Anda di halaman 1dari 18

Lingkungan Belajar

di Luar (Outdoor)

Indri Dwi Isnaini, M. Pd


Mengapa bermain di luar
ruangan ?
1 2
Banyak kemampuan anak yang Kebiasaan kita yang
harus dikembangkan dan menjauhkan bermain di luar
didapatkan, misalnya ruangan dari anak-anak dan
bereksplorasi, tantangan lebih memilih menggunakan
kemampuan motorik kasar dan komputer dan menonton
halus televisi, menyebabkan anak
jauh dari kegiatan bermain.
Tujuan Anak Belajar di Luar Ruangan
(Outdoor)
1. Tujuan Perkembangan Sosial Emosional
a) Mendemonstrasikan kemampuan sosial dengan membantu merawat taman,
berpartisipasi dalam permainan bersama teman sebaya.
b) Berunding dan kompromi serta kooperatif dengan sesama teman dalam menggunakan
peralatan yang ada di area bermain.
c) Mengekspresikan kreativitas, dengan membuat berbagai benda seni, megembangkan
permainan baru.
d) Mempertinggi rasa percaya diri (mampu belajar untuk menggunakan motorik kasar
dan motorik halus).
e) Menambah kemandirian,seperti mendaki sendiri atau turun dengan menggunakan tali
tanpa bantuan.
Lanjutan...
2. Tujuan Perkembangan Kognitif
a) Membuat keputusan (memilih sebuah aktivitas outdoor).
b) Merencanakan dan memiliki banyak ide (bermain games, membangun
balok, melakukan permainan tukang kayu, membuat karya seni, menanam pohon).
c) Memecahkan masalah (membuat terowongan dari bukit pasir, dapat bermain
dari satu alat pemainan kea lat permainan lainnya).
d) Menggali pengalaman melalui berbagai peran, seperti menjadi sopir ambulans,
mengecat pagar dengan air.
e) Dapat bekerja sama (bermain pasir bersama dengan menambahkan sedikit
air).
Lanjutan...
3. Tujuan Perkembangan Fisik
a) Mengembangkan motorik kasar (mendaki, bergelayut, melompat, loncat tali
dan berlari-lari).
b) Menambah koordinasi gerakanmata dan tangan (menangkap, melempar,
pekerjaan tukang kayu).
c) Mengatur keseimbangan (mendaki, berayun, meluncur, menggunakan balok
untuk berlatih keseimbangan).
d) Menambah kesadaran akan ruang dan tempat (berayun, mendaki, menurun,
masuk, keluar, di atas dan di bawah).
aspek-aspek ruang lingkup pengelolaan lingkungan belajar
outdoor

secara umum adalah:


1) penataan lokasi kegiatan dengan berbagai sarananya,
2) penanganan pagar sekolah secara tepat,
3) pengelolaan tanah lapang,
4) perawatan dan penanganan permukaan tanah,
5) naungan atau atap agar kegiatan tetap nyaman meskipun terik atau hujan,
dan
6) pengelolaan gudang outdoor untuk penyimpanan berbagai barang dan alat
kegiatan.
Bagaimana Menata Ruang Luar
(outdoor)?
● Hal yang harus diperhatikan dengan ruang luar:
1. Luas area bermain sebagaimana standar internasional
menetapkan 7 m2 per anak
2. Ruang bermain outdoor dipastikan tidak terdapat binatang
yang menyengat
3. Area basah ditempatkan di luar, dekat dengan sumber air,
lantai yang tidak licin, sanitasi terjaga baik agar air tidak
menggenang.
4. Bak pasir harus ditutup bila tidak digunakan dan
dipastikan dalam kondisi kering agar tidak
menjadi tempat berkembang biak binatang
kecil.
Bagaimana memilih dan meletakkan APE luar
di halaman?
a. Seluncuran
• Dasar seluncuran cukup kuat
• Dipastikan tidak mudah patah atau putus
• Jika bahan menggunakan kayu, dipastikan permukaan kayu licin untuk
mencegah anak tertusuk serpihannya
• Pastikan tinggi perosotan disesuaikan dengan usia, menggunakan
permukaan yang aman.
• Pijakan tangga untuk naik perosotan lebih aman yang berbentuk
datar daripada berbentuk bulat.
• Perosotan spiral yang panjang tidak cocok untuk anak di bawah usia
5 tahun.
• Hindari perosotan yang terbuat dari besi.
Kriteria Keselamatan Dalam Menggunakan
Papan Luncur
Sebagai berikut.
1. Panggung tempat meluncur memiliki luas yang cukup untuk menampung
beberapa anak.
2. Memiliki pegangan untuk anak ketika mereka bergerak dari posisi berdiri
ke posisi duduk.
3. Tempat meluncur memiliki sisi dengan ketinggian panjangnya empat inci
selama anak-anak berada di dalamnya.
4. Dasar dari papan luncur dihubungkan langsung ke lantai dasar sehingga
ketika anak-anak meluncur dari kecepatan papan luncur, anak dapat
perolehan dari meluncur ke posisi berdiri.
5. Papan luncur yang terbuat dari besi atau logam ditempatkan pada tempat
yang teduh (papan luncur yang terbuat dari besi mudah panas).
Lanjutan...
b. Ayunan
• Ayunan jangan diletakkan berdekatan dengan struktur memanjat. Sebaiknya
ayunan diletakkan di permukaan datar, dengan batasan yang jelas sehingga
anak tahu bahwa mereka telah masuk ke area ayunan.
• Ayunan membutuhkan ruang sebesar minimal 7 m2 per ayunan
• Alas duduk ayunan sebaiknya berbahan kain kanvas atau karet lembut
• Untuk tujuan keamanan jangan menggunakan pengait standar berbentuk S.
Gunakan pengait lain yang lebih kuat.
Lanjutan...
• Ayunan untuk anak di
bawah 1 tahun harus
menggunakan bentuk
tempat duduk yang
melingkari seluruh tubuh
mereka (bucket style) dan
menggunakan sabuk
pengaman
Lanjutan...
• Ayunan untuk anak usia
1-3 tahun (toddler)
harus menggunakan
sandaran dan sabuk
keamanan
Kriteria keselamatan dalam
menggunakan ayunan.
1. Tempat duduk ayunan terbuat dari bahan yang ringan, bahan-bahan
fleksibel, seperti karet (ban), kanvas atau plastik untuk meminimalis
terjadinya kecelakaan
2. Menggunakan pengait “S” untuk menggantungkan ayunan yang didekatkan
rapat sehingga anak-anak tidak dapat menangkap mereka
3. Ayunan yang terbuat dari ban dipisahkan dengan ayunan yang dibuat secara
permanen.
4. Ayunan binatang, tali ayunan, batang gantung dan lingkaran ayunan harus
dijauhkan.
c. Panjatan
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
• Semua struktur panjatan yang tingginya lebih dari 0.5 meter harus
diletakkan di atas dan dikelilingi oleh permukaan yang aman yang luasnya
sekitar 1,9 meter.
• Semua struktur panjatan tidak boleh diletakkan di atas lantai yang
permukaan yang keras, seperti misalnya lantai beton.
• Panjatan itu harus memiliki akses ke atas dan ke bawah. Salah satu bagian
alat panjatan, memiliki tempat anak berpegangan, karena kemampuan anak
memanjat berkembang lebih dulu dibandingkan kemampuan anak untuk
turun.
Lanjutan...
• Tinggi panjatan maksimal untuk anak usia di bawah 3 tahun adalah 60 cm
(24 inci), dan tinggi maksimal untuk anak usia 3-6 tahun adalah 90-120 cm
(36-48 inci).
d. Terowongan
• Terowongan dapat dibuat dari semen yang dibeton, ban mobil, plastik, fi
ber, kardus
• Diameter 80 cm
• Panjang maksimal 2.5 meter
Terimakasih!
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including
icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik.
Please keep this slide for attribution.

Anda mungkin juga menyukai