Anda di halaman 1dari 21

HIV AIDS

Dosen Pengampu :
Yuyun Sarinengsih,S.Kep.,Ners.,M.Kep
KELOMPOK 1
Novia Fitriani 211FK03004
Hani Atapia Sari Putri 211FK03006
25% Sinta Rahmawati 211FK03008
Feni Fauziah 211FK03010
75%
Muhamad Hanif Shidikin 211FK03022
Triana Nur Oktavia 211FK03026
Citra Lestari 211FK03028
Intan Damayanti 211FK03034
DEFINISI

AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome)


adalah sekumpulan gejala atau penyakit yang
disebabkan oleh menurunnya kekebalan tubuh
akibat infeksi oleh virus HIV (Human
Immunodeficiency Virus) yang termasuk famili
retroviridae. AIDS merupakan tahap akhir dari
infeksi HIV. (Sudoyo Aru, dkk 2009)
ETIOLOGI
Penyebab kelainan imun pada AIDS adalah suatu agen viral yang disebut HIV dari kelompok
virus yang dikenal retrovirus yang disebut Lympadenopathy Associated Virus (LAV) atau
Human T-Cell Leukemia Virus (HTL-III yang juga disebut Human T Cell Lymphotropic Virus
(retrovirus), Retrovirus mengubah asam rebonukleatnya (ANA) menjadi asam deoksiribunokleat
(DNA) setelah masuk kedalam sel pejamu.
Penularan virus ditularkan melalui:
Hubungan seksual (anal, oral, vaginal) yang tidak terlindungi dengan orang yang telah terinfeksi HIV

Jarum suntik/tindik/tato yang tidak steril dan dipakai bergantian

Mendapatkan transfusi darah yang mengandung virus HIV

Ibu penderita HIV positif kepada bayinya ketika dalam kandungan , saat melahirkan atau melalui Air susu ibu (ASI)
MANIFESTASI KLINIS
FASE KLINIK

Fase klinik 1 (tanpa Fase klinik 2 Fase Klinik 3( lanjut) Fase klinik 4 (parah)
gejala) (ringan) Penurunan 30 (10%) tanpa sebab. Diare kronik Gejala menjadi kurus (HIV wasting

Penurunan BB (<10%) tanpa tanpa sebab sampai >1 bulan. Demam menetap syndrome), pneumocystis pneumonia
sebab, Infeksi saluran (intermiten atau tetap >1 bulan). Kandidiasis (pneumonia karena pneumocytis
Tanpa gejala, oral menetap. TB pulmonal (baru), plak putih carinii), pneumonia bakteri berulang.
limfadenopati pernapasan atas (sinusitis, pada mulut, infeksi bakteri berat misalnya: infeksi herpes simplex kronik (orolabial,
tonsilitis, otitis media, pneumonia, empyema(nanah dirongga tubuh genital atau anorektal >1 bulan)
(gangguan terutama pleura, abses pada otot skelet,
pharyngitis) berulang. Oesophageal candidiasis, TBC
kelenjar/pembuluh Herpes zoster, infeksi sudut
infeksi sendi atau tulang), meningitis, ekstrapulmonal, Cytomegalovirus,
bakteremia, gangguan inflamasi berat pada
limfe) menetap dan bibir, ulkus mulut berulang, pelvik, acute necrotizing ulcerative
Toksoplasma di SSP, HIV encephalopaty,
meningitis, infektion progresive
menyeluruh popular pruritic eruptions, stomatitis, gingivitis atau periodontitis multivocal, lympoma, invasive cervical
anemia yang penyebabnya tiak diketahui (<8 carsinoma, leukoencephalopathy.
seborrhoic dermatitis,
g/dl), neutropenia (< 0,5 X 10/1) dan atau
infeksi jamur pada kuku. trombositopenia kronik (<50 X 10/1).
ANTIBODI YG DAPAT
FASE LAMA FASE GEJALA-GEJALA
TERDETEKSI DITULARKAN

4 minggu-6 bulan
1. Periode jendela Tidak Tidak ada YA
infeksi

2. Infeksi HIV Primer


1-2 minggu mungkin Sakit Seperti flu YA
akut

3. Infeksi
1-15 bln/lebih Ya Tidak ada YA
Asimptomatik

Demam, keringat pd malam hari, BB


4. Supresi imun turun, diare, neuropatik, keletihan,
sampai 3 tahun Ya YA
simptomatik ruam kulit, limadenopati,
perlambatan kognitif, lesi oral

1-5 th dari pertama


Infeksi opurtunistik berat dan
5. AIDS penentuan kondisi Ya YA
tumor, manifestasi neurologik
AIDS
Sytem Tahapan Klinik untuk anak menurut WHO yang telah diadaptasi :Digunakan untuk anak berumur <
13 tahun dengan konfirmasi labolatorium untuk infeksi HIV (HIV Ab pada anak lebih dari 18 bulan, tes
virology DNA atau RNA untuk umur , 18 bulan)

-Tanda dan Gejala (Asimtomatik)


Stadium 1
-Limfadenopati generalisata persiten ( persiten generalized lymphadenopathy = PGL)

-Hepatosplenomegali persisten yang tidak dapat dijelaskan


-Erupsi pruritik popular
-Dermatitis seboroik
-Infeksi jamur pada kuku
-Keilitis angularis Eritema Gingiva Linea-Linea gingival erytrma (LGE)
Stadium 2 -Infeksi human papiloma (wart) yang luas atau moluskum kontangiosum (>5% area -tubuh)
-Luka dimulut atau sariyawan yang berulang (2 atau lebih episode dalam 6 bulan)
-Pembesaran kelenjar parotis yang tidak dapat dijelaskan
-Herpeszoster
-Infeksi respiratorik bagian atas yang kronik atau berulang (otitis stadium 3
media, otorrhoea, sinusitis, 2 atau lebih episode dalam periode 6 bulan)
-Gizi kurang yang tak dapat dijelaskan dan tidak bereaksi terhadap pengobatan baku
-Diare persisten yang tidak dapat dijelaskan (> 14 hari)
-Demam persisten yang tidak dapat dijelaskan (intermiten atau konstan, selama > 1 bualan) -
Kandidiasis oral (diluar massa 6-8 minggu pertama kehidupan)
-Oral hairy leukoplakia
Stadium 3 -Tuberkolusis paru
-Pneumonia bacterial berat yang berulang (2 atau lebih episode dalam 6 bulan)
-Gingivitis atau stomatitis ulseratif nekrotikans akut
-LIP (lymphoid interstisial pneumonia) simtomatik Anemia yang tak dapat dijelaskan (<8 g/dl),
neutropenia (<500/mm3) atau
-Trombositopenia (< 30.000/mm3) selama lebih dari 1 bulan

-Sangat kurus (wasting) yang tidak dapat dijelaskan atau gizi buruk yang tidak bereaksi terhadap
pengobatan baku
-Pneumonia pneumosistis Dicurigai infeksi bakteri berat atau berulang (2 atau lebih episodedalam 1
tahun, misalnya empiema, piomiositis, infeksi tulang atau sendi, meningitis, tidak termasuk pneumonia)
-Infeksi herpes simplek kronis (orolabial atau kutaneosus selama >1 bulan atau viseralis dilokasi
manapun)
Stadium 4
-Tuberculosis ekstrapulmonal atau diseminata
- Sarcoma Kaposi
-Kandidiasis esophagus
-Anak ,18 bulan dengan simtomatik HIV seropositif dengan 2 atau lebih dari hal berikut: oral thrush,
+/- pneumonia berat,+/- gagal tumbuh, +/-sepsis berat
-Infeksi sitomegalovirus (CMV) retinitis atau pada organ lain dengan onset > 1 bulan
-Toksoplasmasis susunan syaraf pusat (sdiluar massa neonatus)
-Kriptokokosis temasuk meningitis
-Mikosis ensdemik diseminata ( histoplasmosis, koksidiomikosis, penisiolosis)
-Kriptosporidiosis kronik atau isosporiasis (dengan diare > 1bulan)
-Infeksi sitomegalovirus (onset pada umur > 1 bulan pada organ selain hati, limpa atau kelenjar limfe)
-Penyakit mikrobakterial diseminata selain tuberculosis

-Kandida pada trakea, bronkus atau paru
-Acquired HIV-related recto veco fictita
- Limfoma sel & non-Hodgkin's
-Progressive multifocal leukoencephalopathy (PM)
-Ensefalopati HIV
-HIV-related cardiomyopathy
- HIV-related nephropathy

Ket:
1 .TB bisa terjadi pada hitungan CD4 berapapun dan CD4 % perlu dipertimbangkan bila
mungkin
2. Diagnosis presumtif dari penyakit stadium 4 pada anak umur < 18 bulan yang
seroposistif membutuhkan konfirmasi dengan tes virologis HIV atau tes AbHV
pada umur>18 bulan.
Pemeriksaan Penunjang
1. Mendeteksi antigen virus dengan PCR
(Polimerase Chain Reaction] 2. Tes ELSA
menberikan hasil positif 2-3 bulan sesudah
infeksi
3. Hasil positif dikonfirmasi dengan
pemeriksaan western blot
4. Serologis: skrining HIV dengan ELISA, Tes
western blot, limfosit T
5. Pemeriksaan darah rutin
6. Pemeriksaan neurologist
7.Tes fungsi paru, broskoscopi
Penatalaksanaan
1. Pengobatan suportif
a. Pemberian nutrisi yang baik
b. Pemberian multivitamin
2. Pengobatan simptomatik
3. Pencegahan infeksi oportunistik, dapat digunakan antibiotik
kotrimoksazol.
4. Pemberian ARV (Antiretroviral). (Widoyono)
ARV dapat diberikan saat pasien sudah siap terhadap kepatuhan
berobat seumur hidup. Indikasi dimulainya pemberian ARV dapat
dilihat pada tabel berikut
WHO 2009 Amerika serikat
Untuk negara berkembang DHSS 2008

Stadium IV (AIDS) tanpa memandang CD4 Riwayat diganosis AIDS

Stadium III HIV-ssociated nefropathy/HIVAN

TB paru Asimptomatik, CD4 < 350

Pneumonia Berulang Ibu hamil

Stadium I dan II bila CD4 < 350

Pedoman Terapi ARV (Gulick RM)

a. Jangan gunakan obat tunggal atau 2 obat


b. Selalu gunakan minimal kombinasi3 ARV yang disebut HAART (Highly Active Anti Retroviral
Therapy)
c. KombinasiARV lini pertama pasien naive (belum pernah pakai ARV sebelumnya) yang dianjurkan: 2
NRTI (nucleoside atau nucleotide reverse
transcriptase inhibitor) + 1 NNRTI (non-nucleoside atau nucleotide r transcriptase inhibitor) reverse
d. Di Indonesia, regimen pengobatan yang dipakai adalah: Lini pertama: AZT +3TC + EFV atau NVP
alternatif :d4T+3TC+EFV atau NVP AZT atau d4T+3TC+1 PI (LPV/r)
- AZT (Azidotimidin), EFV (Efavirenz), d4T (Stavudine), 3TC (Lamivudine), NVP (Nelfinafir), LPV/r
(Lopinavir/ ritonavir) indikasi mulai ARV juga dapat dilihat dari bagan di bawah ini.
Masalah yang lazim muncul
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas b.d pneumonia carinii (PCVP).
peningkatan sekresi bronkus dan penurunan kemampuan untuk batuk menyertai
kelemahan serta keadaan mudah letih
2. Ketidakefektifan pola nafas b.d jalan nafas terganggu akibat spasme otot-
otot pernafasan dan penurunan ekspansi paru" h
3. Ketidakefektifan termoregulasi b.d penurunan imunitas tubuh
4. Intoleransi aktivitas b.d keadaan mudah letih, kelemahan, malnutrisi,
gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
5. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d penurunan
asupan oral
6. Gangguan harga diri
7. Resiko infeksi b.d imunodefisiensi
8. Resiko ketidakseimbangan elektrolit
9. Defisiensi pengetahuan b.d cara-cara mencegah penularan HIV dan
perawatan
Discharge Planning
1. Memberikan pendidikan kesehatan reproduksi untuk remaja, dewasa muda,keluarga dan pasien
tentang bahaya penularan dan perawatan pasien.
2. Anjurkan bagi yang telah terinfeksi virus ini untuk tidak mendonorkan darahnya organ atau
cairan semen dan mengubah kebiasaan seksual guna mencegah terjadinya penularan.
3. Gunakan kondom lateks dengan pelumas yang larut air dan mengandung spermisida nonoxynol-9.
4. Jangan menggunakan jarum suntik, pisau cukur, sikat gigi, atau barang-barang yang
terkontaminasi darah, bersama dengan orang lain.
5. Jika wanita disarankan tidak hamil, dan apabila sudah hamil konsultasikan dengan dokter untuk
pencegahan penularan kejanin (pemberian obat ARV (obat anti retroviral}).
6. Anjurkan keluarga ikut serta dalam memberikan dukungan psikososial dan dukungan agama
kepada penderita.
7. Beri asupan nutrisi yang mempunyai nilai gizi yang lebih baik dan tambahan suplemen untuk
menjaga daya tahan tubuh.
8. Tidur yang cukup dan selalu menjaga kebersihan.
9. Bergabung dengan anggota odha.
Patofisiologi
Lanjutan
GEJALA AWAL TERINFEKSI
HIV
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai