Anda di halaman 1dari 56

MEDIA

PEMBELAJARAN
Arum Fatmala

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH ( STIT ) PEMALANG

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


Kata Pengantar

Bismillaahirrahmaanirrahiim

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah Subhaanahu Wa Ta'alaa, yang


telah memberikan rahmat, karunia, serta ilmuNya sehingga penulis berhasil
menyusun portofolio mengenai media pembelajaran. Portofolio yang
berjudul “Media Pembelajaran” ini disusun untuk memenuhi tugas sekaligus
melengkapi referensi bidang ilmu media pembelajaran.

Portofolio ini disusun untuk memberikan pengetahuan secara praktis


dan sistematis kepada pendidik, calon pendidik, dan masyarakat umum
agar semakin kritis dan kreatif dalam memilih, membuat, mengevaluasi,
dan menggunakan media pembelajaran. Garis besar materi portofolio ini
meliputi : pengertian,fungsi & peran media pembelajaran, jenis-jenis media
pembelajaran, media pembelajaran berbasis teks, pembelajaran
manipulative, pemilihan media pembelajaran, dan evaluasi media
pembelajaran.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah


mendukung penulis dalam menyelesaikan penyusunan portofolio ini. Penulis
juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Nisrokha,S.Pd.I,M.Pd. selaku
dosen pembimbing pada mata kuliah media pembelajaran, yang telah
memberikan arahan serta bimbingannya selama perkuliahan online iini,
sehingga penyusunan portofolio dapat dibuat dengan sebaik-baiknya.

Penulis juga menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan


portofolio media pembelajaran ini sehingga penulis mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan portofolio ini.

Pekalongan, 20 Maret 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ............................................................................... i
Daftar Isi ......................................................................................... ii
Bab I : Pengertian,Fungsi & Peran Media Pembelajaran
A. Pengertian Media Pembelajaran ................................................ 1
B. Fungsi Media Pembelajaran ...................................................... 3
C. Peran Media Pembelajaran ....................................................... 5
Bab II : Jenis-Jenis Media Pembelajaran
A. Klasifikasi Media berdasarkan Perkembangan Teknologi .............. 9
B. Klasifikasi Media berdasarkan Stimulus yang ditimbulkan ........... 10
C. Klasifikasi Media berdasarkan Indera yang terlibat ...................... 11
Bab III : Media pembelajaran Berbasis Teks
A. Pengertian Media Pembelajaran Berbasis Teks ........................... 15
B. Karakteristik Media Pembelajaran Berbasis Teks ......................... 17
C. Manfaat Media Pembelajaran Berbasis Teks ............................... 18
BAB IV : Media Pembelajaran Manipulative
A. Pengertian Media Berbasis Benda-benda Nyata .......................... 20
B. Karakteristik Media Berbasis Pembelajaran Manipulative ............. 23
C. Contoh Media Pembelajran Manipulative .................................... 24
D. Pemanfaatan Media Pembelajaran Manipulative ......................... 26
BAB V Pemilihan Media Pembelajaran
A. Dasar Pertimbangan Pemilihan Media Pembelajaran ................... 29
B. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran ...................................... 31
C. Prinsip-Prinsip Pemilihan Media Pembelajaran ............................ 39
D. Prosedur Pemilihan Media Pembelajaran .................................... 42
BAB VI : Evaluasi Media Pembelajaran
A. Pengertian Evaluasi Media ........................................................ 45
B. Tujuan Evaluasi Media ............................................................. 46
C. Ragam Evaluasi Media ............................................................. 47
D. Tahapan Evaluasi Media ........................................................... 48
Daftar Pustaka ................................................................................ 50

ii
BAB
1

Pengertian,
Fungsi & Peran
Media
Pembelajaran
A. Pengertian Media Pembelajaran

Kata “media” berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak
dari “medium’, secara harfiah berarti perantara atau pengantar. National
Education Association (NEA) mendifinisikan media sebagai segala benda
yang dapat di manipulasikan, dilihat, didengar, dibaca, atau di bicarakan
beserta instrumen yang di pergunakan untuk kegiatan tersebut. Sedangkan
Heinich, dkk (1982) mengartikan iistilah media sebagai “alat saluran
komunikasi yang mengantar informasi antara sumber pesan dengan
penerima pesan”. 1

Kata “media” pun berasal dari bahasa latin “medius” yang secara
harfiah berarti: tengah, perantara, atau pengantar. Dalam bahasa arab
media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada
penerima pesan. Gerlach dan Elay (1971) mengatakan bahwa media apabila
di pahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang
membangun kondisi yang membuat pembelajar (siswa) mampu
memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. 2

Dalam penjelasan diatas, Septy Nurfadhilah (2021) memberikan


komentar bahwasanya guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan
media. Secara lebih khusus pengertian media dalam proses pembelajaran
cenderung di artikan sebagai alat-alat grafis, fotografis, atau elektroniks,
untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual
atau verbal.

Berikut beberapa pengertian media pembelajaran menurut para ahli :

1. Wibawanto (2017)

Mengemukakan bahwa, media pembelajaran adalah sumber belajar


dan dapat juga di artikan dengan manusia dan benda atau peristiwa yang
membuat kondisi siswa mungkin memperoleh pengetahuan, keterampilan
atau sikap. Selain alat yang berupa benda yang di gunakan untuk
menyalurkan pesan dalam proses pendidikan, pendidikan sebagai figur

1
Septy Nurfadhillah dkk, Media Pembelajaran (Tangerang: CV.Jejak, 2021), hlm.1.
2 Ibid.
Media Pembelajaran 1
sentral atau model dalam proses interaksi edukatif merupakan alat
pendidikan yang juga harus di perhitungkan.3

2. Amka (2018)

Mengemukakan bahwa media pembelajaran dapat di definisikan


sebagai alat bantu berupa fisik maupun non fisik yang sengaja di gunakan
sebagai perantara antara tenaga pendidik dan peserta didik dalam
memahami materi pembelajaran agar lebih efektif dan efesien. Sehingga
materi pembelajaran lebih cepat diterima peserta didik dengan utuh serta
menarik minat peserta didik untuk belajar lebih lanjut.4

3. Menurut Tafonao (2018)

Berpendapat bahwa peranan media pembelajaran dalam proses belajar


dan mengajar merupakan satu kesatuan yang tidak dapat di pisahkan dari
dunia pendidikan. Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang
dapat digunakan untuk menyalurkan pesan pengirim kepada penerima,
sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat
peserta didik untuk belajar.5

4. I Nyoman Sudana Degeng (1993)

Menyatakan bahwa ada sejumlah faktor yang perlu di pertimbangkan


guru/pendidik dalam membuat media pembelajaran, yaitu:

1. Tujuan instruktional

2. Keefektifan

3. Siswa

4. Ketersediaan

5. Biaya pengadaan

6. Kualitas teknis

3 Ibid.
4 Ibid, hlm.2
5
Ibid.
Media Pembelajaran 2
Dalam pembuatan media hal-hal yang harus di perhatikan adalah
tujuan pembelajaran, keefektifan media, biaya, fleksibilitas, dan
kemampuan menggunakanya serta alokasi waktu yang tersedia. 6

Dengan demikian, media pembelajaran adalah benda yang digunakan


untuk menyalurkan proses kepada penerima dalam proses pendidikan.

B. Fungsi Media Pembelajaran

Dari segi sejarah perkembangannya, maka dapat disebutkan dua fungsi


media pendidikan (yang sekarang disebut media pembelajaran) sebagai
berikut:

1. Fungsi AVA (Audiovisual Aids atau Teaching Aids)

Berfungsi untuk memberikan pengalaman yang konkret kepada peserta


didik. Pada dasarnya bahasa bersifat abstrak, maka guru perlu
menggunakan alat bantu berupa gambar, mode, benda sebenarnya dalam
menyajikan suatu pelajaran tertentu, sehingga peserta didik dapat
memahami apa yang disampaikan oleh guru.

Inilah fungsi pertama media, yaitu sebagai alat bantu agar dapat
memperjelas apa yang disampaikan oleh guru, karena kalau tidak
menggunakan media, maka penjelasan guru bersifat sangat abstrak.

2. Fungsi Komunikasi

Fungsi media dalam hal ini berada di tengah di antara dua hal, yaitu
yang menulis dan membuat media (komunikator atau sumber) dan orang
yang menerima (membaca, melihat, mendengar). Orang yang membaca,
melihat, dan mendengar media dalam komunikasi disebut receiver atau
audience.

Sedangkan media yang dibuat (ditulis dalam bentuk modul, film, slide,
OHP, dan sebagainya yang memuat pesan yang akan disampaikan kepada
penerima. Dalam komunikasi tatap muka, pembicara langsung berhadapan

6 Ibid.
Media Pembelajaran 3
dalam menyampaikan pesannya kepada penerima tanpa adanya perantara
yang digunakan.7

Levie & Lentz (1982: 20) mengemukakan empat fungsi media


pembelajaran dalam proses belajar mengajar, khususnya media visual,
yaitu:

1. Fungsi atensi

Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan


mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran
yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks
materi pelajaran. Seringkali pada awal pelajaran siswa tidak tertarik dengan
materi pelajaran atau materi pelajaran itu merupakan salah satu pelajaran
yang tidak disenangi oleh mereka sehingga mereka tidak
memperhatikannya.

2. Fungsi afektif

Fungsi afektif media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa
ketika belajar (atau membaca) teks yang bergambar. Gambar atau lambang
visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa, misalnya informasi yang
menyangkut masalah sosial atau ras.

3. Fungsi kognitif

Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian


yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar
pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan
ysang terkandung dalam gambar.

4. Fungsi kompensatoris

Fungsi kompensatoris media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian


bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks
membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan

7
Abdul Wahid,” Pentingnya Media Pembelajaran Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar”,
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan DDI Pinrang, Volume V, Nomor 2 ( Maret
2018).

Media Pembelajaran 4
informasi dalam teks dan mengingatnya kembali. Dengan kata lain, media
pembelajaran berfungsi untuk mengakomodasikan siswa yang lemah dan
lambat menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks
atau disajikan secara verbal.8

C. Peran Media Pembelajaran

Media pembelajaran sebagai penghubung antara pembelajar yang


menyampaikan pengetahuan dan memberikan pengajaran berupa materi
dengan pebelajar yang berusaha ingin mengetahui apa yang disampaikan
oleh pembelajar. Dari situlah kita dapat mengetahui betapa pentingnya
peran media pembelajaran yang menjembatani antara pembelajar dan
pebelajar.

Persoalan yang sering dihadapi oleh pembelajar berkaitan dengan


bagaimana menyampaikan atau mentransfer pengetahuan yang mudah
dipahami oleh pebelajar dan bagaimana menjadikan pembelajaran menjadi
lebih hidup sehingga meningkatkan motivasi belajar.

Begitupun jika diposisi pebelajar yang menginginkan pembelajaran


bukan hal yang membosankan. Media sebagai jembatan antara pembelajar
dan pebelajar dapat mempermudah interaksi diantara kedua belah pihak
juga sebagai penjelas hal hal yang bersifat abstrak atau yang belum
terekam dalam ingatannya.

Tentu saja, pembelajar diharapkan berpandangan bahwa media


sebagai sistem pembelajaran bukan hanya sekedar “alat bantu”
pembelajaran. Dengan pandangan tersebut tentunya pembelajar akan
memasukkan media sebagai satu kesatuan dalam pembelajaran yang tidak
dapat dipisahkan.

Media akan efektif dan efisien dalam pembelajaran apabila pembelajar


menguasai materi yang akan disampaikan kemudian bagaimana

8
Sapriyah, “Media Pembelajaran Dalam Proses Belajar Mengajar”, Prosiding Seminar
Nasional Pendidikan FKIP, Vol. 2, No.1, 2019, hlm. 470 – 477.

Media Pembelajaran 5
mengaplikasikan kedalam media sehingga tujuan pembelajaran dapat
tercapai.9

Peran menonjol dari media pembelajaran yang sangat terasa yaitu


ketika munculnya covid 19. Pada awal munculnya covid 19 pembelajaran
tatap muka dihentikan sehubungan dengan semakin cepatnya virus tersebut
menyebar.

Setelah berbagai pertimbangan dan peninjauan yang mendalam guna


tetap menjaga kestabilan, muncullah pembelajaran tatap maya. Peristiwa
tersebut mempengaruhi cara pembelajaran yang berdampak pada semakin
dominannya peran media pembelajaran yaitu media teknologi. Dengan
adanya media teknologi yang dapat berupa hardware maupun software
maka masalah yang muncul setelah adanya pembelajaran tatap maya yaitu
terpautnya jarak antar individu dapat terselesaikan.10

Dari pemaparan diatas maka peran media pembelajaran yaitu:

1. Pebelajar dapat memahami dan menangkap pembelajaran dengan lebih


baik.

2. Meningkatkan minat, keinginan dan motivasi untuk belajar.

3. Dengan media penjelasan pembelajaran dapat dilakukan dengan


berbagai cara disesuaikan dengan keperluan.

4. Meningkatkan interaksi saat pembelajaran.

Lebih lanjut (Sidik Bagas, 2008) menambahkan peran media


pembelajaran antara lain:

1. Memperjelas penyajian materi agar tidak hanya bersifat verbalisme


(dalam bentuk kata-kata atau tulisan).

2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera.

9 Muhammad Miftah, ”Fungsi, dan peran media pembelajaran sebagai upaya peningkatan
kemampuan belajar siswa." Kwangsan: Jurnal Teknologi Pendidikan 1.2 (2013), hlm.95-105.
10 Gusti Firda Khairunnisa, dkk, "Peranan Media Pembelajaran Berbasis Android Ditinjau dari

Kepribadian Peserta Didik." Indonesian Journal of Mathematics and Natural Science


Education 1.3 (2020), hlm.150-157.

Media Pembelajaran 6
3. Penggunaan media secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sifat
pasif pebelajar.

4. Menghindari kesalahpahaman suatu objek dan konsep.

5. Menghubungkan yang nyata dan tidak nyata.11

Sedangkan menurut Nana Sudjana (1995), peran media pembelajaran


sebagai berikut:

1. Mempunyai fungsi yang dapat menciptakan pembelajaran yang efektif.

2. Keintegralan media dengan pembelajaran maka hal tersebut harus


dikembangkan oleh pembelajar.

3. Menyelaraskan media dengan tujuan dan isi pembelajaran.

4. Sebagai sarana untuk meningkatkan mutu.

5. Pengutamaan media agar lebih cepat menangkap materi yang diberikan.

6. Sebagai sistem yang menjadi kesatuan dalam pembelajaran.12

Pembelajar memegang peran penting dalam penyampaian media


pembelajaran. Yang harus terus berinovasi dan terus mengikuti
perkembangan zaman supaya media menjadi lebih efektif dan efisien dalam
pembelajaran.13

Talizaro Tafonao, "Peranan media pembelajaran dalam meningkatkan minat belajar


11

mahasiswa." Jurnal komunikasi pendidikan 2.2 (2018), hlm.103-114.


12
Ibid.
13Umar Umar, "Media pendidikan: Peran dan fungsinya dalam pembelajaran." Tarbawiyah:
Jurnal Ilmiah Pendidikan 11.01 (2017), hlm.131-144.

Media Pembelajaran 7
BAB
2

Jenis-Jenis
Media
Pembelajaran

Media Pembelajaran 8
Perkembangan media pembelajaran dewasa ini sangat pesat sekali
sesuai dengan pesatnya perkembangan dunia teknologi, media informasi,
sarana komunikasi maupun sikap dan perilaku manusia. Diantara hal yang
berkembang pesat saat ini adalah munculnya media-media pembelajaran
on-line yang mungkin jarang kita temukan lima atau sepuluh tahun
sebelumnya. Berdasarkan hal tersebut kita perlu untuk melakukan
pengelompokan media pembelajaran berdasarkan kesamaan ciri atau
karakteristik dari media pembelajaran tersebut.

Rizqi Ilyasa Aghni (2018) menukilkan penjelasan Yudhi Munadhi (2013)


yang menjelaskan beberapa pengelompokan media tersebut terbagi dalam
beberapa kelompok berikut :14

A. Klasifikasi Media Berdasarkan Perkembangan Teknologi

Seels & Glasgow membagi media berdasarkan perkembangan teknologi


dalam dua klasifikasi, yaitu:

a. Media Tradisional

1) Visual diam yang diproyeksikan : proyeksi overhead, slides, film stripe.


2) Visual yang tak diproyeksikan : gambar, poster, foto, chart, grafik.
3) Audio : rekaman piringan, pita kaset.
4) Penyajian multimedia : slide plus suara (tape), multiimage.
5) Visual dinamis yang diproyeksikan : film, televisi, video.
6) Cetak : buku teks, modul, majalah ilmiah.
7) Permainan : teka-teki, simulasi.
8) Realia : model, specimen (contoh), manipiulatif (peta, boneka).

b. Media Teknologi Mutakhir

1) Media berbasis telekomu- nikasi : telekonferensi, kuliah jarak jauh.


2) Media berbasis mikro prosesor : komputer, interaktif, compact disk

14
Aghni, Rizqi Ilyasa, Fungsi dan Jenis Media Pembelajaran Dalam Pembelajaran Akuntansi,
hlm.101

Media Pembelajaran 9
B. Klasifikasi Media Berdasarkan Karakterisktik Stimulus yang
Ditimbulkan.

Klasifikasi ini dikemukakan oleh Briggs dimana dikatakan bahwa


pengelompokan media lebih mengarah pada karakteristik siswa, tugas
instruk- sional, bahan dan transmisinya. Briggs mengklasifikasikan 13
macam media yang digunakan dalam proses pembelajaran, yaitu:

1. objek 8. film gerak


2. suara langsung 9. televisi
3. media cetak 10. gambar
4. papan tulis 11. model
5. media transparansi 12. rekaman audio
6. film bingkai 13. pelajaran terprogram
7. film rangkai

Perhatikan gambar skema di bawah ini.

Media Pembelajaran 10
C. Klasifikasi Media Berdasarkan Indera yang Terlibat

Klasifikasi media ini dikemukakan oleh Rudy Bretz, yang menyatakan


bahwa terdapat tiga ciri utama dalam pembagian media yaitu;

a) Ciri berdasarkan suara


b) Ciri berdasarkan visual, yaitu; gambar, garis dan simbol
c) Ciri berdasarkan gerak

Selain berdasarkan ciri di atas, Bertz juga membedakan antara media


siar (telecommunication) dan media rekam (recording), sehingga terdapat
delapan klasifikasi media yaitu;

1) Media audio visual gerak 5) Media visual gerak


2) Media semi gerak 6) Media cetak
3) Media audio visual diam 7) Media visual diam
4) Media audio

Tabel berikut memperlihatkan skema klasifikasi media berdasarkan indera


oleh Bretz :

Media Pembelajaran 11
Pada akhirnya dalam proses pembelajaran dapat dikelompokkan
menjadi 4 kelompok besar media, yakni sebagai media audio, media visual,
media audio visual dan multimedia sebagaimana terlihat dalam tabel
berikut:

Media Pembelajaran 12
M. Miftah Arief (2021) dalam jurnal ilmiah “Media Pembelajaran IPA di
SD/MI” menjelaskan bahwa cukup banyak jenis media dan bentuk media
yang telah dikenal saat ini, dari yang sederhana sampai yang berteknologi
tinggi, dari yang mudah dan sudah ada secara natural sampai kepada yang
harus dirancang sendiri oleh guru bersamasama dengan siswa. Dilihat dari
jenisnya media dapat dibagi ke dalam media auditif, visual dan media
audiovisual.
1) Media auditif adalah media yang hanya mengandalkan kemampuan
suara saja, seperti radio, cassette recorder, MP3.
2) Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indera
penglihatan, pada media ini menampilkan gambar atau simbol yang
begerak film strip, foto, gambar atau lukisan.
3) Media audio visual merupakan media yang mempunyai unsur suara dan
unsur gambar, media ini mempunyi kemampuan yang lebih baik
dibanding dengan media visual dan media audio 15

Kemudian M. Miftah Arief menukilkan penjelasan Benny dalam


bukunya, Model Assure Untuk Mendesain Pembelajaran Sukses, pada
dasarnya media pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi delapan
bagian, diantaranya dapat dilihat pada grafik di bawah ini:

15
M. Miftah Arief, Media Pembelajaran IPA di SD/MI (Tujuan Penggunaan, Fungsi, Prinsip
Pemilihan, Penggunaan, dan jenis Media Pembelajaran, hlm.19.

Media Pembelajaran 13
BAB
3

Media
Pembelajaran
Berbasis Teks

Media Pembelajaran 14
A. Pengertian Media Pembelajaran Berbasis Teks

Pembelajaran Berbasis Teks merupakan pembelajaran yang


berorientasi pada kemampuan siswa untuk menyusun teks. Metode
pembelajaran ini mendasarkan diri pada pemodelan teks dan analisis
terhadap fitur-fiturnya secara eksplisit serta fokus pada hubungan antara
teks dan konteks penggunaannya. Perancangan unit unit pembelajarannya
mengarahkan siswa agar mampu memahami dan memproduksi teks baik
lisan maupun tulis dalam berbagai konteks. Untuk itu siswa perlu
memahami fungsi sosial, struktur, dan ftur kebahasaan teks.

Dalam Model atau Metode Pembelajaran Berbasis Teks (Text- Based


Instruction / Genre-Based Instruction) guru mengenalkan teks dan
tujuannya, serta ftur-fturnya, dan membimbing siswa memproduksi teks
melalui proses pemberian bantuan (scaffolding). Pembelajaran Berbasis
Teks melibatkan proses di mana guru membantu siswa dalam
memproduksi teks dan secara bertahap mengurangi bantuan tersebut
sampai siswa mampu menproduksi teks sendiri. Pembelajaran
diorganisasikan dengan menggunakan berbagai macam teks yang terkait
dengan kebutuhan siswa, dan siswa diberikan latihan dalam berbagai
macam teks sampai mereka mampu memproduksi teks tanpa bantuan dan
bimbingan guru (Richards, 2015).

Istilah teks berasal dari bahasa Latin yang berarti menenun. Teks,
menurut Halliday (1975), merupakan kesatuan makna. Sejalan dengan
defnisi Halliday, Christie dan Mason (1998) mendefnisikan teks sebagai
kata-kata atau kalimat yang ditenun untuk menciptakan satu kesatuan
yang utuh. Lebih lanjut, teks digambarkan sebagai bahasa yang diproduksi
dan dipahami orang secara reseptif, apa yang dikatakan dan ditulis, dan
dibaca dan didengar dalam kehidupan sehari hari. Istilah teks mencakup
baik teks lisan maupun tulis. Memperkuat defnisi tersebut, mengutip
pendapat Kress (1993) dan Eggin (1994), Emilia (2011) menyatakan
bahwa teks merupakan satu kesatuan bahasa yang lengkap secara sosial
dan kontekstual yang mungkin bisa dalam bentuk bahasa lisan maupun
tulis.

Media Pembelajaran 15
Teks selalu dibuat dalam konteks. Kata konteks mengacu pada elemen
elemen yang menyertai teks (Christie dan Mason, 1998 dalam Emilia,
2011). Konteks memiliki peran yang sangat penting dalampenggunaan
bahasa karena apa yang ditulis atau dikatakan sangat tergantung pada
topik, kapan dan dalam kesempatan apa. Halliday (1976) membedakan
dua konteks, yaitu konteks situasi dan konteks budaya. Keduanya
berdampak pada penggunaan bahasa.

Konteks situasi mencakup tiga aspek, yaitu feld, mode, dan tenor. Field
mengacu pada topik atau kegiatan yang sedang berlangsung atau yang
diceritakan dalam teks, atau apa yang terjadi. Tenor merupakan hakikat
hubungan antara pengguna bahasa dalam satu konteks tertentu yang
berkenaan dengan siapa penulis/pembicara kepada siapa. Tenor mengacu
pada perangkat simbolik yang berfungsi untuk menunjukkan atau
meniratkan hubungan penulis dengan pembacanya atau pembicara dengan
penulisnya. Bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi dengan teman
akrab berbeda dengan bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi
dengan seseorang yang baru dikenal. Mode mengacu pada saluran
komunikasi (channel of communication), pertimbangan apakah bahasa
yang dipakai merupakan bahasa tulis atau bahasa lisan,jarak antara orang
yang berkomunikasi dalam ruang dan waktu.

Ketiga unsur konteks situasi tersebut di atas disebut sebagai


register.Sangat penting bagi siswa untuk memahami topik (feld) yang akan
ditulis atau dibicarakan, kepada siapa (tenor) dia menulis atau berbicara,
kapan dan apakah menggunakan bahasa tulis atau lisan (mode). Jenis
konteks yang kedua adalah konteks budaya, yang disebut juga genre.
Genre diartikan sebagai jenis teks (text type). Menyitir berbagai pendapat
ahli, Emilia (2011) menyebutkan pengertian-pengertian genre. Macken-
Horarik (1997) menganggap teks sebagai konstruk social yang mempunyai
struktur yang dapat diidentifkasi sebagai konstruk, struktur dan fungsi
sosial teks dapat didekonstruksi. Oleh ahli lain, genre didefnisikan sebagai
the ways we get things done through language – the ways we exchange
information , and knowledge and interact socially (Callaghan, Knapp dan

Media Pembelajaran 16
Knoble, 1993). Selanjutnya, genre oleh Martin, Christie, Rothery (1987),
Christie (1991), dan Martin dan Rose (2008) didefnisikan sebagai proses
sosial yang bertahap dan berorientasi pada tujuan.

Model atau Metode Pembelajaran Berbasis Teks (Text- Based


Instruction / Genre-Based Instruction) dilakukan pada satuan teks dengan
tujuan untuk melaksanakan berbagai tindakan komunikatif secara
bermakna, dengan menggunakan atau terkait dengan teks-teks yang
bermanfaat bagi kehidupan peserta didik, secara reseptif dan produktif,
secaralisan maupun tulis, di berbagai konteks yang relevan dengan
kehidupansiswa, dalam bentuk kegiatan berbicara, menyimak, membaca,
dan menulis yang terintegrasi secara alami dalam berbagai

kegiatan komunikatif yang bermakna. Hal ini berarti bahwa teks dipelajari
bukan sebagai sasaran akhir, tetapi sebagai alat untuk melakukan berbagai
aktivitas terkait dengan dengan kehidupan nyata.

Penggunaan teks juga bertujuan untuk menumbuhkan sikap


menghargai dan menghayati nilai-nilai agama dan sosial, termasuk perilaku
jujur, disiplin, bertanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong),
santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya

B. Karakteristik Media Pembelajaran Berbasis Teks

Media pembelajaran berbasis teks (cetakan) dalam dunia pendidikan


sangat sering digunakan. Tidak harus digunakan disetiap kondisi akan
tetapi disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada. Media
pembelajaran berbasis teks cetak (print out) adalah berbagai media
penyampai pesan pembelajaran dimana padanya terkandung teks (bacaan)
dan ilustrasi-ilustrasi pendukungnya.

Media pembelajaran cetak memiliki beberapa karakteristik yang


membedakan dengan media pembelajaran yang lain diantaranya seperti :

1. Dapat menyajikan informasi dalam jumlah yang banyak.

Media Pembelajaran 17
2. Mudah dibawa dan dapat dipelajari kapan saja.

3. Perbaikan dapat dilakukan dengan mudah.

4. Dapat diproduksi dengan ekonomis dan mudah di distribusikan.

Namun media cetak juga memiliki beberapa kekurangan, diantara :

1. Proses pembuatannya membutuhkan waktu yang lama.

2. Bahan cetaknya jika tidak dirawat mudah rusak.

3. Sulit menampilkan gerakan didalam media cetak.

4. Biaya percetakan akan lebih mahal jika disertakan padanya gambar-


gambar, ilustrasi-ilustrasi yang berwarna-warni.

5. Sangat sulit menampilkan emosi, sikap dan perasaan.

Diantara bentuk media pembelajaran berbasis teks yang banyak


digunakan seperti buku teks pembelajaran siswa, LKS, majalah, brosur,
koran dan sebagainya. Dan media berbasis teks ini akan berhasil jika
digunakan pada :

a.) Pembelajaran manipulatif

b.) Pengengembangan pengertian

c.) Penunjukkan tentang teori-teori yang baru

C. Manfaat Media Pembelajaran Berbasis Teks

1. Mengembangkan pikiran

2. Menambah wawasan

3. Melatih fokus membaca

4. Menumbuhkan minat membaca

5. Meningkatkan kemampuan literasi

Media Pembelajaran 18
BAB
4

Media
Pembelajaran
Manipulative

Media Pembelajaran 19
A. Pengertian Media Pembelajaran berbasis benda-benda

Secara literasi, kata manipulatif berasal dari istilah Perancis kuno yaitu
"manipule" yang berarti pegangan. Istilah Bahasa Inggris menyatakan
bahwa manipulatif bermakna dapat dipindahkan atau dikontrol, dapat
dioperasikan, dapat diatur dengan tangan. Media pembelajaran manipulatif
matematika dapat berbentuk suatu benda atau objek nyata. Benda tersebut
dalam penggunaannya dapat diputar, dipegang, dipindahkan, diputar,
dilipat, digunting, digulung, maupun diubah bentuknya. Media
pembelajaran manipulatif dalam matematika lebih sering dilihat dan
digunakan di tingkat Sekolah Dasar. Di tingkat Sekolah Menengah
pembuatan serta penggunaannya oleh guru sudah mulai ditinggalkan.

Pada dasarnya, media pembelajaran matematika manipulatif


merupakan benda kongkrit atau nyata seperti halnya miniatur kubus, balok,
dan bangun ruang lainnya yang dapat membantu siswa di setiap jenjang
kelas sedemikian sehingga dapat mengimprovisasi penalaran matematis
dan kemampuan penyelesaian masalah matematika. Selain itu, melalui
media pembelajaran matematika manipulative, siswa terfasilitasi untuk
dapat mendemonstrasikan pemikirannya. Media pembelajaran manipulative
seharusnya juga dapat membuat siswa untuk mulai berpikir mandiri sebagai
problem-solver sehingga dapat meningkatkan rasa percaya diri akan
kemampuan yang dimilikinya.

Secara harfiah, media pembelajaran matematika manipulative


mempunyai beberapa istilah yang diadopsi dari istilah asing, diantaranya
manipulatives, manipulative tools, manipulative materials, concrete models,
mathmanipulatives, physical manipulatives, mathematical tools, concrete
objects, atau movable object. Di Indonesia, media pembelajaran
manipulative lebih sering dikenal sebagai media pembelajaran matematika
kongkrit atau media pembelajaran matematika manipulative.

Manipulatif disini dimaknai sebagai suatu benda kongkrit yang


merupakan replika, miniatur, atau tiruan suatu konsep matematika yang
abstrak.

Media Pembelajaran 20
Definisi media pembelajaran manipulatif telah dikemukakan beberapa
ahli di bidang pendidikan matematika. Media pembelajaran matematika
manipulatif telah dikenal sejak puluhan tahun yang lalu. Moyer (2001)
misalnya, menyatakan bahwa media pembelajaran matematika
manipulative merupakan objek yang dapat terlihat secara fisik dan
dirancang untuk merepresentasikan secara eksplisit dan kongkrit ide-ide
matematika yang abstrak. Moyer juga menjelaskan bahwa penggunaan
media pembelajaran manipulatif sesuai dengan Teori Piaget yaitu
menekankan pembelajaran dari benda-benda kongkrit, representasional
sampai pada akhirnya proses abstraksi. Pembelajaran matematika
menggunakan media pembelajaran manipulatif dapat membantu siswa
untuk memaknai pemahaman matematika.

Definisi lain menyatakan bahwa media pembelajaran manipulatif


merupakan model nyata dari konsep matematika, mempunyai daya tarik
bagi keseluruhan indera, dan dapat disentuh atau digerakkan oleh siswa
(Hynes, 1986). Lebih lanjut, Hynes menjelaskan bahwa media
pembelajaran matematika manipulatif dapat berupa benda-benda yang
biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari misalnya koin, timbangan,
sendok ukur, maupun tusuk gigi. Media pembelajaran matematika
manipulatif dapat disediakan oleh guru atau dibawa oleh siswa dari rumah
serta disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku.

Harrison (1986) mendefinisikan media pembelajaran manipulatif


berdasar Teori Piaget. Teori Piaget menekankan bahwa pengembangan
konsep siswa didasarkan pada pengalaman interaktif siswa dengan objek
nyata di dunia. Hal ini membuat Harrison menyatakan bahwa siswa
memerlukan pengalaman dengan objek fisik yang secara jelas
mengilustrasikan konsep, pola, dan operasi tertentu. Hal ini dapat berupa
objek yang berupa representasi gambar atau semisimbolik dan pada
akhirnya mengimajinasikan objek dan operasinya untuk direkam di otak
tentang simbol yang muncul. Dengan demikian, siswa yang menggunakan
manipulative akan dapat memahami ide matematis dan aplikasinya ke
dunia nyata.

Media Pembelajaran 21
Media pembelajaran matematika manipulatif berarti benda-benda
berwujud nyata yang merepresentasikan konsep matematika melalui
interaksi langsung dengan pengguna yaitu dengan cara memutar,
memegang, melipat, menggunting maupun melekatkan satu sama lain.
Media pembelajaran matematika manipulatif mempunyai ciri khusus yaitu
merepresentasikan simbol-simbol matematis dan mengkongkritkan konsep
matematika.

Menurut Ibrahim dan Nana Syaodih (2003: 119), menyatakan bahwa


“media benda konkret adalah objek yang sesungguhnya yang akan
memberikan rangsangan yang amat penting bagi siswa dalam mempelajari
berbagai hal, terutama yang menyangkut pengembangan keterampilan
tertentu” Pengertian media benda konkret juga dapat diartikan alat peraga
seperti yang dikemukakan oleh Subari (1994:95), bahwa “alat peraga
adalah alat yang digunakan oleh pengajar untuk mewujudkan atau
mendemonstrasikan bahan pengajaran guna memberikan pengertian atau
gambaran yang sangat jelas tentang pelajaran yang diberikan

Media benda konkret adalah media pembelajaran yang berasal dari


benda-benda nyata yang banyak dikenal oleh peserta didik dan mudah
didapatkan.Media ini mudah digunakan oleh guru dan peserta didik karena
media ini sering dijumpai di lingkungan sekitarnya.

Sebagai obyek nyata, media konkret merupakan alat bantu yang bisa
memberikan pengalaman langsung kepada pengguna. Oleh karena itu,
media konkret banyak digunakan dalam proses pembelajaran sebagai alat
bantu memperkenalkan subjek baru.Media konkret mampu memberikan arti
nyata kepada hal-hal yang sebelumnya hanya digambarkan secara abstrak
yaitu dengan kata-kata atau hanya visual. Benda-benda konkret itu sendiri
dapat diperoleh disekitar kita misalnya batu, daun kering, kelereng, buku,
pensil, meja,sepatu, kaos kaki, sapu tangan, sendok, piring, dan lain-lain.
Anak-anak terutama siswa kelas rendah akan mendapatkan banyak
informasi dengan adanya interaksi dengan obyek nyata dan menarik,
sehingga pemahaman anak akan lebih mudah terbentuk.

Media Pembelajaran 22
Hal ini juga ditunjang dengan adanya penjelasan terkait tahap
perkembangan anak. Menurut Piaget sendiri ada 3 tahap perkembangan
anak. (1) Bersikap secara intuitif ± umur 4 tahun (2) Beroperasi secara
konkrit ± umur 7 tahun. (3) beroperasi secara formal ± umur 11 tahun.

B. Karakteristik Media Pembelajaran Manipulatif

Karakteristik media pembelajaran manipulative secara fisik antara lain


harganya murah, sederhana, bahan yang digunakan merupakan bahan
yang dikenal sehari-hari, dan mempunyai bentuk benda spesifik untuk mata
pelajaran tertentu (Cope, 2015). Media pembelajaran manipulatif
matematika melibatkan siswa untuk dapat mengeksplorasi konsep
matematika menggunakan pendekatan pembelajaran aktif dan
menggunakan media yang dioperasikan dengan tangan secara langsung.
Contoh dari media tersebut antara lain, ubin aljabar, kubus, uang, alat
bantu hitung, atau kertas (Ashlee Cockett and Peter W. Kilgour, 2015).

Media pembelajaran manipulatif juga sangat tergantung dari guru dan


penggunanya. Hal ini sejalan dengan penelitian (Strom, 2009) yaitu media
manipulatif dapat menjadi alat bantu belajar yang sangat baik tetapi perlu
digunakan secara tepat. Jika tidak digunakan secara tepat, media dapat
membuat bingung siswa dan hanya dapat berfungsi sebagai mainan. Agar
media pembelajaran manipulatif matematika dapat digunakan secara tepat
dan efektif, pengguna media penting untuk memahami bagaimana cara
kerja media sampai dapat membantu siswa memahami konsep matematika.

Selain itu, (Soner DURMUŞ and Erol KARAKIRIK, 2006) mengatakan


bahwa media pembelajaran manipulatif matematika searusnya dipilih secara
seksama dengan memperhatikan jenjang kelas siswa dan pemodelan
realistiknya. Hal ini berarti, karakteristik media pembelajaran manipulative
matematika meliputi: harganya murah, bahan yang dikenal sehari-hari
misalnya berupa ubin aljabar, kubus, uang, alat bantu hitung, atau kertas
dan bisa digunakan oleh orang lain.

1) Karakteristik yang juga dimiliki media pembelajaran matematika


manipulatif antara lain:

Media Pembelajaran 23
2) Sesuai dengan tujuan pembelajaran matematika yang ditetapkan dan
jenjang kelas siswa
3) Bahan baku pembuatan media aman dan tidak beracun bagi siswa
Interaktif dengan siswa dengan cara dapat disentuh dan dipindahkan
oleh siswa
4) Menggunakan simbol matematika yang tepat
5) Merepresentasikan konsep matematika yang benar
6) Menggunakan penjelasan verbal kepada siswa tentang cara
penggunaan, cara menemukan konsep maupun representasi simbol
matematika
7) Berperan dalam meningkatkan komunikasi matematis siswa melalui
penjelasan ide abstrak setelah menggunakan media.

C. Contoh Media Pembelajaran Manipulativ

Berbagai macam media manipulatif dalam pembelajaran matematika


anak usia dini menurut Seefeldt dan Wasik (2008 : 129) yaitu :

1. Berbagai kegiatan papan hitung 10 & 5


2. Berbagai kegiatan mozaik, mozaik kubus, terbatas, bebas
3. Berbagai kegiatan puzzle yang terbuat dari karton, hardboard, tripleks
dengan bermacam-macam tingkat kesulitan
4. Kegiatan sekrup-menyekrup. Belilah sekrup yang ada di pasaran
5. Kegiatan menyusun, memasang, cangkir, dan cawan, gelas, kaleng
6. Kegiatan menjahit : memasukkan, meronce monte, makaroni, potongan
sedotan plastik, manik-manik
7. Kegiatan mengelompokkan: melaksanakan klasifikasi kancing, biji,
bentuk geometri, benda-benda kecil Kegiatan lotto yang sama, lotto
yang sejenis, lotto pandanan
8. Kegiatan memainkan boneka : boneka tangan, boneka kaos kaki,
boneka jari, boneka sendok kayu, boneka kertas, boneka tongkat,
boneka kantung kertas. Kegiatan matematika dan menghitung, tutup
botol, biji-biji, kerang, sendok es krim, lidi, kancing, tusuk gigi, batu
kerikil, binatang kecil-kecil, dan benda-benda plastik kecil.

Media Pembelajaran 24
Menurut Kariza (2015 : 29) mengungkapkan : Berbagai macam alat
permainan manipulatif adalah papan hitung, kartu angka, puzzle, mozaik,
balok ukur, menara gelang, lotto bergambar, manik-manik, roncean,
bijibijian, sendok atau stik es krim dan benda-benda lainnya.
Contoh bahan manipulatif, jenisnya kertas, karton, kelereng, kerikil,
manik-manik, buku, pensil, butiran, kayu, kawat, lidi atu bungkus makanan
(Gatot Muhsetyo, dkk, 2007: 4. 21).

a) Bahan Manipulatif dari Kertas


Bahan kertas ini mudah diperoleh dengan warna yang beragam, dari
kertas manila yang dibeli di toko atau dari bekas berbagai sampul tak
terpakai, dari karton pembungkus makanan atau minuman.Manfaat dari
bahan manipulatif kertas atau karton ini antara lain untuk menjelaskan
pecahan, Konsep pecahan dengan menggunakan berbagai bangun
geometri, misalnya persegi, persegi panjang, jajarangenjang, belah ketupat,
segitiga, lingkaran, dll.

b) Bahan Manipulatif dari Kayu


Bahan dari kayu ini dapat dihias dengan berbagai warna yang menarik
untuk menjelaskan konsep numeral, kesamaan bilangan, dan operasi
bilangan bulat.

c) Bahan Manipulatif dari Lidi

Pecahan dapat dimanipulasikan dengan lidi dengan warna yang


menarik digunakan untuk menjelaskan konsep satuan, puluhan, ratusan
untuk siswa SD kelas rendah.

d) Bahan Manipulatif dari Kertas Bertitik atau Berpetak

Kertas bertitik dapat bersifat persegi atau bersifat isometri. Model ini
dapat dapat digunakan untuk menjelaskan banyak hal yang terkait dengan
geometri. Menjelaskan bangun datar dan sifat-sifatnya, hubungan antar
bangun datar dan luas bangun datar.

Media Pembelajaran 25
D. Manfaat media pembelajaran manipulative

Media pembelajaran matematika manipulatif pada dasarnya dapat


meningkatkan kemampuan siswa sesuai dengan standar NCTM yaitu :

problem-solving, komunikasi matematis, penalaran matematis, koneksi


matematis, dan estimasi. Penyelesaian masalah matematika menggunakan
media pembelajaran manipulatif dapat berupa soal-soal yang diletakkan
pada media pembelajaran manipulatif. Komunikasi matematis dapat
ditingkatkan menggunakan media pembelajaran matematika manipulatif
dengan cara meminta siswa menjelaskan maksud dari temuan konsepnya.
Penalaran matematis dapat diukur dengan cara proses penyelesaian
masalah atau proses konstruksi konsep matematika melalui media. Koneksi
matematis juga dapat diukur dengan cara mengaitkan antar konsep
matematika maupun permasalahan sehari-hari yang diwujudkan dalam
bentuk media.

Siswa yang terbiasa menggunakan media pembelajaran manipulatif


menjadi biasa untuk mengabstraksi benda kongkrit. Selain itu, siswa dapat
memahami ide-ide matematika dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-
hari. Media pembelajaran matematika manipulatif juga dapat digunakna
untuk mengilustrasikan konsep matematika, pola, dan operasinya.

Media manipulatif dapat digunakan untuk setiap mata pelajaran


khususnya mata pelajaran matematika. Hal ini sejalan dengan hasil
penelitian (Suparni, 2013) dimana komunikasi siswa dikategorikan baik. Hal
ini dilihat dari siswa yang sudah dapat memberikan penjelasan verbal
tentang konsep pecahan dengan memeragakan media manipulatif yang
terbuat dari kertas. Selain itu, komunikasi dilihat dari keaktifan siswa saat
berinteraksi dengan anggota lain di kelompoknya.

Penelitian lain yang menujukkan pentingnya media pembelajaran


(Kahana, Siti Halidjah, Abdussamad, 2013) yaitu hasil belajar yang ditinjau
dari skor pengerjaan, tes pada mata pelajaran matematika berkategori
cukup memuaskan. Hal ini dilihat dari adanya kenaikan nilai yang signifikan.
Hasil belajar yang meningkat juga ditinjau dari nilai KKM mata pelajaran

Media Pembelajaran 26
matematika yang tercapai dengan kategori sangat memuaskan setelah
siswa mengoperasikan media manipulatif selama pembelajaran.

Manfaat media manipulatif yang berkaitan dengan pemahaman konsep


yaitu dapat merepresentasikan konsep abstrak yang memuat adanya
representasi simbolik (Cope, 2015).

Berdasarkan hasil penelitian (Taylor Martin, Vanessa Svihla, Carmen


Petrick Smith, 2012), dengan menggunakan media manipulatif matematika
baik yang berupa gambar atau manipulatif lainnya, siswa dapat belajar
untuk dapat menyelesaikan masalah matematika.

Pada beberapa materi matematika, penggunaan media manipulatif


berjenis gambar lebih dapat membantu siswa belajar matematika daripada
mengoperasikan media yang bersifat manipulatif lainnya. Hal ini
dikarenakan proses mematematikakan aktivitas sehari-hari dapat membuat
siswa mengalami transisi dari strategi penyelesaian masalah matematika
secara fisik ke mental. Dari berbagai manfaat yang dikemukakan
sebelumnya, media manipulatif dapat meningkatkan interaksi siswa, hasil
belajar, membuat siswa belajar menyelesaikan masalah melalui benda
kongkrit, dan dapat membantu siswa mengabstraksi konsep secara
representatif.

Media Pembelajaran 27
BAB
5

Pemilihan
Media
Pembelajaran

Media Pembelajaran 28
A. Dasar Pertimbangan Pemilihan Media Pembelajaran

Pembelajaran yang efektif memerlukan perencanaan yang baik. Media


yang akan digunakan dalam proses pembelajaran itu juga memerlukan
perencanaan yang baik. Meskipun demikian, kenyataan di lapangan
menunjukkan bahwa seorang pendidik memilih salah satu media dalam
kegiatannya di kelas atas dasar pertimbangan :

a. Pendidik merasa sudah akrab dengan media itu.


b. Pendidik merasakan bahwa media yang dipilihnya dapat
menggambarkan dengan lebih baik daripada dirinya sendiri.
c. Media yang dipilihnya dapat menarik minat dan perhatian peserta didik,
serta menuntutnya pada penyajian yang lebih testruktur dan
terorganisir.
d. Ingin memberi gambaran atau penjelasan yang lebih konkret.

Jadi dengan dasar pertimbangan inilah yang diharapkan oleh pendidik


agar dapat memenuhi kebutuhannya dalam mengajar. Beberapa faktor
perlu dipertimbangkan, misalnya tujuan instruksional yang ingin dicapai,
karakteristik peserta didik atau sasaran, jenis rangsangan belajar yang
diinginkan (audio, visual, gerak, dan seterusnya), keadaan lingkungan,
kondisi setempat dan luasnya jangkauan yang ingin dilayani. Faktor-faktor
tersebut pada akhirnya harus diterjemahkan dalam keputusan pemilihan
media.

Pada tingkat yang menyeluruh dan umum pemilihan media dapat


dilakukan dengan mempertimbangkan faktor-faktor berikut :

a. Hambatan pengembangan dan pembelajaran yang meliputi faktor-


faktor dana, fasilitas dan peralatan yang telah tersedia, waktu yang
tersedia (waktu mengajar dan pengembangan materi dan media),
sumber-sumber yang tersedia (manusia dan material).
b. Persyaratan isi, tugas, dan jenis pembelajaran. Isi pembelajaran
beragam dari sisi tugas yang ingin dilakukan peserta didik, misalnya
penghafalan, penerapan keterampilan, pengertian hubungan-
hubungan, atau penalaran dan pemikiran tingkatan yang lebih tinggi.

Media Pembelajaran 29
Setiap kategori pembelajaran itu menuntut perilaku yang berbeda-beda
dan dengan demikian akan memerlukan teknik dan media yang
berbeda-beda pula.
c. Hambatan dari sisi siwa dengan mempertimbangkan kemampuan dan
keterampilan awal, seperti membaca, mengetik, dan menggunakan
komputer, dan karakteristik peserta didik lainnya.
d. Pertimbangan lainnya adalah tingkat kesenangan dan keefektivan
biaya.
e. Pemilihan media sebaiknya mempertimbangkan pula:
a) Kemampuan mengakomodasikan penyajian stiimulus yang tepat
(visual dan atau audio).
b) Kemampuan mengakomodasikan respon peserta didik yang tepat
(tertulis, audio, dan atau kegiatan fisik).
c) Kemampuan mengakomodasikan umpan balik.
d) Pemilihan media utama dan media skunder untuk penyajian
informasi dan stimulus.
f. Media skunder harus mendapat perhatian karena pembelajaran yang
berhasil menggunakan media yang beragam. Dengan penggunaan
media yang beragam, peserta didik memiliki kesempatan untuk
menghubungkan dan berinteraksi dengan media yang paling efektif
sesuai dengan kebutuhan belajar mereka secara perorangan.

Adapun hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media


pembelajaran yang tepat menurut Rasimin, dkk., antara lain :

a) Acces, artinya media yang diperlukan dapat tersedia, mudah, dan dapat
dimanfaatkan siswa.
b) Cost, artinya media yang akan dipilih atau digunakan, pembiayaannya
dapat dijangkau.
c) Technology, artinya media yang akan digunakan apakah teknologinya
tersedia dan mudah menggunakannya.
d) Interactivity, artinya media yang akan dipilih dapat memunculkan
komunikasi dua arah atau interaktivitas. Sehingga siswa akan terlibat
(aktif) baik secara fisik, intelektual dan mental.

Media Pembelajaran 30
e) Organization, artinya dalam memilih media pembelajaran tersebut,
secara organisatoris mendapatkan dukungan dari pimpinan sekolah
(ada unit organisasi seperti pusat sumber belajar yang mengelola).
f) Novelty, artinya media yang dipilih tersebut memiliki nilai kebaruan,
sehingga memiliki daya tarik bagi siswa yang belajar.

Syarat-syarat pemilihan media pembelajaran yang sesuai dengan


proses dan tujuan pembelajaran, antara lain adalah :

a. Harus sesuai dengan materi yang akan disampaikan.


b. Suatu bahan kajian harus termasuk dalam konsep media.
c. Pemberian tugas dan resitasi harus sesuai dengan media yang akan
digunakan.
d. Harus disesuaikan dengan kemampuan peserta didik.
e. Pertimbangan jangkauan suara guru.
f. Kemampuan guru.

B. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran

Kriteria pemilihan media haruslah dikembangkan sesuai dengan tujuan


yang ingin dicapai, kondisi dan keterbatasan yang ada dengan mengingat
kemampuan dan sifat-sifat khasnya (karakteristik) media yang
bersangkutan.

Prof. Ely dalam kuliahnya di Fakultas Pascasarjana IKIP Malang tahun


1982 mengatakan bahwa pemilihan media seyogyanya tidak terlepas dari
konteknya bahwa media merupakan komponen dari sistem intruksional
secara keseluruhan, karena itu meskipun tujuan dan isinya sudah diketahui,
faktor-faktor lain seperti karakteristik peserta didik, strategi belajar
mengajar, organisasi kelompok belajar, alokasi waktu dan sumber, serta
prosedur penilainnya juga perlu dipertimbangkan.

Memilih media hendaknya tidak dilakukan secara sembarangan,


melainkan didasarkan atas kriteria tertentu. Kesalahan pada saat pemilihan,
baik pemilihan jenis media maupun topik yang dimediakan, akan membawa
akibat panjang yang tidak kita inginkan dikemudian hari.

Media Pembelajaran 31
Ada beberapa kriteria umum yang perlu diperhatikan dalam memilih
media yaitu :

a. Kesesuaian dengan Tujuan (intructional goals)

Perlu dikaji tujuan pembelajaran apa yang ingin dicapai dalam suatu
kegiatan pembelajaran. Kemudian bisa dianalisis media apa saja yang cocok
guna mencapai tujuan tersebut.

b. Kesesuaian dengan Materi Pembelajaran (intructional content)

Yaitu bahan atau kajian apa yang diajarkan pada program


pembelajaran tersebut. Pertimbangan lainnya dari bahan atau pokok
bahasan tersebut sampai sejauhmana keadaan yang harus dicapai, dengan
demikian kita bisa mempertimbangankan media apa yang sesuai dengan
menyampaikan bahan tersebut.

c. Kesesuaian dengan Karakteristik Pembelajaran atau Peserta didik

Dalam hal ini media haruslah familiar dengan karakteristik peserta didik
atau pendidik. Yaitu mengkaji sifat-sifat dan ciri-ciri media yang akan
digunakan. Hal lainnya karakteristik peserta didik, baik secara kuantitatif
(jumlah) ataupun kualitatif (kualitas, ciri dan kebiasaan lain) dari peserta
didik terhadap media yang akan digunakan.

d. Kesesuaian dengan Teori

Pemilihan media ini harus didasarkan atas kesesuaian dengan teori.


Media yang dipilih bukan karena fanatisme pendidik terhadap suatau media
yang dianggap paling bagu, namun didasrkan atas teori yang diangkat dari
penelitian dan riset sehingga telah teruji validitasnya. Pemilihan media
harus merupakan bagian integral dari keseluruhan proses pembelajaran
yang fungsinya untuk meningkatkan efesiensi dan efektivitas pembelajaran.

e. Kesesuaian dengan Gaya Belajar Peserta didik

Kriteria ini didasarkan atas kondisi psikologis peserta didik, bahwa


peserta didik belajar dipengaruhi pula oleh gaya belajar peserta didik.

f. Kesesuaian dengan Kondisi Lingkungan, Fasilitas Pendukung, dan


Waktu yang Tersedia

Media Pembelajaran 32
Bagaimanapun bagusnya sebuah media apabila tidak didukung oleh
fasilitas waktu yang tersedia maka kurang efektif. Media juga terkait
dengan user atau penggunaanya dalam hal ini pendidik, jika pendidik tidak
memiliki kemampuan untuk menggunakan media tersebut dengan baik
maka akan sisa-sia, begitu juga fasilitas lainnya.

Selain kriteria di atas, Rasimin, dkk juga menyebutkan beberapa kriteria


lain dalam pemilihan media pembelajaran :

a. Kesesuaian dengan tujuan penggunaan media.

Pemilihan media pembelajaran didasarkan pada kegunaannya sebagai


bahan instruksional, informasi ataukah hiburan.

b. Kategori tujuan pembelajaran yang ingin dicapai

Yang meliputi aspek aspek kognitif (berdasarkan pengetahuan faktual


yang empiris (pengalaman)), afektif (melibatkan perasaan dan emosi), dan
psikomotorik (berhubungan dengan aktivitas fisik).

c. Sasaran (karakteristik, jumlah, latar belakang, motivasi)

Tampilan media dan isinya mengarah pada penyiasatan karakter


peserta didik sehingga pemilihan media harus disesuaikan dengan karakter
peserta didik. Media juga harus memperhatikan banyak tidaknya jumlah
siswa, sehingga dapat mempertimbangkan efektif tidaknya media yang
akan digunakan dengan situasi dan kondisi kelas. Selain itu pemilihan media
pembelajaran juga harus memperhatikan latar belakang dan motivasi
masing-masing peserta didik yang berbeda-beda.

d. Waktu (pembuatan, penyajian)

Dalam pembuatan media pembelajaran harus diselesaikan tepat waktu


dan harus disesuaikan dengan lamanya waktu kegiatan pembelajaran.

e. Ketersediaan (pengembangan, peralatan)

Pemilihan media pembelajaran juga harus memperhatikan ketersediaan


peralatan dan hal-hal teknis yang lain yang ada di tempat belajar.

f. Biaya.

Media Pembelajaran 33
Biaya yang akan dikeluarkan dalam pemanfaatan harus seimbang
dengan hasil yang akan dicapai. Pemanfaatan media yang sederhana
mungkin lebih menguntungkan daripada menggunakan media yang canggih
bilamana hasil yang dicapai tidak sebanding dengan dana yang dikeluarkan.

g. Karakteristik media (kelebihan, kelemahan)

Pendidik harus mengenali karakteristik media (kelebihan dan


kelemahan) berbagai media sehingga dapat memilih media yang tepat
untuk digunakan dalam pembelajaran.

h. Mutu teknis (visual, audio).

Pengembangan visual baik gambar maupun fotograf harus memenuhi


persyaratan teknis tertentu. Misalnya visual pada slide harus jelas dan
informasi atau pesan yang ditonjolkan dan ingin disampaikan tidak boleh
terganggu oleh elemen-elemen lain yang berupa latar belakang.

Dick and Carey (1978) menyebutkan bahwa di samping kesesuaian


dengan tujuan belajarnya, setidaknya ada empat faktor yang di
pertimbangkan dalam pemilihan media yaitu:

a. Ketersediaan sumber setempat


b. Apakah untuk membeli atau membuat sendiri itu ada dana, tenaga dan
fasilitas
c. Faktor yang menyangkut keluesan,kepraktisan,dan ketahanan media
yang bersangkutan untuk waktu yang lama
d. Efektifitas biayanya dalam waktu yang panjang.

Menurut Soeparno (1987:10-11) ada beberapa hal yang harus


diperhatikan dalam memilih media pengajaran yaitu :

a. Hendaklah kita mengerti karakteristik setiap media, sehingga kita dapat


mengetahui kesesuaian media tersebut dengan pesan atau informasi
yang akan dikomunikasikan.
b. Hendaklah kita memilih media yang sesuai dengan tujuan yang hendak
kita capai.
c. Hendaklah kita memilih media yang sesuai dengan metode yang kita
gunakan.

Media Pembelajaran 34
d. Hendaklah kita memilih media yang sesuai dengan materi yang akan
dikomunikasikan.
e. Hendaklah kita memilih media yang sesuai dengan keadaan siswa, baik
ditinjau dari segi jumlahnya, usianya, maupun tingkat pendidikannya.
f. Hendaklah kita memilih media yang sesuai dengan situasi dan kondisi
lingkungan tempat media itu kita pergunakan.
g. Hendaklah kita memilih media yang sesuai dengan kreativitas kita,
sebab ada beberapa media tertentu yang efektivitas penggunaannya
sangat bergantung kepada kreativitas guru.
h. Janganlah kita menggunakan media tertentu dengan alasan bahwa
media tersebut merupakan barang baru atau karena media tersebut
merupakan satu-satunya media yang kita miliki.

Sedangkan menurut Mudhoffir (1986: 94-95) ada beberapa kriteria


yang digunakan untuk memilih media pengajaran yaitu:

a. Bila tujuan pengajaran hanya menambah pengetahuan siswa


(cognitive), misalnya siswa dapat membedakan warna, dapat
menyebutkan nama sungai di Sumatera, menerangkan susunan
organisasi, maka media yang dipilih berupa gambar tentang warna,
peta Sumatera, dan chart. Bila tujuan siswa agar terampil menari
(psikomotor), maka media yang digunkan adalah kaset rekaman,
televise, film, atau demonstrasi oleh guru menari itu sendiri. Unsur
gerak (motor skill) sangat dipentingkan. Bila tujuannya agar siswa
sayang kepada binatang (affective), maka media yang digunakan bisa
bermacam-macam. Misalnya guru menerangkan sifat-sifat dan
kegunaan binatang (media manusia), siswa diajak menonton film
tentang binatang (media audiovisual), atau langsung diajak karyawisata
ke taman margastwa.
b. Pemilihan media disesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa.
Misalnya media yang canggih kurang tepat untuk taman kanak-kanak.
Mungkin cukup dengan benda-benda mainan saja.
c. Tidak semua sekolah dapat menyediakan media yang cukup. Kondisi
sekolah di desa berbeda dengan kondisi sekolah di kota. Melihat hal

Media Pembelajaran 35
tersebut media yang akan digunakan sudah tentu harus disesuaikan
dengan keterbatasan-keterbatasan tersebut.
d. Seandainya sekolah menyediakan biaya yang berlebih-lebihan, tidak
perlu memilih media yang termahal tetapi tidak efektif.

Pendapat yang lain menurut Djamarah dan Zain (2006: 130), ada
beberapa kriteria acuan yang digunakan guru dalam memilih media
pembelajaran yaitu dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut.

a. Apakah topik yang akan dibahas dalam media tersebut dapat menarik
minat anak didik untuk belajar?
b. Apakah materi yang terkandung dalam media tersebut penting dan
berguna bagi anak didik?
c. Apabila media itu sebagai sumber pengajaran yang pokok, apakah
isinya relevan dengan kurikulum yang berlaku?
d. Apakah materi yang disajikan otentik dan aktual, ataukah informasi
yang sudah lama diketahui massa dan atau peristiwa yang telah lama
terjadi?
e. Apakah fakta dan konsepnya terjamin kecermatnnya atau adaa suatu
hal yang masih diragukan?
f. Apakah format penyajiannya berdasarkan tata urutan belajar yang
logis?

Menurut Sudjana dan Rivai (2009:4-5), kriteria pemilihan media


pembelajaran yang baik sebaiknya diperhatikan antara lain :

a. Ketepatan dengan tujuan pembelajaran, artinya media pengajaran


dipilih atas dasar tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.
b. Dukungan terhadap isi pelajaran, artinya bahan pelajaran yang sifatnya
fakta, prinsip, konsep, dan generalisasi sangat memerlukan bantuan
media agar mudah dipahami siswa.
c. Kemudahan memperoleh media, artinya media yang diperlukan mudah
diperoleh, setidaknya mudh dibuat oleh guru pada waktu mengajar.
d. Keterampilan guru dalam menggunakannya, apapun jenis media yang
diperlukan syarat utama adalah guru dapat mempergunakannya dalam
proses pengajaran.

Media Pembelajaran 36
e. Tersedianya waktu untuk menggunakannya, sehingga media tersebut
dapat bermanfaat bagi siswa selama pengajaran berlangsung; (6)
sesuai dengan taraf berpikir siswa, sehingga makna yang terkandung di
dalamnya dapat dipahami oleh siswa.

Mengingat begitu banyaknya media yang bisa kita pilih (pakai) sesuai
dengan kriteria tersebut diatas, namun pada dasarnya kita bisa memilih
media berdasarkan kriteria berikut :

a. Kelaikan Praktis, hal ini berhubungan dengan keakraban pengajar


dengan media, ketersediaan media setempat, ketersediaan waktu
untuk mempersiapkan, ketersediaan sarana dan fasilitas pendukung.
b. Kelaikan Teknis, hal ini berkaitan dengan terpenuhinya persyaratan
bahwa media yang dipilih mampu untuk merangsang dan mendukung
proses belajar peserta didik. Dalam hal ini terdapat dua macam mutu
yang perlu dipertimbangkan. Pertama kualitas pesan, yang meliputi
relevansi dengan tujuan belajar, kejelasan dengan struktur pengajaran,
kemudahan untuk dipahami, sistematika yang logis. Kedua kualitas
visual, hal ini megikuti prinsip-prinsip visualisasi seperti keindahan
(menarik membangkitkan motivasi), kesederhanaan (sederhana jelas
terbaca), penonjolan (penekanan pada hal yang penting), keutuhan
(kesatuan konseptual) keseimbangan (seimbang dan harmonis).

Menurut Mustaji (2013:15-16) ada beberapa kriteria yang harus di


pertimbangkan dalam pemilihan media :

a. Tujuan

1. Apa tujuan yang ingin di capai ?


2. Apakah tujuan ini termasuk kawasan kognitif,afektif,psikomotorik atau
kombinasinya ?

b. Sasaran didik

1. Siapakan sasaran yang memerlukan media ?


2. Bagaimana karakteristik, jumlah, bagaimana latar belakang sosialnya,
apakah ada kelainan,bagaimana motivasi dan minat belajarnya ?

Media Pembelajaran 37
c. Karakteristik media bersangkutan
Kita perlu mengenal karakteristik bedia yang akan kita pilih,bagaimana
kelebihan dan kekurangannya,dan pemilihan media harus di sesuaikan
dengan tujuan pembelajaran yang ingin di capai.
d. Waktu.
Pemilihan media yang harus di gunakan memerlukan pertimbangan
berapa lama waktu yang di perlukan dalam membuat atau mengadakan
media yang kita pilih.
e. Biaya
Perlu pula pertimbangan biaya yang di keluarkan untk
membuat,membeli atau menyewa media tersebut.
f. Ketersediaan

1. Media yang akan di gunakan apakah bisa di dapatkan di lingkungan


sekolah atau pasaran?
2. Apakah sasaran penunjang untuk menyajikan media di dalam kelas ?

g. Konteks kegunaan

1. Kondisi dan strategi yang bagaimana media tersebut di gunakan ?


2. Apakah untuk pembelajaran individual,kelompok kecil,kelompok besar ?

h. Mutu teknis
Mutu teknis adalah kualitas dari media tersebut misalnya program
audio, video,grafis,media cetak apaah memiliki visual atau suara yang
jelas,menarik dan cocok untuk di gunakan dalam pembelajaran.

Menurut Azhar arsyad (1997:76-77) menyatakan bahwa kriteria


memilih media yaitu:

1. Sesuai dengan tujuan yang ingin di capai


2. Tepat untuk mendukung isi pelajaran
3. Praktis,luwes,dan tahan
4. Guru terampil menggunakannya
5. Pengelompokan sasaran
6. Mutu teknis

Media Pembelajaran 38
C. Prinsip-Prinsip Pemilihan Media Pembelajaran

Pemilihan media pembelajaran yang sesuai dengan standar


kompetensi dan indikator yang ditetapkan pada dasarnya merupakan suatu
perluasan keterampilan berkomunikasi yang membutuhkan suatu proses
yang rinci, sistematis dan khusus. Memilih media pembelajarn yang terbaik
untuk standar kompetensi dan indikator suatu pembelajaran bukan suatu
pekerjaan yang mudah. Karena pemilihan media tersebut didasarkan pada
berbagai prinsip dan faktor yang saling mempengaruhi.
Ada beberapa prinsip dalam memilih media pembelajaran yang harus
diperhatikan oleh pendidik, yang terpenting dalam pemilihan media
pembelajaraan dimaksud adalah adanya patokan yang digunakan pada
proses pemilihan media itu. Pemilihan dan penggunaan suatu media
pembelajaran harus melibatkan tenaga yang mampu, terampil, dan
profesional untuk memanfaatkannya disetiap lembaga pendidikan. Biaya
yang dibutuhkan juga harus tersedia dan terjangkau oleh suatu lembaga
pendidikan yang bersangkutan.
Secara garis besar beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam
pemilihan media pembelajaran, yaitu :

a. Harus adanya kejelasan tentang maksud dan tujuan pemilihan media


pembelajaran. Apakah pemilihan media itu untuk pembelajaran, untuk
informasi yang bersifat umum, ataukah sekedar hiburan saja mengisi
waktu kosong. Lebih khusus lagi, apakah untuk pembelajaran kelompok
atau individu, apakah sasarannya peserta didik TK, SD, SMA, atau
peserta didik Sekolah Dasar Luar Biasa, masyarakat pedesaan ataukah
masyarakat perkotaan.
b. Karakteristik Media Pembelajaran. Setiap media pembelajaran memiliki
karakteristik tertentu, baik dilihat dari keunggulannya, cara pembuatan
maupun cara penggunaannya. Memahami karakteristik media
pembelajaran merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki dalam
kaitannya dengan pemilihan media pembelajaran. Disamping itu, hal ini
memberikan kemungkinan bagi kita untuk menggunakan berbagai
media pembelajaran secara bervariasi.

Media Pembelajaran 39
c. Alternatif Pilihan, yaitu adanya sejumlah media yang dapat
dibandingkan atau dikompetisikan. Dengan demikian kita bisa
menentukan pilihan media pembelajaran mana yang akan dipilih.

Selanjutnya perlu diingat bahwa tidak ada satu mediapun yang sifatnya
bisa menjelaskan semua permasalahan atau materi pembelajaran secara
tuntas. Masing-masing digunakan sesuai dengan kebutuhan.
Dari segi teori belajar, berbagai kondisi dan prinsip-prinsip psikologis
yang perlu mendapat pertimbangan dalam pemilihan media adalah sebagai
berikut:
a. Motivasi

Harus ada kebutuhan, minat, atau keinginan untuk belajar dari pihak
siswa sebelum meminta perhatiannya untuk mengerjakan tugas dan latihan.
Lagi pula,pengalaman yang dialamai siswa harus relevan dengan dan
bermakna baginya. Oleh karena itu, perlu untuk melahirkan minat itu
dengan perlakuan yang memotivasi dari informasi yang terkandung dalam
media pembelajaran itu.

b. Perbedaan individual

Siswa belajar dengan cara dan tingkat kecepatan yang berbeda-beda.


Faktor-faktor seperti intelegensi, tingkat pendidikan, kepribadian, dan gaya
belajar mempengaruhi kemampuan dan kesiapan siswa untuk belajar.
Tingkat kecepatan penyajian informasi melalui media harus berdasarkan
kepada tingkat pemahaman.

c. Tujuan pembelajaran

Jika siswa diberitahukan apa yang diharapkan mereka pelajari melalui


media pengajaran itu, kesempatan untuk berhasil dalam pembelajaran
semakin besar.

d. Organisasi isi

Pembelajaran akan lebih mudah jika isi dan prosedur atau ketrampilan
fisik yang akan dipelajari diatur dan diorganisasikan ke dalam urut-urutan

Media Pembelajaran 40
yang bermakna. Siswa akan memahami dan mengingat lebih lama materi
pelajaran yang secara logis disusun dan di urut-urutkan secara teratur.

e. Persiapan sebelum belajar

Ketika merancang materi pelajaran, sebaiknya perhatian harus


ditujukan kepada sifat dan tingkat persiapan siswa.

f. Emosi

Pembelajaran yang melibatkan emosi dan perasaan pribadi serta


kecakapan amat berpengaruh dan bertahan.

g. Partisipasi

Agar pembelajaran berlangsung dengan baik, seorang siswa harus


menginternalisasi informasi, tidak sekedar diberitahukan kepadanya. Oleh
sebab itu, belajar memerlukan kegiatan. Dengan partisipasi, kesempatan
lebih besar terbuka bagi siswa untuk memahami dan mengingat materi
pelajaran itu.

h. Umpan balik

Hasil belajar dapat meningkat apabila secara berkala siswa


diinformasikan kemajuan belajarnya. Pengetahuan tentang hasil beajar,
pekerjaan yang baik, atau kebutuhan untuk perbaikan pada sisi-sisi tertentu
akan memberikan sumbangan terhadap motivasi belajar yang
berkelanjutan.

i. Penguatan

Apabila siswa berhasil belajar, ia didorong utnuk terus belajar.


Pembelajaran yang didorong oleh keberhasilan amat bermanfaat, dapat
membangun kepercayaan diri.

j. Latihan dan pengulangan

Sesuatu hal baru jarang sekali dapat dipelajari secara efektif hanya
dengan sekali jalan. Agar suatu pengetahuan atau ketrampilan dapat
menjadi kompetensi atau kecakapan intelektual seseorang, haruslah sering
diulangi dan dilatih dalam berbagai konteks.

Media Pembelajaran 41
k. Penerapan

Hasil belajar yang diinginkan adalah meningkatkan kemampuan


seseorang untuk menerapkan atau mentransfer hasil belajar pada masalah
atau situasi baru. Kemudian siswa diberi kesempatan untuk bernalar dan
memutuskan dengan menerapkan generalisasi atau prosedur terhadap
berbagai masalah atau tugas baru.

D. Prosedur Pemilihan Media Pembelajaran

Berikut ini salah satu prosedur yang dapat digunakan dalam memilih
media pembelajaran yang tepat.

1. Kegunaan materi
2. Kemenarikan
3. Mengena langsung dengan tujuan khusus
4. Format sajian
5. Mutakhir atau keontetikan materi
6. Konsep fakta terjamin kecermatannya
7. Memenuhi standar selera
8. Keseimbangan kontroversial
9. Tidak mengandung propaganda
10. Standar kualitas (gambar, narasi, efek, warna, dll)
11. Struktur materi direncanakan dengan baik
12. Proses uji coba atau validasi (tingkat keberhasilan).

Secara umum prosedur pemilihan media pembelajaran Anderson


(1976) mengemukakan ada enam langkah, yaitu :

1. Menentukan apakah pesan yang akan disampaikan itu merupakan


tujuan pembelajaran atau hanya sekedar merupakan informasi atau
hiburan.
2. Menetapkan apakah media itu di rancang untuk keperluan
pembelajaran atau instruksional atau alat bantu mengajar (peraga).
3. Menetapkan apakah dalam usaha mendorong kegiatan belajar tersebut
akan digunakan strategi afektif, kognitif atau psikomotorik.

Media Pembelajaran 42
4. Menetukan media yang sesuai dari kelompok media yang cocok untuk
strategi yang di pilih dengan mempertimbangkan ketentuan atau
criteria, kebijakan, fasilitas, kemampuan produksi dan biaya.
5. Mereview kembali kelemahan dan kelebihan media yang dipilih, bila
perlu mengkaji kembali alternatif-alternatif yang ada.
6. Perencanaan pengembangan dan produksi media tersebut.

Pendapat lain yaitu menurut Asyhar (2012) memilih media yaitu :

1. Analisis kebutuhan.

Analisis kebutuhan di dasarkan pada faktor yag menjadi dasar


pemilihan media yaitu meliputi karakteristik peserta didik,potensi yang di
harapkan,dan karakteristik materi ajar.

2. Mengidentifikasi karakteristik peserta didik:


a. Karakteristik yang bersifat umum
b. Karakteristik yang bersifat khusus
3. Menelaah tujuan pembelajaran.

Tujuan yang ingin di capai adalah siswa bisa membiasakan diri,jenis


media yang paling cocok di gunakan adalah audio visual atau real project
media berbasis manusia,dengan cara guru memberikan contoh secara
langsung.

4. Mengkaji karakteristik bahan ajar.

Menentukan pilihan media dalam pembelajaran. Tugas dan pengalaman


belajar sangat menentukan jenis aktivitas siswa di sekolah dan di luar
sekolah

5. Menetapkan pilihan media

Perlu di kaji ketersediaan jenis media yang di butuhkan beserta fasilitas


pendukungnya.

6. Mereview.

Mereview kembali jenis media yang telah di pilih apakah sudah tepat
atau masih terdapat kelemahan,atau masih ada alternatif jenis media lain
yang lebih tepat.

Media Pembelajaran 43
BAB
6

Evaluasi
Media
Pembelajaran

Media Pembelajaran 44
A. Pengertian Evaluasi Media Pembelajaran

Media pembelajaran merupakan salah satu komponen penting dalam


proses pembelajaran. Media pembelajaran dapat digunakan untuk
membantu memperjelas informasi, memperkaya pengalaman belajar, serta
meningkatkan partisipasi dan keterlibatan siswa dalam proses
pembelajaran. Namun, penggunaan media pembelajaran yang tidak tepat
atau kurang efektif dapat berdampak buruk terhadap proses pembelajaran
dan kualitas hasil belajar siswa. Oleh karena itu, evaluasi media
pembelajaran menjadi hal yang sangat penting untuk dilakukan.

Evaluasi media pembelajaran adalah suatu proses penilaian terhadap


media pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran dengan
tujuan untuk menilai efektivitas, keberhasilan, dan kualitas media
pembelajaran dalam mendukung pencapaian tujuan pembelajaran. Evaluasi
media pembelajaran juga dilakukan untuk mengevaluasi penggunaan media
pembelajaran serta memberikan umpan balik kepada pengajar dan siswa
dalam rangka peningkatan kualitas pembelajaran.

Menurut Agus Setiawan dan Sunardi (2016), evaluasi media


pembelajaran merupakan suatu upaya untuk mengukur tingkat keberhasilan
dalam pencapaian tujuan pembelajaran dan untuk menentukan kekurangan
yang perlu diperbaiki. Evaluasi media pembelajaran juga dilakukan untuk
mengukur efektivitas penggunaan media pembelajaran dalam
meningkatkan pemahaman dan keterampilan siswa dalam proses
pembelajaran. 16

Sedangkan menurut Darmaningtyas (2016), evaluasi media


pembelajaran adalah suatu kegiatan penilaian dan pengukuran terhadap
penggunaan media pembelajaran dalam rangka menilai efektivitas media
pembelajaran dalam mencapai tujuan pembelajaran. Evaluasi media
pembelajaran juga dilakukan untuk menilai keterlibatan siswa dalam

16
Agus Setiawan dan Sunardi. (2016). Evaluasi Media Pembelajaran. Yogyakarta: Deepublish

.
Media Pembelajaran 45
pembelajaran dan memberikan umpan balik kepada pengajar dalam rangka
perbaikan media pembelajaran yang digunakan.17

B. Tujuan Evaluasi Media Pembelajaran

Tujuan evaluasi media pembelajaran adalah untuk mengevaluasi


efektivitas, keberhasilan, dan kualitas media pembelajaran yang digunakan
dalam proses pembelajaran. Berikut adalah beberapa tujuan evaluasi media
pembelajaran yang dapat dijelaskan:

1. Menilai efektivitas media pembelajaran dalam mendukung proses


pembelajaran.
2. Menilai keberhasilan penggunaan media pembelajaran dalam mencapai
tujuan pembelajaran.
3. Memberikan umpan balik kepada pengajar dan siswa terkait dengan
penggunaan media pembelajaran dalam proses pembelajaran.
4. Mengetahui kekurangan dan kelebihan dari media pembelajaran yang
digunakan, serta memberikan rekomendasi perbaikan yang perlu
dilakukan.
5. Menilai keterlibatan siswa dalam pembelajaran melalui penggunaan
media pembelajaran.
6. Menentukan apakah Media itu cost-effective dilihat dari hasil belajar
peserta didik.
7. Memilih media pembelajaran yang sesuai untuk di pergunakan dalam
proses belajar di dalam kelas.
8. Menentukan apakah isi pelajaran sudah tepat disajikan dalam media
itu.
9. Menilai kemampuan tenaga pendidik menggunakan media
pembelajaran.
10. Mengetahui respon peserta didik terhadap media pembelajaran.

Menurut Wijaya, dkk. (2017), evaluasi media pembelajaran bertujuan


untuk mengetahui efektivitas media pembelajaran dalam mendukung

17
Darmaningtyas. (2016). Evaluasi Media Pembelajaran. Jurnal Pendidikan Karakter, 6(2),
113-122.

Media Pembelajaran 46
proses pembelajaran serta memberikan umpan balik bagi pengajar dan
siswa dalam rangka perbaikan pembelajaran.18 Selain itu, evaluasi media
pembelajaran juga dapat digunakan untuk mengevaluasi keberhasilan
pencapaian tujuan pembelajaran dan menilai keterlibatan siswa dalam
pembelajaran melalui media pembelajaran.

Dalam beberapa poin diatas mengenai tujuan pembelajaran merupakan


sebagai hal bahan evaluasi bagi peserta didik maupun pendidik. Dan ketika
dari poin tujuan diatas tidak terpenuhi maka harus kita pertanyakan,
apakah masalah tersebut berasal dari peserta didik atau mungkin dari
pendidik nya sendiri yang tidak bisa menyampaikan materi tersebut. Karna
pada dasarnya adanya media dalam evaluasi pembelajaran itu untuk
memudahkan peserta didik dalam (Y, S, & A, 2017)proses pembelajaran di
mulai. Misalnya jika lebih dari 50% peserta didik tidak memahami apa yang
disampaikan oleh pendidik maka bisa jadi masalah tersebut berada di
pendidik itu sendiri. Dan apabila hanya 10% sampai dengan 20% perserta
didik tidak memahimi materi yang disampaikan melalui media tersebut
maka itu berada pada peserta didik yang memang kurang memperhatikan
dalam penyampaian materi. Adapun mengenai hal tersebut berarti seorang
pendidik harus mengubah media yang digunakan sebelumya nya agar
peserta didik dapat menikmati pembelajaran sehingga memahami betul apa
yang di sampaikan oleh soerang pendidik

C. Ragam Evaluasi Media Pembelajaran

Media pembelajaran merupakan salah satu elemen penting dalam


proses pembelajaran. Evaluasi media pembelajaran diperlukan untuk
mengetahui efektivitas media tersebut dalam mendukung proses
pembelajaran. Berikut adalah beberapa ragam evaluasi media
pembelajaran:

1. Evaluasi formatif : Evaluasi formatif dilakukan selama proses


pembelajaran berlangsung dan bertujuan untuk memperbaiki dan

18
Wijaya, E. Y., Hadi, S., & Setiawan, A. (2017). Evaluasi Pembelajaran Berbasis
Kompetensi. Yogyakarta: Deepublish.

Media Pembelajaran 47
meningkatkan kualitas media pembelajaran. Evaluasi formatif dapat
dilakukan melalui pengamatan langsung, wawancara, diskusi kelompok,
dan sebagainya.

2. Evaluasi sumatif : Evaluasi sumatif dilakukan pada akhir pembelajaran


dan bertujuan untuk mengevaluasi sejauh mana media pembelajaran
tersebut berhasil mencapai tujuan pembelajaran. Evaluasi sumatif
dapat dilakukan melalui tes atau kuis.

3. Evaluasi input : Evaluasi input dilakukan pada tahap perencanaan dan


pengembangan media pembelajaran dan bertujuan untuk mengevaluasi
sejauh mana kebutuhan dan tujuan pembelajaran telah terpenuhi.
Evaluasi input dapat dilakukan melalui analisis kebutuhan, analisis
tugas, dan sebagainya.

4. Evaluasi proses : Evaluasi proses dilakukan selama proses


pembelajaran berlangsung dan bertujuan untuk mengevaluasi sejauh
mana media pembelajaran tersebut dapat mendukung proses
pembelajaran. Evaluasi proses dapat dilakukan melalui observasi,
analisis video, dan sebagainya.

5. Evaluasi dampak : Evaluasi dampak dilakukan setelah proses


pembelajaran berlangsung

D. Tahapan Evaluasi Media Pembelajaran

Tahapan evaluasi media pembelajaran biasanya terdiri dari beberapa


langkah atau tahapan yang bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas media
pembelajaran. Berikut adalah tahapan-tahapan evaluasi media
pembelajaran:

1. Tahap perencanaan evaluasi: Tahap ini dilakukan sebelum proses


evaluasi dimulai, di mana dilakukan perencanaan mengenai tujuan
evaluasi, metode evaluasi, instrumen evaluasi, dan jadwal evaluasi.

2. Tahap pengumpulan data: Tahap ini dilakukan dengan mengumpulkan


data dari berbagai sumber, seperti observasi,

tes, kuesioner, dan sebagainya.

Media Pembelajaran 48
3. Tahap analisis data : Tahap ini dilakukan dengan menganalisis data
yang telah dikumpulkan dan menginterpretasikan hasil evaluasi.

4. Tahap pembuatan laporan evaluasi : Tahap ini dilakukan dengan


menyusun laporan evaluasi yang berisi hasil evaluasi, rekomendasi, dan
tindak lanjut yang perlu dilakukan.

5. Tahap tindak lanjut : Tahap ini dilakukan dengan mengambil tindakan


yang sesuai dengan hasil evaluasi untuk meningkatkan efektivitas
media pembelajaran.

Media Pembelajaran 49
DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2010.

Aghni. Risqi Ilyasa. 2018. Fungsi dan Jenis Media Pembelajaran Dalam
Pembelajaran Akuntansi. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia Vol.XVI
No.1. Universitas Negeri Yogyakarta.

Arief, M. Miftah. 2021. Media Pembelajaran IPA di SD,MI. Jurnal Tarbiyah


Darussalam. Vol.5 No.8. Institut Agama Islam Darussalam Martapura.
Agus Setiawan dan Sunardi. (2016). Evaluasi Media Pembelajaran.
Yogyakarta: Deepublish.
Darmaningtyas. (2016). Evaluasi Media Pembelajaran. Jurnal Pendidikan
Karakter
https://brainly.co.id/tugas/47590521
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/PENJAKORA/article/download/113
07/7250/12829
http://multazam-einstein.blogspot.com/2013/07/pemilihan-media-
pembelajaran.html
https://pendidikan.infoasn.id/pengertian-dan-sintaks-model-metode-
pembelajaran-berbasis-teks/
http://repository.iainkudus.ac.iddiaksespadatanggal 3 maret 2023
Ibrahim, R dan Nana Syaodih. (2009). Perencanaan Pengajaran. Jakarta :
Rineka Cipta . Sukma Dinata, Nana Syaodih. (2009). Metode Penelitian
Pendidikan Badan : Remaja Rosada

Ilmi, Yuli Ismi Nahdiyati, and Gusti Firda Khairunnisa. "Peranan Media
Pembelajaran Berbasis Android Ditinjau dari Kepribadian Peserta Didik."
Indonesian Journal of Mathematics and Natural Science Education 1.3
(2020): 150-157

Jejakpendidikan.com/2017/07/media-manipulatif.html

Kisbiyanto.2011.Manajemen Pendidikan Pendekatan Teoritik & Praktik, Idea


Press, Yogyakarta, Bekerjasama dengan STAIN Kudus

Media Pembelajaran 50
Miftah, Muhammad. "Fungsi, dan peran media pembelajaran sebagai upaya
peningkatan kemampuan belajar siswa." Kwangsan: Jurnal Teknologi
Pendidikan 1.2 (2013): 95-105

Nurhasnawati.2011.Media Pembelajaran. Pekanbaru: Pusaka Riau

NN.2023.Media Pembelajaran Matematika.Retrieved 17 February 2023

Nurfadhillah,Septi,dkk.2021.”Media Pembelajaran”.Tangerang:CV Jejak

Rasimin, dkk.2011.Media Pembelajaran : Teori dan Aplikasi. Yogyakarta :


Trust Media Publishing

Sadiman, Arif S., dkk.2012.Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan,


dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada

Sapriyah, Media Pembelajaran Dalam Proses Belajar Mengajar, Prosiding


Seminar Nasional Pendidikan FKIP, Vol. 2, No.1, 2019, Hal. 470 – 477

Tafonao, Talizaro. "Peranan media pembelajaran dalam meningkatkan


minat belajar mahasiswa." Jurnal komunikasi pendidikan 2.2 (2018):
103-114

Umar, Umar. "Media pendidikan: Peran dan fungsinya dalam


pembelajaran." Tarbawiyah: Jurnal Ilmiah Pendidikan 11.01 (2017):
131-144

Wahid, Abdul, “Pentingnya media pembelajaran dalam meningkatkan


prestasi belajar”, Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan DDI
Pinrang, Volume V, Nomor 2 Maret 2018

Wahyudiansyah.com/2021/12/media-dan-bahan-manipulatif-dalam-
pembelajaran-matematika

Wira Sanjaya.2012.Media Komunikasi Pembelajaran.Jakarta : Kencana


Permada Media

Wijaya, E.Y,dkk. (2017). Evaluasi Pembelajaran Berbasis Kompetensi.


Yogyakarta: Deepublish

Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, Referensi GP


Press Group,Jakarta, Jakarta, 2013, hlm 41-43

Media Pembelajaran 51

Anda mungkin juga menyukai