Anda di halaman 1dari 11

A.

LAPORAN PENDAHULUAN
1. Definisi
Menurut (Cooper, 1999) dalam (Syamsiah & Muslihat, 2015)
Abdominal pain merupakan gejala utama dari acute abdomen yang terjadi
secara tiba-tiba dan tidak spesifik. Akut abdomen merupakan istilah yang
digunakan untuk gejala-gejala dan tanda-tanda dari nyeri abdomen dan
nyeri tekan yang tidak spesifik tetapi sering terdapat pada penderita
dengan keadaan intraabdominal akut yang berbahaya.
Nyeri abdomen merupakan sensasi subjektif tidak menyenanngkan
yang terasa disetiap regio abdomen. Nyeri abdomen ada dua yaitu, nyeri
abdomen akut dan nyeri abdomen kronis.
Nyeri perut adalah nyeri yang dirasakan di antara dada dan region
inguinalis. Nyeri perut bukanlah suatu diagnosis, tapi merupakan gejala
dari suatu penyakit. Nyeri akut abdomen didefinisikan sebagai serangan
nyeri perut berat dan persisten, yang terjadi tiba-tiba serta membutuhkan
tindakan bedah untuk mengatasi penyebabnya. Appley mendefinisikan
sakit perut berulang sebagai serangan sakit perut yang berlangsung
minimal 3 kali selama paling sedikit 3 bulan dalam kurun waktu 1 tahun
terakhir dan mengganggu aktivitas sehari-hari.
2. Etiologi
Terjadinya nyeri abdomen karena adanya perangsangan reseptor
nyeri abdominal oleh sejumlah stimulant mekanik maupun kimiawi
(Permana & MARS, 2020)
a. Stimulus mekanik pada nyeri abdomen akut
1) Regangan sebagai stimulant utama
2) Pembengkakan
3) Kontraksi
4) Kompresi
5) Penarikan
6) Pemutaran atau puntiran
b. Mekanisme penyebab nyeri abdomen akut
1) Iskemia
a) Kegagalan jaringan memperoleh oksi generasi adekuat
b) Misalnya ada usus dan jaringan sekitarnya
2) Distensi organ atau struktur disekitarnya
3) Implitasi atau iritasi lapisan peritoneal karena substansi
kimiawi atau infeksius
4) Regangan mekanik pada jaringan
c. Kemungkinan etiologi nyeri abdomen menurut usia
1) Anak-anak dan dewasa muda
a) Gastroenteritis
b) Apendisitis akut
c) Trauma abdomen
2) Orang dewasa, paruh baya, dan lansia
a) Gangguan empedu
b) Obstruksi usus
c) Diverkulitis
d) Apendisitis
d. Kemungkinan etiologi nyeri abdomen menurut jenis kelamin
Sekitar 12% kasus pada perempuan disebabkan gangguan patologik
pelvik.
3. Patolodiagram
a. Patofisiologi
1) Teori pemisahan (Specificity theory)
Rangsangan nyeri masuk ke medulla spinalis (spinal
card) melalui karnu dorsalis yang bersinapsis dari daerah
posterior, kemudian naik ke tractus lissur dan menyilang dari
garis median ke garis/ ke sisi lainnya dan berakhir dari
korteks sensoris tempat rangsangan nyeri tersebut diteruskan.
2) Teori pola (Pathern theory)
Rangsangan nyeri masuk melalui akar ganglion dorsal
ke medulla spinalis dan merangsang sel T. Hal ini
mengakibatkan suatu reson yang merangsang ke bagian yang
lebih tinggi yaitu korteks serebri serta kontraksi menimbulkan
persepsi dan otot berkontraksi sehingga menimbulkan nyeri.
3) Teori pengendalian gerbang (Gate control theory)
Nyeri tergantung dari kerja saraf besar dan kecil yang
keduanya berada dalam akar ganglion dorsalis. Rangsangan
pada serabut saraf besar akan mengakibatkan aktivitas
substansia gelatinosa yang mengakibatkan tutupnya pintu
mekanisme sehingga aktivitas sel T terhambat dan
menyebabkan hantaran rangsangan akut terhambat.
Rangsangan saraf besar dapat langsung merangsang
korteks serebri. Hasil persepsi ini akan dikembalikan dalam
medula spinalis melaui serat eferen dan reaksinya
mempengaruhi aktivitas sel T. Rangsangan pada serat kecil
akan menghambat aktivitas substansia gelatinosa dan
membuka pintu mekanisme, sehingga merangsang aktivitas
sel T yang selanjutnya akan menghantarkan rangsangan nyeri.
4) Teori transmisi dan inhibisi
Adanya stimulus pada nociceptor memulai transmisi
impuls-impuls saraf, sehingga transmisi impuls nyeri menjadi
efektif oleh impuls-impuls saraf. Pada serabut-serabut besar
yang memblok impuls-impuls lamban dan endogen opials
system supresif.
b. Penyimpangan KDM (Pathway)

Abdominal Pain

Intasi Mukosa Adanya nyeri pada


Lambung abdomen Intoleransi
Aktifitas

Peradangan Gangguan Poala


mukosa lambung Tidur

Nyeri Akut

4. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinik menurut (Tanto, 2014) dalam(Oktaviani, 2019)yaitu :
a. Nyeri abdomen
b. Mual muntah
c. Tidak nafsu makan
d. Lidah dan mukosa bibir kering
e. Turgor kulit tidak elastis
f. Urine sedikit dan pekat
g. Lemah dan kelelahan
5. Pemeriksaan Diagnostik
a. DPL : Leukositosis, penyakit infeksi/inflamasi, anemia, keganasan
tersembunyi, PUD
b. LFT : biasanya abnormal pada kolangitis, dapat abnormal
kolesestitis akut
c. Amylase : Kadar serum >3x batas atas kisaran normal

d. ᵦ HCG ( serum) : Kehamilan ektopik ( kadar ᵦ HCG dalam serum


lebih akurat daripada dalam urine)
e. Gas darah arteri
f. urine versi tengah ( MSU ) : infeksi saluran kemih (nitrit ++, darah
protein), batu ginjal (darah ++)
g. EKG : Infark Miokard
h. Rontgen thoraks ; vikus perforasi (udara Bebas)
i. Rongent Abdomen
 Usus iskemik (dilatasi, usus yang edema dan menebal)
 Pangkreatitis 9pelebaran jejenum bagian atas)
 Kolangitis (udara dalam cabang bilier)
 Colitis Akut (kolon mengalami dlatasi, edema dan gambaran
menghilang)
 Obstruksi akut (usus mengalami dilatasi)
 Batu ginjal
j. Ultrasonografi
Abses intraabdomen, kolesistitis, kelainan ovarium, trauma, dan
infeksi ginjal
k. EGD : PUD, gastritis
l. CT Scan : merupakan pemeriksaan penunjang pilihan
m. IVU (urografi intravena) : batu Ginjal, Obstruksi Saluran Ginjal.
(Permana & MARS, 2020)
6. Penatalaksanaan Medis
Pemberian analgesic
Obat golongan analgesik akan merubah persepsi dan interprestasi
nyeri dengan jalan mendpresi sistem saraf pusat pada thalamus dan korteks
serebri. Analgesik akan lebih efektif diberikan sebelum pasien merasakan
nyeri yang berat dibandingkan setelah mengeluh nyeri. Contoh obat
analgesik yani asam salisilat (non narkotik), morphin (narkotik), dll.
B. KONSEP TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Biodata klien, meliputi Nama, Umur, Jenis Kelamin, Alamat,
Pendidikan, Pekerjaan, Nomor Registrasi, Status Perkawinan,
Agama Dan Tanggal Masuk Rumah Sakit.
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan utama yang di rasakan klien saat ini
2) Riwayat kesehatan sekarang
3) Riwayat kesehatan massa lalu
4) Riwayat kesehatan keluarga
c. Riwayat Psiko – Sosial – Spiritual
d. Pemeriksaan Fisik,pada pemeriksaan fisik perlu diperhatikan
keadaan umum, wajah, denyut nadi pernafasan, suhu badan dan
sikap baring.
2. Diagnosa Keperawatan

a. Hipertermia b/d peningkatan suhu tubuh

b. Nyeri Akut b.d Agen cedera fisiologis


3. Rencana Asuhan Keperawatan
No Diagnosa Rencana Keperawatan
Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
1. Nyeri Akut Tingkat Nyeri : Manajemen nyeri
Setelah dilakukan perawatan Observasi
selama 1x24 jam diharapkan 1. Identifikasi lokasi ,
nyeri berkurang dengan karakteristik, durasi
kriteria hasil : frekuensi, kualitas nyeri
a. Keluhan nyeri menurun 2. Identifikasi skala nyeri
b. Meringis menurun Terapeutik
c. Kemampuan 3. Berikan tehnik non
menuntaskan aktivitas farmakologis untuk
meningkat mengurangi rasa nyeri
d. Frekuensi nadi membaik 4. Fasilitasi istirahat dan
tidur
Edukasi
5. Ajarkan tehnik
nonfarmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
analgetik
2. Gangguan pola Pola Tidur Dukungan Tidur :
tidur Setelah dilakukan perawatan Observasi
diharapkan pola tidur 1. Identifikasi factor
membaik dengan Kriteria pengganggu tidur
hasil 2. Identifikasi pola aktivitas
dan tidur
1. Keluhan sulit tidur Terapeutik
menurun 3. Modifikasi lingkungan
2. Keluhan pola tidur 4. Lakukan prosedur untuk
berubah menurun meningkatkan
3. Kemampuan kenyamanan
beraktivitas Edukasi
meningkat Jelaskan pentingnya cukup
tidur selama sakit
3. Intoleransi Tingkat ansietas Manajemen Energi
Aktivitas Setelah dilakukan Observasi
perawatan diharapkan 1. Identifikasi gangguan
toleransi aktivitas fungsi tubuh yang
Meningkat dengan mengakibatkan
Kriteria Hasil : kelelahan
a. Frekuensi nadi 2. Monitor lokasi dan
meningkat ketidaknyaman selama
b. Kemudahan dalam melakukan aktivitas
melakukan aktivitas Terapeutik
sehari-sehari 3. Sediakan lingkungan
meningkat nyaman dan rendah
c. Keluhan lelah menurun stimulus
d. Perasaan lemah 4. Berikan aktivitas
menurun distraksi yang
e. Frekuensi nafas menenangkan
membaik Edukasi
5. Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
6. Kolaborasi dengan ahli
gizi tentang cara
meningkatkan asupan
makanan

4. Implementasi
Pelaksanaan adalah tahap pelaksananan terhadap rencana tindakan
keperawatan yang telah ditetapkan untuk perawat bersama pasien.
Implementasi dilaksanakan sesuai dengan rencana setelah dilakukan
validasi, disamping itu juga dibutuhkan ketrampilan interpersonal,
intelektual, teknikal yang dilakukan dengan cermat dan efisien pada
situasi yang tepat dengan selalu memperhatikan keamanan fisik dan
psikologis. Setelah selesai implementasi, dilakukan dokumentasi yang
meliputi intervensi yang sudah dilakukan dan bagaimana respon pasien.
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap terakhir dari proses keperawatan.
Kegiatan evaluasi ini adalah membandingkan hasil yang telah dicapai
setelah implementasi keperawatan dengan tujuan yang diharapkan dalam
perencanaan. Bentuk evaluasinya antara lain terjadi peningkatan mobilitas
fisik, peningkatan koping individu, serta mampu melakukan aktivitas
sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Grace, P. A., & Borley, N. R. (2006). At al Glance Ilmu Bedah Edisi Ketiga. Jakarta:
Erlangga.
Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis dan Nanda NIC-NOC. Jogjakarta: MediAction.
Oktaviani, M. D. (2019). Asuhan Keperawatan Dengan Abdominal pain Di Ruang
Bougenville 3 RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus.
Permana, L. W., & MARS. (2020). Buku Ajar Kedikteran:Nyeri Abdomen Akut.
PPNI, T. P. (2017). Standar diagnosa keperawatan indonesia. jakarta selatan: DPP
PPNI.
PPNI, T. p. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. jakarta selatan: DPP
PPNI .
Syamsiah, N., & Muslihat, E. (2015). Pengaruh Terapi Relaksasi Autogenik Terhadap
Tingkat Nyeri Akut PadaPasien Abdominal Pain Di IGD RSUD Karawang
2014. Jurnal Ilmu Keperawatan Volume III, No. 1, April 2015, 11-12.

Anda mungkin juga menyukai