Anda di halaman 1dari 6

NAMA KELOMPOK :

1. NURMALA APRIANA
2. NEHAJRIANA
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Tanggal : 16 Juli 2020


Hari : Kamis
Interaksi ke : 1 (satu)
Nama Pasien : Ny. S
RM : 256718
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi pasien
a. DS :
1. Klien mengatakan sering mendengar suara-suara aneh
2. Klien mengatakan selalu ada bayangan orang lain yang mengikutinya
3. Klien mengatakan sering berbicara dengan orang di pojok tembok
b. DO :
1. Klien tampak berbicara sendiri
2. Klien tampak sering merenung
3. Klien tampak gelisah
2. Diganosis keperawatan
Halusinasi
3. Tujuan khusus
1. Klien dapat mengontrol halusinasi
2. Klien dapat menyebutkan penyebab halusinasi
3. Klien dapat
4. Tindakan keperawatan
1. Cara mengontrol halusinasi
2. Mengidentifikasi penyebab halusinasi
B. Strategi Komunikasi Dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
1. Fase perkenanalan/ orientasi
a. Salam terapeutik
Selamat pagi buk, perkenalkan nama saya Nurmala Apriana dan disamping
rekan saya Nehajriana. Saya mahasiswa praktek dari Stikes Yarsi Mataram yang
akan dinas di ruangan gili moyo selama 2 minggu. Hari ini saya dinas pagi dari
jam 08.00 pagi sampai jam 14:00 siang. Saya akan merawat ibu selama di
rumah sakit ini. Nama ibu siapa? ibu senang dipanggil siapa?
b. Evaluasi/ vaslidasi
Bagai mana perasaan ibu pagi ini ? ibu sudah sarapan ? Bagaimana sarapannya habis
? Tadi saya lihat ibu tampak mengobrol sendiri.
c. Kontrak
1) Topik
Baiklah bu, bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang perasaan ibu
yang ibu rasakan saat ini atau penyebab ibu sering berhalusinasi? Apakah ibu
bersedia? Tujuananya agar ibu dengan saya dapat saling mengenal sekaligus
dapat mengetahui penyebab halusinasi, dan dapat mengetahui cara
mengontrol halusinasi.
2) Waktu
Berapa lama ibu mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau 10 menit?
Apakah ibu bersedia?
3) Tempat
ibu mau berbincang-bincang dimana? Bagaimana kalau di taman? supaya
kita lebih nyaman untuk ngobrol
2. Fase kerja (langkah-langkah tindakan keperawatan)
“baik bu sesuai kesepkatan kita tadi, kita akan ngobrol tentang apa yang ibu lihat. Coba
sekarang ibu ceritakan tadi ngobrol dengan siapa? Apa yang dikatakan? Kapan biasanya
suami ibu datang menemui ibu? Berapa kali suami ibu datang? Bagaimana perasaan ibu
setelah suami ibu datang? Baik saya percaya bahwa yang datang menemui ibu adalah
suami ibu, namun saya sendiri tidak melihatnya dan tidak mendengar apa yang diucapkan
suami ibu. Sekarang coba ibu lihat saya? Coba ibu sentuh tangan saya? Sekarang coba ibu
lihat yg duduk sebelah kiri ibu, bisa ibu lihat? Saya juga bisa melihatnya. Ibu dengar apa
yang dibicarakan? Saya juga bisa mendengarkanya. Coba ibu ulangi apa yang dibicarakan
tadi? baik ibu, apa yang ibu lihat ada orangnya dapat disentuh sayapun dapat melihat
orangnya dapat disentuh juga itu namanya nyata. Sementra yang ibu lihat tadi suami ibu
hanya ibu sendiri yang melihatnya dan saya tidak dapat melihatnya itu hanyalah baynagan
semu. Jadi jika ibu melihat bayangan yang tidak ada orangnya tidak dapat disentuh dan ibu
tanyakan ke orang lain dan melihat wujudnya seperti yang ibu lihat itulah yang dinamakan
halusinasi”.

3. Fase terminasi
a. Evaluasi respon pasien terhadap tindakan
1) Evaluasi subyektif
Bagaimana perasaan ibu setelah kita mengenal penyebab halusinasi?
Nah sekarang coba ulangi dan peragakan kembali cara mengontrol
halusinasi.
2) Evaluasi obyektif
Coba ibu ulangi apa saja yang kita obrolkan barusan? Baiklah buk, dalam satu
hari mau berapa kali ibu latihan bercakap-cakap dengan teman? Bagaimana jika
dua kali buk ? Baiklah jam berapa ibu akan latihan?
b. Rencana tindak lanjut (apa yang perlu dilatih pada pasien sesuai dengan hasil tindakan yang
telah dilakukan)
“baik buk, karna ibu sudah mampu mengenal tentang halusinasi yang dialami
apakah ibu ingin halusinasi ibu hilang? Kalau begitu kita lanjut untuk latihan
mengontrol halusinasi dengan cara menghardik”.
c. Kontrak yang akan datang
1) Topik
Baiklah buk bagaimana jika besok kita berbincang-bincang tentang
pengalaman ibu bercakap-cakap dengan teman-teman baru dan latihan
bercakap-cakap dengan topik tertentu. Apakah ibu bersedia?
2) Waktu
ibu mau hari apa ? Bagaimana jika besok dengan jam yang sama/ ibu bisanya
kapan ? Ibu mau mengobrol berap lama? Bagaimana kalau 10 menit saja?
3) Tempat
Ibu maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau disini saja/
tempat yang ibu nyaman untuk mengobrol dimna ? Baiklah buk besok saya
akan kesini jam 10.00 sampai jumpa besok ibu. Saya permisi
Assalamualaikum wr.wb.
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Tanggal : 17 Oktober 2019


Hari : Rabu
Interaksi ke : 1 (satu)
Nama Pasien : Ny. M
RM : 17102019
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi pasien
a. DS :
1) Pasien mengatakan melihat bayangan yang mengajaknya berbicara
2) Pasien mengatakan itu adalah suaminya
b. DO :
1) Pasien tampak bicara sendiri
2) Pasien senyum sendiri
3) Pasien menunjuk kearah jendela
4) Pasien tampak tersinggung saat dikatakan tidak ada lawan bicaranya
2. Diganosis keperawatan
Halusinasi penglihatan
3. Tujuan khusus
a. Pasien mampu mengenali halusinasinya
b. Pasien dapat mengungkapkan perasan terhadap halusinasinya
4. Tindakan keperawatan
a. Bantu pasien mengenal halusinasinya
b. Tanyakan perasaan pasien terhadap halusinasinya
B. Strategi Komunikasi Dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
1. Tahap perkenanalan/ orientasi
a. Salam terapeutik
“Selamat pagi bu, saya Fatimah Azzahra, saya senang dipanggil perawat Zahra, Nama ibu
siapa? Senangnya dipanggil apa? Saya yang akan merawat ibu pada shift pagi ini”
b. Evaluasi/ vaslidasi
“bagai mana perasaan ibu pagi ini? ibu sudah sarapan? Bagaimana sarapannya habis? Tadi
saya lihat ibu tampak ceria saat ngobrol”
c. Kontrak
1) Topik
“Baik bu, bagaimana kalau kita ngobrol tentang apa yang ibu lihat tadi”
2) Waktu
“Ibu mau mengrol berapa lama? Bagaimana kalau 15 menit saja?”
3) Tempat
“ibu mau mengobrol dimana, bagaimana kalau disini saja?”
2. Tahap kerja (langkah-langkah tindakan keperawatan)
“baik bu sesuai kesepkatan kita tadi, kita akan ngobrol tentang apa yang ibu lihat. Coba
sekarang ibu ceritakan tadi ngobrol dengan siapa? Apa yang dikatakan? Kapan biasanya suami
ibu datang menemui ibu? Berapa kali suami ibu datang? Bagaimana perasaan ibu setelah suami
ibu datang? Baik saya percaya bahwa yang datang menemui ibu adalah suami ibu, namun saya
sendiri tidak melihatnya dan tidak mendengar apa yang diucapkan suami ibu. Sekarang coba
ibu lihat saya? Coba ibu sentuh tangan saya? Sekarang coba ibu lihat yg duduk sebelah kiri ibu,
bisa ibu lihat? Saya juga bisa melihatnya. Ibu dengar apa yang dibicarakan? Saya juga bisa
mendengarkanya. Coba ibu ulangi apa yang dibicarakan tadi? baik ibu, apa yang ibu lihat ada
orangnya dapat disentuh sayapun dapat melihat orangnya dapat disentuh juga itu namanya
nyata. Sementra yang ibu lihat tadi suami ibu hanya ibu sendiri yang melihatnya dan saya tidak
dapat melihatnya itu hanyalah baynagan semu. Jadi jika ibu melihat bayangan yang tidak ada
orangnya tidak dapat disentuh dan ibu tanyakan ke orang lain dan melihat wujudnya seperti
yang ibu lihat itulah yang dinamakan halusinasi”.
3. Tahap terminasi
a. Evaluasi respon pasien terhadap tindakan
1) Evaluasi subyektif
“Bagaimana perasaan ibu setelah kita mengobrol tadi?”
2) Evaluasi obyektif
“Coba ibu ulangi apa saja yang kita obrolkan barusan?” Seperti yang ibu sebutkan itu
namanya halusinasi, ibu sudah dapat mengenal halusinasi”
b. Rencana tindak lanjut (apa yang perlu dilatih pada pasien sesuai dengan hasil tindakan yang
telah dilakukan)
“baik bu M, karna ibu sudah mampu mengenal halusinasi yang dialamai apakah ibu ingin
halusinasi ibu hilang? Kalau begitu kita lanjut untuk latihan mengontrol halusinasi dengan
cara menghardik”.
c. Kontrak yang akan datang
1) Topik
“ baik ibu, selanjutnya kita akan bertemu untuk latihan cara mengtrol halusinasi dengan
vara menghardik”.
2) Waktu
“Ibu mau mengobrol berap lama? Bagaimana kalau 10 menit saja?”.
3) Tempat
“Ibu tempatnya mau dimana? Bagimana kalau disisni saja?”

Anda mungkin juga menyukai