Dosen Pengampu :
Disusun oleh :
Kelompok B1
FAKULTAS KEPERAWATAN
Pada kesempatan ini kami mengucapkan Terima Kasih kepada Dosen pengampu kami
atas tugas mata kuliah ini, dan kami juga ingin ber-Terima Kasih kepada pihak-pihak yang
turut membantu dalam mengerjakan tugas makalah ini. Demikian sedikit pengantar dari
penyusun. Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Maka dari itu, besar harapan penyusun agar pembaca berkenan memberikan umpan
balik berupa kritik dan saran, supaya dimasa yang akan datang penyusun dapat memperbaiki
kekurangan dan kesalahan guna membangun makalah yang lebih baik lagi. Semoga makalah
ini bisa memberikan manfaat bagi berbagai pihak. Aamiin. Akhirul kalam,
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Pneumonia pada anak.
2. Untuk mengetahui penyebab/etiologi pada Pneumonia pada anak.
3. Untuk mengetahui manifestasi klinis pada Pneumonia pada anak.
4. Untuk mengetahui patofisiologi pada Pneumonia pada anak.
5. Untuk mengetahui pathway pada Pneumonia pada anak.
6. Untuk mengetahui komplikasi pada Pneumonia pada anak.
7. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang pada Pneumonia pada anak.
8. Untuk mengetahui penatalaksanaan pada Pneumonia pada anak.
9. Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan pada Pneumonia pada anak.
BAB II
PEMBAHASAN
1) Pernafasan dada
Pada pernafasan dada otot yang erperan penting adalah otot antar tulang rusuk.
Otot tulang rusuk dapat dibedakan menjadi dua, yaitu otot tulang rusuk luar
yang berperan dalam mengangkat tulang-tulang rusuk dan tulang rusuk dalam
yang berfungsi menurunkan atau mengembalikan tulang rusuk ke posisi
semula. Bila otot antar tulang rusuk luar berkontraksi, maka tulang rusuk akan
terangkat sehingga volume dada bertanbah besar. Bertambah besarnya akan
menybabkan tekanan dalam rongga dada lebih kecil dari pada tekanan rongga
dada luar. Karena tekanan uada kecil pada rongga dada menyebabkan aliran
udara mengalir dari luar tubuh dan masuk ke dalam tubuh, proses ini disebut
proses ‟inspirasi‟. Sedangkan pada proses espirasi terjadi apabila kontraksi
dari otot dalam, tulang rusuk kembali ke posisi semuladan menyebabkan
tekanan udara didalam tubuh meningkat. Sehingga udara dalam paru-paru
tertekan dalam rongga dada, dan aliran udara terdorong ke luar tubuh, proses
ini disebut ‟espirasi.
2) Pernafasan perut
Pada pernafasan ini otot yang berperan aktif adalah otot diafragma dan otot
dinding rongga perut. Bila otot diafragma berkontraksi, posisi diafragma akan
mendatar. Hal itu menyebabkan volume rongga dada bertambah besar
sehingga tekanan udaranya semakin kecil. Penurunan tekanan udara
menyebabkan mengembangnya paru-paru, sehingga udara mengalir masuk ke
paru- paru (inspirasi). Pernapasan adalah suatu proses yang terjadi secara
otomatis walau dalam keadaan tertidur sekalipun karma sistem pernapasan
dipengaruhi oleh susunan saraf otonom. Menurut tempat terjadinya pertukaran
gas maka pernapasan dapat dibedakan atas 2 jenis, yaitu pernapasan luar dan
pernapasan dalam. Pernapasan luar adalah pertukaran udara yang terjadi antara
udara dalam alveolus dengan darah dalam kapiler, sedangkan pernapasan
dalam adalah pernapasan yang terjadi antara darah dalam kapiler dengan sel-
sel tubuh. Masuk keluarnya udara dalam paru-paru dipengaruhi oleh
perbedaan tekanan udara dalam rongga dada dengan tekanan udara di luar
tubuh. Jika tekanan di luar rongga dada lebih besar maka udara akan masuk.
Sebaliknya, apabila tekanan dalam rongga dada lebih besar maka udara akan
keluar. Sehubungan dengan organ yang terlibat dalam pemasukkan udara
(inspirasi) dan pengeluaran udara (ekspirasi) maka mekanisme pernapasan
dibedakan atas dua macam, yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut.
Pernapasan dada dan perut terjadi secara bersamaan.
2.6 Pathway
2.7 Komplikasi Pneumonia
Menurut Suzanne dan Brenda (2013), komplikasi pneumonia menyebabkan hipotensi
dan syok, gagal pernapasan, atelektasis, efusi pleura, delirium, superinfeksi dan adhesi.
Beberapa kelompok orang yang lebih beresiko mengalami komplikasi, seperti lansia dan
balita. Sejumlah komplikasi pneumonia yang dapat terjadi adalah:
1. Infeksi aliran darah.
Infeksi aliran darah atau bakterimia terjadi akibat adanya bakteri yang masuk ke
dalam aliran darah dan menyebarkan infesi ke organ-organ lain.
2. Abses paru atau paru bernanah.
Abses paru dapat ditangani dengan antibiotik, namun terkadang juga membutuhkan
tindakan medis untuk membuang nanahnya.
3. Efusi Pleura.
Kondisi di mana cairan memenuhi ruang yang menyelimuti paru-paru.
A. Pengkajian
1. Identitas Pasien
Nama/ Nama panggilan, tempat tanggal lahir, usia, jenis kelamin, agama, pendidikan,
alamat, tanggal masuk, tanggal pengkajian, diagnosa medis, rencana terapi.
2. Identitas Orang Tua/Penanggung Jawab Nama ayah dan ibu atau penanggung jawab,
usia, pendidikan, pekerjaan, sumber penghasilan, agama, alamat.
4. Keluhan Utama
Alasan utama mengapa klien mencari pertolongan pada tenaga professional.
8. Riwayat Imunisasi
Riwayat imunisasi (imunisasi yang pernah didapat, usia dan reaksi waktu imunisasi).
No Jenis Imunisasi Usia Pemberian Frekuensi Selang Waktu Reaksi Pemberian
1 BCG
2 DPT (I,II,III)
3 Polio (I,II,III,IV)
4 Campak
5 Hepatitis
9. Riwayat Tumbuh Kembang
1) Pertumbuhan Fisik : Berat badan, tinggi badan, waktu tumbuh gigi, jumlah gigi,
pengukuran lingkar lengan atas, pengukuran lingkar kepala.
2) Perkembangan Tiap Tahap : Usia anak saat berguling, duduk, merangkak, berdiri,
berjalan, senyum kepada orang lain pertama kali, bicara pertama kali, kalimat
pertama yang disebutkan dan umur mulai berpakaian tanpa bantuan.
B. Diagnosa Keperawatan
Adapun diagnosa keperawatan pada klien dengan Pneumonia adalah :
a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan penumpukan secret
b. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan hiperventilasi
c. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan berlebihan 4.
Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi alveoli
d. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan kapasitas pembawa oksigen
darah 6. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai
dan kebutuhan oksigen
e. Kecemasan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan orang tua tentang perawatan
anak 8. Resiko tumbuh kembang berhubungan dengan hospitalisasi
C. Intervensi Keperawatan
Rencana tindakan keperawatan merupakan serangkaian tindakan yang dapat mencapai
tiap tujuan khusus. Perencanaan keperawatan meliputi perumusan tujuan tindakan, dan
penilaian rangkaian asuhan keperawatan pada klien berdasarkan analisis pengkajian agar
masalah kesehatan dan keperawatan dapat diatasi. Rencana tindakan keperawatan dapat
dilihat pada uraian berikut ini:
No Dignosa Tujuan Keperawatan dan Intervensi Keperawatan
Keperawatan Kriteria Hasil
Ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan 1. Pantau tanda-tanda vital
bersihan jalan keperawatan …… jam, (suhu, RR, HR)
nafas berhubungan permbersihan jalan nafas 2. Pantau status pernafasan:
dengan efektif. Kriteria hasil: irama, frekuensi, suara,
penumpukan RR 30-50 x/menit dan retraksi dada
secret Bunyi nafas vasikuler 3. Atur posisi yang
Tidak ada sputum nyaman, posisi pronasi
Irama nafas teratur - Jalan untuk bayi dan
nafas paten semifowler untuk anak
Sekresi yang efektif 4. Lakukan suction sesuai
indikasi
5. Kolaborasi dengan
dokter pemberian
inhalasi ventolin + NaCl
0.9% per 6 jam
6. Kolaborasi dengan
dokter pemberian
oksigen nasal kanul
sesuai indikasi dokter
Ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan 1. Pantau tanda-tanda vital
pola nafas keperawatan ........ jam, pola (suhu,RR,HR)
berhubungan nafas efektif Kriteria hasil: 2. Pantau status
dengan pernafasan: irama,
RR 30-50 x/menit
hiperventilasi frekuensi, suara, dan
Bunyi nafas vasikuler
retraksi dada (otot bantu
Irama nafas teratur
pernafasan)
Tidak ada penggunaan
3. Atur posisi yang
otot bantu nafas
nyaman: posisi pronasi
Ekspansi dada simetris
untuk bayi dan semi
fowler untuk anak
4. Kolaborasi dengan
dokter pemberian
oksigen nasal kanul
sesuai indikasi
Kekurangan Setelah dilakukan tindakan 1. Pantau status hidrasi
volume cairan keperawatan ……. jam, (membrane mukosa,
berhubungan pasien memperlihatkan tanda turgor kulit, frekuensi
dengan kehilangan rehidrasi dan nadi, dan tekanan darah)
cairan yang mempertahankan hidrasi yang 2. Pantau intake dan output
berlebihan adekuat Kriteria hasil: pasien (balance cairan)
3. Pantau hasil
Membrane mukosa bibir
laboratorium seperti
lembab
natrium, kalium, klorida
Turgor kulit baik
4. Motivasi anak dan
Urine jernih dan tidak
keluarga untuk
pekat
meningkatkan asupan
cairan per oral
4. Pantau kebutuhan cairan
kolaborasi
Hipertermi Setelah dilakukan tindakan 1. Ukur suhu tubuh 1 jam
berhubungan keperawatan ……. jam, tidak 2. Motivasi anak dan
dengan proses terjadi demam Kriteria hasil: keluarga untuk
inflamasi alveoli meningkatkan asupan
Tidak demam
cairan per oral
Suhu 36,5-37,5 derajat
3. Anjurkan orang tua
celcius
melakukan kompres
- Tidak teraba panas pada
hangat
tubuh
4. Anjurkan ibu untuk
menggantikan pakaian
yang mudah menyerap
keringat dari bahan
katun
5. Kolaborasi pemberian
paracetamol sesuai
indikasi
6. 6. Kolaborasi pemberian
cairan infus
Gangguan Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji Frekuensi atau
pertukaran gas keperawatan ……. jam, kedalaman dan
berhubungan gangguan gas teratasi Kriteria kemudahan bernafas.
dengan gangguan hasil: 2. Observasi warna kulit,
kapasitas membran mukosa dan
Sianosis tidak ada
pembawa oksigen kuku. Catat adanya
Nafas normal
darah sianosis perifer (kuku)
Sesak tidak ada
3. Kaji status mental
Gelisah tidak ada
4. Tinggikan kepala dan
Hipoksia tidak ada
dorong untuk sering
mengubah posisi, nafas
dalam dan batuk efektif
5. Kolaborasi dengan tim
dokter dalam
pemberian terapi
oksigen dengan benar
Intoleransi Setelah dilakukan tindakan 1. Evaluasi respon pasien
aktivitas keperawatan ……. jam, terhadap aktivitas
berhubungan intoleransi aktivitasi teratasi 2. Berikan lingkungan
dengan Kriteria hasil: tenang dan batasi
ketidakseimbangan pengunjung
Nafas normal
antara suplai dan 3. Jelaskan kepada orang
Sianosis tidak ada
kebutuhan oksigen tua perlunya istirahat
Irama jantung normal
dalam rencana
pengobatan dan
perlunya keseimbangan
bermain dengan
istirahat
4. Bantu aktivitas
perawatan diri yang di
perlukan
Kecemasan Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji tingkat kecemasan
berhubungan keperawatan ……. jam, 2. Lakukan pendekatan
dengan kurangnya kecemasan berkurang sampai dengan tenang dan
pengetahuan orang dengan hilang Kriteria hasil: meyakinkan
tua tentang 3. Gunakan media untuk
Orang tua tenang
perawatan anak menjelaskan mengenai
Gelisah tidak ada
penyakit klien
Tidak cemas
4. Jelaskan tentang
perawatan yang
diberikan kepada klien
dan prosedur
pengobatan
D. Implementasi
Implementasi adalah pelaksanaan dari intervensi untuk mencapai tujuan yang spesifik.
Tahap implementasi dimulai setelah intervensi disusun dan ditujukan pada nursing orders
untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan (Nursalam, 2013).
E. Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang
menandakan keberhasilan dari diagnosa keperawatan, intervensi dan implementasi.
Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan klien dalam mencapai tujuan
(Nursalam, 2013)
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA