Anda di halaman 1dari 53

MAKALAH PROSES INDUSTRI KIMIA

“UNIT OPERASI DAN PERALATAN INDUSTRI KIMIA”

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK :2

NAMA :
1) Muhammad Daffa Shidqi Nasrullah (18644009)
2) Sheilvina Milliviyanthi Dessy (18644013)
3) Oktaviani (18644034)
4) Fredy Siswanto (18644043)

KELAS : III A

PROGRAM STUDI : S1 Terapan Teknologi Kimia Industri

POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA


2019
KATA
PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah
ini bisa selesai pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi
dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan
rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat
membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………….. i


DAFTAR ISI ……………………………………………………………………. ii

UNIT OPERASI DAN PERALATAN INDUSTRI KIMIA


1. Kelompok Unit Operasi Pengangkutan (Transportasi Dan Perpindahan
Panas Dalam Fluida)…………………………………………………….. 1

2. Kelompok Unit Operasi Fraksionasi Pemisahan Campuran Molekuler … 15


3. Kelompok Unit Operasi Reaksi ………………………………………… 23
4. Simbol-Simbol Peralatan Industri Kimia ………………………………. 24

SOAL DAN JAWABAN ………………………………………………………. 43


KESIMPULAN ………………………………………………………………… 49
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………….. 50

ii
UNIT OPERASI DAN PERALATAN INDUSTRI KIMIA

 Unit operasi dalam Industri Kimia


 Simbol-simbol peralatan dalam Industri Kimia

Tujuan Pengajaran :

1. Mampu menjelaskan kelompok unit operasi pengangkutan


(transportasi dan perpindahan panas (HE) dalam fluida).

2. Mampu menjelaskan kelompok unit operasi fraksionasi pemisahan


campuran molekuler.
3. Mampu menjelaskan kelompok unit operasi reaksi.
4. Mampu menjelaskan simbol-simbol peralatan industri kimia.

1. Kelompok Unit Operasi Pengangkutan (Transportasi Dan


Perpindahan Panas Dalam Fluida)

Mentransfer energi panas (entalpi) antara dua atau lebih fluida,


antara permukaan padat dengan fluida, atau antara partikel padat dengan
fluida, pada temperatur yang berbeda serta terjadi kontak termal. Lebih
lanjut, heat exchanger dapat pula berfungsi sebagai alat pembuang panas,
alat sterilisasi, pesteurisasi, pemisahan campuran, distilisasi (pemurnian,
ekstraksi), pembentukan konsentrat, kristalisasi, atau juga untuk
mengontrol sebuah proses fluida.

Satu bagian terpenting dari heat exchanger adalah permukaan


kontak panas. Pada permukaan inilah terjadi perpindahan panas dari satu zat
ke zat yang lain. Semakin luas bidang kontak total yang dimiliki oleh heat
exchanger tersebut, maka akan semakin tinggi nilai efisiensi perpindahan
panasnya. Pada kondisi tertentu, ada satu komponen tambahan yang dapat
digunakan untuk meningkatkan luas total bidang kontak perpindahan panas
ini. Komponen tersebut adalah sirip.

Heat exchanger dapat diklasifikasikan menjadi berbagai jenis


berdasarkan beberapa aspek. Secara ringkas macam-macam heat
exchanger dapat digambarkan menjadi bagan di atas. Untuk lebih jelasnya
akan kita bahas satu per satu macam-macam heat exchanger tersebut.

1
A. Macam-macam Heat Exchanger Berdasarkan Proses
Transfer Panas

1. HeatExchangerTipeKontakTakLangsung
Heat exchanger tipe ini melibatkan fluida-fluida yang saling bertukar panas
dengan adanya lapisan dinding yang memisahkan fluida-fluida tersebut.
Sehingga pada heat exchanger jenis ini tidak akan terjadi kontak secara
langsung antara fluida-fluida yang terlibat. Heat exchanger jenis ini masih
dibagi menjadi beberapa jenis lagi, yaitu:
o HeatExchangerTipeDirect-Transfer
Pada heat exchanger tipe ini, fluida-fluida kerja mengalir secara
terus-menerus dan saling bertukar panas dari fluida panas ke fluida
yang lebih dingin dengan melewati dinding pemisah. Yang
membedakan heat exchanger tipe ini dengan tipe kontak tak
langsung
lainnya adalah aliran fluida-fluida kerja yang terus-menerus
mengalir tanpa terhenti sama sekali. Heat exchanger tipe ini sering
disebut juga dengan heat exchanger recuperator.
o StorageTypeExchanger
Heat exchanger tipe ini memindahkan panas dari fluida panas ke
fluida dingin secara intermittent (bertahap) melalui dinding
pemisah. Sehingga pada jenis ini, aliran fluida tidak secara terus-
menerus terjadi, ada proses penyimpanan sesaat sehingga energi
panas lebih lama tersimpan di dinding-dinding pemisah antara
fluida-fluida tersebut. Tipe ini biasa pula disebut
dengan regenerative heat exchanger.
o Fluidized-BedHeatExchanger
Heat exchanger tipe ini menggunakan sebuah komponen solid yang
berfungsi sebagai penyimpan panas yang berasal dari fluida panas
yang melewatinya. Fluida panas yang melewati bagian ini akan
sedikit terhalang alirannya sehingga kecepatan aliran fluida panas
ini akan menurun, dan panas yang terkandung di dalamnya dapat
lebih efisien diserap oleh padatan tersebut. Selanjutnya fluida dingin
mengalir melalui saluran pipa-pipa yang dialirkan melewati padatan
penyimpan panas tersebut, dan secara bertahap panas yang
terkandung di dalamnya ditransfer ke fluida dingin.

2
Fluidized-Bed Heat Exchanger

2. HeatxchangerTipeKontakLangsung
Suatu alat yang di dalamnya terjadi perpindahan panas antara satu atau lebih
fluida dengan diikuti dengan terjadinya pencampuran sejumlah massa dari
fluida-fluida tersebut disebut dengan heat exchanger tipe kontak langsung.
Perpindahan panas yang diikuti percampuran fluida-fluida tersebut,
biasanya diikuti dengan terjadinya perubahan fase dari salah satu atau labih
fluida kerja tersebut. Terjadinya perubahan fase tersebut menunjukkan
terjadinya perpindahan energi panas yang cukup besar. Perubahan fase
tersebut juga meningkatkan kecepatan perpindahan panas yang terjadi.
Macam-macam dari heat exchanger tipe ini antara lain adalah:

 ImmiscibleFluidExchangers
Heat exchanger tipe ini melibatkan dua fluida dari jenis berbeda untuk
dicampurkan sehingga terjadi perpindahan panas yang diinginkan. Proses
yang terjadi kadang tidak akan mempengaruhi fase dari fluida, namun bisa
juga diikuti dengan proses kondensasi maupun evaporasi. Salah satu
penggunaan heat exchanger ini adalah pada sebuah alat pembangkit listrik
tenaga surya berikut.

3
 Gas-LiquidExchanger
Pada tipe ini, ada dua fluida kerja dengan fase yang berbeda yakni cair dan
gas. Namun umumnya kedua fluida kerja tersebut adalah air dan udara.
Salah satu aplikasi yang paling umum dari heat exchanger tipe ini adalah
pada cooling tower tipe basah. Cooling tower biasa dipergunakan pada
pembangkit-pembangkit listrik tenaga uap yang terletak jauh dari sumber
air. Udara bekerja sebagai media pendingin, sedangkan air bekerja sebagai
media yang didinginkan. Air disemprotkan ke dalam cooling tower
sehingga terjadi percampuran antara keduanya diikuti dengan perpindahan
panas. Sebagian air akan terkondensasi lagi sehingga terkumpul pada sisi
bawah cooling tower, sedangkan sebagian yang lain akan menguap dan ikut
terbawa udara ke atmosfer.

Wet Cooling Tower Termasuk ke Dalam Heat Exchanger Tipe Direct-Contact

4
 Liquid-VapourExchanger
Perpindahan panas yang terjadi antara dua fluida berbeda fase yakni uap air
dengan air, yang juga diikuti dengan pencampuran sejumlah massa antara
keduanya, termasuk ke dalam heat exchanger tipe kontak langsung. Heat
exchanger tipe ini dapat berfungsi untuk menurunkan temperatur uap air
dengan jalan menyemprotkan sejumlah air ke dalam aliran uap air tersebut
(pada boiler proses ini biasa disebut dengan desuperheater spray;
baca artikel berikut), atau juga berfungsi untuk meningkatkan temperatur
air dengan mencampurkan uap air ke sebuah aliran air (proses ini terjadi
pada bagian deaerator pada siklus pembangkit listrik tenaga uap).

B. Macam-macam Heat Exchanger Berdasarkan Jumlah Fluida Kerja


Sebagaan besar proses perpindahan panas antar fluida, melibatkan hanya dua jenis
fluida yang berbeda. Semisal air dengan air, uap dengan air, uap dengan air laut,
dan lain sebagainya. Namun ada pula heat exchanger yang melibatkan lebih dari
dua fluida kerja yang berbeda jenis. Umumnya heat exchanger jenis ini digunakan
pada proses-proses kimiawi, seperti pada contoh sistem di bawah ini yaitu proses
penghilangan kandungan nitrogen dari bahan baku gas alam. Pada sistem ini
dihasilkan gas alam dengan kandungan nitrogen yang lebih rendah sehingga
penggunaan gas alam tersebut pada kebutuhan porses pembakaran selanjutnya
dapat lebih efisien.

Proses Pengolahan Gas Alam Melibatkan Multi Fluid Heat Exchanger

5
C. Macam-macam Heat Exchanger Berdasarkan Bidang Kotak
Perpindahan Panas

Pengklasifikasian heat exchanger selanjutnya adalah berdasarkan luas


bidang kontak terjadinya perpindahan panas antar fluida. Parameter yang
digunakan dalam pengklasifikasian ini adalah sebuah satuan besar luas
permukaan bidang kontak di setiap volume heat exchanger. Semakin luas
permukaan bidang kontak perpindahan panas per satuan volume, maka akan
semakin besar efisiensi perpindahan panas yang didapatkan. Namun hal
tersebut harus juga memperhatikan jenis fluida kerja yang digunakan.
Semakin besar kandungan partikel di dalam fluida tersebut, maka semakin
rendah juga kebutuhan luas permukaan bidang kontak perpindahan panas
pada heat exchanger. Pengklasifikasian heat exchanger berdasarkan hal ini
antara lain adalah Compact Heat Exchanger dengan luas bidang kontak di
atas 700 m2/m3; Laminar Flow Heat Exchanger dengan luas bidang
permukaan di atas 3000 m2/m3; serta Micro Heat Exchanger dengan luas
bidang kontak di atas 15000 m2/m3. Untuk lebih jelasnya mari kita
perhatikan gambar di bawah ini.

Klasifikasi Heat Exchanger Berdasarkan Luas Permukaan Perpindahan Panas

6
Dalam proses-proses industri, perpindahan energi
dilaksanakan dengan berbagai ragam cara, termasuk di antaranya
dengan konduksi di dalam pemanas tahanan-listrik; konduksi-
konveksi didalam penukar panas (heat exchanger), ketel didih
(boiler) dan kondensor (condensor), radiasi di dalam tungku
(furnace) dan pengering panas-radiasi (radiant-heat dryer), dan
dengan berbagai metode khusus seperti pemanasan dielektrik.
Sering kali peralatan itu bekerja dalam kondisi keadaan-stedi
(steady state). Tetapi dalam berbagai proses ada pula yang
operasinya siklus, seperti misalnya dalam tungku regenerasi dan
dalam bejana-proses berpengaduk.
Peralatan penukar panas pada umumnya digunakan di
industri kimia, baik di bagian proses maupun utilitas. Peralatan
tersebut dapat berupa penukar panas yang berfungsi sebagai
pemanas atau pendingin, boiler, dryer, cooling tower, condensor,
evaporator, dan sebagainya. Terkadang dalam alat penukar panas
disertai juga perpindahan massa, misalnya penguapan,
pengembunan, atau perpindahan massa antar fase.

Rancangan umum peralatan penukar-panas.


Perancangan dan pengujian peralatan praktis untuk
pertukaran.panas didasarkan atas prinsip-prinsip perpindahan panas.
Pertama, harus dibuat dulu neraca bahan dan neraca energi. Dari
hasil neraca itu, dihitung luas bidang perpindahan- panas yang
diperlukan. Besaran yang harus dihitung selanjutnya adalah
koefisien perpindahan-panas menyeluruh, beda-suhu rata-rata, dan
dalam peralatan siklus (daur), waktu siklusnya. Dalam peranti-
peranti sederhana, besaran-besaran ini dapat dievaluasi dengan
mudah dengan ketelitian yang cukup tinggi, tetapi dalam peralatan
yang rumit evaluasi ini mungkin tidak mudah dan mengandung
berbagai ketakpastian. Rancangan akhir hampir selalu merupakan
kompromi yang didasarkan atas pertimbangan keteknikan guna

7
memberikan unjuk-kerja menyeluruh yang terbaik dari berbagai
segi persyaratan tugas kerjanya.
Kadang-kadang rancangan itu ditentukan oleh berbagai
pertimbangan yang hampir tidak ada hubungannya sama sekali
dengan perpindahan-panas, seperti, umpamanya, ruang yang
tersedia untuk menempatkan peralatan itu, atau penurunan tekanan
yang dapat diperbolehkan dalam arus fluida. Penukar-panas jenis
tabung, pada umumnya dirancang sesuai dengan berbagai standar
dan kode, seperti Standards of the Turbulen Exchanger
Manufacturers Association (TEMA) 'Standar Asosiasi Pembuat
Penukar Panas jenis Tabung’, dan ASME-API Unfired Pressure
Vessel Code* 'Kode Bejana Tanpa-Api dari ASME-API', yang
memuat secara rinci bahan alat, metode pembuatan, teknik
perancangan, dan dimensinya.

Penukar-panas merupakan peralatan yang sangat penting dan


banyak digunakan dalam industri pengolahan; sedemikian rupa,
sehingga rancangannya pun sudah sangat berkembang. Standar-
standar yang telah disusun dan diterima oleh TEMA sudah ada dan
meliputi perincian mengenai bahan konstruksi, metode konstruksi,
teknik perancangan, dan dimensi-dimensi dari penukar panas.
Bagian berikut ini akan menguraikan beberapa jenis penukar-panas
yang penting-penting saja dan membahas prinsip-prinsip yang
berkenaan dengan segi keteknikan, perancangan, dan operasinya.

8
Arah aliran dalam alat penukar panas.
Penukar panas dapat dibedakan berdasarkan pola aliran ada dua macam yaitu :
a. searah (cocurrent); arah aliran media panas dan dingin searah
b. berlawanan arah (counter current); arah aliran media panas dan dingin
berlawanan arah.

media panas media panas

media dingin
media dingin

b. counter current
a. cocurrent

Arah aliran media panas dan dingin.


Jika fluida yang satu masuk pada satu ujung penukar panas, sedang fluida
yang satu lagi pada ujung yang lain, lalu masing-masing mengalir menurut
arah yang berlawanan. Aliran demikian biasanya dinamakan aliran lawan-arah
(counter current flow) atau aliran berlawman (counterflow). Kulva suhu
terhadap panjang untuk kasus demikian terlihat pada Gambar (a) Keempat
suhu terminal ditandai sebagai berikut :
Suhu-masuk fluida panas, Tha
Suhu-keluar fluida panas. Thb
Suhu-masuk fluida dingin,
Tca Suhu-keluar fluida
dingin, Tcb

9
Aliran searah jarang digunakan pada penukar panas
satu-liritas seperti pada Gambar (b), karena, kalau kita periksa
Gambal tersebut akan terlihat bahwa dengan cara ini kita tidak
akan dapat membuat suhu-keluar fluida yang satu mendekati
suhu- masuk fluida yang kedua, dan panas yang dapat
dipindahkan akan kurang dan yang dapat dipindahkan bila
aliran itu lawan-arah.
Pada penukar panas lintas banyak, aliran searah
digunakan pada beberapa lintas, terutama karena alasan
mekanik, dan hal ini mempunyai pengaruh terhadap kapasitas
dan pendekatan suhu. Aliran searah biasanya digunakan
dalam situasi khusus, di mana suhu maksimum fluida dingin
perlu dibatasi, atau dalam hal dimanater dapat keharusan
mengubah suhu fluida dengan cepat; sedikitnya, salah satu
fluida.

10
Contoh : penukar-panas pipa-rangkap (double pipe exchanger)

Alat penukar panas ini dirakit dari pipa logam standar


dengan pipa-balik dan ujung-balik yang standar pula, dimana
ujung balik itu diperlengkapi dengan peti gasket. Fluida yang
satu mengalir di dalam pipa, sedang fluida yang kedua
mengalir di dalam ruang anulus antara pipa-luar dan pipa-
dalam.
Fungsi penukar panas ialah untuk menaikkan suhu
fluida dingin dan menurunkan suhu fluida panas. Contoh
penukar in biasanya menggunakan pipa dalam dengan
diameter 1 ¼ in. dan pipa luar 2 ½ in., keduanya pipa IPS.
Penukar panas demikian mungkin terdiri dari beberapa
lintasan yang disusun dalam susunan vertikal.
Penukar-panas pipa-rangkap biasanya digunakan bila
luas permukaan yang diperlukan tidak lebih dari 100 sampal
150 ft2. Untuk kapasitas yang lebih besar biasanya diperlukan
penukar-panas jenis selongsong-dan-tabung (shell-and-tubes
exchanger) yang lebih rumit, yang mempunyai luas
peirnukaan beberapa ribu kaki persegi.

Penukar panas lintas-tunggal 1-1 (1-1 shell and tube exchanger).

Penukar-panas pipa-rangkap (double-pipe exchanger)

11
yang sederhanaternyata tidak memadai untuk laju aliran yang
lebih besar dari yang dapat ditangani dengan beberapa buah
tabung saja. Jika kita menggunakan banyak penukar-panas
pipa-rangkap secara paialel, bobot logam yang digunakan
sebagai pipa-luar akan menjadi sedemikian tinggi sehingga
penggunaan konstrukksi selongsong dan tabung (shell- and-
tube) seperti pada dibawah ini, di mana satu selongsong
melayani sejumlah tabung sekallgus, akan menjadi lebih
ekonomis.
Penukar-panas ini, karena hanya melakukan satu lintas
di sebelah selongsong dan satu lintas pula di dalam tabung,
disebut penukar-panas 1-1.

Dalam penukar-panas itu, koefisien perpindahan-


panas sisi-selongsong (sebelah ke selongsong) dan koefisien
sisi-tabung sama-sama penting, dan keduanya harus cukup
besar agar koefisien menyeluruh yang memuaskan, dapat
tercapai. Kecepatan dan keturbulenan zat cair sisi-selongsong
juga tidak kalah pentingnya dari kecepatan dan keturbulenan
zat cair sisi-tabung.
Untuk meningkatkan aliran silang dan menaikkan
kecepatan rata-rata fluida sisi-selongsong maka pada
selongsong itu dipasang sekat-sekat.Dalam konstruksi yang
terlihat pada Gambar tersebut, sekat-sekat A terbuat dari
lembaran logam berbentuk piring bundar yang satu asinya

12
dipotong, Dalam praktek biasanya segmen itu dipotong pada
tinggi seperempat diameter selongsong. Sekat-sekat demikian
disebut sekat 25 persen (25 percent baffles). Sekat Itu lalu
diberi lubang-lubang untuk melakukan tabung-tabung.
Agar kebocoran dapat dibuat minimum, ruang-bebas
pemasangan antara sekat dan selongsong dan tabung harus
dibuat sekecil mungkin. Sekat itu ditunjang oleh sebuah atau
beberapa buah batangan pemandu C yang dipasangkan di
antara kedua plat tabung (tube sheet) D dan D' dengan
sekrup pengencang. Agar sekat-sekat itu terpasang erat di
tempatnya, pada batangan C itu dipasang pula potongan-
potongan tabung pendek E sebagai penjaga Jarak antara sekat-
sekat. Dalam merakit penukar- panas itu, plat tabung harus
dipasang terlebih dahulu, lalu berturut-turut batangan
penunjang, penjarak (tabung penjaga jarak), dan sekat, dan
barulah tabung- tabungnya.
Peti gasket (stuffing box) sebagaimana terlihat pada
ujung kanan, gunanya adalah untuk menampung
kemungkinan ekspansi tabung itu. Tetapi konstruksi ini hanya
praktis untuk selongsong kecil.

Koefisien perpindahan-panas
Koefisien perpindahan-panas hi, untuk fluida sisi-
tabung dalam penukai-panas selongsong-dan-tabung dapat
dihitung dan Pers. Korelasi yang sesuai. Koefisien yang untuk
sisi-selongsong ho tidak dapat dihitung seperti itu karena arah
alirannya sebagian sejajar dengan tabung dan sebagian lagi
menyilangnya; disamping itu luas penampang aliran dan
kecepatan massa aliran berubah-ubah pula pada waktu fluida
itu bolak-balik menyilang berkas tabung itu di dalam
selongsong.
Demikian pula, kebocoran antara sekat dan

13
selongsong, serta antara sekat dan tabung menyebabkan
terjadinya hubungan singkat antara sebagian zat-cair sisi-
selongsong dan hal ini menurunkan efektivitas penukar-panas
itu. Suatu persamaan untuk pendekatan namun sangat
bermanfaat untuk menaksir koefisien sisi selongsong, ialah
persamaan Donohue3 (4), yang didasarkan atas kecepatan-
massa yang dirata-ratakan dengan pembobotan, Ge antara
fluida yang mengalir sejajar dengan tabung dan fluida yang
mengalir menyilang tabung. Kecepatan massa Gb, yang
sejajar dengan tabung ialah laju aliran-massa dibagi dengan
luas bidang bebas yang dapat di.gunakan untuk aliran dalam
jendela sekat Sb. (Jendela sekat ialah bagian dari penampang
selongsong yang tidak diisi sekat). Luas ini sama dengan luas
jendela sekat dikurangi dengan luas yang diisi tabung ; atau

(1)

dimana fb = fraksi luas penampang selongsong yang digunakan


oleh Jendela sekat (biasanya 0,1955)

Ds = diameter-dalam selongsong
Nb = banyaknya tabung dalam jendela sekat
Do = diameter-luar tabung.

14
2. Kelompok Unit Operasi Fraksionasi Pemisahan Campuran
Molekuler
Dalam Kimia dan teknik kimia, proses pemisahan digunakan untuk
mendapatkan dua atau lebih produk yang lebih murni dari
suatu campuran senyawa kimia.

Sebagian besar senyawa kimia ditemukan di alam dalam keadaan


yang tidak murni. Biasanya, suatu senyawa kimia berada dalam keadaan
tercampur dengan senyawa lain. Untuk beberapa keperluan seperti sintesis
senyawa kimia yang memerlukan bahan baku senyawa kimia dalam
keadaan murni atau proses produksi suatu senyawa kimia dengan kemurnian
tinggi, proses pemisahan perlu dilakukan. Proses pemisahan sangat penting
dalam bidang teknik kimia. Suatu contoh pentingnya proses pemisahan
adalah pada proses pengolahan minyak bumi. Minyak bumi merupakan
campuran berbagai huuuhidrokarbon. Pemanfaatan hidrokarbon-
hidrokarbon penyusun minyak bumi akan lebih berharga bila memiliki
kemurnian yang tinggi. Proses pemisahan minyak bumi menjadi komponen-
komponennya akan menghasilkan produk LPG, solar, avtur, pelumas, dan
aspal.

Secara mendasar, proses pemisahan dapat diterangkan sebagai


proses perpindahan massa. Proses pemisahan sendiri dapat diklasifikasikan
menjadi proses pemisahan secara mekanis atau kimiawi. Pemilihan jenis
proses pemisahan yang digunakan bergantung pada kondisi yang dihadapi.
Pemisahan secara mekanis dilakukan kapanpun memungkinkan karena
biaya operasinya lebih murah dari pemisahan secara kimiawi. Untuk
campuran yang tidak dapat dipisahkan melalui proses pemisahan mekanis
(seperti pemisahan minyak bumi), proses pemisahan kimiawi harus
dilakukan.

Proses pemisahan suatu campuran dapat dilakukan dengan berbagai


metode. Metode pemisahan yang dipilih bergantung pada fase komponen
penyusun campuran. Suatu campuran dapat berupa campuran homogen
(satu fase) atau campuran heterogen (lebih dari satu fase). Suatu campuran
heterogen dapat mengandung dua atau lebih fase: padat-padat, padat-cair,

15
padat-gas, cair-cair, cair-gas, gas-gas, campuran padat-cair-gas, dan
sebagainya. Pada berbagai kasus, dua atau lebih proses pemisahan harus
dikombinasikan untuk mendapatkan hasil pemisahan yang diinginkan.

EVAPORATOR

Evaporator adalah alat yang banyak digunakan dalam industri


kimia untuk memekatkan suatu larutan. Pada proses fisik, evaporator
memerlukan energi untuk mengubah cair menjadi uap. Evaporator
menggunakan proses penguapan untuk menurunkan pelarut,
evaporator membutuhkan panas dalam pengoperasiannya. salah satu
sumber panas untuk evaporator berasal dari uap air yang terbentuk dari
boiler steam atau buangan uap proses lain

. Rotary vakum evaporator adalah instrumen yang


menggunakan prinsip destilasi (pemisahan). Prinsip utama dalam instrumen
ini terletak pada penurunan tekanan pada labu alas bulat dan pemutaran labu
alas bulat hingga berguna agar pelarut dapat menguap lebih cepat dibawah
titik didihnya. Instrumen ini lebih disukai, karena hasil yang diperoleh
sangatlah akurat. Bila dibandingkan dengan teknik pemisahan lainnya,
misalnya menggunakan teknik pemisahan biasa yang menggunakan metode
penguapan menggunakan oven. Maka bisa dikatakan bahwa instrumen ini
akan jauh lebih unggul. Karena pada instrumen ini memiliki suatu teknik
yang berbeda dengan teknik pemisahan yang lainnya. Dan teknik yang
digunakan dalam rotary vakum evaporator ini bukan hanya terletak pada
pemanasannya tapi dengan menurunkan tekanan pada labu alas bulat dan
memutar labu alas bulat dengan kecepatan tertentu. Karena teknik itulah,
sehingga suatu pelarut akan menguap dan senyawa yang larut dalam pelarut
tersebut tidak ikut menguap namun mengendap. Dan dengan pemanasan
dibawah titik didih pelarut, sehingga senyawa yang terkandung dalam pelarut
tidak rusak oleh suhu tinggi.

16
Metode Evaporasi
Prinsip-prinsip Evaporasi
1. Penguapan atau evaporasi merupakan perubahan wujud zat dari cair
menjadi uap

Penguapan betujuan memisahkan pelarut (solvent) dari larutan


sehingga menghsilkan larutan yang lebih pekat

2. Evaporasi merupakan proses pemisahan terroal, dipakani secara luas


untukk merekatkan cairan dalam bentuk larutan, suspensi maupun
emulsi dengan cara menguapkan pelarutnya, umumnya air dan cairan.

3. Evaporasi menghasilkan cairan yang lebih pekat, tetapi masih berup


cairan pekat yang dapat dipompa sebagai hasil utama, reaksi kadang-
kadang ada pula cairan volatile sebagai hasil utama, misalnya selama
pemulihan pelarut.

Pertimbangan Pemilihan Evaporator :

1. Kontak panas harus tetap menjaga produk yang harus diuapkan

2. Pemeriksaan permukaan cukup mudah dengan membukan rak evaporator


3. Ekonomis dibuat bertingkat atau rekompressi termal/mekanis
4. Ukuran disesuaikan dengan kapsitas produksinya
5. Mudah pembersihan dan perawatannya
6. Mudah dioperasikan, suara tidak gaduh
7. Bahan pembuatannya cukup baik

17
Komponen dan Cara kerja evaporator
a. Komponen evaporator

Gambar rangkaian alat evaporator

Pada gambar diatas, akan saya jelaskan beberapa nama beserta fungsinya :

1. Hot plate : berfungsi untuk mengatur suhu pada waterbath dengan


temperatur yang diinginkan (tergantung titik didih dari pelarut)

2. Waterbath : sebagai wadah air yang dipanaskan oleh hot plate untuk labu
alas yang berisi “sampel”

3. Ujung rotor “sampel” : berfungsi sebagai tempat labu alas bulat sampel
bergantung.
4. Lubang kondensor : berfungsi pintu masuk bagi air kedalam
kondensor yang airnya disedot oleh pompa vakum.

5. Kondensor : serfungsi sebagai pendingin yang mempercepat proses


perubahan fasa, dari fasa gas ke fasa cair.

6. Lubang kondensor : berfungsi pintu keluar bagi air dari dalam kondensor.
7. Labu alas bulat penampung : berfungsi sebagai wadah bagi penampung
pelarut.

18
8. Ujung rotor “penampung” : berfungsi sebagai tempat labu alas
bulat penampung bergantung.

Cara kerja
4. Dimasukkan aquadest kedalam waterbath
5. Dimasukkan larutan sampel yang akan diuapkan ke labu als bulat
6. Dipanaskan waterbath sesuai suhu pelarut yang digunakan
7. Labu alas bulat yang berisi sampel di pasang pada ujung rotor
8. Dialiri air pendingin dan vakum dijalankan.

9. Tombol rotor diputar dengan kecepatan tertentu (5-8 putaran)

Perlu diperhatikan, bahwa penguapan dapat terjadi karena adanya


pemanasan menggunakan hot plate yang dibantu dengan penurunan tekanan
pada labu alas bulat “sampel” yang dipercepat dengan pemutaran pada labu
alas bulat “sampel”. Dengan bantuan pompa vakum yang mengalirkan air
dingin (es) dari suatu wadah kedalam kondensor dan dikeluarkan lagi oleh
kondensor kepada wadahnya lagi dan dimasukkan lagi dan seterusnya,
karena proses ini berjalan secara kontinyu. sehingga ketika uap dari pelarut
mengenai dinding-dinding kondensor, maka pelarut ini akan mengalami
yang proses yg dinamakan proses kondensasi, yaitu proses yang mengalami
perubahan fasa dari fasa gas ke fasa cair. Adapun demikian, proses penguapan
ini dilakukan hingga diperoleh pelarut yang sudah tidak menetes lagi pada
labu alas bulat penampung dan juga bisa dilihat dengan semakin kentalnya
zat yang ada pada labu alas bulat sampel dan terbentuk gelembung-
gelembung pecah pada permukaan zatnya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses evaporator


1. Konsentrasi dalam cairan
Untuk liquida msuk evaporator dalam keadaan encer, juga semakin pekat
larutan, semakin tinggi pula titik didih larutan dan untuk ini harus
diperhatikan adanya kenaikan titik didih (KTD).

19
2. Kelatutan solute dalam larutan
a. Dengan demikian pekatnya larutan, maka konsentrasi solute makin
tinggi pula, sehingga btas hasil kali kelarutan dapat terlampaui yang
akibatnya terbentuk Kristal solute. Jika dengan adanya hal ini, dalam
evaporasi harus diperhatikan batas konsentrasi solute yang maksimal
yang dapat dihasilkan oleh proses evaporasi.

b. Pada umumnya, kelarutan suatu granul/solid makin besar dengan


makin tingginya suhu, sehingga pada waktu “drainage” dalam keadaan
dingin dapat terbentuk Kristal yang dalam hal ini dapat merusak
evaporator. Jadi harus diperhatikan suhu drainage.

c. Sensitifitas materi terhadap suhu dan lama pemanasan


Beberapa zat materi yang dipanaskan dalam evaporasi tidak tahan
terhadap suhu tinggi atau terhadap pemanasan yang terlalu alam.
Misalnya bahan-bahan biologis seperti susu, jus, bahan-bahan farmasi
dan sebagainya. Jadi untuk zat-zat semacam ini diperlukan suatu cara
tertentu untuk mengurangi waktu pemanasan dan suhu operasi.

d. Pembuataan buih dan percikan


Kadang-kadang beberapa zat, seperti larutan NaOH, “skim milk” dan
beberapa asam lemak akan menimbulkan buih, busa yang cukup
banyak selama penguapan disertai dengan percikan-percikan liquida
yang tinggi. Buih/percikan ini dapat terbawa oleh uap yang keluar dari
evaporator dan akibatnya terjadi kehilangan. Jadi harus diusahakan
pencegahannya.

e. Pembentukan kerak
Banyak larutan yang sifatnya mudah membentuk kerak/endapan.
Dengan terbentuknya kerak ini akan mengurangi overall heat transfer
coefficient, jadi diusahakan konsentrasi/teknikevaporator yang tepat
karena biaya pembersihan kerak atau memakan waktu atau biaya.

20
EVAPORASI

Operasi evaporasi atau penguapan pada dasarnya merupakan operasi


pendidihan khusus, dimana terjadi peristiwa perpindahan panas dalam cairan
mendidih. Tujuan operasi evaporasi adalah untuk memperoleh larutan pekat dari
larutan encer dengan jalan pendidihan dan penguapan. Yang dimaksud dengan
larutan adalah terdiri dari zat terlarut yang tidak mudah menguap dan pelarut
yang mudah menguap. Pelarutnya dalam kebanyakan hal adalah air, tetapi dapat
juga cairan lain.
Memeriksa kondisi evaporator sebelum dioperasikan :

a. Evaporator sebelum dioperasikan harus diperiksa


bagian-bagiannya agar kinerjanya menjadi
optimum.
b. Kondensor diperiksa fungsi kerjanya dengan cara
membersihkan ruang kondensasi.
c. Injeksi uap juga diperiksa apakah pengukur tekanan
berfungsi dengan baik atau tidak.
d. Perangkap uap juga diperiksa jika terjadi kebocoran-keborocan

e. Perangkap tetap dibersihkan dari debu dan kotoran.

Pelaksanaan Proses Evaporasi

Evaporasi dilaksanakan dengan cara menguapkan sebagian dari pelarut pada


titik didihnya, sehingga diperoleh larutan zat cair pekat yang konsentrasinya
lebih tinggi. Uap yang terbentuk pada evaporasi biasanya hanya terdiri dari satu
komponen, dan jika uapnya berupa campuran umumnya tidak diadakan usaha
untuk memisahkan komponenkomponennya.
Dalam evaporasi zat cair pekat merupakan produk yang dipentingkan,
sedangkan uapnya biasanya dikondensasikan dan dibuang. Disinilah letak
perbedaan antara evaporasi dan distilasi. Proses evaporasi dengan skala
komersial di dalam industri kimia dilakukan dengan peralatan yang namanya
evaporator.

21
Perlengkapan peralatan :

Evaporator, kondensor, Injeksi uap, perangkap uap,


perangkap tetes Proses evaporasi didokumentasikan dalam
lembar pelaporan sesuai data :
- Kerja kondensor

- Kerja injeksi uap

- Kerja perangkap uap

- Kerja perangkap tetes

Contoh-contoh Operasi Evaporasi dalam Industri Kimia

- Pemekatan larutan NaOH

- Pemekatan larutan KNO3

- Pemekatan larutan NaCL

- Pemekatan larutan nira dan lain-lain.

22
3. Kelompok Unit Operasi Reaksi

Reaksi kimia adalah suatu proses alam yang selalu menghasilkan


antarubahan senyawa kimia. Senyawa ataupun senyawa-senyawa awal
yang terlibat dalam reaksi disebut sebagai reaktan. Reaksi kimia biasanya
dikarakterisasikan dengan perubahan kimiawi, dan akan menghasilkan satu
atau lebih produk yang biasanya memiliki ciri-ciri yang berbeda dari
reaktan. Secara klasik, reaksi kimia melibatkan perubahan yang melibatkan
pergerakan elektron dalam pembentukan dan pemutusan ikatan kimia,
walaupun pada dasarnya konsep umum reaksi kimia juga dapat diterapkan
pada transformasi partikel-partikel elementer seperti pada reaksi nuklir.

Reaksi-reaksi kimia yang berbeda digunakan bersama dalam sintesis


kimia untuk menghasilkan produk senyawa yang diinginkan.
Dalam biokimia, sederet reaksi kimia
yang dikatalisis oleh enzim membentuk lintasan metabolisme, di mana
sintesis dan dekomposisi yang biasanya tidak mungkin terjadi di dalam sel
dilakukan.

23
4. Simbol-simbol Peralatan Industri Kimia

24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
Simbol Nama Alat Fungsi

Pompa Transportasi Fluida

Heater Pemanas

Cooler Pendingin

Tanki Tempat Penampungan

Decanter Pemisah

Evaporator Penguapan

Vessel Pemisah

40
Destilasi Pemisah

41
42
SOAL DAN JAWABAN

1. Sebutkan & jelaskan jenis heat exchanger tipe kotak langsung !


Heat exchanger jenis ini masih dibagi menjadi beberapa jenis lagi,
yaitu:
Jawab:
 Heat Exchanger Tipe Direct-Transfer
Pada heat exchanger tipe ini, fluida-fluida kerja mengalir
secara terus-menerus dan saling bertukar panas dari fluida
panas ke fluida yang lebih dingin dengan melewati dinding
pemisah.
 Storage Type Exchanger
Heat exchanger tipe ini memindahkan panas dari fluida
panas ke fluida dingin secara intermittent (bertahap)
melalui dinding pemisah
 Fluidized-Bed Heat Exchanger
Heat exchanger tipe ini menggunakan sebuah komponen
solid yang berfungsi sebagai penyimpan panas yang berasal
dari fluida panas yang melewatinya

2. Sebutkan & jelaskan perbedaan penukar panas berdasarkan pola


alirannya !
Jawab:

Penukar panas dapat dibedakan berdasarkan pola aliran ada dua


macam yaitu : searah (cocurrent); arah aliran media panas dan
dingin searah dan berlawanan arah (counter current); arah aliran
media panas dan dingin berlawanan arah.

3. Dalam teknik kimia proses pemisahan digunakan untuk?


Jawab:

Dalam Kimia dan teknik kimia, proses pemisahan digunakan untuk


mendapatkan dua atau lebih produk yang lebih murni dari
suatu campuran senyawa kimia.

43
4. Pemilihan Evaporator yang baik dapat dilakukan dengan
mempertimbangkan beberapa hal, yaitu?

Jawab:
 Kontak panas harus tetap menjaga produk yang harus
diuapkan

 Pemeriksaan permukaan cukup mudah dengan


membukan rak evaporator
 Ekonomis dibuat bertingkat atau rekompressi
termal/mekanis
 Ukuran disesuaikan dengan kapsitas produksinya
 Mudah pembersihan dan perawatannya
 Mudah dioperasikan, suara tidak gaduh
 Bahan pembuatannya cukup baik

5. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi jalannya Evaporator !


Jawab:
 Konsentrasi dalam cairan

 Kelatutan solute dalam larutan

6. Apakah fungsi dari Heat Exchanger tipe Liquid-VapourExchanger


?
Jawab:
Heat exchanger tipe ini dapat berfungsi untuk menurunkan
temperatur uap air dengan jalan menyemprotkan sejumlah air ke
dalam aliran uap air tersebut (pada boiler proses ini biasa disebut
dengan desuperheater spray;), atau juga berfungsi untuk
meningkatkan temperatur air dengan mencampurkan uap air ke
sebuah aliran air (proses ini terjadi pada bagian deaerator pada
siklus pembangkit listrik tenaga uap).

44
7. Sebutkan besaran-besaran yang harus dihitung dalam rancangan
umum peralatan penukar panas!
Jawab:
 koefisien perpindahan-panas menyeluruh
 beda-suhu rata-rata
 dan dalam peralatan siklus (daur)
 waktu siklusnya

8. Prinsip utama dari instrument Rotary vakum evaporator adalah….


Jawab:
Prinsip utama dalam instrumen ini terletak pada penurunan
tekanan pada labu alas bulat dan pemutaran labu alas bulat hingga
berguna agar pelarut dapat menguap lebih cepat dibawah titik
didihnya.

9. Kapan Penukar-panas pipa-rangkap bisa digunakan?


Jawab:

Penukar-panas pipa-rangkap biasanya digunakan bila luas


permukaan yang diperlukan tidak lebih dari 100 sampal 150
ft2. Untuk kapasitas yang lebih besar biasanya diperlukan
penukar-panas jenis selongsong-dan-tabung (shell-and-tubes
exchanger) yang lebih rumit, yang mempunyai luas
peirnukaan beberapa ribu kaki persegi.
10. Sebutkan contoh-contoh Operasi Evaporasi dalam Industri
Kimia!
Jawab:
 Pemekatan larutan NaOH

 Pemekatan larutan KNO3

 Pemekatan larutan NaCL

 Pemekatan larutan nira dan lain-lain.

45
11. Sebutkan 5 peralatan di Industri Kimia dan gambarkan simbolnya!
Jawab:
1. Evaporator

2. Tangki

3. Cooler

4. Heater

5. Decanter

12. Sebutkan macam-macam Heat Exchanger berdasarkan Bidang


Kotak Perpindahan Panas!
Jawab:
1. Compact Heat Exchanger
2. Laminar Flow Heat Exchanger
3. Micro Heat Exchanger

13. Apa yang dimaksud dengan Heat Exchanger Tipe Kontak


Langsung?

46
Jawab:
Yaitu Heat Exchanger yang di dalamnya terjadi perpindahan panas
antara satu atau lebih fluida dengan diikuti dengan terjadinya
pencampuran sejumlah massa dari fluida-fluida tersebut.

14. Apa tujuan penggunaan Evaporator dalam proses industry?


Jawab:
Bertujuan memisahkan pelarut (solvent) dari larutan
sehingga menghasilkan larutan yang lebih pekat

15. Apa fungsi dari Peti Gasket ( Stuffing Box ) dalam Penukar-
panas shell- and-tube?
Jawab:
Yaitu untuk menampung kemungkinan ekspansi tabung dalam
alat tersebut.

16. Jelaskan macam-macam jenis Heat Exchanger tipe kontak tak


langsung !
Jawab:
 Heat Exchanger Tipe Direct-Transfer
 Storage Type Exchanger
 Fluidized-Bed Heat Exchanger

17. Sebutkan Faktor-faktor yang mempengaruhi proses evaporator!


Jawab:
 Konsentrasi dalam cairan
 Kelatutan solute dalam larutan
 sensitifitas materi terhadap suhu dan lama pemanasan
 Pembuataan buih dan percikan
 Pembentukan kerak

18. Sebutkan Cara kerja evaporator!


Jawab:
 memasukkan aquadest kedalam waterbath
 memasukkan larutan sampel yang akan diuapkan ke labu
alas bulat
 memanaskan waterbath sesuai suhu pelarut yang digunakan

47
 Labu alas bulat yang berisi sampel di pasang pada ujung
rotor
 mengaliri air pendingin dan vakum dijalankan.
 Tombol rotor diputar dengan kecepatan tertentu (5-8
putaran)

19. Sebutkan kondisi evaporator yang harus diperiksa sebelum


dioperasikan!
Jawab:
 Evaporator sebelum dioperasikan harus diperiksa bagian-
bagiannya agar kinerjanya menjadi optimum.
 Kondensor diperiksa fungsi kerjanya dengan cara
membersihkan ruang kondensasi.
 Injeksi uap juga diperiksa apakah pengukur tekanan
berfungsi dengan baik atau tidak.
 Perangkap uap juga diperiksa jika terjadi kebocoran-
keborocan
 Perangkap tetap dibersihkan dari debu dan kotoran.

20. Sebutkan nama dan fungsi komponen evaporator!


Jawab:
 Hot plate : berfungsi untuk mengatur suhu pada waterbath
dengan temperatur yang diinginkan (tergantung titik didih
dari pelarut)
 Waterbath : sebagai wadah air yang dipanaskan oleh hot
plate untuk labu alas yang berisi “sampel”
 Ujung rotor “sampel” : berfungsi sebagai tempat labu alas
bulat sampel bergantungLubang kondensor : berfungsi
pintu masuk bagi air kedalam kondensor yang airnya
disedot oleh pompa vakum.
 Kondensor : serfungsi sebagai pendingin yang
mempercepat proses perubahan fasa, dari fasa gas ke fasa
cair.
 Lubang kondensor : berfungsi pintu keluar bagi air dari
dalam kondensor.
 Labu alas bulat penampung : berfungsi sebagai wadah bagi
penampung pelarut.
 Ujung rotor “penampung” : berfungsi sebagai tempat labu
alas bulat penampung bergantung.

48
KESIMPULAN

Berdasarkan seluruh isi makalah yang dibuat, dapat disimpulkan bahwa :

1. Mentransfer energi panas (entalpi) antara dua atau lebih fluida, antara
permukaan padat dengan fluida, atau antara partikel padat dengan fluida,
pada temperatur yang berbeda serta terjadi kontak termal. Lebih lanjut, heat
exchanger dapat pula berfungsi sebagai alat pembuang panas, alat
sterilisasi, pesteurisasi, pemisahan campuran, distilisasi (pemurnian,
ekstraksi), pembentukan konsentrat, kristalisasi, atau juga untuk mengontrol
sebuah proses fluida.

2. Sebagian besar senyawa kimia ditemukan di alam dalam keadaan yang


tidak murni. Biasanya, suatu senyawa kimia berada dalam keadaan
tercampur dengan senyawa lain. Untuk beberapa keperluan seperti sintesis
senyawa kimia yang memerlukan bahan baku senyawa kimia dalam
keadaan murni atau proses produksi suatu senyawa kimia dengan kemurnian
tinggi, proses pemisahan perlu dilakukan.

3. Reaksi kimia adalah suatu proses alam yang selalu menghasilkan


antarubahan senyawa kimia. Senyawa ataupun senyawa-senyawa awal
yang terlibat dalam reaksi disebut sebagai reaktan. Reaksi kimia biasanya
dikarakterisasikan dengan perubahan kimiawi, dan akan menghasilkan satu
atau lebih produk yang biasanya memiliki ciri-ciri yang berbeda dari
reaktan.

4. Adanya simbol-simbol dalam industry kimia berfungsi:

 Tanda yang terlihat untuk menggantikan gagasan atau objek.

 Tanda ataupun syarat untuk mewakili sesuatu, misalnya arti,


kualitas, objek, abstraksi dan gagasan.

 Tanda untuk menyempurnakan suatu persoalan.

 Tanda untuk memperjelas atau sebagai penyampai informasi


peralatan-peralatan yang digunakan pada industry kimia.

49
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Unit_operasi

https://id.scribd.com/doc/130346631/Makalah-Alat-Industri-Kimia

https://www.academia.edu/8994773/UNIT_OPERASI

https://www.academia.edu/27514412/MAKALAH_KIMIA_Alat_dan_Simbol_di
_Laboratorium_

50

Anda mungkin juga menyukai