate untuk labu alas yang berisi “sampel”
 Ujung rotor “sampel” : berfungsi sebagai tempat labu alas
bulat sampel bergantungLubang kondensor : berfungsi
pintu masuk bagi air kedalam kondensor yang airnya
disedot oleh pompa vakum.
 Kondensor : serfungsi sebagai pendingin yang
mempercepat proses perubahan fasa, dari fasa gas ke fasa
cair.
 Lubang kondensor : berfungsi pintu keluar bagi air dari
dalam kondensor.
 Labu alas bulat penampung : berfungsi sebagai wadah bagi
penampung pelarut.
 Ujung rotor “penampung” : berfungsi sebagai tempat labu
alas bulat penampung bergantung.

KESIMPULAN

Berdasarkan seluruh isi makalah yang dibuat, dapat disimpulkan bahwa :

1. Mentransfer energi panas (entalpi) antara dua atau lebih fluida, antara
permukaan padat dengan fluida, atau antara partikel padat dengan fluida,
pada temperatur yang berbeda serta terjadi kontak termal. Lebih
lanjut, heat exchanger dapat pula berfungsi sebagai alat pembuang panas,
alat sterilisasi, pesteurisasi, pemisahan campuran, distilisasi (pemurnian,
ekstraksi), pembentukan konsentrat, kristalisasi, atau juga untuk
mengontrol sebuah proses fluida.

2. Proses Pemecahan ( Crushing ) merupakan salah satu operasi size


reduction yang digunakan dalam industri yang mengerjakan bahan-bahan
mentah dalam bentuk padat atau bahan padat terfluidisasi.

Pemecah ( Crusher ) dikelompokkan dalam tiga kelompok besar yaitu :

 Coarse Crusher (pemecah kasar) untuk umpan yang berdiameter


antara 2 sampai dengan lebih dari 96 inchi.

62
 Intermediate Crusher (pemecah antara) untuk umpan yang
berdiameter antara 1 sampai dengan lebih dari 3 inchi

 Fine Crusher (pemecah halus) untuk umpan yang berdiameter


antara 0.25 sampai dengan lebih dari 0.5 inchi, dan hasil akhirnya
bisa mencapai 200 mesh.

3. Sebagian besar senyawa kimia ditemukan di alam dalam keadaan yang


tidak murni. Biasanya, suatu senyawa kimia berada dalam keadaan
tercampur dengan senyawa lain. Untuk beberapa keperluan seperti sintesis
senyawa kimia yang memerlukan bahan baku senyawa kimia dalam
keadaan murni atau proses produksi suatu senyawa kimia dengan
kemurnian tinggi, proses pemisahan perlu dilakukan.

4. Reaksi kimia adalah suatu proses alam yang selalu menghasilkan


antarubahan senyawa kimia. Senyawa ataupun senyawa-senyawa awal
yang terlibat dalam reaksi disebut sebagai reaktan. Reaksi kimia biasanya
dikarakterisasikan dengan perubahan kimiawi, dan akan menghasilkan
satu atau lebih produk yang biasanya memiliki ciri-ciri yang berbeda dari
reaktan.

5. Adanya simbol-simbol dalam industry kimia berfungsi:

 Tanda yang terlihat untuk menggantikan gagasan atau objek.


 Tanda ataupun syarat untuk mewakili sesuatu, misalnya arti,
kualitas, objek, abstraksi dan gagasan.
 Tanda untuk menyempurnakan suatu persoalan.
 Tanda untuk memperjelas atau sebagai penyampai informasi
peralatan-peralatan yang digunakan pada industry kimia.

63
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Unit_operasi

https://id.scribd.com/doc/130346631/Makalah-Alat-Industri-Kimia

https://www.academia.edu/8994773/UNIT_OPERASI

https://www.academia.edu/27514412/MAKALAH_KIMIA_Alat_dan_Simbol_di
_Laboratorium_

64

Anda mungkin juga menyukai