OLEH :
KELAS IIIC
POLTEKKES KEMENKES
MAKASSAR JURUSAN
KEPERAWATAN
BAB I
KONSEP MEDIS
A. DEFINISI
Fraktur femur adalah diskontinuitas atau hilangnya struktur dari tulang femur
(Mansjoer, 2000). Sedangkan menurut Sjamsuhidajat & Jong (2005) fraktur
femur adalah fraktur tulang pada tulang femur yang disebabkan oleh
benturan atau trauma langsung maupun tidak langsung. Fraktur femur juga
didefinisikan sebagai hilangnya diskontinuitas tulang paha, kondisi fraktur
femur bisa berupa fraktur femur terbuka yang disertai adanya kerusakan
jaringan lunak dan fraktur femur tertutup yang dapat disebabkan oleh trauma
langsung pada paha.
B. ETIOLOGI
Fraktur dapat terjadi karena tekanan yang normal bila tulang tersebut
lunak (misalnya oleh tumor) atau tulang-tulang sangat rapuh.
Terjadi karena adanya spasme otot tekanan dari patahan tulang atau
kerusakan jaringan sekitarnya
2. Bengkak
Bengkak muncul dikarenakan cairan serosa yang terlokalisir pada daerah
fraktur dan ekstravasi daerah jaringan sekitarnya
3. Memar
Terjadi karena adanya ekstravasi jaringan sekitar femur
4. Spasme otot
Merupakan kontraksi involunter yang terjadi disertai fraktur
5. Gangguan fungsi
Terjadi karena ketidakstabilan tulang ya ng fraktur, nyeri atau spasme
otot, paralisis dapat terjadi karena kerusakan saraf
6. Mobilisasi abnormal
D. PATOFISIOLOGI
Fraktur dibagi menjadi fraktur terbuka dan fraktur tertutup. Tertutup bila
tidak terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar. Sedangkan
fraktur terbuka bila terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia
luar oleh karena perlukaan di kulit. Sewaktu tulang patah perdarahan
biasanya terjadi di sekitar tempat patah ke dalam jaringan lunak sekitar
tulang tersebut,
jaringan lunak juga biasanya mengalami kerusakan. Reaksi perdarahan
biasanya timbul hebat setelah fraktur, sel-sel darah putih dan sel anast
berakumulasi menyebabkan peningkatan aliran darah ke tempat tersebut
aktivitas osteoblast terangsang dan terbentuk tulang baru amatur yang disebut
callus.
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1) Pemeriksaan rontgen : menentukan lokasi/luasnya fraktur/trauma
F. KOMPLIKASI
1. Syok
Setelah terjadi fraktur panjang atau pelvis, fraktur multiple atau cedera
remuk dapat terjadi emboli lemak, khususnya pada pria dewasa muda 20-
30 tahun. Pada saat terjadi fraktur globula lemak dapat termasuk ke dalam
darah karena sumsum tulang lebih tinggi dari tekanan kapiler.
3. Sindrom kompartemen
G. PENATALAKSANAAN
Tindakan pertolongan awal pada penderita fraktur :
1) Kenali ciri awal patah tulang memperhatikan riwayat trauma yang terjadi
karena benturan, terjaatuh atau tertimpa benda keras yang menjadi alasan
kuat pasien mengalami fraktur
2) Jika ditemukan luka yang terbuka, bersihkan dengan antiseptik dan
1) Rekognisis / pengenalan
3) OREF
AB II
A. Pre Operasi
N : 101/i
S : 37 C
P : 28x/i
4. Pernafasan : Spontan
5. Surat izin operasi : Ada
6. Pretase : Tidak ada
7. Perhiasan : Tidak ada
8. Folley kateter : Tidak ada
9. Persiapan kulit/cukur : Tidak ada
10. Huknah : Tidak ada
11. Lama puasa : 00.00 – 08.00
12. Hasil laboratorium
Jumlah perdarahan : 150 cc
Instrumen lengkap : Ya
Jaringan PA : Ada
Keseimbangan cairan
o Cairan masuk : 1000 cc
o Cairan keluar : 150 cc
o Jumlah total cairan : 850 cc
o Balance cairan : 500 cc
C. Post Operasi
1. Masuk recovery room jam : 09.55
2. Tanda – tanda vital :
3. Keadaan umum
Kesadaran : Apatis
Pernafasan : Nasal kanul
Sirkulasi : Merah muda
Tugor kulit : Elastis
Mukosa mulut : Kering
Ekstremitas : Dingin
Posisi : Terlentang
Perdarahan : Tidak ada
Cairan drain : Tidak ada
Keadaan emosi : Tenang
D. Analisa data
Media kuman ke
jaringan
Resiko infeksi
3DS : Proses pembedahan Resiko
DO : perdarahan
- Klien menjalani
pembedahanpada
femur dextra
- Klien dalam keadaan tidak sadar karena anestesi
E. Diagnosa keperawatan
F. Intervensi
kereta pasien
maupun meja operasi
pada waktu
Resiko infeksi b/d memindahkan S:-
prosedur invasif pasien O : klien terpasang infus
1) , terdapat bekas luka
Mempertahanka jahitan di femur dextra
n APD A : masalah belum
2) Melakukan teratasi
scrubbing 3) P : lanjutkan intervensi
Melakukan gowning 4) Anjurkan klien untuk
Melakukan aseptik
menjaga kebersihan
area operasi
5) Melakukan gloving
6) Melakukan dropping
7) Mempertahankan
prinsip steril daerah luka
Resiko perdarah
1) Melindungi S:-
b/d prosedur
sekitar kulit dan O : tidak ada perdarahan
pembedahan
anatomi yang , intake output cairan
sesuai seperti balance
penggunaan kassa A : masalah teratasi
untuk P : lanjutkan intervensi
meminimalisir Beri cairan jika terjadi
perdarahan perdarahan/dehidrasi.
2) Memantau
pemasukan dan
pengeluaran cairan
selama prosedur
3) Memastikan
keamanan elektrikal
dan alat-alat yang
digunakaan selama
prosedur