1. Pilihlah tempat tidur yang nyaman dan sesuai Inilah beberapa hal yang harus dipertimbangkan saat memilih tempat tidur untuk anak: a) Pastikan tempat tidur yang dipilih terbuat dari bahan yang stabil dan kuat untuk menampung berat badan bayi hingga mencapai usia tertentu b) Pilihlah tempat tidur yang hemat tempat. Jika kamar anak memiliki keterbatasan tempat, pilihlah tempat tidur bayi yang bisa dipindahkan (portable), misalnya yang bisa dilipat atau memiliki roda, sehingga mudah dipindahkan. c) Hindari memilih tempat tidur bayi dari bahan rotan atau yang berbentuk ayunan. Karena Bayi dapat terguling dari ayunan dan terjatuh. d) Cek kembali ukuran rangka tempat tidur bayi. Pastikan tidak ada celah di antara tempat tidur bayi dan dinding kamar. Anak berisiko terjepit jika kakinya terperosok di antara celah tersebut e) Pilihlah kasur yang tebal dan padat. Jika bantalan kasur terlalu lembut bisa menimbulkan situasi tidak terduga. Saat anak sudah mampu berguling dari posisi tidur telentang ke posisi tengkurap, bantalan kasur yang terlalu empuk bisa mengakibatkan kepala anak terbenam di dalam bantalan kasur. Kondisi ini dapat memicu terjadinya sindrom kematian mendadak pada bayi (SIDS)
2. Jangan biasakan bayi tertidur sambil menyusu
Sisa ASI atau susu yang tidak dibersihkan akan menempel di lidah serta langit- langit rongga mulut bayi. Ini dapat mencetuskan pertumbuhan jamur, bakteri, dan kuman. Apalagi jika anak dibiarkan tertidur dalam keadaan botol susu masih menempel di bibirnya. Kebiasaan ini berbahaya karena dapat meningkatkan risiko bayi tersedak.
3. Pilihlah pakaian yang nyaman untuk anak
Hal penting untuk diperhatikan dalam memilih pakaian bayi adalah bagian-bagian pada atribut pakaian, seperti kancing, jahitan yang tidak kuat, dan benang yang terurai, dapat membahayakan anakt. Bayi dan anak-anak suka memasukkan segala sesuatu ke dalam mulutnya. kancing jahitan yang terurai dapat mengakibatkan bayi tersedak.
4. Beri mainan sesuai usia dan tumbuh kembang anak
Banyak orang tua lupa bahwa setiap mainan anak-anak tidak hanya melihat faktor rentang usia, melainkan juga kemampuan sensorik dan keterampilan motorik dari anak. Inilah sebabnya harus selalu diperhatikan semua spesifikasi mainan yang diberikan kepada anak. Sebagai contoh, jangan sampai tekstur mainan yang bisa digigit (teether) terlalu mungil, yang dapat berisiko membuat anak tersedak. 5. Atur tata letak ruang yang kondusif dan sesuai dengan perilaku anak. Amatilah kecenderungan tingkah anak, lalu sesuaikan dengan konsep penataan ruang di rumah. Bila anak yang enerjik, maka singkirkan furnitur yang berbahaya dan membatasi ruang geraknya. Dengan cara ini, orang tua bisa meminimalisasi risiko kecelakan yang mungkin terjadi.
6. Perhatikan suhu air yang digunakan untuk memandikan anak.
Bayi dan anak memiliki kulit yang sangat sensitif. Cara kulitnya merespons suhu air berbeda dengan kulit orang dewasa. Inilah sebabnya ia bisa menangis karena merasa suhu air mandinya terlalu panas, padahal orang tua berpikir suhu tersebut sudah tepat.
7. Jauhkan anak dari jendela
Riset menunjukkan, setiap tahun terjadi peningkatan kecelakaan anak yang terjatuh dari jendela. Untuk mencegah terjadinya kemungkinan tersebut, pastikan untuk memasang teralis di setiap jendela rumah