FRAKTUR
DISUSUN OLEH :
1. NURMIATI 70300117002
2. KHAERATUNNAFISAH 70300117005
3. ISMAWATI 70300117006
4. GITA LESTARI AMIN 70300117015
5. NURUL FADHILLAH IHSAN 70300117028
6. KAISAR AGUS 70300117041
JURUSAN KEPERAWATAN
2019
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Fraktur merupakan penyakit yang disebabkan oleh trauma atau aktivitas fisik
dimana terdapat tekanan yang berlebihan pada tulang. Fraktur lebih sering terjadi
pada laki – laki daripada perempuan umur dibawah 45 tahun dan sering berhubungan
dengan olahraga, pekerjaan atau luka yang disebabkan oleh kecelakaan kendaraan
bermotor. (lukman,2014)
Menurut data dari depkes 1996, jumlah korban kecelakaan lalu lintas
diindonesia cenderung turun yaitu 47.401 orang pada tahun 1989, menjadi 32.815
orang pada tahun 1995. Rasio jumlah korban cedera sebesar 16,80 per 10.000
penduduk dan rasio korban meninggal sebesar 5,63 per 100.000 penduduk. Angka
kematian tertinggi berada diwilayah kalimantan timur, yaitu 11,07 per 100.000
penduduk dan terendah di jawa tengah, yaitu sebesar 2,67 per 100.000 penduduk
(Depkes, 1996).
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang dimaksud dengan fraktur ?
2. Jelaskan etiologi fraktur !
3. sebutkan manifestasi klinik faktur ?
4. apa sajakah penatalaksanaan dari fraktur ?
5. jelaskan asuhan keperawatan pasien fraktur.
BAB II
A. DEFINISI
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang yang umumnya
disebabkan oleh rudapaksa,sedangkan menurut Linda juall C.dalam buku
Nursing Care plans and dokumentation Menyebutkan bahwa fraktur adalah
rusaknya kontinuitas tulang yang disebabkan tekanan dari luar yang datang
lebih besar dari yang dapat diserap oleh tulang (A.Aziz Alimul,2012)
Fraktur menurut Smeltzer (2002) Adalah terputusnya kontuinitas
Tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya demikian pula menurut
syamsul hidayat (2005) Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya
kontuinitas jaringan tulang atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh
rudapaksa.Sementara doenges (2000) Memberikan batasan fraktur adalah
pemisahan atau patah tulang.Fraktur adalah patah tulang,biasanya disebabkan
oleh trauma atau tenaga fisik (price,1995).Sedangkan fraktur menurut reeves
(2001) adalah setiap retak atau patah pada tulang yang utuh
Berdasarkan batasan diatas,dapat disimpulkan bahwa Fraktur adalah
terputusnya kontinuitas tulang,retak atau patahnya tulang yang utuh,yang
biasanya disebabkan oleh trauma/rudapaksa atau tenaga fisik yang ditentukan
jenis dan luasnya trauma (Lukman,2012)
B. ETIOLOGI
Fraktur disebabkan oleh pukulan langsung,gaya meremuk,gerakan
puntir mendadak,dan bahkan kontraksi otot ekstrem.Umumnya fraktur
disebabkan oleh trauma dimana terdapat tekanan yang berlebihan pada
tulang.fraktur cenderung terjadi pada laki-laki biasanya fraktur terjadi pada
umur dibawah 45 tahun dan sering berhubungan dengan
olahraga,pekerjaan,atau luka yang disebabkan oleh kecelakaan
bermotor.sedangkan pada orang tua,perempuan lebih sering mengalami
fraktur daripada laki-laki yang berhubungan dengan meningkatnya insiden
osteoporosis yang terkait dengan perubahan hormon pada monopouse
(Lukman,2012)
Ada beberapa faktor penyebab fraktur,diantaranya
1) Kekerasan langsung
Kekerasan langsung,menyebabkan patah tulang pada titik terjadinya
kekerasan.fraktur demikian sering bersifat fraktur terbuka dengan garis
patah melintang atau miring
2) Kekerasan tidak langsung
Kekerasan tidak langsung menyebabkan patah tulang di tempat yang jauh
dari tempat terjadinya kekerasan.yang patah biasanya adalah bagian yang
paling lemah dalam jalur hantaran vektor kekerasan.
3) Kekerasan akibat tarikan otot
Patah tulang akibat tarikan otot sangat jarang terjadi.kekuatan dapat
berupah pemutiran,penekukan,dan penekanan,kombinasi dari
ketiganya,dan penarikan (kholid,2013)
C. PATOFISIOLOGI
Tulang bersifat rapuh namun cukup mempunyai kekuatan dan gaya
pegas untuk menahan. Tapi apabila tekanan eksternal yang datang lebih besar
dari yang dpaat diserap tulang maka terjadilah trauma pada tulang yang
mengakibatkan rusaknya atau terputusnya kontinuitas tulang.setelah
terjadinya fraktur,periosteum dan pembuluh darah serta saraf dalam
korteks,marrow,dan jaringan lunak yang membungkus tulang
rusak.perdarahan terjadi karna kerusakan tersebut dan terbentuklah hematoma
di rongga medulla tulang.jaringan tulang segera berdekatan sebagian tulang
yang patah.jaringan yang mengalami nekrosis ini menstimilasi terjadinya
respon inflamasi yang ditandai dengan vasolidatasi,eksudasi plasma dan
leukosit,dan inflitrasi sel darah putih.kejadian inilah yang merupakan dasar
dari proses penyembuhan tulang nantinya
Faktor-faktor yang mempengaruhi fraktur
1) Faktor ekstrinsik
Adanya tekanan dari luar yang bereaksi pada tulang yang tergantung
terhadap besar,waktu dan arah tekanan yang dapat menyebabkan fraktur
2) Faktor intrinsik
Beberapa sifat yang terpenting dari tulang yang menentukan daya tahan
untuk timbulnya fraktur seperti kapasitas absorbsi dari
tekanan,elastisitas,kelelahan dan kepadatan atau kekerasan tulang
(Khalid,2013)
D. KLASIFIKASI FRAKTUR
Penampilan fraktur dapat sangat bervariasi tetapi untuk alasan yang
praktis,dibagi menjadi beberapa kelompok yaitu
Fraktur tidak komplit terjadi ketika tulang yang patah hanya terjadi pada
sebagian dari setengah tulang (Lukman,2012)
E. Intervensi keperawatan
Dx 1 : Gangguan mobilitas fisik b/d kerusakan integritas struktur tulang
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Arif Muttaqin. (2008). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem
Muskuloskeletal. Jakarta : EGC
Black J, M., Jane, H.H. (2014). Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. Jakarta
: Salemba Medika Brunner & Sudarth. (2013). Keperawatan Medikal Bedah Edisi. 2.
Jakarta : EGC
Carpenito, L.J. (2011). Buku Saku Asuhan Diagnosa Keperawatan. Jakarta.
EGC
Departemen Kesehatan Republik. (2013). Latar Belakang Fraktur Femur.
Retrivied : 20-12-2013. From http :// Depkes.go.id
Dinkes. (2013) Buku Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Semarang
Helmi, N.Z, (2012). Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal. Jakarta : EGC Lewis, S.
L., Dirksen, S. R., Heitkemper, M. M., & Bucher, L. (2011). Medical Surgical
Nursing : Assessment And Managemen Of Clinica Problems (8thed). USA : Elsevier
Mosby.
Lukman, Ningsih, Nurna. (2009). Asuhan Keperwatan pada Klien dengan
Gangguan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta : Salemba Medika
Muttaqin. A. (2008). Asuhan Keperawatan Gangguan Integumen. Jakarta : Salemba
Medika
Noor Helmi, Zairin. (2012). Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal. Jakarta :
Salemba Medika
Nurarif & Kusuma. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis. Jilid 2. Jakarta : EGC
Nursing Interventions Classification (NIC). 6th Indonesian Edision. By Gloria
Bulechek, Howard Butcher, Joanne Dochterman and Cheryl Wagner. 2016.
Singapura : Elsevier
Nursing Outcome Classification (NOC). 5th Indonesia Edision. By Sue
Moorhead, Marion Johnson, Meridean L. Maas, Elizabeth Swanson. 2016. Singapura
: Elsevier
Padila. (2012). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta. Nuha
medika
Price, S. A., & Wilson, M. (2005). Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit. Jakarta : EGC
Sjamsuhidayat. (2011). Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 3. Jakartab: EGC
Smeltzer, S.C. (2015). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC
T. Heather Herdman & Shigemi Kamitsuru. 2015-2017. Diagnosa
Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi. Edisi 10. Jakarta : EGC
Wahid, A. (2013). Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Sistem
Mukuloskeletal. Jakarta : CV Sagung Seto