Disusun Oleh :
1. NIKEN (F0G020075)
2. CENI PRATIWI (F0G020073)
3. ENERSI AGREY NELLY PUTRI(F0G020067)
Dosen Pengampu:
SURIYATI, S.ST., M.keb
Kelompok 3
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap orang tua tentu berkeinginan agar anaknya dapat mencapai pertumbuhan dan
perkembangan yang terbaik sesuai dengan potensi genetik yang ada pada anak tersebut.
Hal ini dapat tercapai apabila kebutuhan dasar anak terpenuhi. Kebutuhan dasar ini
mencakup asah, asih, dan asuh. Kebutuhan dasar tersebut harus dipenuhi sejak dini,
bahkan sejak bayi berada dalam kandungan.
Kebutuhan dasar yang baik dan cukup seringkali tidak bisa dipenuhi oleh seorang anak
karena faktor eksternal maupun internal. Faktor eksternal menyangkut keadaan
ekonomi, sosial dan spiritual keluarga serta peran bidan. Sedangkan faktor internal
adalah faktor yang terdapat didalam diri anak yang secara psikologis muncul sebagai
problema pada anak.
Faktor yang paling terlihat pada lingkungan masyarakat adalah kurangnya pengetahuan
ibu mengenai kebutuhan-kebutuhan dasar yang harus dipenuhi anak pada masa
pertumbuhan dan perkembangan. Peran bidan dalam hal ini adalah memberi informasi
yang baik dan benar berkaitan dengan kebutuhan dasar yang harus dipenuhi.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah kebutuhan fisik bagi Neonatus, Bayi, dan Balita
2. Bagaimanakah kebutuhan dasar bagi Neonatus, Bayi, dan Balita?
3. Bagaimanakah Kebutuhan Psikososial Bagi Neonatus, Bayi dan Balita?
4. Bagaimanakah kebutuhan Imunisasi bagi Neonatus, Bayi, dan Balita?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui kebutuhan fisik bagi neonatus, bayi, dan balita.
2. Untuk mengetahui kebutuhan tindakan dasar bagi neonatus, bayi, dan balita.
3. Untuk mengetahui kebutuhan psikososial bagi neonatus, bayi, dan balita.
4. Untuk mengetahui kebutuhan Imunisasi bagi neonatus, bayi, dan balita.
PEMBAHASAN
2. Perumahan
a. Atur suhu rumah agar jangan terlalu panas ataupun terlalu dingin
b. Bersihkan rumah dari debu dan sampah
c. Usahakan sinar matahari dapat masuk ke dalam rumah
d. Beri ventilasi pada rumah dan minimal 1/15 dari luas rumah
3. Sanitasi lingkungan
a. Persediaan air:
1) Air harus jernih, tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak berasa
2) Air tidak mengandung zat-zat yang berbahaya dan mineral yang melebihi batas
normal
3) Air tidak mengandung suatu bibit penyakit (cholera, thypus, dysentri, cacing dll)
4) Tidak mengandung bakteri E coli, bakteri saprotik tidak lebih 100/ml air.
5) Lakukan pengurasan pada bak penampungan air dan lakukan penutupan agar tidak
ada jentik-jentik nyamuk
A. Kasih sayang
a. Neonatus
1) Sering memeluk dan menimang dengan penuh kasih sayang
2) Perhatikan saat sedang menyusui dan berikan belaian penuh kasih sayang
3) Bicara dengan nada lembut dan halus, serta penuh kasih sayang.
b. Bayi, balita dan anak prasekolah
1) Ciptakan rasa aman dan nyaman agar anak merasa di lindungi
2) Perhatikan minat, keinginan, damn pendapatannya, serta beri contoh yang baik
(bukan dipaksa), dibantu, di dorong/dimotivasi dan dihargai, di didik dengan
kegembiraan.
3) Dengarkan apa yang ingin dibicarakan/diceritakan anak
B. Rasa Aman
a. Neonatus
1) Hindari pemberian makanan selain ASI
2) Jaga dari trauma dengan meletakkan BBL di tempat yang aman dan nyaman, tidak
membiarkannya sendirian tanpa pengamata, dan tidak meletakkan barang-barangyang
mungkin membahayakan di dekat BBL.
C. Harga Diri pada Neonatus, Bayi Balita, dan Anak Pra Sekolah
a) Ajarkan anak untuk tidak mudah percaya dengan orang yang baru kenal
b) Ajarkan anak untuk tidak mengambil barang orang lain
D. Rasa memiliki pada Neonatus, Bayi Balita, dan Anak Pra Sekolah
Ajarkan anak untuk mencintai barang-barang yang ia punya (mainan,pakaian,aksesoris
bayi).
E. Pengalaman stimulasi
Stimulasi dilakukan setiap saat ada kesempatan berinteraksi, setiap hari, terus menerus,
bervariasi, disesuaikan dengan umur perkembangan kemampuannya, serta dilakukan
oleh keluarga (terutama ibu atau pengganti ibu). Stimulasi harus dilakukan dalam
suasana yang menyenangkan dan kegembiraan antara ibu/balitanya. Jangan memberikan
stimulasi dengan terburu-buru, memaksakan kehendak pengasuh, tidak memperhatikan
minat atau keinginan bayi/balita, atau bayi balita sedang mengantuk, bosan, atau ingin
bermain yang lain. Pengasuh yang sering marah, bosan, sebal, maka tanpa disadari
pengasuh justru memberikan rangsangan emosional yang negatif karena pada
prinsipnya semua ucapan, sikap, dan perbuatan pengasuh adalah merupakan stimulasi
yang direkam, diingat, dan akan ditiru atau justru menimbulkan ketakutan bayi-balita.
2. Tujuan
Program imunisasi bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian dari
penyakit yang dapat di cegah dengan imunisasi. Pada saat ini penyakit-penyakit tersebut
adalah disentri, tetanus, batuk(pertussis), campak, polio dan TBC.
3. Manfaat
Manfaat imunusasi bagi anak dapat mencegah penyakit,cacat dan kematian. Sedangkan
manfaat bagi keluarga adalah dapat menghilangkan kecemasan dan mencegah biaya
pengobatan yang tinggi bila anak sakit. Bayi dan anak yang mendapat imunisasi
dasarlengkap akan terlindung dari beberapa penyakit berbahaya dan akan mencegah
penularan ke adik, kakak dan teman-teman disekitarnya.imunisasi akan meningkatkan
kekebalan tubuh. Bayi dan anak sehingga mampu melawan penyakit yang dapat dicegah
dengan vaksin tersebut. Anak yang telah di imunisasi bila terinfeksi oleh kuman
tersebut maka tidak akan menularka ke adik, kakak dan teman-teman sekitarnya.
4. Sasaran
Program imunisasi di Indonsia merupakan program unggulan untuk mencegah angka
kematian pada bayi, anak bawah 3 tahun, bawah 5 tahun, program ini akan mencakup
beberapa jenis imunisasi, sementara sasran dari program itu sendiri antara lain
mencakup: bayi di bawah umur 1 tahun (0-11 bulan), ibu hamil (awal kehamilan 8
bulan), wanita usia subur (calon mempelai wanita), anak SD (kelas I-VI).
5. Jenis imunisasi
A. Imunisasi aktif
Tubuh akan membuat sendiri zat anti setelah adanya rangsangan antigen dari luar tubuh,
rangsangan virus yang telah dilemahkan seperti pada imunisasi polio atau campak.
B. Imunisasi pasif
Tubuh anak tidak membuat zat antibody sendiri, tetapi kekebanlan tersebut diperoleh
dari luar dengan cara menyuntikkan bahan atau serum yang telah mengandung zat anti,
atau anak tersebut mendapat zat anti dari ibunya semasa dalam kandungan, setelah
memperoleh zat penolak, prosesnya cepat, tetapi tidak bertahan lama.
6. Imunisasi dasar
a. Jenis imunisasi dasar wajib
a) BCG (Bacille Calmette Guerin)
Imunisasi BCG berguna untuk mencegah penyakit tuberkulosis berat. Misalnya TB paru
berat. Imunisasi ini sebaiknya diberikan sebelum bayi berusia 2-3 bulan. Dosis untuk
bayi kurang setahun adalah 0,05 ml dan anak 0,10 ml. disuntikkan secara intra dermal di
bawah lengan kanan atas. BCG tidak menyebabkan demam. Tidak dianjurkan BCG
ulang.suntukan BCG akan meninggalkan jatinga parut pada bekas suntikan. BCG tidak
boleh terkena sinar matahari, tidak boleh beku, dan harus disimpan pada suhu 2-
8֯C.vaksin yang telah diencerkan harus dibuang dalam 8 jam. Imunisasi diberikan pada
anak ketika berumur kurang lebih 2 bulan dan sebaiknya dilakukan uji Mantoux
(tuberculin) terlebih dahulu (imunisasi bisa diberikan jika uji Mantoux negative).
b) Kejadian ikutan pasca/imunisasi (KIPI)
Penyuntikan BCG secara intra dermal yang benar akan menimbulkan ulkus local
superfisial di 3 minggusetelah penyuntikan. Ulkus yang biasanya tertutup krusta akan
sembuh dalam2-3 bulan dan meninggalkan parut bulat dengan diameter 4-8 mm. apabila
dosis terlalu tinggi, maka ulkus yang timbul lebih besar, namun apabila penyuntika
terlalu dalam, maka parut aka tertarik kedalam (retractin). Limfadenitis sufuratif di
aksila atau leher terkadang di jumpai. Hal ini bergantung pada umur anak, dosis dan
galur (strain) yang di pakai. Limfadenitis akan sembuh dengan sendirinya, jika tidak
perlu diobati. Apabila limfadenitis melekat pada kulit atau timbul fistula, maka dapat di
bersihkan dengan melakukan drainase dan di berikan obat anti tuberculosis oral. Tidak
perlu memberikan anti tuberculosis sistemik karena hasilnya tidak efektif.
BCG-itis desiminasi jarang terjadi, biasanya behubungan dengan imunodefisiensi berat.
Komplikasi lainnya adalah eritema nodosum, iritis, lupus vulgaris dan osteomyelitis.
Komplikasi ini harus di obati dengan kombinasi obat anti tuberculosis.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kebutuhan asuh yaitu kebutuhan neonatus memerlukan nutrisi yang meliputi ASI, susu
formula, dan makanan pendamping ASI sebagai kebutuhan bayi. Ketiganya digunakan
untuk pertumbuhan dan aktivitas seiring dengan makin bertambahnya usia anak.
Produksi ASI relative tetap, dengan pengaturan makanan untuk bayi dan anak sehat,
kebutuhan nutrisi pada usia toddler, kebutuhan nutrisi pada balita serta kebutuhan
imunisasi. Kebutuhan asah yaitu pada kebutuhan ini diperlukan stimulasi serta deteksi
untuk mengetahui tingkat pertumbuhan dan perkembangan dari neonatus, bayi, balita.
B. Saran
Semoga makalah ini dapat diterima bagi semua pembaca dan dapat memberikan kritik
untuk perbaikan makalah selanjutnya
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, Vivian Nanny Lia. 2010. Asuhan Kebidanan Bayi dan Anak Balita. Jakarta
:Salemba Medika.
Hidayat, Azis Alimul. 2009. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan
Kebidanan.
Jakarta : Salemba MedikaHasni.(2012). asuhan kebidanan neonatus, bayi dan balita
“imunisasi” .<http://www. asuhan-kebidanan-neonatus-bayi-dan.html>[ 12 Novemver
2012].
Linda V. Walsh. 2003. Midwifery Chapter 23. W. B. Saunders. San Fransisco
California. Hal. 330-335
Prawirohardjo, Sarwono, 2007. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Pusdiknakes, WHO, JHPIEGO. 2003. Buku IV Asuhan Kebidanan pada Ibu Post
Partum. Hal. 30-37
Varney, H. 1997. Varney’s Midwifery 3th edition. Jones and Bartlett. New York. Hal.
623-625