KEPERAWATAN ANAK II
Oleh : Kelompok 10
Dosen Pengampu:
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami kirimkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas rahmat dan
karunia-Nya kami dapat membuat dan menyelesaikan makalah kami yang berjudul
“Patofisiologi dan Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Gangguan Pernafasan:
Pneumonia”.
Kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu kami dalam
menyelesaikan makalah ini, diantaranya:
1. Yang terhormat Ibu Dr. Meri Neherta, S.Kp, M. Biomed selaku dosen mata kuliah
Keperawatan Anak II
2. Pihak-pihak lain yang ikut membantu dalam pelaksanaan maupun proses penyelesaian
makalah ini.
Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan bagi para pembaca dan
dapat digunakan sebagai salah satu pedoman dalam proses pembelajaran. Namun, kami
menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan maupun pembahasan dalam
makalah ini, sehingga belum begitu sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik
dan saran dari pembaca agar kami dapat memperbaiki kekurangan-kekurangan tersebut sehingga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..........................................................................................
BAB II : PEMBAHASAN…………………………………………………………
BAB 1
PENDAHULUAN
Untuk mengetahui segala hal yang berhubungan pneumonia dan bagaimana asuhan
keperawatannya pada pasien anak. Serta menjadikan kami mampu menuyusun asuhan
keperawatan yang terdiri dari, pengkajian, membuat diagnose keperawatan, menyusun
rencana keperawatan, melaksanakan tindakan keperawatan, dan melakukan evaluasi
keperawatan pada pasien diare.
1.4 Manfaat Penulisan
Manfaat yang diperoleh dari pembuatan makalah tentang manajemen nyeri ini adalah:
2) Dapat menambah ilmu mengenai Pneumonia pada anak dan Asuhan keperawatan
nya
BAB 2
PEMBAHASAN KASUS
Kasus pemicu 1
Seorang ibu membawa anak perempuan usia 1,5 tahun ke rumah sakit dengan keluhan batuk dan
sesak nafas sejak 3 hari yang lalu. Hasil pemeriksaan didapatkan BB anak: 8 kg, TB: 67cm,
suhu: 37,6⁰C, frekuensi nafas: 54 x/menit. Anak terlihat sesak dan menggunakan otot bantu
pernafasan. Auskultasi bunyi nafas terdengar ronkhi terutama pada basal paru. Anak terlihat
rewel dan memeluk ibunya. Ibu selalu bertanya kenapa anaknya bisa seperti ini dan apakah
anaknya bisa sembuh. Berdasarkan hasil pemeriksaan foto torak ditemukannya ada infiltrasi
(bercak-bercak) dengan distribusi peribronkial
Pneunomia
Pneumonia adalah penyakit batuk pilek disertai nafas sesak atau nafas cepat, penyakit
ini sering menyerang anak balita, namun juga dapat ditemukan pada orang dewasa, dan pada
orang usia lanjut. Pneumonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru
(alveoli). Terjadinya pneumonia pada anak sering kali bersamaan dengan proses infeksi akut
pada bronkus (biasa disebut broncho Pneumonia) (Depkes RI, 2009).
Pneumonia adalah radang paru yang disebabkan oleh bakteri dengan gejala panas
tinggi disertai batuk berdahak, napas cepat (frekuensi nafas >50 kali/menit), sesak, dan gejala
lainnya (sakit kepala, gelisah dan nafsu makan berkurang) (Riskesdas, 2013).
Indonesia sebagai negara yang berada di daerah tropis berpotensi menjadi daerah
endemik penyakit infeksi yang setiap saat dapat menjadi ancaman bagi kesehatan
masyarakat. Salah satu penyakit infeksi tersebut adalah peyakit Pneumonia. Pneumonia
adalah penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme pneumococcus, staphylococcus,
streptococcus, dan virus yang cara penularannya dapat melalui medium udara, percikan
ludah, kontak langsung melalui mulut dan melalui kontak benda-benda yang digunakan
bersama (Almasdy, 2013).
Pneumonia merupakan bagian dari pernapasan bagian bawah dan yang sering
mengalami infeksi terutama bagian paru. Anatomi bagian paru terdiri dari saluran (bronkhi)
yang kemudian dibagi2 (dua) menjadi saluran yang lebih kecil (bronkhioles), dan akan
berakhir di bagian kantung yang kecil (alveoli). Alveoli ini akan terisi oksigen yang
memberikan tambahan ke darah dan karbondioksida dibersihkan. Ketika seorang anak
menderita pneumonia, didalam alveoli terisi pus dan cairan, sehingga menganggu pertukaran
gas di alveoli, hal ini mengakibatkan anak akan mengalami kesulitan dalam bernapas
(UNICEF/WHO, 2006).
World Health Organization (WHO) pada tahun 2015 melaporkan hamper 6 juta anak
balita meninggal dunia, 16% dari jumlahnya disebabkan oleh pneumonia sebagai alat
pembuuh balita nomor 1 di dunia. Berdasarkan data dari UNICEF, ditahun yang sama
terdapat kurag lbih 14% dari 147.000 aak dibawah usia 5 tahun di Indonesia meninggal
karena pneumonia. Statistik tersebut menunjukan bahwa sebanyak 2-3 anak dibawah usia 5
tahun meninggal dunia karena pneumonia setiap jamnya. Hal tersebut menjadikan penomia
sebagai pembunuh utama anak usia dibawah 5 tahun di Indonesia.
Sindrom Loeffler
a) Bakteri
Anak- anak dengan pneumonia yang disebabkan oleh bakteri biasanya menjadi sakit cukup
cepat, dimulai dengan demam yang mendadk tinggi dan pernapasan biasa cepat.
b) Virus
c) Mycoplasma Pneunomia
Gejala pada penderita pneumonia karea mycoplasma sagat mudah dikenali, karena
meyebabkan sakit tenggorokan, sakit kepala dan ruam. Disamping gejala utama lainnya.
Pneunomia jenis ini bisa hilang dalam rentan waktu 4-6 minggu untuk hilang sepenuhnya.
d) Jamur
e) Aspirasi
Makanan, kerosene (bensin dan minyak tanah), cairan amnion, dan benda asing.
Berbagai gelas minum, dan peralatan makan, menyentuh alat yang digunakan, atau sapu
tangan dari orang yang terinfeksi juga dapat menyebabkan pneumonia.
f) Pneunomia hipostatik
g) Sindrom Loeffler
Paru-paru penderita akan terjadi pendarahan kecil di dinding alveoli dan akan timbul gangguan
batuk dan demam. Dan pada fototoraks penderita terdapat infiltrasi.
WOC PNEUNOMIA
Normal (system pertahanan
Organisme
terganggu)
Intoleransi Aktivitas
Suhu tubuh meningkat
Defisiensi pengetahuan
Hipertermi
Abses pneumatocele
Produksi sputum meningkat
(kerusakan jaringan parut)
Sumber : APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN BERDASARKAN DIAGNOSA MEDIS
& NANDA NIC-NOC. Nurarif, Amin Huda., dkk. 2015
4. Apakah tanda dan gejala khas yang pada anak? Buat klasifikasi penyakit anak dan
penanganannya.
Tanda dan gejala khas yang tampak pada anak di kasus antara lain :
Batuk
Sesak nafas
Tanda dan gejala lain yang biasa muncul pada pasien pneumonia antara lain :
Demam, sering tampak sebagai tanda infeksi yang pertama. Paling sering
terjadi pada usia 6 bulan – 3 tahun dengan suhu mencapai 39,5-40,5
bahkan dengan infeksi ringan.
Disamping batuk atau kesulitan bernafas, hanya terdapat napas cepat saja
Klasifikasi penyakit pada kasus adalah klasifikasi berdasarkan anatomi, yaitu pneumonia
interstitial (bronkiolitis) adalah proses inflamasi yang terjadi di dalam dinding alveolar
(interstisium) dan jaringan peribronkial serta interlobular
- Pneumonia lobaris, melibatkan seluruh atau satu bagian besar dari satu
atau lebih lobus paru. Bila kedua paru terkena, maka dikenal sebagai
pneumonia bilateral atau “ganda”
Discharge Planning
- Efek samping
- Respon anak
Tutup mulut saat batuk karena penularan pneumonia banyak berasal dari
percikan batukan tau bersin pneumonia
Hindari asap rokok
5. Bagaimana pengobatan dan penatalaksanaan medis yang dapat dilakukan pada anak?
Kepada penderita yang penyakitnya tidak terlalu berat bisa diberikan antibiotic per-oral atau
tetap tinggal dirumah. Penderita yang lebih tuadan penderita dengan sesak nafas atau dengan
penyakit jantung atau penyakit paru lainnya harus dirawat dan antibiotic diberikan melalui
infuse. Mungkin perlu diberikan oksigen tambahan ,cairan intravena dan alat bantu nafas
mekanik. Kebanyakan penderikan akan memberikan respon terhadap pengobatan dan keadaan
membaik dalam waktu dua minggu. Penatalaksanaan umum yang dapat diberikan antara lain:
1) Infeksi aliran darah. Infeksi aliran darah atau bakteremia terjadi akibat adanya bakteri
yang masuk ke dalam aliran darah dan menyebarkan infeksi ke organ-organ
lain. Bakteremia berpotensi menyebabkan gagal berfungsinya banyak organ.
2) Abses paru atau paru bernanah. Abses paru dapat ditangani dengan antibiotik, namun
terkadang juga membutuhkan tindakan medis untuk membuang nanahnya.
3) Efusi pleura. Kondisi di mana cairan memenuhi ruang yang menyelimuti paru-paru.
4) Pneumonia Stafilokokus. Curiga ke arah ini jika terdapat perburukan klinis secara cepat
walaupun sudah diterapi, yang ditandai dengan adanya pneumatokel atau pneumotoraks
dengan efusi pleura pada foto dada, ditemukannya kokus Gram positif yang banyak pada
sediaan apusan sputum. Adanya infeksi kulit yang disertai pus/pustula mendukung
diagnosis.
Terapi dengan kloksasilin (50 mg/kg/BB IM atau IV setiap 6 jam) dan gentamisin (7.5
mg/kgBB IM atau IV 1x sehari). Bila keadaan anak mengalami perbaikan, lanjutkan
kloksasilin oral 50mg/kgBB/hari 4 kali sehari selama 3 minggu.
5) Empiema. Curiga ke arah ini apabila terdapat demam persisten, ditemukan tanda klinis
dan gambaran foto dada yang mendukung.
Jika terdapat empiema, demam menetap meskipun sedang diberi antibiotik dan cairan
pleura menjadi keruh atau purulen
1. Data demografi
2. Riwayat masuk, anak biasanya dibawa kerumah sakit setelasesak nafas, cyanosis atau
batuk-batuk disertai dengan demam tinggi. Kesadaran kadang suda menurun apabila anak masuk
dengan disertai riwayat kejang demam (seizure)
3. Riwayat penyakit dahulu, predileksi penyakit saluran pernapasan lain seperti ISPA,
influenza sering terjadi dalam rentang waktu 3-14 hari sebelum diketahui adanya penyakit
pneumonia. Penyakit paru, jantung serta kelainan organ vital bawaan dapat memperberat klinis
penderita
4. Pengkajian
Pengkajian
1. Pneumonia sering terjadi pada bayi dan anak,terbanyak pada umur dibawah tiga tahun
dan kematian terbanyak pada bayi kurang dari dua bulan.
2. Keluhan utama adalah sesak nafas.
3. Riwayat penyakit
a. Pneumonia virus
Didahului oleh gejala-gejala infeksi saluran napas termasuk rhinitis dan batuk. Suhu
badan lebih rendah dari pada pneumonia bakteri dan mukuplasma.
5. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
Perlu kita perhatikan adanya takipnea,dispnea,sianosis sirkumoral,pernapasan cuping
hidung,distensi abdomen,batuk semula non-produktif menjadi produktif,dan nyeri
dada pada waktu menarik napas. Berdasarkan MTBS (2008),batasan takipnea pada
anak 2-12 bulan adalah 50 kali per menit atau lebih. Usia 12 bulan-5 tahun adalah 40
kali per menit atau lebih. Perlu di perhatikan adanya tarikan dinding dada kedalam
saat fase inspirasi. Pada pneumonia berat,tarikan dinding dada ke dalam akan tampak
jelas.
b. Palpasi
Suara redup pada sisi yang sakit,hati mungkin membesar,fremitus raba mungkin
meningkat pada sisi yang sakit. Nadi kemungkinan mengalami peningkatan
(takikardia).
Penegak diagnosis
a. Pemeriksaan laboraturium
1) Leukosit 18.000-40.000/mm3
2) Hitung jenis didapatkan gesekan kekiri
3) LED (Laju Endapan Darah) meningkat
b. Sinar X dada
Terdapat bercak-bercak infiltrate tersebar (bronkus,pneumonia)atau meliputi
satu/sebagian besar lobus/lobuler
Ibu klien mengatakan kesehatan sangat penting sehingga jika ada anggota keluarga yang sakit
segera dibawa ke dokter atau Puskesmas, begitu juga saat anaknya sakit keluarga segera
memeriksakannya ke Bidan terdekat. Ibu klien selalu menjaga kebersihan rumah dan peralatan
yang digunakan terutama untuk anaknya.
b. Pola nutrisi/metabolik
Berat badan anak adalah 8 kg dan tinggi badan 67 cm dan ini termasuk dalam kategori normal
untuk anak.
c. Pola eliminasi
Anak mengalami sesak nafas dan batuk sehingga mengalami gangguan aktivitas akibat anak
sesak saat bernapas.
Ibu klien mengatakan sebelum maupun sesaat sakit klien lebih sering tidur, hanya saja klien
lebih sering terbangun saat batuk, klien tidur sekitar 15 jam sehari
f. Pola perseptif/kognitif
Ibu klien selalu bertanya kenapa anaknya bisa seperti ini dan apakah anaknya bisa sembuh.
Ibu klien mengatakan sangat khawatir dan sedih, ibu klien sering bertanya kondisi anaknya dan
bertanya apakah anaknya bisa sembuh
8. Apakah masalah keperawatan yang muncul pada anak, buat analisis datanya!
9. Buatlah rencana intervensi sesuai dengan masalah keperawatan yang muncul pada
anak!
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pneumonia adalah penyakit batuk pilek disertai nafas sesak atau nafas cepat, penyakit ini
sering menyerang anak balita, namun juga dapat ditemukan pada orang dewasa, dan pada
orang usia lanjut. Pneumonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru
(alveoli). Terjadinya pneumonia pada anak sering kali bersamaan dengan proses infeksi akut
pada bronkus (biasa disebut broncho Pneumonia) (Depkes RI, 2009).
3.2 Saran
Sebagai upaya dalam mengatasi pneumonia pada anak kita haru tau dulu apa penyebabnya
kemudian mengikuti langkah-langkah dalam mengatasi Pneumonia. Hal ini juga dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, khusunya dalam dunia keperawatan. Untuk itu, kita
sebagai mahasiswa keperawatan harus mengetahui segala hal yang berkaitan dengan
pneumonia ini, seperti penyebab, cara mencegah, serta penanganannya jika sudah terjadi.
Daftar Pustaka