DISPEPSIA
Disusun oleh:
KELOMPOK 1
RAFIKA OTAY 14420231033
RANI ASTUTI 14420231029
NURJANNA ADIL WAEL 14420231044
SITTI MAWADDAH NURSIN 14420231045
RIA INDRIANI SUKRI 14420231042
ALAN YUSUF 14420231038
ANAFITRIYUNI MABILAKA 14420231036
CI LAHAN CI INSTITUSI
( ) ( )
Kelaianan
mukosa lambung
Lambung kosong
berkurang
Produksi HCL
Mengikis
dinding
DISPEPSIA
Mual NYERI
EPIGASTRUM
Asam pada mulut Mual Disvusi pada
lambung
NAUSEA Kembung
Kurang minat
makan
RESIKO
DEFISIT
NUTRISI
5. Manifestasi Klinis
Rasa penuh, cepat kenyang, kembung setelah makan, mual muntah, sering
bersendawa, tidak nafsu makan, nyeri ulu hatii dan dada atau regurgitas asam
lambung ke mulut. Gejala dispepsia akut dan kronis berdasarkan jangka waktu tiga
bulan meliput: rasa sakit dan tidak enak di ulu hati, perih, mual, berlangsung lama
dan sering kambuh dan disertai dengan ansietas dan depresi (Purnamasari, 2017).
6. Komplikasi
Penderita sindrom dispepsia selama bertahun-tahun dapat memicu adanya
komplikasi yang tidak ringan. Komplikasi yang dapat terjadi antara lain, pendarahan,
kanker lambung, muntah darah dan terjadinya ulkus peptikus (Purnamasari, 2017).
7. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang dilakukan untuk menyingkirkan adanya kelainan organik,
pemeriksaan untuk dispepsia terbagi pada beberapa bagian yaitu :
a. Pemeriksaan laboratorium
Biasanya meliputi hitung jenis sel darah yang lengkap dan pemeriksaan darah
dalam tinja, dan urin. Jika ditemukan leukosit dosis berarti tanda-tanda infeksi.
Jika tampak cair berlendir atau banyak mengandung lemak pada pemeriksaan
tinja kemungkinan menderita malabsorpsi.
b. Endoskopi
Biasa digunakan untuk mendapatkan contoh jaringan dari lapisan lambung
melalui tindakan biopsi. Pemeriksaan nantinya di bahwa mikroskop untuk
mengetahui apakah lambung terinfeksi Helicobacter Pylori. Endoskopi
merupakan pemeriksaan bakuemas, selain sebagai diagnostik sekaligus terapeutik.
c. Pemeriksaan penunjang lainnya seperti foto polos abdomen, serologi H. Pylori,
urea breath test, dan lain-lain dilakukan atas dasar indikasi.
d. Ultrasonografi (USG)
USG (Ultrasonografi) merupakan diagnostik yang tidak invasif, akhir-akhir ini
makin banyak dimanfaatkan untuk membantu menentukan diagnostik dari suatu
penyakit.
8. Penatalaksanaan
Pengobatan yaitu bila ditemukan penyebabnya, dokter akan mengobati gejala-
gejalanya. Antasid atau penghambat H2 seperti cimetidine, ranitidine atau famotidine
dapat dicoba untuk jangka waktu singkat. Jika orang tersebut terinfeksi helicobacter
pylori dilapisan lambungnya, maka biasanya diberikan bismuth subsalisilate dan
antibiotik seperti amoxicillin atau metronidazole (Dewi & Indah, 2019).
B. KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Menurut Rohmah & Walid (2019) pengkajian adalah proses melakukan pemeriksaan
atau penyelidikan oleh seorang perawat untuk mempelajari kondisi pasien sebagai
langkah awal yang akan dijadikan pengambilan keputusan klinik keperawatan. Oleh
karena itu pengkajian harus dilakukan dengan teliti dan cermat sehingga seluruh
kebutuhan keperawatan dapat terindentifikasi. Pada pasien dispepsia pengkajian
meliputi :
a. Identitas pasien
Nama, umur, jenis kelamin, alamat, agama, pendidikan, pekerjaan, agama,
suku/bangsa, status pernikahan.
b. Identitas penanggung jawab
Nama, umur, jenis kelamin, alamat, agama, pendidikan, pekerjaan, agama,
suku/bangsa, status pernikahan, hubungan dengan pasien.
c. Riwayat kesehatan
a) Keluhan utama
Biasanya pada kasus dyspepsia keluhan utama yang dirasakan adalah nyeri
epigastrium.
b) Riwayat keluhan utama
Nyeri/pedih pada epigastrium disamping atas dan bagian samping dada depan
epigastrium, mual, muntah dan tidak nafsu makan, kembung, rasa kenyang.
c) Riwayat kesehatan masa lalu
Sering nyeri pada daerah epigastrium, adanya stress psikologis, riwayat
minum-minuman beralkohol.
d) Riwayat kesehatan keluarga
Adakah anggota keluarga yang lain juga pernah menderita penyakit saluran
pencernaan.
d. Pola fungsi kesehatan
a) Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Hal yang perlu dikaji yaitu kebersihan lingkungan, riwayat perokok.
b) Pola nutrisi
Biasanya muncul anoreksi, mual dan muntah karena peningkatan rangsangan
gaster sebagai dampak peningkatan toksik mikroorganisme
c) Pola eliminasi
Penderita sering mengalami penurunan produksi urin akibat perpindahan
cairan evaporasi karena demam
d) Pola istirahat/tidur
Penderita sering mengalami gangguan istirahat dan tidur karena adanya mual
dan muntah
e) Pola aktivitas dan latihan
Aktivitas dan latihan klien akan menurun karena adanya kelemahan fisik
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (inflamasi)
b. Nausea berhubungan dengan iritasi pada lambung
c. Risiko defisit nutrisi dibuktikan dengan faktor psikologis
3. Intervensi Keperawatan
NO DIAGNOSA LUARAN INTERVENSI
KEPERAWATAN KEPERAWATAN KEPERAWATAN
(SLKI) (SIKI)
1 Kategori : fisiologis L.08066 I. 08238
Subkategori : nyeri dan Setelah dilakukan Manajemen nyeri
kenyamanan Tindakan keperawatan Observasi
selama 3 x 24 jam Identifikasi lokasi,
diharapkan tingkat karakteristik, durasi,
nyeri menurun dengan frekuensi, kualitas, intensitas
kriteria hasil : nyeri
1. Keluhan nyeri Identifikasi skala nyeri
menurun Identifikasi respon nyeri
2. Meringis menurun non verbal
3. Sikap protektif Identifikasi factor yang
menurun memperberat dan
4. Kesulitan tidur memperingan nyeri
menurun Terapeutik
5. Frekuensi nadi - Berikan tehnik
membaik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
(kompres hangat/dingin)
Edukasi
- Ajarkan tehnik
nonfarmakologis untuk
mengurangi nyeri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
analgetic, jika perlu
2 Nausea L.12111 I.03117
Kategori : fisiologis Setelah dilakukan Manajemen Mual
Subkategori : nyeri dan tindakan asuhan Observasi
kenyamanan keperawatan 3 x 24 jam - Identifikasi dampak mual
di harapkan Tingkat terhadap kulitas hidup (mis,
Nausea menurun, nafsu makan, aktivitas,
Nausea berhubungan ditandai dengan KH : kinerja,, tanggung jawab
dengan iritasi pada 1. Keluhan mual peran dan tidur.
lambung menurun - Identifikasi faktor penyebab
2. Perasaan ingin mual (mis pengobatan dan
muntah prosedur)
menurun - Monitor mual (mis
3. Perasaan asam frekuensi, durasi dan tingkat
dimulut keparahan)
menurun - Monitor asupan nutrisi dan
4. Pucat membaik kalori.
5. Takikardia Terapeutik
membaik - Kurangi atau hilangkan
keadaan penyebab mual
(misal kesemasan,
ketakutan,kelelahan,)
- Berikan makanan dalam
jumlah yang kecil dan
menarik.
Edukasi
- anjurkan istirahat yang
cukup
- anjurkan makan makanan
yang tinggi karbohidrat dan
rendah lemak
- ajarkan teknik
nonfamakologi untuk
mengatasi mual (mis,
biofeedback,
hipnotis,relaksasi, terapi
musik, akupresur).
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
antiemetik, jika perlu.