MEDIA EDUKASI YANG EFEKTIF DALAM MENGUBAH PERILAKU ANAK DI MASA PANDEMI COVID-19
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Memasuki tahun 2020, dunia digemparkan oleh wabah virus Corona atau dikenal
dengan sebutan Covid-19. Virus Covid-19 yang merebak di seluruh dunia telah membuat
banyak perubahan pada seluruh organisme di dalam kota,termasuk anak-anak.Meski
disadari bahwa virus corona dapat menginfeksi siapa saja namun beberapa kelompok
orang memiliki tingkat resiko yang lebih tinggi untuk terpapar virus corona hingga bisa
membawa kematian. Berdasarkan data dari American Academy of Pediatric (APP) dan
Children’s Hospital Association America lebih dari 2,93 juta anak di Amerika Serikat
telah terdiagnosa terinfeksi Covid-19 sepanjang pandemic penyakit ini sejak awal 2020
lalu, Menurut data tersebut, Pada tanggal 25 Februari 2021, hampir 3,17 juta anak
dinyatakan positif Covid-19 sejak awal pandemic. Lebih dari 64.000 kasus Covid-19
anak baru dilaporkan minggu lalu, Jumlah kumulatif kasus Covid-19 anak sebanyak
3.168.274 total kasus Covid-19 anak yang dilaporkan, dan anak-anak mewakili 13,1%
dari semua kasus. Tercatat pada tanggal 10 Agustus 2020 kasus anak di Indonesia yang
terinfeksi Covid-19 sudah mencapai 3.928 anak dan meninggal sebanyak 59 anak yang
merupakan kasus tertinggi di Asia. Data kasus positif Covid-19 pada anak usia 0-5 tahun
sebanya 2,5% dan usia 6-18 tahun sebanyak 7,6% . Data World Health Organization
(WHO) juga menunjukkan bahwa Indonesia menduduki peringkat pertama kasus virus
corona di ASEAN. Bahkan tingkat kematian anak-anak akibat Covid-19 di Indonesia
juga tertinggi se-Asia Pasifik. (WHO,2020) Di Sulawesi Selatan, presentasi umur suspek
kasus Covid pada anak berusia 10-20 tahun sebanyak 1.328 kasus (sulselprov tanggap
covid-19 2021). Terdapat beberapa provinsi di Indonesia yang memiliki angka kematian
tertinggi akibat virus Corona pada anak dengan rentang usia di antaranya pada anak Usia
0-2 tahun di Sulawesi utara (6,78%), Nusa tenggara barat (4,72%). Nussa tenggara timur
(4,35%). Sedangkan pada usia 3-6 tahun di Jawa timur (4,6%), Riau (0,73%), Kepulauan
Riau (0,72%). Usia 7-12 tahun di jawa timur (4,6%), Gorontalo (1,49%), Sulawesi tengah
(1,47%) Usia 13-15 tahun di Jawa timur (4,96%), Gorontalo (2,08%), Nusa tenggara
2
barat (0,85%). Usia 16-18 tahun di Jawa timur (4,62%), Gorontalo (1,64%), Aceh (1,53).
(Data Satgas penanganan Covid-19) Sedangkan di Sulawesi selatan terhitung pada
tanggal 6 September 2020 sekitar 7,2% anak dengan usia 6-13 tahun positif covid-19.
2,6% pada Usia 0-5 Tahun (Data Satgas Penanganan Covid-19 Indonesia)
Pada anak-anak, Covid-19 yang menginfeksi hanya menunjukkan gejala infeksi
virus musiman seperti flu, batuk dan demam sehingga sering diabaikan oleh orangtua.
Padahal, gejala tersebut merupakan ancaman dalam lingkup sosial yang paling kecil
dalam penebaran Covid-19 dalam lingkup sosial yang paling kecil (Yang, Liu, Li &
Zhao, 2020). Jika infeksi terhadap anak-anak sudah terjadi, maka akan menjadi pembuka
jalan paparan virus bagi lingkup komunitas yang lebih luas.Penyebab penularan Covid-19
ini pada anak ialah kurangnya pengetahuan terhadap bahaya Covid-19 tersebut,
bagaimana yang harus dilakukan untuk mencegah terjangkit atau menularkan ke orang
sekitar. Dengan keadaan yang masih awam seperti inilah peningkatan pengetahuan
Covid-19 pada anak usia dini sangat diperlukan.Saat ini, respon masyarakat khususnya
pada anak untuk berpartisipasi aktif dalam pencegahan penyebaran Covid-19 dengan
mematuhi himbauan pemerintah untuk menjalankan protocol kesehatan belum cukup
Optimal (Buana, 2020). Masih banyak yang masih lalai dalam memperhatikan protocol
kesehatan terlebih di Era New noramal ini. Sehingga diperlukan sosialisasi dan edukasi
untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya memperhatikan
protocol kesehatan dalam melaksanakan aktivitas.
Sosialisasi dan edukasi merupakan kunci utama keberhasilan penanganan
penyebaran Covid-19. Sosialisasi dan edukasi tentang Covid-19 sering diberikan oleh
pemerintah. Namun, edukasi dan sosialisasi ini masih belum berjalan optimal di beberapa
daerah.Perawat sebagai komponen kesehatan juga berperan penting sebagai edukator.
Tindakan preventif seperti pemberian edukasi dibutuhkan untuk menyadarkan
masyarakat akan pentingnya menerapkan dan mematuhi protocol kesehatan agar tidak
tertular penyakit ini. Virus corona dapat dengan mudah menyebar dan menginfeksi
siapapun tanpa pandang usia. Upaya pemutusan rantai penyebaran covid-19 memerlukan
pemahaman dan pengetahuan yang baik dari seluruh elemen termasuk masyarakat.
Pengetahuan tentang penyakit covid-19 merupakan hal yang sangat oenting agar tidak
menimbulkan peningkatan jumlah kasus penyakit Covid-19. Pengetahuan pasien covid-
3
19 dapat diartikan sebagai hasil tahu dari pasien mengenai penyakitnya memahami
penyakitnya, cara pencegahan, pengobatan dan komplikasinya (Mona, 2020)
Pengetahuan adalah suatu hasil dari rasa ingin tahu melalui proses sensoris,
terutama pada mata dan telinga tehadap objek tertentu ( Dosnu, 2019). Pengetahuan juga
merupakan domain terpenting dalam terbentuknya perilaku (Donsu, 2019). Salah satu
cara untuk meningkatkan pengetahuan adalah Melalui edukasi. Edukasi pada umumnya
menggunakan metode ceramah, agar materi edukasidapat diterima semaksimal mungkin
diperlukan suatu alat bantu mengajar. Video adalah alat bantu atau media edukasi yang
dapat menunjukan kembali gerakan-gerakan, pesan-pesan dengan menggunakan efek
tertentu sehingga dapat memperkokoh proses pembelajaran dan dapat menarik perhatian
penonton. Selain metode ceramah, terdapat metode penyebaran leaflet yang dapat
digunakan untuk edukasi. Leaflet merupakan media berbentuk selembaran kertas yang
diberi gambar dan tulisan (Aba L, 2020). Selain pengetahuan dari masyarakat,
pengetahuan sikap dan tindakan dari tokoh masyarakat atau pemerintah mampu
menggambarkan perilaku mereka mendorong masyarakat dalam upaya pencegahan
(Donsu, 2019) . Sehingga mampu berperilaku dengan baik. Perilaku adalah sebagian
tindakan seseorang yang dapat dipelajari dan diamati. Salah satu factor yang
mempengaruhi perilaku manusia atau masyarakat adalah tingkat pengetahuan(Donsu,
2019)
Penyebaran virus corona dapat terjadi melalui kontak antara satu individu dengan
individu yang lainnya (Melalui sentuhan, air liur, dll) sehingga banyak Negara di dunia
yang meminta warganya untuk melakukan Social distancing dan bahkan Physical
distancing untuk menghambat Penyebaran Covid-19. Pemerintah Indonesia telah
menetapkan beberapa peraturan baru dalam menangani pandemic Covid-19 ini, antara
lain pembatasan sosial berskala Besar (PSBB) Work from home (WFH), sekolah atau
kuliah secara daring (Dalam Jaringan), larangan mudik, dan memperketat protocol
kesehatan guna mencegah penularan covid-19. Dengan di berlakukannya Work From
Home (WFH) atau sekolah secara daring ini telah disalahgunakan untuk berlibur bahkan
mudik lebih cepat. Selain itu himbauan untuk menerapkan Physical distancing maupun
Social Distancing pun turun dilanggar (Buana, 2020). oleh karna itu upaya yang dapat
dilakukan dalam memberikan pengetahuan terhadap masyarakat luas khususnya pada
4
tentang “Efektivitas media Online dalam mengubah perilaku anak menghadapi New
normal”
B. Rumusan Masalah
Di Indonesia data tentang angka kejadian Covid-19 ini sudah secara rutin
dilakukan pembaharuan. Namun penetian tentang perilaku penerapan protocol kesehatan
tentang pencegahan perluasan penyebaran penyakit masih kuring. Terlebih lagi gambaran
perilaku masyarakat khususnya pada anak masih terkesan tidak mengindahkan protocol
kesehatan di Masa New normal. Perilaku ini tentu perlu diluruskan, agar penyebaran
infeksi Covid-19 ini tidak semakin meluas. Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk
mengubah perilaku adalah dengan meningkatkan pemahaman melalui edukasi.
Berdasarkan uraian tersebut, maka Rumusan masalah dari penelitian ini adalah
“Efektivitas media online dalam mengubah perilaku anak menghadapi New normal”
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektivan media online dalam
mengubah perilaku anak menghadapi New normal
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Institusi
Sebagai referensi perpustakaan institusi khususnya bagi mahasiswa yang sedang
mengerjakan penugasan tentang Efektivitas media online dalam mengubah perilaku anak
menghadapi New normal
2. Bagi pelayanan Kesehatan
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber rujukan untuk bagian pelayanan
kesehatan Masyarakat dalam Promosi kesehatan khususnya pemberian edukasi
Pencegahan Covid-19 pada anak
3. Bagi peneliti selanjutnya
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengalaman serta
mengembangkan penelitian terkait media edukasi terhadap Efektivitas media online
dalam mengubah perilaku anak menghadapi New normal
4. Bagi Masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan masyarakat terkait
Efektivitas media online dalam mengubah perilaku anak menghadapi New normal
6
BAB II
METHODE PENELITIAN
Pada penelitian ini, desain yang digunakan adalah literature review yaitu
terencana. Penelitian ini berisi rangkuman dan pemikiran penulis serta informasi yang
berasal dari pustaka yang dianggap sesuai dengan topik atau permasalahan penelitian.
terstruktur menggunakan metode strategi PICO. Adapun PICO dalam artikel ini
sebagai berikut :
operator (AND, OR) untuk menyaring atau menspesifikkan artikel yang akan
kunci yang digunakan adalah Social Media OR Media Social AND Behavior OR
Attitude AND School- Aged OR Usia sekolah AND New normal . Setelah
dilakukan pengumpulan data dan informasi, semua data dan informasi tersebut
yang akan dibahas maka artikel yang terkumpul di analisis secara deskriptif
Adapun kriteria inklusi dan eksklusi dalam penelitian ini, antara lain :
Kriteria Inklusi Kriteria Ekslusi
a. Artikel yang terbit dalam kurun a. Artikel yang double publikasi
waktu 2019-2021
b. Artikel Full text yang sesuai dengan
tujuan penelitian yaitu
mengidentifikasi efektivitas media
online dalam mengubah perilaku
anak menghadapi New normal
c. Terdapat ISSN atau DOI atau
Volume
d. Penelitian yang menggunakan
subjek manusia.
e. Bahasa yang digunakan dalam
artikel yaitu bahasa Inggris dan
Bahasa Indonesia.
Sebanyak 991 artikel yang diidentifikasi dari ke empat pencarian database yaitu
PubMed, Google Scholar, Scien Direct dan Scopus yang telah disaring dengan batasan
publikasi 3 tahun terakhir (2019-2021). Dimana pada situs database PubMed ditemukan
sebanyak 78 artikel, Google Scholar sebanyak 266 artikel, Scien Direct sebanyak 40
artikel dan Scopus sebanyak 607 artikel, Namun, setelah dilakukan screening dari
35.184 artikel didapatkan 3 artikel yang double publikasi juga dari hasil screening judul
dan abstract yang tidak relevan sehingga tersisa 11 artikel yang memiliki kesamaan
dengan topik penelitian ini. Namun setelah dilakukan penilaian kualitas artikel
9
Hasil screening
Screening
n : 988 Inklusi