Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN

BAYI BARU LAHIR

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Maternitas
dengan dosen pembimbing Ibu Yuanita Ani Susilowati, M. Kep., Sp. Kep. Mat

Disusun oleh:
Dion Hendry Hermawan
30190121140

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SANTO BORROMEUS
PADALARANG
2022
A.KONSEP DASAR
1. Pengertian
Bayi baru lahir (neonatus) adalah bayi dari kehamilan 37 minggu
sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2.500 gr sampai dengan 4.000
gram. Neonatus
merupakan masa bayi baru lahir sampai usia 28 hari. Periode
neonatal adalah bulan pertama kehidupan. Selama periode neonatal bayi
mengalami pertumbuhan dan perubahan yang amat menakjubkan (Mary
Hamilton, 1995 : 217).
Bayi Baru Lahir adalah hasil konsepsi yang baru lahir dari rahim
seorangwanita melalui jalan lahir normal atau dengan alat tertentu sampai
umur satu bulan (FKUI,1999).
2. Tujuan Perawatan bayi baru lahir
1) Periode Pascapartum awal
a. Mencapai dan mempertahankan jalan nafas dan mendukung
pernafasan.
b. Mempertahankan kehangatan dan mencegah hipotermia.
c. Memastikan keamanan dan mencegah cedera atau infeksi.
d. Mengidentifikasi masalah-masalah aktual atau potensial
yang memerlukan perhatian segera.
2) Perawatan lanjutan
a. Melanjutkan perlindungan dari cedera atau infeksi dan
mengidentifikasi masalah-masalah aktual atau potensial
yang memerlukan perhatian.
b. Memfasilitasi terbinanya hubungan dekat orang tua bayi.
c. Memberikan informasi kepada orang tua tentang perawatan
bayi baru lahir.
d. Membantu orang tua dalam mengembangkan sikap sehat
tentang praktik membesarkan anak.
3. Faktor yang mempengaruhi adaptasi
a) Pengalaman antepartum ibu dan bayi baru lahir (misalnya, terpajan zat
toksik dan sikap orang tua terhadap kehamilan dan pengasuhan anak).
b) Pengalaman intrapartum ibu dan bayi baru lahir (misalnya, lama
persalinan, tipe analgesik atau anestesia intrapartum).
c) Kapasitas fisiologis bayi baru lahir untuk melakukan transisi ke
kehidupan ekstrauterin.
d) Kemampuan petugas kesehatan untuk mengkaji dan merespons
masalah dengan tepat pada saat terjadi.
4. Klasifikasi neonatus
1. Klasifikasi neonatus menurut masa gestasi:
a. Kurang bulan (preterm infant): kurang 259 hari (37 minggu)
b. Cukup bulan (term infant): 259-294 hari (37-42 minggu)
c. Lebih bulan (postterm infant): lebih dari 294 hari (42 minggu)
atau lebih
2. Klasifikasi neonatus menurut berat lahir:
a. Berat lahir rendah: kurang dari 2.500 gram.
b. Berat lahir cukup: antara 2.500-4.000 gram.
c. Berat lahir lebih: lebih dari 4.000 gram.
3. Klasifikasi menurut berat lahir terhadap masa gestasi
Dideskripsikan masa gestasi dan ukuran berat lahir yang sesuai
untuk masa kehamilannya:
a. Neonatus cukup/kurang/lebih bulan (NCB/NKB/NLB).
b. Sesuai/kecil/besar untuk masa kehamilan
(SMK/KMK/BMK).
5. Penanganan bayi baru lahir
Menurut Prawirohardjo, (2002) tujuan utama perawatan bayi
segera sesudah lahir, adalah:
a) Membersihkan jalan nafas
Bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir, apabila
bayi tidak langsung menangis, penolong segera membersihkan jalan
nafas dengan cara sebagai berikut :
1) Letakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras
dan hangat.
2) Posisi kepala diatur lurus sedikit tengadah ke belakang
3) Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokan bayi
dengan jari tangan yang dibungkus kassa steril.
4) Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau
gosok kulit bayi dengan kain.
b) Memotong dan Merawat Tali Pusat
Tali pusat dipotong sebelum atau sesudah plasenta lahir tidak
begitu menentukan dan tidak akan mempengaruhi bayi, kecuali pada
bayi kurang bulan. Tali pusat dipotong 5 cm dari dinding perut bayi
dengan gunting steril dan diikat dengan pengikat steril. Apabila masih
terjadi perdarahan dapat dibuat ikatan baru. Luka tali pusat
dibersihkan dan dirawat dengan alkohol 70% atau povidon iodin 10%
serta dibalut kasa steril. Pembalut tersebut diganti setiap hari dan atau
setiap tali basah / kotor. Sebelum memotong tali pusat, pastikan
bahwa tali pusat telah diklem dengan baik, untuk mencegah terjadinya
perdarahan.
c) Mempertahankan Suhu Tubuh Bayi
Pada waktu baru lahir, bayi belum mampu mengatur tetap suhu
badannya dan membutuhkan pengaturan dari luar untuk membuatnya
tetap hangat. Bayi baru lahir harus dibungkus hangat.
d) Memberi Vitamin K
Untuk mencegah terjadinya perdarahan, semua bayi baru lahir
normal dan cukup bulan perlu diberi vitamin K peroral 1 mg/hari
selama 3 hari, sedangkan bayi resiko tinggi diberi vitamin K
parenteral dengan dosis 0,5 – 1 mg I.M.
e) Memberi Obat Tetes / Salep Mata
Di beberapa negara perawatan mata bayi baru lahir secara
hukum diharuskan untuk mencegah terjadinya oplitalmic neonatorum.
Di daerah dimana prevalensi gonorhoe tinggi, setiap bayi baru lahir
perlu diberi salep mata sesudah 5 jam bayi lahir. Pemberian obat mata
eritromisin 0,5% atau tetrasiklin 1% dianjurkan untuk pencegahan
penyakit mata karena klamidia (penyakit menular seksual).
f) Identifikasi Bayi
a. Peralatan identifikasi bayi baru lahir harus selalu tersedia di
tempat penerimaan pasien, di kamar bersalin dan di ruang
rawat bayi.
b. Alat yang digunakan hendaknya kebal air, dengan tepi yang
halus tidak mudah melukai, tidak mudah sobek dan tidak
mudah lepas.
c. Pada alat/gelang identifikasi harus tercantum : nama (bayi,
nyonya) tanggal lahir, nomor bayi, jenis kelamin, unit,
nama lengkap ibu.
d. Di setiap tempat tidur harus diberi tanda dengan
mencantumkan nama, tanggal lahir, nomor identifikasi.
g) Pemantauan Bayi Baru Lahir
Tujuan pemantauan bayi baru lahir adalah untuk mengetahui
aktivitas bayi normal atau tidak dan identifikasi masalah kesehatan
bayi baru lahir yang memerlukan perhatian keluarga dan penolong
persalinan serta tindak lanjut petugas kesehatan. Pemantauan 2 jam
pertama sesudah lahir meliputi :
a. Kemampuan menghisap kuat atau lemah
b. Bayi tampak aktif atau lunglai
c. Bayi kemerahan atau biru
6. Masalah umum pada bayi baru lahir
a) Prematuritas
Prinsip bayi prematur adalah NKB (Neonatus Kurang Bulan),
berbeda dengan BBLR karena BBLR bisa saja sudah cukup bulan dan
maturasi sudah lengkap.
b) Sindrom gawat nafas neonatus (NRDS-Neonatal Respiratory Distress
Syndrome) asfiksia neonatorum.
c) Hiperbilirubinemia (neonatal jaundice).
d) Infeksi perinatal.
e) Kelainan/cacat bawaan.
f) Gangguan/penyakit akibat trauma persalinan.
7. Pemeriksaan Fisik Bayi Baru Lahir
Riwayat kesehatan bayi baru lahir yang penting dan harus dikaji, antara
lain:
a) Faktor genetic, meliputi kelainan atau gangguan metabolic
pada keluarga dan sindroma genetic.
b) Faktor maternal (ibu), meliputi adanya penyakit menurun,
riwayat penganiayaan, riwayat abortus, dan riwayat imunisasi
c) Faktor antenatal, meliputi ANC dan riwayat kehamilan
d) Faktor perinatal, meliputi riwayat persalinan.
a. Penilaian APGAR score
APGAR (Appearance, Pulse, Grimace, Activity, Respiratory) score
dihitung dengan menilai kondisi bayi yang baru lahir menggunakan 5
kriteria sederhana dengan skala 0-2.
Tanda 0 1 2
Denyut jantung Tidak ada Lambat<100 >100
(pulse)
Usaha nafas Tidak ada Lambat, tidak Menangis dengan
(respiration) teratur keras
Tonusotot (activity) Lemah Fleksi pada Gerakan aktif
ekstremitas
Kepekaan refleks Tidak ada Merintih Menangis kuat
(grimace)
Warna (appearance) Biru pucat Tubuh merah muda, Seluruhnya merah
ekstremitas biru muda
Interpretasi skor
Jumlah score Interpretasi Catatan
7-10 Bayi normal
4-6 Agak rendah Memerlukan tindakan medis segera seperti
penyedotan lender yang menyumbat jalan napas
atau pemberian oksigen untuk membantu
bernapas
0-3 Sangat rendah Memerlukan tindakan medis yang lebih intersif.
Tes APGAR sangat penting untuk dilakukan karena tes APGAR adalah tes
yang menunjukkan dengan cepat apakah bayi baru lahir tersebut
membutuhkan penanganmedis segera dan tidak didesain untuk
memberikan prediksi jangka panjang akan kesehatan bayi tersebut.
b. Pemeriksaan umum
1) Pernapasan
Pernapasan bayi baru lahir normal adalah 30-60 kali per menit, tanpa
retraksi dada dan tanpa suara merintih pada fase ekspirasi
2) Warna kulit
Warna kulit bayi normal ada kemerahan, sedangkan bayi preterm
kelihatan lebih pucat
3) Denyut jantung
Denyut jantung bayi baru lahir normal adalah antara 120-160 kali per
menit. Saat baru lahir denyut jantung bayi misa mencapai 180 kali per
menit.
4) Suhu aksila
Suhu bayi normal adalah 36,5-37,5Oc. Tetapi, jika suhu bayi sudah
mencapai 36,5oC harus berhati-hati karena risiko hipotermi.
5) Postur dan gerakan
Postur normal bayi baru lahir dalam keadaan istirahat adalah kepalan
tangan longgar, dengan lengan, panggul, dan lutut semifleksi
6) Tali pusat
Tali pusat normal berwarna putih kebiruan pada hari pertama, mulai
kering, mengerut, dan akhirnya terlepas setelah 7-10 hari.
7) Berat badan
Berat badan bayi baru lahir normal sekitar 2500-4000 gram
c. Pemeriksaan fisik (head to toe)
1) Kepala, ubun-ubun kecil, sutura, malaise, caput succedenium, cephal
haematoma, hidrosephalus.
2) Muka, tanda-tanda paralisis.
3) Mata, ukuran, bentuk dan kesimetrisan, kekeruhan kornea, katarak
kongenital, keluar nanah, bengkak pada kelopak mata, perdarahan
konjungtiva.
4) Telinga, jumlah, posisi, dan kesimetrisan dihubungkan dengan ata dan
kepada serta ada tidaknya gangguan pendengaran.
5) Hidung, bentuk dan lebar hidung, pola pernapasan, dan kebersihan
6) Mulut, bentuk dan kesimetrisan, mukosa mulut kering atau basah,
lidah dan palatum, ada bercak putih pada gusi, refleks menghisap,
kelainan, dan tanda abnormal lain.
7) Leher, bentuk dan kesimetrisan, adanya pembengkakan/benjolan,
kelainan tiroid, dan tanda abnormal lain.
8) Klavikula dan lengan tangan, adanya fraktur klavikula, gerakan, dan
jumlah jari.
9) Dada, bentuk dan kelainan dada, putting susu, gangguan pernapasan,
akultasi bunyi jantung, dan pernapasan.
10) Abdomen, penonjolan sekitar tali pusat pada saat menangis,
perdarahan tali pusat, jumlah pembuluh darah pada tali pusat, bentuk
dan kesimetrisan, serta kelainan lainnya.
11) Genitalia, kelainan laki-laki; panjang penis, testis sudah turun berada
dalam skrotum, urofisium uretra di ujung penis, dan kelainan
(phimosis, hypospadias, atau epispadia). Kelainan wanita; labia minora
menutupi labia mayora, klitoris, orifisium vagina, orifisium uretra,
secret, dan kelainan lainnya.
12) Tungkai dan kaki, gerakan, bentuk dan kesimetrisan, jumlah jari,
pergerakan, dan kelainan lainnya.
13) Anus, adanya lobang, posisi, fungsi, sfingter ani. Adanya kelainan,
seperti atresia ani, megacolon, dan kelainan lainnya.
14) Punggung, bayi tengkurap, raba kulvatura kolumna vertebralis,
scoliosis, pembengkakan, spia bifida, meilomeningokel, dan kelainan
lainnya.
15) Pemeriksaan kulit, verniks kaseosa, lanugo, warna, oedema, bercak,
tanda lahir, memar.
16) Refleks, refleks melangkah, mencari putting (rooting), refleks
menghisap, refleks menggenggam, refleks moro, dan refleks leher
asimetrik tonik.
17) Antropometri, berat badan, panjang badan, lingkar kepala, lingkar
dada, lingkar paha, dan LILA.
18) Eliminasi, jumlah BAB dan BAK per hari.
8. Penampilan dan Perilaku bayi baru lahir
Bayi baru lahir mempunyai variasi penampilan yang normal,
antara lain lahir cukup bulan dengan usia kehamilan 37-42 minggu, berat
badan lahir 2.500-4.000 gram, panjang badan antara 44-53 cm, lingkar
kepala melalui diameter biparietal 31-36 cm. beberapa variasi penampilan
ini bersifat sementara dan akan menghilang sesuai dengan pertumbuhan
fisik. Akan tetapi, ada juga beberapa yang menetap yang disebut sebagai
“tanda lahir”.
a) Kulit, saat bayi baru lahir, mungkin warna kulitnya keunguan lalu
berubah menjadi kemerahan setelah bayi menangis keras dan
dapat bernapas. Beberapa bayi berwarna kekuningan yang
merupakan respons normal tubuh terhadap jumlah sel darah
merah yang banyak, tetapi dapat juga merupakan tanda serius bila
warna kekuningan bertambah dan menetap beberapa hari..
b) Kepala, bentuk kepala di hari-hari pertama tidak benar-benar
bulat akibat posisi dalam rahim ataupun proses persalinan yang
dialami, tetapi akan kembali ke bentuk normal dalam minggu
pertama.
c) Mata, bintik darah pada area putih mata dan bengkak di wajah
dapat muncul akibat tekanan selama persalinan. Keadaan ini akan
hilang beberapa hari. Namun, hal demikian tidak akan terjadi
pada bayi seksio cesaria.
d) Telinga, bentuknya bisa tidak sama antara kanan dan kiri, kadang
terlipat dan berbulu. Namun, hal ini tidak akan menetap
melainkan akan menuju ke bentuk sempurna.
e) Bibir, bibir bayi akan kering untuk sementara waktu, yang
disebut sucking blister. Hal ini terjadi terjadi akibat gesekan
antara bibir bayi dengan putting dan areola. Kulit bayi yang
kering akan segera digantikan dengan lapisan yang baru.
f) Payudara, pembesaran dada dapat terjadi pada bayi laki-laki
maupun perempuan dalam tiga hari pertama setela lahir. Hal ini
disebut new born breast swelling yang berhubungan dengan
hormone ibu dan akan menghilang beberapa hari sampai beberapa
minggu.
g) Alat kelamin, alat kelamin dapat terlihat membengkak atau
mengeluarkan cairan. Tampilannya dapat berbeda sesuai umur
kehamilan. Bayi premature mempunyai klitoris yang menonjok
dengan labia vagina yang dalam. Makin cukup bulan, labia makin
ke sisi luar. Bayi perempuan mengeluarkan cairan atau mucus
kemerahan dari vagina pada minggu pertama yang disebabkan
hormone dari ibu selama hamil. Bayi premature laki-laki
mempunyai skrotum yang rata dan halus dengan testis yang
belum turun (sebaiknya testis rueun sebelum bayi berusia enam
bulan). Bayi postmature menampakkan garis-garis pada skrotum
dengant estis yang sudah turun.
h) Tanda lahir, tanda lahir sering kali mencemaskan orang tua.
Biasanya ditemui di pinggung bagian bawah sampai ke bokong,
meskipun dapat ditemui di bagian lain.
Beberapa jenis tanda lahir normal:
1) Milia, bercak putih dan keras, seperti jerawat pada hidung
atau dagu yang disebabkan oleh sumbatan kelenjar minyak
dan akan menghilang dengan sendirinya.
2) Salom fatches atau bercal salmon, bercak berwarna muda
gelap, biasanya terdapat pada jembatan hidung, dahi bagian
bawah, kelopak mata atas, belakang kepala, dan kwhwe.
Tanda lahir ini akan menghilang sekitar beberapa bulan
setelah kelahiran.
3) Mongolion spots atau bercak mongol, area datar dan luas
berwarna hijau atau biru, aeperti memar pada punggung
atau bokong. Pewarnaan ini disebabkan oleh bagian terisi
pigmen ekstra dan akan menghilang menjelang usia empat
tahun.
4) Strawberry hemangioma atau hemangioma kapiler, bintik
merah yang menonjol dengan tekstur yang kasar. Pada
minggu pertama bitnik berwarna putih pucar, kemudian
akan berwarna merah, disebabkan pembuluh darah yang
melebar selama beberapa bulan, tetapi kemudian secara
bertahap akan menciut dan menghilang.
5) Port wine stein, area berwarna merah atau ungu, berbentuk
tidak teratur, datar, dan besar yang disebabkan oleh
kelebihan pembuluh darah di bawah kulit. Penyakit ini
tidak dapat hilang sendiri. Perlu dilakukan bedah plastic
ketika anak sudah berusia cukup besar.
6) Pastular melanosis, lepuh kecil yang cepat kering dan
terkelupas serta meninggalkan bitnik hitam. Bitnik hotam
seperti titik-titik tersebut akan hilang dalam beberapa
minggu.
7) Erythema toxicam, ruam bercak-bercak merah dengan
berjolan berwarna putih kekuningan di dada, punggung,
atau di seluruh tubuh. Setengah dari bayi baru lahir
mengalami kejadian ini pada hari pertama. Keadaan ini
biasanya akan menghilang dalam satu minggu tanpa
perawatan.
B. PROSES KEPERAWATAN PADA BAYI BARU LAHIR
Tujuan dalam memberikan asuhan keperawatan bayi baru lahir, yaitu:
1. Menentukan dan mempertahankan jalan nafas dan usaha bernafas.
2. Memberikan kehangatan dan mencegah hipotermi.
3. Memberikan keamanan dan injury, infeksi.
4. Mengidentifikasi masalah aktual maupun potensial yang mengharuskan
segera diberi perhatian.
I. Pengkajian
Pengkajian terhadap faktor resiko:
a. Maternal: usia, riwayat kesehatan masa lalu, sosial, perkembangan,
dan riwayat pekerjaan.
b. Obstetrik: periode menstruasi yang lalu, periode menstruasi saat
ini, dan
kondisi kehamilan terakhir.
c. Perinatal:
1) Antepartum: informasi prenatal
2) Maternal healthy (DM, jantung, dll)
d. Intrapartum:
1) Usia gestasi: di atas 42 minggu, dibawah 34 minggu
2) Lama dan karakteristik persalinan: persalinan lama pada kala I
dan II KPD.
3) Kondisi ibu: hipo/hipertensi progresif, pendarahan, infeksi.
4) Presentasi fetal: bahu melintang.
5) Penggunaan analgesik.
6) Metode melahirkan: secsio cesarea, forcep, vacum
II. Diagnosa Keperawatan
1. Ikterik neonatus b.d keterlambatan mengeluarkan feses
2. Menyusui tidak efektif b.d ketidakkutan reflek menghisap bayi
3. Bersihan jalan napas tidak efektif b.d spesme jalan napas
III. Intervensi Keperawatan
No.
Diagnosa Keperawatan Luaran Intevensi
DK/L/I
D.0024/ Ikterik neonatus b.d keterlambatan Eliminasi fekal Fototrapi neonatus
L.04033 mengeluarkan feses Definisi: proses defekasi normal yang disertai Definisi: memberikan terapi sinar fluorescent yang
/ Definisi: dengan pengeluaran feses mudah dan ditujukan kepada kulit neonatus untuk menurunkan
Kulit dan membrane mukosa neonatus konsistensi, frekuensi serta bentuk feses normal. bilirubin.
menguning Setelah 24 jam kelahiran
akibat bilirubin tidak terkonjungasi masuk Ekspetasi membaik Observasi:
ke dalam sirkulasi. 1. Monitor ikterik pada sklera dan kulit bayi
Kriteria hasil: 2. Identifikasi kebutuhan cairan sesuai dengan usia
Penyebab: 1. Control pengeluaran feses gestasi dan berat badan
1. Penurunan berat bdan abnormal (> 2. Keluhan defekasi lama dan sulit 3. Monitor suhu dan tanda vital setiap 4 jam sekali
7-8% pada bayi baru lahir yang 3. Mengejan saat defekasi 4. Monitor efek samping fototrapi
menyusui ASI, > 15% pada bayi 4. Distensi andomen
cukup bulan) 5. Teraba massa pada rektal Terapeutik:
2. Polamakan tidak ditetapkan dengan 6. Konsintensi feses 1. Siapkan lampu fototerapi dan incubator
baik 7. Frekuensi defekasi 2. Lepaskan pakaian bayi kecuali popok
3. Usia kurang dari 7 hari 8. Peristaltic usus 3. Berikan penutup mata
4. Keterlambatan pengeluaran feses 4. Ukur jarak lampu dnegan permukaan kulit bayi
(meconium) 5. Anjurkan ibu menyusui sekitar 20-30 menit
Gejala dan tanda mayor:
Subjektif: -

Objeltif:
1. Profil darah abnormal (hernolisis,
bilirubin serum total > 2mg/dl,
bilirubin pada rentang risiko tinggi
menurut pada normogram spesifik
waktu)
2. Membrane mukosa kuning
3. Kulit kuning
4. Sklera kuning

Kondisi klinis:
1. Neonatus
2. Bayi prematur
D.0029/ Menyusui tidak efektif b.d ketidakkutan Status nutrisi bayi Edukasi kesehatan
L.03031 reflek menghisap bayi Definisi : keadekuatan asupan nutrisi untuk Definisi: mengajarkan pengelolaan factor risiko
/ Definisi: memenuhi kebutuhan metabolism pada bayi. penyakit dan perilaku hidup bersih serta sehat.
Kondisi dimana ibu dan bayi mengalami
ketidakpuasan atau kesukaran pada proses Ekspetasi membaik Obeservasi:
menyusui. 1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
Kriteria hasil: informasi
Gejala dan tanda mayor: 1. Berat badab 2. Identifikasi factor-faktor yang dapat menigkatkan
Subjektif: 2. Panjang badan dan menurunkan motivasi perilaku hidup bersih
1. Kelelahan maternal 3. Kulit kuning dan sehat
2. Kecemasan maternal 4. Sklera kuning
Objektif: 5. Membrane mukosa kuning Terapeutik:
1. Bayi tidak mampu melekat pda 6. Prematuritas 1. Sediakan materi dan media pendidikan kesetan
payudara ibu 7. Bayi cengeng 2. Jadwalkan pendidikan kesetan sesui kesepakatan
2. ASI tidak menetes/keluar 8. Pucat 3. Berikan kesempatan untuk bertanya
3. BAK bayi kurang dari 8X dalam 24
jam Edukasi:
1. Jelaskan factor tisiko uang dapat mempengaruhi
Gejala dan tanda minor: kesehtan
Subjektif: 2. Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
Onbjektif:
1. Intake bayi tidak adekuat
2. Bayi menghisap tidak terus menerus
3. Bayi mennagis saat disusui
4. Bayi rewel dan menagis terus
menerus dalam jam-jam pertama
setalah menyusui
5. Menolak untuk menghisap

D.0001/ Bersihan jalan napas tidak efektif b.d Bersihan jalan napas Penghisapan jalan napas
L.01001 spesme jalan napas Definisi: kemampuan membersihkan secret atau Defines: membersihkan secret dengan memasukan
/ Definisi: obstruksi jalan napas untuk mempertahankan kateter suction bertekanan negative kedalam mulut,
Ketidak mampuan membersihkan secret jalan napas tetap paten. nasaofaring, trakea, dan endotracheal tube (ETT)
atau ubstruksi jalan napas untuk
mempertahankan jalan napas tetap paten Ekspetasi meningkat Observasi:
1. Identifikasi kebutuhan dilakukan penghisapan
Penyebab: Kriteria hasil: 2. Auskultasi suara napas sebelum dan setelah
1. Spesme jalan napas 1. Batuk efektif dilakukan penghisapan
2. Hipersekresi jalan napas 2. Produksi sputum 3. Monitoring status oksigenasi
3. Sekresi yang tertahan 3. Meconium
4. Dyspnea Terapeutik:
Gejala dan tanda mayor: 5. Ortopnea 1. Gunakan teknik aseptic
Subjektif: - 6. Sianosis 2. Gunakan teknik steril dan disposibel
7. Frekuensi napas 3. Lakukan penghisapan lebih dari 15 detik
Objektif: 8. Pola napas
1. Batuk tidak efektif
2. Tidak mampu batul
3. Meconium dijalan napas
Gejala dan tanda minor:
Subjektif:
1. Dyspnea
2. Ortopnea

Objektif:
1. Gelisah
2. Sianosis
3. Bunyi npas menurun
4. Frekuensi napas berubah
5. Pola napas berubah
DAFTAR PUSTKA
Alasiry, Ema., Dwi Bahagia Febriani, Djauhariah A. Madjid. 2017. Manual
Keterampilan Klinik Resusitasi Neonatus. Makassar: Fakultas
Kedokteran Universitas Hasanuddin.
Hutahaean, Serri. 2009. Asuhan Keperawatan Dalam Maternitas & Ginekologi.
Jakarta: Trans Info Media
Stright, Barbara R. 2005. Keperawatan Ibu-Bayi Baru Lahir. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC
PPNI (2018). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator
Diagnostik, Edisi 1, Jakarta: DPP PPNI.
PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan Tindakan
Keperawatan, Edisi 1, Jakarta: DPP PPNI.
PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria
Hasil Keperawatan, Edisi 1, Jakarta: DPP PPNI.

Anda mungkin juga menyukai