Anda di halaman 1dari 11

PATOFISIOLOGI

PENYAKIT TERMINAL :
AIDS
Disusun oleh :
1. Latifah Nurohmah (2020270003)
2. Dyana Ikke Damayanti (2020270012)
3. Lucky Nurwidayanti (2020270013)
4. Kholishotul Husna (2020270028)
Definisi AIDS
AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) adalah sekumpulan
gejala atau penyakit yang disebabkan oleh menurunnya kekebalan
tubuh akibat infeksi oleh virus HIV (Human Immunodeficiency Virus)
yang termasuk famili retroviridae. AIDS merupakan tahap akhir dari
infeksi virus HIV.
Akibat kehilangan kekebalan tubuh, penderita AIDS mudah terkena
berbagai jenis infeksi bakteri, jamur, parasit, dan pirus tertentu yang
bersipat oportunistik. Selain itu penderita AIDS sering sekali
menderita keganasan, khususnya sarkoma kaposi dan limpoma yang
hanya menyerang otak.
HIV/AIDS adalah suatu syndrom atau kumpulan tanda dan gejala yang
terjadi akibat penurunan dan kekebalan tubuh yang didapat atau
tertular/terinfeksi virus HIV.
Etiologi
Penyebab kelainan imun pada AIDS adalah suatu agen viral yang disebut HIV dari
kelompok virus yang dikenal retrovirus yang disebut Lympadenopathy Associated
Virus (LAV) atau Human T-Cell Virus (HTL-III) yang juga disebut Human T-Cell
Lymphotropic Virus (retrovirus). Retrovirus mengubah RNA menjadi DNA setelah
masuk kedalam sel penjamu.
Penularan virus ditularkan melalui:
a.Hubungan seksual yang bebas
b. Jarum suntik/tindik/tato yang tidak steril dan dipakai bergantian.
c. Mendapatkan transfusi darah yang mengandung HIV.
d.Ibu penderita HIV positif kepada bayinya ketika dalam kandungan, saat
melahirkan atau melalui ASI.
MANIFESTASI KLINIS
Fase klinik Fase klinik 2 Fase klinik 3 Fase klinik
1 Penurunan BB (<10%)
4
Penurunan BB (>10%)
Tanpa gejala, tanpa sebab. ISPA tanpa sebab. Diare
Gejala menjadi kurus
limfadenopati (sinusitis, tonsilitis, kronik tanpa sebab
otitis media, (HIV wasting
(gangguan selama >1 bulan,
syndrome),
faringitis) berulang, demam menetap
kelenjar/pembuluh herpes zoster, infeksi
pneumocystis
(intermiten atau tetap
pneumonia,
limfe) menetap sudut bibir, popular >1 bulan), kandidiasis pneumonia bakeri
dan menyeluruh. prurutic eruption, oral menetap, TB paru berulang, infeksi
seborrhoic dermatitis, (baru), plak putih pada herpes simplex kronik
infeksi jamur pada mulut, infeksi bakeri (orolabial, genital atau
kuku. berat anorektl >1bulan),
Oesophageal
Patofisiologi
Dasar utama terinfeksinya HIV adalah berkurangnya jenis Limfosit T helper yang
mengandung marker CD4 (Sel T4) merupakan pusat dan sel utama yang terlibat secara
langsung maupun tidak langsung dalam menginduksi fungsi imunologik. Menurun atau
menghilangnya sistem imunitas seluler, terjadi karena virus HIV menginfeksi sel yang
berperan membentuk antibodi pada sistem kekebalan tersebut, yaitu sel Limfosit T4.
Setelah virus HIV mengikatkan diri pada molekul CD4, virus masuk ke dalam target dan
melepaskan bungkusnya kemudian dengan enzim reverse transkriptase virus tersebut
merubah bentuk RNA (Ribonucleic Acid) agar dapat bergabung dengan DNA
(Deoxyribonucleic Acid) sel target. Selanjutnya sel yang berkembang biak akan
mengandung Acid) sel target. Selanjutnya sel yang berkembang biak akan mengandung
bahan genetik virus. Infeksi HIV dengan demikian menjadi irreversibel dan berlangsung
seumur hidup.
Komplika
si
1. Kandidiasis esophagus
2. Kriptokokosis ekstra paru
3.Kriptosporidiosis intestinal kronis (>1
Cara Penularan bulan)
4. Renitis CMV (gangguan penglihatan)
1.Hubungan Seksual 5.Kandidiasis bronkus, trakea, atau
paru-paru
2.Transfusi darah yang 6.Herpes simplek, ulkus kronik (> 1
tercemar HIV bulan)
3.Tertusuk atau tubuh 7.Mycobacterium tuberculasis di paru
atau ekstra paru
tergores oleh alat yang
tercemar HIV
4.Ibu hamil yang menderita
Pemeriksaan
Penunjang
1. Mendeteksi antigen virus dengan PCR
2. Serologis :
a. Tes Elisa memberikah hasil (+) 2-3 bulan setelah infeksi
b. Western blot (+)
c. Limfosit T
3. Pemeriksaan darah rutin
4. Pemeriksaan neurologis
5. Tes fungsi paru, bronkoscopi
Penatalaksanaan
1. Pengobatan suportif.
a. Pemberian nutrisi yang baik.
b.Pemberian multivitamin.
2. Pengobatan simptomatik.
3.Pencegahan infeksi oportunistik, dapat digunakan
antibiotik kotrimoksazol.
4. Pemberian ARV (Antiretroviral).
ARV dapat diberikan saat psien sudah siap
terhadap kepatuhan berobat seumur hidup.
1. Virus
a. Plasma viral (Viral load)
b. Resistensi virus
Faktor yang
Mempengaruhi 2. Pasien
a. Jenis Kelamin
b.Usia
Harapan c. Ras
d.Kepatuhan Terapi ARV (Antiretroviral)

Hidup 5 tahun e.Jumlah CD4 (Cluster Differentiation 4)


f. Stadium Klinis

Pasien
3. Lingkungan
HIV/AIDS a. Dukungan Sosial
AIDS merupakan masalah Kesehatan
internasional yang perlu segera
ditanggulangi. AIDS berkembang
secara pandemic hamper disetiap

Kesimpula negara did dunia, termasuk


Indonesia.
Sampai saat ini obat dan vaksin

n untuk menanggulangi AIDS belum


ditemukan. Untuk itu alternatif
lainyang lebih mendekati dalam
upaya pencegahan.
Upaya pencegahan dapat dilakukan
semua pihak asal mengetahui cara
Terim
a
Kasih

Anda mungkin juga menyukai