Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, kerena atas berkat
rahmatNya sehingga laporan kasus “Asuhan Keperawatan Pada ANP. I 1tahun 9 bulan,
tepat waktu. Adapun maksud dari penyusunan laporan kasus iniadalah untuk memenuhi
ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan secara langsung maupun tidak langsung. Karena
1. Linda Sari Barus., M.Kep., Ns. SP. Kep An selaku koordinator mata ajar kepewatan
anak.
Saya menyadari bahwa dalam menyusun laporan ini masih jauh dari sempurna,untuk
itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sehat adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental dan sosial
serta tidak hanya bebas dari penyakit dan kelemahan yang memiliki ciri
secara internal maupun eksternal dan memiliki hidup yangkreatif dan produktif
Anak merupakan individu yang berada dalam suatu rentang perubahan dan
perkembangan yang dimulai dari bayi (0-1 tahun), usia bermain atau toddler (1- 3
tahun), pra sekolah (3-5 tahun), usia sekolah (5-11 tahun), hingga remaja (11- 18
tahun). Rentang ini berbeda antara anak satu dengan yang lain mengingat latar
belakang anak berbeda. Pada anak terdapat tentang perubahan pertumbuhan dan
perkembangan yaitu rentang cepat dan lambat. Dalam proses berkembang anak
memiliki ciri fisik,kognitif, konsep diri, pola koping dan perilaku sosial (Yuniarti,
2015).
pada anak usia di bawah lima tahun (balita) adalah kombinasigangguan neonatal
(bayi baru lahir kurang dari 28 hari), asfiksia dan trauma neonatal, cacat lahir
yang terjadi pada parenkim paru bersifat terlokalisir pada bronkiolus berserta
bawah umur 5 tahun dengan resiko kematian yang tinggi (Kemenkes RI, 2015).
800.000 hingga 2 juta anak meninggal dunia tiap tahun akibat bronkopneumonia.
B. Tujuan penulisan
1. Tujuan Umum Adapun tujuan umum dari penulisan ini adalah untuk
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi hasil pengkajian pada Bronkopnemonia
Bronkopnemonia
C. Metode penulisan
mengumpulkan data kemudian mencari materi/ pustaka mengenai teori pada diare
D. Sistematika Penulisan
1. BAB 1 Pendahuluan yang berisi tentang latar belakang kasus gangguan aktivitas
dan latihan, tujuan dalam pembuatan laporan kasus, metode penulisan dan
sistematika penulisan.
2. BAB II Tinjauan teori yaitu konsep dasar materi tentang gangguan kebutuhan
3. BAB III Tinjauan kasus yaitu berisi asuhan keperawatan pada By. I yangdimulai
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Pengertian Bronkopnemonia
al,2011)
Diare adalah pengeluaran feses yang tidak normal dan cair atau buang
air besar yang tidak normal dan berbentuk cair dengan frekuensi lebih
menjadi saluran nafas bagian atas, saluran nafas bagian bawah, dan
paru- paru.
Gambar 2.1
1) Hidung
osis
2) Faring
4) Epiglotis
proses menelan.
1) Trakea
2) Bronkus
Bagian
3) Bronkiolus
c. Paru-paru
lobus.
3. Etiologi
terjadi demam, batuk produktif, ronchi positif dan mual. Bila penyebaran
kuman sudah mencapai alveolus maka komplikasi yang terjadi adalah kolaps
4. Patofisiologi
percikan ludah (droplet) invasi ini dapat masuk kesaluran pernafasan atas dan
semakin sempit dan pasien dapat merasa sesak. Tidak hanya terkumpul
menginfeksi saluran cerna ketika ia terbawa oleh darah. Bakteri ini dapat
membuat flora normal dalam usus menjadi agen patogen sehingga timbul
masalah pencernaan.
dan paru dapat melalui berbagai cara, antara laininhalasi langsung dari udara,
aspirasi dari bahan-bahan yang ada di nasofaring dan orofaring serta perluasan
Kusuma, 2015).
Bila pertahanan tubuh tidak kuat maka mikroorganisme dapat melalui jalan
nafas sampai ke alveoli yang menyebabkan radang pada dinding alveoli dan
suatu proses peradangan yang meliputi empat stadium, yaitu (Bradley, 2011):
a. Stadium I/Hiperemia (4-12 jam pertama atau stadium kongesti).
permulaan yang berlangsung pada daerah baru yang terinfeksi. Hal ini
peradangan dari sel-sel mast setelah pengaktifan sel imun dan cedera
prostaglandin.
terisi oleh sel darah merah, eksudat dan fibrin yang dihasilkan oleh
cairan sehingga warna paru menjadi merah dan pada perabaan seperti
hepar, pada stadium ini udara alveoli tidak ada atau sangat minimal
Pada stadium III/hepatisasi kelabu yang terjadi sewaktu sel- seldarah putih
mengkolonisasi daerah paru yang terinfeksi. Pada saat ini endapan fibrin
sisa sel. Pada stadium ini eritrosit di alveoli mulai di reabsorbsi, lobus
mengalami kongesti.
mereda, sisa-sisa sel fibrin dan eksudat lisis dan diabsorpsioleh makrofag
5. Manifestasi Klinik
3. Anak sangat gelisah, dan adanya nyeri dada yang terasa ditusuk-tusuk,
3. Empiema
5. Atelectasis
6. Emfisema
7. Pemeriksan penunjang
2015).
8. Penatalaksanaan
a. Asuhan Keperawatan
b. Medis
2) Pemeriksaan penunjang
1. Pengkajian
1) Sistem Respirasi
banyak sekali.
serbuk gergaji).
keseluruhan.
2) Sistem Kardiovaskuler
3) Sistem Gastrointestinal
(emfisema)
Berkeringat
4) Aktifitas/istirahat
bernafas.
tinggi
Tanda : Keletihan
Gelisah/insomnia
5) Integritas ego
6) Hygiene
7) Keamanan
lingkungan.
8) Diagnosa Keperawatan
oksigen.
c. ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kebutuhan
yang berhubungan dengan toksin bakteri bau dan rasa sputum, distensi
9) Perencanaan Keperawatan
Keperawatan Hasil
nafas.
suksion
nasotrakeal.
• Gunakan alat
melakukan
tindakan.
• Anjurkan pasien
nafas dalam
setelah kateter
dikeluarkan dari
nasotrakeal.
• Monitor status
oksigen pasien.
• Ajarkan keluarga
bagaimana cara
melakukan
suksion.
• Hentikan suksion
dan
berikan oksigen
apabila pasien
menunjukkan
bradikardi,
peningkatan
saturasi O2,dll.
Airway
Management
gunakan
teknik/chinlift
bila perlu
• Posisikan pasien
untuk
memaksimalkan
ventilasi
• Identifikasi pasien
perlunya
pemasangan alat
jalan nafas
buatan
• Pasang mayo
bila perlu
• Lakukan
fisioterapi dada
jika perlu
• Keluarkan sekret
suction
• Auskultasi suara
nafas, catat
adanya suara
tambahan
• Lakukan suction
pada mayo
• Berikan
bronkodilator
bila perlu
• Berikan pelembab
udarakassa basah
naCllembab
• Mengoptimalkan
respirasi status
O2
2. Gangguan pertukaran NOC NIC
dan memaksimalkan
❖ Memelihara seperlunya
normal tambahan
• Lakukan suction
pada mayor
• Berikan
bronkodilator
bila perlu
• Berikan
pelembab udara
• Atur intake
untuk cairan
Mengoptimalkan
keseimbangan
• Monitor respirasi
dan
status O2
Respiratori
Monitoring
kedalaman, irama
dan usaha
respirasi
• Catat pergerakan
dada, amati
kesimetrisan,
penggunaan otot
tambahan, retraksi
otot
supraclavicular
dan intercostal
• Monitor suara
napas, seperti
dengkur
• Monitor pola
napas :
bradipena,
takipenia,
kussmaul,
hiperventilasi,
cheyne stokes,
biot
• Catat lokasi
trakea
• Monitor kelelahan
otot
diafragma
(gerakan
paradoksis)
• Auskultasi suara
penurunan / tidak
adanya ventilasi
dan suara
tambahan
• Tentukan
kebutuhan suction
dengan
mengauskultasi
setelah tindakan
crakles dan ronkhi
utama
• Auskultasi suara
paru setelah
tindakan untuk
mengetahui
hasilnya.
❖ Mampu untuk
mengidentifikasi meningkatkan
menelan mengandung
• Berikan makanan
yang
terpilih(sudah
dikonsultasikan
• Ajarkan pasien
bagaimana
membuat catatan
makanan harian
• Monitor jumlah
nutrisi dan
kandungan kalori
• Kaji kemampuan
pasien untuk
mendapatkan
nutrisi yang
dibutuhkan
Nutrition Monitoring
• BB pasien dalam
batas normal
• Monitor adanya
penurunan berat
badan
jumlah aktivitas
yang biasa
dilakukan
• Monitor interaksi
anakatau
orangtua
selama makan
• Monitor
lingkungan
selama makan
• Jadwalkan
pengobatan dan
tindakan tidak
selama jam
makan
• Monitor kulit
kering dan
perubahan
pigmentasi
• Monitor turgor
kulit
• Monitor
kekeringan,
rambut kusam,
dan muntah
• Monitor kadar
albumin,total
kadar Ht
• Monitor
pertumbuhan
dan
perkembangan
• Monitor pucat,
kemerahan, dan
kekeringan
jaringan
konjungtiva
• Monitor kalori
• Catat adanya
edema, hiperemik,
hipertorik papila
oral
• Catat jika lidah
berwarna
magenta scarlet
insufisiensi O2 untuk
conservation • Kolaborasikan
dan RR untuk
❖ Energy psikomotor
❖ Level kelemahan sesuai dengan
kardiopulmonari mengidentifikasi
• Bantu untuk
mendapatkan alat
bantuan
aktivitas seperti
• Bantu untuk
mengidentifikasi
aktivitas yang
disukai
membuat
jadwal latihan di
waktu luang
• Bantu
pasien/keluarga
untuk
mengidentifikasi
kekurangan dlam
beraktivitas
• Bantu pasien
untuk
mengembangkan
diri dan
penguatan
• Monitor respon
fisik, emosi,
social fan
spiritual
5. Resiko NOC NIC
normal (kelembaban
makanan/cairan
dan hitung intake
kalori harian
• Kolaborasikan
pemberian
cairan IV
• Monitor status
nutrisi
• Berikan cairan IV
• Dorong masukan
oral
• Berikan
penggantian
nasogastrik
sesuai output
• Dorong keluarga
untuk membantu
pasien makan
• Tawarkan snack
segar)
• Kolaborasi dokter
jika tandacairan
berlebih
muncul
memburuk
• Atur
kemungkinan
transfusi
• Persiapkan
untuk transfusi
Hypovolemik
Management
• Monitor status
cairn termasuk
cairan
• Pelihara IV line
• Monitor tingkat
Hb dan
hematokrit
• Monitor tanda
vital
• Monitor respon
pasien terhadap
penambahan
cairan
• Monitor berat
badan
• Dorong pasien
untuk menambah
intake oral
• Pemberian cairan
IV
monitor adanya
kelebihan volume
cairan
• Monitor adanya
tanda gagal
ginjal
10) Implementasi Keperawatan
KASUS
Dikirim oleh : IGD Diantar oleh : Cara masuk RS : Informasi didapat dari :
Orangtua Menggunakan Orang tua
kursi roda
Keluhan Utama:
Ayah pasien mengatakan anaknya ada demam batuk pilek sejak 3 hari yang lalu, batuk di sertai dahak
warna putih kental terdengar suara nafas ronchi di kedua lapang paru RR : 40x/menit nyeri di rasakan pada
saat bangun dari tidur dan nyeri berkurang jika ia tidur
Objektif :
Keadaan umum : sakit ringan sakit sedang sakit berat
Kesadaran : AVPU Alert Verbal Pain Unrespon
Tanda-tanda Vital
Suhu 38 C Nadi :120x/mnt Pernapasan 40 x/mnt
TD : (Tidak terkaji)
Nyeri : Tidak ada Ada Skala = 0/10
Riwayat alergi
Tidak ada alergi obat dan
makanan
5 5
5 5
Gemetar: Ada Tidak ada Respon
terhadap nyeri : ya tidakTangisan :
merintih kurang kuat
□ kuat melengking
Kejang : tidak ya, durasi ....................... menit
Status neurologis: Tidak ada
Glasgow Coma Scale : 15 E:4 V:5 M:6
Tanda rangsang meningeal:
Kaku kuduk: +
Kerning: +
Brudzinski I: +
Brudzinski II: +
Nervus kranialis:
Refleks fisiologis:
Achiles: +
Patella: + Biceps:
+
Triceps: +
Refleks patologis:
Babinski: +
Refleks – refleks :
Sucking (Mengisap) Grasping (Menggenggam) Walking
Rooting (Mencari) Tonic Neck (Tonus Otot Leher) Babinski
Morro (Memeluk) Startle (Kaget) Galan’t (Inkurvasi Badan)
Kepala :
□ Normal Hidrosefalus Mikrosefalus Ubun-ubun :
Datar Cekung Cembung
□ sakit kepala vertigo
Lingkar kepala 48 cm
□ Mata :
Bentuk : bulat Warna : hitam
□ Nistagmus Perdarahan Strabismus
Pupil : Isokor An-isokor Dilatasi
Reaksi terhadap cahaya : Ada Tidak ada
Lain- lain: tidak ada
1. PERTUKARAN GAS
Napas spontan : ya tidak, apnea ...................... mnt
RR : 40x/mnt teratur tidak teratur
Sesak : ya tidak takipnea
□ retraksi sianosis napas dgn cuping hidung
□ grunting
Suara napas : vesikuler bronkovesikuler
□ rales ronkhi wheezing
Batuk : tidak ya kering
□ berlendir, konsistensi kental warna putih
Oksigen : tidak pakai, SaO2 97 % Metode :
nasal head box
Alat bantu napas :
□ ETT CPAP NCPAP Ventilator
Hasil analisa gas darah :
□ Asidosis respiratorik Alkalosis respiratorik
Lain-lain : Tidak ada
2. KARDIO VASKULER
Bentuk dada:
Bunyi jantung : Normal Murmur
□ Takikardia Bradikardia Frekuensi ……x/mt
Tekanan darah : Tidak terkaji
Pengisian kembali kapiler 1 detik
Sianosis : ya tidak
Perdarahan : tidak ya, jumlah ....................... ml
Pucat : Tidak ya
Clubbing finger: Ada Tidak ada
3. SUHU
Suhu tubuh : 38 C
Suhu kulit : panas hangat dingin
Warna kulit : kemerahan pucat ikterus
□ cutis mermorata
Lain-lain : ayah pasien mengatakan demam 3 hari yang lalu
5. MUSKULOSKELETAL
Postur tubuh : normal tidak normal
Berjalan : normal tidak normal
Kepala dan leher :
Gerakan normal tidak normal
Pembesaran kelenjar limfe : ya tidak
Ekstremitas (tangan dan kaki)
Panjang kanan & kiri : sama tidak samaJumlah jari
kanan & kiri : sama tidak samaPolidaktili : ya
tidak
Syndactili : ya tidak
Gerakan ektremitas: aktif simetris asimetris Lain-
lain Tidak ada
Tulang belakang :
□ Lurus Kiposis Skoliosis
Spina bifida : tidak ya, utuh / rupture
Lain-lain Tidak ada
Pemeriksaan Resiko Jatuh ”HUMPTY DUMPTY”
PARAMETER KRITERIA NILAI SKOR
Usia < 3 tahun 4 4
3 – 7 tahun 3
7 – 13 tahun 2
≥ 13 tahun 1
Jenis kelamin Laki – laki 2 1
Perempuan 1
Diagnosis Diagnosis neurologi 4 3
Perubahan oksigenasi (diagnosis respiratorik, dehidrasi, anemia,
3
anoreksia, sinkop, pusing, dsb)
Gangguan perilaku / psikiatri 2
Diagnosis lainnya 1
Gangguan Tidak menyadari keterbatasan dirinya 3 3
kognitif Lupa akan adanya keterbatasan 2
Orientasi baik terhadap diri sendiri 1
Faktor Riwayat jatuh / bayi diletakkan di tempat tidur dewasa 4 2
lingkungan Pasien menggunakan alat bantu / bayi diletakkan dalam tempattidur
3
bayi / perabot rumah
Pasien diletakkan di tempat tidur 2
Area di luar rumah sakit 1
Pembedahan Dalam 24 jam 3 1
/sedasi/ Dalam 48 jam 2
anesthesi >48 jam atau tidak menjalani pembedahan / sedasi / anasthesi 1
Penggunaan Penggunaan multipel: sedatif, obat hipnotis, barbiturat, fenotiazin, 1
3
medikamentosa antidepresan, pencahar, diuretik, narkose
Penggunaan salah satu obat diatas 2
Penggunaan medikasi lainnya/tidak ada medikasi 1
Jumlah Skor Humpty Dumpty 16
Skor asesment risiko jatuh : ( Skor minimum 7, skor maksimum 23 )Skor 7
– 11 : Risiko rendah Skor ≥12 : Risiko tinggi
6. INTEGUMEN
Warna kulit:
Ptekie: Ada Tidak ada
Memar: Ada Tidak ada
Perdarahan dari membran mukosa/luka suntikan/ fungsi vena: Ada Tidak ada
Luka: Ada Tidak ada
Jenis luka: Terbuka Tertutup Luka bakar
Penyebab luka: Tumpul Tajam
Grade luka: tidak ada
Letak luka: tidak ada
Jenis perawatan luka:tidak ada
Frekuensi perawatan luka: tidak ada
7. KEBERSIHAN PERORANGAN
Rambut : bersih kotor bau
Mata : Sekret ya tidak
Telinga : bersih kotor
Hidung : Sekret ya tidak
Kulit : bersih kotor utuh rash
bullae pustule ptechiae lesi
kering nekrosis Lain-lain………
phlebitis
Genetalia perempuan :
Vagina : bersih kotor
Menstruasi : ya tidak
Pemasangan kateter : ya tidak
Genetalia laki-laki :
Preputium : bersih tidak Phimosis
Hipospadia : ya tidak
Skrotum : Testis kanan/kiri ya tidak
Pemasangan kateter : ya tidak
Lain-lain : Tidak ada
8. PENGOBATAN
Obat-obatan yang diberikan :
- Fluimucyl 5mL (P.O)
- Cefspan syr 2x2,5mL (P.O)
- Cefotaxime 3x350mg (IV)
- Bisolvon 7tetes + velutine plus 0,5 + flixotide ½ amp (Inhalation)
- Eterfix infus 3xsehari 100mg (IV)
Hasil pemeriksaan penunjang :
Harapan klien/keluarga terhadap keperawatan dan pengobatan saat ini : Anak bisa kembali sehat dan bisapulang
kerumah
Interaksi orangtua-anak :
Kebiasaan anak :
• Mencuci tangan : ya tidak
• Sarapan pagi : ya tidak
• Senang jajan : ya tidak
• membawa bekal makanan dari rumah : ya tidak
• lain-lain Tidak ada
1. KEPERCAYAAN / AGAMA
Aturan dalam agama yang mempengaruhi kesehatan dalam hal :
□ Diet: tidak ada
□ Pengobatan: tidak ada
□ Lain-lain: Tidak ada
PENGORGANISASIAN DATA
Risiko jatuh
2. Observasi : Ishak
1. Monitor suhu tubuh
H: Suhu 380C
Terapeutik :
1. Longgarkan atau lepaskan pakaian
,ganti linen setiap hari lebih sering jika
mengalami hiperhidrosis (keringat berlebih)
H: Pasien tampak segar
Edukasi :
1. Anjurkan tirah baring
H: Ibu melakukan tirah baring kepada
anak
Kolaborasi:
1. Kolaborasi pemberian cairan dan
elektrolit intravena
H: Terpasang infus Tridex 27B 20
ml/jam
3. Observasi : Ishak
1. Identifikasi risiko jatuh setidaknya
sekali setiap shift atau sesuai dengan
kebijakan institusi
H: Anak terpasang gelang dengan
identifikasi berwarna kuning
2. Hitung risiko jatuh dengan
menggunakan skala (Humpty Dumpty)H:
Nilai humpty dumpty 16 Terapeutik :
1. Orientasikan ruangan pada pasien
dan keluarga
H: Ibu mengerti apa yang sudah
dijelaskan
2. Pasang handrall tempat tidur
H: Handrall dengan keadaan terkunci
Edukasi :
1. Ajarkan cara menggunakan bel
pemanggil untuk memanggil perawat
H: Ibu menggunakan bel pemanggil jika
memerlukan sesuatu dari perawat
2. Observasi : Ishak
1. Monitor suhu tubuh
H: Suhu 37,30C
Terapeutik :
1. Longgarkan atau lepaskan pakaian
,ganti linen setiap hari lebih sering jika
mengalami hiperhidrosis (keringat berlebih)
H: Pasien tampak segar
Edukasi :
1. Anjurkan tirah baring
H: Ibu melakukan tirah baring kepada
anak
Kolaborasi:
1. Kolaborasi pemberian cairan dan
elektrolit intravena
H: Terpasang infus Tridex 27B 20
ml/jam
3. Observasi : Joanna
1. Identifikasi risiko jatuh setidaknya
sekali setiap shift atau sesuai dengan
kebijakan institusi
H: Anak terpasang gelang dengan
identifikasi berwarna kuning
2. Hitung risiko jatuh dengan
menggunakan skala (Humpty Dumpty)H:
Nilai humpty dumpty 16 Terapeutik :
1. Orientasikan ruangan pada pasien
dan keluarga
H: Ibu mengerti apa yang sudah
dijelaskan
2. Pasang handrall tempat tidur
H: Handrall dengan keadaan terkunci
Edukasi :
1. Ajarkan cara menggunakan bel
pemanggil untuk memanggil perawatH:
Ibu menggunakan bel pemanggil jika
memerlukan sesuatu dari perawat
2. Observasi : Ishak
1. Monitor suhu tubuh
H: Suhu 36,70C
Terapeutik :
1. Longgarkan atau lepaskan pakaian
,ganti linen setiap hari lebih sering jika
mengalami hiperhidrosis (keringat berlebih)
H: Pasien tampak segar
Edukasi :
1. Anjurkan tirah baring
H: Ibu melakukan tirah baring kepada
anak
Kolaborasi:
1. Kolaborasi pemberian cairan dan
elektrolit intravena
H: Terpasang infus Tridex 27B 20
ml/jam
3. Observasi : Ishak
1. Identifikasi risiko jatuh setidaknya
sekali setiap shift atau sesuai dengan
kebijakan institusi
H: Anak terpasang gelang dengan
identifikasi berwarna kuning
2. Hitung risiko jatuh dengan
menggunakan skala (Humpty Dumpty)H:
Nilai humpty dumpty 16 Terapeutik :
1. Orientasikan ruangan pada pasien
dan keluarga
H: Ibu mengerti apa yang sudah
dijelaskan
2. Pasang handrall tempat tidur
H: Handrall dengan keadaan terkunci
Edukasi :
1. Ajarkan cara menggunakan bel
pemanggil untuk memanggil perawatH:
Ibu menggunakan bel pemanggil jika
memerlukan sesuatu dari perawat
V. EVALUASI KEPERAWATAN
Tanggal No. EVALUASI (SOAP) Nama jelas
DK dan TTD
22-01- 1. S : Ibu klien mengatakan anak batuk Ishak
2023 sudah seminggu, dan ada dahak yang
sulit untuk dikeluarkan
O:
- KU tampak sakit sedang,
gerakan aktif, anak menangis
kuat, akral teraba panas, HDFS
Risiko Tinggi (Nilai humpty
dumpty 16), terpasanginfus
Tridex 27B 20ml/jam
- Melakukan suction : Suara nafas
terdengar ronkhi, sputum kental
berwarna putih
- Hasil pemeriksaan CR-ThoraxAP
supine mencurigai adanya
hiperreactive bronchus disertaiBP
bilateral kanan
A : Masalah belum teratasiP :
Intervensi dilanjutkan
2. S : Ibu klien mengatakan anak demam Ishak
dari tanggal 8 januari 2023
O:
- KU tampak sakit sedang,
gerakan aktif, anak menangis
kuat, akral teraba panas, HDFS
Risiko Tinggi (Nilai humpty
dumpty 16)
- Memeriksa TTV :
Suhu : 38OC
Nadi : 104x/menit
RR : 23x/menit
SPO2 : 97%
- Leukosit : H : 23.80A
: Masalah belum teratasi P :
Intervensi dilanjutkan
O:
- KU tampak sakit sedang,
gerakan aktif, anak menangis
kuat, akral teraba panas,
HDFS Risiko Tinggi (Nilai
humpty dumpty 16), terpasang
infus Tridex 27B 20ml/jam
- Melakukan suction : Suara nafas
terdengar ronkhi, sputum encer
berwarna putih
A : Masalah teratasi sebagianP :
Intervensi dilanjutkan
2. S : Ibu klien mengatakan anak sudah Ishak
sedikit membaik, badan anak sudah
tidak panas lagi
O:
- KU tampak sakit sedang,
gerakan aktif, anak menangis
kuat, akral teraba panas, HDFS
Risiko Tinggi (Nilai humpty
dumpty 16)
- Memeriksa TTV :
Suhu : 36,7OC
Nadi : 102x/menit
RR : 22x/menit
SPO2 : 97%
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
PEMBAHASAN
Pada pembahasan kasus ini penulis akan membahas tentang adanya kesesuaian
maupun kesenjangan antara teori dan hasil asuhan keperawatan pada pasien dengan kasus
Bronkopnemonia pada ANP..I di ruang Irene 3 RS Santo Borromeus yang di lakukan pada
tanggal 22 Januari sampai 24 Januari 2023, yaitudengan teknik anamnesa atau wawancara
secara langsung pada pasien, keluarga dan perawat. Selain itu penulis menggunakan
dokumentasi catatan keperawatan, rekam medis, hasil pemeriksaan penunjang seperti hasil
laboratorium dan hasil CTScan kepala. Pembahasan ini akan di bahas sesuai dengan proses
dan evaluasi. Pengkajian merupakan langkah pertama dari proses keperawatan dengan
mengumpulkan data-data yang akurat dari klien sehingga dapat diketahui berbagai
menilai akhir dari seluruh keperawatan yang telah dilakukan selama tiga hari yaitu dari
tanggal 22 Januari 2023 sampai dengan 24 Januari 2023. Dari hasil evaluasi akhir yang
dilakukan penulis pada tanggal 24 Januari 2023, maka didapatkan hasil masalah teratasi
sebagian :
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sekresi yang tertahan ditandai
2. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit ditandai dengan kulit terasa panas,
ibu klien mengatakan bahwa anak sudah tidak panas lagi, tampak suhubadan 36,7oC
3. Risiko jatuh ditandai dengan usia ≤ 2 tahun, ibu klien mengatkan anakbedrest, tampak
mobilisasi bedrest.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada bab ini setelah melaksanakan penerapan keperawatan pada ANP. I dengan
dialami oleh klien tersebut, maka penulis akan menuliskan beberapa kesimpulan dan
saran dalam peningkatan pelayanan asuhan keperawatan khususnya pada klien dengan
dan evaluasi keperawatan pada ANP.I berdasarkan pada proses keperawatan yang telah
disusun.
keluarga klien yang kooperatif dan terbuka untuk setiap tindakan asuhan keperawatan
yang diberikan, serta adanya dukungan dari semua pihak diantaranya para perawat,
dokter ruangan adapun faktor penghambat yang dirasakan penulis seperti keterbatasan
waktu dalam melakukan asuhan keperawatan selama 24 jam sehingga observasi kepada
intervensi yang telah direncanakan yang terdiri dari diagnostik, teraupetik, edukatif, dan
1. Bagi klien dan keluarga, untuk lebih meningkatkan pengetahuan klien dan
banyak membaca artikel maupun informasi dengan berbagai media atau cara
kesehatan klien diharapkan kerja sama dengan sesama tim kesehatan semakin
ditingkatkan.
4. Bagi institusi, laporan tugas akhir asuhan keperawatan pada klien ANP..I dengan
Tujuan dilakukannya suction yaitu untuk menghilangkan sekret yang menyumbat jalan
Dampak bila tidak dilakukan suction adalah klien akan susah mengeluarkan sekret
yang terakumulasi dan menganggu saluran napas, dan metode batuk menjadi tidak
efektif dimana jika dilakukan maka klien akan menghemat energisehingga tidak mudah
Ayah mengatakan bahwa anak batuk sudah 3 hari yang llalu, demam sudah 2 hari
dengan suhu 38OC, awalnya hanya batuk ringan dan tidak berdahak, tetapi semakin
dahak sulit untuk dikeluarkan. Batuk terasa pada saat beraktivitas dantidak terasa pada
ruangan : Irene 3
• Bak instrument
• Mesin suction
• Tisu wajah
• Kasa steril
• Stetoskop
Evaluasi tindakan :
7. Menurut Anda, peran yang sebaiknya Anda lakukan sebagai perawat lulusan S 1
Sebagai perawat peran yang harus dilakukan adalah memberikan edukasi dan
informasi mengenai penyakit yang klien derita hal ini dilakukan untuk menambah
Bradley J.S., Byington C.L., Shah S.S., Alverson B., Carter E.R., Harrison C.,Kaplan
S.L., Mace S.E., Jr G.H.M., Moore M.R., Peter S.D.S., Stockwell J.A.and Swanson
Children Older Than 3 Months of Age : Clinical Practice Guidelines by the Pediatric
Infectious Diseases Society and the Infectious Diseases Society of America, Clinical
Tim Pokja SDKI PPNI, 2017, Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia, edisi 1
Indonesia.
Tim Pokja SLKI PPNI, 2017, Standar Luaran Keperawatan Indonesia, edisi 1cetakan
cetakan II, Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Vivian Nanny Lia, Dewi 2013. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita.Jakarta:
Salemba Medika.
Republik Indonesia.
Yuniarti, Sri. (2015). Asuhan Tumbuh Kembang Neonatus Bayi: Balita dan Anak