Disusun Oleh :
Alvina Putri
NIM : 2019.C.11a.0998
Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa Karena atas
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan pendahuluan yang
berjudul “Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan Pada Ny. P Dengan
Diagnosa Medis Stroke Non Hemoragik Di Ruang Nusa Indah RSUD dr. Doris
Sylvanus Palangka Raya”
Penyusun menyadari tanpa bantuan dari semua pihak maka laporan
pendahuluan ini tidak akan selesai sesuai dengan waktu yang diharapkan. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini pula penyusun mengucapkan banyak terima kasih
terutama kepada :
1. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd.,M.Kes. selaku Ketua STIKES Eka Harap
Palangka Raya.
2. Ibu Meilitha Carolina, Ners., M.Kep. selaku ketua program studi Sarjana
Keperawatan.
3. Ibu Ika Paskaria S.Kep.,Ners. Selaku Koordinator PPK III.
4. Ibu Christephanie, S.Kep.,Ners. selaku pembimbing akademik yang telah
memberikan bantuan dalam proses praktik lapangan dan penyelesaian laporan
pendahuluan dan asuhan keperawatan ini.
5. Ibu Ridawati, SST.,Ners. selaku pembimbing lahan yang telah memberikan
bantuan dalam proses praktik lapangan dan penyelesaian laporan
pendahuluan dan asuhan keperawatan ini.
6. Kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan studi kasus
ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam
penulisan studi kasus ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun untuk menyempurnaan
penulisan studi kasus ini. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih dan
semoga laporan studi kasus ini bermanfaat bagi kita semua.
Alvina Putri
DAFTAR ISI
SAMPUL DEPAN....................................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan..............................................................................................2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Penyakit.................................................................................................3
2.1.1 Definisi.....................................................................................................3
2.1.2 Anatomi dan Fisiologi...............................................................................3
2.1.3 Etiologi.....................................................................................................5
2.1.4 Klasifikasi.................................................................................................6
2.1.5 Faktor Resiko............................................................................................8
2.1.6 Patofisiologi.............................................................................................13
2.1.7 Manifestasi Klinis....................................................................................14
2.1.8 Komplikasi...............................................................................................15
2.1.9 Pemeriksaan Penunjang...........................................................................16
2.1.10 Penatalaksanaan Medis..........................................................................17
2.2 Manajemen Asuhan Keperawatan.....................................................................20
2.2.1 Pengkajian................................................................................................20
2.2.2 Diagnosa Keperawatan.............................................................................24
2.2.3 Intervensi..................................................................................................26
2.2.4 Implementasi............................................................................................34
2.2.5 Evaluasi....................................................................................................34
BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian..........................................................................................................39
3.2 Analisa Data.......................................................................................................50
3.3 Rencana Keperawatan........................................................................................54
3.4 Implementasi dan Evaluasi................................................................................59
BAB 4 PENUTUP
4.1 Kesimpulan........................................................................................................65
4.2 Saran...................................................................................................................65
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................66
BAB 1
PENDAHULUAN
2) Kadar Kolestrol
Hiperkolestrolemia dapat menyebabkan aterosklerosis.
Aterosklerosis berperan dalam menyebabkan penyakit jantung
koroner dan stroke itu sendiri (Indarwati , Sari, & Dewi, 2008).
Karena kolestrol tidak dapat langsung larut dalam darah dan
cenderung menempel di pembuluh darah, akibatnya kolestrol
membentuk bekuan dan plak yang menyumbat arteri dan
akhirnya memutuskan aliran darah ke jantung (menyebabkan
serangan jantung) dan ke otak (menyebabkan stroke)(Farida &
Amalia, 2009).
3) Obesitas
Makan berlebihan dapat menyebabkan kegemukan (obesitas).
Obesitas lebih cepat terjadi dengan pola hidup pasif (kurang
gerak dan olahraga). Jika makanan yang dimakan banyak
mengandung lemak jahat (seperti kolestrol), maka ini dapat
menyebabkan penimbunan lemak disepanjang pembuluh darah.
Penyempitan pembuluh darah ini menyebabkan aliran darah
kurang lancar dan memicu terjadinya aterosklerosis atau
penyumbatan dalam pembuluh darah yang pada akhirnya
beresiko terserang stroke. Penyumbatan tersebut biasanya
diakibatkan oleh plak-plak yang menempel pada dinding
pembuluh darah(Farida & Amalia, 2009).
4) Life style
Life style atau gaya hidup sering kali dikaitkan sebagai pemicu
berbagai penyakit yang menyerang, baik pada usia produktif
maupun usia lanjut. Salah satu contoh life style yaitu berkaitan
dengan pola makan.Generasi muda biasanya sering menerapkan
pola makan yang tidak sehat dengan seringnya mengkonsumsi
makanan siap saji yang serat lemak dan kolesterol namun rendah
sehat. Kemudian, seringnya mengonsumsi makanan yang
digoreng atau makanan dengan kadar gula tinggi dan berbagai
jenis makanan yang ditambah zat pewarna/penyedap/pemanis
dan lain-lain. Faktor gaya hidup lain yang dapat beresiko terkena
stroke yaitu sedentary life style atau kebiasaan hidup santai dan
malas berolah raga. Hal ini dapat mengakibatkan kurangnya
kemampuan metabolisme tubuh dalam pembakaran zat-zat
makanan yang dikonsumsi. Sehingga, beresiko membentuk
terjadinya tumpukan kadar lemak dan kolestrol dalam darah yang
beresiko membentuk ateroskelorosis (plak) yang dapat
menyumbat pembuluh darah yang dapat berakibat pada
munculnya serangan jantung dan stroke(Farida & Amalia, 2013)
5) Stres
Pada umumnya, stroke diawali oleh stres. Karena, orang yang
stres umumnya mudah marah,mudah tersinggung, susah tidur
dan tekanan darahnya tidak stabil. Marah menyebabkan
pencarian listrik yang sangat tinggi dalam urat syaraf. Marah
yang berlebihan akan melemahkan bahkan mematikan fungsi
sensoris dan motorik serta dapat mematikan sel otak. Stres juga
dapat meningkatkan kekentalan darah yang akan berakibatkan
pada tidak stabilnya tekanan darah. Jika darah tersebut menuju
pembuluh darah halus diotak untuk memasok oksigen ke otak ,
dan pembuluh darah tidak lentur dan tersumbat, maka hal ini
dapat mengakibatkan resiko terkena serangan stroke. (Farida &
Amalia , 2015)
6) Penyakit Kardiovaskuler
Beberapa penyakit jantung, antara lain fibrilasi atrial (salah satu
jenis gangguan irama jantung), penyakit jantung koroner,
penyakit jantung rematik, dan orang yang melakukan
pemasangan katub jantung buatan akan meningkatkan risiko
stroke (Indarwati , Sari, & Dewi, 2008). Pada fibrilasi atrium
menyebabkan penurunan CO², sehingga perfusi darah
keotakmenurun, maka otak akan kekurangan oksigen yang
akhirnya dapat terjadi stroke (Wijaya & Putri, 2013).
7) Diabetes mellitus
Seseorang yang mengidap diabetes mempunyai risiko serangan
stroke iskemik 2 kali lipat dibandingkan mereka yang tidak
diabetes (Indarwati , Sari, & Dewi, 2013). Pada penyakit DM
akan mengalami vaskuler, sehingga terjadi mikrovaskularisasi
dan terjadi aterosklerosis, terjadinya aterosklerosis dapat
menyebabkan emboli yang kemudian menyumbat dan terjadi
iskemia, iskemia menyababkan perfusi otak menurun dan pada
akhirnya terjadi stroke (Wijaya & Putri, 2013).
8) Merokok
Perokok lebih rentan mengalami stroke dibandingkan bukan
perokok. Nikotin dalam rokok membuat jantung bekerja keras
karena frekuensi denyut jantung dan tekanan darah meningkat
(Indarwati , Sari, & Dewi, 2016). Pada perokok akan timbul
plaque pada pembuluh darah oleh nikotin sehingga
memungkinkan penumpukan arterosklerosis dan kemudian
berakibat pada stroke (Wijaya & Putri, 2013).
9) Alkoholik
Pada alkoholik dapat menyebabkan hipertensi, penurunan aliran
darah ke otak dan kardiak aritmia serta kelainan motilitas
pembuluh darah sehingga terjadi emboli serebral (Wijaya &
Putri, 2013).
2.1.6 Patofisiologi
Adanya stenosis arteri dapat menyebabkan terjadinya turbulensi aliran
darah. Energi yang diperlukan untuk menjalankan kegiatan neuronal berasal dari
metabolisme glukosa dan disimpan di otak dalam bentuk glukosa atau glikogen
untuk persediaan pemakaian selama 1 menit. Bila tidak ada aliran darah lebih dari
30 detik gambaran EEG akan mendatar, bila lebih dari 2 menit aktifitas jaringan
otak berhenti, bila lebih dari 5 menit maka kerusakan jaringan otak dimulai, dan
bila lebih dari 9 menit manusia dapat meninggal. Bila aliran darah jaringan otak
berhenti maka oksigen dan glukosa yang diperlukan untuk pembentukan ATP
akan menurun, akan terjadi penurunan Na+ K+ ATP-ase, sehingga membran
potensial akan menurun.13 K+ berpindah ke ruang ekstraselular, sementara ion
Na dan Ca berkumpul di dalam sel. Hal ini menyebabkan permukaan sel menjadi
lebih negatif sehingga terjadi membran depolarisasi. Saat awal depolarisasi
membran sel masih reversibel,tetapi bila menetap terjadi perubahan struktural
ruang menyebabkan kematian jaringan otak. Keadaan ini terjadi segera apabila
perfusi menurun dibawah ambang batas kematian jaringan,yaitu bila aliran darah
berkurang hingga dibawah 10 ml / 100 gram / menit. Pengurangan aliran darah
yang disebabkan oleh sumbatan akan menyebabkan iskemia disuatu daerah otak.
Menurut Wijaya (2013) dalam Ibrahim, (2014) terdapatnya kolateral disekitarnya
disertai mekanisme kompensasi fokal berupa vasodilatasi, memungkinkan
terjadinya beberapa keadaan berikut :
2.1.6.1 Pada sumbatan kecil, terjadi daerah iskemia yang dalam waktu singkat
dikompensasidengan mekanisme kolateral dan vasodilatasi lokal. Secara
klinis gejala yang timbuladalah transient ischemic attack (TIA) yang
timbul dapat berupa hemiparesis yang menghilang sebelum 24 jam atau
amnesia umum sepintas.
2.1.6.2 Bila sumbatan agak besar, daerah iskemia lebih luas. Penurunan CBF
regional lebihbesar, tetapi dengan mekanisme kompensasi masih mampu
memulihkan fungsineurologik dalam waktu beberapa hari sampai dengan
2 minggu. Mungkin padapemeriksaan klinik ada sedikit gangguan.
Keadaan ini secara klinis disebut RIND (Reversible Ischemic Neurologic
Deficit).
2.1.6.3 Sumbatan yang cukup besar menyebabkan daerah iskemia yang luas
sehinggamekanisme kolateral dan kompensasi tak dapat mengatasinya.
Dalam keadaan ini timbuldefisit neurologi yang berlanjut.
WOC STROKE NON HEMORAGIK
Infark jaringan Trombus, emboli Penurunan darah ke Kematian sel-sel otak Suplai darah ke otak Infark jaringan serebral
serebral serebral otak berkurang
Perubahan perfusi
Cerebrum (otak besar)
Infark batang otak Sumbatan aliran darah Hipoksia serebri Iskemik jaringan
& O2 serebral
1 Dx 1 Setelah dilakukan tindakan keperawatan SIKI Latihan batuk efektif I.01006 halaman 142
selama 3 x 4 jam Jalan nafas tetap efektif.
Bersihan jalan napas tidak Observasi
efektik berhubungan dengan Kriteria hasil :
- Identifikasi kemampuan batuk
obstruksi jalan napas . SLKI L.01001 - Monitor adanya retensi sputum
(SDKI D.0001 Hal 18) - Monitor tanda dan gejala infeksi saluran nafas
1. Batuk efektif meningkat 1 - Monitor input dan ouput cairan
2. Produksi sputum menurun 1 Terapeutik
3. Gelisah menurun 5
4. Frekuensi napas membaik 5 - Atur posisi semi-Fowler
5. Pola napas membaik 5 - Buang secret pada tempat sputum
Edukasi
2 Dx 2 Setelah diberikan asuhan keperawatan SIKI Manajemen peningkatan tekanan intrakarnial I.06194
selama 3 x 4 jam, diharapkan Penurunan hal.205
Penurunan kapasitas adaptif kapasitas adaptif intrakarnial stabil.
intrakranial berhubungan Observasi
dengan 02 keotak Kriteria Hasil : - Identifikasi penyebab peningkatan TIK
berkurang. (SDKI D.0066 (mis.lesi,gangguan metabolisme,edema serebral)
SLKI L.0649
Hal 149) - Monitor tanda/gejala peningkatan TIK (mis. Tekanan
1. Fungsi kognitif meningkat 5 darah miningkat, tekanan nadi melabar,bradikardia,pola
2. Gelisah menurun 5 napas ireguler,kesadaran menurun)
3. Tekanan nadi membaik 5 - Monitor MAP (mean Arterial Pressure)
4. Pola napas membaik 5 - Monitor CVP ( Sentral Venous Pressure), jika perlu
5. Respon pupil membaik 5 - Monitor PAWP, jika perlu
6. Tekanan intrakranial : (5) - Monitor PAP, jika perlu
- Monitor ICP (Intra Carnial Pressure), jika tersedia
- Monitor CPP (Cerebral Perfusion Pressure)
- Monitor gelombang ICP
- Monitor status pernapasan
- Monitor intake dan output cairan
- Monitor cairan serebro-spinalis (mis.warna,konsistensi)
Terapeutik
3 Dx 3 Setelah dilakukan tindakan keperawatan SIKI Manajemen peningkatan tekanan intracranial I.06294
selama 3x4 jam risiko perfusi serebral halaman 205
Perfusi jaringan serebral tidak efektif meningkat dengan kriteria
tidak efektif berhubungan hasil : Obsevasi
dengan infark jaringan - Identifikasi penyebab TIK
SLKI L.02014
serebral. (SDKI D.0017 Hal - Monitor tanda dan gejala peningkatan TIK
51) 1. Tingkat kesadaran meningkat 5 - Monitor MAP
2. Sakit kepala menurun 5 - Monitor CVP
3. Gelisah menurun 5 - Monitor PAP
4. Nilai rata-rata tekanan darah menurun - Monitor ICP (cerebral perfusion pressure)
5 - Monitor status pernapasan
5. Kesadaran meningkat 5 - Monitor intake ouput
Terapeutik
4 Dx 4 Setelah dilakukan tindakan keperawatan SIKI Dukungan perawatan diri BAB/BAK I.11349 halaman
selama 3 x4 jam gangguam eliminasi urin 37
Gangguan eliminasi urine membaik dengan kriteria hasil :
berhubungan dengan Obsevasi
kelemaham otot spicter. SLKI L.04034 - Identifikasi kebiasaan BAK/BAB sesuai usia
(SDKI D.0040 Hal 96) 1. Sensasi berkemih :menurun 5 - Monitor integritas kulit pasien
2. Desakan berkemih meningkat 1 Terapeutik
3. Frekuensi BAK membaik 5
4. Karakteritis urine membaik 5 - Buka pakaian yang diperlukan untuk memudahkan
eliminasi
- Ganti pakaian pasien setelah eliminasi
- Latih BAL/BAB
- Sediakan alat bantu
Edukasi
5 Dx 5 Setelah dilakukan tindakan keperawatan SIKI dukungan perawatan diri I.11348 Halaman 36
selama 3 x4 jam gangguam defisit
Defisit perawatan diri perawatan diri meningkat dengan kriteria Obsevasi
berhubungan dengan tirah hasil :
- Indentifikasi kebiasaan aktivitas perawatan diri sesuai
baring lama. (SDKI D.0109 usia
SLKI L.11103
Hal 240) - Monitor tingkat kemandirian
1. Kemampuan mandi meningkat 5 - Identifikasi kebutuhan alat bantu kebersihan diri ,
2. Kemampuan mengenakan pakaian
meningkat 5 berpakaian, berhias, dan makan
3. Kemampuan makan meningkat 5 Terapeutik
4. Melakukan perawatan diri meningkat
5 - Sediakan lingkugan yang terapeutik misalnya suasana
5. Minat melakukan perawatan diri hangat
meningkat 5 - Siapkan keperluan pribadi misalnya parfum
- Damping dalam melakukan perawatan diri sampai
mandiri
- Fasilitasi untuk menerima keadaan ketergantungan
- Fasilitasi kemandirian, bantu jika tidak mampu
melakukan perawatan diri
- Jadwalkan ritinitas perawaan diri
Edukasi
7 Dx 7 Setelah dilakukan tindakan keperawatan SIKI Promosi komunikasi defisit bicara I. 13491
selama 3 x 4 jam gangguan komunikasi
Gangguan komunikasi verbal membaik dengan kriteria hasil :
Observasi
verbal berhubungan dengan
02 keotak berkurang. (SDKI SLKI. 13118 - Monitor kecepatan, tekanan, kuantitas, volume dan
D.0119 Hal 264) diksi bicara
1. Kemampuan berbicara meningkat - Monitor proses kognitif, yang berkaitan dengan
5 bicara
2. Kemampuan mendengan - Monitor frustasi, marah, depresi, atau hal lain yang
meningkat 5 menganggu bicara
3. Kesesuaian eksperesi wajah/tubuh - Identifikasi perilaku emosional dan fisik sebagai
meningkat 5 bentuk komunikasi
4. Kontak mata meningkat 5 Terapeutik
5. Pemahaman komunikasi
meningkat 5 - Gunakan komunikasi altenatif misalnya menulis,
6. Afasia menurun 5 mata berkedip, papan komunikasi dengan gambar
dan huruf, dan isyarat tangan
- Sesuaikan gaya komunikasi dengan kebutuhan
misalnya berdiri didepan pasien
- Modifikasi lingkungan untuk meminimal bantuan
- Gunakan juru bicara
Edukasi
8 Dx 8 Setelah dilakukan tindakan keperawatan SIKI manajemen gangguan makanan I.03111 halaman 177
selama 3x4 jam resiko defisit nutrisi
Risiko defisitnutrisi membaik dengan kriteria hasil : Obsevasi
berhubungan dengan
- Monitor asupan makanan dan keluarnya makanan dan
menelan terganggu atau SLKI L.03030 caran serta kebutuhan kalori
tidak simetris. (SDKI 1. Porsi makanan yang dihabiskan Terapeutik
D.0032 Hal 81) meningkat 5
2. Berat Badan membaik 5 - Timbang berat badan secara rutin
3. Indeks massa tubuh IMT membaik 5 - Diskusi perilakukan makan dan jumlah aktifitas fisik
4. Frekuensi makan membaik 5 - Lakukan kontrak prilaku misalnya target berat badan
5. Nafsu Makan membaik 5 - Damping perilaku ke kamar mandi untuk pengamatan
memuntahkan kembali makanan
Edukasi
Jumlah minuman/cc/24 jam Sonde, 200 cc/24 jam 200 cc/24 jam
Kebiasaan makan Pagi, siang, sore dan malam Pagi, siang, sore dan
malam
Keluhan/masalah Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
Diet : Cair
Diet khusus : rendah lemak.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
1.1.4.3 Pola istirahat dan Tidur
Sebelum sakit pasien tidur siang ± 1 jam, tidur malam hari ± 5-6 jam.
Kebiasaan tidur pasien tidak mempengaruhi kehidupannya, karena tidak
pernah mengkonsumsi obat untuk pemenuhan tidur.
Masalah keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan
1.1.4.4 Kognitif
Pasien masih mampu berkomunikasi dan berorientasi dengan baik pada
saat dilakukan pengkajian. Pendengaran, pengecapan dan penciuman,
klien berfungsi dengan baik. Sensori, klien mampu membedakan sensori
tajam dan tumpul sekalipun harus dengan tekanan yang kuat dan
keluarga pasien mengatakan mengerti tentang penyakit yang di derita
pasien.
Masalah keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan
1.1.4.5 Konsep Diri
Gambaran diri : Klien mengatakan tidak bisa bekerja.
Identitas diri : Pasien merupakan seorang ibu yang sudah
memiliki 6 anak.
Harga diri : Pasien percaya dirinya dapat sembuh dan segera
melakukan aktivitas sehari hari yaitu menjalani hidup dengan
keluarganya.
Ideal Diri : Pasien ingin segera sembuh dan ingin segera
berkumpul dengan keluarga
Peran Diri : Pasien mengatakan dirinya tidak bisa melakukan
kegiatan yang terlalu berat
Masalah keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan
1.1.4.6 Aktivitas Sehari-hari
Aktivitas sehari-hari pasien adalah menjadi ibu rumah tangga, sebelum
sakit pasien dapat beraktivitas seperti biasanya, namun setelah sakit
pasien hanya bisa berbaring ditempat tidur, skala aktivitas 4 sangat
bergantung dan tidak dapat melakukan atau berpartisipasi dalam
perawatan dan perawatan diri pasien dibantu oleh keluarga, penampilan
klien juga kurang rapi.
Masalah keperawatan :
Gangguan Mobilitas Fisik
Defisit Perawatan Diri
1.1.4.7 Koping-Toleransi terhadap stress
Koping individu baik, bila sakit pasien hanya bisa menangis.
Masalah keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan
1.1.4.8 Nilai-Pola keyakinan
Menganut agama Islam, nilai keyakinan dengan tindakan medis tidak ada
pengaruhnya, pasien menerima tindakan medis.
Masalah keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan
1.1.5 Sosial – Spiritual
1.1.5.1 Kemampuan berkomunikasi
Pasien dapat berkomunikasi dengan baik pada saat di ajak berbicara,
tetapi kurang jelas.
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah
1.1.5.2 Bahasa sehari-hari
Pasien menggunakan bahasa indonesia/jawa.
1.1.5.3 Hubungan dengan keluarga
Baik, ditandai dengan perhatian yang diberikan oleh suami, anak, dan
keluarga saat Ny. P di rawat di ruangan terlihat keluarga selalu
menjenguk.
1.1.5.4 Hubungan dengan teman/petugas kesehatan/orang lain
Saat di rumah sakit klien dapat berinteraksi baik dengan keluarga pasien
lain, perawat dan juga tenaga medis lainnya, walaupun terkadang kurang
jelas.
1.1.5.5 Orang penting/terdekat
Orang yang paling dekat dengan klien adalah suami, anak, dan keluarga.
1.1.5.6 Kebiasaan menggunakan waktu luang
Pasien mengunakan waktu yang luang dengan berkumpul bersama
keluarga dan beristirahat.
1.1.5.7 Kegiatan beribadah
Sebelum sakit pasien ibadah dimesjid, setelah sakit pasien hanya bisa
berdoa
1.1.5.8 Data Penunjang (Radiologis, Laboratorium, Penunjang Lainnya)
Hasil pemeriksaan laboratorium pada tanggal 20 Maret 2022
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
WBC 16.45 [10^3/uL] (4.50-11.00)
RBC 4.15 [10^6/uL] (4.00-6.00)
HGB 12.1 [g/dL] (10.5-18.0)
HCT 35.7 [%] (37.0-48.0)
MCV 86.0[fL] (86.6-102.0)
MCH 29.2 [pg] (25.6-30.7)
MCHC 33.9 [g/dL] (28.2-31.5)
PLT 306 [10^3/uL] 150 - 400
RDW-SD 45.7 [fL] 38.0 - 50.0
RDW-CV 14.2 [%] 11.2 - 13.7
PDW 10.2 [fL] 9.5 - 15.2
MPV 9.4 [fL] 9.2 – 12.1
P-LCR 20.6 [%]
PCT 0.29 [%]
Alvina Putri
ANALISA DATA
DATA SUBYEKTIF DAN KEMUNGKINAN MASALAH
DATA OBYEKTIF PENYEBAB
1 3
1 4
gangguan bahasa
Disatria
(Aphasia)
- Klien berbicara pelo
Gangguan komunikasi
(disatria)
verbal
- GCS E:4 V:5 M:6= 15
rapi
3. Aktivitas dibantu Kelemahan fisik
keluarga.
Tirah baring lama
4. Kebersihan diri pasien
kurang.
5. TTV :
- TD : 121/77 mmHg
- N : 89 x/mnt
- RR : 18 x/mnt
- S : 36°C
- SpO2 : 98%
PRIORITAS MASALAH
1. Penurunan Kapasitas Adaftif Intra Kranial berhubungan dengan O2 ke
otak berkurang ditandai dengan Keluarga klien mengatakan klien sakit
kepala, Kesadaran composmentis, Nilai GCS E:4 V:5 M:6= 15, Tekanan
darah klien meningkat 173/102 mmHg, Nadi : 104x/mnt dan teraba kuat,
Suhu 37°C
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kendali otot
ditandai dengan tidak bisa menggerakkan tangan dan kaki sebelah kiri,
Aktivitas dibantu keluarga, Gerakan terlihat kaku, Klien terlihat tidak bisa
menggerakkan tubuh bagian kirinya, Klien tampak gelisah, Kemampuan
pergerakan sendi terbatas, Terpasang kateter urin, Kekuatan otot :
1 3
1 4
Diagnosa 1 Setelah diberikan asuhan 1. Identifikasi penyebab peningkatan TIK (mis. Lesi,
keperawatan selama 1x 4 jam, gangguan metabolisme, edema serebral).
Penurunan Kapasitas Adaftif Intra
diharapkan Penurunan 2. Monitor input dan output cairan
Kranial berhubungan dengan O2 kapasitas adaptif intrakarnial 3. Monitor tanda/gejala peningkatan TIK (mis. Tekanan
stabil. darah meningkat, tekanan nadi melebar, bradikardia,
ke otak berkurang ditandai
Kriteria Hasil : pola napas ireguler, kesadaran menurun)
dengan Keluarga klien SLKI L.0649 4. Monitor MAP (Mean Arterial Pressure)
1. Fungsi kognitif meningkat 5 5. Monitor status pernapasan
mengatakan klien sakit kepala,
2. Gelisah menurun 5 6. Minimalkan stimulus dengan menyediakan lingkungan
Kesadaran composmentis, Nilai 3. Tekanan nadi membaik 5 yang tenang
4. Pola napas membaik 5 7. Berikan posisi semi fowler
GCS E:4 V:5 M:6= 15, Tekanan
5. Respon pupil membaik 5 8. Petahankan suhu tubuh normal
darah klien meningkat 173/102 Tekanan intrakranial : (5) 9. Kolaborasi pemberian pelunak tinja, jika perlu
mmHg, Nadi : 104x/mnt dan
teraba kuat, Suhu 37°C
Diagnosa 2 Setelah dilakukan tindakan Dukungan Mobilisasi
Gangguan mobilitas fisik keperawatan selama 1x4 jam Observasi
berhubungan dengan diharapkan mobilitas fisik 1. Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
penurunan kendali otot tidak terganggu dengan kriteria 2. Identifikasi adanya toleransi fisik saat melakukan
ditandai dengan tidak bisa hasil: pergerakan
menggerakkan tangan dan - Pergerakan Ekstermitas 3. Monitor tekanan darah sebelum memulai mobilitas
kaki sebelah kiri, Aktivitas Meningkat (5) 4. Monitor keadaan umum selama melakukan
dibantu keluarga, Gerakan - Kekuatan Otot Meningkat mobilitatas
terlihat kaku, Klien terlihat (5) Terapeutik
tidak bisa menggerakkan - Rentang Gerak (ROM) 1. Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu
tubuh bagian kirinya, Klien Meningkat (5) (misalnya pagar tempat tidur)
tampak gelisah, Kemampuan - Kaku Sendi Menurun (5) 2. Fasilitasi melakukan pergerakan , jika perlu
pergerakan sendi terbatas, - Gerakan Terbatas Menurun 3. Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam
Terpasang kateter urin, (5) meningkatkan pergerakan
Kekuatan otot : - Kelemahan Fisik Menurun Edukasi
1 3 (5) 1. Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi
2. Anjurkan melakukan mobilisasi dini
1 4
3. Ajarkan mobilisasi sederhana yang harus dilakukan
(misalnya duduk ditempat tidur, duduk di sisi tempat
tidur, pindah dari tempat tidur ke kursi)
Diagnosa 3 Setelah dilakukan tindakan Observasi
Gangguan komunikasi verbal keperawatan selama 1x4 jam 1. Monitor kecepatan, tekanan, kuantitas, volume dasn
berhubungan dengan penurunan diharapkan gangguan diksi bicara
sirkulasi serebral. komunikasi verbal membaik 2. Monitor proses kognitif, anatomis, dan fisiologis yang
dengan kriteria hasil: berkaitan dengan bicara
- Kemampuan Bicara 3. Monitor frustrasi, marah, depresi atau hal lain yang
Meningkat (5) menganggu bicara
- Kontak Mata Meningkat (5) 4. Identifikasi prilaku emosional dan fisik sebagai bentuk
- Afasia Menurun (5) komunikasi
- Disatria Menurun (5) Terapeutik
- Pelo Menurun (5) 1. Gunakan metode Komunikasi alternative (mis:
- Pemahaman Komunikasi menulis, berkedip, papan Komunikasi dengan gambar
Membaik (5) dan huruf, isyarat tangan, dan computer)
2. Sesuaikan gaya Komunikasi dengan kebutuhan (mis:
berdiri di depan pasien, dengarkan dengan seksama,
tunjukkan satu gagasan atau pemikiran sekaligus,
bicaralah dengan perlahan sambil menghindari
teriakan, gunakan Komunikasi tertulis, atau meminta
bantuan keluarga untuk memahami ucapan pasien.
3. Modifikasi lingkungan untuk meminimalkan bantuan
4. Ulangi apa yang disampaikan pasien
5. Berikan dukungan psikologis
6. Gunakan juru bicara, jika perlu
Edukasi
1. Anjurkan berbicara perlahan
2. Ajarkan pasien dan keluarga proses kognitif, anatomis
dan fisiologis yang berhubungan dengan kemampuan
berbicara
Kolaborasi
1. Rujuk ke ahli patologi bicara atau terapis
Diagnosa 4 Setelah dilakukan tindakan Observasi
keperawatan selama 1x4 jam 1. Identifikasi kebiasaan aktivitas perawatan diri sesuai
Defisit Perawatan diri
Kebutuhan perawatan diri klien usia
berhubungan dengan tirah terpenuhi.
Kriteria hasil : 2. Monitor tingkat kemandirian
baring lama ditandai dengan
1. Kemampuan mandi
Keluarga pasien mengatakan meningkat 5 3. Identifikasi kebutuhan alat bantu kebersihan diri,
2. Kemampuan mengenakan berpakaian, berhias, dan makan
selama sakit pasien tidak
pakaian meningkat 5
pernah di mandi, Pasien tidak 3. Kemampuan makan Terapeutik
meningkat 5 4. Sediakan lingkungan yang terapeutik (mis. Suasana
mampu mandi, Pasien tampak
4. Melakukan perawatan diri hangat, rileks, privasi)
kurang rapi, Aktivitas dibantu meningkat 5 5. Siapkan keperluan pribadi (mis. Parfum, sikat gigi, dan
5. Minat melakukan sabun mandi)
keluarga, Kebersihan diri
perawatan diri meningkat 5 6. Dampingi dalam melakkukan perawatan diri sampai
pasien kurang. TTV : TD : mandiri
7. Fasilitasi untuk menerima keadaan ketergantungan
121/77 mmHg, N : 89 x/mnt,
RR : 18 x/mnt, S : 36°C, 8. Jadwalkan rutinitas perawatan diri
SpO2 : 98% Edukasi
9. Anjurkan melakukkan perawatan diri secara konsisten
sesuai kemampuan
lainnya kirinya
2. Mengidentifikasi adanya O:
toleransi fisik saat -Tampak gerakan klien masih
melakukan pergerakan kaku
3. Memonitor tekanan darah -ADL masih dibantu penuh oleh
sebelum memulai keluarga & perawat.
mobilitas -Klien masih tidak bisa
4. Memonitor keadaan umum menggerakan badan sebelah
selama melakukan kiri.
mobilitatas - Kekuatan otot
5. Memfasilitasi aktivitas
mobilisasi (ROM Pasif) 1 3
-
6. Melibatkan keluarga untuk
1 4 -
membantu pasien dalam
-
meningkatkan pergerakan.
- TD : 121/80
7. Menjelaskan tujuan dan
prosedur mobilisasi mmHg
-Nilai M : 6
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
Selasa , 22 Maret 2022 Diagnosa 3 S: Keluarga pasien mengatakan
18.00 1. Memonitor kecepatan, pasien sedikit bisa
tekanan, kuantitas, volume menggerakkan lidah dan
dan diksi bicara bibirnya
Alvina Putri
2. Menyesuaikan gaya O:
Komunikasi dengan berdiri - Pasien masih berbicara pelo
di depan pasien, dengarkan , beberapa kata masih sulit
dengan seksama, bicaralah dipahami, volume suara
dengan perlahan sambil kecil
menghindari teriakan, - Pasien tampak berbicara
3. Memodifikasi lingkungan dengan perlahan
untuk meminimalkan - Bibir dan lidah pasien masih
bantuan terlihat sedikit kaku saat
4. Mengulangi apa yang bicara/digerakkan
disampaikan pasien - Nilai V : 5
5. Memberikan dukungan A: Masalah belum sepenuhnya
psikologis teratasi
6. Menganjurkan berbicara P: Lanjutkan Intervensi
perlahan