I
DENGAN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA “PANTI TRESNA WERDA
SINTA RANGKANG TANGKILING PALANGKA RAYA
OLEH :
SARMINTO, S.Kep
NIM : (2021-01-14901-064)
i
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.I
DENGAN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA “PANTI TRESNA WERDA
SINTA TANGKILING PALANGKA RAYA
OLEH :
SARMINTO, S.Kep
NIM : (2021-01-14901-064)
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Nama : SARMINTO
Nim : 2021-01-14901-064
PEMBIMBING PRAKTEK
Mengetahui
Ketua Program Studi Ners
iii
Kata pengantar
Dengan mengucapkan Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT karena
berkat karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan kasus dengan judul
“Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Ny. I dengan Hipertensi di Wilayah Kerja
“Panti Tresna Werda Sinta Rangkang Tangkiling.
1) Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes. selaku Ketua STIKES Eka Harap
Palangka Raya.
2) Ibu Meilitha Carolina, Ners., M.Kep. selaku Ketua Program Studi Ners,
3) Ibu Karmita Sari Yanra.K , Ners.,M.Kep selaku pembimbing akademik yang
telah banyak memberi saran dan bimbingannya dalam menyelesaikan laporan
pendahuluan dan asuhan keperawatan maternitas ini.
4) Ibu (……………………). selaku pembimbing klinik yang telah banyak memberi
bimbingannya selama melakukan praktek
5) Ny. I yang telah bersedia menjadi kasus kelolaan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Laporan Kasus ini masih jauh dari
sempurna. Maka dengan ini penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari berbagai pihak.
Akhir kata, semoga Asuhan Keperawatan Gerontik ini dapat berguna bagi
pengembangan ilmu keperawatan dan semoga Tuhan senantiasa memberikan berkat
dan karunia-Nya kepada kita semua. Amin.
iv
DAFTAR ISI
v
2.2.10 Pelayanan Ante Natal Care (ANC)................................Error! Bookmark not defined.
2.3 Asuhan Keperawatan Antenatal Care (ANC)........................................................................
2.3.1 Pengkajian Keperawatan...............................................................................................
2.3.2 Diagnosa Keperawatan..................................................................................................
2.3.3 Intervensi Keperawatan..................................................................................................
2.3.4 Implementasi Keperawatan............................................................................................
2.3.5 Evaluasi Keperawatan...................................................................................................
BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN........................................................................34
3.1 Pengkajian...............................................................................................................................
3.1.1 Identitas Pasien...............................................................Error! Bookmark not defined.
3.1.2 Status Kesehatan............................................................Error! Bookmark not defined.
3.1.3 Riwayat Obstetric dan Genekologi...............................................................................
3.1.4 Pemeriksaan Fisik..........................................................Error! Bookmark not defined.
3.1.5 Pola Aktifitas Hari – Hari..............................................Error! Bookmark not defined.
3.1.6 Aspek Psikososial dan Spiritual....................................Error! Bookmark not defined.
3.1.7 Pengetahuan Daan Informasi.........................................Error! Bookmark not defined.
3.1.8 Pemeriksaan Penunjang.................................................Error! Bookmark not defined.
3.1.9 Pengobatan.....................................................................Error! Bookmark not defined.
3.2 Analisa Data............................................................................................................................
3.3 Prioritas Masalah...................................................................................................................
3.3 Intervensi................................................................................................................................
3.5 Implementasi dan Evaluasi.....................................................................................................
Daftar Pustaka.............................................................................................................54
Lampiran.....................................................................................................................57
1. Lembar Konsultasi..................................................................................................................
2. SAP (Nutrisi Ibu Hamil).........................................................................................................
3. Leaflet.....................................................................................................................................
vi
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hipertensi pada lanjut usia sebagian besar merupakan hipertensi sistolik
terisolasi (HST), meningkatnya tekanan sistolik menyebabkan besarnya kemungkinan
timbulnya kejadian stroke dan infark myocard bahkan walaupun tekanan diastoliknya
dalam batas normal (isolated systolic hypertension). Isolated systolic hypertension
adalah bentuk hipertensi yang paling sering terjadi pada lansia. Pada suatu penelitian,
hipertensi menempati 87% kasus pada orang yang berumur 50 sampai 59 tahun.
Adanya hipertensi, baik HST maupun kombinasi sistolik dan diastolik merupakan
faktor risiko morbiditas dan mortalitas untuk orang lanjut usia. Hipertensi masih
merupakan faktor risiko utama untuk stroke, gagal jantung penyakit koroner, dimana
peranannya diperkirakan lebih besar dibandingkan pada orang yang lebih muda
(Kuswardhani, 2007). Di era globalisasi ini terlalu banyak penyakit yang
bermunculan namun penyakit sudah lama ditemukan masih menjamur diberbagai
belahan dunia salah satunya hipertensi bahkan hipertensi seringkali disebut sebagai
pembunuh gelap karena termasuk penyakit yang mematikan, tanpa disertai dengan
gejala-gejala terlebih dahulu sebagai peringatan bagi korbannya. Sampai saat ini
menurut catatan WHO tahun 2011 ada satu milyar orang di dunia menderita
hipertensi dan dua pertiga diantaranya berada di negara berkembang yang
berpenghasilan rendahsedang. Bila tidak dilakukan upaya yang tepat jumlah ini akan
terus meningkat, dan diprediksi pada tahun 2025 sebanyak 29% atau 1,6 miliar orang
di seluruh dunia menderita hipertensi, sedangkan di Indonesia angka kejadian
hipertensi cukup tinggi. Data dari Riskesdas Kemenkes RI tahun 2011, angka
kejadian hipertensi di Indonesia pada 7 tahun terakhir sebanyak 31.7%. Sementara
kasus hipertensi yang belum berhasil terdiagnosa juga masih sangat tinggi yakni 76%.
Seseorang yang berusia 50 sampai 59 tahun dengan tekanan darah sistolik lebih dari
> 140 mmHg lebih berisiko menderita penyakit kardiovaskular dari pada hipertensi
diastolik. Risiko menderita penyakit
kardiovaskular dimulai pada tekanan darah 115/75 mmHg, menambah 2 kali
pada setiap penambahan 20/10 mmHg. Seseorang yang mempunyai tekanan darah
normal pada usia 55 tahun, 90% nya berisiko menjadi hipertensi. Di Sulawesi
Tenggara belum ada hasil penelitian atau survey tentang hipertensi, data yang ada
adalah data yang diperoleh dari kunjungan pada unit – unit pelayanan seperti
puskesmas dan jaringannya. Dari 82.425 orang atau 8% penduduk dilakukan
pengukuran tekanan darah, sebanyak 31.817 orang tua atau 38,60% yang mengalami
hipertensi. Berdasarkan jenis kelamin, hipertensi lebih banyak ditemukan pada laki –
1
2
laki yaitu sebesar 50.32%, sedangkan pada perempuan hanya sebesar 34,67%. Data
ini hanya berasal dari 11 kabupaten/kota, karena 6 daerah lainnya tidak melaporkan
hasil pemeriksaan tekanan darah di wilayahnya, meskipun demikian data tersebut
diatas dapat menjadi acuan tentang gambaran kasus hipertensi di Sulawesi tenggara
yang presentasenya berada di atas pravelensi nasional. (Diknes, Sultra,2016).
Berdasarkan data dari Panti sosial Tresna Werdha Minaula Kota Kendari juga
menyebutkan bahwa jumlah lansia pada tahun 2018 adalah 95 orang dan penyakit
pada lansia yaitu : Atritis Reumathoid sebanyak 30 orang, Gangguan pendengaran
sebanyak 12 orang, Gangguan penglihatan sebanyak 9 orang, Dermatitis sebanyak 7
orang, Gastritis sebanyak 6 orang, Asma bronchial sebanyak 5 orang, Stroke
sebanyak 2 orang, Prolapses sebanyak 1 orang, penyakit Hipertensi sebanyak 13
orang ditahun 2018 yang terdiri dari 8 perempuan dan 5 laki-laki. Bedasarkan uraian
latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk melakukan pengelolaan kasus asuhan
keperawatan yang dituangkan dalam sebuah Studi Kasus yang berjudul “Gambaran
asuhan keperawatan pada lansia dengan hipertensi dalam pemenuhan kebutuhan rasa
aman dan nyaman di panti tresna wherda sinta Tangkiling”.
1.2 Tujuan Umum
Mampu melaksanakan Asuhan Keperawatan Pada Ny.I Dengan Hipertensi di
panti tresna wherda sinta rangkang Tangkiling”. Palangka Raya.
1.2.1 Tujuan Khusus
1. Mampu melakukan pengkajian keperawatan Pada Ny.I Dengan Hipertensi di
panti tresna wherda sinta Rangkang Tangkiling”. Palangka Raya.
2. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Pada Ny.I Dengan
Hipertensi di panti tresna wherda sinta Rangkang Tangkiling”. Palangka
Raya.
3. Mampu menyusun intervensi keperawatan Pada Ny.I Dengan Hipertensi di
panti tresna wherda sinta Rangkang Tangkiling”. Palangka Raya.
4. Mampu melaksanakan implementasi keperawatan Pada Ny.I Dengan
Hipertensi di panti tresna wherda sinta Rangkang Tangkiling”. Palangka
Raya.
5. Mampu melakukan evaluasi keperawatan Pada Ny.I Dengan Hipertensi di
panti tresna wherda sinta Rangkang Tangkiling”. Palangka Raya.
1.3 Manfaat Penulisan
Diharapkan laporan kasus ini dapat menjadi masukan dalam melaksanakan
asuhan keperawatan sehingga mampu meningkatkan mutu asuhan keperawatan yang
akhirnya dapat berguna bagi profesi keperawatan dalam memberikan keperawatan
3
Gerontik pada Pada Ny.I Dengan Hipertensi di panti tresna wherda sinta Rangkang
Tangkiling”. Palangka Raya.
1.3.1 Teoritis
Laporan kasus ini bisa menjadi salah satu acuan dalam peningkatan kualitas
pelayanan asuhan keperawatan Gerontik dengan Hipertensi di panti tresna wherda
sinta Rangkang Tangkiling”. Palangka Raya.
4
5
1) Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg dan
atau tekanan diastolik sama atau lebi besar dari 90 mmHg
2) Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari 160 mmHg
dan tekanan diastolik lebih rendah dari 90 mmHg.
14
15
WOC HIPERTENSI
Mengubah Angiotensin I
Elastisitas pemb. Vasokontriksi
Pengeluaran menjadi Angiotensin II
darah pembuluh darah
aldosteron
Vasokontriksi
Resistensi aliran darah Reabsorpsi cairan Tahanan dalam
pemb. darah
& Na di tubulus pemb. darah
ginjal
Retensi
cairan & Na
Volume CES
16
Tekanan darah
1
2
18
19
b) Olahraga
Selain mengatur pola makan atau diet, dianjurkan pula untuk olah raga secara
teratur dan mengontrol tekanan darah, dan juga berhenti merokok untuk
mencegah kemungkinan komplikasi.
c) Terapi Obat
Tujuan pengobatan adalah memperkecil kerusakan organ target akibat tekanan
darah dan menghindari pengaruh buruk akibat pengobatan. Untuk yang
menjalani terapi obat ini juga memiliki criteria tertentu, yakni:
21
Terapi Obat :
a. Anamnesis.
Anamnesis di lakukan untuk mengetahui:
1) Identitas
meliputi nama, jenis kelamin, usia, alamat, agama, bahasa yang di gunakan,
status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, asuransi, golongan darah, nomor
register, tanggal masuk rumah sakit, dan giagnosis medis.
2) Aktifitas/ istirahat
Gejala : Kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton
Tanda : Frekwensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea
3) Sirkulasi
Gejala : Riwayat hipertensi, penyakit jantung koroner aterosklerosis.
Tanda : Kenaikan tekanan darah, tachycardi, disrythmia, denyutan nadi jelas,
bunyi jantung murmur, distensi vena jugularis
4) Integritas Ego
Gejala : Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria, marah,
faktor stress multiple (hubungan, keuangan, pekerjaan)
Tanda : Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan kontinue perhatian,
tangisan yang meledak, otot muka tegang (khususnya sekitar mata),
peningkatan pola bicara
5) Eliminasi
Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu ( infeksi, obstruksi, riwayat
penyakit ginjal ), obstruksi.
6) Makanan/ cairan
Gejala : Makanan yang disukai (tinggi garam, tinggi lemak, tinggi kolesterol),
mual, muntah, perubahan berat badan (naik/ turun), riwayat penggunaan
diuretic.
Tanda : Berat badan normal atau obesitas, adanya oedem.
7) Neurosensori
Gejala : Keluhan pusing berdenyut, sakit kepala sub oksipital, gangguan
penglihatan.
24
b. Pemeriksaan Diagnostik
1) Hb: untuk mengkaji anemia, jumlah sel-sel terhadap volume cairan
(viskositas).
2) BUN: memberi informasi tentang fungsi ginjal.
3) Glukosa: mengkaji hiperglikemi yang dapat diakibatkan oleh peningkatan
kadar katekolamin (meningkatkan hipertensi).
4) Kalsium serum
5) Kalium serum
6) Kolesterol dan trygliserid
7) Urin analisa
8) Foto dada
9) CT Scan
10) EKG
Intervensi
1) Bicarakan pentingnya menurunkan masukan lemak, garam dan gula
sesuai indikasi.
Rasional : Kesalahan kebiasaan makan menunjang terjadinya
aterosklerosis, kelebihan masukan garam memperbanyak volume
cairan intra vaskuler dan dapat merusak ginjal yang lebih
memperburuk hipertensi.
2) Kaji ulang masukan kalori harian dan pilihan diet.
Rasional : Mengidentifikasi kekuatan/kelemahan dalam program diit
terakhir..
3) Dorong klien untuk mempertahankan masukan makanan harian
termasuk kapan dan dimana makan dilakukan, lingkungan dan
perasaan sekitar saat makanan dimakan.
Rasional : Memberikan data dasar tentang keadekuatan nutrisi yang
dimakan dan kondisi emosi saat makan, membantu untuk
memfokuskan perhatian pada factor mana pasien telah/dapat
mengontrol perubahan.
4) Intruksikan dan bantu memilih makanan yang tepat, hindari makanan
dengan kejenuhan lemak tinggi (mentega, keju, telur, es krim, daging
dll) dan kolesterol (daging berlemak, kuning telur, produk
kalengan,jeroan).
Rasional : Menghindari makanan tinggi lemak jenuh dan kolesterol
penting dalam mencegah perkembangan aterogenesis.
5) Kolaborasi dengan ahli gizi sesuai indikasi.
Rasional : Memberikan konseling dan bantuan dengan memenuhi
kebutuhan diet individual.
c. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan umum, ketidakseimbangan antara suplai
dan kebutuhan O2.
Tujuan : tidak terjadi intoleransi aktivitas
Kriteria Hasil :
1) Klien dapat berpartisipasi dalam aktivitas yang di inginkan atau
diperlukan
2) Melaporkan peningkatan dalam toleransi aktivitas yang dapat diukur.
Intervensi
1) Kaji toleransi pasien terhadap aktivitas dengan menggunkan parameter
: frekwensi nadi 20 x/menit diatas frekwensi istirahat, catat
28
kolesterol, pola hidup monoton, merokok, pola hidup penuh stress dan
minum alcohol (lebih dari 60 cc/hari dengan teratur).
Rasional : Faktor-faktor resiko ini telah menunjukan hubungan dalam
menunjang hipertensi dan penyakit kardiovaskuler serta ginjal.
3) Kaji kesiapan dan hambatan dalam belajar termasuk orang terdekat.
Rasional : Kesalahan konsep dan menyangkal diagnosa karena perasaan
sejahtera yang sudah lama dinikmati mempengaruhi minimal klien/orang
terdekat untuk mempelajari penyakit, kemajuan dan prognosis. Bila klien
tidak menerima realitas bahwa membutuhkan pengobatan kontinyu, maka
perubahan perilaku tidak akan dipertahankan.
4) Jelaskan pada klien tentang proses penyakit hipertensi
(pengertian,penyebab,tanda dan gejala,pencegahan, pengobatan, dan
akibat lanjut) melalui penkes.
Rasional : Meningkatkan pemahaman dan pengetahuan klien tentang
proses penyakit hipertensi.
f. Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan vasokontriksi
pembuluh darah.
Tujuan : Tidak terjadi penurunan curah jantung
Kriteria Hasil :
1) Klien berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan tekanan
darah/beban kerja jantung
2) Mempertahankan TD dalam rentang individu yang dapat diterima.
3) Memperlihatkan norma dan frekwensi jantung stabil dalam rentang
normal pasien.
Intervensi
1) Observasi tekanan darah
Rasional : Perbandingan dari tekanan darah memberikan gambaran
yang lebih lengkap tentang keterlibatan vaskuler.
2) Catat keberadaan, kualitas denyutan sentral dan perifer
Rasional : Denyutan karotis, jugularis, radialis dan femoralis mungkin
teramati saat palpasi. Denyut pada tungkai mungkin menurun,
mencerminkan efek dari vasokontriksi dan kongesti vena.
3) Auskultasi tonus jantung dan bunyi napas.
Rasional : S4 umum terdengar pada pasien hipertensi berat karena
adanya hipertropi atrium, perkembangan S3 menunjukan hipertropi
ventrikel dan kerusakan fungsi, adanya krakels, mengi dapat
31
Dalam kasus hipertensi pada lansia beberapa contoh pertanyaan yang bisa kita
jadikan evaluasi antara lain :
a. Apakah rasa nyeri pasien / sakit kepala berkurang ?
b. Apakah pasien sudah bisa beraktifitas sendiri / mandiri ?
c. Apakah pola nutrisi pasien seimbang atau normal ?
Point ini merupakan point yang bisa jadi gambaran dalam evaluasi dari kondisi klien
secara umum serta dari hasil evaluasi ini kita dapat menyusun strategi ulang dalam
membantu lansia dalam menjalani tugas serta keseharianya dengan lebih berkualitas.
Tugas dari evaluator adalah melakukan evaluasi, menginterpretasi data
sesuai dengan kriteria evaluasi, menggunakan penemuan dari evaluasi untuk
membuat keputusan dalam memberikan asuhan keperawatan (Nurhayati,
2011).
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
3.1.1 Data Biografi
Nama : Ny. I ( P)
Tempat & Tanggal Lahir : Tabak Kanilan, 16 – 02 – 1961
Pendidikan Terakhir : S1
Agama : Protestan
Status Perkawinan : Kawin
TB/BB : 160 Cm / 67 Kg
Penampilan : Rambut beruban, badan agak tegap
Ciri-ciri Tubuh : wajah agak bundar.
Alamat : Jln. Bukit Palangka
Orang Yang Dekat Di hubungi : Anak Kandung
Hubungan dengan Lansia :-
Alamat :................................................
Pengkajian tanggal : 07 Januari 2022
35
36
Genogram
= Laki – laki
= Perempuan
= Meninggal
= Meninggal
= Satu rumah
Keadaan Umum : Kondisi umum klien baik, berjalan kaki masih kuat, tidak
menggunakan tongkat, kadang mengeluh tangan kesemutan
dan kadang tungkai kaki bisa sering sakit.
Sistem Muskulo Skeletal : Otot persendian masih baik, klien mampu berjalan
kaki tanpa bantuan tongkat
Sistem Endokrin : Tidak ada masalah
TB/BB : 160 cm / 67 Kg
Agama : Kristen Protestan
Gol darah :O
Pendidikan : S1
Alamat : Jln. Bukit Palangka No.
SKORE
NO PERTANYAAN JAWABAN
+ -
1 Tanggal berapa hari ini? Benar
2 Hari apa sekarang ini? Benar
3 Apa nama tempat ini? Benar
4 Berapa nomor telepon anda? Benar
5 Berapa umur anda? Benar
6 Kapan anda lahir? Benar
7 Siapa presiden Indonesia sekarang? Benar
8 Siapa presiden sebelumnya? Benar
9 Siapa nama kecil ibu anda? Benar
10 Kurangi 3 dari 20 dan tetap penggurangan 3 dari Benar
setiap angka baru, semua secara menurun?
Jumlah kesalahan total 10
Nilai kesalahan (0 dari 10 pertanyaan) fungsi intelektual utuh
NILAI
KLIEN PERTANYAAN
Maks
ORIENTASI
5 5 (Tahun, musim, Tgl, Hari, Bulan, apa sekarang? Dimana kita :
5 5 (Negara, bagian, Wilayah, Kota).
REGISTRASI
3 3 Nama 3 objek (1 detik untuk mengatakan masing-masing) tanyakan
klien ke 3 obyek setelah anda telah mengatakan. Beri 1 point untuk
tiap jawaban yang benar, kemudian ulangi sampai ia mempelajari ke
3 nya jumlahkan percobaan dan catat.
41
B PESIMISME
3 Merasa masa depan adalah sia-sia dan sesuatu tidak dapat membaik
2 Merasa tidak punya apa-apa dan memandang ke masa depan
1 Merasa kecil hati tentang masa depan
0 Tidak begitu pesimis/kecil hati tentang masa depan
0
42
C RASA KEGAGALAN
3 Merasa benar-benar gagal sebagai orang tua (suami/ istri)
2 Bila melihat kehidupan kebelakang, semua yang dapat saya lihat kegagalan
1 Merasa telah gagal melebihi orang pada umumnya
0 Tidak merasa gagal
D KETIDAKPUASAN
3 Tidak puas dengan segalanya
2 Tidak lagi mendapat kepuasan dari apapun
1 Tidak menyukai cara yang saya gunakan
0 Tidak merasa tidak puas
0
E RASA BERSALAH
3 Merasa seolah sangat buruk/tidak berharga
2 Merasa sangat bersalah
1 Merasa buruk/tidak berharga sebagai bagian dari waktu yang baik
0 Tidak merasa benar-benar bersalah
0
F TIDAK MENYUKAI DIRI SENDIRI
3 Saya benci diri saya sendiri
2 Saya muak dengan diri saya sendiri
1 Saya tidak suka dengan diri saya sendiri
0 Saya tidak merasa kecewa dengan diri sendiri
0
G MEMBAHAYAKAN DIRI SENDIRI
3 Saya akan bunuh diri jika saya punya kesempatan
2 Saya punya rencana pasti tentang tujuan bunuh diri
1 Saya merasa lebih baik mati
0 Saya tidak punya pikiran tentang membahayakan diri sendiri
0
H MENARIK DIRI DARI SOSIAL
3 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan tidak peduli
pada mereka semuanya
2 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan mempunyai
sedikit perasaan pada mereka
1 Saya kurang berminat pada orang lain dari pada sebelumnya
43
APGAR Keluarga :
Nama Klien : Ny. I Tanggal :...................................
44
Mahasiswa
( SARMINTO)
3.2 Analisa Data
Analisa data
Nama : Ny. I
Umur : 60 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
ANALISA DATA
DO : Nyeri akut
- .
- Tanda – Tanda Vital :
- TD : 150/87mmHg
- S : 36 OC
- N : 87 x/menit
- P : 20 x/menit
Peningkatan tekanan Defisit
DS : darah (Hipertensi) pengetahuan
- Klien mengatakan pernah dirawat
inap oleh tekanan naik 3 Tahun
yang lalu Kurang terpapar
DO : informasi
- DO : TD : 150/87mmHg
- S : 36 OC
- N : 87 x/menit
- P : 20 x/menit
46
47
3.3 Intervensi
Defisit pengetahun Tujuan: Setelah dilakukan tindakan SIKI I 12383 (65) dan I.03137 (371)
keperawatan selama 1x 30 menit Observasi : Observasi
Kecukupan informasi kognitif yang 1. Identifikasi kesiapan dan 1. Mengetahui kesiapan merupakan
berkaitan dengan topik tertentu . kemampuan menerima modal dalam pemenuhan
Kriteria hasil: SLKI L12111 (146) informasi pengetahuan klien
1) Prilaku sesuai dengan verbalisasai minat 2. Identifikasi factor – factor yang 2. Agar bisa menyusun materi yang
dan dalam belajar (meningkat skor 5) dapat meningkatkan dan lebih tepat
2) Kemampuan menjelaskan pengetahuan menurunkan motivasi prilaku
tentang satu topik (meningkat Skor 5) hidup bersih dan sehat Taraupetik :
3) Kemampuan menggambarkan Teraupetik : 1. agar lebih terstruktur dan lebih
pengalaman sebelumnyaang sesuai 1. Sediakan materi dan media sistematis dalam penyampaian
dengan topik ( meningkat skor 5) Pendidikan kesehatan informasi
4) Prilaku sesuai dengan pengetahuan 2. Jadwalkan Pendidikan kesehatan 2. Menyesuaikan dengan kondisi
(meningkat Skor 5) sesuai kesepakatan yang disepakati agar materi lebih
3. Berikan kesempatan untuk bia dipahami bial watu dan kondisi
bertanya yang tepat
Edukasi : 3. Kesemapatan bertanya agar
1. Jelaskan factor resiko yang mengetahui seberapa jauh
dapat mempengaruhi kesehatan pemahaman klien tentang materi
saat lansia
2. Berikan informasi berupa alur,
leaflet atau gambar untuk
Edukasi :
memudahkan klien
1. Penjelasan akan meningkatkan
mendapatkan informasi
50
09.30 O:
wib 4. Menggunakan teknik komunikasi terapeutik untuk
mengetahuipengalaman nyeri pasien. Hasil : Ny.I Ny.I tampak menahan nyeri dan
mengatakan sakit kepala dan daerah tengkuk leher memegangi kepala bagian belakang, -
09.35 TD : 150/87 mmHg
wib 5. Menganjurkan pasien istirahat yang cukup. Hasil : Nadi : 87x/menit
pasien mau beristirahat. Pernapasan : 20x/menit.
52
O:
Ny. I tampak menahan nyeri dan
memegangi kepala bagian belakang, -
TD : 145/85 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Pernapasan : 20x/menit.
A : Masalah belum teratasi.
P : Intervensi 1,2,3 lanjutkan.
S : skala nyeri 3
T : nyeri hilang timbul
O:
Ny. I tampak menahan nyeri dan
memegangi kepala bagian belakang, -
TD : 140/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Pernapasan : 20x/menit.
A : Masalah belum teratasi.
P : Intervensi 1,2,3 lanjutkan.
Hasil Laboratorium :
1) Gula darah Puasa 75 mg/dl
2) Uric acid 7,7 mg/dl
3) Ureum 62 mg/dl
4) Creatinine 3,1 mg/dl
5) Triglyserida 89 mg/dl
6) SGOT(AST) 18 U/l
7) SGPT (ALT) 12 U/l
13 1. Melakukan pemeriksaan fisik Tanda- tanda vital DS :
Januari
2. Memberikan Penkes tentang Lansia dan Hipertensi
2022
3. Menjelaskan hasil laboratorium yang telah di ambil
pada tanggal 12 januari 2022
DO :
BAB 4
PEMBAHASAN
4.1 Pembahasan Hasil
Berdasarkan tujuan penulisan asuhan keperawatan gerontic dari tanggal 7 -12
januari 2022, maka pada bagian ini penulis akan membahas tentang perbandingan
antara teori dan praktek atau kasus yang ditemukan selama melaksanakan asuhan
keperawatan pada pasien Ny.I , berumur 60 tahun dengan hipertensi dalam
pemenuhan kebutuhan rasa nyaman di Panti Sosial Tresna Sinta Rangkang yang akan
dibahas berdasarkan tahapan proses keperawatan yaitu tahap pengkajian, diagnosa
keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
4.1.1 Hasil Pengkajian
Tahap pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan. Pengkajian
dilakukan dengan pendekatan sistematis untuk mendapatkan data klien baik data
subjektif maupun objektif. Tekhnik pengumpulan data yang digunakan adalah
wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, studi dokumentasi, dan studi kepustakaan.
Selain tahap ini, penulis tidak mendapatkan hambatan yang cukup berarti karena
klien cukup kooperatif dan dapat diajak kerjasama dalam melaksanakan asuhan
keperawatan. Terdapat kesamaam antara teori dan hasil yang di dapatkan pada pasien
yaitu menurut teori dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi
meliputi nyeri kepala. Sedangkan data yang didapatkan pada pasien saat dilakukan
pengkajian yaitu Ny.I mengeluh sakit kepala hanya kadang dan tangan rasa
kesemutan saja sakit daerah tengkuk leher tidak ada . Ny.I mengatakan dapat
beraktivitas terutama aktivitas hanya saja tidak aktifitas yang berat. Adanya
kesenjangan ini disebabkan karena setiap manusia dalam memberikan respon baik
bio, psiko, social dan spiritual terhadap stimulus berbeda-beda sehingga 67 gejala dan
karakteristik yang didapatkan berbeda pula serta kemungkinan data-data yang ada
dalam kasus masih merupakan gejala awal dari penyakit sehingga data-data yang ada
pada pengkajian tidak semua terdapat dalam teori.
4.1.2 Diagonasa
Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis tentang respon individu, keluarga
atau komunitas terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang aktual dan
potensial. Diagnosa keperawatan memberikan dasar pemilihan intervensi
keperawatan untuk mencapai hasil yang menjadi tanggung gugat perawat.
Berdasarkan pengkajian dan analisa data pada kasus yang dilakukan pada Ny.I
diagnosa yang diangkat penulis yaitu nyeri akut. Dan deficit pengetahuan penulis
merasa perlu memberikan bekal pengetahuan bagi klien dalam penatalaksanaan
mandiri terhadap penyakit yang dialami ny. I, karena dengan memberikan
56
pemahaman melalui penkes akan berdampak sangat baik bagi derajat kesehatan
optimal klien dalam kesehariannya. Nyeri akut adalah pengalaman sensori dan
emosional tidak menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan aktual atau
potensial atau yang digambarkan sebagai kerusakan (international association for the
study of pain), awitan yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat
dengan akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi (Heather,H.T. 2015). Diagnosa
nyeri akut menjadi diagnosa prioritas, karena jika diagnosa ini tidak segera ditangani
akan terjadi komplikasi seperti stroke dan gagal ginjal. Sedangkan menurut konsep
kebutuhan manusia Maslow, nyeri akut masuk kedalam kebutuhan keselamatan dan
rasa aman nyaman yang merupakan urutan kedua dari hierarki kebutuhan dasar
manusia Maslow (Mubarak 2007). Dalam kasus, diagnosa ditegakkan oleh penulis
karena pada saat pengkajian ditemukan data bahwa klien mengeluh sering sakit
kepala dan terasa berat dibagian belakang.
a) P : nyeri berkurang saat istirahat.
b) Q : nyeri seperti ditusuk-tusuk.
c) R : nyeri dibagian kepala.
d) S : skala nyeri 6.
e) T : nyeri hilang timbul.
DO :
Ny.I tampak menahan nyeri dan memegangi kepala bagian belakang.
Tanda – Tanda Vital : 1) TD : 150/87 mmHg 2) S : 36OC 3) N : 87 x/menit
4) P : 20 x/menit
Diagnosa keperawatan diangkat disesuaikan dengan kondisi klien pada saat
pengkajian, interprestasi data, dan hasil analisa data serta tidak adanya data-data
pendukung untuk mengangkat diagnosa tersebut. Manusia adalah makhluk unik,
dalam hal ini respon individu terhadap stress atau penyakit berbeda-beda dan
karakteristik masalah yang ditemukan berbeda pula.
4.1.3 Intervensi
4.1.4 Implementasi
4.1.5 Evaluasi
57
Daftar Pustaka
Arianto, PS Budi. 2016. Faktor Resiko Kejadian Hipertensi Sistolik
Terisolasi Pada Lansia Tahun 2014; 3. Available from:
http://repository.usu .ac.id/handle/ 123456789/ 58759 {Accesed 15 juli 2018}
Depkes RI, 2005. Profil Kesehatan Indonesia Sehat 2010
Depkes RI, 2011. Profil Indonesia Sehat. Jakarta, PT Rineka Cipta
Depkes Sumbar, 2010. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran
Universitas
Doenges., 2003. Rencana Asuhan Keperawatan.EGC. Jakarta
Fatimah.,2010.Merawat manusia Lanjut usia.Trans Info media.Jakarta
Kumar, Vinay. Et.al. 2007. Buku Ajar Patologi Robbins. Vol.2 Ed. 7.
Jakarta : EGC.
Kurnia R. 2007. Karakteristik Penderita Hipertensi yang Dirawat Inap
di Bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Kota Padang panjang
Sumatera Barat Tahun 2002-2006; 7 – 8, 11 – 13. Available from:
http://repository.usu.ac.id/ handle/ 123456789/ 14618 {Accesed 15 Juli 2018}
Leonard E, Pikir BS. 2015. Hipertensi Manajemen Komprehensif.
Surabaya: AUP; 1
McPhee SJ, Ganong WF. 2011. Patofisiologi Penyakit: Pengantar
Menuju Kedokteran Klinis Edisi V. Jakarta: EGC; 341 – 342
Ma’rifatul Lilik Azizah.,2011.Keperawatan lanjut usia.Graha
ilmu.Jogjakarta.
Notoatmodjo, Metedologi Penelitian. Jakarta, PT Rineka Cipta
Nugroho, 2008. Panduan Kesehatan untuk Lansia. Jakarta Gramedia
N. Richard. Mitchell. Et.al. 2008. Buku Saku Dasar Patologis Penyakit
Robbins dan Coutran. Jakarta : EGC.
Price, Sylvia Anderson. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-
proses Penyakit.Jakarta : EGC.
Sugiharto A. 2007. Faktor-Faktor Resiko Hipertensi Grade II Pada
Masyarakat (Studi Kasus di Kabupaten Karanganyar); 3. Available form :
http://eprints.undip.ac.id/16523/1/Aris_Sugiharto.pdf {Accesed 15 Juli 2018}
Waluyo, 2004. Antisipasi Hipertensi pada Lansia. Balai Penerbit
Fakultas Kedokteran Universitas
58
Lampiran
1. Lembar Konsultasi
Pembimbing
Sarminto
Sarminto
Selasa – 1. Follow Up tindakan
12 – 2021 Keperawatan pada ny. I
2. Follow Up cek darah klien
Sarminto
3. Penkes Kelompok
Rabu 13 – 1. Ujian Pasien kelolaan
2. Pemeriksaan Tanda vital klien
01 – 2022
3. Tindakan Penkes Hipertensi
4. Penkes Lansia
Sarminto
Sabtu – Seminar Kasus Kelompok
01 – 2022
Rosyanus Pakpahan is inviting you
to a scheduled Zoom meeting.
OLEH :
SARMINTO
(2021-01-14901-064)
A. TUJUAN
1. Tujuan Intruksional Umum
Diharapkan setelah mendapatkan penyuluhan selama 30 menit, pasien dapat
memahami tentang hipertensi pada lansia
2. Tujuan Intruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan tentang hipertensi pasien mampu :
1) Menyebutkan kembali pengertian Hipertensi pada Lansia
2) Menjelaskan apakah tekan darah tinggi itu.
3) Menyebutkan penyebab dan tanda gejala hipertensi
4) Menjelaskan mengapa hipertensi harus dicegah
5) Menjelaskan perawatan hipertensi dirumah
6) Menjelaskan pencegahan hipertensi
7) Menjelaskan pengobatan tradisional penyakit hipertensi
B. MATERI
1) Pengertian Hipertensi
Hipertensi bukan suatu penyakit, melainkan suatu gangguan
tekanan darah yang dapat dicegah dengan penyesuaian gaya hidup.
Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sistolik
sedikitnya 140 mmHg atau tekanan diastolic sedikitnya 90 mmHg.
Hipertensi tidak hanya beresiko tinggi menderita penyakit jantung, tetapi
juga menderita penyakit lain seperti penyakit saraf, ginjal dan pembuluh
darah dan makin tinggi tekanan darah, makin besar resikonya
(NANDA,2015). Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 :
a. Hipertensi primer (esensial) Disebut juga hipertensi idiopatik karena
tidak diketahui penyebabnya
b. Hipertensi sekunder Penyebabnya yaitu penggunaan estrogen, penyakit
ginjal, sindrom chusing dan hipertensi yang berhubungan dengan
kehamilan. Menurut NANDA 2015, Hipertensi pada usia lanjut
dibedakan menjadi :.
1) Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140
mmHg dan atau tekanan diastolik sama atau lebi besar dari 90 mmHg
2) Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari
160 mmHg dan tekanan diastolik lebih rendah dari 90 mmHg.
3) Penyebab Hipertennsi
Penyebab hipertensi ada pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya
perubahan-perubahan pada :
a) Elastisitas dinding aorta menurun
b) Katub jantung menebal dan menjadi kaku
c) Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun
sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun
menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya
d) Kehilangan elastisitas pembuluh darah. Hal ini terjadi karena
kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi
e) Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer tanda dan gejala di
atas dipengaruhi oleh perkalian antara Cardiac Output (CO) dengan
tahanan perifer yang menyebabkan tekanan darah meningkat.
4) Gejala Hipertensi
a) Mengeluh sakit kepala, pusing
b) Lemas, kelelahan
c) Sesak nafas
d) Gelisah
e) Mual
f) Muntah
g) Epistaksis
h) Kesadaran menurun
5) Komplikasi hipertensi
Kenapa hipertensi harus dicegah? karena hipertensi dapat menyebabkan:
a) Penyakit jantung
b) serangan otak/stroke
c) Penglihatan menurun
d) Gangguan gerak dan keseimbangan
e) Kerusakan ginjal
f) Kematian
6) Pemeriksaan pendukung untuk mengetahui hipertensi :
Pemeriksaan laboratorium
a) Hb/Ht : untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume
cairan (viskositas) dan dapat mengindikasikan faktor resiko seperti
hipokoagulabilitas dan anemia
b) BUN/kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi/fungsi ginjal
c) Glukosa : hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi) dapat
diakibatkan oleh pengeluaran kadar ketokolamin
d) Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal
dan ada DM
Pemeriksaan Lainnya
a) CT Scan : mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati
b) EKG : dapat menunjukkan pola regangan, dimana luas, peninggian
gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi
c) IUP : mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti : batu ginjal,
perbaikan ginjal
d) Photo dada : menunjukkan destruksi klasifikasi pada area katup,
pembesaran jantung
7) Penatalaksanaan Medis
a) Terapi non farmakologis dengan diet yang seimbang
b) Dengan olah raga
c) Terapi Obat -obatan
d) Obat – obatan deuretik
e) Obat – obatan penghambat gol beta bloker
C. SASARAN
Pasien gerontik Ny. I
D. METODE
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
E. MEDIA
1. Leaflet
F. KEGIATAN PELAKSANAAN
G. TEMPAT
Di rumah responden / klien
H. PENGORGANISASIAN
1. Moderator :
1) Membuka acara penyuluhan
2) Memperkenalkan diri
3) Menjelaskan tujuan dan topik yang akan disampaikan
4) Menjelaskan kontrak dan waktu presentasi
5) Mengatur jalannya diskusi
2. Leader :
1) Menyampaikan materi penyuluhan
2) Mengevaluasi materi yang telah disampaikan
3) Mengucapkan salam penutup
3. Fasilitator :
1) Memotivasi peserta untuk berperan aktif selama jalannya kegaiatan
2) Memfasilitasi pelaksananan kegiatan dari awal sampai dengan akhir
3) Membuat dan megedarkan absen peserta penyuluhan
4. Dokumentator :
1). Melakukan dokumentasi kegiatan penyuluhan dalam kegiatan pendidikan
Kesehatan
I. EVALUASI
Buah Belimbing
Menghindari makanan
Menghindari rokok dan
berlemak dan stress
minuman alcohol
Farmakologi
Obat – obatan anti hipertensi Cara membuat obat tradisional dari bahan
Olah raga yang cukup mentimun dan belimbing:
½ kg buah mentimun/belimbing cuci
bersih
kupas kulitnya kemudian diparut
saring airnya kemudian diminum
lakukan kurang lebih 2 kali sehari
TERIMAKASIH