Anda di halaman 1dari 36

PREKLINIK

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH III

LAPORAN SEMINAR KASUS PNEUMONIA

Disusun oleh:

Kelompok D 2020

1. Adisti Fitria Yussumardi 2011313003 8. Yora Dwi Syafni 2011313024

2. Febri Ayu Nazila 2011313006 9. Siti Maharani 2011313027

3. Nuzul Husna Ramadhan 2011313009 10. Luthfia Wulandari 2011313030

4. Febmiyana Ermisam Putri 2011313012 11. Nessa Febriani 2011313033

5. Anisa Yulianti 2011313015 12. Ghaniyyahhana 2011313036

6. Divayanta Putri 2011313018 13. Mitra Miftahul J 2011313039

7. Muthiah Khairunnisa 2011313021 14. Yashifa Akhamel P 2011317002

Dosen Pembimbing:

Ns. Devia Putri L, Sp.Kep.KMB

PRODI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas


limpahan rahmat, taufik dan inayah-Nya, serta nikmat sehat sehingga dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan
Pneumonia Yang Di Rawat Di Rumah Sakit” tepat pada waktunya. Penyusunan
makalah ini tentunya hambatan selalu mengiringi namun atas bantuan, dorongan dan
bimbingan dari orang tua, dosen pembimbing dan teman-teman.

Padang, 18 Desember 2022

Penyusun,

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Penyakit infeksi merupakan masalah kesehatan masyarakat terutama bagi


negara maju dan berkembang. Penyakit infeksi ialah penyakit yang disebabkan
masuk dan berkembang biaknya mikroorganisme, suatu kelompok luas dari
organisme mikroskopik yang terdiri dari satu atau banyak sel seperti bakteri,
fungi, parasit serta virus. Penyakit infeksi terjadi ketika interaksi dengan
mikroorganisme menyebabkan kerusakan pada tubuh host dan kerusakan tersebut
menimbulkan berbagai gejala dan tanda klinis. Mikroorganisme yang
menyebabkan penyakit pada manusia disebut sebagai mikroorganisme patogen
(Novard et al., 2019).

Penyakit yang diakibatkan oleh infeksi mikroorganisme merupakan salah


satu penyakit yang selalu menjadi pusat perhatian para praktisi dan pemerhati
kesehatan. Salah satu penyakit infeksi akibat bakteri ialah pneumonia (Radji,
2011). Pneumonia merupakan penyakit peradangan parenkim paru yang
disebabkan oleh mikroorganisme bakteri, virus, jamur dan parasit, namun
pneumonia juga disebabkan oleh bahan kimia ataupun karena paparan fisik
seperti suhu dan radiasi. Berdasarkan lokasi anatominya, pneumonia dapat
terbatas segmen, lobus, atau menyebar.

Pneumonia disebabkan oleh organisme seperti virus dan bakteri yang masuk
kedalam tubuh sehingga mikroorganisme pathogen mencapai bronkioli terminalis
lalu merusak sel epitel basilica dan sel goblet sehingga cairan eksudat dan
leukosit masuk ke dalam alveoli sampai terjadi konsolidasi paru yang
mengakibatkan kapasitas vital dan compliancemenurun sehingga meluasnya
permukaan membrane respirasi dan penurunan rasio ventilasi perfusi sehingga
suplai O2 dalam tubuh terganggu (Misnadiarly, 2008).

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

3
Tujuan umum dalam penulisan untuk memaparkan “Asuhan Keperawatan
Pada Pasien dengan pneumonia di ruang Rawat Inap Bedah RSUD Dr. Rasidin
Padang”.

2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus penulisan ini adalah untuk memaparkan pemberian


asuhan keperawatan pada pasien dengan pneumonia terdiri dari:

1) Memaparkan pengkajian komprehensif pada pasien pneumonia di ruang


Rawat Inap Bedah RSUD Dr. Rasidin Padang.

2) Memaparkan diagnose keperawatan pada pasien pneumonia di ruang Rawat


Inap Bedah RSUD Dr. Rasidin Padang.

3) Memaparkan perencanaan asuhan keperawatan pada pasien pneumonia di


ruang Rawat Inap Bedah RSUD Dr. Rasidin Padang.

4) Memaparkan implementasi asuhan keperawatan pada pasien pneumonia di


ruang Rawat Inap Bedah RSUD Dr. Rasidin Padang.

C. Manfaat Penulisan

1. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadikan pengalaman belajar


dilapangan dan dapat meningkatkan pengetahuan peneliti tentang Asuhan
Keperawatan pada pasien dengan pneumonia

2. Bagi Tempat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan atau saran dan
bahan dalam merencanakan Asuhan Keperawatan pada pasien dengan pneumonia

3. Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan

Dapat dijadikan sebagai referensi dan masukan tentang asuhan keperawatan


pada pasien pneumonia.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Definisi Pneumonia

Menurut Nurarif & Kusuma (2015) Pneumonia adalah salah satu penyakit
peradangan akut parenkim paru yang biasanya dari suatu infeksi saluran
pernafasan bawah akut dengan batuk dan disertai dengan sesak nafas disebabkan
agen infeksius seperti virus, bakteri, mycoplasma (fungi), dan aspirasi substansi
asing, berupa radang paru-paru yang disertai eksudasi dan konsolidasi (Nurarif &
Kusuma, 2015). Menurut Ridha (2014) Pneumonia adalah peradangan dari
parenkim paru dimana asinus terisi dengan cairan radang dengan atau tanpa
disertai infiltrasi dari sel radang ke dalam dinding dinding alveoli dan rongga
interstisium yang ditandai dengan batuk disertai nafas cepat dan atau nafas sesak
pada anak usia balita (Ridha, 2014). Berdasarkan pengertian di atas dapat
disimpulkan pneumonia adalah peradangan akut parenkim paru yang biasanya
dari suatu infeksi saluran pernafasan bawah akut dimana asinus terisi dengan
cairan radang yang ditandai dengan batuk dan disertai nafas cepat yang
disebabkan oleh virus, bakteri, dan mycoplasma(fungi).

S. pneumoniae adalah bakteri pathogen yang paling banyak mengenai


anak-anak dan orang dewasa di masyarakat. Bakterial yang menyebabkan
pneumonia pada anak-anak adalah kelompok streptococcus, S.aureus,
M.catarrhalis, Mycoplasma pneumoniae dan Chlamydia pneumoniae.

2. Etiologi

Pneumonia dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu :

a. Bakteri

Pneumonia bakteri biasanya didapatkan pada usia lanjut. Organisme gram positif
seperti streptococcus pneumonia, S. aureus dan streptococcus pyogenesis. Bakteri
gram negatif seperti Haemophilus influenza, klebsiella pneumonia dan
P.Aeruginosa.

b. Virus

5
Cytomegalovirus merupakan penyebab utama pneumonia virus. Virus influenza
yang menyebar melalui transmisi droplet.

c. Jamur

Infeksi yang disebabkan jamur seperti histoplasmosis menyebar melalui


penghirupan udara yang mengandung spora dan biasanya ditemukan pada kotoran
burung, tanah serta kompos.

d. Protozoa

Pneumonia yang diakibatkan oleh protozoa dapat menimbulkan terjadinya


Pneumocystis carini pneumonia (PCP). Biasanya menjakiti pasien yang
mengalami immunosupresi

3. Manifestasi Klinis

Gejala khas dari pneumonia adalah

- Demam
- Menggigil
- Berkeringat
- batuk (baik non produktif atau produktif atau menghasilkan sputum berlendir,
purulen, atau bercak darah)
- sakit dada karena pleuritis dan sesak.
- Gejala umum lainnya adalah pasien lebih suka berbaring pada yang sakit
dengan lutut tertekuk karena nyeri dada.
- Pemeriksaan fisik didapatkan retraksi atau penarikan dinding dada bagian
bawah saat pernafas, takipneu, kenaikan atau penurunan taktil fremitus,
perkusi redup sampai pekak menggambarkan konsolidasi atau terdapat cairan
pleura, ronki, suara pernafasan bronkial, pleural friction rub.

4. Pemeriksaan Penunjang
1. Sinar X: mengidentifikasikan distribusi struktural (misal: lobar,
bronchial);dapat juga menyatakan abses)
2. Pemeriksaan gram/kultur, sputum dan darah: untuk dapat
mengidentifikasisemua organisme yang ada.

6
3. Pemeriksaan serologi: membantu dalam membedakan diagnosis
organismekhusus.

4. Pemeriksaan fungsi paru: untuk mengetahui paru-paru, menetapkan luas


berat penyakit dan membantu diagnosis keadaan.
5. Biopsi paru: untuk menetapkan diagnosis
6. Spirometrik static: untuk mengkaji jumlah udara yang diaspirasi
7. Bronkostopi: untuk menetapkan diagnosis dan mengangkat benda asing

5. Penatalaksanaan pneumonia

Karena penyebab pneumonia bervariasi membuat penanganannya pun akan


disesuaikan dengan penyebab tersebut. Selain itu, penanganan dan pengobatan
pada pasien pneumonia tergantung dari tinggkat keparahan gejala yang timbul
dari infeksi pneumonia itu sendiri. (Wahyudi, 2020)

 Bagi pneumonia yang disebabkan oleh bakteri


Maka pemberian antibiotik adalah yang paling tepat. Pengobatan haruslah
benar-benar komplit sampai benar-benar tidak lagi adanya gejala pada pasien.
Selain itu, hasil pemeriksaan X-Ray dan sputum harus tidak lagi menampakkan
adanya bakteri pneumonia. Jika pengobatan ini tidak dilakukan secara komplit
maka suatu saat pneumonia akan kembali mendera si pasien. (Wahyudi, 2020)
1. Untuk bakteri Streptococus Pneumoniae
Bisa diatasi dengan pemberian vaksin dan antibiotik. Ada dua vaksin
tersedia, yaitu pneumococcal conjugate vaccine dan pneumococcal
polysacharide vaccine. Pneumococcal conjugate vaccine adalah vaksin yang
menjadi bagian dari imunisasi bayi dan direkomendasikan untuk semua anak
dibawah usia 2 tahun dan anak-anak yang berumur 2-4 tahun. Sementara itu
pneumococcal polysacharide vaccine direkomendasikan bagi orang dewasa.
Sedangkan antibiotik yang sering digunakan dalam perawatan tipe
pneumonia ini termasuk penicillin, amoxcillin, dan clavulanic acid, serta
macrolide antibiotics, termasuk erythromycin. (Wahyudi, 2020)
2. Untuk bakteri Hemophilus Influenzae
Antibiotik yang bermanfaat dalam kasus ini adalah generasi cephalosporins
kedua dan ketiga, amoxillin dan clavulanic acid, fluoroquinolones

7
(lefofloxacin), maxifloxacin oral, gatifloxacin oral, serta sulfamethoxazole
dan trimethoprim. (Wahyudi, 2020)
3. Untuk bakteri Mycoplasma
Dengan cara memberikan antibiotik macrolides (erythromycin,
clarithomycin, azithromicin dan fluoroquinolones), antibiotik ini umum
diresepkan untuk merawat mycoplasma pneumonia. (Wahyudi, 2020)
 Bagi pneumonia yang disebabkan oleh virus

Pengobatannya hampir sama dengan pengobatan pada pasien flu. Namun,


yang lebih ditekankan dalam menangani penyakit pneumonia ini adalah banyak
beristirahat dan pemberian nutrisi yang baik untuk membantu pemulihan daya
tahan tubuh. Sebab bagaimana pun juga virus akan dikalahkan jika daya tahan
tubuh sangat baik. (Wahyudi, 2020)

 Bagi pneumonia yang disebabkan oleh jamur

Cara pengobatannya akan sama dengan cara mengobati panyakit jamur


lainnya. Hal yang paling penting adalah pemberian obat anti jamur agar bisa
mengatasi pneumonia. (Wahyudi, 2020)

Pendapat lain mengenai penatalaksanaan pada pasien pneumonia menurut


Nurarif dan Kusuma (2015) yaitu:
a. Keperawatan
Kepada pasien yang penyakitnya tidak berat, bisa diberikan antibiotik per
oral, dan tetap tinggal dirumah. Pasien yang lebih tua dan pasien dengan
sesak nafas atau dengan penyakit jantung atau paru lainnya, harus dirawat
dan antibiotic diberikan melalui infuse. Mungkin perlu diberikan oksigen
tambahan, cairan intravena dan alat bantu nafas mekanik. Kebanyakan pasien
akan memberikan respon terhadap pengobatan dan keadaannya membaik
dalam waktu 2 minggu. Penatalaksanaan umum yang dapat diberikan antara
lain :
1) Oksigen 1-2 L/menit.
2) IVFD dekstrose 10%, NaCl 0,9%-3: 1, + KCI 10 mEq/500 ml cairan.
3) Jumlah cairan sesuai berat badan, kenaikan suhu, dan status hidrasi.

8
4) Jika sesak tidak terlalu berat, dapat dimulai makanan enteral bertahap
melalui selang nasogastrik dengan feeding drip.
5) Jika sekresi lender berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan salin
normal dan beta agonis untuk memperbaiki transport mukosilier.
6) Koreksi gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit

b. Penatalaksanaan Medis
Konsolidasi atau area yang menebal dalam paru-paru yang akan tampak
pada rontgen dada mencakup area berbercak atau keseluruhan lobus
(pneumonia lobaris). Pada pemeriksaan fisik, temuan tersebut dapat
mencakup bunyi napas bronkovesikular atau bronchial, krekles, peningkatan
fremitus, egofani, dan pekak pada perkusi. Pengobatan pneumonia termasuk
pemberian antibiotik yang sesuai seperti yang ditetapkan oleh hasil
pewarnaan gram. Selain itu untuk pengobatan pneumonia yaitu eritromisin,
derivat tetrasiklin, amantadine, rimantadine, trimetoprim-sulfametoksazol,
dapsone, pentamidin, ketokonazol. (Brunner & Suddarth, 2002).

6. Komplikasi Pneumonia
a. Pneumonia ekstrapulmoner, pneumonia pneumokokus dengan bakteriemi
b. Pneumonia ekstrapulmoner non infeksius gagal ginjal, gagal jantung,
emboli paru dan infark miokard akut
c. ARDS ( Acute Respiratory Distress Syndrom)
d. Komplikasi lanjut berupa pneumonia nosokomial
e. Sepsis
f. Gagal pernafasan, syok, gagal multiorgan
g. Penjalaran infeksi (abses otak, endokarditis)
h. Abses paru
i. Efusi pleura

9
Woc pneumonia
Woc pneumonia

Virus Bakteri (pneumokokus,stapilokokus)

Infeksi saluran pernapasan bawah

Parenkim paru

Proses peradangan pada


alveolus,(koloni. Organisme
pathogen)

c
Penumpukan
fibrin,eskudat ,eritrosit,leukosit SDM dan leukosit PMN
,di alveolus (stadium II) mengisi alveoli

Secret menumpuk pada Konsolidasi di alveoli


bronkus &jalan napasc

Compliance paru menurun


Batuk dispnea

Suplai O2 menurun
Bersihan jalan napas tidak
efektif

Intoleransi aktivitas

Secret tertelan dan masuk ke


lambung

Akumulasi sputum (sputum


bersifat basa) di lambung

c
Lambung mengadakan usaha
menyeimbangkan asam basa 10
Mual,muntah,anoreksia

c
Deficit nutrisi
c
Peningkatan asam lambung

Patofisiologi

Menurut pendapat Sujono & Sukarmin (2009), kuman masuk kedalam jaringan paru-
paru melalui saluran nafas bagian atas menuju ke bronkhiolus dan alveolus. Setelah
Bakteri masuk dapat menimbulkan reaksi peradangan dan menghasilkan cairan edema
yang kaya protein.

Kuman pneumokokusus dapat meluas dari alveoli ke seluruh segmen atau lobus.
Eritrosit dan leukosit mengalami peningkatan, sehingga Alveoli penuh dengan cairan
edema yang berisi eritrosit, fibrin dan leukosit sehingga kapiler alveoli menjadi
melebar, paru menjadi tidak berisi udara. Pada tingkat lebih lanjut, aliran darah
menurun sehingga alveoli penuh dengan leukosit dan eritrosit menjadi sedikit.

Setelah itu paru tampak berwarna abu-abu kekuningan. Perlahan sel darah merah yang
akan masuk ke alveoli menjadi mati dan terdapat eksudat pada alveolus Sehingga
membran dari alveolus akan mengalami kerusakan yang dapat mengakibatkan
gangguan proses difusi osmosis oksigen dan berdampak pada penurunan jumlah
oksigen yang dibawa oleh darah.

Secara klinis penderita mengalami pucat sampai sianosis. Terdapatnya cairan purulent
pada alveolus menyebabkan peningkatan tekanan pada paru, dan dapat menurunan
kemampuan mengambil oksigen dari luar serta mengakibatkan berkurangnya
kapasitas paru. Sehingga penderita akan menggunakan otot bantu pernafasan yang
dapat menimbulkan retraksi dada.

Secara hematogen maupun lewat penyebaran sel, mikroorganisme yang ada di paru
akan menyebar ke bronkus sehingga terjadi fase peradangan lumen bronkus. Hal ini
mengakibatkan terjadinya peningkan produksi mukosa dan peningkatan gerakan silia
sehingga timbul reflek batuk.

11
BAB III

LAPORAN KASUS

FORMAT PENGKAJIAN

KEPERAWATAN MEDIKAL MEDAH

DATA KLINIS

Nama :Ny. M________

No. Rek. Medis :1000057512___________

Usia __43__ Tinggi Badan ___161___ cm BB _____43___ kg


(Aktual/Perkiraan)

IMT____16_____ LILA___________

Suhu_____37___ c

Nadi ______85__ Kuat _____ Lemah _____ Teratur _____ Tak teratur
 
_______

Tekanan Darah: Lengan Kanan _____ Lengan Kiri _____Duduk


____Berbaring____97/65 mmHg

Tanggal Masuk RS _____12 November 2022____Waktu Kedatangan _______


Orang yang dihubungi ____Suami_____Telepon : _______

Catatan Kedatangan: Kurpsi roda _____



Ambulans ________Brankar ____________

Tanggal Pengkajian : _______15 November 2022________________

Diagnosa Medis : _________Pneumonia+ Sepsis + Susp. SLE + Dispepsia +


Elektrolit Imbalance + Kandidiasis Oral_

12
A. RIWAYAT KESEHATAN
1. Alasan masuk/ dirawat di RS: (kalau pasiennya pernah dirawat dengan kasus
sekarang)

Pasien datang ke RS dengan keluhan demam sejak 12 hari yang lalau SMRS,
badan terasa menggigil, lemas, sulit makan, bibir kering dan pecah-pecah, batuk
berdahak sulit dikeluarkan ± 1 minggu

2. Riwayat Keluhan Sekarang (subjektif)

Pasien mengatakan sakit kepala, sesak napas, badan terasa menggigil, lemas, sulit
makan, bibir pecah-pecah, dan batuk berdahak

3. Riwayat Kesehatan Dahulu


Penyakit yang pernah diderita : Tidak ada
Penyakit keturunan __________Tidak ada
___________________________________________
Riwayat pernah dirawat : -
 Tanggal ____________________ Alasan
______________________________
 Tanggal ____________________ Alasan
______________________________

Obat-obatan yang pernah di


konsumsi Dosis Dosis terakhir Frekuensi
(Resep/Obat Bebas)

Lansoprazole 1×1 IV

Cefriaxone 2×1 gr IV

Vit D 1×5000 uni

Vit C 2×500 mg

13
Infus NaCl 0,9%

12 jam/kolf

B. POLA FUNGSIONAL GORDON

1. POLA PERSEPSI DAN PENANGANAN KESEHATAN

Persepsi terhadap penyakit:Pasien telah mengetahui bahwasanya sedang sakit,


namun pasien membiarkannya selama 2 hari, dan disaat kondisi tubuh pasien
mulai menurun, barulah pasien membawa ke rumah sakit untuk ditindaklanjuti
mengenai penyakit yang di deritanya. Kurangnya pengetahuan pasien mengenai
penyakitnya dan kurangnyakeperdulian terhadap dirinya sendiri.Klien melakukan
perawatan yang baik pada dirinya karena mau dirawat di RS ketika sakit. Saat
pengkajian pasien mengatakan awalnya merasa tidak berdaya namun sekarang
sudah tidak lagi karena adanya support dari keluarga dan tubuh sudah tidak terlalu
lemas lagi.

PENGGUNAAN:

Tembakau: Tidak _√_Berhenti (Tanggal) _______Pipa _______

Cerutu _______<1 bks/hari ________1-2 bks/hari _______>2 bks/hari


______

Riwayat bks/tahun________________


Alkohol: _______Tidak _______ Jenis/Jumlah _________/Hari
________/minggu

______/bulan


Obat lain: _______ Tidak _______Ya____

Jenis ________________ Penggunaan ______________

Alergi (obat-obatan, makanan, plester, zat warna): _____Tidak ada Reaksi


______

14
Obat-obatan herbal/tanpa resep dokter:________Tidak Ada

2. POLA NUTRISI/METABOLISME

Diet/Suplemen Khusus___makanan lunak, tinggi kalori dan tinggi


protein____kalori_______bentuk___bubur/cair___


Instruksi Diet Sebelumnya: _______ Ya ______ Tidak_____

Nafsu makan :

Normal____Meningkat ______Menurun
_____Penurunan Sensasi Kecap______

Mual
_____Muntah ______Stomatitis _________

Perubahan Berat Badan 6 Bulan Terakhir:

Ada____kg. Peningkatan/Penurunan ____11____kg

Kesulitan Menelan (Disfagia):

Ada 
______Tidak ______


Kesulitan Makanan Padat ______ Kesulitan Makan Cair _____________

Gigi:


Atas : (Parsial ______Lengkap_______)


Bawah (Parsial _____Lengkap _____)

Riwayat Masalah Kulit/Penyembuhan:

Ada_____ 
Tak ada ___

 Keringat
Penyembuhan AbNormal _____ Ruam_____Kering_____

berlebihan__________

15
Gambaran diet pasien dalam sehari

Di Rumah Di Rumah Sakit


Makan pagi Teratur (lontong/nasi MB TKTP
goreng 1 porsi)
Makan siang Teratur (makan berat MB TKTP
lengkap dengan nasi dan
lauk pauk, daging/ikan,
tempe/tahu/kentang, telur,
jarang makan sayur dan
cemilan lainnya)
Makan malam Tidak teratur (makan MB TKTP
berat pukul 20.00 WIB
dan nanti makan lagi
pukul 22.00 WIB)

Pantangan/Alergi: ___________Tidak ada

Pengkajian ABCD:

A (antropometri):_____TB: 161 cm, BB: 43 kg, IMT: 16

B (biochemical data): _____Hemoglobin: 10,8 g/dL (nilai normal 12-14), Hematokrit:


30% (nilai normal 37-43)

C (clinical sign): _____klien tampak lemah, klien mengalami penurunan BB 6 bulan


terakhir 11 kg, nadi teratur dan lemah, rambut klien hitam dan tampak kusut, kulit
kering, mukosa bibir kering dan pecah-pecah, klien terlihat menggigil dan sulit
berjalan dengan baik, tidak mampu mencerna makanan padat,

D (dietary history): _____ selama sakit pasien hanya bisa makan makanan lunak
seperti bubur, dari makanan yang diberi ahli gizi 1 porsi hanya setengah yang
dihabiskan, minum air putih yang 1,5 liter hanya 1 liter yang diminum klien.

3. POLA ELIMINASI

16
Kebiasaan defekasi :

Defekasi/hari: 1-2 x/hari teratur _____√_____ tidak teratur


_______________

Tgl defekasi terakhir: 11/11/22Bentuk ___padat___ Bau


khas_____Warna: kuning kecoklatan

Konstipasi _____Diare _____

Ostomi: Ada ______ Tidak _____Jenis ______ Karakter stoma


__________

Kebiasaan Berkemih:4-6x/hari

Frekuensi : 50-75 cc/ jam Warna: kuning jernih Disuria


_____Nokturia _________

Hematuria _____

Inkontinensia: Tidak ___ Ya _____Total _____Siang Hari _____Malam Hari


________

Kadang-kadang ______ Kesulitan menahan berkemih __________

Kesulitan mencapai toilet________

Alat Bantu Ada ________ Tidak _____√___

Kateterisasi intermitten _____ Kateter indwelling _____

Keteter Eksternal_______Jenis implantasi penis ___________

Balance cairan:

Intake: - infus : 2500cc

- Minum air putih : 350cc

2500 + 350 = 2850cc

17
Output : - urin: 300cc

- BAB: 100cc

300 + 100 = 400cc

Balance : 2850-400 = 2450cc

Lain-
lain________________________________________________________________

4. POLA AKTIVITAS /OLAH RAGA

Kemampuan Perawatan Diri:

0 = Mandiri 2 = Bantuan dari orang lain 4 = tergantung/tdk


mampu

1 = Dengan Alat Bantu 3 = Bantuan peralatan dan orang lain

Aktivitas 0 1 2 3 4

Makan/Minum √

Mandi √

Berpakaian/berdandan √

Toileting √

Mobilisasi di Tempat Tidur √

Berpindah √

Berjalan √

Menaiki Tangga

Berbelanja

Memasak

18
Pemeliharaan Rumah

ALAT BANTU:

Ada___ Tidak ada _____√

Kruk _____ Pispot ditempat tidur ________ Walker____ Tongkat ______


Belat/Mitela ________ Kursi roda __________

Kekuatan Otot : 3222 3222


____________
3222 3222

Keluhan saat beraktifitas :

Sulit berjalan dan beraktivitas

5. POLA ISTIRAHAT TIDUR

Kebiasaan menjelang tidur : __Main Hp

Jumlah tidur: malam __6____ jam ______ tidur siang _____jam Tidur sore
________ jam

Merasa segar setelah tidur : Ya _____ Tidak__√___

Masalah tidur: Tidak ada ___√__ Terbangun _____ Terbangun dini _____ Insomnia
_____

Mimpi buruk _____

Lain-lain :
_______________________________________________________________

19
_____________________________________________________________________
___

6. POLA KOGNITIF –PERSEPSI

Status mental:

GCS__15_ Koperatif __√___ Afasia reseptif _____ Mengingat cerita buruk


_____ Terorientasi _____ Kelam Pikir _____ Kombatif _____ Tak responsif
____________

Bicara: Normal __√__ Tak Jelas _____ Gagap _____ Afasia ekspresif _____

Bahasa sehari-hari: Indonesia ______Daerah ___√___Lain-lain________________

Kemampuan membaca bahasa Indonesia: Ya √_______ Tidak _______

Kemampuan Berkomunikasi: Ya ____√___ Tidak __________

Kemampuan Memahami pembicaraan: Ya ____√____ Tidak _______

Tingkat Ansietas: Ringan _√___ Sedang ________ Berat ________Panik________

Keterampilan Interaksi: Tepat __√______ Lain-lain ______________

Pendengaran :

Terganggu _______ Tidak _______√______

Keluar cairan _______( Kanan ___Kiri ____)

Tuli (Kanan____Kiri_____) Alat bantu dengar ______ Tinnitus


________

Penglihatan :

Terganggu _____ Tidak __√___Kacamata _____Lensa Kontak

Kerusakan _____Kanan_____Kiri _____Buta _____Kanan_____ Kiri

_____ Katarak _____ Kanan _____ Kiri_____ Glaukoma

20
_____ Protesis _____ Kanan _____ Kiri_____ Ya _√____ Tidak

Vertigo:

Ketidak nyamanan/Nyeri: Ada ________ Tidak ada ____√____

Akut_______ Kronik _____

Deskripsi:

P __________________________

Q ____________________________

R _____________________________

S _______________________________

T________________________________

Penatalaksanaan Nyeri:
___________________________________________________

Lain –lain
_______________________________________________________________

7. POLA PERAN HUBUNGAN

Pekerjaan: _Mengurus Rumah


Tangga__________________________________________________

Status Pekerjaan: Bekerja ______ Tidak Bekerja ___√___

Ketidakmampuan jangka pendek ______

Ketidakmampuan jangka panjang

Sistem Pendukung:

Pasangan ____√__ Tetangga/Teman _____ Tidak ada______

Keluarga serumah ______ Keluarga tinggal berjauhan ______

21
Masalah keluarga berkenaan dengan perawatan dirumah sakit:
_____________________________________________________________________
__

Kegiatan sosial :
_____________________________________________________________________
__

Lain-lain:
_______________________________________________________________

8. POLA SEKSUALITAS/REPRODUKSI

Tanggal Menstruasi Akhir (TMA): ___________________________

Masalah Menstruasi: Ya ______ Tidak ____√____________

Pap Smear Terakhir: _____________________________

Pemeriksaan Payudara/Testis Mandiri Bulanan: Ya ______ Tidak _√____

Masalah Seksual B/D Penyakit: _______Tidak ada masalah


_____________________________________

Lain-lain:
_____________________________________________________________

9. POLA KOPING-TOLERANSI STRES

Perhatian utama tentang perawatan di rumah sakit atau penyakit (finansial, perawatan
diri):
_____________________________________________________________________
_____________________________________________________________________
______

22
Kehilangan/perubahan besar di masa lalu: Tidak ______Ya ____√_______

Hal yang dilakukan saat ada masalah: ________________Menyelesaikan masalah


tersebut dengan hati tenang_____________________________________________

Penggunaan obat untuk menghilangkan stres: __________________________Tidak


ada ______________________________________________

Keadaan emosi dalam sehari hari: santai_______√_______tegang _______________

lain-lain:
________________________________________________________________

10. POLA KEYAKINAN-NILAI

Agama: Islam ___√__ Katolik Roma _____ Protestan _____ Hindu _____ Budha
_____

Pantangan Keagamaan:

Tidak _√_____ Ya (uraikan) ___________________________________

Pengaruh agama dalam kehidupan: _________Sangat berpengaruh, klien tabah dan


ikhlas terhadap penyakit yang dideritanya
_____________________________________________________________________
____________________________________________________

Permintaan kunjungan rohaniawan pada saat ini: Ya ____ Tidak__√

C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hematologi, EKG

Laboratorium Hematologi

Pemeriksaan Hasil Satuan Rujukan


Hemoglobin 10,8 g/dL 12 - 14 (P)

23
14 - 16 (L)
Leukosit 1.200 /mm³ 5.000 – 10.000
Hematokrit 30 % 37 – 43 (P)
40 – 48 (L)
Trombosit 89.000 /mm³ 150.000 – 400.000

Laboratorium Urine

Parameter Nilai Nilai Satuan interpetasinya


normal
Makroskopis
 Warna Kuning

 Berat jenis muda

 pH 1.050

Mikroskopis
6,5
 Leukosit /LPB < =5
1-3
 Eritrosit /LPB <=1
0-2
 Epitel /LPK Positif
(+)
 Silinder /LPK Negatif
(-)
 Kristal /LPK Negatif
(-)

Kimia
 Reduksi Negatif
(-)
 Protein Negatif
(+) Positif
Negatif
satu
 Bilirubin Positif
(-)
 Urobilinogen Negatif
(+)
 Benda keton (+) Positif
satu

D. PEMERIKSAAN FISIK (inspeksi, auskultasi, perkusi dan palpasi ( jika


dibutuhkan)

24
Saat pengkajian klien terlihat letih dengan suara yang pelan,
Gambaran Umum
dengan keluhan badan terasa agak panas, tidak mmpu duduk
Pasien dan bermobilisasi sendiri, serta saat bermobilisasi tubuh
terlihat menggigil dan terlihat sesak napas.

Tanda Vital TD : 97/65 mmHg S : 37˚C


N : 85 x/menit P : 20 x/menit

Kulit Insp: Kulit di area bibir kering dan pecah – pecah

Leher :
Trakea Insp: Tidak ada gangguan, tidak ada edema
Perkusi:
Palpasi:
Vena Insp: Tidak ada pembesaran vena jugularis
Perkusi:
Palpasi:
Kelenjar Tiroid Insp: tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
Lainnya Perkusi:
Palpasi:

Dada/Paru Insp: Dada simetris


Perkusi: Redup
Palpasi:
Auskultasi: Suara Ronkhi

Jantung Insp: Baik, tidak ada kelainan dan pembesaran


Perkusi:Iktus kordis teraba
Palpasi:Tidak ada nyeri tekan
Auskultasi: Bunyi jantung normal
Ritme
PMI

Abdomen Insp : Tida ada distensi abdoomen


Perkusi: Timpani
Palpasi: Tidak ada nyeri tekan

25
Auskultasi: Bising usus terdengar

Muskuloskeletal/Sendi Insp: mobilisasi dibantu


Perkusi:
Palpasi:

Neurologi GCS 15, Kesadaran Compos mentis


Status Mental/GCS

Saraf Kranial Tidak ada gangguan dalam penglihatan, pendengaran, dan


bicara

Motoris Terdapat gangguan motoris karena klien menggigil

Sensoris Klien bisa merasakan rangsangan

Lainnya

Ekstremitas Tidak ada gangguan

Vaskuler Perifer Tidak ada gangguan

Payudara Tidak dikaji

Genitalia Tidak dikaji

Rectal Tidak dikaji

Analisa Data

26
No. Data Subjektif dan Objektif Masalah Penyebab
Keperawatan
1. S: Bersihan Jalan Napas Sekresi yang
 klien mengatakan sesak napas Tidak Efektif tertahan
 klien mengeluh batuk berdahak
sejak ± 1 minggu
 klien mengeluh batuk berdahak
sulit dikeluarkan

O:
 adanya suara napas tambahan
yaitu ronkhi

TD : 97/65 mmHg
Nadi : 85 x/menit
Suhu : 37˚C
RR : 20 x/menit

2. Defisit Nutrisi Ketidakmampuan


S : klien mengatakan nafsu makan menelan makanan
menurun dan sulit untuk menelan dan nafsu makan
menurun.
O:
 penurunan berat badan 11 kg
 otot pengunyah lemah
 membran mukosa pucat

TD : 97/65 mmHg
Nadi : 85 x/menit
Suhu : 37˚C
RR : 20 x/menit
Pengkajian ABCD:
A (antropometri):_____TB: 161 cm,

27
BB: 43 kg, IMT: 16
B (biochemical data):
_____Hemoglobin: 10,8 g/dL (nilai
normal 12-14), Hematokrit: 30% (nilai
normal 37-43)
C (clinical sign): _____klien tampak
lemah, klien mengalami penurunan BB
6 bulan terakhir 11 kg, nadi teratur dan
lemah, rambut klien hitam dan tampak
kusut, kulit kering, mukosa bibir kering
dan pecah-pecah, klien terlihat
menggigil dan sulit berjalan dengan
baik, tidak mampu mencerna makanan
padat,
D (dietary history): _____ selama sakit
pasien hanya bisa makan makanan
lunak seperti bubur, dari makanan yang
diberi ahli gizi 1 porsi hanya setengah
yang dihabiskan, minum air putih yang
1,5 liter hanya 1 liter yang diminum
3. klien. Intoleransi Aktivitas Kelemahan

S : klien mengeluh letih, lemas

O:
 pasien tampak kesulitan dalam
melakukan aktivitas
 badan sering gemeter

TD : 97/65 mmHg
Nadi : 85 x/menit

28
Suhu : 37˚C
RR : 20 x/menit

Diagnosa Keperawatan

1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan sekresi yang tertahan.
2. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan menelan makanan.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan.

Kriteria Hasil dan Intervensi

Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi


Hasil
Bersihan Jalan Napas Bersihan Jalan napas Manajemen Jalan Napas
Tidak efektif Setelah dilakukan tindakan Observasi :
keperawatan diharapkan - Monitor pola napas
bersihan jalan napas dapat (frekuensi,
meningkat, dengan kriteria kedalaman, usaha
hasil : napas)
- Batuk efektif - Monitor bunyi
meningkat napas tambahan
- Produksi sputum - Monitor sputum
menurun (jumlah, warna,
- Dispnea membaik aroma)
- Sulit bicara
membaik Terapeutik :

- Gelisah membaik - Berikan minum

- Frekuensi napas hangat


- Lakukan fisioterapi

29
membaik dada, jika perlu
- Berikan okseigen,
jika perlu

Edukasi :
- Anjurkan asupan
cairan 2000 ml/hari,
jika tidak ada
kontraindikasi
- Ajarkan teknik
batuk efektif

Kolaborasi :
- Kolaborasi
pemberian
bronkodilator,
ekspektoran,
mukolitik, jika
perlu

Hipovolemia Status Cairan Manajemen Hipovolemia


Setelah dilakukan tindakan Observasi :
keperawatan diharapkan - periksa tanda dan
status cairan dapat gejala hipovolemia
membaik, dengan kriteria ( frekuensi nadi
hasil : meningkat, tekanan
- kekuatan nadi darag menurun,
meningkat turgor kulit
- turgor kulit menurun, membran
meningkat mukosa kering,
- dispnea menurun volume urin
- perasaan lemah menurun)
menurun - Monitor intake dan

30
- frekuensi nadi output cairan
membaik
- tekanan darah Terapeutik :
membaik - hitung kebutuhan

- membran mukosa cairan

membaik - berikan asupan

- berat badan cairan oral

membaik
- suhu tubuh Edukasi :
membaik - anjurkan
memperbanyak
asupan cairan oral
- anjurkan
menghindari
perubahan posisi
mendadak

Kolaborasi :
- kolaborasi
pemberian cairan
IV isotonis
- kolaborasi
pemberian cairan
koloid
- kolaborasi
pemberian produk
darah
Defisit Nutrisi Status Nutrisi Manajemen nutrisi
Setelah dilakukan tindakan Observasi :
keperawatan diharapkan - identifikasi status
status nutrisi dapat nutrisi
membaik, dengan kriteria - identifikasi
hasil : makanan yang

31
- porsi makan yang disukai
dihabiskan - identifikasi
meningkat kebutuhan kalori
- kekuatan otot dan jenis nutrien
menelan meningkat - monitor asupan
- serum albumin makan
meningkat - monitor berat badan
- pengetahuan
tentang standar Terapeutik :
asupan nutrisi yang - berikan makanan
tepat meningkat tinggi serat untuk
- berat badan IMT mencegah
membaik konstipasi
- frekuensi makan - berikan makanan
membaik tinggi kalori dan
- Nafsu makan tinggi protein
membaik - berikan suplemen
- membran mukosa makan, jika perlu
membaik
Edukasi :
- anjurkan makan
posisi duduk, jika
mampu

Kolaborasi :
- kolaborasi
pemberian medikasi
sebelum makan
- kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menentukan jumlah
kalori dan jenis
nutrien yang

32
dibutuhkan, jika
perlu

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Pneumonia adalah salah satu penyakit peradangan akut parenkim paru yang
biasanya dari suatu infeksi saluran pernafasan bawah akut dengan batuk dan

33
disertai dengan sesak nafas disebabkan agen infeksius seperti virus, bakteri,
mycoplasma (fungi), dan aspirasi substansi asing, berupa radang paru-paru yang
disertai eksudasi dan konsolidasi.

Pneumonia disebabkan oleh organisme seperti virus dan bakteri yang masuk
kedalam tubuh sehingga mikroorganisme pathogen mencapai bronkioli terminalis
lalu merusak sel epitel basilica dan sel goblet sehingga cairan eksudat dan
leukosit masuk ke dalam alveoli sampai terjadi konsolidasi paru yang
mengakibatkan kapasitas vital dan compliancemenurun sehingga meluasnya
permukaan membrane respirasi dan penurunan rasio ventilasi perfusi sehingga
suplai O2 dalam tubuh terganggu.

4.2 Saran

1. Bagi Peneliti

Hasil penelitian yang peneliti lakukan diharapkan dapat menjadi acuan yang
berkaitan dengan penyakit Pneumonia maupun juga dengan asuhan keperawatan
pada pasien dengan Pneumoni sebagai tolak ukur untuk peneliti selanjutnya.

2. Bagi Tempat Penelitian

Hasil penelitian yang peneliti lakukan diharapkan dapat menjadi bahan


informasi bagi perawat dan pihak Rumah Sakit untuk dapat meningkatkan mutu
pelayanan dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan
Pneumoni secara spesifik dan komprehensif sehingga waktu perawatan pada
pasien dengan Pneumoni dapat diminimalkan penyembuhannya dan angka
kematian pasien dengan Pneumoni tidak dapat terjadi.

3. Bagi Perkembangan Ilmu Keperawata

Hasil penelitian yang peneliti lakukan diharapkan dapat menambah keluasan


ilmu khususnya keperawatan dalam melakukan asuhan keperawatan pada pasien
dengan Pneumonia dan juga memacu pada peneliti selanjutnya dan menjadi
bahan pembandingan dalam melakukan penelitian pada pasien dengan
Pneumonia.

34
DAFTAR PUSTAKA
Damayanti, karina dan oyagi ryusuke. 2017. Pneumonia. Fakultas Ilmu
Kedokteran Udayana : Denpasar
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/f331a8a1e41357
9027127d4509a339e5.pdf

35
Meilantika,Ayu Diana, 2018, Faktor Resiko Host Dan Environtment Yang
Berpengaruh Terhadap Pneumonia; Program Studi Magister
Epidemiologi Sekolah Pascasarjana Universitas Diponegoro

Wunderink RG, Watever GW. 2014. Community-acquired pneumonia. N Engl J


Med.2014;370:543-51.

36

Anda mungkin juga menyukai