Anda di halaman 1dari 11

KEWIRAUSAHAAN

Disusun oleh :

1. QOMARUN NUR 20191660005


2. INDAH PUJI RAHAYU 20191660030
3. DEVI IKA MIRANTI 20191660118
4. FINDIA TAFRIZA ZAPUTRI 20191660127
5. SILVI SULISTIYANI 20191660129
6. BAMBANG EKO PURJOKO THABES 20191660148

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA

SURABAYA

2019
BAB I
PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang
Dengan terpisahnya bayi dari ibu, maka terjadilah awal proses fisiologik yaitu
Peredaran darah melalui plasenta digantikan oleh aktifnya fungsi paru untuk
bernafas (pertukaran oksigen dengan karbondioksida), Saluran cerna berfungsi
untuk menyerap makanan, Ginjal berfungsi untuk mengeluarkan bahan yang
tidak terpakai lagi oleh tubuh untuk mempertahankan homeostasis kimia darah,
Hati berfungsi untuk menetralisasi dan mengekresi bahan racun yang tidak
diperlukan badan, Sistem imunologik berfungsi untuk mencegah infeksi, Sistem
kardiovaskular serta endokrin bayi menyesuaikan diri dengan perubahan
fungsi organ tersebut. Banyak masalah pada bayi baru lahir yang berhubungan
dengan gangguan atau kegagalan penyesuaian biokimia dan faali yang
disebabkan oleh prematuritas, kelainan anatomik, dan lingkungan yang kurang
baik dalam kandungan, pada persalinan maupun sesudah lahir.
Bayi baru lahir disebut juga dengan neonatus merupakan individu yang sedang
bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran serta harus dapat
melakukan penyesuaian diri dari kehidupan intrauterine ke kehidupan
ekstrauterin. Masalah pada neonatus biasanya timbul sebagai akibat yang spesifik
terjadi pada masa perinatal. Tidak hanya merupakan penyebab kematian tetapi
juga kecacatan. Masalah ini timbul sebagai akibat buruknya kesehatan ibu,
perawatan kehamilan yang kurang memadai, manajemen persalinan yang tidak
tepat dan tidak bersih, kurangnya perawatan bayi baru lahir.
Masa bayi baru lahir (neonatal) adalah masa 28 hari pertama kehidupan
manusia. Pada masa ini terjadi proses penyesuaian sistem tubuh bayi dari
kehidupan dalam rahim ke kehidupan di luar rahim. Masa ini adalah masa yang
perlu mendapatkan perhatian dan perawatan yang ekstra karena pada masa ini
terdapat mortalitas paling tinggi (Rudolf, 2006).
Berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012
menyatakan bahwa angka kematian bayi dalam usia 28 hari pertama masih cukup
tinggi yaitu sebesar 34 per 1000 kelahiran hidup. Angka kematian bayi
merupakan salah satu indikator derajat kesehatan bangsa. Tingginya angka
kematian bayi dapat menjadi petunjuk bahwa pelayanan maternal dan neonatal
kurang baik. Selain itu, penyebab tingginya kematian bayi dalam usia 28 hari
pertama adalah kurang baiknya penanganan dan perawatan bayi baru lahir.
Menurut Departemen Kesehatan (2002) home care adalah pelayanan pelayanan
kesehatan yang berkesinambungan dan komperhensif yang diberikan kepada
individu dan keluarga di tempat tinggal mereka yang bertujuan untuk
meningkatkan, mempertahankan atau memaksimalkan tingkat kemandirian dan
meminimalkan akibat dari penyakit. pengetauhan dan kemauan orang tua dan
keluarga tentang perawatan bayi yang benar masih terbatas. Oleh karnanya masih
diperlukan tenaga terampil yang membantu perawatan bayi di rumah.
Home care pada bayi adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada
bayi di tempat tinggal mereka yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan
bayi, menyembuhkan penyakit serta meningkatkan kemandirian keluarga
terutama ibu dalam merawat bayinya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara homecare pada bayi baru lahir?
2. Bagaimana cara untuk mempromosikan jasa homecare pada bayi baru
lahir sehingga banyak konsumen yang tertarik untuk menggunakan jasa
tersebut ?
3. Bagaimana peluang pasar terhadap jasa homecare pada bayi baru lahir dan
masyarakat dapat menerima jasa tersebut ?
4. Bagaimana cara menganalisa jasa homecare pada bayi baru lahir
berdasarkan analisis SWOT ?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetauhi cara homecare pada bayi baru lahir.
2. Mengetauhi cara untuk mempromosikan jasa homecare pada bayi baru
lahir sehingga banyak konsumen yang tertarik untuk menggunakan jasa
tersebut.
3. Mengetauhi peluang pasar terhadap jasa homecare pada bayi baru lahir
dan masyarakat dapat menerima jasa tersebut.
4. Mengetauhi cara menganalisa jasa homecare pada bayi baru lahir
berdasarkan analisis SWOT
BAB II
GAMBARAN UMUM

2.1 Jasa
Usaha ini masih dalam tahap awal maka kami melakukan jasa home
visit lingkup Kota Surabaya. Kami belum hingga keluar kota, karena
keterbatasan akses transportasi dan waktu. Maka suatu pilihan yang tepat usaha
tersebut kami laksanakan disekitar daerah Kota Surabaya. Tetapi tidak menutup
kemungkinan kami suatu saat mengembangkan usaha ini sampai keluar Kota.
Alasan lain mengapa kami memilih tempat di sekitar Kota Surabaya
karena pada dasarnya masyarakat di Kota Surabaya masih jarang homecare bayi
baru lahir, sehingga kami bisa membuka peluang yang ada dengan mendirikan
usaha tersebut dan mudah dijangkau oleh masyarakat sekitar.
Disinilah kami menjual jasa homecare bayi baru lahir dengan
pelayanan memandikan bayi dan konsultasi.
2.2 Peluang Usaha
Bisnis penyedia jasa merawat orang sakit di rumah (homecare) dan menjaga
pasien di rumah sakit ini sangat cocok bagi yang punya latar belakang
pendidikan / profesi kesehatan. Potensi ke depan dari usaha jasa kesehatan ini
bagus karena sangat membantu serta banyak dibutuhkan oleh masyarakat luas.
2.3 Analisis SWOT
1. Strength (kekuatan)
Konsep gaya yang di tawarkan kekinian dan dengan mendatangi
konsumen
Harga bisa di jangkau semua kalangan
Memiliki tenaga yang terampil
2. Weakness (kelemahan)
Menyesuaikan waktu shift kerja
Modal untuk mengembangkan usaha masih kurang
Biaya transportasi
3. Opportunity (kesempatan)
Permintaan homecare yang terus menerus
Masih jarang penyedia homecare di wilayah tersebut
4. Threat (ancaman)
Pesaing homecare dari tempat kerja
Proses perijinan rumah sakit
Tidak adanya konsumen
BAB III
METODE PELAKSANAAN

3.1 Pelaksanaan Program


Konsultasi bagaimana perawatan dirumah seperti bagaimana cara
menyendawakan bayi setelah minum, cara mengukur suhu tubuh dirumah dan
memandikan bayi baru lahir.
1. Perawatan di rumah seperti bagaimana cara menyendawakan bayi
setelah minum

Pengertian

Tindakan yang dilakukan oleh petugas terhadap bayi untuk mengeluarkan


udara dari lambung bayi, yang dilakukan setelah bayi minum ASI.

Prosedur Pelaksanaan

1) Bayi digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu. Kemudian


punggung ditepuk perlahan-lahan, sebelumnya lakukan pembersihan
sekitar mulut bayi dari ASI
2) Bayi ditidurkan tengkurap di pangkuan ibu. Kemudian punggungnya
ditepuk perlahan
3) Membaringkan bayi dengan posisi kepala sedikit dimiringkan
2. Cara mengukur suhu dan cara penanganan hipertermi dan hipotermi
Tempat untuk mengukur suhu badan adalah Ketiak/ axilea, pada area
ini termometer didiamkan sekitar 10 – 15 menit.
Suhu tubuh normal berada pada 36oC – 37,5oC
Suhu tubuh rendah (hypotermia) adalah jika suhu tubuhnya < 36oC
Seseorang dikatakan bersuhu tubuh tinggi/panas jika:
- Demam : Jika bersuhu 37,5 oC – 38oC
- Febris : Jika bersuhu 38oC – 39oC
- Hypertermia : Jika bersuhu > 40oC
1) Penanganan Hipertemi pada bayi
a. Bayi dipindahkan ke ruangan yang sejuk dengan suhu kamar 26-28
b. Tubuh bayi diseka dengan kain basah sampai suhu tubuh normal
(jangan pake air es)
c. Berikan bayi ASI
2) Penanganan Hipotermi pada bayi
a. Bayi diletakkan telungkkup pada dada ibu agar terjadi kontak kulit
langsung ibu dan bayi. Untuk menjaga bayi agar tetap hangat tubuh
ibu dan bayi harus berada dalam satu pakaian (merupakan teknologi
tepat guna baru disebut metode kangguru). Sebaiknya ibu
menggunakan pakaian longgar berkancing depan.
b. Bila tubuh bayi masih dingin, gunakan selimut atau kain hangat yang
disetrika terlebihh dahulu, yang digunakan untuk menutupi tubuh bayi
dan ibu. Lakukan berulang kali sampai tubuh bayi terasa hangat.
c. Biasanya bayi hipotermia menderita hipoglikemia, sehingga bayi.
harus diberi asi sedikit-sedikit.

3. Memandikan bayi
a. Pengertian memandikan
Memandikan bayi adalah suatu cara membersihkan tubuh bayi
dengan air dengan cara menyiram, merendam bayi dalam air
berdasarkan urutan-urutan yang sesuai. Memandikan bayi baru lahir
bukanlah hal yang mudah, terutama bagi ibu baru. Dibutuhkan ekstra
hati-hati dan persiapan yang benar agar mandi si bayi tak hanya
berjalan lancar namun juga menyenangkan bagi si bayi.
Dalam minggu-minggu pertama bayi cukup mandi satu kali sehari di
pagi hari. Jika perlu di sore hari bayi cukup dibersihkan dari kulit yang
basah atau keringat. Usahakan tidak langsung memandikan bayi
setelah menyusu, sedang lapar atau mengantuk untuk menghindarkan
bayi muntah, kedinginan, atau kaget.
b. Peralatan Memandikan Bayi
Persiapan alat untuk memandikan bayi :
1. Meja mandi khusus
2. Handuk mandi
3. Popok atau handuk bersih untuk alas mandi
4. Waslap 2
5. Kapas lembab di tempatnya
6. Kapas kering di tempatnya
7. Kapas pembersih bertangkai (cotton bud)
8. Baby oil
9. Sabun mandi
10. Bedak
11. Tempat pakaian kotor
12. Perlengkapan pakaian bayi
13. Pakaian untuk ganti
14. Perlak dan alasnya
15. Waskom atau ember berisi air hangat
16. Alkohol dan kasa steril untuk merawat tali pusat
17. Celemek
c. Prosedur Pelaksanaan Memandikan Bayi
1. Siapkan keperluan mandi dan pakaian bayi, sebelum bayi dilepas
pakaiannya.
2. Cuci tangan dan pakai celmek
3. Memeriksa suhu air: periksa suhu air dengan siku atau bagian
dalam pergelangan tangan. Air tidak boleh terlalu panas atau terlalu
dingin. Jika anda ingin memeriksa suhu air dengan thermometer,
suhu sebaiknya 29o C
4. Buka pakaian bayi dan masukkan pakaian ke tempat pakaian kotor
5. Bersihkan bokong dengan kapas bila bayi BAB
6. Angkat bayi dari tempat tidur. Tangan kanan memegang kaki,
tangan kiri masuk melalui kuduk, kemudian menuju ke ketiak.
7. Masukkan bayi ke dalam air yang telah disiapkkan dalam
tempatnya
8. Bayi masuk ke dalam bak mandi bayi dengan cara memegang
kepala dan bahu kiri bayi dengan tangan memegang lengan kiri
bayi dan tangan kanan mengangkat biokong, kepala berada di atas
air.
9. Dengan menggunakan kapas depper / sisi handuk, seka mata
menggunakan kapas lembab dengan cara menghapus dari bagian
dalam ke arah luar. Setiap mengusap kapas harus diganti
10. Telinga bersihkan dengan kapas pembersih, setiap usapan kapas
harus diganti
11. Cuci muka bayi dengan washlap tanpa menggunakan sabun. setelah
itu keringkan dengan handuk (Keringkan muka dengan 1 sudut
handuk) Boleh menggunakan sabun tetapi hati-hati karena sabun
dapat menyebabkan iritasi pada mata dan kulit bayi
12. Mulailah membasuh tubuh bayi dari bagian terbersih hingga
terkotor
13. Kemudian kepala bayi ditaruh di atas tangan kiri, lalu disabun
kemudian bersihkan dengan waslap sampai bersih.
14. Bersihkan dengan washlap bersabun pada area kepala dengan
gerakan memutar, leher, ketiak, badan, sela paha, dan sela bokong
bayi hingga rata
15. Bagian punggung dibersihkan dengan menggnti tangan kiri, dan
bayi dengan bagian muka bersandar pada lengan kanan dengan
waslap basah sampai bersih, lihat daerah-daerah lipatan jangan ada
yang tersisa.
16. Bokong, perinium, genetalia dibersihkan paling akhir untuk
mencegah kontaminasi karena daerah ini paling kotor.
17. Angkat bayi seperti pada waktu memasukkan bayi ke dalam bak
mandi.
18. Letakkan kembali bayi diatas meja dengan alas handuk
19. Kepala, badan dan anggota tubuh lainnya dibersihkan dengan
waslap yang satunya (yang belum kena sabun) dengan
menggunakan tangan kanan
20. Keringkan dengan handuk sampai ke sela- sela badan, Keringkan
kepala bayi diatas meja dengan gerakan memutar. Gosok kepala
dengan baby oil bila ada kotorannya, beri minyak telon, baby oil
dan bedak
21. Bila tali pusat belum lepas, lakukan perawatan tali pusat
22. Pakaikan pakaian bayi
23. Bersihkan telinga dan hidung dengan kapas pembersih, rambut
disisir
24. Bila kuku panjang potong kuku
25. Bungkus bayi dengan selimut
26. Bereskan tempat tidur dan alat
27. Cuci tangan.
3.2 Biaya dan jadwal kegiatan
Untuk biaya sekali datang untuk melakukan konsultasi + memandikan bayi
sebanyak RP. 200.000,00 dan untuk jadwal kegiatan tergantung permintaan
keluarga.
3.3 Strategi pemasaran
Beberapa cara yang dapat dijadikan strategi pemasaran homecare BBL (Bayi Baru
Lahir), antara lain :

1) Memasarkannya melalui mulut ke mulut. Menginformasikan homecare BBL


pada teman, kerabat dekat, dan tetangga sekitar
2) Menyebarkan brosur melalui media sosial seperti facebook, instagram dan
twitter
3) Pemilik homecare BBL dapat melakukan kerjasama dengan dokter
kandungan dan bidan untuk menjaring-jaring ibu-ibu setelah melahirkan.

Anda mungkin juga menyukai