Oleh:
Nama : Depranata
Nim : 2021-01-14901-013
BAB 1
LEMBAR PENGESAHAN
Nama : Depranata
NIM : 2021-01-14901-013
Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa Karena atas
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan pendahuluan yang
berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Ny.N dengan diagnosa medis okuli sinistra
glukoma di ruang Sakura RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya”
Penyusun menyadari tanpa bantuan dari semua pihak maka laporan
pendahuluan ini tidak akan selesai sesuai dengan waktu yang diharapkan. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini pula penyusun mengucapkan banyak terima kasih
terutama kepada :
1. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd.,M.Kes. selaku Ketua STIKES Eka Harap
Palangka Raya.
2. Ibu Meilitha Carolina, Ners., M.Kep. selaku ketua program studi Sarjana
Keperawatan.
3. Ibu Isna Wiranti S.Kep.,Ners. Selaku Koordinator PPK.
4. Bapak Hermanto, Ners.,M.Kep selaku pembimbing akademik yang telah
memberikan bantuan dalam proses praktik lapangan dan penyelesaian laporan
pendahuluan dan asuhan keperawatan ini.
5. Ibu Aster, S.Kep.,Ners. selaku pembimbing lahan yang telah memberikan
bantuan dalam proses praktik lapangan dan penyelesaian laporan
pendahuluan dan asuhan keperawatan ini.
6. Orang tua kami, keluarga kami, dan orang terdekat yang telah memberikan
bimbingan, motivasi dan bantuan kepada saya dalam hal material.
7. Kepada keluarga Ny. N yang telah bersedia mengizinkan pasien sebagai
kelolaan dalam asuhan keperawatan.
8. Kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan studi kasus
ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam
penulisan studi kasus ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun untuk menyempurnaan
penulisan studi kasus ini. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih dan
semoga laporan kasus ini bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR ISI
1.1.3 Etiologi
Faktor-faktor yang mempengaruhi dibagi menjadi 3 bagian yaitu faktor
demografis, faktor anatomis, dan kondisi penyerta:
1.1 Demografis
1.1.1 Umur
Glaukoma Sudut Tertutup jarang terjadi pada usia 40 tahun.
Prevalensi tertinggi terjadi pada usia 55-70 tahun. Seiring
pertambahnya usia maka kedalaman dan volume bilik mata depan
berkurang, sehingga terjadi peningkatan ketebalan lensa yang
mendoron lensa kedepan sehingga mengakibatkan peningkatan
kontak iridolentikuler
I.1.2 Jenis Kelamin
Studi kasus menemukan bahwa perempuan memiliki risiko
lebih besar terkena glaukoma sudut tertutup dibandingkan pria.10
Wanita cenderung mempunyai segmen anterior lebih kecil dan
axial length lebih pendek dibanding pria.
1.1.3 Riwayat Keluarga
Secara umum, terjadi peningkatan risiko jika salah satu dari
saudara setingkat menderita glaukoma. Faktor genetik juga
mempengaruhi kondisi anatomis.
2.2 Faktor Anatomis
Pasien dengan glaukoma sudut tertutup mempunyai segmen
anterior yang lebih kecil, padat, dan axial length pendek. Faktor
predisposisi utama adalah bilik mata yang dangkal, lensa tebal, dan
kuravtura anterior lensa meningkat, axial length pendek, dan diameter
serta radius kurvatura kornea kecil
3.3 Kondisi penyerta
3.3.1 Penggunaan obat tertentu antikolinergik, dan adrenergik
1.1.4 Klasifikasi
1.1.4.1 Glukoma Primer
Glaukoma primer adalah kondisi dimana peningkatan tekanan
intraokuler tidak dapat diketahui penyebab pastinya. Secara umum
terdapat 2 tipe yang memiliki prevalensi tertinggi yaitu glaukoma sudut
terbuka primer dan glaukoma sudut tertutup primer.
1.1.4.2 Glaukoma Sudut Terbuka Primer
Glaukoma sudut terbuka primer merupakan salah satu bentuk
glaukoma yang paling umum terjadi. Istilah sudut terbuka menandakan
sudut segmen anterior masih terbuka namun terdapat peningkatan tekanan
intraokuler. Kondisi ini terjadi secara kronis. Kondisi patologis yang
utama berupa proses degeneratif pada trabekular meshwork, termasuk
penimbunan material ekstraseluler di dalam trabekula meshwork dan
dibawah endotel kanalis schlem. Proses degeneratif ini menyebabkan
penurunan drainase aliran aquos humor.
1.1.4.3 Glaukoma Sudut Tertutup Primer
Glaukoma sudut tertutup primer suatau keadaan penutupan jalan
keluar aquos humor. Gejala klinis yang ditimbulkan adalah rasa sakit yang
berat, mata merah, dan penglihatan berbayang. Pada pemeriksaan disertai
peningkatan tekanan intraokuler. Peningkatan tekanan intraokuler
disebabkan sumbatan aliran keluar aquos humor akibat oklusi trabekular
meshwork oleh iris perifer. Glaukoma sudut tertutup primer yang terjadi
secara akut merupakan suatu kegawatdaruratan.
1.1.4.4 Glaukoma Sekunder
Pada glaukoma sekunder peningkatan tekanan intraokuler terjadi
akibat manifestasi dari penyakit lain berupa peradangan, trauma bola mata
dan uveitis. Glaukoma sekunder terbagi menjadi pigmentary glaucoma,
exfoliation syndrome / pseudoexfoliation syndrome, glaukoma akibat
perubahan lensa, glaukoma akibat kelainan traktus uvealis, glaukoma
akibat trauma, glaukoma pasca tindakan bedah okular, glaukoma
neovaskular, glaukoma akibat peningkatan tekanan vena episklera, serta
glaukoma akibat pemakaian steroid jangka panjang. Perubahan lensa
seperti dislokasi lensa akibat trauma atau sindroma marfan, intumesensi
lensa sehingga lensa bertambah besar, dan fakolitik dapat menyebabkan
glaukoma.
1.1.4.5 Glaukoma Kongenital
Glaukoma kongenital jarang sekali terjadi. Glaukoma kongenital
dibagi menjadi glaukoma kongenital primer (kelainan terbatas hanya pada
sudut kamera okuli anterior), anomali perkembangan segmen anterior, dan
kondisi lain (aniridia, sindrom Lowe, sindom SturgeWeber dan rubela
kongenital). Glaukoma kongenital yang terjadi pada bayi biasanya
diturunkan dari keluarga. Saat lahir terdapat kelainan perkembangan mata
dengan pembesaran bola mata. Bola mata akan nampak besar namun
terdapat kekeruhan pada kornea. Disertai juga dengan mata merah.
fotofobia, dan epiforia.
WOC
Etiologi
Sekunder:
-trauma bola mata dan uveitis
1.1.6 akibat
-glaukoma Manisfestasi Klinis
perubahan lensa Primer:
-glaukoma akibat kelainan traktus uvealis Secara umum terdapat 2 tipe yang memiliki prevalensi
-glaukoma pasca tindakan bedah okular tertinggi yaitu glaukoma sudut terbuka primer dan
-glaukoma neovaskular glaukoma sudut tertutup primer.
-glaukoma akibat peningkatan tekanan vena episklera
1.1 Gejala Glukoma
Gejala yang muncul akan berbeda-beda pada setiap penderita
glaukoma. Akan tetapi penderita glaukoma umumnya mengalami
gangguan penglihatan. Beberapa gangguan penglihatan yang muncul dapat
berupa:
1.1.1 Penglihatan kabur
1.1.2 Terdapat lingkaran seperti pelangi ketika melihat ke arah
cahaya
1.1.3 Memiliki sudut buta (blind spot)
1.1.4 Kelainan pada pupil mata, seperti ukuran pupil mata tidak
sama.
1.1.5 Nyeri hebat di sekitar mata
1.1.6 Sakit kepala
1.1.7 Demam bahkan perasaan takut mati
1.1 Penyebab Glukoma
1.2.1 Cedera akibat paparan zat kimia
1.2.2 Infeksi
1.2.3 Peradangan
1.2.4 Penyumbatan pembuluh darah
1.1.7 Komplikasi
Banyak pasien yang berada pada penyakit stadium akhir yang akan
merasakan terbatasnya bidang pandangan mereka, dan menyebabkan hilangnya
bidang penglihatan pusat, komplikasi glukoma pada umumnya adalah kebutuhan
total akibat tekanan bola mata memberikan gangguan fungsi lanjut. Kondisi mata
pada kebutuhan yaitu kornea terlihat keruh, bilik mata dangkal, mata keras seperti
batu dan dengan rasa sakit. Mata dengan kebutaan mengakibatkan penyumbatan
pembulu darah sehingga menimbulkan penyulit berupa neovaskularisasi pada iris
yang dapat menyebabkan rasa sakit yang hebat.
Intervensi:
a. Identifikasi area lingkungan yang berpotensi menyebabkan
cedera
b. Identifikasi obat yang berpotensi menyebabkan cedera
c. Sediakan pencahayaan yang memadai
d. pastikan barang pribadi mudah di jangkau
BAB 2
ASUHAN KEPERAWATAN
NIM : 2021-01-14901-013
I. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny.N
Umur : 52 Tahun
Suku/Bangsa : Indonesia
Agama : Kristen
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan : Smp
Alamat : Jl.manjuhan
GENOGRAM KELUARGA :
Keterangan
= Laki-Laki
= Perempuan
= Tinggal Serumah
= Garis Keturunan
C. PEMERIKASAAN FISIK
1. Keadaan Umum :
2. Status Mental :
h. Fungsi kognitif :
Orientasi waktu : pasien dapat membedakan antara pagi,
siang, malam
Orientasi Orang : pasien dapat mengenali keluarga maupun
petugas kesehatan
Orientasi Tempat : pasien mengetahui bahwa sedang berada di
rumah sakit
i. Halusinasi : Dengar/Akustic Lihat/Visual Lainnya
b. Nadi/HR : 84x/mt
c. Pernapasan/RR : 20x/tm
d. Tekanan Darah/BP : 137/78 mm Hg
4. PERNAPASAN (BREATHING)
Batuk, sejak
Batuk darah, sejak
Sputum, warna ......................................................
Sianosis
Nyeri dada
Dyspnoe nyeri dada Orthopnoe Lainnya
Sesak nafas saat inspirasi Saat aktivitas Saat istirahat
Type Pernafasan Dada Perut Dada dan perut
Lainnya
Bronchial Trakeal
Masalah Keperawatan :
5. CARDIOVASCULER (BLEEDING)
Ada kelainan
6. PERSYARAFAN (BRAIN)
Nilai GCS : E : 4 membuka mata spontan
V : 5 orentasi dengan baik
M : 6 bergerak sesuai perintah
Total Nilai GCS : 15
Kesadaran : Compos Menthis Somnolent Delirium
Midriasis Meiosis
Refleks :
Skala 5 Akhiles
Refleks lainnya :
Uji sensasi :
Keluhan lainnya :
Masalah Keperawatan :
Nyeri Akut
7. ELIMINASI URI (BLADDER) :
Produksi Urine : 1500 ml 1 x/hr
Warna : Kuning
Bau : Amoniak
Tidak ada masalah/lancer
Menetes Inkotinen
Dysuri Nocturi
Kateter Cystostomi
Keluhan Lainnya :
Masalah Keperawatan :
Gigi : lengkap
Benjolan, lokasi :
Keluhan lainnya :
Nyeri, lokasi
Atropi
Hipertropi
Kontraktur
Malposisi
Peradangan, lokasi..............................................................................................
Perlukaan, lokasi................................................................................................
Kifosis Lordosis
Makanan....................................................................
Kosametik..................................................................
Lainnya......................................................................
Pustula, lokasi............................................................
Nodula, lokasi............................................................
Vesikula, lokasi..........................................................
Papula, lokasi.............................................................
Ulcus, lokasi..............................................................
Distribusi rambut...................................................................................................
Masalah Keperawatan :
Ganda Buta/gelap
Gerakan bola mata : Bergerak normal Diam
Bergerak spontan/nistagmus
Visus : Mata Kanan (VOD) : 6/6
c. Hidung / Penciuman:
Lesi
Patensi
Obstruksi
Nyeri tekan sinus
Transluminasi
Cavum Nasal Warna…………………..
Integritas……………..
dan Kiri
Kemerahan, Lokasi......................................................
Gatal-gatal, Lokasi.......................................................
Srotum ....................................................................
Hernia ....................................................................
Kelainan ……………………………………………
a. Reproduksi Wanita
Kemerahan, Lokasi......................................................
Gatal-gatal, Lokasi.......................................................
Perdarahan .................................................................
Flour Albus ..............................................................
Clitoris .......................................................................
Labis ....................................................................
Uretra ....................................................................
Kehamilan : ……………………………………
Keluhan lain......................................................................................................
...........................................................................................................................
Payudara :
Simetris Asimetris
Sear Lesi
Keluhan lainnya.................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
Masalah Keperawatan :
..........................................................................................................................
2. Nutrisida Metabolisme
TB : 155 Cm
BB sekarang : 56 Kg
BB Sebelum sakit : 58 Kg
Diet :
Diet Khusus :
Mual
Muntah…………….kali/hari
Rasa haus
Keluhan lainnya.....................................................................................................
Masalah Keperawatan
Masalah Keperawatan
Tidak ada
4. Kognitif :
Pasien mengatakan “ saya sudah mengerti tentang penyakit yang saya
derita saat ini’’
Masalah Keperawatan
5. Konsep diri (Gambaran diri, ideal diri, identitas diri, harga diri, peran )
Gambaran diri: pasien menyukai tubuhnya secara utuh, ideal diri:
pasien ingin cepat sembuh dari penyakit yang di deritanya, identitas
diri: pasien seorang Istri dan ibu dari anak-anaknya, harga diri: pasien
sangat di perhatikan oleh keluarga, Suami dan merasa di hargai, Peran:
pasien adalah sebagai Istri sekaligus Ibu untuk anaknya
Masalah Keperawatan:
Tidak ada masalah keperawatan
6. Aktivitas Sehari-hari
Sebelum sakit pasien dapat beraktivitas seperti biasanya tetapi setelah
sakit pasien tidak mampu bekerja dan fungsi penglihatan mata kiri
pasien berkurang. Namun setelah sakit pasien hanya bisa berbaring
ditempat tidur dengan posisi terlentang. Saat pengkajian pasien tampak
lemah, saat mau duduk atau berbaring kadang dibantu oleh anak, saat
mau makan dan minum pasien dapat sendiri
Masalah Keperawatan
-Intoleransi Akivitas
-Resiko Cedera
7. Koping –Toleransi terhadap Stress
Pasien mengatakan bila ada masalah pasien bercerita kepada suami dan
keluarganya.
Masalah Keperawatan:
Tidak ada
8. Nilai-Pola Keyakinan
Pasien dan keluarga mengatakan tidak ada tindakan medis yang
bertentangan dengan keyakinan yang dianut
Masalah Keperawatan:
E. SOSIAL - SPIRITUAL
1. Kemampuan berkomunikasi
2. Bahasa sehari-hari
Bahasa indonesia
3. Hubungan dengan keluarga :
Baik, Harmonis
Pasien dapat berinteraksi dengan baik pada orang lain baik itu dengan
lingkungannya sekitar, perawat maupun dokter
4. Orang berarti/terdekat :
Orang yang paling dekat dengan Ny. N adalah Suami, anak, dan
keluarga
Tanggal 13-10-2021
CT 5,00” 4-10
Neutrofil (%) 74 50 – 70
Hematrokit 38 37-48
Mahasiswa
( Depranata )
ANALISIS DATA
DATA SUBYEKTIF
KEMUNGKINAN
DAN DATA MASALAH
PENYEBAB
OBYEKTIF
DS: TIO meningkat Gangguan rasa nyaman
P: Penyebab nyeri berhubungan dengan rasa
tersebut akibat nyeri
penngkatan tekanan
bola mata
Q: Nyeri terasa Seperti Peningkatan tekanan
Di tusuk-tusuk Vitrus
R: Nyeri Terasa di
bagian mata sebelah
kiri
S: Skala nyeri 4 Nyeri Menyebar ke pelipis
DO:
- TIO
on os
13 60
- pasien tampak Gangguan rasa nyaman
terbaring di tempat berhubungan dengan rasa
nyeri
tidur dengan posisi
terlentang
- pasien tampak
meringis saat nyeri
muncul
- pasien agak
kesulitan
mengangkat kelopak
matanya sebelah kiri
dengan baik karna
rasa nyeri
DATA SUBYEKTIF KEMUNGKINAN
DAN DATA PENYEBAB
MASALAH
OBYEKTIF
-Pasien tampak
menyendiri
- Fungsi penglihatan
berkurang
- Selera merah
-Konjunctiva pucat
- Kornea keruh
Intoleransi Aktivitas berhubungan Setelah dilakukan Tindakan keperawatan selama 1. Identivikasi defisit tingkat aktivitas
dengan Imobilitas menurun proses keperawatan 3x4 jam aktivitas meningkat
2. Identifikasi sumber daya untuk
dengan kriteria hasil: aktivitas yang diinginkan
1.Kemudahan dalam melakukan aktivitas sehari-
3.Libatkan keluarga dalam melakukan
hari meningkat dengan skor 5 aktivitas
2. keluhan Lelah menurun dengan skor 5
4. Anjurkan melakukan aktivitas fisik
3. perasaan lemah menurun dengan skor 5
Resiko cedera berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1.Identifikasi area lingkungan yang
lingkugan proses keperawatan 3x4 jam Tingkat cedera berpotensi menyebabkan cedera
menurun dengan kriteria hasil: 2.Identifikasi obat yang berpotensi
1.Toleransi aktivitas meningkat dengan skor 5 menyebabkan cedera
2.Kejadian cedera luka atau lecet menurun 3.Sediakan pencahayaan yang memadai
dengan skor 5 4.pastikan barang pribadi mudah di
3.Gangguan mobilitas menurun dengan skor 5 jangkau oleh pasien
4. gangguan kognitif menurun dengan skor 5
P:
A:
P;
A:
P:
A:
P:
Ilyas dan Yulianti, 2014. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta :EGC Dan
Dwindra Mayenru Glaukoma.
Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G. Bare. 2011. Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah : Brunner & Suddart Ed. 8 Vol 1. Jakarta : EGC
Kemenkes RI, 2015, Penyakit Glukoma Tekanan intraokuler yang meningkat
dapat menyebabkan rusaknya sel ganglion yang berhubungan dengan
nervus optikus.
Doungoes, marilyn E, Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Ed 3, EGC,
Jakarta, 2012
Junadi P. dkk, Kapita Selekta Kedokteran, Media Aesculapius, FK-UI, 2011
Susan martin Tucker, Standar Perawatan Pasien : Proses Keperawatan,
Diagnosisi
dan Evaluasi. Ed 5 Vol3 EGC. Jakarta 2011
SATUAN ACARA PENYULUHAN DAN LEFLET
Oleh:
Depranata
2021-01-14901-013
TAHUN 2021
Pelaksanaan Kegiatan
Waktu : 20 Menit
Penyuluh Peserta
Melakukan apresiasi
2 Penyampaia Menanyakan kepada Bercerita pengalamannya
n 10 Materi peserta tentang tentang hipertensi
pengalamannnya
Menit
tentang penyakit
Menyimak penjelasan
hipertensi yang
yang diberikan dan
dideritannya
berdiskusi
Memberi
Bertanya
reinforcement atas
kemauan
keluarga/peserta
berbagi pengalaman
Menyimak
Memberikan
penyuluhan dan
berdiskusi bersama
keluarga tentang
hiperetensi dan cara
perawatannya
Memberikan
kesempatan pada
peserta untuk
bertanya tentang hal
yang belum
dipahaminya.
Menjawab
pertanyaan
keluarga/peserta
3 Penutup Melakukan evaluasi Menjawab pertanyaan
b.Menyimpulkan Menyimak kesimpulan
materi penyuluhan Menjawab salam
dan hasil diskusi
Mengucapkan salam
VII. Evaluasi
Untuk mengetahui sejauh mana pemahaman peserta setelah diberikan
penyuluhan selama 15 menit diberikan pertanyaan :
1. Menyebutkan kembali kengunaan tetes mata
2. Menyebutkan Kembali dampak kesalahan kegunaan tetes mata
3. Menyebutkan kembali tahapan penggunan tetes mta
MATERI
a. Pengertian
Sering kali kita mengelami sedikit masalah pada mata seperti mengelami
mata merah, perih karena iritasi, dan biasanya kita langsung mengosok mata
dengan tangan atau dengan baju kita itu yang bisa menyebabkan mata kita merah
dan terjadi iritasi dan bisa menambah cidera pada mata, nah sekarang kita bisa
mengubah pola prilaku kita dengan menggunakan tetes mata untuk mengatasinya,
tapi tahukah anda cara pengunaan tetes mata yang tidak benar. Pengunaaan tetes
mata yang salah dapat memperparah iritasi mata yang ada alami.
7. Pejamkan mata selama 2 menit, jangan memejamkan mata terlalu rapat atau