Makalah ini tidak akan selesai tepat pada waktunya tanpa bantuan
dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini ucapan terima kasih
disampaikan kepada:
Makalah ini masih ada kekurangan baik dari segi penyusunan, bahasa,
maupun segi lainnya. Oleh karena itu, diharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah
ini dapat diambil manfaatnya sehingga bisa memberikan inspirasi kepada
pembaca.
Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
Hidung terdiri atas dua nostril yang merupakan pintu masuk menuju
rongga hidung (dua kanal sempit). Dua kanal sempit satu sama lainnya
dipisahkan oleh septum. Dinding rongga hidung dilapisi oleh mukosa
respirasi serta sel epitel batang, bersilia, dan berlapis semu. Mukosa
berfungsi untuk menyaring, menghangatkan, dan melembabkan udara
yang masuk melalui hidung.
2. Sinus Paranasal
3. Faring
2. Trakea
3. Bronkus
a) Bronkus Pulmonaris
.3. Etiologi
Bronkitis dapat disebabkan oleh virus dan bakteri. Virus yang dapat
menyebabkan ialah Respiratory Syncytial Virus (RSV) merupakan virus
yang mengakibatkan infeksi paru-paru dan saluran pernapasan. Namun
juga ada penyebab lainnya seperti asap rokok, sering menghirup udara
yang mengandung zat iritan (Rusdiantoro, 2017).
a. Bronkitis infeksiosa
Disebabkan karena infeksi bakteri atau virus seperti staphylococcus
(stafilokokus), streptococcus (streptokokus), pneumococcus
(pneumokokus), haemophilus influenzae. Serangan bronkitis berulang
bisa terjadi pada perokok, penderita penyakit paru-paru dan saluran
pernapasan menahun.
b. Bronkitis iritatif
Disebabkan oleh zat atau benda yang bersifat iritatatif seperti debu,
asap, polusi udara.
Merangsang hipotalamus
Ketidakseimbangan Bronkitis
Ventilasi / Perfusi
Suhu meningkat
Hambatan Hipertrofi kelenjar mukus, sel goblet, fungsi silia
Ventilasi PCO2 PO2
Spontan Hipertermia
Hipersekresi Lendir
Vasokontriksi Hipoksik Paru
a. Batuk parah pada pagi hari dan pada kondisi yang lembab
b. Akan sering mengalami infeksi saluran napas seperti pilek dan flu
yang disertai dengan batuk
c. Demam tinggi
d. Jika saluran tersumbat akan mengalami sesak napas
e. Produksi dahak bertambah banyak berwarna kuning atau hijau
f. Ditandai dengan tersumbatnya saluran pernapasan secara kronis,
kejadian ini terjadi secara lambat dan lama-lama menjadi parah.
g. Ketika bernapas tidak panjang (pendek) disertai bunyi.
h. Akan mengalami penurunan stamina.
i. Tersumbatnya saluran pernapasan serta bernapas pendek disertai
bunyi akan semakin parah sejalan dengan bertambahnya usia dan
perkembangan penyakit sehingga dapat mengakibatkan kesulitan
bernapas, kurangnya oksigen dalam darah, serta kelainan fungsi
paru-paru.
j. Jika semakin parah dapat mengakibatkan pembengkakan jantung,
kelumpuhan, kegagalan pernapasan yang parah serta kematian.
a. Anamnesis
b. Pemeriksaan fisik
c. Pemeriksaan Radiologis
f. Pemeriksaan EKG
Kelainan EKG yang paling dini ialah rotasi clock wise jantung.
Apabila telah terdapat kor pulmonal terdapat deviasi aksis ke kanan dan
P-pulmonal pada hantaran II,III dan Avf. Voltase QRS rendah, di V1 rasio
R/S lebih dari 1 dan V6 rasi R/S kurang dari 1seiring terdapat RBBB
inkomplet.
.8. Penatalaksanaan
a. Terapi Non Farmakologi
1. Pada tindakan keperawatan yang penting ialah mengontrol batuk dan
mengeluarkan lendir atau sekret menggunakan NGT/OGT.
2. Sering mengubah posisi
3. Banyak minum air putih
4. Inhalasi
5. Nebulizer
6. Jika penderita adalah anak-anak maka perlu diberikan minum susu
atau makanan agar dapat mempertahankan daya tahan tubuh.
7. Pasien harus berhenti merokok
8. Kalau timbul kesulitan dalam pernapasan atau dadanya bagian
tengahsangat sesak, biarlah dai menghirup uap air tiga kali sehari.
9. Taruhlah kompres uap di atas dada pasien dua kali sehari, dan
taruhlahkompres lembab di atas dada sepanjang malam sambil
menjaga tubuhnya jangan sampai kedinginan.
10. Rehabilitasi paru-paru secara komprehensif dengan olahraga dan
latihan pernapasan sesuai yang diajarkan tenaga medis.
11. Istirahat yang cukup.
12. Pengurangan atau Menghindari Paparan
Menghindari atau menghilangkan paparan yang dapat mengakibatkan
iritasi, seperti debu, gas berbahaya ditempat kerja dan paparan
berkepanjangan terhadap polusi udara luar dengan tngkat sulfur dioksida
yang tinggi juga merupakan saran manajemen yang baik
b. Terapi Farmakologi
Untuk mengurangi demam dan rasa tidak enak badan pada penderita
dewasa bisa diberikan aspirin atau acetaminophen sedangkan pada anak-
anak hanya diberikan acetaminophen serta dianjurkan untuk beristirahat
dan minum yang banyak (Suryo, 2010).
Pada umumnya penyebab bronkitis karena virus maka dari itu masih
belum ada obat kasual untuk menanganinya. Obat yang diberikan hanya
untuk menurunkan demam, dianjurkan banyak meminum sari-sari buah,
tidak disarankan untuk memberikan obat penekan batuk jika batuk
berlendir banyak (Rusdiantoro, 2017).
a. Identitas
Penderita bronkitis berjenis kelamin laki-laki dengan usia
sekitar 50-60 tahun. Biasanya klien menderita Penyakit
Paru Obstruksi Kronik bekerja di pabrik atau merokok
(Rusdiantoro, 2017).
b. Riwayat kesehatan
1. Riwayat kesehatan sekarang :
Riwayat penyakit sekarang pada klien bronkitis sangat
bervariasi tergantung dengan tingkat keparahan dan
lamanya. Bermula dari gejala batuk saja hingga
menjadi penyakit akut dengan manifestasi klinis yang
berat. Sebagai tanda-tanda terjadinya toksemia klien
dengan bronkitis sering mengeluh malaise, demam,
badan terasa lemah, banyak mengeluarkan keringat,
takikardi, dan takipnea. Apabila ada tanda terjadinya
iritasi maka keluhan yang akan di daptkan dari klien
seperti batuk, ekspektorasi atau peningkatan produksi
sekret, dan rasa sakit di bawah sternum. Penting bagi
perawat untuk menanyakan mengenai obat-obat yang
telah atau yang biasa diminum oleh klien untuk
mengurangi keluhannya dan mengkaji kembali apakah
obat-obat tersebut masih efektif untuk diminum kembali
(Widiyani, 2015).
N
Pola Gordon Komponen Pengkajian
O
1 Pola Klien dengan Bronkitis biasanya tidak
persepsi dan menyadari bahwa mengidap Bronkitis
pemeliharaa sebelum memeriksakan dirinya ke pelayanan
n kesehatan kesehatan. Gaya hidup yang kurang baik
menjadi faktor penyebab bronkitis. Perawat
harus melakukan anamnesis kepada pasien
tentang persepsi sehat-sakit, pengetahuan
status kesehatan pasien saat ini, perilaku
untuk mengatasi kesehatan dan pola
pemeliharaan kesehatan.
2 Pola nutrisi Dikarenakan terjadinya inflamasi dan
dan hipersekresi lendir menyebabkan napas klien
metabolisme menjadi terganggu serta dapat
mengakibatkan peningkatan suhu badan dan
sesak napas.
3 Pola Pola eliminasiklien bronkitis biasanya tidak
eliminasi ada masalah.
4 Pola aktivitas Ketika melakukan banyak aktivitas biasanya
dan latihan akan mengakibatkan semakin sesak.
5 Pola tidur Istirahat tidak akan terganggu dikarenakan
dan istirahat apabila pasien bronkitis istirahat atau tidur
maka dapat memperbaik keadaannya.
6 Pola Kognitif Klien Bronkitis tidak mengalami penurunan
dan dalam pengecapan dan penglihatan.
konseptual
7 Pola Tidak terdapat perubahan struktur dan fungsi
persepsi diri tubuh pada penderita bronkitis.
8 Pola peran Klien bronkitis akan tetap menjaga peran
dan hubungan dengan keluarganya.
hubungan
9 Pola Pada sistem pembuluh darah organ
seksualitas reproduksi tidak akan terjadi masalah.
dan
reproduksi
10 Pola Perawatan yang dilakukan oleh klien hanya
toleransi beberapa hari saja sehinnga membuat koping
coping- klien tetap terjaga.
stress
11 Pola tata nilai Perubahan status kesehatan dan penurunan
dan fungsi tubuh penderita Bronkitis tidak
kepercayaan menghambat klien untuk beribadah akan
tetapi mempengaruhi pola ibadah klien.
d. Pemeriksaan fisik
Menurut Rusdiantoro (2017), pemeriksaan fisik pada klien
Bronkitis sebagai berikut :
1.Kesadaran : klien Bronkitis biasanya datang ke RS
dalam kondisi composmentis.
2.Tanda-tanda vital : terkait dengan pemeriksaan tekanan
darah, nadi, suhu, turgor kulit, dan frekuensi pernafasan.
3.Sistem Tubuh
1) B1 (Breathing)
a. Inspeksi: klien biasanya mengalami peningkatan
usaha dan frekuensi pernapasan biasanya akan
menggunakan otot bantu pernapasan. Pada
kasus bronkitis kronis akan sering mendapatkan
bentuk dada barrel chest. Gerakan pernapasan
yang masih simetris. Hasil pengkajian lainnya
menunjukkan klien juga akan mengalami batuk
yang produktif dengan sputum purulen berwarna
kuning, hijau hingga sampai hitam kecoklatan
karena bercampur darah. Blue bloater juga dapat
ditemukan pada pasien bronkitis yang sering
mengalami hipoksemia dan sianosis akibat
berkurangnya ventilasi pada jalan napas.
Biasanya pasien dengan bronkitis kronis bertubuh
obese dan terdapat edema perifer akibat
kegagalan ventrikel kanan (bloater atau bengkak).
b. Palpasi: taktil fremitus biasanya akan normal
c. Perkusi: hasil pengkajian perkusi akan
menunjukkan adanya bunyi resonan pada seluruh
lapang paru.
d. Auskultasi: jika abses terisi penuh dengan cairan
pus akaibat drainase yang buruk, maka suara
napas akan melemah. Jika bronkus paten dan
drainasenya akan membaik ditambah adanya
konsolidasi di sekitar abses maka akan terdengar
suara napas bronkial dan rnkhi basah.
2) B2 (Blood)
Akan sering didapatkan kelemahan fisik secara
umum.denyut nadi akan takikardi. Tekanan darah
biasanya tetap normal. Bunyi jantung tambahan
biasanya tidak akan didapatkan. Batas jantung tidak
mengalami pergeseran.
3) B3 (Brain)
Tingkat kesadaran kien biasanya compos mentis
apabila tidak ada komplikasi penyakit yang serius.
4) B4 (Bladder)
Pengukuran volume output urine akan berhubungan
erat dengan intake cairan oleh karena itu, perawat
perlu memonitor adanya oliguria yang merupakan
salah satu tanda awal dari syok.
5) B5(Bowel)
Kien biasanya akan sering mengalami mual dan
muntah, penurunan nafsu makan dan penurunan
berat badan.
6) B6 (Bone)
Kelemahan dan kelelahan fisik secara umum akan
sering menyebabkan klien memrlukan batuan dari
orang lain untuk memenuhi kebutuhan aktivitas
sehari-hari.
3.1 Kesimpulan
Bronkitis merupakan inflamasi (peradangan) yang
terjadi pada bronkus (saluran udara ke paru-paru). Penyakit
ini bersifat ringan dan bisa sembuh secara total namun
bronkitis juga dapat bersifat serius pada penderita yang
memiliki penyakit kronis seperti penyakit jantung atau penyakit
paru-paru (Suryo, 2010). Bronkitis dapat disebabkan oleh
virus dan bakteri. Virus yang dapat menyebabkan ialah
Respiratory Syncytial Virus (RSV) merupakan virus yang
mengakibatkan infeksi paru-paru dan saluran pernapasan.
Namun juga ada penyebab lainnya seperti asap rokok, sering
menghirup udara yang mengandung zat iritan (Rusdiantoro,
2017).
3.2 Saran
a. Untuk penderita Bronkitis
Diharapkan penderita bronkitis dapat menghindari faktor
pencetus seperti asap rokok dan menghirup udara yang
mengandung iritan.
b. Untuk keluarga
Diharapkan keluarga mampu mengawasi dan
memperhatikan klien yang sedang mengalami bronkitis,
karena dukungan dari keluarga juga hal yang penting
untuk klien.
c. Untuk tenaga kesehatan
Diharapkan mampu memberikan pelayanan kesehatan
yang baik, dan bertugas sesuai dengan peranan masing-
masing.
DAFTAR PUSTAKA