Anda di halaman 1dari 21

1

MEDIA EDUKASI YANG EFEKTIF DALAM MENGUBAH PERILAKU ANAK DI MASA PANDEMI COVID-19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Memasuki tahun 2020, dunia digemparkan oleh wabah virus Corona atau dikenal
dengan sebutan Covid-19. Virus Covid-19 yang merebak di seluruh dunia telah membuat
banyak perubahan pada seluruh organisme di dalam kota,termasuk anak-anak.Meski
disadari bahwa virus corona dapat menginfeksi siapa saja namun beberapa kelompok
orang memiliki tingkat resiko yang lebih tinggi untuk terpapar virus corona hingga bisa
membawa kematian. Berdasarkan data dari American Academy of Pediatric (APP) dan
Children’s Hospital Association America lebih dari 2,93 juta anak di Amerika Serikat
telah terdiagnosa terinfeksi Covid-19 sepanjang pandemic penyakit ini sejak awal 2020
lalu, Menurut data tersebut, Pada tanggal 25 Februari 2021, hampir 3,17 juta anak
dinyatakan positif Covid-19 sejak awal pandemic. Lebih dari 64.000 kasus Covid-19
anak baru dilaporkan minggu lalu, Jumlah kumulatif kasus Covid-19 anak sebanyak
3.168.274 total kasus Covid-19 anak yang dilaporkan, dan anak-anak mewakili 13,1%
dari semua kasus. Tercatat pada tanggal 10 Agustus 2020 kasus anak di Indonesia yang
terinfeksi Covid-19 sudah mencapai 3.928 anak dan meninggal sebanyak 59 anak yang
merupakan kasus tertinggi di Asia. Data kasus positif Covid-19 pada anak usia 0-5 tahun
sebanya 2,5% dan usia 6-18 tahun sebanyak 7,6% . Data World Health Organization
(WHO) juga menunjukkan bahwa Indonesia menduduki peringkat pertama kasus virus
corona di ASEAN. Bahkan tingkat kematian anak-anak akibat Covid-19 di Indonesia
juga tertinggi se-Asia Pasifik. (WHO,2020) Di Sulawesi Selatan, presentasi umur suspek
kasus Covid pada anak berusia 10-20 tahun sebanyak 1.328 kasus (sulselprov tanggap
covid-19 2021). Terdapat beberapa provinsi di Indonesia yang memiliki angka kematian
tertinggi akibat virus Corona pada anak dengan rentang usia di antaranya pada anak Usia
0-2 tahun di Sulawesi utara (6,78%), Nusa tenggara barat (4,72%). Nussa tenggara timur
(4,35%). Sedangkan pada usia 3-6 tahun di Jawa timur (4,6%), Riau (0,73%), Kepulauan
Riau (0,72%). Usia 7-12 tahun di jawa timur (4,6%), Gorontalo (1,49%), Sulawesi tengah
(1,47%) Usia 13-15 tahun di Jawa timur (4,96%), Gorontalo (2,08%), Nusa tenggara
2

barat (0,85%). Usia 16-18 tahun di Jawa timur (4,62%), Gorontalo (1,64%), Aceh (1,53).
(Data Satgas penanganan Covid-19) Sedangkan di Sulawesi selatan terhitung pada
tanggal 6 September 2020 sekitar 7,2% anak dengan usia 6-13 tahun positif covid-19.
2,6% pada Usia 0-5 Tahun (Data Satgas Penanganan Covid-19 Indonesia)
Pada anak-anak, Covid-19 yang menginfeksi hanya menunjukkan gejala infeksi
virus musiman seperti flu, batuk dan demam sehingga sering diabaikan oleh orangtua.
Padahal, gejala tersebut merupakan ancaman dalam lingkup sosial yang paling kecil
dalam penebaran Covid-19 dalam lingkup sosial yang paling kecil (Yang, Liu, Li &
Zhao, 2020). Jika infeksi terhadap anak-anak sudah terjadi, maka akan menjadi pembuka
jalan paparan virus bagi lingkup komunitas yang lebih luas.Penyebab penularan Covid-19
ini pada anak ialah kurangnya pengetahuan terhadap bahaya Covid-19 tersebut,
bagaimana yang harus dilakukan untuk mencegah terjangkit atau menularkan ke orang
sekitar. Dengan keadaan yang masih awam seperti inilah peningkatan pengetahuan
Covid-19 pada anak usia dini sangat diperlukan.Saat ini, respon masyarakat khususnya
pada anak untuk berpartisipasi aktif dalam pencegahan penyebaran Covid-19 dengan
mematuhi himbauan pemerintah untuk menjalankan protocol kesehatan belum cukup
Optimal (Buana, 2020). Masih banyak yang masih lalai dalam memperhatikan protocol
kesehatan terlebih di Era New noramal ini. Sehingga diperlukan sosialisasi dan edukasi
untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya memperhatikan
protocol kesehatan dalam melaksanakan aktivitas.
Sosialisasi dan edukasi merupakan kunci utama keberhasilan penanganan
penyebaran Covid-19. Sosialisasi dan edukasi tentang Covid-19 sering diberikan oleh
pemerintah. Namun, edukasi dan sosialisasi ini masih belum berjalan optimal di beberapa
daerah.Perawat sebagai komponen kesehatan juga berperan penting sebagai edukator.
Tindakan preventif seperti pemberian edukasi dibutuhkan untuk menyadarkan
masyarakat akan pentingnya menerapkan dan mematuhi protocol kesehatan agar tidak
tertular penyakit ini. Virus corona dapat dengan mudah menyebar dan menginfeksi
siapapun tanpa pandang usia. Upaya pemutusan rantai penyebaran covid-19 memerlukan
pemahaman dan pengetahuan yang baik dari seluruh elemen termasuk masyarakat.
Pengetahuan tentang penyakit covid-19 merupakan hal yang sangat oenting agar tidak
menimbulkan peningkatan jumlah kasus penyakit Covid-19. Pengetahuan pasien covid-
3

19 dapat diartikan sebagai hasil tahu dari pasien mengenai penyakitnya memahami
penyakitnya, cara pencegahan, pengobatan dan komplikasinya (Mona, 2020)
Pengetahuan adalah suatu hasil dari rasa ingin tahu melalui proses sensoris,
terutama pada mata dan telinga tehadap objek tertentu ( Dosnu, 2019). Pengetahuan juga
merupakan domain terpenting dalam terbentuknya perilaku (Donsu, 2019). Salah satu
cara untuk meningkatkan pengetahuan adalah Melalui edukasi. Edukasi pada umumnya
menggunakan metode ceramah, agar materi edukasidapat diterima semaksimal mungkin
diperlukan suatu alat bantu mengajar. Video adalah alat bantu atau media edukasi yang
dapat menunjukan kembali gerakan-gerakan, pesan-pesan dengan menggunakan efek
tertentu sehingga dapat memperkokoh proses pembelajaran dan dapat menarik perhatian
penonton. Selain metode ceramah, terdapat metode penyebaran leaflet yang dapat
digunakan untuk edukasi. Leaflet merupakan media berbentuk selembaran kertas yang
diberi gambar dan tulisan (Aba L, 2020). Selain pengetahuan dari masyarakat,
pengetahuan sikap dan tindakan dari tokoh masyarakat atau pemerintah mampu
menggambarkan perilaku mereka mendorong masyarakat dalam upaya pencegahan
(Donsu, 2019) . Sehingga mampu berperilaku dengan baik. Perilaku adalah sebagian
tindakan seseorang yang dapat dipelajari dan diamati. Salah satu factor yang
mempengaruhi perilaku manusia atau masyarakat adalah tingkat pengetahuan(Donsu,
2019)
Penyebaran virus corona dapat terjadi melalui kontak antara satu individu dengan
individu yang lainnya (Melalui sentuhan, air liur, dll) sehingga banyak Negara di dunia
yang meminta warganya untuk melakukan Social distancing dan bahkan Physical
distancing untuk menghambat Penyebaran Covid-19. Pemerintah Indonesia telah
menetapkan beberapa peraturan baru dalam menangani pandemic Covid-19 ini, antara
lain pembatasan sosial berskala Besar (PSBB) Work from home (WFH), sekolah atau
kuliah secara daring (Dalam Jaringan), larangan mudik, dan memperketat protocol
kesehatan guna mencegah penularan covid-19. Dengan di berlakukannya Work From
Home (WFH) atau sekolah secara daring ini telah disalahgunakan untuk berlibur bahkan
mudik lebih cepat. Selain itu himbauan untuk menerapkan Physical distancing maupun
Social Distancing pun turun dilanggar (Buana, 2020). oleh karna itu upaya yang dapat
dilakukan dalam memberikan pengetahuan terhadap masyarakat luas khususnya pada
4

anak terkait langkah-langkah pencegahan penyebaran Covid-19 dapat dilakukan melalui


edukasi Online. Edukasi Online dapat menunjang proses pembelajaran menjadi salah satu
hal formal dengan menggunakan teknologi (Bower, 2020)
Kehadiran internet tentu dirasakan manfaat dan kegunaannya sejauh digunakan
untuk hal.hal positif. Seiring berkembangnya waktu, pemanfaatan fasilitas internet
digunakan untuk berbagai tujunan pemenuhan kebutuhan. Internet mampu menyediakan
informasi apa saja yang dapat diakses oleh semua orang dengar cara cepat dan mudah.
Media internet yang kemudian menjadi media yang akan memberikan informasi seputar
Covid-19 yang nantinya dapat dijadikan bentuk edukasi pada masyarakat agar selalu
mematuhi protocol kesehatan yang ada.Media sosial telah menjadi salah satu media untuk
edukasi online, dimulai dari banyaknya informasi dan peluang terjadinya interakhi serta
arahan untuk menuju pengembangan informasi ke dalam taudan lain. Hal tersebut
menandakan bahwa selain keterkaitannya sebagai media hiburan, media sosial dapat
dijadikan sebagai alternative sumber jawaban untuk pertanyaan keseharian termasuk info
dan pertanyaan tentang Covid-19 (Sampurno et al, 2020).
Beberapa studi sebelumnya membahas tentang Edukasi pencegahan Covid-19
melalui media sosial Oleh Christian lilo (2020) ditemukan bahwa 94% masyarakat
menggunakan media elektorinik sebagai media untuk mendapatkan informasi. Hal ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan Oleh Aji prasetyo (2020) tentang Media
internet sebagai sarana edukasi pada Anak usia dini tentang Covid-19 yang menunjukkan
bahwa pengguna internet di indonesia dominan untuk mencari berita dan hiburan. Untuk
menciptakan pemanfaatan internet yang berdampak positif sebagai sumber informasi
terkait Covid-19. Pada penelitian yang dilakukan oleh Sabaruddin (2020) tentang
Efektifitas pemberian edukasi secara Online Melalui media video dan Leaflet terhadap
tingkat pengetahuan pencegahan Covid-19 ditemukan bahwa terdapat perbedaan terhadap
pengetahuan sebelum dan setelah di lakukan edukasi secara Online
Berdasarkan uraian diatas, dapat dilihat bahwa betapa pentingnya edukasi
Pencegahan Covid-19 pada Anak untuk mengubah perilaku anak dalam menghadapi New
normal. Media sosial merupakan sarana yang dapat dijadikan sebagai sumber informasi
terkait Covid-19 pada anak. Oleh karna itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
5

tentang “Efektivitas media Online dalam mengubah perilaku anak menghadapi New
normal”
B. Rumusan Masalah
Di Indonesia data tentang angka kejadian Covid-19 ini sudah secara rutin
dilakukan pembaharuan. Namun penetian tentang perilaku penerapan protocol kesehatan
tentang pencegahan perluasan penyebaran penyakit masih kuring. Terlebih lagi gambaran
perilaku masyarakat khususnya pada anak masih terkesan tidak mengindahkan protocol
kesehatan di Masa New normal. Perilaku ini tentu perlu diluruskan, agar penyebaran
infeksi Covid-19 ini tidak semakin meluas. Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk
mengubah perilaku adalah dengan meningkatkan pemahaman melalui edukasi.
Berdasarkan uraian tersebut, maka Rumusan masalah dari penelitian ini adalah
“Efektivitas media online dalam mengubah perilaku anak menghadapi New normal”
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektivan media online dalam
mengubah perilaku anak menghadapi New normal
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Institusi
Sebagai referensi perpustakaan institusi khususnya bagi mahasiswa yang sedang
mengerjakan penugasan tentang Efektivitas media online dalam mengubah perilaku anak
menghadapi New normal
2. Bagi pelayanan Kesehatan
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber rujukan untuk bagian pelayanan
kesehatan Masyarakat dalam Promosi kesehatan khususnya pemberian edukasi
Pencegahan Covid-19 pada anak
3. Bagi peneliti selanjutnya
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengalaman serta
mengembangkan penelitian terkait media edukasi terhadap Efektivitas media online
dalam mengubah perilaku anak menghadapi New normal
4. Bagi Masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan masyarakat terkait
Efektivitas media online dalam mengubah perilaku anak menghadapi New normal
6

BAB II

METHODE PENELITIAN

A. Strategi pencarian Literatur


1. Framework yang digunakan

Pada penelitian ini, desain yang digunakan adalah literature review yaitu

penelitian yang mendeskripsikan (memaparkan) informasi berdasarkan hasil dari

pencarian literature. Pendeskripsian peristiwa dilakukan secara terstruktur dan

terencana. Penelitian ini berisi rangkuman dan pemikiran penulis serta informasi yang

berasal dari pustaka yang dianggap sesuai dengan topik atau permasalahan penelitian.

peneliti menggunakan pencarian literature di beberapa situs/ data base, yaitu :

PubMed, Science Direct, Scopuse, Google Scholar, dengan pertanyaan penelitian


7

terstruktur menggunakan metode strategi PICO. Adapun PICO dalam artikel ini

sebagai berikut :

Tabel 1. Strategi PICO (Population , Intervention, Comparison, Outcome )

Population Anak Usia sekolah


Intervention Edukasi media Online
Comparison Menggunakan intervensi pembanding
Outcome Perubahan perilaku anak dalam Menghadapi new Normal

Pertanyaan penelitian dirumuskan melalui strategi PICO adalah sebagai

berikut : Bagaimana keefektivan media online terhadap perilaku anak dalam

menghadapi New normal

2. Kata kunci dan Strategi Pencarian

Pencarian artikel pada penelitian ini menggunakan Keyword dan Boolean

operator (AND, OR) untuk menyaring atau menspesifikkan artikel yang akan

digunakan, sekaligus mempermudah pencarian artikel. Pada penelitian ini kata

kunci yang digunakan adalah Social Media OR Media Social AND Behavior OR

Attitude AND School- Aged OR Usia sekolah AND New normal . Setelah

dilakukan pengumpulan data dan informasi, semua data dan informasi tersebut

diseleksi kerelevanan dengan masalah yang dikaji. Untuk menyajikan masalah

yang akan dibahas maka artikel yang terkumpul di analisis secara deskriptif

dengan penilaian kualitas artikel menggunakan Critical Appraisal dengan CASP.

1. Database atau Search Hengine yang digunakan

Peneliti menggunakan pencarian literature di beberapa situs/ data base,

yaitu : PubMed, Science Direct, Scopus, Google Scholar, dengan pertanyaan

penelitian terstruktur menggunakan metode strategi PICO.


8

B. Kriteria Inklusi dan Eksklusi

Adapun kriteria inklusi dan eksklusi dalam penelitian ini, antara lain :
Kriteria Inklusi Kriteria Ekslusi
a. Artikel yang terbit dalam kurun a. Artikel yang double publikasi
waktu 2019-2021
b. Artikel Full text yang sesuai dengan
tujuan penelitian yaitu
mengidentifikasi efektivitas media
online dalam mengubah perilaku
anak menghadapi New normal
c. Terdapat ISSN atau DOI atau
Volume
d. Penelitian yang menggunakan
subjek manusia.
e. Bahasa yang digunakan dalam
artikel yaitu bahasa Inggris dan
Bahasa Indonesia.

C. Seleksi studi dan Penilaian Kualitas

1. Hasil Pencarian dan Seleksi studi

Sebanyak 991 artikel yang diidentifikasi dari ke empat pencarian database yaitu

PubMed, Google Scholar, Scien Direct dan Scopus yang telah disaring dengan batasan

publikasi 3 tahun terakhir (2019-2021). Dimana pada situs database PubMed ditemukan

sebanyak 78 artikel, Google Scholar sebanyak 266 artikel, Scien Direct sebanyak 40

artikel dan Scopus sebanyak 607 artikel, Namun, setelah dilakukan screening dari

35.184 artikel didapatkan 3 artikel yang double publikasi juga dari hasil screening judul

dan abstract yang tidak relevan sehingga tersisa 11 artikel yang memiliki kesamaan

dengan topik penelitian ini. Namun setelah dilakukan penilaian kualitas artikel
9

diinklusikan sebanyak artikel yang akan dianalisis oleh peneliti

Bagan pencarian Literatur 1.1

PubMed Google Scholar Sciense direct Scopus


78 266 40 607

Artikel yang diidentifikasi Ekslusi :


Identification
n : 991 a. Artikel yang Double
Publikasi : 3

Hasil screening
Screening
n : 988 Inklusi

a. Artikel yang tidak


sesuai dengan
pertanyaan atau
Sesuai dengan topic tujuan literature : 981
Eliglibility
literature b. Artikel yang tidak full
text : 1
n:7
1
0
No Penulis/tahun Tujuan Sampel Intervensi Hasil
1 How do social media Tujuan penelitian ini 1000 agen (populasi Edukasi pencegahan Peran karakteristik
and individual behaviors adalah untuk tertutup tanpa Covid-19 melalui perilaku agen (yaitu,
affect epidemic mengetahui bagaimana kelahiran, kematian, media sosial ambang tolerandi
transmission and media sosial imigrasi dan risiko т) dalam proses
control? / 2020 mempengaruhi emigrasi). Agen penularan
kesadaran masyarakat didistribusikan secara penyakit.Untuk setiap
tentang resiko infeksi acak dalam 60 x 60 ambang bayas
dan penerapan perilaku tolerandirisiko т,
pencegahan penyakit berbagai kombinasi
selama pandemi sumber informasi
(mis., α, β, γ)
dianggap menilai
bagaimana kedua
factor secara bersama-
sama mempengaruhi
tingkat infeksi totoal.
Hasilnya
menunjukkan bahwa,
ketika agen
berperilaku dengan
cara yang lebih
menghindari risiko
(yaitu, т lebih kecil),
tingkat nfeksi
maksimum dan
minimum menjadi
lebih rendah. Namun
perubahan tingkat
infeksi maksimun
lebih kecil daripada
perubahan tingkat
infeksi minimum.
Misalnya, tingkat
infeksi minimum
berkurang dari 0,87
menjadi 0,02(yaitu
pengurangan total
85%) ketika ambang
toleransi risiko agen т
menurun dari 0,9
menjadi 0,1 sebagai
perbandingan, tingkat
infeksi maksimum
hanya berkurang 31%
(dari 0,95 menjadi
0,64) untk perubahan
yang sama т dengan
kata lain, batas
toleransi resiko agen
peredoksi dari 0,9
menjadi 0,1 berpotensi
menurunkan tingkat
infeksi total sebesar
92%. Ini menunjukkan
bahwa kapan т lebih
besar, kisaran antara
tingkat infeksi
maksimum dan
minimum menjadi
lebih kecil yang
menunjukkan bahwa
peran sumber
informasi yang kurang
signifikan bisa
menyebabkan agen
berperilaku dengan
cara yang lebih bebas
resiko.
2 Exploring How media Untuk mengetahui Sampel yang Tidak ada intevensi Dari hasil bahwa nilai
influence preventive bagaimana media akan digunakan sebanyak rata-rata semua
behavior and Excessive mempengaruhi perilaku 653 responden, kelompok wuhan lebih
preventive intention preventif masyarakat sampel dibagi besar daripada
during the Covid-19 dan niat pencegahan menjadi kelompok kelompok wilayah
pandemic in China / yang berlebihan sesuai. wuhan dan kelompok lain. Terutama pada
2020 wilayah lain untuk niat pencegahan yang
perbandingan multi berlebhan, emosi
kelompok. negative, persepsi
risiko da norma
subjektif. Selain itu,
nilai perilaku preventif
dan norma subyektif
kedua kelompok
tersebut relative
tinggi, hal ini
menunjukkan bahwa
perilaku preventif
yang dievaluasi sendiri
oleh responden telah
dilaksanakan dengan
baik dan pada
saatyang sama
keyakinan mereka
terhadap norma
subjektif cukup kuat
3 Fear of Covid-19 scale- Penelitian ini bertujuan 5.423 Mahasiswa di 8 Tidak ada intervensi Meningkatkan
Associations of its untuk memvalidasi universitas di keterampilan literasi
Scores health literacy ketakutan skala Covid- Vietnam, termasuk kesehatan mahasiswa
and Health- 19 dan memeriksa lima universitas di kedokteran dianggap
relatedbehaviors hubungan skornya utara, satu universitas sebagai pendekatan
medical Student/2020 dengan literasi di pusat, dua strategis untuk
kesehatan dan perilaku universitas di selatan. mengurangi rasa takut
terkait kesehatan di dan meningkatkan
kalangan mahasiswa kesehatan dan
kedokteran kesejahteraan mereka.
Penting bagi
masyarakat, terutama
petugas pelayanan
kesehatan untuk
memiliki
kemungkinan yang
memdai untuk
mengakses,
menganalisis dan
menerapkan informasi
kesehatan selama
pandemic Covid-19
untuk melindungi
kesehatan mereka
sendiri dan orang yag
mereka rawat. Oleh
karna itu, literasi
kesehatan harus dilihat
sebagai elemen kunci
dari tanggung jawab
dan soliditas sosial
dan alat penting bagi
penerima dan
penyedia
informasiuntuk
mengatasi dan
menahan pandemic
saat ini dan potensi
masa depan.
Pendekatan
interdisipliner untuk
meningkatkan literasi
kesehatan lebih
penting sebelum
daripada selama
pandemi
4 Associations between Bertujuan untuk Sebanyak 3.084 Tidak ada intervensi Mahasiswa yang
Covid-19 related digital mengevaluasi hubungan mahasiswa (75,7% menelusuri
health literacy and antara literasi kesehatan perempuan), dengan “Wikipedia dan
Online information- digital terkait dengan usia rata-rata 24,2 eksiklopedia online
seeking behavior among Covid-19 dan perilaku lainnya” lebih sering
Portuguese University pencarian informasi memiliki peluang
Students/2020 online di kalangan lebih rendah utuk
mahasiswa mendapatkan DHL
yang efisien berkenaan
dengan “mengevaluasi
keandalah”
(OR=0,7,95%Cl=
0,6;0,9) dan
“menentukan relevansi
pribadi” dari informasi
yang diperoleh (OR =
0,7, 96% Cl =0,6 :
0,9). Lebih lanjut,
menggunakan media
sosial lebih sering
dikaitkan dengan
penurunan
kemungkinan
mengcapai tingkat
DHL yang efisien
untuk pencarian
informasi online
(OR=0,7, 95% Cl=
0,6:0,9 ) dan untuk
dimensi DHL
mengevaluasi
keandalan nformasi
OR=0,7, 95%
Cl= ).6;0,8). Akhirnya,
mencari lebih sering di
portal kesehatan
dikaitkan dengan
tinghkat efisiensi
“mengevaluasi
keandalan” nformasi
kesehatan online (OR=
1,3, 95% Cl= 1,1; 1,6)
5 Knowledge, attitudes, Bertujuan untuk Masyarakat dengan Tidak ada intervensi Lebih dari 70%
practices and mengkaji kebutuhan usia minimal 18 tahun responden menjawab
information Needs pengetahuan, sikap, dan berdomisili di dengan benar
during the Covid-19 praktik dan informasi Indonesia. pertanyaan terkait
pandemic in Indonesia / tentang covid-19 di gejala umum Covid-
2020 masyarakat indonesia 19, mode penularan
dan tindakan
pencegahan,
sebaliknya hanya
51,3% menjawab
benar tentang gejala
flu biasa yang terdiri
dri hidung tersumbat,
pilek dan bersin lebih
jarang terjadi pada
orang yang terinfeksi
virus covid-19 dan
hanya 40% menjawab
benar tentang virus
covid-19 yang
menyebar melalui
udara. Sebagian besar
responden (95,5%)
setuju bahwa covid-19
dapat dikendalikan.
Sebgian besar (80,8%)
juga yakin indnesia
akan menag melawan
virus ini. Namun,
hanya 48,7%
responden yang setuju
bahwa pemerintah
indonesia menangani
covid-19 dengan baik.
Jawaban atas seberapa
baik pemerintah
menangani covid-19
dikaitkan secara
positifdengan
kelompok usia.
Pengetahuan, sikap
dan praktek saling
terkait satu sama lain.
Orang yang memiliki
pengetahuan yang baik
diharapkan akan
diterjemahkan ke
dalam praktik yang
baik dan tindakan
pencegahan. Hasil
penelitian
menunjukkan adanya
ketidaksesuaian antara
pengetahuan yang
tidak diterjemahkan
menjadi sikap yang
baik dan tindakan
pencegahan-responded
yang memiliki
pengetahuan yang baik
tidak memiliki sikap
yang tepat serta
tindakan pencegahan
terkait covid-19. Hasil
yang berbeda
ditunjukkan oleh
penelitian di iran dan
Bangladesh bahwa
penerjemahan
pengetahuan ke dalam
sikap dan praktik
tampaknya dilakukan
dengan baik.
6 Media internet sebagai Untuk mencegah Anak usia dini Edukasi kesehatan Hasil studi yang
sarana edukasi pada penyebab penularan pencegahan Covid-19 dilakukan oleh
Anak Usia dini tentang covid pada anak dengan TechinAsia (2015)
Covid-19/ 2020 memberikan edukasi menunjukkan bahwa
menggunakan media pengguna internet di
internet Indonesia dominan
mencari berita dan
iburan, bahkan untuk
konten pendidikan
hanya 5% saja. Untuk
menciptakan
pemanfaatan internet
yang berdampak
positif sebagai
informasi definisi
covid-19, gejala
gangguan kesehatan,
cara penularan, cara
pencegahan, criteria
orang yang terpapar,
kategori orang yang
terinfeksi dan cara
menanggulanginya
peran orang tua dan
guru sangatlah penting
karena mereka lah
yang berhadapan
langsung dengan anak-
anak usia dini
dilingkungan keluarga
dan sekolah. Adapun
cara penyampaian
pada anak usia dini
tentang civid-19
diinternet dengan
memanaatkan youtube
dan memanfaatkan
website
7 Covid-19 information Studi ini menilai 511 peserta dengan Tidak ada intervensi Hasil dari survey
seeking on digital media perilaku pencegahan menggunakan survey online (N= 511)
and preventive terhadap tertular cvid-19 online mengungkapkan
behaviors : the mediaton dan menguji jalur bahwa sebagian besar
role of worry / 2020 mediasi yang (>90%) responden
menghubungkan empat sudah sangat sering
jenis konsumsi media atau selalu melakukan
digital (media sosial, perilaku pencegajam
aplikasi jejaring sosial terhadap tertular
seluler [MSN], media covid-19 seperti
berita online dan mencuci tangan lebih
layanan pengukiran teratur dengan sabun
langsung sosial [SLSS]) dan air, menjauhi
ke perilaku pencegahan, tempat keramaian dan
dimediasi oleh memakai masker
kekhawatiran wajah di tempat
umum. Selain itu,
pencarian informasi
covid-19 melalui
empat jenis media
digital menjadi
parameter penting
yang mendorong
masyarakat untk
melakukan perilaku
preventif baik secara
langsung maupun
tidak langsung. Secara
khusus, mencari
informasi terkait
covid-19 di MSN dan
SLSS selama wabah
penyakit menular
dapat menimbulkan
kekhawatiran yang
intens dan pada
gilirannya
meningkatkan perilaku
pencegahan

Anda mungkin juga menyukai