Anda di halaman 1dari 27

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Bappenas (2015) faktor penyebab utama kematian bayi di

Indonesia adalah kematian neonatal sebesar 46,2 %, diare sebesar 15,0 %,

pneumonia sebesar 12,7 % dan status kesehatan bayi 17,8% (Mawaddah,2018).

Angka kematian bayi merupakan indikator yang penting untuk

mencerminkan keadaan derajat kesehatan di suatu masyarakat. Dengan demikian

angka kematian bayi merupakan tolok ukur yang sensitif dari semua upaya

intervensi yang dilakukan oleh pemerintah khususnya di bidang kesehatan. Angka

kematian neonatus di provinsi Riau pada tahun 2012 adalah 24/1000 kelahiran

hidup (Dinkes, 2016).

Setiap bayi memiliki resiko kematian yang tinggi dan berbagai penyakit

komplikasi pada minggu pertama, maka setiap bayi baru lahir harus mendapatkan

pemeriksaan sesuai standar. Indikator yang menggambarkan pelayanan neonatus

adalah KN lengkap dimana setiap bayi baru lahir harus memperoleh pelayanan

kunjungan neonatal sebanyak 3 kali, KN 1 pada 6-48 jam, KN 2 pada 3-7 hari,

dan KN 8-28 hari (Kemenkes 2013).

Ditinjau dari perkembangan dan pertumbuhan bayi periode neonatal

merupakan periode yang paling kritis. Pencegahan asfiksia, mempertahankan

suhu tubuh bayi tetap stabil, pemberian air susu ibu (ASI) sangat penting dalam

menurunkan angka kematian yang disebabkan diare, termasuk pencegahan

terhadap infeksi.
2

Berdasarkan Kepmenkes 938 Tahun 2007 di jelaskan tentang standar

asuhan kebidanan mengenai bayi baru lahir untuk memberikan pelayanan yang

berkualitas pada bayi baru lahir. Pelayanan kebidanan yang diberikan harus

berkesinambungan dan paripurna, berfokus pada pencegahan, promosi dengan

berlandaskan kemitraan dalam memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru

lahir.

Mengingat pentingnya peran dan fungsi bidan dalam memberikan asuhan

pada bayi baru lahir, maka penulis tertarik untuk memberikan asuhan kebidanan

secara komprehensif pada Neonatus normal di Bidan Praktik Mandiri Jusniati

Tahun 2018

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Melakukan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir normal menggunakan

pendekatan manajemen kebidanan dan melakukan pendokumentasian

menggunakan metode SOAP.

1.2.2 Tujuan Khusus

a. Melakukan pengkajian data pada bayi baru lahir

b. Mengidentifikasi diagnosa data dengan tepat pada bayi baru lahir

c. Melakukan antisipasi diagnosa/masalah potensial bayi baru lahir

d. Mengevaluasi rencana tindakan segera pada bayi baru lahir

e. Menyusun rencana komprehensif yang tepat untuk bayi baru lahir

f. Melaksanakan rencana tindakan yang telah dibuat dengan baik pada

bayi baru lahir


3

g. Melakukan evaluasi dari tindakan yang telah dilakukan akhir pada bayi

baru lahir

1.3 Waktu dan Tempat Pengambilan Kasus

Pengambilan kasus ini dilakukan pada bulan Desember 2018-Januari 2019

saat usia bayi 12 jam hingga usia bayi 23 hari yang dilakukan di BPM Jusniati

Amd, Keb di pekanbaru.


4

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Bayi Baru Lahir

2.1.1 Pengertian

Bayi baru lahir adalah bayi yang dilahirkan dengan presentasi belakang

kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan 37 minggu

sampai 42 minggu, dengan berat badan 2500-4000 gram, nilai afgar diatas 7 dan

tanpa cacat bawaan ( Rukiyah & Yulianti, 2010).

Menurut Sarwono, (2005) dalam Jenny Sondakh, (2013) bayi baru lahir

normal adalah bayi yang lair pada usia kehamilan 37-42 minggu dengan berat

lahir antara 2500-4000 gram. Bayi lahir normal adalah bayi yang lahir cukup

bulan, 38-42 minggu dengan berat badan sekitar 2500-3000 dan panjang badan

sekitar 50-55 cm.

2.1.2 Fisiologi Bayi Baru Lahir

Tanda- tanda bayi baru lahir normal (Tando, 2016) adalah sebagai berikut:

1. Berat badan lahir bayi antara 2500-4000 gram

2. Panjang badan bayi 48-50 cm

3. Lingkar dada bayi 32-34 cm

4. Lingkar kepala bayi 33-35 cm

5. Bunyi jantung dalam menit pertama ±180 x/menit, kemudian tuerun

sampai 140-120 kali/menit pada saat bayi berumur 30 menit.


5

6. Pernapasan cepat pada menit-menit pertama kira-kira 80 x/menit disertai

pernapasan cuping hidung, retraksi suprasternal dan interkostal, serta

rintihan hanya berlangsung 10-15 menit.

7. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subcutan cukup

terbentuk dan dilapisi verniks kaseosa

8. Rambut lanugo telah hilang, rambut kepala tumbuh baik

9. Kuku telah agak panjang dan lemas

10. Genetalia: testis sudah turun (pada bayi laki-laki) dan labia mayora telah

menutupi labio minora (pada bayi perempuan)

11. Refleks isap, menelan, dan moro telah terbentuk

12. Eliminasi, urine, dan mekonium normalnya keluar pada 24 jam pertama.

Mekonium memiliki karakteristik hitam kehijauan dan lengket

2.1.3 Kebutuhan bayi baru lahir

Kebutuhan bayi baru lahir menurut rukiyah, (2010) adalah sebagai berikut:

1. Pemberian minum Salah satu dan yang pokok minuman yang boleh

dikonsumsi oleh bayi baru lahir dan diberikan secara cepat/dini adalah

ASI (Air Susu Ibu), karena ASI merupakan makanan yang terbaik bagi

bayi. Berikan ASI sesering mungkin sesuai keinginan bayi (on

demand) atau sesuai keinginan ibu (jika payudara penuh) atau sesuai

kebutuhan bayi setiap 2-3 jam (paling sedikit setiap 4 jam), berikan

ASI dari salah satu sebelahnya. Berikan ASI saja (ASI eksklusif)

sampai bayi berumur 6 bulan.

2. Kebutuhan istirahat/tidur Dalam 2 minggu pertama setelah lahir, bayi

normalnya sering tidur. Neonatus usia sampai 3 bulan rata-rata tidur


6

sekitar 16 jam sehari. Pada umumnya bayi mengenal malam hari pada

usia 3 bulan. Jumlah total tidur bayi akan berkurang seiring dengan

bertambahnya usia bayi.

Tabel 2.5

Pola Istirahat Sesuai Usia Bayi

Usia Lama tidur

1 minggu 16,5 jam

1 tahun 14 jam

2 tahun 13 jam

5 tahun 11 jam

9 tahun 10 jam

Sumber: Rukiyah, 2010. Asuhan neonatus bayi dan balita, Jakarta timur, hal, 71.

3. Menjaga kebersihan kulit bayi

Bayi sebaiknya dimandikan sedikitnya 6 jam setelah lahir. Sebelum

dimandikan periksa bahwa suhu tubuh bayi stabil (suhu aksila antara

36,5°C-37,5°C), jika suhu tubuh bayi masih di bawah batas normal maka

selimuti tubuh bayi dengan longgar, tutupi bagian kepala, tempatkan

bersama dengan ibunya (skin to skin), tunda memandikan bayi sampai

suhu tubuhnya stabil dalam waktu 1 jam. Tunda juga untuk memandikan

bayi jika mengalami gangguan pernapasan.


7

4. Menjaga keamanan bayi

Jangan sesekali meninggalkan bayi tanpa ada yang menunggu. Hindari

pemberian apapun kemulut bayi selain ASI, karena bayi bisa tersedak.

Jangan menggunakan penghangat buatan ditempat tidur bayi.

5. Mendeteksi tanda-tanda bahaya pada bayi

Keadaan yang harus dilakukan penanganan segera pada bayi baru lahir dan perlu

diketahui oleh orang tua bayi adalah:

a. Sulit bernafas atau > 60 x/menit

b. Suhu tubuh >38 0 C dan < 36 0 C

c. Kulit biru, pucat atau memar

d. Hisapan bayi lemah, rewel, sering muntah, mengatuk yang berlebihan

e. Tali pusat merah, bengkak, keluar cairan berbau busuk, berdarah

f. Tidak BAB dalam 3 hari, tidak BAK selama 24 jam, tinja cair, sering,

berwarna hijau tua atau lendir dan berdarah

g. Kejang, rewel , menangis terus menerus.

2.2 Asuhan Bayi Baru Lahir

2.2.1 Pengertian Asuhan Bayi Baru Lahir

Asuhan bayi baru lahir adalah menjaga bayi agar tetap hangat,

membersikan saluran napas (hanya jika perlu), mengeringkan tubuh bayi (kecuali

telapak tangan), memantau tanda bahaya, memotong dan mengikat tali pusat,

melakukan inisiasi menyusui dini (IMD), memberikan suntikan vitamin K1,

memberi salep mata antibiotik pada kedua mata, memberi imunisasi Hepatitis B,

serta melakukan pemeriksaan fisik (Lyndon Saputra, 2014).


8

2.2.2 Tujuan Asuhan Bayi Baru lahir

Menurut Lockhart, (2014) tujuan Asuhan Bayi Baru Lahir adalah untuk

membersihkan jalan nafas dan merangsang pernapasan, memantau ada tidaknya

anomali eksternal, memberikan kehangatan pada neonatus secara adekuat,

membantu neonatus beradaptasi dengan lingkungan ekstrauterin, mencegah

infeksi dan cedera, dan untuk membersihkan bayi.

2.2.3 Penanganan Pada Bayi Baru Lahir

1. Menjaga Bayi Agar Tetap Hangat

Langkah awal dalam menjaga bayi tetap hangat adalah dengan menyelimuti

bayi sesegera mungkin sesudah lahir, tunda memandikan bayi selama 6 jam

atau sampai bayi stabil untuk mencegah hipotermi.

2. Membersihkan Saluran Napas

Saluran napas dibersihkan dengan cara mengisap lendir yang ada di mulut

dan hidung (jika diperlukan). Tindakan ini juga dilakukan sekaligus dengan

penilaian APGAR skor menit pertama. Bayi normal akan menangis spontan

segera setelah lahir. Apabila bayi tidak langsung menangis, jalan napas

segera dibersihkan.

3. Mengeringkan Tubuh Bayi

Tubuh bayi dikeringkan dari cairan ketuban dengan menggunakan kain atau

handuk yang kering, bersih, dan halus.Tubuh bayi dikeringkan mulai dari

muka, kepala, dan bagian tubuh lainnya dengan lembut tanpa menghilangkan

verniks. Verniks akan membantu menyamankan dan menghangatkan bayi.

Setelah dikeringkan, selimuti bayi dengan kain kering untuk menunggu 2

menit sebelum tali pusat di klem. Hindari mengeringkan punggung tangan


9

bayi. Bau cairan amnion pada tangan bayi membantu bayi mencari puting

ibunya yang berbau sama.

4. Memotong dan Mengikat Tali Pusat

Ketika memotong dan mengikat tali pusat, teknik aseptik dan antiseptik

harus diperhatikan. Tindakan ini dilakukan untuk menilai APGAR skor menit

kelima. Cara pemotongan dan pengikatan tali pusat adalah sebagai berikut :

a. Klem, potong, dan ikat tali pusat dua menit pasca bayi lahir.

Penyuntikan oksitosin dilakukan pada ibu sebelum tali pusat di potong

(oksitosin IU intramuskular).

b. Lakukan penjepitan ke-1 tali pusat dengan klem logam DTT 3 cm dari

dinding perut (pangkal pusat) bayi. Dari titik jepitan, tekan tali pusat

dengan dua jari kemudian dorong isi tali pusat ke arah ibu (agar darah

tidak terpancar pada saat dilakukan pemotongan tali pusat). Lakukan

penjepitan ke-2 dengan jarak 2 cm dari tempat jepitan ke-1 ke arah ibu.

c. Pegang tali pusat diantara kedua klem tersebut, satu tangan menjadi

landasan tali pusat sambil melindungi bayi, tangan yang lain memotong

tali pusat diantara kedua klem tersebut dengan menggunakan gunting

DTT (steril).

d. Ikat tali pusat dengan benang DTT pada satu sisi, kemudian lingkarkan

kembali benang tersebut dan ikat dengan simpul kunci pada sisi lainnya.

e. Lepaskan klem penjepit tali pusat dan masukkan ke dalam larutan klorin

0,5%.
10

f. Letakkan bayi tengkurap di dada ibu untuk upaya inisiasi menyusui dini.

Beberapa nasehat perlu diberikan kepada ibu dan keluarganya dalam hal

perawatan tali pusat, yaitu :

- Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan perawatan tali pusat.

- Jangan membungkus tali pusat atau mengoleskan cairan atau bahan

apapun ke puntung tali pusat.

- Mengoleskan alkohol atau povidon yodium masih diperkenankan

apabila terdapat tanda infeksi.

- Lipat popok harus di bawah puntung tali pusat.

- Luka tali pusat harus dijaga tetap kering dan bersih sampai sisa tali

pusat mengering dan terlepas sendiri. Sisa tali pusat yang masih

menempel di perut bayi (umbilical stump), akan mengering dan

biasanya akan terlepas sendiri dalam satu minggu setelah lahir dan

luka akan sembuh dalam 15 hari (Meiliya & Karyuni, 2008, p.165).

- Jika puntung tali pusat kotor, bersihkan (hati-hati) dengan air DTT

dan sabun dan segera keringkan secara saksama dengan

menggunakan kain bersih.Perhatikan tanda- tanda infeksi tali pusat:

kemerahan pada kulit sekitar tali pusat, tampak nanah atau berbau.

Jika terdapat tanda infeksi, nasihati ibu untuk membawa bayinya ke

fasilitas kesehatan.

5. Melakukan Inisiasi Menyusui Dini

Prinsip pemberian ASI adalah dimulai sedini mungkin, eksklusif selama 6

bulan dilanjutkan sampai 2 tahun dengan makanan pendamping ASI sejak


11

usia 6 bulan. Pemberian ASI pertama kali dapat dilakukan setelah mengikat

tali pusat. Langkah IMD pada bayi baru lahir adalah sebagai berikut :

a. Lakukan kontak kulit ibu dengan kulit bayi selama paling sedikit satu

jam.

b. Biarkan bayi mencari dan menemukan puting dan mulai menyusui.

6. Memberikan Identitas Diri Segera setelah IMD, bayi baru lahir di fasilitas

kesehatan segera mendapatkan tanda pengenal berupa gelang yang dikenakan

kepada bayi dan ibunya untuk menghindari tertukar nya bayi. Gelang

pengenal tersebut berisi identitas nama ibu dan ayah, tanggal, jam lahir, dan

jenis kelamin. Apabila fasilitas memungkinkan, dilakukan juga pembuatan

cap telapak kaki bayi pada rekam medis kelahiran.

7. Memberikan Suntikan Vitamin K1 Karena sistem pembekuan darah pada

bayi baru lahir belum sempurna, semua bayi baru lahir beresiko mengalami

perdarahan. Untuk mencegah terjadinya perdarahan pada semua bayi baru

lahir, terutama bayi BBLR diberikan suntikan vit K1 (phytomenadione)

sebanyak 1 mg dosis tunggal, intramuskular pada anterolateral paha kiri.

Suntikan vit K1 dilakukan setelah proses IMD dan sebelum pemberian

imunisasi Hepatitis B.

8. Memberi Salep Mata Antibiotik pada Kedua Mata Salep mata diberikan

kepada bayi untuk mencegah terjadinya infeksi pada mata. Salep ini

sebaiknya diberikan 1 jam setelah lahir. Salep mata yang biasa digunakan

adalah tetrasiklin 1 %.

9. Memberikan Imunisasi Imunisasi Hepatitis B pertama (HB-0) diberikan 1-2

jam setelah pemberian vitamin K1 secara intramuskular. Imunisasi Hepatitis


12

B bermanfaat untuk mencegah infeksi Hepatitis B terhadap bayi, terutama

jalur penularan ibu-bayi. Imunisai Hepatitis B harus diberikan pada bayi usia

0-7 hari .

10. Melakukan Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan atau pengkajian fisik pada bayi

baru lahir dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat kelainan yang perlu

mendapat tindakan segera serta kelainan yang berhubungan dengan

kehamilan, persalinan, dan kelahiran. Prosedur pemeriksaan fisik pada bayi

baru lahir antara lain :

a) Menginformasikan prosedur dan meminta persetujuan orangtua b)

Mencuci tangan dan mengeringkannya: Jika perlu gunakan sarung tangan

c) Memastikan penerangan cukup dan hangat untuk bayi

d) Memeriksa secara sistematis head to toe (dari kepala hingga jari kaki)

e) Mengidentifikasi warna kulit dan aktivitas bayi

f) Mencatat miksi dan mekonium bayi

g) Mengukur lingkar kepala (LK), lingkar dada (LD), lingkar perut (LP),

lingkar lengan atas (LILA), dan panjang badan, serta menimbang berat

badan.

2.3 ASI Ekslusif

ASI eksklusif adalah bayi hanya diberikan ASI tanpa diberi tambahan

tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu. Pemberian ASI

secara eksklusif ini dianjurkan untuk jangka waktu setidaknya selama 4 bulan,

tetapi bila mungkin sampai 6 bulan (Roesli, 2000).


13

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012 pada Ayat 1

diterangkan“Air Susu Ibu Eksklusif yang selanjutnya disebut ASI Eksklusif

adalah ASI yang diberikan kepada Bayi sejak dilahirkan selama 6 (enam)

bulan, tanpa menambahkan dan atau mengganti dengan makanan atau minuman

lain”. Semula Pemerintah Indonesia menganjurkan para ibu menyusui bayinya

hingga usia empat bulan.Namun, sejalan dengan kajian WHO mengenai ASI

eksklusif, Menkes lewat Kepmen No 450/2004 menganjurkan perpanjangan

pemberian ASI eksklusif hingga enam bulan.

Pemberian ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja pada bayi sampai 6

bulan tanpa tambahan makanan/ cairan seperti susu formula, madu, air teh, jeruk,

air putih atau makanan padat seperti pisang ,pepaya,bubur susu,biskuit ,nasi tim,

dan sebagainya (Roesli, 2000).


14

BAB III

TINJAUAN PENATALAKSANAAN KASUS

PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN

PADA BAYI BARU LAHIR

ASUHAN KEBIDANAN PADA BBL

DI KOTA PEKANBARU

Tanggal Pengkajian : 25 Desember 2018


Jam : 12.15 WIB
Dosen Pembimbig : Lailiyana, SKM, M.K.M
Mahasiswa : Meriani

NIM : P031815301019

1. DATA SUBJEKTIF

BIODATA : Nama Bayi : Bayi Ny. M


Tanggal Lahir : 25 Desember 2018
Pukul : 00.05 WIB
Jenis Kelamin : Laki-laki

Nama Ibu : Ny. M


Umur : 34 Tahun
Alamat : Jl. Agus Salim

2. Riwayat Kelahiran

UK : 37 Minggu

Lama Persalinan Kala I : 2 jam

Kala II : 20 menit

Kala III : 10 menit

Keadaan Air Ketuban : Jernih


15

Jenis Persalinan : Spontan

Lilitan Tali Pusat : Tidak ada

Penolong Persalinan : Bidan

Setelah Lahir : Segera Menangis

Pemberian ASI : Ya, 1 jam setelah persalinan

DATA OBJEKTIF
B.
Pemeriksaan Fisik
1.
Kesadaran : Kompos Mentis
TTV :P : 40x/m
N : 140x/m
S : 36,8oC
BB : 3,0 kg
PB : 50 cm
LD : 34 cm
LK : 33 cm
LILA :11,5 cm
Kepala : UUB : Datar
UUK : Menutup
Chepal Hematom : Tidak ada
Caput Suksedaneum : Tidak Ada
Luka : Tidak ada
Kelainan/Cacat Bawaan : Tidak ada
Wajah : Simetris : Ya
Kotoran Mata : Tidak ada
Strabismus : Tidak ada
Pupil mata Jernih : Ya
Sklera mata : Putih
Perdarahan SubKonjungtiva/Retina : Tidak Ada
Kelainan/cacat Bawaan : Tidak ada
Hidung : Simetris : Ya
16

Lubang Hidung : Ada


Lebar Hidung : Normal
Cuping Hidung simetris : Ya
Pernapasan cuping hidung : Tidak
Secret : Tidak ada
Mulut : Simetris : Ya
Palatum : Normal
Gusi : Merah
Bintik putih pada lidah : Tidak ada
Kelainan/ Cacat bawaan : Tidak ada
Telinga :
Simetris : Ya
Daun Telinga : Ada
Cairan yang keluar : Tidak ada
Leher :
Trauma Fleksus Brachialis : Tidak ada
Lipatan Kulit berlebihan dibelakang Leher : Tidak ada
Dada :
Simetris : Ya
Pembesaran buah dada : Tidak ada
Pernapasan Retraksi : Tidak ada
Abdomen :
Simetris : Ya
Bentuk : Datar, Normal
Pembesaran : Tidak ada
Tali pusat : Berdarah : Tidak ada
Warna : Putih
Kelainan/Cacat Bawaan : Tidak ada
Genetalia :
Panjang Penis : 1cm
Lebar Penis : 3 mm
Rugae Kantong Skrotum : Ada
17

Lubang Uretra: Ada


Posisi Lubang Uretra: Normal
Penurunan Testis : Ada
Jumlah Testis : 2 (dua)
Mekonium : Ada (Keluar 3 jam setelah lahir)
Atresia Ani: Tidak
Kelaianan lain : Tidak
Ekstremitas Atas
Panjang Lengan : Sama panjang
Jumlah Jari : Lengkap
Fraktur Humerus : Tidak ada
Fraktur Klafikula : Tidak ada
Pergerakan : Aktif
Kelainan/Cacat bawaan : Tidak ada
Ekstremitas Bawah
Panjang Kaki : Sama Panjang
Jumlah Jari : Lengkap
Pergerakan : Aktif
Kelainan/Cacat Bawaan : Tidak ada
 Keadaan Neuromuskular
Refleks sucking : Ada
Refleks Moro : Ada
Refleks Palmar Graps : Ada
Refleks Rooting : Ada
Refleks Babinski : Ada
 Kulit
Warna : Kemerahan
Bercak/Tanda Lahir : Tidak ada
Verniks Kaseosa : Ada
Lanugo : Ada
18

Analisis
C.
Dx : Bayi baru lahir normal usia 12 jam, keadaan umum bayi baik
Masalah : Tidak ada
Kebutuhan : Menjaga kehangatan tubuh bayi, ASI on demand

D. Penatalaksanaan

1. Memberitahu ibu mengenai hasil pemeriksaan, ibu sudah mengetahui


keadaan bayinya baik.
2. Menganjurkan ibu untuk menyusui secara on demand, ibu akan meyusui
bayinya.
3. Menganjurkan ibu untuk menpertahankan kehangatan bayi, ibu mengerti.
4. Memberitahu ibu mengenai cara perawatan Tali pusat, ibu sudah mengetahui
dan akan melakukannnya dirumah.
5. Memberitahu ibu mengenai tanda bahaya bayi baru lahir, ibu sudah
mengetahui dan akan segera periksa bila bayinya mengalami hal tersebut.
6. Memberikan penkes kepada ibu mengenai personal hygiene bayi yaitu
mengganti pokok bila basah dan dibersihkan dengan kapas cebok, ibu
mengerti dan akan menlakukannya.
7. Memberitahu ibu bahwa akan ada kunjungan rumah pada hari ke 3-7 yaitu
pada tanggal 28 Desember 2018-4 Januari 2019
19

CATATAN PERKEMBANGAN

Dx awal : Bayi Baru Lahir normal usia 12 Jam


Tanggal/Pukul Uraian

30-12-2018 S: Ibu mengatakan tali pusat bayinya sudah puput, ibu mengatakan bayi
15.30 WIB tidur dengan nyenyak, menyusui puas dan jarang menangis, dan tidak
terdapat kesulitan saat menyusui
O : P: 40 x/m, N : 120 x/m, S : 36,6 ºC, BB : 3000 g, PB : 50 cm,
Lingkar Dada : 34 cm, Lingkar Kepala 33 cm, LILA : 11,5 cm,
BAK : 7-8x/hari, BAB : 2x/hari, UUB : datar, turgor kulit : baik,
warna kulit : kemerahan,
tali pusat : sudah puput dan tidak terdapat tanda-tanda infeksi,
genital : normal, terdapat refleks moro; sucking; rooting; babinski;
palmar graps; glabela.
A : Dx. Ibu : Bayi Baru Lahir normal 5 hari

P : - Memberitahu ibu mengenai hasil pemeriksaan, ibu sudah


mengetahui keadaan bayinya baik.

- Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI eksklusif secara on


demand sampai bayi umur 6 bulan, ibu melakukannya.
- Memberikan penkes mengenai kebersihan pusat bayi, ibu
mengerti dan akan melakukannya.
- Memberitahu ibu mengenai tanda bahaya bayi baru lahir, ibu
sudah mengetahui dan akan segera periksa bila bayinya
mengalami hal tersebut.
- Memberitahu ibu mengenai cara memijat bayi, ibu sudah
mengetahui dan akan melakukannya sesuai anjuran yang telah
diberikan.
- Memberitahu ibu bahwa akan ada kunjungan rumah pada hari ke
8-28 hari yaitu pada tanggal 1 januari - 22 Januari 2019
20

CATATAN PERKEMBANGAN

Dx awal : Bayi Baru Lahir normal 5 hari

Tanggal/Pukul Uraian

17-01-2019 S: Ibu mengatakan bayi tidur dengan nyenyak, menyusui puas dan
17.30 WIB jarang menangis, dan tidak terdapat kesulitan saat menyusui
O : P: 46 x/m, N : 138 x/m, S : 37ºC, BB : 4000 g, PB : 51 cm, Lingkar
Dada : 34,5 cm, Lingkar Kepala 33 cm, LILA : 12 cm, UUB : datar,
turgor kulit : baik, warna kulit : kemerahan, pusat : tidak terdapat
tanda-tanda infeksi, genital : normal, terdapat refleks moro;
sucking; rooting; babinski; palmar graps; glabela.
A : Dx : Bayi Baru Lahir normal usia 23 hari

P : - Memberitahu ibu hasil pemeriksaan dalam batas normal, ibu


mengerti dan ibu merasa senang dengan keadaan bayinya.

- Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI eksklusif sampai bayi


umur 6 bulan, mulai memberikan makanan pendamping saat bayi
berumur 6 bulan ke atas dan melanjutkan ASI sampai usia 2
tahun, ibu mengerti dan akan mengikuti anjuran yang telah
dilakukan.
- Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang dan bila ada
keluhan pada bayinya, ibu akan melakukan kunjungan ulang
sesuai anjuran yang telah dilakukan.
- Mengingatkan jadwal imunisasi BCG, HIB dan Polio 1 dan
menganjurkan ibu untuk datang ke posyandu untuk memantau
pertumbuhan dan perkembangan bayi setiap bulannya, ibu
mengerti dan akan melakukannya.
- Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan jika ada keluhan
pada bayi, ibu mengerti.
21

BAB IV

KAJIAN KASUS

4.1 Laporan Asuhan Kasus

4.1.1 Gambaran Lokasi

Praktek Bidan Mandiri merupakan praktek yang menyelenggarakan

pelayanan medik dasar. Praktek Bidan Mandiri Jusniati adalah fasilitas pelayanan

kesehatan yang berada di kota Pekanbaru tepatnya berlokasi di jalan Pangeran

Hidayat. Praktek Bidan Mandiri Jusniati telah memberikan pelayanan kepada

seluruh masyarakat disekitar lokasi praktek khususnya yang berkaitan dengan

kebidanan meliputi pelayanan kesehatan ibu, pelayanan kesehatan anak, dan

pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana, sesuai

dengan Permenkes Nomor 1464/Menkes/Per/X/2010 Pasal 9 tentang

penyelenggaraan praktek.

Praktek Bidan Mandiri Jusniati tidak hanya berfungsi sebagai pemberi

pelayanan kesehatan namun juga sebagai lahan praktek bagi para mahasiswa dari

berbagai institusi kebidanan yang ada di Kota Pekanbaru termasuk Poltekkes

Kemenkes Riau Jurusan Kebidanan sebagai tempat untuk mengaplikasikan teori

yang telah diperoleh selama proses belajar di perkuliahan.

Pengambilan kasus ini dilakukan di Rumah Ny.M yang berada di Jalan Agus

salim Pekanbaru. Rumah ini ditempati oleh Ny. M bersama suami dan anaknya.

Didalam rumah terdapat ruangan sekaligus kamar , dapur, dan kamar mandi. Bayi

tidur bersama orang tua didalam kamar. Cahaya matahari masuk ke dalam rumah

hanya dari pintu depan, ventilasi udara kurang memadai. Jarak rumah Ny.M ke

Praktek Bidan Mandiri Jusniati membutuhkan waktu kurang lebih 5 menit.


22

4.1.2 Tinjauan Kasus

Pada tinjauan kasus akan membahas asuhan kebidanan pada bayi baru lahir

Ny. M dengan menggunakan metode pendokumentasian SOAP (Subjektif,

Objektif, Analisa, dan Pentalaksanaan). Kunjungan nifas (KF) dilaksanakan

sebanyak 3 kali yakni KN1 bayi usia 12 jam, KN2 pada hari ke-5, dan KN3 pada

hari ke 23. Kunjungan pada bayi baru lahir, KN1 dilaksanakan Praktek Bidan

Mandiri Jusniati, kunjungan KN2 dan KN3 dilaksanakan dirumah Ny. M .

Kunjungan Neonatus bertujuan untuk memberikan asuhan pada bayi baru

lahir dan mendeteksi secara dini kemungkinan terjadinya komplikasi, yaitu

dengan melakukan berbagai pemeriksaan yang meliputi pemeriksaan tanda vital,

pemeriksaan fisik bayi baru lahir, menjaga suhu tubuh bayi, perawatan tali pusat

bayi, pemberian nutrisi berupa pemberian ASI eksklusif, personal higene,

pemberian komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) bayi baru lahir pada

keluarga, pencegahan infeksi.

Kasus bayi baru lahir yang diambil adalah Bayi Ny M, Ny M. umur ibu 34

tahun, ibu beragama Islam, pendidikan terakhir SMP, pekerjaan jualan makanan,

dan beralamat di Jl. Agus Salim Pekanbaru, melahirkan anak keempat pada

tanggal 25 Desember 2018.

Kunjungan pada bayi baru lahir dilakukan sebanyak 3 kali yaitu sebagai

berikut:

1. Tanggal 25 Desember 2018 saat usia bayi 12 jam

2. Tanggal 30 Desember 2018 saat usia bayi 5 hari

3. Tanggal 17 Januari 2018 saat usia bayi 23 hari


23

Kunjungan neonatus merupakan salah satu intervensi untuk menurunkan

kematian bayi baru lahir (Depkes RI, 2009) Kunjungan yang dilakukan pada bayi

baru lahir dilakukan sebanyak 3 kali kunjungan yaitu Kunjungan Neonatal I

(KN1) pada 6 jam sampai dengan 48 jam setelah lahir, Kunjungan Neonatal II

(KN2) pada hari ke 3 sampai dengan 7 hari, dan Kunjungan Neonatal III (KN3)

pada hari ke 8 sampai dengan 28 hari sesuai teori (Depkes RI, 2010).

Kunjungan pertama Asuhan kunjungan neonatus 12 jam pertama

bertujuan untuk menilai dan memeriksa kondisi bayi secara umum segera setelah

lahir, memfasilitasi bayi untuk bernafas spontan dan melakukan resusitasi,

mengenali tanda- tanda hipotermia, mencegah dan menanganinya, mengenali

adanya kelainan serta tanda bahaya pada bayi baru lahir sehingga dapat dirujuk

tepat waktu (Rosita A, 2012). Kunjungan pertama bayi baru lahir 6-48 jam

postnatal pada tanggal 25 Desember 2018. Tujuan kunjungan pertama menjaga

kehangatan bayi, perawatan tali pusat, pemberian ASI. Nutrisi yang diberikan

pada bayi baru lahir adalah ASI (Air Susu Ibu), karena ASI merupakan makanan

yang terbaik bagi bayi. Berikan ASI sesering mungkin sesuai keinginan bayi (on

demand) atau sesuai keinginan ibu (jika payudara penuh) atau sesuai kebutuhan

bayi setiap 2-3 jam (paling sedikit setiap 4 jam), berikan ASI dari salah satu

sebelahnya. Berikan ASI saja (ASI eksklusif) sampai bayi berumur 6 bulan.

(Rukiyah, 2013). Pada pengkajian data objektif didapatkan hasil BB : 3000

gram, PB: 50 cm, LD : 34 cm, LK : 33 cm refleks rooting baik, refleks sucking

baik, bayi sudah BAK, mekonium sudah keluar, tidak ada tanda infeksi pada tali

pusat, mata tidak ikterik. Tanda- tanda bayi baru lahir normal (Maryunani,A,

Nurhayati, 2008) adalah Berat badan lahir bayi antara 2500-4000 gram, Panjang
24

badan bayi 48-53 cm, Lingkar dada bayi 30,5-33 cm , Lingkar kepala bayi 31-

35,5 cm, Bunyi jantung dalam menit pertama 100-180 x/menit, kemudian turun

sampai 120-140 kali/menit, Refleks isap, menelan, dan moro telah terbentuk ,

Eliminasi, urine, dan mekonium normalnya keluar pada 24 jam pertama.

Mekonium memiliki karakteristik hitam kehijauan dan lengket.

Dari hasil pengkajian data subjektif kunjungan bayi baru lahir kedua yang

dilakukan pada tanggal 30 Desember 2018 ibu mengatakan bayinya sehat, tali

pusat sudah putus, bayi tidur nyenyak, bayi menyusu dengan baik dan tidak ada

kesulitan saat menyusui. Tujuan pada kunjungan ini yaitu menjaga personal

hygiene pada bayi, memastikan tidak adanya infeksi tali pusat pemberian ASI.

Dari data objektif didapatkan hasil BB: 3000 gr, tali pusat sudah putus, dan mata

tidak ikterik. Sisa tali pusat yang masih menempel di perut bayi (umbilical

stump), akan mengering dan biasanya akan terlepas sendiri dalam satu minggu

setelah lahir dan luka akan sembuh dalam 15 hari (Setiani, E, 2018). Dari hasil

pemeriksaan tidak ditemukan adanya tanda infeksi pada bayi. Pemberian ASI

eksklusif adalah pemberian ASI saja pada bayi sampai 6 bulan tanpa tambahan

makanan/ cairan seperti susu formula, madu, air teh, jeruk, air putih atau makanan

padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, nasi tim, dan sebagainya

(Roesli, 2000). ASI adalah satu jenis makanan yang mencukupi seluruh unsur

kebutuhan bayi baik fisik, psikologi, sosial maupun spiritual. ASI mengandung

nutrisi, hormon, unsur kekebalan pertumbuhan, anti alergi, serta anti inflamasi.

Nutrisi dalam ASI mencakup hampir 200 unsur zat makanan (Hubertin, 2004).

Selama asuhan kebidanan bayi baru lahir dilakukan, ibu selalu diberitahu

unuk memberikan ASI kepada bayinya, ASI mengandung semua nutrien yang
25

dibutuhkan bayi dalam jumlah yang benar dan tidak pernah “basi”. Manfaat

paling penting dalam menyusui adalah perlindungan terhadap infeksi seperti diare,

infeksi pernafasan, dan lain-lain. Menyusui juga memiliki manfaat psikologis.

Menyusui memberikan ibu kesempatan yang lebih besar untuk berhubungan

secara intim dengan bayi dan mengembangkan relasi penuh kasih sayang dalam

jangka panjang. Bayi juga akan berkembang menjadi anak yang aman secara

emosi karena bayi mulai mengenalisentuhan ibu dalam waktu beberapa hari

setelah lahir. Kontak fisik yang teratur dan berlangsung terus dengan ibu akan

menolong bayi mengembangkan kemampuan untuk menghadapi masalah dan

konflik dalam kehidupnnya di kemudian hari ( Ramaiah, 2007)

Kunjungan neonatus yang ketiga dilakukan pada tanggal 17 Januari 2018

saat usia bayi 23 hari, Diana Beck dkk dalam care of the Newborn (2004

)kunjungan ini berfokus pada pemberian ASI eklusif, kenaikan berat badan

bayi,mengenal tanda – tanda infeksi pada bayi dan imunisasi. Pada bayi ny. M

sudah terdapat kenaikan BB menjadi 4000 gr, dan tidak terdapat tanda infeksi.
26

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan data dari hasil pengkajian,telah dapat diinterpretasikan dan

ditetapkan diagnosa, masalah serta kebutuhan. Pada kasus ini secara umum, bidan

telah memberikan asuhan pada neonatus dengan baik. Setelah didapatkan dignosa/

masalah, penulis telah merencanakan asuhan keidanan bayi baru ahir yang

diberikan kepada bayi Ny. M. dalam memberikan asuhan kebidanan bayi baru

lahir pada bayi Ny. M telah dilakukan sesuai dengan standar pelayanan asuhan

kebidanan bayi baru lahir.

B. Saran

1. Untuk petugas kesehatan

Diharapkan agar tenaga kesehatan melaksanakan asuhan kebidanan

komprehensif dan petugas mampu memberikan pelayanan kesehatan dengan

mengunakan asuhan kebidanan sesuai dengan prosedur SOAP.

2. Untuk institusi pendidikan

Sebagai acuan dalam memberikan materi pembelajaran untuk mahasiswa

dan sebagai masukan terhadap adanya kekurangan dalam pembelajaran kepada

mahasiswa.

3. Untuk mahasiswa

Dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dalam melaksanakan dan

menerapkan asuhan kebidanan baik di institusi dan maupun di praktik.


27

Dan diharapkan studi kasus yang telah dilakukan dapat menambah

wawasan pengetahuan mahasiswa setara dijadikan pembanding pengembangan

ilmu pengetahuan tentang asuhan kebidanan pada Bayi Baru Lahir dan menjadi

pedoman untuk studi kasus berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai