Anda di halaman 1dari 14

ASUHAN KEBIDANAN NEONANTUS

KEBUTUHAN DASAR NEONATUS BBL DAN BALITA

Disusun Oleh :
1. NIKEN (F0G020075)
2. CENI PRATIWI (F0G020073)
3. ENERSI AGREY NELLY PUTRI(F0G020067)

Dosen Pengampu:
SURIYATI, S.ST., M.keb

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BENGKULU
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan
kesempatan pada kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya
lah kami dapat menyelesaikan makalah berjudul “Pemeriksaan Bayi Baru Lahir”.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas dosen pengampu, Ibu Suriyati, S.ST,
M.Keb., pada mata kuliah asuhan kebidanan neonantus. Selain itu, kami juga berharap
agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi kami dan pembaca tentang
Pemeriksaan Bayi Baru Lahir.
Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Suriyati, S.ST,
M.Keb., selaku dosen mata kuliah asuhan kebidanan neonantus. Kami berharap tugas
yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang
ditekuni kami. Kami juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah
membantu proses penyusunan makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan kami terima demi kesempurnaan makalah ini.

Bengkulu, 07 September 2021

Kelompok 3
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap orang tua tentu berkeinginan agar anaknya dapat mencapai pertumbuhan dan
perkembangan yang terbaik sesuai dengan potensi genetik yang ada pada anak tersebut.
Hal ini dapat tercapai apabila kebutuhan dasar anak terpenuhi. Kebutuhan dasar ini
mencakup asah, asih, dan asuh. Kebutuhan dasar tersebut harus dipenuhi sejak dini,
bahkan sejak bayi berada dalam kandungan.
Kebutuhan dasar yang baik dan cukup seringkali tidak bisa dipenuhi oleh seorang anak
karena faktor eksternal maupun internal. Faktor eksternal menyangkut keadaan
ekonomi, sosial dan spiritual keluarga serta peran bidan. Sedangkan faktor internal
adalah faktor yang terdapat didalam diri anak yang secara psikologis muncul sebagai
problema pada anak.
Faktor yang paling terlihat pada lingkungan masyarakat adalah kurangnya pengetahuan
ibu mengenai kebutuhan-kebutuhan dasar yang harus dipenuhi anak pada masa
pertumbuhan dan perkembangan. Peran bidan dalam hal ini adalah memberi informasi
yang baik dan benar berkaitan dengan kebutuhan dasar yang harus dipenuhi.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah kebutuhan fisik bagi Neonatus, Bayi, dan Balita
2. Bagaimanakah kebutuhan dasar bagi Neonatus, Bayi, dan Balita?
3. Bagaimanakah Kebutuhan Psikososial Bagi Neonatus, Bayi dan Balita?
4. Bagaimanakah kebutuhan Imunisasi bagi Neonatus, Bayi, dan Balita?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui kebutuhan fisik bagi neonatus, bayi, dan balita.
2. Untuk mengetahui kebutuhan tindakan dasar bagi neonatus, bayi, dan balita.
3. Untuk mengetahui kebutuhan psikososial bagi neonatus, bayi, dan balita.
4. Untuk mengetahui kebutuhan Imunisasi bagi neonatus, bayi, dan balita.
PEMBAHASAN

A. Kebutuhan Fisik Nutrisi,Cairan dan Personal Hygiene


1. Pemberian minum
a. Pengertian ASI adalah makanan pokok untuk bayi, berikan ASI 2-3 jam sekali
atau on demand (semau bayi). Berikan ASI dengan satu payudara samai teras kosong
setelah itu baru ganti payudara yang lain. ASI eksklusive adalah memberiakn ASI saja
sampai usia 6 bulan tanpa tambahan makanan apapun kecuali imunisasi, vitamin.
Berikan ASI sampai 2 tahun dengan tambahan makan lunak sesuai tahapan usia bayi.
b. Pedoman menyusui ASI antara lain:
Inisiasi menyusu dini adalah bayi berusaha menyusu sendiri diatas perut ibu segera
setelah minimal 1 jam.
Tanda posisi bayi menyusu dengan baik yaitu dagu menyentuh payudara, mulut
membuka lebar, hidung mendekat terkadang menyentuh payudara, mulut mencakup
areola, lidah menopang putting dan areola bagian bawah, bibir melengkung keluar, bayi
menghisap dengan kuat namun perlahan dan kadang-kadang berhenti sesaat.
c. Perawatan payudara selama ibu menyusui
Perhatikan posisi menyusui, oleskan ASI sebelum dan sesudah menyusui untuk
mencegah lecet. Jika mengalami bendungan payudara atau mastitis tetap susukan ke
bayi sesering mungkin serta lakukan perawatan payudara.

2. Menolong BAB pada Bayi


BAB hari 1-3 disebut mekoneum yaitu feces berwana kehitaman, hari 3-6 feces tarnsisi
yaitu warna coklat sampai kehijauan karena masih bercampur mekoneum, selanjutnya
feces akan berwarna kekuningan. Segera bersihkan bayi setiap selesai BAB agarbtidak
terjadi iritasi didaerah genetalia.
3. Menolong BAK pada bayi
Bayi baru lahir akan berkemih paling lambat 12-24 jam pertama kelahirannya, BAK
lebih dari 8 kali sehari salah satu tanda bayi cukup nutrisi. Setiap habis BAK segera
ganti popok supaya tidak terjadi ritasi didaerah genetalia.

4. Kebutuhan Istirahat/ tidur


Dalam 2 minggu pertama bayi sering tidur rata-rata 16 jam sehari. Pada umumnya bayi
mengenal malam setelah usia 3 bulan. Jaga kehangatan bayi dengan suhu kamar yang
hangat dan selimut bayi.

5. Menjaga kebersihan kulit


Bayi sebaiknya mandi minimal 6 jam setelah kelahiran, sebelum mandi sebaiknya
periksa suhu tubuh bayi. Jika terjadi hipotermi lakukan skin to skin dan tutpi kepala
bayi dengan ibu minimal 1 jam. Sebaiknya bayi mandi minimal 2 kali sehari, mandikan
dengan air hangat dan di tempat yang hangat.

6. Menjaga keamanan bayi


Hindari memberikan makanan selain ASI, jangan tinggalkan bayi sendirian, jangan
menggunakan alat penghangat buatan.

7. Mendeteksi tanda-tanda bahaya pada bayi


a. Sulit bernafas
b. Hipotermi atau hipertermi
c. Kulit bayi kering, biru, pucat, atau memar
d. Hisapan melemah, rewel, muntah, mengnatuk
e. Tali pusat merah, bengkak, keluar cairan, berbau busuk, berdarah
f. Tanda-tanda infeksi: suhu meningkat, merah, bengkak, bau busuk, keluar cairan,
sulit bernafas
g. Tidak BAB dalam 3 hari atau tidak BAK selama 24 jam
h. Diare
i. Menggigil, rewel, lemas, ngantuk, kejang
8. Penyuluhan sebelum bayi pulang
a. Perawatan tali pusat
b. Pemberian ASI
c. Refleks laktasi
d. Memulai pemberian ASI
e. Posisi menyusui
f. Jaga kehangatan bayi
g. Mencegah kehilangan panas
h. Tempatkan dilingkungan yang hangat
i. Tanda-tanda bahaya
j. Imunisasi
k. Perawatan harian

B. Kebutuhan Kesehatan Dasar meliputi pakaian,perumahan,sanitasi lingkungan yang


baik
1. Pakaian
a. Neonatus
i. Gunakan pakaian yang menyerap keringat dan tidak sempit
ii. Segera ganti pakaian jika basah dan kotor
iii. Pada saat di bawa keluar rumah, gunakan pakaian
secukupnya tidak terlalu tebal atau tipis
iv. Jangan gunakan gurita terlalu kencang, yang penting
pakaian harus nyaman (tidak mengganggu aktivitas bayi).

b. Bayi, Balita dan Anak Prasekolah


i. Beri pakaian yang warna-warni untuk melatih motorik
halus
ii. Pilihlah produk dan pakaian anak yang sudah SNI.
Menurut penelitian, resiko yang muncul misalnya, iritasi yang bersifat mutagenik
maupun karsiogenik. Pakaian bayi yang di maksud dalam peraturan ini adalah pakaian
dan aksesoris pakaian (perlengkapan bayi). Aksesoris termasuk di antaranya topi,
selimut, sarung tangan, kaos kaki, serta tas bayi. Tujuan peraturan ini adalah untuk
menjamin kesehatan bayi dan anak indonesia.
Jangan pakaikan sepatu berhak tinggi pada anak. Kadang ada orang tua yang
memakaikan sepatu berhak tinggi pada anak agar terlihat lebih cantik, padahal hal ini
tidak baik bagi kesehatan anak. Anak yang baru belajar berjalan dan diberi sepatu
berhak tinggi lama-kelamaan akan menyebabkan tungkai berbentuk “O” atau “X” dan
membuat anak kesulitan untuk berjalan dan sering jatuh.

2. Perumahan
a. Atur suhu rumah agar jangan terlalu panas ataupun terlalu dingin
b. Bersihkan rumah dari debu dan sampah
c. Usahakan sinar matahari dapat masuk ke dalam rumah
d. Beri ventilasi pada rumah dan minimal 1/15 dari luas rumah

3. Sanitasi lingkungan
a. Persediaan air:
1) Air harus jernih, tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak berasa
2) Air tidak mengandung zat-zat yang berbahaya dan mineral yang melebihi batas
normal
3) Air tidak mengandung suatu bibit penyakit (cholera, thypus, dysentri, cacing dll)
4) Tidak mengandung bakteri E coli, bakteri saprotik tidak lebih 100/ml air.
5) Lakukan pengurasan pada bak penampungan air dan lakukan penutupan agar tidak
ada jentik-jentik nyamuk

b. Pembuangan kotoran (septiteng)


1) Tempat pembuangan kotoran tidak boleh mengotori tanah permukaan
2) Tidak mengotori air permukaan, tidak mengotori air dalam tanah dan tidak boleh
terbuka
3) Kakus terlindungi dari penglihatan orang.
c. Pembuangan sampah
Tempat pembuangan sampah jangan terlalu dekat dengan rumah

C. Kebutuhan Psikososial meliputi Rasa Aman,Kasih Sayang,Harga Diri,Rasa


Memiliki,Kebutuhan mendapat Pengalaman,Kebutuhan Stimulasi.

A. Kasih sayang
a. Neonatus
1) Sering memeluk dan menimang dengan penuh kasih sayang
2) Perhatikan saat sedang menyusui dan berikan belaian penuh kasih sayang
3) Bicara dengan nada lembut dan halus, serta penuh kasih sayang.
b. Bayi, balita dan anak prasekolah
1) Ciptakan rasa aman dan nyaman agar anak merasa di lindungi
2) Perhatikan minat, keinginan, damn pendapatannya, serta beri contoh yang baik
(bukan dipaksa), dibantu, di dorong/dimotivasi dan dihargai, di didik dengan
kegembiraan.
3) Dengarkan apa yang ingin dibicarakan/diceritakan anak

B. Rasa Aman
a. Neonatus
1) Hindari pemberian makanan selain ASI
2) Jaga dari trauma dengan meletakkan BBL di tempat yang aman dan nyaman, tidak
membiarkannya sendirian tanpa pengamata, dan tidak meletakkan barang-barangyang
mungkin membahayakan di dekat BBL.

b. Bayi dan Balita


1) Biasakan anak dari kecil selalu memakai alas kaki kemanapun ia pergi agar tidak
tertusuk benda tajam.
2) Jauhkan anak dari asap rokok, asap dapur, asap sampah, dan polusi kendaraan
bermotor
3) Sebaiknya anak tidur di dalam selambu

c. Anak Pra Sekolah


1) Jangan biarkan anak bermain di dekat sumur, kolam, sungai, dan jalan raya
2) Jauhkan anak dari benda panas seperti kompor, setrika, termos, dan air panas
3) Jauhkan anak dari benda berbahaya seperti pisau, colokan listrik, dan kabel
4) Sembunyikan benda yang bisa di sangka maanan atau minuman dari anak seperti
racun tikus, racun serangga, minyak tanah, sabun dan deterjen

C. Harga Diri pada Neonatus, Bayi Balita, dan Anak Pra Sekolah
a) Ajarkan anak untuk tidak mudah percaya dengan orang yang baru kenal
b) Ajarkan anak untuk tidak mengambil barang orang lain
D. Rasa memiliki pada Neonatus, Bayi Balita, dan Anak Pra Sekolah
Ajarkan anak untuk mencintai barang-barang yang ia punya (mainan,pakaian,aksesoris
bayi).

E. Pengalaman stimulasi
Stimulasi dilakukan setiap saat ada kesempatan berinteraksi, setiap hari, terus menerus,
bervariasi, disesuaikan dengan umur perkembangan kemampuannya, serta dilakukan
oleh keluarga (terutama ibu atau pengganti ibu). Stimulasi harus dilakukan dalam
suasana yang menyenangkan dan kegembiraan antara ibu/balitanya. Jangan memberikan
stimulasi dengan terburu-buru, memaksakan kehendak pengasuh, tidak memperhatikan
minat atau keinginan bayi/balita, atau bayi balita sedang mengantuk, bosan, atau ingin
bermain yang lain. Pengasuh yang sering marah, bosan, sebal, maka tanpa disadari
pengasuh justru memberikan rangsangan emosional yang negatif karena pada
prinsipnya semua ucapan, sikap, dan perbuatan pengasuh adalah merupakan stimulasi
yang direkam, diingat, dan akan ditiru atau justru menimbulkan ketakutan bayi-balita.

a. Neonatus Umur 0-3 Bulan


1) Sering memeluk dan menimang bayi dengan penuh kasih sayang.
2) Gantung benda berwarna cerah yang bergerak dan bisa dilihat
3) Gendong dalam posisi tegak agar ia dapat belajar menahan kepalanya tetap tegak
4) Ajak bayi tersenyum dan bicara.
5) Perdengarkan musik
b. Bayi dan Balita
a) Bayi
1) Umur 3-6 Bulan (1) Sering tengkurapkan bayi.
2) Gerakkan benda ke kiri dan kanan, di depan matanya.
3) Perdengarkan berbagai bunyi-bunyian.
4) Beri mainan benda yang besar dan berwarna.

b) Umur 6-12 Bulan


(1) Ajari bayi duduk
(2) Ajak main ciluk-ba
(3) Ajari memegang dan makan biskuit
(4) Ajari memegang benda kecil dengan 2 jari
(5) Ajari berdiri dan berjalan dengan berpegangan
(6) Ajak bicara sesering mungkin
(7) Latih mengucapkan ma...ma...pa...pa...
(8) Beri mainan yang aman dipukul-pukul
c) Balita
Umur 1-2 Tahun
1) Ajari berjalan di undakan/tangga
2) Ajak membersihkan meja dan menyapu
3) Ajak membereskan mainan
4) Ajari mencoret-coret di kertas
5) Ajari menyebut bagian tubuhnya
6) Bacakan cerita anak
7) Ajak bernyanyi
8) Ajak bermain
9) Berikan pujian kalau ia berhasil melakukan sesuatu
Umur 2-3 Tahun
1) Ajari berpakaian sendiri
2) Ajak melihat buku bergambar
3) Bacakan cerita anak
4) Ajari makan di piringnya sendiri
5) Ajari cuci tangan
6) Ajari buang air besar dan kecil di tempatnya
Umur 3-5 Tahun
1) Minta anak menceritakan apa yang ia lakukan
2) Dengarkan ia ketika bicara
3) Jika ia gagap, ajari bicara pelan-pelan
4) Awasi dia mencoba hal baru

C. Kebutuhan Imunisasi bagi Neonatus, Bayi, dan Balita


1. Pengertian
Imunisasi adalah bentuk interfensi kesehatan yang sangat efektif dalam menurunkan
angka kematian bayi dan balita. Dengan imunisasi, berbagai penyakit seperti TBC,
Difteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B, Polio dan Campak dapat di cegah. Pentingnya
pemberian imunisasi dapat dilihat dari banyaknya balita yang meninggal akibat penyakit
yag dapat di cegah dengan imunisasi. Hal itu sebenarnya tidak perlu terjadi karena
penyakit tersebut bisa di cegah dengan imunisasi. Oleh kerna itulah, untuk mencegah
balita menderita beberapa penyakit yang berbahaya, imunisasi pada bayi dan balita
harus lengkap serta deberikan sesuai jadwal.

2. Tujuan
Program imunisasi bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian dari
penyakit yang dapat di cegah dengan imunisasi. Pada saat ini penyakit-penyakit tersebut
adalah disentri, tetanus, batuk(pertussis), campak, polio dan TBC.
3. Manfaat
Manfaat imunusasi bagi anak dapat mencegah penyakit,cacat dan kematian. Sedangkan
manfaat bagi keluarga adalah dapat menghilangkan kecemasan dan mencegah biaya
pengobatan yang tinggi bila anak sakit. Bayi dan anak yang mendapat imunisasi
dasarlengkap akan terlindung dari beberapa penyakit berbahaya dan akan mencegah
penularan ke adik, kakak dan teman-teman disekitarnya.imunisasi akan meningkatkan
kekebalan tubuh. Bayi dan anak sehingga mampu melawan penyakit yang dapat dicegah
dengan vaksin tersebut. Anak yang telah di imunisasi bila terinfeksi oleh kuman
tersebut maka tidak akan menularka ke adik, kakak dan teman-teman sekitarnya.

4. Sasaran
Program imunisasi di Indonsia merupakan program unggulan untuk mencegah angka
kematian pada bayi, anak bawah 3 tahun, bawah 5 tahun, program ini akan mencakup
beberapa jenis imunisasi, sementara sasran dari program itu sendiri antara lain
mencakup: bayi di bawah umur 1 tahun (0-11 bulan), ibu hamil (awal kehamilan 8
bulan), wanita usia subur (calon mempelai wanita), anak SD (kelas I-VI).
5. Jenis imunisasi
A. Imunisasi aktif
Tubuh akan membuat sendiri zat anti setelah adanya rangsangan antigen dari luar tubuh,
rangsangan virus yang telah dilemahkan seperti pada imunisasi polio atau campak.
B. Imunisasi pasif
Tubuh anak tidak membuat zat antibody sendiri, tetapi kekebanlan tersebut diperoleh
dari luar dengan cara menyuntikkan bahan atau serum yang telah mengandung zat anti,
atau anak tersebut mendapat zat anti dari ibunya semasa dalam kandungan, setelah
memperoleh zat penolak, prosesnya cepat, tetapi tidak bertahan lama.
6. Imunisasi dasar
a. Jenis imunisasi dasar wajib
a) BCG (Bacille Calmette Guerin)
Imunisasi BCG berguna untuk mencegah penyakit tuberkulosis berat. Misalnya TB paru
berat. Imunisasi ini sebaiknya diberikan sebelum bayi berusia 2-3 bulan. Dosis untuk
bayi kurang setahun adalah 0,05 ml dan anak 0,10 ml. disuntikkan secara intra dermal di
bawah lengan kanan atas. BCG tidak menyebabkan demam. Tidak dianjurkan BCG
ulang.suntukan BCG akan meninggalkan jatinga parut pada bekas suntikan. BCG tidak
boleh terkena sinar matahari, tidak boleh beku, dan harus disimpan pada suhu 2-
8֯C.vaksin yang telah diencerkan harus dibuang dalam 8 jam. Imunisasi diberikan pada
anak ketika berumur kurang lebih 2 bulan dan sebaiknya dilakukan uji Mantoux
(tuberculin) terlebih dahulu (imunisasi bisa diberikan jika uji Mantoux negative).
b) Kejadian ikutan pasca/imunisasi (KIPI)
Penyuntikan BCG secara intra dermal yang benar akan menimbulkan ulkus local
superfisial di 3 minggusetelah penyuntikan. Ulkus yang biasanya tertutup krusta akan
sembuh dalam2-3 bulan dan meninggalkan parut bulat dengan diameter 4-8 mm. apabila
dosis terlalu tinggi, maka ulkus yang timbul lebih besar, namun apabila penyuntika
terlalu dalam, maka parut aka tertarik kedalam (retractin). Limfadenitis sufuratif di
aksila atau leher terkadang di jumpai. Hal ini bergantung pada umur anak, dosis dan
galur (strain) yang di pakai. Limfadenitis akan sembuh dengan sendirinya, jika tidak
perlu diobati. Apabila limfadenitis melekat pada kulit atau timbul fistula, maka dapat di
bersihkan dengan melakukan drainase dan di berikan obat anti tuberculosis oral. Tidak
perlu memberikan anti tuberculosis sistemik karena hasilnya tidak efektif.
BCG-itis desiminasi jarang terjadi, biasanya behubungan dengan imunodefisiensi berat.
Komplikasi lainnya adalah eritema nodosum, iritis, lupus vulgaris dan osteomyelitis.
Komplikasi ini harus di obati dengan kombinasi obat anti tuberculosis.

PENUTUP
A. Kesimpulan
Kebutuhan asuh yaitu kebutuhan neonatus memerlukan nutrisi yang meliputi ASI, susu
formula, dan makanan pendamping ASI sebagai kebutuhan bayi. Ketiganya digunakan
untuk pertumbuhan dan aktivitas seiring dengan makin bertambahnya usia anak.
Produksi ASI relative tetap, dengan pengaturan makanan untuk bayi dan anak sehat,
kebutuhan nutrisi pada usia toddler, kebutuhan nutrisi pada balita serta kebutuhan
imunisasi. Kebutuhan asah yaitu pada kebutuhan ini diperlukan stimulasi serta deteksi
untuk mengetahui tingkat pertumbuhan dan perkembangan dari neonatus, bayi, balita.
B. Saran
Semoga makalah ini dapat diterima bagi semua pembaca dan dapat memberikan kritik
untuk perbaikan makalah selanjutnya

DAFTAR PUSTAKA

Dewi, Vivian Nanny Lia. 2010. Asuhan Kebidanan Bayi dan Anak Balita. Jakarta
:Salemba Medika.
Hidayat, Azis Alimul. 2009. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan
Kebidanan.
Jakarta : Salemba MedikaHasni.(2012). asuhan kebidanan neonatus, bayi dan balita
“imunisasi” .<http://www. asuhan-kebidanan-neonatus-bayi-dan.html>[ 12 Novemver
2012].
Linda V. Walsh. 2003. Midwifery Chapter 23. W. B. Saunders. San Fransisco
California. Hal. 330-335
Prawirohardjo, Sarwono, 2007. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Pusdiknakes, WHO, JHPIEGO. 2003. Buku IV Asuhan Kebidanan pada Ibu Post
Partum. Hal. 30-37
Varney, H. 1997. Varney’s Midwifery 3th edition. Jones and Bartlett. New York. Hal.
623-625

Anda mungkin juga menyukai