Anda di halaman 1dari 23

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN PADA

KLIEN DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI


HALUSINASI PENDENGARAN

Oleh :
SARMINTO
NIM : 2021-01-14901-064

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
TAHUN 2022
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN 1 (SPTK 1)
MENGONTROL HALUSINASI DENGAN CARA MENGHARDIK

1) Kondisi
a. Data subjektif
- Klien mengatakan sering mendengar suara – suara yang membisiknya dan
menyuruh dia tidur
- Suara saya anggap biasa aj
b. Data objektif
- Klien tampak banyak diam
- Kontak mata kurang
- Gerakan klien lambat
- Klien sering berbicara sendiri
2) Diagnosis Keperawatan
Perubahan Persepsi Sensori: Halusinasi pendengaran
3) Tujuan
a.    Klien dapat membina hubungan saling percaya, dengan kriteria sebagai berikut.
1)      Ekspresi wajah bersahabat
2)      Menunjukkkan rasa senang
3)      Klien bersedia diajak berjabat tangan
4)      Klien bersedia menyebutkan nama
5)      Ada kontak mata
6)      Klien bersedia duduk berdampingan dengan perawat
7)      Klien bersedia mengutarakan bapakalah yang dihadapinya.
b.    Klien dapat mengontrol alusinasinya dengan menghardik halusinasinya
c.    Klien dapat melakukannya kegiatan menghardik halusinasi dalam jadwal
hariannya
4) Intervensi Keperawatan
a.     Bina hubungan saling percaya dengan prinsip komunikasi terapeutik
1)        Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun nonverbal
2)        Perkenalkan diri dengan sopan
3)        Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai
klien
4)        Jelaskan tujuan pertemuan
5)        Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
7)        Beri perhatian kepada klien dan memperhatikan kebutuhan dasar
klien.
b.    Bantu klien mengenal halusinasinya yang meliputi isi, waktu terjadi
halusinasi, frekuensi, situasi pencetus, dan perasaan saat terjadi halusinasi
c.    Latih klien untuk mengontrol halusinasi dengan cara menghardik. Tahapan
tindakan yang dapat dilakukan meliputi hal-hal sebagai berikut.
1)        Jelaskan cara menghardik halusinasi
2)        Peragakan cara menghardik halusinasi
3)        Minta klien memperagakan ulang
4) Pantau penerapan cara ini dan beri penguatan pada perilaku klien
yang sesuai
5)        Buat kegiatan dalam jadwal kegiatan klien
5) Strategi Pelaksanaan
1.   Orientasi
a.    Salam Terapeutik
“Selamat pagi/ Boleh Saya kenalan dengan Bapak? Nama Saya
Sarminto boleh panggil Saya Sarminto, Saya Mahasiswa Ners STIKes
Eka Harap, Saya sedang praktik di sini dari pukul 08.00 WIB sampai
dengan pukul 13.00 WIB siang. Kalau boleh Saya tahu nama Bapak
siapa dan senang dipanggil dengan sebutan apa?”
b.    Evaluasi/validasi
“Bagaimana perasaan Bapak hari ini? Bagaimana tidurnya tadi malam?
Ada keluhan tidak?”
c.    Kontrak
1)   Topik
“Apakah Bapak tidak keberatan untuk ngobrol dengan saya?
Menurut bapak sebaiknya kita ngobrol apa ya? Bagaimana kalau kita
kita bercakap-cakap tentang suara- suara yang Pak S dengar
dan cara mengontrolnya dengan menghardik.
2)   Waktu
“Berapa lama kira-kira kita bisa ngobrol? Bapak maunya berapa
menit? Bagaimana kalau 15 menit? Bisa?”
3)   Tempat
“Di mana kita akan bincang-bincang pak?
Bagaimana kalau di ruang ditempat duduk di luar ?
2.    Kerja
“Apakah Bapak mendengar suara tanpa wujud?”
“Apa yang dikatakan suara itu?”
“Apakah terus-menerus dengar, atau hanya sewaktu-waktu saja?”
“Kapan paling sering Bapak mendengar suara tersebut?”
“Berapa kali sehari Bapak mengalaminya?”
“Pada keadaan apa, apakah pada waktu sendiri?”
“Apa yang Bapak lakukan saat mendengar suara tersebut?”
“Apakah dengan cara itu suara tersebut hilang?”
“Bagaimana kalau kita belajar cara untuk mencegah suara itu agar tidak
muncul lagi?”
“Bapak ada empat cara untuk mencegah suara-suara itu muncul.”
“Pertama, dengan menghardik suara tersebut.”
“Kedua, dengan minum obat dengan teratur”
“Ketiga, dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain.”
“Keempat, melakukan kegiatan yang sudah terjadwal.”
“Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan menghardik.”
“Caranya seperti ini: Saat suara itu muncul, langsung Bapak bilang dalam
hati, “Pergi Saya tidak mau dengar… Saya tidak mau dengar. Kamu tidak
nyata. Begitu diulang-ulang sampai suara itu tidak terlihat lagi. Coba bapak
peragakan! Nah begitu………….. bagus! Coba lagi! Ya bagus Bapak sudah
bisa.”
3.   Terminasi
a.    Evaluasi subjektif
“Bagaimana perasaan Bapak dengan obrolan kita tadi? Bapak merasa
senang tidak dengan latihan tadi?”
b.    Evaluasi objektif
“Setelah kita ngobrol tadi, sekarang coba Bapak simpulkan pembicaraan
kita tadi.”
“Coba sebutkan cara untuk mencegah suara agar tidak muncul lagi.”
c.    Rencana tindak lanjut
“Kalau suara itu muncul lagi, silakan Bapak coba cara tersebut!
Bagaimana kalau kita buat jadwal latihannya. Mau jam berapa saja
latihannya?”
(Masukkan kegiatan latihan menghardik halusinasi dalam jadwal
kegiatan harian klien, Jika bapak melakukanya secara mandiri maka
bapak menuliskan M, jika bapak melakukannya dibantu atau diingatkan
oleh keluarga atau petugas maka bapak buat D, Jika bapak tidak
melakukanya maka bapak tulis T. apakah bapak mengerti?).
d.   Kontrak yang akan datang
1)   Topik
“Bapak, bagaimana kalau besok kita ngobrol lagi tentang caranya
bagaimana cara mengontrol halusinasi dengan cara yang kedua yaitu
dengan patuh minum obat?”
2)   Waktu
“Kira-kira waktunya kapan ya? Bagaimana kalau besok jam 09.00
WIB, bisa?”
3)   Tempat
“Kira-kira tempat yang enak buat kita ngobrol besok di mana ya?
Sampai jumpa besok pak.
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN 2 (SPTK 2)
MENGONTROL HALUSINASI DENGAN MEMINUM OBAT SECARA
TERATUR

1) Kondisi klien
a. Data subjektif
- Klien mengatakan masih mendengar suara yang tidak baik
b. Data objektif
- Klien tampak tenang
- Klien tampak berbicara sendiri
- Klien tampak kooperatif dan mampu menjawab pertanyaan perawat
2) Diagnosa Keperawatan :
Perubahan Persepsi Sensori: Halusinasi pendengaran
3) Tujuan:
Agar klien dapat mengontrol halusinasi dengan patuh obat.
4) Intervensi Keperawatan
Ajarkan klien mengontrol halusinasi dengan cara patuh obat yaitu penggunaan obat
secara teratur (jenis, dosis, waktu, manfaat, dan efek samping)
5) Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
1. Fase Orientasi :
a) Salam terapeutik : ” Selamat pagi, bapak? Bapak masih ingat saya ???
b) Evaluasi validasi : ”bapak tampak segar hari ini. Bagaimana perasaannya hari
ini? sudah siap kita berbincang bincang ? bapak masih ingat dengan kesepakatan
kita kemarin, apa itu ? apakah bapak bapak masih mendengar suara yang kita
bicarakan kemarin.
c) Kontrak
Topik :
”Seperti janji kita, bagaimana kalau kita sekarang berbincang- bincang tentang
obat-obatgan yang bapak minum.”
Tempat :
”dimana tempat yang menurut bapak cocok untuk kita berbincang-bincang?
Bagaimana kalu di ruang tamu? bapak setuju?”
Waktu :
”kita nanti akan berbincang kurang lebih ..... menit, bagaimana bapak setuju?”
2. Fase Kerja
”ini obat yang harus diminum oleh bapak setiap hari. Obat yang warnanya biru
ini namanya Risperidon dosisnya 2 mg obat ini di minum 2 x sehari dan yang
warna Kuning dosisnya 100 mg, diminum satu kali sehari ½ tablet, obat
berwarna kuning berfungsi untuk mengendalikan suara yang sering bapak
dengar agar tidak muncul lagi sedangkan yang warnanya biru agar bapak tidak
merasa gelisah. Kedua obat ini mempunyai efek samping diantaranya mulut
kering, mual, mengantuk, ingin meludah terus, kencing tidak lancar. Sudah
jelas bapak? Tolong nanti bapak sampaikan ke dokter apa yang bapak rasakan
setelah minum obat ini. Obat ini harus diminum terus, mungkin berbulan-bulan
bahkan bertahun-tahun. Kemudian bapak jangan berhenti minum obat tanpa
sepengetahuan dokter, gejala seperti yang bapak alami sekarang akan muncul
lagi, jadi ada lima hal yang harus diperhatikan oleh bapak pada saat minum
obat yaitu benar obat, benar dosis, benar cara, benar waktu dan benar frekuensi.
Ingat ya bapak..?!!”
3. Fase Terminasi
a) Evaluasi subyektif :
”tidak terasa kita sudah berbincang-bincang lama, saya senag sekali bapak mau
berbincang-bincang dengan saya. Bagaimana perasaan bapak setelah
berbincang-bincang?”
b) Evaluasi obyektif :
”coba bapak jelaskan lagi obat apa yang diminum tadi? Kemudian berapa
dosisnya?
c) Tindak lanjut :
”tolong nanti bapak minta obat ke perawat kalau saatnya minum obat.”
d) Kontrak yang akan datang
Topik:
”sekarang cukup dulu ya pak, besok kita akan melakukan cara ketiga untuk
mengontrol suara itu supaya tidak muncul yaitu dengan cara latihan bercakap-
cakap dengan orang lain.”
Waktu :
”jam berapa bapak bisa? Bagaimana kalau jam 09.00 ? bapak setuju?”
Tempat :
”Besok kita akan melakukan kegiatan di ruang makan. Terimakasih bapak
sudah mau berbincang-bincang dengan saya. Sampai ketemu besok pagi.”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN 3 (SPTK 3)
MENGONTROL HALUSINASI DENGAN CARA BERCAKAP-CAKAP

1) Kondisi klien
a. Data subjektif
Klien mengatakan suara tersebut mulai jarang muncul
b. Data objektif
- Klien tampak tenang saat bercerita
- Raut wajah tampak bergairah
- Klien tampak kooperatif dan mampu menjawab pertanyaan perawat
- Kontak mata perawat dan klien terjalin
2) Diagnosa Keperawatan
Gangguan Persepsi Sensori : halusinasi pendengaran
3) Tujuan
Ajarkan cara mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain.
4) Intervensi Keperawatan
Diskusikan dengan klien cara mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap dengan
orang lain.
5) Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
a. Fase Orientasi :
1. Salam terapeutik :
” Selamat pagi, pak? Bagaimana kabarnya hari ini?apa bapaak bapakih ingat
dengan saya? Bapak sudah mandi belum? Apakah bapak sudah makan?
2. Evaluasi validasi :
”bagaimana perasaan bapak hari ini? Kemarin kita sudah berdiskusi tentang
halusinasi, apakah bapak bisa menjelaskan kepada saya tentang suara yang
bapak lihat dan apakah bapak bisa mempraktekkan cara mengontrol
halusinasi yang pertama yaitu dengan menghardik dan cara kedua dengan
patuh minum obat?”
3. Kontrak :
Topik :
”sesuai dengan kontrak kita kemarin, kita akan berbincang-bincang di ruang
tamu mengenai cara-cara mengontrol suara yang sering bapak dengar dulu
agar suara itu tidak muncul lagi dengan cara yang ketiga yaitu bercakap-
cakap dengan orang lain.
Waktu :
Berapa lama kita akan bincang-bincang, bagaimana kalau 15 menit saja,
bagaimana bapak setuju?”
Tempat :
”dimana tempat yang menurut bapak cocok untuk kita berbincang-bincang?
Bagaimana kalau di ruang tamu? bapak setuju?”
b. Fase kerja
”kalau bapak mendengar suara yang kata bapak kemarin mengganggu dan
membuat bapak jengkel. Apa yang bapak lakukan pada saat itu? Apa yang telah
saya ajarkan kemarin apakah sudah dilakukan?”
” Cara ketiga untuk mencegah/mengontrol halusinasi yang lain adalah
bercakap-cakap dengan orang lain. Jadi kalau Pak S mulai mendengar suara
suara langsung saja cari teman untuk diajak ngobrol. Minta teman untuk
mengobrol dengan Pak S. Contohnya begini...”Tolong, saya mendengar suara
suara. Ayo ngobrol dengan saya! Ya..begitu ..Pak S..bagus! Coba sekali lagi.
Bagus..! Nah laih terus ya Pak !”.
”cara yang lain yang juga bisa bapak lakukan yaitu bapak langsung pergi ke
perawat. Katakan pada perawat bahwa bapak mendengar suara suara
menakutkan. Nanti perawat akan mengajak bapak mengobrol sehingga suara itu
hilang dengan sendirinya.
c. Fase terminasi
1. Evaluasi subyektif :
mau berbincang-bincang dengan saya. Bagaimana perasaan bapak setelah
kita berbincang-bincang?”
2. Evaluasi obyektif :
”jadi seperti yang bapak katakan tadi, cara yang bapak pilih untuk
mengontrol halusinasinya adalah dengan menghardik, patuh minum obat dan
berbincang dengan orang lain”
” Nah, Coba Pak Syamsir ulangi lagi apa yang sudah kita bicarakan.
Jadi ada berapa cara untuk mengontrol halusinasi?”
3. Tindak lanjut :
”nanti kalau suara itu terdengar lagi, bapak terus praktekkan cara yang telah
saya ajarkan agar suara tersebut tidak menguasai pikiran bapak.”
4. Kontrak yang akan datang :
Topik :
”tidak terasa kita sudah berbincang-bincang lama. Saya senang sekali bapak
”bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang lagi tentang cara
mengontrol halusinasi dengan cara yang keempat yaitu melakukan aktivitas
terjadwal dengan kegiatan yang bermanfaat.”
waktu :
”jam berapa bapak bisa? Bagaimana kalau besok kita berbincang di jam
yang sama seperti hari ini? bapak setuju?”
tempat :
”besok kita berbincang-bincang di sini atau tempat lain? Termakasih bapak
sudah berbincang-bincang dengan saya. Sampai ketemu besok pagi.”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN 4 (SPTK 4)
MENGONTROL HALUSINASI DENGAN CARA MELAKUKAN AKTIFITAS
KEGIATAN

1) Kondisi klien
a. Data subjektif
- Klien mengatakan suara tersebut sudah jarang muncul
- Klien mengatakan sudah bisa mengontrol halusinasi
b. Data objektif
- Klien tampak lebih tenang
- Raut wajah klien tampak bergairah
- Klien tampak kooperatif dan mampu menjawab pertanyaan perawat
2) Diagnosa Keperawatan :
Gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran
3) Tujuan
Agar klien dapat memahami tentang cara mengontrol halusinasi dengan melakukan
aktifitas terjadwal / kegiatan harian.
4) Intervensi Keperawatan
Ajarkan klien mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktifitas harian yang
terjadwal.
5) Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
1. Fase Orientasi :
a. Salam terapeutik :
” Selamat pagi, pak ? Bapak masih ingat saya ?
b. Evaluasi validasi :
”bapak tampak segar hari ini. Bagaimana perasaannya hari ini pak ? sudah siap
kita berbincang bincang ? bapak masih ingat dengan kesepakatan kita kemarin,
apa itu ? apakah bapak bapak masih mendengar suara yang kita bicarakan
kemarin. Apakah sudah dicoba cara yang telah kita latih? Berkurangkan
suara-suaranya. Bagus pak”
c. Kontrak
Topik :
”Seperti janji kita, bagaimana kalau kita sekarang berbincang- bincang tentang
suara yang sering bapak lihat agar bisa dikendalikan dengan cara melakukan
aktifitas / kegiatan harian yang terjadwal.”
Tempat :
”dimana tempat yang menurut bapak cocok untuk kita berbincang-bincang?
Bagaimana kalau di ruang tamu? Bapak setuju?”
Waktu :
”kita nanti akan berbincang kurang lebih 15 menit, bagaimana bapak setuju?”
2. Fase Kerja
a) ”cara mengontrol halusinasi ada beberapa cara, kita sudah berdiskusi tentang
cara pertama dan kedua, cara lain dalam mengontrol halusinasi yaitu cara
keempat adalah bapak menyibukkan diri dengan berbagi kegiatan yang
bermanfaat/ kegiatan yang terjadwal, Jangan biarkan ada waktu luang untuk
melamun saja.”
b) Sekarang saya akan ajarkan bapak untuk melakukan kegiatan dan menyusun
jadwal kegiatan bapak mulai dari pagi sampai malam
c) Mulai dari pagi, kegiatan apa saja yang biasa bapak lakukan ?
d) Mari kita lakukan bersama aktifitas yang dapat bapak lakukan saat ini
e) ”jika bapak mulai mendengar suara, segera menyibukkan diri dengan kegiatan
seperti menyapa orang lain, mengepel, menyapu, membersihkan tempat tidur,
membaca buku, membersihkan kamar mandi seperti yang sudah kita lakukan
tadi.
3. Fase Terminasi
a) Evaluasi subyektif :
”tidak terasa kita sudah berbincang-bincang lama, saya senag sekali bapak mau
berbincang-bincang dengan saya. Bagaimana perasaan bapak setelah
berbincang-bincang dan membuat jadwal kegiatan?”
b) Evaluasi obyektif :
”coba bapak jelaskan lagi cara mengontrol halusinasi yang keempat?
c) Tindak lanjut :
”tolong nanti bapak praktekkan cara mengontrol halusinasi seperti yang sudah
diajarkan tadi?
d) Kontrak yang akan datang
“bapak nanti jadwalkan kembali untuk waktunya bersama tim kesehatan lainnya
untuk bapak berkonsultasi dan tempatnya nanti bisa disini saja serta bisa di
rencanakan kembali perihal masalah bapak”

“bagus sekali pak hari ini kerjasamanya”

“terimakasih”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN KELUARGA 1
(SPTK KELUARGA 1)

1) Kondisi Keluarga Klien


a) Keluarga tampak antusias mendengarkan
b) Keluarga mengatakan bingung bagaimana cara merawat klien dirumah
2) Diagnosis Keperawatan
Perubahan Persepsi Sensori: Halusinasi
3) Tujuan
a) Keluarga dapat terlibat dalam perawatan klien baik di rumah sakit maupun
dirumah
b) Keluarga dapat menjadi sistem pendukung yang efektif untuk klien
c) Keluarga mampu mengenali halusinasi yang di alami klien
d) Keluarga mampu mengontrol halusinasi yang di alami klien dengan cara
mengingaktkan untuk menghardik
4) Intervensi Keperawatan
a) Identifikasi halusinasi, isi, frekuensi, waktu terjadi, situasi pencetus,
perasaan, respon
b) Jelaskan cara mengontrol halusinasi, menghardik, obat, bercakap-cakap,
melakukan kegiatan
c) Latih cara mengontrol halusinasi dengan menghardik
d) Masukkan dalam jadwal kegiatan keluarga untuk latihan mengingatkan
untuk menghardik halusinasi klien
5) Strategi Pelaksanaan
1.   Orientasi
a.    Salam Terapeutik
“Selamat pagi/ Boleh Saya kenalan dengan Bapak? Nama Saya Sarminto
boleh panggil Saya Sarminto, Saya Mahasiswa Ners STIKes Eka
Harap, “Saya sedang praktik di sini dari pukul 08.00 WIB sampai
dengan pukul 13.00 WIB siang yang akan merawat anak bapak/ibu hari
ini.”
Oh, iya, nama adik bapak S siapa? Biasa di panggil apa ?”
b.    Evaluasi/validasi
“Bagaimana perasaan Bapak hari ini? Apa pendapat bapak tentang
kondisi kakak bapak ?”
c.    Kontrak
1)   Topik
“ Hari ini kita akan berdiskusi tentang apa masalah yang kakak
bapak alami dan bantuan apa yang bisa bapak bisa berikan,?”
2)   Waktu
“Berapa lama kira-kira kita bisa ngobrol? Bagaimana kalau 15
menit? Bisa?”
3)   Tempat
“Di mana kita akan bincang-bincang pak?
Bagaimana kalau di ruang wawancara?
2.    Kerja
“ apa yang bapak rasakan saat terjadi masalah dalam merawat kakak bapak/,
apa yang bapak lakukan untuk mengatasinya ?
“ya, gejala yang di alami oleh kakak bapak itu di namakan halusinasi, yaitu
meliat sesuatu yang sebetulnya tidak ada wujud/bendanya/ tidak nyata.
“ tanda-tandanya bicara atau tertawa sendiri, marah-marah tanpa sebab,
menunjuk-nujuk ke satu arah” jadi kalau kakak bapak mengatakan
mendengar suara - suara, sebenarnya suara itu tidak ada
“ untuk itu bapak diharapkan dapat ikut serta membantunya dengan
beberapa cara untuk mengendalikan halusinasinya, caranya antara lain :
pertama, dihadapan kakak bapak jangan membantah halusinasinya atau
menyokongnya, katakan saja bapak percaya bahwa kakak S tersebut
memang mendengar suara, tetapi bapak sendiri tidak mendengarnya.”
“kedua, bantu anak bapak/ibu minum obat secara teratur. Jangan
menghentikan obat tanpa konsultasi terlebih dahulu ke dokter. Terkait
dengan obat ini saya juga sudah melatih anak bapak/ibu untuk minum obat
secara teratur, jadi bapak/ibu dapat mengingatkan kembali. Obatnya yang
warnanya biru ini namanya Risperidon dosisnya 2 mg obat ini di minum 2 x
sehari dan yang warna Kuning dosisnya 100 mg, diminum satu kali sehari ½
tablet, obat berwarna kuning berfungsi untuk mengendalikan suara- suara
yang sering bapak dengar agar tidak muncul lagi sedangkan yang warnanya
biru agar bapak tidak merasa gelisah. Obat ini harus selalu diminum untuk
mencegah kekambuhan
“ketiga ,” jangan biarkan kakak bapak melamun dan sendiri karena kalau
melamun halusinasi akan muncul lagi. Upayakan ada orang yang mau
bercakap-cakap dengannya. Buat kegiatan keluarga seperti makan bersama,
sholat/beribadah bersama-sama. Tentang kegiatan, saya telah melatih anak
bapak/ibu untuk membuat jadwal kegiatan sehari-hari. Tolong bapak pantau
pelaksanaanya, ya dan berikan pujian jika dia berhasil melakukannya”,
“terakhir, bila ada tanda-tanda halusinasi mulai muncul, putus halusinasi
kakak bapak dengan cara menepuk punggung kakak bapak kemudian
suruhlah kakak bapak menghardik suara tersebut. Kakak bapak sudah saya
ajarkan cara menghardik halusinasi.”
“ sekarang, mari kita latihan cara memutuskan halusinasi kakak bapak/ibu.
Sambil menepuk punggung anak bapak/ibu, katakan : kak S, sedang apa
kamu ? kamu ingat kan apa yang di jelaskan perawat bila suara itu datang ?,
ya , usir suara itu, S. tutup mata kamu dan kata kan , Pergi Saya tidak mau
dengar … Saya tidak mau dengar. Kamu tidak nyata. Begitu diulang-ulang
sampai suara itu tidak terdengar lagi. Coba bapak/ibu peragakan! Nah
begitu………….. bagus! Coba lagi! Ya bagus bapak/ibu sudah bisa.”
3.   Terminasi
a.    Evaluasi subjektif
“Bagaimana perasaan bapak/ibu dengan obrolan dan latihan kita tadi?
b.    Evaluasi objektif
“Setelah kita ngobrol tadi, panjang lebar, sekarang coba bapak/ibu
simpulkan pembicaraan kita tadi.”
“Coba sebutkan cara untuk mencegah suara- suara agar tidak muncul
lagi.”
c.    Rencana tindak lanjut

“bagaimana kalau dua hari lagi kita bertemu untuk mempraktekkan


kembali cara memutuskan halusinasi langsung di hadapan kakak bapak?”
d.   Kontrak yang akan datang
1)   Topik
“baiklah, bapak besok kita akan bertemu untuk mempraktekkan cara
memutus halusinasi langsung di hadapan kakak bapak.”
2)   Waktu
“Kira-kira waktunya kapan ya? Bagaimana kalau jam 09.30 WIB,
bisa?”
3)   Tempat
“bapak mau dimana tempatnya ?”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN KELUARGA 2
(SPTK KELUARGA 2 )

1) Kondisi Keluarga Klien


Keluarga sudah mulai tenang melihat keadaan Kakak “S”
2) Diagnosis Keperawatan
Perubahan Persepsi Sensori: Halusinasi Pendengaran
3) Tujuan
Keluarga dapat mempraktekan cara merawat klien dengan halusinasi
4) Intervensi Keperawatan
a) Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat klien dengan halusinasi
b) Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada klien halusinasi.
5) Strategi Pelaksanaan
1.   Orientasi
a.    Salam Terapeutik
“Selamat pagi/assalamualaikum bapak/ibu
b.    Evaluasi/validasi
“Bagaimana kabarnya hari ini? Apa masih ingat dengan apa yang saya
ajarkan kemarin?”
c.    Kontrak
1)   Topik
“Sesuai dengan janji kita kemarin, hari ini kita akan mempraktekkan
cara memutus halusinasi langsung dihadapan kakak bapak. Mari kita
datangi kakak bapak”
2)   Waktu
“Berapa lama kira-kira kita bisa ngobrol? Bagaimana kalau 15
menit? Bisa?”
3)   Tempat
“Di mana kita akan bincang-bincang pak?
Bagaimana kalau tetap di ruang wawancara?
2.    Kerja
(diruang Klien) Selamat pagi pak S , Adik bapak S sangat ingin membantu
pak S mengendalikan suara - suara yang sering S lihat agar tidak muncul.
Untuk itu pagi ini adik bapak S datang untuk mempraktekkan cara mengusir
suara yang pak S lihat. Pak S nanti kalau sedang mendengar suara bicara
atau tersenyum- senyum sendiri atau ketakutan, maka adik pak S akan
mengingatkan seperti ini” ”Sekarang, coba bapak peragakan cara memutus
halusinasi yang sedang terjadi pada pak S alami seperti yang sudah kita
pelajari sebelumnya. Tepuk punggung pak S lalu suruh pak S mengusir
suara – suara itu dengan menutup mata dan menghardik suara – suara
tersebut” (perawat mengobservasi apa yang dilakukan keluarga terhadap
klien)
“Bagus sekali!Bagaimana pak S ? Senang dibantu adiknya”
“Nah adik pak S ingin melihat jadwal harian pak S”
( Klien memperlihatkan dan dorong adik pak S memberikan pujian)
“Baiklah, sekarang saya dan adik bapak kembali ruang perawat dulu, ya”
(perawat dan keluarga klien meninggalkan klien untuk melakukan terminasi
dengan keluarga)
3.   Terminasi
a.    Evaluasi subjektif
“Bagaimana perasaan bapak dengan obrolan dan latihan kita tadi di
hadapan kakak bapak?
“Baiklah ,bapak harus terus mengingat pelajaran kita hari ini ya, agar
dapat melakukan cara itu bila pak S mengalami halusinasi lagi dirumah”
b.    Evaluasi objektif
“Setelah kita ngobrol tadi, panjang lebar, sekarang coba bapak simpulkan
pembicaraan kita tadi.”
“Coba sebutkan cara untuk jelaskan kembali cara memutus halusinasi
agar tidak muncul lagi.”
c.    Rencana tindak lanjut
“Baiklah kalau begitu, saya berharap apa yang saya ajarkan kepada
keluarga tentang halusinasi dan cara merawat klien bisa anda masukkan
dalam jadwal aktifitas di rumah”
d.   Kontrak yang akan datang
1)   Topik
“Bagaimana kalau kita bertemu dua hari lagi untuk membicarakan
tentang jadwal kegiatan harian pak S untuk persiapan di rumah”
2)   Waktu
“Kira-kira waktunya kapan ya? Bagaimana kalau jam 09.30 WIB,
bisa?”
3)   Tempat
“bapak/ibu mau dimana tempatnya ?”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN KELUARGA 3
(SPTK KELUARGA 3 )

1) Kondisi Keluarga Klien


Keluarga sudah tenang, tidak gelisah lagi melihat keadaan “ Pak S”
2) Diagnosis Keperawatan
Perubahan Persepsi Sensori: Halusinasi Pendengaran
3) Tujuan
Keluarga dapat mengetahui pentingnya persiapan klien pulang berupa jadwal
aktifitas dan follow up bagi klien dirumah.
4) Intervensi Keperawatan
a) Membantu keluarga membuat jadwal aktifitas di rumah termasuk minum obat.
b) Menjelaskan follow up klien ketempat kesehatan.
5) Strategi Pelaksanaan
1.   Orientasi
a.    Salam Terapeutik
“Selamat pagi bapak/ibu, karena besok Pak S sudah boleh pulang, maka
sesuai janji kita sekarang ketemu untuk membicarakan jadwal pak S
selama dirumah.”
b.    Evaluasi/validasi
“Bagaimana kabarnya hari ini?
“Bagaimana pak selama bapak membesuk apakah sudah terus dilatih
cara merawat pak S ?”
c.    Kontrak
1)   Topik
“Sesuai dengan janji kita kemarin, hari ini saya akan menjelaskan
tentang persiapan untuk klien pulang dan pentingnya jadwal kegiatan
dirumah dan pemeriksaan kesehatan klien”.
2)   Waktu
“Berapa lama kira-kira kita bisa ngobrol? Bagaimana kalau 15
menit? Bisa?”
3)   Tempat
“Di mana kita akan bincang-bincang pak?
Bagaimana kalau tetap di ruang wawancara?
2.    Kerja
( diruang wawancara) Ini jadwal kegiatan pak S di rumah sakit. Jadwal ini
dapat dilanjutkan di rumah. Coba bapak lihat mungkinkah dilakukan di
rumah. Siapa yang kira-kira akan memotivasi dan mengingatkan?, jadwal
yang telah dibuat selama pak S di rumah sakit tolong dilanjutkan dirumah,
baik jadwal aktivitas maupun jadwal minum obatnya. Hal-hal yang perlu
diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan oleh pak S
selama di rumah. Misalnya kalau S terus menerus mendengar suara – suara
yang tidak nyata dan tidak memperlihatkan perbaikan, menolak minum obat
atau memperlihatkan perilaku membahayakan orang lain. Jika hal ini terjadi
segera hubungi perawat di Puskesmas terdekat dari rumah bapak.
Selanjutnya perawat tersebut yang akan membantu memantau
perkembangan Pak S selama di rumah
3.   Terminasi
a.    Evaluasi subjektif
“Bagaimana perasaan bapak dengan obrolan kita tadi di hadapan?
“Bagaimana pak ? Ada yang ingin ditanyakan?”
b.    Evaluasi objektif
“Coba sebutkan cara untuk jelaskan kembali cara memutus halusinasi
agar tidak muncul lagi.”
c.    Rencana tindak lanjut
“Baiklah kalau begitu, saya berharap apa yang saya ajarkan kepada
keluarga tentang halusinasi dan cara merawat klien bisa anda masukkan
dalam jadwal aktifitas di rumah”
“Bagus. Ini jadwalnya untuk dibawa pulang. Selanjutnya silakan bapak
menyelesaikan administrasi yang dibutuhkan. Kami akan siapkan pak S
untuk pulang

Anda mungkin juga menyukai