Disusun oleh:
Kelompok D 2020
Dosen Pembimbing:
i
KATA PENGANTAR
Penyusun,
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pneumonia disebabkan oleh organisme seperti virus dan bakteri yang masuk
kedalam tubuh sehingga mikroorganisme pathogen mencapai bronkioli terminalis
lalu merusak sel epitel basilica dan sel goblet sehingga cairan eksudat dan
leukosit masuk ke dalam alveoli sampai terjadi konsolidasi paru yang
mengakibatkan kapasitas vital dan compliancemenurun sehingga meluasnya
permukaan membrane respirasi dan penurunan rasio ventilasi perfusi sehingga
suplai O2 dalam tubuh terganggu (Misnadiarly, 2008).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
3
Tujuan umum dalam penulisan untuk memaparkan “Asuhan Keperawatan
Pada Pasien dengan pneumonia di ruang Rawat Inap Bedah RSUD Dr. Rasidin
Padang”.
2. Tujuan Khusus
C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan atau saran dan
bahan dalam merencanakan Asuhan Keperawatan pada pasien dengan pneumonia
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi Pneumonia
Menurut Nurarif & Kusuma (2015) Pneumonia adalah salah satu penyakit
peradangan akut parenkim paru yang biasanya dari suatu infeksi saluran
pernafasan bawah akut dengan batuk dan disertai dengan sesak nafas disebabkan
agen infeksius seperti virus, bakteri, mycoplasma (fungi), dan aspirasi substansi
asing, berupa radang paru-paru yang disertai eksudasi dan konsolidasi (Nurarif &
Kusuma, 2015). Menurut Ridha (2014) Pneumonia adalah peradangan dari
parenkim paru dimana asinus terisi dengan cairan radang dengan atau tanpa
disertai infiltrasi dari sel radang ke dalam dinding dinding alveoli dan rongga
interstisium yang ditandai dengan batuk disertai nafas cepat dan atau nafas sesak
pada anak usia balita (Ridha, 2014). Berdasarkan pengertian di atas dapat
disimpulkan pneumonia adalah peradangan akut parenkim paru yang biasanya
dari suatu infeksi saluran pernafasan bawah akut dimana asinus terisi dengan
cairan radang yang ditandai dengan batuk dan disertai nafas cepat yang
disebabkan oleh virus, bakteri, dan mycoplasma(fungi).
2. Etiologi
a. Bakteri
Pneumonia bakteri biasanya didapatkan pada usia lanjut. Organisme gram positif
seperti streptococcus pneumonia, S. aureus dan streptococcus pyogenesis. Bakteri
gram negatif seperti Haemophilus influenza, klebsiella pneumonia dan
P.Aeruginosa.
b. Virus
5
Cytomegalovirus merupakan penyebab utama pneumonia virus. Virus influenza
yang menyebar melalui transmisi droplet.
c. Jamur
d. Protozoa
3. Manifestasi Klinis
- Demam
- Menggigil
- Berkeringat
- batuk (baik non produktif atau produktif atau menghasilkan sputum berlendir,
purulen, atau bercak darah)
- sakit dada karena pleuritis dan sesak.
- Gejala umum lainnya adalah pasien lebih suka berbaring pada yang sakit
dengan lutut tertekuk karena nyeri dada.
- Pemeriksaan fisik didapatkan retraksi atau penarikan dinding dada bagian
bawah saat pernafas, takipneu, kenaikan atau penurunan taktil fremitus,
perkusi redup sampai pekak menggambarkan konsolidasi atau terdapat cairan
pleura, ronki, suara pernafasan bronkial, pleural friction rub.
4. Pemeriksaan Penunjang
1. Sinar X: mengidentifikasikan distribusi struktural (misal: lobar,
bronchial);dapat juga menyatakan abses)
2. Pemeriksaan gram/kultur, sputum dan darah: untuk dapat
mengidentifikasisemua organisme yang ada.
6
3. Pemeriksaan serologi: membantu dalam membedakan diagnosis
organismekhusus.
5. Penatalaksanaan pneumonia
7
(lefofloxacin), maxifloxacin oral, gatifloxacin oral, serta sulfamethoxazole
dan trimethoprim. (Wahyudi, 2020)
3. Untuk bakteri Mycoplasma
Dengan cara memberikan antibiotik macrolides (erythromycin,
clarithomycin, azithromicin dan fluoroquinolones), antibiotik ini umum
diresepkan untuk merawat mycoplasma pneumonia. (Wahyudi, 2020)
Bagi pneumonia yang disebabkan oleh virus
8
4) Jika sesak tidak terlalu berat, dapat dimulai makanan enteral bertahap
melalui selang nasogastrik dengan feeding drip.
5) Jika sekresi lender berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan salin
normal dan beta agonis untuk memperbaiki transport mukosilier.
6) Koreksi gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit
b. Penatalaksanaan Medis
Konsolidasi atau area yang menebal dalam paru-paru yang akan tampak
pada rontgen dada mencakup area berbercak atau keseluruhan lobus
(pneumonia lobaris). Pada pemeriksaan fisik, temuan tersebut dapat
mencakup bunyi napas bronkovesikular atau bronchial, krekles, peningkatan
fremitus, egofani, dan pekak pada perkusi. Pengobatan pneumonia termasuk
pemberian antibiotik yang sesuai seperti yang ditetapkan oleh hasil
pewarnaan gram. Selain itu untuk pengobatan pneumonia yaitu eritromisin,
derivat tetrasiklin, amantadine, rimantadine, trimetoprim-sulfametoksazol,
dapsone, pentamidin, ketokonazol. (Brunner & Suddarth, 2002).
6. Komplikasi Pneumonia
a. Pneumonia ekstrapulmoner, pneumonia pneumokokus dengan bakteriemi
b. Pneumonia ekstrapulmoner non infeksius gagal ginjal, gagal jantung,
emboli paru dan infark miokard akut
c. ARDS ( Acute Respiratory Distress Syndrom)
d. Komplikasi lanjut berupa pneumonia nosokomial
e. Sepsis
f. Gagal pernafasan, syok, gagal multiorgan
g. Penjalaran infeksi (abses otak, endokarditis)
h. Abses paru
i. Efusi pleura
9
Woc pneumonia
Woc pneumonia
Parenkim paru
c
Penumpukan
fibrin,eskudat ,eritrosit,leukosit SDM dan leukosit PMN
,di alveolus (stadium II) mengisi alveoli
Suplai O2 menurun
Bersihan jalan napas tidak
efektif
Intoleransi aktivitas
c
Lambung mengadakan usaha
menyeimbangkan asam basa 10
Mual,muntah,anoreksia
c
Deficit nutrisi
c
Peningkatan asam lambung
Patofisiologi
Menurut pendapat Sujono & Sukarmin (2009), kuman masuk kedalam jaringan paru-
paru melalui saluran nafas bagian atas menuju ke bronkhiolus dan alveolus. Setelah
Bakteri masuk dapat menimbulkan reaksi peradangan dan menghasilkan cairan edema
yang kaya protein.
Kuman pneumokokusus dapat meluas dari alveoli ke seluruh segmen atau lobus.
Eritrosit dan leukosit mengalami peningkatan, sehingga Alveoli penuh dengan cairan
edema yang berisi eritrosit, fibrin dan leukosit sehingga kapiler alveoli menjadi
melebar, paru menjadi tidak berisi udara. Pada tingkat lebih lanjut, aliran darah
menurun sehingga alveoli penuh dengan leukosit dan eritrosit menjadi sedikit.
Setelah itu paru tampak berwarna abu-abu kekuningan. Perlahan sel darah merah yang
akan masuk ke alveoli menjadi mati dan terdapat eksudat pada alveolus Sehingga
membran dari alveolus akan mengalami kerusakan yang dapat mengakibatkan
gangguan proses difusi osmosis oksigen dan berdampak pada penurunan jumlah
oksigen yang dibawa oleh darah.
Secara klinis penderita mengalami pucat sampai sianosis. Terdapatnya cairan purulent
pada alveolus menyebabkan peningkatan tekanan pada paru, dan dapat menurunan
kemampuan mengambil oksigen dari luar serta mengakibatkan berkurangnya
kapasitas paru. Sehingga penderita akan menggunakan otot bantu pernafasan yang
dapat menimbulkan retraksi dada.
Secara hematogen maupun lewat penyebaran sel, mikroorganisme yang ada di paru
akan menyebar ke bronkus sehingga terjadi fase peradangan lumen bronkus. Hal ini
mengakibatkan terjadinya peningkan produksi mukosa dan peningkatan gerakan silia
sehingga timbul reflek batuk.
11
BAB III
LAPORAN KASUS
FORMAT PENGKAJIAN
DATA KLINIS
IMT____16_____ LILA___________
Suhu_____37___ c
Nadi ______85__ Kuat _____ Lemah _____ Teratur _____ Tak teratur
_______
Orang yang dihubungi ____Suami_____Telepon : _______
12
A. RIWAYAT KESEHATAN
1. Alasan masuk/ dirawat di RS: (kalau pasiennya pernah dirawat dengan kasus
sekarang)
Pasien datang ke RS dengan keluhan demam sejak 12 hari yang lalau SMRS,
badan terasa menggigil, lemas, sulit makan, bibir kering dan pecah-pecah, batuk
berdahak sulit dikeluarkan ± 1 minggu
Pasien mengatakan sakit kepala, sesak napas, badan terasa menggigil, lemas, sulit
makan, bibir pecah-pecah, dan batuk berdahak
Lansoprazole 1×1 IV
Cefriaxone 2×1 gr IV
Vit C 2×500 mg
13
Infus NaCl 0,9%
12 jam/kolf
PENGGUNAAN:
Riwayat bks/tahun________________
Alkohol: _______Tidak _______ Jenis/Jumlah _________/Hari
________/minggu
______/bulan
Obat lain: _______ Tidak _______Ya____
14
Obat-obatan herbal/tanpa resep dokter:________Tidak Ada
2. POLA NUTRISI/METABOLISME
Instruksi Diet Sebelumnya: _______ Ya ______ Tidak_____
Nafsu makan :
Normal____Meningkat ______Menurun
_____Penurunan Sensasi Kecap______
Mual
_____Muntah ______Stomatitis _________
Ada
______Tidak ______
Kesulitan Makanan Padat ______ Kesulitan Makan Cair _____________
Gigi:
Atas : (Parsial ______Lengkap_______)
Bawah (Parsial _____Lengkap _____)
Ada_____
Tak ada ___
Keringat
Penyembuhan AbNormal _____ Ruam_____Kering_____
berlebihan__________
15
Gambaran diet pasien dalam sehari
Pengkajian ABCD:
D (dietary history): _____ selama sakit pasien hanya bisa makan makanan lunak
seperti bubur, dari makanan yang diberi ahli gizi 1 porsi hanya setengah yang
dihabiskan, minum air putih yang 1,5 liter hanya 1 liter yang diminum klien.
3. POLA ELIMINASI
16
Kebiasaan defekasi :
Kebiasaan Berkemih:4-6x/hari
Hematuria _____
Balance cairan:
17
Output : - urin: 300cc
- BAB: 100cc
Lain-
lain________________________________________________________________
Aktivitas 0 1 2 3 4
Makan/Minum √
Mandi √
Berpakaian/berdandan √
Toileting √
Berpindah √
Berjalan √
Menaiki Tangga
Berbelanja
Memasak
18
Pemeliharaan Rumah
ALAT BANTU:
Jumlah tidur: malam __6____ jam ______ tidur siang _____jam Tidur sore
________ jam
Masalah tidur: Tidak ada ___√__ Terbangun _____ Terbangun dini _____ Insomnia
_____
Lain-lain :
_______________________________________________________________
19
_____________________________________________________________________
___
Status mental:
Bicara: Normal __√__ Tak Jelas _____ Gagap _____ Afasia ekspresif _____
Pendengaran :
Penglihatan :
20
_____ Protesis _____ Kanan _____ Kiri_____ Ya _√____ Tidak
Vertigo:
Deskripsi:
P __________________________
Q ____________________________
R _____________________________
S _______________________________
T________________________________
Penatalaksanaan Nyeri:
___________________________________________________
Lain –lain
_______________________________________________________________
Sistem Pendukung:
21
Masalah keluarga berkenaan dengan perawatan dirumah sakit:
_____________________________________________________________________
__
Kegiatan sosial :
_____________________________________________________________________
__
Lain-lain:
_______________________________________________________________
8. POLA SEKSUALITAS/REPRODUKSI
Lain-lain:
_____________________________________________________________
Perhatian utama tentang perawatan di rumah sakit atau penyakit (finansial, perawatan
diri):
_____________________________________________________________________
_____________________________________________________________________
______
22
Kehilangan/perubahan besar di masa lalu: Tidak ______Ya ____√_______
lain-lain:
________________________________________________________________
Agama: Islam ___√__ Katolik Roma _____ Protestan _____ Hindu _____ Budha
_____
Pantangan Keagamaan:
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hematologi, EKG
Laboratorium Hematologi
23
14 - 16 (L)
Leukosit 1.200 /mm³ 5.000 – 10.000
Hematokrit 30 % 37 – 43 (P)
40 – 48 (L)
Trombosit 89.000 /mm³ 150.000 – 400.000
Laboratorium Urine
pH 1.050
Mikroskopis
6,5
Leukosit /LPB < =5
1-3
Eritrosit /LPB <=1
0-2
Epitel /LPK Positif
(+)
Silinder /LPK Negatif
(-)
Kristal /LPK Negatif
(-)
Kimia
Reduksi Negatif
(-)
Protein Negatif
(+) Positif
Negatif
satu
Bilirubin Positif
(-)
Urobilinogen Negatif
(+)
Benda keton (+) Positif
satu
24
Saat pengkajian klien terlihat letih dengan suara yang pelan,
Gambaran Umum
dengan keluhan badan terasa agak panas, tidak mmpu duduk
Pasien dan bermobilisasi sendiri, serta saat bermobilisasi tubuh
terlihat menggigil dan terlihat sesak napas.
Leher :
Trakea Insp: Tidak ada gangguan, tidak ada edema
Perkusi:
Palpasi:
Vena Insp: Tidak ada pembesaran vena jugularis
Perkusi:
Palpasi:
Kelenjar Tiroid Insp: tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
Lainnya Perkusi:
Palpasi:
25
Auskultasi: Bising usus terdengar
Lainnya
Analisa Data
26
No. Data Subjektif dan Objektif Masalah Penyebab
Keperawatan
1. S: Bersihan Jalan Napas Sekresi yang
klien mengatakan sesak napas Tidak Efektif tertahan
klien mengeluh batuk berdahak
sejak ± 1 minggu
klien mengeluh batuk berdahak
sulit dikeluarkan
O:
adanya suara napas tambahan
yaitu ronkhi
TD : 97/65 mmHg
Nadi : 85 x/menit
Suhu : 37˚C
RR : 20 x/menit
TD : 97/65 mmHg
Nadi : 85 x/menit
Suhu : 37˚C
RR : 20 x/menit
Pengkajian ABCD:
A (antropometri):_____TB: 161 cm,
27
BB: 43 kg, IMT: 16
B (biochemical data):
_____Hemoglobin: 10,8 g/dL (nilai
normal 12-14), Hematokrit: 30% (nilai
normal 37-43)
C (clinical sign): _____klien tampak
lemah, klien mengalami penurunan BB
6 bulan terakhir 11 kg, nadi teratur dan
lemah, rambut klien hitam dan tampak
kusut, kulit kering, mukosa bibir kering
dan pecah-pecah, klien terlihat
menggigil dan sulit berjalan dengan
baik, tidak mampu mencerna makanan
padat,
D (dietary history): _____ selama sakit
pasien hanya bisa makan makanan
lunak seperti bubur, dari makanan yang
diberi ahli gizi 1 porsi hanya setengah
yang dihabiskan, minum air putih yang
1,5 liter hanya 1 liter yang diminum
3. klien. Intoleransi Aktivitas Kelemahan
O:
pasien tampak kesulitan dalam
melakukan aktivitas
badan sering gemeter
TD : 97/65 mmHg
Nadi : 85 x/menit
28
Suhu : 37˚C
RR : 20 x/menit
Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan sekresi yang tertahan.
2. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan menelan makanan.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan.
29
membaik dada, jika perlu
- Berikan okseigen,
jika perlu
Edukasi :
- Anjurkan asupan
cairan 2000 ml/hari,
jika tidak ada
kontraindikasi
- Ajarkan teknik
batuk efektif
Kolaborasi :
- Kolaborasi
pemberian
bronkodilator,
ekspektoran,
mukolitik, jika
perlu
30
- frekuensi nadi output cairan
membaik
- tekanan darah Terapeutik :
membaik - hitung kebutuhan
membaik
- suhu tubuh Edukasi :
membaik - anjurkan
memperbanyak
asupan cairan oral
- anjurkan
menghindari
perubahan posisi
mendadak
Kolaborasi :
- kolaborasi
pemberian cairan
IV isotonis
- kolaborasi
pemberian cairan
koloid
- kolaborasi
pemberian produk
darah
Defisit Nutrisi Status Nutrisi Manajemen nutrisi
Setelah dilakukan tindakan Observasi :
keperawatan diharapkan - identifikasi status
status nutrisi dapat nutrisi
membaik, dengan kriteria - identifikasi
hasil : makanan yang
31
- porsi makan yang disukai
dihabiskan - identifikasi
meningkat kebutuhan kalori
- kekuatan otot dan jenis nutrien
menelan meningkat - monitor asupan
- serum albumin makan
meningkat - monitor berat badan
- pengetahuan
tentang standar Terapeutik :
asupan nutrisi yang - berikan makanan
tepat meningkat tinggi serat untuk
- berat badan IMT mencegah
membaik konstipasi
- frekuensi makan - berikan makanan
membaik tinggi kalori dan
- Nafsu makan tinggi protein
membaik - berikan suplemen
- membran mukosa makan, jika perlu
membaik
Edukasi :
- anjurkan makan
posisi duduk, jika
mampu
Kolaborasi :
- kolaborasi
pemberian medikasi
sebelum makan
- kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menentukan jumlah
kalori dan jenis
nutrien yang
32
dibutuhkan, jika
perlu
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pneumonia adalah salah satu penyakit peradangan akut parenkim paru yang
biasanya dari suatu infeksi saluran pernafasan bawah akut dengan batuk dan
33
disertai dengan sesak nafas disebabkan agen infeksius seperti virus, bakteri,
mycoplasma (fungi), dan aspirasi substansi asing, berupa radang paru-paru yang
disertai eksudasi dan konsolidasi.
Pneumonia disebabkan oleh organisme seperti virus dan bakteri yang masuk
kedalam tubuh sehingga mikroorganisme pathogen mencapai bronkioli terminalis
lalu merusak sel epitel basilica dan sel goblet sehingga cairan eksudat dan
leukosit masuk ke dalam alveoli sampai terjadi konsolidasi paru yang
mengakibatkan kapasitas vital dan compliancemenurun sehingga meluasnya
permukaan membrane respirasi dan penurunan rasio ventilasi perfusi sehingga
suplai O2 dalam tubuh terganggu.
4.2 Saran
1. Bagi Peneliti
Hasil penelitian yang peneliti lakukan diharapkan dapat menjadi acuan yang
berkaitan dengan penyakit Pneumonia maupun juga dengan asuhan keperawatan
pada pasien dengan Pneumoni sebagai tolak ukur untuk peneliti selanjutnya.
34
DAFTAR PUSTAKA
Damayanti, karina dan oyagi ryusuke. 2017. Pneumonia. Fakultas Ilmu
Kedokteran Udayana : Denpasar
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/f331a8a1e41357
9027127d4509a339e5.pdf
35
Meilantika,Ayu Diana, 2018, Faktor Resiko Host Dan Environtment Yang
Berpengaruh Terhadap Pneumonia; Program Studi Magister
Epidemiologi Sekolah Pascasarjana Universitas Diponegoro
36