Dosen Pengampu :
Yuyun Sarinengsih,S.Kep.,Ners.,M.Kep
KELOMPOK 1
Novia Fitriani 211FK03004
Hani Atapia Sari Putri 211FK03006
25% Sinta Rahmawati 211FK03008
Feni Fauziah 211FK03010
75%
Muhamad Hanif Shidikin 211FK03022
Triana Nur Oktavia 211FK03026
Citra Lestari 211FK03028
Intan Damayanti 211FK03034
DEFINISI
Ibu penderita HIV positif kepada bayinya ketika dalam kandungan , saat melahirkan atau melalui Air susu ibu (ASI)
MANIFESTASI KLINIS
FASE KLINIK
Fase klinik 1 (tanpa Fase klinik 2 Fase Klinik 3( lanjut) Fase klinik 4 (parah)
gejala) (ringan) Penurunan 30 (10%) tanpa sebab. Diare kronik Gejala menjadi kurus (HIV wasting
Penurunan BB (<10%) tanpa tanpa sebab sampai >1 bulan. Demam menetap syndrome), pneumocystis pneumonia
sebab, Infeksi saluran (intermiten atau tetap >1 bulan). Kandidiasis (pneumonia karena pneumocytis
Tanpa gejala, oral menetap. TB pulmonal (baru), plak putih carinii), pneumonia bakteri berulang.
limfadenopati pernapasan atas (sinusitis, pada mulut, infeksi bakteri berat misalnya: infeksi herpes simplex kronik (orolabial,
tonsilitis, otitis media, pneumonia, empyema(nanah dirongga tubuh genital atau anorektal >1 bulan)
(gangguan terutama pleura, abses pada otot skelet,
pharyngitis) berulang. Oesophageal candidiasis, TBC
kelenjar/pembuluh Herpes zoster, infeksi sudut
infeksi sendi atau tulang), meningitis, ekstrapulmonal, Cytomegalovirus,
bakteremia, gangguan inflamasi berat pada
limfe) menetap dan bibir, ulkus mulut berulang, pelvik, acute necrotizing ulcerative
Toksoplasma di SSP, HIV encephalopaty,
meningitis, infektion progresive
menyeluruh popular pruritic eruptions, stomatitis, gingivitis atau periodontitis multivocal, lympoma, invasive cervical
anemia yang penyebabnya tiak diketahui (<8 carsinoma, leukoencephalopathy.
seborrhoic dermatitis,
g/dl), neutropenia (< 0,5 X 10/1) dan atau
infeksi jamur pada kuku. trombositopenia kronik (<50 X 10/1).
ANTIBODI YG DAPAT
FASE LAMA FASE GEJALA-GEJALA
TERDETEKSI DITULARKAN
4 minggu-6 bulan
1. Periode jendela Tidak Tidak ada YA
infeksi
3. Infeksi
1-15 bln/lebih Ya Tidak ada YA
Asimptomatik
-Sangat kurus (wasting) yang tidak dapat dijelaskan atau gizi buruk yang tidak bereaksi terhadap
pengobatan baku
-Pneumonia pneumosistis Dicurigai infeksi bakteri berat atau berulang (2 atau lebih episodedalam 1
tahun, misalnya empiema, piomiositis, infeksi tulang atau sendi, meningitis, tidak termasuk pneumonia)
-Infeksi herpes simplek kronis (orolabial atau kutaneosus selama >1 bulan atau viseralis dilokasi
manapun)
Stadium 4
-Tuberculosis ekstrapulmonal atau diseminata
- Sarcoma Kaposi
-Kandidiasis esophagus
-Anak ,18 bulan dengan simtomatik HIV seropositif dengan 2 atau lebih dari hal berikut: oral thrush,
+/- pneumonia berat,+/- gagal tumbuh, +/-sepsis berat
-Infeksi sitomegalovirus (CMV) retinitis atau pada organ lain dengan onset > 1 bulan
-Toksoplasmasis susunan syaraf pusat (sdiluar massa neonatus)
-Kriptokokosis temasuk meningitis
-Mikosis ensdemik diseminata ( histoplasmosis, koksidiomikosis, penisiolosis)
-Kriptosporidiosis kronik atau isosporiasis (dengan diare > 1bulan)
-Infeksi sitomegalovirus (onset pada umur > 1 bulan pada organ selain hati, limpa atau kelenjar limfe)
-Penyakit mikrobakterial diseminata selain tuberculosis
-Kandida pada trakea, bronkus atau paru
-Acquired HIV-related recto veco fictita
- Limfoma sel & non-Hodgkin's
-Progressive multifocal leukoencephalopathy (PM)
-Ensefalopati HIV
-HIV-related cardiomyopathy
- HIV-related nephropathy
Ket:
1 .TB bisa terjadi pada hitungan CD4 berapapun dan CD4 % perlu dipertimbangkan bila
mungkin
2. Diagnosis presumtif dari penyakit stadium 4 pada anak umur < 18 bulan yang
seroposistif membutuhkan konfirmasi dengan tes virologis HIV atau tes AbHV
pada umur>18 bulan.
Pemeriksaan Penunjang
1. Mendeteksi antigen virus dengan PCR
(Polimerase Chain Reaction] 2. Tes ELSA
menberikan hasil positif 2-3 bulan sesudah
infeksi
3. Hasil positif dikonfirmasi dengan
pemeriksaan western blot
4. Serologis: skrining HIV dengan ELISA, Tes
western blot, limfosit T
5. Pemeriksaan darah rutin
6. Pemeriksaan neurologist
7.Tes fungsi paru, broskoscopi
Penatalaksanaan
1. Pengobatan suportif
a. Pemberian nutrisi yang baik
b. Pemberian multivitamin
2. Pengobatan simptomatik
3. Pencegahan infeksi oportunistik, dapat digunakan antibiotik
kotrimoksazol.
4. Pemberian ARV (Antiretroviral). (Widoyono)
ARV dapat diberikan saat pasien sudah siap terhadap kepatuhan
berobat seumur hidup. Indikasi dimulainya pemberian ARV dapat
dilihat pada tabel berikut
WHO 2009 Amerika serikat
Untuk negara berkembang DHSS 2008