Anda di halaman 1dari 74

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANP. I 1 TAHUN 9 BULAN DENGAN


DIAGNOSA BRONKOPNEOMONIA DI IREN 3 KAMAR 8 BAD 1

ISHAK LUTA NDAPA KAMANG


30190122036

PROGAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SANTO BORROMEUS
PADALARANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, kerena atas berkat

rahmatNya sehingga laporan kasus “Asuhan Keperawatan Pada ANP. I 1tahun 9 bulan,

Dengan diagnosa Bronkopnemonia di Rumah Sakit Santo Borromeus” dapat terselesaikan

tepat waktu. Adapun maksud dari penyusunan laporan kasus iniadalah untuk memenuhi

tugas Keperawatan Anak di STIKes SantoBorromeus. Dalam penyusunan laporan kasus

ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan secara langsung maupun tidak langsung. Karena

itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Linda Sari Barus., M.Kep., Ns. SP. Kep An selaku koordinator mata ajar kepewatan

anak.

Saya menyadari bahwa dalam menyusun laporan ini masih jauh dari sempurna,untuk

itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna

perbaikan. Akhir kata saya ucapkan terima kasih.

Bandung, 30 Januari 2023

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sehat adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental dan sosial

serta tidak hanya bebas dari penyakit dan kelemahan yang memiliki ciri

diantaranya memiliki kemampuan merefleksikan perhatian individu sebagai

manusia, memiliki pandangan terhadap sehat dalam konteks lingkungan baik

secara internal maupun eksternal dan memiliki hidup yangkreatif dan produktif

(Yuliastati & Arnis, 2016).

Anak merupakan individu yang berada dalam suatu rentang perubahan dan

perkembangan yang dimulai dari bayi (0-1 tahun), usia bermain atau toddler (1- 3

tahun), pra sekolah (3-5 tahun), usia sekolah (5-11 tahun), hingga remaja (11- 18

tahun). Rentang ini berbeda antara anak satu dengan yang lain mengingat latar

belakang anak berbeda. Pada anak terdapat tentang perubahan pertumbuhan dan

perkembangan yaitu rentang cepat dan lambat. Dalam proses berkembang anak

memiliki ciri fisik,kognitif, konsep diri, pola koping dan perilaku sosial (Yuniarti,

2015).

Menurut (Jayani 2018), penyakit penyebab kematian terbanyak yangterjadi

pada anak usia di bawah lima tahun (balita) adalah kombinasigangguan neonatal

(bayi baru lahir kurang dari 28 hari), asfiksia dan trauma neonatal, cacat lahir

bawaan, diare, malaria, meningtis, kekurangan gizi, hingga infeksi

pernapasan.Terjadinya pneumonia pada anak sering kali


bersamaan dengan terjadinya proses infeksi akut pada bronkus yang disebutdengan

bronkopneumonia (Kholisah et al, 2015).

Bronkopneumonia adalah istilah medis yang digunakan untuk menyatakan

peradangan yang terjadi pada dinding bronkiolus dan jaringanparu di sekitarnya.

Brokopeumonia dapat disebut sebagai pneumonia lobularis karena peradangan

yang terjadi pada parenkim paru bersifat terlokalisir pada bronkiolus berserta

alveolus di sekitarnya (Muhlisin, 2017). Insiden penyakit bronkopneumonia pada

negara berkembang termasuk Indonesia hampir 30% terjadi pada anak-anak di

bawah umur 5 tahun dengan resiko kematian yang tinggi (Kemenkes RI, 2015).

Menurut laporan World Health Organization (WHO), sekitar

800.000 hingga 2 juta anak meninggal dunia tiap tahun akibat bronkopneumonia.

Bahkan United Nations Children’s Fund (UNICEF) dan WHO menyebutkan

bronkopneumonia sebagai kematian tertinggi anak balita, melebihi penyakit-

penyakit lain seperti campak, malaria serta Acquired Immunodeficiency Syndrome

(AIDS). Pada tahun 2017 bronkopneumonia setidaknya membunuh 808.694 anak

di bawah usia 5 tahun (WHO, 2019).

B. Tujuan penulisan

1. Tujuan Umum Adapun tujuan umum dari penulisan ini adalah untuk

memberikan gambaran pelaksanaan asuhan keperawatan pada

Dbronkopnemonia melalui pendekatan proses keperawatan.

2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi hasil pengkajian pada Bronkopnemonia

b. Mengidentifikasi diagnosis keperawatan Pada Bronkopnemonia

c. Menyusun perencanaan keperawatan Pada ibu dengan

Bronkopnemonia

d. Melaksanakan intervensi keperawatan Pada Bronkopnemonia

e. Mengevaluasi asuhan keperawatan pada Bronkopnemonia

C. Metode penulisan

Metode penulisan laporan kasus Bronkopnemonia dari metode observasi

di lapangan lahan praktik Rumah sakit, pengkajian pada pasien untuk

mengumpulkan data kemudian mencari materi/ pustaka mengenai teori pada diare

anak sebagai bahan acuan pembuatan laporan mengenai kasus diare.

D. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan dalam penulisan Laporan Kasus pada By. I dengan

Bronkopnemonia maka penulis membuat sistematika penulisan sebagaiberikut :

1. BAB 1 Pendahuluan yang berisi tentang latar belakang kasus gangguan aktivitas

dan latihan, tujuan dalam pembuatan laporan kasus, metode penulisan dan

sistematika penulisan.

2. BAB II Tinjauan teori yaitu konsep dasar materi tentang gangguan kebutuhan

aktivtas dan latihan

3. BAB III Tinjauan kasus yaitu berisi asuhan keperawatan pada By. I yangdimulai

dengan pengkajian sampai evaluasi 3 hari


4. BAB IV Pembahasan

5. BAB V Penutup berisi Kesimpulan dan saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Medis Bronkopneumonia

1. Pengertian Bronkopnemonia

Bronkopnemonia disebut juga pnemonia lobularis yaitu suatu

peradangan pada parenkim paru yang terlokalisir mengenai alveolus

disekitarnya yang disebabkan oleh berbagai macam etiologi sepertibakteri,

virus, jamur, dan benda-benda asing, (Muhlisin, 2017).Bronkopnemonia

adalah peradangan pada parenkim paru yang melibatkan bronkus atau

bronkiolus yang berupa distribusi berbentuk bercak-bercak (patchy

distribution). Pnemoniamerupakan penyakit peradangan akut pada paru

yang disebabkan oleh infeksi mikroorganisme dan sebagian kecil

disebabkan oleh penyebab non infeksi yang akan menimbulkan

konsolidasi jaringanparu dan gangguan pertukaran gas setempat (Bradly et

al,2011)

Diare adalah pengeluaran feses yang tidak normal dan cair atau buang

air besar yang tidak normal dan berbentuk cair dengan frekuensi lebih

banyak dari biasanya (Vivian, 2013). Diare merupakan suatu keadaan

pengeluaran tinja yang tidak normal atautidak seperti biasanya, ditandai

dengan peningkatan volume, keenceran ,serta frekuensi nya lebih dari 3

kali sehari (Hidayat, 2015).


2. Anatomi Fisiologi

Menurut Syaifuddin (2016) secara umum sistem respirasi dibagi

menjadi saluran nafas bagian atas, saluran nafas bagian bawah, dan

paru- paru.

a. Saluran pernapasan bagian atas

Saluran pernapasan bagian atas berfungsi menyaring,

menghangatkan, dan melembapkan udara yang terhirup. Saluran

pernapasan ini terdiri atas sebagai berikut :

Gambar 2.1

Anatomi Fisiologi Sistem Pernapasan

Sumber : (Syaifuddin, 2016)


Gambar 2.2

Anatomi Fisiologi Pernapasan Atas

Sumber : (Syaifuddin, 2016)

1) Hidung

Hidung (nasal) merupakan organ tubuh yang

berfungsi sebagai alat pernapasan (respirasi)

dan indra penciuman (pembau). Bentuk dan

struktur hidung menyerupai piramid atau

kerucut dengan alasnya pada prosesus

palatinus osis maksilaris dan pars horizontal

osis

2) Faring

Faring (tekak) adalah suatu saluran otot

selaput kedudukannya tegak lurus antara basis

kranii dan vertebrae servikalis VI.


3) Laring (Tenggorokan)

Laring merupakan saluran pernapasan setelah

faring yang terdiri atas bagian dari tulang

rawan yang diikat bersama ligamen dan

membran, terdiri atas dua lamina yang

bersambung di garis tengah.

4) Epiglotis

Epiglotis merupakan katup tulang rawan yang

bertugas membantumenutup laring pada saat

proses menelan.

b. Saluran pernapasan bagian bawah Saluran

pernapasan bagian bawah

berfungsi mengalirkan udaradan memproduksi

surfaktan, saluran ini terdiriatas sebagai berikut:

1) Trakea

Trakea atau disebut sebagai batang

tenggorok, memiliki panjang kurang lebih

sembilan sentimeter yang dimulai dari laring

sampai kira-kira ketinggian vertebra torakalis

kelima. Trakea tersusun


atas enam belas sampai dua puluh lingkaran

tidak lengkap berupa cincin, dilapisi selaput

lendir yang terdiri atasepitelium bersilia yang

dapat mengeluarkan debu atau benda asing.

2) Bronkus

Bronkus merupakan bentuk percabangan atau

kelanjutan dari trakea yang terdiri atas dua

percabangan kanan dan kiri.

Bagian

kanan lebih pendek dan lebar yangdaripada

bagian kiri yang memiliki tiga lobus atas,

tengah, dan bawah, sedangkan bronkus kiri

lebih panjang dari bagiankanan yang berjalan

dari lobus atas dan bawah.

3) Bronkiolus

Bronkiolus merupakan percabangan setelah bronkus.

c. Paru-paru

Paru merupakan organ utama dalam

sistem pernapasan. Paru terletak dalam rongga

toraks setinggi tulang selangka sampai dengan

diafragma. Paru terdiri atas


beberapa lobus yang diselaputi oleh pleura

parietalis dan pleura viseralis, serta dilindungi

oleh cairan pleura yang berisi cairan surfaktan.

Paru kanan terdiri dari tiga lobus dan paru kiridua

lobus.

Paru sebagai alat pernapasan terdiriatas

dua bagian, yaitu paru kanan dan kiri. Pada

bagian tengah organ ini terdapat organ jantung

beserta pembuluh darah yang berbentuk yang

bagian puncak disebut apeks. Paru memiliki

jaringan yang bersifat elastis berpori, serta

berfungsi sebagi tempat pertukaran gas oksigen

dan karbon dioksida yang dinamakan alveolus.

3. Etiologi

Menurut Nurarif & Kusuma (2015) secara umum

bronkopneumonia diakibatkan penurunan mekanisme

pertahanan tubuh terhadap virulensi organisme patogen.

Orang normal dan sehat memiliki mekanisme pertahanan

tubuh terhadap organ pernafasan yang terdiri atas reflek

glotis dan batuk, adanya lapisan mukus, gerakan silia yang

menggerakkan kuman keluar dari organ dan sekresi


humoral setempat.

Timbulnya bronkopneumonia disebabkan oleh

bakteri virus dan jamur, antara lain :

a. Bakteri : Streptococcus, Staphylococcus, H. Influenzae, Klebsiella

b. Virus : Legionella Pneumoniae

c. Jamur : Aspergillus Spesies, Candida Albicans

d. Aspirasi makanan, sekresi orofaringeal atau isi lambung kedalam paru

e. Terjadi karena kongesti paru yang lama

Bronkopneumonia merupakan infeksi sekunder yang biasanya

disebabkan oleh virus penyebab Bronkopneumonia yang masuk ke

saluranpernafasan sehingga terjadi peradangan bronkus dan alveolus.

Inflamasi bronkus ini ditandai dengan adanya penumpukan sekret,sehingga

terjadi demam, batuk produktif, ronchi positif dan mual. Bila penyebaran

kuman sudah mencapai alveolus maka komplikasi yang terjadi adalah kolaps

alveoli, fibrosis, emfisema dan atelektasis.

4. Patofisiologi

Sebagian besar penyebab dari bronkopneumonia ialah

mikroorganisme (jamur, bakteri, virus) awalnya mikroorganisme masukmelalui

percikan ludah (droplet) invasi ini dapat masuk kesaluran pernafasan atas dan

menimbulkan reaksi imonologis dari tubuh. reaksi ini menyebabkan

peradangan, dimana ketika terjadi peradangan ini tubuh menyesuaikan diri

maka timbulah gejala demam pada penderita.

Reaksi peradangan ini dapat menimbulkan sekret, semakin


lama sekret semakin menumpuk di bronkus maka aliran bronkus menjadi

semakin sempit dan pasien dapat merasa sesak. Tidak hanya terkumpul

dibronkus lama-kelamaan sekret dapat sampai ke alveolus paru dan

mengganggu sistem pertukaran gas di paru.

Tidak hanya menginfeksi saluran nafas, bakteri ini juga dapat

menginfeksi saluran cerna ketika ia terbawa oleh darah. Bakteri ini dapat

membuat flora normal dalam usus menjadi agen patogen sehingga timbul

masalah pencernaan.

Dalam keadaan sehat, pada paru tidak akan terjadi pertumbuhan

mikroorganisme, keadaan ini disebabkan adanya mekanisme pertahananparu.

Terdapatnya bakteri didalam paru menunjukkan adanya gangguandaya tahan

tubuh, sehingga mikroorganisme dapat berkembang biak dan mengakibatkan

timbulnya infeksi penyakit. Masuknya mikroorganismeke dalam saluran nafas

dan paru dapat melalui berbagai cara, antara laininhalasi langsung dari udara,

aspirasi dari bahan-bahan yang ada di nasofaring dan orofaring serta perluasan

langsung dari tempat-tempat lain, penyebaran secara hematogen (Nurarif &

Kusuma, 2015).

Bila pertahanan tubuh tidak kuat maka mikroorganisme dapat melalui jalan

nafas sampai ke alveoli yang menyebabkan radang pada dinding alveoli dan

jaringan sekitarnya. Setelah itu mikroorganisme tiba di alveoli membentuk

suatu proses peradangan yang meliputi empat stadium, yaitu (Bradley, 2011):
a. Stadium I/Hiperemia (4-12 jam pertama atau stadium kongesti).

Pada stadium I, disebut hiperemia karena mengacu pada responperadangan

permulaan yang berlangsung pada daerah baru yang terinfeksi. Hal ini

ditandai dengan peningkatan aliran darah dan permeabilitas kapiler di

tempat infeksi. Hiperemia ini terjadi akibat pelepasan mediator-mediator

peradangan dari sel-sel mast setelah pengaktifan sel imun dan cedera

jaringan. Mediator-mediator tersebut mencakup histamin dan

prostaglandin.

b. Stadium II/Hepatisasi Merah (48 jam berikutnya)

Pada stadium II, disebut hepatitis merah karena terjadi sewaktualveolus

terisi oleh sel darah merah, eksudat dan fibrin yang dihasilkan oleh

penjamu (host) sebagai bagian dari reaksi peradangan. Lobus yangterkena

menjadi padat oleh karena adanya penumpukan leukosit, eritrosit dan

cairan sehingga warna paru menjadi merah dan pada perabaan seperti

hepar, pada stadium ini udara alveoli tidak ada atau sangat minimal

sehingga orang dewasa akan bertambah sesak, stadium ini berlangsung

sangat singkat, yaitu selama 48 jam.

c. Stadium III/ Hepatisasi Kelabu (3-8 hari berikutnya)

Pada stadium III/hepatisasi kelabu yang terjadi sewaktu sel- seldarah putih

mengkolonisasi daerah paru yang terinfeksi. Pada saat ini endapan fibrin

terakumulasi di seluruh daerah yang cedera dan terjadi fagositosis sisa-

sisa sel. Pada stadium ini eritrosit di alveoli mulai di reabsorbsi, lobus

masih tetap padat karena berisi fibrin dan leukosit,


warna merah menjadi pucat kelabu dan kapiler darah tidak lagi

mengalami kongesti.

d. Stadium IV/Resolusi (7-11 hari berikutnya)

Pada stadium IV/resolusi yang terjadi sewaktu respon imun danperadangan

mereda, sisa-sisa sel fibrin dan eksudat lisis dan diabsorpsioleh makrofag

sehingga jaringan kembali ke strukturnya semula.

5. Manifestasi Klinik

Manifestasi klinis yang muncul pada penderita bronkopnemonia menurut

(Nurarif dan Kusuma, 2013) ialah :

1. Biasanya didahului infeksi traktus respiratori bagian atas

2. Demam (39-40O) kadang-kadang disertai kejang karena demam yangtinggi

3. Anak sangat gelisah, dan adanya nyeri dada yang terasa ditusuk-tusuk,

yang dicetuskan saat bernafas dan batuk

4. Pernafasan cepat dan dangkal disertai pernafasan cuping hidung dan

sianosis sekitar hidung dan sianosis sekitar hidung dan mulut

5. Kadang-kadang disertai muntah dan diare

6. Adanya bunyi tambahan pernafasan seperti ronchi, wheezing

7. Rasa lelah akibat reaksi peradangan dan hipoksia apabila infeksinyaserius

8. Ventilasi mungkin berkurang akibat perimbunan mukus yang

menyebabkan atelectasis absorbsi


6. Komplikasi

1. Obstruksi jalan nafas

2. Gagal nafas – pleura effusion

3. Empiema

4. Otitis media akut

5. Atelectasis

6. Emfisema

7. Meningitis (Nurarif dan kusuma, 2013)

7. Pemeriksan penunjang

1. Pemeriksaan radiologi yaitu foto thoraks, terdapat konsolidasi satu atau

beberapa lobus yang bercak-bercak

2. Pemeriksaan laboratorium biasanya terjadi peningkatan leukosit

3. Pemeriksaan AGD untuk mengetahui status kaardiopulmuner yang

berhubungan dengan oksigen

4. Pemeriksaan gram/kultur sputum dan darah untuk mengetahui

mikroorganisme penyebab dan obat yang cocok diberikan. (Nugroho,

2015).

8. Penatalaksanaan

Ada dua jenis penatalaksanaan pada pasien bronkopnemoniayaitu secara

asuhan keperawatan dan medis (Nugroho, 2015) :

a. Asuhan Keperawatan

a) Melakukan fisioterapi dada atau mengajarkan batuk efektifpada anak

yang mengalami gangguan bersihan jalan nafas


b) Mengatur posisi semi fowler untuk memaksimalkan ventilasi

c) Memberikan kompres hangat untuk menurunkan demam

d) Pantau intake output untuk memonitor balance cairan

e) Bantu pasien memenuhi ADLs

f) Monitor tanda-tanda vital

g) Memonitor status nutrisi dan berkolaborasi dengan ahli gizi.

b. Medis

1) Farmakologi pemberian antibiotik misalnya penisilin G, streptomisin,

ampicilin, dan gentamicin. Pemberian antibiotik ini berdasarkan usia,

keadaan penderita, dan kuman penyebab

2) Pemeriksaan penunjang

a. Pemeriksaan radiologi yaitu foto thoraks, terdapat konsolidasi

satu atau beberapa lobus yang bercak-bercak

b. Pemeriksaan laboratorium biasanya terjadi peningkatan leukosit

c. Pemeriksaan AGD untuk mengetahui status kardiopulmuner

yang berhubungan dengan oksigen

d. Pemeriksaan gram/kultur sputum dan darah: untuk mengetahui

mikroorganisme penyabab dan obat yang cocok untuk diberikan.


B. Konsep Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

1) Sistem Respirasi

Gejala : Nafas pendek (timbulnya tersembunyi dengan batuk

menetap dengan produksi sputum setiap hari (terutama pada saat

bangun) selama minimum 3 bulan berturut-turut) tiap tahun

sedikitnya 2 tahun. Produksi sputum (Hijau, putih/kuning) dan

banyak sekali.

Riwayat pneumonia berulang, biasanya terpajan pada polusi

kimia/iritan pernafasan dalam jangka panjang (misalnya rokok

sigaret), debu/asap (misalnya : asbes debu, batubara, room katun,

serbuk gergaji).

Penggunaan oksigen pada malam hari atau terus menerus. Tanda :

Lebih memilih posisi tiga titik (tripot) untuk bernafas,penggunaan

otot bantu pernafasan (misalnya : meninggalkanbahu, retraksi

supra klaikula, melebarkan hidung).

Dada : Dapat terlihat hiperinflasi dengan peninggian diameterAP

(bentuk barrel), gerakan diafragma minimal.

Bunyi nafas : Krekels lembab, kasar.

Warna : Pucat dengan sianosis bibir dan dasar kuku abu-abu

keseluruhan.

2) Sistem Kardiovaskuler

Gejala : Pembengkakan ekstremitas bawah.


Tanda : Peningkatan tekanan darah

Peningkatan frekuensi jantung/takikardi.

Berat, disritmia Distensi vena leher (penyakit berat) edema

dependen, tidak berhubungan dengan penyakit jantung. Bunyi

jantung redup (yang berhubungan dengan peningkatan diameter AP

dada). Warna kulit/membran mukosa : normal atau abu-abu/sianosis

perifer. Pucat dapat menunjukkan anemia.

3) Sistem Gastrointestinal

Gejala :Mual/muntah Nafsu makan buruk/anoreksia

(emfisema)

Ketidakmampuan untuk makan karena distress pernafasan

Tanda :Turgor kulit buruk

Berkeringat

Palpitasi abdominal dapat menyebabkan hepatomegali.

4) Aktifitas/istirahat

Gejala : Keletihan, malaise

Ketidakmampuan melakukan aktifitas sehari-hari karena sulit

bernafas.

Ketidakmampuan untuk tidur, perlu tidur dalam posisi duduk

tinggi

Dispnea pada saat istirahat atau respon terhadap aktifitas atau


istirahat

Tanda : Keletihan

Gelisah/insomnia

Kelemahan umum/kehilangan masa otot.

5) Integritas ego

Gejala : Peningkatan faktor resiko

Tanda : Perubahan pola hidup

Ansietas, ketakutan, peka rangsang

6) Hygiene

Gejala : Penurunan kemampuan/peningkatan kebutuhan

melakukan aktifitas sehari-hari

Tanda : Kebersihan buruk, bau badan.

7) Keamanan

Gejala : Riwayat alergi atau sensitive terhadap zat/faktor

lingkungan.

Adanya infeksi berulang.

8) Diagnosa Keperawatan

a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d inflamasi trakeobronkial,

pembentukan edema, peningkatan produksi sputum.

b. Gangguan pertukaran gas b.d perubahan membran alveolus kapiler

gangguan kapasitas pembawa oksigendarah, gangguan pengiriman

oksigen.
c. ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kebutuhan

metabolik sekunder terhadap demam dan proses infeksi, anoreksia

yang berhubungan dengan toksin bakteri bau dan rasa sputum, distensi

abdomen atau gas.

d. Intoleransi aktivitas d.d insufisiensi O2 untuk aktivitas sehari- hari.

e. Resiko ketidakseimbangan elektrolit b.d perubahan kadar elektrolit

dalam serum (diare).

9) Perencanaan Keperawatan

No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi

Keperawatan Hasil

1 Ketidakefektifan NOC NIC

bersihan jalan nafas ❖ Respiratory status: Airway patency

b.d inflamasi Ventilation • Pastikan


trakeobronkial, ❖ Respiratory status: kebutuhan oral/
pembentukan Airway patency tracheal

edema,peningkatan Kriteria Hasil: suctioning.

produksi sputum. ❖ Mendemonstrasikan • Auskultasi suara

batuk efektif dan nafas sebelum

suara nafas yang dan sesudah

besih, tidak ada suctioning


sianosis dan • Informasikan

dyspneu (mampu pada klien dan

mengeluarkan keluarga tentang

sputum, mampu suctioning.

bernafas dengan • Informasikan

mudah, tidak ada pada klien dan

pursed lips) keluarga tentang

❖ Menunjukkan jalan suctioning.

nafas yang • Informasikan


paten(klien tidak pada klien dan

merasa tercekik, keluarga tentang

irama nafas, suctioning.

frekuensi penafaan • Minta klien


dalam rentang nafas dalam
normal, tidak ada sebelum
suara nafas suctioning
abnormal) dilakukan.
❖ Mampu • Berikan O2
mengidentifikasikan dengan

dan mencegah menggunakan

factor yang dapat nasal untuk

menghambat jalan memfasilitasi

nafas.
suksion

nasotrakeal.

• Gunakan alat

yang steril setiap

melakukan

tindakan.

• Anjurkan pasien

untuk istirahat dan

nafas dalam

setelah kateter

dikeluarkan dari

nasotrakeal.

• Monitor status

oksigen pasien.

• Ajarkan keluarga

bagaimana cara

melakukan

suksion.

• Hentikan suksion

dan

berikan oksigen

apabila pasien
menunjukkan

bradikardi,

peningkatan

saturasi O2,dll.

Airway

Management

• Buka jalan nafas,

gunakan

teknik/chinlift

atau jaw thurst

bila perlu

• Posisikan pasien

untuk

memaksimalkan

ventilasi

• Identifikasi pasien

perlunya

pemasangan alat

jalan nafas

buatan

• Pasang mayo

bila perlu
• Lakukan

fisioterapi dada

jika perlu

• Keluarkan sekret

dengan batuk atau

suction

• Auskultasi suara

nafas, catat

adanya suara

tambahan

• Lakukan suction

pada mayo

• Berikan

bronkodilator

bila perlu

• Berikan pelembab

udarakassa basah

naCllembab

• Mengoptimalkan

respirasi status

O2
2. Gangguan pertukaran NOC NIC

gas b.dperubahan ❖ Respiratory status: Airway Management

membran alveolus Gas exchange • Buka jalan nafas,


kapilergangguan ❖ Respiratory status: gunakan

kapasitaspembawa Ventilation teknik/chinlift

oksigen darah, ❖ Vital Sigs Status atau jaw thurst

gangguan Kriteria Hasil: bila perlu

pengiriman ❖ Mendemonstrasikan • Posisikan pasien

Oksigen peningkatan ventilasi untuk

dan memaksimalkan

oksigen yang ventilasi

adekuat • Identifikasi pasien

❖ Memelihara seperlunya

kebersihan paru- Pemasangan alat

paru dan bebas dari jalan nafas

tanda-tanda distress buatan

pernafasan • Pasang mayo

❖ Mendemonstrasikan bila perlu

batuk efektif dan

suara nafas yang

bersih, tidak ada


sianosis dan • Lakukan

dyspneu (mampu fisioterapi dada

mengeluarkan jika perlu

sputum, mampu • Keluarkan sekret

bernafas dengan dengan batuk atau

mudah, tidak ada suction

pursed lips) • Auskultasi suara

❖ Tanda tanda vital napas, catat

dalam rentang adanya suara

normal tambahan

• Lakukan suction

pada mayor

• Berikan

bronkodilator

bila perlu

• Berikan

pelembab udara

• Atur intake

untuk cairan

Mengoptimalkan

keseimbangan
• Monitor respirasi

dan

status O2

Respiratori

Monitoring

• Monitor rata- rata,

kedalaman, irama

dan usaha

respirasi

• Catat pergerakan

dada, amati

kesimetrisan,

penggunaan otot

tambahan, retraksi

otot

supraclavicular

dan intercostal

• Monitor suara

napas, seperti

dengkur

• Monitor pola

napas :

bradipena,
takipenia,

kussmaul,

hiperventilasi,

cheyne stokes,

biot

• Catat lokasi

trakea

• Monitor kelelahan

otot

diafragma

(gerakan

paradoksis)

• Auskultasi suara

napas, catat area

penurunan / tidak

adanya ventilasi

dan suara

tambahan

• Tentukan

kebutuhan suction

dengan

mengauskultasi

setelah tindakan
crakles dan ronkhi

pada jalan napas

utama

• Auskultasi suara

paru setelah

tindakan untuk

mengetahui

hasilnya.

3 Ketidakseimbangan NOC NIC

nutrisi kurang dari ❖ Nutritional Status: Nutrition Management

kebutuhan tubuh ❖ Nutritional Status: • Kaji adanya


b.d kebutuhan food and Fluid Intake alergi makan

metabolik sekunder ❖ Nutritional Status: • Kolaborasi


terhadap demam Nutrient Intake dengan ahli gizi
dan proses infeksi, ❖ Weight control untuk menentukan
anoreksia yang Kriteria Hasil: jumlah kalori
berhubungan dengan ❖ Adanya dan nutrisi yang
toksin peningkatan berat dibutuhkan pasien
bakteri bau dan rasa badan sesuai dengan • Anjurkan pasien
sputum, distensi tujuan untuk
abdomen atau gas.
❖ Berat badan ideal meningkatkan

sesuai dengan tinggi intake Fe

badan • Anjurkan pasien

❖ Mampu untuk

mengidentifikasi meningkatkan

kebutuhan nutrisi protein dan

❖ Tidak ada tanda vitamin C

tanda malnutrisi • Berikan

❖ Menunjukkan substansi gula

peningkatan fungsi • Yakinkan diet

pengecapan dari yang dimakan

menelan mengandung

❖ Tidak terjadi tinggi serat

penurunan beratbadan untuk mencegah

yang berarti kontipasi

• Berikan makanan

yang

terpilih(sudah

dikonsultasikan

dengan ahli gizi)

• Ajarkan pasien

bagaimana
membuat catatan

makanan harian

• Monitor jumlah

nutrisi dan

kandungan kalori

• Kaji kemampuan

pasien untuk

mendapatkan

nutrisi yang

dibutuhkan

Nutrition Monitoring

• BB pasien dalam

batas normal

• Monitor adanya

penurunan berat

badan

• Monitor tipe dan

jumlah aktivitas

yang biasa

dilakukan
• Monitor interaksi

anakatau

orangtua

selama makan

• Monitor

lingkungan

selama makan

• Jadwalkan

pengobatan dan

tindakan tidak

selama jam

makan

• Monitor kulit

kering dan

perubahan

pigmentasi

• Monitor turgor

kulit

• Monitor

kekeringan,

rambut kusam,

dan mudah patah


• Monitor mual

dan muntah

• Monitor kadar

albumin,total

protein, Hb, dan

kadar Ht

• Monitor

pertumbuhan

dan

perkembangan

• Monitor pucat,

kemerahan, dan

kekeringan

jaringan

konjungtiva

• Monitor kalori

dan intake nutrisi

• Catat adanya

edema, hiperemik,

hipertorik papila

lidah dan cavitas

oral
• Catat jika lidah

berwarna

magenta scarlet

4. Intoleransi aktivitas NOC NIC

b.d ❖ Energy Activity Terapi

insufisiensi O2 untuk
conservation • Kolaborasikan

❖ Activity tolerance dengan Tenaga


aktivitas sehari-hari.
❖ Self Care Rehabilitasi

Kriteria Hasil: Medik dalam

❖ Berpartisipasi dalam merencanakan

aktifitas fisiktanpa program terapi

disertaipeningkatan yang tepat

tekanan darah, nadi • Bantu klien

dan RR untuk

❖ Mampu melakukan mengidentifikasi

aktivitas sehari hari aktivitas yang

(ADLs) secara mampu dilakukan

mandiri • Bantu untuk

❖ Tanda tanda vital memilih aktivitas

normal konsisten yang

❖ Energy psikomotor
❖ Level kelemahan sesuai dengan

❖ Mampu berpindah: kemampuan fisik,

dengan atau tanpa psikologi

bantuan alat dan social

❖ Status • Bantu untuk

kardiopulmonari mengidentifikasi

adekuat dan mendapatkan

❖ Sirkulasi status baik sumber yang

❖ Status respirasi: diperlukan untuk

pertukaran gas dan aktivitas yang

ventilasi adekuat diinginkan

• Bantu untuk

mendapatkan alat

bantuan

aktivitas seperti

kursi roda, krek,

• Bantu untuk

mengidentifikasi

aktivitas yang

disukai

• Bantu klien untuk

membuat
jadwal latihan di

waktu luang

• Bantu

pasien/keluarga

untuk

mengidentifikasi

kekurangan dlam

beraktivitas

• Bantu pasien

untuk

mengembangkan

diri dan

penguatan

• Monitor respon

fisik, emosi,

social fan

spiritual
5. Resiko NOC NIC

ketidakseimbangan ❖ Fluid balance Fluid Management

elektrolit b.d ❖ Hydration • Timbang


perubahan kadar ❖ Nutrional Status: popok/pembalut
elektrolit dalam Food and Fluid jika diperlukan

serum (diare) ❖ Intake • Pertahankan

Kriteria Hasil: catatan intake

❖ Mempertahankan dan output yang

urine output sesuai akurat

dengan usia dan BB, • Monitor status

BJ urine normal, HT dehidrasi

normal (kelembaban

❖ Tekanan darah, nadi, membran mukosa,

suhu tubuh dalam nadi

batas normal adekuat, tekanan

❖ Tidak ada tanda tanda darah ortostatik),

dehidrasi, Elastisitas jika diperlukan

turgor kulit baik, • Monitor vital

membran mukosa sign

lembab,tidak ada rasa • Monitor

haus yang berlebihan masukan

makanan/cairan
dan hitung intake

kalori harian

• Kolaborasikan

pemberian

cairan IV

• Monitor status

nutrisi

• Berikan cairan IV

pada suhu ruangan

• Dorong masukan

oral

• Berikan

penggantian

nasogastrik

sesuai output

• Dorong keluarga

untuk membantu

pasien makan

• Tawarkan snack

(jus buah, buah

segar)
• Kolaborasi dokter

jika tandacairan

berlebih

muncul

memburuk

• Atur

kemungkinan

transfusi

• Persiapkan

untuk transfusi

Hypovolemik

Management

• Monitor status

cairn termasuk

intake dan output

cairan

• Pelihara IV line

• Monitor tingkat

Hb dan

hematokrit

• Monitor tanda

vital
• Monitor respon

pasien terhadap

penambahan

cairan

• Monitor berat

badan

• Dorong pasien

untuk menambah

intake oral

• Pemberian cairan

IV

monitor adanya

tanda dan gejala

kelebihan volume

cairan

• Monitor adanya

tanda gagal

ginjal
10) Implementasi Keperawatan

Implementasi keperawatan dilakukan dengan mengacu pada

rencana tindakan/intervensi keperawatan yang telah ditetapkan/dibuat.

11) Evaluasi Keperawatan

Evaluasi keperawatan dilakukan untuk menilai apakah masalah

keperawatan telah teratasi, tidak teratasi atau teratasi sebagian dengan

mengacu pada kriteria evaluasi


BAB III LAPORAN

KASUS

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN ANAK PENDEKATAN


TEORI KONSERVASI MYRA ESTRINELEVINE

PENGKAJIAN DAN RENCANA TINDAKAN Nama pasien : ANP. I


KEPERAWATAN PADA KLIEN ANAK
Tempat /Tanggal Lahir/ Usia : 1 Tahun 9 bulan

Jenis kelamin : Perempuan


Anak ke : 1 2 bersaudara
Agama : Kristen
Dokter : dr. T.L
Tanggal Masuk : 21-01-2023 Jam : 16.30 Alamat : Cibangkong
Tanggal Pengkajian : 10-01-2023 Jam : 12.00
Diagnosa Medis : Bronkopnemonia Nama Penanggung Jawab: Tn. N
Hubungan dengan Pasien : Father
No. Rekam Medis : 00-72-xx-xx Nomor telepon:0852xxxxxxx
Alamat : cibangkong

Data Orang tua :

Nama Ayah : Tn. N Nama Ibu : Ny. T


Usia Ayah : 44 tahun Usia Ibu : 35 tahun
Pendidikan : S2 Pendidikan : SMA
Pekerjaan : PNS Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
No. Telepon : 0852******** No. Telepon : 0852********
Alasan Masuk Rumah Sakit (s.d saat dikaji)
Ayah pasien mengatakan anaknya ada batuk pilek dan demam sejak tiga hari yang lalu, batuk di
sertai dahak warna putih kental mendengar suara ronkhi di kedua lapang parudengan RR : 40x/menit
bertambah setelah batuk dan berkurang saat tidur

Riwayat Penyakit : tidak riwayat penyakit masa lalu

Dikirim oleh : IGD Diantar oleh : Cara masuk RS : Informasi didapat dari :
Orangtua Menggunakan Orang tua
kursi roda
Keluhan Utama:
Ayah pasien mengatakan anaknya ada demam batuk pilek sejak 3 hari yang lalu, batuk di sertai dahak
warna putih kental terdengar suara nafas ronchi di kedua lapang paru RR : 40x/menit nyeri di rasakan pada
saat bangun dari tidur dan nyeri berkurang jika ia tidur

Objektif :
Keadaan umum : sakit ringan sakit sedang sakit berat
Kesadaran : AVPU Alert Verbal Pain Unrespon
Tanda-tanda Vital
Suhu 38 C Nadi :120x/mnt Pernapasan 40 x/mnt
TD : (Tidak terkaji)
Nyeri : Tidak ada Ada Skala = 0/10

Penilaian Nyeri menggunakan “FLA

Kategori FLACC Scoring


0 Skor 1 Skor 2 Skor
Face Tidak ada v Meringis Dahi berkerut, dagu gemetar
(wajah) ekspresi sesekali atau dan rahang dikatupkan
tertentu atau kerutan dahi, berulang-ulang
tersenyum muram, tidak
tertarik
Legs (kaki) Posisi normal v Gelisah resah, Menendang-nendang atau
atau relaksasi tegang kaki ke atas
Activity Berbaring V Mengeliat, maju Menekuk, kaku atau
(aktivitas) dengan mundur, tegang menghentak-hentak
tenang, posisi
normal,
bergerak
dengan mudah

Cry Tidak ada v Merengek atau Menangis terus menerus,


(tangisan) tangisan mengerang, menjerit atau menangis
(terjaga atau sesekali tersedu-sedu, mengeluh
tertidur) mengeluh/ terus-menerus
menggerutu
Consolabil Puas, santai v Diyakini dengan Sulit merasakan puas dan
ity sentuhan sesekali nyaman
(kemampu perlu atau diajak
andihibur) berbicara

Total 0-3 4–7 8 – 10


Score
Riwayat kelahiran : Imunisasi :
Usia kehamilan : 40 minggu BBL: 3.300 gram PB :
Persalinan : spontan SC Forcep VE Hepatititis : I II III
Menangis : ya tidak, Nilai Apgar: Tidak terkaji DPT : I II III
Jaundice : ya tidak Polio : I II III IV
Golongan darah ibu: B BCG :
Golongan darah ayah: B Campak :
Komplikasi persalinan: Tidak ada Lain-lain : Tidak ada

Riwayat penyakit sebelumnya :


Tidak ada riwayat ppenyakit sebelumnya

Riwayat alergi
Tidak ada alergi obat dan
makanan

RIWAYAT PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

Umur Sosia Motorik halus Motorik kasar Bahas


l a
2 bulan □ senyum □ mengikuti gerak □ mengangkat kepala □ mengoceh
45 dari perut
4 bulan □ senyum □ menggenggam □ membalikan badan □ mencari sumber suara

6 bulan □ menggapai mainan □ memindahkan duduk □ mengeluarkan


benda Dari tangan katama-ma-da-da
satu ke tangan lain
9 bulan □ bermain ciluk ba □ mengambil □ berdiri □ menirukan suara
benda dengan ibu
jari dan telunjuk
□ minum dgn cangkir □ berjalan □ dapat menyebut 2
12 bulan □ menjemput
benda dengan 5 suku kata
□ menggunaka jari □ naik tangga
18 bulan n sendok □ menyebutkan 3 kata
□ mencoret-coret kertas
□ melepaskan pakaian □ berdiri dgn satu kaki
□ menyebutkan
2 tahun anggota tubuh
□ membuat garis
□ bermain interaktif □ mengayuh sepeda
□ menyebut nama awal
3 tahun □ meniru membuat garis
□ memasang □ melompat dengan dan nama akhir
kancing baju satu kaki □ menyebutkan
□ menggambar □ menangkap bola nama dengan
4 tahun □ memakai baju lengkap
tanpa pengawasan
□ meniru gambar □ menjelaskan dingin,
5 tahun lelah dan lapa
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
KONSERVASI ENERGI

1. NUTRISI DAN CAIRAN


BB lahir : 3.300 gr BB saat ini 10.6 kg
BB sebelum sakit 10.6kg
PB/TB saat ini: 96 cm
Lingkar lengan atas: 16 cm
Diet : Seimbang/lunak
 ASI Susu formula lain-lain……………………….
Puasa : ya tidak Dextrostix .................... mg/dl
Cara minum : oral NGT/OGT/GastrostomiJumlah
minum 600ml/hari
Frekuensi makan : 3x/hari
Cara makan : disuapi makan sendiri
Kualitas makanan : kurang cukup baik
Mukosa mulut : lembab kering kotor
 Labio schizis Palato schiziz LPG schiziz
Lidah : lembab kering kotor
Gigi : bersih kotor karies
Abdomen : supel kembung tegangBising
usus 12x/mnt
Mual : ya tidak
Muntah : tidak ya, frekuensi ..................... x
Turgor : elastis tidak elastis
Edema: Ada Tidak ada Pembesaran
hati: Ada Tidak ada Pembesaran
limpa: Ada Tidak adaPolifagia:
Ada Tidak ada Polidipsi:
Ada Tidak ada
Hasil laboratorium :
Hb: 11.7
Ht: 36.6

Asidosis metabolik : ya tidak


Hipoglikemia : ya tidak
Lain-lain : Tidak ada
Dehidrasi : tidak dehidrasi ringan sedang berat Diuresis:
850cc
IWL: 146cc
Masalah keperawatan : Tidak ada

2. TIDUR DAN ISTIRAHAT


Lebih banyak siang hari, tidur siang 2 jam
Lebih banyak malam hari, tidur malam 11 jam
Pengantar tidur : tidak ada
Kebiasaan sebelum tidur : Dinyanyikan
 minum susu bermain menangis
Tidur dengan bantuan obat : ya tidak
Keadaan setelah bangun tidur :
 ceria menangis
Benda kesayangan, jika ada memungkinkan dapat dibawa : Tidak adaPola
tidur:
 Nyenyak Terbangun di malam hari Tidak bisa tidur

Masalah keperawatan : Tidak ada

3. POSISI, GERAKAN TUBUH, AKTIVITAS, NEURO SENSORI


Tingkat kesadaran : Compos mentis
Aktivitas anak : Hiperaktif Aktif PasifGerakan :
Aktif Lemah Terbatas Paralise : tidak
□ tangan, kiri / kanan / keduanya
□ kaki, kiri / kanan /keduanya
Kontraktur: Ada, lokasi. .................................. Tidak ada
Kekuatan otot:

5 5

5 5
Gemetar: Ada Tidak ada Respon
terhadap nyeri : ya tidakTangisan :
merintih kurang kuat
□ kuat melengking
Kejang : tidak ya, durasi ....................... menit
Status neurologis: Tidak ada
Glasgow Coma Scale : 15 E:4 V:5 M:6
Tanda rangsang meningeal:
Kaku kuduk: +
Kerning: +
Brudzinski I: +
Brudzinski II: +
Nervus kranialis:

Refleks fisiologis:
Achiles: +
Patella: + Biceps:
+
Triceps: +
Refleks patologis:
Babinski: +
Refleks – refleks :
Sucking (Mengisap) Grasping (Menggenggam) Walking
Rooting (Mencari) Tonic Neck (Tonus Otot Leher) Babinski
Morro (Memeluk) Startle (Kaget) Galan’t (Inkurvasi Badan)
Kepala :
□ Normal Hidrosefalus Mikrosefalus Ubun-ubun :
Datar Cekung Cembung
□ sakit kepala vertigo
Lingkar kepala 48 cm
□ Mata :
Bentuk : bulat Warna : hitam
□ Nistagmus Perdarahan Strabismus
Pupil : Isokor An-isokor Dilatasi
Reaksi terhadap cahaya : Ada Tidak ada
Lain- lain: tidak ada

Masalah keperawatan : Tidak ada

KONSERVASI INTEGRITAS STRUKTUR

1. PERTUKARAN GAS
Napas spontan : ya tidak, apnea ...................... mnt
RR : 40x/mnt teratur tidak teratur
Sesak : ya tidak takipnea
□ retraksi sianosis napas dgn cuping hidung
□ grunting
Suara napas : vesikuler bronkovesikuler
□ rales ronkhi wheezing
Batuk : tidak ya kering
□ berlendir, konsistensi kental warna putih
Oksigen : tidak pakai, SaO2 97 % Metode :
nasal head box
Alat bantu napas :
□ ETT CPAP NCPAP Ventilator
Hasil analisa gas darah :
□ Asidosis respiratorik Alkalosis respiratorik
Lain-lain : Tidak ada

Masalah keperawatan : Bersihan jalan nafas tidak efektif

2. KARDIO VASKULER
Bentuk dada:
Bunyi jantung : Normal Murmur
□ Takikardia Bradikardia Frekuensi ……x/mt
Tekanan darah : Tidak terkaji
Pengisian kembali kapiler 1 detik
Sianosis : ya tidak
Perdarahan : tidak ya, jumlah ....................... ml
Pucat : Tidak ya
Clubbing finger: Ada Tidak ada

Nadi radialis/brachialis/femoralis :Isi


: kuat lemah
Frekuensi 120x/mnt

Masalah keperawatan :Tidak ada

3. SUHU
Suhu tubuh : 38 C
Suhu kulit : panas hangat dingin
Warna kulit : kemerahan pucat ikterus
□ cutis mermorata
Lain-lain : ayah pasien mengatakan demam 3 hari yang lalu

Masalah keperawatan :Hipertermia


4. ELIMINASI
A. Buang Air Kecil (BAK)
Frekuensi 8x/hari
Produksi Urin 5 diapers
Warna: Jernih Keruh
Cara BAK : Ngompol di toilet Urin
: jernih kuning kemerahan
 incontinentia urine retensio urine
Disuria : ya tidak
Poliuri: Ada Tidak ada
Lain-lain ………………………………………………………………………………………………..
B. Buang Air Besar (BAB)
Anus : Ada lubang Tidak berlubang
Frekuensi BAB 2x/hari
Konsistensi : Lembek Cair berampas
 Cair tanpa ampas Konstipasi
: ya tidak
Penggunaan pencahar : ya tidak
Kolostomi / Ilestomi : ya tidak
Haemoroid : ya tidak
Lain-lain Tidak ada

Masalah keperawatan :Tidak ada

5. MUSKULOSKELETAL
Postur tubuh : normal tidak normal
Berjalan : normal tidak normal
Kepala dan leher :
Gerakan normal tidak normal
Pembesaran kelenjar limfe : ya tidak
Ekstremitas (tangan dan kaki)
Panjang kanan & kiri : sama tidak samaJumlah jari
kanan & kiri : sama tidak samaPolidaktili : ya
tidak
Syndactili : ya tidak
Gerakan ektremitas: aktif simetris asimetris Lain-
lain Tidak ada
Tulang belakang :
□ Lurus Kiposis Skoliosis
Spina bifida : tidak ya, utuh / rupture
Lain-lain Tidak ada
Pemeriksaan Resiko Jatuh ”HUMPTY DUMPTY”
PARAMETER KRITERIA NILAI SKOR
Usia < 3 tahun 4 4
3 – 7 tahun 3
7 – 13 tahun 2
≥ 13 tahun 1
Jenis kelamin Laki – laki 2 1
Perempuan 1
Diagnosis Diagnosis neurologi 4 3
Perubahan oksigenasi (diagnosis respiratorik, dehidrasi, anemia,
3
anoreksia, sinkop, pusing, dsb)
Gangguan perilaku / psikiatri 2
Diagnosis lainnya 1
Gangguan Tidak menyadari keterbatasan dirinya 3 3
kognitif Lupa akan adanya keterbatasan 2
Orientasi baik terhadap diri sendiri 1
Faktor Riwayat jatuh / bayi diletakkan di tempat tidur dewasa 4 2
lingkungan Pasien menggunakan alat bantu / bayi diletakkan dalam tempattidur
3
bayi / perabot rumah
Pasien diletakkan di tempat tidur 2
Area di luar rumah sakit 1
Pembedahan Dalam 24 jam 3 1
/sedasi/ Dalam 48 jam 2
anesthesi >48 jam atau tidak menjalani pembedahan / sedasi / anasthesi 1
Penggunaan Penggunaan multipel: sedatif, obat hipnotis, barbiturat, fenotiazin, 1
3
medikamentosa antidepresan, pencahar, diuretik, narkose
Penggunaan salah satu obat diatas 2
Penggunaan medikasi lainnya/tidak ada medikasi 1
Jumlah Skor Humpty Dumpty 16
Skor asesment risiko jatuh : ( Skor minimum 7, skor maksimum 23 )Skor 7
– 11 : Risiko rendah Skor ≥12 : Risiko tinggi

Masalah keperawatan : Risiko jatuh

6. INTEGUMEN
Warna kulit:
Ptekie: Ada Tidak ada
Memar: Ada Tidak ada
Perdarahan dari membran mukosa/luka suntikan/ fungsi vena: Ada Tidak ada
Luka: Ada Tidak ada
Jenis luka: Terbuka Tertutup Luka bakar
Penyebab luka: Tumpul Tajam
Grade luka: tidak ada
Letak luka: tidak ada
Jenis perawatan luka:tidak ada
Frekuensi perawatan luka: tidak ada

7. KEBERSIHAN PERORANGAN
Rambut : bersih kotor bau
Mata : Sekret ya tidak
Telinga : bersih kotor
Hidung : Sekret ya tidak
Kulit : bersih kotor utuh rash
 bullae pustule ptechiae lesi
 kering nekrosis Lain-lain………
 phlebitis
Genetalia perempuan :
Vagina : bersih kotor
Menstruasi : ya tidak
Pemasangan kateter : ya tidak
Genetalia laki-laki :
Preputium : bersih tidak Phimosis
Hipospadia : ya tidak
Skrotum : Testis kanan/kiri ya tidak
Pemasangan kateter : ya tidak
Lain-lain : Tidak ada

Masalah keperawatan : Tidak ada

8. PENGOBATAN
Obat-obatan yang diberikan :
- Fluimucyl 5mL (P.O)
- Cefspan syr 2x2,5mL (P.O)
- Cefotaxime 3x350mg (IV)
- Bisolvon 7tetes + velutine plus 0,5 + flixotide ½ amp (Inhalation)
- Eterfix infus 3xsehari 100mg (IV)
Hasil pemeriksaan penunjang :

Hasil pemeriksaan radiologi


Nama : ANP. I
Alamat : Cikabong
Tanggal periksa : 20/01/23 1 th 9 bulan
Pemeriksaan : CR-Thorax AP supine
Kesimpulan : Mencurigai adanya hiperreactive bronchus disertai bronkopnemonia bilateral terutamakanan
Hasil pemeriksaan laboratorium :
Nama : ANP. I.
Tanggal periksa : 20-01-2023
Pemeriksaan hasil satuan nilai
rujukan
MCV L 73 FL 74-102
Leukosit H 23.80 Ribu/ul 6.00-17.50
Trombosit HH 609 Ribu/ul 150-450
Eosinofil L 0.0 % 2.0-4.0
Netrofil segmen 57.0 % 25.0-49.0
Limfosit 36.0 % 60.0-66.0

KONSERVASI INTEGRITAS PERSONAL


Persepsi klien/keluarga terhadap kesehatan saat ini : Ibu klien merasa sedih, takut akan penyakit yangterjadi
pada anaknya

Harapan klien/keluarga terhadap keperawatan dan pengobatan saat ini : Anak bisa kembali sehat dan bisapulang
kerumah

KONSERVASI INTEGRITAS SOSIAL


1. KELUARGA
Klien, adalah anak yang diharapkan : ya tidak
Dukungan keluarga lain : Ada tidak ada
Tempat tinggal anak : penitipan anak rumah pengasuh
Anak dirawat oleh : ibu nenek pengasuh

Interaksi orangtua-anak :

Berkunjung : ya tidak Kontak


mata : ya tidakMenyentuh : ya
tidakBerbicara : ya tidak
Menggendong : ya tidak
Ekspresi wajah : Ibu tampak terlihat senang saat
bersama anak

Masalah keperawatan : Tidak ada

2. LINGKUNGAN YANG ASEPTIK


Adakah anggota keluarga lain yang mempunyai penyakit infeksi saat ini :
□ tidak ya, siapa : Tidak ada
Adakah penyakit keturunan : tidak ya
□ Asthma
 Kencing manis
 Penyakit jantung
 Thalasemia
 lain-lain :Tidak ada

Kebiasaan anak :
• Mencuci tangan : ya tidak
• Sarapan pagi : ya tidak
• Senang jajan : ya tidak
• membawa bekal makanan dari rumah : ya tidak
• lain-lain Tidak ada

Masalah keperawatan : Tidak ada

1. KEPERCAYAAN / AGAMA
Aturan dalam agama yang mempengaruhi kesehatan dalam hal :
□ Diet: tidak ada
□ Pengobatan: tidak ada
□ Lain-lain: Tidak ada

Masalah keperawatan : Tidak ada

PENGORGANISASIAN DATA

Data Subyektif Data Obyektif


Ayah klien mengatakan Hasil pemeriksaan CR-Thorax AP
anaknya batuk 3 hari yang lalu supine mencurigai adanya
hiperreactive bronchus disertai BP
bilateral kanan.
Ayah klien mengatakan TTV :
anaknya demam dari 3 hari Suhu : 38,0OC
yang lalu. Nadi : 120x/menit
RR : 40x/menit
SPO2 : 97%
Leukosit : H 23.80
ayah klien mengatakan anak Sputum kental berwarna putih, suara
susah untuk mengeluarkan napas ronkhi, klien bedrest, pemeriksaan
dahak Humpty Dumpty Risikotinggi (16)
ANALISA DATA
Data Senjang Etiologi Masalah
DS : Ibu klien Jamur, virus, bakteri Bersihan jalan
mengatakan anak nafas tidak
batuk sudah Saluran pernapasan efektif
seminggu atas
DO :
- Hasil pemeriksaan Kuman berlebih
CR-Thorax AP supine dibronkus
mencurigai adanya
hiperreactivebronchus Proses peradangan
disertai BPbilateral
kanan
Akumulasi sekret
- TTV : dibronkus
Suhu : 38OC
Nadi : 104x/menit
Bersihan jalan nafas
RR : 23x/menit
tidak efektif
SPO2 : 97%
Leukosit : H 23.80
- Suara napas ronkhi
- Ada batuk produktif

DS : Ibu klien Bakteri/virus Hipertermia


mengatakan anak
demam dari tanggal 8 Mauk kedalamtubuh
januari 2023
DO: Peningkatan suhu
- TTV : tubuh
Suhu : 38OC
Nadi : 104x/menit Hipertermia
RR : 23x/menit
SPO2 : 97%
- Akral teraba panas

DS : Ibu klien Bayi usia 11 bulan Risiko


mengatakan anak Jatuh
bedrest Jenis kelamin
DO: perempuan dengan
- Hasil skor 0, diagnosa
pemeriksanHumpty pasien adalah
Dumpty dengan skor bronkopnemonia
16 kanan, gangguan
- Klien tampak di kognitif dan tidak
gendong ibu menyadari
keterbatasan dirinya
diakibatkan pasien
masih berusia 11
bulan, faktor
lingkungan pasien
diletakan di atas
tempat tidur dengan
posisi kedua handrall
terkunci dan rendah,
hasil humpty dumpty
skor16

Risiko jatuh

II. DIAGNOSIS KEPERAWATAN


1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sekresi yang
tertahan ditandai dengan sputum berlebih
2. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit ditandai dengankulit
terasa panas
3. Risiko jatuh ditandai dengan usia ≤ 2 tahun

III. RENCANA KEPERAWATAN


No Diagnosis Tujuan Intervensi
DK keperawatan
1. Bersihan jalan Setelah dilakukan tindakan Observasi :
nafas tidak keperawatan 3 x 24 jam maka 1. Monitor pola nafas
efektif diharapkan jalan nafas meningkat
berhubungan 2. Monitor bunyi nafas
dengan kriteria hasil : 3. Monitor sputum
dengan sekresi
yang tertahan 1. Batuk efektif meningkat Terapeutik :
ditandai dengan 2. Produksi sputum menurun 1. Berikan minum hangat
sputumberlebih 3. Gelisah menurun 2. Lakukan penghisapan lendir
kurang dari 15 detik
Edukasi :
1. Anjurkan asupan cairan
2000ml/hari
2. Hipertermia Setelah dilakukan tindakan Observasi :
berhubungan keperawatan 3 x 24 jam maka 1. Identifikasi penyebab
dengan proses diharapkan termogulasi membaik hipertermia
penyakit 2. Monitor suhu tubuh
dengan kriteria hasil :
ditandai Terapeutik :
1. Menggigil menurun
dengan kulit 2. Suhu tubuh membaik 1. Longgarkan atau lepaskan
terasa panas 3. Suhu tubuh kulit membaik pakaian
2. Ganti linen setiap hari lebih
sering jika mengalami
hiperhidrosis (keringat berlebih)
Edukasi :
1. Anjurkan tirah baring
Kolaborasi:
1. Kolaborasi pemberian cairan
dan elektrolit intravena
3. Risiko jatuh Setelah dilakukan tindakan Observasi :
ditandai dengan keperawatan 3 x 24 jam maka 1. Identifikasi risiko jatuh
usia ≤ 2tahun diharapkan pencegahan jatuhmenurun setidaknya sekali setiap shift
dengan kriteria hasil : atau sesuai dengan kebijakan
institusi
1. Jatuh dari tempat tidur
2. Hitung risiko jatuh dengan
menurun menggunakan skala (Humpty
2. Jatuh saat duduk menurun Dumpty)
3. Jatuh saat dipindahkan Terapeutik :
menurun 1. Orientasikan ruangan pada
pasien dan keluarga
2. Pasang handrall tempat tidur
Edukasi :
1. Ajarkan cara menggunakan bel
pemanggil untuk memanggil
perawat

IV. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN


Tanggal No. Implementasi (Tindakan keperawatan ) Nama jelas &
DK TTD
22-01- 1. Observasi : Ishak
2023 1. Monitor pola nafas
H: Nadi : 104x/menit RR : 23X/menit,
Nadi teraba kuat, akral teraba panas
2. Monitor bunyi nafas
H: Suara nafas ronkhie
3. Monitor sputum
H: Ada dahak ketika anak batuk
Terapeutik :
1. Berikan minum hangat
H: Ibu memberikan anak minum 5sendok
air hangat
2. Lakukan penghisapan lendir kurang
dari 15 detik
H: Sputum kental, berwarna putih
Edukasi :
1. Anjurkan asupan cairan 2000ml/hari
H: Anak minum ≤1500ml/hari

2. Observasi : Ishak
1. Monitor suhu tubuh
H: Suhu 380C
Terapeutik :
1. Longgarkan atau lepaskan pakaian
,ganti linen setiap hari lebih sering jika
mengalami hiperhidrosis (keringat berlebih)
H: Pasien tampak segar
Edukasi :
1. Anjurkan tirah baring
H: Ibu melakukan tirah baring kepada
anak
Kolaborasi:
1. Kolaborasi pemberian cairan dan
elektrolit intravena
H: Terpasang infus Tridex 27B 20
ml/jam

3. Observasi : Ishak
1. Identifikasi risiko jatuh setidaknya
sekali setiap shift atau sesuai dengan
kebijakan institusi
H: Anak terpasang gelang dengan
identifikasi berwarna kuning
2. Hitung risiko jatuh dengan
menggunakan skala (Humpty Dumpty)H:
Nilai humpty dumpty 16 Terapeutik :
1. Orientasikan ruangan pada pasien
dan keluarga
H: Ibu mengerti apa yang sudah
dijelaskan
2. Pasang handrall tempat tidur
H: Handrall dengan keadaan terkunci
Edukasi :
1. Ajarkan cara menggunakan bel
pemanggil untuk memanggil perawat
H: Ibu menggunakan bel pemanggil jika
memerlukan sesuatu dari perawat

23-01- 1. Observasi : Ishak


2023 1. Monitor pola nafas
H: Nadi : 109x/menit RR : 22X/menit,
Nadi teraba kuat, akral teraba hangat
2. Monitor bunyi nafas
H: Suara nafas ronkhie
3. Monitor sputum
H: Ada dahak ketika anak batuk
Terapeutik :
1. Berikan minum hangat
H: Ibu memberikan anak minum 7sendok
air hangat
2. Lakukan penghisapan lendir kurang
dari 15 detik
H: Sputum kental, berwarna putih
Edukasi :
1. Anjurkan asupan cairan 2000ml/hari
H: Anak minum ≤1500ml/hari

2. Observasi : Ishak
1. Monitor suhu tubuh
H: Suhu 37,30C
Terapeutik :
1. Longgarkan atau lepaskan pakaian
,ganti linen setiap hari lebih sering jika
mengalami hiperhidrosis (keringat berlebih)
H: Pasien tampak segar
Edukasi :
1. Anjurkan tirah baring
H: Ibu melakukan tirah baring kepada
anak
Kolaborasi:
1. Kolaborasi pemberian cairan dan
elektrolit intravena
H: Terpasang infus Tridex 27B 20
ml/jam

3. Observasi : Joanna
1. Identifikasi risiko jatuh setidaknya
sekali setiap shift atau sesuai dengan
kebijakan institusi
H: Anak terpasang gelang dengan
identifikasi berwarna kuning
2. Hitung risiko jatuh dengan
menggunakan skala (Humpty Dumpty)H:
Nilai humpty dumpty 16 Terapeutik :
1. Orientasikan ruangan pada pasien
dan keluarga
H: Ibu mengerti apa yang sudah
dijelaskan
2. Pasang handrall tempat tidur
H: Handrall dengan keadaan terkunci
Edukasi :
1. Ajarkan cara menggunakan bel
pemanggil untuk memanggil perawatH:
Ibu menggunakan bel pemanggil jika
memerlukan sesuatu dari perawat

24-01- 1. Observasi : Ishak


2023 1. Monitor pola nafas
H: Nadi : 102x/menit RR : 22X/menit,
Nadi teraba kuat, akral teraba hangat
2. Monitor bunyi nafas
H: Suara nafas ronkhie
3. Monitor sputum
H: Ada dahak ketika anak batuk
Terapeutik :
1. Berikan minum hangat
H: Ibu memberikan anak minum 7sendok
air hangat
2. Lakukan penghisapan lendir kurang
dari 15 detik
H: Sputum kental, berwarna putih
Edukasi :
1. Anjurkan asupan cairan 2000ml/hari
H: Anak minum ≤1500ml/hari

2. Observasi : Ishak
1. Monitor suhu tubuh
H: Suhu 36,70C
Terapeutik :
1. Longgarkan atau lepaskan pakaian
,ganti linen setiap hari lebih sering jika
mengalami hiperhidrosis (keringat berlebih)
H: Pasien tampak segar
Edukasi :
1. Anjurkan tirah baring
H: Ibu melakukan tirah baring kepada
anak
Kolaborasi:
1. Kolaborasi pemberian cairan dan
elektrolit intravena
H: Terpasang infus Tridex 27B 20
ml/jam

3. Observasi : Ishak
1. Identifikasi risiko jatuh setidaknya
sekali setiap shift atau sesuai dengan
kebijakan institusi
H: Anak terpasang gelang dengan
identifikasi berwarna kuning
2. Hitung risiko jatuh dengan
menggunakan skala (Humpty Dumpty)H:
Nilai humpty dumpty 16 Terapeutik :
1. Orientasikan ruangan pada pasien
dan keluarga
H: Ibu mengerti apa yang sudah
dijelaskan
2. Pasang handrall tempat tidur
H: Handrall dengan keadaan terkunci
Edukasi :
1. Ajarkan cara menggunakan bel
pemanggil untuk memanggil perawatH:
Ibu menggunakan bel pemanggil jika
memerlukan sesuatu dari perawat

V. EVALUASI KEPERAWATAN
Tanggal No. EVALUASI (SOAP) Nama jelas
DK dan TTD
22-01- 1. S : Ibu klien mengatakan anak batuk Ishak
2023 sudah seminggu, dan ada dahak yang
sulit untuk dikeluarkan
O:
- KU tampak sakit sedang,
gerakan aktif, anak menangis
kuat, akral teraba panas, HDFS
Risiko Tinggi (Nilai humpty
dumpty 16), terpasanginfus
Tridex 27B 20ml/jam
- Melakukan suction : Suara nafas
terdengar ronkhi, sputum kental
berwarna putih
- Hasil pemeriksaan CR-ThoraxAP
supine mencurigai adanya
hiperreactive bronchus disertaiBP
bilateral kanan
A : Masalah belum teratasiP :
Intervensi dilanjutkan
2. S : Ibu klien mengatakan anak demam Ishak
dari tanggal 8 januari 2023
O:
- KU tampak sakit sedang,
gerakan aktif, anak menangis
kuat, akral teraba panas, HDFS
Risiko Tinggi (Nilai humpty
dumpty 16)
- Memeriksa TTV :
Suhu : 38OC
Nadi : 104x/menit
RR : 23x/menit
SPO2 : 97%
- Leukosit : H : 23.80A
: Masalah belum teratasi P :
Intervensi dilanjutkan

3. S : Ibu mengatakan anak bedrestO : Ishak


- KU tampak sakit sedang,
gerakan aktif, anak menangis
kuat, akral teraba panas,HDFS
Risiko Tinggi (Nilai humpty
dumpty 16)
- Klien tampak digendong diatas
tempat tidur bersama ibu
A : Masalah belum teratasiP
: Intervensi dilanjutkan

23-01- 1. S : Ibu klien mengatakan anak batuk Ishak


2023 sudah sedikit membaik, masih ada
dahak yang susah untuk dikeluarkanO :
- KU tampak sakit sedang,
gerakan aktif, anak menangis
kuat, akral teraba panas,
HDFS Risiko Tinggi (Nilai
humpty dumpty 16), terpasang
infus Tridex 27B 20ml/jam
- Melakukan suction : Suara nafas
terdengar ronkhi, sputum kental
berwarna putih
A : Masalah belum teratasiP :
Intervensi dilanjutkan
2. S : Ibu klien mengatakan anak sudah Ishak
sedikit membaik, badan anak sudah
tidak panas lagi
O:
- KU tampak sakit sedang,
gerakan aktif, anak menangis
kuat, akral teraba panas, HDFS
Risiko Tinggi (Nilai humpty
dumpty 16)
- Memeriksa TTV :
Suhu : 37,3OC
Nadi : 109x/menit
RR : 22x/menit
SPO2 : 97%
A : Masalah teratasi sebagianP :
Intervensi dilanjutkan

3. S : Ibu mengatakan anak bedrestO : Ishak


- KU tampak sakit sedang,
gerakan aktif, anak menangis
kuat, akral teraba panas,HDFS
Risiko Tinggi (Nilai humpty
dumpty 16)
- Klien tampak digendong diatas
tempat tidur bersama ibu
A : Masalah belum teratasiP
: Intervensi dilanjutkan

24-01- 1. S : Ibu klien mengatakan anak batuk Ishak


2023 sudah sedikit membaik, dahak sudahsisa
sedikit dan sudah encer

O:
- KU tampak sakit sedang,
gerakan aktif, anak menangis
kuat, akral teraba panas,
HDFS Risiko Tinggi (Nilai
humpty dumpty 16), terpasang
infus Tridex 27B 20ml/jam
- Melakukan suction : Suara nafas
terdengar ronkhi, sputum encer
berwarna putih
A : Masalah teratasi sebagianP :
Intervensi dilanjutkan
2. S : Ibu klien mengatakan anak sudah Ishak
sedikit membaik, badan anak sudah
tidak panas lagi
O:
- KU tampak sakit sedang,
gerakan aktif, anak menangis
kuat, akral teraba panas, HDFS
Risiko Tinggi (Nilai humpty
dumpty 16)
- Memeriksa TTV :
Suhu : 36,7OC
Nadi : 102x/menit
RR : 22x/menit
SPO2 : 97%
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan

3. S : Ibu mengatakan anak bedrestO : Ishak


- KU tampak sakit sedang,
gerakan aktif, anak menangis
kuat, akral teraba panas,HDFS
Risiko Tinggi (Nilai humpty
dumpty 16)
- Klien tampak digendong diatas
tempat tidur bersama ibu
A : Masalah belum teratasiP
: Intervensi dilanjutkan
BAB IV

PEMBAHASAN

Pada pembahasan kasus ini penulis akan membahas tentang adanya kesesuaian

maupun kesenjangan antara teori dan hasil asuhan keperawatan pada pasien dengan kasus

Bronkopnemonia pada ANP..I di ruang Irene 3 RS Santo Borromeus yang di lakukan pada

tanggal 22 Januari sampai 24 Januari 2023, yaitudengan teknik anamnesa atau wawancara

secara langsung pada pasien, keluarga dan perawat. Selain itu penulis menggunakan

dokumentasi catatan keperawatan, rekam medis, hasil pemeriksaan penunjang seperti hasil

laboratorium dan hasil CTScan kepala. Pembahasan ini akan di bahas sesuai dengan proses

keperawatan mulai dari pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi,

dan evaluasi. Pengkajian merupakan langkah pertama dari proses keperawatan dengan

mengumpulkan data-data yang akurat dari klien sehingga dapat diketahui berbagai

permasalahan yang dialami pasien.

Evaluasi merupakan tahap akhir dalam proses keperawatan yang bertujuanuntuk

menilai akhir dari seluruh keperawatan yang telah dilakukan selama tiga hari yaitu dari

tanggal 22 Januari 2023 sampai dengan 24 Januari 2023. Dari hasil evaluasi akhir yang

dilakukan penulis pada tanggal 24 Januari 2023, maka didapatkan hasil masalah teratasi

sebagian :

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sekresi yang tertahan ditandai

dengan sputum berlebih, ibu klien mengatakan bahwa anak batuk


sudah sedikit membaik, dahak sudah sisa sedikit, encer berwarna putih, tampak sputum

encer berwarna putih.

2. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit ditandai dengan kulit terasa panas,

ibu klien mengatakan bahwa anak sudah tidak panas lagi, tampak suhubadan 36,7oC

3. Risiko jatuh ditandai dengan usia ≤ 2 tahun, ibu klien mengatkan anakbedrest, tampak

mobilisasi bedrest.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada bab ini setelah melaksanakan penerapan keperawatan pada ANP. I dengan

diagnosa Bronkopneumonia yang di rawat di ruang Irene 3 Rumah Sakit Santo

Borromeus dan kemudian melakukan pembahasan mengenai masalah kesehatan yang

dialami oleh klien tersebut, maka penulis akan menuliskan beberapa kesimpulan dan

saran dalam peningkatan pelayanan asuhan keperawatan khususnya pada klien dengan

Bronkopneumonia. Penulis telah melaksanakan proses asuhan keperawatan meliputi

pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensikeperawatan, implementasi keperawatan

dan evaluasi keperawatan pada ANP.I berdasarkan pada proses keperawatan yang telah

disusun.

Dalam proses asuhan keperawatan terdapat beberapa faktor pendukung sikap

keluarga klien yang kooperatif dan terbuka untuk setiap tindakan asuhan keperawatan

yang diberikan, serta adanya dukungan dari semua pihak diantaranya para perawat,

dokter ruangan adapun faktor penghambat yang dirasakan penulis seperti keterbatasan

waktu dalam melakukan asuhan keperawatan selama 24 jam sehingga observasi kepada

klien penulis mendelegasikannya kepada perawat ruangan. Pemecahan masalah pada

klien ANP. I dengan bronkopneumonia dilakukan dengan melaksanakan intervensi-

intervensi yang telah direncanakan yang terdiri dari diagnostik, teraupetik, edukatif, dan

kolaboratif dengan tim kesehatan lainnya.


B. Saran

1. Bagi klien dan keluarga, untuk lebih meningkatkan pengetahuan klien dan

keluarga sebaiknya banyak bertanya kepada orang yang memiliki pengetahuan

dibidang kesehatan khususnya tentang penyakit Bronkopneumonia atau lebih

banyak membaca artikel maupun informasi dengan berbagai media atau cara

agar terhindar dari masalah yang lebih serius.

2. Bagi rumah sakit, penulis mengharapkan dalam menyesuaikan masalah

kesehatan klien diharapkan kerja sama dengan sesama tim kesehatan semakin

ditingkatkan.

3. Bagi penulis, dalam melakukan asuhan keperawatan secara komprehensifpenulis

harus terus meningkatkan kemampuan dalam melakukan asuhan keperawatan

dalam hal ini khususnya perawatan pada bayi dan anak.

4. Bagi institusi, laporan tugas akhir asuhan keperawatan pada klien ANP..I dengan

diagnosa medis Bronkopneumonia dapat dijadikan sebagai bahan referensi bagi

mahasiswa yang berada dilahan praktek, khususnya dalam memberikan asuhan

keperawatan pada klien dengan diagnosa medis Bronkopneumonia.


LAPORAN ANALISIS TINDAKAN

1. Jenis Tindakan Keperawatan:

Penghisapan lendir (Suction)

2. Rasional dilakukan tindakan keperawatan :

Tujuan dilakukannya suction yaitu untuk menghilangkan sekret yang menyumbat jalan

nafas, untuk mempertahankan potensi jalan nafas, mengambilsekret untuk pemeriksaan

laboratorium, untuk mencegah infeksi dari akumulasicairan sekret, tujuan dilakukan

suction diantaranya untuk membebaskan jalan nafas, mengurangi retensi sputum,

merangsang batuk, mencegah terjadinya infeksi paru

3. Dampak bila tindakan keperawatan tersebut tidak dilakukan:

Dampak bila tidak dilakukan suction adalah klien akan susah mengeluarkan sekret

yang terakumulasi dan menganggu saluran napas, dan metode batuk menjadi tidak

efektif dimana jika dilakukan maka klien akan menghemat energisehingga tidak mudah

lelah dan dapat mengeluarkan dahak secara maksimal (Nurul,2013).

4. Tindakan keperawatan yang dilakukan merupakan bagian dari diagnose keperawatan:

bersihan jalan napas tidak efektif

5. Data yang mendukung diagnosa keperawatan di atas, meliputi:

Ayah mengatakan bahwa anak batuk sudah 3 hari yang llalu, demam sudah 2 hari

dengan suhu 38OC, awalnya hanya batuk ringan dan tidak berdahak, tetapi semakin

lama tidak kunjung berhenti dan membuat batuk menjadi berdahak


disertai flu, suara nafas ronkhi, suara nafas terdengar di kedua lapang dada, sehingga

dahak sulit untuk dikeluarkan. Batuk terasa pada saat beraktivitas dantidak terasa pada

saat anak istirahat.

6. Deskripsikan pelaksanaan / proses / langkah-langkah tindakan di atas, meliputi

: tanggal, ruangan, nama inisial klien, usia, diagnosa keperawatan, pelaksanaandan

evaluasi (respon dan atau / hasil ):

tanggal dilaksankan tindakan: 22 januari 2023

ruangan : Irene 3

nama insial : ANP. I

Usia : 1 tahun 9 bulan

Diagnosa keperawatan : Bronkopnemonia

Alat dan bahan :

• Bak instrument

• NaCl atau air matang

• Perlak dan pengalas

• Mesin suction

• Tisu wajah

• Kateter penghisap lendi steril/kanul suction

• Pinset anatomis steril

• Sarung tangan/handscoon steril

• Dua kom berisi larutan Aquades atau NaCl

0.9 % dan larutan desinfektan

• Kasa steril
• Stetoskop

Evaluasi tindakan :

- Selasa 22 januari 2023, kemampuan batuk klien

terbatas, setelah dilakukan edukasi suction kliendapat

mengeluarkan dahak kental dan sedikit banyak

berwarna putih, bunyi napas klien ronki sehingga

tindakan hanya dilakukan 2x suction.

- Kamis 24 januari 2023, setelah 3 hari dilakukan

suction batuk klien sudah mulai berkurang dahakyang

dikeluarkan sudah sedikit dan encer berwarna putih.

7. Menurut Anda, peran yang sebaiknya Anda lakukan sebagai perawat lulusan S 1

Keperawatan dalam tindakan tersebut adalah :

Sebagai perawat peran yang harus dilakukan adalah memberikan edukasi dan

informasi mengenai penyakit yang klien derita hal ini dilakukan untuk menambah

wawasan pengetahuan keluarga dalam menangani penyakit Bronkopnemonia dan

untuk meyakinkan kepercayaan keluarga terhadap proses penyembuhan sakit yang

diderita oleh klien pada saat ini.


DAFTAR PUSTAKA

Bradley J.S., Byington C.L., Shah S.S., Alverson B., Carter E.R., Harrison C.,Kaplan

S.L., Mace S.E., Jr G.H.M., Moore M.R., Peter S.D.S., Stockwell J.A.and Swanson

J.T., 2011, The Management of Community-Acquired Pneumonia in Infants and

Children Older Than 3 Months of Age : Clinical Practice Guidelines by the Pediatric

Infectious Diseases Society and the Infectious Diseases Society of America, Clinical

Infectious Diseases, 1–52.

Hidayat, A. Alimul Aziz dan Uliah, Musrifatul.2015.Pengantar KebutuhanDasar

Manusia Edisi 2-Buku 2. Jakarta: Salemba Medika.

Muhlisin, A (2017). Bronkopneumonia : Gejala, penyebab, pengobatan.Retrieved

January 23, 2018, from Tim Redaksi Medis

Nurarif, H. K. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan DiagnosaMedis

dan Nanda NIc-NOC. (3, Ed.). Jogjakarta: Mediaction publishing.

Syaifuddin, H. 2016. Anatomi Fisiologi. Buku kedokteran EGC : Jakarta.

Tim Pokja SDKI PPNI, 2017, Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia, edisi 1

cetakan III, Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional

Indonesia.

Tim Pokja SLKI PPNI, 2017, Standar Luaran Keperawatan Indonesia, edisi 1cetakan

II, Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.


Tim Pokja SIKI PPNI, 2017, Standar Intervensi Keperawatan Indonesia, edisi 1

cetakan II, Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

Vivian Nanny Lia, Dewi 2013. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita.Jakarta:

Salemba Medika.

Yuliastati, & Arnis, A. (2016). Keperawatan Anak. Jakarta: Kementerian Kesehatan

Republik Indonesia.

Yuniarti, Sri. (2015). Asuhan Tumbuh Kembang Neonatus Bayi: Balita dan Anak

Prasekolah. Bandung : PT Refika Aditama.

Anda mungkin juga menyukai