Anda di halaman 1dari 2

 

BAB II
PEMBAHASAN

A. Lingkungan Aman untuk Bayi dan Anak


1. Pilihlah tempat tidur yang nyaman dan sesuai
Inilah beberapa hal yang harus dipertimbangkan saat memilih tempat tidur untuk
anak:
a) Pastikan tempat tidur yang dipilih terbuat dari bahan yang stabil dan kuat
untuk menampung berat badan bayi hingga mencapai usia tertentu
b) Pilihlah tempat tidur yang hemat tempat. Jika kamar anak memiliki
keterbatasan tempat,  pilihlah tempat tidur bayi yang bisa dipindahkan
(portable), misalnya yang bisa dilipat atau memiliki roda, sehingga mudah
dipindahkan.
c) Hindari memilih tempat tidur bayi dari bahan rotan atau yang berbentuk
ayunan. Karena Bayi dapat terguling dari ayunan dan terjatuh.
d) Cek kembali ukuran rangka tempat tidur bayi. Pastikan tidak ada celah di
antara tempat tidur bayi dan dinding kamar. Anak berisiko terjepit jika
kakinya terperosok di antara celah tersebut
e) Pilihlah kasur yang tebal dan padat. Jika bantalan kasur terlalu lembut
bisa menimbulkan situasi tidak terduga. Saat anak sudah mampu
berguling dari posisi tidur telentang ke posisi tengkurap, bantalan kasur
yang terlalu empuk bisa mengakibatkan kepala anak terbenam di dalam
bantalan kasur. Kondisi ini dapat memicu terjadinya sindrom kematian
mendadak  pada bayi (SIDS)

2. Jangan biasakan bayi tertidur sambil menyusu


Sisa ASI atau susu yang tidak dibersihkan akan menempel di lidah serta langit-
langit rongga mulut  bayi. Ini dapat mencetuskan pertumbuhan jamur, bakteri,
dan kuman. Apalagi jika anak dibiarkan tertidur dalam keadaan botol susu masih
menempel di bibirnya. Kebiasaan ini berbahaya karena dapat meningkatkan
risiko bayi tersedak.

3. Pilihlah pakaian yang nyaman untuk anak


Hal penting untuk diperhatikan dalam memilih pakaian bayi adalah bagian-bagian
pada atribut  pakaian, seperti kancing, jahitan yang tidak kuat, dan benang yang
terurai, dapat membahayakan anakt. Bayi dan anak-anak suka memasukkan
segala sesuatu ke dalam mulutnya. kancing jahitan yang terurai dapat
mengakibatkan bayi tersedak.

4. Beri mainan sesuai usia dan tumbuh kembang anak 


Banyak orang tua lupa bahwa setiap mainan anak-anak tidak hanya melihat
faktor rentang usia, melainkan juga kemampuan sensorik dan keterampilan
motorik dari anak. Inilah sebabnya harus selalu diperhatikan semua spesifikasi
mainan yang diberikan kepada anak. Sebagai contoh, jangan sampai tekstur
mainan yang bisa digigit (teether) terlalu mungil, yang dapat berisiko membuat
anak tersedak.
5. Atur tata letak ruang yang kondusif dan sesuai dengan perilaku anak.
Amatilah kecenderungan tingkah anak, lalu sesuaikan dengan konsep penataan
ruang di rumah. Bila anak yang enerjik, maka singkirkan furnitur yang berbahaya
dan membatasi ruang geraknya. Dengan cara ini, orang tua bisa meminimalisasi
risiko kecelakan yang mungkin terjadi.

6. Perhatikan suhu air yang digunakan untuk memandikan anak.


Bayi dan anak memiliki kulit yang sangat sensitif. Cara kulitnya merespons suhu
air berbeda dengan kulit orang dewasa. Inilah sebabnya ia bisa menangis karena
merasa suhu air mandinya terlalu panas, padahal orang tua berpikir suhu
tersebut sudah tepat.

7. Jauhkan anak dari jendela


Riset menunjukkan, setiap tahun terjadi peningkatan kecelakaan anak yang
terjatuh dari jendela. Untuk mencegah terjadinya kemungkinan tersebut,
pastikan untuk memasang teralis di setiap  jendela rumah

Anda mungkin juga menyukai