Anda di halaman 1dari 17

Merancang dan Membuat deskripsi Media Pembelajaran untuk

Mata Pelajaran di SD

DISUSUN

O
L
E
H

KELOMPOK VI

ABDUL RAHMAN DJAFAR ADU


OKTARIANTI ADAM
NUR HALIMA

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2018

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat tuhan yang maha esa atas segala rahmatnya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan
banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih


banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Gorontalo, Maret 2018

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................i

DAFTAR ISI........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH....................................................1


1.2 RUMUSAN MASALAH.....................................................................1
1.3 TUJUAN..............................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................2

2.1 Pengertian Media Pembelajaran..........................................................2


2. 2 Fungsi Media Pembelajaran.................................................................3
2.3 Macam-macam Media.........................................................................4
2.4 Jenis-jenis Media Pembelajaran...........................................................5
2.5 Hakikat Merancang Media Pembelajaran............................................7
2.6 Langkah-langkah Merancang Media...................................................8
2.7 Pemilihan Media..................................................................................8
2.8 Penggunaan Media...............................................................................9
2.3 Mendeskripsikan Media Pembelajaran................................................10

BAB III PENUTUP.............................................................................................16

3.1 Kesimpulan.........................................................................................13
3.2 Saran...................................................................................................13

3.3 Daftar Pustaka.....................................................................................14

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim pada
terima pesan yang berfungsi membangkitkan motivasi belajar mengulang apa
yang memberikan balikan dengan segera dan menggalakkan latihan yang
serasi. Melalui media proses pembelajaran bisa lebih menarik dan
menyenangkan (joyfull learning), misalnyan siswa yang memiliki ketertarikan
terhadap warna maka dapat diberikan media dengan warna menarik.
Dewasa ini media perencanan pembelajaran sangat penting dalam
suatu pendidikan, sebagai suatu peranan dalam media perencanaan
pembelajaran dapat membantu pendidik dalam kegiatan belajar mengajar dan
juga membantu pendidik untuk mempermudah guru dalam menjelaskan
kepada murid saat kegiatan belajar belajar berlangsung. 

B. Rumusan masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan Media Pembelajaran?
2. Apakah fungsi Media Pembelajaran?
3. Apa saja macam-macam media Pembelajaran?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu Media Pembelajaran
2. Untuk mengetahu fungsi Media Pembelajaran
3. Untuk mengetahui macam-macam Media Pembelajaran

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Media Pembelajaran


Kata media berasal dari bahasa latin medio? Dalam bahasa latin media
di maknai sebagai antara. Media merupakan bentuk jama dari medium yang
secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Secara khusus kata tersebut
dapat diartikan sebagai alat komunikasi yang digunakan untuk membawa
informasi dari satu sumber kepada penerima. Dikaitkan pembelajaran media
dimaknai sebagai alat komunikasi yang digunakan dalam proses pembelajaran
untuk membawa informasi berupa materi ajar dari pengajar kepada peserta
didik sehingga peserta didik menjadi lebih tertarik untuk mengikuti kegiatan
pembelajaran.
Satu hal yang perlu diingat bahwa peranan media tidak akan terlihat
apabila penggunaannya tidak sejalan dengan isi dan tujuan pembelajaran yang
telah dirumuskan. Secanggih apapun media tersebut tidak dapat dikatakan
menunjang pembelajaran apabila keberadaannya menyimpang dari isi dan
tujuan pembelajarannya.
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari
kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media
segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim
ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan
minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi
( Sadiman 2002:6).
Latuheru (1988:14), menyatakan bahwa media pembelajaran adalah
bahan, alat, atau tehnik yang digunakan dalam kegiatan belajara mengajar

5
dengan maksud agar proses interaksi komunikasi edukasi antara guru dan
siswa dapat berlangsung secara tepat guna dan berdaya guna.
Berdasarkan definisi tersebut, media pembelajaran memiliki manfaat
yang besar dalam memudahkan siswa mempelajari materi pelajaran. Media
pembelajaran yang digunakan harus dapat menarik perhatian siswa pada
kegiatan belajar mengajar dan lebih merangsang kegiatan belajar siswa.
2. 2 Fungsi Media Pembelajaran
Ada dua fungsi utama media pembelajaran yang perlu kita ketahui.
Fungsi pertama media adalah sebagai alat bantu pembelajaran dan fungsi
kedua adalah sebagai media sumber belajar.
Kedua fungsi utama tersebut dapat ditelaah dalam ulasan dibawah ini.
a. Media pembelajaran sebagai alat bantu dalam pembelajaran
Tentunya kita tahu bahwa setiap materi ajar yang tidak memerlukan
alat bantu, tetapi dilain pihak ada materi ajar yang sangat memerlukan alat
bantu berupa media pembelajaran. Media pembelajaran yang dimaksud
antara lain berupa globe, grafik, gambar, dan sebagainya. Materi ajar dengan
tingkat kesukaran yang tinggi tentu sukar dipahami oleh siswa. Tanpa
bantuan media maka materi ajar, menjadi sukar dicerna dan dipahami oleh
setiap siswa. Hal ini akan semakin terasa apabila materi ajar tersebut abstrak
dan rumit/kompleks.
Sebagai alat bantu, media mempunyai fungsi melicinkan jalan menuju
tercapainya tujuan pembelajaran. Hal ini dilandasi keyakinan bahwa kegiatan
pembelajaran dengan bantuan media mempertinggi kualitas kegiatan belajar
siswa dalam tenggang waktu yang cukup lama. Itu berarti, kegiatan belajar
siswa dengan bantuan media akan menghasilkan proses dan hasil belajar
yang lebih baik daripada tanpa bantuan media.
b. Media pembelajaran sebagai sumber belajar
Sekarang anda menelaah media sebagai sumber belajar. Sumber
belajar adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat bahan
pembelajaran untuk belajar peserta didik tersebut berasal.

6
Sumber belajar dapat dikelompokkan menjadi lima kategori,yaitu
manusia, buku perpustakaan, media massa, alam lingkungan dan media
pendidikan. Media pendidikan sebagai salah satu sumber belajar, ikut
membantu guru dalam memudahkan tercapainya pemahaman materi ajar oleh
siswa, serta dapat memperkaya wawasan siswa.
2.3 Macam-macam media
Dilihat dari jenisnya, media terbagi menjadi:
a. Media auditif
Media yang hanya mengandalkan suara saja seperti radio, kaset
rekorder, peringan hitam media ini tidak cocok untuk orang tuli atau
mempunyai kelainan pendengaran
b. Media visual
Media yang hanya mengandalkan indera penglihatan. Media ini ada
yang menampilkan gambar diam seperti film strip, slides, foto, gambar atau
lukisan, dan cetakan. Ada pula yang menampilkan gambar atau symbol yang
bergerak seperti film bisu dan film kartun. Keberhasilan penggunaan media
berbasis visual ditentukan oleh kualitas dan efektivitas bahan-bahan visual
dan grafik itu. Hal ini hanya dapat dicapai dengan mengatur dan
mengorganisasikan gagasan-gagasan yang timbul, merencanakannya dengan
seksama, dan menggunakan teknik-teknik dasar visualisasi obyek, konsep,
informasi, atau situasi. Dalam penataan itu harus diperhatikan prinsip-prinsip
desain tertentu, antara lain prinsip kesederhanaan, keteraduan, penekanan dan
keseimbangan. Unsur-unsur visual selanjutnya perlu dipertimbangkan adalah
bentuk garis, ruang,tekstur, warna.
b. Media audio visual
Media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media
ini mempunyai kemapuan yang lebih baik karena meliputi kedua jenis media
yang pertama dan kedua.
Media ini dibagi dalam:

7
1. Audio visual murni yaitu baik unsure suara dan unsur gambar berasal
dari satu sumber seperti video kaset
2. Audio visual tidak murni yaitu unsur suara dan unsur gambarnya
berasal dari slides proyektor dan unsur suaranya berasal dari tape recorder.
2. 4 Jenis-jenis Media Pembelajaran
Media pembelajaran memiliki karakteristik tersendiri dan berdasarkan
karakteristiknya dapat dikelompokkan menjadi
1. Media asli (Benda sesungguhnya)
Media asli atau benda sesungguhnya merupakan media yang paling
efektif dan sempurna, tetapi dalam banyak hal tidak mungkin dibawa
ke kelas. Oleh sebab itu, sebagian dari benda dibawa ke kelas disebut
contoh, sampel, atau specimen.
a. Specimen makhluk yang masih hidup
1) Akuarium dengan ikan dan tumbuhan
2) Terrariumdan hewan darat dan tumbuhan
3) Kebun binatang dengan segala binatang yang ada
4) Kebun percobaan dengan berbagai tumbuhan, dan
5) Insektorium berupa kotak akca yang berisi serangga (semut, anai-anai)
b. Specimen makhluk yang sudah mati
1) Herbarium: bagian tumbuhan yang sudah dikeringkan
2) Diorama: pameran hewan dan tumbuhan yang telah dikeringkan
dengan kedudukannya seperti asli di dalamnya
3) Taksidermi: kulit hewan yang dibentuk kembali sesuai dengan aslinya
setelah kulit dikeringkan da nisi tubuhnya diisi dengan benda lain
4) Awetan dalam botol: makhluk mati yang diawetkan dalam botol yang
berisi larutan formalin, alcohol dan
5) Awetan dalam cairan plastic: makhluk yang sudah mati disimpan
dalam cairan plastic yang semula cair kemudian membeku
c. Specimen dari benda tak hidup, misalnya berbagai jenis batuan,
mineral dan lain-lain

8
d. Benda asli yang bukan makhluk hidup: kereta api, radio, pesawat
terbang, teropong, mobil, jembatan, gedung dan lain-lain.
2. Media Tiruan (Benda Tiruan/Model)
Benda atau situasi yang sesungguhnya diganti dengan buatan yang
lebih kecil dan sederhana. Model adalah media tiga dimensi tiruan
yang menyajikan suatu benda sama dengan benda asli. Model dapat
menggantikan benda yang terlalu besar (seperti bumi, dan lain-lain),
objek yang tidak bernyawa misalnya gunung.
a. Model irisan. Model ini memperjelas suatu pengertian tentang objek,
misalnya menjelaskan bagian dalam dari lapisan-lapisan tanah, bumi,
gunung berapi dan lain-lain.
b. Model memperkecil atau memperbesar objek. Model ini dipakai untuk
menjelaskan suatu objek atau benda yang terlalu besar untkuk dibawa
ke depan kelas, seperti model matahari dan planet,model gerhana
bulan dan matahari.
c. Metode lapangan/maket. Model ini dipakai dan dibuat untuk
menjelaskan suatu lingkungan daerah tertentu, seperti perumahan,
pelabuhan dan lain-lain.
d. Model menyederhanakan model yang kompleks. Model ini dipakai
untuk menjelaskan suatu objek yang kompleks dan membingungkan
disebabkan alur kawat, pipa dan peralatan lain yang berhubungan cara
kerja mesin yang besangkutan.
3. Media grafis
Media grafis yaitu bahan pelajaran yang menyajikan ringkasan
informasi dan pesan dalam bentuk lukisan, sketsa, kata-kata, symbol
gambar tiruan yang mendekati bentuk aslinya, diagram, grafik chart,
dan tanda-tanda lainnya. Contoh:
a. Media bagan (chart) adalah penyajian diagramatik suatu lambing
visual, meliputi: bagan pohon, bagan akar, bagan dahan, bagan

9
organisasi (pancaran), bagan tabular, bagan skematik dan diagramatik,
bagan arus/aliran.

2.5 Hakikat Merancang Media Pembelajaran


Dilihat dari pengadaannya media dapat langsung digunakan, begitu
juga media yang sifatnya alamiah yang tersedia dilingkungan sekolah juga
termasuk yang dapat langsung digunakan. Selain itu juga, kita juga dapat
membuat media sendiri sesuai dengan kebutuhan. Maka dari itu diperlukan
adanya perencanaan, jika kita memiliki media dengan cara membeli yang
sudah ada, kegiatan perencanaan media tidak terlalu banyak dilakukan, cukup
kita membuat berdasarkan kebutuhan, dalam hal ini diperlukan analisis
terhadap berbagai aspek, sehingga sesuai dengan kebutuhan.
Bila kita membuat program media pembelajaran kita diharapkan dapat
melakukannya dengan persiapan dan perencanaan yang teliti. Dalam membuat
perencanaan itu ada beberapa pertanyaan yang perlu kita jawab. Pertama kita
perlu bertanya mengapa kita ingin membuat program media itu? Apakah
pembuatan media tersebut ada kaitannya dengan kegiatan pembelajaran
tertentu untuk mencapai tujuan tertentu pula? Untuk siapakah program media
tersebut kita buat? Untuk orang dewasakah, anan-anak, mahasiswa, siswa
Sekolah Dasar ataukah masyarakat pada umumnya? Apabila kita sudah
mengetahui sasaran kita, maa kita harus mengetahui bagaimana karakteristik
siswa tersebut? Apakah media yang kita gunakan memang diperlukan oleh
mereka atau tidak? Kita juga memikirkan materi apa yang perlu disajikan
melalui media itu supaya pada diri siswa terjadi perubahan perilaku yang
nyata dan sesuai yang diharapkan.

10
2.6 Langkah-langkah Merancang Media Pembelajaran
Secara umum dapat diperinci langkah-langkah perencanaan media sebagai
berikut:
1. Identifikasi kebutuhan dan karakteristik siswa
2. Perumusan tujuan instruksional(instructional objective).
3.  Perumusan butir-butir materi yang terperinci.
4. Mengembangkan alat keberhasilan.
5. Merumuskan instrumen tes dan revisi

2.7 Pemilihan Media


Kriteria pemilihan media bersumber dari konsep bahwa media
merupakan bagian dari system instruksional secara keseluruhan. Untuk itu,
ada beberapa kriteria yang patut diperhatikan dalam memilih media, yaitu:
1. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
2. Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep,
prinsip, atau generalisasi
3. Praktis, luwes, dan bertahan.
4. Guru terampil menggunakannya. Ini merupakan salah satu kriteria
utama.
5. Pengelompokkan sasaran. Media yang efektifnya jika digunakan pada
kelompok kecil atau perorangan.
6. Mutu teknis. Pengembangan visual baik gambar maupun fotograf
harus memenuhi persyaratan teknis tertentu.

11
2. 8 Penggunaan Media
Dalam memilih media untuk pembelajaran, pengajar sebenarnya tidak
hanya cukup mengetahui tentang kegunaan, nilai, serta landasannya, tetapi
juga harus mengetahui bagimana cara menggunakan media tersebut.
Adapun prinsip-prinsip umum penggunaan media sebagai berikut:
a. Penggunaan media pembelajaran hendaknya dipandang sebagai bagian
integral dalam system pembelajaran
b. Media pembelajaran hendaknya dipandang sebagai sumber dana
c. Pengajar hendaknya memahami tingkat hirarki (sequence) dari jenis
alat dan kegunaannya
d. Pengujian media pembelajaran hendaknya berlangsung terus, sebelum,
selama, dan sesudah pemakaiannya
e. Penggunaan multi media akan sangat menguntungkan dan
memperlancar proses pembelajaran
Prinsip-prinsip penggunaan media menurut Leshin, dkk (1992) yaitu:
a) Media berbasis manusia (guru, instruktur, tutor, min peran, kegiatan
kelompok, dll).
b) Media berbasis cetakan (buku, penuntun, buku kerja/latihan, dan
lembaran lepas)
c) Media berbasis visual (buku, charts, grafik, peta, figure/gambar,
transparasi, film, bingkai, atau slide).
d) Media berbasis audiovisual (video, film, slide bersana tape, televisi)
e) Media berbasis computer (pengajaran dengan bantuan computer dan
video interaktif)

12
2. 9 Mendeskripsikan Media Pembelajaran mata Pelajaran di SD
a. Media pembelajaran congklak dalam mata pelajaran matematika
Proses pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan secara
keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan utama. Proses
pembelajaran banyak berakar pada berbagai pandangan konsep serta
perwujudan proses itu sendiri dapat terjadi dalam berbagai model. Maka dari
itu untuk menunjang proses pembelajaran yang efektif dan efisien diperlukan
media atau alat peraga agar siswa dapat memahami materi pelajaran yang
diberikan oleh guru. Mengingat begitu pentingnya alat peraga pada proses
belajar, maka guru berperan penting dalam memanfaatkan media dan sumber
belajar tersebut. Media atau alat peraga yang akan dibahas adalah permainan
congklak atau dakon sebagai media pembelajaran matematika.
Permainan dalam pembelajaran matematika di sekolah bukan untuk
menerangkan melainkan suatu cara atau teknik untuk mempelajari atau
membina keterampilan dari suatu materi tertentu. Secara umum cocok untuk
membantu mempelajari fakta dan keterampilan. Beberapa pakar pendidikan
mengatakan bahwa tujuan utama digunakan permainan dalam pembelajaran
matematika adalah untuk memberikan motivasi kepada siswa agar menjadi
senang. Apabila guru berniat merencanakan kegiatan permainan matematika
dalam pembelajaran, maka guru perlu mengkaji topic yang tepat untuk
kegiatan yang didukung oleh permainan. Dari hasil kajian tersebut guru dapat
memilih atau mengidentifikasi permainan yang bertujuan meningkatkan
keterampilan matematika dan digunakan dalam waktu serta situasi yang tepat.

13
Alat peraga permainan congklak dapat digunakan siswa untuk
memahami operasi hitung seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian dan
pembagian. Misalnya permainan congklak kita gunakan sebagai alat peraga
untuk menjelaskan konsep perkalian (x) dan pembagian (:) . Konsep
pemahaman perkalian dan pembagian dasar mulai diajarkan di kelas tematik
sekolah dasar. Pada masa SD dulu, biasanya para siswa diminta untuk
menghafalkan perkalian, mulai dari perkalian 1 hingga perkalian 10. Dimana
sebelumnya guru telah memberikan table perkalian dan pembagian pada
siswa. Hal ini dilakukan untuk mempersingkat dan mempercepat
pembelajaran tanpa susah payah. Begitu juga dengan pembagian, guru hanya
memberitahukan bahwa pembagian adalah kebalikan dari perkalian atau
sebaliknya.
Konsep perkalian (x) adalah penjumlahan berulang-ulang, artinya suatu
bilangan bila dijumlahkan dengan bilangan itu sendiri secara berulang-ulang
maka akan menghasilkan operasi hitung baru yang berupa perkalian, contoh:
2+2+2+2+2= 10,artinya angka 2 dijumlahkan dengan bilangan itu sendiri
sebanyak lima kali maka hasilnya 10, maka bilangan perkaliannya adalah:
5x2= 10, sehingga: 2+2+2+2=5x2 hasilnya 10.
Konsep pembagian (:) adalah kebalikan dari perkalian, tetapi pada
penyampaian kepada siswa tidak bisa disampaikan langsung bahwa
pembagian adalah kebalikan perkalian, tetapi harus memahami dulu
bagaimana pembagian itu bisa terjadi. Pembagian adalah pengurangan suatu
bilangan dengan bilangan lain secara berulang-ulang hingga habis. Contoh:
10-2-2-2-2-2=0, maka bilangan 10 dkurangi 2 sebanyak 5 kali, maka
bilangannya matematikanya adalah 10:2=5 (sepuluh dibagi 2 sama dengan
lima). Jika kita balik dengan perkalian 5x2=10 (lima kali dua sama dengan
sepuluh). Maka konsep perkalian dan pembagian dapat sedikit dimengerti oleh
siswa.
Kenapa saya mengatakan sedikit dimengerti, karena dengan konsep teori
diatas tanpa dipraktekan dengan hal yang konkrit siswa akan menemui

14
kesulitan, apalagi bila sudah mencakup bilangan lebih dari sepuluh. Akan
tetapi, dengan alat permainan congklak atau dakon minimal siswa bukan
hanya mengerti dan hafal saja tetapi lebih dari itu siswa akan bisa lebih ingat.
Pada prinsipnya, mendengar saja tidak cukup, karena pasti akan mudah lupa,
begitu juga jika hanya melihat dan mendengar, siswa hanya hafal tapi belum
bisa mengerjakan, akan tetapi jika siswa melihat, mendengar dan mengerjakan
maka besar kemungkinan siswa akan lebih bisa ingat.
Contoh lain dari permainan congklak sebagai media pembelajaran
matematika, misalnya anda dapat mengajarkan kepada siswa belajar berhitung
dengan mengajak siswa bermain congklak. Pada papan congklak terdapat 14
lubang terdiri dari 7 lubang dihadapan anda dan 7 lubang dihadapan siswa.
Jika menggunakan 7 lubang pasang, maka tiap lubang diisi dengan 7 lubang
dengan 7 biji congklak. Jadi jumlah biji congklak yang digunakan adalah
jumlah lubang pasangan kali dua kali jumlah masing-masing biji congklak
(contoh: 7x2x7=98 biji congklak). Hal ini dapat anda prektekan pada saat
berrmain dakon bersama siswa anda.
Dengan adanya permainan congklak, anak-anak akan mendapatkan lebih
manfaatnya. Selain sebagai alat peraga pembelajara matematika, permainan
congklak secara tidak langsung menyumbang kegiatan jasmani adaptif anak,
yaitu melatih motoric halus. Ketika anak memindahkan biji congklak dari satu
lubang kelubang yang lain, maka mereka akan melatih motoric halus mereka.
Apapun strategi pembelajaran matematika dalam bentuk permainan guru perlu
mengidentifikasi topic-topik yang memerlukan pembinaan keterampilan
khusus misalnya fakta dasar pejumlahan atau perkalian, menentukan tujuan
pembelajaran secara jelas, merencanakan kegiatan secara rinci seperti bentuk
permainan, sarana dan evaluasi.

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Media merupakan suatu perantara (alat) untuk mencapai tujuan pemebalajaran.
Penggunaan media yang tepat dapat menunjang keberhasilan dalam proses
pembelajaran. Media dua dimensi dan tiga dimensi masing-masing berbeda dan
mempunyai kelebihan dan kelemahan tersendiri. Pemilihan media pembelajaran
tertentu akan mempengaruhi jenis media pembelajaran yang sesua, meskipun
masih ada berbagai aspek lain yang harus diperhatikan dalam memilih media.
Media mempunyai manfaat dan fungsi sebagai sarana bagi guru untuk
menyampaikan materi pelajaran menjadi lebih menarik, tidak hanya monoton,
siswa tidak hanya diajak untuk berkhayal dan membayangkan apa saja tetapi
siswa dapat melihat kenyataan walaupun hanya melalui gambar atau video.

B. Saran
Sebaiknya bagi seorang guru dapat menggunakan media pembelajaran
sehingga siswa lebih antusias dalam mengikuti pelajaran yang disampaikan
dan motivasi belajar menjadi lebih meingkat.

16
DAFTAR PUSTAKA

mynameisobos.blogspot.co.id/2013/10/makalah-media-pembelajaran.html
www.marneskliker.com/2015/01/permainan-congklak-sebagai-media-pembelajaran-
matematika.html
dewipstp.blogspot.co.id/2014/05/makalah-rancangan-media-pembelajaran.html
haryono, adipurnomo. Sumber dan Media Pembelajaran.

17

Anda mungkin juga menyukai