Anda di halaman 1dari 13

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

SP 1-3 Gangguan Proses Pikir : Waham

Pertemuan :I
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
DS: Klien mengatakan sesuatu yang diyakininya berulang kali secara berlebihan,
klien merasa sebagai orang hebat, klien merasa memiliki kekuatan.
DO: Banyak berkata-kata, inkoheren, klien tampak curiga.

2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan proses pikir : waham

3. Tujuan:
Pasien dapat berorientasi kepada realitas secara bertahap
B. Proses Pelaksanaan Tindakan
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik : Selamat Siang mba, sebelumnya dengan mbak siapa saya
berbicara? mbak Latifah nggeh, senang dipanggil siapa mba? oke mba ifah,
perkenalkan saya Nada Maulida, senang di panggil Nada
b. Evaluasi / validasi : bagaimana perasaan ibu hari ini? tadi malam tidurnya
bagaimana mba ifah? Nyenyak tidak tidurnya?
c. Menyampaikan Tujuan: Bagaimana kalau sekarang kita berbincang-bincang
mengenai apa yang mba ifah rasakan tadi?
d. Kontrak
Topik : mba ifah saya ingin berbincang – bincang tentang kemampuan yang ibu
miliki.
Waktu : mb ifah kira-kira kita akan berbincang – bincang berapa menit? jika 10-
15 menit saja bagaimana? bersedia tidak mba ifah?
Tempat : Dimana kita akan berbincang – bincang, bagaimana kalau kita
berbincang – bincang disini?
2. Fase Kerja
a. Identifikasi tanda dan gejala waham
tadi kan mba ifah menceritakan bahwa mbak ifah mendapat wahyu tadi malam
dari malaikat roqib. Saya faham dengan yang mba ifah maksud namun coba kita
bahas satu persatu ya mbak ifah. Mba ifah merasa bahwa mba ifah mendapat
wahyu dan mba ifah merasa bahwa mba ifah itu nabi yaa. Nah coba saya tanya
dulu, nama mba tadi siapa?ifah siapa tadi nama lengkapnya? Oke mba ifah, tadi
dari yang kita pelajari apakah ada nabi yang bernama Latifah? Nah semua orang
itu tau, bahwa nabi tidak ada yang Namanya Latifah, coba mba ifah ingat-ingat
lagi (sambil memegang pundak) siapa nabi terakhir kita? Apakah ada nabi lagi
setelah nabi Muhammad? Tidak ada kan mba ifah? Jadi mba ifah harus berfikir
seperti itu. Mungkin memang benar mba ifah mendapat mimpi seperti itu, tapi
bukan berarti mba ifah itu adalah nabi. Bisa saja mimpi itu datang ke kita supaya
kita menyampaikannya kepada orang lain, nah itu suatu perbuatan yang baik juga.
Contoh seperti tadi mba ifah menyampaikan dan mengingatkan kepada orang lain
bahwa solat itu baik, solat itu tiang agama. Nah itu bisa disalurkan kepada
masyarakat, tapi bukan berarti bahwa diri kita itu nabi, karena nabi terakhir kita
itu nabi Muhammad. Bagaimana mba ifah? Dari yang tadi saya sampaikan mba
ifah setuju tidak dengan pendapat saya? Tadi kan kita sudah bahas bahwa nabi
terakhir kita itu nabi Muhammad dan tidak ada lagi nabi setelah nabi Muhammad,
nah sekarang coba kita lihat tahun, sekarang ini tahun berapa mba ifah? Nah
sekarang saja sudah tahun 2022, setahu saya tidak ada lagi nabi setelah nabi
Muhammad apalagi di tahun 2022 mba ifah, nah sekarang mba ifah berada
dimana? (sambil menepuk lengan atas secara pelan). Setahu mba ifah, mba ifah
berada dirumah ya? jadi, sekarang mba ifah berada di rumah sakit sedang
pengobatan, coba sekarang kita berada di daerah atau negara apa mba ifah? Nah
setahu saya tidak ada nabi yang berasal dari negara Indonesia mba ifah, setuju
tidak mba ifah dengan apa yang kita bahas tadi? Dari segi nama mbak ifah, nama
lengkap mba ifah tadi siapa? Mba Latifah, tidak ada nabi yang Namanya mba
Latifah, nabi terakhir itu nabi Muhammad, sepakat kita ya mba ifah? Untuk waktu
juga kita sudah berada di tahun 2022 mba ifah, tidak ada lagi nabi sampai tahun
2022 mba ifah, nabi terakhir yang kita tahu nabi Muhammad ya mba ifah,
selanjutnya tidak ada nabi yang berasal dari Indonesia, bagaimana mba ifah
sepakat tidak? Jadi kegiatan mba ifah di ruangan apa? Mengapa mba ifah bisa
seperti ini?(sambil menepuk lengan atas klien) Mengaku diri bahwa mba ifah itu
nabi. Jadi kegiatan apa yang biasa mba ifah lakukan di rumah? Tadi mba ifa
bilang katanya suka bersih-bersih ya, bersih-bersihnya itu seperti apa mba ifah?
Baik mba ifah berati senang melakukannya ya. Kalo bangun tidur mba ifah
biasanya langsung merapikan kasurnya ya? Bagaimana kalau hari ini kita salurkan
keinginan apa yang ingin mba ifah lakukan? Seperti yang mba ifah katakan tadi
bahwa mba ifah suka bersih-bersih? Dari yang tadi mba ifah sebutkan apa yang
paling mba ifah senangi? Oke menyapu ya, jadi hari ini kita coba lakukan ya mba
ifah untuk melakukan kegiatan yang mba ifah suka tadi. Nah bagus mba ifah
sudah bisa melakukannya, ternyata mba ifah memang pintar ya menyapunya.
Bagaimana kalau kegiatan mba ifah ini saya masukkan ke dalam jadwal harian
mba ifah? Supaya mba ifah tidak terlalu berfikir ke kejadian yang tadi ya, bisa
mba ifah lakukan dengan kegiatan- kegiatan yang mba ifah senangi tadi, kita
masukkan ke jadwal kegiatan ya? Silahkan mba ifah bisa tulis di buku ini ya pagi,
siang, sore. Karna Kita akan melakukan 3× dalam sehari. Kalo pagi maunya jam
berapa? Kalo siang mau jam berapa? Kalau sore mau jam berapa? Kalau mba ifah
mengerjakannya sendiri beri tanda M, kalau dibantu suster beri tanda B, kalau
tidak dikerjakan beri tanda T.

3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Subyektif
Bagaimana perasaan mba ifah setelah kita melakukan kegiatan tadi?

b. Evaluasi Obyektif
Coba sebutkan apa saja yang sudah kita bicarakan tadi?

c. Rencana Tindak Lanjut


Sesuai jadwal yang sudah kita tulis di buku tadi nanti dilakukan ya mba ifah
sesuai kesepakatan yaitu melakukan 3× sehari pagi, siang dan sore ya.

d. Kontrak yang akan datang


Topik : besok Kita berbincang-bincang tentang kemampuan yang pernah
mba ifah miliki ya?
Waktu : baik besok kita bertemu lagi disini ya? Kira-kira mba ifah mau
bertemunya jam berapa? Jam 9 pagi saja ya mba ifah, bagaimana?
Tempat : Mau di mana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di sini
lagi?

C. DIALOG
ORIENTASI
Perawat 1 : “Selamat siang mba”
Klien : “sudah solat mba?”
Perawat 2 : “sudah mba, kita sudah solat(sambil tersenyum)”
Klien : “sekarang sudah malam, sudah solat mba?”
Perawat 1 : “sudah solat kita mba sebelum kita menemui mbaknya, sebelumnya
dengan mbak siapa saya berbicara?”
Klien : “Latifah mbak”
Perawat 1 : “mbak Latifah nggeh, senang dipanggil siapa mba?”
Klien : “Ifah”
Perawat 1 : “oke mba ifah, perkenalkan kami mahasiswa UNSIQ yang sedang
praktik disini selama satu minggu, kebetulan kami yang nantinya akan merawat mba
ifah selama kami praktik disini, nama saya Indah Wahyu, senang di panggil Indah dan
sebelah saya Nada Maulida, senang di panggil Nada”
Klien : (menganggukan kepala tanda faham)
Perawat 1 : “bagaimana perasaan mba ifah hari ini? tadi malam tidurnya
bagaimana mba ifah? Nyenyak tidak tidurnya?”
Klien : “tadi malam saya mendapat wahyu mbak, dari malaikat Roqib, dia
mengatakan dan menunjuk saya sebagai nabi mbak, katanya saya harus
menyampaikan pesan berupa wahyu kepada masyarakat, saya dipilih menjadi nabi
mbak”
Perawat 1 : “oh jadi malaikat roqib yang menyampaikan itu kepada mba ifah?”
Klien : “iya mbak”
Perawat 1 : “oh iya mbak ifah saya mengerti perasaan mbak ifah (sambil
memegang Pundak latifah) apa yang mbak ifah katakan saya faham. Bagaimana kalau
sekarang kita berbincang-bincang mengenai apa yang mba ifah rasakan tadi?”
Klien : (menganggukkan kepala)
Perawat 1 : “mba ifah kira-kira kita akan berbincang – bincang berapa menit? jika
10-15 menit saja bagaimana? bersedia tidak mba ifah?”
Klien : “bersedia”
Perawat 1 : “Dimana kita akan berbincang – bincang? bagaimana kalau kita
berbincang – bincang disini?”
Klien : (menganggukan kepala pertanda setuju)
TAHAP KERJA
Perawat 1 : “baik mba ifah, tadi kan mba ifah menceritakan bahwa mbak ifah
mendapat wahyu tadi malam dari malaikat roqib”
Klien : “iya mba suster, tadi malam itu ya mbak saya mendapat wahyu dari
malaikat roqib untuk memerintahkan masyarakat untuk solat mbak, makanya dari
awal saya berjumpa dengan mba suster saya mengingatkan untuk solat, karena solat
ini penting mba suster”
Perawat 1 : “iya mba ifah, saya faham dengan yang mba ifah maksud (sambil
memegangi Pundak klien) namun coba kita bahas satu persatu ya mbak ifah. Mba ifah
merasa bahwa mba ifah mendapat wahyu dan mba ifah merasa bahwa mba ifah itu
nabi yaa”
Klien : “iya mba”
Perawat 1 : “nah coba saya tanya dulu, nama mba tadi siapa?”
Klien : “ifah mba suster”
Perawat 1 : “ifah siapa tadi nama lengkapnya?”
Klien : “Latifah mba suster”
Perawat 1 : “oke mba ifah, tadi dari yang kita pelajari apakah ada nabi yang
bernama Latifah?”
Klien : (mencoba berfikir ada atau tidak)
Perawat 1 : “nah semua orang itu tau, bahwa nabi tidak ada yang Namanya
Latifah, coba mba ifah ingat-ingat lagi (sambil memegang pundak) siapa nabi terakhir
kita?”
Klien : (mencoba berfikir) “nabi Muhammad mba suster”
Perawat 1 : “apakah ada nabi lagi setelah nabi Muhammad?”
Klien : (mencoba berfikir kembali)
Perawat 1 : “tidak ada kan mba ifah? Jadi mba ifah harus berfikir seperti itu
(sambil memegangi Pundak klien) mungkin memang benar mba ifah mendapat mimpi
seperti itu, tapi bukan berarti mba ifah itu adalah nabi. Bisa saja mimpi itu datang ke
kita supaya kita menyampaikannya kepada orang lain, nah itu suatu perbuatan yang
baik juga. Contoh seperti tadi mba ifah menyampaikan dan mengingatkan kepada
orang lain bahwa solat itu baik, solat itu tiang agama. Nah itu bisa disalurkan kepada
masyarakat, tapi bukan berarti bahwa diri kita itu nabi, karena nabi terakhir kita itu
nabi Muhammad. Bagaimana mba ifah? Dari yang tadi saya sampaikan mba ifah
setuju tidak dengan pendapat saya?”
Klien : “engga mba, saya itu nabi, tadi malem saya dapat mimpi mba suster”
Perawat 1 : “tadi kan kita sudah bahas bahwa nabi terakhir kita itu nabi
Muhammad dan tidak ada lagi nabi setelah nabi Muhammad, nah sekarang coba kita
lihat tahun, sekarang ini tahun berapa mba ifah?”
Klien : “tahun 2022 mba”
Perawat 1 : “nah sekarang saja sudah tahun 2022, setahu saya tidak ada lagi nabi
setelah nabi Muhammad apalagi di tahun 2022 mba ifah, nah sekarang mba ifah
berada dimana? (sambil menepuk lengan atas secara pelan)”
Klien : “dirumah mba”
Perawat 1 : “setahu mba ifah, mba ifah berada dirumah ya?”
Klien : “iya mba di rumah”
Perawat 1 : “jadi, sekarang mba ifah berada di rumah sakit (sambil menepuk
lengan atas secara pelan) sedang pengobatan, coba sekarang kita berada di daerah atau
negara apa mba ifah?”
Klien : “Indonesia mba suster”
Perawat 1 : “nah setahu saya tidak ada nabi yang berasal dari negara Indonesia
mba ifah, setuju tidak mba ifah dengan apa yang kita bahas tadi? Dari segi nama
mbak ifah, nama lengkap mba ifah tadi siapa?”
Klien : “Latifah”
Perawat 1 : “mba Latifah, tidak ada nabi yang Namanya mba Latifah, nabi
terakhir itu nabi Muhammad, sepakat kita ya mba ifah?”
Klien : “iya mba”
Perawat 1 : “untuk waktu juga kita sudah berada di tahun 2022 mba ifah, tidak
ada lagi nabi sampai tahun 2022 mba ifah, nabi terakhir yang kita tahu nabi
Muhammad ya mba ifah, selanjutnya tidak ada nabi yang berasal dari Indonesia,
bagaimana mba ifah sepakat tidak?”
Klien : “iya mba”
Perawat 1 : “jadi kegiatan mba ifah di ruangan apa? Mengapa mba ifah bisa
seperti ini?(sambil menepuk lengan atas klien) Mengaku diri bahwa mba ifah itu
nabi”
Klien : “saya biasanya di rumah rajin bersih-bersih, bantu orang tua, terus
setiap malam saya selalu gelisah karena sering dimarahin orang tua, sejak itulah saya
setiap malam selalu dapat mimpi dan mulai timbul perasaan aneh gitu mba”
Perawat 1 : “sampai mba ifah mendapat mimpi seperti semalam itu ya?”
Klien : (menganggukkan kepala)
Perawat 1 : “jadi kegiatan apa yang biasa mba ifah lakukan di rumah? Tadi mba
ifa bilang katanya suka bersih-bersih ya, bersih-bersihnya itu seperti apa mba ifah?”
Klien : “menyapu, mengepel mbak”
Perawat 1 : “baik mba ifah berati senang melakukannya ya”
Klien : “iya mba”
Perawat 1 : “kalo bangun tidur mba ifah biasanya langsung merapikan kasurnya
ya?”
Klien : “iya mba suster”
Perawat 1 : “oke, bagaimana kalau hari ini kita salurkan keinginan apa yang ingin
mba ifah lakukan? Seperti yang mba ifah katakan tadi bahwa mba ifah suka bersih-
bersih? Dari yang tadi mba ifah sebutkan apa yang paling mba ifah senangi?”
Klien : “menyapu mba suster”
Perawat 1 : “oke menyapu ya, jadi hari ini kita coba lakukan ya mba ifah untuk
melakukan kegiatan yang mba ifah suka tadi”
Klien : (menganggukkan kepala)
Perawat 1 : “baiklah kalau begitu langsung saja kita lakukan ya mba ifah”
Melakukan kegiatan menyapu
Perawat 1 : “nah bagus mba ifah sudah bisa melakukannya, ternyata mba ifah
memang pintar ya menyapunya”
Klien : “iya mba saya memang suka menyapu”
Perawat 1 : “oke, bagaimana kalau kegiatan mba ifah ini saya masukkan ke dalam
jadwal harian mba ifah?”
Klien : “boleh mba suster”
Perawat 1 : “sedia nggeh mba ifah?
Klien : (menganggukkan kepala)
Perawat 1 : “supaya mba ifah tidak terlalu berfikir ke kejadian yang tadi ya, bisa
mba ifah lakukan dengan kegiatan- kegiatan yang mba ifah senangi tadi, kita
masukkan ke jadwal kegiatan ya?”
Klien : (Menganggukkan kepala) iya mba
Perawat 1 : “Silahkan mba ifah bisa tulis di buku ini ya pagi, siang, sore. Karna
Kita akan melakukan 3× dalam sehari.
Klien : “begini ya mba suster?”
Perawat 1 : “iya benar. Kalo pagi maunya jam berapa?”
Klien : “jam 7 mba suster”
Perawat 1 : “oke tulis di samping tulisan pagi ya (sambil menunjuk kolom yang
akan ditulis). kalo siang mau jam berapa?”
Klien : “siang jam 12 mba suster”
Perawat 1 : “baik, tulis di samping tulisan siang ya. kalau sore mau jam berapa?”
Klien : “jam 5 mba”
Perawat 1 : “baik mba ifah, tulis di samping tulisan sore ya. Kalau mba ifah
mengerjakannya sendiri beri tanda M, kalau dibantu suster beri tanda B, kalau tidak
dikerjakan beri tanda T.”
Klien : “baik mba suster”
TERMINASI
Peraawat 1 : “bagaimana perasaan mba ifah setelah kita melakukan kegiatan tadi?”
Klien : “senang mba”
Perawat 1 : “senang ya, apa yang ingin mba ifah lakukan dapat tersalurkan ya.
Baik coba sebutkan apa saja yang sudah kita bicarakan tadi?”
Klien : “saya harus mengakui bahwa saya bukan seorang nabi, karna tidak
ada nabi lagi setelah nabi Muhammad, mimpi itu datang kepada saya untuk
mengingatkan kepada masyarakat bahwa solat itu penting dan tiangnya agama namun
saya tidak boleh menganggap mimpi itu datang kepada saya sebagai petunjuk bahwa
saya nabi. Dan untuk menyingkirkan pemikiran aneh itu saya harus melakukan
kegiatan yang saya senangi seperti menyapu. Begitu mba suster?”
Perawat 1 : “bagus mba ifah, sesuai jadwal yang sudah kita tulis di buku tadi
nanti dilakukan ya mba ifah sesuai kesepakatan yaitu melakukan 3× sehari pagi, siang
dan sore ya. Bagaimana kalau besok kita bertemu lagi dan berbincang – bincang
lagi?”
Klien : “boleh mba suster”
Perawat 1 : “baik. besok Kita berbincang-bincang tentang kemampuan yang
pernah mba ifah miliki ya? Mau di mana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau
di sini lagi?”
Klien : “disini saja mba suster”
Perawat 1 : “baik besok kita bertemu lagi disini ya? Kira-kira mba ifah mau
bertemunya jam berapa?”
Klien : (bingung)
Perawat 1 : “jam 9 pagi saja ya mba ifah, bagaimana?”
Klien : “iya mba suster”
Pertemuan : II
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
DS : Klien mengatakan sesuatu yang diyakininya berulang kali secara
berlebihan, klien merasa sebagai orang hebat, klien merasa memiliki kekuatan.
DO : Banyak berkata-kata, inkoheren, klien tampak curiga.

2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan proses pikir : waham

3. Tujuan:
a. Pasien dapat memenuhi kebutuhan dasar
b. Pasien mampu berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan
B. Proses Pelaksanaan Tindakan
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik : Selamat Siang mba, sebelumnya dengan mbak siapa saya
berbicara? mbak Latifah nggeh, senang dipanggil siapa mba? oke mba ifah,
perkenalkan saya Nada Maulida, senang di panggil Nada
b. Evaluasi / validasi : bagaimana perasaan ibu hari ini? tadi malam tidurnya
bagaimana mba ifah? Nyenyak tidak tidurnya?
c. Menyampaikan Tujuan: Bagaimana kalau sekarang kita berbincang-bincang
mengenai apa yang mba ifah rasakan tadi?
d. Kontrak
Topik : mba ifah saya ingin berbincang – bincang tentang kemampuan yang ibu
miliki.
Waktu : mb ifah kira-kira kita akan berbincang – bincang berapa menit? jika 10-
15 menit saja bagaimana? bersedia tidak mba ifah?
Tempat : Dimana kita akan berbincang – bincang, bagaimana kalau kita
berbincang – bincang disini?
2. Fase Kerja

3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Subyektif
Bagaimana perasaan mba ifah setelah kita melakukan kegiatan tadi?
b. Evaluasi Obyektif
Coba sebutkan apa saja yang sudah kita bicarakan tadi?

c. Rencana Tindak Lanjut


Sesuai jadwal yang sudah kita tulis di buku tadi nanti dilakukan ya mba ifah
sesuai kesepakatan yaitu melakukan 3× sehari pagi, siang dan sore ya.

d. Kontrak yang akan datang


Topik : besok Kita berbincang-bincang tentang kemampuan yang pernah
mba ifah miliki ya?
Waktu : baik besok kita bertemu lagi disini ya? Kira-kira mba ifah mau
bertemunya jam berapa? Jam 9 pagi saja ya mba ifah, bagaimana?
Tempat : Mau di mana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di sini
lagi?
C. DIALOG
ORIENTASI
Perawat 2 : “selamat pagi mba ifah, masih ingat dengan kita?
Klien : “masih mba”
Perawat 2 : “siapa coba nama saya?”(tersenyum)
Klien : “ mba suster nada”
Perawat 2 : “kalo yang sebelah saya Namanya siapa?”
Klien : ”mba suster indah”
Perawat 2 : “betull sekali hehe, bagaimana perasaannya saat ini mba ifah?”
Klien : “baik mba suster”
Perawat 2 : “Bagus! Sesuai dengan perjanjian pertemuan kemarin ya mba ifah kita
bertemu lagi untuk menggali kemampuan yang pernah dimiliki mba ifah ya. Apakah mba
ifah sudah mengingat-ingat apa saja hobi atau kegemaran mba ifah?”
Klien : “sudah mba suster”
Perawat 2 : “Bagaimana kalau kita bicarakan hobi tersebut sekarang?”
Klien : “boleh mba suster”
Perawat 2 : “Dimana enaknya kita berbincang-bincang tentang hobi mba ifah tersebut?”
Klien : “disini saja mba”
Perawat 2 : “oke disini ya, Berapa lama mba ifah mau kita berbincang-bincang?”
Klien : (masih berfikir)
Perawat 2 : “Bagaimana kalau 20 menit tentang hal tersebut?”
Klien : (Klien mengangguk)
KERJA
Perawat 2 : “Apa saja hobby mba ifah?”
Klien : “saya suka menulis puisi mba suster”
Perawat 2 : “Saya catat ya mba ifah, terus apa lagi?”
Klien : “saya juga suka menyanyi”
Perawat 2 : “Wah.., rupanya mba ifah senang menyanyi ya, tidak semua orang bisa
bernyanyi loh mba ifah”
Klien : (tersenyum malu atas pujian)
Perawat 2 : “Bisa mba ifah ceritakan kepada saya kapan pertama kali mba ifah belajar
menyanyi?”
Klien : “saya belajar menyanyi pertama kali waktu saya berada di bangku smp mba
suster”
Perawat 2 : “siapa yang dulu mengajarkannya kepada mba ifah?”
Klien : “dulu saya di ajari oleh guru seni budaya saya”
Perawat : “dimana mba ifah di ajarkan oleh guru tersebut?”
Klien : “ saya diajarkan sewaktu saya di sekolah smp”
Perawat : “okey, Bisa mba ifah contohkan kepada saya bagaimana bernyanyi yang baik
itu?”
Klien : (menyanyikan lagu kesukaannya)
Perawat 2 : “Wah..bagus sekali suara mba ifah”
Klien : (tersenyum malu)
Perawat 2 : “Coba kita buat jadual untuk kemampuan mba ifah ini ya, berapa kali sehari
mba ifah mau bernyanyi?”
Klien : “3× sehari saja mba suster”
Perawat 2 : “baik, Apa yang mba ifah harapkan dari kemampuan bernyanyi ini?”
Klien : “saya berharap setelah saya bernyanyi saya bisa melupakan kejadian-
kejadian aneh yang sering datang kepada saya“
Perawat 2 : “ baik, Ada tidak hobi atau kemampuan mba ifah yang lain selain
bernyanyi?”
Klien : “ya itu menulis puisi yang saya sebutin di awal mba suster”
TERMINASI
Perawat 2 : “Bagaimana perasaan mba ifah setelah kita bercakap-cakap tentang hobi dan
kemampuan mba ifah?”
Klien : “senang mba suster”
Perawat 2 : “baik, Setelah ini coba mba ifah lakukan latihan bernyanyi sesuai dengan
jadwal yang telah kita buat ya?”
Klien : “iya mba suster”
Perawat 2 : “Besok kita ketemu lagi ya mba ifah?”
Klien : “iya mba”
Perawat 2 : “Bagaimana kalau besok sebelum makan siang?”
Klien : (menganggukkan kepala tanda setuju)
Perawat 2 : “Di sini saja ya setuju mba ifah?”
Klien : “boleh mba suster”
Perawat 2 : “Nanti kita akan membicarakan tentang obat yang harus mba ifah minum,
setuju?”
Klien : (menganggukkan kepala)

Anda mungkin juga menyukai