Menyatakan bahwa skripsi saya ini adalah asli dan belum pernah diajukan
untuk mendapatkan gelar akademik Sarjana Keperawatan di STIKES Nani
Hasanuddin maupun di perguruan tinggi lain. Dalam skripsi ini tidak terdapat
karya atau pendapat yang pernah ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali
secara tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan
disebutkan nama dan dicantumkan dalam daftar pustaka atau rujukan.
Apabila dikemudian hari ada klaim dari pihak lain maka akan menjadi
tanggung jawab saya sendiri, bukan tanggung jawab dosen membimbing atau
pengelola program studi S1 Keperawatan STIKES Nani Hasanuddin dan saya
bersedia menerima sanksi akademik sesuai dengan peraturan yang berlaku,
termasuk pencabutan gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) yang telah saya peroleh.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya tanpa ada
paksaan dari pihak manapun.
Yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa Skripsi dengan judul
“Hubungan Perilaku Caring Perawat Dengan Kepuasan Pasien Di Ruang Rawat
Inap RSUD Labuang Baji Makassar” telah disetujui untuk disajikan dihadapan
Tim Penguji pada Seminar Tutup Program Studi Sarjana Ilmu Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nani Hasanuddin Makassar sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep).
Tim Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
(Dr. Yasir Haskas, S.Pt., SE., MM.Kes) (Sri Darmawan, S.KM., M.Kes)
NIDN.0919067506 NIDN.0923087803
5
HALAMAN PENGESAHAN
Tim Penguji
6
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan
Perilaku Caring Perawat Dengan Kepuasan Pasien di ruang rawat inap RSUD
Labuang Baji Makassar”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana Keperawatan (S.Kep) pada Program Studi Sarjana Ilmu
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nani Hasanuddin Makassar.
Selesainya penulisan skripsi ini adalah berkat bantuan dan dukungan Ayahanda
Abdul Rakib, Ibunda Naidah, serta saudara-saudaraku yang selalu memberiku
semangat, kasih sayang dan doa untuk setiap langkah-langkahku selama
menempuh kuliah hingga sekarang. Tak lupa pula penulis mengucapkan terima
kasih yang sebesar besarnya kepada yang terhormat :
1. Alm. Ibu Hj. Nani Russa, S.Km., M.Si, selaku pendiri Yayasan Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Nani Hasanuddin Makassar.
2. Yahya Haskas, SH., M.Kn., M.Mkes, selaku Ketua Yayasan Pendidikan Nani
Hasanuddin Makassar yang telah menjadikan STIKES Nani Hasanuddin
Makassar terus berkembang.
3. Sri Darmawan, S.Km., M.Kes, selaku Ketua STIKES Nani Hasanuddin dan
Pembimbing II saya yang telah memberikan dukungan dan dorongan kepada
seluruh mahasiswa dan mahasiswinya.
4. Indra Dewi, S.Kep., Ns., M.Kes, selaku Ketua Program Studi S1 Keperawatan
yang telah memberikan dukungan, bimbingan, serta nasehat kepada kami
khususnya bagi jurusan S1 Keperawatan.
5. Dr. H.Yasir Haskas, S.Pt., SE., MM.Kes, selaku Pembimbing I yang telah
menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam
penyusunan skripsi ini.
6. Amriati Mutmainna, S.Kep., Ns., MSN, selaku penguji dan Penasehat
Akademik (PA) yang telah memberikan saran dan masukannya dalam
penyempurnaan skripsi ini.
7
7. Hj. Adriani Kadir., S.Kom., M.Mkes, selaku penguji eksternal yang telah
memberikan saran dan masukannya dalam penyempurnaan skripsi ini.
8. Pihak RSUD Labuang Baji Makassar yang telah banyak membantu dalam
usaha memperoleh data yang saya perlukan.
9. Teman-teman mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nani Hasanuddin
angkatan 2023, yang telah memberikan saran kepada penulis selama
menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
Akhir kata, saya berharap Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan
semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa manfaat bagi
pengembangan ilmu.
8
ABSTRAK
Ika Puspita Pratiwi, Hubungan perilaku caring perawat dengan kepuasan pasien di
ruang rawat inap RSUD Labuang Baji Makassar. (Dibimbing oleh Yasir Haskas
& Sri Darmawan)
9
ABSTRACT
Ika Puspita Pratiwi, The relationship between caring behavior of nurses and
patient satisfaction in the inpatient room of Labuan Baji General Hospital
Makassar (Supervised by Yasir Haskas & Sri Darmawan)
10
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI...................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN..................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................... iv
KATA PENGGANTAR.............................................................................. v
ABSTRAK................................................................................................... vi
DAFTAR ISI................................................................................................ vii
DAFTAR GAMBAR................................................................................... viii
DAFTAR TABEL........................................................................................ ix
BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 2
C. Tujuan Penelitian.................................................................................. 2
D. Manfaat Penelitian................................................................................ 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................ 4
A. Tinjauan Umum Tentang Perawat........................................................ 4
B. Tinjauan Umum Tentang Caring.......................................................... 8
C. Tinjauan Umum Tentang Kepuasan Pasien.......................................... 13
D. Kerangka Teori..................................................................................... 23
BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN
HIPOTESIS .............................................................................................. 24
A. Dasar Pemikiran Variabel Penelitian.................................................... 24
B. Kerangka Konsep.................................................................................. 24
C. Definisi Operasional Dan Kriteria Objektif.......................................... 24
D. Hipotesis Penelitian.............................................................................. 26
BAB IV METODE PENELITIAN........................................................... 27
A. Desain Penelitian.................................................................................. 27
B. Tempat dan Waktu Penelitian............................................................... 27
C. Populasi dan Sampel Penelitian............................................................ 27
11
D. Alat atau Instrumen Data...................................................................... 29
E. Uji Instrumen Penelitian....................................................................... 30
F. Proses Pengumpulan Data..................................................................... 30
G. Pengolahan dan Analisis Data.............................................................. 31
H. Etika Penelitian..................................................................................... 32
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN........................... 34
A. Hasil Penelitian..................................................................................... 34
B. Pembahasan........................................................................................... 38
C. Keterbatasan Penelitian......................................................................... 41
D. Implikasi............................................................................................... 41
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN................................................... 42
A. Kesimpulan........................................................................................... 42
B. Saran..................................................................................................... 42
DAFTAR PUSTAKA
12
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
13
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
14
DAFTAR LAMPIRAN
15
DAFTAR SINGKATAN
16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mutu Pelayanan Keperawatan adalah suatu proses pemenuhan kebutuhan
dasar pasien meliputi biologis, psikologis, sosial, juga spiritual yang akan
dilakukan oleh seorang perawat. mutu pelayanan keperawatan ialah suatu
bentuk pelayanan yang koperhensif sekaligus mendeskripsikan wacana
produk layanan keperawatan itu sendiri. (Sumarauw et al., 2021)
Perilaku caring perawat sangat penting untuk memenuhi kepuasan pasien
yang merupakan salah satu indikator mutu pelayanan rumah sakit. Perawat
merupakan salah satu penentu kepuasan pasien. Oleh karena itu, perilaku
caring perawat akan berdampak pada kualitas pelayanan pasien . (Suweko &
Warsito, 2019)
Kepuasan (pasien) merupakan kesenangan atau kepuasan bahwa suatu
produk atau jasa yang diterima memenuhi atau melebihi harapan pelanggan.
Kepuasan pasien merupakan indikator kualitas pelayanan yang kami
berikan, dan kepuasan pasien adalah modal untuk mendapatkan lebih
banyak pasien dan mendapatkan pasien yang loyal (setia). Pasien setia
menggunakan kembali layanan medis yang sama saat dibutuhkan lagi,
bahkan diketahui mengajak orang lain untuk menggunakan layanan medis
yang sama. Ketika kebutuhan, keinginan, harapan pasien dapat terpenuhi,
pasien akan puas, maka pasien akan puas. (Susanti & Apriana, 2019)
International Association of Human Caring menjelaskan bahwa
keperawatan selalu mencakup empat konsep terdiri dari merawat merupakan
apa yang dilakukan perawat, manusia adalah sasaran apa yang akan dilakukan
perawat, kesehatan merupakan tujuan dan lingkungan adalah tempat dimana
perawat merawat. Presentase perawat yang memiliki kualitas pelayanan
caring yang buruk terdapat di Negara Irlandia sebesar
11% dan Yunani sebesar 47%. (Sumarauw et al., 2021)
17
Di Indonesia juga menunjukkan bahwa banyak perawat yang
menunjukkan caring, yaitu sebanyak 64,2% dari 81 perawat pada penelitian
di Pulau Jawa di kota Jakarta (Kalsum, 2016). Studi lain di pulau Jawa yaitu
kota Semarang menunjukkan bahwa di antara 50 perawat dengan perilaku
caring, hingga 60% dari hasil. (Belladona et al., 2020)
Untuk di pulau Sulawesi juga telah dilakukan oleh Abdul, (2013)
menemukan bahwa sebanyak 81,3% dari 157 perawat di RSUD Kota
Baubau memiliki perilaku caring. Kemudian penelitian yang dilakukan di
Sulawesi khususnya Manado di unit penitipan anak GMIM Pancaran Kasih
Manado Rumah Sakit Umum Daerah Dewasa Pria dan Wanita menemukan
bahwa 56,4% perawat memiliki perilaku caring. (Belladona et al., 2020).
Berdasarkan pengambilan data awal di RSUD Labuan Baji Makassar pada
bulan Februari sampai Agustus tahun 2022 tercatat sebanyak 4.784,
pencatatan terakhir pada bulan Agustus dengan jumlah 50 pasien.
Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “ Hubungan Perilaku Caring Perawat Dengan
Kepuasan Pasien Di Ruang Rawat Inap RSUD Labuang Baji Makassar”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik melakukan
penelitian tentang “ Hubungan Perilaku Caring Perawat Dengan Kepuasan
Pasien Di Ruang Rawat Inap RSUD Labuang Baji Makassar”
C. Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini adapun tujuan penelitain adalah diketahuinya
Hubungan Perilaku Caring Perawat Dengan Kepuasan pasein Di Ruang
Rawat Inap RSUD Labuang Baji Makassar
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Pasien
Sebagai jalan untuk mengungkapkan perasaan terhadap pelayanan yang di
dapatkan di RS
2. Bagi Rumah Sakit
18
Sebagai acuan atau dasar dalam meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan
serta asuhan keperawatan kepada pasien.
19
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
20
Perawat menurut ICN (International Council of Nursing, 1965), adalah
seseorang yang telah menyelesaikan pendidikan keperawatan yang memenuhi
persyaratan dan berwenang memberikan pelayanan keperawatan yang
bertanggung jawab untuk meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit, dan
memberikan pelayanan kepada orang sakit. di negara yang bersangkutan.
(Sepriani., 2022)
Perawat menurut Taylor (1989), adalah seseorang yang membantu dalam
merawat atau melindungi seseorang dari penyakit, cedera, atau proses
penuaan. (Mardiyah., 2018)
2. Fungsi perawat
Fungsi perawat merupakan suatu aktivitas atau kegiatan yang dapat
berubah tergantung pada situasi yang ada, dan perawat dapat melakukan
peran dengan beberapa fungsi.
a. Fungsi independen
Fungsi yang tidak bergantung pada orang lain, perawat melakukan
tindakan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia seperti memenuhi
kebutuhan fisiologis (memenuhi kebutuhan oksigen). Dalam tindakannya,
mereka membuat keputusan mandiri dan dibimbing secara mandiri dalam
kinerja tugas mereka.
b. Fungsi dependen
Fungsi dependen adalah fungsi perawat yang melakukan aktivitas
berdasarkan pesan dan instruksi dari perawat lain. Ini akan memberi Anda
beberapa tindakan untuk mendelegasikan tugas. Ini biasanya dilakukan dari
perawat spesialis ke perawat umum, atau dari kepala perawat ke perawat
praktik.
c. Fungsi interdependen
Fungsi ini berjalan pada sekelompok tim yang saling bergantung satu sama
lain. Fungsi ini dapat terjadi pada bentuk pelayanan yang membutuhkan
kerjasama tim dalam memberikan pelayanan. Saat memberikan perawatan
keperawanan kepada pasien dengan kondisi medis yang kompleks. Situasi ini
21
tidak dapat diatasi oleh tim perawat sendirian di depan dokter dan orang lain.
(Budiono., 2016)
3. Peran perawat
a. Penyedia layanan perawatan yang mempertimbangkan keadaan kebutuhan
dasar manusia yang diperlukan oleh penyediaan layanan perawatan,
menggunakan proses perawatan mulai dari yang sederhana hingga yang
kompleks.
b. Mengadvokasi pasien/klien dan menegakkan serta melindungi hak pasien
dengan menafsirkan berbagai informasi dan informasi dari pemberi
pelayanan, khususnya dalam pelayanan pasien.
c. Pendidik, perawat bertanggung jawab memberikan pendidikan kesehatan
kepada klien, dalam hal ini individu, keluarga dan masyarakat, untuk
menghasilkan tindakan individu/masyarakat yang ramah kesehatan. Peran
seorang pendidik (pendidik) memerlukan beberapa keterampilan komunikasi,
pemahaman psikologis, dan kemampuan untuk menjadi panutan/teladan
perilaku profesional.
d. Mengkoordinir, mengarahkan, merencanakan dan mengorganisir pelayanan
perawatan kesehatan dari tim perawatan kesehatan untuk memastikan
pemberian pelayanan perawatan kesehatan sesuai dengan kebutuhan klien.
e. Kolabolator, Peran ini untuk perawat, dokter, fisioterapis, ahli gizi, dan orang
lain yang berusaha mengidentifikasi layanan perawatan yang dibutuhkan,
termasuk diskusi dan pertukaran dalam mengawasi bentuk layanan berikut:
Dilakukan untuk bekerja dalam tim perawatan kesehatan yang terdiri dari
rakyat.
f. Konselor, perawat Peran yang dimainkan oleh klien mencari informasi
tentang tujuan layanan perawatan yang diberikan sebagai forum untuk nasihat
tentang masalah dan strategi perawatan.
g. Peran perawat sebagai manajer (manajer). Perawat memiliki peran dan
tanggung jawab dalam pengelolaan pelayanan keperawatan di semua tatanan
medis (rumah sakit, pusat kesehatan masyarakat, dll) dan lembaga pendidikan
yang berada di bawah tanggung jawabnya, sesuai dengan konsep manajemen
22
keperawatan. Manajemen keperawatan dapat didefinisikan sebagai suatu
proses
h. Peneliti dan pengembangan ilmu keperawatan Keperawatan sebagai profesi
dan sebagai ilmu terus berkembang Oleh karena itu, semua perawat harus
mampu melakukan penelitian keperawatan. Ada beberapa prinsip yang harus
digunakan pengasuh agar dapat menjalankan peran dan fungsinya dengan
baik dan benar. Prinsip ini seharusnya menginspirasi semua perawat dalam
memberikan pelayanan asuhan kepada kliennya. (Budiono., 2016)
4. Sikap perawat sebagai pelaku pelayanan
Terdapat lima aspek yang harus dimiliki jasa pelayanan, yaitu : (Lestari.,
2015)
a. Cepat, jumlah waktu yang dihabiskan untuk melayani tamu setidaknya batas
waktu standar
b. Akurasi, kecepatan tanpa ketepatan tidak menjamin kepuasan pelanggan.
Bagaimana memberikan pelayanan yang tepat kepada pasien untuk
mendukung keluhannya.
c. Keselamatan dan keamanan meliputi keselamatan fisik dan psikis pada saat
mengkonsumsi produk atau memberikan pelayanan, yaitu memperhatikan
keselamatan pasien dan menanamkan kepercayaan dan keyakinan pada
pasien, termasuk jaminan kepada pasien.
d. Perlakukan konsumen dengan baik dan hormat, bahkan ketika mereka
mengeluh. Perawat selalu menerima keluhan dengan ramah tanpa
menunjukkan emosi yang berlebihan agar pasien senang dan menyukai
pelayanan perawat.
e. Perasaan menyenangkan karena diterima apa adanya. Pasien yang
membutuhkan kenyamanan baik di kamar rumah sakit maupun dalam situasi
dan kondisi yang nyaman agar pasien merasa nyaman selama proses
penyembuhan..
5. Bentuk pelayanan perawat
Manusia adalah makhluk yang unik, tetapi kita semua memiliki kebutuhan
dasar yang sama yaitu biologis, psikologis, sosial budaya dan spiritual.
23
Bentuk pelayanan perawatan yang disesuaikan dengan kebutuhan manusia
antara lain. (Putri.A.A, 2016)
a. Kebutuhan psikologis
Layanan Perawatan Kebutuhan Mental diberikan kepada pasien/klien yang
membutuhkan perawatan fisik terkait kesehatan fisik dalam masyarakat.
Layanan dapat diberikan dalam bentuk seminar, konsultasi, atau dukungan
pasien
b. Kebutuhan spritual
Kebutuhan Spiritual Pelayanan keperawatan diberikan kepada pasien atau
klien yang membutuhkan bimbingan spiritual, termasuk motivasi dan
pengajaran agama. Layanan yang diberikan ada, misalnya dalam bentuk
instruksi langsung dengan pasien dan klien.
B. Tinjauan Umum Tentang Caring
1. Pengertian Caring
Caring adalah nilai-nilai yang diasosiasikan dengan konseling, dukungan,
dan dukungan perilaku individu, keluarga, dan kelompok. Caring adalah
tindakan kasih sayang yang tulus yang menunjukkan rasa kasih sayang.
Menurut Watson (1979), kepedulian meliputi kepedulian terhadap orang lain,
harga diri dan rasa hormat terhadap kemanusiaan, komitmen untuk mencegah
hal buruk terjadi, cinta dan keterikatan, selalu bersama, empati, rasa syukur,
dan kenikmatan manifestasi. (Putri.A.A, 2016)
Caring berarti tiga hal: kepedulian, tanggung jawab dan ketulusan. Dari
pengertian tersebut maka perilaku caring dari caregiver adalah sifat dari
caregiver sebagai manusia yang suka menolong, menghargai, peduli, dapat
disimpulkan bahwa mereka berusaha untuk membantu. Kekhawatiran
Bahagia (Putri.A.A, 2016)
Didukung dari teori yang dikemukakan oleh Deffy (2009) dalam Kusmiran
(2015), bahwa caring merupakan tindakan dengan sikap peduli kepada orang,
menenangkan, memberikan perlindungan terhadap kerugian, memelihara
martabat orang lain (Kusmiran., 2015).
24
Caring yaitu sikap peduli terhadap orang, menenangkan, memberikan
perlindungan terhadap kerugian, memelihara martabat orang lain. Perilaku
caring bisa dinyatakan sebagai suatu perasaan untuk memberikan keamanan,
perubahan perilaku dan bekerja sesuai standar, interaksi caring merupakan
harapan dari penerima pelayanan kesehatan dalam proses perawatan.
(Kusmiran., 2015)
Caring adalah tindakan profesional perawat dalam asuhan keperawatan
pasien dan membina hubungan pasien-perawat, berfokus pada pelayanan
perasaan kasih sayang dan komunikasi. (Kusmiran., 2015)
2. Faktor yang mempengaruhi caring
Menurut Gibson, James, dan John (2000), ada tiga faktor yang
mempengaruhi perilaku caregiver: faktor pribadi, psikologis, dan organisasi.
Suryani (2010) menemukan bahwa beban kerja dan pengembangan
profesional dikaitkan dengan perilaku welas asih. Pernyataan ini didukung
oleh penelitian Supriatin (2009) yang menemukan hubungan antara faktor
pribadi dan organisasi dengan perilaku welas asih. Zees (2011) menyatakan
dalam penelitiannya bahwa determinan realisasi keperawatan dalam
pelayanan keperawatan adalah pendidikan, komunikasi, pengambilan
keputusan, manajemen, dan status perkawinan. Penyebab utama kurangnya
perilaku caring perawat adalah fokus perawat pada kinerja medis. Kondisi ini
diperparah oleh faktor lingkungan kerja dalam hal ini budaya organisasi yang
tidak mendukung perilaku asuhan keperawatan. (Tommy., 2018)
3. Manfaat caring
Pemberian pelayanan keperawatan yang berbasis pada perilaku care giver
dapat meningkatkan kualitas pelayanan medis. Penerapan asuhan yang
mengintegrasikan pengetahuan biofisika dan perilaku manusia dapat
meningkatkan kesehatan individu dan memudahkan pemberian pelayanan
kepada pasien. Watson mengungkapkan bahwa perawatan yang efektif dapat
meningkatkan kesehatan dan pertumbuhan individu. Selanjutnya, penelitian
mereka (Apriza, 2018) dan (Gannika dan Karundeng, 2020) menemukan
hubungan yang signifikan antara perilaku welas asih perawat dan kepuasan
25
pasien rawat inap di rumah sakit. Oleh karena itu, perilaku welas asih
pengasuh mempengaruhi kepuasan klien. (Tommy., 2018)
Perilaku welas asih perawat tidak hanya meningkatkan kepuasan
pelanggan tetapi juga menguntungkan rumah sakit. Perilaku kasih sayang
oleh petugas kesehatan memiliki nilai ekonomis bagi rumah sakit karena
berdampak pada kepuasan pasien. Oleh karena itu jelas bahwa perilaku caring
perawat dapat bermanfaat bagi pelayanan kesehatan karena dapat
meningkatkan kesehatan dan pertumbuhan pribadi serta meningkatkan
kepuasan pasien.
4. Perilaku Caring
Petugas kesehatan dapat mempengaruhi kondisi pasien dan membantu
kesembuhan pasien.Sikap kasih sayang dan komunikasi erat kaitannya
dengan kondisi pasien, namun dalam proses keperawatan jarang terlihat.
(Nusantara & Wahyusari, 2018)
Perilaku caring, perawatan, nilai, keyakinan, dan tindakan kesehatan dan
penyakit. Ini bertujuan untuk mengembangkan basis pengetahuan penelitian
budaya universal dan pengetahuan keperawatan. Dalam hal ini, mengenal
perbedaan budaya diharapkan dapat menghasilkan perawat profesional yang
memiliki pengetahuan dan praktik berdasarkan konsep budaya perencanaan
dalam praktik keperawatan. (Asriwati., 2019)
5. Karakteristik perilaku caring
Adapun karakteristik caring antara lain (Putri.A.A, 2016) adalah:
a. BeYourSelf, jujur, amanah, mandiri.
b. Kejelasan, keinginan untuk membuka diri kepada orang lain.
c. Menghormati, selalu menghormati orang lain.
d. Perpisahan, perawat tidak disibukkan dengan depresi atau kecemasan dengan
orang lain.
e. Kebebasan, memberikan kebebasan kepada orang lain untuk mengungkapkan
perasaannya.
f. Komunikasi, komunikasi verbal dan nonverbal harus disepakati dan
dievaluasi bersama.
26
6. Pengukuran caring dalam pelayanan keperawatan
Pengukuran caring sangat dibutuhkan untuk menangkap perilaku caring
perawat melalui pendekatan alat terukur yang etis dan praktis. Berdasarkan
tinjauan literatur dari keperawatan dan ilmu terkait seperti psikologi dan
filsafat, beberapa skala perilaku caring telah dikembangkan untuk mengukur
indikator caring. (Kusmiran, 2015)
Adapun beberapa alat ukur formal yang digunakan untuk megukur
perilaku caring perawat yang didasarkan pada persepsi pasien yaitu :
a. Caring behaviors assesment tool (CBA)
CBA menyimpulkan teori Watson dan menggunakan 10 elemen filantropi.
CBA terdiri dari 63 perilaku pengasuh yang dikelompokkan ke dalam 7
subskala yang sesuai dengan 10 faktor filantropi Watson. Tiga faktor patriotik
pertama dikelompokkan ke dalam subskala. Enam faktor cinta lainnya
mewakili semua aspek kepedulian. Pengukuran ini menggunakan skala Likert
(5 poin) yang mencerminkan tingkat perawatan yang dirasakan oleh pasien.
b. Caring behavior checklist (CBC) and client percepstion of caring
Daftar Periksa Perilaku Peduli (CBC) dan Persepsi Pelanggan tentang
Peduli (BPK) McDaniel membuat perbedaan antara "merawat" dan "merawat".
CBC digunakan untuk mengukur ada tidaknya perilaku caring (pengamatan).
BPK adalah kuesioner yang digunakan sebagai alat pengukuran untuk
menentukan respons pasien terhadap perilaku peduli yang ditunjukkan. BPK
disajikan kepada pasien setelah observasi. Meteran ini terdiri dari 10 bagian
terpisah dengan 6 rentang skala. Skor berkisar dari 10 hingga 60, dengan skor
tertinggi menunjukkan tingkat perilaku welas asih. Apa yang pasien anggap
sebagai kualitas tinggi dan sebaliknya.
c. Caring profesional scale (CPS)
Diselesaikan oleh Swanson (2000, Watson 2009) dengan menggunakan
teori kesejahteraan Swanson, sebuah teori moderat yang dikembangkan
berdasarkan studinya terhadap 185.000 keguguran. CPS terdiri dari dua sub-
skala analitis yang diturunkan dari lima elemen Welas Asih Swanson:
Mengetahui, Menjadi, Melakukan, Mengaktifkan, dan Mempertahankan
27
Kepercayaan: Penyembuh Komassinat dan Praktisi yang Kompeten. Ini terdiri
dari CPS terdiri dari 14 item pada skala 5-Likert. Validitas dan reliabilitas CPS
dikembangkan dengan menghubungkan skala CPS dengan subskala empati
Barret-Lenart Relationship Inventory (0,61, p<0,001). Menggunakan estimasi
alpha Cronbach dari konsistensi internal, kami membandingkan beberapa
petugas kesehatan, perawat (0,74-0,96), perawat (0,97), dan dokter (0,96).
d. Caring assesment tools (CAT)
Dikembangkan oleh Duffy (1990 di Watson 2009) selama PhD-nya. Alat
ukur ini dirancang untuk studi korelasi deskriptif, CAT menggunakan konsep
dari teori Watson dan mengukur 10 faktor kiral. Ukuran ini terdiri dari 100
item pada skala Likert dari 1 (sedikit peduli) hingga 5 (sangat peduli), yang
dapat berjumlah antara 100 dan 500. Saat itu, 86 pasien bedah medis digunakan
sebagai sampel penelitian. Duffy (1993 dalam Watson 2009) mengembangkan
versi administratif CAT (CAT-admin) yang mengukur persepsi perawat
terhadap supervisor untuk mengelola penelitian keperawatan. Ukuran ini
menambahkan pertanyaan kualitatif ke versi CAT asli dan masih menggunakan
10 faktor cinta. CAT-admin diuji pada 56 perawat paruh waktu dan penuh
waktu dan memperoleh skor alfa Cronbach 0,98. Kemudian pada tahun 2001,
Duffy mengembangkan versi CAT-du yang dikembangkan menggunakan
pendidikan keperawatan dengan sampel 71 mahasiswa sarjana dan
pascasarjana dari program master CAT-edu terdiri dari 95 pertanyaan
menggunakan skala Likert 5 poin. Alpha Cronbach 0.98
e. Caring factor survey (CFS)
Merupakan pengukur terbaru untuk menguji hubungan antara kasih sayang
dan cinta universal (caritas). Caritas, Watson's New Perspective on Care (2008)
CFS meneliti penggunaan perawatan fisik, mental, dan emosional yang
dilaporkan oleh pasien yang lewat. CFS diselesaikan oleh Karen Drenkard,
John Nelson, Gene Rigotti, dan Jean Watson melalui program penelitian di
Inovahealth, Virginia. Alat ukur awalnya terdiri dari 20 item, yang kemudian
dikurangi menjadi 10 pertanyaan yang masing-masing mewakili proses Caritas.
CFS menggunakan skala Likert dari 1 sampai 7. Skala terendah (1-3) berarti
28
tidak setuju, 7 sangat setuju, dan 4 netral. Semua elemen pertanyaan bersifat
positif dan ditujukan kepada pasien atau keluarga pasien. Nilai Cronbach's
alpha untuk 20 soal adalah 0,70. Kemudian kurangi 20 item menjadi 10 item
dan tingkatkan nilai cronbach's alpha (Kusnanto, 2019).
29
khusus tentang kebutuhan, keinginan, atau harapan pelanggan dan pasien
memiliki keunggulan ketika berhadapan dengan pelanggan. (Nursalam, 2016)
Pasien yaitu tanggapan tentang komitmen pasien untuk setia berobat serta
tetap melakukan permintaan jasa perawatan secara konsisten, yang terdiri atas
kepercayaan, komitmen psikologi, perubahan biaya, perilaku publitas, dan
kerja sama yang baik. (Satrianegara., 2014)
Pasien merupakan orang sakit yang dirawat dokter dan tenaga kesehatan
lainnya ditempat praktek. (Harniah, 2017)
Pasien merupakan orang yang memiliki kelemahan fisik atau mentalnya
menyerahkan pengawasan dan perawatan, menerima dan mengikuti
pengobatan yang ditetapkan oleh tenaga kesehatan yang dikemukakan oleh.
(Satrianegara., 2014)
3. Pengertian kepuasan pasien
Kepuasan pasien adalah kesenangan atau kepuasan bahwa suatu produk
atau jasa yang diterima memenuhi atau melebihi harapan pelanggan.
(Nursalam, 2016)
Kepuasan Pasien merupakan aset karena kepuasan pasien merupakan
indikator kualitas pelayanan yang kita berikan dan kepuasan pasien merupakan
aset untuk mendapatkan penghasilan lebih dan menarik loyalitas (loyal) pasien
tersebut. Pasien yang setia akan menggunakan layanan yang sama lagi jika
mereka membutuhkannya lagi. Pasien setia bahkan diketahui mengajak orang
lain untuk menggunakan fasilitas medis yang sama. (Nursalam, 2016)
Kepuasan pasien adalah respon berupa kepuasan yang timbul dari
pengalaman menggunakan produk, atau sebagai bagian kecil dari pengalaman.
Kepuasan pelanggan meningkat ketika perusahaan memahami persyaratan,
memenuhi harapan, dan menyadari manfaat pelanggan. (Putri, 2016)
Kepuasan pasien merupakan evaluasi positif dari dimensi pelayanan yang
beragam. Pelayanan yang dievaluasi sebagian kecil dari pelayanan, misalnya
salah satu jenis pelayanan dari rawat jalan atau rawat inap, semua jenis
pelayanan yang diberikan untuk menyembuhkan seorang pasien sampai sistem
pelayanan secara menyeluruh di dalam rumah sakit. (Lestari., 2015)
30
Kepuasan pasien yaitu paerasaan pasien yang timbul akibat kinerja
pelayanan kesehatan yang diperoleh setelah pasien membandingkan perasaan
empati pada orang lain dan perasaan cinta. (Triwibowo., 2013)
31
Produk ini merupakan kepemilikan yang bersifat fisik antara lain gedung dan
dekorasi. Karakteristik produk meliputi penampilan bagunan, kebersihan dan
tipe kelas kamar yang disediakan beserta kelengkapannya.
g. Pelayanan
Pelayanan keramahan petugas rumah sakit, kecepatan dalam pelayanan
Institusi pelayanan kesehatan dianggap baik dalam memberikan pelayanan
lebih memperhatikan kebutuhan pasien. Kepuasan berasal dari kesan pertama
pasien terhadap pelayanan yang diberikan. Misalnya pelayanan yang cepat,
tanggap dan ramah saat memberikan pelayanan perawatan.
h. Lokasi
Lokasi, termasuk lokasi ruangan dan sekitarnya. Ini adalah salah satu
pertimbangan ketika memilih penyedia layanan kesehatan. Secara umum,
semakin dekat atau lebih mudah dijangkau suatu lokasi dengan pusat kota,
semakin baik koneksi transportasi dan semakin baik lingkungan, semakin
baik pilihan pasien.
i. Fasilitas
Juga menentukan evaluasi fasilitas, baik sarana maupun prasarana, tempat
parkir, ruang tunggu yang nyaman dan ruang alat tulis.
j. Komunikasi
Komunikasi, Informasi dari Penyedia dan Prosedur Pengaduan Pasien.
Seberapa cepat keluhan pasien diterima oleh pemberi pelayanan khususnya
perawat yang membantu keluhan pasien.
k. Suasana
Suasana meliputi kenyamanan dan keramahan. Suasana tenang. Menjadi
nyaman, sejuk dan indah berdampak besar pada kepuasan pasien selama
proses penyembuhan.
i. Desain Visual
Desain Visual. Termasuk dekorasi sederhana dari desain kamar, gedung dan
jalan. Tata letak dan dekorasi juga menentukan kenyamanan. (Nursalam,
2016)
5. Indeks Kepuasan
32
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan. Secara
garis besar, mereka terbagi dalam lima kategori: kualitas produk, kualitas
layanan, faktor sentimen harga, dan biaya akuisisi. (Nursalam, 2016)
a. Kualitas Produk
Kepuasan konsumen terhadap produk yang digunakan. Beberapa aspek
yang membentuk kualitas suatu produk adalah kinerja, keandalan, kecocokan,
daya tahan, dan fungsionalitas.
b. Kualitas Layanan
Seberapa puaskah konsumen dengan layanan yang mereka konsumsi.
Dimensi kualitas pelayanan yang diakui oleh servqual meliputi lima dimensi
yaitu spesifisitas, otentisitas, empati dan daya tanggap. Skala penilaian
diberikan dalam skala 1 sampai 5, dengan skala 1 tidak puas dan skala 5 puas.
Rata-rata dari skala adalah nilai skor (skor = jumlah n pengurangan skala).
c. Faktor Emosional
Keyakinan dan kebanggaan terhadap produk dan jasa yang digunakan
dibandingkan dengan pesaing. Faktor afektif diukur dengan nilai persepsi
tertinggi. Pengakuan kualitas terbaik dibandingkan dengan pesaing.
d. Harga
Harga produk dan jasa yang diukur dengan nilai manfaat dibandingkan
dengan biaya yang dikeluarkan oleh konsumen. Harga adalah harga dari suatu
pelayanan medis (medis care) yang harus dibayar. A price adalah apa yang
diberikan sebagai imbalan atas perolehan barang atau jasa.
e. Biaya budidaya
Biaya pembelian produk dan jasa Biaya pembelian produk dan jasa.
Dimensi Kepuasan Pasien
Ukuran Kepuasan Pasien dapat digunakan sebagai alat untuk:
1) Evaluasi mutu pelayanan medis.
2) Penilaian konseling intervensi dan hubungan antara perilaku dan penyakit.
3) Membuat keputusan administratif.
4) Mengevaluasi dampak perubahan dalam organisasi jasa.
5) Manajemen Sumber Daya Manusia.
33
6) Fungsi Pemasaran.
7) Pelatihan Etika.
Kepuasan pasien memiliki dua dimensi:
1) Pilihan, pengetahuan dan kompetensi teknis dari efektivitas layanan dan
langkah-langkah keamanan.
2) Kepuasan terhadap penerapan seluruh persyaratan pelayanan kesehatan,
kecukupan ketersediaan, kontinuitas, akseptabilitas, keterjangkauan, efisiensi
dan mutu pelayanan rumah sakit. (Sastrianegara, 2014)
Sulit untuk memuaskan semua konsumen dengan layanan medis. Jadi
peran psikososial adalah teknologi pelayanan kesehatan. Banyak variabel non
medis yang juga menentukan kepuasan pasien, antara lain tingkat pendidikan,
latar belakang sosial, ekonomi, budaya, dan lingkungan fisik. Pekerjaan,
kepribadian, dan pengalaman hidup pasien. Kepuasan pasien dipengaruhi
oleh karakteristik pasien: usia, pendidikan, pekerjaan, etnis, status sosial
ekonomi, dan diagnosis penyakit. Selain faktor tersebut, faktor perilaku, dan
sikap dokter, perawat, dan tenaga lainnya, faktor lain yang mempengaruhi
kepuasan pasien antara lain pelayanan administrasi, keuangan, pelayanan
makan (untuk pasien rawat inap), dan pelayanan keperawatan. Status pasien,
pelayanan laboratorium dan penunjang diagnostik lainnya, status bangsal,
serta kebersihan, kenyamanan, dan keamanan lingkungan rumah sakit jarang
dikunjungi. (Sastrianegara, 2014)
6. Konsep Kualitas Berdasarkan Kualitas Pelayanan
Konsep kualitas pelayanan dalam hal kepuasan dikenal dengan istilah
'evaluator' service quality (responsiveness, security, concreteness) 5
menyarankan bahwa itu ditentukan oleh satu factor empati dan kepercayaan.
Konsep kualitas pelayanan penilai pada dasarnya adalah untuk membentuk
suatu pelayanan yang kuat dan mendasar untuk memperoleh penilaian sesuai
dengan kualitas pelayanan yang diterima. (Nursalam, 2016)
a. Dimensi Mutu Pelayanan Kesehatan
Dimensi mutu pelayanan kesehatan adalah sebagai berikut:
34
1) Kredibilitas dibuktikan dengan penampilan dan pakaian yang bersih, rapi,
dengan identitas petugas dan sikap percaya diri, serta keramahan, kesopanan,
dan rasa hormat terhadap pasien.
2) Daya Tanggap Kualitas pelayanan diukur dari daya tanggap dan kesiapan.
Kesediaan dan kecepatan untuk memberikan pelayanan. Hal ini juga berlaku
untuk ketepatan waktu pengiriman. Ketanggapan petugas atau staf dibuktikan
dengan jam kerja yang efektif dan kepuasan pasien dalam memenuhi
kebutuhan.
3) Kompetensi Mutu pelayanan diukur dengan kompetensi tenaga kesehatan. Ini
berarti mereka memiliki keterampilan dan pengetahuan untuk memberikan
layanan mereka dan dapat diandalkan. Kualitas pelayanan diukur dari apakah
pasien dapat mengakses pelayanan dan dapat dengan mudah menghubungi
petugas. Aksesibilitas dapat diukur dengan menghitung waktu yang dihabiskan
menggunakan layanan dan kemudahan penggunaan layanan.
4) Aksesibilitas. Kualitas pelayanan diukur dari apakah pasien dapat mengakses
pelayanan dan dapat dengan mudah menghubungi petugas. Aksesibilitas dapat
diukur dengan menghitung waktu yang dihabiskan menggunakan layanan dan
kemudahan penggunaan layanan.
5) Etika petugas, termasuk kesopanan, rasa hormat, integritas dan keramahan
penyedia layanan.
6) Komunikasi berarti memberi tahu semua pelanggan dalam bahasa yang mereka
pahami dan menanggapi permintaan mereka.
7) Keandalan berkaitan dengan kepercayaan dan integritas penyedia layanan. Ini
berarti bahwa konsumen benar-benar tertarik.
8) Keamanan tanpa bahaya, risiko, atau keraguan.
9) Integritas tempat layanan dan penampilan lingkungan fisik layanan.
Dimensi kualitas pelayanan kesehatan banyak digunakan untuk mengukur
kualitas pelayanan kesehatan yang dikenal dengan model SERQUAL (kualitas
pelayanan) yang dikembangkan oleh Zaithalm dan Parasuram dan merupakan
dasar dari konsep penelitian yang dikenal dengan dimensi RATER. 5 dimensi
kualitas pelayanan tersebut antara lain:
35
a) Reability (reliabilitas)
Kemampuan untuk memberikan layanan seperti yang dijanjikan. Penilaian
kualitas pelayanan dilihat dari kemampuan rumah sakit untuk memenuhi
ketepatan waktu pelayanan, waktu pendaftaran, waktu mulai pengobatan atau
tes, harapan dan waktu realisasi pasien.
b) Assurance (Jaminan)
Kemampuan karyawan untuk mengetahui produk secara tepat. Jaminan
keamanan, kemampuan untuk memberikan keamanan saat menggunakan
layanan yang ditawarkan dan kemampuan untuk membangkitkan kepercayaan
pelanggan terhadap perusahaan. Dimensi kepastian atau assurance merupakan
dimensi kompetensi yang merupakan perpaduan antara kompetensi dan
integritas pegawai yang memberikan pelayanan. Kesopanan, termasuk
instruksi, perhatian dan sikap karyawan. Kredibilitas mencakup isu-isu yang
berkaitan dengan kepercayaan pada suatu perusahaan, seperti reputasi dan
kinerja.
c) Tangible (Penampilan Fisik/Bukti)
Realitas Fisik. Perlengkapan dan penampilan komunikasi, meliputi
penampilan dan keutuhan fasilitas fisik seperti ruang perawatan, gedung dan
ruangan resepsi yang nyaman, ketersediaan tempat parkir, kebersihan,
ketertiban dan kenyamanan, serta keutuhan ruang tunggu dan pemeriksaan.
d) Emphaty (Empati)
Perhatian individual yang diberikan rumah sakit kepada pasien dan
keluarganya, termasuk dimensi akses, termasuk kemudahan penggunaan
layanan yang diberikan perusahaan. Komunikasi adalah kemampuan
berkomunikasi untuk menyampaikan informasi kepada pelanggan dan
menerima pendapat dari pelanggan. Memahami pelanggan (Understanding the
customer) mencakup upaya perusahaan/rumah sakit untuk mengetahui dan
memahami kebutuhan dan keinginan pelanggan.
e) Responsiveness (ketanggapan dan kepedulian)
36
Ketanggapan atau kewaspadaan pegawai dalam membantu pelanggan dan
memberikan pelayanan yang cepat dan tanggap (Membantu pelanggan dan
memberikan pelayanan yang cepat dan tanggap) (termasuk kewaspadaan
pegawai yang Saat menyelesaikan transaksi dan menangani keluhan pelanggan
atau pasien.
37
digunakan karena lebih mudah memilih dua target sekaligus. Misalnya: Derajat
daya tanggap perawat (responsiveness) terhadap keluhan pasien.
Kepuasan pasien berkaitan dengan mutu pelayanan rumah sakit. Dengan
mengetahui kepuasan pasien, manajemen rumah sakit dapat meningkatkan
mutu pelayanan.
Proporsi pasien yang melaporkan kepuasan terhadap pelayanan berdasarkan
hasil survei dengan menggunakan instrumen standar. (Nursalam, 2016)
Menurut (Nursalam, 2016) ada 6 alasan mengapa pelanggan tidak puas
terhadap suatu produk.
1) Harapan dan kenyataan tidak terpenuhi
2) Layanan yang buruk selama proses penagihan
3) Perilaku staf yang tidak memuaskan.
4) Suasana dan kondisi fisik lingkungan tidak mendukung.
5) Terlalu jauh dan terlalu mahal. Banyak waktu yang terbuang dan harganya
tidak masuk akal.
6) Iklan tidak sesuai dengan kenyataan.
Ada beberapa cara untuk mengukur kepuasan pelanggan:
a) Sistem dan Alat Pengaduan.
b) Survei Kepuasan Pelanggan.
c) Pembelian Bayangan.
d) Analisis Kerugian Pelanggan.
38
D. Kerangka Teori
Perilaku Caring Perawat
Keterangan:
40
Gambar 3.1 Kerangka Teori
41
suatu jasa yang skor 1-4: Puas jika
diterima memenuhi Untuk nilai < 63
atau melebihi pertanyaan
harapan pelanggan 1= Sangat
Puas,
2=Tidak Puas,
3=Puas
4=Sangat
Tidak Puas
D. Hipotesis Penelitian
1. Hipotesis alternatif (Hₐ)
Ada hubungan antara caring perawat dengan kepuasan pasien di ruang rawat
inap RSUD Labuang Baji Makassar.
2. Hipotesis (Hₒ)
Tidak ada hubungan antara caring perawat dengan kepuasan pasien di ruang
rawat inap RSUD Labuang Baji Makassar.
42
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Rencana Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian
survey analitik yang merupakan desain penelitian yang digunakan untuk
mengetahui bagaimana dan mengapa suatu fenomena terjadi melalui analisis
statistic korelasi (menguji hubungan) di mana penelitian ini menggunakan
cross sectional study yang merupakan studi untuk mempelajari hubungan
faktor penyebab Hasil studi akan diperoleh prevalensi atau efek suatu
fenomena (perilaku caring perawat) di hubungkan dengan (kepuasan pasien)
di ruang rawat inap RSUD Labuang Baji Makassar.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat
Penelitian ini telah dilaksanakan di Ruang Rawat Inap RSUD Labuang
Baji Makassar
2. Waktu
Penelitian ini telah dilakukan pada tanggal 15 Desember 2022 sampai 07
Januari 2023.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah seluruh subjek yang memenuhi kriteria dan telah
ditetapkan. (Nursalam, 2016)
Populasi penelitian sebanyak 50 pasien dan di Ruang Rawat Inap yang ada
di RSUD Labuang Baji Makassar.
43
2. Sample Penelitian
Sampel merupakan bagian jumlah dari populasi. Sampel dalam ilmu
keperawatan ditentukan oleh sampel kriteria inklusi dan kriteria ekslusi.
n=
N
2
1+ N (d )
Keterangan :
N = Besar populasi
n = Besar sampel
d = Tingkat kepercayaan/ketepatan diinginkan dengan nilai 0,5
Maka didapatkan :
50
n =
1+ 50(0,05)²
50
n =
1+ 50(0,0025)
50
n =
1+ 0,125
50
n =
1,125
n = 45
n = 45 sampel
berdasarkan rumus yang digunakan maka didapatkan hasil sebanyak 45
sampel.
3. Sampling
Sampling merupakan proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat
mewakili populasi, teknik sampling merupakan cara-cara yang dapat
ditempuh dalam pengambilan sampel, agar memperoleh sampel yang benar-
benar sesuai dengan keseluruhan subjek penelitian. (Nursalam, 2016).
44
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik non
probability sampling yaitu accidental convinience).
4. Kriteria Sampel
a. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu
populasi target yang terjangkau dan akan diteliti.
Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :
1) Pasien yang bersedia menjadi responden di ruang rawat inap RSUD Labuan
Baji Makassar.
2) Pasien yang berada di ruang rawat inap RSUD Labuan Baji Makassar.
3) Pasien yang mampu berkomunikasi dengan baik.
4) Pasein di atas ≥ 17 tahun.
b. Kriteria Ekslusi
Kriteria ekslusi adalah kriteria yang menentukan subjek penelitian yang
tidak dapat mewakili sampel, karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel.
Kriteria ekslusi dalam penelitian ini adalah :
1. Pasien yang menolak menjadi responden.
2. Pasien yang tidak sadar.
3. Pasien yang di isolasi.
D. Alat atau Instrumen Penelitian
Data-data yang dikumpulkan terdiri atas dua yaitu :
1. Data Primer
a. Kuesioner kepuasan pasien di ambil melalui 5 dimensi untuk pelayanan
keperawatan melalui indikator kepuasan pasein yang terdiri dari 5 (lima) item
yang masing-masing item ada 5 pertanyaan kelima item tersebut adalah biasa
disingkat dengan RATER (reability, assurance, tangible, enpaty dan
responsiviness).
b. Pertanyaan perilaku caring yang dipersepsikan oleh perawat ditampilkan
dalam kuesioner A. Pengukuran pada kuesioner A dilakukan dengan
instrumen perilaku caring menggunakan skala Likert 1-4 dimana: 1= sangat
tidak setuju jika pernyataan tersebut tidak sesuai dengan pendapat atau
45
kondisi yang dialami, 2= Tidak stuju jika pernyataan tersebut tidak seusai
dengan pendapat atau kondisi yang dialami, 3= Setuju jika pertanyaan sesuai
dengan pendapat atau kondisi yang dialami, 4= Sangat setuju jika pertanyaan
tersebut sangat sesuai dengan pendapat atau kondisi yang dialami.
2. Data Sekunder
Data ini diperoleh dari rekam medik RSUD Labuang Baji Makassar.
46
2. Setelah mendapatkan izin, peneliti melakukan wawancara tersruktur untuk
studi pendahuluan terkait jumlah perawat dan pasien RSUD Labuang Baji
Makassar.
3. Setelah diketahui populasi, peneliti meminta data Perawat dan Pasien yang
akan menjadi calon responden penelitian di wilayah kerja dengan penderita
terbanyak. Setelah itu dilanjutkan pendataan ulang penderita berdasarkan
kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditentukan untuk di jadikan calon
responden.
4. Sebelum dilakukan penelitian, peneliti melakukan ujian proposal dan uji etik
terlebih dahulu.
5. Setelah lulus uji, peneliti mempersiapkan instrumen penelitian yaitu berupa
kuesioner.
6. Saat melakukan penelitian peneliti akan memperkenalkan diri kepada calon
responden dan melakukan informed consent sebagai persetujuan menjadi
responden serta menjelaskan mengenai maksud, tujuan, manfaat dari
penelitian..
7. Selanjutnya peneliti akan memberikan kuesioner kepada responden dan
menjelaskan proses pengisian kuesioner.
8. Setelah kuesioner telah diisi oleh responden, data akan dikumpulkan dan
selanjutnya akan dilakukan analisis untuk menarik kesimpulan dari penelitian
yang telah dilakuakan.
G. Pengolahan dan Analisa Data
1. Pengolahan Data
Pengolahan data sangat penting dalam melakukn analisis data penelitian
kuantitatif. Pengelolahan data merupakan langkah-langkah langkah-langkah
yang digunakan Untuk menganalisis data yang sudah diperoleh setelah
melakukan penelitian. Langakah-langkah pngelolahan data yaitu :
a. Pemeriksaan Data
Proses editing adalah proses dengan melakukan pemeriksaan data yang
telah diperoleh dilapangan setelah melakukan penelitian.
b. Pemberian Kode (coding).
47
Merupakan tahap pemberian kode jawaban terhadapt angket atau kuisioner
yang sudah dijawab responden selama penelitian berlangsung. Pemberian
kode ini berupa angkah sehingga lebih mudah dipahami dan sederhana.
c. Pemasukan Data
Merupakan proses memasukn atau memindakan jawaban responden atau
kode jawaban masing-masing variabel dalam media tertentu.
d. Pembersihan Data
Merupakan pengecekan data kembali yang sudah dimasukan dalam master
data.
e. Penyusuanan Data
Adalah proses penyusunan data sedemikian rupa agar mudah dijumlahkan,
disusun dalam bentuk distribusi frekuensi.
2. Analisa Data
a. Analisis univariat
Analisa univariat dilakukan pada variable-variabel yang ada secara
deskriptif dengan menghitung distribusi frekuensi dan proporsinya. Analisa
univariat dilakukan dalam mendeskripsikan usia, jenis kelamin, status
perkawinan, pendidikan, pekerjaan. (Victor., 2019)
b. Analisis bivariat
Untuk mengetahui hubungan antara dua variabel yaitu variabel independen
dan variabell dependen dengan menggunakan computerisasi. Teknik analisis
yang digunakan adalah chi-square dengan tingkat kepercayaan 95% (p≤0,5).
(Victor., 2019)
H. Etika Penelitian
Ketika melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu mendapat
rekomendasi dari Kampus Stikes Nani Hasanuddin Makassar atas pihak lain
dengan mengajukan permohonan izin kepada institusi/lembaga tempat
penelitian. Setelah mendapat persetujuan barulah peneliti melakukan
48
penelitian dan dalam pelaksanaan penelitian dengan memperhatikan masalah
etika yang meliputi :
1. Informed Consent Persetujuan yang diberikan pada responden yang akan
diteliti yang telah memenuhi kriteria inklusi.
2. Anomity Untuk menjaga kerahasiaan, peneliti tidak akan mencantumkan
dentitas pribadi responden, tetapi lembar tersebut diberikan kode.
3. Confidentiality Kerahasiaan informasi dari responden terjaga, peneliti hanya
melaporkan data tertentu sebagai hasil penelitian.
4. Justice Prinsip ini menekankan setiap orang layak mendapatkan sesuatu sesuai
dengan haknya menyangkut keadilan destributif dan pembagian yang seimbang
(equitable).
5. Benefience & Non Mealefience Prinsip berbuat baik, memberikan manfaat
yang maksimal dan risiko yang minimal, sebagai contoh jika ada resiko harus
yang wajar (reasonable), dengan desain penelitian yang ilmiah, peneliti ada
kemampuan melaksanakan dengan baik, diikuti prinsip do not harm (tidak
merugikan, Non Malefience).
49
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan RSUD Labuang Baji
Makassar pada tanggal 15 Desember 2022 - 7 Januari 2023. Dalam penelitian
ini populasinya yaitu di Ruang Rawat Inap RSUD Labuang Baji Makassar
diperoleh 50 pasien. Berdasarkan data diperoleh 45 sampel untuk dilakuka
analisis data.
1. Karakteristik Umum
Setelah dilakukan analisis univariat dari hasil penelitian tentang
hubungan perilaku caring perawat dengan kepuasan pasien di ruang rawat
inap RSUD Labuang Baji Makassar, maka diperoleh gambaran sebgai
berikut:
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Karakteristik Umur Pasien di Ruang Rawat Inap RSUD
Labuang Baji Makassar
Umur Frekuensi Presentase
17-25 Tahun 7 15,6
26-35 Tahun 14 31,1
36-45 Tahun 11 24,4
46-55 Tahun 13 28,9
Total 45 100
Sumber : Data Primer Diolah 2023
50
Berdasarkan tabel 2 distribusi responden berdasarkan karakteristik umur
menunjukkan bahwa umur kisaran 26-35 tahun yang paling banyak yaitu 14
orang (31,1%), kemudian umur antara 46-55 tahun sekitar 13 orang (28,9%).
Umur antara 36-45 tahun sekitar 11 orang (24,4%) dan umur antara 17-25 tahun
sekitar 7 orang (15,6%).
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Karakteristik Jenis Kelamin Pasien di Ruang Rawat
Inap RSUD Labuang Baji Makassar
Jenis Kelamin Frekuensi Presentase
Laki-laki 25 55,6
Perempuan 20 44,4
Total 45 100,0
Sumber: Data Primer Diolah 2023
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Karakteristik Pendidikan Terakhir Pasien di Ruang
Rawat Inap RSUD Labuang Baji Makassar
Pendidikan Terakhir Frekuensi Presentase
Tidak Tamat SD 0 0
Tamat SD 4 8,9
Tamat SMP 4 8,9
Tamat SMA 15 33,3
Tamat Diploma 6 13,3
Tamat Sarjana 16 35,6
Total 45 100,0
Sumber: Data Primer Diolah 2023
51
Berdasarkan tabel 4 distribusi responden berdasarkan karakteristik
pendidikan terkahir menunjukkan bahwa yang paling banyak adalah tamat
sarjana sebanyak 16 orang (35,6), kemudian tamat SMA sebanyak 15 orang
(33,3%). Tamat Diploma sebanyak 6 orang (13,3%). Tamat SD dan Tamat
SMP masing-masing ada 4 orang (8,9%). Tidak Tamat SD 0 orang.
Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Karakteristik Pekerjaan Pasien di Ruang Rawat
Inap RSUD Labuang Baji Makassar
Pekerjaan Frekuensi Presentase
PNS 9 20,0
Pegawai Swasta 11 24,4
Wiraswasta 15 33,3
Pelajar/Mahasiwa 4 8,9
Lainnya 6 13,3
Total 45 100,0
Sumber: Data Primer Diolah 2023
52
Berdasarkan Tabel frekuensi Perilaku Caring Perawat lebih banyak yang
berperilaku caring sebanyak 39 orang (86,7%) sedangkan responden yang
tidak caring sebanyak 6 orang (13,3%).
53
Tabel 5.6
Gambaran Kepuasan Pasien Di Ruang Rawat Inap
RSUD Labuang Baji Makassar
Kepuasan Pasien Frekuensi Presentase
Kepuasan pasien 37 82.2
Tidak puas 8 17.8
Total 45 100.0
Sumber: Data Primer Diolah 2023
54
caring dan tidak puas dengan pelayanan perawat. Jadi total perawat yang
menyatakan puas adalah 39 orang (86.7%) dan menyatakan tidak puas ada 6 orang
(13.3%).
Setelah dilakukan uji statistic dengan menggunakan chi-square test
didapatkan nilai 0.001 yang menunjukkan p<0,05 maka dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa Ha diterima dan H0 ditolak atau terdapat hubungan antara
perilaku caring perawat dengan kepuasan pasien di ruang rawat inap RSUD
Labuang Baji Makassar.
B. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian hubungan perilaku caring perawat dengan
kepuasan pasien yang dilakukan pada 45 responden ada 39 responden
(86.7%) yang menyatakan perawat berperilaku caring diantaranya 35 orang
(77.8%) yang menyatakan puas dengan caring perawat dan masih ada 2
orang (4.4%) yang menyatakan tidak puas dengan caring perawat
sedangkan ada 6 orang (13.6%) yang menyatakan perawat tidak caring
dintaranya responden meyatakan bahwa perawat tidak berperilaku caring
tetapi puasa akan pelayanan perawat yaitu 4 orang (8.9%) dan ada juga 4
orang (8.9%) yang menyatakan tidak caring dan tidak puas dengan
pelayanan perawat. Jadi total perawat yang menyatakan puas adalah 37
orang (82.2%) dan menyatakan tidak puas ada 8 orang (17.8%).
Adapun hasil penelitian yang didapat 4 responden yang menyatakan
bahwa perawat sudah caring namun belum puas dengan pelayanan yang
diberikan karena disebabkan oleh masih kurangnya pengetahuan,
kemandirian, keahlian serta sikap profesional yang seharusnya yang dimiliki
perawat ini dapat tergambar pada hasil kuesioner yang telah diisi oleh
responden dimana rendahnya poin pada dimensi Relialibility kemudian ada
4 responden yang menyatakan perawat kurang caring namun merasa sudah
puas dengan pelayanan perawat hal ini dipengaruhi oleh perawat tidak
terlalu perhataian atas keluhan pasien namun perawat sudah mampu
mengimbangi dengan komunikasinya seperti dengan bisa menjawab
pertanyaan dengan pasien dari hasil uji statistic dengan menggunakan uji
55
chi-square yang menunjukkan ƿ<0,05 maka dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa Ha diterima dan H0 ditolak atau terdapat hubungan
antara perilaku caring perawat dengan kepuasan pasien di Ruang Rawat
Inap RSUD Labuang Baji Makassar.
Untuk analisa perilaku caring perawat penilaian dari kuesioner perilaku
yang telah di isi oleh pasien diruang rawat inap RSUD Labuang Baji
Makassar dari 5 subs skala yaitu jaminan keberadaan manusia, saling
menghormati, hubungan positif, serta pengetahuan dan kemampuan profesi
profesional, perhatian terhadap pengalaman orang lain. Masing-masing
perilaku caring menunjukkan baik, bernilai rata-rata paling tinggi adalah
hubungan posistif, dimana dalam kuesioner sudah tergambarkan pada
pernyataan yang memberikan intruksi atau bimbingan pada pasien,
meluangkan waktu untuk pasien, bersikap jujur tentang penyakit yang
dialami oleh pasien, membantu pasien agar meningkatkan kesehatannya,
membantu pasien agar merasa nyaman baik secara fisik ataupun emosional,
bersikap sabar serta tidak mengenal lelah dalam memberikan pelayanan
pada pasien, merasa senang bersama pasien dan meminta pendapat pasien
adalam perawatan dirinya. Sedangkan nilai rata-rata yang paling rendah
yaitu attentivess to the others caring, dimana tergambar perawat
kebanyakan tidak mempercayai keluhan yang di ungkapkan pasien, perawat
tidak peka terhadap kondisi atau keadaan pasien dan kurangnya perhatian
khusus perawat pada pasien serta perawat kurang memprioritaskan
kebutuhan yang diperlukan oleh pasien.
Analisis kepuasan pasien melalui dimensi mutu pelayanan keperawatan
yaitu RATER (Realibity, Assurance, Tangible, Empaty, Responsiviness).
Didapatkan hasil tertinggi adalah dimensi empaty, telah mencerminkan
segala tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan dalam memberikan
informasi kepada pasien, perawat selalu memeriksa keadaan pasien seperti
mengukur tensi, suhu, nadi, pernapasan, dan cairan infus, perawat tidak
memandang pangkat atau status tapi berdasarkan kondisi pasien dalam
memberikan pelayanan, perawat memperhatikan dukungan moril kepada
56
pasien. Sedangkan dimensi yang terendah adalah dimensi Realibility dimana
pasien menganggap perawat kurang memberikan informasi tentang fasilitas
yang sudah tersedia, cara penggunaan dan tata tertib yang ada di rumah sakit
perawat tidak menjelaskan dan memberikan informasi tentang apa saja yang
harus dipatuhi dalam perawatan pasien, serta ketidaktepatan waktu perawat
tiba diruangan pasien ketika pasien membutuhkan.
Kepuasan pasien yaitu perasaan pasien yang timbul akibat dari kinerja
pelayanan kesehatan yang diperoleh setelah pasien merasakan empati pada
orang lain dan perasaan cinta atau menyayangi. (Tiara, 2018)
Hal ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan (darmawan
2021) didapatkan hasil penelitian terhadap hubungan antara motivasi
ekstrinsik (insentif, supervisi, dan lingkungan kerja) terhadap kinerja
perawat di RS TK II Pelamonia Makassar. Hasil penelitian ini sesuai dengan
teori yang terdapat didalam lestari 2015 : 114 dimana teori tersebut baik
buruknya kinerja seorang perawat dapat dipengaruhi oleh faktor seperti
kepuasan kerja, motivasi, lingkungan kerja dan budaya organisasi. Di dalam
lingkungan kerja dapat mempengaruhi perawat baik secara langsung
maupun tidak langsung sebab lingkungan kerja terdiri dari tempat kerja,
fasilitas dan alat bantu pekerja, kebersihan penerangan keterangan dan juga
hubungan kerja dengan orang-orang yang berada di tempat kerja tersebut.
Lingkungan kerja merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja
perawat sehingga perawat dapat berperilaku caring dalam memberikan
pelayaan askep pada pasien, hal tersebut bisa mempengaruhi kepuasan
pasien.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh
(Kalsum, 2016) menunjukkan bahwa perilaku caring perawat memiliki
hubungan yang signifikan dengan kepuasan pasien berdasarkan hasil
analisis uji chi-square dengan tingkat kepercayaan 95% dengan nilai ƿ-
value= 0,004 < dari ɑ= 0,005. Didukung dengan penelitian (Karundeng,
2020) didapatkan hasil dari 90 responden yang sudah diteliti sebagian besar
mengatakan puas (60%) dan berpendapat bahwa perawat memiliki perilaku
57
caring (58,9%) dengan ƿ-value= 0,004 < dari 0,005 degan menggunakan uji
chi-square.
Dalam penelitian lain yaitu yang dilakukan (Apriana, 2019) dengan
judul penelitian perilaku caring perawat dan kepuasan pasien di Rumah
Sakit. Metode penelitian ini menggunakan kuantitatif non experimen dengan
desain cross sectional, pengambilan sampel dengan teknik purposive
sampling data dikumpulkan menggunakan kuesioner dan di analisis
menggunakan uji statistic chi-square ƿ-value 0,039 < dari ɑ 0,005. Terdapat
74,8% perawat berperilaku caring dan 80,5% pasien merasa puas hasil
penelitin ini menunjukkan bahwa ada hubungan perilaku caring perawat
dengan kepuasan pasien
Di dukung dengan penelitian yang dilakukan oleh (Harniah, 2017) yang
berjudul perilaku caring perawat dengan kepuasan pasien di Ruang Rawat
Inap Private Care Center RSUP Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar dengan
hasil penelitian di uji menggunakan uji statistic chi-square dengan tingkat
kemaknaan ƿ= 0,006 < dari ɑ= 0,05 sebagian besar pasien menganggap
perilaku caring perawat baik (82,5%), lebih dari setengah pasien merasa
tidak puas terhadap layanan keperawatan (75,0%) penelitian ini
menunjukkan bahwa ada hubungan perilaku caring perawat dengan
kepuasan pasien.
Dari hasil penelitin ini dapat dsimpulkan bahwa semakin baik perilaku
caring seorang perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan pada
pasien maka tingkat kepuasan pasien pada pelayanan akan semakin baik
pula, selain itu unsur caring ada beberapa hal juga mempengaruhi kepuasan
pasien yaitu komunikasi perawat, mutu pelayanan keperawatan serta
ketepatan waktu pelayanan keperawatan.
C. KETERBATASAN PENELITIAN
1. Hambatannya pada saat mendapatkan dokumentasi responden karena tidak
diperbolehkan.
2. Kondisi kesehatan dan psikologi saat pasien pertanyaan kuesioner tentu akan
mempengaruhi hasil dari kuesioner, sehingga data yang diberikan belum
58
mampu menggali kondisi pasien yang sebenarnya.
D. IMPLIKASI
Penelitian ini digunakan sebagai upaya untuk menambah pengetahuan
yang dapat menunjang mutu pelayanan kesehatan dan dapat dilakukan di
ruang lingkup manapun, serta dapat meningkatkan tenaga kesehatan
khususnya perawat yang berpengetahuan baik tentang perilaku caring
perawat yang dapat meningkatkan kepuasan pasien.
59
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di RSUD Labuang Baji Makassar
dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara hubungan
perilaku caring perawat dengan kepuasan pasien diperoleh nilai ρ-value
(0,001) < α (0,05).
B. Saran
1. Bagi rumah sakit
Diharapkan dapat memberikan gambaran, informasi dan evaluasi di bidang
manajemen rumah sakit dalam hal kepuasan pasien untuk meningkatkan
pelayanan keperawatan di rumah sakit.
2. Bagi Perawat
Diharapkan kepada perawat yang bertugas agar mampu meningkatkan
kepuasan pasien melalui perilaku caring kepada pasien dengan baik,
khususnya pada item attention to the caring (perhatian terhadap pengalaman
orang lain dan mempertahankan perilaku caring di item positive
connecteddness (hubungan positif). Dan untuk kepuasan agar
mempertahankan sifat empaty yang dimiliki perawat dan meningkaatkan pada
dimensi realibility.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan bagi peneliti selanjutnya pada saat melakukan penelitian sebisa
mungkin di usahakan mencari sampel yang homogen misalnya khusus pasien
pengguna jaminan kesehatan atau pasien umum untuk mendapatkan hasil yang
maksimal.
60
DAFTAR PUSTAKA
61
Sumarauw, R. M., Purwaningsih, D. F., & Sari, A. N. I. (2021). Hubungan
perilaku caring perawat dengan kepuasan pasien di ruang cendrawasi dan
rajawali rumah sakit umum anutapura palu. Journal.Stik-Ij.Ac.Id ISSN 2716-
2699, 2, 25–31.
Susanti, T. Y., & Apriana, R. (2019). Perilaku Caring Perawat Dan Kepuasan
Pasien Di Rumah Sakit. Jurnal Keperawatan Widya Gantari Indonesia, 3(1),
0–11. https://doi.org/10.52020/jkwgi.v3i1.1078
Suweko, H., & Warsito, B. E. (2019). Hubungan Perilaku Caring Perawat Dengan
Kepuasan Pasien Diruang Rawat Inap : Literatur Review. Jurnal Ilmu
Keperawatan Dan Kebidanan, 10(1), 243.
https://doi.org/10.26751/jikk.v10i1.532
Tommy. (2018). Nilai Esensial Dalam Praktik Keperawatan (Sunardi (ed.)).
Triwibowo. (2013). Manajemen Pelayanan Keperawatan Di Rumah Sakit (T. I.
Medika (ed.)).
Victor. (2019). Analisis Data Statistik Parametrik Aplikasi SPSS Dan STATCAL
(J.Simarmata(ed.)).
62
Lampiran 1
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Sehubungan dengan penyelesaian tugas akhir Program Studi S1 Ilmu
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nani Hasanuddin Makassar Jurusan
S1 Keperawatan, maka saya :
63
Lampiran 2
PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Dalam penelitian dengan judul “Hubungan Perilaku Caring Perawat
Dengan Kepuasan Pasien Di Ruang Rawat Inap RSUD Labuang Baji
Makassar” dengan ini, saya bersedia menjadi partisipan dan saya telah
mengetahui maksud dan tujuan dari penelitian ini sesuai dengan penjelasan dari
peneliti yang disampaikan kepada saya.
Demikian secara sadar dan sukarela serta serta tidak ada unsur paksaan
dari siapapun, saya bersedia berperan serta dalam penelitian ini.
Responden
(...................................)
Lampiran 3
BIODATA RESPONDEN
Kode Responden
KUESIONER A
INVENTARIS PERILAKU CARING
Petunjuk:
Perawat melakukan banyak hal saat memberikan layanan terhadap pasien. Di
bawah ini merupakan daftar tanggapan yang masuk dalam kategori caring
perawat. Mohon dibaca setiap kalimat dan tunjukkan jika anda setuju atau tidak
setuju bahwa kalimat tersebut menunjukkan caring perawat.
Gunakan skala yang tersedia untuk memilih jawaban. Check (√ ) angka yang anda
pilih setelah membaca masing-masing item
STS = sangat tidak setuju (1)
TS = tidak setuju (2)
S = setuju (3)
SS = sangat setuju (4)
No PERNYATAAN STS TS S SS
1 Dengan penuh perhatian mendengarkan keluhan pasien
2 Memberikan intruksi atau membimbing pasien
3 Memperlakukan pasien sebagai individu
4 Memberikan waktu untuk pasien
5 Memberikan sentuhan terapeuntik pada pasien untuk menyampaikan
caring
6 Memberikan harapan dan semangat terhadap pasien
7 Memberikan informasi lengkap mengenai keadaan pasien sehingga
dia dapat mengambil keputusan
8 Menunjukkan rasa hormat kepada pasien
9 Memberikan dukungan terhadap pasien
10 Memanggil pasien dengan nama yang dia inginkan
11 Bersikap jujur tentang penyakit pasien
12 Mempercayai keluhan yang diungkapkan
13 Berempati terhadap permasalahan pasien
14 Membantu pasien meningkatkan kesehatannya
15 Membantu pasien merasa nyaman secara fisik atau emosional
16 Peka terhadap keadan pasien
17 Sabar dan tidak mengenal lelah dalam melayani pasien
18 Membantu pasien
19 Mengetahui bagaimana cara memberikan suntikan intravena dan
sebagainya
20 Pasien diri dalam melayani pasien
21 Menggunakan suara yang halus dan lembut saat berbicara dengan
pasien
22 Menunjukkan diri sebagai perawat yang ahli dan professional
23 Mengawasi pasien
24 Menggunakan alat yang di perlukan dengan tepat
25 Merasa senang bersama pasien
26 Mengijinkan pasien mengungkapkan perasaannya tentang penyakit
dan perawatan yang dilakukan
27 Meminta pendapat pasien dalam perawatan dirinya
28 Menjaga kerahasiaan informasi pasien
29 Memastikan kehadiran
30 Memantau kondisi pasien secara sukarela
31 Berbicara dengan pasien
32 Mendorong pasien untuk memanggil perawat
33 Memenuhi kebutuhan dasar pasien baik uang diungkapkan secara
verbal maupun non verbal
34 Merespon panggilan pasien secara cepat
35 Menghormati pasien sebagai sesame
36 Membantu mengurangi nyeri pasien
37 Menunjukkan perhatian kepada pasien
38 Memberikan perawatan dan pemberian obat kepada pasien tepat
waktu
39 Memberikan perhatian khusus pada pasien saat pertama kali dirawat
di rumah sakit
40 Mengurangi masalah kesehatan pasien
41 Memprioritaskan kebutuhan pasien
42 Memeberikan perawatan fisik yang baik
KUESIONER B
KEPUASAN PASIEN MELALUI MUTU PELAYANAN
Kode Responden
JAWABAN
NO. PERNYATAAN KODE
STP TP P SP
Dimensi Reliability (Keandalan)
Perawat mampu menangani masalah
1 perawatan Anda dengan tepat dan
profesional.
Perawat memberikan informasi tentang
2 fasilitas yang tersedia, cara penggunaannya
dan tata tertib yang berlaku di RS.
Perawat memberitahu dengan jelas tentang
3 hal-hal yang harus dipatuhi dalam perawatan
Anda.
Perawat memberitahu dengan jelas tengang
4
hal-hal yang dilarang dalam perawat Anda
Ketepatan waktu perawat tiba di ruangan
5
ketika Anda membutuhkan.
Dimensi Assurance (Kepercayaan)
Perawat memberi perhatian terhadap keluhan
1
yang Anda rasakan.
Perawat dapat menjawab pertanyaan tentang
2 tindakan perawatan yang diberikan kepada
Anda.
Perawat jujur dalam memberikan informasi
3
tentang keadaan Anda.
Perawat selalu memberi salam dan senyum
4
ketika bertemu dengan Anda.
Perawat teliti dan terampil dalam
5 melaksanakan tindakan keperawatan kepada
Anda.
Dimensi tangibles (Kenyataan)
Pearawt memberi informasi tentang
1 administrasi yang berlaku bagi pasien rawat
inap di RS.
Perawat selalu menjaga kebersihan dan
2
kerapian ruangan yang anda tempati.
Perawat menjaga kebersihan dan
3 kelengkapan alat-alat kesehatan yang
digunakan
Perawat menjaga kebersihan dan
4 kelengkapan fasilitas kamar mandi dan
toilet.
Perawat selalu menjaga kerapian dan
5
penampilannya
Dimensi empaty (Empati)
Perawat memberikan informasi kepada Anda
1 tentang segala tindakan perawatan yang akan
dilaksanakan
Perawat mudah ditemui dan dihubungi bila
2
Anda membutuhkan
Perawat sering menengok dan memeriksa
3 keadaan Anda seperti mengukur tensi, suhu,
nadi, pernafasan dan cairan infus
Pelayanan yang diberikan perawat tidak
4 memandang pangkat/status tapi berdasarkan
kondisi Anda
Perawat perhatian dan memberi dukungan
moril terhadap keadaan Anda (menanyakan
5
dan berbincang-bincang tentang keadaan
Anda)
Dimensi Responsiveness (Tanggung Jawab)
Perawat bersedia menawarkan bantuan
1 kepada Anda ketika mengalami kesulitan
walaupun tanpa diminta.
2 Perawat segera menangani Anda ketika
sampai di ruang rawat inap
Perawat menyediakan waktu khusus untuk
3 membantu Anda berjalan, BAB, BAK, ganti
posisi tidur dan lain-lain
Perawat membantu Anda untuk memperoleh
4
obat
Perawat membantu Anda untuk
5 melaksanakan pelayanan foto dan
laboratorium di RS ini
Lampiran 4
HASIL OLAH DATA (SPSS)
Hubungan Perilaku Caring Perawat Dengan Kepuasan Pasien Di Ruang Rawat Inap RSUD Labuang Baji Makassar
JENIS
No KEPUASAN PASIEN PEND.TE PEKERJA
Total Kode KELAMI Umur
Responden X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16 X17 X18 X19 X20 X21 X22 X23 X24 X25 RAKHIR AN
N
1 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 2 2 3 62 2 1 6 1 4
2 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 62 2 1 6 2 3
3 3 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 3 60 2 2 5 3 3
4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 2 2 3 2 2 2 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 80 1 1 4 2 3
5 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3 2 61 2 1 4 3 2
6 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 90 1 2 6 2 2
7 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 2 3 4 86 1 1 6 1 4
8 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 2 3 4 4 3 4 3 4 3 88 1 2 6 1 2
9 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 2 4 3 86 1 1 4 4 1
10 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 2 3 4 84 1 2 4 4 1
11 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 2 4 3 85 1 2 4 2 3
12 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 2 4 4 4 82 1 1 6 1 4
13 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 2 3 4 83 1 1 5 3 4
14 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 81 1 2 5 2 3
15 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 2 3 82 1 2 4 4 1
16 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 2 3 3 80 1 2 3 5 4
17 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 4 3 3 4 3 2 3 3 75 1 2 4 5 3
18 3 3 3 3 3 4 3 2 4 3 3 2 4 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 4 72 1 1 5 3 3
19 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 2 3 3 79 1 2 4 4 1
20 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 2 3 3 82 1 1 2 5 4
21 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 83 1 2 4 3 2
22 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 2 3 3 3 4 3 3 3 4 2 3 3 76 1 2 6 1 2
23 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 2 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 2 3 83 1 2 2 3 4
24 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 2 3 3 81 1 1 6 2 3
25 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 88 1 1 6 2 2
26 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 2 79 1 1 2 3 4
27 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 2 3 81 1 1 3 3 3
28 3 3 2 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 2 4 3 81 1 2 6 1 4
29 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 61 2 1 6 5 2
30 2 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 3 2 3 62 2 1 6 2 4
31 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 2 4 3 74 1 1 4 2 4
32 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 2 3 80 1 2 2 5 3
33 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 80 1 2 6 2 2
34 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 2 4 3 3 3 3 3 4 3 2 4 4 82 1 1 3 3 4
35 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 83 1 2 4 3 2
36 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 91 1 1 6 1 2
37 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 100 1 1 4 5 1
38 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 76 1 2 5 1 2
39 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 3 61 2 2 3 3 2
40 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 2 4 3 3 4 3 4 3 3 81 1 1 6 3 4
41 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 94 1 1 6 1 2
42 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 1 4 4 95 1 1 4 3 3
43 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 4 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 60 2 1 4 3 1
44 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 2 4 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 73 1 2 5 2 1
45 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 2 3 4 3 2 3 3 3 4 86 1 1 4 3 2
Frequency Table
Usia
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 17-25 Tahun 7 13.2 15.6 15.6
26-35 Tahun 14 26.4 31.1 46.7
36-45 Tahun 11 20.8 24.4 71.1
46-55 Tahun 13 24.5 28.9 100.0
Total 45 84.9 100.0
Missing System 8 15.1
Total 53 100.0
Jenis Kelamin
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Laki-laki 25 47.2 55.6 55.6
Perempuan 20 37.7 44.4 100.0
Total 45 84.9 100.0
Missing System 8 15.1
Total 53 100.0
Pendidikan
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Tamat SD 4 7.5 8.9 8.9
Tamat SMP 4 7.5 8.9 17.8
Tamat SMA 15 28.3 33.3 51.1
Tamat 6 11.3 13.3 64.4
Diploma
Tamat Sarjana 16 30.2 35.6 100.0
Total 45 84.9 100.0
Missing System 8 15.1
Total 53 100.0
Pekerjaan
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid PNS 9 17.0 20.0 20.0
Pegawai Swasta 11 20.8 24.4 44.4
Wiraswasta 15 28.3 33.3 77.8
Pelajar/ 4 7.5 8.9 86.7
Mahasiswa
Lainnya 6 11.3 13.3 100.0
Total 45 84.9 100.0
Missing System 8 15.1
Total 53 100.0
Frequency Table
KEPUASAN PASIEN
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid PUAS >63 37 82.2 82.2 82.2
TIDAK PUAS
8 17.8 17.8 100.0
<63
Total 45 100.0 100.0
CARING PERAWAT
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid CARING >105 39 86.7 86.7 86.7
TIDAK CARING
6 13.3 13.3 100.0
<105
Total 45 100.0 100.0
CARING PERAWAT * KEPUASAN PASIEN Crosstabulation
KEPUASAN PASIEN
PUAS >63 TIDAK PUAS <63 Total
CARING CARING >105 Count 35 4 39
PERAWAT Expected Count 32.1 6.9 39.0
% within CARING PERAWAT 89.7% 10.3% 100.0%
% within KEPUASAN PASIEN 94.6% 50.0% 86.7%
% of Total 77.8% 8.9% 86.7%
TIDAK CARING <105 Count 2 4 6
Expected Count 4.9 1.1 6.0
% within CARING PERAWAT 33.3% 66.7% 100.0%
% within KEPUASAN PASIEN 5.4% 50.0% 13.3%
% of Total 4.4% 8.9% 13.3%
Total Count 37 8 45
Expected Count 37.0 8.0 45.0
% within CARING PERAWAT 82.2% 17.8% 100.0%
% within KEPUASAN PASIEN 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 82.2% 17.8% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df (2-sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 11.320a 1 .001
Continuity Correctionb 7.790 1 .005
Likelihood Ratio 8.689 1 .003
Fisher's Exact Test .006 .006
Linear-by-Linear
11.069 1 .001
Association
N of Valid Cases 45
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.07.
b. Computed only for a 2x2 table
A. Identitas
Nama : Ika Puspita Pratiwi
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/Tanggal Lahir : Watampone, 29 Maret 2000
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Indonesia
Asal : Watampone, Sulawesi Selatan
Alamat : Daya, Jl. Lanraki
E-Mail : ikapuspitapratiwi00@gmail.com
No. HP : 081244933117
B. Pendidikan
1. SD Negeri 14 Biru : 2005-2011
2. SMP Negeri 6 Watampone : 2011-2014
3. SMA Negeri 2 Watampone : 2014-2017
4. DIII Akper Batari Tojawatampoone : 2021.
5. Sementara mengikuti pendidikan S1 Keperawatan STIKES Nani
Hasanuddin Makassar Tahun 2021 - sekarang.