Anda di halaman 1dari 70

TUGAS LITERATUR

MEDIA PEMBELAJARAN KIMIA

Disusun oleh :

Nama : Yeni Oktaria

NIM : 06101381823045

Dosen Pengampu : Prof. Dr. H. Fuad A. Rachman, M.Pd.

Dr. Hartono, M.A.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan


kemampuan, kekuatan serta keberkahan waktu, tenaga, maupun pikiran kepada
penulis sehingga dapat menyelesaikan menyelesaikan tugas Literatur Media
Pembelajaran Kimia ini tepat pada waktunya.Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Prof. Dr. H.
Fuad A. Rachman, M.Pd. selaku Dosen Media Pembelajaran Kimia Universitas
Sriwijaya Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Prodi Kimia kampus
Palembang, teman-teman yang telah mendukung dan keluarga yang telah
mendoakan.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada penulisan


tugasini. Maka dari itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan
dari pembaca sekalian. Penulis berharap semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi
siapa saja yang membacanya.

Palembang, 27 November 2019

Yeni Oktaria

I
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ..................................................................................................... i

Daftar Isi............................................................................................................... ii

Pertemuan Ke – 1 Hakikat Media Pembelajaran ................................................. 1

Pertemuan Ke – 2 Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran ............................. 4

Pertemuan Ke – 3 Sejarah Perkembangan Media Pembelajaran ......................... 7

Pertemuan Ke – 4 Jenis – jenis dan Karakteristik Media Pembelajaran .............. 9

Pertemuan Ke – 5 Pemilihan Media Pembelajaran .............................................. 19

Pertemuan Ke – 6 Perancangan dan Pengembangan Media Pembelajaran ......... 25

Pertemuan Ke – 7 Evaluasi Media Pembelajaran ................................................ 31

Pertemuan Ke – 8 Pemanfaatan media dalam konteks perencanaan dan


pelaksanaan pembelajaran (RPP) ......................................................................... 36

Pertemuan Ke – 10 Materi Pembelajaran Semester 1 Kelas X ............................ 38

Pertemuan Ke – 11 Materi Pembelajaran Semester 2 Kelas X ............................ 41

II
Pertemuan Ke – 12 Materi Pembelajaran Semester 1 Kelas XI........................... 43

Pertemuan Ke – 1 3 Materi Pembelajaran Semester 2 Kelas XI.......................... 47

Pertemuan Ke – 14 Materi Pembelajaran Semester 1 Kelas XII ........................ 51

Pertemuan Ke – 15 Materi Pembelajaran Semester 2 Kelas XII ......................... 53

Daftar Pustaka ...................................................................................................... 59

III
MATERI PERKULIAHAN KE- 1

PENGERTIAN MEDIA PEMBELAJARAN

Berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari “medium” yang
secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Makna umumnya adalah segala
sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari pemberi informasi kepada
penerima informasi. Dalam konteks pembelajaran disebut Media Pembelajaran.
Kata media merupakan bentuk jamak dari Medium yang secara harfiah
tengah, pengantar, atau perantara. Dalam bahasa Arab media adalah perantara atau
pengantar pesan dari pengirim pesan dari pengirim pesan (Azhar Arsyad, 2002:3).
Sedangkan dalam kepustakaan asing yang ada sementra para ahli menggunakan
istilah Audio Visual Aids (AVA), untuk pengertian yang sama. Banyak pula para
ahli menggunakan istilah Teaching Material atau Instruksional Material yang
artinya identik dengan pengertian keperagaan yang berasl dari kata “raga” artinya
suatu benda yang dapat diraba, dilihat, didengar, dan diamanati melalui panca
indera kita (Hamalik , 1994:11).

Dan sebelum diambil sebuah kesimpulan mengenai arti dari media pembelajaran
ada baiknya penulis memaparkan tentang pengertian media yang telah dirumuskan
oleh para ahli pendidikan diantaranya :

1. Menurut AECT (Assosiation for Educational Communication and


Technology). Media merupakan segala bentuk dan saluran yang digunakan
dalam proses penyampaian informasi (Azhar Arsyad, 2002:3)

2. Menurut NEA ( National Educational Assosiation). Media adalah bentuk-


bentuk komunikasi baik tercetak maupun audio visual serta peralatannya.
Media hendaknya dapat dimanipulasi, dapat dilihat, didengar, dan di baca
(Arif Sadiman , 2003:6 )

1
3. Menurut P. Ely dan Vernon S. Gerlach. Media memiliki dua pengertian
yaitu arti luas dan sempit. Menurut arti luas yaitu kegiatan yang dapat
menciptakan kondisi, sehingga memungkinkan peserta didik dapat
memperoleh pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang baru. Dan menurut
arti sempit media berwujud grafik, foto, alat mekanik dan elektronik yang
digunakan untuk menangkap, memproses, serta menyampaikan informasi.
(Ahmad Rohani , 1997:2-3)

4. Menurut Asnawir dan Basyiruddin dalam bukunya mendefinisikan media


adalah suatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang
pikiran dan kemauan audiens

(siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya proses pendidikan (Asnawir,


Basyiruddin, 2002:11)

5. Zakiah Darajat mengutip Rostiyah dkk. media pendidikan merupakan alat,


metode, dan tehnik yang digunakan dalam rangka meningkatkan efektifitas
komunikasi dan interaksi edukatif antara guru dan siswa dalam proses
pendidikan dan pengajaran di sekolah ( Zakiah Darajat, 1992:80)

6. Muhaimin dalam bukunya mendefisinikan media pembelajaran agama


adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan
pendidikan agama dari pengirim atau guru kepada penerima pesan (siswa)
dan dapat merangsang perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa
sehingga terjadi proses belajar mengajar pendidikan agama ( Muhaimin ,
1992:9)

Dari beberapa definisi diatas dapat kita simpulkan bahwa media


pembelajaran merupakan wadah dari pesan yang oleh sumber atau penyalurnya
ingin diteruskan kepada sasaran yaitu penerima pesan tersebut. Bahwa materi
yang ingin di sampaikan adalah pesan pembelajarannya serta tujuan yang ingin
dicapai adalah terjadinya proses belajar mengajar.Apabila dalam satu dan hal lain
media tidak dapat menjalankan sebagaimana fungsinya sebagai penyalur pesan
yang diharapkan, maka media tersebut tidak efektif dalam arti tidak mampu
mengkomunikasikan isi pesan yang diinginkan dan disampaikan oleh sumber

2
kepada sasaran yang ingin dicapai. Media pembelajaran secara umum adalah alat
bantu proses belajar mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan
pebelajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Batasan ini cukup
luas dan mendalam mencakup pengertian sumber, lingkungan, manusia dan
metode yang dimanfaatkan untuk tujuan pembelajaran / pelatihan. Perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan
dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar mengajar. Para
guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang dapat disediakan oleh
sekolah, dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan
perkembangan dan tuntutan zaman. Guru sekurang-kurangnya dapat
menggunakan alat yang murah dan bersahaja tetapi merupakan keharusan dalam
upaya mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan.

Disamping mampu menggunakan alat-alat yang tersedia, guru juga


dituntut untuk dapat mengembangkan alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut
untuk dapat mengembangkan keterampilan membuat media pengajaran yang akan
digunakannya apabila media tersebut belum tersedia.Untuk itu guru harus
memiliki pengetahuan yang cukup tentang media pengajaran, yang meliputi
(Hamalik, 1994 : 6)

 Media sebagai alat komunikasi guna lebih mengefektifkan proses belajar


mengajar;
 Fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan;
 Seluk-beluk proses belajar;
 Hubungan antara metode mengajar dan media pendidikan;
 Nilai atau manfaat media pendidikan dalam pengajaran;
 Pemilihan dan penggunaan media pendidikan
 Berbagai jenis alat dan teknik media pendidikan;
 Media pendidikan dalam setiap mata pelajaran;
 Usaha inovasi dalam media pendidikan.

3
MATERI PERKULIAHAN KE- 2

FUNGSI DAN MANFAAT MEDIA PEMBELAJARAN

Dalam proses pembelajaran, media memiliki fungsi sebagai pembawa


informasi dari sumber (guru) menuju penerima (siswa). Sedangkan metode adalah
prosedur untuk membantu siswa dalam menerima dan mengolah informasi guna
mencapai tujuan pembelajaran. Fungsi Media Pembelajaran - Dalam dunia
pendidikan ada beberapa unsur yang memiliki ikatan yang tidak dapat
dihilangkan yaitu metode pembelajaran dan media pembelajaran. Media
pembelajaran sendiri adalah suatu alat pembelajaran yang berfungsi untuk
menyampaikan pesan pembelajaran. Metode pembelajaran tidak akan berjalan
dengan maksimal tanpa adanya media pembelajaran. Untuk pemilihan media
pembelajaran usahakan untuk melihat apakah menunjang metode dan membantu
mencapai tujuan pembelajaran. Maka bisa dikatakan media pembelajaran
memiliki fungsi.

Adapun fungsi media pembelajaran menurut Levis & Lents :

1. Fungsi atensi
Media dapat menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk
berkonsentrasi pada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna yang
ditampilkan dalam materi pelajaran.

2. Fungsi afektif
Fungsi media dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa/mahasiswa
ketika proses belajar mengajar berlangsung.

3. Fungsi kognitif
Media dapat mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar
memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi
atau pesan yang terkandung dalam gambar.

4
4. Fungsi kompensatoris
| Media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian konteks untuk
memahami teks, membantu siswa yang lemah dalam membaca, untuk
mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali

5. Fungsi Psikomotoris
Fungsi ini diberikan dengan maksud untuk menggerakkan siswa
melakukan suatu kegiatan, terutama yang berkenaan dengan hafalan-hafalan.

6. Fungsi Evaluasi
Fungsi evaluasi dimaksudkan agar segala kegiatan belajar mengajar yang
telah dilaksanaka dapat dilakukan penilaian kemampuan siswa dalam
merespon pembelajaran.

Manfaat Media Pembelajaran

Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang sangat penting
adalah metode mengajar dan media pengajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan.
Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media
pengajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus
diperhatikan dalam memilih media, antara lain tujuan pengajaran, jenis tugas dan
respon yang diharapkan siswa kuasai setelah pengajaran berlangsung, dan konteks
pembelajaran termasuk karakteristik siswa. Meskipun demikian, dapat dikatakan
bahwa salah satu fungsi utama media pengajaran adalah sebagai alat bantu
mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang
ditata dan diciptakan oleh guru.
1. Secara umum, manfaat media dalam proses pembelajaran adalah
memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga pembelajaran
akan lebih efektif dan efisien. Tetapi secara lebh khusus ada beberapa
manfaat media yang lebih rinci Kemp dan Dayton (1985) misalnya,
mengidentifikasi beberapa manfaat media dalam pembelajaran yaitu :
Penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan.

5
Dengan bantuan media pembelajaran, penafsiran yang berbeda antar guru
dapat dihindari dan dapat mengurangi terjadinya kesenjangan informasi
diantara siswa dimanapun berada.

2. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik.

Media dapat menampilkan informasi melalui suara, gambar, gerakan dan


warna, baik secara alami maupun manipulasi, sehingga membantu guru
untuk menciptakan suasana belajar menjadi lebih hidup, tidak monoton
dan tidak membosankan.

3. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif. Dengan media akan


terjadinya komukasi dua arah secara aktif, sedangkan tanpa media guru
cenderung bicara satu arah.

4. Efisiensi dalam waktu dan tenaga.

Dengan media tujuan belajar akan lebih mudah tercapai secara maksimal
dengan waktu dan tenaga seminimal mungkin. Guru tidak harus
menjelaskan materi ajaran secara berulang-ulang, sebab dengan sekali
sajian menggunakan media, siswa akan lebih mudah memahami pelajaran.

5. Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa.

Media pembelajaran dapat membantu siswa menyerap materi belajar lebih


mandalam dan utuh

6. Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan di mana saja dan


kapan saja. Media pembelajaran dapat dirangsang sedemikian rupa
sehingga siswa dapat melakukan kegiatan belajar dengan lebih leluasa
dimanapun dan kapanpun tanpa tergantung seorang guru. Perlu kita sadari
waktu belajar di sekolah sangat terbatas dan waktu terbanyak justru di luar
lingkungan sekolah.

7. Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses
belajar. Proses pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga mendorong
siswa untuk mencintai ilmu pengetahuan dan gemar mencari sendiri
sumber-sumber ilmu pengetahuan.

6
8. Mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif

Guru dapat berbagi peran dengan media sehingga banyak mamiliki waktu
untuk memberi perhatian pada aspek-aspek edukatif lainnya, seperti
membantu kesulitan belajar siswa, pembentukan kepribadian, memotivasi
belajar, dan lain sebagainya.

MATERI PERKULIAHAN KE 3

SEJARAH MEDIA PEMBELAJARAN

Selama ini media hanya dianggap sebagai alat bantu mengajar guru (teaching
aids). Alat bantu yang dipakai adalah alat bantu visual, misalnya gambar, model,
objek, dan alat-alat lain yang dapat memberikan pengalaman konkrit, motivasi
belajar, serta mempertinggi daya serap belajar siswa. Dengan masuknya pengaruh
teknologi audio pada pertengahan abad 20, alat visual untuk mengkonkretkan
materi pelajaran selanjutnya dilengkapi dengan audio sehingga dikenal menjadi
alat audio-visual atau audio visual aids (AVA). Berbagai peralatan digunakan
oleh guru untuk menyampaikan pesan kepada siswa melalui penglihatan dan
pendengaran dengan maksud menghindari verbalisme yang masih mungkin
terjadi, kalau hanya digunakan alat bantu visual semata. Pada akhir tahun 1950
teori komunikasi mulai mempengaruhi penggunaan alat bantu audio-visual,
sehingga selain sebagai alat bantu, media juga berfungsi sebagai penyalur pesan
atau informasibelajar. Sejak saat itu alat audio-visual bukan hanya dipandang
sebagai alat bantu guru saja, melainkan juga sebagai alat penyalur pesan atau
media.

Sekitar tahun 1960-1965 (Sadiman dkk, 2005 : 8--11) siswa mulai


diperhatikan sebagai komponen yang penting dalam proses pembelajaran. Pada
saat itu teori tingkah laku (behaviorism theory) ajaran B.F. Skinner mulai
mempengaruhi penggunaaan media dalam kegiatan belajar-mengajar. Teori ini
mendorong untuk lebih memperhatikan siswa dalam proses belajar-mengajar.

7
Menurut teori ini mendidik adalah mengubah tingkah laku siswa. Perubahan
tingkah laku ini ditanamkan pada diri siswa sehingga menjadi adat
kebiasaan,untuk itu jika ada perubahan tingkah laku positif ke arah yang
dikehendaki, perlu diberikan penguatan (reinforcement) berupa pemberitahuan
bahwa tingkah laku tersebut telah benar. Pada sekitar tahun 1965-1970
pendekatan sistem (system approach) mulai menampakkan pengaruhnya dalam
kegiatan pendidikan dan kegiatan pembelajaran. Pendekatan sistem ini mendorong
digunakannya media sebagai bagian integral dalam program pembelajaran. Setiap
program pembelajaran perlu direncanakan secara sitematis dengan memusatkan
perhatian pada siswa. Program pengajaran direncanakan berdasarkan kebutuhan
dan karakteristik siswa serta diarahkan pada perubahan tingkah laku siswa sesuai

dengan tujuan yang akan dicapai. Dalam perencanaan ini media yang akan dipakai
dan cara yang digunakan telah ditentukan dengan pertimbangan saksama.

Pada dasarnya guru dan para ahli audio-visual menyambut baik perubahan
ini. Guru mulai merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan tingkah laku siswa.
Untuk mencapai tujuan itu, mulai dipakai berbagai format media. Berdasarkan
pengalaman, keberhasilan siswa sangat berbeda jika digunakan satu jenis media,
ada siswa yang lebih senang menggunakan media audio, namun ada pula yang
lebih menginginkan media visual, maka itu digunakan berbagai macam media
sesuai dengan minat siswa, sehingga muncullah konsep penggunaan multi media
dalam kegiatan pembelajaran. Berdasarkan perkembangan media di atas ternyata
arca (relief) sebagai salah satu bentuk relief dapat dikatakan sebagai cikal
bakalnya media pendidikan, hanya saja sesuai perkembangan, relief sepertinya
terkubur dan telah digantikan oleh media pendidikan moderen yang muncul
belakangan. Selain itu sudah selayaknya media tidak lagi dipandang sebagai alat
bantu belaka bagi guru untuk mengajar, tetapi lebih sebagai penyalur pesan dari
pemberi pesan. Sebagai pembawa pesan media tidak hanya digunakan oleh guru,
tetapi yang lebih penting semestinya dapat digunakan oleh siswa secara mandiri.
Sebagai pembawa dan penyaji pesan, maka media dalam hal tertentu dapat
menggantikan peran guru untukmenyampaikan informasi secara teliti dan
menarik. Fungsi tersebut dapat diterapkan tanpa kehadiran guru secara fisik,

8
dengan demikian pandangan tentang guru sebagai satu-satunya sumber informasi
tidak berlaku lagi.

MATERI PERKULIAHAN KE- 4

JENIS DAN KARAKTERISTIK MEDIA PEMBELAJARAN

1. JENIS MEDIA PEMBELAJARAN

Media pembelajaran banyak jenis dan macamnya. Dari yang palng sederhana
dan murah hingga yang canggih dan mahal. Ada yang dapat dibuat oleh guru
sendiri dan ada yang diproduksi pabrik. Ada yang sudah tersedia di lingkungan
untuk langsung dimanfaatkan dan ada yang sengaja dirancang.

Berbagai sudut pandang untuk menggolongkan jenis-jenis media.

Rudy Bretz (1971) menggolongkan media berdasarkan tiga unsur pokok (suara,
visual dan gerak):
1. Media audio

2. Media cetak

3. Media visual diam

4. Media visual gerak

5. Media audio semi gerak

6. Media visual semi gerak

7. Media audio visual diam

9
8. Media audio visual gerak

Anderson (1976) menggolongkan menjadi 10 media:

1. audio : Kaset audio, siaran radio, CD, telepon

2. cetak : buku pelajaran, modul, brosur, leaflet, gambar

3. audio-cetak : kaset audio yang dilengkapi bahan tertulis

4. proyeksi visual diam : Overhead transparansi (OHT), film bingkai (slide)

5. proyeksi audio visual diam : film bingkai slide bersuara

6. visual gerak : film bisu

7. audio visual gerak : film gerak bersuara, Video/VCD, Televisi

8. obyek fisik : Benda nyata, model, spesimen

9. manusia dan lingkungan : guru, pustakawan, laboran

10. komputer : CAI

Schramm (1985) menggolongkan media berdasarkan kompleksnya suara,


yaitu: media kompleks (film, TV, Video/VCD,) dan media sederhana (slide,
audio, transparansi, teks). Selain itu menggolongkan media berdasarkan
jangkauannya, yaitu media masal (liputannya luas dan serentak / radio,
televisi), media kelompok (liputannya seluas ruangan / kaset audio, video,
OHP, slide, dll), media individual (untuk perorangan / buku teks, telepon,
CAI). Henrich, dkk menggolongkan:

1. media yang tidak diproyeksikan

2. media yang diproyeksikan

3. media audio

4. media video

5. media berbasis komputer

6. multi media kit.

10
Pada artikel ini, media akan diklasifikasikan menjadi media visual, media
audio, dan media audio-visual.

A. MEDIA VISUAL

1. Media yang tidak diproyeksikan

a. Media realia adalah benda nyata. Benda tersebut tidak harus dihadirkan di
ruang kelas, tetapi siswa dapat melihat langsung ke obyek. Kelebihan dari
media realia ini adalah dapat memberikan pengalaman nyata kepada siswa.
Misal untuk mempelajari keanekaragaman makhluk hidup, klasifikasi
makhluk hidup, ekosistem, dan organ tanaman.

b. Model adalah benda tiruan dalam wujud tiga dimensi yang merupakan
representasi atau pengganti dari benda yang sesungguhnya. Penggunaan
model untuk mengatasi kendala tertentu sebagai pengganti realia. Misal
untuk mempelajari sistem gerak, pencernaan, pernafasan, peredaran darah,
sistem ekskresi, dan syaraf pada hewan.

c. Media grafis tergolong media visual yang menyalurkan pesan melalui


simbol-simbol visual. Fungsi dari media grafis adalah menarik perhatian,
memperjelas sajian pelajaran, dan mengilustrasikan suatu fakta atau
konsep yang mudah terlupakan jika hanya dilakukan melalui penjelasan
verbal. Jenis-jenis media grafis adalah:

1) gambar / foto: paling umum digunakan

2) sketsa: gambar sederhana atau draft kasar yang melukiskan bagian


pokok tanpadetail. Dengan sketsa dapat menarik perhatian siswa,
menghindarkan verbalisme, dan memperjelas pesan.

3) diagram / skema: gambar sederhana yang menggunakan garis dan


simbol untukmenggambarkan struktur dari obyek tertentu secara
garis besar. Misal untuk mempelajari organisasi kehidupan dari sel
samapai organisme.

4) bagan / chart : menyajikan ide atau konsep yang sulit sehingga lebih
mudahdicerna siswa. Selain itu bagan mampu memberikan ringkasan

11
butir-butir penting dari penyajian. Dalam bagan sering dijumpai
bentuk grafis lain, seperti: gambar, diagram, kartun, atau lambang
verbal.

5) grafik: gambar sederhana yang menggunakan garis, titik, simbol


verbal ataubentuk tertentu yang menggambarkan data kuantitatif.
Misal untuk mempelajari pertumbuhan.

2. Media proyeksi

1. Transparansi OHP merupakan alat bantu mengajar tatap muka sejati, sebab
tata letakruang kelas tetap seperti biasa, guru dapat bertatap muka dengan
siswa (tanpa harus membelakangi siswa). Perangkat media transparansi
meliputi perangkat lunak (Overhead transparancy / OHT) dan perangkat
keras (Overhead projector / OHP).

Teknik pembuatan media transparansi, yaitu:

- Mengambil dari bahan cetak dengan teknik tertentu

- Membuat sendiri secara manual

2. Film bingkai / slide adalah film transparan yang umumnya berukuran 35


mm dandiberi bingkai 2X2 inci. Dalam satu paket berisi beberapa film
bingkai yang terpisah satu sama lain. Manfaat film bingkai hampir sama
dengan transparansi OHP, hanya kualitas visual yang dihasilkan lebih
bagus. Sedangkan kelemahannya adalah beaya produksi dan peralatan
lebih mahal serta kurang praktis. Untuk menyajikan dibutuhkan proyektor
slide.

B. MEDIA AUDIO

1. Radio

Radio merupakan perlengkapan elektronik yang dapat digunakan untuk


mendengarkan berita yang bagus dan aktual, dapat mengetahui beberapa
kejadian dan peristiwaperistiwa penting dan baru, masalah-masalah kehidupan

12
dan sebagainya. Radio dapat digunakan sebagai media pembelajaran yang
cukup efektif.

2. Kaset-audio

Yang dibahas disini khusus kaset audio yang sering digunakan di sekolah.
Keuntungannya adalah merupakan media yang ekonomis karena biaya
pengadaan dan perawatan murah.

C. MEDIA AUDIO-VISUAL

1. Media video

Merupakan salah satu jenis media audio visual, selain film. Yang banyak
dikembangkan untuk keperluan pembelajaran, biasa dikemas dalam bentuk
VCD.

2. Media komputer
Media ini memiliki semua kelebihan yang dimiliki oleh media lain.
Selain mampu menampilkan teks, gerak, suara dan gambar, komputer juga dapat
digunakan secara interaktif, bukan hanya searah. Bahkan komputer yang
disambung dengan internet dapat memberikan keleluasaan belajar menembus
ruang dan waktu serta menyediakan sumber belajar yang hampir tanpa batas.

Adapun kelebihan dan kekurangan dari masing-masing-masing media :


1. Media cetak
Kelebihan :

 Murah

 Dapat diakses oleh kalangan luas

 Tidak memerlukan peralatan

 Bersifat fleksibel, mudah dibawa ke mana-mana

 Dapat digunakan untuk menyampaikan semua materi pembelajaran

 Bisa dibaca di mana saja dan kapan saja, tidak terikat tempat dan waktu

13
Kelemahan :

 Membutuhkan reading habits

 Membutuhkan pengetahuan awal (prior knowledge)

 Kurang bisa membantu daya ingat

 Apabila penyajiannya (font, warna, ilustrasi) tidak menarik, akan cepat


membosankan

2.Media Transparansi

Kelebihan :

 penggunaannya praktis

 tidak memerlukan ruang gelap. Karena itu siswa atau peserta didik dapat
melihatnya sambil mencatat

 mudah dioperasikan, sehingga tidak memerlukan operator khusus

 guru dalam menyajikannya dapat bertatap muka dengan siswa/peserta didik.

Kelemahan :

 memerlukan peralatan khusus untuk penampilan, yaitu Overhead Projector


(OHP)

 memerlukan penataan yang khusus

 memerlukan kecakapan khusus dalam pembuatannya

 menuntut cara kerja yang sistematis karena susunan urutannya mudah kacau.

3. Media Audio
Kelebihan :

 Imajinatif

 Individual

14
 Relatif lebih murah

 Mobile

 Dapat merangsang partisipasi aktif pendengarnya

 Sangat tepat untuk materi musik dan bahasa

 Mengatasi batas waktu dan ruang

 Radio: aktual, dapat menjangkau khalayak luas, siaran langsung, tidak dapat
diulang

 Kaset: dapat diputar ulang, dapat digunakan untuk merekam ulang

Kelemahan :

 Komunikasi satu arah

 Abstrak, terutama berkaitan dengan angka, ukuran, penghitungan dll

 Auditif, sehingga membutuhkan konsentrasi dalam mendengarkan

 Radio: tidak bisa diulang, kontrol ada pada stasiun radio, rentan cuaca, kalau
tidak menarik pendengar beralih stasiun lain

 Kaset: bisa terhapus, bisa kusut, tdk bisa disimpan lama

4. Media Suara

Kelebihan :

 Dapat digunakan dalam kelompok besar (kelas)

 Dapat memusatkan perhatian

 Di bawah kontrol guru

 Dapat digunakan untuk menyampaikan berbagai materi pembelajaran

 Tahan lama (awet)

 Penyimpanannya mudah

15
Kekurangan :

 Gambar yang lepas menjadikannya mudah hilang

 Hanya menyajikan gambar diam

 Memerlukan ruangan yang gelap, sehingga tidak ada aktifitas lain

 Biaya pembuatannya mahal

 Memerlukan peralatan Proyektor Slide dan Kaset player

 Harga peralatan mahal

 Suku cadang semakin susah didapatkan

2.KARAKTERISTIK MEDIA PEMBELAJARAN

Secara garis besar, unsur-unsur yang terdapat pada media visual terdiri dari
garis, bentuk, warna, dan tekstur (Arsyad, 1997). Untuk memberi kesan
penekanan, juga untuk membangun kemenarikan dan keterpaduan, bahkan dapat
mempertinggi realisme dan menciptakan respon emosional diperlukan warna.
Dalam mengembangkan sebuah media pembelajaran, perlu diperhatikan
beberapa prinsip agar media tersebut memberikan pengaruh efektif dalam
pencapaian tujuan pembelajaran. Meyer (2009) menyebutkan sepuluh
prinsip,yang secara rinci tercantum dalam bukunya “Multimedia Learning”.
Selanjutnya, Arsyad (1997) menyatakan simbol pesan visual hendaknya memiliki
prinsip kesederhanaan, keterpaduan dan penekanan.
Kesederhanaan secara umum mengacu kepada sejumlah elemen yang
terkandung dalam suatu visual. Jumlah elemen yang lebih sedikit memudahkan
peserta didik menangkap dan memahami pesan yang disajikan visual itu. Pesan
atau informasi yang panjang dan rumit harus dibagi ke dalam beberapa bahan
visual yang mudah dipahami. Kata¬-kata harus memakai huruf yang sederhana
dengan gaya huruf yang mudah terbaca dan tidak terlalu beragam dalam satu
tampilan atau serangkaian tampilan visual.

16
Penekanan. Meskipun penyajian visual dirancang sesederhana mungkin,
seringkali konsep yang ingin disajikan memerlukan penekanan terhadap salah satu
unsur yang akan menjadi pusat perhatian peserta didik. Dengan menggunakan
ukuran, hubungan- hubungan, perspektif, warna atau ruang penerangan dapat
diberikan unsur penting. Keterpaduan. la mengacu kepada hubungan yang
terdapat di antara elemen-elemen visual yang ketika diamati akan berfungsi
bersama-sama. Elemen-elemen itu harus saling terkait dan menyatu sebagai suatu
keseluruhan yang dapat dikenal dan dapat membantu pemahaman pesan dan
informasi yang dikandungnya.

3. KLASIFIKASI MEDIA PEMBELAJARAN

Berbagai cara dapat dilakukan untuk mengklasifikasi dan mengidentifikasi


media. Menurut bentuk informasi yang digunakan, anda dapat memisahkan dan
mengklasifikasi media penyaji dalam lima kelompok besar, yaitu media visual
diam, media visual gerak, media audio, media audio visual diam, dan media audio
visual gerak. Klasifikasi mediaini dapat menjadi landasan untuk membedakan
proses yang dipakai untuk menyajikan pesan, bagaimana suara dan atau gambar
itu diterima, apakah melalui penglihatan langsung, proyeksi optik, proyeksi
elektronik atau telekomunikasi.
Sementara Edgar Dale mengadakan klasifikasi media pembelajarn menurut
tingkat dari yang paling konkrit sampai yang paling abstrak.

17
Klasifikasi tersebut kemudian dikenal dengan nama “kerucut pengalaman”
dari Edgar Dale dan dianut secara luas dalam menentukan media, alat bantu serta
alat peraga yang paling sesuai untuk pengalaman belajar.

Klasifikasi media pembelajaran menurut pakar :

1. Klasifikasi media pembelajaran menurut Azhar Arshad

Klasifikasi sumber belajar tidak jauh berbeda dengan bentuknya. Klasifikasi


sumber belajar menurut Degeng dalam Azhar Arshad (2006) adalah sebagai
berikut:

1. Pesan (Apa informasi yang ditransmisikan?)

2. Orang (Siapa/Apakah yang melakukan transmisi?)

3. Bahan (Siapa/Apakah yang menyimpan informasi?)

4. Alat (Siapa/Apakah yang menyimpan informasi?)

5. Teknik (Bagaimana informasi itu ditransmisikan?)

6. Lingkungan/Latar (Di mana ditransmisikan?)

2. Klasifikasi media pembelajaran menurut Rudy Bretz

Rudy Bretz, mengklasifikasikan media berdasarkan unsur pokoknya yaitu


suara, visual (berupa gambar, garis, dan simbol), dan gerak. Di samping itu juga,
Bretz membedakan antara media siar (telecommunication) dan media rekam
(recording). Dengan demikian, media menurut taksonomi Bretz dikelompokkan
menjasi 8 kategori: 1) media audio visual gerak, 2) media audio visual diam, 3)
media audio semi gerak, 4) media visual gerak, 5) media visual diam, 6) media
semi gerak, 7) media audio, dan 8) media cetak.

3. Klasifikasi media pembelajaran menurut Sudjana dan Ahmad Rifa’i

Sudjana dan Ahmad Rifa’i membedakan atau mengklasifikasikan media ke


dalam empat kelompok, yaitu media grafis (dua dimensi), misalnya gambar, foto,
dan grafik. Media tiga dimensi, misalnya model susun dan model kerja. Media
proyeksi, misalnya OHP dan media lingkungan (alam).

18
4. Klasifikasi media pembelajaran menurut R. Murry Thomas

Menurut R. Murry Thomas media diklasifikasikan berdasarkan jenjang


pengalaman , yaitu: (1) Pengalaman dari benda asli (reliefe experience), misalnya
bola. (2) Pengalaman dari benda tiruan (sudstitude of reliefe experience) misalnya
gambar dan foto. (3) Pengalaman dari kata-kata (word only), misalnya buku dan
program radio.

5. Klasifikasi media pembelajaran menurut Soeparno

• Klasifikasi media berdasarkan karakteristiknya, dibedakan menjadi: (a) media


yang memiliki karakteristik tunggal, misalnya radio. (b) media yang memiliki
karakteristik ganda, misalnya film dan TV.

• Klasifikasi media berdasarkan dimensi presentasi, yang dibedakan menjadi:


(a) Lama presentasi yaitu presentasi sekilas, misalnya TV, dan presentasi tak
sekilas, misalnya OHP. (b) sifat presentasi yaitu presentasi kontinyu,
misalnya TV, dan presentasi tak kontinyu, misalnya OHP.

• Klasifikasi media berdasarkan pemakainya, dapatdibedakan menjadi (a)


berdasarkan jumlah pemakai, yaitu media untuk kelas besar, kelas kecil, dan
belajar individual, (b) berdasarkan usia dan tingkat pendidikan pemakai, yaitu
media untuk TK, SD, SMP, SMU, dan PT.

19
MATERI PERKULIAHAN KE-5

DASAR PEMILIHAN MEDIA PEMBELAJARAN, KRITERIA


PEMILIHAN MEDIA PEMBELAJARAN DAN PROSEDUR PEMILIHAN
MEDIA PEMBELAJARAN

DASAR PEMILIHAN MEDIA PEMBELAJARAN


Dasar pertimbangan pemilihan media secara Alasannteoritis : Pembelajaran
sbg sistem, dimana media sebagai salah satu komponen. Salah satunya adalah
Sistem pembelajaran Menurut Gerlach dan Elly (berdasarkan pendekatan sistem)
Dasar pertimbangan media secara Alasan praktis berkaitan dengan
pertimbangan-pertimbangan sipengguna seperti guru, dosen, instruktur.Terdapat
beberapa penyebab orang memilih media, antara lain dijelaskan oleh Arif
Sadiman (1996:84) sebagai berikut :

A. Demonstration.
Dalam hal ini media dapat digunakan sebagai alat untuk mendemonstrasikan
sebuah konsep, alat, objek, kegunaan, cara mengoperasikan dan lain - lain.
Contohnya:
seorang guru kimia akan menjelaskan proses perubahan-perubahan zat dengan
menggunakan gelas ukur, sebelum dilakukan praktikum, terlebih dahulu guru
tersebut memperagakan bagaimana cara menggunakan gelas ukur dengan baik.
B. Familiarity.
Pengguna media pembelajaran memiliki alasan pribadi mengapa ia
menggunakan media, yaitu karena sudah terbiasa menggunakan media tersebut.
C. Clarity
Alasan ketiga ini mengapa guru menggunakan media adalah untuk lebih
memperjela pesan pembelajaran dan memberikan penjelasan yang lebih konkrit.

20
D. Active Learning.
Media dapat berbuat lebih dari yang bisa dilakukan oleh guru. Salah satu
aspek yang harus diupayakan oleh guru dalam pembelajaran adalah siswa
harus berperan secara aktif baik secara fisik, mental, dan emosional.
Dalam prakteknya guru tidak selamanya mampu membuat siswa aktif hanya
dengan cara ceramah, tanya jawab dan lain-lain namun
diperlukan media untuk menarik minat atau gairah belajar siswa.

Untuk pemilihan media pembelajaran Sains terdapat faktor-faktor yang


dipertimbangkan dalam pemilihan media untuk keperluan pembelajaran adalah:

a. Kategori komunikasi yang diselenggarakan, yaitu informasi atau


pembelajaran. Perbedaan utama kedua kategori tersebut adalah, pada
komunikasi berisifat informasi saja, maka penerima informasi tidak dibebani
tanggungjawab untuk melakukan suatu perbuatan atau penampilan yang dapat
diukur. Pada pembelajaran, penerima informasi harus dapat memberikan
bukti nyata bahwa mereka telah belajar, yaitu dengan perbuatan atau
penampilan yang dapat terukur.

b. Cara transmisi yang digunakan. Hal ini berkaitan dengan: (1) sifat
pembelajaran klasikal atau individual, (2) lokasi pembelajaran dalam satu
ruang atau dalam banyak ruang, (3) peran media sebagai alat bantu guru (guru
masih berperan aktif) atau media instruksional (guru sebagai fasilitator dan
administrator saja).

c. Ciri-ciri khas materi ajar. Tidak ada satu jenis media yang terbaik untuk
semua materi pembelajaran. Oleh sebab itu karateristik materi pembelajaran
perlu dipertimbangkan dalam menentukan media yang akan digunakan. Jika
materi pembelajaran bersifat abstrak, pemodelan atau simulasi akan
membantu pemahaman siswa. Jika materi bersifat identifikasi obyek, media
transparansi atau penyajian secara butir per butir atau bertahap akan
membantu pemahaman siswa.

d. Kategori media yang dipilih, yaitu sebagai alat instruksional atau media
instruksional. Perbedaan keduanya lebih ditekankan pada peran media dan

21
guru. Sebagai alat instruksional, guru mempunyai peran utama dan media
merupakan alat bantu guru dalam menyampaikan materi pembelajaran. Pada
media instruksional, media berperan utama semacam modul pembelajaran
dan guru membantu pelaksanaan pembelajaran sebagai fasilitator,
administrator, pembimbing, dan supervisor.

e. Analisis ciri-ciri khas media. Ciri-ciri khas media, keuntungan dan


kelemahannya perlu dipertimbangkan dalam memilih media. Ciri-ciri tersebut
termasuk nilai ekonomis dan kebutuhan akan peralatan atau fasilitas
pendukung yang diperlukan. Kebiasaan belajar siswa yang berbeda menurut
usia, harapan, budaya setempat. Cara belajar yang berbeda menurut kebiasaan
atau budaya setempat memerlukan penyesuaian agar keberhasilan sesuai
harapan. Berdasarkan faktor-faktor tersebut, secara ringkas untuk
merencanakan media pembelajaran sains perlu mempertimbangkan:

a. Tujuan pembelajaran atau standard kompetensi dan kompetesi dasar

b. Kesesuaian media dengan materi pembelajaran

c. Karakteristik siswa

d. Tersedianya sarana dan prasarana.

KRITERIA PEMILIHAN MEDIA PEMBELAJARAN


Kriteria Umum

1. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran


2. Kesesuaian dengan materi pembelajaran
3. Kesesuaian dengan karakteristik siswa
4. Kesesuaian dengan teori
5. Kesesuaian dengan gaya belajar siswa
6. Kesesuaian dengan kondisi lingkungan,
7. fasilitas pendukung, waktu yang tersedia

1. Kesesuaian dengan Tujuan (instructionagoals). Perlu di kaji tujuan


pembelajaran apa yang ingin dicapai dalam suatu kegiatan pembelajaran. Dari

22
kajian Tujuan instruksional Umum (TIU) atau Tujuan Instruksional Khusus
(TIK) ini bisa dianalisis media apa yang cocok guna mencapai tujuan tersebut.
2. Kesesuaian dengan materi pembelajaran (instructional content), yaitu
bahan atau kajian apa yang akan diajarkan pada program pembelajaran
tersebut. Pertimbangan lainnya, dari bahan atau pokok bahasan tersebut
sampai sejauh mana kedalaman yang harus dicapai, dengan demikian kita bisa
mempertimbangkan media apa yang sesuai untuk penyampaian bahan
tersebut.
3. Kesesuaian dengan Karakteristik Pelajar atau siswa. Dalam hal ini
media haruslah familiar dengan karakteristik siswa/guru. Yaitu mengkaji sifat-
sifat dan ciri media yang akan digunakan. Hal lainnya karakteristik siswa, baik
secara kuantitatif (jumlah) ataupun kualitatif (kualitas, ciri, dan kebiasaan lain)
dari siswa terhadap media yang akan digunakan. Terdapat media yang cocok
untuk sekelompok siswa, namun tidak cocok untuk siswa yang lain.
4. Kesesuaian dengan teori. Pemilihan media harus didasarkan atas
kesesuaian dengan teori. Media yang dipilih bukan karena fanatisme guru
terhadap suatu media yang dianggap paling disukai dan paing bagus, namun
didasarkan atas teori yang di angkat dari penelitian dan riset sehingga telah
teruji validitasnya.
5. Kesesuaian dengan gaya belajar siswa. Kriteria ini didasarkan atas
kondisi psikologis siswa, bahwa siswa belajar dipengaruhi pula oleh gaya
belajar siswa.
6. Kesesuaian dengan kondisi lingkungan, fasilitas pendukung, dan
waktu yang tersedia. Bagaimana bagusnya sebuah media, apabila tidak
didukung oleh fasilitas dan waktu yang tersedia, maka kurang efektif.
Misalnya guru IPA merencanakan untuk mengadakan pembelajaran dengan
memanfaatkan TV Edu, tentu saja guru tersebut harus mengalokasikan waktu
yang tepat sesuai dengan jam tayang dalam TV edu tersebut.

 Kriteria Khusus :
ACCSES, kemudahan akses menjadi pertimbangan pertama dalam
pemilihan media.
 COST, biaya juga harus dipertimbangkan .

23
 TECHNOLOGY, apakah ada listrik atau voltage listrik.
 INTERACTIVITY, media yang baik adalah yang mampu menghasilkan
hubungan timbal balik.
 ORGANIZATION
 NOVELTY, kebaruan dari media yang dipilih juga harus menjadi
pertimbangan.

PROSEDUR PEMILIHAN MEDIA PEMBELAJARAN


1. Model ASSURE

A. Analisis Learner Characteristics


Tahap pertama adalah melakukan analisis terhadap karakteristik
siswa.Secaragaris besar karakteristik siswa terbagi dua, yaitu karakteristik
umum dan khusus.

B. State Objectives
Langkah selanjutnya menentukan tujuan pembelajaran atau kompetensi
yang diharapkan tercapai. Pengkajian terhadap tujuan atau kompetensi ini
akan di jadikan pijakan untuk prosedur selanjutnya.
C. Select, Modify or Design materials.
Selanjutnya adalah kegiatan memilih media, memodifikasi media yang
sudah ada atau merancang sesuai kebutuhan.Langkah ini dilakukan sesuai
dengan langkah dua di atas yaitu penentuan tujuan/kompetensi.
D. Utilitize Materialas
Setelah media tersebut dipilih mana yang sesuai dengan karakteristik
siswa, sesuai dengan tujuan pembelajaran lalu langkah selanjutnya digunakan
dalam pembelajaran menggunakan media dalam pembelajaran perlu
diperhatikan langkah-langkah menggunakannya.
E. Require Learner respose
Selanjutnya perlu diamati bagaimana respon siswa terhadap penggunaan
media tersebut.
F. Evaluate
Tahap akhir dalam pemilihan media model ASSURE adalah

24
melakukan evaluasi. Evaluasi pada hakikatnya merupakan suatu proses
membuat suatu keputusan tentang nilai suatu objek.

2. Model Anderson

1. Menentukan karakteristik pesan yg akan disampaikan

2. Menenentukan metode yang tepat sesuai dengan karakteristik pesan

3. Analisis pesan pembelajaran secara operasional, kaitannya dengan


karakteristik tujuan

4. Penentuan media yang cocok/sesuai dengan tujuan dan karakteristik siswa

5. Evaluasi, untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari media tsb.

6. Perencanaan untuk pengembangan dan produksi media

25
MATERI PERKULIAHAN KE 6

PENGEMBANGAN DAN PERANCANGAN MEDIA PEMBELAJARAN

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN

Pengembangan dan perancangan media pembelajaran dapat juga dengan alat


peraga pembelajaran .Alat peraga merupakan salah satu komponen penentu
efektivitas belajar. Alat peraga mengubah materi ajar yang abstrak menjadi
kongkrit dan realistik. Penyediaan perangkat alat peraga merupakan bagian dari
pemenuhan kebutuhan siswa belajar, sesuai dengan tipe siswa belajar.

Pembelajaran menggunakan alat peraga berarti mengoptimalkan fungsi


seluruh panca indra siswa untuk meningkatkan efektivitas siswa belajar dengan
cara mendengar, melihat, meraba, dan menggunakan pikirannya secara logis dan
realistis.

26
Pelajaran tidak sekedar menerawang pada wilayah abstrak, melainkan sebagai
proses empirik yang konkrit yang realistik serta menjadi bagian dari hidup yang
tidak mudah dilupakan. Tujuan penggunaan alat peraga adalah untuk
mendemonstrasikan konsep yang abstrak ke dalam bentuk visual. Dalam proses
pembelajaran alat peraga berfungsi

• memecah rangkaian pembelajaran ceramah yang monoton

• Membumbui pembelajaran dengan humor untuk memperkuat minat siswa


belajar.

• menghibur siswa agar pembelajaran tidak membosankan.

• memfokuskan perhatian siswa pada materi pelajaran secara kongkrit.

• melibatkan siswa dalam proses belajar sebagai rangkaian pengalaman nyata.

Penggunaan alat peraga menunjang prinsip pembelajaran yang efektif

yang terkait pada upaya :

1. Meningkatkan motivasi siswa belajar karena peraga dapat merangsang


tumbuhnya perhatian serta mengembangkan keterampilan

2. Peraga dapat memfokuskan perhatian siswa, pendidik dapat menggunakan


peraga dengan melihat benda yang sesungguhnya di luar kelas atau dalam
kelas

3. Menyajikan pembelajaran dengan memanfaatkan kehidupan nyata dalam


rangka meningkatkan daya antusias siswa terhadap materi pelajaran

4. Alat peraga pembelajaran dapat mengubah guru sebagai transmisi yang


berfungsi sebagai penghantar menjadi fasilitator, peraga membuat siswa
lebih aktif.

5. Membuat seluruh momen dalam kelas hidup dan berubah dari waktu ke
waktu, pendidikan dapat membangun pertanyaan dengan dukungan alat
yang ada di tangan

6. Alat peraga membuat siswa menjadi lebih aktif berpikir dan


mengembangkan kemampuan berpikir kritis karena siswa tidak sekedar

27
mengingat dan mendengarkan, namun mengembangkan pikirannya dengan
fakta

7. Alat peraga lebih meningkatkan interaksi antar siswa dalam kelas sehingga
transformasi belajar dapat berkembang dinamis

8. Dengan bantuan alat peraga dapat meningkatkan daya monitor pendidik


sehubungan dengan aktifitas siswa lebih mudah diamati

Penggunaan alat peraga memenuhi kebutuhan belajar sesuai gaya belajar


siswa dalam satu kelas. Sebagaimana kita ketahui bahwa terdapat beberapa tipe
siswa berdasarkan cara mereka memahami sesuatu. Ada siswa dengan gaya
belajar visual, audio, atau kinestetik. Masing-masing memiliki kecenderungan
untuk mengoptimalkan salah satu indera mereka dalam belajar sehingga
memerlukan metode mengajar yang berbeda. Namun demikian, guru harus
mampu untuk mengkombinasikan beragam metode pengajaran agar dapat
mengakomodasi kebutuhan seluruh siswanya dalam belajar.

Metode untuk siswa visual mencakup materi tertulis, penggunaan gambar


dalam menjelaskan materi, menggambarkan time line untuk hari-hari penting
dalam pelajaran sejarah, menggunakan transparansi atau power point, dan
instruksi tertulis lainnya (wikipedia, 2009). Biasanya siswa dengan gaya belajar
visual akan selalu mengikuti dan melihat guru saat memberikan penjelasan.

Metode audio mencakup pengulangan secara lisan dengan suara keras


istilah-istilah sulit dan konsep dalam pelajaran, menemani dalam diskusi
kelompok, mengadakan debat, mendengarkan materi melalui tape, dan
sebagainya.

Metode kinestetik mencakup penyediaan peralatan dan kegiatan percobaan,


penyelesaian tugas, menggunakan pertolongan alat dan objek dalam pembelajaran,
menggunakan permainan dan menyelenggarakan field trip.

Seringkali kita tidak memahami karakteristik siswa dan memaksakan


metode pengajaran yang kita anggap benar sehingga pencapaian hasil yang
diharapkan tidak tercapai. Salah satu sarana yang dapat mewadahi dan
mendukung proses pengajaran menegaskan bahwa keberadaaan alat peraga dalam

28
setiap pembelajaran sangatlah penting. Guru akan lebih mudah dalam
mendeskripsikan materi yang sedang dijelaskan olehnya sehingga siswa pun akan
lebih mudah dan cepat dalam memahami pelajaran. Ketiga jenis gaya belajar
siswa pun dapat diakomodasi sehingga proses pembelajaran berlangsung dengan
lebih efektif.

Ada beragam jenis alat peraga pembelajaran, dari mulai benda aslinya,
tiruannya, yang sederhana sampai yang canggih, diberikan dalam kelas atau di
luar kelas. Bisa juga berupa bidang dua dimensi (gambar), bidang tiga dimensi
(ruang), animasi / flash (gerak), video (rekaman atau simulasi). Teknologi telah
mengubah harimau yang ganas yang tidak mungkin di bawa dalam kelas bisa
tampik di dalam kelas dalam habitat kehidupan yang sesungguhnya.

Alat peraga pembelajaran sederhana dapat dibuat dari bahan-bahan


sederhana seperti karton, kardus, styrofoam, dan juga bisa memanfaatkan
software-software komputer yang dapat menciptakan alat peraga. Jika guru belum
memiliki kemampuan untuk menciptakan alat peraga berbasis TIK maka guru
dapat memanfaatkan hasil alat peraga yang telah diciptakan oleh rekan-rekan
sejawat yang lain. Eksplorasilah kemampuan pencarian informasi melalui internet,
maka guru akan mendapatkan beragam alat peraga pembelajaran berbasis TIK
yang bisa dipergunakan secara cuma-cuma.

 Poster
Poster mampu memperngaruhi perilaku, sikap, dan tata nilai masyarakat
untuk berubah atau melakukan sesuatu. Hal yang membuat poster memiliki
kekuatan untuk dicerna oleh orang yang melihat, karena poster lebih
menonjolkan kekuatan pesan, visual, dan warna. Hal tersebut sesuai dengan
pandangan Nana Sudjana (2005:51) bahwa poster adalah media yang
mengkombinasikan antara visual dari rancangan yang kuat dengan warna
serta pesan dengan maksud untuk menangkap perhatian orang yang lewat
tetapi cukup lama menanamkan gagasan yang berarti dalam ingatannya.

 Flipchart
Flipchart dalam pengertian sederhana adalah lembaran-lembaran kertas
menyerupai album atau kalender berukuran 50 x 75 cm, atau ukuran yang

29
lebih kecil 21 x 28 cm sebagai flipbook yang disusun dalam urutan yang
diikat padfa bagian atasnya. Dalam penggunaannya dapat dibalik jika pesan
pada lembaran depan sudah ditampilkan dan digantikan dengan lembar
berikutnya yang sudah disediakan. Flipchart hanya cocok untuk digunaka di
kelompok kecil yaitu 30 orang. Sedangkan flipbook untuk 4-5 orang.
Flipchart merupakan salah satu media cetakan yang sangat sederhana dan
cukup efektif. Flipchart cukup efektif karena dapat dijadikan sebagai media
(pengantar) pesan pembelajaran yang secara terencana ataupun secara
langsung disajikan pada flipchart. Indicator efektif adalah tercapainya tujuan
atau kompetensi yang sudah direncanakan. Penggunaan flipchart merupakan
salah satu cara guru dalam menghemat waktunya untuk menulis di papan
tulis.

 Bagan
Bagan menurut Nana Sudjana ( 2005:27 ) adalah kombinasai antara
media grafis, gambar, dan foto yang dirancang untuk memvisualisasikan
secara logis dan teratur mengenai fakta pokok atau gagasan. Sebagai media
visual, bagan merupakan media yang membantu menyajikan pesan
pembelajaran melalui visualisasi dengan tujuan metri yang kompleks dapat
disederhanakan sehingga siswa nudah untuk mencerna model-model tersebut.
Kegunaan bagan adalah untuk menunjukan hubungan, keterkaitan,
perbandingan, jumlah yang relative, perkembangan tertentu, proses tertentu,
mengklasifikasikan, dan pengorganisasian.

 Grafik
Secara sederhana grafik dapat diartikan sebagai media yang
memvisualisasikan data-data dalam bentuk angka. Grafik menggambarkan
hubungan satu dua atau lebih data atau grafik dengan data yang swama
menggambarkan hubungan penting dari suatu data. Tujuan pembuatan grafik
adalah menunjukan perbandingan, informasi, kualitatif dengan cepat serta
sederhana.

PERANCANGAN MEDIA PEMBELAJARAN

30
Perancangan adalah aktifitas yang kreatif menuju sesuatu yang baru atau
melakukan pemilihan sekumpulan kegiatan dan pengambilan keputusan tentang
apa yang harus di lakukan, kapan ,bagaimana dan oleh siapa.
Ada beberapa pakar yang menyampaikan tentang langkah-langkah
pembuatan media pembelajaran, dengan berbagai spesifikasinya masing-masing.
menurut Drs. Rahmat, Ph.D, 2010 dalam bukunya Media Pembelajaran Suatu
Pengantar, beliau memaparkan langkah-langkah pembuatan/perencanaan media
pembelajaran sebagai berikut:
membuat idea atau gagasan
1. menganalisis kebutuhan dan karakteristik siswa
2. merumuskan tujuan
3. menentukan kerangka isi bahan pelajaran
4. menentukan jenis media
5. menentukan treadmen dan partisipasi siswa
6. membuat sket atau story board (scene)
7. menentukan bahan
8. pelaksanaa pembuatarn media
9. penyutingan
10. uji coba
11. melaksanakan kegiatan dan evaluasi
Dalam konteks berlangsungnya proses belajar dengan segala dinamikanya,
media mempunyai fungsi atau peran untuk menghindari hambatan atau gangguan
komunikasi dalam poroses kegiatan belajar mengajar. Secara garis besar peranan
media yang dimaksud antara lain: (1) Menghindari terjadinya verbalisme (2)
Membangkitkan minat atau motivasi siswa; (3) Menarik perhatian siswa; (4)
Mengatasi keterbatasan: ruang, waktu, dan ukuran; (5) Mengaktifkan siswa dalam
kegiatan belajar: dan (6) Mengefektifkan pemberian rangsangan untuk belajar.

31
32
MATERI PERKULIAHAN KE- 7

EVALUASI MEDIA PEMBELAJARAN

TUJUAN EVALUASI MEDIA PEMBELAJARAN

Secara terminologi evaluasi pendidikan adalah proses kegiatan untuk


menentukan kemajuan pendidikan, dibandingkan dengan tujuan yang telah
ditentukan dan usaha untuk mencari umpan balik bagi penyempurnaan
pendidikan. Edwind Wandt dan Gerald w. Brown (1977) mengatakan bahwa
evaluasi pendidikan adalah : evaluation refer to the act or process to determining
the value of something. Sesuatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan
nilai dari sesuatu.

Dari pendapat yang dikemukakan oleh Edwind Wandt dan Gerald W. Brown
yang memberikan definisi tentang Evaluasi pendidikan, maka evaluasi pendidikan
itu sendiri dapat diartikan suatu tindakan atau kegiatan (yang dilaksanakan dengan
maksud untuk) atau suatu proses (yang berlangsung dalam rangka) menentukan
nilai dari segala sesuatu dalam dunia pendidikan (yaitu segala sesuatu yang
berhubungan dengan atau yang terjadi dilapangan pendidikan).

Sedangkan evaluasi media pengajaran yang dimaksudkan adalah untuk


mengetahui apakah media yang digunakan dalam proses belajar mengajar dapat
mencapai tujuan.

CIRI-CIRI EFEKTIF MEDIA PEMBELAJARAN

Salah satu usaha untuk mengatasi keadaan demikian ialah menguasai


penggunaan media secara terintegrasi dalam proses belajar mengajar, karena
fungsi media dalam kegiatan tersebut untuk meningkatkan keserasian dalam
penerimaan informasi. Agar media pembelajaran dapat berfungsi secara efektif,
terdapat beberapa kriteria yang harus terpenuhi, seperti yang dipaparkan oleh
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai :

33
1. Ketepatan dengan tujuan pengajaran, artinya bahan pelajaran dipilih atas
dasar tujuantujuan instruksional yang telah ditetapkan.

2. Dukungan terhadap isi bahan pelajaran, artinya bahan pelajaran yang


sifatnya fakta, prinsip, konsep dan generalisasi sangat memerlukan
bantuan media agar lebih mudah dipahami siswa.

3. Kemudahan dalam memperoleh media, artinya media yang diperlukan


mudah diperoleh.

4. Keterampilan guru dalam menggunakan, apapun jenis media yang


diperlukan syarat utamanya adalah guru dapat menggunakannya dalam
proses pengajaran.

5. Tersedia waktu untuk menggunakannya, sehingga dapat bermanfaat bagi


siswa.

6. Sesuai dengan taraf berpikir siswa, sehingga makna yang terkandung di


dalamnya dapat dipahami oleh para siswa.

CARA MENGEVALUASI MEDIA PEMBELAJARAN

Terdapat beberapa penilaian dalam mengevaluasi media pembelajaran. H.


Asnawir dan M. Basyiruddin Usman dalam bukunya, Media Pembelajaran,
menerangkan bahwa ada dua penilaian dalam mengevaluasi media, yaitu evaluasi
formatif dan evaluasi sumatif.

1. Evaluasi Formatif

Evaluasi formatif adalah suatu proses untuk mengumpulkan data tentang aktifitas
dan efisiensi penggunaan media yang digunakan dalam usaha mencapai tujuan
yang telah diterapkan. Data yang diperoleh akan digunakan untuk memperbaiki
dan menyempurnakan media yang bersangkutan agar dapat digunakan lebih
efektif dan efisien. Setelah diperbaiki dan disempurnakan, kemudian diteliti
kembali apakah media tersebut layak digunakan atau tidak dalam situasi-situasi
tertentu.

2. Evaluasi Sumatif

34
Ada tiga tahapan dalam evaluasi sumatif, yaitu : 1) evaluasi satu lawan satu (one
on one); 2) evaluasi kelompok kecil (small group evaluation); dan 3) evaluasi
lapangan (field evaluation).

Pada tahapan evaluasi satu lawan satu (one on one), dipiliha dua orang atau lebih
yang dapat mewakili populasi dari target media yang dibuat media disajikan
kepada siswa secara individual. Kedua orang yang terpilih tersebut satu di
antaranya mempunyai kemampuan di bawah rata-rata, dan yang satunya lagi di
atas rata-rata. Prosedur pelaksanaannya sebagai berikut :

1. Jelaskan kepada siswa tentang rancangan media baru. Kemudian amati


reaksi mereka terhadap media yang dibuat ditampilkan tersebut.

2. Katakan kepada siswa bahwa kalau terjadi kesalahan penggunaan media


tersebut, bukanlah karena kekurangan siswa tapi karena kelemahan media.

3. Usahakan agar siswa bersifat santai dan bebas dalam mengemukakan


pendapat mereka mengenai media yang ditampilkan tersebut.

4. Lakukan tes awal untuk mengetahui sejauh mana kemampuan dan


pengetahuan siswa terhadap penggunaan media tersebut.

5. Catat lama waktu yang digunakan dalam penyajian media tersebut dan
catat pula reaksi siswa terhadap penampilan media tersebut.

6. Berikan tes yang mengukur keberhasilan penggunaan media tersebut.

7. Lakukan analisis terhadap informasi yang terkumpul.

Selanjutnya evaluasi kelompok kecil dilakukan kepada 10-20 orang siswa yang
dapat mewakili populasi target. Siswa yang dipilih tersebut hendaknya dapat
mewakili populasi. Usahakan siswa yang dipilih tersebut terdiri dari siswa-siswa
yang kurang pandai, sedang dan yang pandai, terdiri dari siswa laki-laki dan siswa
perempuan yang terdiri dari berbagai latar belakang. Prosedurnya adalah sebagai
berikut :

1. Jelaskan bahwa media tersebut pada tahap formatif dan memerlukan


umpan balik untuk penyempurnaannya.

35
2. Berikan tes awal untuk mengukur kemampuan dan pengetahuan siswa
tentang topik yang berkenaan dengan penggunaan media.

3. Tegaskan kepada siswa untuk mempelajari media tersebut.

4. Berikan tes untuk mengetahui sejauh mana tujuan yang ditetapkan dapat
tercapai.

5. Bagikan angket kepada siswa untuk mengetahui menarik tidaknya media


yang digunakan, mengerti tidaknya siswa terhadap pesan yang
disampaikan oleh media tersebut, konsistensi tujuan dan materi dan cukup
tidaknya latihan yang dilakukan.

6. Lakukan analisis terhadap data-data yang terkumpul.

Berikutnya evaluasi lapangan (field evaluation) merupakan tahap akhir dari


evaluasi formatif. Untuk itu diusahakan situasi yang mirip dengan situasi yang
sebenarnya. Dalam pelaksanaannya dipilih 30 orang siswa dengan berbagai
kataristik yang meliputi tingkat kepandaian kelas, latar belakang, jenis kelamin,
usia, kemajuan belajar dan sebagainya.

Prosedurnya adalah sebagai berikut :

1. Pilih siswa sebanyak 30 orang yang betul-betul mewakili populasi.

2. Jelaskan kepada siswa maksud uji coba lapangan dan hasil akhir yang
diharapkan. Usahakan siswa bersifat relaks/santai dan berani
mengeluarkan pendapat atau penilaian. Ingatkan kepada mereka bahwa uji
coba bukan menguji kemampuan mereka.

3. Berikan tes awal untuk mengukur pengetahuan dan keterampilan mereka


mengenai topik yang menggunakan media tersebut.

4. Sajikan media yang sesuai dengan rencana perbuatannya.

5. Lakukan postes untuk mengukur pencapaian hasil belajar siswa setelah


penyajian media tersebut. Hasil tes akhir dibandingkan dengan tes awal
yang digunakan untuk mengetahui efektifitas dan efesiensi media yang
dibuat tersebut.

36
6. Edarkan tes skala sikap kepada siswa yang dipilih tersebut untuk
mengetahui sikap mereka terhadap media yang digunakan.

7. Lakukan analisa terhadap data yang diperoleh melalui kegiatan-kegiatan


yang dilakukan, terutama mengenai keampuhan awal pretes, skor tes awal
dan tes akhir, waktu yang diperlukan, perbaikan dari bagian-bagian yang
sulit, pengajaran serta kecepatan sajian dan sebagainya.

KRITERIA EVALUASI PENDIDIKAN

Dalam melakukan evaluasi terhadap media pembelajaran, aspek psikologis


perlu dipertibangkan. Sebab aspek psikologis inilah yang membuat orang
memiliki gaya belajar berbeda. Ada tiga gaya belajar yang dimiliki manusia
yakni: gaya belajar visual (belajar dengan cara melihat), gaya belajar audiotorial
(belajar dengan cara mendengar) dan gaya belajar kinestetik (belajar dengan cara
bergerak, bekerja dan menyentuh).

Dengan demikian, untuk melakukan evaluasi terhadap media pembelajaran,


hal-hal tersebut turut dipertimbangkan. Dibawah ini disebutkan beberapa kriteria
dalam mengevaluasi media pembelajaran yang perlu diperhatikan apabila orang
melakukan evaluasi terhadap media pembelajaran.

1. Relevan dengan tujuan pendidikan atau pembelajaran

2. Persesuain dengan waktu, tempat, alat-alat yang tersedia, dan tugas


pendidik

3. Persesuaian dengan jenis kegiatan yang tercakup dalam pendidikan,

4. Menarik perhatian peserta didik

5. Maksudnya harus dapat dipahami oleh peserta didik

6. Sesuai dengan kecakapan dan pribadi pendidik yang bersangkutan

7. Kesesuaian dengan pengalaman atau tingkat belajar yang dirumuskan


dalam syllabus

8. Keaktualan (tidak ketinggalan zaman)

9. Cakupan isi materi atau pesan yang ingin disampaikan

37
10. Skala dan ukuran

11. bebas dari bias ras, suku, gender

38
MATERI PERKULIAHAN KE-8

PEMANFAATAN MEDIA DALAM KONTEKS PERENCANAAN DAN


PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

1. RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta


didik dalam upaya mencapai KD.

2. Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara


lengkap dan sistematis.

3. RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali
pertemuan atau lebih.

4. Guru merancang penggalan RPP untuk setiap pertemuan yang disesuaikan


dengan penjadwalan di satuan pendidikan.

Komponen RPP ( Standar Proses No 65 Th 2013 )

1. Identitas Sekolah

2. Identitas mata pelajaran

3. Kelas/ semester

4. Materi Pokok

5. Alokasi Waktu

6. Tujuan pembelajaran

7. Kompetensi dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

8. Materi Pembelajaran

9. Alokasi waktu

10. Metode pembelajaran

11. Media Pembelajaran

39
12. Sumber belajar

13. Langkah-langkah Pembelajaran

14. Penilaian hasil Pembelajaran

Selanjutnya Prinsip - prinsip Penyusunan RPP sebagai berikut :

1. Memperhatikan perbedaan individu peserta didik.


2. Mendorong partisipasi aktif peserta didik.
3. Mengembangkan budaya membaca dan menulis.
4. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut.
5. Mengakomodasi pada keterkaitan dan keterpaduan KD, Keterkaitan dan
keterpaduan materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator
pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu
keutuhan pengalaman belajar.
6. Mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu, keterpaduan lintas mata
pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.
7. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi.

Kriteria Pendekatan Scientific

1. Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat


dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira,
khayalan, legenda, atau dongeng semata.

2. Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru-siswa terbebas


dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang
menyimpang dari alur berpikir logis.

3. Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analistis, dan


tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan
mengaplikasikan materi pembelajaran.

40
1. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir hipotetik dalam
melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari materi
pembelajaran.
2. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami, menerapkan, dan
mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon
materi pembelajaran.
3. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat
dipertanggungjawabkan.
4. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun
menarik sistem penyajiannya.

MATERI PERKULIAHAN KE-10


MATERI PEMBELAJARAN SEMESTER 1 KELAS X

1. Teori Atom
a) Model Atom Dalton
atom merupakan kesatuan terkecil yang tidak bisa dibagi-bagi lagi. Unsur
kimia yang berbeda akan memiliki jenis atom yang berbeda-beda
pula. Berbentuk seperti bola pejal.
b) Model Atom Thompson
Model atom Thompson berbentuk seperti roti kismis. Hal itu dikarenakan
atom merupakan bola padat bermuatan positif dengan partikel negatif
(elektron) yang tersebar didalamnya. Selain itu, muatan positif dan negatif
pada atom tersebut jumlahnya sama.
c) Model Atom Rutherford
Setiap atom mengandung inti atom yang bermuatan positif dengan
elektron yang mengelilingi dalam lintasannya
d) Model Atom Bohr
Dalam model atom Bohr, dinyatakan bahwa atom terdiri dari inti atom
yang mengandung proton dan neutron dan dikelilingi oleh elektron yang

41
berputar dalam orbitnya (tingkat energi tertentu). Orbit ini dikenal sebagai
kulit atom
e) Mekanika Kuantum
Model atom mekanika kuantum merupakan model atom yang paling
modern. Atom terdiri dari inti atom bermuatan positif dan awan-awan
elektron yang mengelilinginya. Daerah kebolehjadian ditemukannya elektron
dinamakan orbital. Menurut teori ini, ada empat jenis orbital, yaitu s, p, d, f
 Nomor Atom dan Massa

X
Z
X : Lambang unsur
Z : Nomor atom ( jumlah proton)
A : Nomor Massa ( jumlah proton + neutron)
 Nomor massa (A) menyatakan banyaknya proton dan neutron yang menyusun
inti atom suatu unsur.
 Nomor atom (Z) menunjukkan jumlah proton (muatan positif) atau jumlah
elektron dalam atom tersebut.
 Bilangan Kuantum
bilangan yang menyatakan kedudukan atau posisi elektron dalam atom yang
diwakili oleh suatu nilai yang menjelaskan kuantitas kekal dalam sistem
dinamis.
1. Bilangan Kuantum Utama (n)
2. Bilangan Kuantum Momentum Sudut (l)
3. Bilangan Kuantum Magnetik (m)
4. Bilangan kuantum spin (s),
 Konfigurasi electron
Konfigurasi elektron dalah konfigurasi yang menggambarkan susunan
elektron dalam orbital-orbital atom.

 Sistem periodik unsur


adalah susunan unsur-unsur berdasarkan urutan nomor atom dan
kemiripan sifat unsur-unsur tersebut. Disebut “periodik”, sebagaimana

42
terdapat pola kemiripan sifat unsur dalam susunan tersebut. Sistem periodik
unsur (tabel periodik) modern yang saat ini digunakan didasarkan pada tabel
yang dipublikasikan oleh Dmitri Mendeleev pada tahun 1869.
Periode adalah lajur horizontal dalam sistem periodik unsur.
Golongan adalah kolom lajur vertikal dalam sistem periodik

 Sifat – sifat Keperiodikan Unsur :

1. Jari-Jari Atom
Jari-jari atom adalah jarak dari inti atom sampai kulit elektron terluar.

a. Dalam satu golongan dari atas ke bawah jari-jari atom semakin besar.
b. Dalam satu periode dari kiri ke kanan, jari-jari atom semakin kecil.

2. Energi Ionisasi

Adalah energi yang dibutuhkan untuk melepaskan elektron paling luar


dari atom atau ion dalam fase gas.

A. Dalam satu golongan dari atas ke bawah energi ionisasi semakin


berkurang.

B. Dalam satu periode dari kiri ke kanan energi ionisasi cenderung


bertambah.

3. Afinitas Elektron

Adalah energi yang dilepaskan jika atom netral menerima elektron


dan membentuk ion negatif.

A. Dalam satu golongan dari atas ke bawah afinitas elektron semakin


kecil.

B. Dalam satu periode dari kiri ke kanan afinitas elektron semakin besar.

43
Semakin negatif semakin mudah atom menerima elektron dan
membentuk ion negatif.

4. Keelektronegatifan ( KE )

Adalah kecenderungan atom untuk menarik elektron dalam suatu


ikatan kimia.

A. Dalam satu golongan dari atas ke bawah keelektronegatifan semakin


berkurang.
B. Dalam satu periode dari kiri ke kanan keelektronegatifan semakin
bertambah.

MATERI PERKULIAHAN KE-11

MATERI PEMBELAJARAN SEMESTER 2 KELAS X

 Larutan elektrolit dan non elektrolit

Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik,


memberikan gejala berupa menyalanya lampu pada alat uji atau timbulnya
gelembung gas dalam larutan. Sedangkan larutan non elektrolit adalah larutan
yang tidak dapat menghantarkan arus listrik, sebabnya karena larutan tidak dapat
menghasilkan ion-ion.

 Konsep Mol

44
1. Hubungan Mol dengan Jumlah Partikel dan Bilangan Avogadro
Bilangan Avogadro menghubungkan mol dengan jumlah atom, molekul, atau
ion. Hubungan antara mol dengan jumlah partikel dan bilangan Avogadro adalah
sebagai berikut:

n = p/l

Ket : keterangan,
n = jumlah mol (mol)
p = jumlah partikel (atom, molekul, atau ion)

2. Hubungan mol dengan massa

merupakan bilangan yang menyatakan perbandingan massa satu molekul


suatu senyawa terhadap 1/12 massa atom12C. Massa molekul realtif (Mr)
sama dengan jumlah massa atom relatif (Ar) dari semua atom penyusunnya.

n = M/Mr

3. Hubungan mol dengan Volume gas


Hubungan antara mol dengan volume gas dibagi menjadi dua, yaitu dalam
keadaan STP (Standar Temperature and Pressure) (00C.1atm) dan dalam
keadaan selain STP.
4. Hubungan mol dengan molaritas
Molaritas diartikan sebagai banyaknya mol zat terlarut dalam 1 L larutan.
Hubungan antara mol dengan molaritas adalah sebagai berikut:
n=MXV

 Hukum-hukum Dasar Kimia

1. Hukum Kekekalan Massa (Hukum Lavoisier)

45
2. Hukum Perbandingan Tetap (Hukum Proust) menyatakan bahwa

3. Hukum Kelipatan Perbandingan (Hukum Dalton) menyatakan bahwa .

4. Hukum Perbandingan Volume (Hukum Gay-Lussac) menyatakan bahwa

MATERI PERKULIAHAN KE-12

MATERI PEMBELAJARAN SEMESTER 1 KELAS XI

 Hidrokarbon

Senyawa Karbon adalah senyawa yang mengandung atom karbon dan unsur
lain. Senyawa Hidrokarbon di bagi menjadi dua yaitu :

 Hidrokarbon Organik adalah ciri - ciri di dalam strukturnya terdapat rantai


Atom Karbon.

46
 Hidrokarbon AnOrganik adalah ciri - ciri di dalam strukturnya tidak
terdapat rantai Atom Karbon

Berdasarkan ikatan yang terdapat pada rantai karbonnya, Hidrokarbon


dibedakan menjadi :

1. Hidrokarbon Jenuh adalah hidrokarbon yang pada rantai karbonnya semua


berikatan tunggal.
Hidrokarbon ini disebut juga sebagai Alkana.

2. Hidrokarbon tak jenuh adalah hidrokarbon yang pada rantai karbonnya


terdapat ikatan rangkap dua atau tiga.

3. Hidrokarbon yang mengandung ikatan rangkap dua disebut Alkena .


Hidrokarbon yang mengandung ikatan rangkat tiga disebut Alkuna.

 Kedudukan Atom Karbon dalam Rantai Karbon


Berdasarkan jumlah atom C yang dapat diikat oleh atom C yang lain pada
rantai karbon, dapat dibedakan menjadi 4 :

1. Atom C Primer, yaitu atom C mengikat satu atom C lain.

2. Atom C Sekunder, yaitu atom C mengikat dua atom C lain.

3. Atom C tersier, yaitu atom C mengikat tiga atom C lain.

4. Atom C Kuartener, yaitu atom C mengikat empat atom C lain.

 Termokimia

Hukum Termokimia
Azas kekekalan energi menyatakan bahwa energi tidak dapat
diciptakan maupun dimusnahkan tetapi energi dapat diubah dari satu
bentuk ke bentuk lain. Jika sistem menyerap kalor, maka E > 0
sedangkan jika sistem membebaskan kalor, maka E < 0. Hubungan antara
energi dalam. kalor dan keda diumuskan dalam hukum termodinamika.

- ΔE = q + W

47
Keterangan:
ΔE = perubahan energi dalam
q = jumlah kalor yang diserap atau dilepas sistem
w = jumlah kalor yang diterima/dRakukan sistem

 Sistem dan Lingkungan

Sistem adalah sejumlah zat atau campuran yang di pelajari sifat-sifat dan
perilakunya (bagian dari alam semesta yang sedang jadi pusat perhatian).
Sedangkan lingkungan adalah segala sesuatu di luar sistem.

Rekasi endoterm : terjadi perpindahan kalor dari lingkungan ke siistem


( sistem menyerap kalor dari lingkungan )

Reaksi eksoterm : terjadi perpindahan kalor dari ssitem ke lingkungan ( sistem


melepas kalor ke lingkungan )

 Entalpi Reaksi

Perubahan entalpi (ΔH) diukur pada keadaan standar yaitu perubahan


entalpi diukur pada suhu 25°C dan tekanan 1 atm yang disebut dengan
perubahan entalpi standar (Ho).

Persamaan reaksi yang mengikutsertakan H reaksi disebut persamaan


termokimia, contohnya: Jenis-jenis Perubahan Entalpi Standar

Bernama lain kalor pembentukan standar yang merupakan perubahan entalpi


ketika 1 mol senyawa terbentuk dari unsur-unsurnya pada kondisi standar.

Persamaan termokimianya adalah:

48
Merupakan perubahan entalpi jika 1 mol suatu zat terbakar sempurna pada
kondisi standar.

Persamaan termokimianya adalah:

Dikenal dengan atomisasi unsur yang merupakan perubahan entalpi jika 1


mol berbentuk gas terbentuk dari unsur dalam bentuk fisik pada kondisi standar.
Reaksi pengatoman akan memiliki ⧋H positif (endoterm). Hal ini dikarenakan
reaksi memerlukan energi untuk memisahkan atom-atom.

Contohnya, pengatoman unsur hidrogen. Persamaan termokimianya adalah:

Merupakan perubahan entalpi jika 1 mol senyawa diubah menjadi atom-atom


dalam bentuk gas dalam keadaan standar.

Misalnya pengatoman metana (CH4), persamaan termokimianya sebagai berikut:

Perubahan entalpi apabila 1 mol senyawa diubah menjadi larutannya pada


keadaan standar.

49
NaOH(s) → NaOH(aq) ⧋H = +50 kJ

Merupakan perubahan entalpi pada peleburan 1 mol zat padat menjadi zat cair
pada titik leburnya dan tekanan standar. Misalnya peleburan es.

Perubahan entalpi pada penguapan 1 mol zat cair menjadi gas pada titik
didihnya dan tekanan standar. Misal penguapan air dan persamaan termokimianya
sebagai berikut:

50
MATERI PERKULIAHAN KE-13

MATERI PEMBELAJARAN SEMESTER 2 KELAS XI

 Teori Asam basa


Terdapat tiga teori tentang cara membedakan senyawa asam dan senyawa
basa. Teori tersebut adalah teori Arrhenius, Bronsted-Lowry, dan Lewis.

Teori Arrhenius dikemukakan oleh ilmuwan Swedia, Svante Arrhenius pada tahun
1807. Teori ini menyatakan bahwa:

 Asam: suatu zat yang bila dilarutkan dalam air dapat memberikan atau
memperbesar konsentrasi ion H+.
 Basa: suatu zat yang bila dilarutkan dalam air dapat memperbesar
konsentrasi OH-.

Teori Bronsted-Lowry dikemukakan oleh Johanes N. Bronsted dan Thomas M.


Lowry pada tahun 1923. Teori ini menyatakan bahwa:

 Asam: senyawa yang dapat memberikan proton kepada senyawa lain


(donor proton)
 Basa: senyawa yang dapat menerima proton dari senyawa lain (akseptor
proton)

Teori Lewis dikemukakan oleh G.N. Lewis pada tahun 1923. Beliau adalah
seorang ahli kimia Amerika Serikat. Teori ini menyatakan bahwa:

51
 Asam: ion/molekul yang dapat bertindak sebagai penerima pasangan
elektron (belum oktet)
 Basa: ion/molekul yang dapat bertindak sebagai pemberi pasangan
elektron (mempunyai PE

 Ciri-ciri asam kuat:

 Golongan VIIA
 Terionisasi sempurna (α=1)
 Merupakan elektrolit kuat
 Contoh: HCl, HI, HBr, H2SO4,HNO3

 Ciri-ciri asam lemah:

 Tidak terionisasi sempurna (α<1)


 Merupakan elektrolit lemah
 Contoh: CH3COOH, H2CO3, H2S, H3PO4, HCN, dll

 Ciri-ciri basa kuat:

 Golongan IA dan IIA (kecuali Be)


 Contoh: LiOH, NaOH, KOH, RbOH, Mg(OH)2, Ca(OH)2, Sr(OH)2,
Ba(OH)2

 Ciri-ciri basa lemah:

 Contoh: Al(OH)3, Be(OH)2, NH4OH, Cu(OH)2, Fe(OH)3

 Indikator asam dan basa:

 Kertas lakmus
 Indikator universal
 pH meter
 Larutan indikator

 Hidrolisis

52
Reaksi penguraian garam oleh air atau reaksi ion-ion garam dengan air di
sebut hidrolisis. Pada penguraian garam tersebut dapat terjadi beberapa
kemungkinan.:

1. Ion garam bereaksi dengan air menghasilkan ion H+ sehingga


menyebabkan [H+]Dalam air bertambah dan akibatnya [H+] > [OH–] dan
larutan bersifat asam.
2. Ion garam bereaksi dengan air dan menghasilkan ion OH sehingga
didalam sistem [H+] < [OH], akibatnya larutan bersifat basa.
3. Ion garam tersebut tidak bereaksi dengan air, sehingga [H+] dalam air
akan tetap sama dengan [OH–] dan air akan tetap netral (pH =7)
pH larutan Garam
- Garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat

Rumus :

pOH = -log [OH-]

pH = 14 – pOH

Keterangan :

Kw = Tetapan ionisasi air ( 10–14 )

Ka = Tetapan ionisasi asam

[ M ] = Konsentrasi ion garam yang terhidrolisis

- Garam yang berasal dari asam kuat dan basa lemah

Rumus :

53
pH = -log [H+]

Keterangan :

Kw = Tetapan ionisasi air

Kb = Tetapan ionisasi basa

[M] = Konsentrasi ion garam yang terhidrolisis

 Garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah

Dari rumus harga pH larutan garam yang berasal dari asam lemah dan basa
lemah tidak tergantung pada konsentrasi ion-ion garam dalam larutan namun
tergantung pada harga ka dan kb dari asam basa pembentuknya.

 Larutan Penyangga

Larutan pentannga atau buffer adalah larutan yang PH nya relatif tetap
(tidak berubah ) pada penambahan sedikit asam atau sedikit basa.

 Sistem penyangga asam dan basa konjugsi

COOH (aq) → CH3 COO–(aq) + H+(aq)

CH3 COONa (aq) → CH3 COO–(aq) + Na+(aq)

Di dalam larutan penyangga tersebut terdapat campuran asam lemah ( CH3


CooH ) dengan basa konjugasinya ( CH3 COO–)

Rumus :

 Sistem penyangga Basa dan asam konjugasi

54
campuran NH3 atau NH4 OH dan NH4 CL terdapat ion OH– yang berasal dari
ionisasi sebagian NH4OH, ion NH4+ yang berasal dari ionisasi NH4OH dan
Ionisasi NH4CL. Dalam sistem penyangga tersebut terdapat basa lemah dan
asam konjugasi

 Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan

Kelarutan (solubility) adalah suatu zat dalam suatu pelarut menyatakan


jumlah maksimum suatu zat yang dapat larut dalam suatu pelarut.

Satuan kelarutan umumnya dinyatakan dalam gramLˉ¹ atau molL ˉ¹ (M)

Hasil kali kelarutan adalah hasil kali konsentrasi ion – ion dari larutan
jenuh garam yang sukar larut dalam air, dengan di pangkatkan koefisien
menurut persamaan ionisasinya. Jika senyawa AxBy terionisasi menjadi xAy+
dan yBx-, di dalam air akan mengalami reaksi kesetimbangan.

MATERI PERKULIAHAN KE-14

MATERI PEMBELAJARAN SEMESTER 1 KELAS XII

 Reaksi Redoks

55
Redoks (singkatan dari reaksi reduksi/oksidasi) adalah istilah yang
menjelaskan berubahnya bilangan oksidasi (keadaan oksidasi) atom-atom
dalam sebuah reaksi kimia.

- Oksidasi menjelaskan pelepasan elektron oleh sebuah molekul, atom, atau


ion

- Reduksi menjelaskan penambahan elektron oleh sebuah molekul, atom,


atau ion.

Senyawa-senyawa yang memiliki kemampuan untuk mengoksidasi


senyawa lain dikatakan sebagai oksidatif dan dikenal sebagai oksidator atau
agen oksidasi sedangkan, Senyawa-senyawa yang memiliki kemampuan untuk
mereduksi senyawa lain dikatakan sebagai reduktif dan dikenal sebagai
reduktor atau agen reduksi.

 Sifat Koligatif Larutan

Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang bergantung pada jumlah zat
terlarut, dan tidak bergantung pada jenis larutannya. Macam-macam sifat
koligatif larutan terbagi menjadi 4 sifat koligatif larutan. Yaitu:

1. Penurunan Tekanan Uap (∆P)

P = XA . P0

∆P = P0 . XB

Keterangan:

P = tekanan uap jenuh larutan

P0 = tekanan uap jenuh zat terlarut

XA = fraksi mol pelarut

XB = framsi mol zat terlarut

∆P = penurunan tekanan uap jenuh larutan

56
2. Kenaikan Titik Didih (∆Tb)

∆Tb = Tb larutan – Tb pelarut murni

∆Tb = m x Kb

Keterangan:

∆Tb = kenaikan titik didih larutan

Kb = tetapan kenaikan titik didih

m = molalitas

3. Penurunan Titik Beku (∆Tf)

∆Tf = Tf larutan – Tf pelarut murni

∆Tf = m x Kf

Keterangan:

∆Tf = kenaikan titik beku larutan

Kf = tetapan kenaikan titik beku

m = molalitas

4. Tekanan Osmosis (∏)

∏ = MRT

Keterangan:

∏ = tekanan osmosis (atm)

M = molaritas (M)

T = suhu mutlak (K)

R = tetapan gas ideal (0,082) L.atm.mol-1.K-1

57
MATERI PERKULIAHANKE-15
MATERI PEMBELAJARAN SEMESTER 2 KELAS XII
 Benzena dan Turunannya
Benzena adalah senyawa aromatik dengan rumus kimia C6H6, memiliki
struktur berbentuk segienam dan berikatan rangkap yang selang-seling.
Benzena dapat mengalami reaksi substitusi :
1. Subtitusi dengan halogen (Halogenasi)
Benzena mengalami subtitusi dengan halogen memakai katalisator besi
(III) halida.
2. Subtitusi dengan asam nitrat (Nitrasi)
Benzena bereaksi dengan asam nitrat pekat memakai katalisator asam
sulfat pekat membentuk nitrobenzena.
3. Subtitusi dengan asam sulfat pekat (Sulfonasi)
Sulfonasi terjadi Bila benzena dipanaskan dengan asam sulfat pekat.
4. Subtitusi dengan alkil halida (Alkilasi)
Reaksi ini bisa memakai untuk membentuk alkil benzena menggunakan
katalisator alumunium klorida (AlCl3).
 Makromolekul
Makromolekul atau polimer adalah senyawa besar yang terbentuk dari
penggabungan unit-unit molekul kecil yang disebut monomer.

58
Polimer berasal dari kata poli dan meros yang berarti banyak bagiannya.
Polimer adalah molekul raksasa yang terbentuk dari molekul – molekul kecil
yang terangkai secara berulang. Molekul – molekul kecil penyusun polimer
disebut monomer.
Contoh : CH₂ = CH₂ CH₂ = CH₂
Monomer monomer
— CH₂ — CH₂ — CH₂ — CH₂ —
Polimer
Molekul polimer yang terdiri dari atom – atom dalam jumlah yang banyak
membentuk molekul besar disebut makromolekul. Reaksi pembentukan polimer
disebut polimerisasi.

 Penggolongan Polimer
a) Berdasarkan asalnya
1. Polimer alam : polimer yang terbentuk secara alamiah.
2. Polimer Sintetis : polimer yang dibuat dipabrik dan tidak terdapat
dialam.Contoh :
Polimer Monomer Polimerisasi Sumber
Polietilena Etana Adisi Plastik
PVC Vinilklorida Adisi Pelapis lantai, pipa
Tali plastik, botol
Polipropilena Propena Adisi
plastik
Teflon tetrofluoroetilena Adisi Panci anti karat
b) Berdasarkan monomer pembentuknya
1. Homopolimer : polimer yang monomer pembentuknya sejenis. Contohnya :
PVC, Selulosa, Teflon, polistirena, polietilena, amilum, karet alam
2. Kopolimer : polimer yang monomernya merupakan molekul yang berbeda.
Contohnya : nilon 66, dakron, protein, DNA, melamin
c) Berdasarkan sifatnya terhadap panas
1. Polimer termoplastis : polimer yang pada proses pemanasan melunak,
contohnya : PVC, polietilena,

59
2. Polimer termosetting : polimer yang jika dipanaskan akan mengeras,
contohnya : melamin, selulosa

 Polimerisasi
Reaksi polimerisasi adalah reaksi penggabungan monomer pada polimer.
Terbagi menjadi 2 jenis, yaitu :
1. Polimerisasi adisi
Polimerisasi adisi terjadi pada monomer yang mempunyai ikatan rangkap
(tak jenuh) didalam reaksi tersebut tidak disertai terbentuknya molekul kecil
atau tidak ada atom yang hilang. Contoh : polistirena, poliisoprena(karet
alam), Teflon, PVC & polipropilena.
2. Polimerisasi kondensasi
Yaitu reaksi penggabungan monomer yang satu dengan monomer yang lain yang
memiliki gugus fungsi dan didalam reaksi tersebut terdapat molekul yang
hilang/lepas (H₂O atau NH₃). Contoh : bakelit, melamin, nilon & protein.

 Karbohidrat, Protein dan Lemak


A. Karbohidrat

Merupakan senyawa karbon yang mengandung gugus fungsi keton atau aldehida
dan gugus hidrosil. Karbohidrat merupakan polimer alami dan disebut juga
sakarida. Berdasarkan reaksi hidrolisisnya, karbohidrat dikelompokan menjadi 3,
yaitu :
1. Monosakarida
Merupakan karbohidrat yang paling sederhana dan tidak dapat diuraikan atau
dihidrolisis lagi. Berisomer karena memiliki rumus molekul sama yaitu C₆H₁₂O₆
a) Glukosa : diperoleh dari hidrolisis sukrosa (gula tebu) atau pati (amilum).
Sifat – sifatnya :
 Memutar bidang polarisasi cahaya kekanan
 Dapat mereduksi larutan fehling dan membentuk endapan merah bata
 Dapat difermentasi menghasilkan alkohol
 Dapat mengalami mutarotasi
b) Fruktosa/gula buah : diperoleh dari hidrolisis sukrosa. Sifat – sifatnya :

60
 Memutar bidang polarisasi kekiri
 Dapat mereduksi larutan fehling dan membentuk endapan merah bata
 Dapat difermentasi
c) Galaktosa : diperoleh dari hidrolisis gula susu (laktosa). Sifat – sifatnya:
 Dapat mereduksi larutan fehling dan membentuk endapan merah bata
 Tidak dapat difermentasi

2. Disakarida
Merupakan karbohidrat yang terbentuk dari dua molekul monosakarida.
Disakarida yang penting, yaitu :
a) Sakarosa (sukrosa) : terbentuk dari 1 molekul glukosa dan 1 molekul fruktosa
dan mudah larut dalam air. Sifat – sifatnya:
 Tidak dapat mereduksi pereaksi Fehling, Benedict maupun Tollens sebab
gugus aldehidanya sudah terikat pada Fruktosa
 Jika sukrosa dipanaskan sampai mencair akan menjadi zat-zat campuran yang
berwarna cokelat yang disebut caramel
b) Laktosa (gula susu) : terbentuk dari 1 molekul glukosa dan 1
molekulgalaktosa. Rasanya tidak semanis gula tebu. Sifat – sifatnya:
 Dapat mereduksi pereaksi Fehling, Benedict maupun Tollens sebab monomer
yang satunya (glukosa & galaktosa) gugus aldehidnya masih bebas
c) Maltosa : terbentuk dari 2 molekul glukosa. Terdapat pada tumbuhan
(gandum). Sifat – sifatnya:
 Dapat mereduksi pereaksi Fehling, Benedict dan Tollens
 Dihidrolisis dengan katalis asam atau enzim maltase menghasilkan 2 molekul
glukosa

3. Polisakarida : merupakan polimer dari monosakarida. Semua polisakarida


sukar larut dalam air dan tidak mereduksi pereaksi Fehling, Benedict dan
Tollens. Polisakarida yang penting, yaitu:
a) Selulosa : polimer alam dengan glukosa sebagai monomernya. Merupakan
penyusun utama dinding sel tumbuhan, selulosa digunakan untuk pembuatan
kertas dan rayon. Sifat – sifatnya:

61
 Gugus OH pada molekul selulosa dapat dinitrasi.
 Contohnya seluloid (selulosa nitrat dalam kamper), dapat digunakan untuk
pembuatan film dan cat semprot.
b) Amilum/pati : disebut zat tepung, merupakan sumber energy bagi tumbuhan
dan hewan. Amilum terdiri dari amilosa & amilopektin. Sifat – sifatnya:
 Dengan air panas, amilosa dan amilopektin mengembang membentuk sol
dapat digunakan untuk lem atau perekat
 Dapat dihidrolisis oleh larutan asam encer (katalis) menghasilkan glukosa,
sedangkan hidrolisis dengan enzim diastase menghasilkan maltose (gula pati)
c) Glikogen : terdapat dalam tubuh hewan terutama dalam hati. Berfungsi sebagai
bahan cadangan karbohidrat bagi hewan. Sifat – sifatnya:
 Dapat larut dalam air dingin, tapi tidak membentuk gel
 Dapat bereaksi dengan iodine dan memberikan warna cokelat, karena rantai
polimernya bercabang

B. Protein
Adalah senyawa polipeptida yang dihasilkan dari polimerisasi kondensasi
asam amino yang bergabung satu sama lain melalui ikatan peptida.
1) Sifat – sifat protein
 Sukar larut dalam air karena ukuran molekul sangat besar
 Mengalami koagulasi oleh pemanasan, penambahan asam atau basa
 Bersifat amfoter karena membentuk zwitter ion
 Dapat mengalami kerusakan (denaturasi) oleh pemanasan
2) Fungsi protein
 Sebagai enzim (biokatalisator)
 Alat angkut (transport)
 Antibody (immunoglobulin)
 Penyusun jaringan (structural)
 Pengendali pertumbuhan

C. Lipid (lemak)

62
Merupakan substansi biologis yang tidak larut dalam air tapi larut dalam pelarut
organik yang kurang polar (eter & kloroform). Penggolongan lipid, yaitu :
1) Lemak
Adalah ester gliserol dengan asam – asam lemak. Berfungsi sebagai
cadangan makanan
Terbagi menjadi 2, yaitu: lemak jenuh dan lemak tak jenuh (minyak)
2) Fospolipid
Merupkan ester dari gliserol, salah satu contoh lemak majemuk.
 Termasuk dalam lipid yang terhidrolisis
 Contoh fosfolipid adalah membran sel dan kuning telur

3) Steroid
Senyawa turunan lipid yang tidak terhidrolisisMerupakan bahan dasar
pembuatan garam empedu, hormon & vitamin D, berperan sebagai perkursor dari
hormon steroid & asam empedu yaitu suatu zat pengemulsi lemak yang kemudian
mengeluarkannya melalui usus halus. Contoh steroid : kolesterol, progesteron,
estrogen

63
\

DAFTAR PUSTAKA

http://staffnew.uny.ac.id/upload/132296142/pendidikan/MEDIA+PEMBELAJAR
AN.pdfhttp://staffnew.uny.ac.id/upload/132296142/pendidikan/MEDIA+PEMBE
LAJARAN.pdf (Diakses pada tanggal 27 Oktober 2019).

http://sulaiman-ump.blogspot.com/2011/06/fungsi-dan-manfaat-media-
pembelajaran.html (Diakses pada tanggal 27 Oktober 2019).

http://edu-articles.com/berbagai-jenis-media-pembelajaran/ (Diakses pada tanggal


27 Oktober 2019).

https://belajarpsikologi.com/klasifikasi-media-pembelajaran/
(Diakses pada tanggal 27 Oktober 2019).

https://fzil.wordpress.com/2013/04/18/jenis-karakteristik-media-pembelajaran/
(Diakses pada tanggal 27 Oktober 2019).

64
https://dibustom.wordpress.com/2011/05/08/16/ (Diakses pada tanggal 27
Oktober 2019).

https://blog.ruangguru.com/eksplorasi-5-jenis-model-atom (Diakses pada tanggal


27 Oktober 2019).

https://mfyeni.wordpress.com/kelas-x/tabel-periodik-unsur/sifat-keperiodikan-
unsur/ (Diakses pada tanggal 27 Oktober 2019).

https://blog.ruangguru.com/memahami-larutan-elektrolit-dan-non-elektrolit
(Diakses pada tanggal 27 Oktober 2019).

https://shoimps.wordpress.com/2017/10/02/prosedur-menyusun-rancangan-media-
pembelajaran/ (Diakses pada tanggal 27 Oktober 2019).

http://assignmentswayangracias.blogspot.com/2015/06/makromolekul.html

http://hedisasrawan.blogspot.com/2014/01/asam-basa-materi-ringkasan-sma-
xi.html (Diakses pada tanggal 27 Oktober 2019).

https://www.scribd.com/doc/95319366/Quantum-Edu-Center-Ringkasan-Materi-
Kimia-Kelas-XI-Semester-2 (Diakses pada tanggal 27 Oktober 2019).

65

Anda mungkin juga menyukai