“PNEUMONIA”
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
Kelompok 1
Febrina Aulia (1912142010031)
Indri Febrianingsih (1912142010119)
Rahma Zikra (1912142010083)
Puji dan syukur kita panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan makalah dengan judul
“Keperawatan Kritis pada Pasien PNEUMONIA” dapat kami selesaikan dengan
jadwal yang telah direncanakan. Terdorong oleh rasa ingin tahu, kemauan,
kerjasama dan kerjakeras, kami serahkan seluruh upaya demi mewujudkan
keinginan ini.
Makalah ini kami buat untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan
untuk melengkapi dan menyempurnakan suatu mata kuliah.
Kami menyadari pula, bahwa selesainya makalah ini tidak lepas dari
dukungan serta bantuan baik berupa moral maupun material dari semua pihak
terkait. Oleh kerena itu, dengan segala kerendahan hati saya mengucapkan terima
kasih banyak kepada Dosen pembimbing dan rekan mahasiswa yang memberikan
masukan dan petunjuk serta saran-saran yang baik.
Penulis
i
DAFTAR ISI
2.1 Definisi.......................................................................................................................... 3
2.2 Anatomi Fisiologi ........................................................................................................ 3
2.3 Epidemiologi ................................................................................................................ 6
2.4 Etiologi ......................................................................................................................... 6
2.5 Klasifikasi .................................................................................................................... 7
2.6 Patofisiologi ................................................................................................................. 10
2.7 Manefestasi klinis ....................................................................................................... 11
2.8 Pemeriksaan penunjang.............................................................................................. 12
2.9 Penatalaksanaan ......................................................................................................... 12
2.10 Algoritma ................................................................................................................... 15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
influenzaetype B (Hib), sisanya adalah virus dan penyebab lainnya.
(Utomo, 2017).
Pneumonia terdiri dari dua macam, yaitu: Pneumonia yang didapat
dari masyarakat atau Community Acquired Pneumonia (CAP) dan
Pneumonia yang didapat dari dalam rumah sakit atau Hospital Acquired
Pneumonia (HAP). Pneumonia nosokomial merupakan salah satu
komplikasi perawatan di rumah sakit yang meningkatkan morbiditas dan
mortalitas pasien. Insiden pneumonia nosokomial mencapai 30%.
Pneumonia nosokomial yang terjadi dirumah sakit dapat dibagi dua, yaitu:
Hospital Acquired Pneumonia (HAP) dan Ventilator Associated
Pneumonia (VAP). Kedua jenis pneumonia ini masih jadi penyebab
penting dalam angka kematian dan kesakitan pada pasien yang dirawat
dirumah sakit (Sedono, 2007)
1.3 Tujuan
Tujuan dari makalah ini untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan
pneumonia,bagaimana anatomi fisiologi,apa epidemiologi, apa etiologi,
bagaimana patofisiologi, klasifikasi, manifestasi klinis,pemeriksaan
penunjang,penetalaksanaan dan algoritma apa saja pemeriksaan penunjang
dari pneumonia.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Pneumonia adalah peradangan paru yang disebabkan oleh infeksi
bakteri,virus maupun jamur.Kantung-kantung kemampuan menyerap oksigen
berkurang.Kekurangn oksigen membuat sel-sel tubuh tidak bisa
bekerja.Akibatnya selain penyebaran infeksi keseluruh tubuh,penderita
pneumonia juga bisa meninggal.
3
untuk menghangatkan dan melembabkan udara, meringankan berat
tulang tengkorak, serta mengatur bunyi suara manusia dengan
ruang resonasi.
c. Faring
Faring adalah pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak
sampa persambungannya dengan esofagus, pada ketinggian tulang
rawan krikoid, oleh karena itu letak faring dibelakang laring.
d. Laring
Laring terletak didepan bagian terendah faring yang memisahkan
faring dari columna vertebrata, laring merentang sampai bagian
atas bertebrata servikals dan masuk kedalam trakea dibawahnya.
Laring terdiri atas kepingan tulang rawan yang diikat atau
disatukan oleh ligamen dan membran.
2. Saluran Pernafasan Bagian Bawah
a. Trakea
Bronkus yang terbentuk dari belahan dua trakea pada tingkatan vertebrata
torakolaris kelima, mempunyai struktur serupa dengan trakea dan dilapisi oleh
sejenis sel yang sama.
c. Alveolus
4
d. Paru-paru
Paru bagian kiri dan kanan terdapat rongga toraks, paru paru juga dilapisi
pleura, yaitu praiental pleura dan visceral pleura. Didalam rongga pleura terdapat
cairan surfaktan yang berfungsi untuk lubrik. paru kanan dibagi menjadi menjadi
3 lobus yaitu lobus superior,lobus medius, lobus inferior.sedangkan paru kiri
dibagi menjadi 2 lobus yaitu lobus superior lobus inferior.
5
4) Transportasi adalah merupakan tahap yang mencakup proses
difusi gas melintasi membran alveolus kapiler yang tipis.
Kekuatan untuk mendorong memindah ini diperoleh dari selisih
tekanan parsial antara darah dan fase gas.
5) Perfusi adalah pemindahan gas secara efektif antara alveolus dan
kapiler paru-paru yang membutuhkan distribusi merata dari udara
dalam paru-paru dan perfusi dalam kapiler.
2.3 Epidemiologi
Epidemiologi penumonia komuniti atau community acquired pneumonia
(CAP) di seluruh dunia berkisar 1,5-14 kasus per 10000 penduduk.Di
Indonesia,prevalensinya sekitar 2%.Angka ini di ambil berdasarkan diagnosis
tenaga kesehatan.Selain itu,angka kejadian pada pasie CAP yang pulang dari
rumah sakit adalah 412 per 10000 orang.Pneumonia komuniti masih
merupakan salah satu penyebab kematian utama dari tahun 2015-2018 pada
anak berusia dibawah 5 tahun sekitar 500.000 kasus per tahun dengan 425
pasien meninggal.
2.4 Etiologi
Menurut buku pneumonia,Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di
Indonesia yang di terbitkan oleh PDPI tahun 2003 klasifikasi pneumonia
yaitu :
1. Berdasarkan klinis dan epidemiologis
Pneumonia komuniti
Pneumonia nasokomial
Pneumonia aspirasi
Pneumonia pada penderita immunocompromised
2. Berdasarkan bakteri penyebab
Sebadian besar pneumonia disebabkan oleh bakteri yang timbul secara
primer atau sekunder setelah infeksi virus.
Penyebab tersering pneumonia bakterialis adalah :
6
Bakteri staphylococcusaureus dan streptokokus
betahemolitikus grup A juga sering menyebabkan
pneumonia.demikian juga Pseudomonas aeruginosa.
Pneumonia bakteri/tipikal dapat teradi pada semua umur.
3. Virus,antara lain :
Virus sinsisial pernapasan
Hanta virus
Virus influenza
Virus parainfluenza
Adenovirus
Rhinovirus
Virus hepes simpleks
Sitomegalovirus
Rubela
Varisella
4. Mikroplasma (menyerang anak di usia atas balita)
2.5 Klasifikasi
.
1. Pneumonia Atipik (walking pneumonia)
Adalah pneumonia akibat infeksi paru oleh organisme selain
bakteri,virus atau jamur.Kebanyakan di sebabkan oleh legionnale
pneumopbila,mycoplsma pneumoniae dan cblamydia
pneuminiae.Umumnya pneumonia atipik merupakan pneumonia
ringan kecuali jika penyebabnya adalah legionnale,di mana
penyakitnya bisa cukup berat,dengan angka kematian yang tinggi.
Penyebab :
Pneumonia atipik disebabkan oleh organisme mirip
bakteri,yaitu mikoplasma dan klamidia.Pneumonia
mikoplasma sering kali menyerang usia muda dan bisa
menimbulkan gejala di luar paru-paru (misalnya anemia dan
ruam kulit) serta sindrom neurologis (misalnya
7
meningitis,mielitis dan ensefalitis).Pneumonia klamida dapat
terjadi sepanjang tahun dan merupakan 5-15 % dari seluruh
kasus pneumonia.
Faktor risiko
a. Lanjut usia
b. Perokok
c. Penderita penyakit menahun
d. Penderita gangguan sistem kekebalan
Gejala
a. Menggigil
b. Demam
c. Batuk (bisa batuk kering maupun batuk berdahak)
d. Ruam (terutama jika penyebab mikoplasma)
e. Diare (terutama penyebabnya legionnale)
2. Pneumonia Jamur
Adalah pneumonia infeksi paru-paru yang disebabkan oleh
jamur.Kebanyakan orang yang terinfeksi hanya akan mengalami
gejala ringan dan biasanya mereka tidak sadar sudah terinfeksi.
Penyebab
a. Histoplasma capsulatum
b. Coccidioides immitis
c. Blastomyces dermatitidis
8
Mukormikosis infeksi yamg sering menyerang penderita
diabetes daan leukimia.Namun penderita dengan gangguan
sistem kekebalan dan AIDS sulit untuk sembuh.
Gelaja
Gejala yang mungkin timbul adalah batuk,demam,nyeri sendi
dan nyeri dibagian dada.
Infeksi dapat menyebabkan pneumonia akut atau berkembang
menjadi pneumonia kronis dengan gejala menetp selama
berbulan-bulan.
Infeksi juga dapat menyebar kebagian tubuh lain terutama
sumsum tulang,hati,limpa dan saluran pencernaan.
3. Pneumonia virus
Penyebab
Virus sinsial pernapasan
Hantavirus
Virus influenza
Adenovirus
Rhinovirus
Virus herpes simpleks
Gejala
Batuk
Sakit kepala
Kaku dan nyeri otot
Sesak napas
Demam menggigil
Berkeringat
Lelah
Kulit lembab
Mual dan muntah
Kekakuan pada sendi
9
4. Pneumonitis Hipersensitif
Peradangna paru yang terjadi akibat reaksi alergi terhadap alergen
(bahan asing) yang terhirup
Penyebab
Pneumonitis hipersensitif merupakan penyakit akibat
pekerjaan,dimana terjadi pemaparan akibat alergen bahan
kimia atau debu organik (berasal dari hewan,tumbuhan atau
jamur) yang menyebabkan penyakit paru akut maupun
kronis.Pmaparan juga bisa terjadi di rumah yaitu dari jamur
yang tumbuh dalam alat pelembab udara,sistem pendinginan
(AC) atau sistem pemanas.Contoh pneumonitis hipersensitif
yang terjadi karena menghirup bakteri termofilik di gudang
tempat penyimpanan jerami secara berulang.
Umumnya pemaparan terhadap alergen yang sering dan terus-
menerus.
2.6 Patofisiologi
Patogen yang sampai ke trakea berasal dari aspirasi bahan yang ada di
orofaring, kebocoran melalui mulut saluran endotrakeal, inhalasi dan
sumber patogen yang mengalami kolonisasi di pipa endotrakeal. Faktor
risiko pada inang dan terapi yaitu pemberian antibiotik, penyakit penyerta
yang berat, dan tindakan invansif pada saluran nafas.Faktor resiko kritis
adalah ventilasi mekanik >48jam, lama perawatan di ICU. Faktor
predisposisi lain seperti pada pasien dengan imunodefisien menyebabkan
tidak adanya pertahanan terhadap kuman patogen akibatnya terjadi
kolonisasi di paru dan menyebabkan infeksi.Proses infeksi dimana patogen
tersebut masuk ke saluran nafas bagian bawah setelah dapat melewati
mekanisme pertahanan inang berupa daya tahan mekanik ( epitel,cilia, dan
mukosa), pertahanan humoral (antibodi dan komplemen) dan seluler
(leukosit, makrofag, limfosit dan sitokinin). Kemudian infeksi
menyebabkan peradangan membran paru ( bagian dari sawar-udara alveoli)
sehingga cairan plasma dan sel darah merah dari kapiler masuk. Hal ini
10
menyebabkan rasio ventilasi perfusi menurun, saturasi oksigen
menurun.Pada pemeriksaan dapat diketahui bahwa paru-paru akan dipenuhi
sel radang dan cairan,dimana sebenarnya merupakan reaksi tubuh untuk
membunuh patogen, akan tetapi dengan adanya dahak dan fungsi paru
menurun akan mengakibatkan kesulitan bernafas, dapat terjadi sianosis,
asidosis respiratorik dan kematian.
a. Kepala terangguk-angguk
b. Pernapasan cuping hidung
c. Tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam
d. Foto dada menunjukkan gambaran pneumonia
Selain itu terdapat juga tanda berikut ini :
a. Nafas cepat
Anak umur < 2 bulan : ≥ 60 kali/menit
Anak umur 2 – 11 bulan : ≥ 50 kali/menit
Anak umur 1 – 5 tahun : ≥ 40 kali/menit
Anak umur ≥ 5 tahun : ≥ 30 kali/menit
b. Suara merintih pada bayi
11
c. Pada auskultasi terdengar :
Crackles (ronki)
Suara pernapasan menurun
Suara pernapasan bronkial
12
pengobatan pada pasien pneumonia tergantung dari tinggkat keparahan
gejala yang timbul dari infeksi pneumonia itu sendiri. (Wahyudi, 2020)
a. Bagi pneumonia yang disebabkan oleh bakteri Maka pemberian antibiotik
adalah yang paling tepat. Pengobatan haruslah benar-benar komplit sampai
benar-benar tidak lagi adanya gejala pada pasien.
Selain itu, hasil pemeriksaan X-Ray dan sputum harus tidak lagi
menampakkan adanya bakteri pneumonia. Jika pengobatan ini tidak
dilakukan secara komplit maka suatu saat pneumonia akan kembali
mendera si pasien. (Wahyudi, 2020)
1) Untuk bakteri Streptococus Pneumoniae Bisa diatasi dengan
pemberian vaksin dan antibiotik. Ada dua vaksin tersedia, yaitu
pneumococcal conjugate vaccine dan pneumococcal polysacharide
vaccine. Pneumococcal conjugate vaccine adalah vaksin yang
menjadi bagian dari imunisasi bayi dan direkomendasikan untuk
semua anak dibawah usia 2 tahun dan anak-anak yang berumur 2-4
tahun. Sementara itu pneumococcal polysacharide vaccine
direkomendasikan bagi orang dewasa. Sedangkan antibiotik yang
sering digunakan dalam perawatan tipe pneumonia ini termasuk
penicillin, amoxcillin, dan clavulanic acid, serta macrolide
antibiotics, termasuk erythromycin. (Wahyudi, 2020)
2) Untuk bakteri Hemophilus Influenzae Antibiotik yang bermanfaat
dalam kasus ini adalah generasi cephalosporins kedua dan ketiga,
amoxillin dan clavulanic acid, fluoroquinolones (lefofloxacin),
maxifloxacin oral, gatifloxacin oral, serta sulfamethoxazole dan
trimethoprim. (Wahyudi, 2020)
3) Untuk bakteri Mycoplasma Dengan cara memberikan antibiotik
macrolides (erythromycin, clarithomycin, azithromicin dan
fluoroquinolones), antibiotik ini umum diresepkan untuk merawat
mycoplasma pneumonia. (Wahyudi, 2020)
b. Bagi pneumonia yang disebabkan oleh virus Pengobatannya hampir sama
dengan pengobatan pada pasien flu. Namun, yang lebih ditekankan dalam
menangani penyakit pneumonia ini adalah banyak beristirahat dan
13
pemberian nutrisi yang baik untuk membantu pemulihan daya tahan tubuh.
Sebab bagaimana pun juga virus akan dikalahkan jika daya tahan tubuh
sangat baik. (Wahyudi, 2020)
c. Bagi pneumonia yang disebabkan oleh jamur Cara pengobatannya akan
sama dengan cara mengobati panyakit jamur lainnya. Hal yang paling
penting adalah pemberian obat anti jamur agar bisa mengatasi pneumonia.
(Wahyudi, 2020)
14
2.10 Algoritma
ALGORITMA TERAPI
a. Keberhasilan terapi
TD : 140/90 mmHg
RR : 16-24x/menit
Nadi : 60-100x/menit
Hematocrit : 40-50%
Leukosit 5000-10000
b. Efek samping obat
Levofloxacine : sakit kepala,insomnia, rash edema
Chlorthalidone : hipotensi, diare dan konstipasi
Asetilsistein : spasme bronkus, timbul mual, muntah, stomatitis,
pilek, hemoptysis dan terbentuknya secret berlebihan 15
c. Interaksi obat
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
1) Identitas
Terdiri dari nama, jenis kelamin, alamat, usia, pekerjaan, dan status
perkawinan.
2) Focus pengkajian
Hal-hal yang perlu dikaji :
a. Riwayat penyakit
Demam, batuk, pilek, anoreksia, badan lemah/tidak bergairah ,
riwayat penyakit pernafasan, pengobatan yang dilakukan di rumah
dan penyakit yang menyertai.
b. Tanda fisik
Demam, dyspnea, tachipneu, menggunakan otot pernafasan
tambahan, faring hiperemis, pembesaran tonsil, sakit menelan.
c. Factor perkembangan
Umum, tingkat perkembanagan, kebiasaan sehari-hari, mekanisme
koping, kemampuan mengerti tindakan yang dilakukan.
d. Pengetahuan pasien/keluarga
Pengalaman terkena penyakit pernafasan, pengetahuan tentang
penyakit pernafasan dan tindakan yang dilakukan.
3) Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum : lemah
b. Tingkat kesadaran kesehatan : kesadaran normal,letargi, stupor,
koma, apatis tergantung tingkat penyebaran penyakit.
c. Tanda-tanda vital
1. Frekuensi nadi dan tekanan darah : takikardi, hipertensi
2. Frekuensi pernafasan : takipnea, dyspnea progresif, pernafasan
dangkal, penggunaan oto bantu pernafasan, pelebaran nasal.
16
3. Suhu tubuh hipertensi akibar penyebaran toksik
mikroorganisme yang direspon oleh hipotalamus
d. Berat badan dan tinggi badan kecenderungan berat badan anak
mengalami penurunan.
e. Intergumen kulit
1. Warna : pucat sampai sianosis
2. Suhu : pada hipertermi kulit terbakar panas akan tetapi setelah
hipertermi teratasi kulit akan teraba dingin.
3. Turgor : menurun ketika dehidrasi
f. Kepala
1. Perhatikan bentuk dan kesimetrisan
2. Palpasi tengkorak akan adanya nodus atau pembekakan yang
nyata
3. Periksa hygiene kulit kepala, ada tidaknya lesi, kehilangan
rambut, perubahan warna
g. System pulmonal
1. Inspeksi : adanya PCH-adanya sesak napas, dyspnea, sianosis
sirkumoral, distensi abdomen. Batuk : non produktif sampai
produktif dan nyeri dada.
2. Palpasi : fremitus raba meningkat disisi yang sakit, hati
kemungkinan membesar
3. Perkusi : suara redup pada paru yang sakit
4. Auskultasi : rankhi halus , rankhi basah , tachycardia
h. System kardiovaskuler
Subjektif : sakit kepala
Objektif : denyut nadi meningkat, pembuluh darah vasokontriksi,
kualitas darah menurun
i. System neurosensory
Subjektif : gelisah, penurunan kesadaran, kejang.
Objektif : GCS menurun, reflex menurun/normal, letargi
j. System genitourinaria
Subjektif : mual, kadang muntah
17
Objektif : konsistensi feses normal/diare
k. System digestif
Subjektif : -
Objektif : produksi urin menurun/normal
l. System musculoskeletal
Subjektif : lemah, cepat lelah
Objektif : tonus otot menurun , nyeri otot, retraksi paru dan
penggunaan otot aksesoris pernafasan
4) Pemeriksaan penunjang
a. Hb : menurun
b. Analisa gas darah : asidosis respiratorik, penurunan kadar oksigen
darah, kadar karbon darah meningkat
c. Eletrolit : natrium / kalsium menurun
18
efektif sianosis menurun napas
Sputum berlebih frekuensi napas Posisikan semi-
Mengi,wheezing membaik fowlwer atau
Tanda minor pola napas fowler
Subjektif membaik Lakuakn
Dipsnea fisioterapi
19
un Warna kulit membaik sputum
PO2 menurun Monitor adanya
Takikardi sumbatan jalan
pH arteri napas
meningkat/menur Palpasi
un kesimetrisan
20
3.4 Implementasi keperawatan
Implementasi dilaksanakan sesuai dengan rencsna keperawatan oleh
perawat terhadap pasien.
3.5 Evaluasi
Evaluasi dilaksanakan berdasarkan tujuan dan outcome.
21
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pneumonia adalah suatu radang yang disebabkan oleh bermacam
macam etiologi seperti bakteri,virus,jamur dan benda asing yang
menimbulkan tanda dan gejala awal batuk hingga bisa menyebabkan sesak
napas.Pneumonia dapat menimbulkan komplikasi yang dapat merusak
organ sehingga membutuhkan penanganan yang tepat untuk mengatasi
masalah keperawatan pada pasien pneumonia.
3.2 Saran
Kami harap makalah kami dapat memberikan ilmu kepada siapa
yang membaca terutama pada mahasiswa keperawatan pada khususnya
mengetahui pengertian, tindakan, penanganan awal, serta mengetahui
asuhan keperawatan pada klien dengan pneumonia.
22
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.poltekkesdenpasar.ac.id/7689/3/BAB%20II%20Tinjauan
%20pustaka.pdf
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/1012/3/BAB%20II%20.pdf
23