Anda di halaman 1dari 51

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami

dapat menyelesaikan pembuatan buku ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-

Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan pembuatan buku ini

dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda

tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di

akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,

baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk

menyelesaikan pembuatan buku guna memenuhi tugas dari mata kuliah

Microteching dengan judul “Media Pembelajaran Anak Usia Dini”.

Penulis tentu menyadari bahwa pembutan buku ini masih jauh dari kata sempurna

dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,

penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk buku ini, supaya

buku ini nantinya dapat menjadi buku yang lebih baik lagi. Kemudian apabila

terdapat banyak kesalahan pada buku ini penulis mohon maaf yang sebesar-

besarnya.

Demikian, semoga buku ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Surabaya, 17 April 2022

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii

I KONSEP MEDIA PEMBELAJARAN 1


A Pengertian Media Pembelajaran .................................... 1
B Fungsi Media Pembelajaran .......................................... 4
C Klasifikasi Media Pembelajaran ..................................... 13

II PEMILIHAN DAN PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN 21


A Pemilihan Media Pembelajaran ……………………………… 21
B Pengembangan Media Pembelajaran ………………………… 28

III PERMAINAN EDUKATIF SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN 44


A Definisi Alat Permainan Edukatif menurut Ahli ............... 44
B Jenis Alat yang Diciptakan oleh Tokoh Dunia ................... 45
C Fungsi dan Tujuan Alat Permainan Edukatif .................... 49

IV PENUTUP 51
4.1 Kesimpulan ………………………………………………………… 51

DAFTAR PUSTAKA
BIOGRAFI PENULIS

ii
BAB I : Konsep Media Pembelajaran 1

BAB I : KONSEP MEDIA


PEMBELAJARAN

A. Pengertian Media Pembelajaran Anak Usia Dini

Pembelajaran merupakan suati kegiatan melaksanakan kurikulum

suatu lembaga pendidikan agar dapat mempengaruhi para siswa mencapai

tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Media memiliki kedudukan yang

sangat penting dalam mencapai tujuan pembelajaran secara efektif.

Media dalam proses pembelajaran dapat mempertinggi proses

belajar siswa dalam pembelajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat

mempertinggi hasil belajar yang dicapai. Berbagai penelitian yang

dilakukan terhadap penggunaan media dalam pembelajaran sampai pada

kesimpulan, bahwa proses dan hasil belajar pada siswa menunjukkan

perbedaan yang signifikan antara pembelajaran tanpa media dengan

pembelajaran menggunakan media. Oleh karena itu penggunaan media

pembelajaran sangat dianjurkan untuk mempertinggi kualitas

pembelajaran.

Jika ditinjau dari perpektif komunikasi, pembelajaran pada

hakikatnya adalah proses komunikasi yaitu proses penyampaian pesan

dari sumber pesan melalui saluran/media tertentu ke penerima pesan.

Pesan, sumber pesan, saluran/media dan penerima pesan adalah

komponen-komponen proses komunikasi. Pesan yang akan

dikomunikasikan adalah isi ajaran ataupun didikan yang ada dalam

kurikulum, sumber pesannya bisa guru, siswa, orang lain ataupun penulis
BAB I : Konsep Media Pembelajaran 2

buku dan produser media; salurannya adalah media pendidikan dan

penerima pesannya adalah siswa atau juga guru.

Berikut adalah pengertian media pembelajaran menurut para ahli:

1. Menurut Surayya, 2012, yaitu alat yang mampu membantu proses


pembelajaran mengajar serta berfungsi untuk memperjelas makna pesan

atau informasi yang disampaikan, sehingga dapat mencapai tujuan

pembelajaran yang telah direncanakan.

2. Menurut Azhar, 2011, media pembelajaran adalah alat bantu pada


proses belajar baik di dalam maupun diluar kelas, lebih lanjut dijelaskan

bahwa media pembelajaran adalah komponen sumber belajar atau

wahana fisik yang menganduk materi intruksional di lingkungan siswa

yang dapat merangsang siswa untuk belajar.

3. Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk


menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian

dan kemauan si belajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses

belajar (Miarso, 2004)

4. Menurut Gerlach and Ely, pengertian media pembelajaran memiliki


cakupan yang sangat luas, yaitu termasuk manusia, materi atau kajian

yang membangun suatu kondisi yang membuat peserta didik mampu

memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap.


BAB I : Konsep Media Pembelajaran 3

Media pembelajaran mencakup semua sumber yang diperlukan untuk

melakukan komunikasi dalam pembelajaran, sehingga bentuknya bisa

berupa perangkat keras (hardware), seperti computer, TV, projector,

dan perangkat lunak (software) yang digunakan pada perangkat keras itu.

5. Menurut National Educational Association (NEA), media

pembelajaran merupakan bentuk-bentuk komunikasi baik yang tercetak

maupun audio visual beserta peralatannya.

6. Menurut Flemming, media sering diganti dengan kata mediator, di


samping sebagai sistem penyampai atau pengantar juga sebagai penyebab

atau alat yang turut campur tangan dalam dua pihak utama dalam proses

belajar mengajar siswa.

7. Menurut Santoso S. Hamidjojo, adalah media yang penggunaannya


diintegrasikan dengan tujuan dan isi pengajaran yang dimaksudkan untuk

mempertinggi mutu kegiatan mengajar.

8. Menurut Buckminster Fuller, media pembelajaran diartikan sebagau


orang tua ketiga, setelah orang tua asli dan guru sebagai orang tua

kedua.

Kesimpulannya, media pembelajaran dapat dikatakan sebagai alat

bantu pembelajaran, yaitu segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk

merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau

ketrampilan peserta didik sehingga dapat mendorong terjadinya proses


BAB I : Konsep Media Pembelajaran 4

belajar. Batasan ini masih cukup luas dan mendalam mencakup

pengertian sumber, lingkungan, manusia dan metode yang digunakan

untuk tujuan pembelajaran.

B. Fungsi Media Pembelajaran

Peran media dalam pembelajaran khususnya dalam pendidikan

anak usia dini semakin penting artinya mengingat perkembangan anak

pada saat itu berada pada masa berfikir konkrit. Oleh karena itu salah

satu prinsip pendidikan untuk anak usia dini harus berdasarkan realita

artinya bahwa anak diharapkan dapat mempelajari sesuatu secara nyata.

Dengan demikian dalam pendidikan untuk anak usia dini harus

menggunakan sesuatu yang memungkinkan anak dapat belajar secara

konkrit. Prinsip tersebut mengisyaratkan perlunya digunakan media

sebagai saluran penyampai pesan-pesan pendidikan untuk anak usia dini.

Seorang guru pada saat menyajikan informasi kepada anak usia dini harus

menggunakan media agar informasi tersebut dapat diterima atau diserap

anak dengan baik dan pada akhirnya diharapkan terjadi perubahan-

perubahan perilaku berupa kemampuan-kemampuan dalam hal

pengetahuan, sikap, dan keterampilannya.

Pada dasarnya fungsi dari media pembelajaran adalah sebagai

sumber belajar. Sedangkan secara umum fungsi media pembelajaran yaitu:

1. Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbal

2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga dan daya indera.


BAB I : Konsep Media Pembelajaran 5

3. Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara

murid dengan sumber belajar.

4. Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan

kemampuan visual, auditor dan kinestetiknya.

5. Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman

dan menimbulkan persepsi yang sama.

Fungsi media pembelajaran menurut para ahli:

1. Asyhar (2012:29), menyatakan bahwa dalam pembelajaran, media

memiliki beberapa fungsi, yakni :

a. Media sebagai sumber belajar

Sumber belajar bisa diperoleh dari mana saja, salah satunya

melalui media pembelajaran. Media pembelajaran bisa

memberikan informasi tentang materi yang dipelajari siswa.

Media pembelajaran juga bisa memberikan informasi yang

menarik yang bisa menambah pengetahuan siswa diluar

materi yang dipelajari.

b. Fungsi Semantik

Semantik berkaitan dengan “maksud” atau “makna” dari

suatu simbol, tanda, istilah atau kata. Dalam proses

pembelajaran terkadang siswa menemukan simbol atau istilah

yang tidak lazim mereka temukan. Media pembelajaran

mampu menjelaskan simbol dan istilah tersebut dengan baik


BAB I : Konsep Media Pembelajaran 6

bahkan dengan cara yang menarik, misalnya seperti

penggunaan karikatur atau ilustrasi. Bahkan untuk

multimedia bisa menjelaskannya melalui video atau gambar

bergerak sehingga siswa benar-benar paham maksudnya.

c. Fungsi manipulatif

Materi yang dipelajari oleh siswa terkadang tidak bisa begitu

saja dipraktekkan atau dipresentasikan. Hal ini karena

keterbatasan sumber daya serta waktu, terlebih lagi hal

tersebut tidak mungkin ditemukan disekitar lingkungan siswa

atau sekolah. Media pembelajaran mampu memberikan fungsi

manipulatif, yaitu bisa memanipulasi keadaan sesuai apa yang

diharapkan pada tujuan pembelajaran. Misalnya saat ingin

melihat proses metamorfosis kupu-kupu yang tidak bisa

disaksikan secara langsung, siswa bisa melihat bagan tentang

proses metamorfosis atau guru menampilkan animasi tentang

metamorfosis kupu-kupu.

d. Fungsi fiksatif

Fungsi fiksatif adalah fungsi yang berkenaan dengan

kemampuan suatu media untuk menangkap, menyimpan atau

menampilkan kembali suatu objek atau kejadian yang sudah

lama terjadi. Artinya kemampuan ini berkaitan dengan

kemampuan merekam (record) media pada suatu peristiwa

atau objek dan menyimpannya dalam waktu yang tak terbatas

sehingga sewaktu-waktu bisa diperlihatkan kembali. Misalnya


BAB I : Konsep Media Pembelajaran 7

adalah peristiwa proklamasi kemerdekaan yang bisa dilihat

dengan media film atau gambar.

e. Fungsi distributif

Fungsi ini berkaitan dengan jangkauan yang bisa didapat

melalui media pembelajaran. Misalnya dengan media

proyektor pembelajaran bisa dilakukan secara lebih luas

karena bisa mencakup ruangan yang besar, atau

pembelajaran dengan menggunakan video conference, bisa

membuat siswa belajar dari mana saja.

f. Fungsi psikologis

Fungsi psikologis terkait dengan atensi, afektif, kognitif,

imajinatif dan fungsi motivasi. Fungsi atensi yaitu

kemampuan media pembelajaran dalam mengambil perhatian

siswa. Fungsi afektif yaitu kemampuan media pembelajaran

untuk menggugah perasaan, emosi dan tingkat penerimaan

atau penolakan siswa terhadap sesuatu sehingga

menimbulkan sikap dan minat siswa terhadap materi

pembelajaran. Fungsi kognitif media pembelajaran yaitu

kemampuan media memberikan pengetahuan dan pemahaman

baru kepada siswa. Fungsi psikomotorik berhubungan dengan

kemampuan media pembelajaran untuk dapat meningkatkan

keterampilan fisik siswa, sedangkan fungsi motivasi adalah

kemampuan media pembelajaran dalam membangkitkan

belajar siswa.
BAB I : Konsep Media Pembelajaran 8

g. Fungsi sosio-kultural

Siswa memiliki latar belakang lingkungan serta kebudayaan

yang berbeda-beda. Makna dari suatu simbol atau istilah

mungkin akan berbeda di tiap kebudayaan/lingkungan tempat

siswa tinggal. Media memiliki fungsi sosio-kultural, yaitu

kemampuan untuk mengatasi hambatan penyampaian pesan

dikarenakan perbedaan kultur setiap siswa. Peran media

mampu menyamakan persepsi dari setiap siswa yang berbeda

pemahaman. Misalnya dibeberapa daerah, siswa menganggap

kalau cacar hanya bisa mengenai seseorang sekali seumur

hidup dan mungkin di daerah lain siswa menganggap cacar

adalah penyakit yang pasti diderita setiap orang minimal

sekali seumur hidup. Dengan adanya media pembelajaran,

siswa menjadi mengerti tentang seluk beluk cacar dan

bagaimana cacar bisa mengenai manusia.

2. Arsyad (2016) mengungkapkan beberapa pendapat mengenai

fungsi dan manfaat media pembelajaran, antara lain:

a. Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan

dan informasi sehingga dapat memperlancar dan

meningkatkan proses dan nilai belajar.

b. Media pembelajaran dapat meningkatkan dan

mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan

motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa


BAB I : Konsep Media Pembelajaran 9

dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar

sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.

c. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan

indera, ruang, dan waktu.

d. Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan

pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa

dilingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya

interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan lingkungan,

misalnya melalui karyawisata, kunjungan ke museum, atau

kebun binatang.

3. Sudjana & Rivai dalam Arsyad (2016) mengemukakan manfaat

media pembelajaran dalam proses belajar siswa sebagai berikut:

a. Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga

dapat membutuhkan motivasi belajar.

b. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga

dapat lebih dipahami oleh para siswa dan memungkinkan

siswa menguasai tujuan pengajaran lebih baik.

c. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-

mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh

guru sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan

tenaga, apalagi bila guru mengajar untuk setiap jam mata

pelajaran. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar

sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru tetapi juga


BAB I : Konsep Media Pembelajaran 10

aktivitas lain seperti mengamati, melakukan,

mendemontrasikan, dan lain-lain.

4. Menurut Sadiman., dkk (2012:17), secara umum media

pembelajaran mempunyai kegunaan-kegunaan yaitu :

a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat

verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka).

b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera.

c. Penggunaan media secara tepat dan bervariasi dapat

mengatasi sikap pasif anak didik.

5. Selain itu, kontribusi media pembelajaran menurut Kemp and

Dayton dalam Riyana (2009:14) yaitu:

a. Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar

b. Pembelajaran dapat lebih menarik

c. Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan

teori belajar

d. Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek

e. Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan

f. Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan

dimanapun diperlukan

g. Sikap positif siswa terhadap mater pembelajaran serta

proses pembelajaran dapat ditingkatkan


BAB I : Konsep Media Pembelajaran 11

h. Peran guru berubahan kearah yang positif

6. Fungsi media pembelajaran menurut Rusman (2012:162), yaitu:

a. Sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran.

b. Sebagai komponen dari sub sistem pembelajaran.

c. Sebagai pengarah dalam pembelajaran

d. Sebagai pembangkit motivasi siswa.

e. Meningkatkan hasil pembelajaran.

f. Mengatasi keterbatasan ruang.

7. Fungsi dari media pembelajaran menurut Hamalik (2003:48),

yaitu:

a. Untuk mewujudkan situasi pembelajaran yang efektif.

b. Untuk mencapai tujuan pembelajaran.

c. Untuk mempercepat proses belajar siswa dan membantu

siswa dalam memahami materi belajar.

d. Untuk mempertinggi kualitas mutu pendidikan.

Media sebagai sumber belajar didasarkan pada kemampuanya

untuk merekam, menyimpan, melestarikan, merekonstruksi, dan

mentransportasikan suatu peristiwa atau objek. Media pembelajaran

adalah bahasanya guru sehingga untuk beberapa hal media pembelajaran

dapat menggantikan fungsi guru terutama sebagai sumber belajar. Media

sebagai fungsi semantik didasarkan pada kemampuannya dalam


BAB I : Konsep Media Pembelajaran 12

menambah perbendaharaan kata (simbol verbal) yang makna atau

maksudnya dapat dengan mudah dipahami oleh peserta didik (tidak

verbalistik). Sedangkan sebagai fungsi manipulatif media memiliki

kemampuan dalam mengatasi batasan-batasan ruang dan waktu seperti:

kemampuan dalam menghadirkan objek atau peristiwa yang sulit

dihadirkan dalam bentuk aslinya, kemampuan dalam menjadikan objek

atau peristiwa yang menyita waktu panjang menjadi singkat, dan

kemampuan media dalam menghadirkan kembali objek atau peristiwa yang

telah terjadi.

Sebagai fungsi psikologis media memiliki kemampuan dalam

meningkatkan perhatian (attention) peserta didik terhadap materi ajar,

selain itu media juga mampu untuk menggugah perasan, emosi dan

tingkat penerimaan atau penolakkan terhadap sesuatu. Dengan media

yang tepat dapat menumbuhkan imajinasi peserta didik serta dapat

memotivasi peserta didik terhadap materi ajar. Fungsi media sebagai

sosio-kultural yakni mengatasi hambatan sosio-kultural antar peserta

didik dimana setiap peserta didik memiliki karakteristik yang berbeda-

beda apalagi jika dihubungkan dengan adat, keyakinan, lingkungan dan

pengalaman.

Dengan demikian media memiliki fungsi yang penting dalam

pembelajaran terutama dalam proses penyampaian informasi kepada

peserta didik. Dengan adanya media, peserta didik akan lebih termotivasi
BAB I : Konsep Media Pembelajaran 13

untuk belajar serta akan lebih mudah dalam memahami materi ajar

dikarenakan media dapat mengkongkritkan hal-hal yang bersifat abstrak.

C. Klasifikasi Media Pembelajaran

Klasifikasi media pembelajaran merupakan pengelompokkan alat

atau bahan ajar sesuai dengan jenisnya untuk membantu proses

berjalannya pembelajaran yang efektif.

Berikut merupakan beberapa macam media pembelajaran

berdasarkan klasifikasinya menurut para ahli:

1. Klasifikasi media pembelajaran menurut Seels dan Richey (Arsyad,

2013:31) adalah sebagai berikut:

a. Media cetak, yaitu media yang menghasilkan atau menyampaikan

materi seperti buku, modul, majalah dan materi visual statis

terutama melalui proses pencetakan mekanis dan fotografis. Media

cetak memiliki ciri-ciri diantaranya teks dibaca secara linear, media

visual diamati berdasarkan ruang, menampilkan komunikasi satu

arah, statis, berorientasi pada siswa, pengembangannya tergantung

pada prinsip-prinsip kebahasaan dan persepsi visual serta informasi

dapat diatur kembali atau di tata ulang oleh pemakai.

b. Media audio-visual, yaitu media yang menghasilkan atau

menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan

elektronik untuk menyajikan pesan-pesan audio atau audio-visual.

Pengajaran melalui audio-visual bercirikan pemakaian perangkat


BAB I : Konsep Media Pembelajaran 14

keras selama proses belajar, seperti mesin proyektor film, tape

recorder dan proyektor visual yang lebar. Siswa bisa melihat dan

mendengar penyajian informasi melalui media tersebut. Ciri-ciri

utama media audio-visual adalah bersifat linear, menyajikan visual

yang dinamis, informasi audio terkadang bisa diulang, dan umumnya

berorientasi kepada guru dengan tingkat interaktif siswa yang

rendah.

c. Media berbasis komputer, yaitu media yang menghasilkan atau

menyampaikan materi dengan menggunakan sumber-sumber berbasis

mikroprosesor. Perbedaan media yang dihasilkan melalui komputer

dengan media cetak dan audio-visual (tanpa menggunakan komputer)

adalah karena informasi/materi disimpan dalam bentuk digital,

bukan dalam bentuk cetakan atau visual. Adapun ciri media

berbasis komputer adalah dapat digunakan secara acak atau bisa

juga digunakan secara linear, dapat digunakan sesuai keinginan

siswa atau perancang, gagasan-gagasan yang disajikan berbentuk

abstrak (simbol, grafik, infografis) serta pembelajaran berorientasi

siswa dan melibatkan interaktivitas siswa yang tinggi.

d. Media gabungan, yaitu media yang menghasilkan dan menyampikan

materi yang menggabungkan pemakaian beberapa bentuk media yang

dikendalikan komputer. Alat yang terintegrasi dengan komputer

bisa menghasilkan suatu media pembelajaran dengan banyak variasi

dan lebih efektif dibanding jenis media-media lainnya. Beberapa ciri


BAB I : Konsep Media Pembelajaran 15

utama media gabungan adalah bisa digunakan secara acak maupun

sekuensial, dapat digunakan bukan saja sesuai keinginan perancang,

namun juga sesuai keinginan siswa, gagasan-gagasan sering disajikan

secara realistik dalam konteks pengalaman siswa dan dibawah

pengendalian siswa, bahan-bahan pelajaran melibatkan banyak

interaktivitas siswa serta bahan-bahan pelajaran memadukan kata

dan visual serta audio dari berbagai sumber.

2. Sementara itu, Asyhar (2012:44) memaparkan klasifikasi media

pembelajaran menjadi beberapa kategori, diantaranya:

a. Media visual

Media visual adalah media yang mengandalkan indera penglihatan

semata dari siswa. Pengalaman belajar yang diperoleh siswa berasal

dari indera penglihatannya. Secara garis besar, media pembelajaran

visual terdiri dari unsur-unsur garis, tekstur, bentuk dan warna.

Media pembelajaran visual harus menonjolkan kesan visualnya agar

menarik bagi siswa. Kemenarikan itu bisa dalam bentuk permainan

warna, bentuk yang dimodifikasi menjadi unik dan tidak biasa atau

memberi efek gambar agar menyerupai keadaan sebenarnya. Media

visual terdiri media visual non-proyeksi dan media visual proyeksi.

Media visual non-proyeksi contohnya benda nyata, model/prototipe,

media cetak (buku, modul, majalah) dan media grafis (gambar,

kartun, karikatur, grafik, diagram, bagan, peta dan poster).

Sedangkan media visual proyeksi berbentuk hasil potret kamera,


BAB I : Konsep Media Pembelajaran 16

hasil program aplikasi pengolah gambar, film bingkai/slide, Overhead

Projector (OHP), gambar digital dan Liquid Crystal Display (LCD).

b. Media audio

Media audio merupakan media pembelajaran yang mengandalkan

indera pendengaran dalam menyampaikan pesan pembelajaran.

Biasanya media audio digunakan untuk mempelajari materi yang

berhubungan dengan lisan, pengucapan dan sering digunakan dalam

ilmu bahasa, namun tidak menutup kemungkinan media audio juga

digunakan untuk pelajaran lainnya. Untuk memahami pesan yang

disampaikan melalui media audio, diperlukan keterampilan

mendengarkan dari si penerima pesan (Asyhar, 2012:72). Media audio

menggunakan lambang-lambang auditif dalam menyampaikan

pesannya, seperti kata-kata, musik dan efek suara (sound effect).

Jenis-jenis media audio yaitu radio, tape, piringan hitam, compact

disc dan mp3 player.

c. Media audio-visual

Media audio-visual adalah media yang menggabungkan unsur visual

serta suara secara bersamaan dalam menyampaikan pesan kepada

siswa. Media audio-visual terbagi menjadi (1) media audio visual

murni, yaitu baik unsur visual dan unsur suara berasal dari satu

sumber, contohnya adalah televisi, sedangkan (2) media audio visual

tidak murni yaitu unsur visual dan unsur suara berasal dari sumber-

sumber yang berbeda atau penggabungan dari dua media yaitu


BAB I : Konsep Media Pembelajaran 17

media audio dan visual. Contohnya adalah gambar pada OHP yang

dikombinasikan dengan suara yang berasal dari tape.

d. Multimedia

Istilah multimedia digunakan untuk menyebutkan penyatuan

teknologi digital dan analog di bidang hiburan, iklan, komunikasi,

pemasaran dan komersial. Multimedia berasal dari kata “multi” dan

“media” yang berarti “banyak media”. Pengertian multimedia adalah

penggunaan beberapa media (teks, grafis, animasi, video dan

interaktivitas) yang berbeda untuk menyampaikan informasi atau

menghasilkan produk multimedia. Contoh multimedia adalah

internet, game, dan CAI (Computer Assisted Instruction).

Dari klasifikasi diatas, maka klasifikasi media pembelajaran

secara umum dapat dibagi menjadi berikut:

1. Media Audio

Media audio adalah jenis media pembelajaran yang berupa

media suara atau audio yang bisa didengar oleh telinga sebagai indra

pendengaran, seperti radio dan juga kaset.

Untuk pendidikan anak usia dini media ini bisa digunakan untuk

memutar sebuah cerita ataupun lagu untuk anak-anak, melalui

media ini anak diperhatikan untuk menyimak, mendengarkan atau

meniru cerita dan juga lagu yang diputarkan.


BAB I : Konsep Media Pembelajaran 18

Manfaat dari media audio untuk anak usia dini adalah bisa

merangsang perkembangan imajinasi dan juga perkembangan

bahasanya. Oleh karenanya, untuk bisa memanfaatkan media audio

dengan baik, media ini harus dipersiapkan secara maksimal, seperti

besar kecilnya volume suara.

2. Media Visual

Media visual adalah jenis media pembelajaran yang berupa

media gambar atau visual yang bisa dilihat oleh mata sebagai indra

penglihatan. Bentuk dari media visual ini adalah media grafis dan

media proyeksi.

Media grafis merupakan media visual yang mengkomunikasikan

antara fakta dan juga data yang berupa gagasan atau kata-kata

verbal dengan gambar, misalnya, seperti poster, komik dan juga

kartun.

Sedangkan media proyeksi adalah media proyektor yang memiliki

unsur cahaya dan juga lensa atau cermin, misalnya OHP, slide, film

strip.

Dibanding dengan media audio, media visual dalam situasi

tertentu jauh lebih baik untuk digunakan sebagai media

pembelajaran. Khususnya yaitu bagi anak usia dini. Dengan

menggunakan penglihatannya seorang anak akan bisa mengetahui

persis tentang sesuatu yang dipelajari. Hanya saja bagi anak yang
BAB I : Konsep Media Pembelajaran 19

mempunyai keterbatasan dalam penglihatan media ini kurang pas

untuk dijadikan dalam pembelajaran.

3. Media Audio Visual

Media visual audio adalah jenis media pembelajaran yang

mempunyai unsur media suara dan media gambar. Jenis media ini

dibedakan menjadi dua, diantaranya yaitu audio visual diam dan

audio visual gerak.

a. Audio Visual Diam, merupakan media yang menampilkan suara

dan juga gambar diam seperti film bingkai, film rangkai suara dan

cetak suara.

b. Audio Visual Gerak, merupakan media yang bisa menampilkan

suara dan juga gambar yang bergerak seperti film suara dan juga

kaset video.

4. Media Lingkungan

Media lingkungan merupakan suatu tempat atau suasana yang

bisa mempengaruhi pertumbuhan dan juga perkembangan seseorang.

Artinya, media lingkungan adalah dalam proses pembelajaran anak

dikenalkan atau dibawa ke suatu tempat yang bisa mempengaruhi

pertumbuhan dan juga perkembangannya.

5. Media Permainan
BAB I : Konsep Media Pembelajaran 20

Media permainan ini merupakan media yang sangat disukai oleh anak-

anak. Permainan merupakan suatu benda yang bisa digunakan peserta

didik sebagai sarana bermain dalam rangka mengembangkan

kreativitas dan juga segala potensi yang dimiliki oleh anak.


BAB II : Pemilihan & Pengembangan Media 26

BAB II : PEMILIHAN DAN PENGEMBANGAN


MEDIA PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI

A. Pemilihan Media Pembelajaran

Pemilihan media pembelajaran bukanlah hal yang sederhana

meskipun tidak perlu dipandang rumit. Maknanya ialah perlunya

pengetahuan wawasan, pengetahuan dan keterampilan guru dalam

melakukannya dengan tepat, sehingga keputusan yang diambil sesuai

dengan kebutuhan yang ada.

Pada dasarnya pertimbangan untuk memilih suatu media

sangatlah sederhana yaitu dapat memenuhi kebutuhan atau mencapai

tujuan yang diinginkan atau tidak. Mc. Connel (dalam Sadiman, 1993)

mengatakan bila media itu sesuai pakailah, “If Medium Fits, Use It!”.

Yang menjadi pertanyaan adalah apa ukuran atau kriteria kesesuaian

tersebut. Beberapa faktor perlu dipertimbangkan, misalnya: tujuan

pembelajaran yang ingin dicapai, karakteristik siswa atau sasaran, jenis

rangsangan belajar yang diinginkan (audio, visual, gerak, dan seterusnya),

keadaan latar atau lingkungan, kondisi setempat dan luasnya jangkauan

yang ingin dilayani. Faktor-faktor tersebut pada akhirnya harus

diterjemahkan dalam norma atau kriteria keputusan pemilihan.


BAB II : Pemilihan & Pengembangan Media 27

Penetapan rambu-rambu dan kriteria untuk pemilihan media

pembelajaran merupakan patokan yang harus dijadikan pegangan bersama.

Rambu-rambu tersebut diperlukan agar dapat menyediakan berbagai

media pembelajaran yang tepat dan berdaya guna tinggi.

Dalam konteks pemilihan media pembelajaran untuk anak usia

dini, beberapa dasar pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam

pemilihan media pembelajaran tersebut diantaranya adalah :

1. Media pembelajaran yang dipilih hendaknya disesuaikan dengan

kebutuhan pemakai (anak usia dini) yang dilayani serta mendukung

tujuan pembelajaran.

2. Media pembelajaran yang dipilih perlu didasarkan atas azas manfaat,

untuk apa dan mengapa media pembelajaran tersebut dipilih.

3. Pemilihan media pembelajaran hendaknya berposisi ganda baik

berada pada sudut pandang pemakai (guru, anak) maupun dari

kepentingan lembaga. Dengan demikian kepentingan kedua belah

pihak akan terpelihara dan tidak ada yang dirugikan manakala

kepentingan masing-masing ada yang kurang selaras.

4. Pemilihan media pembelajaran harus didasarkan pada kajian

edukatif dengan memperhatikan kurikulum yang berlaku, cakupan

bidang pengembangan yang dikembangkan, karakteristik peserta didik

serta aspek-aspek lainnya yang berkaitan dengan pengembangan

pendidikan dalam arti luas.


BAB II : Pemilihan & Pengembangan Media 28

5. Media pembelajaran yang dipilih hendaknya memenuhi persyaratan

kualitas yang telah ditentukan antara lain relevansi dengan tujuan,

persyaratan fisik, kuat dan tahan lama, sesuai dengan dunia anak,

sederhana, atraktif dan berwarna, terkait dengan aktivitas bermain

anak serta kelengkapan yang lainnya.

6. Pemilihan media pembelajaran hendaknya memperhatikan pula

keseimbangan koleksi (well rounded collection) termasuk media

pembelajaran pokok dan bahan penunjang sesuai dengan kurikulum

baik untuk kegiatan pembelajaran maupun media pembelajaran

penunjang untuk pembinaan bakat, minat dan keterampilan yang

terkait.

7. Untuk memudahkan memilih media pembelajaran yang baik perlu

kiranya menyertakan alat bantu penelusuran informasi seperti katalog,

kajian buku, review atau bekerjasama dengan sesama komponen

fungsional seperti guru-guru atau kepada pimpinan lembaga PAUD

dalam forum KKG (kelompok kerja guru), misalnya para guru dari

berbagai lembaga PAUD dimungkinkan untuk saling tukar informasi

mendiskusikan berbagai hal yang berkaitan dengan peningkatan proses

belajar mengajar (PBM) dan tentang kondisi keberadaan media

pembelajaran yang diperlukan.

B. Pengembangan Media Pembelajaran

Kemampuan lain yang harus dikuasai oleh guru selain mampu

memilih media pembelajaran secara tepat adalah kemampuan dalam


BAB II : Pemilihan & Pengembangan Media 29

mengembangkan media pembelajaran. Kegiatan pengembangan ini banyak

terkait dengan proses pembuatan media yang dilakukan secara sistematis

dari mulai tahap perancangan/desain, produksi media, dan evaluasi.

Tahapan-tahapan tersebut harus dilalui secara prosedural sehingga

media yang dihasilkan memenuhi kualitas yang diharapkan.

1. Perancangan/Desain Media

Bila kita akan membuat suatu media pembelajaran untuk

anak usia dini maka diharapkan dapat melakukannya dengan

persiapan dan perencanaan yang teliti. Secara umum

langkahlangkah sistematik yang perlu dilakukan pada saat

membuat rancangan media adalah sebagai berikut:

a. Menganalisis kebutuhan dan karakteristik siswa

b. Merumuskan tujuan instruksional dengan operasional

dan khas

c. Merumuskan butir-butir materi secara terperinci yang

mendukung tercapainya tujuan

d. Mengembangkan alat pengukur keberhasilan

e. Membuat desain media

f. Melakukan revisi

2. Pembuatan Media

Tahap pembuatan dapat dikatakan sebagai kulminasi

atau puncak dari tahap-tahap lain dalam pengembangan

media. Mengapa demikian? Hal tersebut mengingat produk


BAB II : Pemilihan & Pengembangan Media 30

akhir dalam proses pengembangan media adalah

dihasilkannya media sebagaimana yang telah direncanakan

untuk kemudian digunakan dalam pembelajaran. Sebagus

apapun desain yang dirancang pada akhirnya akan sangat

bergantung pada sejauhmana produk media jadi yang

dihasilkan dan siap digunakan. Dalam pembuatan media

pembelajaran ini ada beberapa prinsip yang harus

diperhatikan :

a. Media pembelajaran yang dibuat hendaknya multi guna.

Multiguna disini maksudnya adalah bahwa media

tersebut dapat digunakan untuk pengembangan

berbagai aspek perkembangan anak. Contoh media

pembelajaran tersebut adalah alat permainan dalam

bentuk bola tangan. Bola suara dapat digunakan untuk

pengembangan motorik anak dengan cara anak

menggunakannya untuk saling melemparkan bola

tersebut. Selain untuk perkembangan motorik alat

permainan tersebut bisa dikembangkan untuk

pengembangan aspek kognitif/pengetahuan anak.

Misalnya bola tersebut dirancang dengan menggunakan

berbagai warna. Aspek perkembangan lain yang dapat

dikembangkan melalui alat permainan tersebut adalah

anak dapat mengenal berbagai macam bunyi-bunyian, dan

lainlain.
BAB II : Pemilihan & Pengembangan Media 31

b. Bahan mudah didapat di lingkungan sekitar lembaga

PAUD dan murah atau bisa dibuat dari bahan

bekas/sisa. Membuat media pembelajaran sebenarnya

tidak harus selalu dengan biaya yang mahal. Banyak

sekali bahan-bahan disekitar kita yang dapat digunakan

untuk membuatnya. Sebagai contoh bekas bungkus susu

bubuk dapat kita gunakan untuk membuat kapal-kapalan.

Keuntungan dengan menggunakan bahan-bahan bekas

selain bahan tersebut tidak kita buang, ada nilai

pendidikan yang kita tanamkan kepada anak yang anak

dilatih untuk bersikap hidup sederhana dan kreatif.

c. Tidak menggunakan bahan yang berbahaya bagi anak.

Aspek keselamatan anak merupakan salah satu hal yang

harus menjadi perhatian guru sebagai pembuat media

pembelajaran Bahan-bahan tertentu yang mengandung

bahan kimia yang berbahaya perlu dihindari oleh guru.

Misalnya penggunaan jenis cat yang digunakan untuk

mewarnai alat permainan tertentu sebaiknya yang tidak

membahayakan mengandung bahan kimia yang berbahaya

bagi anak.

d. Dapat menimbulkan kreativitas, dapat dimainkan

sehingga menambah kesenangan bagi anak, menimbulkan

daya khayal dan daya imajinasi serta dapat digunakan

untuk bereksperimen dan bereksplorasi. Alat permainan

konstruktif seperti balok-balok kayu merupakan salah


BAB II : Pemilihan & Pengembangan Media 32

satu contoh alat permainan yang cukup menarik dan

menantang anak untuk berkreasi.

e. Sesuai dengan tujuan dan fungsi sarana. Tiap media

pembelajaran itu sudah memiliki fungsi yang berbeda

antara yang satu dengan yang lain. Guru harus

menjadikan tujuan dan fungsi sarana ini sebagai bagian

yang penting untuk diperhatikan

f. Dapat digunakan secara individual, kelompok, dan

klasikal. Media pembelajaran yang dirancang harus

memungkinkan anak untuk menggunakannya baik secara

individual, digunakan dalam kelompok atau secara

klasikal. g. Dibuat sesuai dengan tingkat perkembangan

anak. Tingkat perkembangan anak yang berbeda

berpengaruh terhadap jenis permainan yang akan dibuat

oleh guru. Sebagai contoh puzel (kepingan gambar).

Tingkat kesulitan dan jumlah kepingan gambar yang

harus disusun oleh anak akan berbeda antara anak TK-

A dengan anak TK-B. Hal ini disebabkan dari

kemampuan yang dimiliki anak pada kedua tingkat

tersebut berbeda.

Selain harus memperhatikan prinsip-prinsip

pembuatannya, guru pun harus memperhatikan juga syarat-

syarat dalam pembuatan sumber belajar yang antara lain

meliputi:
BAB II : Pemilihan & Pengembangan Media 33

a. Segi Edukatif/Nilai-nilai Pendidikan:

a) kesesuaian dengan Program Kegiatan Belajar/

Kurikulum PAUD

b) kesesuaian dengan didaktik/metodik (kaidah

mengajar) antara lain:

1) sesuai dengan tingkat kemampuan anak

2) dapat mendorong aktivitas dan kreativitas

anak

3) membantu kelancaran dan kegiatan belajar

mengajar

b. Segi Teknik/ langkah dan prosedur pembuatan:

a) kebenaran

b) ketelitian ( tidak menimbulkan salah konsep)

c) keawetan ( kuat dan tahan lama )

d) ketahanan (efektivitasnya tetap walau cuaca

berubah)

e) keamanan

f) ketepatan ukuran

g) Kompatibilitas (keluasan/fleksibilitas) dari

bagian-bagian suatu alat sehingga dapat

digunakan dengan alat lain.

c. Segi Estetika/Keindahan:

a) bentuk yang elastis


BAB II : Pemilihan & Pengembangan Media 34

b) kesesuaian ukuran

c) warna / kombinasi warna yang serasi

3. Evaluasi Media

Evaluasi merupakan bagian penting dalam pengembangan

media pembelajaran. Apapun juga media yang dibuat perlu

dinilai terlebih dahulu sebelum digunakan secara luas.

Evaluasi itu ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah

media yang dibuat tersebut dapat mencapai tujuan-tujuan

yang telah ditetapkan atau tidak. Hal ini penting untuk

diingat dan dilakukan karena banyak orang beranggapan

bahwa sekali mereka membuat media pasti seratus persen

ditanggung baik. Anggapan itu sendiri tidaklah keliru karena

sebagai pengembang media secara tidak langsung telah

menurunkan hipotesis bahwa media yang dibuat tersebut

dapat memberikan hasil belajar yang lebih baik. Hipotesis

tersebut perlu dibuktikan dengan mengujicobakannya ke

sasaran yang dimaksud.

a. Jenis evaluasi media

Ada dua macam bentuk pengujicobaan media yang

kita kenal yaitu evaluasi formatif dan evaluasi sumatif.

Evaluasi formatif adalah proses yang dimaksudkan

untuk mengumpulkan data tentang efektivitas dan

efisiensi bahan-bahan pembelajaran (termasuk ke


BAB II : Pemilihan & Pengembangan Media 35

dalamnya media) untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan. Data-data tersebut dimaksudkan untuk

memperbaiki dan menyempurnakan media yang

bersangkutan agar lebih efektif dan efisien.

Dalam bentuk finalnya, setelah diperbaiki dan

disempurnakan orang lain atau mungkin anda sendiri,

akan mengumpulkan data untuk menentukan apakah

media yang dibuat itu patut digunakan dalam situasi-

situasi seperti yang dilaporkan. Jenis evaluasi ini disebut

dengan evaluasi sumatif.

Dalam pengembangan media sering

menitikberatkan pada kegiatan evaluasi formatif.

Melalui evaluasi ini diharapkan pengembangan media

tidak hanya dianalisis secara teoretis tetapi benar-benar

telaj dibuktikan di lapangan.

b. Prosedur/tahapan evaluasi media

Prosedur atau tahapan evaluasi media terkait

dengan bagaimana langkah-langkah yang dilakukan dalam

mengevaluasi media yang telah dibuat. Sekali lagi perlu

ditegaskan bahwa dengan evaluasi ini diharapkan hasil

media yang dibuat terjamin keandalannya. Langkah atau

tahapan evaluasi media yang dapat ditempuh terdiri dari

tahap evaluasi satu lawan satu (one to one), evaluasi

kelompok kecil (small group evaluation), dan evaluasi

lapangan (field evaluation).


BAB II : Pemilihan & Pengembangan Media 36

1) Evaluasi satu lawan satu.

Evaluasi media tahap satu lawan satu atau yang

disebut dengan istilah one to one evaluation,

dilaksanakan dengan memilih dua orang atau lebih

siswa yang dapat mewakili populasi target dari media

yang dibuat. Sajikan media tersebut kepada mereka

secara individual. Kalau media itu didisain untuk

belajar mandiri, biarkan mereka mempelajarinya

sementara kita mengamatinya. Kedua orang siswa

yang dipilih tersebut hendaknya satu orang dari

populasi target yang kemampuan umumnya sedikit di

bawah rata-rata dan satu orang lagi di atas rata-rata.

Prosedur pelaksanaan evaluasi media tahap satu

lawan satu ini adalah sebagai berikut:

a) jelaskan kepada siswa bahwa kita sedang

merancang suatu media baru dan kita ingin

mengetahui bagaimana reaksi mereka terhadap

media yang dibuat tersebut;

b) lalu sampaikan kepada mereka bahwa apabila

nanti mereka berbuat salah, hal tersebut

bukanlah karena kekurangan mereka tetapi

karena kekurangsempurnaan media tersebut,

sehingga perlu diperbaiki;


BAB II : Pemilihan & Pengembangan Media 37

c) usahakan agar mereka bersikap relaks dan bebas

mengemukakan pendapatnya tentang media

tersebut;

d) selanjutnya berikan tes awal untuk mengetahui.

sejauh mana kemampuan dan pengetahuan siswa

terhadap topik yang dimediakan;

e) sajikan media dan catat berapa lama waktu yang

kita butuhkan atau dibutuhkan siswa untuk

menyajikan/mempelajari media tersebut. Catat

pula bagaimana reaksi siswa dan bagian-bagian

yang sulit untuk difahami; apakah contoh-

contohnya, penjelasannya, petunjuk-petunjuknya,

ataukah yang lain;

f) berikan tes yang mengukur keberhasilan media

tersebut (post test); dan

g) analisis informasi yang terkumpul.

Jumlah dua orang untuk kegiatan ini adalah

jumlah minimal. Setelah selesai, anda bisa

mencobakannya kepada beberapa orang siswa yang

lain dengan prosedur yang sama. Anda dapat juga

mencobakannya kepada ahli bidang studi (content

expert). Mereka seringkali memberikan umpan balik


yang bermanfaat. Atas dasar data atau informasi

dari kegiatan kegiatan tersebut di atas akhirnya


BAB II : Pemilihan & Pengembangan Media 38

revisi dilakukan sebelum media dicobakan ke

kelompok kecil.

2) Evaluasi kelompok kecil (small group evaluation)

Pada tahap ini media perlu dicobakan kepada

10-20 orang siswa yang dapat mewakili populasi

target. Kalau media tersebut kita buat untuk siswa

TK kelompok B maka pilihlah 10- 20 orang siswa dari

TK kelompok B. Mengapa jumlahnya tersebut?

Sebab kalau kurang dari 10 data yang anda peroleh

kurang dapat menggambarkan populasi target.

Sebaliknya bila lebih dari 20 data atau informasi yang

anda peroleh melebihi yang anda perlukan akan

kurang bermanfaat untuk dianalisis dalam evaluasi

kelompok kecil.

Siswa yang anda pilih dalam kegiatan ini

hendaknya mencerminkan karakteristik populasi.

Usahakan sampel tersebut terdiri dari siswa-siswa

yang kurang pandai, sedang dan pandai; laki-laki dan

perempuan; berbagai usia dan latar-belakang.

Prosedur yang perlu ditempuh adalah :

a) Jelaskan bahwa media tersebut berada pada

tahap formatif dan memerlukan umpan balik

untuk menyempurnakannya;
BAB II : Pemilihan & Pengembangan Media 39

b) Berikan tes awal (pretest) untuk mengukur

kemampuan dan pengetahuan siswa tentang

topik yang dimediakan;

c) Sajikan media atau minta kepada siswa untuk

mempelajari media tersebut;

d) Catat waktu yang diperlukan dan semua bentuk

umpan balik (langsung ataupun tak langsung)

selama penyajian media;

e) Berikan tes untuk mengetahui sejauh mana

tujuan bisa tercapai (post test);

f) Bagikan kuesioner dan minta siswa untuk

mengisinya. Apabila mungkin adakan diskusi yang

mendalam dengan beberapa siswa. Beberapa

pertanyaan yang perlu didiskusikan antara lain:

1. menarik tidaknya media tersebut,

2. apa sebabnya;

3. mengerti tidaknya siswa akan pesan yang

disampaikan;

4. konsistensi tujuan dan materi program;

5. cukup tidaknya atau jelas tidaknya latihan

dan contoh yang diberikan.

Apabila pertanyaan-pertanyaan tersebut telah

ditanyakan lewat kuesioner, informasi yang lebih


BAB II : Pemilihan & Pengembangan Media 40

detail dan jauh dapat dicari lewat diskusi ini;

dan

g) Analisis data-data yang terkumpul.. Atas dasar

umpan balik semua ini media disempurnakan.

3) Evaluasi lapangan (field evaluation)

Evaluasi lapangan atau field evaluation adalah

tahap akhir dari evaluasi formatif yang perlu anda

lakukan. Usahakan memperoleh situasi yang semirip

mungkin dengan situasi sebenarnya. Setelah melalui

dua tahap evaluasi di atas tentulah media yang kita

buat sudah mendekati kesempurnaannya. Namun

dengan itu masih harus dibuktikan. Lewat evaluasi

lapangan inilah kebolehan media yang kita buat itu

diuji.

Pilih sekitar 30 orang siswa dengan berbagai

karakteristik (tingkat kepandaian, kelas, latar

belakang jenis kelamin, usia, kemajuan belajar dan

sebagainya) sesuai dengan karakteristik populasi

sasaran. Satu hal yang perlu dihindari baik untuk

dua tahap evaluasi terdahulu maupun lebih lebih lagi

untuk tahap evaluasi lapangan adalah apa yang

disebut efek halo (hallo effect).

Situasi seperti muncul apabila media kita

cobakan pada kelompok responden yang salah.


BAB II : Pemilihan & Pengembangan Media 41

Maksudnya apabila kita membuat program media

lalu mencobakannya kepada siswa-siswa yang belum

pernah melihat program tersebut. Pada situasi

seperti ini informasi yang kita peroleh banyak

dipengaruhi oleh sifat kebaruan tersebut sehingga

kurang dapat dipercaya. Prosedur pelaksanaannya

adalah sebagai berikut:

a) Mula-mula pilih siswa-siswa yang benar-benar

mewakili populasi target, kira-kira 30 orang siswa.

Usahakan agar mereka mewakili berbagai tingkat

kemampuan dan keterampilan siswa yang ada.

Tes kemampuan awal perlu dilakukan bila

karakteristik siswa belum diketahui. Atas dasar

itu pemilihan siswa dilakukan. Tetapi bila kita

kenai benar siswa-siswa yang akan dipakai dalam

uji coba tak perlu tes itu dilakukan;

b) Jelaskan kepada mereka maksud uji lapangan

tersebut dan apa yang anda harapkan pada akhir

kegiatan. Pada umumnya siswa tak terbiasa

untuk mengeritik bahan-bahan atau media yang

diberikan, karena mereka beranggapan sudah

benar dan efektif. Usahakan mereka bersikap

relaks dan berani mengemukakan penilaian.

Jauhkan sedapat mungkin perasaan bahwa uji

coba ini menguji kemampuan mereka;


BAB II : Pemilihan & Pengembangan Media 42

c) Berikan tes awal untuk mengukur sejauh mana

pengetahuan dan keterampilan mereka terhadap

topik yang dimediakan;

d) Sajikan media tersebut kepada mereka. Bentuk

penyajiannya tentu sesuai dengan rencana

pembuatannya: Untuk prestasi kelompok besar,

untuk kelompok kecil atau belajar mandiri;

e) Catat semua respon yang muncul dari siswa

selama sajian. Begitu pula waktu yang diperlukan;

f) Berikan tes untuk mengukur seberapa jauh

pencapaian hasil belajar siswa setelah sajian

media tersebut. Hasil tes ini (post test)


dibandingkan dengan hasil tes pertama (pre test)

akan menunjukkan seberapa efektif dan efisien

media yang anda buat tersebut;

g) Berikan kuesioner untuk mengetahui pendapat

atau sikap mereka terhadap media tersebut dan

sajian yang diterimanya; dan

h) Ringkas dan analisislah data-data yang anda

peroleh dengan kegiatan-kegiatan tadi:

kemampuan awal, skor tes awal dan tes akhir,

waktu yang diperlukan, perbaikan bagianbagian

yang sulit, dan pengayaan yang diperlukan,

kecepatan sajian dan sebagainya.


BAB II : Pemilihan & Pengembangan Media 43

Atas dasar itu media diperbaiki dan semakin disempurnakan.

Demikianlah, dengan ketiga tahap evaluasi tersebut dapatlah dipastikan

kebenaran efektivitas dan efisiensi media yang kita kembangkan.


BAB III : Permainan Edukatif Sebagai Media 44

BAB III : PERMAINAN EDUKATIF


SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN
ANAK USIA DINI

A. Definisi Alat Permainan Edukatif Menurut Para Ahli


1. Wijaya & Rusyan (1994) berpendapat bahwa Alat Peraga

Pendidikan merupakan media pendidikan yang memiliki berperan

sebagai perangsang belajar & dapat menumbuhkan motivasi belajar

sehingga anak tidak menjadi jenuh dalam meraih tujuan belajar.

2. Nasution (1985) adalah alat pembantu dalam mengajar agar

efektif.

3. Sudjana (2009), definisi alat permainan edukatif merupakan

suatu alat yang dapat diserap oleh mata dan telinga yang bertujuan

untuk membantu guru agar proses belajar mengajar siswa lebih

efektif dan efisien.

4. Faizal (2010), Alat Peraga Pendidikan adalah instrumen audio

maupun visual yang digunakan untuk membantu proses pembelajaran

menjadi lebih menarik dan membangkitkan minat siswa dalam

mendalami materi.

5. Media pembelajaran menurut Khadijah (2016:124), adalah segala

apapun itu yang dapat digunakan sebagai alat penyampai pesan dari
BAB III : Permainan Edukatif Sebagai Media 45

pengirim kepada penerima untuk dapat merangsang perhatian dan

pikirannya agar berpusat kepada pembelajaran.

6. Sedangkan menurut Dhine (2015:205), media adalah sesuatu yang

terletak ditengah-tengah maksudnya suatu perantara yang

menghubungkan semua pihak yang membutuhkan koneksi tersebut.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa alat

permainan edukatif adalah berbagai macam alat atau benda yang

terbuat dari berbagai jenis bahan yang digunakan atau dipakai anak-

anak untuk bermain, yang mana alat atau benda tersebut

mengandung nilai pendidikan atau sebagai media belajar bagi anak

yang dapat menstimulasi minat dan bakat anak.

B. Jenis-Jenis Alat Permainan Edukatif yang Diciptakan Para Tokoh


Pendidikan Dunia

Alat Permainan Edukatif (APE) dibuat secara khusus untuk

membantu para siswa dalam pembelajaran. Pada umumnya pengembangan

APE berakar pada jenis permainan yang telah dikembangkan terlebih

dahulu oleh para tokoh pendidikan dunia. Beberapa jenis APE

merupakan hasil pemikiran dan kreatifitas guru yang disesuaikan dengan

kebutuhan dan kondisi lingkungan pembelajaran yang ada. Berikut

beberapa jenis APE yang dirancang oleh para tokoh pendidikan dunia

berdasarkan konsep pendidikan anak usia dini.


BAB III : Permainan Edukatif Sebagai Media 46

Berikut ini jenis-jenis APE yang diciptakan oleh para tokoh

pendidikan dunia:

1. APE ciptaan Montessori

Maria Montessori menciptakan alat permainan edukatif

yang memudahkan anak untuk mengingat konsep-konsep yang

akan dipelajari anak tanpa perlu bimbingan, sehingga

memungkinkan anak bekerja mandiri.

APE ciptaannya telah dirancang sedemikian rupa

sehingga anak mudah memeriksa sendiri bila salah dan segera

menyadarinya.

APE ciptaan Montessori ini banyak terdapat di TK

khususnya anak TK di Indonesia, walaupun alat permainannya

itu sendiri disesuaikan dengan kebutuhan anak TK di

Indonesia.

2. APE ciptaan Peabody

Kakak beradik Elizabeth Peabody menciptakan APE

untuk mengembangkan kemampuan bahasa anak, yaitu boneka

tangan. APE ini terdiri atas dua boneka tangan yang berfungsi

sebagai tokoh mediator, yaitu tokoh P. Mooney dan Joey.

Boneka tersebut dilengkapi dengan papan magnet, gambar-


BAB III : Permainan Edukatif Sebagai Media 47

gambar, piringan hitam berisi lagu dan tema cerita serta kantong

pintar sebagai pelengkap.

APE karya Peabody ini memberikan program

pengetahuan dasar yang mengacu pada aspek pengembangan

bahasa, yaitu kosa kata yang dekat dengan anak. APE ciptaan

Peabody ini mengilhami pembuatan boneka tangan yang

dikembangkan di Indonesia. Karakter boneka tangan yang dibuat

di Indonesia disesuaikan dengan budaya serta kebiasaan yang ada

di Indonesia sehingga lebih memudahkan anak-anak untuk dapat

memahami serta menikmati cerita yang disampaikan.

Boneka yang dimainak dengan tangan ini dikembangkan

dengan menggunakan panggung boneka yang dilengkapi layar yang

dapat diganti sesuai cerita anak-anak usia dini di Indonesia.

3. APE ciptaan George Cuisenaire

George Cuisenaira menciptakan balok Cuisenaire untuk

mengembangkan kemampuan berhitung pada anak, pengenalan

bilangan dan untuk peningkatan keterampilan anak dalam

bernalar.

Balok ini terdiri dari balok-balok yang berukuran:

1. 1 x 1 x 1 cm dengan warna kayu asli

2. 2 x 1 x 1 cm berwarna merah
BAB III : Permainan Edukatif Sebagai Media 48

3. 3 x 1 x 1 cm berwarna hijau muda

4. 4 x 1 x 1 cm berwarna merah muda

5. 5 x 1 x 1 cm berwarna kuning

6. 6 x 1 x 1 cm berwarna hijau tua

7. 7 x 1 x 1 cm berwarna hitam

8. 8 x 1 x 1 cm berwarna coklat

9. 9 x 1 x 1 cm berwarna biru tua

10. 10 x 1 x 1 cm berwarna jingga

4. APE ciptaan Froebel

Froebel memiliki alat khusus yang dikenal dengan balok

Blocdoss. APE ini berupa balok bangunan, yaitu suatu kotak

besar berukuran 20 x 20 cm yang terdiri dari balok-balok kecil

berbagai ukuran yang merupakan kelipatannya.

Balok Blocdoss dikenal dengan istilah kotak kubus dalam

program pendidikan TK di Indonesia. Kotak kubus ini banyak

digunakan sebagai salah satu jenis APE untuk melatih motorik

dan daya nalar anak.


BAB III : Permainan Edukatif Sebagai Media 49

C. Fungsi dan Tujuan APE

Alat-alat permainan yang dikembangkan memiliki berbagai fungsi

dan tujuan dalam mendukung terlaksananya proses bermain sambil

belajar anak sehingga setiap aktivitas dapat terlaksana dengan baik dan

bermakna, dan yang paling utama adalah anak dapat menikmati proses

bermain sambil belajar tersebut.

Fungsi dan tujuan tersebut adalah:

1. Menciptakan situasi bermain (belajar) yang menyenangkan bagi anak

dalam proses pemberian perangsangan indikator kemampuan anak.

Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya bahwa kegiatan bermain itu

ada yang menggunakan alat dan ada pula yang tidak menggunakan alat.

Khusus dalam permainan yang menggunakan alat, dengan penggunaan

alat-alat tersebut anak-anak tampak sangat menikmati kegiatan belajar

karena banyak hal yang mereka peroleh melalui kegiatan tersebut.

2. Menumbuhkan rasa percaya diri dan membentuk citra diri anak yang

positif.

Dalam suasana yang menyenangkan, anak akan mencoba melakukan

berbagai kegiatan yang mereka sukai dengan cara menggali dan

menemukan sesuai yang ingin mereka ketahui. Kondisi tersebut sangat

mendukung anak dalam mengembangkan rasa percaya diri mereka dalam

melakukan kegiatan. Alat permainan edukatif memiliki fungsi yang sangat


BAB III : Permainan Edukatif Sebagai Media 50

strategis sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan anak dalam

melakukan kegiatan-kegiatannya sehingga rasa percaya diri dan citra diri

berkembang secara wajar.

3. Memberikan stimulus dalam pembetukan perilaku.

Pembentukan perilaku melalui pembiasaan dan pengembangan

kemampuan dasar merupakan fokus pengembangan pada anak usia dini.

Alat permainan edukatif dirancang dan dikembangkan untuk

memfasilitasi kedua aspek pengembangan tersebut.

4. Memberikan kesempatan anak bersosialisasi, berkomunikasi serta

berinteraksi dengan teman sebaya, teman yang usianya di atas usia

mereka serta bagaimana berinteraksi dengan orang dewasa lainnya.

Alat permainan edukatif berfungsi memfasilitasi anak-anak dalam

mengembangkan hubungan yang harmonis dan komunikatif dengan

lingkungan di sekitar, misalnya dengan teman-temannya.

5. Mengembangkan 6 aspek perkembangan AUD.

Pemilihan serta penggunaan APE yang tepat dapat membantu

mengembangkan aspek-aspek dasar pengembangan AUD, yaitu: aspek

kognitif, moral, bahasa, sosial-emosional, seni serta fisik motorik anak.


BAB IV : Penutup 51

BAB IV: PENUTUP

A. Kesimpulan

Media memiliki kedudukan yang sangat penting dalam mencapai

tujuan pembelajaran secara efektif. Media dalam proses pembelajaran

dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pembelajaran yang pada

gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapai. .

Oleh karena itu penggunaan media pembelajaran sangat dianjurkan

untuk mempertinggi kualitas pembelajaran.

Pada dasarnya fungsi dari media pembelajaran adalah sebagai

sumber belajar. Sedangkan secara umum fungsi media pembelajaran yaitu:

1. Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbal.

2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga dan daya indera.

3. Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara

murid dengan sumber belajar.

4. Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan

kemampuan visual, auditor dan kinestetiknya.

5. Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman

dan menimbulkan persepsi yang sama.

Klasifikasi media pembelajaran merupakan pengelompokkan alat

atau bahan ajar sesuai dengan jenisnya untuk membantu proses


BAB IV : Penutup 52

berjalannya pembelajaran yang efektif. Klasifikasi media pembelajaran

secara umum dibagi menjadi 5, yaitu:

1. Media Audio

2. Media Visual

3. Media Audio Visual

4. Media Lingkungan

5. Media Permainan

Pemilihan media pembelajaran untuk anak usia dini, beberapa

dasar pertimbangan yang perlu diperhatikan diantaranya adalah :

1. Media pembelajaran yang dipilih hendaknya disesuaikan

dengan kebutuhan pemakai (anak usia dini) .

2. Media pembelajaran yang dipilih perlu didasarkan atas azas

manfaat,

3. Pemilihan media pembelajaran hendaknya berposisi ganda

baik berada pada sudut pandang pemakai (guru, anak)

maupun dari kepentingan lembaga.

4. Pemilihan media pembelajaran harus didasarkan pada kajian

edukatif dengan memperhatikan kurikulum yang berlaku.

5. Media pembelajaran yang dipilih hendaknya memenuhi

persyaratan kualitas yang telah ditentukan.

Pemilihan media pembelajaran hendaknya memperhatikan pula

keseimbangan koleksi (well rounded collection) termasuk media

pembelajaran pokok dan bahan penunjang sesuai dengan kurikulum.


BAB IV : Penutup 53

Dalam pengembangan media pembelajaran ada beberapa tahapan

prosedural yang harus dilakukan untuk mendapatkan kualitas yang baik,

yaitu:

1. Perancangan/Desain Media

2. Pembuatan Media

3. Evaluasi Media

Sebagai pendukung media pembelajaran diperlukan permainan edukatif

untuk mengembangkan aktivitas dan kreativitas anak usia dini. Fungsi

dan tujuan alat permainan edukatif penting untuk memberikan motivasi

dan merangsang anak untuk melakukan kegiatan menemukan pengalaman

baru yang bermanfaat dalam bereksplorasi dan bereksperimen dalam

peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan pengembangan.

Anda mungkin juga menyukai