BAB I
PENDAHULUAN
1.2.2 Konduktivitas
Konduktivitas adalah kemampuan suatu larutan dalam menghantarkan arus
listrik. Konduktivitas digunakan untuk ukuran larutan elektrolit. Konsentrasi
elektrolit sangat menentukan besarnya konduktivitas. Daya hantar suatu larutan
tergantung dari :
a. jumlah ion yang ada
b. kecepatan dari ion-ion pada beda potensial antara kedua elektroda.
Jika larutan diencerkan maka untuk elektrolit lemah α nya semakin besar dan
untuk elektrolit kuat gaya tarik antara ion semakin kecil. Pada pengenceran tidak
terhingga, daya hantar ekivalent elektrolit hanya tergantung pada daya ionnya.
Masing-masing ion mempunyai daya hantar ekivalent yang tergantung pada :
- jumlah ion yang ada
- kecepatan ion pada beda potensial antara kedua elektroda yang ada.
Jumlah ion yang ada tergantung dari jenis elektrolit (kuat atau lemah) dan
konsentrasi, selanjutnya pengenceran baik untuk elektrolit lemah atau kuat
memperbesar daya hantar dan mencapai harga maksimum pada pengenceran tak
terhingga (Sukardjo, 1990).
Penghantar logam disebut penghantar kelas utama, dalam penghantar ini listrik
mengalir sebagai electron. Tekanan dari penghantar ini bertambah dengan naiknya
temperatur. Larutan eleltrolit juga dapat menghantarkan listrik, penghantar kedua.
Dalam penghantar ini disebabkan oleh gerakan ion-ion dari kutub satu ke kutub
Jumlah ion yang ada tergantung dari elektrolit (kuat/lemah) dan konsentrasi.
Pengenceran untuk elektroda memperbesar daya hantar dan mencapai harga
maksimal pada pengenceran tak terhingga.
2. Kecepatan dari ion pada beda potensial antara kedua elektroda (Tony Bird,
1997).
𝑉 𝑙
= 𝜌
𝐼 𝐴
𝑉. 𝐴 1
𝜌= →→→ 𝐾 =
𝐼. 𝑙 𝜌
1 𝐼. 𝑙
𝐾= 𝑉.𝐴 →→→ 𝐾 =
𝑉. 𝐴
𝐼.𝑙
𝐼 𝐼
𝐽𝐴𝐷𝐼, 𝐾 = 𝑋 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑥 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑙 𝐾.
𝑉 𝐴
𝑙 = 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔.
𝐴 = 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑛𝑎𝑚𝑝𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑙𝑖𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔.
𝐾 = 𝑘𝑜𝑛𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠.
𝜌 = 𝑡𝑎ℎ𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠.
Larutan elektrolit mengandung partikel-partikel yang bermuatan (kation dan
anion. Berdasarkan percobaan yang dilakukan oleh Michael Faraday diketahui
bahwa jika arus listrik yang dialirkan ke dalam larutan elektrolit akan terjadi proses
elektrolisis yang menghasilkan gas. Gelembung gas ini terbentuk karena ion positif
mengalami reaksi reduksi dan ion negatif mengalami oksidasi.K tidak ditentukan
dengan mengukur l dan A, tetapi ditentukan dengan mengukur R suatu larutan yang
telah diketahui Ls nya. Biasanya dipakai larutan KCl dari 1, 0,1 atau 0,01
dermal.
Tabel Daya Hantar Jenis Larutan KCl ( Ohm-1cm-1).
multimeter
Power
SupplyPower
𝜇𝐴𝜇𝐴
kabelkabel
Penjepit buayaPenjepit
buaya
Batang
platinaBatang
BAB II
METODOLOGI
2.1. Alat
a. Gelas Kimia e. Botol Semprot
b. Labu Ukur f. Corong
c. Pipet Volume g. Pipet Ukur
d. Bulp h. Sel Konduktansi
2.2 Bahan
a. NaCl 2M e. NaCl 0,001M
b. NaCl 1M f. Minyak Tanah
c. NaCl 0,1M g. Etanol
d. NaCl 0,01M
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.2 Pembahasan
Pada percobaan penentuan konduktivitas ini bertujuan untuk mengetahui
daya hantar larutan NaCl dengan konsentrasi yang berbeda-beda, larutan minyak
tanah dan larutan etanol. Pada percobaan ini, membuat larutan NaCL dengan
konsentrasi yang berbeda-beda yaitu NaCl 2 M, NaCl 1 M, NaCl 0,1 M, dan
NaCl 0,001 M dengan konsentrasi 2 M sebagai larutan induk. Dari larutan induk
tersebut melakukan pengenceran dengan menggunakan aquades sebagai pelarut.
Larutan yang diukur konduktivitasnya adalah larutan NaCl, larutan
minyak tanah dan larutan etanol. Larutan NaCl merupakan larutan elektrolit.
NaCl merupakan senyawa ionik yang bila dilarutkan dalam aquades akan
terionisasi sempurna dan berubah menjadi ion-ion dalam larutannya yaitu ion
Na+ dan Cl- sehingga larutan NaCl ini memiliki muatan yang dapat
menghantarkan listrik. Larutan NaCl merupakan larutan elektrolit kuat, senyawa
termasuk elektrolit kuat mempunyai daya hantar listrik relatif lebih baik
walaupun memiliki konsentrasi yang kecil. Pengaruh konsentrasi pada
pengukuran daya hantar listrik adalah semakin besar konsentrasi larutan maka
daya hantar listriknya semakin besar juga. Hal ini dikarenakan semakin pekat
konsentrasi larutan maka semakin banyak NaCl yang terlarut dalam aquades
sehingga menyebabkan NaCl terionisasi dan menghasilkan muatan-muatan
negatif dan positif. Apabila semakin banyak muatan-muatan dalam larutan maka
semakin besar arus listrik yang dihantarkan, hal ini tentunya akan menyebabkan
nilai daya hantar listrik suatu larutan semakin besar. Begitupun sebaliknya,
dengan larutan memiliki konsentrasi rendah maka semakin sedikit muatan-
muatan yang ada pada larutan semakin kecil daya hantar suatu larutannya.
Saat mengukur konduktivitas, elektroda konduktiviti meter tercelup
seluruhnya ke dalam larutan agar elektroda mengukur daya hantar listrik larutan
secara benar. Apabila tidak tercelup seluruhnya memungkinkan sensor elektroda
tidak akan mengukur konduktivitas dengan benar.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
a. Larutan NaCl merupakan larutan elektrolit
b. Larutan NaCl konsentrasi 2M memiliki nilai konduktivitas sebesar
147,8µs/cm
c. Larutan NaCl konsentrasi 1M memiliki nilai konduktivitas sebesar
86,4 µs/cm
d. Larutan NaCl konsentrasi 0,1M memiliki nilai konduktivitas sebesar
10,89 µs/cm
e. Larutan NaCl konsentrasi 0,01M memiliki nilai konduktivitas sebesar
8,31 µs/cm
f. Larutan NaCl konsentrasi 0,001M memiliki nilai konduktivitas sebesar
3,26 µs/cm
g. Larutan minyak tanah dan etanol merupakan larutan non elektrolit
h. Besarnya konsentrasi mempengaruhi konduktivitas suatu larutan, semakin
besar konsentrasi suatu larutan maka semakin besar konduktivitasnya
4.2 Saran
1. Untuk praktikum selanjutnya sebaiknya tiap kelompok menguji konduktivitas
larutan yang berbeda-beda.
2. Untuk praktikum selanjutnya sebaiknya percobaan dilakukan menggunakan
sel konduktan yang dibuat secara sederhana oleh praktikan.
DAFTAR PUSTAKA
https ://himka1polban.wordpress.com/laporan/kimia-instrumen/laporan-pengukuran-
konduktivitas-larutan/,25 Desember 2014, 14.00 Wita
Sukardjo, Prof., Dr., 1997, “Kimia Fisika”, Jakarta : PT. RINEKA CIPTA
LAMPIRAN
PERHITUNGAN
V1 x M1 = V2 x M2
V1 x 1 M = 50 ml x 2 M
V1 = 100 ml
V1 x M1 = V2 x M2
100 ml x 0,1 M = V2 x 1 M
V2 = 10 ml
V1 x M1 = V2 x M2
V2 = 10 ml
V1 x M1 = V2 x M2
V2 = 10 ml
160
140 y = 36.717x - 53.575
R² = 0.9132
Konduktivitas (ohm-1 cm-1)
120
100
80 Series1
60 Linear (Series1)
40
20
0
0.001 M 0.01 M 0.1 M 1M 2M
-20
-40
Konsentrasi (M)
GAMBAR ALAT